You are on page 1of 22

IDENTIFIKASI

1.       Inventarisasi B3
Jumlah B3 di RS. Graha Hermine
1. Active Clean 29. Klorin
2. Mate Air Raksa 30. Lysol
3. Alkohol 96 % 31. Spray
4. Anios DDSH Spray 32. Microsield 2 % (Chlorhexidine 2 %)
5. Anios DJP                   33. NO2 Cair
6. Aniosyme DDI 34. Oxygen-L(Hygrogen Peroxide 30-60%)
7.   Aseptyzime 35. Porstex
8.   Bayclin 36. Papanicolaou Solution 1a Harris hematoxylin
9.   Benzidine Solution
10. Braunoderm 37. Papanicolaou Solution 2a Orange G Solution EA
11. Buffer Formalin 38 Papanicolaou Solution 3b Polichromic Solution EA
12. Chlorethyl Spray 39. Povidone Iodine
13. Cidex (Asetil Steril) 40. Power Clean-L (Coastic Soda, Trilo Powder,
14. Creolin Enzym AR)
15. Developer to Make 41. Sheet Purity-P (Calcium Hydro Chloride Powder)
16. MEtanol Absolut 42. Sheet Renalin 100 (col Sterilant for Dialyzer)
17. Entellan 43. Rinso
18. Equel-L (Hydrofluorsilic Acid 10- 44. Reactifat (NP-10 Water Soluble Solvent)
30%) 45. Sodalime
19. EO (Ethyline Oxyde) 46. Softaman
20. Fist Aid 47. Stabimed
21. Fixer Liquid to Make 48. Steranios
22. Finosoft (NP-10,HT-21) 49. Surfanios
23. Formalin 40 % 50. Sunlight Cair
24. Formalin Tab 51. Topas
25. Fortun 52. Xylenes53. Orenge G-6
26. Gliter 54. Sheet EA-50 Modified
27. H2O2 4 % 55. Ethydium Bromide
28. Hydrex Chlorhexidine 4 %

Distribusi B3 berdasarkan Ruangan/unit pelayanan/Instalasi


Identifikasi 1
No Area Pemakaian (Instalasi) Jenis B3
1 Instalasi Rawat jalan/poliklinik 1. Alcohol 70 %
2. H2O2 4 %
3. Microshield 2 % (Chlorhexidine 2 %)
4. Povidone Iodine
5. Steranios
6. Chlorine
7. Creolin
8. Deterjen/ Sunlight cair/ Rinso bubuk/ lifebuoy
batangan
9. Softaman
10. Handsoap-yuri
11. Clear pembersih kaca
12. Porstex
13. Pengharum ruangan-glade
14. Baygon spray
15. Veem
16. Alkohol swab
17. Kapur barus – Bagus
18. Jely-EKG
2 Instalasi Rawat Inap 1. Alcohol 70 %
2. H2O2 4 % -Pehydrol
3. Microshield 2 % (Chlorhexidine 2 %)
4. Povidone Iodin
5. Chlorine/ bayclin
6. Deterjen Rinso, s
7. Sunlight cair,
8. Sabun mandi cair lifebuoy cair,
9. Shampoo sachet cair sunsilk,
10. Porstek
11. Baygon spray
12. Glade
13. Clear pembersih kaca

Identifikasi 2
14. Borax gliserin
15. Parafin
16. Gliseryn huknah
17. Minyak zaitun
18. Minyak kayu putih
19. Baby oil
20. Gliserin minum-pasien mata
21. Lysol
22. Savlon
23. Hibiscrub?
24. Softaman
25. Taff
26. Veem
27. Aceton
28. Rivanol?
29. Alkohol swab
30. Anios
31. Kapur barus-bagus
32. Jely-EKG
33. Yod benzine
3 Instalasi Laboratorium Patologi 1. Alkohol 70%
Klinik 2. Anios DDSH Spray
3. Aseptizyme
4. Formalin 40%
5. H2O2 4%
6. H2O2 50%
7. Softaman
8. Surfanios
9. Porstex
10. Detergen Rinso
11. Bactistat
12. Povidine Iodine
13. Baygon spray
14. Glade
Identifikasi 3
15. Clear pembersih kaca
16. Axi
17. Alkohol swab
18. Kapur barus-bagus
19. Bayclin
4 Instalasi Laboratorium 1. Alkohol 96%
Mikrobiologi Klinik 2. Alkohol 70%
3. Creolin
4. H2O2 4%
5 Instalasi Laboratorium
Patologi Anatomi
6 Instalasi Bedah Sentral
5. Softaman
6. Ethydium Bromide
7. Axi-Pel
8. Clear
9. Sabun cair-Yuri
10. Rinso
11. Glade
5 Instalasi Laboratorium Patologi 1. Alkohol 96%
Anatomi 2. Anios DDSH Spray
3. Buffer Formalin
4. Formalin 40%
5. H2O2 4%
6. Papanicolaou Solution 1a hematoxylin salotion
7. Papanicolaou Solution 2a Orange G solution
8. Papanicolaou Solution 3a Polichromic solution
EA
9. Entellan
10. Etanol Absolut
11. Xylenes
12. Orange G6
13. EA-50 Modified
6 Instalasi Bedah Sentral 1. Alcohol 96 %

