You are on page 1of 11

JURNAL RUAN LINGKUP ANTROPOLGI

PRODI ADMINISTRASI PUBLIK ( KORLAP CIBINONG )


FENOMENA KONSUMSI BUDAYA KOREA PADA ANAK MUDA DI KOTA CIANJUR
DI SUSUN OLEH:
PATA ABDU MALIK-21.011.205
WINDA WIDIAWATI-21.011.209
RATNA-21.011.231

ABSTRACT

Global influence is the main thing of the spread of the culture, the various cultures of the
developed countries on the continent of Europe and America has existed in Indonesia. Not only
Western culture, but the culture of developed countries in Asia today have crowded in
consumption by Indonesia, one example of a culture that is currently massively use by
Indonesian society is the culture south Korea, which was known as hallyu or Korean wave.
Hallyu is quickly and surely come and stay into the Indonesian community life especially in the
hearts of young people. With their products that are very simple but always full of innovations,
hallyu has now becoming one of the youth culture in Indonesia. Iin severai major ci.ti.es in
Indonesia hallyu's products became the most important thing of the young people, it is also
entered in the city of Cianjur, hallyu or Korean wave has become one of the phenomena, which
is the young people who are the nation's future is now using and adoring the product of outside,
without thinking to use domestic products.
This study aims to determine of how the hallyu's product consume by the young people in
Cianjur and the reason that why Korean Wave has been choose by them to be consume
massively than Indonesia products

PENDAHULUAN media massa. Migrasi dari satu tempat ke


tempat lain tidak lagi dibutuhkan untuk
Pengaruh global dalam penyebaran budaya membawa suatu kebudayaan berpindah,
semakin terlihat dengan adanya berbagai hanya dengan mengakses internet
faktor pendukung seperti media sosial dan kebudayaan dari negara lain dapat diserap

November 10, 2021


Jurnal Pata AM, Winda W, Ratna 1
oleh pengguna, munculnya "ruang Korea sudah menembus batas dalam negeri
elektronik" dalam kehidupan secara meluas dan populer di manca negara.
menyebabkan hilangnya proses "social Kegandrungan akan musik K- Pop
learning" yang memungkinkan empati merupakan bagian yang tak terpisahkan
dilakukan dalam hubungan antar manusia daripada Demam Korea (Korean Wave) di
(Abdullah, 2010: 39). berbagai negara. Musik pop Korea pra-
Korea Selatan pada beberapa tahun modern pertama kali muncul pada tahun
terakhir ini berhasil menyebarkan produk 1930-an akibat masuknya musik pop Jepang
budaya populernya ke dunia internasional. yang juga turut mempengaruhi unsur-unsur
Berbagai produk budaya Korea mulai dari awal musik pop di Korea. Penjajahan Jepang
drama film, lagu, fashion, gaya hidup atas Korea juga membuat genre musik
produk-produk industri mulai mewarnai Korea tidak bisa berkembang dan hanya
kehidupan masyarakat di berbagai belahan mengikuti perkembangan budaya pop
dunia. Budaya Korea berkembang begitu Jepang pada saat itu. Pada tahun 1950-an
pesatnya dan meluas serta diterima publik dan 1960-an, pengaruh musik pop barat
sampai menghasilkan sebuah fenomena mulai masuk dengan banyaknya pertunjukan
demam Korean Wave. Menurut kamus besar musik yang diadakan oleh pangkalan militer
bahasa Indonesia, fenomena adalah hal-hal Amerika Serikat di Korea Selatan. Drama
yang dapat disaksikan dengan pancaindra, Korea (bahasa Korea: ^■^2^}) mengacu
dan dapat diterangkan serta dinilai secara pada drama televisi di Korea, dalam sebuah
ilmiah, seperti fenomena alam atau orang format mini seri, diproduksi dalam bahasa
kejadian yang menarik perhatian atau luar Korea.
biasa sifatnya. Dan Korean wave adalah KEBUDAYAN
sebuah istilah yang diberikan untuk
Kebudayaan merupakan konsep
tersebarnya atau gelombang Korea secara
fundamental dalam disiplin ilmu
global di berbagai negara di dunia termasuk
antropologi. Salah seorang ahli antropologi
Indonesia, dilihat dari pengertian di atas
mengemukakan tentang definisi kebudayaan
maka Korean Wave dapat dikategorikan
yang melingkupi semua pengalaman
sebagai suatu fenomena (Robertson, 1992:
manusia : "Kebudayaan meliputi penge-
87).
tahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum,
K-pop, kepanjangannya Korean Pop
serta kapasitas dan perilaku lainnya yang
("Musik Pop Korea"), adalah jenis musik
diterima atau dipelajari oleh manusia yang
populer yang berasal dari Korea Selatan.
adalah anggota masyarakat" (E. B. Tylor,
Banyak artis dan kelompok musik pop

