You are on page 1of 22

Jurnal Agribisnis Terpadu

Vol. 14 No. 1 Juni 2021: 115-136

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN MELALUI TEMU


TUGAS PENELITI – PENYULUH DI PROVINSI SULAWESI
TENGAH

Herawati1*, Asnidar1, Saidah1


1
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah, Jl. Poros Palu Kulawi KM 17
Desa Maku Kec Dolo Kab. Sigi Telp (0451)-482546
*
Email: herawatiwati98@yahoo.co.id / Hp. 081354243360

ABSTRACT

This research is entitled Efforts to Increase Knowledge through a Researcher-


Extension Team in South Sulawesi Province. The objectives of this study were 1) to find
out the technical and economic knowledge of researchers - Balitbangtan extension agents
- Local Government about the material presented. 2) Exploring feedback on the
application of technology from the BPTP assessment that has the potential to be
developed in potential areas. 3) Increasing promotion, technology transfer,
dissemination, adoption of innovation/ technology package results from the BPTP
assessment and coordination of the implementation of joint tasks, and 4) Inventory of
responses / opinions of training participants on the implementation of training. This
research method used a questionnaire survey method to the task meeting participants,
then the data obtained were analyzed descriptively and continued with the Wilcoxon
Match Pairs Test. The Wilcoxon Match Pairs Test shows that the asymp.sig (2-tailed)
value of 0.000 is smaller than 0.05, so it can be concluded that training has an effect on
increasing extension knowledge of the materials provided at the Balitbangtan-
Government Research and Development Gathering. Regional (Pemda), namely an
increase in the knowledge of participants after the Task Meeting meeting was held.

Keywords: task meeting, researcher-extension

ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Upaya Peningkatan Pengetahuan melalui Temu Tugas
Peneliti-Penyuluh di Provinsi Sulawesi Selatan. Tujuan penelitian ini adalah 1)
mengetahui pengetahuan teknis dan ekonomi peneliti - penyuluh Balitbangtan – Pemda
tentang materi yang disampaikan. 2) Menggali umpan balik mengenai penerapan
teknologi hasil pengkajian BPTP yang berpotensi untuk dikembangkan di wilayah
potensial. 3) Meningkatkan promosi, alih teknologi, diseminasi, adopsi inovasi/paket
teknologi hasil pengkajian BPTP dan koordinasi pelaksanaan tugas bersama, dan 4)
Menginventarisir Tanggapan/pendapat penyuluh pertanian peserta pelatihan terhadap
penyelenggaraan pelatihan. Metode penelitian ini menggunakan metode survey kuesioner
terhadap peserta temu tugas, kemudian data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif
dan dilanjutkan dengan uji Wilcoxon Match Pairs Test. Uji Wilcoxon Match Pairs Test
menunjukkan bahwa nilai asymp.sig (2-tailed) 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka dapat
Upaya Peningkatan Pengetahuan Melalui Temu Tugas Peneliti – Penyuluh di Provinsi Sulawesi Tengah
(Herawati et al.) | 115
Jurnal Agribisnis Terpadu
Vol. 14 No. 1 Juni 2021: 115-136

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

disimpulkan bahwa pelatihan memberi pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan


penyuluh terhadap materi-materi yang diberikan pada kegiatan Temu Tugas Peneliti-
Penyuluh Balitbangtan-Pemerintah Daerah (Pemda) yaitu terjadi peningkatan
pengetahuan peserta setelah dilaksanakannya pertemuan Temu Tugas.

Kata Kunci: temu tugas, peneliti-penyuluh

PENDAHULUAN berpotensi pada variasi komoditas,


juga berkendala pada efisiensi pasar.
Latar Belakang
Pengelolaan potensi yang tepat
Sektor pertanian merupakan adalah jalan terbaik, karena tanpa
sektor penting dan strategis dalam memperhitungkan potensi yang
pembangunan ekonomi nasional. dimiliki oleh masing-masing daerah
Peran strategis sektor pertanian maka pengembangan pembangunan
digambarkan dalam kontribusi sektor dan pendapatan daerah tidak akan
pertanian yang luas yaitu sebagai mencapai hasil yang optimal atau
penyedia bahan pangan dan bahan sesuai dengan yang diharapkan.
baku industri, penyumbang PDB, Peran lembaga penelitian
penghasil devisa negara, penyerap termasuk Badan Penelitian dan
tenaga kerja, serta sumber utama Pengembangan Pertanian dalam
pendapatan rumah tangga perdesaan. sistem inovasi pertanian nasional
Mengingat peran penting dan adalah 1) menemukan atau
strategis pertanian tersebut maka menciptakan inovasi pertanian maju
dibutuhkan langkah pembangunan dan strategis; 2) mengadaptasikannya
dan pengembangan sektor pertanian menjadi tepat guna spesifik pemakai
yang terpadu serta berkelanjutan. dan lokasi; dan 3) menginformasikan
Sulawesi Tengah dan menyediakan materi dasar
merupakan salah satu propinsi yang inovasi/teknologi. BPTP memiliki
memiliki keragaman potensi sumber peran strategis dan salah satu ujung
daya alam dan tingkat pertumbuhan tombak dan lokomotif dalam
yang beragam. Wilayah yang luas penyediaan teknologi pertanian
dengan topografi bervariasi selain

Upaya Peningkatan Pengetahuan Melalui Temu Tugas Peneliti – Penyuluh di Provinsi Sulawesi Tengah
(Herawati et al.) | 116
Jurnal Agribisnis Terpadu
Vol. 14 No. 1 Juni 2021: 115-136

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

hingga ke pengguna di tingkat berkedudukan di provinsi. Tugas dan


provinsi. fungsi BPTP adalah melaksanakan
Melalui pembentukan BPTP kegiatan pengkajian dan perakitan
disetiap provinsi, Badan Litbang paket teknologi tepat guna spesifik
pertanian telah mereorientasi lokasi. Diharapkan keberadaan BPTP
kebijakan penelitian dari bersifat ini mampu menjembatani antara
sentralistik menjadi desentralistik. lembaga penelitian sebagai penghasil
Reorientasi kebijakan tersebut teknologi, dengan petani dan
didasari atas kenyataan bahwa proses stakeholder sebagai pengguna
alih teknologi dari lembaga teknologi.
penelitian ke pengguna akhir, dalam Tugas utama Balai
hal ini kepetani dinilai masih Pengkajian Teknologi Pertanian
lamban. Hal ini disebabkan, belum (BPTP) melaksanakan kegiatan
adanya lembaga yang mampu penelitian komoditas, pengkajian dan
menjembatani antara lembaga perakitan teknologi tepat guna
penelitian sebagai penghasil spesifik lokasi, selain itu BPTP
teknologi, dengan petani dan swasta mempunyai peran untuk
sebagai pengguna teknologi, menyelenggarakan enam fungsi
sehingga timbul kesan bahwa Badan seperti diatur dalam SK Mentan
Litbang Pertanian kurang menyentuh 798/KPTS/OT/210/12/94. Salah satu
kepentingan petani. Guna fungsi yang harus dijalankan BPTP
mengurangi terjadinya kesenjangan adalah penyampaian paket 2
teknologi, antara teknologi hasil teknologi hasil pengujian dan
Badan Litbang Pertanian, dengan perakitan sebagai bahan/ materi
teknologi yang diterapkan petani, penyuluhan. Implementasi dari
Badan Litbang Pertanian melalui SK fungsi tersebut tertuang pula sebagai
Mentan No798/KPTS/OT/210/12/94 salah satu misi yang dijalankan
tanggal 13 Desember 1994, BPTP yaitu “mempercepat transfer
membentuk Balai Pengkajian teknologi kepada pengguna (Badan
Teknologi Pertanian (BPTP) yang Litbang Pertanian, 1999).

