You are on page 1of 7

Jurnal Penelitian Teh dan Kina 14(1) 2011: 1-7

Pengaruh pohon pelindung tetap


pada tanaman teh menghasilkan
terhadap iklim mikro, populasi serangga hama
dan musuh alami, serta produksi pucuk teh
The effect of permanent shade tree at mature tea area
on microclimate, the population of pest insects
and natural enemies, and tea shoot production
Wahyu Widayat dan Dini Jamia Rayati

Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung


Pasirjambu, Kabupaten Bandung; Kotak Pos 1013 Bandung 40010
Telepon 022 5928780, Faks. 022 5928186

Diajukan: 11 Mei 2011; diterima: 18 Mei 2011

Abstract
A study to know the effect of permanent shade trees at mature tea area on microclimate,
the population of pest insects and natural enemies, as well as tea shoot production was
carried out at Blok B-4 Afdeling Gambung Selatan (1.300 m asl) of Research Insitute for
Tea and Cinchona, Bandung, West Java, from January up to December 2009. The study
carried out using experimental observation method with two treatments, viz. mature tea
area with and without permanent shade tree, silver oak (Grevillea robusta). The
parameters of microclimate: temperature, relative humidity, and sunshine intensity, the
population of various pest insects and natural enemies, as well as tea shoot production
were observed regularly during dry and rainy seasons at the two experimental plots. The
results showed that the existence of permanent shade trees Grevillea robusta at mature
tea area could maintain the temperature, relative humidity (RH), and sunshine intensity
suitable for tea growth at dry season, suppress the population of pest insects, and on the
contrary increase the population of natural enemies, as well as increase the tea shoot
production, up to 21% at rainy season, and up to 55% at dry season.

Keywords: tea, shade trees, microclimate, pest insects, natural enemies, production

Abstrak
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pohon pelindung tetap pada
tanaman teh menghasilkan terhadap iklim mikro, populasi serangga hama dan musuh
alami, serta produksi pucuk teh telah dilaksanakan di Blok B-4 Afdeling Gambung
Selatan (1.300 m dpl), Pusat Penelitian Teh dan Kina, Bandung, pada bulan Januari–
Desember 2009. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode observasi
eksperimental dengan dua perlakuan, yaitu pertanaman teh menghasilkan (TM) yang
ditanami dan tidak ditanami pohon pelindung tetap silver oak (Grevillea robusta). Pada
kedua plot percobaan dilakukan pengamatan parameter iklim mikro: suhu udara,
kelembapan udara (relative humidity/RH), dan intensitas penyinaran matahari, populasi

1
Pengaruh pohon pelindung tetap pada tanaman teh menghasilkan .... (Wahyu Widayat dan Dini Jamia Rayati)

serangga hama dan musuh alami, serta produksi pucuk teh secara periodik selama musim
hujan dan musim kemarau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan pohon
pelindung tetap pada areal tanaman teh menghasilkan (TM) dapat menjaga suhu udara,
kelembapan udara dan intensitas penyinaran matahari tetap sesuai untuk pertumbuhan
tanaman teh pada musim kemarau, menekan populasi serangga hama dan sebaliknya
meningkatkan populasi musuh alami, serta meningkatkan produksi pucuk teh, sebanyak
21% pada musim hujan, dan 55% pada musim kemarau.

Kata kunci: teh, pohon pelindung, iklim mikro, serangga hama, musuh alami, produksi

