You are on page 1of 6

Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 5, Nomor 2, Juli-Desember 2017

Persepsi mahasiswa terhadap lingkungan pembelajaran


di Universitas Sam Ratulangi Manado

Linda M. Tompodung

Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado


Email: linda_tompodung@rocketmail.com

Abstract: Learning environment in any medical school is an important factor to determine


quality and curriculum succeses. Students’ experience about their learning environment in
medical education is related to their achievements, satisfaction, and success. It is important to
get reguler feedback from the students on how they experience their learning environment as
basis of strategic planning for futher improvement. This study was aimed to assess the
educational environment of Sam Ratulangi University (Unsrat) undergraduate medical
program from the students’ perspective and also to identify the difference in perception
between genders. This was an analytical study with a cross-sectional design conducted in
October 2016 among undergraduate students of academic year 2016/2017. Data about the
learning environment were obtained by using questionnaire of Dundee Ready Educational
Environment Measure (DREEM) and further analyzed with the Mann-Whitney test to identify
the significance between genders. The total DREEM score indicated more positive than
negative perception with rooms of improvement (127/200). The score for all the five subscales
of DREEM indicated a more positive perception. The overall mean DREEM score of the
females (128,16) was higher compared to males (126,13) but not statistically significant.
Conclusion: The medical students of Sam Ratulangi University showed a positive perception
about their undergraduate educational environment. Continuous quality improvement and
innovation are essentially needed.
Keywords: educational environment, medical education, DREEM

Abstrak: Lingkungan pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan
kualitas dan keberhasilan kurikulum pendidikan kedokteran. Persepsi mahasiswa terhadap
lingkungan pembelajaran terbukti memengaruhi prestasi, kepuasan dan kesuksesan
mahasiswa. Penting untuk mendapatkan umpan balik berkala dari mahasiswa tentang yang
mereka rasakan terkait lingkungan pembelajaran sebagai dasar strategi perencanaan untuk
peningkatan di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai lingkungan pembelajaran
melalui persepsi mahasiswa dan mengidentifikasi perbedaan jenis kelamin di Fakultas
kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Jenis penelitian ialah analitik dengan desain
potong lintang, dilakukan pada Oktober 2016 terhadap mahasiswa TA 2016/2017. Data
persepsi terhadap lingkungan pembelajaran didapat dari kuesioner Dundee Ready Educational
Environment Measure (DREEM). Analisis data dilakukan menggunakan uji Mann-Whitney
untuk mengidentifikasi perbedaan antara jenis kelamin. Hasil nilai total DREEM
menunjukkan lingkungan yang lebih positif daripada negatif dengan ruang untuk perbaikan
(127/200). Nilai skor dari kelima sub-skala DREEM mengindikasikan persepsi yang lebih
positif. Nilai total rerata DREEM mahasiswa perempuan (128,16) lebih tinggi dibandingkan
dengan laki-laki (126,13) namun tidak terdapat perbedaan bermakna antara persepsi terhadap
lingkungan pembelajaran berdasarkan jenis kelamin. Simpulan: Mahasiswa kedokteran
Unsrat memiliki persepsi positif terhadap lingkungan pembelajaran. Peningkatan kualitas
secara berkala dan inovasi merupakan hal yang esensial dalam pendidikaan kedokteran.
Kata kunci: lingkungan pembelajaran, pendidikan kedokteran, DREEM
Tompodung: Persepsi mahasiswa terhadap lingkungan pembelajaran ...

