You are on page 1of 135

HIV

HIV
TB
Daftar istilah
 ABC : Abacavir
 ATV : Atazanavir
 AZT/ZDV : zidovudin
 d4T : stavudin
 ddI : didanosin
 EFV : Efavirenz
 FTC : Emtricitabine
 IDV : Indinavir
 LPV : Lopinavir
 NFV : Nelfinavir
 NVP : Nevirapine
 SQV : saquinavir
 TDF : Tenofovir
 3TC : Lamuvidin
HIV :
 HIV adalah retrovirus RNA yang menginfeksi limfosit
CD4+, makrofag, dan sel-sel dendritik.
 Infeksi yang menyerang sel-sel sistem kekebalan
tubuh dan sejumlah besar abnormalitas imunologik
(baik aktivasi imun dan imunosupresi).
 Sel-sel tersebut terdapat pada permukaan lapisan
kulit dalam (mukosa) penis, vagina, dan oral
yang biasanya menjadi tempat awal infeksi HIV.
 Selain itu, HIV juga dapat langsung masuk ke
aliran darah dan masuk serta bereplikasi di nodus
limpa.
Patofisiologi
maturasi

gp41

gp120

budding

Binding & Reverse


integrasi
entry transcription replication
The HIV life cycle includes six
phases:

 binding and entry


 reverse transcription
 integration,
 replication,
 budding, and
 maturation
Binding and entry
 HIV uses CD4 molecule as a receptor which is present in CD4+
cells such as T-lymphocytes, macrophages, monocytes,
dendritic cells other and Antigen presenting cells.
 A second co-receptor in addition to CD4 molecule is required
for HIV to gain entry into host cell. CCR5 for macrophage
tropic HIV and CXCR4 for T-lymphocyte tropic HIV.
 HIV first binds to CD4 molecule mediated by surface
glycoprotein gp120 and then to the corresponding co-
receptors CCR5 or CXCR4.
This binding brings conformational change in viral envelope inducing
the binding of gp41 of virus into host cell membrane and triggering
the entry of virus into host cell.
 Once the fusion of virus takes place with the host cell, viral
RNA is released into the cytoplasm.
Reverse
transcription

 The HIV RNA must be converted to DNA before it


can be incorporated into the DNA of the CD4+ cell
 This incorporation must occur for the virus to
multiply.
 conversion of HIV RNA to DNA is known as reverse
transcription and is mediated by the HIV enzyme
reverse transcriptase
 The result is the production of a single strand of
DNA from the viral RNA. The single strand of this
new DNA then undergoes replication into double-
stranded HIV DNA
Integration

 Once reverse transcription has occurred, the viral DNA can


enter the nucleus of the CD4+ cell.
 The viral enzyme integrase then inserts the viral DNA into
the CD4+ cell’s DNA.
 This process is known as integration.
 The CD4+ cell has now been changed into a factory used
to produce more HIV.
 This type of integrated viral DNA into host DNA is known
as Pro-virus.
 Once the viral DNA is integrated, infection of HIV is
permanent.
Replication

 The new DNA, which has been formed by the


integration of the viral DNA into the CD4+ cell,
causes the production of messenger DNA that
initiates the synthesis of HIV proteins
 The HIV virus may then enter into latency or enter
into productive cycle
 In productive cycle, the pro-virus DNA is then
transcribed into mRNA by host RNA polymerase
and finally translated to viral proteins. These
viral proteins are processed to form virion
components which are then assembled
(pembentukan rantai protein virus).
Budding (virus
immatur)

 The HIV proteins and viral RNA, all the


components needed to make a new virus, gather
at the CD4+ cell membrane to form new viruses.
 These new viruses push through the different
parts of the cell wall by budding.
 Many viruses can push through the wall of one
CD4+ cell. These new viruses leave the CD4+ cell
and contain all the components necessary to
infect other CD4+ cells
Maturation

 The new virus has all the components necessary


to infect other CD4+ cells but cannot do so
until it has matured.
 During this process, the HIV protease enzyme
cuts the long HIV proteins of the virus into
smaller functional units that then reassemble
to form a mature virus.
 The virus is now ready to infect other cells.
Stadium Perkembangan Penyakit HIV

 Stadium 1 (Infeksi Primer)