PENDAHULUAN periode musim hujan serta semakin pan-


jangnya periode musim kemarau di Malawi
Produksi teh sangat dipengaruhi oleh telah menurunkan produksi teh sampai
faktor tanah dan iklim, terutama iklim dengan 15% (Anonim, 2011). Sedangkan di
mikro. Tanaman teh yang berasal dari ne- Indonesia, kemarau panjang pada tahun
gara subtropis membutuhkan kondisi ling- 1991 telah mengakibatkan produksi per-
kungan optimal: suhu udara 12-25oC, ke- kebunan teh di Jawa dalam lima bulan
lembapan udara di atas 60%, dan intensitas kering hanya mencapai ± 63% untuk areal-
penyinaran matahari 70%. Akhir-akhir ini, areal di dataran tinggi, ± 60% untuk dataran
banyak ditengarai adanya fenomena pe- sedang, dan ± 43% untuk dataran rendah
rubahan iklim mikro di perkebunan teh, (Kartawijaya, 1995).
sejalan dengan terjadinya perubahan iklim
Salah satu cara adaptasi terhadap
global yang diakibatkan oleh pemanasan
perubahan iklim global untuk memini-
global.
malisasi pengaruh negatif dari perubahan
Perubahan iklim global dalam wujud iklim global terhadap produksi teh adalah
meningkatnya suhu udara serta perubahan dengan penanaman dan pengelolaan pohon
pola presipitasi termasuk musim kering pelindung. Penanaman dan pengelolaan
yang panjang, secara umum akan berpe- pohon pelindung di perkebunan teh akan
ngaruh terhadap produktivitas tanaman, menurunkan suhu udara di sekitar perdu
termasuk teh, melalui berbagai cara. teh, memanen hujan, mengurangi penge-
Peningkatan suhu udara di atas suhu op- ringan tanah, dan memperbaiki bahan orga-
timal untuk pertumbuhan teh (25-26oC) nik tanah (Wijeratne, 2012).
akan mengakibatkan penurunan produksi
Pengaruh perubahan iklim global
teh (Wijeratne, 1996). Kekeringan sebagai
terhadap produksi tanaman teh juga dapat
akibat dari kemarau panjang juga mempu-
dihasilkan dari pengaruhnya terhadap pe-
nyai peranan menonjol dalam menurunkan
ningkatan serangan hama. Di perkebunan
produksi tanaman teh.
teh, dilaporkan bahwa perubahan iklim
Kekeringan pada tahun 1992 telah global telah meningkatkan serangan Helo-
mengakibatkan penurunan produksi 26% di peltis di India (Hussain, 2010), dan meng-
Sri Lanka yang merupakan pencapaian akibatkan introduksi hama ini di Malawi
produksi terendah sejak tahun 1950 sebagai hama baru (Anonim, 2011).
(Wijeratne, 1996). Semakin pendeknya Dengan demikian, penanaman dan penge-

2
Jurnal Penelitian Teh dan Kina 14(1) 2011: 1-7

lolaan pohon pelindung di perkebunan teh 10 m. Klon yang ditanam adalah GMB 7
sebagai tindakan adaptasi terhadap per- yang berumur 12 tahun, dengan umur
ubahan iklim global juga akan berpengaruh pangkas 3 tahun, dan dengan populasi
terhadap perkembangan hama teh. 12.500 perdu/ha. Sedangkan pohon pelin-
Penanaman pohon pelindung di dung berumur 12 tahun dengan diameter
perkebunan teh juga akan meningkatkan batang ±35 cm, diameter/lebar kanopi 3-4
keanekaragaman hayati yang diharapkan m, dan jarak tanam 10 x 10 m, sudah dila-
dapat menurunkan masalah hama yang kukan lopping dan topping pada ketinggian
biasanya dihadapi perkebunan teh yang 10 m di atas permukaan tanah.
diusahakan secara monokultur. Penanaman Parameter pengamatan meliputi: (1)
pohon pelindung di perkebunan teh juga parameter iklim mikro: suhu udara, kelem-
merupakan cara manipulasi habitat yang bapan udara (relative humidity/RH), dan
akan membantu konservasi musuh alami intensitas penyinaran matahari; (2) populasi
dengan menyediakan perlindungan, nectar, serangga hama dan musuh alami; (3)
pollen, dan inang alternatif bagi musuh produksi pucuk. Pengamatan dilakukan
alami (Das et al., 2010). secara periodik selama musim hujan dan
Sebagai upaya adaptasi terhadap musim kemarau. Untuk pengukuran para-
perubahan iklim global guna mendukung meter iklim mikro, dilakukan pula peng-
program perkebunan teh yang berke- ukuran di areal pinggir hutan sebagai
lanjutan, penelitian ini dilakukan untuk pembanding. Di samping itu, dilakukan
mengetahui pengaruh pohon pelindung juga pengukuran kadar air tanah pada
terhadap iklim mikro, populasi hama dan kedalaman 10 cm dan kadar bahan organik
musuh alami, serta terhadap produksi pucuk tanah pada petak percobaan yang ditanami
teh. pohon pelindung sebagai data pendukung.
Pengamatan produksi pucuk dilakukan
setiap kali pemetikan yang dilakukan secara
BAHAN DAN METODE manual dengan daur petik 14 hari dengan
jenis petikan medium (p+3). Produksi
Penelitian dilaksanakan pada areal pucuk merupakan hasil pemetikan dari
tanaman teh menghasilkan (TM) di Blok B- masing-masing petak percobaan.
4, Afdeling Gambung Selatan (1.350 m
dpl), Pusat Penelitian Teh dan Kina, Desa
Mekarsari, Kecamatan Pasirjambu, Kabu-
HASIL DAN PEMBAHASAN
paten Bandung, dari bulan Januari–Desem-
ber 2009. Pohon pelindung silver oak (Grevillea
Penelitian dilakukan dengan menggu- robusta) yang digunakan dalam penelitian
nakan metode observasi eksperimental merupakan jenis pohon pelindung yang
dengan 2 (dua) perlakuan, yaitu pertanaman banyak ditanam di perkebunan-perkebunan
teh TM dengan dan tanpa pohon pelindung teh. Daun silver oak yang unik dapat
tetap silver oak (Grevillea robusta). menyaring sinar matahari dan cukup mem-
Petak percobaan berukuran 1 ha berikan naungan pada musim kemarau.
dengan 5 unit petak pengamatan seluas 10 x Disebabkan perakarannya yang dalam,

