You are on page 1of 8

ANALISIS KOMODITI JAGUNG (ZEA MAYS L)

Asmina Herawaty Sinaga


Dosen. Kopertis Wil. I dpk.Fakultas Pertanian Universitas Darma Agung

ABSTRACT

Competitiveness Analysis of Comodity Maize (Zea Mays L). Studi Case : Pancur Batu
subdistrict , Deli Serdang , Sumatera Utara. Based on the test results of the research with the
Policy Analysis Matrix (PAM) is obtained that: (a). Pripat Propitability ( PP ) = D =7.09998
million . means : sistem propit commodities gained at the expense of normal. (b) Sosial
Propitability (SP) = H = 8722322 .means commodity corn has a comparative advantage
(comparative advantage). (c) Komoditi corn in the study area has a competitive advantage.
(d). Domestic Resource Cost Ratio (DRCR) = G/(EF) = 3,936,319 / 8,722,322 = 0.4513 < 1
means that the system implemented prosses a competitive advantage. (e). Output transper :
OT = AE = 4290361 > 0 means no transper from the public to the manufacturer. (f).
Protection .Nominal coeficient on Output (NPCO) = A/E = 0.7667 < 1 means that the
goverment’s policy is not protective. (g). Transper Input (TI) = B – F = 1622343 > 0 means
there transper input of agricultural producers to farmers in the form of tradable inputs. (h).
Protection. Nominal Coeficient on Input (NPCI) = B/F = 0.6610 <1 means there is subsidy on
tradable inputs. (i). Transper Factor (FT) = CG = 0 means no transper from farmers to
manufacturers of non tradable inputs. (j). Effective Protection Coeficient (EPC) = (AB) / (EF)
= 0814 < 1 then concluded protectivePolicy. (k). Net Transper (NT) = DH = 1622342 > 0
means no additional producer surplus due to government policy againist domestic
agricultural commodities. (l). Profitability coefficient (PC) = D/H = 0.814 < 0 means that the
government’s policy is not to provide incentives to producers. (m). Subsidy Ratio to Producer
(SRP) = L/E = 1,622,342 / 18,391,130 = 0.0882 means that the proportion of revenues to the
social price for a replacement policy is very low. (n). Usahatani corn in the area of research
has been eisien.

Keywords : corn commodity competitiveness.

Pendahuluan - Super Divisi : Spermatophyta


(Menghasilkan
Tanaman jagung merupakan Biji)
tanaman semusim, termasuk family - Divisi : Magnoliophyta
rumput-rumputan (graminae) yang (Tumbuhan
memiliki nama latin Zea mays linn. Berbunga)
Klasifikasi Tanaman Jagung (Zea - Kelas : Liliopsida
Mays L) (Berkeping
Satu/Monokotil)
- Kingdom : Plantae - Sub Kelas : Kommolinidae
(Tumbuhan) - Ordo : Poales
- Sub Kingdom : Tracheobionta - Family : Poaceae (Suku
(Tumbuhan Berpembuluh) Rumput-
Rumputan)