HIV masuk ke dalam tubuh dan “bersembunyi”.
tubuh mungkin tetap sehat.
 Stadium 2 (Laten Klinik)
Tes darah spesifik dapat menunjukkan bahwa
seseorang mempunyai antibodi terhadap virus. Tubuh
masih sehat (10 tahun atau lebih).
Stadium Perkembangan Penyakit HIV

 Stadium 3 (Gejala Konstitusional)


Gejala-gejala dini mulai timbul berupa penurunan
berat badan hebat, demam lama dan berkeringat
hebat pada malam hari, ruam kulit, dan diare terus-
menerus.
 Stadium 4 (Infeksi Oportunistik)
Timbul berbagai penyakit berbahaya dan pada
stadium ini orang dikatakan menderita AIDS.
OBAT-OBAT
ANTIRETROVIRAL
Penggolongan Obat

Inhibitor Inhibitor
transkriptase transkriptase Inhibitor
balik nukleosida balik protease
nonnukleosida

Chemokine co
Inhibitor receptor (CCR5
Fusion Inhibitor
integrase / CXCR4)
antagonis
Inhibitor Inhibitor
Fusion Inhibitor transkriptase balik transkriptase balik
nukleosida nonnukleosida
a.Zidovidin a.Nevirapin
Enfuviritide b.Didanosin b.Delavidin
c.Stavudin c.Efavires
d.Zalsitabin d.Tenofovir
e.Lamivudin
f.abacavir
Chemokine co
Inhibitor integrase Inhibitor protease receptor (CCR5 /
CXCR4) antagonis
• Raltegravir a.Sakuinavir • Maraviroc
• dolutegrafir b.Indinavir
c.Ritonavir
d.Nelfinavir
e.Amprenavir
f.Lopinavir
mengikat
reseptor
CCR5 di
permukaan

,
sel CD4+
dan
mencegah
perlekatan
PI bekerja dengan cara
virus HIV
dengan sel menghambat protease HIV.
pejamu Setelah sintesis mRNA dan
poliprotein HIV

Analog NRTI akan mengalami II bekerja dengan menghambat


FI menghambat
penggabungan (integrasi) DNA
masuknya virus ke dalam fosforilasi trifosfat virus dengan pejamu
sel pejamu, dengan cara mengganggu transkripsi
berikatan dengan subunit nukleotida terminasi
gp41

analog NNRTI akan berikatan


langsung dengan
enzim reverse transkriptase dan
menginaktifkannya.
Treatment
The Goals of antiretroviral
treatment are to :

1. Maximally and durably suppress human


immunodeficiency virus (HIV) viral load
2. Restore and preserve immune function
3. Decrease morbidity and extend the
duration and quality of surviva
4. Prevent transmission of HIV
5. Mencegah infeksi oportunistik
Criteria for ART
in Adults and
adolescent
ARV Lini Pertama
Pilihan pemberian Triple
therapy
AZT + 3TC + NVP

• AZT – 300 mg 2 x sehari


• 3TC – 150 mg 2 x sehari
• NVP – Lead in dose untuk 14 hari = 200
mg 1 x sehari
– Setelah 14 hari dan tidak ada ruam
kulit : 200 mg 2 x sehari
ARV Lini kedua

 Harus menggunakan PI (Inhibitor Protese)


 Penggunaan pd lini 1 hanya jika pasiennya
intoleransi thd NNRTI
 PI + 2 NRTI
 Ritonavir (ritonavir-boosted) + Zidovudine
(AZT) atau Tenofovir (TDF) tergantung dari
apa yang digunakan pada lini pertama dan
3TC.
 PI yang ada di Indonesia dan dianjurkan
digunakan adalah Lopinavir/ritonavir (LPV/r)
TDF + 3TC (FTC) + EFV

• TDF 300mg 1 x sehari


• 3TC 1 x 300mg atau 2 x 150mg
FTC 1 x 200mg
• EFV 600mg 1 x sehari (malam)
Terapi lini 3

