You are on page 1of 8

DEVELOPMENT OF PROBLEM-BASED WORKSHEET

ON MATERIAL POLYHEDRON
FOR JUNIOR HIGH SCHOOL GRADE VIII

Nisa Syakrina, Sugiyono, M.Pd


Mathematics Education Program Yogyakarta State University
ABSTRACT

This research is developing. The purpose of this study to develop a quality


product and to describe the quality of the product. The product of this research in the
form of problem-based worksheet on material polyhedron for VIII grade junior high
school students. While the quality of the products that will be described include
feasibility worksheet, effectiveness worksheet in terms of student learning outcomes,
and practicality worksheet terms of student responses and teacher responses.
Model studies using ADDIE development model that consists of 5 steps: (1)
analysis, components that are required in the development of worksheet, (2) design
worksheet, (3) development or preparation of the worksheet, (4) implementation
worksheet, and (5) evaluation results of the application of worksheet. The instrument
used in this study were: (1) an evaluation worksheet for material experts, and (2) an
evaluation worksheet for media specialists, both to assess the feasibility of worksheet,
(3) about the post-test, to assess the effectiveness of the worksheet, (4) questionnaire
student responses, and (5) teachers' questionnaire responses, to assess the practicality
of worksheet.
Based on the evaluation of the development of worksheet, assessments of
matter experts earned an average score of 4, while the evaluation of media experts
earned an average score of 4.75, so worksheet feasible. Posttest results showed that the
percentage of completeness is 77.8%, so the worksheet based on the subject matter of
surface area and volume of polyhedron can be said to be effective. While worksheets
are developed to obtain the average score of the students' questionnaire responses at
3.11 and questionnaire responses from teachers earned an average score of 3.39, thus it
can be concluded that the practical worksheet. It can be concluded that the problem-
based worksheet feasible, effective and practical that can be used as an excellent
teaching materials.

Keywords: development, problem-based worksheets, polyhedron, the feasibility,


effectiveness, responsiveness, junior high school.
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS MASALAH
PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR
UNTUK SISWA KELAS VIII SMP

Nisa Syakrina, Sugiyono, M.Pd


Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Negeri Yogyakarta
ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Tujuan penelitian ini untuk


