You are on page 1of 11

Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 40–49 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185

POTENSI MIKROORGANISME SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI

MIKROPLASTIK DI LAUT

Milani Anggiani1*

1
Balai Bio Industri Laut, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Jl. Raya Senggigi, Teluk Kodek, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, 83352
*
Alamat email: milanianggiani@yahoo.com

ABSTRACT
Microplastic is a threat to the survival of organisms on terrestrial and ocean.
Microplastic waste accumulation from human activities will accumulate in the environment.
The presence of microplastics in the environment is a problem because plastics are
persistent. Plastics often contain chemicals that are potentially toxic and carcinogenic. They
are consumed by organisms that will affect aquatic life. Plastic waste in the ocean will
directly or indirectly poison the marine biota, damaging coral reefs which will further
damage the balance of the marine ecosystem. The process of decomposition of plastic waste
into microplastics takes hundreds of years through physical, chemical, and biological
processes. The problem of microplastic waste can be overcome by biotechnology
approaches. One of the strategies to control microplastic pollution is remediation technology
by utilizing the potential of indigenous bacteria that grow in their natural environment.
Furthermore, the use of bioremediation agents from other microorganisms has been carried
out among them, using Fungi and Actinomycetes. The potential of microplastic degrading
microorganisms in sea waters has not been done in depth, especially studies in improving the
ability of microorganisms to degrade microplastics. The purpose of writing this review is to
review the potential of microplastic degrading bacteria originating from marine waters.
Keywords: degradation bacteria, plastic waste, microplastic.

PENDAHULUAN dialami oleh negara berkembang seperti di


Produksi plastik mengalami pening- Indonesia, yang seiring dengan
katan yang pesat semenjak tahun 1950-an, peningkatan jumlah permintaan produk
mencapai 200 kali lipat dan diprediksi dari industri yang menggunakan bahan
menjadi 381 juta ton pada tahun 2015 plastik.
(https://ourworldindata.org/plastic-polluti- Indonesia merupakan negara
on). Peningkatan produksi plastik di dunia berkembang dengan jumlah penduduk
terjadi karena murah, serbaguna, ringan, hampir 267 juta pada tahun 2019 (BPS,
dan dapat dipakai dalam waktu yang lama. 2019). Tingkat pertumbuhan penduduk
Berbagai sektor industri seperti yang tinggi sepadan dengan tingginya
pengemasan tekstil, transportasi, limbah yang dihasilkan akibat
konstruksi, kelistrikan, dan industri mesin ketidaktepatan pengelolaan limbah
menggunakan bahan plastik untuk khususnya plastik. Oleh karena itu,
produknya (Geyer et al., 2007). pengembangan pengelolaan limbah yang
Penggunaan plastik yang tinggi juga efektif sangat diperlukan terutama untuk
negara yang berkembang, berpenghasilan

1
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 40–49 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185