November 10, 2021


Jurnal Pata AM, Winda W, Ratna 2
1887:1). Dari definisi ini dapat dikatakan secara situasional dan memodifikasi perilaku
bahwa keunikan kebudayaan dalam mereka dalam situasi yang berbeda.
peradaban manusia didapatkan dan Misalnya, anjing dapat belajar dan mengerti
bergantung dari pembelajaran manusia berbagai macam perintah dengan adanya
terhadap sesuatu yang berintegrasi dengan pemberian penghargaan setelah sukses
lingkungan hidupnya sendiri. Sehingga melakukan apa yang diajarkan. Dalam
kebudayaan mencakup keseluruhan sistem beberapa kasus, perilaku manusia dapat
gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dimodifikasi melalui peng- kondisian.
dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan
milik diri manusia dengan belajar
PILIHAN RASIONAL
(Koentjaraningrat, 2009:144).
Teori Pilihan Rasional James S.
Kita tidak mewarisi kebudayaan melalui
Colemann merupakan sebuah teori yang
kode genetik seperti mewarisi bentuk
disuguhkan Coleman dalam sebuah
karakter fisik dari orang tua ataupun
jurnalnya yang berjudul Rational Choice
generasi nenek moyang kita. Tetapi kita
Theory. Teori pilihan rasional pada dasarnya
mendapatkan kebudayaan melalui proses
merupakan kristalisasi dari pemahaman
enkulturasi.
perkembangan aliran pemikiran dari paham
Enkulturasi adalah proses interaksi
rasionalitas di Eropa Barat, yaitu paham
manusia dimana dia belajar dan kemudian
teori yang muncul pada abad pertengahan,
menerima budayanya. Manusia memperoleh
sebagai antitesis atas pemikiran paham
budayanya baik sadar, melalui pembelajaran
naturalis. Pilihan rasional sebagai model
langsung maupun tidak sadar, melalui
penjelasan dari tindakan- tindakan manusia,
interaksi tidak langsung. Antropolog
dimaksudkan untuk memberikan analisa
mengelompokkan beberapa tipe
formal dari pengambilan keputusan rasional
pembelajaran diantaranya, tipe pertama
berdasarkan sejumlah kepercayaan dan
dikenal dengan situational learning atau
tujuan, serta menggabungkan beberapa area
pembelajaran dengan cara memahami dan
teori ekonomi, teori kemungkinan, game
mengamati situasi dimana kita
theory, dan teori public goods. Paradigma
menyesuaikan perilaku berdasarkan
teori pilihan rasional menawarkan aspek
pengalaman langsung. Pada tipe ini Psikolog
umum dari mekanisme tersebut diantara
merujuk kepada pembelajaran sebagai
fenomena sosial. Dengan mengasumsikan
pengkondisian. Manusia dan hewan lainnya,
bahwa individu dalam latar belakang sosial
bahkan organisme bersel tunggal, belajar

