You are on page 1of 8

LANGKAH LANGKAH GURU DALAM PEMBELAJARAN ANAK AUTIS DI

SLB BINA ANAK BANGSA PONTIANAK

Woro Palupi, Aloysius Mering, Desni Yuniarni


Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FKIP Untan Pontianak
Email:woropalupi1988@gmail.com

Abstract
This study aimed to describe the steps the teacher in teaching children with autism in SLB
Bina Anak Bangsa Pontianak. To achieve the goal of the research conducted by the
descriptive method to one teacher of five children and used a qualitative approach. The
results showed that in planning the teacher made RPPH (Daily Lesson Plan) teacher
refers to the curriculum in 2013 and then adapted to the conditions, capabilities, and
needs of children with autism who will be selected jointly by the principal. Teachers also
prepare the class before implementing the learning activities ranging from chairs, tables,
kids games, tools and instructional media. Implementation of the learning activities of
teachers opening the event by congratulating the morning and follow the child, teachers
make eye contact with the child and guide children who have difficulty in learning.
Evaluation of learning provided as evaluation quarterly done every three months to see
the child's development, evaluation of results is more geared to the child's behavior at the
time to understand the material, the child's behavior to friends and school environment,
the evaluation process of teachers do every day or when learning activities take place ie
correcting or correcting the child's behavior. The research concluded that prior to
implementing the learning activities teachers make RPPH and adapts to the child's
condition, in the implementation of the teacher began by welcoming the arrival of a child
and make eye contact and learning evaluation consists of the evaluation process, the
evaluation results and a quarterly evaluation.

Keywords: Step By Step Learning, Autistic Children

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan usaha sadar pengalamannya. Anak-anak dengan
untuk mewujudkan proses pembelajaran gangguan autis biasanya kurang dapat
yang bertujuan agar peserta didik dapat merasakan kontak sosial. Mereka
mengembangkan kemampuan yang ada cenderung menyendiri dan menghindari
dalam dirinya meliputi kemampuan kontak dengan orang. Orang dianggap
kognitif, afektif, psikomotorik serta sebagai objek (benda) bukan sebagai
kemampuan sosial. Dalam dunia subyek yang dapat berinteraksi dan
pendidikan luar biasa tidak terkecuali pada berkomunikasi. Menurut Hardiono,
anak yang menalami hambatan pada gangguan autis ditandai tiga gejala utama
interaksi sosialnya, komunikasi, ( baik yaitu gangguan interaksi sosial, gangguan
secara verbal maupun secara non verbal), komunikasi dan perilaku. Di antara ketiga
dan juga persepsi visualnya yaitu pada anak hal tersebut, yang paling penting diperbaiki
autis. lebih dahulu adalah interaksi sosial apabia
Autis merupakan gangguan interaksi membaik, seringkali gangguan
perkembangan yang mempengaruhi komunikasi dan perilaki akan membaik
beberapa aspek bagaimana anak melihat secara otomatis. Selanjutnya menurut
dunia dan bagaimana belajar melalui George Morrison (2012:326) menjelaskan
bahwa autisme adalah gangguan Berdasarkan pengamatan yang
pertumbuhan kompleks yang biasanya dilakukan penulis tertarik pada Sekolah
muncul selama tiga tahun pertama Luar Biasa Bina Anak Bangsa Pontianak
kehidupan dan merupakan akibat dari karena di Sekolah Luar Biasa Bina Anak
kelainan neurologis yang memengaruhi Bangsa hanya terdapat satu orang guru
fungsi otak, memengaruhi perkembangan di yang mendidik lima orang anak autis.
bidang interaksi sosial dan keahlian Namun guru sering kali merasa kewalahan
komunikasi. saat mengajar karena harus mengajar lima
Selanjutnya menurut Mega Iswari orang anak yang mempunyai kemampuan
(2007:43) yaitu istilah anak dengan berbeda tanpa guru pendamping. Oleh
kebutuhan khusus ditujukan pada karena itu penulis tertarik untuk melakukan
segolongan anak yang memiliki kelainan penelitian lebih lanjut mengenai pendekatan
atau perbedaan sedemikian rupa dari anak guru dalam pembelajaran untuk anak autis.
