Professional Documents
Culture Documents
Received: January 20, 2019 Accepted: February 06, 2019 Online Published: May 2, 2019
32
Jurnal Bioterdidik, Vol.7 No.3, Mei 2019
33
Jurnal Bioterdidik, Vol.7 No.3, Mei 2019
maka prestasi belajarnya pun akan efficacy antara laki-laki dan perempuan
semakin rendah. itu sama sehingga hasil belajar kedua-
Self efficacy siswa dapat dipe- nya pun akan sama atau hanya ada
ngaruhi oleh beberapa faktor, (Bandura, sedikit perbedaan.
1997: 213), salah satunya adalah jenis Adanya perbedaan hasil pene-
kelamin (gender). Orang tua sering kali litian mengenai self efficacy yang dilihat
memiliki pandangan yang berbeda ter- dari peran gender dengan hasil belajar
hadap kemampuan laki-laki dan perem- siswa serta hasil belajar berdasarkan
puan. Zimmerman (dalam Bandura, gender, membuat penulis tertarik untuk
1997: 213) mengatakan bahwa terdapat melakukan penelitian yang bertujuan
perbedaan pada perkembangan kemam- untuk mengetahui perbedaan antara self-
puan dan kompetesi laki-laki dan efficacy siswa laki-laki dengan self-
perempuan. efficacy siswa perempuan kelas VII
Penelitian sebelumnya, Smerdon SMP se-Kecamatan Kedaton, dan
(dalam Santrock, 2011 : 223) dalam mengetahui hubungan self-efficacy ber-
studinya yang berfokus pada pelajar dasarkan gender dengan hasil belajar
kelas VIII dan X, anak laki-laki menda- IPA siswa kelas VII SMP se-kecamatan
patkan nilai yang lebih tinggi diban- Kedaton.
dingkan anak perempuan dalam tes IPA.
Studi yang dilakukan oleh National METODE
Assesment of Educational Progress Penelitian dilaksanakan pada
(dalam Santrock, 2011 : 223) juga me- bulan Agustus sampai September 2018
ngungkapkan hal yang serupa, bahwa di lima SMP se-Kecamatan Kedaton
anak laki-laki mendapatkan hasil belajar Kota Bandar Lampung, yaitu SMP Al-
yang lebih baik pada mata pelajaran Azhar 3, SMP Bina Mulya, SMP
IPA dibandingkan anak perempuan pa- Kristen 5 Kedaton, SMP Sejahtera, dan
da kelas empat, delapan, dan dua belas. SMP Surya Dharma. Populasi penelitian
Perbedaan pendapat mengenai ini yaitu seluruh siswa kelas VII SMP
perbedaan hasil belajar antara siswa yang berjumlah 371 siswa dengan
laki-laki dan perempuan masih menjadi jumlah siswa laki-laki sebanyak 193
perdebatan di kalangan peneliti dalam dan siswa perempuan sebanyak 178.
bidang gender. Penelitian mengenai Sampel penelitian diambil sebanyak
perbedaan gender dalam self efficacy 50% yaitu 186 siswa, yang terdiri dari
dan hasil belajar menjadi isu yang 93 siswa laki-laki dan 93 siswa perem-
penting dalam penelitian pendidikan puan. Sampel kelas tiap sekolah diambil
dan perkembangan remaja. Penelitian dengan menggunakan teknik purposive
dalam bidang tersebut dapat menun- sampling (Noor, 2011 : 155). Desain
jukkan bahwa strategi dan kecen- yang digunakan dalam penelitian ini
derungan belajar yang dimiliki antara adalah desain deskriptif korelasional.
siswa laki-laki dan perempuan itu ber- Prosedur penelitian terdiri atas
beda. Salah satunya adalah Hyde (dalam dua tahap yaitu persiapan dan pelak-
Santrock, 2011: 227) yang menyatakan sanaan. Tahap persiapan dilakukan
bahwa laki-laki dan perempuan itu sama sebelum penelitian dilakukan. Tahap
dalam sebagian besar faktor psikologis pelaksanaan meliputi pembagian soal
termasuk dalam kemampuan matema- tes IPA, yang kemudian dilanjutkan
tika, komunikasi, dan agresi dimana dengan skala self-efficacy.
