Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Catharanthus roseus is a medicinal plant that widely known as an important pharmaceutical source through
secondary metabolites, especially Indole Alkaloid Terpenoid (TIA) with vincristine and vinblastine in the
treatment of cancer. Primary and specific metabolisms are closely related. Primary metabolism plays a role in
providing precursors to secondary metabolism. Environmental stress can reduce the productivity of primary
metabolites and increase secondary metabolite products. The effect of increasing secondary metabolic activity
will increase the quality and efficacy of plant simplicia drugs. Based on this, environmental stress plays a role in
increasing the induction and concentration of certain secondary metabolites in plants. This review aims to
determine the effect of abiotic stress on secondary metabolite concentrations in C. roseus. The results showed
that primary and secondary metabolites in plants are interrelated because primary metabolites in plants can
serve as precursors and signals for synthesis of secondary metabolite. Molecular understanding of these
interconnections is important as a novel metabolic engineering approach to enhance the biosynthesis of the
important secondary metabolites of C. roseus. The sucrose-breaking enzyme, CWIN plays an important role in
modulating various secondary metabolic pathways in the planta. There are three CWIN isoforms in C. roseus
that show specific differential expression in the tissue pattern. CrCWIN2 was found to have the catalytic site
required for an invertase function. Gene expression analysis is needed to outline possible correlations between
expression patterns of CWIN, TIA isoforms, phenylpropanoid biosynthesis genes, sucrose metabolism genes and
growth/antioxidant genes under abiotic stress conditions which are known to affect vindoline and catarantin
production in C. roseus. Sucrose supplementation increases the expression of CWIN and secondary metabolic
genes, levels of vindolin, catarantin, geraniol, fisetin, coumarin and cinnamic acid. The interconnection between
primary and secondary metabolism is confirmed by overexpression of CrCWIN2.
262
ISSN e-journal 2579-7557
Nur Ahmad Rudin: Pengaruh Cekaman Abiotik terhadap Ekspresi Gen dan
Konsentrasi Metabolit Sekunder pada Catharanthus Roseus
simplisia tanaman (Trisilawati & Pitono, dipengaruhi oleh tekanan abiotik. Berbagai
2012). Berdasarkan hal tersebut, cekaman penelitian telah dilakukan untuk
lingkungan berperan meningkatkan induksi memahami respon transkripsi gen
dan konsentrasi metabolit sekunder biosintesis TIA di bawah kondisi yang
tertentu pada tanaman sehingga diperlukan mempengaruhi metabolisme alkaloid.
review ini untuk mengetahui pengaruh Penelitian RNA-Seq telah dilakukan untuk
cekaman abiotik terhadap konsentrasi memahami modulasi transkriptomik dalam
metabolit sekunder pada tanaman C. berbagai kondisi (S. Kumar et al., 2014).
roseus. Tujuan dari review ini adalah Gongora-Castillo et al. (2012)
mengetahui pengaruh cekaman abiotik berhasil meneliti profil urutan dan ekspresi
yang meliputi cekaman dingin, kekeringan, transkriptom C. roseus. Ditemukan bahwa
salinitas, suplementasi sukrosa, UV, dan gen biosintesis vinblastin diregulasi naik
pelukaan terhadap ekspresi gen dan dalam merespon perlakuan methyl
konsentrasi metabolit sekunder pada jasmonat. Sun et al. (2016) meneliti respon
tanaman C. roseus. transkripsional terhadap ekspresi berlebih
Anthranilate Synthase (AS) dalam rambut
METODE PENELITIAN akar C. roseus transgenik. Ditemukan
Penelitian ini dilakukan dengan bahwa asam amino aromatik, asam lemak,
metode studi pustaka. Seluruh pustaka glutathione dan gen metabolisme alfa–
yang berkaitan dengan cekaman abiotik, linolenat secara signifikan diregulasi naik
ekspresi gen dan metabolit sekunder pada sedangkan glikolisis/ glukoneogenesis,
C. roseus dikumpulkan lalu dikaji. Hal gula amino dan gula nukleotida, pati–
demikian bertujuan agar didapatkan sukrosa, sistein–metionin dan gen
informasi dengan lengkap dan sudah metabolisme piruvat diturunkan
terbukti secara ilmiah. Data yang regulasinya. Hal tersebut menunjukkan
didapatkan dianalisis dan dijelaskan secara kemungkinan modulasi pada jalur
deskriptif kualitatif untuk mengetahui metabolisme primer dan sekunder karena
pengaruh cekaman abiotik terhadap kosentrasi AS berlebih. Liu et al. (2014)
ekspresi gen dan konsentrasi metabolit mempelajari respon transkriptomi C.
sekunder pada C. roseus. roseus terhadap the peanut witches' broom
HASIL DAN PEMBAHASAN (PnWB) melalui infeksi fitoplasma dengan
Metabolisme TIA pengurutan transkriptomik. Ditemukan
Metabolisme TIA khususnya banyak stimulis abiotik dan biotik terkait
biosintesis vindolin dan katarantin gen serta fotosintesis, perkembangan
264
ISSN e-journal 2579-7557
Nur Ahmad Rudin: Pengaruh Cekaman Abiotik terhadap Ekspresi Gen dan
Konsentrasi Metabolit Sekunder pada Catharanthus Roseus
kloroplas dan energi gen metabolisme dingin. Selain itu, berdasarkan penelitian
diregulasi meningkat. Ini menunjukkan Nishanth et al. (2018) menunjukan
perubahan dinamis dalam metabolisme penuruan ekspresi gen disebabkan
primer dan ekspresi gen terkait cekaman. perbedaan spesifik pada spesies tanaman.