Upaya Peningkatan Pengetahuan Melalui Temu Tugas Peneliti – Penyuluh di Provinsi Sulawesi Tengah
(Herawati et al.) | 117
Jurnal Agribisnis Terpadu
Vol. 14 No. 1 Juni 2021: 115-136

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

Tujuan dan Keluaran ekonomi peneliti - penyuluh


Balitbangtan – Pemda tentang
Tujuan kegiatan adalah untuk
materi yang disampaikan.
mengetahui:
b. Umpan balik yang diperlukan
a. Menginformasikan dan
dalam upaya penerapan
meningkatkan pengetahuan
teknologi hasil pengkajian
pengetahuan teknis dan
BPTP yang berpotensi untuk
ekonomi peneliti - penyuluh
dikembangkan di wilayah
Balitbangtan– Pemda tentang
potensial.
materi yang disampaikan.
c. Saran mengenai adaptasi
b. Menggali umpan balik
inovasi/ paket teknologi hasil
mengenai penerapan
pengkajian BPTP dan
teknologi hasil pengkajian
koordinasi pelaksanaan tugas
BPTP yang berpotensi untuk
bersama. inovasi/paket
dikembangkan di wilayah
teknologi hasil pengkajian
potensial.
BPTP dan koordinasi
c. Meningkatkan promosi, alih
pelaksanaan tugas bersama.
teknologi, diseminasi, adopsi
Meningkatnya promosi, alih
inovasi/ paket teknologi hasil
teknologi, diseminasi dan
pengkajian BPTP dan
adopsi inovasi/ paket
koordinasi pelaksanaan tugas
teknologi hasil kajian.
bersama.
d. Tanggapan/ pendapat
d. Tanggapan/ pendapat
penyuluh pertanian peserta
penyuluh pertanian peserta
pelatihan terhadap
pelatihan terhadap
penyelenggaraan pelatihan.
penyelenggaraan pelatihan.
METODE
Keluaran yang diharapkan
adalah: Waktu dan Tempat
a. Dipahaminya pengetahuan
Kegiatan Temu Tugas
pengetahuan teknis dan
Peneliti-Penyuluh Balitbangtan-

Upaya Peningkatan Pengetahuan Melalui Temu Tugas Peneliti – Penyuluh di Provinsi Sulawesi Tengah
(Herawati et al.) | 118
Jurnal Agribisnis Terpadu
Vol. 14 No. 1 Juni 2021: 115-136

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

Pemda dilaksanakan selama 2 hari. yang terdiri dari peneliti, penyuluh


Hari pertama Senin tanggal 17 BPTP Balitbangtan Sulawesi
Februari 2020 di Aula Dinas Tengah, penyuluh kostratani,
Tanaman Pangan dan Hortikultura koordinator penyuluh kostrada,
(TPH) Provinsi Sulawesi Tengah. penyuluh/ penanggung jawab
Hari kedua tanggal 18 Februari 2020 kegiatan Uji Adaptasi Spesifik
di Aula UPT Diklat Pertanian Daerah Lokasi 4 kabupaten yaitu Kabupaten
Provinsi Sulawesi Tengah Desa Sigi, Donggala, Parigi Moutong dan
Sidera Kabupaten Sigi. Poso serta penyuluh Provinsi baik di
Dinas TPH mapun Dinas Peternakan
Jumlah dan Asal Peserta
dan Perkebunan Provinsi Sulawesi
Jumlah peserta kegiatan Tengah. Secara rinci jumlah dan asal
Temu Tugas ini sebanyak 112 orang instansi peserta pada Tabel 1.

Tabel 1. Peserta bimbingan teknis peningkatan kapasitas penyuluh


No. Instansi Asal Jumlah (orang)
1. BPTP Sulawesi Tengah
- Peneliti 38
- Penyuluh 12
2. Penyuluh Tingkat Provinsi :
- Dinas Tanaman Pangan Hortikultura (TPH) 9
- Dinas Perkebunan dan Peternakan 10
- Dinas Pangan 1
3. Penyuluh Tingkat Kota/Kabupaten/Kecamatan :
- Kostrada 7
- Kostratani 25
- Penanggung jawab Uji Adaptasi BPP 4
- Koordinator Penyuluh 4 lokasi adaptasi 4
- Penyuluh Kota Palu Kegiatan BPTP 2
Jumlah 112

Materi dan Narasumber (BBP2TP) dan BPTP Balitbangtan


Sulawesi Tengah serta Dinas
Narasumber pada kegiatan
Tanaman Pangan dan Hotikultura
Temu Tugas Peneliti-Penyuluh
Provinsi Sulawesi Tengah. Secara
Balitbangtan-Pemda berasal dari
rinci judul materi yang disampaikan
Balai Besar Pengkajian dan
narasumber pada Tabel 2.
Pengembangan Teknologi Pertanian

Upaya Peningkatan Pengetahuan Melalui Temu Tugas Peneliti – Penyuluh di Provinsi Sulawesi Tengah
(Herawati et al.) | 119
Jurnal Agribisnis Terpadu
Vol. 14 No. 1 Juni 2021: 115-136

