You are on page 1of 12

MELESTARIKAN KEANEKARAGAMAN HAYATI MELALUI

PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS DAN TUGAS YANG


MENANTANG

Sunarmi
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5 Malang
E-mail: hs.narmi@yahoo.com

Abstract: Indonesia is a mega-biodiversity country that has a number of flora and fauna number 2
worldwide. Biological diversity useful for the purposes of food, clothing, and shelter. Based on the
results of pre-study showed that the majority (80%) of biodiversity in school learning use the
lecture method and of course have not touched the realm of attitudes to conserve. The goal of the
research is to develop the attitude of preserving biodiversity in the candidate educators through
learning outside the classroom and challenging task. Subjects in this study were students of
biology education study program participant subjects generation plant diversity by 2012 consist of
36 students, 5 male students, and 31 female students. This type of research is the Classroom
Action Research (CAR) conducted during two cycles, the research approach is qualitative
descriptive. Data analysis was done by triangulation of data and percentages. Observations
attitudes using Likert scale, observation sheets, and field notes. The results showed no increase in
the attitude of students as prospective educators before the first cycle, at the end of the first cycle
and the end of the second cycle. Biology teacher recommended to apply this method, method to
conduct learning outside the classroom and give challenging task in middle and high school
students.
Keywords: biodiversity, learning outside the classroom, challenging task
Abstrak: Indonesia merupakan negara mega-biodiversity yang memiliki jumlah flora dan fauna
nomor 2 sedunia. Keanekaragaman hayati bermanfaat untuk keperluan sandang, pangan, dan
papan. Berdasarkan hasil pra penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (80%) pembelajaran
keanekaragaman hayati di sekolah menggunakan metode ceramah dan secara otomatis belum
menyentuh ranah sikap untuk melestarikan keanekaragaman hayati. Tujuan penelitian adalah
menumbuhkan sikap melestarikan keanekaragaman hayati pada calon pendidik melalui
pembelajaran di luar kelas dan tugas yang menantang. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa
prodi pendidikan biologi peserta mata kuliah keanekaragaman tumbuhan angkatan tahun 2012
sebanyak 36 mahasiswa, laki-laki 5 mahasiswa, perempuan 31 mahasiswa. Jenis penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan selama 2 siklus, pendekatan penelitian
adalah deskriptif kualitatif. Analisis data dilakukan dengan triangulasi data dan persentase.
Pengamatan sikap menggunakan skala Likert, lembar observasi, dan catatan lapangan. Hasil
penelitian menunjukkan ada peningkatan sikap mahasiswa sebagai calon pendidik sebelum siklus
I, akhir siklus I dan akhir siklus II. Disarankan kepada guru Biologi supaya diterapkan
pembelajaran di luar kelas dan tugas yang menantang pada siswa SMP dan SMA.
Kata kunci: keanekaragaman hayati, pembelajaran di luar kelas, tugas menantang

Keanekaragaman hayati merupakan istilah daya yang memiliki nilai ekonomis dan
yang berkenaan dengan berbagai kehidupan ekologis yang cukup tinggi. Ekosistem hutan
di bumi. Keanekaragaman hayati adalah sebagai contoh, keanekaragaman spesies
kekayaan hidup di bumi, jutaan tumbuhan, menghasilkan berbagai macam flora dan
hewan, dan mikroorganisme, genetika yang fauna yang bisa dimanfaatkan sebagai
dikandungnya, dan ekosistem dimana sumber pangan, tempat bernaung, obat-
mereka melangsungkan kehidupannya. obatan dan kebutuhan hidup lainnya
Setiap tingkatan organisme tersebut penting (Primack et al., 1998).
bagi manusia karena merupakan sumber Indonesia merupakan negara dengan

38
Sunarmi, Melestarikan Keanekaragaman Hayati melalui . . . 39

tingkat keanekaragaman hayati yang sangat hayati Indonesia secara berkelanjutan yang
tinggi artinya Indonesia menjadi salah satu meliputi ekosistem darat dan laut, kawasan
pusat keanekaragaman hayati dunia yang agroekosistem dan kawasan produksi, serta
dikenal sebagai negara mega-biodiversity. konservasi ex-situ. Upaya pelestarian ini
Keanekaragaman hayati dapat di- harus disertai dengan pemeliharaan sistem
kelompokkan menjadi tiga, yaitu: 1) ke- pengetahuan tradisional dan pengembangan
anekaragaman spesies, hal ini mencakup sistem pemanfaatan keanekaragaman hayati
semua spesies di bumi, termasuk bakteri dan yang dilandasi oleh pembagian keuntungan
protista, 2) keanekaragaman hayati, variasi yang adil.
genetik dalam satu spesies, 3) keaneka- Dalam pembangunan terjadi konversi
ragaman komunitas. Komunitas biologi lahan pertanian untuk keperluan bukan
yang berbeda serta asosiasinya dengan pertanian. Hal ini pasti akan mempengaruhi
lingkungan fisik (ekosistem) masing- keanekaragaman hayatinya karena flora dan
masing. fauna akan kehilangan tempat tumbuh.
Ketiga tingkatan keanekaragaman hayati Maka dari itu penting untuk melakukan
itu diperlukan untuk kelanjutan hidup di konservasi keanekaragaman hayati sehingga
bumi dan penting bagi manusia. Sebagai tidak terjadi kepunahan flora maupun fauna.
negara mega-biodiversity, berdasarkan ke- Dalam rencana aksi untuk melestarikan
anekaragaman jenis menurut Supriatna keanekaragaman hayati, ada tiga prinsip
(2008:15), Indonesia menempati papan atas, yang telah dicanangkan dunia yaitu dengan
yaitu urutan kedua dunia setelah Brazil pendekatan save, study, dan use. Pendekatan
untuk mamalia, urutan keempat dunia untuk ini lebih bersifat holistik, yaitu pendekatan
reptil, urutan kelima dunia untuk burung, menyeluruh yang diharapkan dapat
urutan keenam untuk amfibi, urutan keempat melindungi spesies dengan tidak me-
dunia untuk dunia tumbuhan, urutan pertama ninggalkan aspek manfaat (Grumbine dalam
dunia untuk tumbuhan palmae, urutan ketiga Supriatna, 2008). Save atau perlindungan
dunia untuk ikan air tawar setelah Brazil dapat dijabarkan sebagai usaha pengelolaan,
dan Columbia. legislasi, perjanjian internasional, dan se-
Semakin menurunnya keanekaragaman bagainya. Dalam pemanfaatan (use), sering
hayati ini telah disadari semua pihak sebagai direncanakan untuk program-program
akibat perubahan lingkungan yang berasal manfaat bagi masyarakat, berbagai
dari kegiatan manusia, pemukiman, pe- komoditi perdagangan, turisme dan jasa.
rusakan hutan, perluasan area pertanian, dll. Penelitian dalam keanekaragaman hayati
Di samping itu permasalahan yang sangat penting karena penggunaan maupun
dihadapi Indonesia dalam mengelola ke- pelestariannya tidak dapat dilakukan tanpa
anekaragaman hayati mencakup aspek penelitian ilmiah. Sedangkan study atau
pemanfaatan, pelestarian, pengetahuan dan penelitian dapat meliputi penelitian dasar
kebijakan (Supriatna, 2008). Dalam aspek seperti penelitian keragaman spesies,
pemanfaatan seringkali terdengar adanya habitat, komunitas, ekosistem dan juga
benturan kepentingan antara sektor ke- perilaku serta ekologi dari spesies. Maka
hutanan, pertanian, transmigrasi, juga sarana dari itu, penelitian terus dikembangkan agar
umum pada suatu wilayah. Perbenturan pemanfaatan sumber daya hayati dapat
kepentingan antar sektor di kawasan pe- lestari dan berlanjut sesuai dengan cita-cita
lestarianpun kadang-kadang tidak dapat manusia agar dapat hidup berdampingan dan
dihindari bila dalam kawasan pelestarian selaras dengan alam.
tersebut ditemukan bahan tambang seperti Berdasarkan hasil Konferensi Nasional
minyak, batubara dan lain-lainnya. Pembangunan Berkelanjutan (KNPB) ter-
Melihat kenyataan tersebut memang sebut maka dalam melaksanakan pem-
tidak mudah melakukan konservasi ke- bangunan berkelanjutan tidak dapat lepas
anekaragaman hayati, namun demikian me- dari rencana tindak pembangunan ber-
ngingat pentingnya keanekaragaman hayati, kelanjutan yang salah satunya adalah
maka perlu melindungi dari ancaman ke- keanekaragaman hayati yang mencakup 9
punahan sehingga perlu partisipasi semua sub butir (Kementrian Lingkungan Hidup,
pihak baik individu, kelompok, swasta 2004).
maupun pemerintah sehingga konservasi Adapun 9 sub butir dalam rencana
keanekaragaman hayati dapat berkelanjutan. tindak tentang keanekaragaman hayati
Adapun fokus pelestarian keaneka- adalah: (1) Menurunkan laju kemerosotan/
ragaman hayati adalah mengelola kekayaan kerusakan keanekaragaman hayati secara
40 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, Nomor 1, Agustus 2014, hlm. 38-49

