You are on page 1of 6

FR-UBM-9.1.1.9/V0.

R2

Jurnal Psibernetika
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.php/psibernetika Vol.12 (2): 100-105. Oktober 2019
DOI: http://dx.doi.org/10.30813/psibernetika.v12i2.1673 p-ISSN: 1979-3707
Hasil Penelitian e-ISSN: 2581-0871

BODY DISSATISFACTION DAN PERILAKU DIET PADA REMAJA


PEREMPUAN

Body Dissatisfaction and Diet Behavior of Female Adolescents

Anisa Olfi Safitri1), Riangga Novrianto2), Anggia Kargenti Evanurul Marettih3)


1)2)3)
Fakultas Psikologi UIN Sultan Syarif Kasim Riau

Diterima tanggal 06 Agustus 2019/ Disetujui tanggal 05 Desember 2019

ABSTRACT
The aim of research was to investigate the correlation of body dissatisfaction and dieting behavior in
female adolescence. Participants of this research were 204 female adolescence with 15-19 years old age
range that determined from purposive sampling. Participants completed adapted version of Dutch Eating
Behaviour Questionnaire (DEBQ) from Van Strien et al., (1986) and Body Shape Questionnaire (BSQ-
34) from Cooper, Taylor, Cooper and Fairbum (1987). Pearson Product Moment analysis was conducted
and indicated that hypotheses in this research was rejected, there are negative correlation between body
dissatisfaction and dieting behavior with r = -0.229 (p<0.01). Results indicated that high body
dissatisfaction in female adolescence not always related with high dieting behavior. Another findings in
this research also indicated the drastic change about body image aspect has the highest correlation with
dieting behavior r = -0.224 (p<0.01). In summary, female adolescence expected to have ideal and healthy
body image and more positive orientation about their own body.
Keywords: Body dissatisfaction, dieting behavior, female adolescents.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara body dissatisfaction dengan perilaku diet pada
remaja perempuan. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 204 orang remaja perempuan yang berusia 15-
19 tahun yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan skala
Dutch Eating Behaviour Questionnaire (DEBQ) dari Van Strien et al., (1986) dan skala Body Shape
Questionnaire (BSQ-34) dari Cooper, Taylor, Cooper dan Fairbum (1987) yang diadaptasi sesuai dengan
kebutuhan penelitian. Berdasarkan analisis korelasi Pearson Product Moment, hipotesis dalam penelitian
ini ditolak karena ditemukan adanya hubungan negatif antara body dissatisfaction dengan perilaku diet
pada remaja perempuan dengan nilai r = -0.229 (p<0.01). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
tingginya body dissatisfaction pada remaja perempuan tidak selalu diiringi dengan tingginya perilaku diet.
Temuan lainnya dari penelitian ini juga menunjukkan aspek perubahan yang drastis terhadap persepsi
mengenai tubuh merupakan aspek yang memiliki nilai korelasi tertinggi terhadap perilaku diet r = -0.224
(p<0.01). Sehingga, remaja perempuan diharapkan memiliki pengetahuan tentang gambaran tubuh ideal
dan sehat serta memiliki orientasi yang lebih positif terhadap tubuh yang dimiliki.
Kata kunci: Body dissatisfaction, perilaku diet, remaja perempuan.

PENDAHULUAN

Masa remaja merupakan salah satu Terkait dengan perubahan fisik yang
fase perkembangan terpenting yang ditandai terjadi pada remaja, Havighurst (dalam
dengan perannya sebagai periode peralihan Sarwono, 2006) menjelaskan bahwa adapun
dan perubahan. Pada masa remaja, tugas-tugas perkembangan remaja, salah
seseorang akan banyak mengalami satu diantaranya adalah remaja mampu
perubahan, baik secara fisik maupun psikis. menerima keadaan fisiknya dan
memanfaatkan keadaan tubuhnya secara
*Korespondensi Penulis: efektif. Pada masa perkembangan tersebut,
1)
olfisafitri@gmail.com perubahan tubuh remaja seringkali
2)
riangganovrianto@gmail.com memunculkan permasalahan tersendiri,

