You are on page 1of 16

Edi Tando : Upaya Peningkatan Kualitas Tanaman Kedelai (Glycine max L.

Merill) melalui
Pemanfaatan Bioteknologi dalam Mengatasi Kelangkaan Pangan

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS TANAMAN KEDELAI


(Glycine max L. Merill) MELALUI PEMANFAATAN BIOTEKNOLOGI DALAM
MENGATASI KELANGKAAN PANGAN

(Efforts to Improve Quality of Soybean Plant (Glycine max L. Merill) Through the
use of Biotechnology in Overcoming Food Scarcity)

1)
Edi Tando dan 2)Muh. Afif Juradi
1)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara
2)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah

ABSTRACT
Population growth the rapidly is currently a major challenges to business world food supply. The
development of biotechnology begins with technology genetically engineered has accelerated. Products of
biotechnology plants resembling plants provenance, but having the characteristics of certain that causes
those plants better. Plant products of biotechnology which has been approved for food as having the
nature of : 1) resistance to pests and disease , 2) resistance to herbicide, 3) nutrition changes and 4)
content increased save resources. The purpose of drafting this paper is to provide information about
improving the quality of the soybean plant ( Glycine max l .Merill ) through the use of biotechnology in
addressing scarcity of food.The genetically engineered in plants soybean , includes extraction process
dna ( modification ctab ) method of the leaves of plants tangential and soybean R1 R2. Fragments of dna
the genome of 0.8 kb involved in tolerant asam-al at b . Japonicum 38 has successfully isolated using
inverse PCR technique, Fragments of dna has been successfully diklon into plasmid vector pgemt-easy ( ~
3kb ) produce recombinant plasmid pgemt-38 a ~ 3.8 family planning. Ttransfer genes pinii in plants soy
has successfully done through a . Tumefaciens with one of his event at1 ( tidar ) showing the pcr positive
on pinii genes. Protocol best for soybean through the transformation of a . Tumefaciens is using eksplan
cotyledon young with the density of bacteria 1 x 108 / cell mls inoculation / long 90 minutes and long
kokultivasi 5 days. The soybean plant AT1R1 ( tidar ) transformation through a result. Tumefaciens a
little more resistant to pest borer rather than the pods the soybean plant nontransgenik (control).

Keyword : quality; biotechnology; soybean.

PENDAHULUAN permintaan kedelai dalam sepuluh tahun


TanamanKedelai (Glycine max L. terakhir yang terus meningkat, jauh
Merill) di Indonesia ialahkomoditas melampaui produksi dalam negeri. Oleh
strategis ketiga setelah padi dan jagung, karena itu upaya peningkatan produksi
karena setiap hari dikonsumsi hampir harus diupayakan melalui perluasan areal
sebagian masyarakat dengan tingkat tanam (Harsono, 2008).
konsumsi rata - rata 8,12 kg/kapita/tahun Pertumbuhan penduduk yang
(Sudaryanto dan Swastika, 2007). semakin pesat saat ini menjadi tantangan
Sementara, kebutuhan kedelai akan terus besar bagi usaha penyediaan pangan
meningkat sejalan dengan bertambahnya dunia. Badan pangan dunia atau FAO,
jumlah penduduk. Hal ini tercermin dari memperkirakan akan terjadi kelangkaan

Jurnal Agrotek Vol. 3 No. 2 September 2019 113


Edi Tando : Upaya Peningkatan Kualitas Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merill) melalui
Pemanfaatan Bioteknologi dalam Mengatasi Kelangkaan Pangan

pangan dunia pada tahun 2050. Sektor material baru kedalam suatu organisme
pertanian sebagai penyedia pangan untuk mendapatkan generasi sesuai tujuan
dituntut lebih produktif dalam yang diinginkan. Rekayasa genetika
mengimbang itingginya kebutuhan pangan merupakan solusi untuk mengatasi
dunia yang meningkat hingga 70%. kelangkaan pangan dengan ditemukannya
Suryanegara (2011) menyatakan bahwa teknologi tanaman transgenic atau
salah satu upaya untuk menjawab Genetically Modified Organism (GMO)
tantangan tersebut, antara lain melalui (Karmana, 2009).
penerapan bioteknologi melalui rekayasa Tanaman produk bioteknologi
genetika. telah banyak diperdagangkan di pasar.
Perkembangan bioteknologi Tanaman hasil rekayasa genetika tersebut
diawali dengan teknologi rekayasa menyerupai tanaman asalnya, tetapi
genetika menjadi semakin cepat. Dalam memiliki sifat – sifat tertentu yang
dogma sentral atau pemahaman dasar ilmu menyebabkan tanaman tersebut lebih baik.
biologi diketahui bahwa cetak biru Tanaman produk bioteknologi yang telah
kehidupan DNA menyimpan informasi disetujui untuk pangan merupakan
yang pemanfaatannya dilakukan melalui tanaman yang direkayasa untuk memiliki
perubahan informasi ke materi baru yaitu sifat seperti : (1) ketahanan terhadap hama
RNA. Proses ini disebut transformasi. dan penyakit, (2) ketahanan terhadap
Selanjutnya RNA juga dirubah herbisida, (3) perubahan kandungan
informasinya ke dalam materi akhir yaitu nutrisi dan (4) peningkatan dayasimpan
protein dalam proses translasi. Dari alur (Manuhara, 2006)
informasi dalam dogma sentral itu bisa Tujuan penyusunan makalah ini
dipahami bahwa rekayasa DNA/genetika adalah untuk memberikan informasi
membawa implikasi pada perubahan RNA tentang upaya peningkatan kualitas
sebagai materi pertengahan maupun tanaman kedelai (Glycine max L. Merill)
kepada protein sebagai produk akhir. melalui pemanfaatan bioteknologi dalam
Rekayasa genetika merupakan mengatasi kelangkaan pangan.
usaha manusia dengan sengaja
mengubah, memodifikasi dan atau
menambahkan susunan suatu gen dengan

