You are on page 1of 9

PENENTUAN KOMODITI BASIS SUBSEKTOR TANAMAN PANGAN DI

KABUPATEN SIGI
Determination of Commodity Base of Food Crop Subsector in Sigi Regency
Moh. Akbar Toliago1), Abdul Muis2), Al Alamsyar2)
1) Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
2) Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
Email : akbartoliango@gmail.com. abdulmuis@gmail.com. alamsyar@gmail.com

ABSTRACT

Food crops have a considerable contribution in the formation of GDP Sigi Regency.
This situation shows that the subsector of food crops still plays an important role in the
economy of Sigi Regency, therefore with this research can be as a material planning and
evaluation of development that facilitates the government in setting regional development
policies Sigi. This study aims to find out the base commodity and non-base subsector of food
crops in Sigi Regency and the change in the role of subsector commodities of food crops in
the future. This study used Location Quotient (LQ) and Dynamic Location Quotient (DLQ)
methods. This research was conducted in Sigi Regency, the determination of the location of
the research was conducted deliberately (purposive), with the consideration that Sigi Regency
is one of the districts with an agrarian pattern, where the agricultural sector is still the
backbone in the regional economy. This research was conducted in November 2020. The
results of the LQ analysis showed that rice, corn, peanuts and green beans are the
base/leading commodities while soybeans, sweet potatoes and cassava are non-base/non-
seeded commodity subsectors of food crops in Sigi Regency. Based on DLQ analysis shows
that rice, corn, peanuts and green beans commodities have changed the role of base
commodities to non-base in the future. While soybean and cassava commodity is a non-base
commodity and is expected to be a base commodity in the future. On the contrary, sweet
potato commodity is a non-base commodity and remains a non-base commodity in the future.

Keywords : Food crops, base commodities.

ABSTRAK
Tanaman pangan mempunyai kontribusi yang cukup besar dalam pembentukan PDRB
Kabupaten Sigi. Keadaan ini menunjukan bahwa subsektor tanaman pangan masih
memegang peranan yang penting dalam perekonomian wilayah Kabupaten Sigi, oleh karena
itu dengan adanya penelitian ini dapat sebagai bahan perencanaan maupun evaluasi
pembangunan yang memudahkan pemerintah dalam menetapkan kebijakan pembangunan
wilayah Kabupaten Sigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komoditi basis dan non
basis subsektor tanaman pangan di Kabupaten Sigi dan perubahan peranan komoditi
subsektor tanaman pangan dimasa yang akan datang. Penelitian ini menggunakan metode
Location Quotient (LQ) dan Dynamic Location Quotient (DLQ). Penelitian ini dilaksanakan
di Kabupaten Sigi, Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), dengan
pertimbangan bahwa Kabupaten Sigi merupakan salah satu kabupaten yang bercorak agraris,
dimana sektor pertanian masih menjadi tulang punggung dalam perekonomian daerah.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2020. Hasil analisis LQ menunjukkan
bahwa komoditi padi, jagung, kacang tanah dan kacang hijau merupakan komoditi
basis/unggulan sedangkan komoditi kedelai, ubi jalar dan ubi kayu komoditi non basis/bukan
unggulan subsektor tanaman pangan di Kabupatenn Sigi. Berdasarkan analisis DLQ
menunjukkan bahwa komoditi padi, jagung, kacang tanah dan kacang hijau mengalami
perubahan peranan dari komoditi basis menjadi non basis dimasa yang akan datang.
Sedangkan komoditi kedelai dan ubi kayu merupakan komoditi non basis dan diharapkan
akan menjadi komoditi basis dimasa yang akan datang. Sebaliknya pada komoditi ubi jalar
merupakan komoditi non basis dan tetap menjadi komoditi non basis dimasa yang akan
datang.

Kata Kunci : Tanaman pangan, komoditas basis.


