Professional Documents
Culture Documents
Dowload Materi Makalah (Keanekaragaman Hayati)
Dowload Materi Makalah (Keanekaragaman Hayati)
Sunarmi
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5 Malang
E-mail: hs.narmi@yahoo.com
Abstract: Indonesia is a mega-biodiversity country that has a number of flora and fauna number 2
worldwide. Biological diversity useful for the purposes of food, clothing, and shelter. Based on the
results of pre-study showed that the majority (80%) of biodiversity in school learning use the
lecture method and of course have not touched the realm of attitudes to conserve. The goal of the
research is to develop the attitude of preserving biodiversity in the candidate educators through
learning outside the classroom and challenging task. Subjects in this study were students of
biology education study program participant subjects generation plant diversity by 2012 consist of
36 students, 5 male students, and 31 female students. This type of research is the Classroom
Action Research (CAR) conducted during two cycles, the research approach is qualitative
descriptive. Data analysis was done by triangulation of data and percentages. Observations
attitudes using Likert scale, observation sheets, and field notes. The results showed no increase in
the attitude of students as prospective educators before the first cycle, at the end of the first cycle
and the end of the second cycle. Biology teacher recommended to apply this method, method to
conduct learning outside the classroom and give challenging task in middle and high school
students.
Keywords: biodiversity, learning outside the classroom, challenging task
Abstrak: Indonesia merupakan negara mega-biodiversity yang memiliki jumlah flora dan fauna
nomor 2 sedunia. Keanekaragaman hayati bermanfaat untuk keperluan sandang, pangan, dan
papan. Berdasarkan hasil pra penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (80%) pembelajaran
keanekaragaman hayati di sekolah menggunakan metode ceramah dan secara otomatis belum
menyentuh ranah sikap untuk melestarikan keanekaragaman hayati. Tujuan penelitian adalah
menumbuhkan sikap melestarikan keanekaragaman hayati pada calon pendidik melalui
pembelajaran di luar kelas dan tugas yang menantang. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa
prodi pendidikan biologi peserta mata kuliah keanekaragaman tumbuhan angkatan tahun 2012
sebanyak 36 mahasiswa, laki-laki 5 mahasiswa, perempuan 31 mahasiswa. Jenis penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan selama 2 siklus, pendekatan penelitian
adalah deskriptif kualitatif. Analisis data dilakukan dengan triangulasi data dan persentase.
Pengamatan sikap menggunakan skala Likert, lembar observasi, dan catatan lapangan. Hasil
penelitian menunjukkan ada peningkatan sikap mahasiswa sebagai calon pendidik sebelum siklus
I, akhir siklus I dan akhir siklus II. Disarankan kepada guru Biologi supaya diterapkan
pembelajaran di luar kelas dan tugas yang menantang pada siswa SMP dan SMA.
Kata kunci: keanekaragaman hayati, pembelajaran di luar kelas, tugas menantang
Keanekaragaman hayati merupakan istilah daya yang memiliki nilai ekonomis dan
yang berkenaan dengan berbagai kehidupan ekologis yang cukup tinggi. Ekosistem hutan
di bumi. Keanekaragaman hayati adalah sebagai contoh, keanekaragaman spesies
kekayaan hidup di bumi, jutaan tumbuhan, menghasilkan berbagai macam flora dan
hewan, dan mikroorganisme, genetika yang fauna yang bisa dimanfaatkan sebagai
dikandungnya, dan ekosistem dimana sumber pangan, tempat bernaung, obat-
mereka melangsungkan kehidupannya. obatan dan kebutuhan hidup lainnya
Setiap tingkatan organisme tersebut penting (Primack et al., 1998).
