You are on page 1of 7

SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016

ISBN 978-602-6428-04-2

INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH


DASAR UNTUK RANAH SIKAP DAN KETERAMPILAN
I Wayan Subagia dan I Gusti Lanang Wiratma
Dosen Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Undiksha
aigabus@yahoo.co.id

ABSTRACT

This research aimed at developing learning achievement instruments of elementary students for
attitude and skill domains. This development was conducted through research and development (R & D)
design consisted of four steps, namely: exploration, formulation, examination, and dissemination. The need
analysis of instrument requirement was done at exploration step. Instrument design was done at
formulation step. The validation and instrument tray out were done at examination step. The dissemination
of instrument and results to stake holders were conducted at dissemination step. The research results
consisted of four instruments, namely: 1) the instrument of spiritual competencies assessment involving
teachers, students in the form of self-assessment, and students’ parents as assessors; 2) the instrument of
social competencies assessment involving teachers and students in the form of peer assessment as
assessors; 3) the instrument of presentation skills involving teachers as assessors; and 4) the instrument of
product making skills involving teachers and students in the form of self-assessment as assessors. These
four instruments can be used as alternative instruments for assessing students’ learning achievement in
implementing 2013 Curriculum accommodating assessment guideline given by government.

Key Words: assessment instrument, learning achievement, attitude, skill, elementary schools.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian hasil belajar siswa SD untuk
ranah sikap dan keterampilan. Pengembangan instrumen tersebut dilakukan melalui rancagan penelitian
pengembangan yang dilakukan dalam empat tahapan pokok, yaitu: eksplorasi, formuslasi, eksaminasi, dan
diseminasi. Pada tahap eksplorasi dilakukan analisis kebutuhan pengembangan instrumen. Pada tahap
formulasi instrumen dilakukan perumusan rancangan instrumen penilaian hasil belajar. Pada tahap
eksaminasi instrumen dilakukan pengujian instrumen melalui uji ahli dan uji lapangan. Pada tahap
diseminasi dilakukan pendiseminasian instrumen kepada pemangku kepentingan. Hasil penelitian ini
terdiri atas empat buah instrumen, yaitu: 1) instrumen penilaian sikap spiritual siswa yang penilaiannya
dilakukan oleh guru, siswa dalam bentuk penilaian diri sendiri, dan orang tua/wali murid; 2) instrumen
penilaian sikap sosial yang penilaiannya dilakukan oleh guru dan siswa dalam bentuk penilaian teman
sejawat; 3) instrumen penilaian keterampilan dalam presentasi tugas-tugas yang penilaiannya dilakukan
oleh guru; dan 4) instrument penilaian keterampilan siswa dalam membuat produk tugas-tugas yang
penilaiannya dilakukan oleh guru dan siswa dalam bentuk penilaian diri sendiri. Kempat instrumen ini
dapat digunakan sebagai instrumen alternatif untuk menilai hasil belajar siswa dalam rangka
implementasi Kurikulum 2013 dengan mengakomudasi petunjuk teknis yang diberikan pemerintah.

Kata-kata Kunci: instrumen penilaian, hasil belajar, sikap, keterampilan, sekolah dasar.

PENDAHULUAN pengetahuan disesuaikan dengan tuntutan


kompetensi tiap-tiap mata pelajaran. Penilaian
Penilaian hasil belajar siswa merupakan keterampilan ditekankan pada keterampilan
salah satu isu krusial dalam implementasi proses selama pembelajaran dan keterampilan
Kurikulum 2013 karena penilaian hasil belajar pembuatan produk pembelajaran. Secara umum,
siswa dituntut agar dilakukan secara tuntutan penilaian hasil belajar dirumuskan dalam
komprehensif dengan melibatkan ketiga ranah bentuk Kometensi Inti (KI) dan Kompetensi
penilaian, yaitu penilaian sikap, pengetahuan, dan Dasar (KD) (Anonim, 2013a; 2013b).
keterampilan. Penilaian sikap ditekankan pada Salah satu masalah yang dihadapi guru-
dua aspek penilaian, yaitu penilaian sikap guru di sekolah dalam mengimplementasikan
spiritual dan penilaian sikap sosial. Penilaian Kurikulum 2013 adalah pengembangan

