Professional Documents
Culture Documents
(The Effect of Adding Various Thickeners on the Chemical and Sensory Characteristics of
Chicken MDM (Mechanically Deboned Meat) Meatballs)
Lia Amalia1, Velita1, Mardiah1, Julia Kusumaningrum 2
1Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Ilmu Pangan Halal, Universitas Djuanda
2 PT. Jakarana Tama, Indonesia
ABSTRACT
Meatballs are usually made of beef at relatively high prices, so other alternatives are needed to obtain
cheaper selling price. This study aims to determine the effect of the addition of gelling agent on the chemical
and sensory characteristics of chicken MDM meatballs. The experimental design used was a one-factor
Completely Randomized Design (CRD), namely the addition of a type of gum (Control, 3% Carrageenan,
0.3%STPP, and 0.9%Transglutaminase). The selected products will be chemically analyzed including tests
for moisture content, ash, protein, and fat. The selected quality characteristics are grayish-white color, less
fishy scent, firm texture somewhat close to meatballs, and less meaty taste. The hedonic test on treatment
3%carrageenan was most preferred by panelists with liked the color, liked the scent, liked the texture,
somewhat liked the taste, and liked overall. Based on the sensory quality and hedonic, the selected chicken
MDM meatballs were 3% carrageenan. The chemical test results of the selected products have a value of
47,72% water-content, 1,76% ash-content, 8,27% protein-content, and 6,67% fat-content. From the results
of this study can concluded that chicken MDM meatballs with the addition gelling agent have different sensory
properties but have no effect on the panelists preference level.
ABSTRAK
Bakso biasanya dari daging sapi dengan harga relatif mahal sehingga perlu alternatif lain untuk memperoleh
harga jual lebih murah. Penelitian ini mempunyai tujuan agar memperoleh pengetahuan terhadap pengaruh
penambahan bahan pengenyal pada karakteristik kimia dan sensori bakso MDM ayam. Rancangan
percobaan dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yaitu penambahan jenis pengenyal
(Kontrol, Karagenan 3%, STPP 0,3%, dan Transglutaminase 0,9%). Produk terpilih akan dianalisis kimia
meliputi uji kadar air, abu, protein, dan lemak. Karakteristik mutu terpilih adalah warna putih keabuan, aroma
kurang amis, tekstur kekenyalan agak mendekati bakso, dan rasa kurang terasa daging. Uji hedonik pada
perlakuan karagenan 3% adalah paling disukai panelis dengan warna suka, aroma suka, tekstur suka, rasa
agak suka, dan overall suka. Bakso MDM ayam terpilih berdasarkan mutu sensori dan hedonik adalah
karagenan 3%. Hasil uji kimia produk terpilih memiliki nilai kadar air 47,72%, kadar abu 1,76%, kadar protein
8,27%, dan kadar lemak 6,67%. Dari penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan bahwa bakso MDM ayam
dengan penambahan pengenyal mempunyai sifat sensori berbeda namun tidak berpengaruh pada tingkat
kesukaan panelis.
How to cite:
Velita, V., Amalia, L. . ., Mardiah, M., & Kusumaningrum, J. . (2023). Pengaruh Penambahan Berbagai
Pengenyal Terhadap Karakteristik Kimia Dan Sensori Bakso MDM (Mechanically Deboned Meat)
Ayam. Jurnal Ilmiah Pangan Halal, 5(2), 91–101. https://doi.org/10.30997/jiph.v5i2.10645
https://ojs.unida.ac.id/JIPH/article/view/10645
92 Velita et al. Pengaruh Penambahan Berbagai Pengenyal
Penulis Pertam & Penulis kedua. (Tahun terbit). Judul Lengkap Bahasa Indonesia. Nama Jurnal,
Vol(tahun 1/2), halaman pertama- halaman terakhir.
yang dapat terjadi ketika adanya pemanasan mempunyai komponen volatil yang menguap
dan menyebabkan pencoklatan produk. Gugus dan menyebabkan tidak mempunyai bau yang
aldehida dari gula pereduksi akan bereaksi khas. Sofyan et al. (2018) menyatakan bahwa
dengan gugus amina dari asam amino, STPP bersifat tidak berbau dan dapat larut
khususnya asam amino -amino-lisin dan - dalam air sehingga tidak dapat memberikan
amino N-terminal, dalam reaksi Maillard pengaruh pada aroma bakso yang dihasilkan.