114 Jurnal Agrotek Vol. 3 No. 2 September 2019


Edi Tando : Upaya Peningkatan Kualitas Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merill) melalui
Pemanfaatan Bioteknologi dalam Mengatasi Kelangkaan Pangan

2001). Selanjutnya pemanfaatan


PEMBAHASAN
teknologi biologi molekuler, gen yang
Peranan Bioteknologi
diinginkan dapat dipotong dari suatu
Bioteknologi didefinisikan sebagai
genom tanaman dan disambung ke dalam
penerapan prinsip - prinsip biologi,
genom lain melalui suatu eksperimen
biokimia dan rekayasa dalam pengolahan
yang unik, tanpa memindahkan gen-gen
bahan dengan memanfaatkan agensia
yang tidak diinginkan selama proses
jasad hidup dan komponen -
(Fernandes dan Filho, 1993).
komponennya untuk menghasilkan barang
Tanaman transgenik merupakan
dan jasa. Bioteknologi selalu berkaitan
suatutanaman yang memiliki gen atau
dengan reaksi - reaksi biologis yang
telah disisipi gen dari organisme lain, dan
dilakukan oleh jasad hidup sebagai suatu
dapat pula disebut sebagai Genetically
individu atau komponen - komponenya
Modified Organism (organisme yang
yang dapat berupa organel, sel atau
termodifikasi secara genetik). Penyisipan
jaringan atau bahkan molekul - molekul
gen ini umumnyalebih diarahkan ke
tertentu, misalnya DNA, RNA, protein
tanaman pangan untuk menciptakan
atau enzim. Ilmu yang mendasari
kualitas pangan yang lebih baik daripada
bioteknologi ialah mikrobiologi, genetika,
sebelumnya.
biokimia, biologi molekuler, ilmu pangan,
rekayasa kimia, rekayasa mekanik, Rekayasa Genetik pada Tanaman
Kedelai
teknologi pangan, elektronik dan Salah satu jenis tanaman produk
computer (Yuwono, 2012) bioteknologi ialah kedelai. Kedelai
Melaluiupayamemanfaatkan merupakan tanaman penghasil minyak
kemajuan bioteknologi seperti rekayasa yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.
genetik, gen-gen yang bermanfaat dari Bijinya mengandung asam amino esensial
sumber yang berbeda seperti bakteri atau lebih tinggi di banding daging, sehingga
spesies tanaman lain yang sama sekali merupakan tanaman pangan yang sangat
tidak memiliki kekerabatan dapat diisolasi penting saat ini.
dan gen tersebut dapat dimasukkan ke Rekayasa genetika pada tanaman
dalam tanaman yang akan diperbaiki mencakup beberapa tahapan,yaitu : 1)
melalui metode transfer genetik (Seraj, Ekstraksi DNA, 2) Kloning gen, 3)

Jurnal Agrotek Vol. 3 No. 2 September 2019 115


Edi Tando : Upaya Peningkatan Kualitas Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merill) melalui
Pemanfaatan Bioteknologi dalam Mengatasi Kelangkaan Pangan

Desain gen, 4) Transformasi genetika dan Suatucontoh proses ekstraksi DNA


5) Pemuliaan tanaman di lapangan. (modifikasi metode CTAB) yaitu DNA
Proses rekayasa genetika pada diekstrak dari daun tanaman kedelai
tanaman kedelai (Glycine max L. Merill), transgenik R1 dan R2 yang telah ditanam
dalam mengatasi kelangkaan pangan saat di rumah kaca. Ekstraksi DNA dilakukan
ini mencakup beberapa tahapan atau dengan cara menggerus kurang lebih 0,5-2
proses, antara lain : g daun yang telah disimpan dalam ruang
gelap bersuhu -20oC dengan nitrogen cair
1. Ekstraksi DNA hingga menjadi serbuk halus. Serbuk daun
Ekstraksi DNA atau isolasi DNA ter-sebut dipindahkan ke dalam tabung
target merupakan prosedur umum corning dan ditambah dengan bufer
dalammemisahkan dan mengumpulkan ekstraksi 1 M Tris HCl (pH 7,5); 0,5 M
DNA untuk analisis rekayasa genetika, EDTA (pH 8); 5 M NaCl; 1% CTAB; 140
forensik, bioinformatika, komputasi, mM Na-bisulfite. Campuran tersebut
analisis asal-usul dan antropologi. Prinsip kemudian digoyang perlahan dan
dasar Ekstraksi DNA adalah disimpan pada inkubator 65oC, selama 15
mengeluarkan DNA dari sel. menit. Setelah didinginkan pada suhu
Hasil penelitian Hadiarto et al ., ruang selama 4 - 6 menit, ekstraksi
(2002) menunjukkan bahwa proses kemudian dilanjutkan dengan
transfer suatu gen asing ke dalam genom menambahkan 6 ml chloroform : isoamil-
suatu tanaman target dimulai dengan alkohol (24 : 1). Campuran tersebut
pemasukan gen asing ke dalam sitoplasma digoyang kembali selama 20 menit.
sel tanaman target. Selanjutnya gen ini Setelah supernatan akhir dipisahkan,
akan masuk ke dalam inti sel tanaman campuran kemudian ditambahkan 2 vol.
melalui pori - pori membran inti sel. 95% EtOH dingin. Setelah dicampur
Apabila gen asing tersebut berhasil masuk merata, kemudian pelet DNA diambil
atau menyisip ke dalam kromosom dengan pipet pasteur dan dipindahkan ke
tanaman target dan berintegrasi dengan dalam eppendorf 1,5 ml. Endapan DNA
baik (berada pada bagian yang aktif dicuci dengan alkohol 70% dingin (2
ditranskripsi), maka gen itu akan dapat kali), kemudian dikeringkan dengan mesin
diekspresikan oleh tanaman transforman. evaporator VWR 1410. Endapan DNA