276
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

instrumen penilaian kompetnsi sikap dan Tiap-tiap ranah pembelajaran tersebut


keterampilan. Di samping proses terdiri atas tiga aspek penilaian sebagai berikut.
pengembangannya, guru juga menjumpai Ranah pikiran terdiri atas: kemampuan berpikir
berbagai hambatan dalam pelaksanaan penilaian faktual, berpikir positif, berpikir rasional logis,
karena guru berhadapan dengan siswa yang berpikir kritis, dan berpikir kreatif inovatif.
banyak (Subagia, 2015; Subagia & Wiratma, Ranah perkataan terdiri atas: berbicara santun,
2016a). Penelitian ini bertujuan untuk memberi berbicara faktual, berbicara rasional logis,
kontribusi dalam memecahan kedua persoalan berbicara sistematis, dan berbicara komunikatif.
yang dihadapi oleh guru di sekolah. Secara lebih Ranah perbuatan terdiri atas: berbuat sopan,
rinci, tujuan penelitian ini dapat dirumuskan berbuat patuh, berbuat jujur, berbuat yakin, dan
sebagai berikut. Pertama, penelitian ini bertujuan berbuat kreatif inovatif (Subagia & Wiratma,
untuk mengembangkan instrumen penilaian hasil 2012). Aspek-aspek penilaian di atas digunakan
belajar siswa untuk ranah sikap dan keterampilan. sebagai acuan dalam pengembangan indikator
Kedua, penelitian ini bertujuan untuk instrumen penilaian hasil belajar untuk ranah
merumuskan pedoman pelaksanaan penilaian sikap dan keterampilan.
hasil belajar untuk ranah sikap dan keterampilan Berdasarkan kebutuhan penilaian hasil
yang dapat dilakukan oleh guru. Tujuan belajar yang menjadi tuntutan Kurikulum 2013
penelitian tersebut dicapai melalui penelitian dan teori taksonomi trikaya, instrumen penilaian
pengembangan (research and development) yang hasil belajar yang dirumuskan dalam penelitian
dilakukan dalam empat tahapan pokok, yaitu: ini terdiri atas empat instrumen, yaitu: dua
eksplorasi, formulasi, eksaminasi, dan instrumen untuk penialian sikap (sikap spiritual
diseminasi. dan sikap sosial), satu instrumen penilaian
Instrumen penilaian hasil belajar siswa kenerja dalam bentuk keterampilan presentasi
untuk ranah sikap dan keterampilan tugas-tugas di kelas, dan satu unstrumen untuk
dikembangkan berdasarkan kebutuhan penilaian penilaian keterampilan pembuatan produk tugas-
hasil belajar yang dituntut dalam Kurikulum tugas pembalajaran.
2013. Berdasarkan pedoman penilaian hasil