Identifikasi 4
2. Anios DDSH Spray
3. Anios DJP
4. Bayclin
5. H2O2 4%
6. Microshield 2 % (Chlorhexidine 2 %)
7. Povodone Iondine
8. Softaman
9. Surfanios
10. Stabimed
11.Steranios 2 %-Cidex
12.Buffer formalin
13.Savlon
14. Porstex
15.Parafin oil
16.Hidrex
17.Sunlight cair
18.Sodalime
19.Glade spray
7 Instalasi Sterilisasi Sentral 1. Alcohol 70 %
2. Anios DDSH Spray
3. Anios DJP ?
4. Aseptizyme
5. Softaman
6. Stabimed
7. Surfanios
8. Heqxaguard
9. EO (Ethyline Oxyde)
10. Alcazyme
11. Alcazyde
12. Sunlight cair
13. Rinso
14. Handsoap-yuri
15. Clear pembersih kaca
16. Porstek
Identifikasi 5
17. Glade
18. Baygon
19. Parafin oil
20. Kapur barus-bagus
21. Helyzime
8 Unit Laundry 1. Creolin-Axi pel
2. Oxygen-L 9hydrogen Peroxide 30%
3. Finoseoft (NP-10, HT-21)
4. Purity-P (Calcium Hydro Chloride Powder)
5. Power Clean-L (Caoustic Soda, Trilon powder,
Enzym AR)
6. Reactifat (NP-10 watre soluble Solvent)
7. Equel-L(Hydrofluorosilic Acid 10
8. Handsoap – yuri
9. Porstex
10. Glade
11. Chlorin 10 %-bayclin
12. Bagus
13. Softaman
9 IGD 1. Alcohol 96 %
2. Anios DDSH Spray
3. Buffer formalin
4. Chloraethyl Spray
5. Creolin
6. Developer to make-cairan cuci film
7. Formalin tab
8. H2O2 4%
9. Hydrex (Chlorhexidine 4%)
10. Microshield 2% (Chlorhexidine 2 %)
11. Povidone Iodine
12. Sodalime
13. Softaman
14. Stabimed
15. Steranios

Identifikasi 6
16. Surfanios
17. Rinso detergen
18. Clear
19. Porstex
20. Bayclin
21. Glade
22. Baygon spray
23. kapur barus-bagus
24. Veem bubuk
25. hand soap Yuri
26. Extragen 2 %
27. Microshield 2%
28. Asemptan
29. Octenicept
30. Alcohol swab
31. Sunlight cair
32. Lifebuoy cair
33. Cairan Fixer
34. Stela spray
10 Rehabilitasi Medis 1. Alkohol 70 %
2. Clorin-Bayclin
3. Porstek
4. Sunlight cair
5. Parafin oil
6. Clear_kaca
7. Rinso detergen
8. Handsoap-yuri
9. Creolin-Axi
11 Instalasi Farmasi 1. Air Raksa
2. Alkohol 96 %
3. Alkohol 70%
4. Anios DDSH Spray
5. Anios DJP
6. Aniosyme DDI