116 Jurnal Agrotek Vol. 3 No. 2 September 2019


Edi Tando : Upaya Peningkatan Kualitas Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merill) melalui
Pemanfaatan Bioteknologi dalam Mengatasi Kelangkaan Pangan

kemudian dilarutkan dalam 1x TE bufer menggunakan mesin PCR Programable


(10 mM Tris HCl pH 7,5; 0,1 mM EDTA Thermal Controller (MJ Research
pH 8). Purifikasi DNA pelet yang Incorporation, Massachussetts, USA)
diperoleh, dilakukan dengan dalam 35 siklus yang terdiri 94oC selama
menambahkan 3 ml RNase dan 3 ml 5 menit, 94oC selama 1 menit, 55oC
proteinase K (1 mg/ml) 37oC, 60 menit. selama 2 menit, dan 72oC selama 1 menit.
Kemudian tambahkan 1/10 vol. 3M Hasil amplifikasi PCR kemudian di-
NaOAc. Tambahkan 2 vol. EtOH absolut, separasi dengan 0,8% (w/v) elektroforesis
dicampur merata. Pelet DNA dipindahkan agarose gel dan pewarnaan dengan
ke eppendory baru, kemudian dicuci ethidium bromide (McGarvey dan Kaper,
dengan EtOH 70% (v/v), selanjutnya 1991; Listanto et al., 1996). Hasil PCR
dikeringkan dan dilarutkan dalam TE (1 positif ditunjukkan dengan munculnya
kali) dan disimpan dalam suhu -20oC. pita DNA pada gel hasil elektroforesis
DNA tanaman sampel yang telah pada posisi 600 bp.
dimurnikan digunakan untuk analisisPCR. DNA total genom berhasil
Volume yang digunakan dalam PCR diisolasi dengan baik dari sampel daun
untuk 1 kali reaksi adalah 25 ml dengan tanaman kedelai transgenik R1, R2, dan
komposisi bahan 1 kali bufer PCR yang non transgenik. Hal ini ditunjukkan
mengandung MgCl2 0,25 mM; 200 mM dengan hasil kemurnian DNA yang telah
dNTP; 100 nM primer forward dan memenuhi syarat, yaitu sekitar 1,5-2.
reverse pinII; 1,5 u/ml enzim Taq DNA Kemurnian DNA yang baik untuk uji
polymerase (Promega, Madison, molekuler berkisar antara 1,6-1,8. Sampel
Wisconsin, USA); 5 ng DNA hasil isolasi DNA murni hasil ekstraksi tersebut
dan ddH2O bebas nuklease ditambahkan selanjutnya diseparasi pada gel Agarose
agar volume reaksi mencapai 25 ml. elektroforesis (0,8%), kemudian hasilnya
Primer yang digunakan untuk mendeteksi difoto dengan film polaroid. Dari hasil
gen pinII mempunyaiurutan basa forward foto gel terlihat bahwa DNA semua
5’GCCTTGGGCTCATCACTCTCTCTC sampel dapat muncul/terdeteksi. Contoh
CTTCAC-3’ dan reverse 5’- hasil foto DNA dari beberapa sampel
GGAAGTTAATTTCG TTGCTTACC-3’. tanaman dapat dilihat pada Gambar 1.
Deteksi gen pinII melalui PCR ini

Jurnal Agrotek Vol. 3 No. 2 September 2019 117


Edi Tando : Upaya Peningkatan Kualitas Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merill) melalui
Pemanfaatan Bioteknologi dalam Mengatasi Kelangkaan Pangan

1-23 urutan sampel daun AT1-1 sampai AT1-23, tanda panah


Menunjukkan posisi pita DNA sampel
Gambar 1 Foto DNA total dari sampel daun kedelai transgenik R1 event AT1(Agrobacterium) pada gel
agarose 1%

Sedangkan hasil isolasi DNA


seluruh sampel tanaman kedelai
transgenik disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Hasil isolasi DNA total daun tanaman kedelai transgenic dan non transgenic.