nyata melalui peningkatan kelestarian fungsi menerapkan, menganalisis pengetahuan


dan keseimbangan ekosistem sehingga faktual, konseptual, dan prosedural sesuai
tercapai pemulihan kelestarian keaneka- tuntutan Kurikulum 2013. Oleh karena itu,
ragaman hayati pada tahun 2010. (2) maka pembelajaran di luar kelas dan tugas
Meningkatkan efesiensi dan keberlanjutan yang menantang perlu diterapkan. Berdasar-
pemanfataan serta mengurangi degradasi kan latar belakang masalah untuk me-
sumber daya keanekaragaman hayati. (3) numbuhkan sikap melestarikan keaneka-
Mengefektifkan upaya konservasi (per- ragaman hayati pada calon pendidik maka
lindungan ekosistem penyangga kehidupan, pembelajaran di luar kelas dan tugas yang
pengawetan plasma nutfah, pemanfaatan menantang merupakan alternatif yang perlu
berazas pelestarian), pengawasan peredaran dilakukan.
keanekaragaman hayati secara terus menerus
serta pemberian sanksi yang tegas pada METODE
setiap pelanggaran. (4) Mengefektifkan Tujuan dari penelitian ini adalah
keterlibatan masyarakat dan komunitas lokal meningkatkan sikap melestarikan keaneka-
dalam pengelolaan keanekaragaman hayati. ragaman hayati pada calon pendidik.
(5) Memetakan potensi dan ketersediaan Pendekatan yang digunakan dalam peneliti-
keanekaragaman hayati dalam rangka pe- an ini adalah pendekatan deskriptif
natagunaan dan pemanfaatan yang ber- kualitatif. Jenis penelitian ini adalah
kelanjutan mulai tahun 2004. (6) Meng- Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri
integrasikan pendekatan ekosistem dalam dari empat tahap yaitu 1) perencanaan
pembuatan kebijakan pengelolaan keaneka- tindakan, 2) pelaksanaan tindakan, 3)
ragaman hayati sejak tahun 2003. (7) observasi dan 4) refleksi. PTK menjadi
Menyediakan pembiayaan bagi investasi dan suatu pilihan karena penelitian ini muncul
pengelolaan bank genetic, melalui karena adanya permasalahan pembelajaran
mekanisme dana amanah mulai tahun 2004. yang terjadi di dalam kelas. PTK
(8) Mengembangkan balai kliring, riset, dilakukan oleh guru dalam penelitian ini
teknologi rekayasa dengan menerapkan adalah dosen sebagai usaha untuk
prinsip kehati-hatian dini, dan perlindungan memperbaiki dan meningkatkan kinerja guru
hak atas kekayaan intelektual (intelectual dalam merancang kegiatan pembelajaran
property right) bagi individu dan kelompok yang lebih baik, karena guru merupakan
masyarakat mulai tahun 2004. (9) Menyusun orang yang paling mengetahui segala
legilasi nasional untuk menjamin akses dan permasalahan dalam kegiatan pembelajaran.
pembagian keuntungan yang berkeadilan Karakteristik PTK adalah: 1) masalah yang
dalam pengelolaan keanekaragaman hayati. diteliti merupakan masalah praktek
Terkait dengan kompetisi inti dan pembelajaran yang yang dihadapi oleh guru,
kompetensi dasar tentang materi keaneka- 2) diperlukan tindakan-tindakan tertentu
ragaman hayati maka seharusnya menanam- untuk memecahkan masalah dalam rangka
kan konsep keanekaragaman hayati memperbaiki dan meningkatkan kualitas
dilakukan secara kontekstual yaitu siswa pembelajaran di kelas, 3) terdapat perbedaan
diajak mengamati langsung keanekaragaman keadaan sebelum dan sesudah dilakukan
hayati yang ada di lingkungan secara tindakan, 4) guru sendiri yang berperan
faktual, kemudian ditanamkan konsep sebagai peneliti, baik secara perorangan
tentang keanekaragaman hayati mengenai maupun kelompok (Susilo dkk., 2008).
manfaat, keanekaragaman hayati di ke- Berdasarkan pendekatan dan jenis
hidupan sehari-hari misalnya mulai dari penelitian, maka kehadiran dosen di
kebutuhan sandang yaitu baju yang mereka lapangan mutlak diperlukan karena peneliti
pakai asalnya dari mana, pangan yaitu bertindak sebagai penyusun instrumen, pe-
makanan yang mereka makan tiap hari rancang tindakan, pelaksanaan tindakan,
berasal dari mana, papan yaitu rumah yang penganalisis data penelitian, dan pembuat
mereka tempati, tempat tidur, meja, kursi, laporan penelitian. Selama pelaksanaan
obat-obatan, dan lain-lain kebutuhan sehari- tindakan, peneliti dibantu oleh 4 orang
hari semuanya merupakan produk dari observer yaitu mahasiswa biologi yang
keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, sudah lulus mata kuliah Keanekaragaman
maka siswa diajak untuk mengerti, Tumbuhan dengan nilai minimal A- dan
mengamati, menyadari, melestarikan menjadi asisten.
keanekaragaman hayati Indonesia. Dari sini Subyek penelitian adalah mahasiswa
maka siswa seharusnya memahami,
Sunarmi, Melestarikan Keanekaragaman Hayati melalui . . . 41