belajar siswa yang diberikan dalam bentuk METODE
peraturan pemerintah Republik Indonesia
dinyatakan bahwa penilaian ranah siskap terdiri Penelitian ini merupakan penelitian
atas sikap spiritual dan sikap sosial yang pengembangan atau yang dikelanl dengan
ditunjukkan oleh siswa dalam keseharian, Research and Development (R & D). Penelitian
penilaian keterampilan ditekankan pada pengembangan didefinisikan sebagai penelitian
keterampilan kinerja (proses) dan keterampilan yang dilakukan dalam rangka pengembangan
dalam pembuatan produk hasil pembelajaran suatu produk. Produk yang dikembangkan dalam
(Anonim, 2013a; 2013b). Dalam peraturan penelitian ini adalah instrumen penilaian hasil
tersebut dinyatakan bahwa penilaian hasil belajar belajar siswa untuk ranah sikap dan keterampilan.
dilakukan secara terintegrasi dengan materi Penelitian pengembangan terdiri atas beberapa
pelajaran dan penilaiannya tidak hanya tahapan pengembangan. Menurut Borg dan Gall
melibatkan guru mata pelajaran. (1989), penelitian pengembangan terdiri atas
Teori yang digunakan sebagai acuan enam tahapan, yaitu: 1) tahap pengumpulan
dalam perumusan instrumen penilaian hasil informasi penelitian, 2) tahap perencanaan, 3)
belajar siswa adalah taksonomi pemebelajaran tahap perumusan hasil awal, 4) tahap pengujian
dan penilaian hasilbelajar, yaitu taksonomi lapangan awal, 5) tahap penyempurnaan hasil,
trikaya (Subagia & Wiratma, 2012). Berdasarkan dan 6) tahap pengujian lapangan akhir. Sugiyono
taksonomi trikaya, penilaian hasil belajar siswa (2006) mendeskripsikan langkah-langkah
ditekankan pada tiga ranah, yaitu ranah pikiran penelitian pengembangan dengan tahapan yang
(manacika), ranah perkataan (wacika), dan ranah lebih banyak, yaitu sebanyak 10 tahapan yang
perbuatan (kayika). Ranah pikiran terdiri atas: 1) tahap pemetaan potensi dan
menggambarkan kemampuan berpikir, ranah masalah, 2) tahap pengumpulan data, 3) tahap
perkataan menggambarkan kemampuan desain produk, 4) tahap validasi produk, 5) tahap
berbicara, dan ranah perbuatan menggambarkan revisi produk, 6) tahap uji produk, 7) tahap revisi
kemampuan berbuat atau bertindak yang harus produk, 8) tahap uji coba pemakaian, 9) tahap
dibelajarkan dan dinilai selama dan sesudah revisi produk, dan 10) tahap produksi masal.
pembelajaran. Dalam penelitian ini, tahapan pengembangan