PENDAHULUAN struktur pembangunan perekonomian
nasional khususnya daerah-daerah. Sektor
Pembangunan daerah merupakan prtanian sampai sekarang masih tetap
bagian dari pembangunan nasional yang memegang peran penting dan strategis
pada hakekatnya membangun manusia dalam perekonomian nasional. Peran
seutuhnya dan seluruh masyarakat strategis tersebut tidak hanya ditunjukkan
Indonesia. Kegiatan pembangunan daerah dengan kontribusi sektor pertanian
dimaksudkan sebagai usaha meratakan dan terhadap produk domesti bruto (PDB)
menyebarluaskan pembangunan untuk nasional tetapi juga sebagai penyedia
menyerasikan, menyeimbangkan, serta lapangan kerja. Pada saat sektor industri
memadukkan seluruh kegiatan ekonomi. dan sektor non-pertanian lainnya belum
Pembangunan daerah haruslah dapat mampu menyerap sepenuhnya tambahan
meningkatkan taraf hidup dan angkatan kerja, maka pertanian sering
keseejahteraan rakyat di daerah melalui menjadi penampungnya. Masih tingginya
pembangunan yang terpadu antar sektor tenaga kerja yang menggaantungkan
ekonomi. Pembangunan tidak sekedar hidupnya pada sektor ini menandakkan
ditunjukkan oleh prestasi pertumbuhan pentingnya sektor pertanian dalam
ekonomi yang dicapai oleh suatu negara, kerangka upaya-upaya pengurangan
akan tetapi lebih dari itu pembangunan kemiskinan, pengurangan kesenjangn
mempunyai perspektif yang lebih luas. pendapatan, dan peningkatan kemakmuran
Dimensi sosial yang sering diabaikan masyarakat (Setiawan, 2017).
dalam pendekatan pertumbuhan ekonomi Sektor pertanian merupakan salah
justru mendapat tempat yang strategis satu sektor penting dalam pembangunan
dalam pembangunan (Sukirno, 2004). ekonomi. Kontribusi sektor pertanian
Pembangunan ekonomi daerah terhadap PDB nasional pada tahun 2017
merupakan suatu proses dimana mencapai 18% dengan rata-rata
pemerintah daerah dan seluruh komponen pertumbuhan sekitar 9.71% pada 2012
masyarakat mengelolah berbagai hingga 2016 (BPS, 2017).
sumberdaya yang ada salah satu indikator Sektor pertanian merupakan sektor
keberhasilan pembangunan ekonomi yang strategis dan berperan penting dalam
daerah adalah tingkat pertumbuhan perekonomian nasional dan kelangsungan
ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi hidup masyarakat, ini terkait dengan
merupakan syarat utama bagi keberhasilan sumbangannya terhadap Produk Domestik
pembangunan ekonomi daerah (Kuncoro, Regional Bruto (PDRB), penyedia
2010). lapangan kerja dan penyediaan pangan
Sektor pertanian merupakan sektor dalam negeri (Departemen Pertanian,
yang mempunyai peranan strategis dalam 2009).
Tabel 1. PRDB Kabupaten Sigi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha 2015-
2019.
Kategori 2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 45,6 44,81 43,88 43,19 41,65
Pertambangan dan Penggalian 9 3,88 3,88 3,84 4,09
Industri Pengolahan 3,93 1,94 1,99 1,98 2,00
Pengadaan Listrik dan Gas 0,01 0,01 0,01 0,01