Event Generasi Metode Jumlah Hasil


Tanaman Tanaman Transformasi Sampel DNA
WP2 R1 Penembakan 57 bagus
WP1 R2 Penembakan 18 bagus
TP1 R2 Penembakan 9 bagus
TP2 R2 Penembakan 16 bagus
AT1 R1 Agrobacterium 27 bagus
Wilis Kontrol Non Transformasi 1 bagus
Tidar Kontrol Non Transformasi 1 bagus
Bagus = Kemurnian DNA antara 1.5 – 2

memperbanyak gen interest yang


Sampel DNA ini selanjutnya siap
diharapkan.
digunakan untuk deteksi gen pinII
Sebagai contoh dalam tanaman
menggunakan teknik PCR.
kedelai bahwa efektivitas sistem simbiosis
2. Kloning Gen
antara bakteri bintil akar (BBA) dengan
Kloning merupakan salah satu
tanaman legum sangat dipengaruhi oleh
langkah yang dapat digunakan untuk
kondisi tanah. Dalam simbiosisnya
mengembangkan tanaman transgenik.
dengan tanaman legum, BBA berperan
Kloning gen bertujuan untuk
untuk memfiksasi nitrogen dan

118 Jurnal Agrotek Vol. 3 No. 2 September 2019


Edi Tando : Upaya Peningkatan Kualitas Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merill) melalui
Pemanfaatan Bioteknologi dalam Mengatasi Kelangkaan Pangan

mengubahnya menjadi amonia yang dapat 38 telah berhasil diisolasi dengan


digunakan oleh tanaman. Beberapa galur menggunakan teknik inverse PCR,
BBA kedelai tumbuh lambat, melalui mutagenesis transposon mini-
Bradyrhizobium japonicum, yang efektif Tn5Km1. Fragmen DNA tersebut berhasil
dalam menambat nitrogen dapat diklon ke dalam plasmid vector pGEMT-
memenuhi lebih kurang 74% pasokan Easy (~3kb) menghasilkan plasmid
nitrogen yang dibutuhkan tanaman kedelai rekombinan pGEMT-38 yang berukuran ~
tanaman kedelai (Yutono, 1985). Oleh 3.8 kb.
karena itu, telaah mengenai gen yang Kloning fragmen DNA genom
bertanggung jawab terhadap sifat toleransi pengapit transposon telah berhasil diligasi
asam-Al tersebut penting diketahui untuk kedalam vektor plasmid pGEM-T Easy
menelaah lebih lanjut respons fisiologi membentuk plasmid rekombinan pGEMT-
dan karakter molekuler yang berperan 38 dan ditransformasi ke dalam sel E. coli
dalam sifat toleransi asam-Al pada B. DH5α. Koloni putih hasil transformasi
japonicum. setelah diekstrak plasmid rekombinannya,
Hasil penelitian Astuti et al., dipotong dengan EcoRI, dan dipisahkan
(2002) menunjukkan bahwa fragmen dengan elektroforesis gel agarosa 1%,
DNA genom sebesar 0.8 kb yang terlibat hasilnya tertera pada Gambar 2.
dalam toleran asam-Al pada B. japonicum

Gambar 2. A) Hasil elektroforesis gel Sumur 1: marker DNA (1 kb ladder plus),


agarosa 1% dari DNA genom pengapit sumur 2: DNA hasil inverse PCR. B)Hasil
transposon yang diamplifikasi dengan elektroforesis plasmid pGEMT-38 yang
inverse PCR dari genom mutan AAS38. dipotong dengan enzim EcoRI.Sumur 2

Jurnal Agrotek Vol. 3 No. 2 September 2019 119


Edi Tando : Upaya Peningkatan Kualitas Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merill) melalui
Pemanfaatan Bioteknologi dalam Mengatasi Kelangkaan Pangan

dan 3 terdapat dua pita yang berukuran ~3 menunjukkan adanya plasmid vektor
kb (pGEMT-Easy) dan ~0.8 kb (DNA pGEM-T (~3 kb) dan DNA sisipan yaitu
genom pengapit transposon) hasil fragmen DNA genom pengapit transposon
pemotongan EcoRI. yang terlibat dalam toleransi asam-Al (0.8
kb). Peta plasmid rekombinan pGEMT-38
Hasil pemotongan dengan enzim
(~3.8 kb) dapat dilihat pada Gambar 3.
EcoRI didapatkan dua pita yang

Gambar 3 Peta Plasmid rekombinan pGEMT-38 (~3.8 kb) hasil ligasi fragmen DNA genom yang terlibat
dalam toleransi asam-Al (~0.8 kb) dengan pGEMT- Easy (~3kb).
rekombinan ini juga dapat digunakan
Plasmid rekombinan hasil ligasi
untuk menganalisis sekuen DNA sisipan
antara vektor pGEMT-Easy dengan DNA
(DNA yang terlibat dalam toleransi asam-
sisipan merupakan alat penting untuk
Al), sehingga dapat ditemukan sekuen
telaah molekuler lebih lanjut. Plasmid
homologinya dengan sekuen organisme
rekombinan yang ditransformasi ke dalam
lain pada database GeneBank. Selain itu
sel E. coli DH5α ini dimaksudkan untuk
juga dapat digunakan untuk mengetahui
pembentukan klon, yaitu sel-sel individu
protein yang disandikan oleh sekuen gen
yang mengandung molekul DNA
tersebut dengan cara membandingkan dan
rekombinan yang dapat dipropagasi dan
mensejajarkan data urutan asam amino
disimpan untuk memproduksi molekul
DNA sisipan dengan data GeneBank.
DNA rekombinan dalam jumlah besar
sehingga dapat digunakan untuk 3. Desain Gen
mempelajari karakter fisiologis tertentu Kegiatan desain gen dilakukan
ataupun untuk mengkonservasi molekul dengan merubah susunan basa dalam area
DNA rekombinan dalam keadaan stabil kode (encode region) gen yang akan
(Dawson et al. 1996). Plasmid menentukan produksi protein tertentu

