You are on page 1of 38

Penilaian Status Gizi Anak

Taufiq Firdaus A. Atmadja


What is anthropometry?

Anthropometry is the measurement of body


parameters to indicate nutritional status.
Why is anthropometry important?

Anthropometry is the easiest way to measure


nutritional status.
Individuals
• Defines who has adequate nutrition and who is
malnourished
Populations
• Determines prevalence of malnutrition in surveyed
populations
Anthropometric measurements

Height or length
Weight
Mid-upper arm circumference (MUAC)
Demi-span or arm span
Knee height
Sitting height
Skin fold thickness
Head circumference
Etc., etc., etc.
Anthropometric index

Kombinasi antara beberapa parameter


antropometri
Weight-for-height
Height-for-age
Weight-for-age
MUAC-for-height
MUAC-for-age
BMI-for-age
Etc.
Use of building blocks

Using this Using this


information information
Height Weight
we can find we can find
out if the child out if the child
Age is “stunted” or Height is “wasted” or
short for his thin
age
Which anthropometric index to use?

Depends on group in which measuring malnutrition


Depends on what type malnutrition you want to measure

For children <5 years of age:

Nutritional problem Index


Chronic malnutrition (stunting) Height-for-age

Acute malnutrition (wasting) Weight-for-height

Any protein-energy malnutrition Weight-for-age


(underweight)
• Pengukuran antropometri
(ukuran-ukuran tubuh) secara luas
digunakan untuk menilai status gizi.

• Fokus antropometri : berbagai dimensi,


proporsi dan berbagai aspek komposisi
tubuh manusia pada berbagai umur dan
derajat gizi yang berbeda.

• Dua dimensi pengukuran antropometri :


• Pertumbuhan
• Komposisi tubuh
Komponen pertumbuhan :
• Pertumbuhan linear (tinggi badan)
• Pertumbuhan ponderal atau massa tubuh (berat
badan)

Model dua komponen komposisi tubuh :


• Lemak tubuh (fat mass)
• Bukan lemak tubuh (fat-free mass)

Pengukuran antropometri yang sering dilakukan


di lapang :
1. Berat badan (BB) utk mengetahui massa tubuh
2. Panjang atau tinggi badan (PB atau TB) utk
mengetahui dimensi linear
3. Tebal lipatan kulit (skinfold thickness) dan lingkar
lengan atas utk mengetahui komposisi tubuh,
serta cadangan energi dan protein
Indeks antropometri yang sering
digunakan menilai status gizi
anak :
1. Berat badan menurut umur (BB/U)
2. Berat badan menurut panjang atau tinggi badan
(BB/PB atau BB/TB)
3. Panjang atau tinggi badan menurut umur (PB/U
atau TB/U)
4. Indeks komposit (gabungan) (BB/U, BB/TB, TB/U)
5. Indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U)
6. Tebal lipatan lemak dibawah kulit (TLBK)
Indeks BB/U

BB menggambarkan massa tubuh (otot, lemak,


mineral, air).

BB merupakan ukuran antropometri yang sangat labil,


karena massa tubuh sensitif terhadap perubahan
keadaan mendadak (sakit, kurang nafsu makan, atau
berkurangnya konsumsi makanan).

Dengan sifat labil, indeks BB/U menggambarkan


status gizi pada masa kini.

Indeks ini dapat mendeteksi underweight dan


overweight.
Indeks BB/U (lanjut)

Kelebihan indeks BB/U :


1. Mudah dan cepat dimengerti masyarakat umum.
2. Sensitif melihat perubahan status gizi jangka
pendek.
3. Dapat mendeteksi kelebihan berat badan
(overweight).
4. Pengukuran objektif, pengulangan memberikan
hasil relatif sama.
5. Alat mudah dibawa dan relatif murah.
6. Pengukuran mudah dilakukan dan teliti.
7. Pengukuran tidak makan waktu banyak.
Indeks BB/U (lanjut)

Kekurangan
indeks BB/U :
1. Kekeliruan interpretasi
bila ada oedema.
2. Perlu data umur yang
akurat.
3. Sering kesalahan
pengukuran akibat
pengaruh pakaian dan
gerakan anak.
4. Secara operasional
sering terjadi hambatan
karena masalah sosial
budaya setempat.
Indeks BB/TB atau BB/PB
BB mempunyai hubungan linear dengan TB.
Keadaan normal : perkembangan BB searah
dengan pertambahan TB dengan kecepatan
tertentu.

Indeks ini menggambarkan status gizi masa


kini, baik digunakan apabila data umur tidak
diketahui.

Karena indeks ini menggambarkan proporsi


BB relatif terhadap TB, maka indeks ini
merupakan indikator kekurusan (wasting).
Comparison of individual child to
reference weight-for-height

Weight
Height

Weight-for-height is not a ratio


Do not divide weight by height
Compare weight of individual child to weights of
reference children of same height
Indeks BB/TB (lanjut)

Kelebihan
indeks BB/TB :
1. Hampir bebas
terhadap pengaruh
umur dan ras.
2. Dapat
membedakan anak
: kurus, gemuk,
marasmus atau
bentuk KEP
lainnya.
Indeks BB/TB (lanjut)

Kelemahan indeks BB/TB :


1. Tidak dapat memberi gambaran apakah anak
tersebut pendek, cukup tinggi badan atau kelebihan
TB, karena faktor umur tidak diperhatikan.
2. Dalam praktek sering dialami kesulitan ketika
mengukur panjang badan anak baduta atau TB
anak balita.
3. Sering terjadi kesalahan membaca angka hasil
pengukuran, terutama bila dilakukan oleh tenaga
non-profesional.
Indeks TB/U atau PB/U

TB menggambarkan keadaan
pertumbuhan skeletal.