 Jika terjadi resistesi lini 1 dan 2


 Panduan : ETR + RAL + DRV/r

ETR = Etravirinie, gol NNRTI; dosis 2 x 200 mg


RAL = Raltegravir, gol Integrase Inhibitor; dosis 2 x 400 mg
DRV = Darunavir, gol PI; dosis 2 x 600 mg
Ibu Hamil
 Mulai terapi ART pada semua individu dengan ko-infeksi
HIV/HBV (hepatitis kronik akut) tanpa memandang jumlah
CD4
Terapi ARV untuk co infeksi
TB
CD4 count strata Interval
CD4 <100 2 wks
CD4 100 – 200 8 wks
CD4 200 – 350 8 wks
CD >350 8 – 24 wks
Terapi untuk nefropati
Untuk profilaksis
ARV ADVERSE EFFECT
ROLE OF THE PHARMACIST
 Pharmacists caring for HIV/AIDS patients
 Pharmacists need to be knowledgeable about the
pharmacology and patient care related to
treatment
 Pharmacists have a role in preventing the
development of drug resistance by aiding in the
selection of potent ARV regimens & monitoring
 screening for and managing drug–drug
interactions; managing adverse effects, as a
means to increase adherence;
Antiretroviral dosing
Opportinistic Infection
Relationship between CD4
count and types of pathogens
Terapi profilaksis

 Kotrimoksazol u/ pneumonia dan taksoplasmosis


 CD4<200 sel/mm3 maka dianjurkan untuk
memberikan Kotrimoksasol (1x 960mg sebagai
pencegahan IO) 2 minggu sebelum terapi ARV.
 Hal ini dimaksudkan untuk:
1. Mengkaji kepatuhan pasien untuk minum obat,
2. Menyingkirkan kemungkinan efek samping tumpang
tindih antara kotrimoksasol dan obat ARV, mengingat
bahwa banyak obat ARV mempunyai efek samping
yang sama dengan efek samping kotrimoksasol.
Next..
Next..
Pemantauan Klinis
 Direkomendasikan untuk melakukan pemantauan CD4 secara rutin
setiap 6 bulan, atau lebih sering bila ada indikasi klinis
 Pemantauan kadar Hb u/ pasien yang menggunakan AZT
 Pemantauan SGPT dan kimia darah lainnya u/ pasien yang
menggunakan NVP
 Evaluasi fungsi ginjal u/ pasien yang menggunakan TDF
 Keadaan hiperlaktatemia dan asidosis laktat dapat terjadi pada
beberapa pasien d4T atau ddI.
 Penggunaan Protease Inhibitor (PI) dapat mempengaruhi
metabolisme glukosa dan lipid
 NVP lebih sering menyebabkan reaksi hipersensitivitas pada
wanita dengan jumlah CD4 >250 sel/mm3
Alasan: Satu Paduan Untuk Semua

 Sederhana: paduan ini sangat efektif, mudah ditoleransi dan tersedia


dalam dosis tunggal, KDT sekali sehari dan karena itu mudah diminum
pasien – meningkatkan adherence
 Panduan yg selaras untuk semua populasi (Dewasa, Ibu hamil (trimester
1), Anak >3 tahun, TB dan Hepatitis B,)
 Memudahkan pembelian obat
 Aman untuk dipergunakan ibu hamil Efektif terhadap HBV
 EFV merupakan NNRTI untuk orang koinfeksi HIV-TB dan koinfeksi HIV-
HBV (kurang berisiko hepatotoksik)
TUBERCULOSIS
ETIOLOGI
 Mycobacterium Tuberculosis
- Bentuk batang ukuran P :1-10 μ, L : 0.2-0.6 μ
- Tahan asam dengan pewarnaan Ziehl Nielsen
- Tahan pada suhu rendah & bertahan pada suhu 4o sampai -70o C
- Peka terhadap panas, sinar matahari dan UV
- Dalam dahak pada suhu 30o-37o C dalam 1 minggu
- Bakteri bersifat dormant
▪ Transmission : batuk & bersin
Patofisiologi

1. Pembersihan
langsung organisme
2. Infeksi laten
3. Primary infection
4. Post primary
infection
Klasifikasi TB

Pemeriksaan Riwayat hasil pemeriksaan


(Anatomical site) dahak pengobatan uji kepekaan
mikroskopis sebelumnya obat
• Tuberkulosis • BTA (+) : 2-3 • Kasus baru • Mono resistan
paru : parenkim kali (+); 1 (+) • Kasus yang (TB MR)
paru & foto toraks sebelumnya • Poli resistan (TB
• Tuberkulosis gambaran diobati : kasus PR)
ekstra paru :TB tuberkulosis; 1 kambuh, kasus • Multi drug
kelenjar limfe, (+) setelah putus resistan (TB
pleuritis • BTA (-) obat, kasus MDR) : H&R
eksudativa setelah gagal • Extensive drug
unilateral, resistan (TB
tulang (tulang XDR)
belakang), TB
• Resistan
Millear, TB sal.
Rifampisin (TB
Kemih, usus
RR): R atau OAT
Lain metode
genotip
Manifestasi Klinik
Diagnosis

