You are on page 1of 7

FARMASAINS Vol. xx. No.

xx, bulan tahun

UJI DISOLUSI TERBANDING TABLET MELOXICAM KOMPARATOR DAN GENERIK

COMPARATIVE DISSOLUTION TEST OF COMPARATOR AND MELOXICAM GENERIC TABLETS

Siwi Kartika Putri, Fith Khaira Nursal, Supandi


Fakultas Farmasi dan Sains, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA, Jakarta Timur

Siwikartika1@gmail.com 085819288745

Submitted : ………… Reviewed : ………… Accepted : …………

ABSTRACT
Meloxicam is a Rheumatoid Arthritis (RA) drug that is used as a cyclooxygenase
2 (COX 2) inhibitor and belongs to the Biopharmaceutics Classification System
(BCS) class II with low solubility and high permeability. Comparison of
equivalence between generic tablets and comparators can be done through the
comparison dissolution test (UDT) by comparing the amount of dissolution (f1)
and dissolution profile (f2). The test was carried out with a type 2 dissolution
apparatus (paddle) in acetate buffer pH 4.5 and phosphate buffer pH 6.8 with a
volume of 900 ml and a rotation speed of 75 rpm and sampling times at 10, 15,
20, 30, 45 and 15 minutes. 60. The solute content of the dissolution test results
was determined using the Ultra High Performance Liquid Chromatograph
(UHPLC). Based on the results obtained, the f1 value in acidic media (pH 4.5)
met the criteria, but the f2 value was above the specified criteria as well as in
buffer media (pH 6.8) otherwise the f2 value did not meet the criteria but for the
f1 value it was included in the equivalent requirement limit. The conclusion of the
research conducted, did not meet the criteria in both acid and phosphate buffer
fluids.
Keywords: Meloxicam; Anti-inflammatory; Comparrative Dissolution;
Bioequivalent.

ABSTRAK
Meloxicam merupakan obat Rheumatoid Arthritis (RA) yang digunakan sebagai
penghambat cyclooxygenase 2 (COX 2) dan termasuk golongan
Biopharmaceutics Classification System (BCS) kelas II dengan kelarutan rendah
dan permeabilitas tinggi. Perbandingan ekivalensi antara tablet generik dan
komparator dapat dilakukan melalui uji disolusi terbanding (UDT) dengan
membandingkan jumlah terdisolusi (f1) dan profil disolusi (f2). Pengujian
dilakukan dengan alat disolusi tipe 2 (dayung) dalam media dapar asetat pH 4,5
dan dapar fosfat pH 6,8 dengan volume 900 ml serta kecepatan putaran 75 rpm
dan waktu sampling pada menit ke 10, 15, 20, 30, 45 dan 60. Kadar zat terlarut
hasil uji disolusi ditetapkan menggunakan Ultra High Performance Liquid
Chromatograph (UHPLC). Berdasarkan hasil yang diperoleh, nilai f1 pada media
asam (pH 4,5) memenuhi kriteria, namun nilai f2 berada diatas kriteria yang
ditetapkan demikian juga dalam media dapar (pH 6,8) sebaliknya nilai f2 tidak
memenuhi kriteria tetapi untuk nilai f1 masuk dalam batas persyaratan ekivalen.
Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan tersebut, belum memenuhi kriteria
dalam kedua cairan dapar asam maupun dapar fosfat.
Kata kunci: Meloxicam; Antiinflamasi; Disolusi Terbanding; Bioekivalen.