Fakultas Kedokteran Unsrat menerapkan Penelitian ini bertujuan untuk menilai


Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) persepsi mahasiswa Fakultas Kedokteran
sejak tahun ajaran 2007/2008 dan Unsrat terhadap lingkungan pembelajaran
dievaluasi berkala menjadi kurikulum 2012 pada tahun akademik 2016/2017.
dan 2016 dengan berpatokan pada Standar
Kompetensi Dokter dan Standar METODE PENELITIAN
Pendidikan Profesi Dokter yang dikeluar- Jenis penelitian ini ialah analitik
kan oleh Konsil Kedokteran Indonesia dengan desain potong lintang terhadap
(KKI). Kurikukum merupakan suatu hal mahasiswa program studi kedokteran
yang holistik, inklusif, dan komprehensif umum FK UNSRAT. Mahasiswa diminta
dalam suatu pendidikan.1 Karena memiliki mencantumkan usia, semester, dan jenis
aspek holistik dan komprehensif maka kelamin. Penelitian ini dilaksanakan pada
kurikulum dapat didefinisikan sebagai bulan Oktober 2016 di Fakultas Kedokteran
segala sesuatu yang terjadi dalam kelas, (FK) Unsrat, Manado, Sulawesi Utara.
departemen, fakultas, pendidikan kedok- Populasi target ialah mahasiswa kedokteran
teran, atau seluruh universitas sebagai suatu tahap akademik FK Unsrat angkatan 2013
keseluruhan.1 hingga angkatan 2015, yang bersedia dan
Penilaian lingkungan pembelajaran melengkapi kuesioner DREEM. Pengam-
merupakan implementasi dari pelaksanaan bilan sampel dilakukan secara total
sebuah kurikulum.2 Lingkungan pembela- sampling.
jaran sendiri merupakan manifestasi nyata Instrumen DREEM terdiri dari 50 butir
dari kurikulum dan konseptualisasi dari pertanyaan dan dikelompokkan menjadi 5
lingkungan, pendidikan dan organisasi, sub-skala penilaian yaitu:7 12 item persepsi
yang mencakup segala sesuatu yang terjadi mahasiswa terhadap proses pembelajaran
dalam pendidikan kedokteran.2 Federasi dengan skor maksimum 48, 11 item
Dunia untuk Pendidikan Kedokteran atau persepsi mahasiswa terhadap pengajar
World Federation for Medical Education dengan skor maksimum 44, 8 item persepsi
(WFME) menganggap lingkungan mahasiswa terhadap prestasi akademik
pembelajaran sebagai salah satu area yang dengan skor maksimum 32, 12 item
harus ditargetkan ketika mengevaluasi persepsi mahasiswa terhadap suasana
program pendidikan kedokteran.3 Selain itu pembelajaran dengan skor maksimum 48,
lingkungan pembelajaran perlu dievaluasi dan 7 item persepsi mahasiswa terhadap
karena terbukti memengaruhi keberhasilan kehidupan sosial dengan skor maksimum
akademik mahasiswa, perkembangan peri- 28. Penilaian dilakukan mengguna-kan
laku pembelajar, dan pencapaian tujuan skala Likert dari skor 0 untuk sangat tidak
suatu institusi.4,5 setuju sampai dengan skor 4 untuk sangat
Persepsi mahasiswa terhadap setuju. Untuk pertanyaan yang bersifat
lingkungan pembelajaran dapat diukur negatif yaitu pertanyaan nomor 4, 8, 9, 17,
salah satunya dengan instrumen Dundee 25, 35, 39, 48, 50, pemberian skoring yang
Ready Education Environment Measure diberikan akan terbalik. Hasil penilaian
(DREEM) yaitu suatu instrumen total skor DREEM dikategorikan sebagai
pengukuran yang valid dan reliabel yang berikut:7 0-50 (sangat tidak memuaskan),
dirancang untuk mengukur lingkungan 51-100 (terdapat masalah), 101-150 (lebih
pembelajaran pendidikan dokter dan banyak hal positif daripada negatif), dan
profesi kesehatan lain.6 Selain dapat 151-200 (sangat memuaskan).
mengukur lingkungan pembelajaran,
instrumen DREEM dapat mengidentifikasi HASIL PENELITIAN
kelemahan lingkungan pembelajaran suatu Penelitian ini berhasil mengumpulkan
institusi sehingga dapat dilakukan total 311 dari 435 mahasiswa (71,5%),
perubahan dalam kurikulum dan dengan distribusi semester 3 (tahun 2015)
meningkatkan kualitas pembelajaran.6 68% dari total 110 mahasiswa, semester 5
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 5, Nomor 2, Juli-Desember 2017

