Professional Documents
Culture Documents
Nofendri Yansyah1, Dr. Yusmarini, S.Pt., M.P2 and Ir. Evy Rossi, M.Sc3.
Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Riau, Kode Pos 28293, Indonesia
nofendri.yansyah26@gmail.com
ABSTRACT
The aim of the research was to obtain the best combination of various starter i.e.
Lactobacillus plantarum 1 R.1.3.2, Lactobacillus plantarum 1 R.11.1.2,
Lactobacillus bulgaricus FNCC 0041 and Streptococcus thermophilus FNCC
0040 to produced yoghurt. The experiment research used a completely
randomized design (CRD) with five treatments and four replications. The
treatments were Y1: Starter 3% S. thermophilus FNCC 0040 + 3% Starter
L.bulgaricus FNCC 0041, Y2 : 3% Starter S. thermophilus FNCC 0040 + 3%
Starter L. plantarum 1 R.1.3.2, Y3 : Starter 3% S. thermophilus FNCC 0040 + 3%
Starter L. plantarum 1 R.11.1.2, Y4 : 2% Starter S. thermophilus FNCC 0040 +
2% Starter L. bulgaricus FNCC 0041 + 2% Starter L. plantarum 1 R.1.3.2, Y5 :
2% Starter S. thermophilus FNCC 0040 + 2% Starter L. bulgaricus FNCC 0041 +
2% Starter L. plantarum 1 R. 11.1.2. Data obtained were analized using ANOVA
and DNMRT at 5%. The result showed that the combination of lactic acid
bacteria as a yogurt starter was significantly affected on titration acid total and
lactic acid bacteria. The best yoghurt from this research was incubated using Y4
treatment 2% Starter S. thermophilus FNCC 0040 + 2% Starter L. bulgaricus
FNCC 0041 + 2% Starter L.Plantarum 1 R.1.3.2 with pH value was 4.62, titration
acid total 1.11%, lactic acid bacteria total 1.23×108. The best overall acceptance
of yoghurt obtained at Y4 treatment.
1
1. Mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian
2. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau
2
JOM FAPERTA Vol.3 NO 2 Oktober 2016
BAHAN DAN METODE penelitian ini adalah kombinasi isolat
Tempat dan Waktu BAL sebagai starter yoghurt.
Penelitian telah dilaksanakan di Y1 : 3% Streptococcus thermophilus
Laboratorium Pengolahan Hasil FNCC 0040 + 3% Lactobacillus
Pertanian dan Labolatorium Analisis bulgaricus FNCC 0041 (Kontrol)
Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Y2 : 3% Streptococcus thermophilus
Universitas Riau Pekanbaru. FNCC 0040 + 3% Lactobacillus
Penelitian akan dilaksanakan pada plantarum R.1.3.2
bulan Maret sampai Juni 2016. Y3 : 3% Streptococcus thermophilus
FNCC 0040 + 3% Lactobacillus
Bahan dan Alat plantarum R.11.1.2
Bahan yang digunakan pada Y4 : 2% Streptococcus thermophilus
penelitian ini adalah Lactobacillus FNCC 0040 + 2% Lactobacillus
plantarum 1 R.1.3.2 dan bulgaricus FNCC 0041+ 2 %
Lactobacillus plantarum 1 R.11.1.2 Lactobacillus plantarum R.1.3.2
(koleksi Dr. Yusmarini, S.Pt., M.P.), Y5 : 2% Streptococcus thermophilus
Lactobacillus bulgaricus FNCC FNCC 0040 + 2% Lactobacillus
0041 dan Streptococcus bulgaricus FNCC 0041 + 2%
thermophilus FNCC 0040, susu Lactobacillus plantarum R. 11.1.2
UHT, MRS Broth, MRS Agar,
akuades, garam fisologis, spritus, Pelaksanaan Penelitian
alkohol 70%, NaOH 0,1 N, indikator Sterilisasi Peralatan
PP. botol jar, tabung reaksi, Peralatan yang akan digunakan
erlemeyer, gelas piala, jarum ose, dicuci dengan detergen sampai
pipet tetes, cawan petri. Peralatan bersih, kemudian dilakukan
untuk analisis yaitu pH meter, oven, pengeringan dan dihindarkan dari
desikator, inkubator, laminar flow debu atau kotoran lain. Setelah
cabinet, lampu bunsen, autoclave, dikeringkan untuk peralatan gelas
termometer, spatula, timbangan (tabung reaksi, cawan petri elemeyer,
analitik. Peralatan untuk organoleptik pipet tetes kaca, spatula, gelas ukur
yaitu wadah penyajian, sampel, serta gelas piala) disterilkan
sendok, cup, lembar pengujian, menggunakan autoclave pada suhu
kertas label, tisu dan peralatan lainya 121oC selama 15 menit. Tabung
seperti alat tulis dan kamera. reaksi terlebih dahulu ditutup dengan
menggunakan kapas dan aluminium
Metode Penelitian foil. Untuk gelas piala, gelas ukur,
Penelitian dilaksanakan secara spatula, pipet tetes, dan cawan petri
eksperimen menggunakan empat dibungkus menggunakan koran dan
macam isolat yaitu Lactobacillus plastik, sedangkan erlemeyer ditutup
bulgaricus FNCC 0041, menggunakan alumunium foil dan
Streptococcus thermophilus FNCC plastik. Jarum ose disterilisasi
0040 dan Lactobacillus plantarum 1 dengan pemijaran di atas lampu
R.1.3.2, Lactobacillus plantarum 1 bunsen sampai pijar.