JURNAL DARMA AGUNG Volume XXVI, Nomor 1, April 2018: 319 - 325 318
- Genus : Zea untuk membantu petani dalam
- Spesies : Zea Mays L meminimalkan biaya dalam memperoleh
input usahatani jagung. Harga output
Sistem usahatani jagung secara tidak usahatani jagung akan mempengaruhi
langsung dipengaruhi oleh kondisi yang penerimaan petani dari hasil
terjadi pada lingkungan ekonomi, baik berusahatani jagung. Kebijakan
lingkungan ekonomi domestic maupun Pemerintah bagi harga output bertujuan
lingkungan ekonomi dunia. Pergolakan untuk melindungi petani dari kerugian
yang terjadi pada lingkungan ekonomi akibat harga output terlalu rendah, yang
dunia akan mempengaruhi kondisi mempengaruhi penerimaan. Namun,
lingkungan ekonomi domestik. Pengaruh kebijakan tersebut masih belum
lingkungan ekonomi dunia salah satunya terlaksana dengan efektif dan harga
terlihat dari harga input dan output yang output masih tetap dipengaruhi oleh
terbentuk di pasar dunia. Lingkungan struktur pasar bagi komoditi jagung.
ekonomi dunia yang tidak stabil akan
membuat harga dunia input dan output Komponen penerimaan, biaya dan
usahatani jagung menjadi tidak stabil pendapatan usahatani jagung akan
pula, yang kemungkinan mampu dianalisis secara finansial dan ekonomi
menimbulkan kerugian maupun dengan menggunakan analisis secara
keuntungan bagi para pelaku pasar finansial dan ekonomi dengan
dunia. menggunakan analisis PAM untuk
mengetahui keunggulan komparatif dan
Untuk meminimalkan pengaruh kompetitif usahatani jagung. Selain itu,
negatif dari lingkungan ekonomi dunia dilakukan analisis sensitivitas untuk
yang tidak stabil, pemerintah melakukan mengetahui dampak kebijakan
campur tangan dalam mengendalikan pemerintah terhadap keunggulan
kondisi pasar domestic bagi input dan komparatif dan kompetitif usaha tani
output usahatani jagung, salah satunya jagung.
dengan menetapkan kebijakan bagi
harga input dan output usahatani jagung. Kombinasi penggunaan faktor-
faktor produksi usahatani jagung di
Kebijakannya tersebut bertujuan usahakan sedemikian rupa agar dalam
untuk menjaga agar harga input dan jumlah tertentu menghasilkan produksi
output usahatani jagung yang terbentuk maksimum.Tindakan ini berguna untuk
dipasar tetap stabil. Selain kebijakan memperkirakan profitabilitas suatu
harga, pemerintah juga menetapkan usahatani terhadap pemanfaatan
kebijakan lainnya yang mempengaruhi sumberdaya yang ada.
kegiatan usahatani jagung, diantaranya
kebijakan subsidi, pajak dan tingkat suku Tujuan Penelitian
bunga.
1. Menganalisis aspek profitabilitas
Harga input usahatani jagung akan usahatani jagung (Zea Mays L) di
mempengaruhi total biaya yang daerah penelitian.
dikeluarkan petani dalam proses 2. Menganalisis keunggulan komparatif
usahatani. Kebijakan yang ditetapkan dan kompetitif usahatani jagung (Zea
pemerintah bagi harga input bertujuan Mays L) di daerah penelitian.

319 Analisis komoditi jagung (zea mays l)


(Asmina Herawaty Sinaga)
3. Menganalisis pendapatan petani keunggulan Kompetitif dan
jagung (Zea Mays L) di daerah sebaliknya jika PCR > 1, berarti
penelitian. system komoditi tidak memiliki
keunggulan kompetitif.
Hipotesis Penelitian
Dianalisis dengan menggunakan nisbah
1. Adanya aspek profitabilitas usahatani atau perbandingan antara penerimaan
jagung (Zea Mays L) di daerah dengan biaya (Revenue Cost Ratio).
penelitian. Secara sistematis untuk menghitung
2. Adanya aspek keunggulan komparatif pendapatan usahatani dapat ditulis
kompetitif usahatani jagung (Zea sebagai berikut :
Mays L) di daerah penelitian. π = Y·Py - ∑ Xi·Pxi – BTT
3. Adanya pendapatan petani jagung keterangan :
(Zea Mays L) di daerah penelitian. π = Pendapatan (Rp)]
Metode Analisis Y = Hasil Produksi (Kg)
Py = Harga hasil produksi (Rp)
Hipotesis 1 di analisis dengan Xi = Faktor produksi (I = 1,2,3,….,n)
menggunakan Analisis Keuntungan: Pxi = harga factor produksi ke-I (Rp)
BTT = Biaya tetap total
a. Private Provitability (PP) : D = A – ∑ = Nilai Total
(B+C) Apabila D > 0, Berarti Untuk mengetahui usahatani
sistem komoditi memperoleh menguntungkan atau tidak secara
profit atas biaya normal yang ekonomis dapat dianalisis dengan
mempunyai implikasi bahwa menggunakan nisbah atau perbandingan
komoditi itu mampu ekspansi, antara penerimaan dengan biaya
kecuali apabila sumber daya (Revenue Cost Ratio).
terbatas atau adanya komoditi Secara matematis dapat
alternative yang lebih dirumuskan sebagai berikut:
menguntungkan. R/C = PT / BT
b. Social Provitability (SP) : H = E – Keterangan :
(F+G) Keuntungan social R/C = Nisbah penerimaan dan biaya
merupakan indicator keunggulan PT = Penerimaan total (Rp)
komparatif (Comparative BT = Biaya Total (Rp)
advantage) dari system komoditi Adapun kriteria pengambilan
pada kondisi tidak ada divergensi keputusan adalah sebagai berikut :
baik akibat kebijakan pemerintah a. Jika R/C > 1, maka usahatani
maupun distorsi pasar. mengalami keuntungan karena
Hipotesis 2 di analisis dengan penerimaan lebih besar dari biaya.
menggunakan Keunggulan Kompetitif b. Jika R/C < 1, maka usahatani
mengalami kerugian karena
Private Cost Ratio (PCR) dan Komparatif
penerimaan lebih kecil dari biaya.
Domestic Resource Cost Ratio (DRCR).
c. Jika R/C = 1, maka usahatani
a. Private Cost Ratio (PCR) = C/ (A- mengalami impas karena penerimaan
B) : Jika PCR < 1, Berarti system sama dengan biaya.
komoditi yang diteliti memiliki