rata-rata normal dalam segi fisik, mental,
emosi, sosial sehingga mereka memerlukan METODE PENELITIAN
layanan pendidikan khusus untuk mencapai Nana Syaodih Sukmadinata (2013:60)
perkembangan yang optimal. menyatakan: penelitian kualitatif
Menurut Arum dalam (Yosfan (qualitative research) adalah suatu
Azwandi 2007:12) menjelaskan bahwa penelitian yang ditujukan untuk
anak berkebutuhan khusus adalah anak mendeskripsikan dan menganalisis
yang dalam proses pertumbuhan atau fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,
perkembangannya secara signifikan kepercayaan, persepsi, pemikiran orang
mengalami kelainan atau penyimpangan secara individual maupun kelompok.
dalam hal fisik, mental intelektual, sosial, Peneliti menggunakan metode penelitian
atau emosional dibandingkan dengan anak- kualitatif, agar peneliti dapat menganalisis
anak lain seusianya. Sehingga mereka data dengan cara mendeskripsikan data
memerlukan pelayanan pendidikan yang mengenai pendekatan guru dalam
disesuaikan dengan kebutuhan khusus pembelajaran anak autis di SLB Bina Anak
mereka. Fakta dilapangan terdapat sekolah Bangsa yang telah terkumpul apa adanya.
khusus bagi mereka yang memiliki kelainan Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk
sehingga disekolah tersebut mereka mendeskripsikan perencanaan pembelajaran
mendapatkan pelayanan pendidikan yang anak autis di SLB Bina Anak Bangsa. (2)
disesuaikan dengan kebutuhan khusus untuk mendeskripsikan pelaksanaan
mereka. Sekolah untuk anak-anak pembelajaran anak autis di SLB Bina Anak
berkebutuhan khusus sama dengan sekolah Bangsa. (3) untuk mendeskripsikan evaluasi
anak-anak pada umumnya. Namun karena pembelajaran anak autis di SLB Bina Anak
kondisi dan karakteristik kelainan di Bangsa. Karena itu, metode yang relevan
sandang anak berkebutuhan khusus, sekolah digunakan dalam penelitian ini adalah
bagi mereka di rancang secara khusus metode penelitian kualitatif. Data yang
sesuai dengan jenis dan karakteristik diperoleh peneliti seperti hasil observasi,
kelainannya. Sekolah untuk anak-anak wawancara, catatan lapangan dan dokumen
berkebutuhan khusus ada beberapa macam disusun peneliti di lokasi penelitian, data
seperti, Sekolah Luar Biasa (SLB), sekolah tersebut tidak dituangkan dalam bentuk
terpadu (mainstreaming), dan sekolah angka-angka. Hasil analisis tersebut peneliti
inklusi. SLB adalah sekolah yang di sajikan dalam bentuk uraian naratif. Subjek
rancang khusus untuk anak-anak penelitian yang utama adalah guru kelas
berkebutuhan khusus dari satu jenis yang berjumlah satu orang dengan lima
kelainan. Faktanya di Pontianak terdapat orang anak autis, guru ini mengajar di SLB
sekolah khusus bagi mereka yang memiliki Bina Anak Bangsa. Teknik pengumpulan
kelainan. data yang digunakan oleh peneliti untuk
memperoleh data yang relevan dengan
permasalah dan sesuai dengan tujuan adalah Dari observasi yang peneliti lakukan di
(1) teknik observasi partisipatif dengan alat SLB Bina Anak Bangsa mengenai
pengumpul data berupa berupa panduan perencanaan pembelajaran guru. Dalam
observasi, (2) teknik wawancara terstruktur merencanakan atau menentukan tema
dengan alat pengumpul data berupa pembelajaran dalam RPPH. Dalam
panduan observasi, (3) teknik dokumenter, membuat rencana pelaksanaan
dengan alat pengumpul data berupa pembelajaran harian (RPPH) guru
dokumentasi dan catatan lapangan. menyesuaikan dengan kondisi anak mulai
dari indikator yang di sesuaikan dengan
Menurut Sugiyono (2015:89) perkembangan anak. Guru juga
menyatakan, “Analisis data dalam merencanakan kegiatan pembelajaran yang
penelitian kualitatif dilakukan sejak memperioritaskan pada kebutuhan anak
sebelum memasuki lapangan, selama di dengan menyesuaikan kondisi anak autis.