(Mahanani, 2018). Nugroho et al. (2019) berpendapat bahwa
Berdasarkan Tabel 2 perlakuan A2 dengan transglutaminase tidak memiliki pengaruh
penambahan STPP 0,3% memiliki warna lebih pada pembuatan bakso karena mempunyai
cerah dibandingkan perlakuan yang lain, hal sifat tidak berbau sehingga penggunaan
ini karena STPP merupakan garam dengan bahan pengenyal tidak berbeda nyata pada
adanya kandungan ion logam yang mutu atribut sensori aroma bakso MDM ayam.
mempercepat ternyadinya radikal bebas dan
dapat bereaksi dengan asam amino lisin 3. Mutu Tekstur
sehingga menyebabkan kandungan lisin Hasil penilaian yang diperoleh pada Tabel
berkurang (Alyani et al. 2016). Kandungan 2 parameter tekstur mempunyai nilai rata-
lisin berfungsi dalam proses reaksi maillard rata 2,71-3,71 yaitu kekenyalan tidak
sehingga apabila kandungan lisin berkurang mendekati bakso hingga kekenyalan sedikit
dapat mengakibatkan reaksi maillard kurang mendekati bakso, berdasarkan analisis sidik
maksimal, selain itu lisin mampu membentuk ragam ANOVA penambahan pengenyal
radikal bebas kation pada pemanasan berbeda nyata pada (P<0,05) terhadap mutu
campuran N-asetil-L-lisin dengan glukosa sensori tekstur. Uji lanjut Duncan
atau glikoaldehida, sehingga dapat terbentuk menunjukkan bahwa A1 berbeda nyata
senyawa dengan warna coklat yang dengan A0 namun tidak berbeda nyata
diidentifikasi sebagai radikal kation 1,4-bis dengan A2 dan A3.
(acetylamino-5- carboxy-1-pentyl) Karagenan mampu membentuk gel secara
pyrazinium (Rosida, 2011). Berdasarkan hal reversibel yaitu dalam bentuk cair ketika
tersebut sehingga warna bakso MDM ayam dipanaskan atau gel ketika didinginkan.
dengan penambahan STPP memiliki warna Karagenan adalah polisakarida linier dengan
yang lebih cerah atau lebih ke arah putih ikatan glikosidik α-1,3 dan β-1,4 bergantian
dibandingkan dengan perlakuan-perlakuan yang terdiri dari unit-unit galaktosa dan 3,6-
yang lain. anhidrogalaktosa. Pada beberapa atom
hidroksil, terikat gugus sulfat dengan ikatan
2. Mutu Aroma ester (Angka dan Suhartono, 2000). Menurut
Hasil uji mutu sensori aroma pada Tabel 2 Setyowati (2017) ketika protein miofibril
memiliki nilai rata-rata 5,32-5,76 yaitu dipanaskan akan terjadi proses gelasi yang
kurang amis, berdasarkan analisis sidik ragam menyebabkan karagenan mencair menjadi
ANOVA penambahan bahan pengenyal tidak larutan hingga dapat tercampur rata. Apabila
berbeda nyata (P>0,05). Hasil tersebut adonan mendingin akan membentuk gel yang
menunjukkan penggunaan bahan pengenyal kuat. Karagenan dapat mengikat air secara
tidak terdapat pengaruh terhadap mutu kuat hingga air tidak dapat keluar dari
aroma bakso MDM ayam yang dihasilkan. jaringan protein. Ikatan karagenan dan air
Penggunaan bahan pengenyal tidak terjadi adanya ikatan hidrogen, interaksi
berpengaruh nyata terhadap mutu aroma tersebut pada air dengan gugus hidroksil
yang didapatkan karena karagenan, STPP, dan sepanjang rantai karagenan. Hubungan
transglutaminase tidak mempunyai aroma. karagenan dan protein terjadi adanya ikatan
Hal ini sejalan pada pernyataan Saputra et al. elektrostatis, khususnya pada muatan negatif
(2020) yang menyatakan karagenan tidak gugus sulfat karagenan dan muatan positif sisi
berpengaruh terhadap mutu aroma karena asam amino di permukaan miofibril protein
merupakan hidrokoloid sehingga tidak kemudian dapat membentuk matriks gel yang
Jurnal Ilmiah Pangan Halal / Volume 5 Nomor 2, Oktober 2023 95
kuat. Hasilnya tekstur bakso ayam MDM bisa dan membentuk amonia dalam gugus
ditingkatkan dengan menambahkan karboksiamid yang termasuk kelompok
karagenan. glutamin molekul protein.