277
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

dilakukan melalui empat tahapan pokok, yaitu: 1) berbuat kepada sesama, dan (5) jujur dalam
tahap eksplorasi, 2) formulasi, 3) eksaminasi, dan berbicara dan berbuat kepada sesama.
4) diseminasi. Penilaian sikap spiritual dilakukan oleh
Pada tahap eksplorasi dilakukan analisis guru selama proses pembelajaran berlangsung,
kebutahan pengembangan instrumen dan teori- oleh siswa dan orang tua/wali murid sekali dalam
teori relevan yang digunakan. Pada tahap satu semester. Penilaian oleh guru dilakukan
dengan memperhatikan kondisi ekstrim
formulasi dilakukan perumusan rancangan
perkembangan sikap spiritual yang terjadi pada
instrumen yang terdiri atas empat rancangan
anak selama proses pembelajaran. Kondisi
instrumen, yaitu: 1) isntrumen penilaian sikap ekstrim (menonjol) yang baik digunakan untuk
spiritual, 2) instrumen penilaian sikap sosial, 3) memotivasi siswa agar senantiasa
instrumen penilain keterampilan presentasi tugas- mempertahankan sikap spiritualnya yang sudah
tugas, dan 4) instrumen penilaian keterampilan baik, sedangkan konsdisi ekstrim yang tidak baik
membuat produk tugas-tugas pembelajaran. Pada (jelek) digunakan untuk pembinaan sikap
tahap eksaminasi dilakukan pengujian instrumen spiritual siswa tersebut agar menjadi baik.
dengan melibatkan uji ahli dan uji lapangan. Pada Penilaian oleh siswa dalam bentuk penilaian diri
tahan diseminasi dilakukan pendiseminasian atau sendiri dan penilaian orang tua/wali murid
penyebaran instrumen dan hasil-hasilnya kepada digunakan sebagai umpan balik dalam membina
para pemangku kepentingan. sikap siswa dalam pembelajaran berikutnya.
Bentuk instumen penilaian sikap spiritual
siswa adalah sebagai berikut.
HASIL-HASIL PENELITIAN Deskripsi Skor
1. Sembahyang 1 2 3 4
Temuan hasil penelitian ini adalah sebelum/sesudah
instrumen penilaian hasil belajar siswa untuk melakukan kegiatan
ranah sikap dan keterampilan yang terdiri atas 2. Memberi salam kepada 1 2 3 4
empat instrumen berbeda, yaitu: 1) instrumen sesama (guru/teman
peniaian sikap spiritual siswa yang penilaiannya sejawat/orang tua)
dilakukan oleh guru, siswa dalam bentuk 3. Santun dalam berbicara 1 2 3 4
penilaian diri sendiri (self-assessment), dan orang kepada sesama
tua/wali murid; 2) instrumen penilaian sikap 4. Sopan dalam berbuat 1 2 3 4
sosial yang penilaiannya dilakukan oleh guru dan kepada sesama
5. Jujur dalam berkata dan 1 2 3 4
siswa dalam bentuk penilaian teman sejawat
berbuat kepada sesama
(peer assessment); 3) instrumen penilaian
keterampilan siswa dalam presentasi tugas-tugas
pembelajaran yang penilaiannya dilakukan oleh 2) Instrumen penilaian sikap sosial
guru; dan 4) instrument penilaian keterampilan Instrumen penilaian sikap sosial terdiri
siswa dalam membuat produk tugas-tugas atas lima indikator penilaian, yaitu: (1)
pembelajaran yang penilaiannya dilakukan oleh berperilaku jujur dalam pembelajaran, (2)
guru dan siswa dalam bentuk penilaian diri berperilaku disiplin dalam pembelajaran, (3)
sendiri. berperilaku sopan dalam pembelajaran, (4)
bertanggung jawab dalam pembelajaran, dan (5)
Instrumen penilaian sikap dan
percaya diri dalam mengerjakan tugas-tugas.
keterampilan siswa menggunakan skala empat
Penilaian sikap sosial dilakukan oleh guru
mulai dari sekor 1 sampai dengan skor 4 dengan selama proses pembelajaran berlangsung dan
kategori kurang, cukup, baik, dan sangat baik. oleh teman sejawat sekali dalam satu semester.
Seluruh penilaian sikap dan keterampilan siswa Penilaian oleh guru dilakukan dengan
dilakukan dengan metode observasi dan dengan memperhatikan kondisi ekstrim pengembangan
cara memberi tanda centang atau melingkari sikap sosial yang terjadi pada anak selama proses
pilihan skor yang diberikan. pembelajaran. Kondisi extrim yang baik
digunakan untuk memotivasi siswa agar
1) Instrumen penilaian sikap spiritual senantiasa mempertahankan sikap spiritualnya
Instrumen penilaian sikap spiritual terdiri yang sudah baik, sedangkan konsdisi ekstrim
atas lima indikator penilaian, yaitu: (1) yang tidak baik (jelek) digunakan untuk
sembahyang sebelum dan sesudah melakukan pembinaan sikap sosial siswa tersebut agar
kegiatan, (2) memberi salam kepada sesama menjadi baik. Penilaian oleh teman sejawat
(guru/teman sejawat/orang tua), (3) santun dalam dilakukan oleh tiga orang teman untuk satu orang
berbicara kepada sesama, (4) sopan dalam siswa. Peraturan penilaian teman sejawat (siapa