Pengadaaan Air, Pengelolaan Sampah, 1,94 0,11 0,11 0,11 0,11
Limbah, dan Daur Ulang 0,01
Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran 0,11 12,29 12,90 12,71 13,44
Reparasi Mobil dan Roda dua 12,34 12,1 12,22 12,13
Transportasi dan Pergudangan 11,9 1,81 1,79 1,80 1,87
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 8
0,41 0,40 0,41 0,42
Informasi dan Komunikasi 12,4
1,70 1,79 1,84 1,92
6
Jasa Keuangan dan Asuransi 2,33 2,68 2,92 2,86
1,80
Real Estate 2,46 2,44 2,45 2,42
0,41
Jasa Perusahaan 012 0,13 0,13 0,13
1,70
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, 8,65 8,70 8,97 9,18
dan Jaminan Sosial 2,01
Jasa Pendidikan 2,46
5,07 5,05 5,06 5,23
Jasa Kesehatan dan Kegiatan 0,12
1,45 1,52 1,70 1,82
Jasa Lainnya 8,33
0,62 0,63 0,66 0,72
PDRB 100,0 100,0 100,0 100,0
5,01
0 0 0 0
1,43
0,61
100,
0
Sumber: BPS Kabupaten Sigi, 2020.
.
Tanaman Pangan merupakan salah Kabupaten Sigi khususnya sumbangan
satu subsektor pertanian yang turut terhadap PDRB Kabupaten Sigi. Oleh
mendukung terbentuknya Produk karena itu dengan adanya penelitian ini
Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat sebagai bahan perencanaan maupun
Kabupaten Sigi Tahun 2015-2019. Salah evaluasi pembangunan yang memudahkan
satu penyebab menurunnya peranan pemerintah dalam menetapkan kebijakan
pertanian, kehutanan dan perikanan adalah pembangunan wilayah Kabupaten Sigi.
berkurangnya luas lahan pada lapangan Sektor pertanian terdiri atas empat
usaha tersebut. Lambatnya kenaikan harga subsektor, salah satunya adalah subsektor
produk lapangan usaha tersebut tanaman pangan. Subsektor tanaman
dibandingkan produk lain juga menjadi pangan turut mendukung dalam
penyebab turunnya peranan lapangan terbentuknya Produk Domestik Regional
usaha pertanian, kehutanan dan perikanan. Bruto (PDRB) Kabupaten Sigi. Besaran
Keadaan ini menunjukan bahwa sub sektor kontribusi sektor pertanian terhadap
tanaman pangan masih memegang peranan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
yang penting dalam perekonomian wilayah Kabupaten Sigi juga sangat penting dalam
perkembangan perekonomian dan berikut Kabupaten Sigi tahun 2015 – 2019
besaran kontribusinya terlihat pada Tabel cenderung mengalami fluktuasi, namun
2. subsektor tanaman pangan mempunyai
Berdasarkan data di atas, kontribusi kontribusi terbesar terhadap PPDRB
subsektor tanaman pangan terhadap Kabupaten Sigi tiap tahunnya.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Tabel 2. Kontribusi Sektor dan Subsektor Pertanian Terhadap PDRB Atas Dasar Harga
Berlaku Kabupaten Sigi Tahun 2015-2019 (%).
Tahun
Sektor(sub)
2015 2016 2017 2018 2019
1. Pertanian 48,44 48,01 47,58 48,22 47,59
a. Tanaman Pangan 55,89 53,74 54,01 55,31 54,59
b. TanamanPerkebunan 30,80 29,60 29.00 29,65 29.75
2. Perikanan 7,43 7,15 6,85 7,32 6,89
3. Kehutanan 5,54 5,39 4,92 5,56 4,96
4. Peternakan 5,80 5,25 5,21 5,24 5,20
Sumber: BPS Kabupaten Sigi, 2019.

