Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Background: Academic achievement is influenced by two factors, internal and external factor. Learning
environment is one of the external factors that affect the academic achievement. A conducive learning environment
can improve students learning motivation and affect academic achievement.The aim of this research is to find out
the relation between student’s perception of learning environment and learning motivation of pre-clinical student in
Medical Faculty of Lampung University.
Methods: This research was using cross sectional approach. The sample of this research consisted 248 pre-clinical
student in Medical Faculty of Lampung University which determined by proportional-random sampling. This
research used two questionnaires: Dundee Ready Educational Environment Measure (DREEM) and Motivated
Strategies of Learning Questionnaire (MSLQ). Data were analysed using Spearman.
Results: The result showed that most of pre-clinical student in Medical Faculty of Lampung University have
perception about learning environment was decent (74,6%) and learning motivation was high (98,8%), there was
significant relation between student’s perception of learning environment and learning motivation which determined
by p value <0,05 and r 0,462.
Conclusion: From this research can be concluded that the better student’s perceptions of learning environment, the
higher learning motivation becomes.
ABSTRAK
Latar belakang: Pencapaian prestasi akademik dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.
Lingkungan belajar merupakan salah satu faktor eksternal yang memengaruhi pencapaian prestasi akademik.
Lingkungan belajar yang kondusif dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dan berpengaruh terhadap
prestasi akademik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi mahasiswa tentang lingkungan
belajar terhadap motivasi belajar pada mahasiswa tahap preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini terdiri dari 248 mahasiswa
tahap preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung yang ditentukan dengan proportional-random sampling.
Penelitian ini menggunakan dua buah kuesioner yaitu Dundee Ready Educational Environment Measure (DREEM)
dan Motivated Strategies of Learning Questionnaire (MSLQ). Analisis data menggunakan uji Spearman.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar mahasiswa tahap preklinik Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung memiliki persepsi tentang lingkungan belajar yang cukup memuaskan (74,6%) dan motivasi belajar yang
tinggi (98,8%), serta terdapat hubungan bermakna antara persepsi mahasiswa tentang lingkungan belajar terhadap
motivasi belajar dengan nilai p <0,05 dan r 0,462.
contact: pringgoutami@gmail.com
10 Vol. 8 | No. 1 | March 2019| Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education
Zafira Pringgoutami et al., The Relation Between Student’s Perception of
Learning Environment and Learning Motivation of Pre-Clinical Medical Student
Kesimpulan: Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin baik persepsi mahasiswa tentang lingkungan
belajar, semakin tinggi motivasi belajarnya.
Vol. 8 | No. 1 | March 2019 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education 11
Zafira Pringgoutami et al., The Relation Between Student’s Perception of
Learning Environment and Learning Motivation of Pre-Clinical Medical Student
12 Vol. 8 | No. 1 | March 2019| Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education
Zafira Pringgoutami et al., The Relation Between Student’s Perception of
Learning Environment and Learning Motivation of Pre-Clinical Medical Student
Nilai rerata 105/148 menunjukkan bahwa Dalam dimensi persepsi mahasiswa terhadap
mahasiswa menganggap lingkungan belajar yang dosen dan suasana pembelajaran diperoleh mean
ada saat ini, termasuk proses pembelajaran, dosen, score 2,78. Skor ini berada pada kisaran 2-3
suasana pembelajaran, pencapaian akademik, dan sehingga masih terdapat beberapa aspek yang
lingkungan sosial berada dalam lingkungan yang perlu ditingkatkan atau diperbaiki. Aspek dosen
cukup memuaskan dan lebih bernilai positif. Dan yang perlu ditingkatkan atau diperbaiki antara
rata-rata nilai total dan masing masing dimensi lain: kesabaran dosen (2,63), sikap dosen yang
berada pada kisaran 2-3 yang menunjukkan bahwa meremehkan mahasiswa (2,67), umpan balik dari
terdapat beberapa aspek lingkungan belajar di FK dosen (2,86), kritik (2,97), memberikan contoh
Unila yang masih dapat ditingkatkan. Lingkungan yang jelas (2,87), dan persiapan sebelum mengajar
belajar yang ditingkatkan akan memberikan manfaat (2,95). Mahasiswa tahap preklinik FK Unila
bagi pelajar yaitu dari segi kenyamanan, percaya merasa bahwa dosen telah memiliki pengetahuan
diri, tanggung jawab, pengetahuan, keterampilan, yang baik, namun masih terdapat mahasiswa yang
kesempatan belajar, dan model untuk praktik.5 bersikap kurang baik terhadap dosen. Mahasiswa
yang bersikap kurang baik terhadap dosen ini
Analisis setiap dimensi menunjukkan bahwa
diindikasikan sebagai permasalahan dan perlu
kepuasan tertinggi mahasiswa terhadap lingkungan
diperhatikan lebih lanjut. Sementara semua aspek
belajar FK Unila berada pada pencapaian akademik,
dalam suasana pembelajaran masih perlu untuk
sedangkan kepuasan terendah berada pada dosen
ditingkatkan, terutama pada aspek kenyamanan
dan suasana pembelajaran. Pada dimensi persepsi
suasana belajar (2,4).