100
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal Psibernetika
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.php/psibernetika Vol.12 (2): 100-105. Oktober 2019
DOI: http://dx.doi.org/10.30813/psibernetika.v12i2.1673 p-ISSN: 1979-3707
Hasil Penelitian e-ISSN: 2581-0871

sehingga remaja tidak mampu menerima sesuai dengan bentuk tubuh ideal seperti
keadaan fisiknya dan memanfaat tubuhnya yang diinginkan.
dengan efektif. Salah satu permasalahan Beberapa remaja perempuan
utama yang dihadapi oleh remaja, melakukan diet karena memperhatikan
khususnya remaja perempuan, adalah kesehatan, namun Sarafino (1998)
permasalahan berat badan yang akan menyatakan bahwa ada juga beberapa orang
memberi perubahan pada bentuk tubuh yang termotivasi oleh bagaimana mereka
sehingga menimbulkan respon berupa terlihat dan apa yang orang lain pikirkan.
tingkah laku untuk memperhatikan Begitupun remaja perempuan melakukan
perubahan bentuk tubuh agar terlihat ideal. diet agar terlihat ideal dan diterima
Menurut Santrock (2007), masa masyarakat dan terkadang remaja
remaja dimulai sekitar usia 10 hingga 13 perempuan melakukan kesalahan ketika
tahun dan berakhir pada usia 18 hingga 22 berdiet.
tahun, dimana pada usia ini remaja Salah satu diet yang
memiliki perhatian yang cukup kuat membahayakan kesehatan adalah diet ketat
terhadap tubuhnya. Perhatian pada tubuh seperti makan hanya sekali sehari tanpa
membuat remaja ingin mengubah tampilan berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi,
agar terlihat ideal. Hal ini sesuai dengan remaja perempuan hanya memikirkan
penjelasan Conger dan Peterson (dalam bagaimana menjadi kurus dengan cepat dan
Sarafino, 1998) bahwa pada masa remaja, mudah tanpa melihat akibat yang akan
para remaja biasanya mulai menyibukkan ditimbulkan oleh diet yang dilakukan.
diri dengan penampilan fisik mereka dan Berdasarkan hasil survei yang dilakukan
ingin mengubah penampilan mereka. Salah oleh para ahli gizi di kawasan DIY
satu hal yang dilakukan remaja untuk menyebutkan, 37% remaja perempuan yang
merubah tampilan adalah dengan melakukan diet mengalami anemia
melakukan diet. (Republika.co.id, 2013). Diet super ketat
Diet merupakan sebuah usaha untuk yang dilakukan oleh remaja akan
mengurangi atau mengontrol asupan berdampak pada hilangnya perasaan lapar
makanan yang bertujuan untuk mengurangi sehingga pada akhirnya akan memunculkan
atau mempertahankan berat badan sesuai gangguan makan seperti bulimia dan
dengan keinginan individu (Hawks, Hala, anoreksia (Setiawan, 2013).
Terisue & Natalie, 2008). Polivy dan Gangguan makan bulimia dan
Herman (1987) menjelaskan perilaku diet anoreksia akibat diet yang dilakukan sangat
adalah usaha individu untuk menurunkan berbahaya, para penderita bulimia dan
berat badan yang dapat dilakukan dengan anoreksia akan memiliki harga diri rendah,
berbagai cara namun tetap berfokus pada gangguan terhadap skema tubuh, dan akan
pengaturan pola makan oleh pelaku diet. mengalami depresi. Selain itu, penelitian
Sztainer dan Peter (2000) yang dilakukan Hill, Rogers dan Blundell
melakukan penelitian pada 6728 remaja (Hill dan Sarah, 1992) juga menemukan
tingkat 5 sampai 12, mereka menemukan bahwa seorang remaja yang berdiet
bahwa perempuan lebih sering kemudian menghentikan dietnya dapat
memperhatikan berat badan dibandingkan menjadi perilaku makan berlebihan pada
pria, hampir setengah dari remaja tahun-tahun berikutnya. Berdasarkan
perempuan (45,4%) melaporkan bahwa penelitian tersebut dapat menjadi bukti
remaja perempuan telah melakukan diet bahwa perilaku diet dapat membawa
dengan beberapa alasan, alasan terbesar dampak buruk bagi kesehatan remaja.
adalah agar terlihat lebih baik. Penelitian Banyak faktor yang berhubungan
tersebut menunjukkan bahwa remaja dengan alasan remaja perempuan
perempuan sebanyak 88,5% melakukan diet melakukan diet. Faktor individu, keluarga
agar terlihat lebih baik dibandingkan remaja dan lingkungan berperan terhadap perilaku
laki-laki (62,2%). Artinya remaja diet pada remaja, namun ketidakpuasan
perempuan lebih banyak melakukan diet pada bentuk tubuh dan motivasi menjadi
agar penampilan terlihat bagus, cantik dan lebih kurus merupakan faktor terbesar

