You are on page 1of 11

Jurnal Ilmiah Pangan Halal / Volume 5 Nomor 2, Oktober 2023 91

PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI PENGENYAL TERHADAP


KARAKTERISTIK KIMIA DAN SENSORI BAKSO MDM
(Mechanically Deboned Meat) AYAM

(The Effect of Adding Various Thickeners on the Chemical and Sensory Characteristics of
Chicken MDM (Mechanically Deboned Meat) Meatballs)
Lia Amalia1, Velita1, Mardiah1, Julia Kusumaningrum 2
1Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Ilmu Pangan Halal, Universitas Djuanda
2 PT. Jakarana Tama, Indonesia

a Korespondensi: Velita, E-mail: lia.amalia@unida.ac.id


(Diterima: 06-10-2023; Disetujui: 17-10-2023)

ABSTRACT
Meatballs are usually made of beef at relatively high prices, so other alternatives are needed to obtain
cheaper selling price. This study aims to determine the effect of the addition of gelling agent on the chemical
and sensory characteristics of chicken MDM meatballs. The experimental design used was a one-factor
Completely Randomized Design (CRD), namely the addition of a type of gum (Control, 3% Carrageenan,
0.3%STPP, and 0.9%Transglutaminase). The selected products will be chemically analyzed including tests
for moisture content, ash, protein, and fat. The selected quality characteristics are grayish-white color, less
fishy scent, firm texture somewhat close to meatballs, and less meaty taste. The hedonic test on treatment
3%carrageenan was most preferred by panelists with liked the color, liked the scent, liked the texture,
somewhat liked the taste, and liked overall. Based on the sensory quality and hedonic, the selected chicken
MDM meatballs were 3% carrageenan. The chemical test results of the selected products have a value of
47,72% water-content, 1,76% ash-content, 8,27% protein-content, and 6,67% fat-content. From the results
of this study can concluded that chicken MDM meatballs with the addition gelling agent have different sensory
properties but have no effect on the panelists preference level.

Keywords: meatballs, mechanically deboned meat, gelling.

ABSTRAK
Bakso biasanya dari daging sapi dengan harga relatif mahal sehingga perlu alternatif lain untuk memperoleh
harga jual lebih murah. Penelitian ini mempunyai tujuan agar memperoleh pengetahuan terhadap pengaruh
penambahan bahan pengenyal pada karakteristik kimia dan sensori bakso MDM ayam. Rancangan
percobaan dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yaitu penambahan jenis pengenyal
(Kontrol, Karagenan 3%, STPP 0,3%, dan Transglutaminase 0,9%). Produk terpilih akan dianalisis kimia
meliputi uji kadar air, abu, protein, dan lemak. Karakteristik mutu terpilih adalah warna putih keabuan, aroma
kurang amis, tekstur kekenyalan agak mendekati bakso, dan rasa kurang terasa daging. Uji hedonik pada
perlakuan karagenan 3% adalah paling disukai panelis dengan warna suka, aroma suka, tekstur suka, rasa
agak suka, dan overall suka. Bakso MDM ayam terpilih berdasarkan mutu sensori dan hedonik adalah
karagenan 3%. Hasil uji kimia produk terpilih memiliki nilai kadar air 47,72%, kadar abu 1,76%, kadar protein
8,27%, dan kadar lemak 6,67%. Dari penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan bahwa bakso MDM ayam
dengan penambahan pengenyal mempunyai sifat sensori berbeda namun tidak berpengaruh pada tingkat
kesukaan panelis.

Kata Kunci: Bakso, mechanically deboned meat, pengenyal

How to cite:
Velita, V., Amalia, L. . ., Mardiah, M., & Kusumaningrum, J. . (2023). Pengaruh Penambahan Berbagai
Pengenyal Terhadap Karakteristik Kimia Dan Sensori Bakso MDM (Mechanically Deboned Meat)
Ayam. Jurnal Ilmiah Pangan Halal, 5(2), 91–101. https://doi.org/10.30997/jiph.v5i2.10645

https://ojs.unida.ac.id/JIPH/article/view/10645
92 Velita et al. Pengaruh Penambahan Berbagai Pengenyal

Penulis Pertam & Penulis kedua. (Tahun terbit). Judul Lengkap Bahasa Indonesia. Nama Jurnal,
Vol(tahun 1/2), halaman pertama- halaman terakhir.