JURNAL DARMA AGUNG Volume XXVI, Nomor 1, April 2018 : 319 - 325 320
Hasil Penelitian dan Pembahasan benih jagung diperoleh sebesar Rp
Ekonomi Usahatani Jagung 91.304,34.Perhitungan ini dilakukan
Metode Penentuan Harga Bayangan dengan asumsi bahwa benih memiliki
aspek quality control.
1. Harga Bayangan Output Harga pripat dan social (harga
Harga bayangan ouput bayangan) herbisida dan pestisida cair
ditentukan berdasarkan harga maupun pupuk organik merupakan
perbatasan (border price) dipelabuhan harga actual di daerah penelitian (Rp
terdekat (Belawan). Harga border price 62.000/liter dan Rp 65.000/bks (kg). Hal
output (FOB) dipelabuhan adalah US ini didasari asumsi bahwa border price
270/ton. Setelah dikonversi ke nilai Rp hanya pada pembuatan komponen atau
(1 USS = Rp 9,750 (tahun 2010) maka bahan bakku pembuatan pestisida
diperoleh harga FBO = Rp 2.632,5. maupun pupuk organic cair tersebut,
Selanjutnya ditambah biaya bongkar sehingga sulit untuk menentukan harga
muat di pelabuhan dan biaya angkut dan bayangan berdasarkan border price
penanganan sampai ke bahan baku. Selain itu pestisida dan
kabupaten/kecamatan sehingga pupuk organik tidak mendapatkan
diperoleh harga sosial output jagung subsidi dari pemerintah.
ditingkat petani sebesar Rp 3000/kg. Peralatan seperti cankul, parang,
2. Harga Bayangan Lahan goni, alat pipil dan lain-lain merupakan
Dalam penelititan ini harga produk domestik.Oleh karenanya harga
banyangan lahan adalah nilai sewa lahan bayangannya didasarkan pada harga beli
yang berlaku umum didaerah setempat. dan harga sewa actual di daerah
Hal ini didasari asumsi bahwa penelitian.
mekanisme pasar lahan di pedesaan 4. Harga Bayangan Tenaga Kerja
berjalan dengan baik. Sehingga diperoleh Harga bayangan upah tenaga
harga lahan rata-rata Rp 1.750.000. kerja didasari dengan harga actual
3. Harga Bayangan Sarana Produksi (pripat), kecuali pengolahan tanah
Harga bayangan pupuk karena menggunakan traktor yang
menggunakan pendekatan harga dipasar diimpor dari luar.
bebas, harga yang bebas dari pengaruh
distorsi kebijakan subsidi oleh Analisis Policy Analisis Matriks (PAM)
pemerintah. Maka harga sosial urea Rp atau Matrik Analisis Kebijakan
4150/kg, TSP Rp 7.600/kg. KCL Rp Uraian Peneri Input Input Keun
8.560/kg, Za Rp 3.710/kg.Harga maan Tradable Non tunga
Trad n
bayangan (social) bibit jagung didekati able
dari harga bayangan komoditi Nilai 14.100. 3.163.660 3.936. 7.099.
output.Dihitung berdasarkan rata-rata Finansial 769 (A) (B) 319 980
(Pripat (C) (D)
harga actual benih jagung dilokasi Price)
penelitian Rp 70.000/kg, kemudian Nilai 18.391. 4.786.003 3.936. 8.722.
dibagi dengan rata-rata harga jual jagung Ekonomi 130 (E) 319 322
(Sosial (G) (H)
pipilan dilokasi penelitian Rp 2300, Price)
selanjutnya dikali dengan harga Divergens (OT) (IT) = - (FT) (NT)
i/Dampa =4.290. 1.622.343 K=0 L=
bayangan jagung pipilan (output) k 361 Npci = 1.622.
sebesar Rp 3000.Sehingga harga social kebijakan NPCO 0,6610 342=
Pemerint =A/E 2.668.