101
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal Psibernetika
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.php/psibernetika Vol.12 (2): 100-105. Oktober 2019
DOI: http://dx.doi.org/10.30813/psibernetika.v12i2.1673 p-ISSN: 1979-3707
Hasil Penelitian e-ISSN: 2581-0871

(Findlay, 2004). Perubahan fisik yang dari Van Strien et al., (1986). Dutch Eating
terjadi pada remaja perempuan berupa Behaviour Questionnaire (DEBQ) terdiri
peningkatan lemak tubuh menyebabkan dari 33 pertanyaan mengenai perilaku diet
ketidakpuasan remaja perempuan pada dan telah diterjemahkan oleh peneliti ke
tubuhnya, sehingga remaja perempuan dalam bahasa Indonesia. Alat ukur DEBQ
berusaha menurunkan berat badannya dimodifikasi dalam bentuk pernyataan
dengan melakukan diet (Abdurrahman, dengan 5 alternatif jawaban.
2014). Body dissatisfaction di dalam
Ketidakpuasan pada bentuk tubuh penelitian ini ini diukur dengan
atau body dissatisfaction merupakan bagian mengadaptasi body shape questionnaire
dari Body Image. Grogan (2007) (BSQ-34) dari Cooper, Taylor, Cooper, dan
mendefinisikan body dissatisfaction sebagai Fairbum (1987) untuk mengukur
pikiran dan perasaan negatif individu kepedulian terhadap bentuk tubuh. Pook,
terhadap tubuhnya. Cooper, dan Fairbum Tuschen & Brahler (2008) menyatakan
(dalam Pietro & Silveira, 2009) Body shape questionnaire (BSQ-34) adalah
menjelaskan bahwa body dissatisfaction skala yang sudah diakui secara luas untuk
adalah penilaian individu ketika mengukur body dissatisfaction
membandingkan persepsi citra tubuh
dengan orang lain, orientasi berlebihan HASIL DAN PEMBAHASAN
terhadap citra tubuh, persepsi diri sendiri
terhadap tubuh dan adanya perubahan yang Hasil
drastis terhadap tubuh. Berdasarkan hasil uji korelasi
Penelitian ini bertujuan untuk Pearson Product Moment pada variabel
mengetahui hubungan antara body body dissatisfaction dan perilaku diet
dissatisfaction dan perilaku diet pada diperoleh koefisien korelasi sebesar -0,229
remaja perempuan. Hasil penelitian ini (p < 0.01). Mengacu pada ketentuan
diharapkan dapat memperkaya khazanah penerimaan atau penolakan hipotesis
ilmu pengetahuan psikologi khususnya di sebagaimana yang telah dikemukakan
bidang psikologi perkembangan dan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan
psikologi klinis serta menjadi referensi di dalam penelitian ini ditolak. Berdasarkan
tambahan mengenai faktor-faktor yang hasil analisis terdapat hubungan negatif
mempengaruhi perilaku diet pada remaja antara body dissatisfaction dan perilaku
perempuan. Hipotesis yang diajukan dalam diet.
penelitian ini adalah terdapat hubungan Koefisien determinasi (R square)
positif antara body dissatisfaction dan variabel body dissatisfaction terhadap
perilaku diet pada remaja perempuan. perilaku diet adalah sebesar 0.053 atau
sebesar 5.3%. Sumbangan efektif masing-
METODE PENELITIAN masing aspek body dissatisfaction terhadap
perilaku diet dapat dilihat pada tabel 1.
Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil
dengan menggunakan teknik purposive
sampling. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini berjumlah 204 remaja
perempuan yang melakukan diet, berusia
15-19 tahun yang masih berstatus siswa dan
berdomisili di kota Pekanbaru.