278
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

yang dinilai dan yang menilai) ditentukan oleh 4) Instrumen penilaian produk tugas-tugas
guru dan diumumkan sebelum dilakukan pembelajaran
penilaian. Kemudian, hasil penilaian ketiganya Instrumen penilaian keterampilan siswa
dirata-ratakan. dalam membuat produk tugas-tugas terdiri atas
Bentuk instumen penilaian sikap spiritual lima indikator penilaian, yaitu: (1)
siswa adalah sebagai berikut. kerapian/kesersihan produk, (2) kelengkapan
Deskripsi Skor produk, (3) kebenaran isi, (4) kreativitas, dan (5)
1. Berperilaku jujur 1 2 3 4 tata bahasa/tata letak.
dalam pembelajaran Penilaian keterampilan siswa dalam
2. Berperilaku disiplin 1 2 3 4 membuat produk tugas-tugas dilakukan oleh guru
dalam pembelajaran dan oleh siswa sesuai dengan jumlah produk yang
3. Berperilaku sopan 1 2 3 4 ditugaskan. Penilaian oleh siswa dilakukan secara
dalam pembelajaran mandiri (penilaian diri). Oleh karena itu, ada
4. Bertanggung jawab 1 2 3 4 kemungkinan siswa memberi penilaian yang
dalam pembelajaran berbeda terhadap produk yang dibuat seara
5. Percaya diri dalam 1 2 3 4 bersama (berkelompok). Hasil penilaian, baik
mengerjakan tugas- yang dilakukan oleh guru maupun siswa
tugas digunakan untuk melakukan pembinaan kepada
siswa dalam membuat produk berikutnya.
Bentuk instumen penilaian sikap spiritual
3) Instrumen penilaian presentasi tugas-tugas di
siswa adalah sebagai berikut.
kelas Deskripsi Skor
Instrumen penilaian keterampilan 1. Kerapian/kebersihan 1 2 3 4
presentasi tugas-tugas terdiri atas 10 indikator produk
penilaian, yaitu: (1) berbicara santun saat 2. Kelengkapan produk 1 2 3 4
presentasi, (2) berbicara faktual, (3) berbicara 3. Kebenaran isi 1 2 3 4
rasional logis, (4) berbicara sistematis, (5) 4. Kreativitas 1 2 3 4
berbicara komunikatif, (6) berbicara sopan, (7)
5. Tata bahasa 1 2 3 4
berbicara patuh, (8) berbicara jujur, (9) berbuat
percaya diri, dan (10) berbuat kreatif inovatif.
Penilaian keterampilan presentasi tugas- PEMBAHASAN
tugas dilakukan oleh guru selama proses
pembelajaran berlangsung. Peniaian dilakukan Pengembangan instrumen penilaian sikap
berdasarkan tingkat partisipasi anggota kelompok dan keterampilan siswa dalam pembelajaran
dalam presentasi. Oleh karena itu, ada tidaklah mudah karena dimensi sikap dan
kemungkinan tiap-tiap anggota kelompok keterampilan tersebut bersifat sangat kompleks.
memperoleh nilai berbeda. Hasil penilaian yang Namun demikian, tidak berarti bahwa tidak
diperoleh digunakan sebagai bahan pembinaan
mungkin dikembangkan instrumen yang dapat
kepada siswa agar pada saat presentasi berikutnya
digunakan untuk menilai perkembangan sikap
dapat diperbaiki (presentasi dilakukan lebih
baik). dan keterampilan siswa. Oleh karena itu, dalam
Bentuk instumen penilaian sikap spiritual pengembangan instrumen penilaian sikap dan
siswa adalah sebagai berikut. keterampilan siswa dalam pembelajaran perlu
Deskripsi Skor dilakukan pembatasan-pembatasan yang
1. Berbicara santun 1 2 3 4 membuat instrumen tersebut fisibel untuk
2. Berbicara faktual 1 2 3 4 digunakan secara tepat dan efisien. Artinya,
3. Berbicara rasional 1 2 3 4 instrumen tersebut dapat digunakan untuk
logis menilai kompetensi yang dimiliki oleh siswa dan
4. Berbicara sistematis 1 2 3 4 penggunaannya praktis, terutama dari segi waktu
5. Berbicara 1 2 3 4 pelaksanaan. Hal tersebut menjadi penting karena
komunikatif penyelenggaraan pembelajaran merupakan
6. Berbuat sopan 1 2 3 4 proses yang kompleks.
7. Berbuat patuh 1 2 3 4 Hal-hal penting yang perlu dibahas atau
8. Berbuat jujur 1 2 3 4 diuraikan lebih jauh dalam pengembangan
9. Berbuat percaya 1 2 3 4 instrumen penilaian hasil belajar siswa pada
diri aspek sikap dan keterampilan adalah
10. Berbuat kreatif 1 2 3 4 pendefinisian sikap dan keterampilan yang
inovatif
dimaksud serta indikator-indikator yang

279
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

digunakan sebagai acuan penilaian. Di samping Kedua, instrumen penilaian kompetensi