prodi pendidikan biologi peserta Mata Berdasarkan kategori ini dapat ditentukan
kuliah keanekaragaman tumbuhan pada sikap mahasiswa. Selanjutnya dapat dicari
semester genap 2012-2013 sejumlah 36 sikap kelas terhadap kelestarian keaneka-
mahasiswa, 5 laki-laki dan 31 perempuan ragaman hayati dengan cara mencari rerata
Data dalam penelitian ini adalah sikap skor kelas yaitu menjumlahkan skor semua
mahasiswa terhadap pelestarian keaneka- mahasiswa dibagi jumlah mahasiswa
ragaman hayati yang diperoleh melalui kemudian dicocokkan dengan kategorisasi
instrumen penelitian berupa skala Likert, sikap: sangat tinggi, tinggi, rendah dan
catatan lapangan, lembar observasi. Sumber sangat rendah.
data adalah refleksi diri mahasiswa prodi Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri
pendidikan biologi peserta mata kuliah dari dua tahap, yaitu 1) pra penelitian, dan 2)
keanekaragaman tumbuhan setiap akhir pelaksanaan penelitian.
siklus, hasil isian skala Likert, hasil
observasi, catatan lapangan dan keter- HASIL
laksanaan pembelajaran di luar kelas oleh Pra penelitian. Tahap pra penelitian
dosen dan mahasiswa. dilakukan pada waktu subjek penelitian
Analisis data dalam penelitian ini menempuh mata kuliah prasyarat yaitu mata
melalui teknik triangulasi data yaitu tahap 1) kuliah struktur dan perkembangan tumbuhan
mereduksi data meliputi penyelesaian, II, dan peneliti sebagai dosen pembina mata
penyederhaan dan pengklasifikasian. Ke- kuliah tersebut. Pada tahap pra penelitian,
giatan ini dilakukan dengan cara membuat dosen mengamati mahasiswa terkait dengan
ringkasan, membuang data yang tidak sikap melestarikan keanekaragaman hayati,
diperlukan dan menata sesuai dengan yaitu tumbuhan lumut, tumbuhan paku,
masalah penelitian, 2) penyajian data sesuai tumbuhan berbiji terbuka, dan tumbuhan
jenisnya yang dilakukan setelah peng- berbiji tertutup. Sikap mahasiswa yang tidak
klasifikasian data. Penyajian data dilaku- melestarikan keanekaragaman hayati di sini
kan dengan mengorganisasikan data yang ditunjukkan dengan kenyataan berikut:
sudah direduksi sehingga diperoleh infor- mahasiswa mengambil bahan amatan tidak
masi tentang proses penelitian, dan 3) sesuai dengan kebutuhan, sebagai contoh
penarikan kesimpulan. Penarikan ke- seharusnya untuk mempelajari tata letak
simpulan dilakukan berdasarkan sajian data daun cukup mengambil cabang berdaun 2-3
dengan cara menganalisis makna seluruh cabang yang diamati dalam satu kelompok,
temuan yang terjadi selama tindakan tetapi mereka membawa lebih atau bahkan
berlangsung, penarikan kesimpulan sesuai jumlahnya dua kali lipat dari yang
target penelitian. dibutuhkan sehingga jika sikap seperti ini
Analisis data terhadap keterlaksanaan tidak diperbaiki akan merusak keaneka-
pembelajaran di luar kelas dilakukan dengan ragaman tumbuhan. Selanjutnya, bahan sisa
menghitung persentase data keterlaksanaan yang seharusnya bisa ditanam kembali
pembelajaran oleh dosen dalam hal ini dibuang begitu saja. Sikap seperti ini
adalah peneliti dan mahasiswa. menunjukkan bahwa mahasiswa tidak punya
Analisis data tentang sikap mahasiswa tanggung jawab untuk melestarikan ke-
dilakukan dengan cara: instrumen yang telah anekaragaman hayati yang sebetulnya
diuji coba digunakan untuk menjaring data mereka perlukan setiap saat dalam ke-
tentang sikap mahasiswa. Skala Likert yang hidupan sehari-hari. Selain itu, jika
digunakan adalah skala Likert dengan 5 mahasiswa mengambil bahan amatan,
(lima) pilihan yaitu SS (Sangat Setuju), S mereka tidak mempelajari terlebih dahulu
(Setuju), SM (Sama Saja), TS (Tidak Se- bagian apa yang akan dipelajari, selain itu
tuju), STS (Sangat Tidak Setuju), berturut- kapan mengambil bahan mereka kurang
turut diberi skor SS (5), S (4), SM (3), TS, memperhitungkan akibatnya mereka meng-
(2), STS (1). Setelah mahasiswa mengisi ambil bahan tanpa perencanaan dan per-
skala Likert selanjutnya masing-masing hitungan yang benar sehingga bahan yang
mahasiswa ditentukan skornya. Selanjutnya, dibawa tidak semuanya bisa diamati dalam
dicari rerata skor keseluruhan mahasiswa alokasi waktu yang telah ditentukan,
dalam satu kelas dan simpangan bakunya. sehingga bahan yang sudah diambil
Kategorisasi hasil pengukuran menggunakan akhirnya dibuang. Menurut pengamatan
distribusi normal. Ada 5 (lima) kategori dosen, mahasiswa tidak merasa salah dengan
hasil pengukuran sikap yaitu sangat tinggi, perbuatan yang telah mereka lakukan
tinggi, rendah, dan sangat rendah.
42 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, Nomor 1, Agustus 2014, hlm. 38-49

tersebut. Hal ini dosen ketahui dari kegiatan pendahuluan, mahasiswa diberi
kenyataan bahwa mereka akan mengulang- tugas mencari artikel tentang keaneka-
ulang perbuatannya tersebut tanpa beban ragaman hayati di Indonesia secara mandiri
mengambil dan membuang bahan amatan dan dipresentasikan. Kegiatan pendahuluan
yang berupa tumbuhan tersebut. dilakukukan sebanyak 4x tatap muka, yaitu
Fakta berikut juga menunjukkan tanggal 7, 8, 14, dan 15 Januari 2014.
kurangnya kepedulian mahasiswa terhadap Mahasiswa mempresentasikan artikel secara
kelestarian keanekaragaman hayati dalam individu untuk membahas keanekaragaman
skala kecil yaitu terhadap bahan amatan hayati di Indonesia, meliputi: apa manfaat
yang ditanam di sekitar kampus meliputi keanekaragaman hayati, seberapa banyak
tumbuhan paku: Equisetum, Selaginela, jumlah hewan, tumbuhan yang dimiliki oleh
Psilotum, Adiantum, mereka tidak peduli negara kita dari jumlah flora dan fauna
terhadap kelangsungan hidup tumbuhan tersebut semuanya sudah teridentifikasi atau
tersebut artinya jika mereka melihat bahwa belum, apa potensi keanekaragaman
tempat tumbuh tanaman tersebut kering tumbuhan yang ada di daerah tertentu yang
tidak ada satu pun mahasiswa yang secara tersebar di Indonesia. Bagaimana keaneka-
sukarela menyiram tumbuhan tersebut. ragaman di daerah mangrove, di cagar alam,
Selanjutnya karena tidak peduli terhadap daerah-daerah lain yang tersebar di
tumbuhan di lingkungan sekitar mereka Indonesia. Dari artikel yang mereka pelajari
maka mahasiswa juga malas untuk mencari dan dibuat analisis kritis, mereka juga
bahan amatan dengan alasan tidak tahu membahas bahwa negara kita adalah negara
mana tumbuhan yang dimaksud padahal mega diversity nomor 2 sedunia setelah
tumbuhan tersebut kemungkinan ada di Brasil tapi apakah sudah dikelola dengan
sekitar mereka. Kenyataan sikap mahasiswa baik? Apakah sumber plasma nutfah di
prodi pendidikan biologi sebagai calon Indonesia sudah dikelola oleh SDM kita
pendidik tersebut di atas mendasari peneliti sendiri? Apakah kita sudah mengetahui
untuk melaksanakan PTK menerapkan secara pasti jumlah flora dan fauna?
pembelajaran di luar kelas dengan tugas Masalah-masalah tersebut bisa didiskusikan
yang menantang untuk menumbuhkan sikap di kelas.
melestarikan keanekaragaman hayati. Se- Selain tugas mendeskripsi, dan mencari
bagai data pendukung dosen meminta artikel, di awal siklus I mahasiswa juga
mahasiswa untuk mengisi angket untuk diberi tugas terstruktur yang dikumpulkan di
menyaring informasi tentang: 1) bagaimana minggu ke-18 sebelum masuk materi
pelaksanaan pembelajaran biologi tentang tumbuhan berbiji yaitu mencandra tumbuhan
keanekaragaman hayati di sekolah baik berdasarkan lama hidupnya di daerah asal
waktu mereka masih SMA/SMP, 2) apakah masing-masing. Contoh: mangga termasuk
mereka tahu apa manfaat keanekaragaman tumbuhan berbunga berbuah berkali-kali,
hayati bagi manusia, dan 3) apakah mereka tumbuhan berkayu, dan umurnya bertahun-
tahu seberapa besar keanekaragaman flora tahun oleh karena itu mangga termasuk
dan fauna yang dimiliki negara Indonesia tumbuhan planta polycarpa multienis dan
sehingga Indonesia termasuk negara mega- lignosus. Tagihan berupa laporan yang
diversity nomor 2 sedunia setelah Brasil. berisi: kapan dan dimana (desa, kecamatan)
Pelaksanaan tindakan. Siklus I. Awal observasi dilakukan, tanggal, hari dan jam,
siklus I mahasiswa mengisi skala Likert. dengan siapa, naik apa, berapa kali, ciri
Pada tahap perencanaan tindakan siklus I tumbuhan, gambar/foto, nama latin. Tugas
sudah dipersiapkan Rencana Perkuliahan tersebut meskipun dikumpulkan minggu ke
Semester (RPS), Satuan Acara Perkuliahan 18 tetapi peneliti memantau setiap 2 minggu
(SAP) tumbuhan lumut, bahan ajar, dan sekali seberapa jauh mereka sudah
petunjuk praktikum. Membuat instrumen melakukan tugas terstruktur tersebut. Tugas
skala Likert, format catatan lapangan, ini diberikan di awal semester dan
lembar keterlaksanaan pembelajaran, me- dikumpulkan minggu ke 18 dengan tujuan
nentukan tugas yang menantang, yaitu: untuk mempersiapkan mahasiswa sebelum
mendeskripsi tumbuhan lumut di tempat mempelajari tumbuhan berbiji. Pertemuan
yang telah ditentukan. Tagihan berupa ke 5 dan 6 yaitu tanggal 21 dan 22 Januari
laporan yang berisi ciri-ciri tumbuhan lumut 2014 di luar ruangan mengamati ciri-ciri
yang ditemukan dilengkapi dengan gambar, morfologi keanekaragaman tumbuhan
dan menentukan nama genus. Pada siklus I, lumut. Kemudian pertemuan ke 7, yaitu
sebelum masuk ke tumbuhan lumut, ada tanggal 29 Januari 2014 pengamatan ciri
Sunarmi, Melestarikan Keanekaragaman Hayati melalui . . . 43