1. Gambaran klinis.
2. Pemeriksaan Jasmani
3. Pemeriksaan Bakteriologik
4. Pemeriksaan Radiologik
5. Pemeriksaan Khusus (BACTEC, PCR, serologi: ELISA,
PAP, Mycodot)
6. Pemeriksaan Lain
Cont’….
Gambaran Klinis

 Limfadenitis tuberkulosa → terjadi


pembesaran yang lambat (leher, ketiak)
dan tidak nyeri dari kelenjar getah bening
 Meningitis tuberkulosa
 Pleuritis tuberkulosa →gejala sesak napas
& kadang nyeri dada, pada sisi yang
rongga pleuranya terdapat cairan.
 Sponsdilitis TB → pembengkakan tulang
belakang
Cont’….
Pemeriksaan Jasmani

 Tuberkulosis Paru → Pada pemeriksaan jasmani


dapat ditemukan antara lain suara napas
bronkial, amforik, suara napas melemah, bronki
basah, tanda-tanda penarikan paru,
diafragma & mediastinum.
 Pleuritis tuberkulosa → tergantung dari
banyaknya cairan di rongga pleura: ditemukan
pekak, suara napas yang melemah sampai
tidak terdengar pada sisi yang terdapat
cairan.
Cont’….
Pemeriksaan Bakteriologik

 Spesimen :
✓ sputum,
✓ cairan pleura,
✓ Liquorcerebrospinal,
✓ Bilasan bronkus,
✓ Bilasan lambung,
✓ Kurasan bronkoalveolar (bronchoalveolar lavage/BAL),
✓ Urin, feces
✓ Jaringan biopsi (termasuk biopsi jarum halus/BJH)
 Cara pengambilan dahak 3 kali (SPS):
- Sewaktu (dahak sewaktu saat kunjungan)
- Pagi ( keesokan harinya )
- Sewaktu ( pada saat mengantarkan dahak pagi)
atau setiap pagi 3 hari berturut-turut.
Cont’….
Pemeriksaan Radiologik
Gambaran radiologik yang dicurigai sebagai lesi TB aktif :
 Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior
lobus atas paru dan segmen superior lobus bawah
 Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan
opak berawan atau nodular
 Bayangan bercak milier
 Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)
Gambaran radiologik yang dicurigai lesi TB inaktif:
 Fibrotik, Kalsifikasi, Schwarte atau penebalan pleura
Cont’….
Pemeriksaan Lain

 Pemeriksaan Darah
 Respons terhadap pengobatan dengan OAT
▪ Kalau dalam 2 bulan menggunakan OAT terdapat
perbaikan klinis, akan menunjang atau memperkuat
diagnosis TB.
 Uji Tuberkulin (Tes Mantoux)
Terapi TB

Mencegah
Kekambuhan
Menurunkan
Mencegah Penularan
Kematian

Penyembuha
Mencegah
n& kualitas Tujuan MDR-TB
hidup
Cont’….

Workers in hospitals and other institutions


must prevent the spread of TB within their
NONPHARMACOLOGIC facilities.

Hospital isolation
rooms draw air =
ventilation
THERAPY

nutritional
support

Surgery
Vaccines against TB
include BCG and M.
vaccae
Cont’….
Farmakologi
 Obat Anti Tuberkulosis (OAT) : Paket KDT & Kombipak
 Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan.
 Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat _ (DOT = Directly
Observed Treatment) = PMO.
Cont’….
 Obat Anti Tuberkulosis
Cont’….
nj
Cont’….
Cont’….
Paduan OAT lini pertama dan peruntukannya.
a. Kategori-1 (2HRZE/ 4H3R3)
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru:
 Pasien baru TB paru BTA (+)
 Pasien TB paru BTA (-) & foto toraks (+)
 Pasien TB ekstra paru
Cont’….
Cont’….
b. Kategori -2 (2HRZES/ HRZE/ 5H3R3E3)
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA (+) yang telah diobati
sebelumnya:
 Pasien kambuh
 Pasien gagal
 Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat (default)
Cont’….

