You are on page 1of 7

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

REAKSI REDOKS BERBASIS MASALAH


UNTUK KELAS X SMA NEGERI 15 PALEMBANG

Berly Dwikaryani , Sanjaya , A. Rachman Ibrahim


Universitas Sriwijaya
Email: berlydwikaryani@gmail.com

Abstract: This research was a research and development (R&D) of student worksheet with
problem based for the Redox Reaction material that has been tested in tenth grade students of
SMA Negeri 15 Palembang. Developving model used was ADDIE model and the evaluation was
Tessmer formatif evaluation. The steps of Tessmer formatif evaluation in this research were self
evaluation, expert review, one-to-one, small group, and field test evaluation. The result of this
research indicated that student worksheet with problem based was catagorized as valid and can
be used. In expert revies step, has been obtained that the score of pedagogic validation was 3,80
(valid), the score of material validation was 4,28 (very valid), and the score of design validation
was 4,00(valid). The score of practicality in one-to-one step was 3,52 (practical), and in the
small group step was 4,71 (very practical). Field test evaluation showed that student worksheet
with problem based was effective with the high N-gain score 0,82. The result of this research
showed that student worksheet for the Redox Reaction material in Chemistry lesson in tenth
grade of SMA Negeri 15 Palembang with problem based was valid, practical, and effective.
Therefore, future research is suggested to develop another problem based chemical learning
materials.

Abstrak: Penelitian ini adalah penelitian pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
berbasis Masalah untuk materi Reaksi Redoks telah diuji cobakan di kelas X SMA Negeri 15
Palembang. Model pengembangan yang digunakan adalah model ADDIE dan evaluasinya
menggunakan evaluasi formatif Tessmer. Tahap evaluasi formatif Tessmer dalam penelitian ini
adalah self evaluation, expert review, one-to-one, small group, dan field test eveluation. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa lembar kerja peserta didik berbasis Problem Based Learning
termasuk kategori valid dan layak digunakan. Tahap expert review didapatkan hasil validasi
pedagogik sebesar 3,80 (valid), hasil validasi materi sebesar 4,28 (sangat valid), dan hasil
validasi desain sebesar 4,00 (valid). Tahap one-to-one diperoleh skor kepraktisan sebesar 3.52
(praktis), dan pada tahap small group diperoleh skor 4,71 (sangat praktis). Field test evaluation
menunjukkan bahwa lembar kerja peserta didik berbasis Problem Based Learning dinyatakan
efektif dengan N-gain score tinggi sebesar 0,83. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lembar
kerja peserta didik materi reaksi redoks pada pelajaran kimia dikelas X SMA Negeri 15
Palembang berbasis Problem Based Learning valid, praktis dan efektif. Penelitian selanjutnya
disarankan untuk melakukan pengembangan bahan ajar kimia dengan berbasis masalah pada
materi lain.