120 Jurnal Agrotek Vol. 3 No. 2 September 2019


Edi Tando : Upaya Peningkatan Kualitas Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merill) melalui
Pemanfaatan Bioteknologi dalam Mengatasi Kelangkaan Pangan

yang diinginkan. Dalam rekombinasi PCR menggunakan primer spesifik yang


DNA dilakukan pemotongan dan di desain.
penyambungan DNA, melibatkan enzim Tahap pertama dalam desain
tertentu. Enzim pemotong yaitu enzim primer dilakukan eksplorasi sekuensi gen
restriksi endonuklease dan enzim cfl dari gen Bank NCBI dan diperoleh
penyambung yaitu enzim ligase. Hasil lima jenis bakteri dari patovar P. syringae
sambungan DNA dikenal sebagai DNA dan dua jenis bakteri lain yang memiliki
rekombinan. yaitu enzim ligase. gen cfl. Perbedaan urutan sekuensi
Hasil penelitian Susilawati (2013) nukleotida dari masing-masing jenis
menunjukkan bahwa penyakit hawar bakteri selanjutnya di uji multiple
bakteri (bacterial blight) merupakan salah alignment dengan software ClustalX, dan
satu penyakit penting pada tanaman diperoleh lima patovar P. syringae yang
kedelai dan dapat menyebabkan kerugian memiliki area homologi yang tinggi. Dari
mencapai 11- 20%. Identifikasi penyebab lima kandidat patovar P. syringae yang
penyakit perlu dilakukan secara dini agar diketahui area homologi tertinggi,
pengendalian penyakit lebih mengena selanjutnya dipilih satu sekuensi spesifik
sasaran. Identifikasi penyebab penyakit P. syringae pv. glycinea. Urutan
hawar bakteri dilakukan yaitu dengan nukleotida gen cfl dari P. syringae pv.
Polymerase Chain Reaction (PCR). Pada glycinea didesain primernya dengan tool
PCR, kespesifikan primer merupakan bioinformatika Primer3 dan diperoleh
salah satu kunci keberhasilan PCR. lima kandidat primer. Lima kandidat
Patogen penyebab penyakit hawar bakteri primer tersebut di uji kembali dengan
diketahui memiliki gen spesifik yaitu gen software AmplifX dan dipilih satu pasang
coronafacate ligase (cfl) yang primer yang sesuai dengan kriteria primer
membedakannya dari spesies lain. spesifik. Primer yang digunakan dalam
Kekhususan gen pada bakteri target yang amplifikasi sekuensi gen cfl yaitu primer
diidentifikasi dapat dijadikan dasar PSG_cfl2-F dengan sekuensi 5'
sebagai pembeda antar spesies. Penelitian TTCCTACGGTACGACGGAGTCT 3'
ini bertujuan untuk mendesain primer dan PSG_cfl2-R dengan sekuensi 3'
yang spesifik terhadap gen cfl dan CCCACTGGTAGTACGCAACAGA 5'.
mengamplifikasi sekuensi gen cfl dengan Hasil amplifikasi sekuensi gen cfl

Jurnal Agrotek Vol. 3 No. 2 September 2019 121


Edi Tando : Upaya Peningkatan Kualitas Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merill) melalui
Pemanfaatan Bioteknologi dalam Mengatasi Kelangkaan Pangan