mahasiswa terhadap pencapaian akademik
memiliki mean score 3. Hal ini menunjukkan Pada dimensi persepsi mahasiswa terhadap proses
proses pembelajaran memiliki poin positif yaitu pembelajaran, sebagian besar mahasiswa termotivasi
mahasiswa merasa telah dipersiapkan dengan untuk berpartisipasi aktif dalam perkuliahan, dan
baik untuk menjadi seorang dokter, telah belajar merasa perkuliahan membantu mengembangkan
banyak tentang empati, dan sebagian besar yang kompetensinya. Rata-rata skor per item dalam
dipelajari relevan dengan karirnya di bidang domain ini adalah 2-3, sehingga proses pembelajaran
kesehatan. Dari semua item dalam domain ini, skor di FK Unila masih dapat ditingkatkan, terutama
terendah terdapat pada pernyataan “keterampilan efektivitas waktu perkuliahan.
untuk memecahkan masalah (problem solving)
Dalam dimensi persepsi mahasiswa terhadap
saya berkembang dengan baik”. Keadaan serupa
lingkungan sosial, ditemukan skor terendah kurang
juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan
dari 2 pada item “terdapat sistem penunjang
oleh Shafira, Jusuf, dan Budiningsih13 di Program
yang baik bagi mahasiswa yang stres”. Hasil ini
Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi. Hal
juga sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh
ini menunjukkan kemampuan problem solving
Kohli dan Dhaliwal (2015) di University College
mahasiswa tahap preklinik FK Unila dapat lebih
of Medical Sciences, India. Hal ini menunjukkan
ditingkatkan. Kemampuan ini dapat ditingkatkan
bahwa mahasiswa merasa sistem penunjang
melalui proses diskusi tutorial yang berjalan dengan
stres di FK Unila perlu mendapatkan perhatian.
baik.13
Vol. 8 | No. 1 | March 2019 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education 13
Zafira Pringgoutami et al., The Relation Between Student’s Perception of
Learning Environment and Learning Motivation of Pre-Clinical Medical Student
Sebenarnya sistem penunjang stres di FK Unila harapan mahasiswa akan lingkungan belajarnya
telah menerapkan bimbingan dan konseling serta juga berpengaruh terhadap penilaian lingkungan
kegiatan mentoring bagi mahasiswa tingkat pertama belajar.15
sebagai upaya memecahkan masalah mahasiswa.
Skor motivasi belajar yang diukur dengan MSLQ
Sistem ini dapat lebih ditingkatkan dengan
mendapatkan hasil rerata 176, skor terendah 112,
melanjutkan kegiatan mentoring bagi mahasiswa
dan skor tertinggi 215 dari maksimal skor 217.
senior dan intervensi langsung kepada mahasiswa.
Rata-rata ini menunjukkan bahwa motivasi belajar
Sebagai contoh, seperti intervensi stres singkat
mahasiswa tahap preklinik FK Unila cukup tinggi
yang dilakukan Yusoff di School of Medical Science
yaitu lima sampai enam dari tujuh skala tertinggi.
Universiti Sains Malaysia. Intervensi ini diakukan
Hasil ini sesuai dengan penelitannya sebelumnya
dengan cara memberikan kuliah mengenai konsep
oleh Lisiswanti et al16 yang menunjukkan rata-rata
stres, stressor yang berhubungan dengan kedokteran,
motivasi cukup tinggi yaitu lima dari tujuh skala
dan coping strategies; kemudian mengisi kuesioner
tertinggi.
untuk mengetahui tingkat stres dan stressor yang
mahasiswa hadapi, setelah itu dilanjutkan dengan Selanjutnya, skor tersebut dibagi menjadi dua
kuliah cara mengatasi stres dan diskusi antara kategori yaitu rendah (31-124) dan tinggi (125-
mahasiswa dan fasilitator.14 217). Pada Tabel 4, dapat diketahui bahwa sebagian
besar mahasiswa tahap preklinik FK Unila memiliki
FK Unila menerapkan Kurikulum Berbasis
motivasi belajar yang tinggi.