(tahun 2014) 56% dari total 77 mahasiswa, Smirnov tidak normal, sehingga disajikan
dan semester 7 (tahun 2013) 77% dari total dalam bentuk nilai median (maksimun-
248 mahasiswa. Rentang usia subyek yang minimum). Persepsi mahasiswa terhadap
termuda ialah 17 dan tertua 22 tahun. lingkungan pembelajaran dan subskalanya
Sebagian besar subyek berjenis kelamin berdasarkan jenis kelamin, “lebih banyak
perempuan (65%) (Tabel 1). positif dibanding dengan negatif”. Untuk
Total rerata DREEM menunjukkan menilai perbedaan signifikan persepsi
bahwa persepsi mahasiswa terhadap mahasiswa terhadap lingkungan pembela-
kondisi keseluruhan fakultas mencapai skor jaran antara mahasiswa laki-laki dan
127,45. Hal ini berarti persepsi mahasiswa perempuan, maka dilakukan uji Mann-
terhadap lingkungan pembelajaran di Whitney. Berdasarkan uji Mann Whitney,
UNSRAT bersifat lebih banyak positif tidak terdapat perbedaan bermakna antara
daripada negatif serta masih perlu persepsi mahasiswa laki-laki dan
perbaikan (Tabel 2). perempuan terhadap lingkungan
Sebaran data persepsi berdasarkan pembelajaran dan subskalanya (P > 0,05)
jenis kelamin dengan analisis Kolmogorof- (Tabel 3).

Tabel 1. Karakteristik dasar subyek


Karakteristik subyek n = 311 % Rerata±SB
Jenis kelamin
Laki-laki 109 35,0%
Perempuan 202 65,0%
Semester
3 75 24,1%
5 43 13,8%
7 31 62,1%
Usia (tahun) 20±1

Tabel 2. Persepsi mahasiswa terhadap lingkungan pembelajaran di FK Unsrat


Rerata±SB Intepretasi
Lingkungan pembelajaran 127,45±16,22 Lebih banyak positif dibanding negatif
Proses pembelajaran 30,63±4,31 Proses berlangsung baik dan dapat ditingkatkan
Pengajar 27,93±4,46 Pengajar melaksanakan tugasnya dengan baik
Prestasi akademik 22,94±3,12 Mahasiswa merasa prestasi akademiknya baik
Suasana pembelajaran 28,70±5,21 Suasana pembelajaran yang positif mendorong
pembelajaran
Kehidupan sosial 17,24±2,98 Lingkungan kampus yang positif mendorong
pembelajaran

Tabel 3. Perbandingan persepsi mahasiswa terhadap lingkungan pembelajaran berdasarkan jenis


kelamin
Laki-laki Perempuan P Mann-
Median (min-maks) Whitney
Lingkungan pembelajaran (Maks 200) 127,00 (77-189) 128,00 (62-177) 0,184
Proses pembelajaran (Maks 48) 30,00 (16-43) 32,00 (11-43) 0,114
Pengajar (Maks 44) 28,00 (15-43) 28,00 (5-40) 0,148
Prestasi akademik (Maks 32) 23,00 (8-31) 23,00 (13-32) 0,649
Suasana pembelajaran (Maks 48 ) 29,00 (13-46) 28,00 (4-56) 0,465
Kehidupan Sosial (Maks 28) 17,00 (8-26) 18,00 (8-22) 0,992
Tompodung: Persepsi mahasiswa terhadap lingkungan pembelajaran ...

