Professional Documents
Culture Documents
1. Inventarisasi B3
Jumlah B3 di RS. Graha Hermine
1. Active Clean 29. Klorin
2. Mate Air Raksa 30. Lysol
3. Alkohol 96 % 31. Spray
4. Anios DDSH Spray 32. Microsield 2 % (Chlorhexidine 2 %)
5. Anios DJP 33. NO2 Cair
6. Aniosyme DDI 34. Oxygen-L(Hygrogen Peroxide 30-60%)
7. Aseptyzime 35. Porstex
8. Bayclin 36. Papanicolaou Solution 1a Harris hematoxylin
9. Benzidine Solution
10. Braunoderm 37. Papanicolaou Solution 2a Orange G Solution EA
11. Buffer Formalin 38 Papanicolaou Solution 3b Polichromic Solution EA
12. Chlorethyl Spray 39. Povidone Iodine
13. Cidex (Asetil Steril) 40. Power Clean-L (Coastic Soda, Trilo Powder,
14. Creolin Enzym AR)
15. Developer to Make 41. Sheet Purity-P (Calcium Hydro Chloride Powder)
16. MEtanol Absolut 42. Sheet Renalin 100 (col Sterilant for Dialyzer)
17. Entellan 43. Rinso
18. Equel-L (Hydrofluorsilic Acid 10- 44. Reactifat (NP-10 Water Soluble Solvent)
30%) 45. Sodalime
19. EO (Ethyline Oxyde) 46. Softaman
20. Fist Aid 47. Stabimed
21. Fixer Liquid to Make 48. Steranios
22. Finosoft (NP-10,HT-21) 49. Surfanios
23. Formalin 40 % 50. Sunlight Cair
24. Formalin Tab 51. Topas
25. Fortun 52. Xylenes53. Orenge G-6
26. Gliter 54. Sheet EA-50 Modified
27. H2O2 4 % 55. Ethydium Bromide
28. Hydrex Chlorhexidine 4 %
Identifikasi 2
14. Borax gliserin
15. Parafin
16. Gliseryn huknah
17. Minyak zaitun
18. Minyak kayu putih
19. Baby oil
20. Gliserin minum-pasien mata
21. Lysol
22. Savlon
23. Hibiscrub?
24. Softaman
25. Taff
26. Veem
27. Aceton
28. Rivanol?
29. Alkohol swab
30. Anios
31. Kapur barus-bagus
32. Jely-EKG
33. Yod benzine
3 Instalasi Laboratorium Patologi 1. Alkohol 70%
Klinik 2. Anios DDSH Spray
3. Aseptizyme
4. Formalin 40%
5. H2O2 4%
6. H2O2 50%
7. Softaman
8. Surfanios
9. Porstex
10. Detergen Rinso
11. Bactistat
12. Povidine Iodine
13. Baygon spray
14. Glade
Identifikasi 3
15. Clear pembersih kaca
16. Axi
17. Alkohol swab
18. Kapur barus-bagus
19. Bayclin
4 Instalasi Laboratorium 1. Alkohol 96%
Mikrobiologi Klinik 2. Alkohol 70%
3. Creolin
4. H2O2 4%
5 Instalasi Laboratorium
Patologi Anatomi
6 Instalasi Bedah Sentral
5. Softaman
6. Ethydium Bromide
7. Axi-Pel
8. Clear
9. Sabun cair-Yuri
10. Rinso
11. Glade
5 Instalasi Laboratorium Patologi 1. Alkohol 96%
Anatomi 2. Anios DDSH Spray
3. Buffer Formalin
4. Formalin 40%
5. H2O2 4%
6. Papanicolaou Solution 1a hematoxylin salotion
7. Papanicolaou Solution 2a Orange G solution
8. Papanicolaou Solution 3a Polichromic solution
EA
9. Entellan
10. Etanol Absolut
11. Xylenes
12. Orange G6
13. EA-50 Modified
6 Instalasi Bedah Sentral 1. Alcohol 96 %
Identifikasi 4
2. Anios DDSH Spray
3. Anios DJP
4. Bayclin
5. H2O2 4%
6. Microshield 2 % (Chlorhexidine 2 %)
7. Povodone Iondine
8. Softaman
9. Surfanios
10. Stabimed
11.Steranios 2 %-Cidex
12.Buffer formalin
13.Savlon
14. Porstex
15.Parafin oil
16.Hidrex
17.Sunlight cair
18.Sodalime
19.Glade spray
7 Instalasi Sterilisasi Sentral 1. Alcohol 70 %
2. Anios DDSH Spray
3. Anios DJP ?
4. Aseptizyme
5. Softaman
6. Stabimed
7. Surfanios
8. Heqxaguard
9. EO (Ethyline Oxyde)
10. Alcazyme
11. Alcazyde
12. Sunlight cair
13. Rinso
14. Handsoap-yuri
15. Clear pembersih kaca
16. Porstek
Identifikasi 5
17. Glade
18. Baygon
19. Parafin oil