menengah dan populasi penduduknya bahwa kontaminasi mikroplastik di


tinggi. lingkungan perairan di masa depan, diakui
Secara global, diperkirakan 80% sebagai ancaman global yang muncul
plastik laut berasal dari darat dan 20% dengan berbagai implikasinya terhadap
persen dari laut (Li et al., 2016). kondisi sosial dan lingkungan.
Tersebarnya limbah plastik ke lingkungan Sungai merupakan tempat pembu-
tidak terlepas dari penggunaan plastik angan limbah domestik maupun industri,
untuk produk sekali pakai, kemasan dan akan bermuara menuju laut.
makanan, dan minuman. Plastik yang Berdasarkan data dari Lebreton et al.
berada di lingkungan akan mengalami (2017), sungai di Asia menyumbangkan
fragmentasi karena adanya proses abiotik 86% total dari limbah plastik di dunia.
seperti radiasi UV dari matahari atau Jumlah limbah plastik dari 20 sungai
temperatur tinggi (Urbanek et al., 2018). terbesar di dunia pada tahun 2015
Plastik dapat terdegradasi hingga ukuran sebanyak
<5 mm, yang disebut sebagai mikroplastik 947.500 ton, di sungai Yangtze (China)
(Arthur et al., 2009). Mikroplastik dapat sebanyak 333.000 ton dan menempati
tersebar di permukaan air (Faure et al., posisi pertama, sedangkan limbah plastik
2015), sedimen pesisir (Browne et al., di sungai Indonesia menempati posisi ke-7
2011), pasir pantai (Liebezeit & Dubaish, untuk sungai Brantas dan posisi ke-10
2012), sedimen air tawar (Castaneda et al., untuk sungai Bengawan Solo. Selain itu,
2014), dan laut dalam (Woodall et al., berdasarkan penelitian yang dilakukan
2014). oleh Cordova dan Nurhati (2018),
Kehadiran mikroplastik di sebanyak 59% sampah plastik dan
lingkungan menjadi masalah karena styrofoam masuk ke Teluk Jakarta. Solusi
bersifat persisten, mengandung bahan untuk pengelolaan limbah plastik sampai
kimia toksik dan bersifat karsinogenik. saat ini masih terus dikembangkan.
Oleh karena itu, organisme yang Pengelolahan limbah plastik dapat
mengkonsumsinya secara tidak langsung dilakukan secara kimia, fisika dan biologi.
akan memengaruhi kehidupan perairan. Salah satu strategi yang menarik untuk
Mikroplastik dapat secara langsung mengendalikan pencemaran mikroplastik
maupun tidak langsung dikonsumsi oleh adalah dengan pendekatan teknologi
organisme melalui jalur belitan bioremediasi (Caruso, 2015; Alshehrei,
(entanglement), tertelan (ingestion), dan 2017; Wei-Min et al., 2017). Teknologi
interaksi (interaction). Sampah plastik bioremediasi adalah proses teknologi yang
dipastikan mengotori lautan, meracuni menggunakan sistem biologis untuk
biota laut, merusak terumbu karang yang meremediasi lingkungan yang tercemar
selanjutnya akan memberi dampak (Head, 1998). Bioremediasi dapat
kerusakan bagi keseimbangan ekosistem dilakukan dengan memanfaatkan potensi
laut. Sampah mikroplastik ini dapat masuk mikroba atau bakteri indigenous yang
ke dalam rantai makanan dan pada ditumbuhkan dalam lingkungan media
akhirnya berdampak pada kesehatan baik yang terpapar mikroplastik yang
manusia maupun lingkungan (Eriksen et terkontrol. Chee et al. (2010) mengamati
al., 2014; Kole et al, 2017; Wright & beberapa spesies bakteri yang mampu
Kelly, 2017). Selanjutnya Caruso (2015) mendegradasi plastik, diantaranya Bacillus
mengatakan megaterium, Pseudomonas sp.,
2
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 40–49 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185