indikator-indikator, dalam beberapa hal sikap sosial. Kompetensi atau kemampuan sosial
diperlukan acuan rubrik penilaian sehingga adalah kemampuan yang diekspresikan dalam
penilai mampu menggunakan instrumen tersebut bentuk sikap sebagai akibat dari dorongan
secara ajeg. Berikut akan diuraikan rasional dari pengetahuan sosial yang dimiliki. Sikap sosial
pengembangan masing-masing instrumen. didefinisikan sebagai sikap yang muncul karena
Pertama, instrumen penilaian kompetensi pengetahuan sosial yang dimiliki oleh siswa.
sikap spiritual. Kompetensi atau kemampuan Dalam hal ini, pengetahuan sosial dinyatakan
sikap spiritual adalah kemampuan yang sebagai pengetahuan yang terkait erat dengan
diekspresikan dalam bentuk sikap sebagai akibat norma-norma atau nilai-nilai sosial yang
dari dorongan pengetahuan spiritual yang diperoleh dari lingkungan masyarakat yang ada di
dimiliki oelh siswa. Sikap spiritual didefinisikan sekitar yang dipraktikkan dan dijunjung tinggi
sebagai sikap yang muncul karena pengetahuan oleh setiap orang. Norma-norma dan nilai-nilai
spiritual yang dimiliki oleh siswa. Pengetahuan pergaulan sosial dibangun secara bersama-sama,
spritual adalah pengetahuan tentang nilai-nilai tanpa memandang suku, agama, dan ras
spiritual yang diperoleh dari kayainan siswa keturunan (Sara). Norma-norma dan nilai-nilai
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pengetahuan tersebut, pertama, diinternalisasi melalui pikiran
spiritual terkait erat dengan norma-norma atau kemudian dinyatakan dalam perkataan dan
nilai-nilai yang diperoleh dari ajaran agama atau perbuatan. Dari sejumlah norma dan nilai yang
kepercayaan yang dianut oleh siswa. Walaupun ada, ditetapkan lima indikator sebagai indikasi
setiap agama dan aliran kepercayaan memiliki sikap sosial yang dimiliki siswa, yaitu: (1)
ukuran norma dan nilai yang berbeda, namun berperilaku jujur dalam pembelajaran, (2)
norma-norma dan nilai-nilai yang ada dapat berperilaku disiplin dalam pembelajaran, (3)
ditarik menjadi satu norma dan nilai yang dianut berperilaku sopan dalam pembelajaran, (4)
secara bersama (accepted values). Menurut bertanggung jawab dalam pembelajaran, dan (5)
ajaran trikaya, implementasi norma dan nilai percaya diri dalam mengerjakan tugas-tugas.
dimulai dari pikiran kemudian dilajutkan dengan Indikator-indikator tersebut diturunkan dari
kata-kata dan perbuatan (Subagia & Wiratma, kemampuan berbuat dalam taksonomi trikaya
2012). Dari sejumlah norma dan nilai yang ada, (Subagia & dan Wiratma, 2012).
ditetapkan lima indikator sebagai indikasi sikap Perilaku jujur, disiplin, sopan,
spiritual yang dimiliki siswa, yaitu: (1) bertanggung jawab, dan percaya diri adalah lima
sembahyang sebelum dan sesudah melakukan perilaku yang didambakan setiap orang. Kelima
kegiatan, (2) memberi salam kepada guru/teman perilaku tersebut dapat dinyatakan sebagai sikap
sejawat/orang tua, (3) santun dalam berbicara dasar dan utama yang harus dikembangkan dalam
kepada sesama, (4) sopan dalam berbuat kepada pembelajaran. Saat ini, kelima sikap tersebut,
sesama, dan (5) jujur dalam berbicara dan berbuat sepertinya, aplikasinya sudah mulai pudar di
kepada sesama. masyarakat. Di masyarakat, banyak orang yang
Sembahyang sebelum dan sesudah tidak jujur, tidak disiplin, kurang sopan dalam
melakukan kegiatan adalah salah satu sikap berperilaku, kurang bertanggung jawab, dan
spiritual yang perlu dibangun dan dipupuk secara kurang percaya diri dalam melakukan sesuatu.
terus menerus sebagai insan beragama dan Akibatnya, banyak peraturan yang harus dibikin
percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Cara agar orang menjadi jujur, disiplin, sopan, dan
sembahyang yang paling sederhana dapat bertanggung jawab.
dilakukan adalah dalam bentuk berdoa bersama. Ketiga, instrumen penilaian kompetensi
Cara lain, seperti melantunkan puja trisandya keterampilan presentasi siswa di kelas.
sebelum memulai pelajaran dan pada waktu- Kompetensi keterampilan presentasi
waktu tertentu yang dilakukan oleh siswa yang didefinisikan sebagai kemampuan siswa untuk
beragama Hindu. Memberi salam kepada sesama menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki di
(guru, teman sejawat, orang tua/wali), santun depan kelas. Presentasi tugas-tugas di depan kelas
dalam berbicara, sopan dalam berbuat, dan jujur adalah kegiatan terpadu antara penyiapan materi
dalam berbicara dan berbuat kepada sesama presentasi dan penyiapan cara presentasi. Dalam
merupakan nilai-nilai luhur yang dapat penyiapan materi presentasi diperlukan ketelitian
diperlukan bersama dan perlu untuk dilestarikan dan kebenaran, baik dari segi isi maupun bahasa.
sebagai Warga Negara Indonesia (WNI). Dalam penyiapan cara presentasi diperlukan
penyiapan media, tampilan, dan cara