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

Tabel 2. Judul materi, narasumber dan institusi narasumber Temu Tugas


Peneliti-Penyuluh-Pemda tahun 2020
No Materi Narasumber Institusi
1. Peran dan Dukungan Pemda dalam Kadis Ir. Trie Iriani Dinas TPH
Program Konstratani Lamakampali MP Provinsi
2. Peran dan Dukungan Balitbangtan/ BPTP Kepala BPTP Dr. Ir. Fery BPTP
dalam Program Konstratani Fahrudin Munier, MSc Sulteng
3. Keterkaitan Peneliti dan Penyuluh dalam Ir. R. Sad Hutomo Pribadi BBP2TP
Perakitan, Diseminasi dan Implementasi MSi
Inovasi Teknologi Spesifik Lokasi
4. Dr. Ir. Syafruddin MP BPTP
Teknologi Jajar Legowo Super
Sulteng
5. Teknologi Budidaya Tanaman Jagung Muh. Afif Juradi SP. MP BPTP
Berdaya Hasil Tinggi Sulteng
6. Teknik Pengambilan Data Agronomis Hamka Biolan, SP BPTP
Tanaman Padi dan Jagung serta Analisis Sulteng
7. Metode Pengambilan dan Analisis Data Heni SP Rahayu, SP. MSi. BPTP
Sosial Ekonomi Kegiatan Penyuluhan dan Ph.D Sulteng
Pengkajian
8. Teknik Penyusunan Laporan dan Rencana Ir. Saidah MP BPTP
Tindak Lanjut (RTL) Sulteng

Metode Pelaksanaan teknis terkait yang bertujuan


untuk mensosialisasikan
Secara umum pelaksanaan
rencana kegiatan yang akan
kegiatan melalui beberapa tahapan
dilaksanakan. Selain itu, juga
sebagai berikut:
untuk sinkronisasi
a. Persiapan
penyelenggaraan penyuluhan
Meliputi rapat tim pelaksana
dengan tingkat daerah agar
kegiatan Temu Tugas berupa
kegiatan dilaksanakaan oleh
pertemuan internal BPTP
BPTP Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah yang
nantinya dapat bersinergi
membahas hal-hal teknis
dengan program penyuluhan
maupun non teknis
di tingkat daerah. Koordinasi
menyangkut pelaksanaan
dengan Dinas Pertanian
kegiatan.
Provinsi untuk: (1)
b. Koordinasi
mengkomunikasikan rencana
Dilakukan oleh tim pelaksana
kegiatan Temu Tugas dalam
kegiatan ke dinas/ instansi
rangka mendukung
Upaya Peningkatan Pengetahuan Melalui Temu Tugas Peneliti – Penyuluh di Provinsi Sulawesi Tengah
(Herawati et al.) | 120
Jurnal Agribisnis Terpadu
Vol. 14 No. 1 Juni 2021: 115-136

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

konstratani; (b) mendapatkan narasumber yang kompeten.


data BPP lokasi kegiatan uji Pembahasan tentang materi
adaptasi spesifik lokasi/ meliputi:
demplot/ demfarm tahun - Materi yaitu (a) inovasi
2020 (baik di lokasi teknologi untuk kegiatan uji
konstratani maupun di luar adaptasi spesifik lokasi
lokasi konstratani). berupa demplot padi dan
Melakukan komunikasi jagung di empat kabupaten
dengan kabupaten dan BPP yaitu Kabupaten Sigi,
lokasi uji adaptasi/ demplot/ Donggala, Parigi Moutong
demfarm untuk mengundang dan Poso di masing-masing
sekaligus menyampaikan/ BPP yaitu BPP Bahagia
mendapatkan data potensi Palolo, BPP Banawa Selatan,
komoditas unggulan di BPP Parigi Selatan, BPP
wilayah BPP bersangkutan, Pamona Selatan; (b) teknik
kondisi eksisting dari pengumpulan data dan
komoditas unggulan tersebut informasi kegiatan uji
dan permasalahan dalam adaptasi spesifik lokasi (data
pengembangan komoditas. agronomis, produktivitas,
c. Pertemuan Peneliti-Penyuluh persepsi, preferensi, respon
BPTP pengguna teknologi dan data
Melakukan pertemuan kelayakan analisis finansial)
peneliti dan penyuluh lingkup serta materi lain yang relevan.
Balitbangtan guna - Metode yang digunakan
menindaklanjuti data adalah pemaparan materi,
informasi yang diperoleh diskusi dan praktek
untuk membahas dan - Output dari kegiatan ini
merumuskan teknologi/ adalah ranvangan komponen
inovasi yang akan menjadi inovasi teknologi yang akan
materi Temu Tugas serta diterapkan pada kegiatan

Upaya Peningkatan Pengetahuan Melalui Temu Tugas Peneliti – Penyuluh di Provinsi Sulawesi Tengah
(Herawati et al.) | 121
Jurnal Agribisnis Terpadu
Vol. 14 No. 1 Juni 2021: 115-136

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

demplot/demfarm uji adaptasi mengevaluasi tentang materi-


spesifik lokasi materi yang disampaikan dan
d. Pembentukan Panitia penyelenggaraan kegiatan.
Pelaksana Metode evaluasi penyuluhan
Panitia pelaksana kegiatan dilakukan dengan cara
Temu Tugas ini dibentuk dan melaksanakan survei pretest
ditetapkan berdasarkan Surat dan posttest menggunakan
Keputusan Kepala BPTP kuisioner kepada peserta.
Sulawesi Tengah T.A 2020 Kegiatan pretest tersebut
sebagaimana terlampir. dilaksanakan sebelum materi
e. Pelaksanaan kegiatan pelatihan diberikan dan
Kegiatan ini dilaksanakan kegiatan posttest dalam
selama 2 hari, Hari Pertama: rangka evaluasi penyuluhan
Senin 17 Februari 2020 di pertanian dilaksanakan
Aula Dinas Tanaman Pangan setelah semua materi
dan Hortikultura Provinsi pelatihan diberikan.
Sulawesi Tengah dan Selasa Responden kegiatan evaluasi
18 Februari 2020 di Aula penyuluhan pertanian adalah
UPT Diklat Pertanian Daerah seluruh peserta kegiatan
Provinsi Sulawesi Tengah, Temu Tugas Peneliti-
Desa Sidera Kabupaten Sigi. Penyuluh Balitbangtan-
f. Evaluasi kegiatan Penyuluh Pemda berjumlah
Kegiatan evaluasi penyuluhan 50 orang terdiri dari peneliti,
pertanian tentang penyuluh BPTP Balitbangtan
penyelenggaraan Temu Tugas Sulawesi Tengah, penyuluh
Peneliti-Penyuluh dari 25 kostratani, 7
Balitbangtan-Penyuluh koordinator penyuluh
Pemda dilaksanakan dengan kostrada,
menggunakan pendekatan penyuluh/penanggung jawab
true experimental yaitu kegiatan Uji Adaptasi

Upaya Peningkatan Pengetahuan Melalui Temu Tugas Peneliti – Penyuluh di Provinsi Sulawesi Tengah
(Herawati et al.) | 122
Jurnal Agribisnis Terpadu
Vol. 14 No. 1 Juni 2021: 115-136