lapangan, dan setelah selesai dilapangan”. Kebutuhan nyata anak autis dalam
Teknik analisis data, yaitu reduksi data, pembelajaran seperti media
penyajian data, menarik kesimpulan pembelajarannya, permainan anak dan lain
/verification. sebagainya. Kemudian guru juga
merencanakan tujuan pembelajaran yang
HASIL PENELITIAN DAN akan mereka capai dengan cara anak
PEMBAHASAN mengerjakan kegiatan yang guru berikan
Hasil Penelitian sehingga dalam pemberian materi dan
1. Perencanaan Pembelajaran Anak kegiatan guru merencanakan semuanya
Autis Di SLB Bina Anak Bangsa dengan menyesuaikan dengan kemampuan
Pontianak anak, kondisi anak serta kelas. Selain itu
Hasil wawancara yang telah di dalam penyampaian materi guru tidak
sampaikan Siti Nurlaila mengenai menggunakan media yang konkret kepada
perencanaan pembelajaran yaitu guru selalu anak karena tergantung pada kondisi kelas
mempersiapkan Rencana Pelaksanaan pada saat belajar. Kemudian dalam
Pembelajaran Harian (RPPH) sebelum penentuan atau merencanakan waktu anak
melaksanakan kegiatan pembelajaran. dalam menyelesaikan kegiatan yang
RPPH tersebut mencakup tema, subtema, diberikan guru menyesuaikan dengan
indikator, kompetensi dasar, tingkat kemampuan anak karena masih terdapat
pencapaian perkembangan, kegiatan anak yang belum bisa untuk memegang
pembelajaran, alat dan bahan. Dalam pensil dan masih perlu bimbingan dalam
penyusunan RPPH guru menggunakan kegiatan pembelajaran.
kurikulum 2013 yang nantinya akan 2. Pelaksanaan Pembelajaran Anak
ditinjau kembali oleh kepala sekolah dan Autis Di SLB Bina Anak Bangsa
disesuaikan dengan kondisi, kemampuan
Pontianak
dan kebutuhan anak. Dalam perencanaan
pembelajaran guru juga memprioritaskan Hasil wawancara yang telah di
kebutuhan anak seperti permainan anak, sampaikan Siti Nurlaila mengenai proses
media pembelajaran serta kegiatan yang pelaksanaan pembelajaran dikelas bahwa
akan dilakukan anak. Waktu yang guru guru selalu menggunakan media seperti
berikan dalam menyelesaikan kegiatan krayon, buku gambar, pensil, meronce,
tidak tepat waktu karena masih ada anak menjahit, puzzle abjad dan huruf. Prinsip
yang belum bisa menyelesaikannya. pembelajaran yang guru gunakan telah
Kegiatan yang guru berikan selalu dilakukan secara terstruktur sesuai dengan
menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan anak, guru tidak melaksanakan
kebutuhan anak. penilaian berkesinambungan karena kurang
efektif untuk anak berkebutuhan khusus.
Selanjutnya guru juga tidak selalu kebutuhan anak, berat ringannya kelainan
melaksanakan pembelajaran dengan prinsip yang anak miliki. Setiap kali ingin
individual, kelompok dan keperagaan mengawali dan mengakhiri kegiatan guru
karena menyesuaikan dengan kondisi kelas selalu mengajak anak untuk berdoa
dan anak juga. Sebelum melaksanakan bersama.