mengembangkan produk yang berkualitas dan mendiskripsikan kualitas produk
tersebut. Produk dari penelitian ini berupa Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis
masalah pada materi Bangun Ruang Sisi Datar untuk siswa SMP kelas VIII.
Sedangkan kualitas produk yang akan dideskripsikan meliputi kelayakan LKS,
efektifitas LKS ditinjau dari hasil belajar siswa, dan kepraktisan LKS ditinjau dari
respon siswa dan respon guru.
Model penelitian menggunakan model pengembangan ADDIE yang terdiri dari 5
tahap yaitu: (1) analisis (analysis) komponen yang dibutuhkan dalam pengembangan
LKS; (2) perancangan (design) LKS; (3) pengembangan (development) atau
penyusunan LKS; (4) implementasi (implementation) LKS; dan (5) evaluasi
(evaluation) hasil penerapan LKS. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah: (1) lembar evaluasi untuk ahli materi, dan (2) lembar evaluasi untuk ahli
media, keduanya untuk menilai kelayakan LKS, (3) soal post-test, untuk menilai
keefektifan LKS, (4) angket respon siswa, serta (5) angket respon guru, untuk menilai
kepraktisan LKS.
Berdasarkan hasil evaluasi pengembangan LKS, hasil evaluasi dari ahli materi
memperoleh rata-rata skor 4 sedangkan hasil evaluasi dari ahli media memperoleh
rata-rata skor 4,75, sehingga LKS dinyatakan layak. Hasil postest menunjukkan bahwa
persentase ketuntasan yaitu 77,8%, sehingga LKS berbasis masalah pokok bahasan
luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar dapat dikatakan efektif.
Sedangkan LKS yang dikembangkan memperoleh rata-rata skor dari angket respon
siswa sebesar 3,11 dan dari angket respon guru memperoleh rata-rata skor 3,39.
sehingga dapat disimpulkan bahwa LKS praktis. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa LKS berbasis masalah yang dikembangkan memenuhi kriteria layak, efektif
dan praktis yang dapat digunakan sebagai bahan ajar yang baik.
Kata kunci : pengembangan, LKS berbasis masalah, Bangun Ruang Sisi Datar,
kelayakan, efektivitas, respon, SMP.
PENDAHULUAN
Kurikulum terbaru yang dikenalkan pada dunia pendidikan oleh Departemen
Pendidikan Nasional (Depdiknas) adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Kurikulum ini menuntut setiap sekolah agar dapat mengembangkan atau
meningkatkan situasi pembelajaran secara mandiri. Dengan kata lain sebagai
fasilitator, guru diharapkan dapat mengembangkan bahan ajar guna mendukung
peningkatan situasi pembelajaran.
Bahan ajar yang dapat dikembangkan salah satunya adalah Lembar Kegiatan
Siswa (LKS). Lembar Kegiatan Siswa (LKS) merupakan suatu bahan ajar cetak
berupa lembaran berisi tugas yang di dalamnya berisi petunjuk, langkah-langkah untuk
menyelesaikan tugas. LKS dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek
kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam
bentuk panduan eksperimen dan demonstrasi (Trianto, 2010:73). Lembar kegiatan
siswa merupakan salah satu alternatif bahan ajar tepat bagi siswa karena LKS
membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui
kegiatan belajar secara sistematis (Suyitno, 2004:40).
Berhubungan dengan proses pembelajaran di kelas, pembelajaran matematika di
tingkat SMP memerlukan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat menarik
perhatian siswa pada awal pembelajaran, sehingga untuk selanjutnya siswa akan lebih
mudah memahami materi yang diberikan. Selain itu pendekatan pembelajaran juga
mementingkan keterlibatan siswa secara aktif serta dapat memfasilitasi siswa untuk
dapat belajar dari pengalaman maupun lingkungannya. Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM) merupakan proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran
berdasarkan masalah dan dari masalah ini dirangsang untuk mempelajari objek
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka punyai sebelumnya
sehingga akan terbentuk pengalaman dan pengetahuan yang baru (Rusman, 2011).
Moffit (Depdiknas, 2002) mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis masalah
merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata
sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar berpikir kritis dan keterampilan
pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari
materi pembelajaran. Arends (2008:57) mengemukakan bahwa langkah-langkah
Pembelajaran Berbasis Masalah adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah


Fase Indikator Tingkah Laku Guru
1 Orientasi siswa pada Menjelaskan tujuan pembelajaran, logistik yang
situasi masalah dibutuhkan untuk menyelesaiakan tugas, memotivasi
siswa agar terlibat pada aktivitas pemecahan
masalah yang dipilihnya.
2 Mengorganisasi siswa Membantu siswa mendefinisikan dan
untuk belajar mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut.
3 Membimbing Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi
penyelidikan individual yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk
maupun kelompok mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah

4 Mengembangkan dan Membantu siswa dalam merencanakan dan


menyajikan hasil karya menyiapkan karya yang sesuai sebagai hasil
pelaksanaan tugas, misalnya berupa laporan, video,
dan model serta membantu mereka untuk berbagi
tugas dengan temannya
5 Menganalisis dan Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau
mengevaluasi proses evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-
pemecahan masalah proses yang mereka tempuh atau gunakan