R.11.1.2. Rancangan percobaan yang
digunakan adalah Rancangan Acak Pembuatan MRS Broth
Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan Medium yang digunakan untuk
dan 4 ulangan. Perlakuan dalam perbanyakan bakteri adalah MRS
Broth yang dibuat dengan
3
JOM FAPERTA Vol.3 NO 2 Oktober 2016
menimbang 1,31 g MRS Broth dan pengenceran dalam perhitungan
akuades 25 ml dimasukan dalam jumlah total BAL.
erlenmeyer dan diaduk. Larutan
didistribusikan ke dalam tabung 3.4.2. Perbanyakan Bakteri
reaksi dengan masing-masing bagian Perbanyakan bakteri dilakukan
5 ml lalu ditutup dengan dengan cara menginokulasi kultur
menggunakan kapas dan dilapisi murni Lactobacillus bulgaricus
dengan aluminium foil. Kemudian FNCC 0041, Streptococcus
disterilkan dengan autoclave selama thermophillus, FNCC 0041
15 menit pada suhu 121ºC. Medium Lactobacillus plantarum 1 R.1.3.2
ini siap digunakan untuk dan Lactobacillus plantarum 1
perbanyakan bakteri. R.11.1.2 masing-masing pada MRS
Broth. Kultur murni yang telah
Pembuatan MRS Agar (Media diinokulasi kemudian diinkubasi
Plating) pada suhu 37oC selama 24 jam
Medium MRS Agar ditimbang sehingga diperoleh kultur aktif yang
sebanyak 61,38 g dimasukkan ke ditandai dengan perubahan warna
dalam erlenmeyer dan dilarutkan menjadi keruh. Kultur yang berasal
dalam 900 ml akuades dan diaduk. dari medium MRS Broth digunakan
Medium dipanaskan di atas kompor sebagai kultur aktif selanjutnya.
listrik dan diaduk dengan magnetic
stirrer sampai homogen. Selanjutnya Pembuatan Starter Yoghurt
dilakukan sterilisasi menggunakan Pembuatan starter yoghurt
autoclave pada suhu 121°C selama mengacu pada Nizori dkk., (2007).
15 menit. Larutan MRS Agar Susu UHT sebanyak 400 ml
dituangkan ke dalam cawan petri dimasukan ke dalam 4 botol jar yang
yang telah disterilkan sebanyak 15 telah disterilisasi masing-masing 100
ml. Penuangan medium dilakukan di ml. Kemudian masing-masing susu
laminar-flow. Kemudian cawan petri UHT diinokulasi dengan isolat BAL
yang berisi medium MRS Agar sebanyak 5%. Setelah itu dilakukan
ditutup dan dibiarkan sampai inkubasi pada suhu 37oC selama 24
membeku. Medium siap digunakan jam.
sebagai medium tumbuh koloni
bakteri. Pembuatan Yoghurt
Pembuatan yoghurt mengacu
Pembuatan larutan pengenceran pada Buckle dkk., (2007) susu UHT
(garam fisiologis 0,85%) sebanyak 1000 ml masing-masing
Larutan pengencer dibuat dimasukan kedalam botol erlemeyer
dengan cara melarutkan NACl yang telah disterilisasi sebanyak 200
sebanyak 8,5 gram dengan akuades ml, lalu diinokulasi dengan 6%
hingga volume menjadi 1000 ml starter yoghurt sesuai perlakuan.
kemudian larutan garam fisiologis Kemudian dilakukan inkubasi dalam
masing-masing dimasukan kedalam inkubator selama 24 jam dengan
tabung reaksi sebanyak 9 ml. suhu 37oC.