yang baik. Erwanto et al. (2007); Nugroho et


PENDAHULUAN al. (2019); Laksono et al. (2019) pada
Salah satu produk yang diminati penelitiannya menggunakan transglutamin-
masyarakat adalah bakso. Bakso adalah ase dengan perlakuan terbaik adalah
daging yang dihaluskan, dicampurkan dengan transglutaminase 0,9% dan menyatakan
tepung pati, kemudian dibentuk bulat dan seiring banyaknya penggunaan
direbus jika ingin dikonsumsi (Hasanah, transglutaminase yang digunakan
2013). Bakso biasanya terbuat dari daging menyebabkan kekenyalan pada bakso
sapi, namun mahalnya daging sapi membuat semakin meningkat sehingga menghasilkan
produsen bakso mencari alternatif lain seperti bakso dengan kualitas tekstur yang baik.
bakso ayam dan bakso ikan. Daging ayam Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut
sebagai alternatif pembuatan bakso masih diketahui bahwa karagenan, STPP, dan
kurang dalam menekan harga pembuatan transglutaminase dapat digunakan sebagai
bakso sehingga perlu adanya alternatif lain pengenyal karena memperbaiki tekstur bakso
agar didapatkan bakso dengan kualitas yang yang dihasilkan. Pada penelitian bakso MDM
baik namun mempunyai harga jual lebih ayam bertujuan untuk mengetahui
rendah. Alternatif yang dapat digunakan penambahan bahan pengenyal terhadap
adalah MDM (Mechanically Deboned Meat). karakteristik sensori, kimia, rendemen, harga
Akramzadeh et al. (2020) menyatakan pokok produk bakso MDM ayam terbaik serta
bahwa MDM merupakan daging giling yang mengetahui kadar kimia formulasi terbaik
didapatkan dari hasil pemisahan bakso MDM ayam.
menggunakan mesin pemisah, daging yang
menempel pada tulang tenggorokan dan sisa MATERI DAN METODE
tulangnya dari pengolahan dada serta paha Alat dan Bahan
tidak bertulang. Perlo et al. (2006); Meutia Bahan-bahan pada pembuatan bakso MDM
dan Hasanah (2019) menyatakan bahwa ayam menggunakan MDM ayam (diperoleh
kandungan utama MDM adalah lemak dan air dari PT. Argo Makmur Proteindo), tapioka, es
serta rendah protein sehingga perlu batu, garam, bawang putih, lada bubuk, beef
penambahan bahan lain untuk memperbaiki fat, karagenan, STPP, serta transglutaminase.
kualitas bakso yang dihasilkan. Penambahan Dalam pembuatan bakso MDM ayam
pengenyal diharapkan dapat memperbaiki menggunakan peralatan yaitu food processor,
tekstur bakso dengan meningkatkan stabilitas baskom, panci, kompor, timbangan, serta
emulsi sehingga diperoleh bakso dengan sendok.
kualitas baik. Bahan dalam analisis kimia yaitu
Penggunaan karagenan dalam pembuatan menggunakan H 2SO4 pekat, aquades, NaOH
bakso dapat menghasilkan bakso dengan 1,25N, H3BO3 2%, bromchresol green 0,1%,
tekstur yang baik karena semakin tinggi etanol 96%, dan sebagainya. Peralatan yang
konsentrasi karagenan akan berpengaruh dibutuhkan adalah timbangan, oven, tanur,
pada kekenyalan bakso, perlakuan terbaik cawan porselen, labu ukur, labu lemak,
diperoleh pada penggunaan karagenan 3% desikator, erlenmeyer, dan sebagainya.
(Kurniawan et al. 2012; Natalia et al. 2022;
Noviandari, 2022). Aulawi dan Ninsix, (2009); Waktu dan Tempat Penelitian
Sinaga et al. (2017) telah menggunakan STPP Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-
pada penelitiannya dan menyatakan bahwa Agustus 2023. Penelitian ini dilaksanakan di
penggunaan STPP 0,3% berpengaruh Laboratorium Sains dan Pengolahan Pangan
terhadap kekuatan gel yang dihasilkan Universitas Djuanda Bogor.
sehingga menghasilkan bakso dengan tekstur Metode Penelitian
Jurnal Ilmiah Pangan Halal / Volume 5 Nomor 2, Oktober 2023 93

Proses pembuatan bakso MDM ayam Analisis Data


adalah pencampuran bahan MDM ayam, es Nilai yang dihasilkan dianalisis dengan
batu, bawang putih, tapioka, garam, lada program Statistica Product and Service
bubuk, beef fat dengan bahan pengenyal Solution (SPSS) 26.0 menggunakan analysis of
(karagenan, STPP, dan transglutaminase) variant (ANOVA). Apabila analisis hasil sidik
hingga homogen pada suhu ruang selama 10 ragam ANOVA terdapat perbedaan nyata
menit. Pencetakan bakso menggunakan (p<0.05) akan dilanjutkan uji DMRT (Duncan
tangan dengan diameter bakso 2,5cm Multiple Range Test) selang kepercayaan
kemudian perebusan dengan suhu 800C 95%.
selama 15 menit atau sampai bakso
mengapung ke permukaan air, kemudian HASIL DAN PEMBAHASAN
ditiriskan.
Uji Mutu Sensori
Tabel 1. Formulasi Perlakuan Bakso MDM
Adapun metode penelitian berisi tentang
Ayam pendekatan penelitian, metode, teknik
Perlakuan sampling, jumlah populasi dan sampel, serta
Bahan (g)
AO A1 A2 A3 lokasi penelitian.
MDM Ayam 50 50 50 50
Tapioka 50 50 50 50 Tabel 2. Hasil Penilaian Uji Mutu Sensori Pada
Karagenan - 3 - - Produk Bakso MDM Ayam
STPP - - 0.3 -
Perlakuan
Transglutaminase - - - 0.9 Parameter
AO A1 A2 A3
Es Batu 20 20 20 20
Warna 6,89 ± 6,91 ± 5,93 ± 6,78 ±
Garam 4 4 4 4 1,84b 1,80b 2,28a 1,90b
Bawang Putih 5 5 5 5 Aroma 5,76 ± 5,32 ± 5,71 ± 5,63 ±
Lada Bubuk 0.7 0.7 0.7 0.7 2,36a 2,54a 2,52a 2,60a
Beef Fat 0.3 0.3 0.3 0.3 Teksttur 2,71 ± 3,71 ± 3,11 ± 3,20 ±
2,11a 2,17b 1,83ab 2,02ab
Keterangan: Persentase taraf perlakuan Rasa 6,04 ± 6,61 ± 6,78 ± 6,73 ±
2,30a 2,08a 5,16a 1,94a
berdasarkan jumlah total daging ayam MDM
Keterangan :
dan tapioka yaitu 100 gram. Sumber :
Data merupakan hasil rata-rata ± standar deviasi
Modifikasi (Aulawi & Ninsix, 2009). Notasi huruf berbeda pada baris yang sama
Rancangan Percobaan menunjukkan berbeda nyata pada =0,05
Rancangan penelitian dilakukan dengan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap 1. Mutu Warna
(RAL) 1 faktor serta 4 taraf perlakuan. Faktor Hasil uji mutu sensori warna Tabel 2
A merupakan pengenyal yang digunakan. menunjukkan hasil penilaian warna bakso
Taraf perlakuan yaitu A0 (Kontrol), MDM ayam berkisar antara 5,93-6,91. Hasil
A1(Karagenan 3%) A2 (STPP 0,3%) A3 analisis sidik ragam ANOVA diperoleh bahwa
(Transglutaminase 0,9%). adanya bahan pengenyal berbeda nyata
(P<0,05) terhadap mutu sensori warna bakso
Prosedur Analisis
MDM ayam. Hasil uji lanjut Duncan dapat
Analisis yang digunakan pada bakso MDM
diketahui bahwa perlakuan A2 berbeda nyata
ayam adalah uji organoleptik serta uji kimia.
dengan A0, A1, dan A3. Warna pada bakso
Uji organoleptik dengan sekala garis 0-10 cm
MDM ayam dihasilkan putih keabuan karena
meliputi uji sensori atribut warna, aroma,
terdapat reaksi maillard antara gula
tekstur, rasa, dan uji hedonik warna, tekstur,
pereduksi dari pati dan gugus amina dari
aroma, rasa, dan overall. Kemudian produk
protein.
terbaik berdasarkan penilaian panelis diuji
Reaksi maillard merupakan interaksi yang
kimia meliputi kadar air, abu, protein, dan
terjadi pada gugus amin (R-NH2) asam amino
lemak (AOAC,2005).
dengan gugus karbonil (-C=O) gula pereduksi
94 Velita et al. Pengaruh Penambahan Berbagai Pengenyal