280
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

berkomunikasi yang semuanya memerlukan taksonomi trikaya (Subagia & dan Wiratma,
kreativitas. Oleh karena itu, aspek kebenaran isi 2012).
dan kebenaran bahasa perlu menjadi Setiap indikator yang dikembangkan
pertimbangan dalam penilaian. Selain itu, aspek dalam keempat jenis instrumen di atas belum
kemenarikan, kesantunan dalam berkomunikasi, dibuatkan deskripsi rubrik penilaiannya. Namun
konsistensi, rasional, dan sistimatika demikian, diyakini bahwa pemberian skor dalam
penyampaian juga menjadi bagian yang penting. skala empat dengan rentangan skor 1 untuk
Pada instrumen ini, ada 10 indikator yang kategori kurang, 2 untuk kategori cukup, 3 untuk
digunakan sebagai acuan penilaian kemampuan kategori baik, dan 4 untuk kategori sangat baik
presentasi, yaitu: (1) berbicara santun, (2) dapat diberikan dengan mudah karena hal-hal
berbicara faktual, (3) berbicara rasional logis, (4) yang dinilai bersipat umum dan kasat mata. Hal
berbicara sistematis, (5) berbicara komunikatif, tersebut terbukti dari hasil uji coba implementasi
(6) berbuat sopan, (7) berbuat patuh, (8) berbuat instrumen tersebut yang dilakukan terhadap siswa
jujur, (9) berbuat percaya diri, dan (10) berbuat SD kelas IV dan V di SDN 3 Banjar Jawa
kreatif inovatif. Indikator keterampilan presentasi Buleleng Bali. Secara umum, hasil penilaian
diturunkan dari kemampuan berbicara dan sikap spiritual, sikap sosial, keterampilan
kemampuan berbuat dalam taksonomi trikaya presentasi, dan keterampilan siswa membuat
(Subagia & dan Wiratma, 2012). Lima indikator produk dengan menggunakan instrumen tersebut
pertama mengases kemampuan siswa berbicara, menunjukkan bahwa penilaian tersebut dapat
sedangkan lima indikator berikutnya mengases digunakan karena mencerminkan keadaan sikap
kemampuan siswa dalam berbuat. dan keterampilan siswa (Subagia & Wiratma,
Banyak orang bisa berbicara, tetapi sedikit 2016b).
yang mampu menyampaikan ide-idenya secara Perkembangan petunjuk teknis pedoman
santun. Oleh karena itu, siswa perlu dilatih penilaian hasil belajar siswa, khususnya untuk
berbicara secara santun. Materi yang penilaian sikap dan keterampian, telah
disampaikan harus benar secara faktual dan mengalami beberapa perubahan, misalnya
mempunyai alasan atau rasional yang logis. pelibatan guru mata pelajaran dalam penilaian,
Supaya mudah dimengerti, pembicaraan harus aspek-aspek penilaian, indikator penilaian, dan
sistematis dan komunikatif. Perilaku dalam cara pengolahan dan penulisan capaian hasil
presentasi harus sopan, patuh atau taat dengan belajar siswa (Hamid Muhammad, 2015).
aturan yang ada, tidak berbohong, percaya diri Sehubungan dengan hal tersebut, penggunaan
dan kreatif inovatif dalam mempersiapkan dan instrumen di lapangan (di sekolah) dapat
mengatasi masalah yang muncul. disesuaikan dengan petunjuk teknis yang
Keempat, instrumen penilaian kompetensi diberikan pemerintah.
ketelampilan dalam membuat produk tugas-
tugas. Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa SIMPULAN
dalam pembelajaran bisa beragam jenisnya,
misalnya dalam bentuk karya ilmiah (paper), Instrumen yang dikembangkan untuk
projek, kliping korang, dan lain-lian. Tampilan penilaian sikap dan keterampilan siswa dalam
produk yang dibuat oleh siswa harus bersih, rapi, pembelajaran ada empat jenis. Pertama,
lengkap, benar, unik, dan mudah dimengerti. Ada instrumen penilaian sikap spiritual yang terdiri
lima indikator yang digunakan sebagai acuan atas lima indikartor, yaitu: (1) sembahyang
penilaian produk, yaitu: (1) kerapian/kesersihan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, (2)
produk, (2) kelengkapan produk, (3) kebenaran memberi salam kepada guru/teman sejawat/orang
isi, (4) kreativitas, dan (5) tata bahasa. Kelima tua, (3) santun dalam berbicara kepada sesama,
indikator tersebut mencerminkan ketelitian siswa (4) sopan dalam berbuat kepada sesama, dan (5)
dalam bekerja, kreativitas ide, dan komunikasi. jujur dalam berbicara dan berbuat kepada sesama.
Ketelitian siswa bekerja dapat dilihat dari Kedua, instrumen penilaian sikap sosial yang
kerapian/kebersihan, kelengkapan produk, dan terdiri atas lima indikator, yaitu: (1) berperilaku
kebenaran isi dari produk yang dibuat. Kreativitas jujur dalam pembelajaran, (2) berperilaku disiplin
siswa dapat dilihat dari penampilan produk yang dalam pembelajaran, (3) berperilaku sopan dalam
kreatif/unik dan disampaikan dengan tata bahasa pembelajaran, (4) bertanggung jawab dalam
yang benar. Indikator-indikator penialian tersebut pembelajaran, dan (5) percaya diri dalam
diturunkan dari domain perbuatan dalam mengerjakan tugas-tugas. Ketiga, instrumen
penilaian keterampilan presentasi yang terdiri