kegiatan pembelajaran guru terlebih dahulu
3. Evaluasi Pembelajaran Anak Autis Di
melakukan asesmen kepada anak untuk
SLB Bina Anak Bangsa Pontianak
mengetahui berat ringannya kelainnan pada
anak dengan observasi kebutuhan anak. Hasil wawancara yang telah di
sampaikan Siti Nurlaila mengenai evaluasi
Dari observasi yang peneliti lakukan di
pembelajaran dikelas bahwa evaluasi
SLB Bina Anak Bangsa mengenai
pembelajaran yang guru berikan kepada
pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Guru
anak pada saat memberikan materi
membuka kegiatan pembelajaran dengan
pembelajaran seperti mengulang kembali
menyapa anak, mulai dari menanyakan
apa yang telah guru sampaikan kepada
kabar, kegiatan apa yang telah mereka
anak. Selain itu guru juga menggunakan
lakukan sebelum kesekolah, melakukan
evaluasi caturwulan atau evaluasi semester
kontak mata dengan anak. Pada
yang dilaksanakan pada pertengahan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru
semester untuk melihat perkembangan anak
telah menyiapkan materi dan media yang
selanjutnya guru juga menggunakan
akan digunakan anak. Media ini telah guru
evaluasi proses dan evaluasi hasil untuk
sesuaikan dengan kondisi anak seperti
melihat sejauh mana perkembangan anak
puzzle mulai dari puzzle angka maupun
setelah mengikuti kegiatan yang diberikan.
huruf, meronce balok dengan berbagai
Evaluasi bulanan tidak dilakukan oleh guru
macam bentuk, menjahit dan mewarnai.
karena terlalu cepat dan belum ada hasil
Sebelum memberikan kegiatan guru
perkembangan jika guru menggunakan
terlebih dahulu memberikan arahan dalam
evaluasi tersebut. Akhir pembelajaran perlu
mengerjakan kegiatan yang diberikan serta
dilakukan oleh guru, karena dengan begitu
menyebutkan masing-masing kegunaan
guru dapat mengetahui dan memantau
media yang akan diberikan. Selanjutnya
kemajuan pencapaian tujuan belajar.
kegiatan yang guru berikan kepada anak
sesuai dengan kondisi anak seperti kegiatan Dari observasi yang peneliti lakukan di
menulis dan mewarnai karena ada anak SLB Bina Anak Bangsa mengenai evaluasi
yang belum bisa dalam memegang pensil pembelajaran. Evaluasi pembelajaran yang
oleh sebab itu kegiatan yang selalu guru guru berikan kepada anak saat berakhir
berikan yaitu mewarnai, menulis, meronce pembelajaran atau setelah memberikan
dan menjahit. Guru menggunakan prinsip materi. Guru melakukan evaluasi kegiatan
pembelajaran learning to know yang pembelajaran yang telah dilaksanakan
dimana anak belajar mengetahui, learning seperti memberikan pertanyaan sederhana
to do belajar berkarya, learning to be mengenai kegiatan yang telah dilaksanakan,
belajar berkembang utuh dan learning to mengulang apa yang telah guru sampaikan.
live together belajar hidup bersama yang Evaluasi caturwulan yang dilakukan guru
dalam pelaksanaan guru sederhanakan pada pertengahan semester untuk melihat
supaya dimengerti dan dipahami oleh anak perkembangan anak selain itu evaluasi
dan dilakukan secara terstruktur. Selain itu proses yang berlangsung pada saat kegiatan
guru juga mengenal lingkungan sekolah pembelajaran berlangsung seperti
kepada anak secara bertahap dan membetulkan perilaku anak dan evaluasi
berkelanjutan mulai dari mengenal peran hasil juga dilaksanakan guru untuk melihat
guru, kepala sekolah, peserta didik serta perkembangan anak dalam kegiatan yang
bangunan sekolah. Kemudian dalam guru berikan. Selanjutnya pada evaluasi
pembelajaran guru juga menyesuaikan pada bulanan guru tidak melaksanakan karena
mengingat terlalu cepat dan belum ada hasil guru karena kurang efektif, yang lebih
yang ingin guru catat pada pencapaian efektif menggunakan penilaian langsung
perkembangan anak. Kemudian penilaian untuk anak berkebutuhan khusus
berkesinambungan tidak perlu dilaksanakan
Pembahasan Tujuan yang ingin guru capai seperti anak
1. Perencanaan Pembelajaran Anak bisa mengerjakan kegiatan yang guru
Autis Di SLB Bina Anak Bangsa berikan. Untuk mencapai suatu tujuan guru
Pontianak memberikan tugas atau kegiatan kepada
Perencanaan pembelajaran disusun anak yang telah guru siapkan yang sesuai
oleh guru mulai dari membuat Rencana dengan kondisi anak sehingga guru dapat
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH), melihat anak bisa atau tidaknya
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran menyelesaikan tugas yang guru berikan.