Identifikasi 7
7. Aseptyzime
8. Braunoderm
9. Buffer Formalin
10. Chlorethyl Spray
11. Cidex (Asetil Steril)
12. Creolin
13. Developer to Make
14. Fist Aid-Chlorhexidine 1.5%, Ceterimide
15. Fixer Liquid to Make
16. Formalin 40 %
17. Formalin Tab
18. H2O2 4 %
19. H2o2 50 %
20. Hydrex Chlorhexidine 4 %
21. Meliseptol Spray
22. Microsield 2 % (Chlorhexidine 2 %)
23. Povidone Iodine
24. Renalin 100 (col Sterilant for Dialyzer)
25. Sodalime
26. Softaman
27. Stabimed
28. Steranios 2%
29. Surfanios
30. Clear
31. Axi
32. Glade
12 Instalasi Gizi 1. Active Clean
2. Pro Active
3. Gliter
4. Fortun
5. Topas
6. Bayclin
7. Porstex
8. Lysol
Identifikasi 8
9. Baygon
10. Clorin
11. Rinso
12. Sunlight Cair
13. Clear- pembersih kaca
14. Kapur barus-bagus
15. Multi clean
13 Instalasi Radiologi 1. Develover
2. Alcohol 96 %
3. Fixer Liquid
4. Porstex
5. Lisol
6. Bayclin
7. Sunlight Cair
8. Handsoap-yuri
9. Glade
10. Baygon
11. Baterai
12. Softaman-hand rub
14 Instalasi pelayanan Hemodialisis 1. Porstex
2. Rinso
3. Baygon spray
4. Clear pembersih kaca
5. Anios DDSH Spray
6. Surfanios
7. Renalin 4 %
8. Paraffin oil
9. Creolin
10. Softaman
11. Handsoap yuri
12. Sunlight cair
13. H2O2 4%
14. Chlorhexidin 2 %
15. Bethadin

Identifikasi 9
16. Brounoderm spray
17. Cuka-Asam Asetat
18. Bayclin 5.25%
19. Glade
20. Bagus-kapur barus
21. Veem bubuk
22. Alkohol 70%
23. Alkohol swab
24. Iod banzine
25. Jelly EKG
26. Sabun batangan lifebuoy
27. Axi-pel
28. Bicarbonat
29. Acid -cairan dialisat

2. Inventarisasi Limbah Berbahaya

1. Limbah Radioactive: tidak ada


2. Limbah farmasi: cairan/ bahan padat pengolahan obat/ bahan medis farmasi

3. Limbah Infeksius dan benda tajam: cairan, bagian tubuh pasien; bahan/ alat yang kontak
dengan pasien. Benda tajam: silet/ pisau, jarum, pecahan ampul, dll

4. Limbah kimia: seperti gula, asam amino, garam tertentu, cairan kimia buangan di unit
radiologi dan laboratorium

5. Limbah merkuri: jatuhan merkuri

PENATALAKSANAAN
1. Pengelolaan B3: Pengadaan-Penyimpanan di gudang distribusi (transportasi)- Penyimpanan
di unit pelayanan-Pemakaian B3 dan alur pengelolaan limbah berbahaya
a. Pengadaan dilakukan berdasarkan kebutuhan akan B3 diunit pelayanan sesuai dengan
ketentuan RS
b. Penyimpanan di gudang:
Identifikasi 10
 Bahan mudah terbakar seperti alcohol , ditempatkan pada area yg jauh dari panas
dilakukan berdasarkan kebutuhan akan B3 di unit pelayanan
 Bahan kimia ditempatkan di gudang medis di lemari B3
 Bahan-bahan berbahaya yang tidak memiliki resiko terbakar ditempatkan dilemari
penyimpanan biasa
c. Distribusi-transportasi: bahan berbahaya (radiologi dan lab) diambil dari gudang rumah
sakit untuk dibawa ke unit pelayanan menggunakan troly dengan kemasan asli dari
produsen
d. Penyimpanan di unit pelayanan: ruang perawatan menyimpan bahan yang dipakai sesuai
dengan kebutuhan dalam 1 minggu, yang disimpan di lemari penyimpanan bahan
berbahaya di gudang ruangan. Jumlah Bahan yang disimpan hanya untuk memenuhi
kebutuhan 1 minggu pengambilan B3 dilakukan setiap hari ke gudang rumah sakit
e. Penggunaan dan penanganan bila terkena B3 pada tubuh: semua B3 digunakan sesuai
dengan MSDS
f. Penatalaksanaan tumpahan dengan peralatan dan prosedur perlindungan yang sesuai :
tangan, tissue/ koran untuk mengambil tumpahan, disemprotkan desinfektan lalu di lap.
 Tumpahan mercuri dengan menggunakan spill kit mercuri: sarung tangan, masker,
gaun dan topi; spuit 10 cc, serbuk belerang, spon, kuas, zip lock
 Tumpahan citotocic dengan menggunakan: sarung tangan , masker N95, gaun, topi,
google, sepatu boot; cairan deterjen; lap absorband