Provinsi Sulawesi Tengah yang rusak dibangun dan perbaiki kembali


Kabupaten Sigi memiliki berbagai jenis sehingga kebutuhhan petani akan air untuk
komoditi tanaman pangan, diantaranya lahan pertanian pangan disetiap desa dapat
yaitu Komoditi jagung, kedelai, ubi kayu, terpenuhi sesuai kebutuhan petani.
ubi jalar, kacang hijau dan kacang tanah. Penelitian ini juga dapat
Tahun 2019, seluruh komoditi tanaman mengetahui komoditi subsektor tanaman
pangan mengalami penurunan produksi, pangan yang merupakan sektor basis atau
kecuali ubi kayu mengalami peningkatan non basis di Kabupaten Sigi. Keberadaan
produktivitas. Komoditi Kedelai dari sektor basis penting untuk diketahui
tahun ketahun mengalami produksi yang karena pada pembangunan daerah yang
meningkat, namun pada tahun 2019 mengutamakan pemberdayaan potensi
mengalami penurunan dengan skala besar daerah akan bisa berjalan jika sektor basis
yang disebabkan oleh bencana alam terjadi daerah dapat dioptimalkan, untuk itulah
28 september 2018, salah satunya akibat dengan adanya penelitian ini maka
banyaknya tanaman kedelai yang sudah Kabupaten Sigi lebih akan siap dalam
tidak baik. Komoditi jagung mengalami proses perencanaan pembangunan sub
peningkatan produksi yang meningkat dari sektor tanaman pangan pada khususnya
tahun ketahun, produksi tertinggi yaitu dapat terlaksana sesuai dengan potensi
pada tahun 2019 dengan produksi 56.173 yang ada di daerah untuk meningkatkan
ton. Sedangkan Komoditi ubi kayu, ubi kesejahteraan masyarakat.
jalar, kacang tanah dan kacang hijau Berdasarakan permasalahan yang
mengalami produksi yang berfluktuasi telah diuraikan, maka tujuan penelitian
dengan kecenderungan yang dimana adalah Mengetahui komoditi basis pada
mengalami penurunan sehingga komoditi subsektor tanaman pangan di Kabupaten
tersebut tidak bisa mengalami produksi Sigi dan mengetahui perubahan peranan
yang baik. yang terjadi pada komoditi tanaman
Produksi tanaman pangan tersebut pangan di masa yang akan datang di
dari tahun ketahun mengalami fluktuasi Kabupaten Sigi
yang disebabkan jaringan-jaringan irigasi
METODE PENELITIAN terhadap perekonomian suatu daerah
karena mempunyai keuntungan tidak
Penelitian ini telah dilaksanakan di terikat dalam satu wilayah, melainkan
Kabupaten Sigi, Penentuan lokasi meningkatnya ekspor dari wlayah tertentu.
penelitian dilakukan secara sengaja Komoditi basis dapat diketahui melalui
(purposive), dengan pertimbangan bahwa data produksi dan luas area. Alat Analisis
Kabupaten Sigi merupakan salah satu Location Quotient (LQ) ini digunakan
kabupaten yang bercorak agraris, dimana untuk mengidektifikasi keunggulan
sektor pertanian masih menjadi tulang komperatif kegiatan ekonomi di
punggung dalam perekonomian daerah, Kabupaten Sigi selama 5(lima) tahun dan
selain itu pertumbuhan ekonomi hasil perhitungan analisis LQ tersebut
Kabupaten Sigi mengalami pertumbuhan dapat dilihat pada tabel 6.
yang positif seiring dengan pertumbuhan Hasil analisis pada tabel 6
ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah (BPS menunjukkan bahwa, subsektor tanaman
Sulawesi Tengah). Penelitian ini pangan di Kabupaten Sigi tahun 2019,
dilaksanakan pada bulan November 2020. dimana dari semua komoditi yang
Jenis data yang digunakan dalam merupakan komoditi basis adalah kacang
penelitian ini adalah data sekunder yakni hijau dengan nilai LQ 3.571 serta nilai LQ
data-data yang diperoleh dari buku, jurnal, rata-rata komoditi kacang hijau dari tahun
artikel, hasil data Kabupaten Sigi dan 2015-2019 sebesar 1.932. Hasil ini
Provinsi Sulawesi Tengah. Data yang menunjukkan bahwa kacang hijau
digunakan adalah data produksi tanaman merupakan komoditi basis di Kabupaten
pangan di Kabupaten Sigi dan Provinsi Sigi dengan nilai LQ>1.
Sulawesi Tengah tahun 2015 – 2019. Berdasarkan hasil analisis tersebut
Sumber data yang digunakan dalam diketahui bahwa tidak semua komoditi di
penelitian ini antara lain berasal dari Kabupaten Sigi merupakan komoditi basis
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten pada subsektor tanaman pangan di
Sigi dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten SIgi. Hal ini sejalan dengan
Provinsi Sulawesi Tengah. penelitian Khasanah (2017), yang
menyatakan bahwa tidak semua komoditi
HASIL DAN PEMBAHASAN subsektor tanaman pangan merupakan
komoditi basis. Hal tersebut dapat terjadi
Perhitungan Nilai LQ Produksi dimana walaupun nilai produksi di wilayah
Tanaman Pangan. Teori Location penelitian merupakan yang terbesar
Quotient dapat digunakan untuk dibandingkan kabupaten yang lain namun
menganalisis keragaman basis ekonomi. nilai produksi komoditi tersebut pada level
Dari analisis tersebut dapat diidentifikasi provinsi merupakan yang terkecil.
sektor/komoditi apa saja yang dikatakan Sebaliknya pada satu kabupaten dengan
potensial dapat dijadikan sektor prioritas nilai produksi kecil, tetapi dalam level
utama dalam perancanaan pembangunan provinsi, kabupaten tersebut merupakan
ekonomi.Sektor basis merupakan penghasil komoditi yang terbesar maka
penggerak utama dalam suatu wilayah. komoditi tersebut basis.
Sektor basis sangat berperan penting