yang dapat terjadi ketika adanya pemanasan mempunyai komponen volatil yang menguap
dan menyebabkan pencoklatan produk. Gugus dan menyebabkan tidak mempunyai bau yang
aldehida dari gula pereduksi akan bereaksi khas. Sofyan et al. (2018) menyatakan bahwa
dengan gugus amina dari asam amino, STPP bersifat tidak berbau dan dapat larut
khususnya asam amino -amino-lisin dan - dalam air sehingga tidak dapat memberikan
amino N-terminal, dalam reaksi Maillard pengaruh pada aroma bakso yang dihasilkan.
(Mahanani, 2018). Nugroho et al. (2019) berpendapat bahwa
Berdasarkan Tabel 2 perlakuan A2 dengan transglutaminase tidak memiliki pengaruh
penambahan STPP 0,3% memiliki warna lebih pada pembuatan bakso karena mempunyai
cerah dibandingkan perlakuan yang lain, hal sifat tidak berbau sehingga penggunaan
ini karena STPP merupakan garam dengan bahan pengenyal tidak berbeda nyata pada
adanya kandungan ion logam yang mutu atribut sensori aroma bakso MDM ayam.
mempercepat ternyadinya radikal bebas dan
dapat bereaksi dengan asam amino lisin 3. Mutu Tekstur
sehingga menyebabkan kandungan lisin Hasil penilaian yang diperoleh pada Tabel
berkurang (Alyani et al. 2016). Kandungan 2 parameter tekstur mempunyai nilai rata-
lisin berfungsi dalam proses reaksi maillard rata 2,71-3,71 yaitu kekenyalan tidak
sehingga apabila kandungan lisin berkurang mendekati bakso hingga kekenyalan sedikit
dapat mengakibatkan reaksi maillard kurang mendekati bakso, berdasarkan analisis sidik
maksimal, selain itu lisin mampu membentuk ragam ANOVA penambahan pengenyal
radikal bebas kation pada pemanasan berbeda nyata pada (P<0,05) terhadap mutu
campuran N-asetil-L-lisin dengan glukosa sensori tekstur. Uji lanjut Duncan
atau glikoaldehida, sehingga dapat terbentuk menunjukkan bahwa A1 berbeda nyata
senyawa dengan warna coklat yang dengan A0 namun tidak berbeda nyata
diidentifikasi sebagai radikal kation 1,4-bis dengan A2 dan A3.
(acetylamino-5- carboxy-1-pentyl) Karagenan mampu membentuk gel secara
pyrazinium (Rosida, 2011). Berdasarkan hal reversibel yaitu dalam bentuk cair ketika
tersebut sehingga warna bakso MDM ayam dipanaskan atau gel ketika didinginkan.
dengan penambahan STPP memiliki warna Karagenan adalah polisakarida linier dengan
yang lebih cerah atau lebih ke arah putih ikatan glikosidik α-1,3 dan β-1,4 bergantian
dibandingkan dengan perlakuan-perlakuan yang terdiri dari unit-unit galaktosa dan 3,6-
yang lain. anhidrogalaktosa. Pada beberapa atom
hidroksil, terikat gugus sulfat dengan ikatan
2. Mutu Aroma ester (Angka dan Suhartono, 2000). Menurut
Hasil uji mutu sensori aroma pada Tabel 2 Setyowati (2017) ketika protein miofibril
memiliki nilai rata-rata 5,32-5,76 yaitu dipanaskan akan terjadi proses gelasi yang
kurang amis, berdasarkan analisis sidik ragam menyebabkan karagenan mencair menjadi
ANOVA penambahan bahan pengenyal tidak larutan hingga dapat tercampur rata. Apabila
berbeda nyata (P>0,05). Hasil tersebut adonan mendingin akan membentuk gel yang
menunjukkan penggunaan bahan pengenyal kuat. Karagenan dapat mengikat air secara
tidak terdapat pengaruh terhadap mutu kuat hingga air tidak dapat keluar dari
aroma bakso MDM ayam yang dihasilkan. jaringan protein. Ikatan karagenan dan air
Penggunaan bahan pengenyal tidak terjadi adanya ikatan hidrogen, interaksi
berpengaruh nyata terhadap mutu aroma tersebut pada air dengan gugus hidroksil
yang didapatkan karena karagenan, STPP, dan sepanjang rantai karagenan. Hubungan
transglutaminase tidak mempunyai aroma. karagenan dan protein terjadi adanya ikatan
Hal ini sejalan pada pernyataan Saputra et al. elektrostatis, khususnya pada muatan negatif
(2020) yang menyatakan karagenan tidak gugus sulfat karagenan dan muatan positif sisi
berpengaruh terhadap mutu aroma karena asam amino di permukaan miofibril protein
merupakan hidrokoloid sehingga tidak kemudian dapat membentuk matriks gel yang
Jurnal Ilmiah Pangan Halal / Volume 5 Nomor 2, Oktober 2023 95