tidak ditemukan perbedaan atau hanya Data hasil penelitian berupa data
ada sedikit perbedaan. Artinya, self- self-efficay dan hasil belajar IPA. Data
34
Jurnal Bioterdidik, Vol.7 No.3, Mei 2019
hasil belajar diperoleh dari soal tes Teknik analisis yang digunakan
kelas VII. Tes ini terdiri dari 30 soal untuk mengetahui perbedaan self-
dalam bentuk pilihan jamak dengan 4 efficacy antara siswa laki-laki dan siswa
pilihan jawaban. Tes diambil dari soal- perempuan, dilakukan dengan menggu-
soal UN IPA SMP dari tahun 2015- nakan uji beda inde-pendent Sampel t-
2017 yang KD-nya terdapat pada kelas test, dengan uji normalitas dan uji
VII semester ganjil dan genap yang homogenitas sebagai uji prasyarat.
berjumlah. Soal ujian nasional diguna- Sedangkan untuk mengetahui hubungan
kan oleh peneliti dengan pertimbanagan self-efficacy dan hasil belajar dilakukan
bahwa soal ujian nasional merupakan dengan uji statistik korelasi pearson
soal yang telah disusun oleh tim ahli product moment, dengan uji normalitas
dan telah digunakan sebelumnya untuk dan uji linieritas sebagai uji prasyarat.
mengu-kur hasil belajar siswa. Koefisien korelasi yang dihasilkan
Data self-efficacy diperoleh dari diinterpretasi sesuai tabel 1.
skala self-efficacy yang berisi 26
pertanyaan yang memuat 3 dimensi self Tabel 1. Patokan hasil perhitungan
efficacy (Strength, Level, dan Gene- korelasi
rality (dimodifikasi dari Ilmi, 2014: 36). Interval Tingkat hubungan
Penilaian skala self-efficacy dengan koefisien
< 0,20 Hubungan dapat
memodifikasi skala likert yang mem-
dianggap tidak ada
punyai empat pilihan respons yaitu sa-
0,20 – 0,40 Hubungan ada tapi
ngat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai rendah
(TS), dan sangat tidak sesuai (STS). >0,40 – 0,70 Hubungan cukup
Sebelum diujikan pada siswa, skala self- >0,70 – 0,9-0 Hubungan tinggi
efficacy tersebut dilakukan uji persya- >0,90 – 1,00 Hubungan sangat
ratan instrument yang terdiri dari uji tinggi
validitas dan reliabilitas angket. Hasil
uji validitas dengan metode pearson HASIL DAN PEMBAHASAN
product moment diperoleh 26 soal Perbedaan self efficacy antara
berkriteria valid. Indeks korelasi butir siswa laki-laki dan perempuan dida-
berkisar antara -0,199 sampai dengan patkan dari data skala self efficacy siswa
0,631 dengan batas gugur (rtabel) 0.211. yang diuji dengan menggunakan uji
Sedangkan. reliabilitas skala yang independent sample t-test (Tabel 2).