• Untuk pasien yang berumur 60 tahun ke atas dosis maksimal


untuk streptomisin adalah 500mg tanpa memperhatikan berat
badan.
• Ibu hamil lihat pengobatan TB dalam keadaan khusus.
• Melarutkan Streptomisin vial 1 gram yaitu dengan
menambahkan aquabidest sebanyak 3,7ml sehingga menjadi
4ml. (1ml = 250mg).
• OAT lini kedua : kanamisin & gol. Kuinolon tidak dianjurkan u
pasien baru tanpa indikasi yang jelas
Evaluasi Pengobatan
1. Evaluasi klinik
 Setiap 2 minggu pada bulan pertama pengobatan selanjutnya setiap 1 bulan
 Evaluasi : respons pengobatan, lihat ES, pemeriksaan fisik: BB
2. Evaluasi bakteriologik
 Sputum (S-P) & uji resistensi
3. Evaluasi efek samping secara klinik
 Pemeriksaan:
▪ Fungsi hati : SGOT,SGPT, bilirubin
▪ Fungsi ginjal : ureum, kreatinin, gula darah , serta asam urat
▪ Darah lengkap
 Pemeriksaan berdasarkan penggunaan obat
▪ Asam urat → pirazinamid
▪ Visus dan uji butawarna → etambutol → hanya bila ada keluhan
▪ Uji keseimbangan dan audiometri → streptomisin
Cont’…
mk
Cont’…
Monitoring ESO
Cont’…