kuat. Hasilnya tekstur bakso ayam MDM bisa dan membentuk amonia dalam gugus
ditingkatkan dengan menambahkan karboksiamid yang termasuk kelompok
karagenan. glutamin molekul protein.
STPP adalah suatu polifosfat yang dapat Mekanismenya akan menyebabkan protein
dimanfaatkan dalam pengolahan daging dan daging bersifat elastis yang lebih tinggi dan
makanan laut umumnya untuk mengontrol dapat mengikat air dalam jumlah yang cukup
kehilangan air, meningkatkan daya ikat air untuk membuat struktur 3 dimensi. Ketika
yang disebabkan oleh pengembangan kondisi substrat minimal tranglutaminase
miofibril. Menurut Lawrie (2003) Fosfat akan menggunakan air. Mengamati ukuran
khususnya polifosfat dikatakan mempunyai molekul yang dihasilkan merupakan
efek khusus karena menyerupai ATP dan mekanisme kerja dari transglutaminase
berinteraksi dengan aktomiosin. Fosfat dalam pembentukan aktomiosin. Ohtsuka et
digunakan untuk meningkatkan kapasitas al. (2001) menjelaskan gel protein dibuat
pengikatan air karena peningkatan pH. Rosida dengan transglutaminase karena enzim ini
et al. (2013) menyatakan mekanisme STPP dapat mengkatalisis reaksi pemindahan asil
dalam meningkatkan daya ikat air adalah dengan membuat ikatan kovalen antar
fosfat basa akan menaikkan nilai pH yang protein terutama rantai peptida dengan
menyebabkan ikatan-ikatan antara gugus berbagai gugus amina. Berdasarkan
protein daging terbukanya yaitu aktin dan mekanisme tersebut penggunaan enzim
miosin yang akan memudahkan pengikatan transglutaminase pada pembuatan bakso
air. Pembengkakan dan saling tolak menolak MDM ayam dapat memperbaiki tekstur bakso
antar rantai peptida juga disebabkan oleh ion yang dihasilkan.
polifosfat. Jika di luar terdapat air, maka air Berdasarkan mekanisme bahan-bahan
tersebut terperangkap dalam jaringan pengenyal tersebut sehingga hasil mutu
protein. Air bebas pada bahan akan sensori tekstur bakso MDM ayam dengan
terperangkap atau terikat pada jaringan penggunaan karagenan tidak berbeda nyata
protein daging akibat terbentuknya ikatan- dengan penambahan STPP dan penggunaan
ikatan antar gugus protein daging yang transglutaminase karena ketiga perlakuan
dimungkinkan dengan penambahan STPP tersebut menggunakan penambahan bahan
yang semakin besar (Susilo et al. 2011). pengenyal sehingga mutu tekstur yang
Berdasarkan mekanisme tersebut dihasilkan berbeda nyata dengan perlakuan
penggunaan STPP berpengaruh terhadap kontrol atau tanpa adanya penambahan
tekstur bakso MDM ayam yang disebabkan bahan pengenyal.
meningkatnya daya ikat air.
4. Mutu Rasa
Enzim transglutaminase dapat Hasil penilaian panelis pada Tabel 2
mengkatalisis polimerisasi dan menyusun
menunjukkan nilai rata-rata 6,04 - 6,78 yaitu
struktur cross linking -(γ-glutamyl) lisin agak terasa daging. Berdasarkan analisis sidik
antara lisin dan residu glutamin dalam protein ragam ANOVA penambahan bahan pengenyal
pangan khususnya daging. Menurt Laksono et tidak berbeda nyata (P>0,05) pada parameter
al. (2019) mekanisme enzim mutu sensori rasa. Hal ini karena penggunaan
transglutaminase dalam memperbaiki tekstur jumlah daging yang sama pada bakso MDM
bakso adalah melakukan reaksi transfer asil ayam sehingga intensitas rasa yang dihasilkan
antara ikatan peptida, jenis asam amino tidak berbeda nyata walaupun terdapat
primer, dan gugus γ-karboksyamid pada penggunaan bahan pengenyal yang berbeda
protein. Melalui terjadinya ikatan -( γ- pada bakso MDM ayam.
glutamil)-lisin, gugus -amino lisin berfungsi Penggunaan pengenyal yang berbeda pada
dalam penerima asil untuk melakukan bakso MDM ayam tidak mempengaruhi rasa
polimerisasi dan ikatan silang intramolekul karena karagenan, STPP, dan
atau antarmolekul dalam protein. Ikatan ini transglutaminase tidak memiliki rasa yang
menyebabkan gugus -amino lisin berubah dapat menimbulkan perbedaan rasa pada
96 Velita et al. Pengaruh Penambahan Berbagai Pengenyal