anatomi dan identifikasi dilakukan di • Refleksi diri oleh Shila Avila tentang
laboratorium Biologi UM kemudian jurnal yang berjudul: Keanekaragaman
pertemuan ke 8 dan 9 tanggal 30 Januari dan potensi flora di cagar alam
sampai dengan 5 Februari dilakukan diskusi pegunungan Cyclops, Papua di tulis
presentasi tumbuhan lumut berdasarkan oleh: Tahan uji-peneliti pusat penelitian
hasil pengamatan dan hasil identifikasi. Pada Biologi LIPI tahun 2005, “setelah
saat itu peneliti bertindak sebagai fasilitator membaca, belajar, dan menganalisis
dan memberi penguatan konsep. Selama jurnal ini, saya jadi termotivasi untuk
pembelajaran berlangsung observer me- mempelajari lebih dalam mengenai
ngamati sikap mahasiswa berdasarkan spesies-spesies tumbuhan yang ada di
lembar observasi dan analisis kritis artikel Indonesia, terutama untuk tumbuhan
yang mereka buat setelah mencari dan yang endemik beserta dengan
mempelajari isi artikel tentang keaneka- manfaatnya, sehingga kelak dapat
ragaman hayati di Indonesia. Di akhir siklus berguna bagi diri saya dan orang lain.”
I mahasiswa diminta untuk membuat • Refleksi diri oleh M. Fachrurizal A,
refleksi diri. Jurnal biodiversitas Vol. 1 No. 1
Berdasarkan analisis data sikap maha- Halaman 14-20. Judul: tumbuhan epifit
siswa dari skala Likert menunjukkan adanya pada tegakan pohon Schima
peningkatan sebelum siklus I sampai setelah wallicvhii (D.C) Korth di Gunung
siklus I baik secara perorangan maupun Lawu, oleh: Achmad Dwi Setiyawan
kelas seperti terdapat pada Tabel 1 dan Tabel Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta
2. Tahun 2000, “.....sehingga akan me-
ningkatkan kepedulian saya dalam
men-jaga keanekaragaman hayati di
Tabel 1. Persentase Peningkatan Sikap Indonesia.”
Mahasiswa Sebelum Siklus I, • Refleksi diri oleh Ervika C. dari pro-
Akhir Siklus I, Akhir Siklus II siding seminar FMIPA Universitas
Kategori Sebelum Siklus I Siklus II Lampung, 2013. Judul Keaneka-
Siklus I ragaman Tumbuhan Paku (Pterido-
phyta) di Taman Hutan Kenali Kota
Sangat 11% 22% 89% Jambi Oleh Suraida, Prodi Pendikan
tinggi Biologi IAIN Sulthan Thaha Saifudin
Tinggi 11% 72% 11% Jambi, “setelah saya menganalisis
Rendah 72% 6% - jurnal yang berjudul .... saya me-
ngetahui lebih jauh tentang keaneka-
Sangat 6% ragaman tumbuhan paku dan saya baru
rendah mengetahui bahwa tumbuhan paku
sangat banyak manfaatnya bagi
Tabel 2. Peningkatan Klasikal Sikap manusia, yang sebelumnya saya meng-
Mahasiswa Sebelum Siklus I, anggap tumbuhan paku kurang
Akhir Siklus I, Akhir Siklus II bermanfaat bagi manusia. Dengan pe-
Kategori ngetahuan tersebut saya akan lebih
Sebelum Siklus I Siklus II menghargai keberadaan tumbuhan paku
Siklus I yang ada di sekitar kita.”
• Refleksi diri oleh Nila Wahyuni. Jurnal
Rata-rata 11% 22% 89% Teknik Lingkungan Vol. 10 No.2
kelas Halaman 173-181 Jakarta. Mei 2009.
Kategori rendah tinggi sangat ISSN 1441-315X. Judul: Keaneka-
tinggi ragaman Tumbuhan dan Potensinya di
Cagar Alam Tangle Gorontalo. Oleh
Rugayah peneliti di pusat penelitian
Berdasarkan hasil analisis kritis dan biologi LIPI, “dari analisis jurnal
refleksi diri akhir siklus nampak kesadaran tersebut saya memperoleh banyak
mahasiswa untuk mencintai tumbuhan informasi mengenai keanekaragaman
kekayaan Indonesia dan muncul pula tumbuhan, habitat dan manfaat
kesadaran untuk melestarikan. Hal ini tumbuhan. Tumbuhan yang hidup di
ditunjukkan dengan hasil refleksi diri cagar alam ini memiliki manfaat yang
berikut: cukup banyak, oleh karena itu saya
44 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, Nomor 1, Agustus 2014, hlm. 38-49