Kompetensi (KBK) dengan metode pembelajaran
problem-based learning (PBL). Melalui metode Tabel 4. Motivasi belajar mahasiswa
ini, mahasiswa diharapkan lebih termotivasi dan Kategori N %
bertanggung jawab terhadap lingkungan belajarnya. Rendah 3 1,2%
Sehingga hal ini dapat dijadikan penyebab bagi Tinggi 245 98,8%
mahasiswa dalam penelitian ini untuk memberikan
penilaian lingkungan belajar FK Unila yang lebih
positif, karena mahasiswa telah terbiasa dengan Hasil rata-rata nilai tiap dimensi MSLQ disajikan
pendekatan PBL sejak menjalani pendidikan dalam Tabel 5 di bawah ini.
kedokteran. Selain itu, variabilitas kriteria dan
Motivasi intrinsik adalah dorongan atau kompleksitas tugas. Motivasi intrinsik memang
kehendak yang ada dalam diri seseorang untuk sangat menentukan, akan tetapi tidak semua
melakukan aktivitas. Motivasi intrinsik biasanya pelajar termotivasi secara intrinsik, bahkan pelajar
bertolak belakang dengan motivasi ekstrinsik yang termotivasi pun terkadang dapat menjadi
yang dipengaruhi oleh dorongan dari luar. tidak termotivasi. Oleh karena itu, pada beberapa
Nilai dari motivasi intrinsik dan ekstrinsik kasus, kombinasi dari motivasi ekstrinsik dan
sebenarnya tergantung pada lama keterlibatan dan faktor lingkungan dapat menjadi faktor penentu
14 Vol. 8 | No. 1 | March 2019| Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education
Zafira Pringgoutami et al., The Relation Between Student’s Perception of
Learning Environment and Learning Motivation of Pre-Clinical Medical Student
keberhasilan belajar pada pelajar yang cenderung Kusurkar yaitu motivasi dipengaruhi oleh
memiliki motivasi rendah.17 lingkungan belajar dimana kualitas motivasi belajar
dapat berubah baik dari intrinsik ke ekstrinsik
Selain motivasi intrinsik dan ekstrinsik, control of
maupun sebaliknya bersamaan dengan berjalannya
learning beliefs mahasiswa tahap preklinik FK Unila
waktu, kedewasaan, dan pengalaman individu di
juga tinggi dengan rerata skor 6. Perasaan dapat
lingkungan belajarnya.7
mengontrol kesuksesan dan kegagalan membuat
individu semakin termotivasi. Jika mahasiswa Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
percaya bahwa usaha belajar akan mempengaruhi sebelumnya di di Faculty of Arts at the University
hasil belajarnya, maka mereka akan menggunakan of Ljubljana pada tahun 2015 dan di Shiraz
strategi yang efektif. Self-efficacy hasil penelitian University of Medical Sciences pada tahun 2016
ini juga tinggi dengan rerata skor 5,5. Self- yang menunjukkan hubungan yang positif antara
efficacy adalah kepercayaan seseorang terhadap persepsi mahasiswa tentang lingkungan belajar
kemampuan dirinya untuk memecahkan masalah dengan motivasi. Hasil penelitian menggambarkan
atau mengerjakan tugas. Individu dengan self- mahasiswa dengan persepsi lingkungan belajar
efficacy yang tinggi cenderung lebih termotivasi sebagai lingkungan yang berguna untuk proses
dan sukses dalam mengerjakan tugas. Tingkat pembelajaran dan berusaha untuk menyesuaikan
kecemasan mahasiswa tahap preklinik FK Unila dirinya, termotivasi secara intrinsik dan
cukup tinggi yaitu 5,2. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrinsik.10,11
mahasiswa memiliki tingkat kecemasan yang tinggi
terhadap proses pembelajaran.9,17 KESIMPULAN
Penelitian ini memilih uji hipotesis korelatif Terdapat hubungan bermakna antara persepsi
Spearman untuk mengetahui hubungan antara mahasiswa terhadap lingkungan belajar dengan
persepsi mahasiswa terhadap lingkungan belajar motivasi belajar pada mahasiswa tahap preklinik
dengan motivasi belajar pada mahasiswa tahap Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Persepsi
preklinik FK Unila. Uji tersebut digunakan mahasiswa tentang lingkungan belajar FK Unila
karena distribusi data persepsi mahasiswa tentang sebagian besar cukup memuaskan. Dan sebagian
lingkungan belajar dan data motivasi belajar tidak besar motivasi belajar mahasiswa tahap preklinik
normal. Hasil uji korelasi Spearman ditampilkan FK Unila tergolong tinggi.
dalam Tabel 6 di bawah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 6. Hasil uji korelasi Spearman 1. Suprapti. Faktor eksternal yang mempengaruhi
tingginya prestasi belajar mahasiswa tingkat II di
Motivasi belajar STIKES Widya Dharma Husada Tanggerang. Jurnal
Persepsi mahasiswa tentang r = 0,462 Kesehatan Dan Budaya. 2015; 8(2): 1.
lingkungan belajar p = 0,000 2. Dent J, Harden RM. A practical guide for medical
n = 248 teachers. London: Elsevier; 2009.