terhadap P. syringae pv. glycinea dengan (new genetic background) (Webb dan
menggunakan primer PSG_cfl2 adalah Morris, 1992). Beberapa teknik
negatif, hal ini ditunjukkan dengan transformasi yang dikenal adalah
ketidakmunculan pita DNA pada gel elektroforesis, gene-gun dan
elektroforesis. Ketidakmunculan pita mempergunakan bakteri Agrobakterium
DNA hasil amplifikasi gen cfl tumefaciens.
kemungkinan disebabkan karena bakteri Penggerek polong (Etiella
target tidak memiliki gen cfl. Hal ini zinckenella Tr.) merupakan salah satu
sesuai dengan temuan yang menyatakan hama penting kedelai dan masih sulit
bahwa tidak semua P. syringae pv. dikendalikan secara konvensional.
glycinea memiliki gen cfl. Untuk Penggunaan varietas tahan merupakan
membuktikan ketiadaan gen cfl pada P. strategi terbaik dan relative aman, namun
syringae pv. glycinea maka dilakukan uji hingga saat ini sumber gen ketahanan
pendekatan induksi hipertropi pada tersebut belum ditemukan pada plasma
jaringan kentang. Pengujian tersebut juga nutfah kedelai yang ada. Perakitan
memberikan hasil negatif yang ditandai tanaman kedelai transgenik tahan
dengan tidak terbentuknya hipertropi pada penggerek polong merupakan alternatif
jaringan kentang yang ditetesi dengan terbaik untuk mengatasi masalah ini.
suspens P. syringae pv. glycinea. Metode transfer gen pada tanaman yang
Berdasarkan pada nekrosis yang lemah paling banyak digunakan adalah dengan
pada uji virulensi dan patogenesitas, tidak perantara vector Agrobakterium. Karena
terbentuknya hipertropi pada jaringan sangat sederhana dan murah, pada
kentang dan tiadanya pita gen cfl pada prinsipnya gen interest disisipkan ke
elektroforesis produk PCR disimpulkan plasmid T-DNA Agrobacterium lalu
bahwa P. syringae pv. glycinea tidak diinokulasikan ke jaringan target yang
memiliki gen cfl. telah dilukai. Namun, tidak semua jenis
tanaman dapat diinfeksi oleh
4. Transformasi Genetika
Agrobacterium sehingga aplikasinya
Transformasi genetik merupakan
terbatas pada beberapa jenis tanaman saja
suatu perpindahan (transfer) gen asing
(Hinchee et al., 1988).
yang diisolasi dari tanaman, virus, bakteri
atau hewan ke dalam suatu genom baru

122 Jurnal Agrotek Vol. 3 No. 2 September 2019


Edi Tando : Upaya Peningkatan Kualitas Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merill) melalui
Pemanfaatan Bioteknologi dalam Mengatasi Kelangkaan Pangan

Pardal et al., (2004) menyatakan menit dan lama kokultivasi 5 hari.


bahwa transfer gen pinII pada tanaman Tanaman kedelai AT1R1 (Tidar) hasil
kedelai telah berhasil dilakukan melalui A. transformasi melalui A. tumefaciens
tumefaciens dengan dihasilkannya satu sedikit lebih tahan terhadap hama
event tanaman AT1 (Tidar) yang penggerek polong daripada tanaman
menunjukkan hasil PCR positif terhadap kedelai nontransgenik (Kontrol).
gen pinII. Protokol terbaik untuk Ada pun proses transformasi
transformasi kedelai melalui A. genetika pada tanaman kedelai dengan
tumefaciens adalah menggunakana perantara bakteri A. tumefaciens secara
eksplan kotiledon muda dengan kerapatan rinci disajikan pada Tabel 2.
bakteri 1 x 108 sel/ml/ lama inokulasi 90

Tabel 2 Persentase gus positif pada eksplan embrio dan kotiledon muda kedelai Wilis hasil transformas
dengan A. Tumefaciens

Jenis eksplan/ Jumlah Lama inokulasi 60 menit Lama inokulasi 90 menit


Kerapatanbakteri eksplan Inoculation time (60 min) Inoculation time (90 min)
3 hari 5 hari
Explant 3 hari kokultivasi 5 hari kokultivasi
Explan type/ kokultivasi kokultivasi
(OD600)
Embriomuda
0.5 6 2 2 1 1
(33.3) (33.3) (16.7) (16.7)
1 6 3 4 4 5
(50) (66.7) (66.7) (83.3)
1.5 6 0 1 3 1
(0) (16.7) (50) (16.7)
Keterangan : OD600 = 1 setaradengan 1x108 sel/ml. Angkadalamkurungadalahpersentase.

Sementara hasil transfer gen pinII


Tabel 2, menunjukkan bahwa
pada eksplan kedelai melalui A.
eksplan embrio dan kotiledon muda
tumefaciens disajikan pada Tabel 3.
kedelai sangat responsive terhadap infeksi
A. tumefaciens.

Jurnal Agrotek Vol. 3 No. 2 September 2019 123


Edi Tando : Upaya Peningkatan Kualitas Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merill) melalui
Pemanfaatan Bioteknologi dalam Mengatasi Kelangkaan Pangan

Tabel 3 Hasil regenerasi dan seleksi tanaman dari eksplan kotiledon muda kedelai Wilis dan Tidar yang
diinokulasi dengan A. tumefaciens yang mengandung gen pinII.

Jumlahembrio
Varietas Jumlaheksplan somatik Jumlahplantet Jumlahtanaman Kodetanaman
Explant Somatic embryo Plantet
varieties number number number Plant number Plant Code
Wilistransformasi 1.539 17 15 8 AW1-4
1.1 0.9 0.5
Wilisnontransformasi
+ 30 1 1 0
kanamisin 200 mg/l 3.3 3.3 0
Wilisnontransformasi
+ 30 16 9 4 AW1-4
tanpakanamisin 53.3 30 13.3
Tidartransformasi 984 21 3 1 AT1
2.1 0.3 0.1
Tidartransformasi 30 0 0 0
kanamisin 200 mg/l 0 0 0
Tidartransformasi 30 24 16 6 AT1-6
tanpakanamisin 80 53.3 20