321 Analisis komoditi jagung (zea mays l)


(Asmina Herawaty Sinaga)
ah dan =0,766 018 Harg Biaya Biaya
distorsi 7 PC = a Sarana Harg Saran
Ju
pasar 0.814. Fina Produ a a
Kegiat m
No nsial ksi Sosia Prod
an la
(Priv Finans l uksi
Penggunaan Sarana Produksi Usahatani h
at) ial (Rp) Sosia
Jagung Kecamatan Pancur Batu, Tahun Rp (Rp) l (Rp)
2014. Input Tradable (A)
1 Pengol 7, 70.00 53276 104.0 791.5
ahan 6 0 0,83 00 30
Biaya Har
Biaya tanah 1
Harga Saran Jumlah 53276 791.5
Sara Sarana ga
Finans a 0,83 30
N na Jum Produk Sosi
ial Produ
o Prod lah
(Priva
si al
ksi Input Non
uksi Finansi (Rp Tradable (B)
t) Rp Sosial
al (Rp) ) 2 Pengol 4, 70.00 33726 70.00 3327
(Rp)
Input Tradable (A) ahan 7 0 0 0 60,83
1 Beni 15,1 70.000 108500 91.3 1.415. tanah 5
h 5 0 04,3 217,27 3 Penan 7, 70.00 54400 70.00 5440
(Kg) 4 aman 9 0 0 0 00
2 Urea 205, 2500 513.750 4.15 852.82 1
(Kg) 50 0 5
4 Pemeli 6, 70.00 458.04 70.00 458.0
3 TSP 105, 3600 382500 7.60 804.84
(Kg) 90 0 0 haraa 5 0 2 0 42
4 KCL 64,0 7.000 448490 856 548.43 n 4
(Kg) 7 0 9,2 5 Peman 8, 70.00 59633 70.00 5963
5 ZA 100, 201.160 371 373.15 enan 5 0 2 0 32
58 0 1,8 2
Jumlah 2.630.9 3.994. Jumlah 1.663. 1.663
00 437,2 769 .769
7
Total (A+B) 2.196. 2.455
Input
Non 530 .299
Tradable
(B)
6 Grom 2,90 62.000 180000 62.0 18000
Biaya tenaga kerja terbesar
oxon 00 0 adalah pemanenan (Rp 865.521,66) dan
(liter
) biaya terendah adalah pemeliharaan
7 Gran 2,50 35.500 88430 35.5 88430 yaitu Rp 458.042, -.
dasil 00
Jumlah 268.430 268.4 Biaya Penyusustan Alat Pertanian
30 Usahatani Jagung Kecamatan Pancur
Total 2.899.3 4.262.
(A+B) 30 903,2 Batu, Tahun 2014.
7
Menunjukkan biaya benih dan
Biaya
merupakan komponen biaya tertinggi Biaya
Penyu
usahatani jagung yaitu Rp Ju Penyusu
sutan
No Kegiatan ml tan alat
1.225.000.Penggunaan pupuk tertinggi alat
ah Finansia
adalah pupuk urea. Rata-rata 205,5 kg Sosial
l (Rp)
dan biaya Rp 628.625. Kemudian SP-36 (Rp)
105,90 kg dengan biaya Rp 382.500 dan Input Non Tradable (B)
1 Cangkul 5,0 532760,8 791.5
terendah KCL yaitu 64.07 kg dan biaya
(Unit) 3 30
Rp 466.667,-. Sedangkan pupuk buah 2 Parang 5,6 532760,8 791.5
gandasil adalah sebesar 2,5 bungkus kg (Unit) 7 3 30
dengan biaya 88.430,-. 3 Goni 28, - -
Biaya Tenaga Kerja Usahatani Jagung (Unit) 66
Kecamatan Pancur Batu, Tahun 2015 4 Lain-lain 4,0 332760 33276
0,83