20. Kapur barus-bagus
21. Helyzime
8 Unit Laundry 1. Creolin-Axi pel
2. Oxygen-L 9hydrogen Peroxide 30%
3. Finoseoft (NP-10, HT-21)
4. Purity-P (Calcium Hydro Chloride Powder)
5. Power Clean-L (Caoustic Soda, Trilon powder,
Enzym AR)
6. Reactifat (NP-10 watre soluble Solvent)
7. Equel-L(Hydrofluorosilic Acid 10
8. Handsoap – yuri
9. Porstex
10. Glade
11. Chlorin 10 %-bayclin
12. Bagus
13. Softaman
9 IGD 1. Alcohol 96 %
2. Anios DDSH Spray
3. Buffer formalin
4. Chloraethyl Spray
5. Creolin
6. Developer to make-cairan cuci film
7. Formalin tab
8. H2O2 4%
9. Hydrex (Chlorhexidine 4%)
10. Microshield 2% (Chlorhexidine 2 %)
11. Povidone Iodine
12. Sodalime
13. Softaman
14. Stabimed
15. Steranios
Identifikasi 6
16. Surfanios
17. Rinso detergen
18. Clear
19. Porstex
20. Bayclin
21. Glade
22. Baygon spray
23. kapur barus-bagus
24. Veem bubuk
25. hand soap Yuri
26. Extragen 2 %
27. Microshield 2%
28. Asemptan
29. Octenicept
30. Alcohol swab
31. Sunlight cair
32. Lifebuoy cair
33. Cairan Fixer
34. Stela spray
10 Rehabilitasi Medis 1. Alkohol 70 %
2. Clorin-Bayclin
3. Porstek
4. Sunlight cair
5. Parafin oil
6. Clear_kaca
7. Rinso detergen
8. Handsoap-yuri
9. Creolin-Axi
11 Instalasi Farmasi 1. Air Raksa
2. Alkohol 96 %
3. Alkohol 70%
4. Anios DDSH Spray
5. Anios DJP
6. Aniosyme DDI
Identifikasi 7
7. Aseptyzime
8. Braunoderm
9. Buffer Formalin
10. Chlorethyl Spray
11. Cidex (Asetil Steril)
12. Creolin
13. Developer to Make
14. Fist Aid-Chlorhexidine 1.5%, Ceterimide
15. Fixer Liquid to Make
16. Formalin 40 %
17. Formalin Tab
18. H2O2 4 %
19. H2o2 50 %
20. Hydrex Chlorhexidine 4 %
21. Meliseptol Spray
22. Microsield 2 % (Chlorhexidine 2 %)
23. Povidone Iodine
24. Renalin 100 (col Sterilant for Dialyzer)
25. Sodalime
26. Softaman
27. Stabimed
28. Steranios 2%
29. Surfanios
30. Clear
31. Axi
32. Glade
12 Instalasi Gizi 1. Active Clean
2. Pro Active
3. Gliter
4. Fortun
5. Topas
6. Bayclin
7. Porstex
8. Lysol
Identifikasi 8
9. Baygon
10. Clorin
11. Rinso
12. Sunlight Cair
13. Clear- pembersih kaca
14. Kapur barus-bagus
15. Multi clean
13 Instalasi Radiologi 1. Develover
2. Alcohol 96 %
3. Fixer Liquid
4. Porstex
5. Lisol
6. Bayclin
7. Sunlight Cair
8. Handsoap-yuri
9. Glade
10. Baygon
11. Baterai
12. Softaman-hand rub
14 Instalasi pelayanan Hemodialisis 1. Porstex
2. Rinso
3. Baygon spray
4. Clear pembersih kaca
5. Anios DDSH Spray
6. Surfanios
7. Renalin 4 %
8. Paraffin oil
9. Creolin
10. Softaman
11. Handsoap yuri
12. Sunlight cair
13. H2O2 4%
14. Chlorhexidin 2 %
15. Bethadin
Identifikasi 9
16. Brounoderm spray
17. Cuka-Asam Asetat
18. Bayclin 5.25%
19. Glade
20. Bagus-kapur barus
21. Veem bubuk
22. Alkohol 70%
23. Alkohol swab
24. Iod banzine
25. Jelly EKG
26. Sabun batangan lifebuoy
27. Axi-pel
28. Bicarbonat
29. Acid -cairan dialisat
3. Limbah Infeksius dan benda tajam: cairan, bagian tubuh pasien; bahan/ alat yang kontak
dengan pasien. Benda tajam: silet/ pisau, jarum, pecahan ampul, dll
4. Limbah kimia: seperti gula, asam amino, garam tertentu, cairan kimia buangan di unit
radiologi dan laboratorium
PENATALAKSANAAN
1. Pengelolaan B3: Pengadaan-Penyimpanan di gudang distribusi (transportasi)- Penyimpanan
di unit pelayanan-Pemakaian B3 dan alur pengelolaan limbah berbahaya