BAHASAN inovasi pembelajaran dengan pendekatan


Kuesioner DREEM yang digunakan student-centered.12 Strategi pembelajaran
pada penelitian ini telah diterjemahkan ke dengan KBK dilaksanakan di FK Unsrat
dalam bahasa Indonesia dan memiliki sejak tahun 2007. Dalam metode
validitas dan reliabilitas yang baik. Pada pembelajaran terdapat kelas kecil yaitu
penelitian sebelumnya terbukti DREEM kelas tutorial untuk mendorong pendekatan
memiliki reliabilitas yang sangat tinggi student-centered. Dalam kelas tutorial
(Crönbach’s alpha > 0,7),8,9 dan untuk mahasiswa diberikan masalah sesuai
penelitian ini didapatkan koefisien sasaran pembelajaran dan didorong untuk
reliabilitas alfa 0,804 yang juga termasuk berdiskusi menyelesaikan masalah yang
dalam kategori reliabilitas sangat tinggi. diberikan. Selain tutorial, metode pembela-
Pengukuran dengan menggunakan jaran lain yang dilakukan ialah kuliah
kuesioner DREEM yang diisi oleh 311 pakar. Pendekatan student-centered pada
responden menunjukkan rerata skor kuliah pakar belum efektif dilakukan.
DREEM ialah 127,45 (SB 16,22) dari skor Metode pembelajaran tutorial dapat
maksimal 200. Hasil ini menunjukkan menjadi salah satu alasan bagi mahasiswa
persepsi lingkungan pembelajaran ‘lebih untuk memberikan hasil skor DREEM
positif daripada negatif’. Menurut McAleer lebih banyak positif dibandingkan negatif
dan Roff rerata skor DREEM (101-150) tapi belum mendapatkan angka yang
mengindikasikan lingkungan pembelajaran maksimal karena kuliah pakar belum
yang positif namun masih terdapat medorong pendekatan student centered.
beberapa hal yang peru diperbaiki.6 Faktor kedua yaitu perbedaan program
Hasil ini hampir sama dengan penerimaan dalam pendidikan kedokteran.
penelitian sebelumnya yang dilakukan di Program penerimaan mahasiswa kedok-
FK Unsrat10 pada tahun 2010 (123) dan teran di FK Unsrat mengikuti program
Universitas Indonesia9 pada tahun 2008 penerimaan nasional, terdiri dari jalur
(120,10). Hasil rerata skor DREEM pada Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
penelitian ini masih lebih tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama
dibandingkan hasil yang dilaporkan di Masuk Perguruan Tinggi Negeri
Universitas Suez Canal Mesir (113,8),1 (SBMPTN), dan jalur mandiri. Perbedaan
India (107,44),5 Universitas King Abdul program penerimaan menurut Youssef et
Aziz Saudi Arabia (102),11 dan Universitas al.1 dapat memberikan perbedaan dalam
San’a (100).11 Sebaliknya, hasil ini masih kriteria penerimaan mahasiswa dan
lebih rendah daripada di Australia,12 Ingris, ekspektasi yang berbeda dari mahasiswa
dan Universitas Tanjung Pura Indonesia.12- terhadap lingkungan pembelajaran.
14
Faktor-faktor lain yang dapat
Banyak faktor yang dapat menjelaskan meningkatkan nilai DREEM dapat dilihat
perbedaan nilai skor DREEM ini. Pertama, melalui berbagai penelitian lain yang
strategi pembelajaran problem based memiliki nilai DREEM tinggi. Hasil
learning (PBL) terbukti lebih meningkat- penelitian Varma et al.14 di delapan rumah
kan nilai lingkungan pembelajaran sakit pendidikan Ingris mendapatkan rerata
dibandingkan strategi pembelajaran skor DREEM 139. Menurut Varma hasil
konvensional.1 Hal ini karena pada pada yang lebih positif ini karena adanya
strategi pembelajaran PBL terdapat pembelajaran yang komprehensif dan
pendekatan yang mendorong mahasiswa penilaian diri secara formatif selama proses
untuk lebih bermotivasi dan bertanggung pembelajaran dengan mengikuti panduan
jawab terhadap lingkungan pembelajaran- melalui buku pegangan maupun panduan
nya sendiri.1,13 Brown dalam penelitiannya yang berbasis elektronik. Hasil skor
mendapatkan hasil DREEM yang sangat DREEM yang tinggi lainnya didapatkan di
baik yaitu rerata skor DREEM 137,3. Hasil Universitas Tanjung Pura Indonesia yaitu
ini menurut Brown karena diterapkannya 142,55. Menurut Arundina et al.13 beberapa
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 5, Nomor 2, Juli-Desember 2017