Kata Kunci : Penelitian Pengembangan,Lembaga Kerja Peseta Didik, Reaksi Redoks

28
Pengembangan Lembar Kerja, Berly D., Sanjaya, A. Rachman Ibrahim. 29

PENDAHULUAN (2012) menyarankan bahwa pada


Pelajaran kimia merupakan salah pembelajaran kimia sebaiknya diterapkan
satu pelajaran IPA yang bersifat kompleks, model PBL karena dalam model PBL,
dimana untuk mempelajarinya diperlukan siswa dihadapkan pada masalah-masalah
pemahaman konsep yang tinggi, prinsip, riil, selanjutnya mengidentifikasi masalah,
prosedur yang jelas serta kemampuan mencari solusi pemecahan masalah.
berpikir kritis karena teori yang harus Sehingga siswa dapat menguasai konsep-
dikuasai dengan baik. konsep, keterampilan, dan konsep diri
Model Pembelajaran Berbasis positif terhadap apa yang dipelajari, serta
Masalah (Problem Based Learning) pada akhirnya dicapai prestasi belajar yang
menurut John Dewey dalam Abidin (2014) optimal. Penelitian oleh Fahrucah dan
pendekatan utama yang seyogyanya Sugiarto (2012), hasil belajar yang optimal
digunakan untuk setiap mata pelajaran dapat dicapai apabila peserta didik tidak
disekolah adalah pendekatan yang mampu hanya mengandalkan diri dari apa yang
merangsang pikiran peserta didik untuk terjadi di kelas tetapi harus mampu dan mau
memperoleh segala keterampilan belajar menelusuri aneka ragam sumber belajar
yang bersifat nonskolastik yaitu senantiasa yang diperlukan salah satunya LKPD, agar
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari lebih mudah mengarahkan untuk
karena konteks alamiah ini memberikan memahami suatu konsep. Lembar Kerja
sesuatu yang dapat dilakukan peserta didik, Peserta Didik atau LKPD merupakan sarana
bukan sesuatu yang harus dipelajari, kegiatan pembelajaran yang dapat
sehingga hal ini akan secara alamiah membantu mempermudah pemahaman
menuntut peserta didik berpikir dan terhadap materi yang dipelajari.
mendapatkan hasil belajar yang alamiah Berdasarkan hasil penelitian
pula. Manfaat Problem Based Learning tersebut maka peneliti beranggapan bahwa
lebih jauh diungkapkan oleh Smith (2005) selain dengan penerapan model Problem
dalam Amir (2009) bahwa dengan PBL Based Learning, model PBL dapat
pebelajar akan meningkatkan kecakapan diterapkan dalam bahan ajar salah satunya
pemecahan masalahnya, lebih mudah Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
mengingat, meningkatkan pemahamannya, yang akan dipelajari siswa. Sehingga
meningkatkan pengetahuannya yang perbedaan LKPD yang akan dikembangkan
relevan dengan dunia praktik, mendorong dengan LKPD sebelumnya adalah LKPD
mereka penuh pemikiran, membangun hasil pengembangan merupakan LKPD
kemampuan kepemimpinan dan kerja sama, yang berbasis Problem Based Learning
kecakapan belajar dan memotivasi dimana LKPD ini akan memberikan
pebelajar. masalah-masalah yang harus diselesaikan
Beberapa hasil penelitian yang dengan konsep kimia dan menuntut siswa
terkait, seperti : Hidayat (2011) menyatakan mengaplikasikan pengetahuan dan
bahwa skor hasil belajar siswa yang kemampuannya sesuai dengan sintaks
diajarkan dengan model pembelajaran model Problem Based Learning.
Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi Lembar Kerja Peserta Didik
daripada siswa yang diajarkan dengan (LKPD) sebagai bahan ajar yang digunakan
model pembelajaran konvensional. PBL perlu dikembangkan dengan inovasi baru
memberikan pengaruh yang signifikan salah satunya dengan lembar kerja peserta
terhadap hasil belajar kimia siswa. Hasil didik yang berbasis Problem Based
penelitian yang lain juga oleh Madiya Learning sehingga peserta didik mampu
30 JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA, VOLUME 3, NOMOR 1, MEI 2016