bakso yang dihasilkan. Karagenan, STPP, dan 2. Aroma


transglutaminase memberikan pengaruh Berdasarkan analisis sidik ragam ANOVA
netral terhadap rasa bakso karena bahan- didapatkan hasil penggunaan pengenyal tidak
bahan tersebut memiliki sifat yang sama itu berbeda nyata (P>0,05) terhadap hedonik
tidak berasa (Mawarni dan Yuwono, 2018; aroma sehingga dapat diketahui bahwa
Alfatina et al. 2023; Ali et al. 2023). penambahan bahan pengenyal tidak
memberikan pengaruh pada tingkat
Uji Hedonik penerimaan panelis terhadap aroma bakso
Tabel 3. Hasil Penilaian Uji Hedonik Pada MDM ayam. Tabel 3 menunjukkan rata-rata
Produk Bakso MDM Ayam nilai yang diperoleh pada uji hedonik aroma
Perlakuan adalah 6,42-7,06 dengan keterangan agak
Parameter
AO A1 A2 A3 suka hingga suka, hasil yang diperoleh dapat
Warna 7,04 ± 7,41 ± 7,08 ± 7,22 ± dikatakan bahwa panelis menyukai aroma
1,65a 1,52a 1,71a 1,59a bakso yang cenderung tidak berbau amis.
Aroma 6,74 ± 7,06 ± 6,42 ± 6,77 ± Hasil yang tidak berbeda nyata tersebut
1,98a 1,60a 2,14a 2,10a karena aroma bakso dihasilkan dari daging
Teksttur 6,99 ± 7,02 ± 6,95 ± 6,72 ±
yang dipakai. Penelitian bakso MDM ayam
1,99a 1,98a 1,92a 1,96a
Rasa 6,65 ± 6,66 ± 6,81 ± 6,63 ± digunakan jumlah daging yang sama sehingga
2,04a 1,87a 1,75a 1,94a menghasilkan aroma yang tidak berbeda
Overall 6,84 ± 6,90 ± 6,71 ± 6,86 ± nyata. Penggunaan bahan pengenyal tidak
1,80a 1,59a 1,70a 1,61a berbeda nyata terhadap aroma bakso karena
Keterangan : Data merupakan nilai rata-rata ± karagenan, STPP, dan transglutaminase yang
standar deviasi digunakan memiliki sifat tidak berbau
sehingga hasil uji hedonik aroma bakso MDM
1. Warna ayam tidak berbeda nyata. Hasil ini sesuai
Hasil analisis sidik ragam ANOVA dengan Kharisma et al. (2016) pada
penambahan bahan pengenyal tidak penelitiannya uji hedonik aroma dengan
berpengaruh nyata (P>0,05) pada hedonik pengenyal yang berbeda tidak berbeda nyata
warna sehingga dapat dikatakan bahwa pada tingkat penerimaan panelis disebabkan
penggunaan pengenyal yang berbeda tidak penggunakan pengenyal yang tidak beraroma
berbeda nyata pada penilaian panelis khas.
terhadap warna bakso MDM ayam. Rata-rata 3. Tekstur
nilai uji hedonik warna yang dihasilkan pada Berdasarkan analisis sidik ragam ANOVA
Tabel 3 yaitu 7,04-7,41 dengan keterangan diperoleh hasil penggunaan pengenyal tidak
suka sehingga dapat dikatakan bahwa panelis berbeda nyata (P>0,05) pada penerimaan
menyukai warna bakso yang cenderung gelap panelis terhadap tekstur bakso MDM ayam
atau putih keabuan. namun nilai tertinggi diperoleh pada
Hal ini karena warna bakso MDM ayam perlakuan A1 dengan penambahan karagenan
yang dihasilkan tidak berbeda nyata 3%. Tabel 3 menunjukkan hasil nilai rata-rata
meskipun penggunaan STPP memiliki warna uji hedonik tekstur adalah 6,72-7,02 dengan
yang lebih cerah namun karena STPP yang keterangan agak suka hingga suka.
digunakan dalam jumlah kecil sehingga Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa
kecerahan warna bakso tidak terdapat panelis cenderung menyukai bakso
perbedaan jauh dibandingkan warna bakso dengantekstur yang tidak terlalu kenyal
perlakuan yang lain sehingga hasil tersebut namun bertekstur lebih padat.
tidak berpengaruh terhadap tingkat Pada penggunaan karagenan mempunyai
penerimaan panelis terhadap warna bakso tekstur yang lebih padat dan mendekati
MDM ayam. tekstur bakso dibandingkan dengan
perlakuan yang lainnya karena adanya
karagenan yang bersifat mengikat ikat air
Jurnal Ilmiah Pangan Halal / Volume 5 Nomor 2, Oktober 2023 97

tinggi sehingga mempunyai tekstur lebih dengan keterangan putih keabuan, aroma
padat. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan (5,76) dengan keterangan kurang amis,
Aulawi dan Ninsix (2009) yang mengatakan tekstur (3,71) dengan keterangan kekenyalan
bahwa penggunaan karagenan dapat agak mendekati bakso, rasa (6,78) dengan
meningkatkan tekstur menjadi padat dan keterangan kurang terasa daging. Hasil uji
memperbaiki stabilitas emulsi yang dapat hedonik secara keseluruhan nilai rata-rata
memperbaiki tekstur bakso menjadi lebih tertinggi yang disukai panelis adalah
baik. Penyataan tersebut didukung oleh perlakuan A1 dengan penggunaan karagenan
Kurniawan (2011) menyatakan bahwa 3%. Perlakuan A1 mempunyai karakteristik :
adonan dengan emulsi yang stabil akan warna 7,41, aroma 7,06, tekstur 7,02, rasa
menghasilkan bakso dengan tekstur yang 6,66, overall 6,90 dengan keterangan suka.
lebih baik dibandingkan dengan adonan tanpa Berdasarkan hasil tersebut dapat ditentukan
emulsi stabil. bahwa produk terpilih adalah perlakuan A1
dengan penambahan karagenan 3%.
4. Rasa
Pada analisis sidik ragam ANOVA diperoleh
Analisis Kimia Produk Terpilih
hasil bahwa penggunaan bahan pengenyal
tidak berbeda nyata (P>0,05) pada tingkat Tabel 4. Hasil analisis kimia produk terpilih
penerimaan panelis pada rasa bakso MDM pada bakso MDM ayam
ayam. Hasil uji hedonik diperoleh nilai rata-
Parameter Satuan Nilai
rata 6,63-6,81 mempunyai keterangan agak
Kadar Air % (b/b) 47,72
suka sehingga dapat diketahui bahwa panelis
Kadar Abu % (b/b) 1,76
cenderung lebih menyukai bakso yang
Kadar Protein % (b/b) 8,27
mengarah terasa daging. Hasil hedonik rasa
Kadar Lemak % (b/b) 6,67
tidak berbeda nyata karena bahan pengenyal
yang digunakan seperti karagenan, STPP, dan
1. Kadar Air
transglutaminase mempunyai sifat yang sama
Berdasarkan analisis kimia kadar air pada
yaitu tidak mempunyai rasa sehingga bakso
produk terpilih A1 dengan penambahan
yang dihasilkan tidak dipengaruhi oleh bahan
karagenan 3% didapatkan hasil kadar air yang
pengenyal.
terkandung pada produk adalah 47,72 %,
5. Overall kandungan air tersebut dapat berasal dari
Hasil uji hedonik parameter overall Tabel 3 bahan baku bakso MDM ayam dan pada
didapatkan nilai rata-rata 6,71-6,90 dengan proses pengolahan bakso. Menurut Badan
keterangan agak suka. Berdasarkan analisis Standarisasi Nasional (2014) tentang bakso
sidik ragam diperoleh hasil bahwa daging menetapkan kadar air yang
penambahan bahan pengenyal tidak terkandung dalam bakso maksimal 70%. Hasil
berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap tingkat yang diperoleh pada penelitian ini dibawah
kesukaan panelis pada bakso MDM ayam batas yang ditetapkan SNI sehingga dapat
namun nilai tertinggi diperoleh pada dikatakan bahwa bakso MDM ayam
perlakuan A1 dengan karagenan 3% sehingga mempunyai kadar air yang sesuai dengan SNI.
A1 adalah perlakuan terbaik karena Seiring rendahnya kadar air pada sampel
mempuunyai nilai yang paling disukai oleh menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan
panelis berdasarkan parameter overall, hal ini mempunyai kapasitas menahan air yang lebih
karena seluruh atribut bakso MDM ayam A1 tinggi. Karagenan dapat menyerap kandungan
yang dapat diterima oleh panelis. air karena adanya proses denaturasi protein
yang menyebabkan melemahnya daya ikat
Penentuan Produk Terpilih miofibril pada daging selama sistem
Pemilihan produk terbaik ditentukan pada pemanasan (Siregar et al. 2016). Hasil yang
hasil uji mutu sensori dan uji hedonik. Nilai diperoleh sesuai dengan penelitian Natalia et
mutu sensori panelis terhadap warna (6,91) al. (2022) yang didapatkan hasil semakin
98 Velita et al. Pengaruh Penambahan Berbagai Pengenyal