a. Pengadaan dilakukan berdasarkan kebutuhan akan B3 diunit pelayanan sesuai dengan
ketentuan RS
b. Penyimpanan di gudang:
Identifikasi 10
Bahan mudah terbakar seperti alcohol , ditempatkan pada area yg jauh dari panas
dilakukan berdasarkan kebutuhan akan B3 di unit pelayanan
Bahan kimia ditempatkan di gudang medis di lemari B3
Bahan-bahan berbahaya yang tidak memiliki resiko terbakar ditempatkan dilemari
penyimpanan biasa
c. Distribusi-transportasi: bahan berbahaya (radiologi dan lab) diambil dari gudang rumah
sakit untuk dibawa ke unit pelayanan menggunakan troly dengan kemasan asli dari
produsen
d. Penyimpanan di unit pelayanan: ruang perawatan menyimpan bahan yang dipakai sesuai
dengan kebutuhan dalam 1 minggu, yang disimpan di lemari penyimpanan bahan
berbahaya di gudang ruangan. Jumlah Bahan yang disimpan hanya untuk memenuhi
kebutuhan 1 minggu pengambilan B3 dilakukan setiap hari ke gudang rumah sakit
e. Penggunaan dan penanganan bila terkena B3 pada tubuh: semua B3 digunakan sesuai
dengan MSDS
f. Penatalaksanaan tumpahan dengan peralatan dan prosedur perlindungan yang sesuai :
tangan, tissue/ koran untuk mengambil tumpahan, disemprotkan desinfektan lalu di lap.
Tumpahan mercuri dengan menggunakan spill kit mercuri: sarung tangan, masker,
gaun dan topi; spuit 10 cc, serbuk belerang, spon, kuas, zip lock
Tumpahan citotocic dengan menggunakan: sarung tangan , masker N95, gaun, topi,
google, sepatu boot; cairan deterjen; lap absorband
Limbah citotocic: ampul, vial, spuit obat kemoterapi dit kantong plastic merah,
dihancurkan ke incinerator dengan suhu 1200° C
Limbah farmasi: dibuang ke saluran IPAL untuk limbah cair dan ke incinerator untuk
limbah padat yang dibungkus dengan kantong plsatik warna coklat
Limbah Infeksius dan benda tajam: dibungkus dengan kantong plastic kuning dibuang ke
incinerator, sedangkan benda tajam dikumpulkan dalam container dan langsun
Identifikasi 11
dihancukan ke incenerator selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan B3 atau ke
landfill setelah residunya aman
Limbah kimia: seperti gula, asam amino, garam tertentu dibuang ke saluran IPAL, limbah
kimia cair dari ruangan radiologi ditampung dalam jirigen tertutup yang selanjutnya
dikirim ke rekanan terkait untuk pemusnahannya.
Limbah merkuri: tidak boleh dibakar dan tidak boleh dibuang ke landfill. Limbah ini
dibungkus dengan kantong plastik warna ungu dikirim ke institusi yang
bertanggungjawab untuk dikirim ke pengolahan yang ditentukan Negara
3. Transportasi-Pembuangan Limbah
Berkaitan dengan jalur transportasi rutin pembuangan limbah yang sama dengan jalur lalu lintas
staf, pengunjung dan juga alat/ bahan bersih maka ditentukan jadwal untuk waktu pembuangan
limbah yang meminimalkan kontak dengan hal diatas yaitu sehari 2 kali, pagi jam infeksious dari
ruangan menular dibungkus double dengan plastic berwarna kuning bila berasal dari ruangan
infectious pada saat transport ke tempat pembuangan akhir di rumah sakit. Sampah yang telah
terkumpul max dengan volume 2/3 dari plastic penampung dan paling lama tersimpan selama 2 x
24 jam, diikat dan dibawa ke penampungan akhir sampah di RS. Untuk limbah cair dari CSSD,
Gizi, Kamar operasi, Laboratorium, dan unit pelayanan pasien masuk ke saluran IPAL Rumah
sakit.