3
Pengaruh pohon pelindung tetap pada tanaman teh menghasilkan .... (Wahyu Widayat dan Dini Jamia Rayati)

silver oak tidak berkompetisi dengan musim kemarau, pengaruh pohon pelindung
tanaman teh. Pohon pelindung ini juga terhadap iklim mikro sangat nyata. Pada
tahan pemangkasan, recovery dan pertum- musim kemarau, keberadaan pohon pelin-
buhannya cepat, tahan hama dan penyakit, dung dapat menurunkan suhu udara (dari
serta dapat berfungsi sebagai windbreaker. 27oC menjadi 24oC), meningkatkan kelem-
Silver oak menghasilkan bahan organik dari bapan relatif (RH) (dari 48% menjadi 74%),
jatuhan daun sebanyak 6-8 ton/ha. Nutrien meningkatkan kadar air tanah (dari 18%
yang dikembalikan ke tanah dari jatuhan menjadi 19%), dan menurunkan intensitas
daun dan pemangkasan diperkirakan seba- penyinaran matahari (dari 100% menjadi
nyak 75 kg N, 4 kg P2O5, 40 kg K2O, 95 kg 68%).
Ca, 40 kg Mg and 38 kg S per hektar per Hasil pengukuran juga menunjukkan
tahun (Niranjana dan Viswanath, 2005). bahwa kondisi iklim mikro pada areal TM
Hasil penelitian pengaruh pohon yang diberi pohon pelindung sama dengan
pelindung silver oak terhadap iklim mikro, kondisi iklim mikro di pinggir hutan (Tabel
populasi hama dan musuh alami, serta 1).
produksi pucuk teh disajikan dan dibahas di Hasil penelitian sebelumnya menun-
bawah ini. jukkan bahwa pada suhu udara 30-32oC,
suhu pada permukaan daun teh pada per-
tanaman teh tanpa pohon pelindung dapat
Pengaruh pohon pelindung terhadap
iklim mikro mencapai 40-45oC, sedangkan pada perta-
naman teh dengan pohon pelindung selisih
Pada musim hujan, semua parameter suhu pada permukaan daun teh dengan suhu
iklim mikro, kecuali intensitas cahaya, udara hanya 1-2oC sehingga aktivitas foto-
menunjukkan hampir tidak ada perbedaan sintesis masih dapat berlangsung. Fotosin-
kondisi di areal dengan dan tanpa pelindung tesis akan terhenti pada suhu daun di atas
serta di pinggir hutan. Sedangkan pada 35oC (Sukasman, 1997).

TABEL 1
Iklim mikro pada areal TM dengan dan tanpa pohon pelindung (Grevillea robusta) pada musim
hujan dan musim kemarau

Kelembapan
Suhu udara Kadar air Intensitas
Perlakuan1 relatif/RH
(oC) tanah (%)2 cahaya (%)
(%)
Musim hujan:
Dengan pohon pelindung 22,43 78,96 28,30 65
Tanpa pohon pelindung 22,46 80,07 28,46 100
Di pinggir hutan 22,81 75,79 28,73 62
Musim kemarau:
Dengan pohon pelindung 24,18 74,70 19,13 68
Tanpa pohon pelindung 27,28 48,16 18,24 100
Di pinggir hutan 23,40 74,47 19,73 67
1Musim hujan: Januari s.d. Juni dan Oktober s.d Desember; Musim kemarau: Juli s.d.
September;
Di pinggir hutan: pengamatan tambahan, sebagai pembanding
2Kedalaman 10 cm.