PENDAHULUAN fungsi dari banyak sendi. RA adalah bentuk


Rheumatoid arthritis (RA) adalah penyakit paling umum dari arthritis autoimun , yang
kronis yang menyebabkan nyeri, kekakuan , mempengaruhi lebih dari 1,3 juta orang
pembengkakan dan keterbatasan gerak serta Amerika. Dari jumlah tersebut 75% adalah
Uji Disolusi Terbanding Tablet Meloxicam (Siwi Kartika Putri)

perempuan, bahkan 1-3% wanita mungkin memberikan ketentuan untuk uji disolusi
mengalami RA dalam hidupnya ( Hochberg, terbanding yaitu dengan melihat nilai f2 (faktor
2012). kemiripan) antara produk uji dengan produk
Saat ini jenis obat yang beredar dipasaran pembanding (BPOM, 2011).
terbagi atas obat generik dan obat innovator Obat komparator adalah obat yang
atau paten. Obat generik ini terbagi lagi menjadi digunakan sebagai pembanding dalam uji
dua,yaitu obat generik berlogo dan obat generik ekivalensi in vivo dan atau in vitro untuk
bermerek . Obat generik merupakan obat pembuktian ekivalensi suatu obat uji.Obat
dengan nama resmi International Nonpropietary innovator adalah obat yang pertama kali
Names (INN) yang telah ditetapkan dalam dipasarkan berdasarkan dokumentasi
Farmakope Indonesia atau buku standar lainnya keamanan, khasiat, dan mutu sesuai
untuk zat berkhasiat yang dikandungnya. Obat persyaratan yang berlaku saat diberi izin edar,
generik bermerek bernama dagang merupakan termasuk obat yang di lindungi paten (BPOM,
obat generik dengan nama dagang yang 2017).
menggunakan nama milik produsen obat yang Dalam hal penentuan mutu kualitas obat
bersangkutan. Obat inovator atau paten generik dan bermerek dapat dinilai dari respon
merupakan obat yang masih memiliki hak paten terapetik. Umumnya, produk tablet mengalami
dalam jangka waktu tertentu (BPOM, 2015). suatu rangkaian proses, meliputi disentegrasi
Dalam sudut pandang masyarakat produk obat yang diikuti pelepasan obat,
biasanya mutu obat generik kurang baik disolusi obat dalam media aqueos, dan absorsi
dibandingkan dengan obat bermerek. Harga melawati membran sel menuju sirkulasi sistemik
obat generik yang terbilang relatif murah (Shargel dan Kanfer, 2005).
membuat masyarakat tidak percaya bahwa obat Meloxicam merupakan obat paling banyak
tersebut memiliki kualitas. Kurangnya informasi diresepkan karena terbukti lebih menghambat
seputar obat generik adalah salah satu faktor COX-2 dari pada COX-1, khususnya pada dosis
penyebab obat generik dipandang sebelah mata rendah dan meloxicam menyebabkan lebih
oleh masyarakat (Idris dan Widjajarta, 2006). sedikit gejala dan komplikasi pada saluran cerna