ditunjukkan dengan koefisien alpha Hasil uji-t (Tabel 2), menunjukkan bah-
cronbach sebesar 0.746 termasuk dalam wa terdapat perbedaan yang tidak
kategori “tinggi”. signifikan antara self-efficacy siswa laki
35
Jurnal Bioterdidik, Vol.7 No.3, Mei 2019
laki dan siswa perempuan pada self- berdasarkan analisis terbaru dari
efficacy yang dilihat secara umum. Hal penelitian internasional kemampuan
ini menunjukkan bahwa gender tidak perempuan di seluruh dunia dalam
berpengaruh besar terhadap self-efficacy matematika tidak lebih buruk daripada
siswa kelas VII SMP se-Kecamatan kemampuan laki-laki meskipun laki-laki
Kedaton. Kemungkinan terdapat hal memiliki kepercayaan diri yang lebih
lain yang lebih berpengaruh terhadap dari perempuan dalam matematika, dan
self-efficacy. Hasil penelitian (Tabel 2) perempuan-perempuan dari negara di-
sesuai dengan kajian teori Bandura mana kesamaan gender telah diakui
(1997:5) yang menyatakan bahwa tinggi menunjukkan kemampuan yang lebih
rendahnya self-efficacy juga dipenga- baik dalam tes matematika. Hal ini
ruhi oleh faktor eksternal dan internal. diperkuat dari hasil penelitian Ekawati
Faktor internal berupa gender, usia, dan & Wulandari (2011) menunjukkan tidak
kemampuan diri, sedangkan faktor eks- terdapat perbedaan yang signifikan
ternalnya berupa budaya, ekonomi, antara siswa dan siswi dalam kemam-
kesulitan tugas, latar belakang keluarga, puan geometri.
dan reward. Perbedaan self-efficay yang dilihat
Hasil penelitian (Tabel 2) kon- berdasarkan dimensinya menunjukkan
sisten dengan hasil penelitian Fitriani pada dimensi strength dan generality
(2017: 154), yang menyatakan self- terdapat perbedaan tidak signifikan an-
efficacy siswa laki-laki dan siswa pe- tara siswa laki-laki dan perempuan,
rempuan melalui student t test hasilnya sedangkan pada dimensi level terdapat
menunjukkan thitung = 0,385 < ttabel= perbedaan yang signifikan dengan rata-
2,048. Artinya self efficacy siswa laki- rata skor siswa laki-laki lebih tinggi
laki dan siswa perempuan berbeda tidak dibandingkan dengan siswa perempuan.
signifikan. Selain itu, pendapat Dimensi level berkaitan dengan derajat
Frederikse (dalam Santrock, 2011: 218) kesulitan tugas. Dimensi ini memiliki
mengungkapkan pada dasarnya antara implikasi terhadap pemilihan tingkah
otak laki-laki dan perempuan lebih laku yang akan dicoba atau dihindari.
banyak memiliki kemiripan dibanding- Hasil penelitian (Tabel 2) sejalan de-
kan perbedaannya. Jadi dapat disim- ngan pendapat Halpern (dalam Rahma-
pulkan bahwa, aspek biologis bukanlah sari, 2017: 4) yang mengungkapkan
menjadi tujuan untuk isu sikap dan Perempuan dideskripsikan sebagai
perilaku gender. Namun, pengalaman makhluk yang emosional, berwatak pe-
sosialisasi anak-anak lebih memegang ngasuh, mudah menyerah, komunikatif,
peranan yang lebih penting. mudah bergaul dan lemah dalam ilmu
Hasil penelitian (Tabel 2) matematika, subjektif, pasif dan mudah
didukung oleh pendapat Fitriani (2017: dipengaruhi. Sedangkan laki-laki dides-
155) yang mengungkapkan adanya kripsikan sebagai makhluk yang rasio-
perubahan dan perkembangan zaman, nal, mandiri, agresif, dominan, berorien-
akses perempuan dalam pendidikan dan tasi pada prestasi, dan aktif.