Rash :
• Antihistamin
• Rx hilang : OAT dilanjutkan (isoniazid dosis 50
mg)
• Dosis ditingkatkan dalam 3 hari, jika # rx
menambahkan 1 OAT
INTERAKSI OBAT
Obat Interaksi Manajemen dan Monitor
ISONIAZID
InteraksiKonsentrasi
Asetaminofen Obat asetaminofen Batasi pemakaian asetaminofen
↑ oleh isoniazid. Kasus Gunakan aspirin atau NSAID lain.
hepatoksisitas pernah terjadi Monitor hepatotoksisitas
Antasida ↓ kadar INH dalam plasma Minum INH 2 jam sebelum atau 6
jam sesudah antasida
As. Valproat Kadar as.valproat ↑ dengan INH Monitor perubahan respons
→ simtom toxisitas as.valproat bila memulai INH.
asam valproat. (mual, sedasi) atau bila INH
dihentikan (berkurangnya
pengendalian kejang-kejang)
Disulfiram Mengakibatkan efek SPP yang Sebaiknya tidak digunakan
merugikan bersama.
Jika harus, monitor efek SPP
yang
Merugikan: perubahan suasana
hati, perilaku, ataxia
Obat Interaksi Manajemen dan Monitor
Karbamazepin INH ↑ konsentrasi ↓ dosis Karbamazepin.
karbamazepin Monitor simtom toksisitas
dalam plasma → toksisitas karbamazepin (pusing,
karbamazepin, terutama ngantuk, mual, muntah,
pemakaian INH >200mg/hari. ataxia, sakit
Toksisitas karbamazepin kepala, nystagmus, pandangan
akan terjadi pada hari 1-2 buram).
setelah terapi INH.
Fenitoin INH ↑ konsentrasi Jika perlu dosis fenitoin
fenitoin dalam serum → diturunkan.
toksisitas fenitoin : ataxia,
nystagmus, mental
impairment,
Involuntary muscular
movement, kejang.
Makanan Makanan ↓ konsentrasi INH, Minum INH saat perut kosong
dan beberapa jenis keju
dapat menyebabkan reaksi :
flushing, kedinginan,
takikardi, sakit
kepala, hipertensi
Obat Interaksi Manajemen dan Monitor
Teofilin Konsentrasi teofilin ↑ setelah Monitor kadar teofilin . Interaksi
beberapa minggu minum INH. akan terjadi paling potensial
Beberapa dapat mengalami setelah beberapa minggu
toksistas teofilin.
RIFAMPISIN
Amiodaron Rifampisin ↓ konsentarsi Pakai antiaritmik alternatif.
amiodaron dalam plasma Rifampin juga menginduksi
metabolisme quinidin,
disopiramid, propafenon,
verapamil
Siklosporin Rifampisin dapat Menurunkan Hindarkan penggunaannya.
konsentrasi Monitor konsentrasi siklosporin
Siklosporin dalam darah.
Kombinasi dengan Rifampisin
membutuhkan peningkatan
konsentrasi siklosporin 2-4x
untuk menjaga konsentrasi
terapinya.
Berhentinya rifampisin akan
menyebabkan peningkatan
siklosporin dalam 5-10 hari. Dosis
harus diturunkan kembali.
Obat Interaksi Manajemen dan Monitoring
Buspiron Rifampisin ↓ konsentrasi Pakai antianxiety alternatif yang
buspiron dalam serum , tidak dimetabolisme
dapat menurunkan oleh CYP3A4 misalnya:
efikasi terapi. lorazepam, temazepam
Khloramfenikol Rifampisin ↓ konsentrasi Hindari kombinasi
khloramfenikol
Obat KB Rifampisin menyebabkan Harus diterapkan cara KB lain
ketidakaturan atau tambahan metoda lain
menstruasi, ovulasi, dan selama pengobatan rifampisin
kadang kegagalan obat dan 1 siklus setelah rifampisin
KB oral selesai.
Monitor adanya efek turunnya
estrogen seperti ketidakaturan
menstruasi
Diazepam Rifampisin ternyata ↓
kadar diazepam dalam
serum
Fluvastatin Rifampisin ↓ konsentrasi Cari antikolesterol yang tidak
fluvastatin dalam dipengaruhi oleh CYP3A4 /
plasma. CYP2C9
Obat Interaksi Manajemen dan Monitoring
Gliburid Rifampisin ↓ kadar gliburid. Perhatikan turunnya efek
Kemungkinan turunnya efek hipoglikemik.
hipoglikemik. Penghentian rifampisin
Dapat terjadi pada dapat mengakibatkan
Sulfonylurea lain. hipoglikemi untuk pasien
yang sudah stabil pada
kombinasi kedua obat di
atas.
Ketokonazol Rifampisin ↓ konsentrasi Pemisahan dosis
ketokonazol, dan ketokonazol ketokonazol dan rifampisin
↓ konsentrasi puncak 12 jam dapat mencegah
rifampisin depresi konsentrasi
rifampisin.
Monitor kegagalan terapi
untuk ketokonazol atau
sebaliknya rifampisin.
Losartan Rifampisin ↓ konsentrasi Cari alternatif obat
losartan dalam plasma dan hipotensif lain, misalnya
metabolit aktifnya. ACE
Kemungkinan inhibitor.
menurunnya efikasi hipotensif
Obat Interaksi Manajemen dan Monitoring
efavirenz Rifampisin 26% reduction in Given the excellent
efavirenz plasma treatment
concentrations outcomes of co-treatment
with standard-dose
efavirenz, the 600 mg daily
dose of efavirenz is
recommended
nevirapine Rifampin has a more For patients unable to take
significant effect on the efavirenz due to
concentration of nevirapine intolerance, nevirapine-
based ART is a reasonable
alternative, but the
lead-in dose of nevirapine
should be omitted for
patients who are
established on rifampin
Pengobatan TB pada Kondisi khusus

• Semua OAT aman kecuali streptomisin


(ototoxic permanent & menembus
plasenta)
Kehamilan • Pemberian piridoksin 25-50 mg/hari
• Pemberian vitamin K dosis 10 mg/hari
(Rimpafisin pd trimester terakhir jika
resiko perdarahan > menjelang partus)

• Semua OAT aman


Ibu menyusui &
• Pencegahan u bayi : INH sesuai
bayinya BB

Pasien TB • Rifampisin menurunkan efektivitas


kontrasepsi hormonal
pengguna • Penggunaan kontrasepsi
kontrasepsi nonhormonal
Cont’…
• Pemberian OAT ditunda sampai
Pasien TB- penyembuhan
Hepatitis Akut • Pemberian OAT diberikan : pembawa
(HA) virus hepatitis, riwayat HA, pecandu
alkohol (perlu monitoring)
• Pemberian OAT ditunda dan dihentikan jika
telah dalam pengobatan (>3x SGPT&SOT
Pasien TB- normal)
• Pemberian OAT diberikan dengan
Hepatitis pengawasan ketat : 2RHES/6RH (1 obat)
Kronis atau 2HES/10HE (2 0bat) atau 18-24 SE + 1
gol. Fluoroquinolon (tanpa hepatotoksik) (<
3x SGPT & SGOT Normal)