Selanjutnya dilakukan sterilisasi
dengan menggunakan autoclave pada
suhu 121oC selama 15 menit. Larutan
garam fisiologis ini digunakan untuk
4
JOM FAPERTA Vol.3 NO 2 Oktober 2016
Pengamatan cawan petri yang berisi MRS Agar
Pengukuran Nilai pH dan sampel diratakan pada seluruh
Pengukuran nilai pH mengacu permukaan medium dengan
kepada Muchtadi dkk., (2010) mennggunakan hockey stick yang
dengan menggunakan pH meter. telah disterilkan dengan cara dibakar
Sebelum dilakukan pengukuran, pH di atas api bunsen. Proses inokulasi
meter terlebih dahulu dikalibrasi dilakukan di dalam ruangan steril
dengan menggunakan larutan buffer yaitu laminar flow cabinet. Cawan
pH 7,0 dan pH 4,0. Selanjutnya petri yang telah diinokulasi
dilakukan pengukuran sampel selanjutnya diinkubasi di dalam
dengan mencelupkan elektrodanya inkubator selama 24 jam dengan
kedalam larutan sampel dan suhu 37oC dalam keadaan terbalik
dibiarkan beberapa saat sampai dengan tujuan untuk menghindari
diperoleh pembacaan yang stabil. menetesnya air yang mungkin
melekat pada dinding dalam tutup
Total Asam Tertitrasi cawan.
Penghitungan total asam laktat
dilakukan dengan titrasi alkalimetri Uji Sensori
menggunakan NaOH 0,1 N dan Pengujian sensori mengacu
mengacu pada Fardiaz (1992). pada Setyaningsih dkk., (2010). Uji
Sebanyak 15 ml sampel dimasukkan sensori yang dilakukan meliputi uji
ke dalam erlemeyer 50 ml lalu hedonik dan uji deskriptif. Uji
ditetesi dengan indikator hedonik adalah uji kesukaan
phenolptalein 1-2 tetes, kemudian sedangkan uji deskriptif untuk
dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N mengetahui respon terhadap sifat-
hingga terbentuk warna merah muda sifat produk yang lebih spesifik
yang bertahan 10 detik lalu titrasi seperti (rasa, warna, dan aroma) dan
dapat dihentikan dan dicatat volume kekentalan. Panelis yang menguji
NaOH 0,1 N yang berkurang. adalah panelis semi terlatih dengan
jumlah 35 orang panelis. Panelis
yang menguji merupakan mahasiswa
Total Bakteri Asam Laktat Teknologi Hasil Pertanian Fakultas
Jumlah koloni BAL mengacu Pertanian Universitas Riau yang
pada Fardias (1992) dengan telah mengikuti perkuliahan evaluasi
menggunakan metode sebar (spread sensori dan lulus dari uji rasa dasar,
surface plate). Kultur BAL yang ambang ransang serta pembedaan.
telah diinkubasi selama 24 jam pada Semua faktor eksternal yang dapat
suhu 37oC dilakukan perhitungan membiaskan penilaian harus
total BAL. Penghitungan jumlah disingkirkan.
BAL dilakukan dengan mengambil Uji organoleptik dilakukan
0,1 ml yoghurt, kemudian dengan cara menyajikan lima sampel
dimasukan kedalam 9 ml larutan yoghurt pada wadah cup berwarna
garam fisiologis 0,85% untuk putih yang seragam. Wadah
pengenceran 10-1 dan dilanjutkan penyajian sampel yoghurt hanya
sampai pengenceran 10-8 . Kemudian diberi kode angka acak.
diambil 0,1 ml dari pengenceran 10-6 Uji hedonik dilakukan untuk
hingga pengenceran 10-8 untuk memgetahui panelis menyukai atau
diinokulasi pada medium MRS Agar tidak dari suatu produk. Atribut uji
dengan cara meneteskan sampel pada
5
JOM FAPERTA Vol.3 NO 2 Oktober 2016
meliputi rasa, aroma dan warna. Uji sampel yang diamati sesuai dengan
hedonik dilakukan oleh 35 panelis skor yang ditetapkan oleh peneliti.