Menurut Riskedas 2013, masyarakat sehingga memperoleh manfaat yang maksimal
Indonesia yang mengetahui tentang obat dan efek samping yang seminimal mungkin
generik yaitu sebesar 31,9%. Hanya 14,1% (Arief, 2018).
yang memiliki pemahaman mengenai obat Meloxicam adalah obat yang digunakan
generik yang benar, sedangkan 85,9% masih secara luas dalam terapi untuk perawatan
memiliki pemahamanyang salah mengenai obat osteoarthritis dan rheumatoid arthritis pada
generik. Sumber informasi tentang obat generik orang dewasa. Ini adalah salah satu dari sedikit
sendiri paling banyak diperoleh dari tenaga obat yang dianggap sebagai penghambat COX
kesehatan, yaitu sebesar 63,1%, Oleh karena 2 "preferensial" yang tersedia di dunia farmasi,
itu, masih sangat dibutuhkan informasi karena pada tahun-tahun terakhir beberapa obat
mengenai obat generik secara strategik yang berpotensi selektif, seperti rofecoxibe dan
terutama di era Jaminan Kesehatan Nasional. valdecoxibe, dikeluarkan dari peredarannya
Disolusi adalah proses suatu zat solid karena efek berbahaya serius yang mungkin
memasuki pelarut untuk menghasilkan larutan. mereka alami. (Engelhard, 1995).
Disolusi secara singkat didefinisikan sebagai Beberapa produk farmasi yang
proses suatu solid melarut (Siregar, 2010). mengandung meloxicam sebagai obat dalam
Uji disolusi merupakan kelanjutan dari bentuk tablet. Meloxicam adalah obat padat
pengamatan waktu hancur tablet yang dahulu kuning, praktis tidak larut dalam air,dengan
orang menggangap penting sebagai parameter kelarutan yang lebih tinggi diamati pada basa
dalam biofarmasi. Uji disolusi ini kelanjutan dari kuat. Itu sangat sedikit larut dalam
pengamatan waktu hancur tablet yang dahulu metanol.Meloxicam memiliki nilai pKa 1.1 dan
orang menganggap penting sebagai parameter 4.2. Oleh karena itu, dianggap sebagai obat
dalam biofarmasi (Fudholi, 2013). Uji disolusi kelas II (Final, 2006).
terbanding adalah uji disolusi komparatif yang
dilakukan untuk menunjukan similaritas profil METODE PENELITIAN
disolusi antara obat uji dengan obat inovator Alat
((BPOM, 2011).
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
Uji disolusi terbanding dapat digunakan
adalah Dissolution Tester tipe II (Dayung)
untuk memastikan kualitas dan sifatsifat produk
Electrolab, Ultra High Performance Liquid
obat dengan perubahan minor dalam formulasi
Chromatography (UHPLC) Waters H classs,
atau pembuatan setelah izin pemasaran. BPOM
Ultrasonik Lab (companion ucp-10), Kolom
4
FARMASAINS Vol. xx. No. xx, bulan tahun