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

Spesifik Lokasi 4 kabupaten, dilanjutkan dengan uji Wilcoxon


penyuluh Dinas TPH maupun Match Pairs Test (Suliyanto, 2014
Dinas Peternakan dan dan S. Siegel, 1992). Jika nilai
Perkebunan Provinsi asymp.sig (2-tailed) < 0,05 maka
Sulawesi Tengah. dapat disimpulkan bahwa pelatihan
Data yang dikumpulkan memberi pengaruh terhadap
meliputi tingkat pengetahuan peningkatan kapasitas penyuluh,
terhadap materi-materi yang namun jika asymp.sig (2-tailed) >
disampaikan pada kegiatan temu 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
tugas tersebut dan tanggapan/ pelatihan tidak memberi pengaruh
pendapat peserta terhadap terhadap peningkatan kapasitas
penyelenggaraan kegiatan. Data penyuluh, dengan formula:
diambil sebanyak dua kali melalui
kegiatan tes awal (pretest) yang
dilakukan sebelum pelatihan dan
dilaksanakan tes akhir (posttest) Keterangan:
setelah pelatihan dengan jumlah z = Nilai z Hitung
pertanyaan sebanyak 10 soal. Untuk T = Peringkat pada nilai terkecil
mengetahui perubahan peningkatan N = Jumlah Pengamatan
pengetahuan setiap jawaban benar
HASIL KEGIATAN
diberikan nilai 10 (sepuluh) dan
salah diberi nilai 0 (nol), sehingga Pelaksanaan Temu Tugas
nilai tertinggi untuk 10 soal adalah
Secara teknis penyampaian
100 dan terendah 0, dengan kategori
materi inovasi teknologi pertanian
sebagai berikut: 81-100 (Sangat
oleh para narasumber dilakukan
Tinggi), 61-80 (Tinggi), 41-60
dengan metode ceramah dan diskusi
(Sedang), 21-40 (Kurang), dan 0-20
dengan dipandu oleh moderator.
(Sangat Kurang).
Setiap narasumber
Data yang diperoleh
mempresentasikan 1 (satu) judul
dianalisis secara deskriptif dan
materi (Tabel 2) dengan durasi

Upaya Peningkatan Pengetahuan Melalui Temu Tugas Peneliti – Penyuluh di Provinsi Sulawesi Tengah
(Herawati et al.) | 123
Jurnal Agribisnis Terpadu
Vol. 14 No. 1 Juni 2021: 115-136

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

masing-masing 1,5 jam. Secara aplikasi android. Kegiatan Temu


keseluruhan penyampaian materi Tugas ini diakhiri dengan penutupan
dibagi 2 (dua) panel, yakni; panel I secaa resmi oleh Kepala BPTP
sebanyak 3 (tiga) materi dan panel II didampingi oleh Kasie KSPP, Ketua
sebanyak 2 (dua) materi. Sesi diskusi Program dan Penanggung jawab
dilakukan setelah presentasi oleh kegiatan.
narasumber.
Karakteristik Peserta Temu
Materi yang memiliki praktek
Teknis
disampaikan pada sesi II setelah jam
istrahat namun tetap dilakukan di Berdasarkan hasil
ruangan karena meteri analisis sosial pengumpulan data pada kegiatan
ekonomi dan penyuluhan praktek temu tugas diperoleh informasi
menggunakan laptop masing-masing karakteristik responden seperti umur,
peserta dan untuk praktek tingkat pendidikan formal dan
pengukuran menggunakan tanaman jabatan fungsional/non fungisonal
padi dan jagung yang dimasukkan ke dan lama bekerja di instansinya pada
dalam ember besar dan penggunaan Tabel 3.

Tabel 3. Karakteristik peserta Temu Tugas Peneliti-Penyuluh Balitbangtan


Pemerintah Daerah tahun 2020
n = 53
Karakteristik/ Kategori
(orang) (%)
Umur
27 – 37 10 18,9
38 – 48 Rata-rata 45,35 tahun 27 50,9
49 – 59 16 30,2
Pendidikan:
SLTA - DIII 5 9,4
Sarjana (S1) Rata-rata S1 38 71,7
Magister (S2) 9 17,0
Doktor (S3) 1 1,9
Lama/pengalaman bekerja di instansi:
1 – 12,9 tahun 24 4,3
13 – 24,9 tahun Rata-rata 15,9 tahun 15 28,3
25 – 37,0 tahun 14 26,4
Jabatan Fungsional:
Peneliti 6 11,3
Penyuluh 46 86,8
Fungsional lainnya 1 1,9
Sumber: Data diolah, 2020.

Upaya Peningkatan Pengetahuan Melalui Temu Tugas Peneliti – Penyuluh di Provinsi Sulawesi Tengah
(Herawati et al.) | 124
Jurnal Agribisnis Terpadu
Vol. 14 No. 1 Juni 2021: 115-136

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

2016). Senada dengan Hendrayani et


Umur responden pada
al. (2009) menyatakan bahwa
kegiatan temu teknis bervariasi
semakin tinggi tingkat pendidikan
antara 28–55 tahun dapat
seseorang akan semakin tinggi pula
dikategorikan sebagai responden
daya serap teknologi dan semakin
dengan usia produktif yang
cepat untuk menerima inovasi yang
cenderung memiliki semangat untuk
datang dari luar dan begitu juga
ingin tahu hal yang belum diketahui.
sebaliknya.
Umur seseorang berkaitan erat
dengan kematangan psikologis dan Hasil wawancara mendalam
kemampuan fisiologisnya, diketahui bahwa keragaman tingkat
berpengaruh terhadap sikap pendidikan formal ini terkait dengan
mempelajari, memahami dan beragamnya kemampuan (finansial)
mengadopsi inovasi dalam suatu dan kesempatan responden untuk
usaha, peningkatan produktivitas dan mengikuti pendidikan formal,
kemampuan fisik bekerja serta cara khususnya bagi responden fungsional
berfikir. penyuluh. Kenyataan menunjukkan
bahwa untuk melanjutkan pendidikan
Responden pada kegiatan
formal seperti program beasiswa atau
temu tugas memiliki tingkat
tugas belajar masih sangat terbatas.
pendidikan formal yang beragam,
Biaya untuk melanjutkan pendidikan
yakni dari tingkat pendidikan SLTA,
formal ke jenjang yang lebih tinggi
DIII, S1, S2 dan S3 dengan
harus ditanggung oleh penyuluh yang
persentase pendidikan terbesar pada
bersangkutan. Hal ini menjadi
S1, sehingga responden dapat
pekerjaan rumah bagi pemerintah
dikategorikan berpendidikan tinggi
pusat maupun daerah dan lembaga
karena mengenyam pendidikan lebih
penyuluhan untuk meningkatkan
dari 15 tahun. Semakin lama
sumber daya manusia (SDM)
seseorang mengenyam pendidikan
penyuluh sesuai dengan amanat
maka akan semakin rasional dan
Undang-undang Nomor 16 Tahun
relatif lebih baik dalam berpikir dan
bertindak (Mulijanti dan Sinaga,