Mingguan (RPPM), program semester (c) Kurikulum guru menggunakan
(prosem) sampai pada penentuan tema, kurikulum 2013, kurikulum ini akan di
subtema, indikator, kegiatan pembelajaran tinjau lagi oleh kepala sekolah dan guru
serta media yang di buat mengacu pada kemudian disesuaikan dengan kemampuan,
kurikulum 2013 yang akan ditinjau kembali karakteristik, dan kebutuhan anak autis. (d)
oleh guru dan kepala sekolah untuk Waktu penentuan waktu atau durasi pada
diseleksi dan dievaluasi yang akan saat kegiatan pembelajaran untuk anak autis
disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan dan berlangsung selama satu jam karena
kemampuan anak autis. Perencanaan menyesuaikan dengan kondisi anak. Bila
pembelajaran untuk anak autis yang perlu pada waktu yang telah ditentukan oleh guru
di perhatikan yaitu prioritas kebutuhan tidak dapat diselesaikan oleh anak maka
anak, tujuan pembelajaran, kurikulum, kegiatan pembelajaran dihentikan dan
waktu dan konkret. Selanjutnya menurut dilanjutkan dengan kegiatan yang lain. (e)
Sunardi (2007:108) menjelaskan bahwa Konkret konkret maksudnya disini adalah
dalam perencanaan program pembelajaran pertanyaan yang mudah dipahami atau
hendaknya memperhatikan hal berikut. (a) dimengerti oleh anak autis dalam setiap
Prioritas, (b) tujuan (c) kurikulum, (d) perencanaan pasti guru akan berbincang-
waktu, (e) konkret. Dengan demikian bincang terlebih dahulu dan mengajukan
perencanaan pembelajaran yang dilakukan pertanyaan kepada anak mulai dari tema,
guru dapat dilihat: (a) PrioritasDalam materi pembelajaran, kegiatan
merencanakan suatu kegiatan pembelajaran pembelajaran, kegiatan yang telah anak
untuk anak autis berbeda dengan lakukan. Selain itu konkret juga bisa berupa
merencanakan kegiatan pembelajaran untuk media atau benda nyata yang akan di
anak normal pada umumnya. Di SLB Bina tunjukan kepada anak sehingga anak
Anak Bangsa guru selalu memprioritaskan dengan mudah menangkap apa yang ingin
pada kebutuhan anak. Mulai dari berat guru sampaikan.
ringannya jenis hambatan anak, permainan
untuk anak, media pembelajaran anak, 2. Pelaksanaan Pembelajaran Anak
keterampilan yang dikuasai anak dan Autis Di SLB Bina Anak Bangsa
semuanya harus menyesuaikan pada Pontianak
karakteristik anak autis. (b) Tujuan Guru di Pelaksanaan merupakan proses, cara
SLB Bina Anak Bangsa membuat tujuan atau perbuatan mempraktikkan. Dalam
pembelajaran untuk memudahkan guru pelaksanaan pembelajaran terdapat tiga
menentukan kegiatan belajar dan media kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti
pembelajaran. Dilihat pada saat kegiatan dan kegiatan penutup. Kegiatan
pembelajaran media dan kegiatan pembelajaran anak autis perlu bervariasi
pembelajaran disesuaikan dengan menyesuaikan dengan kondisi anak begitu
kebutuhan dan karakteristik anak autis. juga dengan kurikulum yang guru gunakan
lebih disesuaikan lagi dengan kemampuan kelompok dan keperagaan.Prinsip
anak. Menurut Mega Iswari (2007:105) pembelajaran tersebut tidak selalu
menjelaskan bahwa pelaksanaan pendidikan diterapkan dikelas dan guru menyesuaikan
anak berkebutuhan khusus dapat bervariasi dengan keadaan kelas jika memungkinkan
sesuai dengan kondisi kondisi anak, kondisi maka guru akan melaksanakannya salah
sekolah, dan lingkungan tempat tinggal. a) satu. (d) Penilaian dilakukan secara
Pembelajaran dilaksanakan dengan berkesinambungan. Penilaian tersebut tidak
menggunakan prinsip learning to know, perlu dilakukan karena kurang efektif untuk
learning to do, learning to be dan learning anak penilaian secara langsung yang lebih
to live together. b) Kurikulum fleksibel dan efektif dalam melakukan penilaian kepada
dikembangkan berdasarkan kompetensi. c) anak berkebutuhan khusus.