STPP adalah suatu polifosfat yang dapat Mekanismenya akan menyebabkan protein
dimanfaatkan dalam pengolahan daging dan daging bersifat elastis yang lebih tinggi dan
makanan laut umumnya untuk mengontrol dapat mengikat air dalam jumlah yang cukup
kehilangan air, meningkatkan daya ikat air untuk membuat struktur 3 dimensi. Ketika
yang disebabkan oleh pengembangan kondisi substrat minimal tranglutaminase
miofibril. Menurut Lawrie (2003) Fosfat akan menggunakan air. Mengamati ukuran
khususnya polifosfat dikatakan mempunyai molekul yang dihasilkan merupakan
efek khusus karena menyerupai ATP dan mekanisme kerja dari transglutaminase
berinteraksi dengan aktomiosin. Fosfat dalam pembentukan aktomiosin. Ohtsuka et
digunakan untuk meningkatkan kapasitas al. (2001) menjelaskan gel protein dibuat
pengikatan air karena peningkatan pH. Rosida dengan transglutaminase karena enzim ini
et al. (2013) menyatakan mekanisme STPP dapat mengkatalisis reaksi pemindahan asil
dalam meningkatkan daya ikat air adalah dengan membuat ikatan kovalen antar
fosfat basa akan menaikkan nilai pH yang protein terutama rantai peptida dengan
menyebabkan ikatan-ikatan antara gugus berbagai gugus amina. Berdasarkan
protein daging terbukanya yaitu aktin dan mekanisme tersebut penggunaan enzim
miosin yang akan memudahkan pengikatan transglutaminase pada pembuatan bakso
air. Pembengkakan dan saling tolak menolak MDM ayam dapat memperbaiki tekstur bakso
antar rantai peptida juga disebabkan oleh ion yang dihasilkan.
polifosfat. Jika di luar terdapat air, maka air Berdasarkan mekanisme bahan-bahan
tersebut terperangkap dalam jaringan pengenyal tersebut sehingga hasil mutu
protein. Air bebas pada bahan akan sensori tekstur bakso MDM ayam dengan
terperangkap atau terikat pada jaringan penggunaan karagenan tidak berbeda nyata
protein daging akibat terbentuknya ikatan- dengan penambahan STPP dan penggunaan
ikatan antar gugus protein daging yang transglutaminase karena ketiga perlakuan
dimungkinkan dengan penambahan STPP tersebut menggunakan penambahan bahan
yang semakin besar (Susilo et al. 2011). pengenyal sehingga mutu tekstur yang
Berdasarkan mekanisme tersebut dihasilkan berbeda nyata dengan perlakuan
penggunaan STPP berpengaruh terhadap kontrol atau tanpa adanya penambahan
tekstur bakso MDM ayam yang disebabkan bahan pengenyal.
meningkatnya daya ikat air.
4. Mutu Rasa
Enzim transglutaminase dapat Hasil penilaian panelis pada Tabel 2
mengkatalisis polimerisasi dan menyusun
menunjukkan nilai rata-rata 6,04 - 6,78 yaitu
struktur cross linking -(γ-glutamyl) lisin agak terasa daging. Berdasarkan analisis sidik
antara lisin dan residu glutamin dalam protein ragam ANOVA penambahan bahan pengenyal
pangan khususnya daging. Menurt Laksono et tidak berbeda nyata (P>0,05) pada parameter
al. (2019) mekanisme enzim mutu sensori rasa. Hal ini karena penggunaan
transglutaminase dalam memperbaiki tekstur jumlah daging yang sama pada bakso MDM
bakso adalah melakukan reaksi transfer asil ayam sehingga intensitas rasa yang dihasilkan
antara ikatan peptida, jenis asam amino tidak berbeda nyata walaupun terdapat
primer, dan gugus γ-karboksyamid pada penggunaan bahan pengenyal yang berbeda
protein. Melalui terjadinya ikatan -( γ- pada bakso MDM ayam.