4
Jurnal Penelitian Teh dan Kina 14(1) 2011: 1-7

Hasil penelitian yang menunjukkan Hasil ini sesuai dengan laporan-


kadar air tanah pada areal TM yang ber- laporan sebelumnya yang menyatakan
pelindung pada musim kemarau relatif lebih bahwa di areal pertanaman teh yang diberi
tinggi didukung oleh hasil pengukuran pohon pelindung jarang terjadi ledakan
kadar bahan organik tanah yang menun- hama dibandingkan dengan di areal yang
jukkan angka 6,27%. Angka kadar bahan tidak diberi pohon pelindung (Niranjana
organik tanah di atas 6% dinilai masih dan Viswanath, 2005) mengingat penanam-
cukup tinggi menurut nilai standar USDA an pohon pelindung akan membantu
dan diketahui bahwa komponen bahan konservasi musuh alami dengan menye-
organik tanah mempengaruhi daya sangga
diakan perlindungan, nectar, pollen, dan
tanah terhadap air, kandungan humus pada
inang alternatif bagi musuh alami (Das et
bahan organik berperan sebagai penyimpan
al., 2010).
air. Walaupun kadar air tanah yang ideal
untuk pertumbuhan tanaman adalah 30%,
kadar air tanah 19% pada areal yang berpe-
lindung masih relatif cukup tinggi, masih di Pengaruh pohon pelindung terhadap
atas 15%, mengingat kadar air tanah di produksi pucuk teh
bawah 15% sudah akan menyebabkan ke-
matian tanaman teh karena terjadinya Hasil penelitian menunjukkan bahwa
defisit ketersediaan air (Darmawijaya, penanaman pohon pelindung dapat mening-
1984). katkan produksi pucuk. Areal TM yang
Hasil penelitian ini sesuai dengan berpelindung menghasilkan produksi pucuk
laporan Wijeratne (2012) yang menyatakan segar yang lebih tinggi dari areal TM yang
bahwa penanaman dan pengelolaan pohon tidak ditanami pohon pelindung, baik pada
pelindung di perkebunan teh akan menu- musim hujan, maupun pada musim kema-
runkan suhu udara di sekitar perdu teh, rau. Pada musim kemarau, peningkatan
memanen hujan, mengurangi pengeringan produksi pucuk yang disebabkan oleh
tanah, dan memperbaiki bahan organik keberadaan pohon pelindung ini jauh lebih
tanah. tajam (Tabel 3).
Apabila dihitung ke dalam produk-
tivitas dalam satuan kg teh kering per ha per
Pengaruh pohon pelindung terhadap tahun, maka dengan daur petik 14 hari dan
populasi hama dan musuh alami rendemen 21%, produktivitas teh pada areal
Hasil penelitian jelas menunjukkan TM dengan pohon pelindung pada musim
bahwa penanaman pohon pelindung akan hujan (9 bulan) menjadi: (12/9) x (270/14 x
menurunkan populasi serangga hama dan 813,69 x 21%) = 4.393,93 kg/ha/tahun.
sebaliknya akan meningkatkan populasi Dengan cara perhitungan yang sama,
musuh alami di perkebunan teh (Tabel 2). diperoleh angka-angka produktivitas untuk
Dengan demikian, penanaman pohon pelin- areal TM tanpa pohon pelindung pada
dung mendukung usaha konservasi dan musim hujan, serta untuk areal TM dengan
pelestarian musuh alami sehingga memung- dan tanpa pohon pelindung pada musim
kinkan berlangsungnya pengendalian hama kemarau (3 bulan) seperti yang tersaji pada
secara alami di perkebunan teh. Tabel 3.