Azotobacter, Ralstonia
eutropha, dan Halomonas sp. Studi yang sudah dikonsumsi organisme ataupun
laboratorium mengenai bakteri yang dapat terkumpul di sedimen laut dalam akan
mendegradasi plastik telah dilakukan sangat sulit dimonitor perpindahannya.
Sharma & Sharma (2004) dengan Selain itu ketika sudah menjadi
menggunakan Pseudomonas stutzeri dan mikroplastik, akan semakin sulit karena
terbukti dapat mendegradasi plastik low- dapat berpindah ke tempat yang sulit
density polyethylene (LDPE) dan terjangkau (Thompson, 2004).
polyethylene (PE). Biodegradasi dengan
menggunakan agen biologis seperti bakteri Mikroplastik
dapat menjadi salah satu yang terbaik Arthur & Barnes (2009) mendefi-
untuk meningkatkan efisiensi degradasi nisikan mikroplastik sebagai partikel
(Starnecker & Menner, 1996). mikro dengan rentang ukuran diameter <5
mm. Partikel dengan ukuran tersebut
Limbah Plastik biasanya ditemukan dalam air laut (Ng &
Lebih dari 300 metrik ton plastik Obbard, 2006; Barnes et al., 2009).
diproduksi di seluruh dunia setiap Sebanyak 90% limbah mikroplastik berada
tahunnya, dan 50% dari plastik yang di permukaan air laut (Eriksen et al., 2014)
diproduksi tersebut merupakan produk dan sisanya ditemukan dalam sedimen.
sekali pakai. Limbah plastik sekali pakai Terdapat dua jenis mikroplastik, yaitu
maupun yang telah digunakan beberapa primer dan sekunder. Keduanya berbahaya
kali tetap akan tersebar ke lingkungan, bila masuk ke dalam tubuh organisme.
memenuhi sungai, laut, dan tanah (Singh et Mikroplastik primer dibuat oleh industri
al., 2016). Di daerah pesisir dengan jumlah untuk produk tertentu seperti kosmetik,
populasi yang tinggi, padatnya kegiatan pasta gigi, sabun, dan deterjen.
pelayaran dengan sirkulasi air yang Mikroplastik sekunder berasal dari plastik
terbatas mengakibatkan terakumulasinya ukuran besar yang telah terdegradasi alam
limbah plastik pada sedimen. Plastik yang menjadi partikel lebih kecil. Selain
ukurannya lebih kecil terkumpul di penelitian mikroplastik dalam feses, saat
bebatuan, saluran air, ngarai, dan landas ini sudah banyak riset untuk mengetahui
benua (Galgani et al., 1996). nanoplastik dalam tubuh, yang lebih kecil
Plastik yang berada di permukaan air dari mikroplastik. Nanoplastik langsung
akan lebih cepat terdegradasi karena menembus peredaran darah manusia
terpapar radiasi sinar ultraviolet dari sambil melepaskan bahan cemarannya.
matahari. Pergerakan partikel plastik Mikroplastik yang berasal dari
secara vertikal mungkin terjadi karena produk kosmetik dan sabun pembersih
tumbuhan atau alga yang menempel di wajah secara langsung memasuki
permukaan plastik tersebut, sehingga lingkungan dapat berupa mikroplastik
plastik menjadi lebih berat dan berada di primer atau mikroplastik sekunder (Veiga
bawah permukaan. Ketika sudah berada di et al., 2016). Karena ukurannya yang kecil,
sedimen, plastik akan lebih sulit keberadaan mikroplastik di lingkungan
terdegradasi dan memperbesar menimbulkan kekhawatiran akan
kemungkinan dikonsumsi oleh organisme, dikonsumsi organisme, terutama biota laut
terutama organisme bentik (Morét- yang berukuran kecil (Barnes et al., 2009).
Ferguson et al., 2010). Limbah plastik baik
3
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 40–49 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185

Mikroplastik telah ditemukan dalam


pencernaan amphipoda, cacing pasir, laut dan mikroplastik di lingkungan laut
teritip (Thompson et al., 2004), kerang terdapat pada Gambar 1.
(Browne et al., 2008), krustasea (Murray
& Cowie, 2011), burung laut (van Degradasi Mikroplastik Secara Biologi
Franeker et al., 2011), dan ikan (Davidson Ditinjau dari proses degradasinya,
& Asch, 2011). Beberapa penelitian mikroplastik dapat terurai secara fisika,
membuktikan bahwa kimia dan biologi. Proses degradasi
mikroplastik mengalami mikroplastik dipengaruhi oleh faktor
perpindahan melalui tingkat trofik rantai lingkungan seperti suhu, pH, kelembaban,
makanan, contohnya polystyrene tekanan dan peranan dari mikrooganisme
berukuran pengurai. Metode degradasi secara fisika
10 μm yang ada pada zooplankton dan kimia memiliki kekurangan karena
berpindah ke udang Mysis relicta yang memiliki dampak buruk terhadap
memangsanya (Setälä et al., 2014). lingkungan, sehingga diperlukan
Meskipun terjadi transfer mikroplastik penanganan lain, salah satunya dengan
antartingkat trofik, namun tidak dapat menggunakan metode secara biologi (Tarr,
dipastikan bahwa mikroplastik 2003).
terakumulasi atau konsentrasinya Secara biologi, proses degradasi
meningkat pada tingkat trofik yang lebih terjadi karena adanya bantuan dari
tinggi (Zarfl et al., 2011). Plastik yang organisme yang berperan sebagai agen
dikonsumsi tidak dapat dicerna dan remediasi seperti mikroorganisme yang
memenuhi saluran pencernaan hewan menghasilkan enzim untuk mendegradasi
sehingga mengganggu fungsi sistem mikroplastik. Kemampuan enzim yang
pencernaan untuk memenuhi kebutuhan dihasilkan oleh mikrooganisme dalam
nutrisinya (Ryan, 1988; Spear et al., 1995). men-
Potensi interaksi antara mikroorganisme