tingginya kadar karagenan yang dipakai pada dipakai. Karagenan merupakan polisakarida
tiap-tiap perlakuan maka akan didapatkan sehingga tidak berpengaruh terhadap kadar
kadar air yang semakin lebih rendah. Hal ini protein.
karena penggunaan kadar karagenan yang
semakin banyak dapat menyebabkan 4. Kadar Lemak
pembentukan gel yang semakin kuat. Kandungan lemak produk terpilih A1
penambahan karagenan 3% adalah 6,67 %.
2. Kadar Abu Tingginya kadar lemak berasal dari bahan
Pada uji kadar abu terhadap produk baku pembuatan bakso yaitu MDM ayam.
terpilih A1 penambahan karagenan 3% Berdasarkan Petrak et al. (2011) dan Liur
didapatkan hasil 1,76%. Hal tersebut sesuai (2020) dapat diketahui bahwa MDM ayam
dengan Badan Standarisasi Nasional (2014) mempunyai kandungan lemak lebih tinggi
yang menetapkan kadar abu bakso maksimal dibandingkan dengan kandungan lemak
3%. Penggunaan karagenan dapat daging ayam pada umumnya sehingga
mempengaruhi kadar abu pada bakso MDM tingginya kadar lemak tersebut berpengaruh
ayam karena karagenan yang bersumber dari pada tingginya kadar lemak bakso MDM ayam
rumput laut terbuat dari mineral dan garam yang didapatkan. Tingginya kadar lemak MDM
seperti kalium, magnesium, kalsium, natrium, ayam didukung dengan pernyataan Perlo et al.
dan amonium galaktosa. Selain itu, tingginya (2006) yang menyatakan kandungan utama
kadar abu disebabkan karagenan berinteraksi MDM adalah lemak dan air, namun hasil yang
dengan kation K+ ketika ditambahkan KOH diperoleh tersebut masih sesuai dengan kadar
ketika saat ekstraksi (Putra, 2019). yang ditetapkan oleh Badan Standarisasi
Nasional (2014) dengan kadar lemak
3. Kadar Protein maksimal adalah 10%.
Analisis kimia kandungan protein yang
terdapat pada produk terpilih A1 dengan Rendemen Bakso MDM Ayam
penambahan karagenan 3% adalah 8,27%. Tabel 5. Hasil Rendemen Bakso MDM Ayam
menurut Badan Standarisasi Nasional (2014)
syarat minimal kadar protein adalah 11% Perlakuan Rendemen
untuk bakso daging dan 8% untuk bakso A0 (Kontrol) 107,58 %
kombinasi. Kurangnya kandungan protein A1 (Karagenan 3%) 118,76 %
bakso MDM ayam dibandingkan bakso ayam A2 (STPP 0,3%) 114,34 %
dan bakso ikan karena penggunaan bahan A3 (Transglutaminase 0,9%) 109,82 %
baku MDM ayam yang rendah protein, namun
hasil kadar protein yang diperoleh pada bakso Berdasarkan Tabel 5 hasil perhitungan
MDM ayam telah sesuai standar SNI bakso rendemen bakso MDM ayam mempunyai hasil
kombinasi karena bakso MDM tersebut yang berbeda antar perlakuan, hasil paling
mengandung daging <45% sehingga disebut rendah adalah perlakuan A0 yaitu kontrol
dengan bakso kombinasi. atau perlakuan tanpa penambahan bahan
Bahan baku yang digunakan pada pengenyal dan nilai tertinggi adalah A1
pengolahan bakso MDM ayam bisa dengan adanya karagenan 3%. Hal tersebut
memberikan pengaruh terhadap kadar menyatakan bahwa penambahan bahan
protein bakso, adanya karagenan tidak pengenyal dapat mempengaruhi hasil
mempengaruhi kandungan protein pada rendemen bakso MDM ayam. Meningkatnya
bakso MDM ayam, hal ini sesuai dengan nilai rendemen bakso berhubungan dengan
pernyataan Nugroho et al. (2014) yang adanya kemampuan bahan pengenyal
mengatakan bahwa kandungan protein suatu mengikat air, semakin banyak pengenyal
produk pangan dipengaruhi oleh komposisi dalam mengikat air maka akan semakin tinggi
serta daging yang dipakai dalam bahan baku hasil rendemen yang diperoleh. Hasil tersebut
dan kadar protein bahan tambahan yang sejalan terhadap penelitian Ulupi et al. (2005)
Jurnal Ilmiah Pangan Halal / Volume 5 Nomor 2, Oktober 2023 99