3. Naibaho H, Adi F, Veryco, Sugiarto. Pengaruh
Nilai p <0,05 yaitu sebesar 0,000, maka dapat lingkungan kampus terhadap motivasi belajar
mahasiswa. Jurnal Manajemen Pemasaran. 2010;
disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
5(1): 22–26.
persepsi mahasiswa tentang lingkungan belajar
4. Roff S. The Dundee Ready Education Environment
terhadap motivasi belajar pada mahasiswa tahap
Measure (DREEM): a generic instrument for
preklinik FK Unila. Nilai r=0,462 menunjukkan measuring student’s perception of undergraduate
hubungan yang positif dan kekuatan korelasi antara health profession curricula. Medical Teacher. 2005;
persepsi mahasiswa tentang lingkungan belajar 27 (4): 322-5.
dan motivasi belajar dikategorikan sedang.18 Hasil 5. Genn JM. AMEE Medical Education Guide No. 23
penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan (Part 2): Curriculum, environment, climate, quality
Vol. 8 | No. 1 | March 2019 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education 15
Zafira Pringgoutami et al., The Relation Between Student’s Perception of
Learning Environment and Learning Motivation of Pre-Clinical Medical Student
and change in medical education - a unifying 12. Leman MA. Penilaian validitas konstruk Dundee
perspective. Medical Teacher. 2001; 23(5): 445–54. Ready Educational Environment Measurement
6. Anwar AI, Prabandari YS, Emilia O. Motivasi (DREEM) di Program Studi Pendidikan Dokter Gigi
dan strategi belajar siswa dalam pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
pembelajaran berbasis masalah dan collaborative Manado. Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia
learning di fakultas kedokteran gigi universitas 2014; 6(1): 11-9
hasanuddin. Jurnal Pendidikan Kedokteran 13. Shafira NNA, Jusuf A, Budiningsih S. Hubungan
Indonesia. 2013; 2(3): 233-8 persepsi lingkungan pembelajaran dengan strategi
7. Kusurkar RA. Motivation in medical students. pembelajaran mahasiswa Program Studi Pendidikan
Oisterwijk: Uitgeverij BOXPress; 2012. Dokter Universitas Jambi. Jurnal Pendidikan
8. Pintrich PR, Smith DA, Garcia T, Mckeachie Kedokteran Indonesia 3 2014; (1): 28-37.
WJ. A manual for the use Motivated Strategies for 14. Kohli V, Dhaliwal U. Medical students’ perception
Learning Questionnaire (MSLQ). Washington: of the educational environment in a medical college
Educational Research and Improvement; 1991. in India: a cross-sectional study using the Dundee
9. Taylor RT. Review of the Motivated Strategy for Ready Education Environment questionnaire. J
Learning Questionnaire (MSLQ) using reliability Educ Eval Health Prof 2013; 10: 5
generalization techniques assess scale reliability 15. Abraham R, Ramnarayan K, Vinod P, Torke S.
[disertasi]. Alabama: Auburn University; 2012. Students perceptions of learning environment in
10. Radovan M, Makovec D. Adult learners’ learning an Indian Medical School. Biomed Central 2008;
environment perceptions and satisfaction in 8(20):1-5.
formal education-case study of four East-European 16. Lisiswanti R, Sanusi R, Prihatiningsih TS.
countries. International Education Studies. 2015; Hubungan motivasi dan hasil belajar mahasiswa
(2): 101–112. kedokteran. Jurnal Pendidikan Kedokteran
11. Hayat AA, Kohoulat N, Dehgani MR, Kojuri J, Indonesia. 2015; 4(1): 1-6.
Amini M. Students’ perceived learning environment 17. Lai ER. Motivation: A literature review. Always
and extrinsic and intrinsic motivation. 2016; IJHCS Learning Pearson; 2011.
3(2): 1000-8. 18. Dahlan MS. Statistik untuk kedokteran dan
kesehatan. Jakarta: Epidemiologi Indonesia; 2014.
16 Vol. 8 | No. 1 | March 2019| Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education