November 10, 2021


Jurnal Pata AM, Winda W, Ratna 3
dan membuat pilihan tindakan atau mimpi, keinginan dan fantasi yang
keputusan berdasarkan kepercayaan dan menegaskan keauntentikan romantik dan
tujuan mereka.Teori ini dimaksudkan untuk pemenuhan emosional dalam hal
dapat menerangkan sejumlah penyelesaian menyenangkan diri sendiri.
masalah sosial (social arrangement) sebagai Pada titik ini konsumsi merupakan suatu
efek keseluruhan dari pilihan tersebut. pola pikir dan tindakan di mana seseorang
(Coleman, 2012) mengkonsumsi sesuatu bukan atas dasar
kebutuhan melainkan keinginan. Budaya
konsumsi memiliki dua nilai. Pertama,
BUDAYA KONSUMEISME
sebagai wujud pemuasan kebutuhan
Definisi budaya dalam Kamus Besar identitas dan makna. Kedua, sebagai fungsi
Bahasa Indonesia adalah adat istiadat, social dan ekonomis.
sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah
KOREAN WAVE
berkembang. Konsumsi adalah sebuah
Indonesia termasuk negara yang sedang
perilaku aktif dan kolektif.
terkena demam Korea yang sudah hal ini
Budaya konsumsi yang merupakan
dapat terlihat di layar televisi majalah dan
jantung dari kapitalisme adalaha sebuah
juga internet di Indonesia yang sekarang
budaya yang didalamnya terdapat bentuk
berlomba-lomba untuk menayangkan atau
halusinasi, mimpi, artifilsialitas, kemasan
menginformasikan seputar berita- berita
wujud komoditi, yang kemudian
Korea. Di televisi bahkan sudah banyak
dikonstruksi sosial melalui komunikasi
menayangkan tayangan-tayangan hiburan
ekonomi (iklan, show, media) sebagai
kekuatan tanda (semiotic power) setiap harinya yang berhubungan dengan

kapitalisme. Budaya konsumsi merupakan Korea, misalnya film, musik, dan

suatu hal yang menarik untuk dikaji karena infotaiment dari sini tidak di pungkiri bahwa
terkait dengan budaya pop karena budaya televisi menjadi sarana utama bagi
konsumsi ini mengacu seperti budaya pop masyarakat Indonesia untuk mendapatkan
yaitu bersifat massal. Budaya konsumsi juga informasi mengenai segala sesuatu yang
dapat diartikan pula sebagai budaya-budaya berbau Korea, tidak hanya itu majalah atau
yang dilakukan oleh seorang konsumen. tabloid bahkan koran sebagai media massa
Adapun budaya konsumen menggunakan di Indonesia juga menuliskan tentang berita
image, tanda-tanda dan benda-benda, seputar Korea dan para remaja juga bisa
simbolik yang mengumpulkan mimpi- melihat dan mendapatkan video-video film

November 10, 2021


Jurnal Pata AM, Winda W, Ratna 4
bahkan musik serta informasi- informasi Sedangkan berarti 'arus, aliran'. Istilah ini
tentang budaya Korea melalui media yang menciptakan adalah media massa dari
elektronik ini. Cina tempat asal muasal semua Hallyu QV
ini terjadi. Tepatnya saat pada tahun 1997
Pada dasarnya, globalisasi budaya Korea
ada drama Korea yang pertama kali tayang
tersebut tak bisa dilepaskan dari peran
di CCTV China. Drama ini berjudul 'What
media. Media membawa nilai-nilai budaya
Is love All About' Sarangi mwo gille). Dari
Korea ke luar negeri dan menjadi salah satu
sini banyak orang Cina yang suka dan
penunjang utama berhasilnya gerakan hallyu
akhirnya semakin banyak produk budaya
atau globalisasi budaya Korea di dunia
(drama) Korea yang tayang di negeri Cina.
internasional. Media yang banyak berperan
Selain itu, pada saat yang sama ada grup
dalam persebaran nilai-nilai budaya Korea
boyband Korea, yaitu H.O.T. yang juga
pada mulanya adalah televisi, yang mena-
menjadi terkenal didaratan Cina. Jadi
yangkan drama-drama Korea. Kesuksesan
kombinasi terkenalnya drama dan musik
televisi memediasi masuknya budaya Korea
Korea (istilah K-Pop saat itu belum ada) di
ke Indonesia ini tak dipungkiri
Cina menjadikan media massa Cina
menimbulkan efek domino ke musik dan
memunculkan istilah ini. Dari situlah
film. Jenis media yang mengantarkan
muncul istilah Hallyu.
produk-produk budaya Korea ke tangan
khalayak Indonesia itu pun semakin PRODUK-PRODUK HALLYU
beragam, yaitu VCD, DVD, dan yang paling 1. DRAMA KOREA
fenomenal, tentu saja, internet. Internet
Drama Korea merupakan penyebab dari
bahkan bisa disebut sebagai media yang
mulainya Hallyu di berbagai Negara. Warga
paling berpengaruh dalam globalisasi
Korea Selatan suka menonton drama dan
budaya Korea karena tak banyak film dan
film dan mendengarkan musik. Perusahaan
musik Korea mendapatkan tempat di media TV Korea mengeluarkan biaya besar untuk
Mainstream internasional. Hal ini pun memproduksi drama dan beberapa
berlaku di Indonesia. diantaranya mencetak kesuksesan dan
Pada dasarnya Korean Wave atau diekspor ke luar Negeri. Fenomena ini turut
Gelombang Korea adalah terjemahan dari mempromosikan Bahasa Korea dan Budaya
istilah (Hallyu) dalam bahasa Korea yang Korea ke berbagai Negara.
artinya adalah 'arus Han'. "Han" ini sendiri 2. K-Pop (Korean Pop)
mengacu pada Hankuk atau Korea.