Pengukuran
Perilaku diet dalam penelitian ini
diukur dengan mengadopsi skala Dutch
Eating Behaviour Questionnaire (DEBQ)

102
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal Psibernetika
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.php/psibernetika Vol.12 (2): 100-105. Oktober 2019
DOI: http://dx.doi.org/10.30813/psibernetika.v12i2.1673 p-ISSN: 1979-3707
Hasil Penelitian e-ISSN: 2581-0871

Tabel 1. Sumbangan efektif masing-masing dapat menjadi pemicu munculnya perilaku


aspek body dissatisfaction diet. Faktor-faktor tersebut antara lain
Aspek Body Sumbangan adalah nilai kesehatan (health belief),
Dissatisfaction Efektif (%) kepribadian, pengaruh hubungan keluarga,
Persepsi diri 2.43 % dan status sosial ekonomi keluarga. Oleh
terhadap bentuk sebab itu, body dissatisfaction bukanlah
tubuh faktor tunggal penyebab individu untuk
Membandingkan -1.07 % melakukan diet.
persepsi mengenai Penelitian yang dilakukan oleh Hill
citra tubuh dengan dan Sarah (1992) menemukan bahwa
orang lain remaja perempuan termotivasi untuk
Sikap yang fokus 1.18 % melakukan diet karena merasa tidak puas
terhadap citra tubuh dengan bentuk dan ukuran tubuhnya.
Perubahan yang 2.73 % Berbeda dengan temuan peneliti yang
drastis terhadap menunjukkan bahwa body dissatisfaction
persepsi mengenai bukanlah prediktor perilaku diet yang
tubuh dilakukan oleh remaja perempuan.
Jumlah 5.25 % Remaja yang puas dengan bentuk
tubuh akan semakin mengontrol berat
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui badannya, hal ini karena semakin puas
bahwa aspek dari body dissatisfaction yang remaja perempuan dengan tubuhnya maka
memberikan sumbangan efektif paling akan semakin mempertahankan berat badan
besar terhadap variabel perilaku diet adalah dan bentuk tubuh yang dimiliki dengan cara
perubahan yang dratis terhadap persepsi diet. Hal ini sesuai dengan faktor yang
mengenai bentuk tubuh dengan persentase menyebabkankan body dissatisfaction
sebesar 2.73 %. menurut Brehm (dalam Asri & Setiasih,
2004) yaitu kebutuhan atas kendali
Pembahasan membuat beberapa orang merasa nyaman
Penelitian ini dilakukan dengan apabila dapat mengontrol makanan dan
tujuan untuk mengetahui hubungan antara berat badannya. Mampu mengontrol tubuh
body dissatisfaction dengan perilaku diet sendiri dapat membantu seseorang merasa
pada remaja perempuan. Hipotesis yang bahwa paling tidak mereka memiliki
diajukan adalah hipotesis yang memiliki kendali atas kehidupannya. Salah satu cara
arah positif dengan asumsi awal terdapat individu untuk mengontrol asupan makanan
hubungan positif antara body dissatisfaction yang akan dikonsumsi adalah dengan
dan perilaku diet pada remaja perempuan. melakukan diet, diet yang dilakukan
Namun berdasarkan hasil analisis bertujuan untuk mengurangi, mengontrol,
data yang dilakukan, diperoleh koefisien dan mempertahankan berat badan.
korelasi (r) = -0.229 (p< 0.01). Hal ini Prima dan Endah (2013)
menunjukkan bahwa terdapat korelasi mengemukakan bahwa remaja perempuan
negatif yang signifikan antara body melakukan diet agar dapat meningkatkan
dissatisfaction dan perilaku diet pada rasa percaya diri ketika sedang
remaja perempuan. Artinya, ketidakpuasan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
remaja perempuan terhadap bentuk Dengan menjaga berat badan dan bentuk
tubuhnya tidak selalu diiringi dengan tubuh maka akan mempengaruhi
tingginya perilaku diet yang dilakukan. penampilan serta dapat meningkatkan rasa
Hasil tersebut juga didukung oleh percaya diri remaja perempuan ketika
nilai koefisien determinasi (R square) yang sedang bersosialisasi dengan lingkungan
dapat diberikan variabel body sekitarnya.
dissatisfaction terhadap perilaku diet hanya Namun demikian, penampilan tidak
sebesar 5.3 %, sedangkan 94.7 % lainnya selalu menjadi satu-satunya alasan
ditentukan oleh faktor-faktor lain yang seseorang merasa diterima di lingkungan
sosialnya. Ada banyak faktor yang dapat