Waters C-18 (Cortecs C18 4,6 x 50 mm 2,7 ppm, 3 ppm, 9 ppm,20 ppm. Lalu dimasukkan
µm). Timbangan analitik Neraca (sartorius), pH kedalam vial dan baca area menggunakan alat
Meter metler (toledo), Sentrifugasi (daihan UHPLC (Rohman, 2009).
scientific), Vortex (scilogex), dan Alat-alat 4. Pembuatan media disolusi
laboratorium lainnya. a. Dapar asetat pH 4,5
Bahan Timbang seksama 2,99 g Natrium asetat
trihidrat, masukkan ke dalam gelas ukur
Tablet Komparator yang digunakan 1000 ml, kocok hingga larut, kemudian
adalah Movicox® (Dosis 15 mg) yang diproduksi tambahkan 11,43 ml asam asetat glasial.
oleh PT.Boehringer Ingelhem. Sedangkan Tambah dengan akuades sampai volume
Produk uji terdiri dari produk obat Meloxicam 1000 mL. Dibuat sebanyak 12 liter (Depkes,
generik. Bahan lainnya adalah baku zat aktif 2014).
meloxicam (BPFI meloxicam), Asetonitril,Buffer b. Dapar fosfat pH 6,8
Kalium Fosfat, asam asetat glasial P, asam Timbang seksama 6,80 g Potassium
klorida, natrium hidroksida, potassium dihidro dihidro fosfat, masukkan ke dalam gelas
phosphate dan Natrium asetat trihidrat. ukur 1000 mL. tambahkan akuades 100 mL,
kocok hingga larut, kemudian tambahkan 1
g NaOH. Tambahkan dengan akuades
Metode sampai 1000 mL. Dibuat sebanyak 12 liter
1. Optimasi Sampel (Depkes, 2014).
Baku pembanding Farmakope Indonesia
(BPFI) Meloxicam (15 mg) ditimbang 10 5. Uji Disolusi Terbanding Tablet Meloxicam
mg,dimasukkan kedalam labu tentukur 10 mL Uji disolusi terbanding tablet Meloxicam
dan ditambahkan metanol 5 mL.kemudian dilakukan menggunakan 2 medium disolusi
disonifikasi selama 10 menit dan ditambahkan yang berbeda yaitu pH 4,5 dan pH 6,8 masing-
pelarut hingga tanda,Sehingga dihasilkan 1000 masing sebanyak 900 mL dengan suhu 37 ± 0,5
ppm.kemudian dipipet sebanyak 1 mL °C. Uji Disolusi menggunakan 12 tablet dari
tambahkan aquadest dalam labu ukur, sehingga masing– masing sampel.Satu tablet dimasukan
didapatkan konsentrasi 100 ppm.Suntikkan dalam labu disolusi.Uji dilakukan dengan
sejumlah 5 µL kedalam sistem kromatografi dan menggunakan alat uji disolusi tipe II (tipe
dibaca areanya menggunakan UHPLC. dayung) dengan kecepatan 75 rpm selama 60
menit. Pengambilan sampel dilakukan pada
menit ke-10, 15, 20, 30, 45 dan 60 sebanyak 5
2. Pembuatan Fase Gerak
mL. Setiap kali pengambilan sampel, volume
Fase gerak terdiri dari asetonitril dengan
medium diganti dengan larutan medium yang
lartan asam fosfat. Langkah awal pembuatan
baru dengan volume dan suhu yang sama.
yaitu, Asetronitril 1000 mL dilarutkan kedalam
Sampel yang diambil kemudian disaring dan
botol, kemudian sonifikasi selama 10 menit.
ditentukan kadarnya menggunakan UHPLC.
Tuangkan 1000 mL aquadest kedalam botol
Dengan menggunakan fase gerak yaitu
fase gerak, atur pH dengan penambahan asam
Campuran Metanol , Asetonitril dan Aqua pH3
fosfat sebanyak 0,59 mL. Diteteskan sedikit
dengan perbandingan (45:55) (Yakhakhoeji,
demi sedikit hingga pH 3. Sehingga didapatkan
2000).
perbandingan asetonitril – Larutan asam fosfat
(45:55).
Analisa Data
3. Pembuatan Kurva Linearitas Baku Data konsentrasi zat Meloxicam yang
Kurva linearitas baku pH 4,5 dan pH 6,8 terlarut pada setiap waktu pengambilan sampel
Ditimbang dengan seksama 50 mg Baku dibuatkan ke dalam kurva profil disolusi dan
Pembanding Farmakope Indonesia (BPFI) dianalisis dengan menghitung faktor kemiripan
Meloxicam sebanyak 2x kemudian, masing- (f2) antara tablet uji dengan tablet
masing dilarutkan dengan larutan dapar pH 4,5 innovator/komparator. Dengan persyaratan f2 =
dan larutan dapar pH 6,8 dalam masing-masing 50-100. Nilai f2 = 50 atau lebih besar (50-100)
labu ukur 25 mL, kemudian masukkan ke dalam menunjukkan keasaman atau ekivalensi ke-2
botol coklat lalu diberi tanda sesuai pH . Dipipet kurva, yang berarti kemiripan profil disolusi ke-2
sebanyak 0,05 mL; 0,1 mL; 0,3 mL; 0,9 mL dan produk.
2 mL kemudian larutkan kembali sesuai dengan
dapar yang tertera dalam labu ukur 10 mL HASIL DAN PEMBAHASAN
sehingga, didapatkan konsentrasi 0,5 ppm, 1
Uji Disolusi Terbanding Tablet Meloxicam (Siwi Kartika Putri)