Moerkercke et al. (2013) Sebagai respon terhadap cekaman
mengkonstruksi CathaCyc, database jalur temperatur rendah, tanaman memodulasi
metabolik C. roseus berdasarkan data ekspresi gen yang terlibat dalam
RNA-Seq. Korelasi antara pola ekspresi metabolisme gula terlarut, pengangkutan
gen CWIN dan biosintesis TIA belum dan pemecahan pati sehingga akan
banyak diteliti. Daun C. rosesus yang mengakumulasi gula termasuk sukrosa dan
diberi perlakuan cekaman temperatur heksosa yang bertindak sebagai
dingin, radiasi UV, pelukaan, dan sukrosa cryoprotectants (Redondo-Gomez, 2013).
eksogen dapat dipelajari pola ekspresi gen Dengan demikian, cascade dari gen
utama yang terlibat dalam biosintesis TIA metabolisme gula, komponen transporter
dan efek simultan pada jalur metabolisme dan pensinyalan (seperti kinase) terlibat
lainnya, karbohidrat, metabolisme dalam respon cekaman dingin di planta.
fenilpropanoid dan antioksidan/gen terkait Perbedaan pola ekspresi dari gen–gen
pertumbuhan (Nishanth et al., 2018). tersebut bervariasi dalam spesies secara
Cekaman Dingin spesifik. Adapan gen metabolisme TIA,
Cekaman dingin mengakibatkan SLS, TDC, STR dan PRX1 diinduksi
peningkatan regulasi gen yang secara signifikan, menunjukkan
memetabolisme sukrosa (CrCWIN1, kemungkinan peran TIA dalam respon
CrCWIN3, dan SUSY), sedangkan regulasi cekaman dingin. Peroksidase memberikan
SPS diturunkan. Gula seperti glukosa, toleransi terhadap cekaman dingin. Pola
fruktosa, sukrosa, rafinosa, dan stasiosa ekspresi diferensial diamati pada gen
yang dikenal sebagai cryoprotectants, biosintesis fenilpropanoid, khusus
terutama terlibat dalam melindungi flavonoid memberikan toleransi
integritas membran sel dengan mengurangi pembekuan dengan mencegah agregasi
dehidrasi yang diinduksi pembekuan protein. Penelitian serupa pada A. thaliana
(Redondo-Gomez, 2013). Respon dingin memiliki pola yang sedikit berbeda,
menyebabkan peningkatan regulasi dimana PAL ditemukan diregulasi bersama
isoform SUSY dan CWIN. Hal tersebut sebagian besar gen metabolisme
juga terjadi pada SPS yang mengalami karbohidrat. Gen antioksidan CAT dan
peningkatan regulasi di bawah cekaman SOD diturunkan saat SAG telah diregulasi,
265
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 7 Nomor 3, November 2020
sebagian besar gen diregulasi naik. kerusakan pada fotosistem disebabkan oleh
Perlakuan sukrosa menghasilkan radiasi UV–B. Selanjutnya, CHS diregulasi
peningkatan regulasi yang signifikan dari turun sama seperti yang dilaporkan terjadi
CrCWIN2, tetapi tidak pada CrCWIN1 dan pada A. thaliana dimana beberapa gen
CrCWIN3 karena kurangnya kotak metabolisme fenilpropanoid diregulasi
pengikat sukrosa dalam dua isoform ini. turun pada tanaman yang terpapar radiasi
SUSY juga ditemukan diregulasi naik. Gen UV (Hectors et al., 2007). Sensitivitas
biosintesos TIA, G10H, SLS, TDC, STR, tanaman terhadap radiasi UV bervariasi
DXS dan PRX1 ditemukan diinduksi pada spesies tanaman yang berbeda. Gen
secara signifikan. penanda antioksidan dan penuaan SOD dan
Diantara gen fenilpropanoid, PAL SAG diregulasi naik, kemungkinan
dan C4H diregulasi meningkat. Perlakuan menunjukkan peningkatan permintaan
sukrosa menginduksi CWIN dalam untuk mekanisme pembersihan ROS
kentang, bersama dengan gen karena stress UV (Nishanth et al., 2018).
fenilpropanoid utama yang disebabkan Cekaman Pelukaan
oleh hubungan faktor transkripsi (WD40, Cekaman pelukaan mengakibatkan
AN1 dan bHLH) (Payyavula et al., 2013). sedikit regulasi naik pada CrCWIN2,
Perlakuan sukrosa diketahui meningkatkan sambil menekan SPS yang
level terapeutik TIA dan fenilpropanoid. mengindikasikan kemungkinan
Selanjutnya, CAT dan SAG ditekan, peningkatan sukrosa dan pengurangan
menunjukkan kemungkinan pengurangan dalam sintesis. Gula diketahui mengatur
cekaman oksidatif dan penuaan (Nishanth ekspresi gen yang diinduksi luka, seperti
et al., 2018). yang berhubungan dengan patogenesis.