hal yang mendukung lingkungan didapatkan pada penelitian di Australia12


pembelajaran di Universitas Tanjung Pura, dan Pakistan.15 Sebaliknya, Abraham
antara lain: penggunaan strategi melaporkan bahwa persepsi mahasiswa
pembelajaran PBL, dosen yang berpenga- laki-laki terhadap lingkungan pembelajaran
laman sebagai fasilitator, dan sarana lebih baik dibandingkan mahasiswa
prasarana yang mendukung seperti perempuan di India.16
tersedianya laboratorium uji kompetensi Hasil penelitian ini juga menunjukkan
berbasis komputer dan berbasis tidak adanya hubungan bermakna antara
ketrampilan (OSCE). jenis kelamin dengan persepsi lingkungan
Nilai rerata pada tiap subskala belum pembelajaran dan subskala persepsi
memberikan hasil yang maksimal, namun terhadap pengajar, prestasi akademik,
menunjukkan hasil yang cukup baik. Pada suasana pembelajaran, dan kehidupan sosial
subskala proses pemebelajaran, nilai rerata (P < 0,05). Hal ini mungkin dikarenakan
30,63 menunjukkan persepsi yang lebih mahasiswa laki-laki dan perempuan
positif. Pada subskala pengajar, nilai memiliki kemampuan yang sama dalam
reratanya 27,93, yang berarti staf pengajar mengikuti proses pembelajaran.1
telah melaksanakan tugasnya dengan baik.
Subskala prestasi akademis memberikan SIMPULAN
nilai rerata 22,94 yang berarti mahasiswa Lingkungan pembelajaran di FK
merasa prestasi akademiknya positif. Unsrat yang telah menerapkan PBL sejak
Subskala suasana pembelajaran dengan tahun 2007, dinilai mahasiswa dengan nilai
rerata 28,70 menunjukkan suasana rerata DREEM 127,45 atau lingkungan
pembelajaran yang kondusif untuk pembelajaran yang lebih banyak positif
meningkatkan proses pembelajaran. daripada negatif.
Subskala kehidupan sosial dengan rerata
17,24 menunjukkan lingkungan institusi SARAN
yang mendukung proses pembelajaran. Faktor penting yang perlu dipertim-
Seluruh hasil ini berada pada rentang nilai bangkan untuk meningkatkan lingkungan
satu tingkat di bawah rentang nilai yang pembelajaran yaitu pembelajaran dengan
sangat baik. Untuk meningkatkan pendekatan student-centered, manajemen
lingkungan pembelajaran di FK Unsrat, asesmen/penilaian formatif, kesuksesan
evaluasi kurikulum melalui evaluasi strategi pembelajaran PBL dengan
lingkungan pembelajaran juga perlu tersedianya dosen berpengalaman dan
dilakukan secara berkala. Hal ini bertujuan sarana prasarana yang mendukung. Selain
untuk terus memperbaiki kekurangan itu evaluasi lingkungan pembelajaran
dalam kurikulum sehingga menghasilkan secara berkala penting untuk dilakukan
lingkungan pembelajaran yang optimal untuk mengevaluasi kelebihan dan
untuk meraih prestasi akademik yang kekurangan dari kurikulum dan
maksimal.1 memperbaikinya.
Hasil penelitian menunjukkan
mahasiswa laki-laki dan perempuan di FK DAFTAR PUSTAKA
UNSRAT mempersepsikan lingkungan 1. Youssef WT, Mohamed Y, Wazir E, Ghaly
pembelajaran dengan hasil ‘lingkungan MS, Aly R, Khadragy E. Evaluation
pembelajaran yang lebih banyak positif of the learning environment at the
daripada negatif’ (101-150) dengan median Faculty of Medicine, Suez Canal
laki-laki sedikit lebih rendah daripada University : Students’ perceptions.
Intellect Prop Rights Open Access.
perempuan (total median skor DREEM 2013;1(1):1-7.
perempuan 128 sedangkan laki-laki 127). 2. Genn JM. AMEE Medical Education Guide
Persepsi mahasiswa kedokteran perempuan No. 23 (Part 1): Curriculum,
terhadap lingkungan pembelajaran lebih environment, climate, quality and
baik daripada mahasiswa laki-laki
Tompodung: Persepsi mahasiswa terhadap lingkungan pembelajaran ...