Pembelajaran dilakukan dengan prinsip (e) Penyelenggaraan pendidikan harus
individual, kelompok dan keperagaan. d) merefleksikan potensi lingkungan sekitar
Penilaian dilakukan secara sekolah di taman kanak-kanak luar biasa
berkesinambungan dan menggunakan acuan bina anak bangsa dalam pembelajaran guru
dengan mempertimbangkan penilaian juga mengenalkan lingkungan sekolah
portofolio sesuai kebutuhan. e) kepada anak mulai dari teman sekelas,
Penyelenggaraan pendidikan harus guru, kepala sekolah, satpam, gedung,dan
merefleksikan potensi lingkungan sekitar lingkungan sekitar sekolah. (f) Kegiatan
sekolah dan mengacu pada pendidikan pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan
berbasis luas. f) Paradigma learning for life nyata peserta didik untuk mengetahui
and school to work dapat dijadikan dasar kebutuhan nyata anak guru terlebih dahulu
pendidikan sehingga terjadi pertautan melakukan identifikasi terhadap anak dan
antara pendidikan dengan kebutuhan nyata observasi langsung kepada anak supaya
peserta didik. g) Kegiatan pendidikan kebutuhan apa yang paling dibutuhkan anak
disesuaikan dengan kebutuhan nyata dan menyesuaikan dengan karakteristik
peserta didik, karakteristik anak, jenis anak autis.
kelainannya, berat ringannya kelainan, Mulai dari perencanaan pembelajaran
tempat tinggal anak, dan harapan orang tua. penentuan tema, kegiatan pembelajaran,
Berdasarkan penelitian yang dilakukan media dan alat semuanya guru
mengenai pelaksanaan pembelajaran yang menyesuaikan dengan kondisi, kebutuhan,
dilaksanakan guru sejalan dengan pendapat karakteristik dan kemampuan anak autis.
Mega Iswari. Yang dilaksanakan di SLB Sehingga mengacu pada perencanaan yang
Bina Anak Bangsa diantaranya: (a) telah guru buat. Media pembelajaran di TK
Pembelajaran dilaksanakan dengan tersebut seperti kartu huruf, buku, pensil,
menggunakan prinsip learning to know, krayon, puzzle angka dan huruf, bola dan
learning to do, learning to be dan learning lain sebagainya selain itu mengajak anak
to live together. Prinsip pembelajaran untuk bermain bersama teman sebaya
tersebut dilaksanakan oleh guru secara supaya anak bisa bersosialisasi dengan
teratur dengan menyesuaikan kondisi serta teman kelas dan guru.