Keadaan normal : TB tumbuh bersamaan


dengan pertambahan umur.

Pertumbuhan TB, tidak seperti BB, relatif


kurang sensitif terhadap defisiensi gizi
dalam jangka pendek.

Indeks ini menggambarkan keadaan


stunting.
Indeks TB/U (lanjut)

Kelebihan indeks TB/U :


1. Indikator yang baik untuk mengetahui
kurang gizi masa lampau.
2. Alat mudah dibawa ke lapangan dan dapat
dibuat secara lokal.
3. Jarang orangtua keberatan diukur anaknya.
4. Pengukuran objektif.
Indeks TB/U (lanjut)

Kelemahan indeks TB/U :


1. Dalam menilai intervensi harus disertai indeks lain
(spt BB/U), karena perubahan TB tidak banyak
terjadi dalam waktu singkat.
2. Membutuhkan beberapa teknik pengukuran seperti :
alat ukur PB untuk anak < 2 tahun, dan alat ukur TB
untuk anak >2 tahun.
3. Hasil ukur yang teliti sulit diperoleh oleh tenaga
kurang terlatih, seperti kader atau petugas yang
belum berpengalaman.
4. Memerlukan tenaga 2 orang untuk mengukur
panjang badan.
5. Umur tepat kadang sulit didapatkan.
Penggunaan Indeks
Antropometri
3 classification systems to distinguish
“normal” from “not normal” nutritional status:

– Z-scores
– Percentiles
– Percent of median
Z-score
Calculate z-score

0.8

If no edema
Z-score
Height-for-age and weight-for-age

• Use same procedure


– Compare height of individual child to heights
of children in reference of same age
– Compare weight of individual child to weights
of children in reference of same age
Percent of median
Classification of malnutrition based on % of the median

Weight-for-h Height-for-ag Weight-for-


Classification
eight (%) e (%) age (%)

Normal > 80 > 90 > 80

Moderately
70-79 85-89 60-79
malnourished
Severely
< 70 < 85 < 60
malnourished
Calculating population-based prevalence of
malnutrition

Indicators of a serious malnutrition problem in a


community:
• Prevalence of wasting (low wt-for-ht) > 10%
• Prevalence of stunting (low ht-for-age) > 30%
• Prevalence of underweight (low wt-for-age) > 20%
Example

Calculate the population-based prevalence of wasting


• Measured 900 children
• 101 had a weight-for-height less than -2 z-scores
Prevalence of wasting = 101/900 = 11.2%

Is this of concern?
Klasifikasi prevalensi TB/U-rendah dan
BB/U-rendah pada anak balita (WHO, 1995)

Kisaran prevalensi (< -2 Z-skor)


Kelompok
prevalensi TB/U-rendah BB/U-rendah
(stunting) (underweight)
Rendah < 20 < 10

Sedang 20-29 10-19

Tinggi 30-39 20-29

Sangat tinggi ≥ 40 ≥ 30
Indeks beratnya masalah malnutrisi pada situasi
emergency didasarkan pada prevalensi wasting dan
rata-rata Z-skor BB/TB pada anak balita (WHO, 1995)

Klasifikasi Prevalensi Rata-rata Z-skor


beratnya masalah wasting (% anak < BB/TB
gizi -2 Z-skor)
Acceptable <5 > -0,40

Poor 5-9 -0,40 - -0,69

Serious 10-14 -0,70 - -0,99

Critical ≥ 15 ≤ -1,00
Indicators of Nutritional Status
Head <5th percentile
circumference-for-age >95th percentile

Stunting/shortness
length or stature-for-age <5th percentile

Underweight
weight-for-length
<5th percentile
BMI-for-age
Indicators of Nutritional Status

Overweight
Weight-for-length >95th percentile
BMI-for-age

Risk of
85th to 95th percentile
overweight
BMI-for-age
Indeks Komposit (gabungan
BB/U, TB/U, BB/TB) (lanjut)
Ada 3 indeks yang digabungkan membentuk
indikator penilaian ini :
• Berat badan menurut umur (BB/U).
• Tinggi badan menurut umur (TB/U).
• Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).

Kriteria klasifikasi dan interpretasi data dari


setiap indeks :
• Normal, bila nilai Z-skor antara -2SD sampai +2SD
• Tinggi, bila nilai Z-skor > +2SD
• Rendah, bila nilai Z-skor < -2SD
Indeks Komposit (gabungan BB/U, TB/U, BB/TB)
(lanjut)
Tabel. Interpretasi Status Gizi dari Indikator komposit
Indikator
Kategori Interpretasi
BB/TB BB/U TB/U

normal rendah rendah 1 Tampak normal, mengalami KEP


pada masa lalu
normal normal normal 2 Normal

normal tinggi tinggi 3 Tubuh tinggi, gizi baik

rendah rendah tinggi 4 Saat ini KEP berat

rendah rendah normal 5 Saat ini KEP sedang

rendah normal tinggi 6 Saat ini KEP ringan

tinggi tinggi rendah 7 Kegemukan ++

tinggi normal rendah 8 Saat ini gizi lebih, mengalami KEP


pada masa lalu
tinggi tinggi normal 9 Gizi lebih, tapi tidak kegemukan
TERIMA KASIH
SEMANGAT DAN SUKSE

You might also like