Tabel 3, menunjukkan bahwa varietas eksplan Tidar, walaupun jumlahnya lebih


Wilis memberikan jumlah planlet dan banyak daripada Wilis, tetapi ukurannya
tanaman yang lebih banyak (8 tanaman) lebih kecil dan kurang sempurna sehingga
dari pada Tidar yang hanya banyak yang gagal berkecambah dan
menghasilkan1 tanaman. Hal ini akhirnya hanya diperoleh satu tanaman
disebabkan embrio somatik yang saja (Gambar 4). Tanaman hasil
dihasilkan dari eksplan Wilis berukuran regenerasi berhasil diaklimatisasikan dan
lebih besar dan bentuknya lebih sempurna tumbuh normal di rumah kaca serta
sehingga mudah dikecambahkan menjadi menghasilkan polong yang berbiji (fertil).
planlet/tanaman (Gambar 2). Embrio dari

Gambar 4 Hasil uji GUS pada ekspaln kedelai hasil transformasi dengan Agrobacterium tumefaciens
tampak bercak biru pada eksplan embrio (kiri) dan kotiledon muda (kanan)

124 Jurnal Agrotek Vol. 3 No. 2 September 2019


Edi Tando : Upaya Peningkatan Kualitas Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merill) melalui
Pemanfaatan Bioteknologi dalam Mengatasi Kelangkaan Pangan

Gambar 5 Pertumbuhan embrio somatic dan eksplan kotiledon muda kedelai varietasWilis (kiri) dan
Tidar (kanan) hasil transformasi melalui Agrobacterium tumefaciens pada media seleksi yang
mengandungkanamisin 200 mg/l

Gambar 6 Perkecambahan embrio somatic dan aklimatisasi tanaman kedelai Tidar (AT1) hasil
transformasi melalui Agrobacterium tumefaciens; a = planlet, b = aklimatisasi dalam pot, c
= tanaman AT1 di rumah kaca

Analisi molekuler tanaman kedelai hasil transformasi disajikan pada Gambar 7.

Gambar 7 Hasil PCR sampel DNA tanaman kedelai R0 hasil transformasi dengan gen pinII
melaluiAgrobacterium tumefaciens; M = 1 kb, 1 = air, 2 = AT1, 3-10 = AW1 – AW8, 11
=gen pinII, 12 = Tidarnontransformasi,13 = Wilis non-transformasi.

Jurnal Agrotek Vol. 3 No. 2 September 2019 125


Edi Tando : Upaya Peningkatan Kualitas Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merill) melalui
Pemanfaatan Bioteknologi dalam Mengatasi Kelangkaan Pangan

pada pita berukuran 600 bp, di antaranya


Hasil analisis molekuler
AT1-7, AT1-11, AT1-21, AT1-22, AT1-
menunjukkan bahwa hanya satu sampel
25, dan WP2. Benih tanaman yang PCR
tanaman yang menghasilkan pita sebesar
positif akan diteruskan untuk analisis
600 bp (positif), yaitu AT 1 (Tidar),
generasi berikutnya.
sehingga tanaman ini kemungkinan besar
mengandung gan pinII. Delapan sampel
tanaman Wilis (AW1-AW8) tidak satu KESIMPULAN
1. Rekayasa genetika alternatif dalam
pun menghasilkan pita 600 bp (negatif),
meningkatkan kualitas tanaman
sehingga tanaman tersebut kemungkinan
kedelai dengan mengubah,
besar tidak mengandung gen pinII.
memodifikasi susunan gen dengan
Herman et al., (2001) telah
material baru kedalam tanaman
melakukan pengujian bioasai tanaman
kedelai.
kedelai hasil transformasi terhadap larva
2. Rekayasa genetika pada tanaman
E. zinckenella Treit. Beberapa individu
kedelaimencakup : Ekstraksi DNA,
yang diuji (khususnya WP1 dan AT1)
Kloning gen, Desain gen,
memiliki ketahanan terhadap hama ini
Transformasi genetika dan Pemuliaan
yang ditunjukkan dengan rendahnya
tanamandi lapangan.
tingkat kerusakan pada polong/biji. Biji
3. Ttransfer gen pinII pada tanaman
yang sehat selanjutnya dikoleksi untuk
kedelai telah berhasil dilakukan
pengujian lebih lanjut. Pada kegiatan
melaluiA. tumefaciens dengan
analisis molekuler, telah berhasil diisolasi
dihasilkannya satu event tanaman AT1
DNA total dari semua individu R1 pada
(Tidar) yang menunjukkan hasil PCR
semua event menggunakan sampel daun
positif terhadap gen pinII.
muda dengan metode modifikasi Saghai-
4. Protokol terbaik untuk transformasi
Maroof (CTAB). DNA sampel yang telah
kedelai melalui A. tumefaciens adalah
dimurnikan selanjutnya digunakan untuk
menggunakana eksplan kotiledon
deteksi gen pinII menggunakan teknik
muda dengan kerapatan bakteri 1 x 108
Polymerase Chain Reaction (PCR)
sel/ml/ lama inokulasi 90 menit dan
dengan primer spesifik untuk gen pinII.
lama kokultivasi 5 hari.
Hasil check PCR menunjukkan adanya
beberapa sampel positif gen pinII, yaitu

126 Jurnal Agrotek Vol. 3 No. 2 September 2019


Edi Tando : Upaya Peningkatan Kualitas Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merill) melalui
Pemanfaatan Bioteknologi dalam Mengatasi Kelangkaan Pangan