Tabel 3. Nilai Location Quetiont (LQ) Produksi Tanaman Pangan Kabupaten Sigi 2015-
2019.
LQ
Nama Tanaman Rata-rata
2015 2016 2017 2018 2019
Padi 0.970 1.110 1.164 1.079 0.685 1.002
Jagung 1.440 0.650 0.576 1.018 1.511 1.039
Kedelai 0.124 0.166 0.177 0.150 0.498 0.223
Ubi Kayu 0.617 0.922 0.593 0.273 0.809 0.643
Ubi Jalar 0.964 1.139 1.248 0.263 0.402 0.803
Kacang Tanah 1.407 2.041 1.569 0.357 1.306 1.336
Kacang Hijau 1.678 2.425 1.482 0.502 3.571 1.932
Sumber : Data Sekunder Diolah 2021.
Komoditi Basis dan Nonbasis Dimasa perhitungan rata-rata DLQ< 1 belum
Yang Akan Datang. Kegunaan analisis mampu menjadi sektor basis dimasa yang
DLQ ialah untuk melihat apkah komoditi akan datang.
yang menjadi factor basis tahun ini akan Penentuan komoditi basis baik
tetap menjadi basis pada masa yang akan dimasa sekarang maupun dimasa yang
datang, atau sebaliknya komoditi yang akan datang sangat penting untuk
belum menjadi basis pada saat ini apakah dilakukan, semakin banyak komoditi yang
memungkinkan untuk menjadi komoditi menjadi basis maka semakin banyak
basis pada masa yang akan datang. keunggulan yang dimiliki untuk
Adapun hasil dari analisis metode dikembangkan oleh suatu wilayah.
Dynamic Location Quetient (DLQ) Penetapan komoditias unggulan di suatu
terhadap komoditi subsektor tanaman wilayah menjadi sebuah keharusan dengan
pangan Kabupaten Sigi dapat dilihat pada pertimbangan bahwa komoditi- komoditi
tabel 7 berikut ini. yang mampu secara berkelanjutan dengan
Berdasarkan hasil perhitungan komoditas yang sama pada wilayah yang
analisis metode Dynamic Location lain dengan pertimbangan bahwa
Quotient (DLQ) yang menggunakan data komoditas yang diusahakan efisien dari
laju pertumbuhan nilai produksi, diperoleh sisi teknologi dan sosial ekomoni serta
ada empat komoditi yang memiliki memiliki keunggulan komparatif. Selain
DLQ>1. Komoditi tersebut antara lain itu kemampuan suatu wilayah untuk
yaitu padi DLQ>1 sebesar 1.004, memproduksi dan memasarkan komoditas
komoditi kedelai DLQ>1 sebesar 52.175, yang sesuai dengan kondisi lahan dan
komoditi ubi kayu DLQ>1 sebesar 1.175 iklim di wilayah tertentu juga sangat
dan kacang tanah DLQ>1 sebesar 2.119 penting. Semakin banyak komoditas yang
Hal ini menunjukkan bahwa keempat termasuk komoditi basis berarti semakin
komodi ini dari hasil perhitungan DLQ>1 banyak komoditas yang memiliki
akan diharapkan menjadi komoditi basis keunggulan komparatif untuk
dimasa yang akan datang. Sedangkan dikembangkan dalam suatu wilayah
komoditi jagung, ubi jalar dan kacang (Widodo, 2006).
hijau subsektor tanaman pangan yang hasil