281
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

atas 10 indikator, yaitu: (1) berbicara santun, (2) Borg, W. R. & M. D. Gall. 1989. Educational
berbicara faktual, (3) berbicara rasional logis, (4) Research: An Introduction. New York:
berbicara sistematis, (5) berbicara komunikatif, Langman.
Hamid Muhammad. 2015. Panduan Penilaian untuk
(6) berbicara sopan, (7) berbicara patuh, (8)
Sekolah Dasar (SD). Direktorat Pembinaan
berbicara jujur, (9) berbuat percaya diri, dan (10)
Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan
berbuat kreatif inovatif. Kempat, instrumen Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan
penilaian produk yag terdir atas lima indikator, dan Kebudayaan. Jakarta.
yaitu: (1) kerapian/kesersihan produk, (2) Parisada Hindu Dharma Pusat. 1979. Sarasamuscaya.
kelengkapan produk, (3) kebenaran isi, (4) Alih bahasa oleh. Tjokorda Rai Sudharta.
kreativitas, dan (5) tata bahasa. Tiap-tiap Subagia, I Wayan & I G. L. Wiratma. 2012.
instrumen tersebut penyekorannya menggunakan “Taksonomi Pembelajaran dan Penilaian Hasil
skala empat dengan kategori: kurang (1), cukup Belajar Berbasis Trikaya.” Jurnal Pendidikan
Indonesia (Jpi) V.1 No. 1. Hal. 40 – 52.
(2), baik (3), dan sangat baik (4). Dengan
(htpp://ejournal.undiksha.ac.id).
instrumen tersebut penialain komeptensi sikap
Subagia, I Wayan. 2015. “Students’ Report Card a
dan keterampilan siswa dapat dilakukan secara Cross School Levels of Indonesia: Primary and
terpadu antara guru, siswa, dan orang tua/wali Secondary Schools.” Paper. Presented in The
murid. Dengan demikian, akuntabilitas nilai yang 1st International Conference on Innovative
dihasilkan dapat dipertanggunjawabkan. Research Across Disciplines. Conference
Di sekolah, penggunaan instrumen yang Proceeding hal. 67 – 72. Singaraja: Undiksha
dirumuskan di atas dapat disesuaikan dengan Press.
petunjuk teknis penilaian hasil belajar yang (http://lemlit.undiksha.ac.id/icirad2015).
Subagia, I Wayan & I G.L. Wiratma. 2016a. “Profil
diberikan oleh pemerintah.
Penilaian Hasil Belajr Siswa Berdaarkan
Kurikulum 2013.” Jurnal Pendidikan
REFERENSI Indonesia (Jpi). Vol. 5 No. 1 Hal. 719 – 734.
(htpp://ejournal.undiksha.ac.id).
Anonim. 2013a. Peraturan Menteri Pendidikan dan Subagia, I Wayan & I G.L. Wiratma. 2016b.
Kebudayaan No. 66 Tahun 2013 tentang Pengembangan Model Penilaian Hasil Belajar
Standar Penilaian Pendidikan. Siswa Berbasis Taksonomi Trikaya untuk
Anonim. 2013b. Peraturan Menteri Pendidikan dan Mendukung Implementasi Kurikulum 2013.
Kebudayaan No. 67 Tahun 2013 tentang Laporan penelitian Lembaga Penelitian dan
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M)
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Universitas Pendidikan Ganesha.
Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

282

You might also like