glutamil)-lisin, gugus -amino lisin berfungsi Penggunaan pengenyal yang berbeda pada
dalam penerima asil untuk melakukan bakso MDM ayam tidak mempengaruhi rasa
polimerisasi dan ikatan silang intramolekul karena karagenan, STPP, dan
atau antarmolekul dalam protein. Ikatan ini transglutaminase tidak memiliki rasa yang
menyebabkan gugus -amino lisin berubah dapat menimbulkan perbedaan rasa pada
96 Velita et al. Pengaruh Penambahan Berbagai Pengenyal
tinggi sehingga mempunyai tekstur lebih dengan keterangan putih keabuan, aroma
padat. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan (5,76) dengan keterangan kurang amis,
Aulawi dan Ninsix (2009) yang mengatakan tekstur (3,71) dengan keterangan kekenyalan
bahwa penggunaan karagenan dapat agak mendekati bakso, rasa (6,78) dengan
meningkatkan tekstur menjadi padat dan keterangan kurang terasa daging. Hasil uji
memperbaiki stabilitas emulsi yang dapat hedonik secara keseluruhan nilai rata-rata
memperbaiki tekstur bakso menjadi lebih tertinggi yang disukai panelis adalah
baik. Penyataan tersebut didukung oleh perlakuan A1 dengan penggunaan karagenan
Kurniawan (2011) menyatakan bahwa 3%. Perlakuan A1 mempunyai karakteristik :
adonan dengan emulsi yang stabil akan warna 7,41, aroma 7,06, tekstur 7,02, rasa
menghasilkan bakso dengan tekstur yang 6,66, overall 6,90 dengan keterangan suka.
lebih baik dibandingkan dengan adonan tanpa Berdasarkan hasil tersebut dapat ditentukan
emulsi stabil. bahwa produk terpilih adalah perlakuan A1
dengan penambahan karagenan 3%.
4. Rasa
Pada analisis sidik ragam ANOVA diperoleh
Analisis Kimia Produk Terpilih
hasil bahwa penggunaan bahan pengenyal
tidak berbeda nyata (P>0,05) pada tingkat Tabel 4. Hasil analisis kimia produk terpilih
penerimaan panelis pada rasa bakso MDM pada bakso MDM ayam
ayam. Hasil uji hedonik diperoleh nilai rata-
Parameter Satuan Nilai
rata 6,63-6,81 mempunyai keterangan agak
Kadar Air % (b/b) 47,72
suka sehingga dapat diketahui bahwa panelis
Kadar Abu % (b/b) 1,76
cenderung lebih menyukai bakso yang
Kadar Protein % (b/b) 8,27
mengarah terasa daging. Hasil hedonik rasa
Kadar Lemak % (b/b) 6,67
tidak berbeda nyata karena bahan pengenyal
yang digunakan seperti karagenan, STPP, dan
1. Kadar Air
transglutaminase mempunyai sifat yang sama
Berdasarkan analisis kimia kadar air pada
yaitu tidak mempunyai rasa sehingga bakso
produk terpilih A1 dengan penambahan
yang dihasilkan tidak dipengaruhi oleh bahan
karagenan 3% didapatkan hasil kadar air yang
pengenyal.
terkandung pada produk adalah 47,72 %,
5. Overall kandungan air tersebut dapat berasal dari
Hasil uji hedonik parameter overall Tabel 3 bahan baku bakso MDM ayam dan pada
didapatkan nilai rata-rata 6,71-6,90 dengan proses pengolahan bakso. Menurut Badan
keterangan agak suka. Berdasarkan analisis Standarisasi Nasional (2014) tentang bakso
sidik ragam diperoleh hasil bahwa daging menetapkan kadar air yang
penambahan bahan pengenyal tidak terkandung dalam bakso maksimal 70%. Hasil
berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap tingkat yang diperoleh pada penelitian ini dibawah
kesukaan panelis pada bakso MDM ayam batas yang ditetapkan SNI sehingga dapat
namun nilai tertinggi diperoleh pada dikatakan bahwa bakso MDM ayam
perlakuan A1 dengan karagenan 3% sehingga mempunyai kadar air yang sesuai dengan SNI.