sebagai mahasiswa juga berkeinginan itu kita harus melestarikannya dengan


untuk menjaga kelestarian tumbuhan cara menjaga dan merawat keaneka-
tersebut. Kita boleh memanfaatkan ragaman hayati tersebut supaya tidak
tetapi tidak boleh secara besar-besaran punah dan lestari.”
apalagi sampai mengganggu kehidupan Berdasarkan hasil observasi pada waktu
dan ekosistem. Selain itu juga muncul pembelajaran di luar kelas yaitu mengamati
keinginan untuk mengetahui lebih macam-macam tumbuhan lumut, mereka
lanjut sejauh mana potensi tumbuhan tampak senang karena bisa melihat habitat,
yang terdapat di cagar alam ini dapat mengamati secara langsung, mendeskripsi,
digunakan dalam dunia farmasi serta mengagumi ciptaan Tuhan Yang Maha
industri di Indonesia.” Kuasa. Sebelum mereka mengamati
• Refleksi diri oleh Hanif Achmadi. Judul tumbuhan lumut di luar kelas peneliti
Analisis Status Flora Cagar Alam Pulau mengajukan beberapa pertanyaan yaitu: apa
Sempu Kabupaten Malang oleh Hari yang akan saudara pelajari kali ini?,
Sulistyowati Jurusan Biologi UNEJ tumbuhan lumut termasuk kelompok
Jurnal Ilmu Dasar, Vol. 9 No. 1 Januari tumbuhan apa?, ada berapa macam
2008, “setelah membaca dan mem- tumbuhan lumut yang saudara ketahui?, ada
pelajari jurnal tersebut saya semakin berapa macam tumbuhan lumut yang
mengetahui bahwa di Pulau Sempu saudara ketahui?, apa yang membedakan
sebagian jenis floranya masuk dalam macam-macam tumbuhan lumut tersebut?,
kualifikasi unik memiliki tingkat apakah saudara sudah pernah mengamati
kepunahan yang tinggi, dan secara tidak macam-macam tumbuhan lumut? Per-
langsung membuka mata saya untuk tanyaan-pertanyan tersebut tidaklah semua-
lebih peduli dan menjaga terhadap nya bisa mereka jawab dengan benar,
lingkungan sekitar.” mereka bisa menjawab macam-macam
• Refleksi diri oleh Indah Purwaningsih. tumbuhan lumut, tetapi mereka tidak tahu
Biodiversitas Vol. 5 No. 2 Halaman 71- ciri yang membedakan antara tumbuhan
76. Judul Keanekaragaman Tumbuhan lumut yang satu dengan yang lain sehingga
dan Populasinya di Gunung Kelud Jawa mereka tidak bisa menentukan ciri khusus
Timur oleh Inge Larasati-Herbarium macam-macam tumbuhan lumut tersebut.
Bogorienses, Bidang Botani LIPI, Sebagian besar mereka belum pernah
Bogor. Disetujui 17 Mei 2004, “ketika mengamati tumbuhan lumut. Selanjutnya,
saya membaca judul ..... saya baru berdasarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut,
mengerti betapa banyaknya keaneka- peneliti mengajak mereka untuk mengamati
ragaman yang ada pada kawasan tumbuhan lumut yang ada di luar kelas
Gunung Kelud. Namun kerusakan yang dengan harapan jika pertanyaan-pertanyaan
ada pada kawasan hutan yang tersebut peneliti tanyakan lagi setelah
diakibatkan karena ulah manusia dapat mereka belajar tumbuhan lumut dengan
mengakibatkan berkurangnya jenis melihat secara langsung, mendeskripsi,
tumbuhan. Untuk itu kita seharusnya maka mereka bisa menjawab pertanyaan-
melestarikan jenis tumbuhan yang ada pertanyaan tersebut. Mahasiswa mengamati
agar tetap terjaga kelestariannya.” secara berkelompok dengan senang dan
• Refleksi diri oleh Nanik Yulianti. Bio- ceria, mencirikan macam-macam tumbuhan
diversitas Vol. 9 No. 3 Halaman 194- lumut sambil mencocokkan dengan ciri-ciri
198 Judul: Keanekaragaman Tumbuhan morfologi yang ada di bahan ajar,
Di Hutan Pegunungan Waworete selanjutnya mereka mengidentifikasi. Kerja-
Kecamatan Wawonii Pulau Wawonii, sama bagus tetapi kenyataannya mahasiswa
Sulawesi Tenggara. Oleh Sunarti, Arief, belum lancar menentukan ciri tumbuhan
H, Rugayah Herbarium Bogoriense karena belum membaca bahan ajar secara
Pusat Penelitian Botani LIPI Bogor, detail sebelum ke lapangan. Berdasarkan
disetujui 26 Juni 2008, “dari artikel kenyataan tersebut, peneliti meminta mereka
yang saya baca dan analisis, ternyata untuk mengambil sampel amatan secukup-
keanekaragaman tumbuhan Indonesia nya untuk dipelajari lebih mendalam di
sangat banyak dan beragam, serta laboratorium sambil diamati juga ciri
memiliki karakteristik yang berbeda- anatominya. Mereka kelihatan antusias pada
beda. Keberadaan tumbuhan tersebut waktu kerja kelompok banyak pertanyaan-
mempunyai banyak manfaat bagi pertanyaan yang mereka ajukan.
manusia dan lingkungan, oleh karena Memang sudah peneliti sampaikan tidak
Sunarmi, Melestarikan Keanekaragaman Hayati melalui . . . 45