bagi manusia karena merupakan sumber Indonesia merupakan negara dengan
38
Sunarmi, Melestarikan Keanekaragaman Hayati melalui . . . 39
tingkat keanekaragaman hayati yang sangat hayati Indonesia secara berkelanjutan yang
tinggi artinya Indonesia menjadi salah satu meliputi ekosistem darat dan laut, kawasan
pusat keanekaragaman hayati dunia yang agroekosistem dan kawasan produksi, serta
dikenal sebagai negara mega-biodiversity. konservasi ex-situ. Upaya pelestarian ini
Keanekaragaman hayati dapat di- harus disertai dengan pemeliharaan sistem
kelompokkan menjadi tiga, yaitu: 1) ke- pengetahuan tradisional dan pengembangan
anekaragaman spesies, hal ini mencakup sistem pemanfaatan keanekaragaman hayati
semua spesies di bumi, termasuk bakteri dan yang dilandasi oleh pembagian keuntungan
protista, 2) keanekaragaman hayati, variasi yang adil.
genetik dalam satu spesies, 3) keaneka- Dalam pembangunan terjadi konversi
ragaman komunitas. Komunitas biologi lahan pertanian untuk keperluan bukan
yang berbeda serta asosiasinya dengan pertanian. Hal ini pasti akan mempengaruhi
lingkungan fisik (ekosistem) masing- keanekaragaman hayatinya karena flora dan
masing. fauna akan kehilangan tempat tumbuh.
Ketiga tingkatan keanekaragaman hayati Maka dari itu penting untuk melakukan
itu diperlukan untuk kelanjutan hidup di konservasi keanekaragaman hayati sehingga
bumi dan penting bagi manusia. Sebagai tidak terjadi kepunahan flora maupun fauna.
negara mega-biodiversity, berdasarkan ke- Dalam rencana aksi untuk melestarikan
anekaragaman jenis menurut Supriatna keanekaragaman hayati, ada tiga prinsip
(2008:15), Indonesia menempati papan atas, yang telah dicanangkan dunia yaitu dengan
yaitu urutan kedua dunia setelah Brazil pendekatan save, study, dan use. Pendekatan
untuk mamalia, urutan keempat dunia untuk ini lebih bersifat holistik, yaitu pendekatan
reptil, urutan kelima dunia untuk burung, menyeluruh yang diharapkan dapat
urutan keenam untuk amfibi, urutan keempat melindungi spesies dengan tidak me-
dunia untuk dunia tumbuhan, urutan pertama ninggalkan aspek manfaat (Grumbine dalam
dunia untuk tumbuhan palmae, urutan ketiga Supriatna, 2008). Save atau perlindungan
dunia untuk ikan air tawar setelah Brazil dapat dijabarkan sebagai usaha pengelolaan,
dan Columbia. legislasi, perjanjian internasional, dan se-
Semakin menurunnya keanekaragaman bagainya. Dalam pemanfaatan (use), sering
hayati ini telah disadari semua pihak sebagai direncanakan untuk program-program
akibat perubahan lingkungan yang berasal manfaat bagi masyarakat, berbagai
dari kegiatan manusia, pemukiman, pe- komoditi perdagangan, turisme dan jasa.
rusakan hutan, perluasan area pertanian, dll. Penelitian dalam keanekaragaman hayati
Di samping itu permasalahan yang sangat penting karena penggunaan maupun
dihadapi Indonesia dalam mengelola ke- pelestariannya tidak dapat dilakukan tanpa
anekaragaman hayati mencakup aspek penelitian ilmiah. Sedangkan study atau
pemanfaatan, pelestarian, pengetahuan dan penelitian dapat meliputi penelitian dasar
kebijakan (Supriatna, 2008). Dalam aspek seperti penelitian keragaman spesies,
pemanfaatan seringkali terdengar adanya habitat, komunitas, ekosistem dan juga
benturan kepentingan antara sektor ke- perilaku serta ekologi dari spesies. Maka
hutanan, pertanian, transmigrasi, juga sarana dari itu, penelitian terus dikembangkan agar
umum pada suatu wilayah. Perbenturan pemanfaatan sumber daya hayati dapat
kepentingan antar sektor di kawasan pe- lestari dan berlanjut sesuai dengan cita-cita
lestarianpun kadang-kadang tidak dapat manusia agar dapat hidup berdampingan dan
dihindari bila dalam kawasan pelestarian selaras dengan alam.