JURNAL DARMA AGUNG Volume XXVI, Nomor 1, April 2018 : 319 - 325 322
5 Jumlah 254.120 254.1 dalam komponen biaya
20 produksi.Besarnya biaya sewa lahan
adalah Rp 1.750.000. Biaya produksi
Biaya penyusutan alat dihitung total rata-rata Rp 6.878.496.
berdasarkan harga pembelian dibagi
Produksi, biaya Produksi, Penerima
jangka ekonomis.
dan Pendapatan Bersih.
Besarnya biaya produksi
usahatani jagung sangat dipengaruhi Produksi dalam hal ini adalah
oleh luas lahan, teknologi digunakan dan jagung pipil yang telah bentuk
pengelolaan usahatani tsb. basah.Sedangkan produktivitas adalah
Biaya Produksi Usatani Jagung kemampuan dari satuan luas lahan
Kecamatan Pancur Batu, Tahun 2014. usahatani untuk memberikan hasil
(dalam bentuk produksi fisik) sebagian
Biaya Rata- balas jasa atas sejumlah pengorbanan
Biaya Rata-
N Sarana rata
rata factor-faktor produksi yang telah
o Produksi Finansial
Sosial (Rp) diberikan diukur dengan Kg atau ton per-
(Rp)
1 Sarana hektar.
Produksi
Tradable 2.630.900 3.994.473,27 Produksi, Biaya Produksi Dan Harga
(A1)
Produksi Jagung Kecamatan Pancur Batu
Non 268.430 268.430
Tradable Tahun 2014
(B1)
Total (C1) 2.899.330 4.262.903,27 N Kompone Nilai Nilai
2 Tanaga o n finansial sosial
Kerja 1 Produksi 6.130,39 6.130,39
Tradable 532760,83 791.530 (kg)
(A2) 2 Harga jual 2300 3000
Non 1.663.769 1.663.769 rata-rata
Tradable (Rp)
(B2)
3 Penerima 14.1007.6 18.391.17
Total (C2) 2.196.530 2.455.299
an (Rp) 9 0
3 Penyusuta 254.120 254.120
n Alat (B3) 4 Biaya 7.099.980 8.722.322
produksi
4 Pajak 1.750.000 1.750.000
Lahan (B4) (Rp)
Jumlah A1, 3.163.660, 4.786.003,27
5 Pendapata 7.000.78 9.668.84
A2 83 (B) (F) n bersih 9 8
(Rp)
Jumlah B1, 3.936.319 3.936.319 (G)
B2, B3, B4 (C)
Total 7.099.980 8.722.322,27 Produksi rata-rata petani jagung
(A+B) adalah sebesar 6.130,39 kg. Harga rata-
rata penjualan sebesar Rp 2.300,-
Biaya saran produksi merupakan sehingga diperoleh penerimaan rata-rata
komponen biaya terbesar dalam sebesar Rp 14.1007.69. Penerimaan
usahatani jagung sebesar Rp petani dikurangi biaya produksi total
2.677.846.sebanyak 18 orang responden diperoleh pendapatan bersih dari
merupakan petani penyewa. Biaya sewa usahatani tersebut. Besarnya pendapatan
lahan turut memberi kontribusi besar