2. Pembuangan limbah berbahaya

 Limbah citotocic: ampul, vial, spuit obat kemoterapi dit kantong plastic merah,
dihancurkan ke incinerator dengan suhu 1200° C

 Limbah Radioactif: tidak ada

 Limbah farmasi: dibuang ke saluran IPAL untuk limbah cair dan ke incinerator untuk
limbah padat yang dibungkus dengan kantong plsatik warna coklat

 Limbah Infeksius dan benda tajam: dibungkus dengan kantong plastic kuning dibuang ke
incinerator, sedangkan benda tajam dikumpulkan dalam container dan langsun

Identifikasi 11
dihancukan ke incenerator selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan B3 atau ke
landfill setelah residunya aman

 Limbah kimia: seperti gula, asam amino, garam tertentu dibuang ke saluran IPAL, limbah
kimia cair dari ruangan radiologi ditampung dalam jirigen tertutup yang selanjutnya
dikirim ke rekanan terkait untuk pemusnahannya.

 Limbah merkuri: tidak boleh dibakar dan tidak boleh dibuang ke landfill. Limbah ini
dibungkus dengan kantong plastik warna ungu dikirim ke institusi yang
bertanggungjawab untuk dikirim ke pengolahan yang ditentukan Negara

3. Transportasi-Pembuangan Limbah

Berkaitan dengan jalur transportasi rutin pembuangan limbah yang sama dengan jalur lalu lintas
staf, pengunjung dan juga alat/ bahan bersih maka ditentukan jadwal untuk waktu pembuangan
limbah yang meminimalkan kontak dengan hal diatas yaitu sehari 2 kali, pagi jam infeksious dari
ruangan menular dibungkus double dengan plastic berwarna kuning bila berasal dari ruangan
infectious pada saat transport ke tempat pembuangan akhir di rumah sakit. Sampah yang telah
terkumpul max dengan volume 2/3 dari plastic penampung dan paling lama tersimpan selama 2 x
24 jam, diikat dan dibawa ke penampungan akhir sampah di RS. Untuk limbah cair dari CSSD,
Gizi, Kamar operasi, Laboratorium, dan unit pelayanan pasien masuk ke saluran IPAL  Rumah
sakit.

Untuk menjamin agar limbah cair medis yg dihasilkan Rumah sakit aman bagi lingkungan maka
dilakukan control melaului ikan yang ditempatkan di bak control disamping juga dilakukan uji
kualitas air dilakukan 1(satu) bulan sekali

4. Prosedur Emergency Terhadap Tumapahan Dan Kebocoran

Tumpahan dan kebocoran dalam jumlah besar membutuhkan penanganan emergency-(mengacu


pada penatalaksanaan kedaruratan/ bencana)

Identifikasi 12
5. Pelabelan

No Kategori Warna Kontainer/ Lambang Keterangan


Kantong
Plastik
1 Radioaktif Merah Kantong box timbal dengan
symbol radioaktif
2 Sangat Kuning kantong plastik Double
infeksius dari
ruang menular

3 Limbah Kuning kantong plastik Double


infeksius,
patologi dan
anatomi
4 Sitoksis Ungu kantong plastik Double
5 Limbah kimia Coklat kantong plastik
dan farmasi

KOORDINASI DAN KEWENANGAN


1.      Direktur melalui Wadir Penunjang menerima laporan  tim K3RS mengenai pelaksanaan
program pengendalian B3 dan memberikan dukungan untuk memfasilitasi kelanjutan
program dari segi pembiayaan maupun kebijakan
2.      Tim K3RS melakukan pengelolaan terhadap B3 dan limbah berbahaya dengan
berkoordinasi dg Sub Bid. Kesehatan Lingkungan
3.      Staf yang bertanggungjawab terhadap penggunaan B3 dan limbah berbahaya ini
bertanggungjawab untuk untuk menggunakan dan pengelolanya dengan aman sesuai SPO