A1 adalah perlakuan terbaik karena Seiring rendahnya kadar air pada sampel
mempuunyai nilai yang paling disukai oleh menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan
panelis berdasarkan parameter overall, hal ini mempunyai kapasitas menahan air yang lebih
karena seluruh atribut bakso MDM ayam A1 tinggi. Karagenan dapat menyerap kandungan
yang dapat diterima oleh panelis. air karena adanya proses denaturasi protein
yang menyebabkan melemahnya daya ikat
Penentuan Produk Terpilih miofibril pada daging selama sistem
Pemilihan produk terbaik ditentukan pada pemanasan (Siregar et al. 2016). Hasil yang
hasil uji mutu sensori dan uji hedonik. Nilai diperoleh sesuai dengan penelitian Natalia et
mutu sensori panelis terhadap warna (6,91) al. (2022) yang didapatkan hasil semakin
98 Velita et al. Pengaruh Penambahan Berbagai Pengenyal
tingginya kadar karagenan yang dipakai pada dipakai. Karagenan merupakan polisakarida
tiap-tiap perlakuan maka akan didapatkan sehingga tidak berpengaruh terhadap kadar
kadar air yang semakin lebih rendah. Hal ini protein.
karena penggunaan kadar karagenan yang
semakin banyak dapat menyebabkan 4. Kadar Lemak
pembentukan gel yang semakin kuat. Kandungan lemak produk terpilih A1
penambahan karagenan 3% adalah 6,67 %.
2. Kadar Abu Tingginya kadar lemak berasal dari bahan
Pada uji kadar abu terhadap produk baku pembuatan bakso yaitu MDM ayam.
terpilih A1 penambahan karagenan 3% Berdasarkan Petrak et al. (2011) dan Liur
didapatkan hasil 1,76%. Hal tersebut sesuai (2020) dapat diketahui bahwa MDM ayam
dengan Badan Standarisasi Nasional (2014) mempunyai kandungan lemak lebih tinggi
yang menetapkan kadar abu bakso maksimal dibandingkan dengan kandungan lemak
3%. Penggunaan karagenan dapat daging ayam pada umumnya sehingga
mempengaruhi kadar abu pada bakso MDM tingginya kadar lemak tersebut berpengaruh
ayam karena karagenan yang bersumber dari pada tingginya kadar lemak bakso MDM ayam
rumput laut terbuat dari mineral dan garam yang didapatkan. Tingginya kadar lemak MDM
seperti kalium, magnesium, kalsium, natrium, ayam didukung dengan pernyataan Perlo et al.
dan amonium galaktosa. Selain itu, tingginya (2006) yang menyatakan kandungan utama
kadar abu disebabkan karagenan berinteraksi MDM adalah lemak dan air, namun hasil yang
dengan kation K+ ketika ditambahkan KOH diperoleh tersebut masih sesuai dengan kadar
ketika saat ekstraksi (Putra, 2019). yang ditetapkan oleh Badan Standarisasi
Nasional (2014) dengan kadar lemak
3. Kadar Protein maksimal adalah 10%.
Analisis kimia kandungan protein yang
terdapat pada produk terpilih A1 dengan Rendemen Bakso MDM Ayam
penambahan karagenan 3% adalah 8,27%. Tabel 5. Hasil Rendemen Bakso MDM Ayam
menurut Badan Standarisasi Nasional (2014)
syarat minimal kadar protein adalah 11% Perlakuan Rendemen
untuk bakso daging dan 8% untuk bakso A0 (Kontrol) 107,58 %
kombinasi. Kurangnya kandungan protein A1 (Karagenan 3%) 118,76 %
bakso MDM ayam dibandingkan bakso ayam A2 (STPP 0,3%) 114,34 %
dan bakso ikan karena penggunaan bahan A3 (Transglutaminase 0,9%) 109,82 %
baku MDM ayam yang rendah protein, namun
hasil kadar protein yang diperoleh pada bakso Berdasarkan Tabel 5 hasil perhitungan
MDM ayam telah sesuai standar SNI bakso rendemen bakso MDM ayam mempunyai hasil
kombinasi karena bakso MDM tersebut yang berbeda antar perlakuan, hasil paling
mengandung daging <45% sehingga disebut rendah adalah perlakuan A0 yaitu kontrol
dengan bakso kombinasi. atau perlakuan tanpa penambahan bahan
Bahan baku yang digunakan pada pengenyal dan nilai tertinggi adalah A1
pengolahan bakso MDM ayam bisa dengan adanya karagenan 3%. Hal tersebut
memberikan pengaruh terhadap kadar menyatakan bahwa penambahan bahan
protein bakso, adanya karagenan tidak pengenyal dapat mempengaruhi hasil
mempengaruhi kandungan protein pada rendemen bakso MDM ayam. Meningkatnya
bakso MDM ayam, hal ini sesuai dengan nilai rendemen bakso berhubungan dengan
pernyataan Nugroho et al. (2014) yang adanya kemampuan bahan pengenyal
mengatakan bahwa kandungan protein suatu mengikat air, semakin banyak pengenyal
produk pangan dipengaruhi oleh komposisi dalam mengikat air maka akan semakin tinggi
serta daging yang dipakai dalam bahan baku hasil rendemen yang diperoleh. Hasil tersebut
dan kadar protein bahan tambahan yang sejalan terhadap penelitian Ulupi et al. (2005)
Jurnal Ilmiah Pangan Halal / Volume 5 Nomor 2, Oktober 2023 99
yang menyatakan bahwa semakin besar besarnya nilai rendemen meningkat dengan
kemampuan daya mengikat air pada bakso meningkatnya daya ikat air pada bakso.