change in medical education - a unifying change. Med J Indones. 2008;17(1):57-


perspective. Med Teach. 2001;23(5): 63.
445-54. 10. Wowor PM, Mewo YM, Dehoop JJ,
3. World Federation for Medical Education. Manoppo FP, Memah MF. Persepsi
Basic Medical Education WFME Global mahasiswa terhadap atmosfir pendidikan
Standards for quality improvement. di Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Copenhagen: WFME, 2007; p. 9-16. Ratulangi. J Perpipki. 2011;2:1-8.
4. Wayne SJ, Fortner SA, Kitzes JA, Timm 11. Al-hazimi A, Zaini R, Karunathilake I,
C, Kalishman S. Cause or effect? The Roff SUE, Aleer SMC, Davis M.
relationship between student perception Educational environment in traditional
of the medical school learning and innovative medical schools: a study
environment and academic performance in four undergraduate Medical Schools.
on USMLE Step 1. Med Teach. 2004;17(2):192-203.
2013;35(5):376-80. 12. Brown T, Williams B, Lynch M. The
5. Mayya SS, Roff SUE. Students ’ perceptions Australian DREEM: evaluating student
of educational environment : a perceptions of academic learning
comparison of academic achievers and environments within eight health science
under-achievers at Kasturba Medical courses. Int J Med Educ. 2011;2:94-101.
College, India. Educ Heal. 2004;17(3): 13. Arundina A, Tejoyuwono T, Armyanti I,
280-291. Nugraha RP. Gambaran evaluasi
6. McAleer S, Roff S. Learning environment. penilaian mahasiswa program. J
In: Dent JA, Harden RM, editors. A Pendidik Kedokt Indones. 2015;4(3):
Practical Guide for Medical Education 109-114.
(4th ed). Churcil Livingstone Elsevier, 14. Varma R, Tiyagi E, Gupta JK.
2013; p. 392-9. Determining the quality of educational
7. Miles S, Swift L, Leinster SJ. The Dundee climate across multiple undergraduate
Ready Education Environment Measure teaching sites using the DREEM
(DREEM): a review of its adoption and inventory. BMC Med Educ. 2005;5(1):8.
use. Med Teach. 2012;34(9):620-634. 15. Rehman R, Ghias K, Fatima SS, Hussain
8. Leman MA. Construct validity assessment of M, Alam F. Dream of a conducive
Dundee Ready Educational Environment learning environment: one DREEM for
Measure (DREEM) in a school of all medical students! J Pak Med Assoc.
dentistry. Pendidik Kedokt Indones. 2017;67(1):7-11.
2017;6(43):11-9. 16. Abraham R, Ramnarayan K, Vinod P,
9. Soemantri D, Roff S, McAleer S. Student Torke S. BMC Medical Education.
perceptions’ of the educational 2008;5(Mmmc):1-5. doi:10.1186/1472-
environment in the midst of curriculum 6920-8-20.

You might also like