103
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal Psibernetika
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.php/psibernetika Vol.12 (2): 100-105. Oktober 2019
DOI: http://dx.doi.org/10.30813/psibernetika.v12i2.1673 p-ISSN: 1979-3707
Hasil Penelitian e-ISSN: 2581-0871

membuat remaja perempuan mampu remaja perempuan yang merasa tidak puas
bersosialisasi dengan baik dengan dengan bentuk tubuhnya cenderung acuh
lingkungannya, seperti memiliki dan tidak memiliki keinginan untuk
kepribadian yang menyenangkan, memiliki memperbaiki bentuk tubuhnya dengan cara
prestasi serta memiliki tingkah laku dan melakukan diet. Namun, di sisi lain remaja
kebiasaan baik (Prima & Endah, 2013). perempuan yang merasa puas dengan
Dengan kata lain, untuk memperoleh bentuk tubuhnya akan cenderung berusaha
penerimaan di lingkungan sosial tidak serta mempertahankan dan mengontrol bentuk
merta mengharuskan remaja perempuan tubuhnya agar tetap ideal.
untuk melakukan diet untuk mengubah
penampilan, tetapi yang menjadi penting
adalah bagaimana remaja perempuan
mampu untuk bersosialisasi dengan SIMPULAN
lingkungannya.
Perubahan drastis terhadap persepsi Berdasarkan hasil penelitian maka
mengenai bentuk tubuh merupakan aspek dapat disimpulkan bahwa terdapat
dari body dissatisfaction yang memiliki hubungan negatif antara body
kontribusi paling tinggi terhadap perilaku dissatisfaction dan perilaku diet pada
diet remaja perempuan yaitu sebesar 2.73 remaja perempuan. Artinya, ketidakpuasan
%. Perubahan persepsi atau penilaian remaja perempuan terhadap bentuk
mengenai bentuk tubuh terjadi karena tubuhnya tidak selalu diiringi dengan
informasi yang didapat tentang bentuk tingginya perilaku diet yang dilakukan.
tubuh ideal tidak sesuai dengan bentuk Sebaliknya, di sisi lain remaja perempuan
tubuh yang dimiliki saat ini. Ketika terjadi yang merasa puas dengan bentuk tubuhnya
perubahan penilaian pada remaja akan cenderung berusaha mempertahankan
perempuan tentang seluruh maupun bentuk tubuhnya agar tetap ideal dengan
sebagian dari bentuk tubuh yang mereka cara melakukan diet.
miliki, maka mereka akan berpikir bahwa
bentuk tubuh mereka tidak lagi sesuai DAFTAR PUSTAKA
dengan bentuk tubuh yang diinginkan,
namun demikian mereka tidak melakukan Abdurrahman, F. (2014). Faktor-faktor
tindakan agar tubuhnya sesuai dengan pendorong perilaku diet tidak sehat
bentuk tubuh yang diinginkan dengan pada wanita usia dewasa awal studi
melakukan diet. kasus pada mahasiswa Universitas
Sebanyak 131 (64.2%) subjek Mulawarman. eJournal Psikologi,
penelitian memiliki indeks massa tubuh 2(2), 163-170.
(IMT) dengan kategori normal, sedangkan Asri, D., & Setiasih. (2004). Penerapan
42 (20.6%) subjek penelitian lainnya metode akupunktur pada wanita
memiliki IMT yang cukup tinggi. Hal ini peyandang obesitas. Anima
menunjukkan bahwa sebagian besar remaja Indonesian Psychological Journal,
perempuan melakukan diet meskipun 9(3), 286-289.
memiliki berat badan yang normal. Uroniu, Cooper, P. J., Taylor, M. J., Cooper, Z., &
Putnoky, dan Vlaicu (2011) menjelaskan Fairbum, C. G. (1987). the
bahwa beberapa remaja perempuan development and validation of the
memiliki persepsi yang salah terhadap berat body shape questionnaire.
badannya, remaja yang memiliki berat International Journal of Eating
badan normal menganggap bahwa berat Disorders, 6(4), 485-494.
badan mereka berlebih (overweight) dan Findlay, S. M. (2004). Dieting in
mereka berusaha untuk menurunkan berat adolescense. Adolescent Health
badannya. Committee. Paediatry Child Health,
Temuan korelasi negatif antara body 9(7), 487-91.
dissatisfaction dan perilaku diet pada
remaja perempuan mengindikasikan bahwa