5. Tanaman kedelai AT1R1 (Tidar) hasil R1 Hasil Transformasi dengan Gen


Proteinase Inhibitor II. Prosiding
transformasi melalui A. tumefaciens
Seminar Hasil Penelitian Rintisan
sedikit lebih tahan terhadap hama dan Bioteknologi Tanaman. 10 - 18.
penggerek polong daripada tanaman Hinchee, M.A.W. D.V. Connor Ward.
C.A. Newell. R.E. Mc Donnel. S.J.
kedelai nontransgenik (Kontrol).
Sato. C.S. Gasser. D.A. Fischoff.
D.B. Re. R.T. Fraley and R.B.
Horsch. 1988. Production of
DAFTAR PUSTAKA Transgenic Soybean Plants Using
Agrobacterium Mediated DNA
Astuti R.I. M. Dewi dan F. Sarah Asih. Transfer. Bio. Tech. (6) : 915 - 922.
2002. Kloning Fragmen DNA
Genom Yang Terlibat Dalam Karmana I.W. 2009.
Toleransi Asam Aluminium Pada AdopsiTanamanTransgenikdanBebe
Bradyrhizobium Japonicum. rapaAspekPerkembangannya.GaneC
Available at : Swara. (3) (2) : 12 - 21.
http://www.directory.umm.ac.id. 1 - Listanto, E., S.J. Pardal, and Kan Wang.
8. 1996. A Simple Method of DNA
Dawson MT, Powell R, Gannon F. 1996. Isolation From Transgenic Maize
Gene Technology. Graham JM, Plant for Polymerase Chain
Billington D, Gilmartin PM, editor. Reaction. Indonesian Journal of
Oxford: BIOS Scientific Publ. Ltd. Agricultural Biotechnology. (1) (1) :
91 - 95. 33 - 38.

Fernandes, K.V.S. and J.X. Filho. 1993. Manuhara S.W. 2006. Pengembangan
Plant Molecular Biology and Metode Transformasi Genetik
Genetic Engineering: Prospects for Tanaman Untuk Meningkatkan
The Brazilian Northeast. R. Bras. Kesejahteraan Hidup Manusia.
Fisiol. Veg. (5) (2) : 187 - 191. Seminar Nasional Biodiversitas.
UNAIR Surabaya. 1 – 11.
Hadiarto T. U. Tri Indraini R. P. Saptowo
J dan M. Herman. 2002 .Analisis McGarvey, P. and J.M. Kaper. 1991. A
Molekuler Gen pinII pada Tanaman Simple and Rapid Method for
Kedelai Transgenik R2. Prosiding Screening Transgenic Plants Using
Seminar Hasil Penelitian Rintisan the PCR. Biotechniques. (11) (4) :
dan Bioteknologi Tanaman. 133 - 428 - 432.
140. Pardal SJ. G.A. Wattimena. A. Hajrial. M.
Harsono A. 2008. Strategi Pencapaian Herman. L. Edy dan Slamet. 2004.
Swasembada Kedelai melalui Transfer gen proteinase inhibitor II
Perluasan Areal Tanam di Lahan pada Kedelai melalui vektor
Kering Masam. Iptek Tanaman Agrobacterium tumefaciens untuk
Pangan Vol. 3 No. 2 : 224-257. Ketahanan terhadap hama penggerak
polong (Etiella zinckenella Tr.).
Herman M. S.J. Pardal. E. Listanto. T.I.R. Jurnal Bioteknologi Pertanian. (9)
Utami dan D. Damayanti. 2001. (1) : 20 - 28.
Evaluasi Tanaman Kedelai Generasi

Jurnal Agrotek Vol. 3 No. 2 September 2019 127


Edi Tando : Upaya Peningkatan Kualitas Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merill) melalui
Pemanfaatan Bioteknologi dalam Mengatasi Kelangkaan Pangan

Seraj, Z. I. 2001. The Exciting Future of Fakultas Pertanian Universitas


Biotechnology. Daily Star, Edisi Jember.
Selasa, 30 Januari 2001. Webb, K.J. and Morris, P. (1992)
Sudaryanto, T. dan D.K.S. Swastika. Methodologies of Plant
2007. Kedudukan Indonesia dalam Transformation, In: Gatehouse,
perdagangan internasional kedelai. A.M.R., Hilder, V.A. and Boulter,
p. 28 - 44. Dalam: Sumarno et al. D. (ed). Plant Genetic Manipulation
(Eds.). Kedelai: teknik produksi dan for Crop Protection. C A B
pengembangan. Puslitbang Tanaman International. United Kingdom/
Pangan. Bogor. Yutono.1985. Inokulasi Rhizobium pada
Suryanegara I.W. 2011. kedelai . Di dalam: Somaatmadja et
OptimismedanPesimismeRekayasaG al. (editor). Kedelai. Balai Penelitian
enetika.Available at : dan Pengembangan Pertanian.
Bogor: Puslitbangtan
Susilawati R. 2013. Desain Primer
Spesifik untuk Mengaplifikasi Yuwono T. 2012. Bioteknologi Pertanian.
Sekuensi Gen Cfl (Coronafacate Gadjah Mada University Press.
Ligase) pada Patogen Hawar Bakteri Cetakan Ketiga. 1 - 284.
yang Menginfeksi Kedelai. Skripsi

128 Jurnal Agrotek Vol. 3 No. 2 September 2019

You might also like