tersebut ditemukan bahan tambang seperti Berdasarkan hasil Konferensi Nasional
minyak, batubara dan lain-lainnya. Pembangunan Berkelanjutan (KNPB) ter-
Melihat kenyataan tersebut memang sebut maka dalam melaksanakan pem-
tidak mudah melakukan konservasi ke- bangunan berkelanjutan tidak dapat lepas
anekaragaman hayati, namun demikian me- dari rencana tindak pembangunan ber-
ngingat pentingnya keanekaragaman hayati, kelanjutan yang salah satunya adalah
maka perlu melindungi dari ancaman ke- keanekaragaman hayati yang mencakup 9
punahan sehingga perlu partisipasi semua sub butir (Kementrian Lingkungan Hidup,
pihak baik individu, kelompok, swasta 2004).
maupun pemerintah sehingga konservasi Adapun 9 sub butir dalam rencana
keanekaragaman hayati dapat berkelanjutan. tindak tentang keanekaragaman hayati
Adapun fokus pelestarian keaneka- adalah: (1) Menurunkan laju kemerosotan/
ragaman hayati adalah mengelola kekayaan kerusakan keanekaragaman hayati secara
40 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, Nomor 1, Agustus 2014, hlm. 38-49
prodi pendidikan biologi peserta Mata Berdasarkan kategori ini dapat ditentukan
kuliah keanekaragaman tumbuhan pada sikap mahasiswa. Selanjutnya dapat dicari
semester genap 2012-2013 sejumlah 36 sikap kelas terhadap kelestarian keaneka-
mahasiswa, 5 laki-laki dan 31 perempuan ragaman hayati dengan cara mencari rerata
Data dalam penelitian ini adalah sikap skor kelas yaitu menjumlahkan skor semua
mahasiswa terhadap pelestarian keaneka- mahasiswa dibagi jumlah mahasiswa
ragaman hayati yang diperoleh melalui kemudian dicocokkan dengan kategorisasi
instrumen penelitian berupa skala Likert, sikap: sangat tinggi, tinggi, rendah dan
catatan lapangan, lembar observasi. Sumber sangat rendah.
data adalah refleksi diri mahasiswa prodi Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri
pendidikan biologi peserta mata kuliah dari dua tahap, yaitu 1) pra penelitian, dan 2)
keanekaragaman tumbuhan setiap akhir pelaksanaan penelitian.
siklus, hasil isian skala Likert, hasil
observasi, catatan lapangan dan keter- HASIL
laksanaan pembelajaran di luar kelas oleh Pra penelitian. Tahap pra penelitian
dosen dan mahasiswa. dilakukan pada waktu subjek penelitian
Analisis data dalam penelitian ini menempuh mata kuliah prasyarat yaitu mata
melalui teknik triangulasi data yaitu tahap 1) kuliah struktur dan perkembangan tumbuhan
mereduksi data meliputi penyelesaian, II, dan peneliti sebagai dosen pembina mata
penyederhaan dan pengklasifikasian. Ke- kuliah tersebut. Pada tahap pra penelitian,
giatan ini dilakukan dengan cara membuat dosen mengamati mahasiswa terkait dengan
ringkasan, membuang data yang tidak sikap melestarikan keanekaragaman hayati,
diperlukan dan menata sesuai dengan yaitu tumbuhan lumut, tumbuhan paku,
masalah penelitian, 2) penyajian data sesuai tumbuhan berbiji terbuka, dan tumbuhan
jenisnya yang dilakukan setelah peng- berbiji tertutup. Sikap mahasiswa yang tidak
klasifikasian data. Penyajian data dilaku- melestarikan keanekaragaman hayati di sini