PROGRAM REVIEW DAN EVALUASI


1.      Tim K3RS menyusun program monitoring terhadap pengelolaan B3 dan limbah berbahaya
rumah sakit

Identifikasi 13
2.      Program monitoring menjadi satu dengan program inspeksi Penatalaksanaan Fasilitas dan
keselamatan RS
3.      Menyusun perencanaan dari hasil monitoring
4.      Menyusun laporan perkembangan dari hasil monitoring dengan analisis dan rekomendasi
untuk peninngkatan pengelolaan B3 dan limbah yang aman bagi lingkungan dan staf serta
pasien dan pengunjung. Laporan yang dibuat secara rutin setiap 6 bulan sekali kepada
Direktur.
5.      Hospital Hazardous and Waste Management Plan ini dievaluasi setiap 2 tahun oleh tim
K3RS

PROGRAM PENDIDIKAN
1.     Setiap pegawai baru di berikan informasi tentang penatalaksanaan B3 dan limbah berbahaya
2.      Staf terkait diinformasikan sedikitnya 2 tahun sekali program penatalaksanaan B3 dan
limbah berbahaya dan melakukan review terhadap penggunaan MSDS
3.       Staf yang terlibat mendapatkan pelatihan untuk pengelolaan B3 dan limbah berbahaya.

I. SPO PENANGGULANGAN BILA TERJADI KONTAMINASI B3


Kebijakan :
1. Jeni-jenis bahan beracun dan berbahaya dan semua jenis asam dan basa kuat (28 jenis
bahan)
2. Ada pelatihan penanggulangan bila terjadi kontaminasi bahan beracun dan berbaya.
Prosedur :
1. Alkohol : Jika tertelan, segera berikan minum kopi tubruk atau  emetic dengan mustard 1
sendok makan dicampur air dan garam dapur
2. Fenol : Jika tertelan, sebera minum susu, lakukan bilas lambung dengan menggunakan oleum
olivarum
3. H2O2 dan Formalin : Pada bagian tubuh yang terkena segera cuci dan bilas dengan air
mengalir
4. N2O : Segera bersihkan tubuh korban, berikan oksigen dan prednisone dosis tinggi
5. Asam dan Basa kuat, seperti : HCL, H2So4, dann NaOH Jika tertelan, berikan minum susu,
apabila bahan terminum dalam konsentrasi pekat tidak boleh dilakukan bilas lambung
6. Bila pertolongan pertama belum tuntas segera kirim ke UGD untuk mendapatkan penanganan
lebih lanjut

Identifikasi 14
II. SPO PENGELOLAAN BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA (B3)
Kebijakan :
Jenis-jenis bahan beracun dan berbahaya (B3) : Alkohol, Fenol, H2O2, Formalin, dan semua
jenis asam dan basa berat (28 jenis bahan)
Prosedur :
1. Bahan berbahaya, ( Alkohol, Fenol, H2O2, Formalin, dan semua jenis asa dan basaberat
(28 jenis bahan) ditempatkan dan disimpan dengan baik dan aman sesuai dengan
peruntukannya dan dikelompokkan sesuai dengan MSDS
2. Bahan berbahaya diberikan label nama, tanda bahaya atau peringatan berbahaya
3. Pastikan tersimpan dalam keadan aman

III. SPO PENGELOLAAN SAMPAH BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA (B3)


Kebijakan :
Jenis-jenis sampah bahan beracun dan berbahaya (B3) meliputi Alkohol, Fenol, H2O2,
Formalin, dan semua jenis asam dan basa kuat (28 jenis bahan )
Prosedur :
1. Ditampung dalam wadah khusus dan diberi label dan tanda berbahaya
2. Ditempatkan pada tempat di Gudang medis
3. Dibuang dengan dan ditangani sesuai dengan MSDS bahan tersebut
IV. SPO PENGADAAN JASA,BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA (B3)
Kebijakan :
1. Penerapan K3 RS
2. Jenis-jenis bahan beracun dan berbahaya (B3) : Alkohol, dan semua jenis asam dan basa
berat (28  jenis bahan)
Prosedur :
1. Setiap jenis bahan berbahaya dan beracun (B3) yang akan diadakan adalah yang
sudah terdaftar pada Direktorat Jendral Pengawasa Obat dan Makanan Kementrian
Kesehatan RI. Oleh distributor, importer atau Produsen dengan bukti pendaftaran.
2. Bahan berbahaya dan beracun (B3)myang diadakan harus sudah diberi wadah,
dikemas dengan baik dan aman