1. Optimasi Sampel Meloxicam dalam medium dapar pH 4,5


Optimasi sampel adalah langkah awal dihasilkan garis lurus dengan koefisien
dalam penelitian yang bertujuan untuk kolerasi (r) sebesar 0,9991 dan persamaan
menentukan fase gerak, fase diam, detektor dan regresi linear yang diperoleh adalah y =
laju alir yang sesuai, dalam kondisi yang 2499,2x – 412,28 berdasarkan persamaan y
dioptimalkan untuk memperoleh profil disolusi = a + bx, maka diperoleh nilai a (intercept) =
suatu obat. sampel yang digunakan yaitu Baku -412,283 dan b (slope) = 2499,1765.
Pembanding Farmakope Indonesia (BPFI)
Meloxicam yang dilarutkan menggunakan b. Kurva Linearitas Baku pH 6,8
asetonitril, menurut Farmakope Indonesia jilid V Tabel 1. Kurva Linearitas Baku Meloxicam pada
Dapar pH 6,8
Meloxicam sukar larut.
Hasil kromatogram menjelaskan bahwa
fase gerak yang digunakan yaitu asetonitril dan
larutan asam fosfat dengan perbandingan
(45:55) kemudian untuk fase diam yang
digunakan yaitu C18, dengan detektor 355 nm,
dan laju alir 1,0 mL/menit. Dari hasil parameter Kurva linearitas dari hasil pengukuran baku
kromatografi yang diperoleh berdasarkan standar pH 4,5 Meloxicam
kondisi analisisnya yaitu, Talling 1,243; plat
count 8259; dan K prime 2,316. Dari hasil
kromatogram tersebut memenuhi syarat umum
kromatografi yaitu talling tidak lebih dari 2, plat
count lebih dari 2000, K prime lebih dari 1
(Rohman, 2009).

2. Kurva Linearitas Baku


Pada tahap ini menggunakan larutan
baku eksternal, metode yang paling umum
untuk menetapkan konsentrasi senyawa yang Kurva linearitas baku standar Meloxicam
tidak diketahui konsentrasinya dalam suatu dalam medium dapar pH 6,8 dihasilkan garis
sampel. Hasil konsentrasi yang didapat secara yang lurus dengan koefisien kolerasi (r) sebesar
linear (0.5; 1; 3; 9; 20), selanjutnya diinjeksikan 0,9937 dan persamaan regresi linear yang
pada sistem kromatografi yang digunakan serta diperoleh adalah y = 3406,5x – 2578,7
dianalisis dengan cara kerja yang sama. berdasarkan persamaan y = a + bx, maka
Konsentrasi senyawa tersebut ditentukan diperoleh nilai a (intercept) = -2578,72 dan b
dengan metode grafik dari kurva linearitas baku (slope) = 3406,4963. Dari kedua kurva tidak
atau secara numerik(Rohman, 2009). memenuhi syarat linearitas yaitu r ≥ 0,999
a. Kurva Linearitas Baku pH 4,5 (Snyder, 1997).
Tabel 1. Kurva Linearitas Baku Meloxicam
pada Dapar pH 4,5 3. Uji Disolusi Terbanding Meloxicam
Tabel 3. Nilai F1 dan F2 Uji Disolusi
Terbanding Meloxicam pada Dapar 4,5

Kurva linearitas dari hasil pengukuran


baku standar pH 4,5 Meloxicam

Kurva linearitas baku standar

4
FARMASAINS Vol. xx. No. xx, bulan tahun

. Kurva dari hasil uji disolusi terbanding pH 4,5 Meloxicam Metode, Landasan Teoritis, Praktis dan
Tabel 4. Nilai F1 dan F2 Uji Disolusi Penerapannya, Jakarta, Prestasi
Terbanding Meloxicam pada Dapar 6,8

Pustaka. Arief, FA. 2018. Referat Artritis.


Kurva dari hasil uji disolusi terbanding pH 6,8 Meloxicam.
Edisi 3.No.3

BPOM, 2011. Peraturan Kepala Badan


Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor
HK.03.1.23.08.11.07331 Tahun 2011
Tentang Metode Analisis Kosmetika.
Jakarta. BPOM.