semi terlatih guna menguji tingkat Skor yang digunakan pada uji
kesukaan warna, aroma, rasa dan deskriptif yaitu 1-5 dengan
kesukaan secara keseluruhan keterangan sesuai dengan uji yang
yoghurt. Skala hedonik yang dilakukan.
digunakan pada penelitian ini yaitu:
sangat tidak suka (1), tidak suka (2), HASIL DAN PEMBAHASAN
agak suka (3), suka (4), sangat suka Pengukuran Nilai pH
(5). Hasil sidik ragam menunjukan
Atribut uji deskriptif yang bahwa kombinasi beberapa isolat
dilakukan meliputi warna, aroma, BAL memberikan pengaruh tidak
rasa dan kekentalan. Panelis diminta
nyata terhadap nilai pH.
untuk memberikan gambaran tentang
Tabel 2. Rata-rata nilai pH yoghurt
Nilai pH
Perlakuan
Y1 : 3% Starter S. thermophillus FNCC 0040 + 3% Starter L. bulgaricus 4,64
FNCC 0041
Y2 : 3% S. thermophillus FNCC 0040 + 3% Starter L. plantarum 1 4,63
R.1.3.2
Y3 : 3% Starter S. thermophillus FNCC 0040 + 3% Starter L. plantarum 4,63
1 R.11.1.2
Y4 : 2% Starter S. thermophillus FNCC 0040 + 2% Starter Starter L. 4,64
bulgaricus FNCC 0041 + 2 % Starter L. plantarum 1 R.1.3.2
6
JOM FAPERTA Vol.3 NO 2 Oktober 2016
dengan L. plantarum dapat Total Asam Tertitrasi
meningkatkan total asam laktat Hasil sidik ragam menunjukan
(1,60%), menurunkan nilai pH (3,84) bahwa kombinasi beberapa isolat
dibandingkan dengan panambahan L. BAL memberikan pengaruh nyata
bulgaricus (pH; 4,55 dan 1,04% terhadap total asam tertitrasi
TAT) pada susu sapi.
8
JOM FAPERTA Vol.3 NO 2 Oktober 2016
Uji Sensori Universitas Riau yang telah
Uji sensori dilakukan untuk mengambil mata kuliah Evaluasi
mengetahui tingkat kesukaan panelis Sensori.
terhadap produk yoghurt yang
dihasilkan yang meliputi warna, Warna
aroma, rasa dan penilaian Warna merupakan salah satu
keseluruhan. Panelis diminta untuk atribut mutu yang sangat penting
mengemukakan tingkat kesukaannya pada bahan dan produk pangan.
terhadap produk yang disajikan Peranan warna sangat nyata karena
dengan mengunakan skala hedonik. umunya konsumen akan mendapat
Skala hedonik yang digunakan kesan pertama, baik suka atau tidak
adalah 5 skala, yaitu: (1). sangat suka terhadap produk pangan dari
tidak suka, (2) tidak suka, (3) agak warnanya. Sebelum faktor-faktor lain
suka, (4) suka, (5) sangat suka. dipertimbangkan, secara visual faktor
Panelis yang telah mengemukakan warna akan sangat menentukan.
tingkat kesukaannya, kemudian dapat Hasil sidik ragam menunjukan
didukung dengan uji deskriptif, bahwa kombinasi beberapa isolat
dimana uji ini merupakan penilaian BAL memberikan pengaruh tidak
sensorik yang didasarkan pada sifat- nyata terhadap warna baik hedonik
sifat sensorik yang lebih kompleks maupun deskriftif.
atau yang meliputi banyak sifat-sifat
sensorik. Mutu suatu komoditi
umumnya ditentukan oleh beberapa
sifat sensorik.
Panelis dalam pengujian
organoleptik ini adalah 35 panelis
semi terlatih yang merupakan
mahasiswa Jurusan Teknologi
Pertanian Fakultas Pertanian
9
JOM FAPERTA Vol.3 NO 2 Oktober 2016
Aroma yoghurt baik secara hedonik maupun
Hasil sidik ragam menunjukan deskriptif
bahwa kombinasi perlakuan
beberapa isolat BAL memberikan
pengaruh tidak nyata terhadap aroma
10
JOM FAPERTA Vol.3 NO 2 Oktober 2016
Tabel 7. Rata-rata penilaian uji hedonik dan deskriptif terhadap rasa
Rata-rata
Perlakuan
Hedonik Deskriftif
Y1 : 3% Starter S. thermophillus FNCC 0040 + 3% Starter 3,06 2,37
L. bulgaricus FNCC 0041
Y2 : 3% S. thermophillus FNCC 0040 + 3% Starter L. 3,17 2,49
plantarum 1 R.1.3.2
Y3 : 3% Starter S. thermophillus FNCC 0040 + 3% Starter 3,37 2,43
L. plantarum 1 R.11.1.2
Y4 : 2% Starter S. thermophillus FNCC 0040 + 2% Starter 3,26 2,43
Starter L. bulgaricus FNCC 0041 + 2 % Starter L.