Identifikasi 15
3. Pada wadah atau kemasan harus dicantumkan penandan yang meliputi : nama sediaan
atau nama dagang, nama bahan aktif, isi berat netto, kaliomat peringatan, tanda dan
symbol berbahaya.
4. Penandaan pada wadah atau kemasan harus jelas dan mudah dibaca, tidak mudah
luntur oleh sinar maupun cuaca
5. Pihak penyedia bahan berbahaya dan beracun harus membuat Material Safety Data
Sheet (MSDS) yaitu berupa lembar data pengaman yang membuat informasi dari
pabrik tentang sifat khusus (fisika maupun kimia) dari bahan, cara penyimpanan,
resiko dan cara penanggulangan bila terjadi kontaminasi.

V. SPO PENYIMPANAN BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA (B3)


Kebijakan :
1. Jenis-jenis bahan berbahaya dan beracun meliputi : Alcohol, Fenol, H2O2, Formalin, dan
semua jenis asam dan basa kuat (28 jenis bahan )
2. Tersedia tempat penyimpanan bahan beracun dan berbahaya
3. Tersedia ruangan penyimpanan dengan persyaratan :
a. tertutup rapat dilengkapai dengan kunci
b. ventilasi dan pencahayaan cukup

c. ada pengamanan sumber listrik.

d. pada bagian luar pintu di beri tanda peringatan

4. Adakan supervisi untuk pengawasan bahan beracun dan berbahaya yang tersimpan dan
pastikan dalam keadaan aman

Prosedur :
1. Bahan beracun dan berbahaya diterima harus disertai MSDS
2. Penyimpanan bahan beracun dan berbahaya dikelompokkan sesuai potensi bahaya sendiri
yang tercantum pada MSDS
3. Pada sisi luar pintu penyimpanan dipasangi label yang berisi :
a. Nama bahan
b. Tanda bahaya
c. Tanda peringatan (symbol bahaya)
d. Bobot dan volume bahan

Identifikasi 16
VI. SPO PENANGANAN TUMPAHAN MERCURI
Kebijakan :
1. Undang Undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999 tentang pengelolaan limbah bahan Berbahaya
dan Beracun (B3)
3. Undang – undang RI No. 32 tahun 2009 tentang Pelindungan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
4. Keputrusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 tahun 2010 tentang Pedoman
Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkugan (UPL)
5. Penerapan K3 RS Graha Hermine, SK.
6. Daftar B3 Instalasi Farmasi RS. Graha Hermine
Prosedur :
1. Ambil kit untuk penanganan tumpahan merkuri yang tertumpah
a. 4-5 pcs plastic
b. Kantong plastic sampah tebal warna ungu (citotoksik)
c. Sarung tangan latex
d. Masker
e. Spuite besar tanpa jarum
f. Senter
g. Bubuk belerang
h. Spidol untuk menulis /labeling
i. Wadah kecil dengan penutup untuk wadah merkuri
j. Spon karet
k. Paper towel
l. Tissue gulung
2. Pakailah APD seperti : sarung tangan, hand scund, dan masker
Lepaskan segala jenis perhiasan dari tangan maupun pergelangan tangan agar
merkuri tidak berikatan dengan logam mulia dengan langkah-langkah sebagai berikut
:

Identifikasi 17
a. Ganti pakaian dan sepatu dengan bahan yang mudah dibuang apabila terjadi
paparan atau kontaminasi
b. Isolasi area yang terkontaminasi Mercuri dan matikan sistem ventilasi dalam
ruangan untuk menghidari penyebaran merkuri
3. Ambillah secara hati-hati jika terdapat pecahan kaca atau benda tajam pada
tumpahan tersebut
4. Tempatkan semua pecahan tersebut pada lembaran Tissue Gulung, kemudian lipat
dan masukkan kedalam plastic zip lock, amankan dengan diberi label
5. Gunakan alat pembersih spons karet untuk mengumpulkan merkuri, sapukan dengan
gerakan searah perlahan-lahan agar merkuri tidak menyebar, kemudian ambil lampu
senter dan carilah tumpahan merkuri di tempat atau sudut yang agak gelap dan
mungkin menempel di permukaan lainnya
6. Gunakan sedotan/spuite tanpa jarum untuk mengangkat tumpahan mercuri dari
permukaan yang terkontaminasi, tempatkan pada paper towel (tissue gulung ) basah
secara hati-hati, masukkan kedalam plastic zip lock dan masukkan kedalam tempat
khusus yang bertutup serta diberi label. Setelah menyingkirkan tumpahan merkuri
yang lebih besar, gunakan bubuk belerang untuk menyerap merkuri
7. Tempatkan semua perlengkapan pembersih tersebut termasuk sarung tangan kedalam
kantong plastic
8. Masukan semua barang-barang dalam wadah plastic sampah berwarna ungu dan
amankan serta diberi label “Awas Berbahaya Merkuri”
9. Semua sampah tersebut dimasukkan kedalam satu wadah untuk disimpan pada
tempat khusus yang aman dengan ventilasi yang baik