Upaya Peningkatan Pengetahuan Melalui Temu Tugas Peneliti – Penyuluh di Provinsi Sulawesi Tengah
(Herawati et al.) | 125
Jurnal Agribisnis Terpadu
Vol. 14 No. 1 Juni 2021: 115-136

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

2006 tentang Sistem Penyuluhan Balitbangtan-Pemda menggunakan


Pertanian. metode survey kuesioner terhadap
Adapun jabatan fungsional/non peserta temu tugas. Data yang
fungsional peserta temu tugas yang dikumpulkan terdiri dari data respon
menjadi responden merupakan peserta terhadap penyelenggaraan
peneliti BPTP, penyuluh BPTP dan kegiatan temu tugas meliputi aspek;
penyuluh daerah (provinsi dan 1) materi; 2) alokasi waktu; 3)
kabupaten). Jabatan fungsional metode; 4) narasumber/fasilitator;
adalah jabatan berjenjang yang tidak dan 5) sarana prasarana, dan data
secara otomatis dapat disandang oleh peningkatan pengetahuan peserta
setiap peneliti dan penyuluh. Jabatan sebelum dan sesudah penyampaian
fungsional diperoleh melalui materi. Data ditabulasi sederhana dan
persyaratan yang telah ditetapkan dianalisis secara deskriptif kualitatif.
yaitu melalui pengumpulan sejumlah Hasil kajian evaluasi menunjukkan
nilai angka kredit dimana dalam bahwa materi yang disampaikan pada
penentuan angka peneliti dinilai pada temu tugas sesuai kebutuhan
kemampuan menulis ilmiah dan penyuluh dan stakeholders dalam
publikasi, sedangkan penyuluh pada mendukung kegiatan di lapangan,
frekuensi kegiatan-kegiatan yang serta metode penyampaian materi
diikuti. sesuai dan mudah dipahami peserta.
Secara spesifik pada aspek
Evaluasi Pelaksanaan Temu Tugas
materi dievaluasi (materi yang
Evaluasi terhadap disampaikan merupakan hal baru;
pelaksanaan kegiatan temu tugas ini membantu operasional kegiatan di
dilakukan untuk mengetahui respon lapangan; sesuai harapan peserta),
dan peningkatan pengetahuan peserta aspek metode pembelajaran (metode
temu teknis inovasi pertanian di dan media pengajaran; metode
Sulawesi Tengah. Evaluasi pembelajaran yang dilakukan
dilaksanakan pada kegiatan Temu narasumber; cara penyampaian
Tugas Peneliti-Penyuluh materi mudah dimengerti; metode

Upaya Peningkatan Pengetahuan Melalui Temu Tugas Peneliti – Penyuluh di Provinsi Sulawesi Tengah
(Herawati et al.) | 126
Jurnal Agribisnis Terpadu
Vol. 14 No. 1 Juni 2021: 115-136

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

yang dapat diimplementasikan di dan penyediaan alat-alat pendukung


lapangan), aspek jumlah dan jam lainnya. Respon peserta terhadap
materi; serta aspek lainnya seperti pelaksanaan kegiatan Temu Tugas
konsumsi, pelayanan panitia disajikan pada Tabel 4.
kegiatan, keadaan ruang pertemuan
Tabel 4. Respon peserta terhadap pelaksanaan kegiatan Temu Tugas Peneliti-
Penyuluh Balitbangtan-Pemerintah Daerah (Pemda) tahun 2020.
Pernyataan Variabel Bobot Penilaian Orang Persentase (%)
Materi sesuai kebutuhan Sesuai 36 92,31
Kurang Sesuai 3 7,69
Tidak Sesuai - -
Metode Pembelajaran Sesuai 33 84,62
Kurang Sesuai 6 15,38
Tidak Sesuai - -
Jumlah jam Materi Sesuai 35 89,74
Kurang Sesuai 4 10,26
Tidak Sesuai - -
Penyampaian Materi Mudah Dipahami 38 97,44
Kurang Mudah 1 2,56
Sulit Dipahami - -
Konsumsi Baik 39 100
Cukup - -
Kurang - -
Pelayanan panitia Baik 39 100
Cukup - -
Kurang - -
Keadaan ruang pertemuan Baik 36 92,31
Cukup 3 7,69
Kurang -
Penyediaan alat-alat Baik 39 100
pendukung Cukup - -
Kurang - -
Sumber: Data diolah, 2020.

Berdasarkan hasil disampaikan oleh narasumber dan


pengamatan menunjukkan bahwa analisis sosial ekonomi serta
secara keseluruhan peserta mengikuti pengamatan dan pengukuran
kegiatan dengan antusias, hal ini tanaman. Tabel 4 mengindikasikan
terlihat dari sikap menyimak materi bahwa seluruh aspek pada unsur
dan diskusi dengan penuh semangat. materi temu teknis memperoleh
Peserta menyatakan banyak penilaian sesuai. Sebagian besar
memperoleh informasi teknis inovasi peserta (92,31%) menyatakan materi
teknologi padi dan jagung yang sesuai kebutuhan oleh karena semua

Upaya Peningkatan Pengetahuan Melalui Temu Tugas Peneliti – Penyuluh di Provinsi Sulawesi Tengah
(Herawati et al.) | 127
Jurnal Agribisnis Terpadu
Vol. 14 No. 1 Juni 2021: 115-136