• Rifampisin menurunkan efektivitas ADO


(sulfonilurea)
• Insulin selama pengobatan dan penggunaan
Pasien TB-DM ADO setelah pengobatan TB
• Hati-hati ESO etambutol (memperberat
retinopathy diabetik)
Pasien TB- Gangguan FX Cont’…
Ginjal

 Regimen :
Cont’…
• Penggunaan khusus kortikosteroid :
Meningitis TB, TB milier, TB dengan
Pleuritis eksudativa, TB dengan
Pasien TB + Perikarditis konstriktiva.
kortikosteroid • Dosis : Prednisolon (anak2 : 2
mg/kgBB 1x sehari pagi & dewasa :
30-60 mg 1x sehari pagi)

• TB treatment should be initiated first,


followed by ART as soon as possible
within the first 8 weeks of treatment
Pasien TB-HIV (regardless of their CD4 cell count)
• Should receive ART within the first 2
weeks of initiating TB treatment (CD4
< 50 cells/mm3)
NON MDR - MDR
TB
 Paduan standar OAT MDR :

 JikaKm – Lfx
sejak awal –terbukti
Eto – Cs – Z –terhadap
resistan (E) / Lfx – Eto –:
kanamisin Cs – Z – (E)

 Jika sejak awal terbukti resistan terhadap fluorokuinolon :

Cm – Lfx – Eto – Cs – Z - (E) / Lfx – Eto – Cs – Z – (E)

Km-Mfx-Eto-Cs-PAS-Z-(E) / Mfx-Eto-Cs-PAS-Z-(E)
Cont’…
 Jika sejak awal terbukti resistan terhadap kanamisin dan fluorokuinolon
(TB XDR) :

Cm-Mfx-Eto-Cs-PAS-Z-(E) / Mfx-Eto-Cs-PAS-Z-(E)

 Tahap awal adalah tahap pemberian obat oral dan suntikan ≤ 6 bulan a/ 4
bulan setelah terjadi konversi biakan.
 Tahap lanjutan adalah OAT oral tanpa suntikan.
 Durasi pengobatan ≤ 18 bulan setelah terjadi konversi biakan & dapat
berkisar 19-24 bulan.
Cont’…
Internal Clinical Guidelines Team , Tuberculosis-Prevention,
diagnosis, management and service organisation , NICE UK, 2016
TB Pada Anak-anak
Gejala

 BB Menurun
 Demam (≥ 2 minggu) umumnya tidak tinggi & berulang
 Batuk ≥ 3 minggu (persisten)
 Malaise & anoreksia disertai gagal pertumbuhan
 Diare persisten (≥ 2 minggu) & tidak sembuh dengan
pengobatan diare.
Cont’…
Cont’…
Cont’…

. Bayi BB < 5 kg dirujuk ke RS


· BB meningkat disesuaikan dengan BB
· Anak dengan BB > 33 kg , dirujuk ke RS.
· Obat diberikan secara utuh, tidak boleh
dibelah
· OAT KDT dapat diberikan : ditelan utuh atau
digerus
. Diberikan pada perut kosong atau 1 jam
setelah makan
Cont’…
ESO pada Pasien TB Anak-
anak

Tatalaksana pasien TB Anak yang tidak berobat


teratur
Infeksi tuberkulosis laten (ITBL)

 ITBL _ Kondisi respons imun persisten terhadap stimulasi


antigen Mycobacterium tuberculosis tanpa ada bukti
klinis TB aktif, kelainan radiografik, dan bakteriologis
 Risiko :
➢ Kontak dekat dengan orang yang memiliki penyakit
TB infeksius
➢ Orang yang berpindah tempat dari daerah endemik
TB
➢ Orang yang bekerja atau tinggal di fasilitas atau
institusi dengan risiko tinggi TB
Cont’…
Cont’…

LTBI treatment :
 Isoniazid (INH) daily or twice weekly for 9
months
 INH plus rifapentine once weekly for 12
weeks
 Rifampin (or rifabutin) daily for 4 months
 CDK-257/ vol. 44 no. 10 th. 2017
WASSALAM &
TERIMAKASIH

You might also like