KAJIAN ADSORPSI LINEAR ALKYLBENZENE SULFONATE (LAS)
PADA BIJI KELOR
I. LATAR BELAKANG
Menurut Belladona & Yanto (2014) air limbah domestik dapat diartikan
sebagai air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman, rumah
makan, perkantoran, apartemen dan asrama. Salah satu pencemar yang sering
ditemukan dalam limbah domestik adalah detergen. Konsentrasi detergen yang
terlalu tinggi di suatu perairan dapat menyebabkan terganggunya proses respi
pada ikan dan organisme perairan lainnya. Semakin tinggi akumulasi detergen,
maka semakin rendah pula suplai oksigen terlarut di dalam air (Yuliani et al,
2015). Selain itu, deterjen di dalam air dapat menimbulkan busa dan menutupi
permukaan air schingga menghalangi sinar matahari yang masuk dan menghambat
proses fotosintesis yang pada akhimya mengganggu siklus hidup biota air.
Surfaktan yang ada di dalam detergen umumnya adalah surfaktan anionik seperti
LAS (Linear Alkylbenzene Sulfonate).
Di lingkungan perairan, LAS berpotensi menimbulkan pencemaran (Rifai &
Nugraha, 2013). LAS tidak dapat terurai dalam kondisi anaerob (tidak ada udara),
sehingga LAS sukar untuk terurai dengan kondisi sungai-sungai di Indonesia yang
sebagian besar keruh (Purnamasari, 2017). Salah satu metode yang cukup
potensial untuk menangani pencemaran lingkungan akibat limbah detergen adalah
dengan metode adsorpsi. Karbon arang aktif juga dapat digunakan sebagai
adsorben yang dibuktikan oleh Lubis & Atsary (2015) yang menggunakan arang
aktif dari limbah kulit ubi kay sebagai adsorben untuk menurunkan kadar
senyawa LAS dalam limbah cair deterjen rumah tangga
Terkait adsorpsi sebagai metode penanganan LAS, salah satu material yang
berpotensi untuk digunakan sebagai adosorben LAS adalah biji kelor. Biji kelor
telah diujikan sebagai adsorben timbal dengan efesiensi penyerapan meneapai
hingga 83,6958%. (Yasril, 2018). Serbuk biji kelor memiliki kandungan protein
kationik yang mengandung zat aktif 4-alfa-4-rhamon-siloksibenzil-isotiosianat.
Zat aktif ini mampu mengkoagulasi dan menetralisasi muatan negatif yang ada di
dalam air. Selain itu, kandungan protein yang ada dalam biji kelor dapat mengikat
logam berat yang bermuatan positif dalam air (Nand et al, 2012). Selainkemampuannya sebagai adsorben, ketersediaan biji kelor juga cukup melimpah,
harganya yang terbilang murah dan bersifat ramah lingkungan karena berasal dari
bahan alami,
I. TUJUAN PENELITIAN:
1, Menentukan waktu kontak optimum dalam adsorpsi LAS oleh biji kelor.
2. Mempelajari pengaruh pH terhadap adsorpsi LAS oleh biji kelor.
3. Menentukan kapasitas adsorpsi LAS oleh biji kelor.
11, METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian akan dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik dan Lingkungan
dan Laboratorium Anorganik FMIPA ULM Banjarbaru, Penelitian ini
;ptember 2020 hingga Desember
ksanakan selama 4 bulan, yaitu sejak bular
2020.
3.2. Alat dan bahan
3.2.1. Alat
Alatalat yang digunakan pada penelitian ini adalah peralatan gelas standar
Laboratorium, Spektrofotometer UV-Visible, FTIR, pH meter, hot-plate, oven,
neraca analitik, stopwateh, pengaduk magnetik, corong pemisah, ayakan 60 mesh,
dan kuvet
3.2.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kertas saring, biji
kelor (Moringa oleifera), akuades, HCl, NaOH, H2SO4, larutan metilen biru,
kloroform, NaH2PO4.H20, dan serbuk Linear Alkylbenzene Sulphonate (LAS).
3.3 Cara Kerja
3.3.1, Preparasi biji kelor
Buah kelor yang sudah matang dikupas kulit luarnya dan diambil bijinya,
Biji kelor dibersihkan dari kulit arinya yang berwama coklat hingga diperoleh biji
kelor yang berwama putih. Biji kelor yang diperoleh kemudian dikupas kembali
dari cangkangnya dan dikeringkan dalam oven selama 30 menit pada suhu 105°C
untuk menurunkan kadar airnya. Biji kelor yang telah kering dihaluskan hingga
‘menjadi serbuk, kemudian diayak dengan ayakan 60 mesh,
3.3.2. Penentuan Waktu Optimum Adsorpsi LAS dengan Biji KelorLarutan LAS dengan konsentrasi 50 ppm dibuat dengan melarutkan 50 mg
LAS dalam akuades hingga volumenya tepat 1000 mL. Selanjutnya ke dalam 250
mL dari larutan LAS 50 ppm ditambahkan 50 mg serbuk biji kelor ke dalam gelas
ala, Campuran diaduk dengan waktu pengadukan yang bervariasi, yaitu 10, 15,
30, 45, 60, dan 90 menit. Setelah itu, campuran disaring menggunakan kertas
saring, Konsentrasi LAS yang tersisa dalam filtrat dari hasil_penyaringan
kemudian diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Konsentrasi LAS dari
Jarutan kerja yang sama dilakukan pada kontrol negatif tanpa penambahan serbuk
biji kelor. Analisis LAS dilakukan dengan mengacu pada metode SNI 06-
6989.51-2005.
3.3.3, Penentuan pH Optimum Adsorpsi LAS dengan Biji Kelor
Sebanyak 500 mL larutan LAS 50 ppm diatur pH nya dengan menambahkan
HCl 1 M atau NaOH | M. Penambahan NaOH dan HC! dilakukan hingga
diperoleh satu set larutan sampel dengan variasi pH 4, 5, 6, 7, 8, dan 9.
Selanjutnya dari setiap larutan yang pH nya telah diatur tersebut diambil 250 mL
Jarutan, dan ke dalam larutan tersebut ditambahkan 50 mg serbuk biji kelor. Sisa
Jarutan yang dipisahkan tidak diberi perlakuan dengan biji kelor untuk digunakan
sebagai kontrol negatif, Campuran kemudian diaduk menggunakan pengaduk
magnetik dengan lama pengadukan sesuai dengan waktu optimum yang telah
diperoleh dari langkah sebelumnya, Setelah itu, campuran disaring menggunakan
kertas saring. Konsentrasi LAS yang tersisa di dalam filtrat diukur menggunakan
spektrofotometer UV-Vis. Analisis LAS dilakukan dengan mengacu pada metode
SNI.06-6989.51-2005.
3.3.4. Penentuan Isoterm Adsorpsi LAS dengan Biji Kelor
Larutan LAS dibuat dengan konsentrasi yang bervariasi yaitu 10, 15, 20, 25,
dan 50 ppm pada labu takar 50 mL. Kemudian ke dalam setiap larutan LAS
ditambahkan 0,1 gram serbuk biji kelor, kemudian diaduk. Lama pengadukan
disesuaikan dengan dengan waktu adsorpsi optimum yang telah didapatkan dari
langkah sebelumnya, Selanjutnya campuran disaring menggunakan kertas saring,
Filtrat yang diperoleh dari hasil penyaringan kemudian diukur absorbansinya.
Hasil absorbansi dihitung konsentrasinya dan ditentukan isoterm reaksinya,
Analisis LAS dilakukan dengan mengacu pada metode SNI 06-6989.51-2005.