akan menjelaskan kalau tidak ada selain menanyakan konsep juga digunakan
pertanyaan dari mahasiswa sehingga untuk untuk menuntun mahasiswa mengamati ciri-
bertanya mereka harus betul-betul meng- ciri tumbuhan secara runtut. Untuk
amati dan membaca bahan ajar terlebih menjawab pertanyaan tersebut mahasiswa
dahulu. Pada waktu pembelajaran dosen wajib membaca dulu bahan ajar, lembar
dibantu oleh 4 asisten sekaligus sebagai PBMP diberikan 1 minggu sebelum
observer. Secara bergiliran dosen men- pembelajaran di luar kelas dilaksanakan.
dampingi di setiap kelompok. Selain men- Tugas yang diberikan pada siklus II ini
jawab pertanyaan mahasiswa dosen me- adalah mendeskripsi, mengidentifikasi
nyadarkan mereka betapa kaya negara kita. tumbuhan paku yang ditemukan meng-
Seperti saudara lihat ini di tanah yang gunakan kunci identifikasi dan membuat
luasnya ± 400 m2 kita bisa menemukan kunci identifikasi berdasarkan tumbuhan
berapa banyak tumbuhan lumut, berapa paku yang ditemukan, menanam sisa bahan
macam tumbuhan lumut yang mana amatan di gelas aqua sampai hidup. Pe-
tumbuhan yang saudara amati ini laksanaan tindakan siklus II yaitu pem-
bermanfaat untuk manusia misalnya sebagai belajaran di luar kelas dilaksanakan pada
bahan untuk obat, kompos, untuk pertemuan ke 10, 11, dan 12 pada tanggal 6,
keseimbangan ekosistem, dsb. Apakah 12, dan 13 Februari 2014 di Jalan Candi
tumbuhan lumut seperti ini ada di Amerika? Blok VA No. 225 Malang, di sebidang tanah
Ada di Kutub? Ada di Arab? Mengapa? Beri ± 400 m2 di lahan tersebut terdapat
penjelasan. Pada akhir siklus I mahasiswa bermacam-macam tumbuhan paku antara
bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang lain Psilotum, Selaginella, Lycopodium,
di ajukan peneliti di awal pembelajaran dan Equisetum, Platycerium, Asplenium,
mahasiswa mengisi skala Likert akhir siklus Adiantum, Nephrolepis, dan masih banyak
I. lagi tumbuhan paku yang lain. Tumbuhan
Berdasarkan tahap ke 4 PTK siklus I paku yang terdapat pada lahan tersebut
yaitu Refleksi, ada beberapa hal yang harus sudah mewakili kelompok Tumbuhan Paku
dibenahi untuk dasar pada perencanaan kelas Psilopsida, Lycopsida, Sphenopsida,
tindakan siklus berikutnya, yaitu: 1) sebelum Pteropsida. Pembelajaran di luar kelas
pembelajaran di luar kelas dilaksanakan dilaksanakan secara berkelompok. Masing-
perlu ditekankan kembali tugas masing- maisng kelompok terdiri dari 4-5 maha-
masing anggota kelompok, 2) meskipun siswa. Dosen dibantu oleh 4 orang asisten
pembelajaran dilakukan secara kelompok yang bertugas juga sebagai observer. Peneliti
masing-masing anggota kelompok diwajib- secara bergiliran mendampingi masing-
kan untuk membaca bahan ajar terlebih masing kelompok dan membimbing jika ada
dahulu sebelum ke lapangan, 3) loupe pertanyaan dari mahasiswa. Mahasiswa
diberikan ke masing-masing kelompok se- mendeskripsi ciri morfologi tumbuhan paku
belum ke lapangan, 4) masing-masing yang ditemukan berdasarkan bahan ajar dan
kelompok diwajibkan untuk membawa petunjuk praktikum. Pada waktu bimbingan
kantong plastik untuk tempat bahan amatan di kelompok mahasiswa antusias dan senang
yang akan diamati di laboratorium. Pada sekali untuk mengamati ciri tumbuhan paku
akhir siklus I sudah bisa ditemukan bahwa dan mereka aktif juga kerja kelompok,
ada peningkatan sikap mahasiswa sebelum banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul
siklus I sampai akhir siklus I dengan skala karena mereka sudah membaca terlebih
Likert maupun berdasarkan hasil observasi dahulu bahan ajar dan lembar PBMP. Hal ini
siklus dan refleksi analisis kritis mahasiswa, peneliti ketahui dari pertanyaan-pertanyaan
dan refleksi mahasiswa di akhir siklus II. yang muncul pada waktu pengamatan
Siklus II. Pada tahap perencanaan tumbuhan paku. Mereka sudah mengenal
tindakan siklus II dipersiapkan RPS dan tipe daun mikrofil yaitu daun yang
SAP berdasarkan hasil refleksi siklus I, yaitu mempunyai satu tulang daun tetapi mana
supaya mahasiswa betul-betul membaca daun mikrofil yang ada di tumbuhan
bahan ajar terlebih dahulu sebelum ke Selaginella mereka tanyakan itu. Mereka
lapangan peneliti mempersiapkan lembar mengenal sorus adalah kumpulan dari
PBMP (Pemberdayaan Berpikir Kritis sporangium tetapi setelah mengamati
Melalui Pertanyaan) yaitu lembar yang mereka belum tahu mana yang dimaksud
berisi pertanyaan-pertanyaan yang bersifat sorus pada Nephrolepis, hal-hal seperti itu
menuntun mulai dari konsep-konsep yang menunjukkan bahwa sudah ada persiapan
umum sampai khusus. Lembar PBMP ini konsep dari mereka tetapi secara fakta
46 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, Nomor 1, Agustus 2014, hlm. 38-49

mereka masih perlu bimbingan. Di sini mahasiswa setelah mengerjakan tugas


peneliti juga memantau, mengawasi, observasi tumbuhan berbiji dari hasil
mengontrol apakah yang dilakukan/ yang laporan. Mereka observasi ke lapangan di
diamati, cara mengamati mahasiswa sudah daerah asal menentukan lama tumbuhan
sesuai dengan ketentuan yang ada di hidup termasuk planta policarpa atau
petunjuk pengamatan atau belum. Ciri monokarpa, lignosus, herbaceus di daerah
anatomi diamati di laboratorium pada masing-masing. Mereka observasi berkali-
pertemuan ke 14 dan 15 yaitu tanggal 20 dan kali tanya ke penduduk berapa lama
26 Februari karena pertemuan ke 13 libur. tumbuhan tersebut berbunga, berbuah,
Setelah mengamati ciri anatomi dilanjutkan mendeskripsi, mengambil foto, meng-
presentasi diskusi pada pertemuan ke 16 dan identifikasi. Dengan demikian mereka akrab
17 di sini peneliti juga mereview secara dengan tumbuhan yang ada di alam, mereka
keseluruhan materi tumbuhan paku. semakin mengagumi betapa kaya negara
Pelaksanaan siklus II berjalan seperti Indonesia. Mereka merasa setelah me-
yang diharapkan karena mahasiswa sudah ngerjakan tugas tersebut menjadi peduli
ada persiapan sebelumnya sehingga hasil terhadap tumbuhan yang ada di sekitarnya
deskripsi ciri morfologi dan anatomi dan timbul keinginan untuk melestarikan.
lengkap selanjutnya mereka bisa meng- Hal-hal yang menunjukkan peningkatan
identifikasi menggunakan kunci identifikasi keterlaksanaan pembelajaran siklus II adalah
dengan lancar. Kunci identifikasi yang di- pada waktu pembelajaran di luar kelas
pakai adalah kunci dikotom karangan Van semua mahasiswa aktif bekerja. Mahasiswa
Steenis 1987. Di akhir siklus II mahasiswa lancar untuk mendeskripsi dan menanyakan
mengisi skala Likert hasilnya seperti pada hal yang belum dimengerti, pengamatan
Tabel 1 dan 2, dan menulis refleksi diri akhir berjalan dengan lancar, karena sudah ada
siklus contoh refleksi diri mahasiswa adalah persiapan materi/konsep berdasarkan lembar
sebagai berikut: kerja PBMP dan bahan ajar.
• Oleh Annas Jannatun Na’im
“.......saya mendapatkan banyak sekali PEMBAHASAN
ilmu pengetahuan, wawasan, dan Peningkatan keterlaksanaan kegiatan
pendidikan karakter. Saya sadar bahwa pembelajaran di luar ruang kelas karena ada
bahan sangat penting peranannya. usaha dosen maupun mahasiswa. Adanya
Untuk itu harus diusahakan secara lembar PBMP mahasiswa wajib membaca
maksimal dan dilestarikan. Dengan bahan ajar dulu tentang ciri-ciri tumbuhan
mengikuti mata kuliah paku sebelum mereka mengamati. Sehingga
keanekaragaman tumbuhan saya kesiapan mahasiswa tersebut akan mempe-
menjadi lebih tahu segala sesuatu ngaruhi kelancaran dalam mengamati,
tentang tumbuhan paku..” mendeskripsi dan mengidentifikasi
• Oleh Dini Resita Putri tumbuhan paku. Adanya tugas observasi
“.....banyak hal selain materi yang saya tumbuhan berdasarkan lama hidup di daerah
dapatkan dari mata kuliah keaneka- masing-masing menambah wawasan maha-
ragaman tumbuhan ini yaitu latihan siswa tentang keanekaragaman hayati di
untuk disiplin, bersikap jujur, berani Indonesia. Menurut Anderson (1981)
bertanya, dan bertanggungjawab untuk karakteristik manusia meliputi cara yang
melestarikan tumbuhan...” khas (tipikal) dalam berpikir, berbuat, dan
Di akhir siklus II mahasiswa masing- perasaan. Tipikal berfikir berkaitan dengan
masing kelompok menyerahkan tugas ranah kognitif, tipikal berbuat berkaitan
berupa tumbuhan paku sisa amatan yang dengan ranah psikomotor, dan tipikal
ditanam di gelas aqua dan tumbuh tersebut perasaan berkaitan dengan tanah afektif.
meliputi Pteris, Adiantum, Nephrolepis, Ketiga ranah tersebut merupakan
Asplenium dan Platycerium. Di akhir siklus karakteristik manusia dan dalam bidang
terdapat peningkatan sikap mahasiswa pendidikan merupakan hasil belajar.
terhadap pelestarian keanekaragama hayati Kemampuan afektif merupakan bagian dari
ditunjukkan semua kelompok menanam hasil belajar dan memiliki peran penting.
kembali sisa bahan amatan dan mengambil Keberhasilan pembelajaran pada ranah
bahan secukupnya sesuai keperluan. kognitif dan psikomotor siswa sangat
Hal-hal yang menunjukkan adanya ditentukan oleh kondisi afektif siswa dan
peningkatan sikap mahasiswa juga bisa sebaliknya. Dalam penelitian ini sikap
diketahui berdasarkan refleksi diri mahasiswa yang tidak memperdulikan
Sunarmi, Melestarikan Keanekaragaman Hayati melalui . . . 47