4
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 40–49 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185

Gambar 1. Potensi interaksi antara mikroorganisme laut dan mikroplastik di lingkungan laut
(modifikasi gambar: Urbanek, 2018).
degradasi mikroplastik dipengaruhi Mekanisme Kerja Bakteri Pendegradasi
beberapa faktor lingkungan seperti, pH, Mikroplastik
suhu, berat dan ukuran dari molekul Degradasi adalah proses yang
substrat. Beberapa mikroorganisme seperti melibatkan perubahan fisik atau kimia
fungi dan bakteri mampu mendegradasi dalam polimer akibat faktor lingkungan
mikroplastik (Roohi et al., 2017). Secara seperti cahaya, panas, kondisi kimia atau
umum proses biodegradasi plastik oleh aktivitas biologis (Tarr, 2003), sedangkan
mikrooganisme dapat dilihat pada Gambar biodegradasi menurut Das & Dash (2014)
2. Biodegradasi polimer melibatkan adalah sebuah proses degradasi yang
langkah-langkah sebagai berikut melibatkan senyawa kimia yang dihasilkan
(Arutchelvi, 2008): oleh mikroorganisme terutama oleh
bakteri. Melalui proses biodegradasi,
1. Pelekatan mikroorganisme pada
bahan-bahan organik dapat terdegradasi
permukaan plastik. Pelekatan/kontak
secara aerobik dan anaerobik. Beberapa
mikrooganisme pada permukaan
mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan
plastik akan membentuk biofilm. actinomycetes memiliki kemampuan untuk
2. Pertumbuhan mikroorganisme mendegradasi plastik sintesis secara alami
memanfaatkan polimer yang (biodegradasi). Umumnya, terpotongnya
terdegradasi sebagai sumber energi rantai polimer menjadi monomer
dan makanan (asimilasi). memerlukan beberapa mikroorganisme
3. Degradasi polimer (fragmentasi yang berbeda, misalnya suatu bakteri
melalui hidrolisis). mampu memecah polimer menjadi
4. Disintegrasi akhir polimer monomer, bakteri lain mampu
(mineralisasi). menggunakan monomer dan mengeluarkan
senyawa yang lebih sederhana.

Gambar 2. Mekanisme Umum Biodegradasi Plastik (modifikasi gambar: Roohi et al., 2017).