kan dengan mengorganisasikan data yang ditunjukkan dengan kenyataan berikut:
sudah direduksi sehingga diperoleh infor- mahasiswa mengambil bahan amatan tidak
masi tentang proses penelitian, dan 3) sesuai dengan kebutuhan, sebagai contoh
penarikan kesimpulan. Penarikan ke- seharusnya untuk mempelajari tata letak
simpulan dilakukan berdasarkan sajian data daun cukup mengambil cabang berdaun 2-3
dengan cara menganalisis makna seluruh cabang yang diamati dalam satu kelompok,
temuan yang terjadi selama tindakan tetapi mereka membawa lebih atau bahkan
berlangsung, penarikan kesimpulan sesuai jumlahnya dua kali lipat dari yang
target penelitian. dibutuhkan sehingga jika sikap seperti ini
Analisis data terhadap keterlaksanaan tidak diperbaiki akan merusak keaneka-
pembelajaran di luar kelas dilakukan dengan ragaman tumbuhan. Selanjutnya, bahan sisa
menghitung persentase data keterlaksanaan yang seharusnya bisa ditanam kembali
pembelajaran oleh dosen dalam hal ini dibuang begitu saja. Sikap seperti ini
adalah peneliti dan mahasiswa. menunjukkan bahwa mahasiswa tidak punya
Analisis data tentang sikap mahasiswa tanggung jawab untuk melestarikan ke-
dilakukan dengan cara: instrumen yang telah anekaragaman hayati yang sebetulnya
diuji coba digunakan untuk menjaring data mereka perlukan setiap saat dalam ke-
tentang sikap mahasiswa. Skala Likert yang hidupan sehari-hari. Selain itu, jika
digunakan adalah skala Likert dengan 5 mahasiswa mengambil bahan amatan,
(lima) pilihan yaitu SS (Sangat Setuju), S mereka tidak mempelajari terlebih dahulu
(Setuju), SM (Sama Saja), TS (Tidak Se- bagian apa yang akan dipelajari, selain itu
tuju), STS (Sangat Tidak Setuju), berturut- kapan mengambil bahan mereka kurang
turut diberi skor SS (5), S (4), SM (3), TS, memperhitungkan akibatnya mereka meng-
(2), STS (1). Setelah mahasiswa mengisi ambil bahan tanpa perencanaan dan per-
skala Likert selanjutnya masing-masing hitungan yang benar sehingga bahan yang
mahasiswa ditentukan skornya. Selanjutnya, dibawa tidak semuanya bisa diamati dalam
dicari rerata skor keseluruhan mahasiswa alokasi waktu yang telah ditentukan,
dalam satu kelas dan simpangan bakunya. sehingga bahan yang sudah diambil
Kategorisasi hasil pengukuran menggunakan akhirnya dibuang. Menurut pengamatan
distribusi normal. Ada 5 (lima) kategori dosen, mahasiswa tidak merasa salah dengan
hasil pengukuran sikap yaitu sangat tinggi, perbuatan yang telah mereka lakukan
tinggi, rendah, dan sangat rendah.
42 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, Nomor 1, Agustus 2014, hlm. 38-49
tersebut. Hal ini dosen ketahui dari kegiatan pendahuluan, mahasiswa diberi
kenyataan bahwa mereka akan mengulang- tugas mencari artikel tentang keaneka-
ulang perbuatannya tersebut tanpa beban ragaman hayati di Indonesia secara mandiri
mengambil dan membuang bahan amatan dan dipresentasikan. Kegiatan pendahuluan
yang berupa tumbuhan tersebut. dilakukukan sebanyak 4x tatap muka, yaitu
Fakta berikut juga menunjukkan tanggal 7, 8, 14, dan 15 Januari 2014.