keanekaragaman hayati karena mereka yang mempunyai sifat menyenangkan dapat


kurang memahami apa manfaat keaneka- mewujudkan nilai spiritual siswa mengenai
ragaman hayati dan seberapa besar keindahan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
keanekaragaman hayati di negara kita. dengan cara mengamati, menemukan sendiri
Penerapan pembelajaran di luar kelas segala sesuatu ciptaan Tuhan Yang Maha
mengajak mahasiswa untuk menyatu dengan Kuasa. Hal ini sesuai dengan kompetensi
alam dan melakukan aktivitas yang inti 1 yaitu menghayati dan mengamalkan
mengarah pada terwujudnya perubahan ajaran agama yang dianutnya.
tingkah laku mahasiswa sebagai calon Berdasarkan penjelasan tentang pem-
pendidik terhadap lingkungan melalui tahap- belajaran di luar kelas maka pembelajaran
tahap pengertian, penyadaran, tanggung yang berorientasi pada lingkungan luar kelas
jawab, dan aksi atau tingkah laku. Pada dapat digunakan sebagai sumber belajar
penelitian ini pembelajaran keanekaragaman karena pembelajaran akan lebih bermakna
hayati yang berorientasi pada alam sekitar jika pembelajaran diprioritaskan di alam
mempunyai sifat menyenangkan sehingga sekitar atau sekitar lingkungan anak.
dapat mewujudkan nilai spiritual siswa Pembelajaran di luar kelas yang berorientasi
mengenai keindahan ciptaan Tuhan Yang pada alam sekitar sebenarnya dapat
Maha Esa hal ini ditunjukkan dengan dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan
tingkah laku mahasiswa yang senang, dapat mengubah cara belajar monoton yang
kagum, terhadap keanekaragaman tumbuhan hanya mementingkan nilai kuantitatif saja
lumut dan tumbuhan paku waktu tanpa mengedepankan nilai kualitatif atau
pengamatan di kelas. proses.
Pembelajaran di luar ruangan dalam hal Supaya pembelajaran di luar kelas bisa
ini di luar kelas atau outdoor activities belajar secara kondusif maka ada beberapa
adalah kegiatan di alam bebas dan mempu- keterampilan yang harus dikuasai guru yaitu
nyai sifat menyenangkan, karena kita bisa 1) mengawasi, dan memonitor kegiatan,
melihat, menikmati, mengagumi, dan belajar perilaku, dan kondisi siswa selama kegiatan
mengenai ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa yang dilakukan secara tegas dan disiplin
yang terbentang di alam, yang dapat tetapi tidak menimbulkan tekanan perasaan
disajikan dalam bentuk permainan, dan fisik pada siswa, 2) mengawasi dan
observasi atau pengamatan, simulasi, diskusi memonitor kerja siswa, 3) menjaga ke-
dan petualang sebagai media pembelajaran. tercapaian target perolehan belajar, kontrol
Pembelajaran di luar kelas dapat dilakukan guru ini penting supaya kegiatan rekreatif
berupa kegiatan: bermain di lingkungan dan akademiknya terkontrol, 4) menjaga dan
sekolah, taman. Pada materi keaneka- membangun iklim hubungan kerja dan
ragaman hayati pembelajaran bisa dilakukan hubungan sosioemosional antar individu
dengan cara guru mengajak siswa ke luar yang kondusif untuk terselesaikannya tugas-
kelas misal ke kebun sekolah atau tugas belajar, 5) membangun kepercayaan
lingkungan di luar kelas kemudian siswa siswa terhadap dirinya agar dapat menjadi
diajak untuk mengamati bermacam-macam motivator yang handal khususnya kecakapan
tumbuhan dan hewan kemudian mencatat untuk mengatasi masalah, 6) memberi
ciri pada tumbuhan dan hewan yang mereka bantuan jika diperlukan.
amati. Kemudian di luar kelas tersebut guru Keterampilan yang harus dimiliki guru
menanamkan konsep tentang keaneka- setelah paska kegiatan yaitu 1) memberi
ragaman hayati di Indonesia, manfaat arahan pada siswa dan contoh untuk
keanekaragaman hayati, dan bagaimana cara menjaga kebersihan dan ketertiban
melestarikan keanekaragaman hayati. lingkungan, 2) mengawasi dan menjalankan
Pembelajaran di luar kelas tidak sekedar kegiatan pengawasan dan perawatan per-
memindahkan pelajar di luar kelas, tetapi alatan yang telah digunakan, memonitor,
pembelajaran di luar kelas dilakukan dengan membimbing pembuatan laporan hasil kerja
mengajak siswa menyatu dengan alam dan dan memantau tagihan pada waktu yang
melakukan aktivitas yang mengarah pada ditentukan.
terwujudnya perubahan tingkah laku siswa Menurut Susanto (2002) manfaat pem-
terhadap lingkungan melalui tahap-tahap belajaran di luar kelas yaitu: 1) fakta dan
pengertian, perhatian, penyadaran, tanggung fenomena yang banyak dijumpai menjadi
jawab dan aksi atau tingkah laku. pengetahuan yang sulit dilupakan, 2)
Pembelajaran keanekaragaman hayati di luar memotivasi siswa untuk belajar karena
kelas yang berorientasi pada alam sekitar banyak kejadian-kejadian menakjubkan
48 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, Nomor 1, Agustus 2014, hlm. 38-49