5
Oseana, Volume 45, Nomor 2 Tahun 2020: 40–49 p-ISSN: 0216-1877, e-ISSN: 2714-7185

Pada umumnya hasil degradasi bioremediasi senyawa organik. Keberlang-


menyebabkan perubahan sifat polimer sungan proses bioremediasi tergantung
seperti menghasilkan potongan ikatan pada potensi degradasi dan transformasi
polimer, transformasi atau terbentuknya mikroorganisme. Keunikan metode
ikatan struktur kimia baru. Menurut bioremediasi adalah karena faktanya dapat
Premraj & Doble (2005), degradasi menghilangkan pencemar dari lingkungan
polimer dapat terjadi pada kondisi aerob alam atau mengurangi polutan menggu-
dan anaerob. Pada kondisi aerob, produk nakan komunitas mikroba indigenous yang
degradasi yang dihasilkan adalah tersedia di alam. Menurut Shah et al.
karbondioksida dan air, sedangkan (2008) dan Ghoshet al. (2013),
degradasi pada kondisi anaerob dihasilkan penelitian mengenai degradasi oleh
karbondioksida, air dan metana atau H2S. mikroba terhadap polimer sintesis plastik
Mekanisme yang terjadi seperti terlihat sudah banyak dilakukan antara
pada Gambar 3. lain terdapat pada Tabel 1. Hasil penelitian
Pada proses ini, mikroorganisme yang dilakukan oleh Elpawati (2015)
tidak dapat mengangkut polimer langsung menunjukkan bahwa dari
dari membran sel luarnya ke dalam sel, 32 isolat, dihasilkan delapan isolat yang
karena sebagian besar proses biokimia berpotensi sebagai pendegradasi plastik
terjadi karena kurangnya air dan molekul polietilen dengan persentase yang berbeda.
polimer yang panjang. Mikroba Metode kerja yang dilakukan adalah
mengekskresikan enzim ekstraseluler yang dengan menggunakan guntingan sampah
mendepolimerasasi polimer di luar sel. plastik polietilen yang dicuci bersih dan
Enzim depomerase ekstraseluler dan diinokulasikan ke media NA dan TSA.
intraseluler secara aktif terlibat dalam Masa inkubasi selama 10 (sepuluh) hari
degradasi polimer secara biologi (Mohan pada suhu 37⁰C. Koloni yang tumbuh
& Srivastava, 2010). kemudian diisolasi dan dimurnikan ke
Degradasi oleh mikroba adalah salah media agar miring NA dan TSA untuk
satu strategi utama yang digunakan utuk pengujian selanjutnya.

Gambar 3. Degradasi polymer dalam kondisi aerob dan anaerob (Premraj & Doble, 2005)

6
Tabel 1. Penelitian mengenai degradasi polimer sintesis plastik oleh bakteri
Jenis Bakteri pendegradasi Polimer Sintesis Plastik Sumber
Brevibacillus borstelensis Polietilen Hadad et al., 2005
Pseudomonas stutzeri Polihidroksialkanoat (PHA) Shimao, 2001
Alcaligenes faecalis Polihidroksialkanoat (PHA), Ghosh et al., 2013;
Polycaprolactone (PCL) Oda et al., 1997
Streptomyces sp Polihidroksialkanoat (PHA) Mabrouk & Sabry, 2001;
Kato, 1997
Bacillus brevis Polylactic acid (PLA) Tomita et al., 1999
Pseudomonas putida Polivinil klorida (PVC) Anthony et al., 2004
Clostridium botulinum Polycaprolactone (PCL) Ghosh et al., 2013