plantarum 1 R.1.3.2
Y5 : 2% Starter S. thermophillus FNCC 0040 + 2% Starter 3,26 2,34
L.bulgaricus FNCC 0041 + 2% Starter L. plantarum 1
R.11.1.2
Hedonik: Sangat tidak suka(1), Tidak suka(2), Agak suka(3), Suka(4), Sangat suka(5)
Deskriptif: Sangat asam(1), Asam(2), Manis keasaman(3), Manis(4), Sangat manis(5)
11
JOM FAPERTA Vol.3 NO 2 Oktober 2016
Data pada Tabel 8 (pH 4,6) dimana afinitas partikel
menunjukkan bahwa kekentalan terhadap air menurun sehingga
yogurt yang dibuat dari beberapa terjadi presipitasi yang
kombinasi isolat BAL secara statistik mengakibatkan terjadinya kekentalan
berbeda tidak nyata. Data penilaian susu (Handayani, 2007).
secara deskriptif yang menunjukkan
bahwa yoghurt yang dihasilkan Penilaian keseluruhan
mempunyai tekstur agak kental Hasil sidik ragam
(3,06-3,31). Kekentalan ini menunjukkan bahwa kombinasi
disebabkan oleh adanya beberapa isolat BAL memberikan
penggumpalan protein susu sapi pengaruh tidak nyata terhadap
akibat rendahnya pH. Protein susu penilaian keseluruhan secara hedonik
sapi akan menggumpal pada pH (Lampiran 18). Rata-rata penilaian
disekitar titik isoelektris. Kekentalan panelis terhadap penilaian
susu merupakan parameter yang keseluruhan disajikan pada Tabel 9.
menentukan mutu susu. Partikel
kasein berada pada titik isoelektris
Tabel 9. Rata-rata penilaian uji hedonik terhadap penilaian keseluruhan
Nilai
Perlakuan
kseluruhan
Y1 : 3% Starter S. thermophillus FNCC 0040 + 3% Starter L. 3,34
bulgaricus FNCC 0041
Y2 : 3% S. thermophillus FNCC 0040 + 3% Starter L. plantarum 1 3,31
R.1.3.2
Y3 : 3% Starter S. thermophillus FNCC 0040 + 3% Starter L. 3,43
plantarum 1 R.11.1.2
Y4 : 2% Starter S. thermophillus FNCC 0040 + 2% Starter Starter L. 3,57
bulgaricus FNCC 0041 + 2 % Starter L. plantarum 1 R.1.3.2
Y5 : 2% Starter S. thermophillus FNCC 0040 + 2% Starter 3,43
L.bulgaricus FNCC 0041 + 2% Starter L. plantarum 1 R.11.1.2
Hedonik: Sangat tidak suka(1), Tidak suka(2), Agak suka(3), Suka(4), Sangat suka(5)
12
JOM FAPERTA Vol.3 NO 2 Oktober 2016
2. kekentalan dan penilaian S and A.Wright (eds). New
keseluruhan namun, berpengaruh York: Marcel Dekker Inc.
nyata terhadap total asal tetitrasi. Badan Standarisasi Nasional. 2009.
3. Isolat L. Plantarum 1 R.1.3.2. dan SNI 2981. Yoghurt. Jakarta
L. Plantarum 1 R.11.1.2. dapat
digunakan dalam pembuatan yogurt. Buckle, K. A., R. A. Edwards., G. H.
4. Berdasarkan penilaian sensori, Fleet dan M. Wootton. 2007.
yoghurt dengan kombinasi BAL Ilmu Pangan. Terjemahan
secara keseluruhan agak disukai oleh Hari Purnomo dan Adiono.
panelis. Universitas Indonesia. Jakarta
Press.