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

materi yang disampaikan dalam temu memperhatikan tujuan yang akan


teknis adalah terkait dengan dicapai dan situasi kerja.
program-program strategis Sebanyak 89,47% peserta
Kementerian Pertanian yang tidak menilai aspek jumlah jam materi
lain merupakan informasi-informasi pada kategori sesuai, sementara
yang sangat dibutuhkan oleh aspek penyampaian materi di respon
penyuluh dan stakeholders dalam peserta pada kategori mudah
mendukung kegiatan di lapangan. dipahami dan merupakan aspek
Van den Ban dan Hawkins, (1999) dengan nilai tertinggi yakni 97,44%.
menyatakan bahwa materi Hal ini diduga karena narasumber
penyuluhan yang tepat atau sesuai merupakan peneliti/ penyuluh yang
akan sangat mempengaruhi cepat ahli di bidangnya. Selain itu,
atau lambatnya respon dan narasumber juga mampu
penerimaan terhadap materi yang menyampaikan materi dengan bahasa
disampaikan. yang mudah dan memberikan contoh
Aspek metode pembelajaran sesuai dengan permasalahan di
direspon peserta pada kategori sesuai lapangan. Sugiarti (2013)
dengan nilai 84,62%. Hal ini menyatakan bahwa bahan ajar dan
memberi makna bahwa metode yang kemampuan menyampaikan materi
digunakan saat kegiatan temu tugas berpengaruh terhadap kualitas hasil
sudah memadai. Namun demikian, belajar.
dari hasil wawancara secara Pada aspek lainnya seperti
mendalam beberapa peserta konsumsi, pelayanan panitia dan
menyarankan adanya kombinasi penyediaan alat-alat pendukung
beberapa metode pembelajaran, lainnya selama pelaksanaan temu
misalnya pemutaran film pendek tugas dinilai baik (100%) oleh
hasil penerapan inovasi dan metode peserta. Hal ini dapat diartikan
peran. Menurut Mardikanto (2009) bahwa pelaksanaan kegiatan temu
bahwa memilih metode, khususnya tugas memberikan tingkat kepuasan
penyuluhan pertanian perlu yang relatif tinggi kepada peserta.

Upaya Peningkatan Pengetahuan Melalui Temu Tugas Peneliti – Penyuluh di Provinsi Sulawesi Tengah
(Herawati et al.) | 128
Jurnal Agribisnis Terpadu
Vol. 14 No. 1 Juni 2021: 115-136

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

Ismerisa (2013) menunjukkan bahwa Pengaruh Materi Temu Tugas


kualitas pelayanan berpengaruh terhadap Pengetahuan Peserta
secara signifikan terhadap kepuasan
Salah satu upaya dalam
pelanggan. Apabila pelayanan
meningkatkan kapasitas diri, baik
panitia sangat baik maka peserta
dalam pengetahuan, sikap dan
akan memperoleh kepuasan yang
keterampilan dapat melalui kegiatan
maksimal atas layanan tersebut,
pelatihan. Menurut Anwas (2013)
demikian pula sebaliknya.
bahwa dalam mengikuti pelatihan
Khusus pada variabel
tidak hanya mendapatkan
keadaan ruang pertemuan sebanyak
pengetahuan saja, namun dapat pula
92,31% peserta menilai baik. Nilai
berguna dalam aspek antara lain:
persentase tersebut dapat diartikan
berinteraksi dengan narasumber,
bahwa masih diperlukan peningkatan
berbagi (sharing) pengalaman
tempat belajar di kelas terutama pada
sesama penyuluh, memperoleh
aspek penataan ruang pertemuan.
energi baru (motivasi) untuk belajar
Penataan ruangan sangat penting
serta informasi terbaru lainnya yang
dalam menunjang proses
diperlukan dalam kegiatan
pembelajaran. Firdaus (2016)
penyuluhan.
menyatakan bahwa terdapat
Peningkatan pengetahuan
pengaruh yang signifikan antara
responden peserta diketahui melalui
penataan ruang kelas dengan prestasi
evaluasi pretest dan posttest. Pretest
belajar. Penataan ruang pertemuan
dilakukan sebelum materi diberikan
dan isinya seharusnya dapat
yang bertujuan untuk mengetahui
memudahkan terjadinya interaksi
tingkat pengetahuan responden
yang aktif antara narasumber dan
terhadap materi yang diberikan,
peserta serta mempertimbangkan
sedangkan posttest dilakukan setelah
keleluasaan pandangan, akses untuk
pemberian materi untuk mengukur
bergerak, fleksibilitas dan estetika.
tingkat perubahan dan pertambahan
pengetahuan yang dimiliki
responden. Hasil penilaian dan nilai

Upaya Peningkatan Pengetahuan Melalui Temu Tugas Peneliti – Penyuluh di Provinsi Sulawesi Tengah
(Herawati et al.) | 129
Jurnal Agribisnis Terpadu
Vol. 14 No. 1 Juni 2021: 115-136

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

statistik pre test dan post test peserta ditampilkan pada Tabel 5.
terhadap materi saat temu tugas
Tabel 5. Hasil penilaian pretest dan posttest peserta terhadap materi Temu Tugas
Kategori Penilaian Pretest Posttest
Orang Persentasi (%) Orang Persentasi (%)
81 - 100 (Sangat Tinggi) 5 9,4 20 17,0
61 - 80 (Tinggi) 17 32,1 24 45,3
41 - 60 (Sedang) 30 56,6 9 17,0
21 - 40 (Kurang) 1 1,0 0 0,0
0 - 20 (Sangat Kurang) 0 00,0 0 0,0
Jumlah 53 100,0 53 100,0
Sumber: Data diolah, 2020.

Berdasarkan hasil penilaian Umumnya peserta untuk


menunjukkan bahwa penyampaian materi teknologi padi dan jagung
materi dalam bentuk ceramah dan sebelum pelaksanaan pelatihan
diskusi memberikan perubahan sebanyak 60%-80% sudah menjawab
positif terhadap pengetahuan benar dari pertanyaan yang diajukan.
responden mengenai teknologi yang Hal ini mungkin karena materi
disampaikan. Terjadi peningkatan tersebut sudah sering bahkan telah
pengetahuan sebelum dan sesudah disebarkan ke wilayah binaan
pemberian materi pada peserta temu masing-masing penyuluh. Berbeda
teknis. Nilai statistik peserta kegiatan dengan materi Analisis Data Sosial
temu teknis saat pre test rata-rata Ekonomi dan materi Pengukuran dan
3,49 atau pada rentang (Sedang – Analisanya masih melakukan
Tinggi), sedangkan nilai post test kesalahan dalam menjawab soal
rata-rata 4,21 atau pada rentang seperti jenis-jenis data, bentuk data
(Tinggi – Sangat Tinggi). Hal ini dan variabel/indikator pengukuran.
berarti bahwa terjadi peningkatan untuk pengukuran tanaman dan
nilai yang diperoleh responden analisisnya peserta masih ragu dalam
setelah mendapatkan materi dari menjawab pertanyaan jenis-jenis
hasil kegiatan pembelajaran. parameter yang diukur.