Berdasarkan hasil penelitian yang yang memiliki tingkat aktivitas pengurai


dilakukan oleh Riandi et al. (2017) mikroplastik yang tinggi. Metode yang
terhadap bakteri yang mempunyai optimal untuk mengatasi permasalahan
kemampuan mendegradasi polimer plastik limbah mikroplastik di lingkungan
High Density Polyethylene (HDPE) dan perairan khususnya laut sangat penting.
Low Density Polyethlene (LDPE) Hal ini dapat dilakukan dengan penelitian
diperoleh 27 jenis isolate yang tergolong mengenai kondisi optimum dan
genus Pseudomonas dan Ochrobactrum peningkatan aktivasi bakteri sebagai agen
dengan karakteristik bentuk basil, gram bioremediasi mikroplastik secara
negatif, katalase posistif serta tergolong konvensional maupun molekuler dengan
bakteri non-fermentatif. Selain itu, teknik rekayasa genetika.
terdapat spesies Ochrobactrum anthropic
dengan kemampuan DAFTAR PUSTAKA
mendegradasi HDPE sebesar 20% dan
spesies Pseudominas aeruginosa dengan Alshehrei, F. (2017). Biodegradation of
Synthetic and Natural Plastics by
kemampuan mendegradasi LDPE sebesar
Microorganisms. Journal of Applied
18,75%. & Environmental Microbiology,
Penelitian yang telah dilakukan 5(1): 8–19.
mengenai peranan bakteri pendegradasi https://doi.org/10.12691/
masih mendasar, dan isu mengenai limbah jaem-5-1-2.
mikroplastik masih menjadi masalah yang Anthony, S. D., Meizhong, L., Christopher,
belum teratasi. Riset yang mendalam dan E. B., Robin, L.B., & David, L. F.
(2004). Involvement of linear
komprehensif mengenai penggunaan plasmids in aerobic biodegradation
bakteri sebagai agen pendegradasi of vinyl chloride. Appl.
mikroplastik yang efektif masih perlu Environ.
dikaji kedepannya. Microbiol., 70: 6092–6097.
Arutchelvi, J., Sudhakar, M., Arkatkar, A.,
PENUTUP Doble, M., Bhaduri, S., & Uppara, P.
V. (2008). Biodegradation of
Potensi bakteri pendegradasi polyethylene and polypropylene.
mikroplastik di lingkungan perairan laut Ind.
masih perlu dikaji lebih mendalam dan J. Biotechno.l, 7: 9–22.
komprehensif agar dapat diperoleh bakteri Barnes, D. K. A., Galgani, F., Thompson,
R. C., & Barlaz, M. Accumulation and fragmentation of
(2009). plastic debris in global environments.
Philos. Trans. R. Soc. B, 364: 1985– ingestion by mesopelagic fishes in the
1998. North Pacific Subtropical Gyre. Mar.
Browne, M. A., Dissanayake, A., Ecol. Prog. Ser., 432: 173−180.
Galloway, T. S., Lowe, D. M., &
Thompson, R. C. (2008). Ingested
microscopic plastic translocates to
the circulatory system of the mussel,
Mytilus edulis (L.). Environ. Sci.
Technol., 42(13): 5026−5031.
Caruso, G. (2015). Plastic Degrading
Microorganisms as a Tool for
Bioremediation of Plastic
Contamination in Aquatic
Environments. Journal of Pollution
Effects & Control, 3(3): 8–10.
https://doi.org/10.4172/2375-4397.
1000e112.
Chee, J. Y., Yoga, S. S., & Lau, N. S.
(2010). Bacterially produced
polyhydroxyalkanoate (PHA):
Converting renewable resources into
bioplastic. Formatex Research
Center, Spain, 1395–1404.
Cordova, M., Hadi, T., & Prayudha, B.
(2018). Occurrence and abundance
of microplastics in coral reef
sediment: a case study in Sekotong,
Lombok- Indonesia.
Advances
in Environmental
Sciences, 10(1): 23–
29. https://doi.org/10.5281/zenodo.
1297719.
Cordova, R. & Nurhati, I. S. (2019). Major
source and monthly variations in the
release of land derived marine debris
from greater Jakarta area, Indonesia.
Scientific Reports: Nature
research, 9: 18730. https://doi.org/
10/1038/s41598-019-55065-2.
Das, S. & Dash, H. R. (2014). Microbial
Bioremediation: A Potential Tool for
Restoration of Contaminated Areas.
Microbial Biodegradation