Tabel 4. Hasil Perhitungan Dynamic Location Quetient (DLQ) Produksi Komoditi Tanaman
Pangan Kabupaten Sigi.
DLQ
Nama Tanaman
Produksi
Padi 1.004
Jagung 0.783
Kedelai 2.175
Ubi Kayu 1.175
Ubi Jalar 0.767
Kacang Tanah 2.119
Kacang Hijau 0.609
Sumber : Data Sekunder Diolah 2021.

Tabel 5. Perubahan Peranan Komoditi Subsektor Tanaman Pangan Di Kabupaten Sigi.


Jenis Tanaman LQ DLQ Keterangan
Padi 1.002 1.004 Basis>Basis
Jagung 1.039 0.783 Basis>Non Basis
Kedelai 0.223 2.175 Non Basis>Basis
Ubi kayu 0.643 1.175 Non Basis>Basis
Ubi jalar 0.803 0.767 Non Basis>Non Basis
Kacang tanah 1.336 2.119 Basis>Basis
Kacang hijau 1.932 0.609 Basis>Non Basis
Sumber : Data Sekunder Diolah 2021.
Perubahan Peranan Komoditi dengan hasil analisis LQ 1.336 merupakan
Subsektor Tanaman Perkebunan. komoditi basis tetap menjadi komoditi di
Perubahan peranan komoditi subsektor masa yang akan datang dengan hasil
tanaman perkebunan dapat diketahui dengan analisis DLQ 2.119 dan komoditi kacang
menggabungkan dua metode analisis hijau hasil analisis LQ 1.932 merupakan
sebelumnya yaitu Location Quotient dengan komoditi basis dan nilai analisis DLQ
Dynamic Location Quotient. Hasil gabungan
0.609 merupakan komoditi non basis di
kedua analisis tersebut dapat dilihat pada tabel
5.
masa yang akan datang.
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat Dari perubahan peranan komoditi
bahwa komoditi Padi dengan hasil analisis subsektor di atas maka hasil ini sejalan
LQ 1.002 merupakan komoditi basis tetap dengan penelitian yang dilakukan oleh
menjadi komoditi basis dimasa yang akan Hardin M. H. (2019) dengan judul ‘’
datang dengan hasil analisis DLQ 1.004. Analisis Komoditas Basis Sub Sektor
Komoditi jagung dengan hasil analisis LQ Tanaman Pangan di Kecamatan Buko
1.039 merupakan komoditi basis dan nilai Selatan Kabupaten Banggai Kepulauan’’.
analisis DLQ 0.783 merupakan komoditi Adapun hasil dari analisis metode
non basis di masa yang akan datang. Dynamic Location Quotient (DLQ)
Komoditi kedelai dengan hasil analisis LQ terhadap komoditas sub sektor tanaman
0.223 yang merupakan komoditi non basis pangan di Kecamatan Buko Selatan.
dan hasil analisis DLQ sebesar 2.175 Berdasarkan hasil analisis Dynamic
merupakan komoditi basis di masa yang Location Quotient (DLQ) bahwa dari
akan datang. Komoditi ubi kayu dengan empat jenis komoditas pertanian sub sektor
hasil analisis LQ sebesar 0.643 merupakan tanaman pangan bahwa ada dua jenis
komoditi non basis dan tetap menjadi basis komoditas pertanian sub sektor tanaman
di masa yang akan datang dengan nilai pangan yang diharapkan menjadi basis
analisis DLQ 1.175. Komoditi ubi jalar dimasa yang akan datang dalam
dengan hasil analisis LQ 0.803 yang perekonomian wilayah Kecamatan Buko