maka semakin kecil kemungkinan air yang Produk terpilih yaitu karagenan 3% diperoleh
keluar sehingga dapat menimbulkan hasil HPP Rp.498,- perbutir dengan diameter ±
rendemen yang tinggi. Karagenan mempunyai 2,5cm dan berat bakso 12-14 gram.
sifat yang membentuk gel, karagenan dapat
digunakan untuk meningkatkan rendemen DAFTAR PUSTAKA
bakso dengan cara memerangkap air di dalam Akramzadeh, N., Ramezani, Z., Ferdousi, R.,
bakso dan meningkatkan rendemen (Lufiana Akbari-adergani, B., & Mohammadi, A.
et al. 2023). 2020. Effect of chicken raw materials on
physicochemical and microbiological
Harga Pokok Produksi (HPP) Bakso MDM properties of mechanically deboned
Ayam chicken meat. Veterinary Research Forum,
Perhitungan harga pokok produksi (HPP) 11(2), 153–158.
merupakan faktor yang harus diperhatikan
ketika menentukan harga jual suatu produk Alfatina, A., Prayitno, S. A., & Jumadi, R. 2023.
agar memperoleh harga jual yang pas dan Pengaruh Penambahan Konsentrasi
mendapatkan keuntungan sesuai dengan Sodium Tripolyphosphate (STPP) Pada
harapan. Salah satu faktor untuk memperoleh Pembuatan Kerpuk Ikan Payus. Jurnal
untung yang besar adalah dengan cara Sistem Dan Teknik Industri, 3(4), 529–537.
meminimalisir biaya produksi (Setiadi et al. Ali, N. A., Wadli, & Hasdar, M. 2023. Pengaruh
2014). Kombinasi Bakso Daging Ikan Lele dan
Perhitungan HPP dapat diperoleh dengan Daging Ayam dengan Penambahan Enzim
mengetahui beberapa biaya yaitu meliputi Transglutaminase. Journal Of Technology
biaya bahan baku, biaya operasional seperti and Food Processing, 03(01), 16–24.
gaji karyawan, listrik, transportasi dan biaya
penyusutan alat. Pada penelitian ini Alyani, F., Maruf, W. F., & Anggo, A. D. 2016.
Pengaruh Lama Perebusan Ikan Bandeng
perhitungan HPP dilakukan pada perlakuan
(Chanos Chanos Forsk) Pindang Goreng
terpilih dengan karagenan 3% dan diperoleh
Terhadap Kandungan Lisin Dan Protein
harga Rp. 489 per butir bakso dengan
diameter ± 2,5cm dan berat bakso 12-14 Terlarut. Jurnal Pengolahan & Bioteknologi
Hasil Perikanan, 5(1), 88–93.
gram.
Angka, S. L., & Suhartono, M. 2000.
KESIMPULAN Bioteknologi Hasil Laut (Institut Pertanian
Bogor (ed.)). Pusat Kajian Sumber Daya
Pada penelitian ini bisa diperoleh
Pesisir dan Lautan.
kesimpulan bahwa penggunaan bahan
pengenyal berbeda nyata terhadap sensori Aulawi, T., & Ninsix, R. 2009. Sifat Fisik Bakso
warna serta tekstur namun tidak berbeda Daging Sapi Dengan Bahan Pengenyal Dan
nyata terhadap sensori aroma dan rasa. Lama Penyimpanan Yang Berbeda. Jurnal
Penambahan bahan pengenyal tidak berbeda Peternakan, 6(2), 44–52.
nyata pada uji hedonik warna, aroma, tekstur, [BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2014.
rasa, dan overall.. Berlandaskan analisis Bakso Daging SNI-01-3818-2014. Badan
sensori dan hedonik diperoleh karagenan 3% Standarisasi Nasional.
adalah produk terpilih.