November 10, 2021


Jurnal Pata AM, Winda W, Ratna 5
K-pop, kepanjangannya Korean Pop tersaingi oleh film Korea. Film produksi
("Musik Pop Korea"), adalah jenis musik Korea Selatan dikenal karena alur
popular yang berasal dari Korea Selatan. ceritanya yang kuat dan genre yang
Banyak artis dan kelompok musik pop bervariasi sehingga menarik banyak
Korea sudah menembus batas dalam Negeri penonton.
dan popular di mancanegara. 4. REALITY SHOW
Kegandrungan akan musik K- Pop
Konsep baru, kreatif dan fresh
merupakan bagian yang tak terpisahkan
membuat reality show Korea memiliki
daripada Demam Korea (Korean Wave) di
penggemar tersendiri yang tak kalah
berbagai Negara.
fanatiknya dengan fans boyband dan
Musik pop Korea pra-modern girlband. Bahkan saking serunya,
pertama kali muncul pada tahun 1930-an beberapa negara berlomba- lomba untuk
akibat masuknya musik pop Jepang yang mendapat lisensi tayang dan membuat
juga turut mempengaruhi unsur-unsur duplikatnya. Berikut merupakan beberapa
awal musik pop di Korea. Penjajahan reality show Korea yang banyak diminati
Jepang atas Korea juga membuat genre oleh penggemarnya:
musik Korea tidak bisa berkembang
hanya mengikuti perkembangan budaya FAKTOR-FAKTOR PENDORONG
pop Jepang pada saat itu. Pada tahun KONSUMSI BUDAYA KOREA
1950-an dan 1960-an, pengaruh musik Banyak faktor yang mendukung cepatnya
pop barat mulai masuk dengan
budaya pop Korea masuk ke dalam
banyaknya pertunjukkan musik yang
kehidupan masyarakat, terutama pada kaum
diadakan oleh pangkalan militer
muda, dari hasil penelitian pada beberapa
Amerika Serikat di Korea Selatan.
informan pecinta Korea yang ada di cianjur,
3. FILM KOREA
adapun faktor-faktor pendorong bagi anak
Film Korea, bersama drama TV dan muda untuk mengkonsumsi budaya pop
musik pop, merupakan produk utama Korea adalah sebagai berikut:
Hallyu yang dinikmati tidak hanya di
Globalisasi. Sebagai suatu proses,
dalam negeri, namun juga di berbagai
globalisasi berlangsung melalui dua dimensi
Negara. Pada awalnya, film Jepang dan
dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi
film Hongkong serta film-film Taiwan
ruang dan dimensi waktu. Dilihat dari
mendominasi bioskop di Asia, namun
dimensi ruang akan semakin dipersempit
dengan kehadiran Hallyu, mulai