Saran
Saran dari penelitian ini bahwa Fardiaz, S. 1992. Analisa
perlu penelitian lanjutan studi Mikrobiologi Pangan. PT.
penambahan sukrosa, serta Raja Grafindo Persada,
ditambahkan bahan pemberi citarasa Kerjasama dengan PAU antar
sehingga dapat meningkatkan Universitas Pangan dan Gizi.
citarasa yoghurt dengan mutu yang IPB. Bogor.
baik dan memiliki citarasa yang
manis. Hadi dan Fardiaz, S. 1990. Bakteri
Asam Laktat dan Peranan
dalam Pengawetan Makanan.
DAFTAR PUSTAKA Media Teknologi Pangan.
4(4):73-74.IPB.Bogor.
Afriani, Suryonodan H. Lukman.
2011. Karakteristik dadih Handayani, Euis. 2007. Pembuatan
susu sapi hasil fermentasi Karamel dari Susu Sapi
beberapa starter bakteri Kemasan dan Karakteristik
asam laktat yang diisolasi Fisik serta pHnya.Jurnal.
dari dadih asal Kabupaten Fakultas Matematika Dan Ilmu
Kerinci. AGRINAK. Vol. 1 Pengetahuan Alam.IPB.Bogor
(1) :26-42.
Haynes, I . N and M. J. Playne. 2002.
Apridani, E. 2014.Viabilitas Survival of Probiotic Culture
Lactobacillus plantarum 1 in Low-Fat Ice Cream. Aut. J.
yang diisolaasi dari susu Diary Tech. 57:3-7
kedelai terfermentasi
spontan terhadap asam Hidayat, I.R., Kusrahayudan S.
klorida dan garam empedu. Mulyani. 2013. Total
Skripsi. Teknologi Hasil bakteriasamlaktat,
Pertanian Universitas Riau. nilaipHdan sifatorganoleptik
Pekanbaru. drink yoghurtdari sususapi
yang
Axelson, L.T. 1998. Lactic Acid diperkayadenganekstrakbua
Bacteria: Classification and hmangga. Animal Agriculture
Physiology. In: Lactic Acid Journal.Vol. 2 (1): 160-167.
Bacteria, Microbiology and
Functional Aspect. Salminen,
13
JOM FAPERTA Vol.3 NO 2 Oktober 2016
Kumalasari, K. E. D., Nurwantoro Setyaningsih, D., Apriyantono. A,
dan S. Mulyani. 2012. dan Sari, M. P. 2010. Analisis
Pengaruh Kombinasi Susu Sensori untuk Industri
dengan Air Kelapa Terhadap Pangan dan Agro. IPB Press.
Total Bakteri Asam Laktat Bogor.
(BAL), Total Gula dan
Keasaman Drink Yoghurt. Soeharsono, H. 2010. Probiotik.
Fakultas Peternakan dan Basis Ilmiah, Aplikasi dan
Pertanian. Universitas Aspek Praktis. Penerbit
Diponegoro. Semarang. Vol. 1. Widya Padjadjaran. Bandung.
No. 2. Hal. 48 ± 53.
Sunarlim, R., H. Setyanto dan M.
Legowo, A. M., Kusrahayu dan S. Poeloengan. 2007. Pengaruh
Mulyani. 2009. Teknologi kombinasi starter bakteri
Pengolahan Susu. Universitas Lactobacillus bulgaricus,
Diponogoro, Semarang Streptocossus thermophilus
dan lactobacillus plantarum
Muchtadi, T. R., Sugiono, dan S. terhadap sifat mutu susu
Ayustaningwarno. 2010. Ilmu fermentasi. Balai Besar
Pengetahuan Bahan Pangan. Penelitian dan Pengembangan
Alfabeta. Bandung. Pasca Panen Pertanian. Bogor.
14
JOM FAPERTA Vol.3 NO 2 Oktober 2016
Yusmarini, R. Indriati, T. Utami dan
Yusmarini., Indrati, R., Utami, T. Y. Marsono. 2010.
dan Marsono, Y. 2009. Isolasi Kemampuan susu kedelai
dan identifikasi bakteri asam yang difermentasi oleh
laktat proteolitik dari susu Lactobacillus plantarum 1
kedelai yang terfermentasi dalam mengikat asam
spontan. Jurnal Natur empedu. Majalah Farmasi
Indonesia. 12(1): 28-33. Indonesia. 21 (3): 205-211.
15
JOM FAPERTA Vol.3 NO 2 Oktober 2016