merupakan komoditi non basis dan hasil Selatan, hal ini ditunjukkan oleh nilai
analisis DLQ 0.767 yang artinya akan rata-rata DLQ kedua komoditas tersebut
tetap menjadi komoditi non basis di masa yang lebih dari satu.
yang akan datang. Komoditi kacang tanah Adapun kedua komoditas yang
diharapkan menjadi basis dimasa yang
akan datang yaitu komoditas kacang tanah non basis subsektor tanaman
dan komoditas ubi jalar. Komoditas pangan di Kabupaten Sigi.
Kacang Tanah. Komoditas kacang tanah 2. Berdasarkan hasil gabungan
merupakan salah satu komoditas yang analisis LQ dengan DLQ, maka
diharapkan menjadi komoditas basis di komoditi padi dan kacang tanah
masa yang akan datang di Kecamatan Sigi dimasa saat ini merupakan
Biromaru. Nilai rata-rata DLQ komoditas komoditi unggul dan tetap
ini lebih dari satu, yaitu sebesar 4,59. diharapkan menjadi komoditi
Komoditas Ubi Jalar. Komoditas ubi jalar unggul dimasa yang akan datang.
merupakan salah satu komoditas yang Komoditi jagung dan kacang hijau
diharapkan menjadi komoditas basis di mengalami perubahan peranan dari
masa yang akan datang di Kecamatan komoditi unggul dimasa saat ini
Buko Selatan. Nilai rata-rata DLQ dan akan menjadi komoditi bukan
komoditas ini lebih dari satu, yaitu sebesar unggulan dimasa yang akan datang.
1,40. Adapun untuk komoditas jagung dan Sedangkan komoditi kedelai dan
komoditas ubi kayu, merupakan komoditas ubi kayu yang merupakan
yang tidak diharapkan basis dimasa yang komoditi bukan unggulan saat ini
akan datang dalam perekonomian wilayah diharapkan mampu menjadi
Kecamatan Buko Selatan. Hal ini komoditi unggulan dimasa yang
ditunjukkan oleh nilai rata-rata DLQ kedua akan datang. Komoditi ubi jalar
komoditas tersebut selama Tahun 2015- merupakan komoditi bukan
2017 kurang dari satu. unggulan saat ini dan tetap menjadi
Penelitian diatas sejalan dengan komoditi bukan unngulan dimasa
hasil analisis Dynamic Location Quotient yang akan datang.
pada tabel 5, Perubahan Peranan Komoditi
subsektor Tanaman Pangan di Kabupaten Saran
Sigi pada komoditi jagung dan kacang
Berdasarkan hasil analisis dan
hijau merupakan komoditi basis yang akan
pembahasan penelitian ini, maka saran
berubah menjadi komoditi non basis
yang dapat disampaikan adalah sebagai
dimasa yang akan datang.
berikut :
1. Pemerintah perlu untuk meningkatkan
KESIMPULAN DAN SARAN
inovasi, kebijakan dan cara-cara
penggunaan alat teknologi guna
Kesimpulan
mendapatkan hasil yang optimal dari
Berdasarkan hasil penelitian dan
kegiatan bertani dengan efektif dan
pembahasan maka kesimpulan yang dapat
efisien dalam meningkatkan
diambil dari penelitian “ Penentuan
produktivitas komoditi tanaman
Komoditi Unggulan Subsektor Tanaman
pangan, dengan memperhatikan
Pangan di Kabupaten Sigi” dapat ditarik