kurangnya kepedulian mahasiswa terhadap Mahasiswa mempresentasikan artikel secara
kelestarian keanekaragaman hayati dalam individu untuk membahas keanekaragaman
skala kecil yaitu terhadap bahan amatan hayati di Indonesia, meliputi: apa manfaat
yang ditanam di sekitar kampus meliputi keanekaragaman hayati, seberapa banyak
tumbuhan paku: Equisetum, Selaginela, jumlah hewan, tumbuhan yang dimiliki oleh
Psilotum, Adiantum, mereka tidak peduli negara kita dari jumlah flora dan fauna
terhadap kelangsungan hidup tumbuhan tersebut semuanya sudah teridentifikasi atau
tersebut artinya jika mereka melihat bahwa belum, apa potensi keanekaragaman
tempat tumbuh tanaman tersebut kering tumbuhan yang ada di daerah tertentu yang
tidak ada satu pun mahasiswa yang secara tersebar di Indonesia. Bagaimana keaneka-
sukarela menyiram tumbuhan tersebut. ragaman di daerah mangrove, di cagar alam,
Selanjutnya karena tidak peduli terhadap daerah-daerah lain yang tersebar di
tumbuhan di lingkungan sekitar mereka Indonesia. Dari artikel yang mereka pelajari
maka mahasiswa juga malas untuk mencari dan dibuat analisis kritis, mereka juga
bahan amatan dengan alasan tidak tahu membahas bahwa negara kita adalah negara
mana tumbuhan yang dimaksud padahal mega diversity nomor 2 sedunia setelah
tumbuhan tersebut kemungkinan ada di Brasil tapi apakah sudah dikelola dengan
sekitar mereka. Kenyataan sikap mahasiswa baik? Apakah sumber plasma nutfah di
prodi pendidikan biologi sebagai calon Indonesia sudah dikelola oleh SDM kita
pendidik tersebut di atas mendasari peneliti sendiri? Apakah kita sudah mengetahui
untuk melaksanakan PTK menerapkan secara pasti jumlah flora dan fauna?
pembelajaran di luar kelas dengan tugas Masalah-masalah tersebut bisa didiskusikan
yang menantang untuk menumbuhkan sikap di kelas.
melestarikan keanekaragaman hayati. Se- Selain tugas mendeskripsi, dan mencari
bagai data pendukung dosen meminta artikel, di awal siklus I mahasiswa juga
mahasiswa untuk mengisi angket untuk diberi tugas terstruktur yang dikumpulkan di
menyaring informasi tentang: 1) bagaimana minggu ke-18 sebelum masuk materi
pelaksanaan pembelajaran biologi tentang tumbuhan berbiji yaitu mencandra tumbuhan
keanekaragaman hayati di sekolah baik berdasarkan lama hidupnya di daerah asal
waktu mereka masih SMA/SMP, 2) apakah masing-masing. Contoh: mangga termasuk
mereka tahu apa manfaat keanekaragaman tumbuhan berbunga berbuah berkali-kali,
hayati bagi manusia, dan 3) apakah mereka tumbuhan berkayu, dan umurnya bertahun-
tahu seberapa besar keanekaragaman flora tahun oleh karena itu mangga termasuk
dan fauna yang dimiliki negara Indonesia tumbuhan planta polycarpa multienis dan
sehingga Indonesia termasuk negara mega- lignosus. Tagihan berupa laporan yang
diversity nomor 2 sedunia setelah Brasil. berisi: kapan dan dimana (desa, kecamatan)
Pelaksanaan tindakan. Siklus I. Awal observasi dilakukan, tanggal, hari dan jam,