and Bioremediation.
Elsevier, 21 pp.
https://doi.org/10.1016/B978-0-12-
800021-2.00001-7.
Davison, P. & Asch, R. G. (2011). Plastic
Eriksen, M., Lebreton, L. C. M., Carson, potentiality for biodegradation of
H. S., Thiel, M., Moore, C. J., plastics. Environ. Sci. Pollut. Res.
Borerro, Int., 20: 4339–4355.
…, & Reisser, J. (2014). Plastic Hadad, D., Geresh, S., & Sivan, A. (2005).
Pollution in the World's Oceans: Biodegradation of polyethylene by
More than 5 Trillion Plastic Pieces the thermophilic bacterium
Weighing over 250,000 Tons Brevibacillus borstelensis. J. Appl.
Afloat at Sea. PLoS ONE, 9(12): Microbiol., 98: 1093–1100.
e111913. Head, I. M. (1998). Bioremediation:
https://doi.org/10.1371/journal.pon towards a credible technology.
e. 0111913. Microbiology, 144: 599–608.
Elpawati. (2015). Uji Coba Produksi Kato, N. (1997). Cloning of poly (3-
Mikroorganisme Pengdegradasi hydroxybutyrate) depolymerase from
(Penghancur) Sampah Plastik. a marine bacterium, Alcaligenes
Jurnal Agribisnis, 9(1): 11–22. faecalis AE122, and characterization
Galgani, F., Souplet, A., & Cadiou, Y. of its gene product. Biochim.
(1996). Accumulation of debris on Biophys. Acta, 135: 113–122.
the deep sea floor off the French Kole, P. J., Löhr, A. J., van Belleghem, F.
Mediterranean coast. Marine G. A. J, & Ragas, A. M. J. (2017).
Ecology Progress Series, 142: 225– Wear and Tear of Tyres: A Stealthy
234. Source of Microplastics in the
Geyer, R., Jambeck, J. R., & Law, K. L. Environment. Int. J. Environ. Res.
(2017). Production, use, and fate of Public Health. 14: 1265. https://
all plastics ever made. Science doi.org/10.3390/ijerph14101265.
Advances, 3(7): e1700782. Lebreton, L. C., van der Zwet, J.,
Ghosh, S. K., Pal, S., & Ray, S. (2013). Damsteeg, J. W., Slat, B., Andrady,
Study of microbes having
A., & Reisser, J. (2017). River plastic Moret-Ferguson, S., Law, K. L.,
emissions to the world’s oceans. Proskurowski, G., Murphy, E. K.,
Nature Communications, 8: 15611. Peacock, E. E., & Reddy, C. M.
https://www.nature.com/articles/nco (2010). The size, mass, and
mms15611. composistion of plastic debris in the
Li, W. C., Tse, H. F., & Fok, L. (2016). western North Atlantic Ocean. J.
Plastic waste in the marine Marine Pollution, 60(10): 1873–
environment: A review of sources, 1878. https://doi.org/10.1016/j.
occurrence and effects. Science of marpolbul.2010.07.020.
the Total Environment, 566: 333– Murray, F., & Cowie, P. R. (2011). Plastic
349. contamination in the decapod
https://www.sciencedirect.com/scien crustacean Nephrops norvegicus
ce/article/pii/S0048969716310154. (Linnaeus, 1758). Mar. Pollut. Bull.,
Mabrouk, M. M. & Sabry, S. A. (2001). 62(6): 1207−1217.
Degradation of poly Ng, K. L. & Obbard, J. P., (2006).
(3hydroxybutyrate) and its Prevalence of microplastics in
copolymer poly (3-hydroxybutyrate- Singapore’s coastal marine
co3-hydroxyvalerate) by a marine environment. Mar. Pollut. Bull.,
Streptomyces sp. SNG9. Microbiol. 52(7): 761–767.
Res., 156: 323–335. Oda, Y., Oida, N., Urakami, T., &
Mohan, S. K. & Srivastava, T. (2010). Tonomura, K. (1997).
Microbial deterioration and Polycaprolactone depolymerase
degradation of polymeric materials. produced by the bacterium
J. Biochem. Tech., 2(4): 210–215. Alcaligenes faecalis. FEMS
Microbiol. Lett. 152: 339–343. Premraj, R. & Doble, M. (2005).
Biodegradation of polymers. Indian
J. Biotechnol., 4: 186–193.
Riandi, M. I., Kawuri, R., & Sudirga, S. K.
(2017). Potensi Bakteri
Pseudomonas sp. dan Ochrobactrum
sp. yang di Isolasi dari Berbagai
Sampel Tanah Dalam Mendegradasi
Limbah
Polimer Plastik Berbahan Dasar