5
Pengaruh pohon pelindung tetap pada tanaman teh menghasilkan .... (Wahyu Widayat dan Dini Jamia Rayati)

TABEL 2 KESIMPULAN
Populasi serangga hama dan musuh alami pada areal TM
dengan dan tanpa pohon pelindung (Grevillea robusta)
1. Keberadaan pohon pelindung tetap
Populasi (ekor) (Grevillea robusta) pada areal tanaman
Jenis Dengan pohon Tanpa pohon teh menghasilkan (TM) dapat menurun-
pelindung pelindung
kan suhu udara, meningkatkan kelem-
Serangga hama:
bapan relatif (RH), dan menurunkan
Empoasca falvescens 0,19 0,25
Ulat jengkal 0,12 0,30 intensitas cahaya pada musim kemarau
Helopeltis antonii 0,20 0,25 sehingga iklim mikro terjaga tetap
Musuh alami: sesuai untuk pertumbuhan tanaman teh.
Curinus (predator) 0,29 0,10 2. Keberadaan pohon pelindung tetap
Laba-laba (predator) 0,32 0,00 (Grevillea robusta) pada areal tanaman
Andralus (predator) 0,15 0,00
Ichnemonidae 0,12 0,00 teh menghasilkan (TM) dapat menekan
(parasitoid) populasi serangga hama dan sebaliknya
dapat meningkatkan populasi musuh
Berdasarkan perhitungan di atas, alami.
maka dapat digambarkan besaran peranan
3. Keberadaan pohon pelindung tetap
pohon pelindung dalam peningkatan pro-
(Grevillea robusta) pada areal tanaman
duktivitas, yaitu sebesar 21,23% pada
teh menghasilkan (TM) dapat mening-
musim hujan dan 55,56% pada musim
katkan produksi pucuk teh sebanyak
kemarau. Dengan demikian, pohon pelin-
21% pada musim hujan dan 55% pada
dung sangat jelas berperan dalam me-
musim kemarau.
ningkatkan produktivitas pada musim
kemarau.

TABEL 3
Rata-rata produksi pucuk pada areal TM dengan dan tanpa pohon pelindung
(Grevillea robusta) pada musim hujan dan musim kemarau

Produksi pucuk segar


Produktivitas
per sekali petik
kg/ha/tahun
Perlakuan (kg/ha)
Musim Musim Musim Musim
hujan kemarau hujan kemarau
Dengan pohon
813,69 666,22 4.393,93 3.597,59
pelindung
Tanpa pohon pelindung 640,94 295,83 3.461,08 1.597,48

6
Jurnal Penelitian Teh dan Kina 14(1) 2011: 1-7

DAFTAR PUSTAKA Niranjana, K.S. and S. Viswanath. 2005.


Complementary sharing of resources:
Anonim. 2011. Malawi: Tea tells the future integrating silver oak in tea
of the climate. Irin Humanitarian plantations in Western Ghats, India.
News and Analysis. Mount Mulanje, The Asia-Pacific Agroforestry News-
2 November 2011. http://www. letter No. 26, July. FAO Regional
irinnews.org/Report/94125/MALAWI Office for Asia and the Pacific.
-Tea-tells-the-future-of-the-climate
Sukasman. 1997. Peran suhu dan kelem-
Darmawijaya, M. I. 1984. Pengaruh keke- baban udara pada budidaya teh dan
ringan terhadap tanaman teh. Menara faktor-faktor yang berpengaruh.
Perk. 52(5): 148–156. Seminar Mingguan Pusat Penelitian
Das, S., S. Roy, and A. Mukhopadhyay. Teh dan Kina. Gambung, 18 Agustus.
2010. Diversity of arthropod natural 16.
enemies in the tea plantations Wijeratne, M. A. 1996. Vulnerability of Sri
of North Bengal with emphasis on Lanka tea production to global
their association with tea pests. climate change. Water, Air, & Soil
Current Science 99(10): 1457–1463. Pollution 92(1–2): 87–94.
Hussain, W. 2010. Indian tea tastes Wijeratne, M. A. 2012. Combating adverse
different due to climate change. impacts of climate change on tea
Associated Press, December 31, production in Sri Lanka with “No-
2010. http://phys.org/news/2010-12- regret Strategies”. http://climatenet.
indian-tea-due-climate.html blogspot.com/2012/02/combating-
Kartawijaya, W.S. 1995. Pengaruh iklim adverse-impacts-of-climate.html
pada pertumbuhan tanaman teh Warta
Teh dan Kina 6(1/2): 29–37.

You might also like