siklus I mahasiswa mengisi skala Likert. dengan siapa, naik apa, berapa kali, ciri
Pada tahap perencanaan tindakan siklus I tumbuhan, gambar/foto, nama latin. Tugas
sudah dipersiapkan Rencana Perkuliahan tersebut meskipun dikumpulkan minggu ke
Semester (RPS), Satuan Acara Perkuliahan 18 tetapi peneliti memantau setiap 2 minggu
(SAP) tumbuhan lumut, bahan ajar, dan sekali seberapa jauh mereka sudah
petunjuk praktikum. Membuat instrumen melakukan tugas terstruktur tersebut. Tugas
skala Likert, format catatan lapangan, ini diberikan di awal semester dan
lembar keterlaksanaan pembelajaran, me- dikumpulkan minggu ke 18 dengan tujuan
nentukan tugas yang menantang, yaitu: untuk mempersiapkan mahasiswa sebelum
mendeskripsi tumbuhan lumut di tempat mempelajari tumbuhan berbiji. Pertemuan
yang telah ditentukan. Tagihan berupa ke 5 dan 6 yaitu tanggal 21 dan 22 Januari
laporan yang berisi ciri-ciri tumbuhan lumut 2014 di luar ruangan mengamati ciri-ciri
yang ditemukan dilengkapi dengan gambar, morfologi keanekaragaman tumbuhan
dan menentukan nama genus. Pada siklus I, lumut. Kemudian pertemuan ke 7, yaitu
sebelum masuk ke tumbuhan lumut, ada tanggal 29 Januari 2014 pengamatan ciri
Sunarmi, Melestarikan Keanekaragaman Hayati melalui . . . 43
anatomi dan identifikasi dilakukan di • Refleksi diri oleh Shila Avila tentang
laboratorium Biologi UM kemudian jurnal yang berjudul: Keanekaragaman
pertemuan ke 8 dan 9 tanggal 30 Januari dan potensi flora di cagar alam
sampai dengan 5 Februari dilakukan diskusi pegunungan Cyclops, Papua di tulis
presentasi tumbuhan lumut berdasarkan oleh: Tahan uji-peneliti pusat penelitian
hasil pengamatan dan hasil identifikasi. Pada Biologi LIPI tahun 2005, “setelah
saat itu peneliti bertindak sebagai fasilitator membaca, belajar, dan menganalisis
dan memberi penguatan konsep. Selama jurnal ini, saya jadi termotivasi untuk
pembelajaran berlangsung observer me- mempelajari lebih dalam mengenai
ngamati sikap mahasiswa berdasarkan spesies-spesies tumbuhan yang ada di
lembar observasi dan analisis kritis artikel Indonesia, terutama untuk tumbuhan
yang mereka buat setelah mencari dan yang endemik beserta dengan
mempelajari isi artikel tentang keaneka- manfaatnya, sehingga kelak dapat
ragaman hayati di Indonesia. Di akhir siklus berguna bagi diri saya dan orang lain.”
I mahasiswa diminta untuk membuat • Refleksi diri oleh M. Fachrurizal A,
refleksi diri. Jurnal biodiversitas Vol. 1 No. 1
Berdasarkan analisis data sikap maha- Halaman 14-20. Judul: tumbuhan epifit
siswa dari skala Likert menunjukkan adanya pada tegakan pohon Schima
peningkatan sebelum siklus I sampai setelah wallicvhii (D.C) Korth di Gunung
siklus I baik secara perorangan maupun Lawu, oleh: Achmad Dwi Setiyawan
kelas seperti terdapat pada Tabel 1 dan Tabel Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta
2. Tahun 2000, “.....sehingga akan me-
ningkatkan kepedulian saya dalam
men-jaga keanekaragaman hayati di
Tabel 1. Persentase Peningkatan Sikap Indonesia.”