VII. SPO PEDOMAN IPAL


Kebijakan :
1. Tersedia fasilitas pengolahan limbah ( IPAL ) dan peralatan yang memadai
2. Seluruh air buangan yang dihasilkan dalam kegiatan pelayanan kesehatan disalurkan ke
IPAL
3. Saluran IPAL memiliki kemiringan yang baik sehingga air mengalir lancar
4. Tenaga pemelihara IPAL mempunyai kemampuan yang memadai ( terampil )
5. Pemeriksaan secara berkala kwalitas air buangan ( Out put )

Identifikasi 18
6. Kep. Menkes. RI. No. : 1204 / Menkes./SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit.
Prosedur :
1. Periksa dan cek panel kontrol dan swicth monitoring masing-masing pompa
2. Periksa dan bersihkan bak kontrol dari sampah dan lemak yang ada
3. Periksa  panel blower kompresor pada bak Equalisasi
4. Periksa dan bersihkan Septiktank dari sampah dan kotoran lainnya.
5. Melakukan drine system secara rutin 2 (dua) kali dalam seminggu agar bakteri
berkembang dalam bak biofilter berfungsi dengan normal
6. Periksa bak kontak dan tambahkan Chlorine bila diperlukan pada tangki Klor
7. Bersihkan sampah pada Bak dan Kolam indicator
8. Periksa kwalitas air buangan secara Laboratorium setiap 1 (satu) bulan sekali

VIII. SPO PEDOMAN PENYEHATAN AIR BERSIH


Kebijakan :
1. Kep.Menkes. RI No.: 907 / Menkes. / SK / VII / 2002 tentang Syarat – syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Minum.
2. Tersedia sarana untuk menyimpan air bersih 1 X 24 jam apabila terjadi kerusakan
pada jalur distribusi ke Rumah Sakit dari PDAM.
3. Tersedia air bersih yang cukup kuantitas dan kualitasnya ( 500 Ltr/TT/hari )
4. Dilakukan pemeriksaan Laboratorium tentang kualitas air bersih secara berkala
5. Pencatatan dan pelaporan tentang pemantauan kualitas dan kuantitas air bersih
Prosedur :
1. Petugas secara berkala melakukan monitoring tentang pendistribusianair bersih ke
seluruh rumah sakit
2. Petugas melakukan perbaikan terhadap kerusakan dan kebocoran dalam
pendistribusian air bersih di rumah sakit.
3. Dalam perbaikan hindari terjadinya persambungan silang yang dapat menyebabkan
kontaminasi terhadap sistem pendistribusian tersebut.
4. Petugas melakukan inspeksi sanitasi sarana air minum dan air bersih secara berkala
dan minimal dapat dilakukan setahun sekali sesuai junkis Dirjen PPM dan PL
Departemen Kesehatan.

Identifikasi 19
5. Pemeriksaan kimia air minum dan air bersih dilakukan 1 (satu) kali sebulan dan titik
pengambilan sampel pada masing-masing reservoir dan keran terjauh dari reservoar.
6. Titik pengambilan sampel air untuk pemeriksaan mikrobiologi terutama pada air kran
dari ruang dapur, ruang operasi, kamar bersalin, kamar bayi dan ruang makan, tempat
reservoar dan pada titik rawan pencemaran.
7. Apabila dalam hasil pemeriksaan kualitas air terdapat parameter yang menyimpang
dari standar maka harus dilakukan pengolahan sesuai parameter yang menyimpang.