323 Analisis komoditi jagung (zea mays l)


(Asmina Herawaty Sinaga)
bersih rata-rata petani adalah Rp 10. Effective Protection Coeficient
7.222.273. (EPC) = (A-B)/(E/F) = 0.814 < 1
maka disimpulkan kebijakan
Kesimpulan dan Saran tidak bersifat protektif.
Kesimpulan 11. Net transper (NT) = D-H =
1.622.342 > 0 berarti ada
Berdasarkan analisis PAM diperoleh tambahan surplus produsen
kesimpulan sbr: akibat kebijakan pemerintah
1. Pripat Propitability (PP) = D = terhadap komoditi pertanian
7.099.980. berarti : sistem domestik.
komoditi memperoleh propit atas 12. Profitability Coeficient (PC) =
biaya normal. D/H = 0,814 < 0 berarti
2. Sosial Propitability (SP) = H = kebijakan pemerintah belum
8.722.322. berarti komoditi memberikan insentif kepada
jagung mempunyai keunggulan produsen.
komparatif (comparative 13. Subsidy Ratio to Producer (SRP)
advantage). = L/E = 1.622.342/18.391.130 =
3. Komoditi jagung di daerah 0,0882 berarti bahwa proporsi
penelitian memiliki keunggulan penerimaan pada harga sosial
kompetitif. untuk pengganti kebijakan
4. Domestic Resource Cost Ratio sangat rendah.
(DRCR) = G/ (E-F) = 14. Usahatani jagung di daerah
3.936.319/8.722.322 = 0,4513 < penelitian sudah eisien.
1 berarti sistem yang diterapkan
memiliki keunggulan kompetitif. Saran
5. Output Transper : OT = A-E =
4.290.361 > 0 berarti ada transfer Sehubungan dengan hasil
dari masyarakat ke produsen. penelitian maka penulis memberikan
6. Nominal Protection Coeficient on saran sebagai berikut :
Output (NPCO) = A/E = 0,7667 < 1. Bagi petani agar dapat
1 berarti kebijakan pemerintah meningkatkan penerimaan nya
tidak bersifat protektif. melalui peningkatan
7. Transper Input (TI) = B – F = produktivitas. Agar mampu
1.622.343 > 0 berarti ada bersaing di pasar Internasional.
transper input dari petani 2. Agar petani memanfaatkan
produsen kepada petani berupa kebijakan pemerintah khususnya
input tradable. subsidi pupuk sehingga harga
8. Nominal Protection Coeficient on menjadi bersaing dan komoditi
Input (NPCI) = B/F = 0,6610 < 1 jagung petani memiliki
berarti ada kebijakan subsidi keunggulan kompetitif.
terhadap input tradable.
9. Transper Faktor (FT) = C-G = 0
berarti tidak ada transper dari
petani ke produsen input non
tradable.

JURNAL DARMA AGUNG Volume XXVI, Nomor 1, April 2018 : 319 - 325 324
Daftar Pustaka Suryana, A. 2013. Keuntungan
Komparatif dalam Produksi Jagung di
Aninomous, 2014. Informasi Komoditi
Jawa
Tanaman Pangan. Departemen
Pertanian, Sumatera utara. Timur dan Lampung dengan
Analisa Penghematan Biaya Sumber
Badan Pusat Statistik Sumut
Daya.
Tahun(2013). Pengelolaan
Tanaman Terpadu. Departemen Domestic (BSD) 2013. Tesis Magister
Pertanian, Sumatera Utara. Sains. Sekolah Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Sumatera Utara (2014).
Departemen Pertanian, Sumatera
Utara.
Husodo, S. 2014, Pertanian Mandiri.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Rukmana. R,2014. Budidaya Jagung
Hibrida, Kanisius. Yogyakarta.
Suprapto, HS. 2014. Bertanam Jagung.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Warisno, 2014. Teknologi Budidaya
Jagung, Kanisius, Jakarta.
...............2014 Deli Serdang
Deli Serdang Dalam Angka 2014.
Badan Pusat Statistik Deli Serdang
Deliserdang, Pancur Batu.
Gittinger, J.P. 2013. Analisis Ekonomi
Proyek-Proyek Pertanian. Terjemahan.
Edisi Kedua. UI-Pres dan John
Hopkins, Jakarta.
Monke, E.A and S.K. Pearson.2014. The
Policy Analysis Matrix For
Agricultural Development.
Cornell University Press, Ithaca.
Pearson S, C. Gotsch dan S. Bahri. 2014.
Aplikasi Policy Analysis Matrix pada
Pertanian Indonesia.Terjemahan.
Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

325 Analisis komoditi jagung (zea mays l)


(Asmina Herawaty Sinaga)

You might also like