Balitbang Kemenkes RI. (2013). Riset


Kesehatan Dasar;RISKEDAS . Jakarta:
Berdasarkan hasil yang didapat nilai f1 Balitbang kemenkes RI.
dan f2 pada kedua media yaitu, pada media
dapar asetat pH 4,5 nilai f1 yang didapat 19,32 BPOM. 2000. Peraturan Kepala Badan
% tidak memenuhi persyaratan yaitu (<15) dan Pengawas Obat dan Makanan Republik
f2 81,04 %. sedangkan pada dapar fosfat pH IndonesiaNomor HK.00.05.3.1818
6,8 didapat nilai f1 13,86 % dan f2 46,98 % tentang Pedoman Uji Bioekivalensi,
tidak memenuhi persyaratan yaitu nilai f2 (50 – Badan Pengawas Obat dan Makanan
100). Dari hasil yang diperoleh, yang memenuhi Republik Indonesia. Jakarta.
persyaratan nilai f1 terdapat pada pH 6,8 dan f2
pada pH 4,5 sedangkan Hasil yang tidak BPOM. 2004. Peraturan Kepala Badan
memenuhi persyaratan yaitu nilai f1 pada pH Pengawas Obat dan Makanan Republik
4,5 dan nilai f2 pada pH 6,8. Indonesia Nomor HK.00.05.3.1818.
Menurut literatur, Karena meloxicam Tentang : Pedoman Uji Bioekivalensi.
terdisolusi dalam dapar fosfat pH 7,5 dan Badan Pengawas Obat dan Makanan
diujikan dengan pH 4,5 dan pH 6,8 hal ini Republik Indonesia. Jakarta.
mempengaruhi kecepatan melarut obat dalam
pH tersebut.Maka dapat disimpulkan tablet BPOM RI, 2008, Informatorium Obat Nasional
meloxicam generik tidak ekivalen secara in vitro Indonesia (IONI), Badan Pengawas Obat
terhadap komparatornya. Maka perlu dilakukan dan Makanan Republik Indonesia,
uji kesesuaian sistem maupun uji kestabilan Jakarta. Terdapat di:
untuk memastikan hasil analisis tersebut. http://pionas.pom.go.id/ioni/pedoman-
umum.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh, BPOM. 2011. Peraturan Kepala Badan
nilai f1 dan f2 pada media dapar asetat pH 4,5 Pengawas Obat dan Makanan Republik
nilai f1 yang diperoleh sebesar 19,32% tidak Indonesia Nomor
memenuhi persyaratan dan nilai f2 yang HK.03.1.23.12.11.10217. Tentang : Obat
diperoleh 81,04%. Pada media dapar fosfat pH Wajib Uji Ekivalensi. Badan Pengawas
6,8 didapat nilai f1 13,86% dan nilai f2 46,98% Obat dan Makanan Republik Indonesia,
tidak memenuhi persyaratan. Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA BPOM. 2017. Peraturan Kepala Badan


Amri, Sofyan, (2010), Proses Pembelajaran Pengawas Obat dan Makanan Republik
Inovatif dan Kreatif Dalam Kelas, Indonesia. Tentang : Tata Laksana Uji
Uji Disolusi Terbanding Tablet Meloxicam (Siwi Kartika Putri)