November 10, 2021


Jurnal Pata AM, Winda W, Ratna 6
dan dari dimensi waktu semakin filming sehingga membentuk basis
dipersingkat dalam berinteraksi dan penggemar yang cukup kuat. Ada juga grup-
berkomunikasi pada skala dunia. Globalisasi grup musik Korea seperti boyband atau
berlangsung di semua bidang kehidupan girlband yang penggemarnya jutaan
seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, jumlahnya.
sosial budaya,
pertahanan keamanan. FENOMENA KONSUMSI BUDAYA
KOREA DI INDONESIA
Teknologi informasi dan komunikasi.
Di Indonesia, berkembangnya Korean Pop
Perkembangan teknologi juga mendorong
Culture diawali dengan kemunculan drama
perkembangan media. Adanya satelit,
seri Korea terlaris kala itu yaitu Endless
internet, handphone, komputer, telah
Love pada tahun 2002 di salah satu stasiun
menciptakan konvergensi media dan
televisi swasta. Cerita yang dikemas secara
teknologi menjadi media baru. Media baru
apik, tidak memiliki episode yang panjang,
ini memungkinkan orang dari seluruh
dengan aktor dan aktris yang berbakat dan
penjuru dunia mudah berkomunikasi dan
sangat menarik penampilannya, membuat
bertukar informasi. Karena kemajuan dari drama seri ini menjadi awal pembuka bagi
teknologi dan komunikasi inilah yang masuknya Korean Pop Culture lainnnya.
memungkin dan memudahkan setiap orang Hal tersebut dibuktikan dengan
untuk mendapatkan informasi dari berbagai ditayangkannya drama seri Korea lain yang
tempat, termasuk para kaum muda pecinta berjudul Winter Sonata pada tahun yang
Korea di Manado. Kualitas produk. Penggiat sama pula. Selain itu, di Indonesia kita bisa
industri pop Korea tampaknya sangat melihat maraknya pemutaran film dan
memahami keinginan pasar Asia. Industri sinetron Korea di televisi, Hallyu bisa juga
entertain- ment Korea sangat total dalam ditemui di toko-toko kaset dan vcd. Dalam
membuat dan menyebarkan budaya pop hal ini, film-film Korea sudah mendapat
Korea ke mancanegara, terutama di wilayah lisensi penjualan melalui distributor
Asia. Dengan kualitas baik dan didukung resminya. Ini menandakan bahwa film
oleh bintang yang rata-rata memang Korea pun sudah mulai sejajar dengan film-

berpenampilan menarik, produk budaya pop film original dari Hollywood yang
dipasarkan di Indonesia. Ini merupakan
Korea menjadi mudah disukai. Misalnya
suatu capaian sukses yang diraih oleh
film Korea yang terbukti bagus dari segi ide,
industri perfilman Korea. Bila dilihat dari
alur penceritaan dan kualitas teknologi

November 10, 2021


Jurnal Pata AM, Winda W, Ratna 7
sisi lain, film Korea memiliki pangsa pasar Indonesia, sehingga menjadi faktor penentu
juga di Indonesia. Dengan kata lain, disadari bagaimana Korean Wave bisa menyebar dan
atau tidak, sebagian masyarakat Indonesia akhirnya muncul sejumlah organisasi
sudah terpengaruh dengan Hallyu. Setelah komunitas virtual yang anggotanya berasal
kesuksesan drama Korea yang telah berhasil dari berbagai kota di Indonesia. Tak hanya
membuat fenomena Hallyu, maka itu, fenomena hallyu juga telah
Pemerintah Korea Selatan berencana untuk menyebabkan pecintanya memburu segala
mengulang kesuksesan yang sama pada hal yang berkaitan erat dengan Korea, hal ini
Korean Movie dan Korean Music. tampak jelas dari semakin meningkatnya
masyarakat Indonesia yang mempelajari
Korean Music atau yang lebih dikenal
dengan Korea Pop (K- Pop) telah bahasa Korea dan budaya Korea. Semakin
banyaknya restaurant Korea di Indonesia
memperkenalkan boyband dan girlband
menunjukkan bahwa semakin meningkatnya
yang mampu meraih popularitas hingga ke
minat para pencinta kuliner terhadap
penjuru dunia, yang tentunya dengan
masakan Korea. Segala hal yang
kualitas yang tidak dapat diremehkan. Di
berhubungan dengan artis-artis Korea juga
Indonesia sendiri, sudah banyak berjamur,
diburu oleh para pecintanya, hal ini terlihat
fanbase-fanbase K-Pop Idol baik di dunia
dari banyaknya kegiatan gathering sesama
maya maupun di dunia nyata. Semua ini
pecinta artis Korea, dan maraknya lomba
terjadi, tentu saja berkat kerjasama semua
cover dance dan idol star.
pihak yang terkait, serta pemerintah yang
peduli dan mampu melihat serta memak- 14 FENOMENA KONSUMSI BUDAYA
simalkan peluang yang ada. Pengaruh KOREA DI CIANUR
Korean Pop culture dalam kehidupan Konsumsi budaya pop Korea pada
masyarakat Indonesia disadari atau tidak kalangan anak muda di Kota Cianjur dapat
yang meliputi segala aspek dari musik dan di bilang sangat massive, dapat dilihat dari
drama hingga fashion style, hair style, hasil penelitian mengenai perilaku anak
bahkan Korean way of life. Fenomena muda penggemar tayangan Korea baik pada
tersebut terlihat dari banyaknya fanbase media elektronik seperti televisi juga yang di
yang ada, baik di dunia maya maupun dunia download secara rutin di internet pada 20
nyata dan menjamurnya komunitas virtual anak muda di Kota Cianjur dapat diketahui
pecinta Korea di Indonesia. Hal ini bahwa penggemar tayangan Korea memiliki
merupakan dampak dari pola konsumsi perilaku-perilaku tertentu. Alasan mereka
media internet pada sebagian besar remaja senang melihat tayangan Korea di televisi