Cekaman UV Dengan demikian menguatkan pengaruh
Perlakuan cekaman UV menurunkan luka pada gen metabolisme gula terlarut.
regulasi CrCWIN1, sedangkaan gen Gen biosintesis TIA (SLS, STR, DXS, dan
metabolisme TIA menunjukkan tren yang PRX1) sebagain besar diregulasi naik.
bervariasi. G10H, DAT dan SLS diregulasi Pada C. roseus, pelukaan diketahui untuk
turun, sedangkan TDC, STR, dan PRX1 mengaktifkan MAP–K yang memediasi
diregulasi meningkat. Peningkatan regulasi pensinyalan cascade dan selanjutnya, gen
juga terjadi dalam ekspresi STR dan TDC. dan regulator jalur biosintesis TIA. Semua
Peningkatan alkaloid yang dimediasi UV gen biosintesis fenilpropanoid ditekan,
dikaitkan dengan sifat penyerap UV pada kecuali C4H. Alokasi sumber daya
tanaman yang berfungsi mencegah kemungkinan diarahkan pada biosintesis
267
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 7 Nomor 3, November 2020
lignin sebagai respon terhadap luka. cekaman dingin dan pelukaan, tidak ada
Metabolisme TIA pada C. roseus berada di perubahan signifikan. Namun, gen
bawah regulasi ketat pada tingkat biosintesis TIA ditemukan diregulasi naik
transkripsi oleh beberapa faktor transkripsi di bawah kondisi ini yang menunjukkan
seperti ORCA, CrBPF1, CrWRKY1, kemungkinan pengaturan tambahan
CrMYC1, CrMYC2, BIS1, GBF2 dan komponen selain ORCA3 yang beroperasi
ZCTs (Y.-H. Liu et al., 2016). dalam kondisi tersebut. Singkatnya,
Pengaruh Cekaman terhadap perlakuan sukrosa ditemukan secara
Metabolisme TIA bersamaan meningkatkan regulasi
CrWRKY1 mengikat ke promotor CrCWIN2 dan gen metabolisme khusus
TDC dan menghasilkan over ekspresi pada yang utama, bersamaan dengan penurunan
regulasi upregulation beberapa gen, regulasi sistem antioksidan (CAT) dan
terutama mengatur jalur serpentin. CrBPF1 penanda penuaan (SAG). Hal tersebut
(faktor transkripsi MYB), diketahui mengindikasikan pengurangan stress
menekan level TIA. CrGBF1, CrGBF2 dan oksidatif dan penuaan. Kemungkinan
Zinc Finger Transcription Factor–ZCT– terdapat pola co–regulasi dalam jaringan
1,2,3 dikenal sebagai repressor transkripsi gen metabolisme primer dan sekunder
dari biosintesis TIA. ORCA3, faktor sebagai respon penggunaan sukrosa pada
AP2/ERF adalah regulator utama daun C. roseus (Nishanth et al., 2018).
metabolisme primer dan sekunder dalam Metabolisme tanaman mengalami
C. roseus dan memainkan peran penting perubahan signifikan sebagai respon
dalam biosintesis TIA. ORCA3 terhadap cekaman abiotik. Efek perlakuan
mentransaksikan ekspresi strictosidine cekaman terhadap metabolit sekunder C.
synthase (STR), gen biosintesis utama TIA roseus diketahui dengan penilaian tingkat
dengan mengikat elemen 5' upstream–cis, prekursor monomerik antikanker TIA–
jasmonat dan elemen respon elisitor vindolin dan katarantin, bersama dengan
(JERE). bis–indole alkaloid–vinblastin, asam
Lebih lanjut, meningkatkan ekspresi sinamat (produk dari reaksi katalisasi
beberapa gen struktural seperti TDC, D4H, PAL), kumarin, fisetin (fenilpropanoid),
SLS, CPR, DXS dan AS (Fits & dan geraniol (alkohol monoterpenoid
Memelink, 2001). ORCA3 ditemukan dengan peran terbatas dalam biosintesis
diregulasi turun pada perlakuan cekaman TIA) (K. Kumar et al., 2015). Daun C.
sukrosa, UV, salinitas dan kekeringan roseus ditemukan mengandung jumlah
terhadap daun C. roseus. Pada perlakuan TIA terapeutik tertinggi. Oleh karena itu,
268
ISSN e-journal 2579-7557
Nur Ahmad Rudin: Pengaruh Cekaman Abiotik terhadap Ekspresi Gen dan
Konsentrasi Metabolit Sekunder pada Catharanthus Roseus
273
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 7 Nomor 3, November 2020
274
ISSN e-journal 2579-7557