Mahasiswa Sebelum Siklus I, • Refleksi diri oleh Ervika C. dari pro-
Akhir Siklus I, Akhir Siklus II siding seminar FMIPA Universitas
Kategori Sebelum Siklus I Siklus II Lampung, 2013. Judul Keaneka-
Siklus I ragaman Tumbuhan Paku (Pterido-
phyta) di Taman Hutan Kenali Kota
Sangat 11% 22% 89% Jambi Oleh Suraida, Prodi Pendikan
tinggi Biologi IAIN Sulthan Thaha Saifudin
Tinggi 11% 72% 11% Jambi, “setelah saya menganalisis
Rendah 72% 6% - jurnal yang berjudul .... saya me-
ngetahui lebih jauh tentang keaneka-
Sangat 6% ragaman tumbuhan paku dan saya baru
rendah mengetahui bahwa tumbuhan paku
sangat banyak manfaatnya bagi
Tabel 2. Peningkatan Klasikal Sikap manusia, yang sebelumnya saya meng-
Mahasiswa Sebelum Siklus I, anggap tumbuhan paku kurang
Akhir Siklus I, Akhir Siklus II bermanfaat bagi manusia. Dengan pe-
Kategori ngetahuan tersebut saya akan lebih
Sebelum Siklus I Siklus II menghargai keberadaan tumbuhan paku
Siklus I yang ada di sekitar kita.”
• Refleksi diri oleh Nila Wahyuni. Jurnal
Rata-rata 11% 22% 89% Teknik Lingkungan Vol. 10 No.2
kelas Halaman 173-181 Jakarta. Mei 2009.
Kategori rendah tinggi sangat ISSN 1441-315X. Judul: Keaneka-
tinggi ragaman Tumbuhan dan Potensinya di
Cagar Alam Tangle Gorontalo. Oleh
Rugayah peneliti di pusat penelitian
Berdasarkan hasil analisis kritis dan biologi LIPI, “dari analisis jurnal
refleksi diri akhir siklus nampak kesadaran tersebut saya memperoleh banyak
mahasiswa untuk mencintai tumbuhan informasi mengenai keanekaragaman
kekayaan Indonesia dan muncul pula tumbuhan, habitat dan manfaat
kesadaran untuk melestarikan. Hal ini tumbuhan. Tumbuhan yang hidup di
ditunjukkan dengan hasil refleksi diri cagar alam ini memiliki manfaat yang
berikut: cukup banyak, oleh karena itu saya
44 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, Nomor 1, Agustus 2014, hlm. 38-49
akan menjelaskan kalau tidak ada selain menanyakan konsep juga digunakan
pertanyaan dari mahasiswa sehingga untuk untuk menuntun mahasiswa mengamati ciri-
bertanya mereka harus betul-betul meng- ciri tumbuhan secara runtut. Untuk
amati dan membaca bahan ajar terlebih menjawab pertanyaan tersebut mahasiswa
dahulu. Pada waktu pembelajaran dosen wajib membaca dulu bahan ajar, lembar
dibantu oleh 4 asisten sekaligus sebagai PBMP diberikan 1 minggu sebelum
observer. Secara bergiliran dosen men- pembelajaran di luar kelas dilaksanakan.
dampingi di setiap kelompok. Selain men- Tugas yang diberikan pada siklus II ini
jawab pertanyaan mahasiswa dosen me- adalah mendeskripsi, mengidentifikasi
nyadarkan mereka betapa kaya negara kita. tumbuhan paku yang ditemukan meng-
Seperti saudara lihat ini di tanah yang gunakan kunci identifikasi dan membuat
luasnya ± 400 m2 kita bisa menemukan kunci identifikasi berdasarkan tumbuhan
berapa banyak tumbuhan lumut, berapa paku yang ditemukan, menanam sisa bahan
macam tumbuhan lumut yang mana amatan di gelas aqua sampai hidup. Pe-
tumbuhan yang saudara amati ini laksanaan tindakan siklus II yaitu pem-
bermanfaat untuk manusia misalnya sebagai belajaran di luar kelas dilaksanakan pada
bahan untuk obat, kompos, untuk pertemuan ke 10, 11, dan 12 pada tanggal 6,
keseimbangan ekosistem, dsb. Apakah 12, dan 13 Februari 2014 di Jalan Candi