METODE PENELITIAN
Penyusunan penilitian ini dilakukan dengan metode R & D (Research and
Devolepment). Sedangkan model R & D yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah model ADDIE yang terdiri dari lima tahap, yakni : (1) Analysis, (2) Design, (3)
Development, (4) Implementation, (5) Evaluation. Instrumen penelitian yang
digunakan adalah angket penilaian kelayakan LKS untuk ahli media dan ahli materi,
angket respon siswa, angket respon guru, dan tes tertulis. Kualitas bahan ajar yang
dikembangkan selanjutnya diukur berdasarkan kriteria kualitas hasil penelitian
pengembangan yang dikemukakan oleh Van den Akker dan kriteria kualitas produk
oleh Nieeven (Rochmad, 2011). Kriteria tersebut yakni layak, praktis, dan efektif.
Kelayakan LKS diukur berdasarkan penilaian oleh ahli media dan ahli materi.
Kriteria kelayakan oleh kedua ahli didasarkan pada beberapa aspek, yakni aspek
kesesuaian materi, aspek didaktik, aspek kesesuaian alur pembelajaran dengan
pendekatan berbasis masalah, aspek konstruksi, aspek teknis, dan aspek evaluasi.
Kepraktisan diukur berdasarkan respon siswa dan respon guru. Keefektifan diukur
berdasarkan hasil tes tertulis siswa.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tahapan pertama yang dilakukan dalam pengembangan LKS dengan model
pengembangan ADDIE adalah tahap analisis. Analisis yang dilakukan pada tahap ini
yaitu analisis kebutuhan, analisis kurikulum, dan analisis karakteristik siswa.
Berdasarkan ketiga analisis diperoleh indikator-indikator yang harus dicapai oleh
siswa dan diketahui bahwa siswa membutuhkan dan dapat memahami bahan ajar
berupa LKS berbasis masalah. Selanjutnya tahap perancangan dan diperoleh
rancangan desain isi LKS meliputi strategi penyajian materi, refrensi, data, gambar
dan ilustrasi untuk penyusunan LKS. Pada tahap ini juga dilakukan validasi instrumen
yang akan digunakan untuk menilai kualitas LKS.
Tahap ketiga yaitu tahap pengembangan, pada tahap ini diperoleh draft LKS.
LKS berbasis masalah yang dikembangkan yang disusun secara garis besar terdiri atas
3 bagian, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Bagian pendahuluan berisi judul LKS
(cover), keterangan kelengkapan LKS, penjabaran pendekatan pembelajaran berbasis
masalah, daftar isi, dan penjelasan Bangun Ruang Sisi Datar secara umum. Bagian inti
meliputi pendahuluan topik dan kegiatan-kegiatan pembelajaran. Sedangkan bagian
penutup berisi daftar pustaka. Pada bagian inti terbagi menjadi 3 topik utama. Topik 1
adalah sifat-sifat bangun ruang sisi datar dan bagian-bagiannya, topik 2 adalah jaring-
jaring bangun ruang sisi datar, sedangkan topik 3 adalah luas permukaan dan volume
bangun ruang sisi datar. Setiap pendahuluan topik berisi tentang keterkaitan materi
pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih
tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Selanjutnya untuk setiap topik dibagi lagi
menjadi masing-masing 4 sub-topik yang akan dipelajari melalui kegiatan-kegiatan
pembelajaran. Setiap kegiatan berisi tujuan pembelajaran, masalah matematika, dan
kolom untuk penekanan konsep. Dicantumkannya tujuan pembelajaran agar siswa tahu
apa yang akan harus dikuasai pada materi tersebut. Masalah matematika yang diambil
adalah masalah dari kehidupan sehari-hari. Hal ini selain bertujuan untuk menarik
perhatian siswa namun juga untuk mempermudah siswa memahami maksud dari
masalah yang diajukan. Masalah-masalah pada setiap kegiatan akan membimbing
siswa untuk menemukan konsep. Revisi bahan ajar dilakukan berdasarkan saran dan
penilaian ahli selama tahap validasi.
Tahap keempat adalah tahap implementasi yaitu tahap untuk mengujicoba
produk yang telah dibuat. Desain awal LKS yang sudah dinyatakan layak oleh ahli
selanjutnya diujicobakan kepada siswa. Uji coba dilakukan di kelas VIII A SMP N 3