yang menyatakan bahwa semakin besar besarnya nilai rendemen meningkat dengan
kemampuan daya mengikat air pada bakso meningkatnya daya ikat air pada bakso.
maka semakin kecil kemungkinan air yang Produk terpilih yaitu karagenan 3% diperoleh
keluar sehingga dapat menimbulkan hasil HPP Rp.498,- perbutir dengan diameter ±
rendemen yang tinggi. Karagenan mempunyai 2,5cm dan berat bakso 12-14 gram.
sifat yang membentuk gel, karagenan dapat
digunakan untuk meningkatkan rendemen DAFTAR PUSTAKA
bakso dengan cara memerangkap air di dalam Akramzadeh, N., Ramezani, Z., Ferdousi, R.,
bakso dan meningkatkan rendemen (Lufiana Akbari-adergani, B., & Mohammadi, A.
et al. 2023). 2020. Effect of chicken raw materials on
physicochemical and microbiological
Harga Pokok Produksi (HPP) Bakso MDM properties of mechanically deboned
Ayam chicken meat. Veterinary Research Forum,
Perhitungan harga pokok produksi (HPP) 11(2), 153–158.
merupakan faktor yang harus diperhatikan
ketika menentukan harga jual suatu produk Alfatina, A., Prayitno, S. A., & Jumadi, R. 2023.
agar memperoleh harga jual yang pas dan Pengaruh Penambahan Konsentrasi
mendapatkan keuntungan sesuai dengan Sodium Tripolyphosphate (STPP) Pada
harapan. Salah satu faktor untuk memperoleh Pembuatan Kerpuk Ikan Payus. Jurnal
untung yang besar adalah dengan cara Sistem Dan Teknik Industri, 3(4), 529–537.
meminimalisir biaya produksi (Setiadi et al. Ali, N. A., Wadli, & Hasdar, M. 2023. Pengaruh
2014). Kombinasi Bakso Daging Ikan Lele dan
Perhitungan HPP dapat diperoleh dengan Daging Ayam dengan Penambahan Enzim
mengetahui beberapa biaya yaitu meliputi Transglutaminase. Journal Of Technology
biaya bahan baku, biaya operasional seperti and Food Processing, 03(01), 16–24.
gaji karyawan, listrik, transportasi dan biaya
penyusutan alat. Pada penelitian ini Alyani, F., Maruf, W. F., & Anggo, A. D. 2016.
Pengaruh Lama Perebusan Ikan Bandeng
perhitungan HPP dilakukan pada perlakuan
(Chanos Chanos Forsk) Pindang Goreng
terpilih dengan karagenan 3% dan diperoleh
Terhadap Kandungan Lisin Dan Protein
harga Rp. 489 per butir bakso dengan
diameter ± 2,5cm dan berat bakso 12-14 Terlarut. Jurnal Pengolahan & Bioteknologi
Hasil Perikanan, 5(1), 88–93.
gram.
Angka, S. L., & Suhartono, M. 2000.
KESIMPULAN Bioteknologi Hasil Laut (Institut Pertanian
Bogor (ed.)). Pusat Kajian Sumber Daya
Pada penelitian ini bisa diperoleh
Pesisir dan Lautan.
kesimpulan bahwa penggunaan bahan
pengenyal berbeda nyata terhadap sensori Aulawi, T., & Ninsix, R. 2009. Sifat Fisik Bakso
warna serta tekstur namun tidak berbeda Daging Sapi Dengan Bahan Pengenyal Dan
nyata terhadap sensori aroma dan rasa. Lama Penyimpanan Yang Berbeda. Jurnal
Penambahan bahan pengenyal tidak berbeda Peternakan, 6(2), 44–52.
nyata pada uji hedonik warna, aroma, tekstur, [BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2014.
rasa, dan overall.. Berlandaskan analisis Bakso Daging SNI-01-3818-2014. Badan
sensori dan hedonik diperoleh karagenan 3% Standarisasi Nasional.
adalah produk terpilih.
Uji kimia pada produk terpilih diperoleh Erwanto, Y., Suryanto, E., & Jumeri. 2007.
kandungan kadar air 47,72 %, kadar abu 1,76 Pemanfaatan Mikrobial Transglutaminase
%, kadar protein 8,27 %, dan kadar lemak Dalam Pembuatan Bakso Dengan Bahan
6,67%. Perhitungan rendemen yang diperoleh Dasar Daging Layu. Buletin Peternakan,
kontrol 107,58%, karagenan 118,76%, STPP 31(2), 82–93.
114,34%, dan transglutaminase 109,82%
100 Velita et al. Pengaruh Penambahan Berbagai Pengenyal