IX. SPO PENGELOLAAN LIMBAH CAIR


Kebijakan :
1. Permenkes. No. : 1204 tahun 2004 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
2. Peraturan Gubernur Bali No. 08 Tahun 2007 tentang Standar Baku Mutu Lingkungan
3. Undang – Undang Nomor : 32 Tahun 2009 tentang B3
4. Petugas yang menangani harus menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)
5. Tersedia sarana dan fasilitas pengelolaan limbah cair
6. Ada formulir / buku pemantauan pengelolaan limbah
Prosedur :
Prosedur Kerja Limbah Cair :
1. Limbah cair yang dihasilkan tiap unit pelayanan disalurkan melalui saluran IPAL
yang tertutup termasuk resapan dari septik tank, terpisah dengan jalur pembuangan air
hujan
2. Pengumpulan limbah cair B3 harus menggunakan Kontainer yang kuat dan tidak
mudah dibuka orang yang tidak bertanggung jawab dan diberi label
3. Limbah yang berasal dari Laboratorium didekontaminasi terlebih dahulu dan air sisa
pembuangannya disalurkan ke saluran IPAL
4. Kriteria khusus Wadah limbah cair Radiologi ( Fixer & Undeveloped ) :
a. Tahan korosif dan kedap air
b. Terdapat tanda atau label yang jelas
c. Mudah dipindahkan dan limbahnya tidak mudah dikeluarkan.
d. Khusus Limbah Fixer dan Undeveloped bila tidak menghubungi suplayer untuk
program pengambilan kembali untuk untuk program pengambilan kembali untuk
pengolahan lanjutan
e. Cairan sisa pengolahan lainnya dapat disalurkan ke saluran IPAL

Identifikasi 20
5. Limbah cair yang berasal dari Dapur ( Instalasi Gizi ) sebelum dibuang ke saluran
IPAL dipasang bak penangkap lemak
6. Dilakukan pemeriksaan terhadap kualitas air buangan sebelum olahan maupun setelah
proses pengolahan di IPAL out putnya secara berkala setiap 1 (satu) bulan sekali
7. Saluran IPAL secara berkala dibersihkan agar aliran lancar dan bakdibersihkan dari
sampah secara periodik agar pompa-pompa tidak rusak
8. Petugas dalam bekerja menggunakan Alat Pelindung Diri ( APD ) dan pakaian kerja

X. SPO PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH


Kebijakan :
1. Permenkes. No. : 1204 tahun 2004 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
2. Undang – Undang Nomor : 18 Tahun 2008 tentang Sampah
3. UU No. 32 Tahun 2009 tentang Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)
4. Petugas yang menangani harus menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)
5. Tersedia tempat sampah yang cukup sesuai dengan jenis sampah
6. Ada formulir / buku pemantauan pembuangan sampah.
Prosedur :
Prosedur Kerja Dalam Pemanfaatan Sampah Padat :
1. Dilakukan pemilahan dalam pengumpulan dan pembuangan sampah seperti sampah
organik, sampah anorganik dan sampah khusus ( spesifik )
2. Masing – masing Tong sampah dilapisi dengan kantong plastic
3. Pewadahan sampah :
a. Tong Sampah dilapisi plastic warna kuning untuk tempat sampah medis
b. Tong Sampah dilapisi plastic warna hitam dilengkapi label sampah anorganik
untuk jenis sampah kertas, botol, plastic dan sejenisnya.
c. Tong Sampah dilapisi plastic warna hitam dilengkapi label sampah organic untuk
jenis sampah daun, sisa makanan dan sejenisnya
4. Petugas kebersihan ruangan mengangkut sampah ke TPS sesuai dengan jalur, jadwal
dan jenis sampah dari unit ruangan pelayanan
5. Alat angkut yang dipergunakan harus kuat dan kedap air sehingga tidak ada yang
tercecer dalam perjalanan
6. Melakukan pensortiran terhadap sampah yang masih memiliki nilai ekonomis, baik
sampah anorganik yang dilakukan pemilahan di TPS (container) seperti : plastik,

Identifikasi 21
kertas, kaleng, dll dikumpulkan tersendiri sedangkan sampah organic untuk
pembuatan pupuk kompos
7. Dilakukan pembersihan/pencucian tempat sampah (wadah) secara berkala
8. Petugas dalam bekerja menggunakan Alat Pelindung Diri ( APD ) dan pakian kerja

Identifikasi 22

You might also like