November 10, 2021


Jurnal Pata AM, Winda W, Ratna 8
adalah wajah cantik dan tampan artis-artis bisa browsing tentang Korea. Siswa
Korea, perjuangan artis Korea untuk penggemar tayangan Korea di televisi
menjadi terkenal, alur cerita dalam drama senang menggunakan internet untuk
dan film Korea yang tidak membosankan mengekspresikan kegemarannya terhadap
serta acara-acara Korea dengan konsep baik, hallyu dengan cara men-download berbagai
dan banyak teman- teman di Sekolah hal tentang hallyu, melihat tayangan Korea
memiliki kegemaran yang sama. via internet serta menggunakan media sosial
untuk meng-update segala sesuatu tentang
Tayangan Korea di televisi mengganggu
Korea.
kegiatan belajar para anak muda yang juga
sebagian besar adalah siswa dan siswi, PENGARUH KONSUMSI BUDAYA
karena siswa memilih mendahulukan KOREA
menonton dari pada belajar. Konsentrasi Pengaruh positif datang ketika para anak
belajar siswa menjadi terpecah karena ingin muda di Kota ini dapat menciptakan suatu
melihat tayangan Korea ketika sedang hal yang kreatif dibidang music seperti
belajar, maupun belajar sambil menonton.
menjadi composer, selain itu dapat
Kegiatan belajar di Sekolah juga terganggu
mengenal kebudayaan Negara lain serta
karena siswa tidak memperhatikan
mempelajarinya adalah salah satu dampak
penjelasan Guru tentang pelajaran dan justru
positif dari fenomena konsumsi budaya pop
bercerita tentang tayangan Korea bersama
Korea ini. Cara persaingan dalam sekolah
temannya. Bagi siswa penggemar tayangan
yang positif dengan kualitas belajar
Korea di televisi, melihat tayangan Korea
sempurna yang seringkali ditunjukkan dalam
dianggap menjadi hal yang penting sehingga
adegan- adegan drama Korea juga
siswa tidak ingin ketinggalan acara-acara
Korea meskipun ketika ujian sekolah merupakan dampak positif yang dapat ditiru

sekalipun. oleh anak muda di Kota Cianjur, sehingga


tidak hanya prestasi non-akademik tapi juga
Siswa penggemar tayangan Korea
prestasi akademik berkualitas dapat tercapai.
memanfaatkan uang saku dan tabungannya
untuk menambah koleksinya tentang K-pop Selain dampak positif tentu ada juga
seperti poster, majalah, foto, album atau dampak negative yang dihasilkan ketika
kaset, serta pakaian untuk bergaya seperti para anak muda mengkonsumsi budaya pop
artis Korea. Selain itu siswa juga Korea. Pertama adalah sikap yang kurang
memanfaatkan uang sakunya untuk membeli menghargai karya cipa dalam negeri seperti
pulsa modem maupun untuk ke warnet agar film, music dan lain-lain, kemudian adanya

