Professional Documents
Culture Documents
Peran Indonesia Dalam Meningkatkan Daya Saing Produk Kosmetik Di Pasar Asean Melalui
Peran Indonesia Dalam Meningkatkan Daya Saing Produk Kosmetik Di Pasar Asean Melalui
Abstract
Trade liberalization has been carried out through the ASEAN Economic Community (AEC).
Barriers to trade both goods and services are no longer found. Through market trade liberalization,
ASEAN countries are increasingly open to competition. E-Commerce trade is a trade that was
born due to the development of information technology. Through trade E-Commerce creates
opportunities and challenges for countries in Southeast Asia. One product that is widely traded is
cosmetics. The cosmetics industry has a strategic opportunity to increase the income of Southeast
Asian countries, especially Indonesia. Promising markets, abundant raw materials and the ability
to absorb labor are quite a number of industries to be reckoned with. It is interesting to study
further the existence of strata that sells cosmetic products both at home and abroad through E-
Commerce trading continues to increase. But on the other hand local Indonesian cosmetic
products are not able to compete with foreign products. As a result, losses can be experienced by
cosmetic products SME entrepreneurs. This study is intended to determine the role of the
Indonesian government in enhancing the competitiveness of cosmetic products in the Asean realm
as well as regulations that regulate cosmetics trade through the use of e-commerce.
Keywords: Trade, Liberalization, AEC, Cosmetic, Product, Competitiveness, E-commerce.
Abstrak
Liberalisasi perdagangan telah dilakukan melalui Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Hambatan
untuk memperdagangkan barang dan jasa tidak lagi ditemukan. Melalui liberalisasi perdagangan
pasar, negara-negara Asean semakin terbuka terhadap persaingan. Perdagangan E-Commerce
adalah perdagangan yang lahir karena perkembangan teknologi informasi. Melalui perdagangan, E-
Commerce menciptakan peluang dan tantangan bagi negara-negara di Asia Tenggara. Salah satu
produk yang banyak diperdagangkan adalah kosmetik. Industri kosmetik memiliki peluang strategis
untuk meningkatkan pendapatan negara-negara Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Pasar yang
menjanjikan, bahan baku yang melimpah dan kemampuan untuk menyerap tenaga kerja adalah
sejumlah industri yang harus diperhitungkan. Sangat menarik untuk mempelajari lebih lanjut
keberadaan strata yang menjual produk kosmetik baik di dalam maupun luar negeri melalui
perdagangan E-Commerce yang terus meningkat. Namun di sisi lain produk kosmetik lokal
Indonesia tidak mampu bersaing dengan produk asing. Akibatnya, kerugian bisa dialami oleh para
pengusaha kosmetik produk kosmetik. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui peran
pemerintah Indonesia dalam meningkatkan daya saing produk kosmetik di wilayah Asean serta
peraturan yang mengatur perdagangan kosmetik melalui penggunaan E-commerce.
Kata kunci: Perdagangan, Liberalisasi, MEA, Produk, Kosmetik, Daya Saing, E-commerce.
PENDAHULUAN
Implementasi perdagangan bebas negara anggota ASEAN dapat dengan
khususnya AEC membuat negara- mudah melakukan kegiatan ekspor dan
173
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 2 No. 2 | Desember 2019 E ISSN 2621-735X
174
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 2 No. 2 | Desember 2019 E ISSN 2621-735X
175
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 2 No. 2 | Desember 2019 E ISSN 2621-735X
176
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 2 No. 2 | Desember 2019 E ISSN 2621-735X
masalah tersebut adalah aktor yang Cho dan Moon, 2003). Dengan kata
berpeluang besar dan mempuyai lain, daya saing adalah usaha yang
kedekatan kuat dengan masalah dilakukan para produsen dalam
tersebut. Peran yang dimaksud dalam memproduksi barang dan jasa yang
penelitian ini adalah bagaimana disesuaikan dengan standar
pemerintah membuat kebijakan dan internasional.