Bioekivalensi. Badan Pengawas Obat RI Martin AS. 2008. Farmasi Fisik: Edisi
dan Makanan Republik Indonesia. 3. Jakarta. UI press.
Jakarta
Menteri Kesehatan Republik Indonesia 2010.
Dequeker J,Hawkey C, 1998. Improvement in Peraturan Menteri kesehatan
Gastrointestinal Tolerability of the nomor:Hk.02.02/Menkes/068/1/2010
Selective Cyclooxygenase ( COX) -2 tentang Kewajiban Mengunakan Obat
Inhibitor,Meloxicam, Compared with Generik di Fasilitas Pelayanan
Piroxicani: Results of the Safety and Kesehatan Pemerintah. Jakarta.
Efficacy Large-Scale Evalution of COX- Departemen Kesehatan Republik
Inhibiting Therapies ( SELECT ) trial in Indonesia.
osteoarthritis.Br JRheumatol 1998: 37 (9)
946 - 95 1. Mutiatikum D dan Raini M. 2010. Profil Disolusi
dan Penetapan kadar Tablet Meloxicam
Engelhardt, G., Homma, D., Schlegel, K., Inovator Dan Generik Bermerk Dengan
Utzmann R., Schnitzler C (1995) . Anti- UHPLC. Bul. PenelitianKesehat. Vol. 38,
Inflamma-tory, Analgesik, Antipiretik dan No.3:140 - I46.
Properti Terkait Meloxicam, A Non-
Steroidal Baru Agen Anti-Peradangan PerMenKes RI. 2010. kewajiban menggunakan
dengan Toleransi Gastrointestinal yang obat generik di fasilitas Pelayanan
Menguntungkan, Inflamm. Res.,44, 423. Pemerintah. Jakarta. Menteri
Kesehatan Republik Indonesia.
Final Draft Labeling Mobic. 2000. Available at:
<http: // www. fda.gov/ Roge, A. B., Firke, S. N., Dhane, R. M., Gunjkar,
cder/foi/label/200/20938 lbl.pdf > Access V. J., & Vadvalkar, S. M. 2011. Novel
on: May 10th. 2006. Achievement of HPLC: UPLC.
International Journal of Pharm Tech
Fudholi, A., 2013, Disolusi dan Pelepasan Obat Research, 3(3) : 1423-1429
In Vitro, Pusaka Pelajar, Yogyakarta.
Rohman SD. 2007. Analisis Kuantitatif obat.
Gandjar GD. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta. UGM Press.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hadisoewigyo L. 2015. Bahan Ko-proses Rohman, Abdul. (2009). Kromatografi Untuk
Dalam Metode Kempa Lanngsung. Analisis Obat. Ed I, Graha Ilmu,
Medicinus Yogyakarta

Hadisoewigyo L. 2015. Bahan Ko-proses Dalam Siregar, C.J., 2006, Farmasi Klinik Teori dan
Metode Kempa Langsung.Medicinus Penerapan, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta
Hochberg MC.. 2012. American College Of
Rheumatology Recommendations For Siregar CJ. 2008. Teknologi Farmasi Sediaan
The Use Of Nonpharmacologic And Tablet: Dasar-Dasar Praktis. Jakarta:
Pharmacologic Therapies In Buku Kedokteran EGC.
Osteoarthritis Of The Hand, Hip, And
Knee. Arthritis Care Res (Hoboken). Siregar, C.J.P., dan Wikarsa, S., 2010,
64(4):465–74. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet
Dasar- Dasar Praktis, Penerbit Buku
Idris FD. (2006). Obat Generik Harga Murah Kedokteran EGC, Jakarta. 54 – 55, 98 –
Tapi Mutu Tidak Kalah, 115.
www.medicastore.com
Sweetman S. 2011. Martindale: The Complete
Kementrian Kesehatan RI. 2014. Farmakope Drug Reference. 37th ed. USA.
Indonesia Edisi keV. Jakarta. Kemenkes Pharmaceutical Press.
RI
Y.J. Lee, Y.G. Kim, M.G. Lee, S.J. Chung, M.H.
Kementrian Kesehatan RI. 2020. Farmakope Lee, C.K. Shim,Yakhakhoeji 2007.
Indonesia Edisi keVI. Jakarta. Kemenkes Determination of meloxicam in human
plasma using a HPLC method with UV

4
FARMASAINS Vol. xx. No. xx, bulan tahun

detection and its application to a


pharmacokinetic study : 308.

Taleuzzaman, M, Ali S, Gilani S.J, Hafeez A.


2015. Ultra Performance Liquid
Chromatography (UPLC) – A Review.
Austin Journal of Analytical and
Pharmaceutical Chemistry, 2 (6) : 1056.

T. Sunil Kumar Reddy, G. Balammal dan A.


Saravana Kumar. Ultra High
Performance Liquid Chromatography: An
Introduction And Review. International
Journal of Pharmaceutical Research &
Analysis. 2012. 2(1): 24-31.

You might also like