tumbuhan lumut seperti ini ada di Amerika? Blok VA No. 225 Malang, di sebidang tanah
Ada di Kutub? Ada di Arab? Mengapa? Beri ± 400 m2 di lahan tersebut terdapat
penjelasan. Pada akhir siklus I mahasiswa bermacam-macam tumbuhan paku antara
bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang lain Psilotum, Selaginella, Lycopodium,
di ajukan peneliti di awal pembelajaran dan Equisetum, Platycerium, Asplenium,
mahasiswa mengisi skala Likert akhir siklus Adiantum, Nephrolepis, dan masih banyak
I. lagi tumbuhan paku yang lain. Tumbuhan
Berdasarkan tahap ke 4 PTK siklus I paku yang terdapat pada lahan tersebut
yaitu Refleksi, ada beberapa hal yang harus sudah mewakili kelompok Tumbuhan Paku
dibenahi untuk dasar pada perencanaan kelas Psilopsida, Lycopsida, Sphenopsida,
tindakan siklus berikutnya, yaitu: 1) sebelum Pteropsida. Pembelajaran di luar kelas
pembelajaran di luar kelas dilaksanakan dilaksanakan secara berkelompok. Masing-
perlu ditekankan kembali tugas masing- maisng kelompok terdiri dari 4-5 maha-
masing anggota kelompok, 2) meskipun siswa. Dosen dibantu oleh 4 orang asisten
pembelajaran dilakukan secara kelompok yang bertugas juga sebagai observer. Peneliti
masing-masing anggota kelompok diwajib- secara bergiliran mendampingi masing-
kan untuk membaca bahan ajar terlebih masing kelompok dan membimbing jika ada
dahulu sebelum ke lapangan, 3) loupe pertanyaan dari mahasiswa. Mahasiswa
diberikan ke masing-masing kelompok se- mendeskripsi ciri morfologi tumbuhan paku
belum ke lapangan, 4) masing-masing yang ditemukan berdasarkan bahan ajar dan
kelompok diwajibkan untuk membawa petunjuk praktikum. Pada waktu bimbingan
kantong plastik untuk tempat bahan amatan di kelompok mahasiswa antusias dan senang
yang akan diamati di laboratorium. Pada sekali untuk mengamati ciri tumbuhan paku
akhir siklus I sudah bisa ditemukan bahwa dan mereka aktif juga kerja kelompok,
ada peningkatan sikap mahasiswa sebelum banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul
siklus I sampai akhir siklus I dengan skala karena mereka sudah membaca terlebih
Likert maupun berdasarkan hasil observasi dahulu bahan ajar dan lembar PBMP. Hal ini
siklus dan refleksi analisis kritis mahasiswa, peneliti ketahui dari pertanyaan-pertanyaan
dan refleksi mahasiswa di akhir siklus II. yang muncul pada waktu pengamatan
Siklus II. Pada tahap perencanaan tumbuhan paku. Mereka sudah mengenal
tindakan siklus II dipersiapkan RPS dan tipe daun mikrofil yaitu daun yang
SAP berdasarkan hasil refleksi siklus I, yaitu mempunyai satu tulang daun tetapi mana
supaya mahasiswa betul-betul membaca daun mikrofil yang ada di tumbuhan
bahan ajar terlebih dahulu sebelum ke Selaginella mereka tanyakan itu. Mereka
lapangan peneliti mempersiapkan lembar mengenal sorus adalah kumpulan dari
PBMP (Pemberdayaan Berpikir Kritis sporangium tetapi setelah mengamati
Melalui Pertanyaan) yaitu lembar yang mereka belum tahu mana yang dimaksud
berisi pertanyaan-pertanyaan yang bersifat sorus pada Nephrolepis, hal-hal seperti itu
menuntun mulai dari konsep-konsep yang menunjukkan bahwa sudah ada persiapan
umum sampai khusus. Lembar PBMP ini konsep dari mereka tetapi secara fakta
46 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, Nomor 1, Agustus 2014, hlm. 38-49