regulasi yang berkaitan dengan industri Menurut Alternbug (1998), “daya
kosmetik. Tujuannya adalah agar saing merupakan kemampuan untuk
industry kosmetik dalam negeri mempertahankan posisi pasar dengan
memiliki daya saing dan berstandar mensuplai produk secara tepat waktu dan
seeprti yang diharapkan pasar pada harga yang kompetitif melalui
ASEAN. fleksibilitas untuk merespon perubahan
Daya saing yang dimiliki oleh permintaan secara cepat dan melalui
suatu produk akan menjadikan produk manajemen diferensiasi produk yang sukses
tersebut mampu bertahan di pasar. dengan membangun kapasitas inovatif dan
Tyson menjabarkan daya saing sebagai sistem pemasaran yang efektif.” Penjelasan
kemampuan kita untuk memproduksi Alternbug dapat pula dilihat pada
barang dan jasa yang memenuhi uji gambar 1 berikut:
persaingan internasional (dikutip dari
177
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 2 No. 2 | Desember 2019 E ISSN 2621-735X
178
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 2 No. 2 | Desember 2019 E ISSN 2621-735X
179
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 2 No. 2 | Desember 2019 E ISSN 2621-735X
180
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 2 No. 2 | Desember 2019 E ISSN 2621-735X
181
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 2 No. 2 | Desember 2019 E ISSN 2621-735X
182
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 2 No. 2 | Desember 2019 E ISSN 2621-735X
183
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 2 No. 2 | Desember 2019 E ISSN 2621-735X
kapasitas yang inovatif dan sistem industri nasional, yaitu kondisi faktor
pemasaran yang efektif. (factor condition), kondisi permintaan
Porter (1985) daya saing adalah (demand condition) industri terkait dan
sebagai suatu peluang untuk menerima industri pendukung (related and
bisnis yang baru dan kesempatan supporting industry), dan struktur
untuk berinovasi dan berkembang. persaingan dan strategi industry (firm
Daya saing dalam lingkup perdagangan strategy, structure and rivairy). Disamping
merupakan suatu kondisi dimana suatu itu, terdapat dua faktor yang
produk yang akan dipasarkan memiliki mempengaruhi interaksi
nilai lebih untuk bersaing dengan antarakeempat faktor tersebut yaitu,
produk yang sama. Daya saing suatu faktor kesempatan (chance event) dan
produk dipengaruhi oleh faktor pemerintah (government).
kompetitornya dan juga tempat produk Seperti yang disampaikan oleh
tersebut dijual sehingga suatu perwakilan anggota PERKOSMI area
produsen suatu produk akan terus Jawa Tengah bahwa selain bersinergi
melakukan inovasi agar produknya dengan pemerintah yang merupakan
dapat bertahan di pasar. Kondisi ini regulator dan juga dengan perusahaan-
senada dengan yang dikemukakan perusahaan yang merupakan pelaku
Porter bahwa daya saing sebagai hal usaha kosmetik, PERKOSMI juga
yang sifatnya eksternal. melakukan berbagai Seminar dan
Pada gambar 2. Dijelaskan bahwa Pelatihan terkait E- Commerce untuk
fungsi yang kedua adalah untuk para pelaku usaha.
melakukan perluasan pasar. E-
Commerce diharapkan dapat menjadi KESIMPULAN
suatu strategi baru bagi para pengusaha Penelitian Peran Pemerintah
kosmetik yang ada di pasar ASEAN Indonesia dalam Meningkatkan Daya
untuk memasarkan produknya guna Saing Produk Kosmetik Indonesia di
memeperluas jaringan dan pasarnya. Pasar ASEAN Melalui E-Commerce
Daya saing yang dimiliki oleh suatu yang dianalisa menggunakan konsep
barang dan jasa akan menjadikannya daya saing, E-Commerce dan teori peran
mampu untuk memperluas dapat disimpulkan bahwa ekonomi di
penyebaran barang dan jasa ke mana Peran negara diperlukan untuk
berbagai pasar. memberikan kerangka peraturan atau
Porter mengatakan bahwa regulasi yang ditujukan bagi keamanan
terdapat empat faktor utama yang warga negaranya. Keamanan baik
menentukan keunggulan bersaing kandungan bahan pembuatan produk
184
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 2 No. 2 | Desember 2019 E ISSN 2621-735X
185
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 2 No. 2 | Desember 2019 E ISSN 2621-735X
186