Depok dengan jumlah siswa sebanyak 36. Karena adanya keterbatasan waktu, LKS
berbasis masalah yang diujikan hanya LKS topik 3 yaitu tentang luas permukaan dan
volume bangun ruang sisi datar. Evaluasi dan perbaikan juga dilakukan kembali
berdasarkan respons siswa setelah pembelajaran menggunakan bahan ajar. Selain itu
pada tahap ini juga diambil data respon siswa dan respon guru untuk menilai LKS dari
segi kepraktisannya. Tahap terakhir adalah tahap evaluasi, tahap ini meliputi analisis
data hasil implementasi dan revisi akhir produk sehingga diperoleh LKS berbasis
masalah yang layak.
Kualitas LKS yang dikembangkan dapat diketahui dari penilaian-penilaian
oleh subyek penelitian. Penilaian kualitas LKS yang dikembangkan dari segi
kelayakan diperoleh dari ahli materi dan ahli media yang masing-masing secara
berururutan memberikan rata-rata skor sebesar 4 dan 4,75. Maka dapat disimpulkan
bahwa LKS yang dikembangkan layak digunakan dengan kategori Baik oleh ahli
materi, dan layak dengan kategori Sangat Baik oleh ahli media. Penilaian kualitas
LKS dari segi keefektifan diperoleh dari data hasil postest. Dari data tersebut diperoleh
bahwa sebanyak 77,78% siswa yang mengikuti pembelajaran dan postest dinyatakan
tuntas dengan rata-rata nilainya adalah 81,14 sehingga dapat disimpulkan bahwa LKS
berbasis masalah yang membahas tentang luas permukaan dan volume bangun ruang
sisi datar efektif dan tuntas dengan kriteria persentase klasikal tergolong kategori
Baik. Penilaian kualitas LKS dari segi kepraktisan diperoleh dari beberapa guru dan
siswa. Dari hasil yang diperoleh, rata-rata skor yang diberikan guru adalah sebesar
3,46 maka dapat dikatakan LKS yang dikembangkan praktis dengan kategori Sangat
Baik ditinjau oleh guru. Sedangkan rata-rata skor yang diberikan oleh siswa sebesar
3,11, maka LKS yang dikembangkan juga praktis menurut siswa namun dengan
kategori Baik.
PENUTUP
Bahan ajar berupa Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis masalah dengan
judul Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Masalah pada Materi Bangun Ruang Sisi
Datar untuk Siswa Kelas VIII SMP yang dikembangkan dengan model
pengembangan ADDIE memenuhi kriteria layak berdasarkan penilaian dua ahli
dengan nilai yang diberikan sebesar 4 dan 4,75, sehingga LKS ini dapat dikatakan
layak dengan kriteria baik dan sangat baik. LKS dapat dikatakan tuntas dan efektif
dengan kriteria baik karena persentase klasikal hasil nilai post-test siswa sebesar
77,78%. Sesuai hasil angket respon siswa dan respon guru untuk menilai kepraktisan
LKS, LKS ini dikatakan praktis dengan kriteria baik oleh siswa dan praktis dengan
kriteria sangat baik oleh guru karena rata-rata skor yang diberikan oleh siswa sebesar
3,11 dan skor yang diberikan guru sebesar 3,46. Secara keseluruhan dapat disimpulkan
bahwa Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Masalah Bangun Ruang Sisi Datar untuk
Siswa SMP kelas VIII layak, praktis dan efektif untuk pembelajaran matematika.

DAFTAR PUSTAKA

Akker, J. Van den. 1999. Principles and Method of Development Research.


London. Dlm. van den Akker, J., Branch, R.M., Gustafson, K., Nieveen, N.,
& Plomp, T. (pnyt.). Design approaches and tools in educational and
training .Dordrecht: Kluwer Academic Publisher.
Arends, Richard I. (2008). Learning To Teach (Belajar untuk Mengajar).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Pedoman Memilih Menyusun Bahan
Ajar dan Teks Mata Pelajaran. Jakarta: Depdiknas.
Rusman. (2011). Model-model Pembelajaran: Mengembangakn Profesionalisme
Guru. Jakarta: Rajawali.
Suyitno Amin.2004. Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I.
Semarang: Jurusan Matematika FMIPA Unnes
Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:
Kencana.
Yogyakarta, Agustus 2012

Dosen Pembimbing,

Sugiyono, M.Pd
NIP. 19530825 197903 1 004

You might also like