Upaya Peningkatan Pengetahuan Melalui Temu Tugas Peneliti – Penyuluh di Provinsi Sulawesi Tengah
(Herawati et al.) | 130
Jurnal Agribisnis Terpadu
Vol. 14 No. 1 Juni 2021: 115-136

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

Setelah posttest untuk kapasitas penyuluh dalam


pertanyaan diatas jumlah peserta melaksanakan tugas di lapangan,
yang menjawab dengan benar dilihat dengan melakukan uji lanjut
meningkat menjadi 50-80%. Sedang terhadap data hasil pretest dan
untuk materi teknologi padi dan posttest melalui analisis statistik non
jagung umumnya pertanyaan dapat parametrik dengan uji Wilcoxon
dijawab dengan benar oleh peserta. Match Pairs Test menggunakan
Ini dimungkinkan karena materi aplikasi SPSS 24. Hasil analisis data
yang diberi bukan merupakan hal dapat dilihat pada Tabel 6.
baru.
Keefektifkan kegiatan Temu
Tugas sebagai upaya meningkatkan
Tabel 6. Analisis statistik keefektifan menggunakan Uji Wilcoxon Match Pair
N Mean Rank Sum of Ranks
Posttest – Pretest Negative Ranks 7a 18,00 126,00
Positive Ranks 45b 27,82 1252,00
Ties 1c
Total 53
Z -5,148b
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000
Keterangan :
a. Posttest < Pretest
b. Posttest > Pretest
c. Posttest = Pretest
Tabel 6 menunjukkan bahwa peserta setelah dilaksanakannya
nilai asymp.sig (2-tailed) 0,000 lebih pertemuan Temu Tugas, hal ini juga
kecil dari 0,05 maka dapat sejalan dengan hasil penelitian
disimpulkan bahwa pelatihan Mardiyanto dan Prastuti (2016),
memberi pengaruh terhadap Novrianty dkk. (2017). Hasil
peningkatan pengetahuan penyuluh penelitian Anwas (2013)
terhadap materi-materi yang menunjukkan bahwa intensitas
diberikan pada kegiatan Temu Tugas pelatihan penyuluh berperan
Peneliti-Penyuluh Balitbangtan- signifikan dalam meningkatkan
Pemerintah Daerah (Pemda) yaitu kompetensi penyuluh. Dinyatakan
terjadi peningkatan pengetahuan bahwa jika frekuensi pelatihan sering

Upaya Peningkatan Pengetahuan Melalui Temu Tugas Peneliti – Penyuluh di Provinsi Sulawesi Tengah
(Herawati et al.) | 131
Jurnal Agribisnis Terpadu
Vol. 14 No. 1 Juni 2021: 115-136

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

dilakukan maka penyuluh 1. Menyediakan pangan untuk


mendapatkan pengetahuan, sikap dan 267 juta jiwa
keterampilan yang dibutuhkan dalam 2. Peningkatkan kesejahteraan
kegiatan penyuluhan. Rendahnya petani
intensitas pelatihan mengakibatkan 3. Peningkatkan EKSPOR 3 kali
kompetensi penyuluh juga rendah. lipat
Hasil ini sejalan pula dengan 4. Perubahan iklim, degradasi
pendapat Hafsah dan Jafar (2009) lahan, konversi lahan sawah
bahwa permasalahan yang dihadapi ke non-pertanian.
dalam penyuluhan salah satunya Mencermati tantangan dan
adalah rendahnya SDM penyuluh tugas tersebut maka, Kementerian
sebagai akibat kurangnya frekuensi Pertanian menargetkan peningkatan
dan mutu pembelajaran/ pelatihan produksi komoditas utama sebanyak
bagi penyuluh. 7% per tahun, melakukan gerakan
tiga kali ekspor (GraTIEks), dan
RUMUSAN KEGIATAN
serapan KUR sektor pertanian
sebesar Rp 50 triliun per tahun,
Rumusan Temu Tugas
tumbuhnya 7.879 unit Usaha Mikro
Peneliti-Penyuluh Balitbangtan-
Kecil dan Menengah (UMKM), dan
Pemda Sulawesi Tengah yaitu:
tumbuhnya petani milenial berjiwa
“ Pembangunan pertanian merupakan
entrepreneur sebanyak 500.000
tugas berat dan sangat mulia. Dalam
pemuda per tahun. Untuk mencapai
berbagai kesempatan Bapak Presiden
target tersebut maka, Kementan
selalu menyatakan bahwa: Pertanian
melakukan dan membuat strategi
menjadi tumpuan yang kuat bagi
yang sangat mendasar yaitu:
negara, di pertanian kita berharap.
mengembalikan perencanaan
Besok lapangan kerja terbuka luas.
pembangunan Pertanian ke wilayah
Pertanianlah yang memberikan
paling depan/ bawah dengan
kekuatan dan ketahanan".
membangun dan menetapkan pusat
Tantangan pembangunan
kegiatan secara terpadu dan
pertanian kedepan antara lain:

Upaya Peningkatan Pengetahuan Melalui Temu Tugas Peneliti – Penyuluh di Provinsi Sulawesi Tengah
(Herawati et al.) | 132
Jurnal Agribisnis Terpadu
Vol. 14 No. 1 Juni 2021: 115-136

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

terintegrasi di tingkat Kecamatan a. Menginformasikan dan


yang dikenal dengan meningkatkan pengetahuan
KOSTRATANI. Melalui Komando teknis dan ekonomi dari
Strategis Pembangunan Pertanian penyuluh pertanian/petugas
di tingkat kecamatan terus instansi terkait yang
mendorong penggunaan teknologi mengemban fungsi
dan inovasi pertanian secara penyuluhan di tingkat
aplikatif, sekaligus menjadikan kabupaten/ kecamatan
Kostratani sebagai: mengenai inovasi hasil
1. Pusat data dan informasi pengkajian BPTP yang
2. Pusat pembelajaran untuk berpotensi untuk
penyuluh dan petani dikembangkan di wilayah
3. Pusat gerakan pembangunan pengembangan potensial
pertanian b. Menggali umpan balik
4. Pusat konsultasi agribisnis mengenai penerapan teknlogi
5. Pusat pengembangan jejaring hasil pengkajian BPTP yang
kemitraan berpotensi untuk
Dengan demikian BPP akan dikembangkan di wilayah
menjadi center of excelent semua pengembangan potensial
aktivitas pertanian. Dalam Rangka c. Mengantisipasi kemungkinan
percepatan implementasi inovasi perlunya dilakukan adaptasi
teknologi maka BPTP Sulawesi dari teknologi hasil
Tengah melaksanakan temu tugas pengkajian BPTP agar lebih
peneliti – penyuluh agar teknologi sesuai dengan kebutuhan,
yang akan dan telah kondisi lingkungan serta
didiseminasikan tepat gunadan ekonomi dan sosial dari
tepat sasaran. pengguna
Pelaksanaan Kegiatan Temu d. Meningkatkan promosi, alih
Tugas Peneliti – Penyuluh ini teknologi dan diseminasi
bertujuan: serta adopsi inovasi/paket

Upaya Peningkatan Pengetahuan Melalui Temu Tugas Peneliti – Penyuluh di Provinsi Sulawesi Tengah
(Herawati et al.) | 133
Jurnal Agribisnis Terpadu
Vol. 14 No. 1 Juni 2021: 115-136