yang dijumpai, 3) banyak tantangan yang (attending), responding, valuing,


ditemukan di lingkungan dan mereka dapat organization, dan characterization. Pada
menghadapi dan menyelesaikan masalah peringkat Receiving atau attending siswa
tersebut secara bersama-sama dengan be- memiliki keinginan mengunjungi suatu
kerja sama, sehingga siswa dapat stimulus dalam penelitian adalah tugas
memperoleh pengetahuan dan kecakapan dosen. Peringkat Responding merupakan
life skill, hal ini sesuai dengan kompetensi partisipasi aktif siswa, yaitu sebagian dari
inti 2 yaitu menghayati dan mengamalkan perilakunya dalam penelitian ini adalah
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, kegiatan siswa untuk merespon tugas yaitu
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, mendeskripsi, mengidentifikasi, membuat
damai) atas berbagai permasalahan dalam laporan, mempresentasikan hasil -.
berbagai interaksi dalam berinteraksi secara Kategori valuing adalah sesuatu yang
efektif dengan lingkungan sosial dan alam, memiliki manfaat atau kepercayaan adat
4) manfaat rekreatif diperoleh siswa. sebagai nilai keyakinan atau sikap.
Menurut Gulo (1990) manfaat Dalam penelitian ini bisa ditunjukkan
pembelajaran di luar kelas adalah: 1) siswa dengan keinginan untuk melestarikan
dapat memahami dan menghayati aspek- keanekaragaman lumut dana paku pada
aspek kehidupan yang ada di lingkungannya, khususnya keanekaragaman hayati pada
sehingga dapat membentuk pribadi tidak umumnya sikap yang menunjukkan ke-
asing dengan kehidpan di sekitarnya, serta pedulian terhadap keanekaragaman hayati
dapat memupuk rasa cinta lingkungan, 4) yang ada di lingkungan mereka hidup
merupakan pengetahuan faktual hal ini sehari-hari. Setelah mengetahui manfaat
sesuai dengan kompetensi inti 3 yaitu keanekaragaman hayati, bagaimana
memahami, menerapkan, menganalisis pengelolaan keanekaragaman hayati,
pengetahuan faktual, 5) kegiatan belajar seberapa tinggi tingkat keanekaragaman
siswa lebih komprehensif dan lebih aktif hayati yang dimiliki negara kita dan belum
sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara dikelola dengan baik.
seperti mengamati, bertanya, membuktikan, Pada peringkat organisasi, nilai satu
menguji fakta hal ini sesuai dengan tuntutan dengan nilai dikaitkan dengan konflik antar
Kurikulum 2013, 6) mencegah cara belajar nilai diselesaikan, dan mulai membangun
siswa secara verbal, 7) melatih siswa untuk sistem nilai internal yang konsisten. Dalam
mengkonstruk konsep dari pengalaman- penelitian ini ditunjukkan dengan tindakan
pengalaman yang menyenangkan, 8) mereka menanam sisa bahan amatan, tidak
memberikan informasi teknis kepada peserta merusak bahan sebelum diamati, dan
didik secara lamgsung. mengambil bahan amatan secukupmya
Pada penelitian ini tugas mendeskripsi, sesuai kebutuhan. Sedangkan tingkatan
mengidentifikasi, mengobservasi tumbuhan tertinggi karakterisasi belum bisa muncul
berdasarkan sifat dan lama hidupnya di dalam penelitian ini karena untuk
daerah masing-masing, menganalisis kritis mengendalikan perilaku hingga termasuk
artikel tentang keanekaragaman hayati di gaya hidup membutuhkan waktu dan usaha
Indonesia, dan penerapan pembelajaran di yang harus dilakukan secara terus-menerus
luar kelas, dapat meningkatkan pemahaman sehingga membutuhkan waktu yang cukup
dan menghayati aspek-aspek kehidupan di lama.
lingkungannya dan dapat memupuk rasa
cinta lingkungan. Mempelajari dan meng- KESIMPULAN DAN SARAN
amati tumbuhan dapat merupakan pem- Kesimpulan
belajaran kontekstual dan faktual, serta Pada penerapan pembelajaran di luar
komprehensif karena dilakukan dengan kelas dan tugas yang menantang, mahasiwa
berbagai cara seperti mengamati, bertanya, tidak hanya mendengarkan penjelasan guru
membuktikan, menguji fakta dan mencegah tetapi juga dengan melihat, menyentuh,
cara belajar secara verbal, melatih merasakan, menyelidiki, bertanya, mem-
mahasiswa untuk mengkonstruk konsep dari buktikan, dan menguji fakta dan mengikuti
pengalaman-pengalaman yang menyenang- keseluruhan proses dari setiap pembelajaran.
kan. sehingga kebenaran konsep bisa
Menurut Krathwohl dalam Sax (1980) dipertanggung jawabkan dengan demikian
hampir semua tujuan kognitif mempunyai siswa dapat membangun pengalaman
komponen afektif. Dalam pembelajaran belajarnya atau pengetahuannya sendiri.
sains ada 5 tingkatan afektif yaitu receiving
Sunarmi, Melestarikan Keanekaragaman Hayati melalui . . . 49

Saran Sax, Gilbert. (1980). Principles Of


Educational And Phsychological
Disarankan kepada para guru untuk Measurment And Evaluation .
menerapkan pembelajaran di luar kelas dan Belmont, California: Wadsworth
tugas yang menantang untuk meningkatkan Publishing Company.
sikap melestarikan keanekaragaman hayati Setyawan, D.A, Tumbuhan Epifit Pada
di Indonesia sampai tingkatan sikap tertinggi Tegakan Pohon Schima Wallichi (D.C)
yaitu karakterisasi. Korth 2000 di Gunung Lawu,
Biodiversitas Vol.1, No.2 Halaman 14-
DAFTAR RUJUKAN 20.
Anderson, Lorin, W. (1981). Assesing Steenis, CGGJ et al. 1987. Flora Untuk
Affective Characteristic In The Sekolah di Indonesia. Terjemahan
Schools, Boston: Allyn an Bacon. Muso S. Dkk 1987. Jakarta: PT.
Gulo, W. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Pradnya Paramita.
Jakarta: PT. Grasindo, Anggota Ikapi. Sulistyawati, Hari. 2008. Analisis status
Jatna Supriyatna. 2008. Melestarikan Alam Flora Alam Pulau Sempu, Kabupaten
Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. Malang. Jurusan Biologi UNEJ. Vol.9
Jakarta. No.1 Halaman 78-81.
Kementrian Lingkungan Hidup. 2004. Sunarti. S, Hidayat. A, Rugayah 2008
Rencana Tindak Pembangunan Keanekaragaman Tumbuhan di Hutan
Berkelanjutan: Indikator Pegunungan Waworete, Kecamatan
Keberhasilan, Program dan Kegiatan. Wawonii Timur, Pulau Wawonii,
Jakarta, Indonesia. Sulawesi Tenggara. Herbarium
Larashati, Inge. 2004. Keanekaragaman Bogoriense. Biodiversitas, Vol.9, No.3
Tumbuhan dan Populasinya di Gunung Halaman 194-198.
Kelud Jawa Timur. Biodiversitas Vol.5 Suraida, Susanti Try, Amriyanto, R. 2013.
No.2 Halaman 71-76. Keanekaragaman Tumbuhan Paku
Peraturan Menteri Pendidikan Dan (Pteridophyta) di Taman Hutan Kenali
Kebudayaan Nomor 69. 2013. Kota Jambi. Prosiding Semirata
Kerangka Dasar Dan Struktur FMIPA Universitas Lampung.
Kurikulum Sekolah Menengah Susanto, Pudyo. 2002. Keterampilan Dasar
Atas/Madrasah Aliyah . Jakarta, Mengajar IPA Berbasis
Indonesia. Konstruktivisme. Malang: FMIPA
Primack, RB, Supriyatna J, Indrawan M, dan Universitas Negeri Malang.
Kramadibrata P. 1998. Biologi. Susilo, H, Chotimah, H. D. Y. 2008.
Konservasi. Jakarta: Yayasan Obor Penelitian Tindakan Kelas. Malang:
Indonesia Bayu Media Publishing.
Rugayah, Sunarti, S. Djarwaningsih, T. Uji. T. 2005. Keanekaragaman dan Potensi
2009. Keanekaragaman Tumbuhan Flora di Cagar Alam Pegunungan
dan Potensinya di Cagar Alam Cyclops, Papua. LIPI e-jurnal Teknik
Tangale, Gorontalo. LIPI Jurnal Tek. Lingkungan , Vol.6, No.3 Halaman
Ling, Vol.10, No.2 Halaman 173-181. 485-495.

You might also like