Uji kimia pada produk terpilih diperoleh Erwanto, Y., Suryanto, E., & Jumeri. 2007.
kandungan kadar air 47,72 %, kadar abu 1,76 Pemanfaatan Mikrobial Transglutaminase
%, kadar protein 8,27 %, dan kadar lemak Dalam Pembuatan Bakso Dengan Bahan
6,67%. Perhitungan rendemen yang diperoleh Dasar Daging Layu. Buletin Peternakan,
kontrol 107,58%, karagenan 118,76%, STPP 31(2), 82–93.
114,34%, dan transglutaminase 109,82%
100 Velita et al. Pengaruh Penambahan Berbagai Pengenyal
Hasanah, U. 2013. Formulasi Campuran Natalia, R., Ujianti, R. M. D., Umiyati, R., &
Tepung Tapioka dengan Tepung Sagu Muflihati, I. (2022). Pengaruh Jenis Pati
dalam Pembuatan Bakso Sapi. [Skripsi]. dan Konsentrasi Karagenan Terhadap
Universitas Islam Indragiri, Riau. Karakteristik Fisikokimia Bakso Ikan Patin
(Pangasius hypophthalmus). Jurnal
Kharisma, M., Dewi, E. N., & Wijayanti, I. 2016.
Kelautan Dan Perikanan Terapan, 5(1), 11–
Pengaruh Penambahan Isolat Protein
16.
Kedelai Yang Berbeda Dan Karagenan
Terhadap Karakteristik Sosis Ikan Patin Noviandari, P. 2022. Pengaruh Perbandingan
(Pangasius pangasius) The. Jurnal Tepung Gembili dengan Tepung Tapioka
Pengolahan & Bioteknologi Hasil dan Konsentrasi Karagenan Terhadap
Perikanan, 5(1), 44–48. Karakteristik Bakso Ayam.
[Skripsi]Universitas Pasundan.
Kurniawan, A. 2011. Pengaruh Penambahan
Jamur Tiram Terhadap Kualitas Kimia dan Nugroho, H. C., Amalia, U., & Rianingsih, L.
Organoleptik Bakso. [Skripsi]. Universitas 2019. Karakteristik Fisiko Kimia Bakso
Sebelas Maret, Surakarta. Ikan Curah Dengan Penambahan
Transglutaminase Pada Konsentrasi Yang
Laksono, U. T., suprihatin, Nurhayati, T., &
Romli, M. 2019. Peningkatan Kualitas Berbeda. Jurnal Ilmu Dan Teknologi
Perikanan, 1(2), 47–55.
Tekstur Surimi Ikan Malong Dengan
Sodium Tripolifosfat Dan Aktivator Ohtsuka, T., Umezawa, Y., Nio, N., & Kubota, K.
Transglutaminase. JPHPI, 22(2), 198–208. 2001. Comparison of deamidation activity
of transglutaminase. Food Chemistry and
Lawrie, R. A. 2003. Meat Science.
Toxic, 66(1), 25–29.
Dterjemahkan oleh Prof. Dr. Aminudin
Parakkasi. Universitas Indonesia. Perlo, F., Bonato, P., Teira, G., Fabre, R., &
Kueider, S. 2006. Physicochemical and
Liur, I. J. 2020. Kualitas Kimia dan
Mikrobiologis Daging Ayam Broiler Pada Sensory Properties of Chicken Nuggets
With Washed Mechanically Deboned
Pasar Tradisional Kota Ambon. Journal of
Chicken Meat. Meat Science, 72, 785–788.
Biology and Applied Biology, 3(2), 59–66.
Petrak, K. B., Hraste, A., Lucic, H., Gottstein, Ž.,
Lufiana, B., Mokoolang, S., Korompot, I.,
Martina, Đ. G., Jakšic, S., & Petrak, T. 2011.