November 10, 2021


Jurnal Pata AM, Winda W, Ratna 9
sifat ketergantungan yang mengharuskan yaitu:
para pecinta budaya pop Korea untuk 1. Globalisasi merupakan alasan utama dari
memiliki setiap produk Korea yang ada. penyebaran budaya pop Korea dengan
Juga ketika menonton drama Korea akan ada sasaran anak muda, dengan gaya fashion
waktu terbuang, yang seharusnya dapat yang modern serta artis-artis dan actor-
digunakan untuk melakukan aktivitas lain aktor yang memiliki daya jual tinggi
seperti belajar, karena dapat diketahui saat telah menghipnotis para kaum muda di
menonton drama Korea yang berjumlah 16 Kota Cianjur untuk mengikuti alur dari
episode dan berdurasi satu jam makan budaya pop Korea.

sebagai penggemarnya akan sangat merasa 2. Pengaruh sosialisasi keluarga dan lingkungan
rugi kalau tidak langsung menontonnya. cukup kuat pada diri subjek, dengan aneka
norma dan nilai budaya lokal yang melekat
dalam praktek sosial sehari- hari, memengaruhi
PENUTUP tingkat dominasi budaya pop Korea terhadap
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diri subjek. Dalam pembentukan identitas,
dilakukan mengenai fenomena konsumsi dominant reader adalah orang yang amat
budaya pop Korea pada anak muda di Kota terobsesi pada Korea.

Cianjur ada dua hal yang dapat disimpulkan,

DAFTAR FUSTA

Abdullah, Irwan. (2010). Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Penerbit : Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Barker, Chris. (2009). Cultural Studies,Teori dan Praktik, Jogjakarta: Kreasi Wacana.
Bogdan, Taylor. (1993). Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Surabaya. Usana. Offset Printing.
Browning, G. (2000). Rational Choice and Theory: Understanding Contemporary Society
Theories of the Present. New York. Sage Publication.
Coleman, James S. (2012). Dasar-dasar teori social. Bandung: Nusa Media.
Creigthon, Millie. (2009). Japanese surfing the Korean wave: Drama tourism, nationalism, and
gender via ethnic eroticism. Southeast Review of Asian studies 31: 10-38. New Heaven, CT :
Yale, Univ. Press.
Danandjaja, P. (1998). Antropologi Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Graflaand, Nicolaas. (1991). Minahasa: negeri, rakyat, dan budayanya, Pustaka Utama Grafiti.
Jang, Gunjoo dan Paik, Won. K. (2012). Korean Wave as Tool for Korea's New Cultural

November 10, 2021


Jurnal Pata AM, Winda W, Ratna 10
Diplomacy. Journal of Advances in Applied Sociology. 35(3), pp 196-202.
Klapper, Joseph. (1990). The Effect of Mass Communication. New York: The Free Press
Koentjaraningrat, (1982). Pengantar Antropologi. Penerbit aksara baru; Jakarta. Cet.V, hal.80.
(1996). Pengantar Antropologi. PT Rineka Cipta, Jakarta.
Naisbitt, John . (1988). Global Paradox: Semakin Besar Ekonomi Dunia Semakin Kuat
Perusahaan Kecil. PT Binarupa Aksara, Indonesia.
Nastiti, Aulia. D. (2010). "Korean Wave" di Indonesia: Anbtara Budaya Pop, Internet, dan
Fanatisme Pada Remaja. Journal of Communication. 1 (1), pp 1-23.
Parengkuan, F E W. (1986). Sejarah kota manado 1945-1979, Jakarta : Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan
Dokumentasi Sejarah Nasional.
Rendell, et al. (2010). Why Copy Others? Insights from the Social Learning Strategies
Tournament. AAAS. New York, Washington.
Ritzer George, Goodman Douglas. (2004). Teori Sosialogi Modern. Jakarta: Prenada Media.
Robertson, Roland. (1992). Globalization: Social Theory and Global Culture. SAGE.
Ritzer George, Goodman Douglas. (2004). Teori Sosialogi Modern. Jakarta: Prenada Media.
Robertson, Roland. (1992). Globalization: Social Theory and Global Culture. SAGE.
Stokes, Martin. (2004). Music and global order. Annual Review of Anthropology 33: 47-72.
Taylor, Edward B. (1887). Pri.mi.tive Culture: Researches into the Developmen of Mythology,
Philosophy, Religion, Art, and Cumtom, New York: Henry Ho

November 10, 2021


Jurnal Pata AM, Winda W, Ratna 11

You might also like