Untuk menjamin agar limbah cair medis yg dihasilkan Rumah sakit aman bagi lingkungan maka
dilakukan control melaului ikan yang ditempatkan di bak control disamping juga dilakukan uji
kualitas air dilakukan 1(satu) bulan sekali
Identifikasi 12
5. Pelabelan
Identifikasi 13
2. Program monitoring menjadi satu dengan program inspeksi Penatalaksanaan Fasilitas dan
keselamatan RS
3. Menyusun perencanaan dari hasil monitoring
4. Menyusun laporan perkembangan dari hasil monitoring dengan analisis dan rekomendasi
untuk peninngkatan pengelolaan B3 dan limbah yang aman bagi lingkungan dan staf serta
pasien dan pengunjung. Laporan yang dibuat secara rutin setiap 6 bulan sekali kepada
Direktur.
5. Hospital Hazardous and Waste Management Plan ini dievaluasi setiap 2 tahun oleh tim
K3RS
PROGRAM PENDIDIKAN
1. Setiap pegawai baru di berikan informasi tentang penatalaksanaan B3 dan limbah berbahaya
2. Staf terkait diinformasikan sedikitnya 2 tahun sekali program penatalaksanaan B3 dan
limbah berbahaya dan melakukan review terhadap penggunaan MSDS
3. Staf yang terlibat mendapatkan pelatihan untuk pengelolaan B3 dan limbah berbahaya.
Identifikasi 14
II. SPO PENGELOLAAN BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA (B3)
Kebijakan :
Jenis-jenis bahan beracun dan berbahaya (B3) : Alkohol, Fenol, H2O2, Formalin, dan semua
jenis asam dan basa berat (28 jenis bahan)
Prosedur :
1. Bahan berbahaya, ( Alkohol, Fenol, H2O2, Formalin, dan semua jenis asa dan basaberat
(28 jenis bahan) ditempatkan dan disimpan dengan baik dan aman sesuai dengan
peruntukannya dan dikelompokkan sesuai dengan MSDS
2. Bahan berbahaya diberikan label nama, tanda bahaya atau peringatan berbahaya
3. Pastikan tersimpan dalam keadan aman
Identifikasi 15
3. Pada wadah atau kemasan harus dicantumkan penandan yang meliputi : nama sediaan
atau nama dagang, nama bahan aktif, isi berat netto, kaliomat peringatan, tanda dan
symbol berbahaya.
4. Penandaan pada wadah atau kemasan harus jelas dan mudah dibaca, tidak mudah
luntur oleh sinar maupun cuaca
5. Pihak penyedia bahan berbahaya dan beracun harus membuat Material Safety Data
Sheet (MSDS) yaitu berupa lembar data pengaman yang membuat informasi dari
pabrik tentang sifat khusus (fisika maupun kimia) dari bahan, cara penyimpanan,
resiko dan cara penanggulangan bila terjadi kontaminasi.
4. Adakan supervisi untuk pengawasan bahan beracun dan berbahaya yang tersimpan dan
pastikan dalam keadaan aman
Prosedur :
1. Bahan beracun dan berbahaya diterima harus disertai MSDS
2. Penyimpanan bahan beracun dan berbahaya dikelompokkan sesuai potensi bahaya sendiri
yang tercantum pada MSDS
3. Pada sisi luar pintu penyimpanan dipasangi label yang berisi :
a. Nama bahan
b. Tanda bahaya
c. Tanda peringatan (symbol bahaya)
d. Bobot dan volume bahan
Identifikasi 16
VI. SPO PENANGANAN TUMPAHAN MERCURI
Kebijakan :
1. Undang Undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999 tentang pengelolaan limbah bahan Berbahaya
dan Beracun (B3)
3. Undang – undang RI No. 32 tahun 2009 tentang Pelindungan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
4. Keputrusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 tahun 2010 tentang Pedoman
Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkugan (UPL)