kebutuhan anak sehingga guru dapat
bervariasi dalam menyampaikan materi 3. Evaluasi Pembelajaran Anak Autis Di
pembelajaran. (b) Kurikulum fleksibel dan SLB Bina Anak Bangsa Pontianak
dikembangkan berdasarkan kompetensi. Evaluasi merupakan sebuah penilaian
Guru menggunakan kurikulum 2013 yang untuk mengetahui kemajuan dan
nantikan akan diseleksi lagi oleh kepala perkembangan anak. Pada akhir
sekolah dan guru kemudian menyesuaikan pembelajaran guru melakukan evaluasi
lagi potensi anak, kondisi anak serta kepada anak dengan memberikan
kebutuhan anak. (c) Pembelajaran pertanyaan sederhana, evaluasi di lakukan
dilakukan dengan prinsip individual, untuk mengetahui pencapaian tujuan
pembelajaran. Guru membimbing anak, sama juga dapat dilakukan dengan
memberi semangat serta motivasi kepada melibatkan anak autis dengan
anak yang belum mencapai tujuan mendiskusikan bersama. (c) Evaluasi
pembelajaran. Selain itu guru juga Caturwulan evaluasi ini disebut juga
mengevaluasi anak pada saat bermain dengan evaluasi program yang dimaksud
bersama teman sebayanya serta lingkungan sebagai tolak ukur keberhasilan program
sekitar. secara menyeluruh. Apabila tujuan program
Menurut Mega Iswari (2007:143) pendidikan dan pengajaran telah tercapai
menjelaskan bahwa evaluasi sebagai suatu dan dapat dikuasai anak, maka kelanjutan
sistem dalam kegiatan pembelajaran (PBM) program dan kesinambungan program
dilakukan berdasarkan tujuan dan ditingkatkan dengan bertolak dari
kompetensi yang telah direncanakan serta kemampuan akhir yang dikuasai anak.
dapat dilihat dari dua aspek, yaitu proses Sebaliknya apabila program belum dapat
dan hasil. Evaluasi aspek, yaitu proses dan dikuasai oleh anak maka diadakan
hasil. Evaluasi proses diarahkan pada pengulangan program (remidial) atau
persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran meninjau ulang apa yang menyebabkan
konseling, sedang evaluasi hasil diarahkan ketidak berhasilan pencapaian program.
pada perubahan perilaku yang dicapai oleh Berdasarkan penelitian yang
siswa baik pengetahuan dalam belajar dilakukan, cara guru mengevaluasi anak
pemahaman diri, bersosialisasi dengan autis sudah dilaksanakan sesuai dengan
teman sebaya, serta lingkungan. evaluasi pendapat Mega Iswari. Yang dilakukan
dalam pendidikan dan pengajaran bagi anak SLB Bina Anak Bangsa diantaranya:
autis evaluasi dapat dilakukan dengan cara: (a)Evaluasi caturwulan guru melakukan
(a) Evaluasi Proses dilakukan untuk evaluasi caturwulan setiap tiga bulan sekali
penilitian guru terhadap anak setiap hari. untuk melihat perkembangan anak secara
Evaluasi ini dilakukan dengan cara seketika menyeluruh. mulai dari perilaku anak
secara aktual dan faktual pada saat proses sehari-hari dan materi pembelajaran yang
kegiatan pembelajaran berlangsung. Yakni guru sampaikan kepada anak. Jika anak
dengan cara mengoreksi atau meluruskan belum bisa menguasai materi yang di
serta membetulkan perilaku menyimpang sampaikan guru maka guru melakukan
atau pembelajaran yang sedang berlangsung pengulangan. Begitu juga dengan perilaku
seketika itu juga. Hal ini dilakukan oleh anak, jika belum ada perkembangan atau
guru dengan cara memberi reward atau perubahan guru akan terus menerus
demonstrasi secara visual dan konkret. (b) melakukan pengulangan setiap harinya
Evaluasi Bulanan evaluasi ini bertujuan pada saat guru berinteraksi dengan anak. (b)
untuk memberi laporan perkembangan atau Evaluasi hasil evaluasi hasil ini di arahkan
permasalahan yang di temukan atau kepada perilaku anak pada saat anak
dihadapi oleh guru di sekolah. Evaluasi memahami materi yang guru sampaikan,
bulanan ini dilakukan dengan cara perilaku anak kepada teman maupun
mendiskusikan masalah dan perkembangan lingkungan sekitar sekolah, selain itu
anak antara guru dan orang tua anak autis melihat perkembangan sosialisasi anak