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

teknologi hasil pengkajian f. Teknik Pengambilan Data


BPTP. AgronomisTanaman Padi dan
e. Memperoleh kesepakatan Jagung serta Analisanya
antar BPTP dengan institusi g. Metode Pengambilan data
penyuluhan mengenai dan Analisis Data Sosial
rencana dan koordinasi Ekonomi Kegiatan
pelaksanaan tugas bersama Penyuluhan dan Pengkajian
(joint activities) yang h. Praktek Cara Pengambilan
termasuk dalam bidang Data Agronomi dan Sosial
keterkaitan (linkage) dalam Ekonomi
sistem alih inovasi pertanian i. Teknik Penyusunan Laporan
di daerah. dan Rencana Tindak Lanjut
Adapun Materi yang (RTL)
disampaikan antara lain: Dalam Diskusi dan
a. Peran dan Dukungan Pemda Pemaparan Materi di perlukan
dalam Program Kostratani tindak lanjut:
b. Peran dan Dukungan a. Pengkajian dan
Balitbangtan/BPTP dalam pengembangan pemupukan
Program Kostratani padi sawah di beberapa
c. Keterkaitan Penelitidan sentra Padi
Penyuluh dalam Perakitan, b. Perluasan areal
Diseminasi dan Implementasi pendampingan Jagung
Inovasi Teknologi Spesifik produksi Badan Litbang
Lokasi terutama jagung hibrida
d. Teknologi JajarLegowo yang saat ini di sebut
Super Jagung hibrida umum
e. Teknologi BudidayaTanaman c. Perluasan Demfarm
Jagung Berdaya Hasil Tinggi Teknologi Jarwo Super di
semua sentra sentra
produksi padi

Upaya Peningkatan Pengetahuan Melalui Temu Tugas Peneliti – Penyuluh di Provinsi Sulawesi Tengah
(Herawati et al.) | 134
Jurnal Agribisnis Terpadu
Vol. 14 No. 1 Juni 2021: 115-136

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

d. Diperlukan dengan sangat dan Intensitas Pertemuan


terhadap Kompetensi
segera pengisian beberapa
Penyuluh Pertanian. Jurnal
sarana dan prasarana Pendidikan dan Kebudayaan.
19 (1): 9-13.
Pendukung KOSTRATANI
diantaranya: alat uji tanah Badan Litbang Pertanian, 2018.
Pedoman Pelaksanaan
lahan sawah dan lahan Peningkatan Kapasitas
kering (PUTS dan PUTK), Penyuluh dan Diseminasi
Inovasi Pertanian. Balai
alat uji gambut dan alat uji Besar Pengkajian dan
Pupuk, Bagan warna daun, Pengembangan Teknologi
Pertanian. Badan Penelitian
buku deskripsi semua dan Pengembangan
varietas tanaman pangan, Pertanian, Kementerian
Pertanian.
hortikultura dan tanaman
Firdaus, R, dkk. (2016). Pengaruh
tahunan, dukungan sarana
penataan ruang kelas
IT serta pulsa, listrik, dan terhadap hasil belajar siswa
kelas V (Study eksperimen di
ATK.
SDN 4 Kuripan Utara) tahun
e. Diperlukan Komitment dan 2016. Skripsi. Fakultas
Keguruan dan Ilmu
aksi nyata Pemerintah
Pendidikan (FKIP)
Daerah untuk mendukung Universitas Mataram.
Kostratani sebagai pusat Hafsah, Mohammad Jafar. 2009.
Pusat data dan informasi, Penguatan Peran PAPPI
dalam Mendukung Tumbuh
Pusat pembelajaran untuk dan Berkembangnya Modal
penyuluh dan petani, Pusat Sosial di Masyarakat.
Makalah Simposium dan
gerakan pembangunan Kongres Perhimpunan Ahli
pertanian, Pusat konsultasi Penyuluhan Pembangunan
Indonesia (PAPPI). Bogor, 24
agribisnis dan Pusat – 25 November 2009.
pengembangan jejaring Hendayana, R., 2009. Disain Model
kemitraan. Percepatan Adopsi Inovasi
Teknologi Program Unggulan
DAFTAR PUSTAKA Badan Litbang Pertanian.
Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi
Anwas M. Oos. 2013. Pengaruh
Pertanian.
Pendidikan Formal, Pelatihan
Upaya Peningkatan Pengetahuan Melalui Temu Tugas Peneliti – Penyuluh di Provinsi Sulawesi Tengah
(Herawati et al.) | 135
Jurnal Agribisnis Terpadu
Vol. 14 No. 1 Juni 2021: 115-136

ISSN 1979-4991 e-ISSN 2549-0060

Hendayana R. 2016. Persepsi dan /index.php/ffe/article/view/23


Adopsi Teknologi. IAARD 17
PRESS
Suliyanto. 2014. Statistik Non
Ismerisa. 2013. Pengaruh Pelayanan Parametrik dalam Aplikasi
terhadap Kepuasan Penelitian. Andi Offset.
Pelanggan. Yogyakarta. UIN Yogyakarta
Sunan Kalijaga.
Sidney Siegel. 1992. Statistik Non
Mardikanto T. 2009. Sistem Parametrik untuk Ilmu-ilmu
Penyuluhan Pertanian. LPP Sosial. Gramedia. Jakarta
UNS dan UNS Press.
Surakarta van den Ban AW, Hawkins HS.
1999. Penyuluhan Pertanian.
Mardiyanto, TC. dan Prastuti, TR. Kanisius Press. Yogyakarta
2016. Efektivitas Pelatihan
Teknologi Budidaya Bawang
Putih Varietas Lokal Ramah
Lingkungan dengan Metode
Ceramah di Kabupaten
Karanganyar. Jurnal Agraris,
Vol.2 No.1 Januari 2016
(Mulijanti dan Sinaga, 2016)
Novrianty, E. Nasriati, dan Mailina,
B. 2017. Peningkatan
Pengetahuan Peserta
Pelatihan Pemupukan
Berimbang Untuk Tanaman
Padi Di Kecamatan Pagelaran
Kabupaten Pringsewu
Provinsi Lampung. Prosiding
Seminar Nasional
Agroinovasi Spesifik Lokasi
Untuk Ketahanan Pangan
Pada Era Masyarakat
Ekonomi ASEAN. Lampung.
Sugiarti L. 2013. Pengaruh bahan
ajar terhadap kualitas hasil
belajar materi konstruksi pola
pada prodi PKK tata busana.
Fashion and Fashion
Education Journal, 2(1), 48-
54.
https://journal.unnes.ac.id/sju

Upaya Peningkatan Pengetahuan Melalui Temu Tugas Peneliti – Penyuluh di Provinsi Sulawesi Tengah
(Herawati et al.) | 136

You might also like