5. Penerapan K3 RS Graha Hermine, SK.
6. Daftar B3 Instalasi Farmasi RS. Graha Hermine
Prosedur :
1. Ambil kit untuk penanganan tumpahan merkuri yang tertumpah
a. 4-5 pcs plastic
b. Kantong plastic sampah tebal warna ungu (citotoksik)
c. Sarung tangan latex
d. Masker
e. Spuite besar tanpa jarum
f. Senter
g. Bubuk belerang
h. Spidol untuk menulis /labeling
i. Wadah kecil dengan penutup untuk wadah merkuri
j. Spon karet
k. Paper towel
l. Tissue gulung
2. Pakailah APD seperti : sarung tangan, hand scund, dan masker
Lepaskan segala jenis perhiasan dari tangan maupun pergelangan tangan agar
merkuri tidak berikatan dengan logam mulia dengan langkah-langkah sebagai berikut
:
Identifikasi 17
a. Ganti pakaian dan sepatu dengan bahan yang mudah dibuang apabila terjadi
paparan atau kontaminasi
b. Isolasi area yang terkontaminasi Mercuri dan matikan sistem ventilasi dalam
ruangan untuk menghidari penyebaran merkuri
3. Ambillah secara hati-hati jika terdapat pecahan kaca atau benda tajam pada
tumpahan tersebut
4. Tempatkan semua pecahan tersebut pada lembaran Tissue Gulung, kemudian lipat
dan masukkan kedalam plastic zip lock, amankan dengan diberi label
5. Gunakan alat pembersih spons karet untuk mengumpulkan merkuri, sapukan dengan
gerakan searah perlahan-lahan agar merkuri tidak menyebar, kemudian ambil lampu
senter dan carilah tumpahan merkuri di tempat atau sudut yang agak gelap dan
mungkin menempel di permukaan lainnya
6. Gunakan sedotan/spuite tanpa jarum untuk mengangkat tumpahan mercuri dari
permukaan yang terkontaminasi, tempatkan pada paper towel (tissue gulung ) basah
secara hati-hati, masukkan kedalam plastic zip lock dan masukkan kedalam tempat
khusus yang bertutup serta diberi label. Setelah menyingkirkan tumpahan merkuri
yang lebih besar, gunakan bubuk belerang untuk menyerap merkuri
7. Tempatkan semua perlengkapan pembersih tersebut termasuk sarung tangan kedalam
kantong plastic
8. Masukan semua barang-barang dalam wadah plastic sampah berwarna ungu dan
amankan serta diberi label “Awas Berbahaya Merkuri”
9. Semua sampah tersebut dimasukkan kedalam satu wadah untuk disimpan pada
tempat khusus yang aman dengan ventilasi yang baik
Identifikasi 18
6. Kep. Menkes. RI. No. : 1204 / Menkes./SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit.
Prosedur :
1. Periksa dan cek panel kontrol dan swicth monitoring masing-masing pompa
2. Periksa dan bersihkan bak kontrol dari sampah dan lemak yang ada
3. Periksa panel blower kompresor pada bak Equalisasi
4. Periksa dan bersihkan Septiktank dari sampah dan kotoran lainnya.
5. Melakukan drine system secara rutin 2 (dua) kali dalam seminggu agar bakteri
berkembang dalam bak biofilter berfungsi dengan normal
6. Periksa bak kontak dan tambahkan Chlorine bila diperlukan pada tangki Klor
7. Bersihkan sampah pada Bak dan Kolam indicator
8. Periksa kwalitas air buangan secara Laboratorium setiap 1 (satu) bulan sekali
Identifikasi 19
5. Pemeriksaan kimia air minum dan air bersih dilakukan 1 (satu) kali sebulan dan titik
pengambilan sampel pada masing-masing reservoir dan keran terjauh dari reservoar.
6. Titik pengambilan sampel air untuk pemeriksaan mikrobiologi terutama pada air kran
dari ruang dapur, ruang operasi, kamar bersalin, kamar bayi dan ruang makan, tempat
reservoar dan pada titik rawan pencemaran.
7. Apabila dalam hasil pemeriksaan kualitas air terdapat parameter yang menyimpang
dari standar maka harus dilakukan pengolahan sesuai parameter yang menyimpang.
Identifikasi 20
5. Limbah cair yang berasal dari Dapur ( Instalasi Gizi ) sebelum dibuang ke saluran
IPAL dipasang bak penangkap lemak
6. Dilakukan pemeriksaan terhadap kualitas air buangan sebelum olahan maupun setelah
proses pengolahan di IPAL out putnya secara berkala setiap 1 (satu) bulan sekali
7. Saluran IPAL secara berkala dibersihkan agar aliran lancar dan bakdibersihkan dari
sampah secara periodik agar pompa-pompa tidak rusak
8. Petugas dalam bekerja menggunakan Alat Pelindung Diri ( APD ) dan pakaian kerja
Identifikasi 21
kertas, kaleng, dll dikumpulkan tersendiri sedangkan sampah organic untuk
pembuatan pupuk kompos
7. Dilakukan pembersihan/pencucian tempat sampah (wadah) secara berkala
8. Petugas dalam bekerja menggunakan Alat Pelindung Diri ( APD ) dan pakian kerja
Identifikasi 22