guna mendapatkan pemecahan masalah. pada saat bermain dikelas atau pada saat
Proses evaluasi dilakukan dengan kegiatan olahraga bersama. Untuk melihat
mendiskusikan masalah dan perkembangan perkembangan sosialisasi anak maupun
anak autis antara guru dan orang tua. pemahaman materi belajar dapat dilihat
Sehingga diperoleh pemecahan masalah pada raport anak. Dengan demikian
atau minimal mencari dan menemukan evaluasi yang guru lakukan sejalan dengan
penyebab dan latar belakang munculnya pernyataan Mega Iswari meski guru di SLB
masalah serta alternatif pemecahan masalah tersebut hanya menggunakan evaluasi
yang tepat, cocok, dan efektif. Upaya yang caturwulan dan hasil. (c) Evaluasi proses
evaluasi proses ini dilakukan guru setiap
hari atau pada saat kegiatan pembelajaran Saran
berlangsung yakni mengoreksi atau Berdasarkan hasil penelitian dan
membetulkan perilaku anak. Jika ada anak kesimpulan yang telah peneliti uraikan
yang menggigit pensil atau mainan guru diatas terkait langkah langkah guru dalam
segera memberikan arahan atau contoh pembelajaran anak autis di Taman Kanak-
penggunaan pensil dan mainan dengan baik Kanak Luar Biasa Bina Anak Bangsa
dan benar. pontianak, adapun saran-saran tersebut
adalah sebagai berikut: (1) dalam
KESIMPULAN DAN SARAN penyampaian materi sebaiknya guru selalu
Kesimpulan menggunakan alat peraga supaya dapat
Berdasarkan hasil penelitian dan dipahami anak apa yang ingin guru
pembahasan yang telah dilakukan peneliti sampaikan dalam pembelajaran. (2) dalam
mengenai pendekatan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
pembelajaran anak autis di Taman Kanak- sebaiknya hanya diberikan satu kegiatan
Kanak Luar Biasa Bina Anak Bangsa saja karena mengingat kondisi anak masih
Pontianak maka di dapatilah kesimpulan belum matang atau siap dalam
sebagai berikut: (1) Perencanaan melaksanakan dua kegiatan. (2) Sebaiknya
pembelajaran anak autis terdiri dari guru lebih terampil serta kreatif lagi dalam
menyiapkan rencana pelaksanaan memanfaatkan waktu istirahat dan
pembelajaran harian yang meliputi tema, memvariasikan setiap kegiatan yang akan
subtema, indikator serta menyiapkan dilakukan bersama anak supaya menarik
kegiatan pembelajaran, media pembelajaran keinginan anak untuk selalu ikut pada saat
dan ruangan. (2) Pelaksanaan pembelajaran bermain bersama.
anak autis, dalam pelaksanaannya diawali
dengan penyambutan atau menyapa anak, DAFTAR PUSTAKA
mengajak anak untuk berdoa bersama, Azwandi, Yosfan. (2007). Media
mengecek kehadiran anak serta bercakap- Pembelajaran Anak
cakap mengenai tema yang akan guru Berkebutuhan Khusus. Jakarta:
sampaikan. (3) Evaluasi pembelajaran anak Departemen Pendidikan Nasional.
autis terdiri dari evaluasi proses dilakukan Iswari, Mega. (2007). Kecakapan Hidup
pada saat kegiatan pembelajaran Bagi Anak Berkebutuhan Khusus.
berlangsung dengan cara mengoreksi tugas Jakarta: Departemen Pendidikan
yang diberikan guru kepada anak seperti Nasional
mewarnai jika anak mewarnai diluar pola Morrison, George. (2012). Dasar-Dasar
atau gambar jadi guru membetulkan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta :
meluruskan hal tersebut. Selanjutnnya PT Indeks.
evaluasi hasil ini lebih kepada perilaku Sugiyono. (2015). Memahami Penelitian
anak pada saat anak memahami materi yang Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
guru sampaikan, perilaku anak kepada Sukmadinata, Nana Syaodah. (2013).
teman maupun lingkungan sekitar sekolah, Metode Penelitian Pendidikan.
selain itu melihat perkembangan sosialisasi Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
anak pada saat bermain dikelas atau pada Sunardi & Sunaryo. (2007). Intervensi
saat kegiatan olahraga bersama. Dini Anak Berkebutuhan Khusus.
Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional

You might also like