pembelajaran matematika semakin ter- Meski hasil penelitian self efficacy
buka, perbedaan antara hasil belajar yang dibedakan dalam perspektif gen-
matematika siswa laki-laki dan siswi der menunjukkan terdapat perbedaan
perempuan semakin memudar. Bahkan yang tidak signifikan. Namun analisis
American Psychological Association data lebih lanjut (Tabel 2) menun-
(yang dikutip oleh Lestari dalam jukkan rata-rata persentase self efficacy
Nafi’an, 2011) mengemukakan bahwa siswa laki-laki lebih tinggi dibanding-
36
Jurnal Bioterdidik, Vol.7 No.3, Mei 2019
kan rata-rata self efficacy siswa perem- laki-laki justru lebih banyak terlibat
puan. Hasil ini mengindikasikan bahwa dalam interaksi di kelas seperti perse-
dalam mata pelajaran IPA siswa laki- tujuan, pemberian pengajaran, dan
laki memiliki self-efficacy yang lebih untuk didengarkan. Torrance (dalam
tinggi, yang diikuti dengan hasil belajar Slavin, 2008: 160) guru lebih sering
IPA yang lebih tinggi. Hasil ini sejalan menghukum siswa laki-laki yang ber-
dengan penelitian Smerdon (dalam perilaku kreatif dengan frekuensi tiga
Santrock, 2011 : 223) dalam studinya kali lebih sering dibandingkan dengan
yang berfokus pada pelajar kelas VIII siswa perempuan. Contoh perbedaan-
dan X, anak laki-laki mendapatkan nilai perbedaan yang lain yaitu ketika dalam
yang lebih tinggi dibandingkan anak pelajaran musik siswa laki-laki diberi-
perem-puan dalam tes IPA. Studi yang kan drum untuk dimainkan sedangkan
dilakukan oleh National Assesment of siswa perempuan hanya di kasih kerin-
Educational Progress (dalam Santrock, cingan.
2011 : 223) juga mengungkapkan hal Hasil uji korelasi (Tabel 3)
yang serupa, bahwa anak laki-laki men- menunjukkan adanya hubungan yang
dapatkan hasil belajar yang lebih baik positif dan signifikan antara variabel
pada mata pelajaran IPA dibandingkan self-efficacy dan hasil belajar. Hal ini
anak perempuan pada kelas IV, VIII, berarti jika siswa mempunyai self
dan XII. efficacy yang tinggi, maka hasil belajar
Hasil penelitian (Tabel 2) yang diperoleh juga semakin tinggi. Self
didukung oleh pendapat Baron dan efficacy mempengaruhi bagaimana seo-
Bryne (dalam Wahidah, 2017: 146-147) rang siswa dalam menyelesaikan tugas
yang menyatakan dalam budaya ter- serta menentukan tindakan apa yang
tentu, individu dengan peran gender akan dia lakukan ketika menghadapi
laki-laki memiliki self-efficacy lebih hambatan dan kesulitan dalam mencapai
tinggi dibanding mereka yang dengan target yang diinginkan.
peran perempuan. Laki-laki memiliki Hasil penelitian (Tabel 3) juga
perkiraan yang lebih tinggi (over- didukung hasil penelitian sebelumnya
estimate) mengenai seberapa baik me- (Wahidah, 2017:151) yang menyatakan
reka mampu mengerjakan sebuah tugas, self efficacy tinggi atau keyakinan yang
sementara perempuan memiliki perki- tinggi sangat penting dimiliki oleh sis-
raan yang lebih rendah (underestimate) wa dalam belajar, karena apabila siswa
mengenai performanya. Serupa dengan telah termotivasi dalam belajar, maka
hal tersebut, laki-laki memiliki harapan mereka akan melakukan berbagai cara
yang lebih tinggi terhadap kesuksesan untuk mewujudkan keyakinannya terse-
pekerjaan dan menempatkan lebih but. Dengan keyakinan tersebut siswa
banyak penekanan pada gaji daripada akan terus berusaha apabila menghadapi
perempuan. kegagalan. Apabila siswa telah termo-
Pendapat lain juga diungkapkan tivasi dalam belajar, maka hasil-hasil
oleh Kock (dalam Slavin, 2008: 160) belajar siswapun juga tidak diragukan
yang menyatakan pada umumnya, siswa lagi.
laki-laki menerima lebih banyak perha- Hasil penelitian (Tabel 3) sela-ras
tian dari seorang guru dibandingkan dengan hasil penelitian Nurwidawati
dengan siswa perempuan. Siswa laki- dan Handayani (2013: 4) yang
laki biasanya menerima lebih banyak menyatakan adanya hubungan di antara
penolakan dan celaan dari guru diban- kedua variabel yaitu self efficacy
dingkan siswa perempuan, tetapi siswa dengan prestasi belajar siswa akselerasi
37
Jurnal Bioterdidik, Vol.7 No.3, Mei 2019
40