Fahrullah, F., & Amin, M. 2023. Penggunaan
Histological and Chemical Characteristics
Tepung Porang Sebagai Substitusi Tepung
of Mechanically Deboned Meat of Broiler
Tapioka Terhadap Karakteristik Fisik dan
Chickens. Veterinarski Arhiv, 81(2), 273–
Hedonik Bakso Ayam. Jurnal Peternakan
283.
Lokal, 5(1), 8–15.
Putra, A. S. U. 2019. Analisis Sifat Fisika, Kimia,
Mahanani, W. 2018. Bahan Ajar Kimia Pangan.
dan Organoleptik Bakso Ikan Lele dengan
Universitas Ahmad Dahlan.
Penambahan Kappa Karagenan Sebagai
Mawarni, S. A., & Yuwono, S. S. 2018. Sumber Serat Pangan. Universitas
Pengaruh Lama Pemasakan dan Brawijaya.
Konsentrasi Karagenan Terhadap Sifat
Rosida, D. F. 2011. Reaksi Maillard :
Fisik, Kimia dan Organoleptik Selai
Mekanisme Dan Peran Dalam Pangan Dan
Lembaran Belimbing dan Apel. Jurnal
Kesehatan. Yayasan Humaniora.
Pangan Dan Agroindustri, 6(2), 33–41.
Meutia, Y. R., & Hasanah, F. 2019. Standarisasi Saputra, M. A., Harini, N., & Anggriani, R. 2020.
Kajian Sifat Fisikokimia Permen Jelly oleh
Industri Pengolahan Daging : Kaitan
Tiga Varietas Jahe dan Perbedaan
Antara Harmonisasi Standar, Regulasi, dan
Konsentrasi Ekstrak Karagenan dari
Kondisi Industri Pengolahan Daging di
Rumput Laut (Eucheuma cottoni). Food
Indonesia. Prosiding PPIS, 4, 1–12.
Technology and Halal Science Journal, 3(2),
Jurnal Ilmiah Pangan Halal / Volume 5 Nomor 2, Oktober 2023 101
110–128.
Setiadi, P., Saerang, D. P. ., & Runtu, T. 2014.
Perhitungan Harga Pokok Produksi Dalam
Penentuan Harga Jual Pada CV. Minahasa
Mantap Perkasa. Jurnal Berkala Ilmiah
Efisiensi, 14(2), 70–81.
Setyowati, E. 2017. Karakteristik Mutu
Fisikokimia Dan Sensori Kamaboko Ikan
Lemuru (Sardinella Sp.) Dengan Variasi
Jenis Bahan Pengikat. [Skripsi]Universitas
Jember.
Sinaga, D.D, Herpandi, & Nopianti, R. 2017.
Karakteristik Bakso Ikan Patin (pangasius
pangasius) dengan Penambahan
Karagenan, Isolat Protein Kedelai, dan
Sodium Tripolyphospat. Jurnal Teknologi
Hasil Peternakan, 6(1), 1–13.
Siregar, R. F. J., Santoso, & Uju. 2016.
Karakteristik Fisiko Kimia Kappa
Karagenan Hasil Degradasi Menggunakan
Hidrogen Peroksida. Jurnal Pengolahan
Hasil Perikanan Indonesia, 19(3), 256–266.
Sofyan, I., Ikrawan, Y., & Yani, L. 2018.
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi dan
Sodium Tripoliposfat Terhadap
Karakteristik Ssosis Jamur Tiram Putih.
Pasundan Food Technology Journal, 5(1),
25–36.
Sonjaya, N. R. C., Hapsari, D. R., & Rohmayanti,
T. (2022). Sifat Sensori dan Kimia Mochi
dengan Substitusi Tepung Kedelai. Jurnal
Ilmiah Pangan Halal, 4(2), 17–26.
https://doi.org/10.30997/jiph.v4i2.9900
Susilo, A., Widyastuti, E. S., & Nurvikawati, Y.
E. 2011. Kualitas Meat Block Puyuh dengan
Bahan Pengikat Berbeda. Jurnal Ilmu Dan
Teknologi Hasil Ternak, 6(1), 34–43.
Ulupi, N., Komariah, & Utami, S. (2005).
Evaluasi Penggunaan Garam dan Sodium
Tripoliphosphat terhadap Sifat Fisik Bakso
Sapi. Journal of the Indonesian Tropical
Animal Agriculture, 30(2), 88–95.