komoditi-komoditi yang menjadi
kesimpulan sebagai berikut:
komoditi basis.
1. Perhitungan nilai LQ berdasarkan 2. Petani perlu mengetahui teknologi dan
nilai produksi, dilihat dari nilai inovasi baru agar supaya menjaga
rata- rata komoditi padi, kedelai, stabilitas dan peningkatan
ubi kayu dan kacang tanah produktivitas tanaman pangan.
merupakan komoditi basis 3. Pemerintah daerah Kabupaten Tolitoli
subsektor tanaman pangan di hendaknya menyusun kebijakan yang
Kabupaten Sigi. Sedangkan untuk dapat memberikan kemudahan dalam
komoditi jagung, ubi jalar dan penyelenggaran aktifitas-aktifitas yang
kacang tanah merupakan komoditi berkaitan dengan pengembangan
komoditi basis sektor perkebunan dari
hulu (up stream) sampai ke hilir Setiawan, Alfurkon. 2017. Posisi
(down sream). Pertanian Yang Tetap Strategis
Masa Kini dan Masa Depan. Raja
Garfindo Persada, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Suhendra, E.S. 2004. Analisis Struktur
Arsyad, I. 2010. Pengantar Perencanaan
Ekonomi Pertanian Indonesia,
dan Pembangunan Ekonomi
Model Input Output. Jurnal Ekonomi
Daerah. BPFE-UGM. Yogyakarta.
dan Bisnis. Vol 9. Hal 123-130.
Badan Pusat Statisitk 2020. Dinas
Sukirno. 2004. Ekonomi Pembangunan:
Tanaman Pangan Kabupaten Sigi.
Proses, Masalah dan Dasar
Badan Pusat Statistik. 2017. Kabupaten Kebijakan. Salemba Empat. Jakarta.
Sigi Dalam Angka.. Badan Pusat
Suyatno. 2000. Analisis Ecoomic Base
Statistik Sulawesi Tengah.
terhadap Pertumbuhan Eknomi
Departemen Pertanian, 2009 Pedoman Tingkat II Wonogiri, Menghadap
Umum Pengembangan Usaha Implementasi UU No. 22/1999 dan
Agrbisnis Pedesaan (PUAP). UU No. 5/1999. Jurnal Ekonomi
Habib Risnawati dan Novita. 2016. Pembangunan Balai Penelitian dan
Identifikasi Potensi Subsektor Pengembangan Ekonomi.
Tanaman Pangan di Sumatera Utara.
Tadaro, M.P. 2003. Economic Develoment
Jurnal Agrium. Vol 20 (1). Hal 70-
(7th ed.) Addition Wesley Longman,
79.
Inc. ew York, London. Jurnal of
Hamsir M. Hardin, Hadayani, Arifuddin Management Development, Vol 26.
Lamusa. 2019. Analisis Komoditas Hal 239-260.
Basis Sub Sektor Tanaman Pangan
Widhana, K., Rustam A.R., Alimuddin, L.
di Kecamatan Buko Selatan
2019. Analisis Komoditi Basis
Kabupaten Banggai Kepulauan.
Subsektor Tanaman Perkebunan di
Jurnal Agroland. Vol 26 (1). Hal 76-
Kaabupaten Parigi Moutong. Jurnal
85.
Agrotekbis. Vol 7 Hal 90-99.
Hardin M.H. (2019) Analisis Komoditas
Basis Sub sektor Tanaman Pangan di
Kecamatan Buko Selatan Kabupaten
Banggai Kepulauan.

Kuncoro, M. 2010. Otonomi dan


Pembangunan Daerah: Reformasi
Perencanaan, Strategi, dan Peluang.
Erlangga. Jakarta.

Ratag, P. 2016. Peranan Sektor Pertanian


terhadap Perekonomian Kabupaten
Minahasa Selatan. Jurnal Agri Sosio
Ekonomi. Vol 12. Hal 239-250.

You might also like