Hasanah, U. 2013. Formulasi Campuran Natalia, R., Ujianti, R. M. D., Umiyati, R., &
Tepung Tapioka dengan Tepung Sagu Muflihati, I. (2022). Pengaruh Jenis Pati
dalam Pembuatan Bakso Sapi. [Skripsi]. dan Konsentrasi Karagenan Terhadap
Universitas Islam Indragiri, Riau. Karakteristik Fisikokimia Bakso Ikan Patin
(Pangasius hypophthalmus). Jurnal
Kharisma, M., Dewi, E. N., & Wijayanti, I. 2016.
Kelautan Dan Perikanan Terapan, 5(1), 11–
Pengaruh Penambahan Isolat Protein
16.
Kedelai Yang Berbeda Dan Karagenan
Terhadap Karakteristik Sosis Ikan Patin Noviandari, P. 2022. Pengaruh Perbandingan
(Pangasius pangasius) The. Jurnal Tepung Gembili dengan Tepung Tapioka
Pengolahan & Bioteknologi Hasil dan Konsentrasi Karagenan Terhadap
Perikanan, 5(1), 44–48. Karakteristik Bakso Ayam.
[Skripsi]Universitas Pasundan.
Kurniawan, A. 2011. Pengaruh Penambahan
Jamur Tiram Terhadap Kualitas Kimia dan Nugroho, H. C., Amalia, U., & Rianingsih, L.
Organoleptik Bakso. [Skripsi]. Universitas 2019. Karakteristik Fisiko Kimia Bakso
Sebelas Maret, Surakarta. Ikan Curah Dengan Penambahan
Transglutaminase Pada Konsentrasi Yang
Laksono, U. T., suprihatin, Nurhayati, T., &
Romli, M. 2019. Peningkatan Kualitas Berbeda. Jurnal Ilmu Dan Teknologi
Perikanan, 1(2), 47–55.
Tekstur Surimi Ikan Malong Dengan
Sodium Tripolifosfat Dan Aktivator Ohtsuka, T., Umezawa, Y., Nio, N., & Kubota, K.
Transglutaminase. JPHPI, 22(2), 198–208. 2001. Comparison of deamidation activity
of transglutaminase. Food Chemistry and
Lawrie, R. A. 2003. Meat Science.
Toxic, 66(1), 25–29.
Dterjemahkan oleh Prof. Dr. Aminudin
Parakkasi. Universitas Indonesia. Perlo, F., Bonato, P., Teira, G., Fabre, R., &
Kueider, S. 2006. Physicochemical and
Liur, I. J. 2020. Kualitas Kimia dan
Mikrobiologis Daging Ayam Broiler Pada Sensory Properties of Chicken Nuggets
With Washed Mechanically Deboned
Pasar Tradisional Kota Ambon. Journal of
Chicken Meat. Meat Science, 72, 785–788.
Biology and Applied Biology, 3(2), 59–66.
Petrak, K. B., Hraste, A., Lucic, H., Gottstein, Ž.,
Lufiana, B., Mokoolang, S., Korompot, I.,
Martina, Đ. G., Jakšic, S., & Petrak, T. 2011.
Fahrullah, F., & Amin, M. 2023. Penggunaan
Histological and Chemical Characteristics
Tepung Porang Sebagai Substitusi Tepung
of Mechanically Deboned Meat of Broiler
Tapioka Terhadap Karakteristik Fisik dan
Chickens. Veterinarski Arhiv, 81(2), 273–
Hedonik Bakso Ayam. Jurnal Peternakan
283.
Lokal, 5(1), 8–15.
Putra, A. S. U. 2019. Analisis Sifat Fisika, Kimia,
Mahanani, W. 2018. Bahan Ajar Kimia Pangan.
dan Organoleptik Bakso Ikan Lele dengan
Universitas Ahmad Dahlan.
Penambahan Kappa Karagenan Sebagai
Mawarni, S. A., & Yuwono, S. S. 2018. Sumber Serat Pangan. Universitas
Pengaruh Lama Pemasakan dan Brawijaya.
Konsentrasi Karagenan Terhadap Sifat
Rosida, D. F. 2011. Reaksi Maillard :
Fisik, Kimia dan Organoleptik Selai
Mekanisme Dan Peran Dalam Pangan Dan
Lembaran Belimbing dan Apel. Jurnal
Kesehatan. Yayasan Humaniora.
Pangan Dan Agroindustri, 6(2), 33–41.
Meutia, Y. R., & Hasanah, F. 2019. Standarisasi Saputra, M. A., Harini, N., & Anggriani, R. 2020.
Kajian Sifat Fisikokimia Permen Jelly oleh
Industri Pengolahan Daging : Kaitan
Tiga Varietas Jahe dan Perbedaan
Antara Harmonisasi Standar, Regulasi, dan
Konsentrasi Ekstrak Karagenan dari
Kondisi Industri Pengolahan Daging di
Rumput Laut (Eucheuma cottoni). Food
Indonesia. Prosiding PPIS, 4, 1–12.
Technology and Halal Science Journal, 3(2),
Jurnal Ilmiah Pangan Halal / Volume 5 Nomor 2, Oktober 2023 101

110–128.
Setiadi, P., Saerang, D. P. ., & Runtu, T. 2014.
Perhitungan Harga Pokok Produksi Dalam
Penentuan Harga Jual Pada CV. Minahasa
Mantap Perkasa. Jurnal Berkala Ilmiah
Efisiensi, 14(2), 70–81.
Setyowati, E. 2017. Karakteristik Mutu
Fisikokimia Dan Sensori Kamaboko Ikan
Lemuru (Sardinella Sp.) Dengan Variasi
Jenis Bahan Pengikat. [Skripsi]Universitas
Jember.
Sinaga, D.D, Herpandi, & Nopianti, R. 2017.
Karakteristik Bakso Ikan Patin (pangasius
pangasius) dengan Penambahan
Karagenan, Isolat Protein Kedelai, dan
Sodium Tripolyphospat. Jurnal Teknologi
Hasil Peternakan, 6(1), 1–13.
Siregar, R. F. J., Santoso, & Uju. 2016.
Karakteristik Fisiko Kimia Kappa
Karagenan Hasil Degradasi Menggunakan
Hidrogen Peroksida. Jurnal Pengolahan
Hasil Perikanan Indonesia, 19(3), 256–266.
Sofyan, I., Ikrawan, Y., & Yani, L. 2018.
Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi dan
Sodium Tripoliposfat Terhadap
Karakteristik Ssosis Jamur Tiram Putih.
Pasundan Food Technology Journal, 5(1),
25–36.
Sonjaya, N. R. C., Hapsari, D. R., & Rohmayanti,
T. (2022). Sifat Sensori dan Kimia Mochi
dengan Substitusi Tepung Kedelai. Jurnal
Ilmiah Pangan Halal, 4(2), 17–26.
https://doi.org/10.30997/jiph.v4i2.9900
Susilo, A., Widyastuti, E. S., & Nurvikawati, Y.
E. 2011. Kualitas Meat Block Puyuh dengan
Bahan Pengikat Berbeda. Jurnal Ilmu Dan
Teknologi Hasil Ternak, 6(1), 34–43.
Ulupi, N., Komariah, & Utami, S. (2005).
Evaluasi Penggunaan Garam dan Sodium
Tripoliphosphat terhadap Sifat Fisik Bakso
Sapi. Journal of the Indonesian Tropical
Animal Agriculture, 30(2), 88–95.

You might also like