104
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal Psibernetika
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.php/psibernetika Vol.12 (2): 100-105. Oktober 2019
DOI: http://dx.doi.org/10.30813/psibernetika.v12i2.1673 p-ISSN: 1979-3707
Hasil Penelitian e-ISSN: 2581-0871

Grogan, S. (2007). Body image: adolescent girls and boys. Artikel.


understanding body dissatisfaction in Arch Pediatr Adolesc Med, 154.
men, women, and children (2nd ed.). Van Strien, T., Frijters, J. E., Bergers, G. P.,
NY: Psychology Press. & Defares, P. B. (1986). The Dutch
Hawks, S. R., Hala, M., Terisue, S. & Eating Behavior Questionnaire
Natalie, D. L. C. (2008). Classroom (DEBQ) for assessment of restrained,
approach for managing dietary emotional, and external eating
restraint, negative eating styles, and behavior. International Journal of
body image concerns among college Eating Disorder, 5(2), 295–315.
women. Journal of American College
Health, 56(4), 359-366.
Hill, A. J., & Sarah O. (1992). eating in the
adult world: the rise of dieting in
childhood an adolescence. British
Journal of Clinical Pycbology, 31,
95-105.
Pietro, M. D., & Silveira, D. X. D. (2009).
internal validity, dimensionality and
performance of the body shape
questionnaire in a group of Brazillian
college students. Rev Bras Psiquatr,
31(1), 21-4.
Pook, M., Tuschen-Caffier, B., & Brahler,
E. (2008). evaluation and comparison
of different versions of the body
shape questionnaire. Psychiatry
Research, 158, 67-73.
Polivy, J & Herman C. P. (1987). Diagnosis
and treatment of normal eating.
Journal of Consulting and Clinical
Psychology, 55(5), 635-644.
Prima, E. & Endah, P. (2013). Hubungan
antara body dissactisfaction dengan
kecenderungan perilaku diet pada
remaja putri. Jurnal Psikologi
Integratif, 1(1), 17 – 30.
Santrock, J. W., (2003). Adolescents
(perkembangan remaja) Alih Bahasa:
Benedictine Widyasinta. Jakarta:
Erlangga
Sarafino, E. P. (1998). Health psychology:
biopsychological interaction third
edition. New York: John Wiley &
Sons, Inc.
Setiawan, A. (2013). diet ketat akibatkan
gangguan makan.
http://www.dw.de/diet-ketat-
akibatkan-gangguan-makan/a-
16723075. Tanggal akses: 7 Mei
2017.
Sztainer, D. N., & Peter, J. H. (2000).
weight-related behaviours among

105

You might also like