High Density Polyethylene (HDPE)
dan Low Density Polyethylene.
Jurnal
Simbiosis, V(2): 58–63
Roohi, Bano, K., Kuddus, M., Zaheer, M.
R., Zia, Q., Khan, … & Aliev, G.
(2017). Microbial Enzymatic
Degradation of Biodegradable
Plastics. Current
Pharmaceutical
Biotechnology, 18(5): 429–440.
https://doi.org/10.2174/1389201018
666170523165742.
Ryan, P. (1988). Effects of ingested plastic
on seabird feeding: evidence from
chickens. Marine Pollution Bulletin,
19(3): 125–128.
Setälä, O., Fleming-Lehtinen, V., &
Lehtiniemi, M. (2014). Ingestion and
transfer of microplastics in the
planktonic food web. Environ.
Pollut., 185: 77–83.
Singh, G., Singh, A. K., & Bhatt, K.
(2016). Biodegradation of
polythenes by bacteria isolated from
soil. International Journal of
Research in Pharmaceutical and
Biomedical Sciences, 5(2): 2056–
2062.
Shah, A. A., Hasan, F., Hameed, A., &
Ahmed, S. (2008). Biological
degradation of plastics: a
comprehensive review. Biotechnol.
Adv., 26: 246–265.
Sharma, A. & Sharma, A. (2004).
Degradation assessment of low-
density polyethylene (LDPE) and
polyethylene by an indigenous
isolate of Pseudomonas stutzeri.
Journal of Scientific and Industrial
Research, 63: 293–296.
Shimao, M. (2001). Biodegradation of 12: 242–247.
plastics. Curr. Opinion Biotechnol.,
Spear, L. B., Ainley, D. G., & Ribic, C. A. … & Turner, D. M. (2011).
(1995). Incidence of plastic in Monitoring plastic ingestion by the
seabirds from the tropical pacific, northern fulmar Fulmarus glacialis in
1984–1991: Relation with the North Sea. Environ. Pollut., 10:
distribution of species, sex, age, 2609–15. https://doi.org/10.1016/
season, year and body weight. j.envpol.2011.06.008.
Marine Environmental Research, Veiga, J. M, Fleet, D., Kinsey, S., Nilsson,
40(2): 123– P., Vlachogianni, T., Werner, S., …
46. & Cronin R. (2016). Identifying
Starnecker, A. & Menner, M. (1996). sources of marine litter. MSFD GES
Assessment of biodegradability of TG Marine Litter Thematic Report,
plastics under stimulated composting JRC Technical Reports, 41 pp.
conditions in a laboratory test Wei-Min, W., Yang, J., & Criddle, C. S.
system. Int. Biodeterior. Biodegrad., (2017). Microplastics pollution and
85–92. reduction strategies. Frontiers
Tarr, M. A. (2003). Chemical Degradation of Environmental Science &
Methods for Wastes and Pollutants: Engineering, 11(1): 6.
Environmental and Industrial Woodall, L. C., Sanchez-Vidal, A., Canals,
Applications (Environmental M., Paterson, G. L. J., Coppock, R.,
Science & Pollution). CRC Press, Sleight, V., Calafat, A., Rogers, A.
Florida: 314 pp. D., Narayanaswamy, B. E., &
Thompson, R. C., Olsen, Y., & Mitchell, Thompson, R. C. (2014). The deep
R. sea is a major sink for microplastic
P. (2004). Lost at Sea: Where is all debris. R. Soc. Open Sci., 1: 140317.
the plastic?. Science, 7: 838. Wright, S. L. & Kelly, F. J. (2017). Plastic
Tomita, K., Kuroki, Y., & Nagai, K. and Human Health: A Micro Issue?.
(1999). Isolation of thermophiles Environ. Sci. Technol., 51(12):
degrading poly (L-lactic acid). J. 6634–
Biosci. Bioeng., 87: 752–755. 6647. https://doi.org/10.1021/acs.est.
Urbanek, A. K., Rymowicz, W., & 7b00423.
Mirończuk, A. M. (2018). Zarfl, C., Fleet, D., Fries, E., Galgani, F.,
Degradation of plastics and plastic- Gerdts, G., & Hanke, G. (2011).
degrading bacteria in cold marine Microplastics in oceans.
habitats. Applied Microbiology and Editorial/Mar. Pollut. Bull., 62:
Biotechnology, 102(18): 7669–7678. 1589–1591.
https://doi.org/10.1007/s00253-018-
9195-y.
van Franeker, J. A., Balize, C., Danielsen,
J., Fairclough, K., Gollan, J., Guse,

You might also like