mencapai hasil optimal dalam belajar Teknik pengumpulan data yang


dengan mencari solusi yang tepat dari dilakukan adalah pengumpulan data
masalah yang ditemukan. Salah satu materi validasi produk oleh beberapa pakar yang
pembelajaran kimia yang dianggap sulit dilakukan dengan cara memberikan
karena memiliki konsep yang kompleks prototype 1 kepada tiga orang validator ahli
adalah Reaksi Redoks, karena materi materi, ahli pedagogik, dan ahli desain
Reaksi Redoks merupakan materi kimia untuk dievaluasi kemudian direvisi. Proses
yang membutuhkan langkah-langkah validasi ini dilakukan untuk mengetahui
penyelesaian yang berstruktur sehingga gambaran tentang kevalidan LKPD berbasis
dengan Problem Based Learning pada Masalah yang dikembangkan.
LKPD Reaksi Redoks yang akan Pengumpulan data Walkthrough.
dikembangkan diharapkan mampu The design researcher and one or a
membuat peserta didik menemukan few representatives of the target
masalah-masalah yang harus diselesaikan group together go through the set
dan mencapai aktivitas belajar. Berdasarkan up of the intervention. Usually
uraian tersebut, perlu dilakukan penelitian carried out in a face to face setting.
dan pengembangkan Lembar Kerja Peserta (Akker, 2010).
Didik Reaksi Redoks berbasis pada Walkthrough dilakukan dengan cara
Masalah. wawancara siswa secara lisan yang
dilakukan pada tahap one-to-one dan small
METODOLOGI PENELITIAN group, hasil wawancara lisan tersebut
Jenis penelitian ini adalah kemudian dievaluasi dan direvisi untuk
penelitian pengembangan yang bertujuan mengetahui kepraktisan LKPD yang
untuk menghasilkan Lembar Kerja Peserta dikembangkan.
Didik materi Reaksi Redoks berbasis Pemberian tes. Menurut Djemari
Masalah yang valid, praktis, dan efektif. dalam Widoyoko (2013) tes adalah salah
Subjek penelitian ini adalah lembar satu cara untuk menaksir besarnya
kerja peserta didik kimia materi reaksi kemampuan seseorang secara tidak
redoks berbasis Masalah dengan melibatkan langsung, yaitu melalui respons seseorang
berbagai pihak yang disebut sebagai subjek terhadap stimulus atau pertanyaan. Tes
uji coba, yaitu ahli materi, ahli desain, ahli dilakukan untuk mengetahui pencapaian
pedagogik, dan siswa kelas X.4 SMA hasil belajar siswa (keefektifan) setelah
Negeri 15 Palembang tahun ajaran menggunakan LKPD Reaksi Redoks
2014/2015. berbasis Masalah sehingga akan diketahui
Penelitian ini dilakukan di SMA apakah LKPD yang dikembangkan efektif
Negeri 15 Palembang pada semester genap atau tidak. Tes yang dilakukan berupa pre-
tahun ajaran 2014/2015. test yaitu sebelum penggunaan LKPD yang
Model pengembangan yang dikembangkan, dan post-test yaitu tes
digunakan dalam penelitian ini adalah setelah penggunaan LKPD yang
model ADDIE yang terdiri dari 5 tahap dikembangkan.
yaitu Analysis, Design, Development, Analisa data dilakukan untuk
Implementation, dan Evaluation. mengetahui tingkat kevalidan, kepraktisan
Sedangkan untuk evaluasi formatif dan keefektifan penggunaan Lembar Kerja
digunakan rancangan Tessmer yang terdiri Peserta Didik pada materi reaksi redoks
dari Expert Review & One-to-One, Small berbasis Masalah.
Group, dan Field Test.
Pengembangan Lembar Kerja, Berly D., Sanjaya, A. Rachman Ibrahim. 31

Analisa data kevalidan dilakukan


>3,40 – 4,20 Praktis
berdasarkan hasil validasi oleh para
validator yang terdiri dari ahli materi, ahli
pedagogik, dan ahli desain yang selanjutnya >2,60 – 3,40 Kurang Praktis
akan ditentukan keputusan revisi terhadap
prototype 1 LKPD. Analisa data kevalidan >1,80 – 2,60 Tidak Praktis
dihitung dengan menggunakan rumus 1,00 – 1,80 Sangat Tidak Praktis
sebagai berikut : (Modifikasi Widoyoko, 2013)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑣𝑎𝑙𝑖𝑑𝑎𝑡𝑜𝑟
Skor Validasi = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟
Analisa data tes dilakukan pada
tahap field test untuk melihat keefektifan
Tabel 1. Klasifikasi Skor Validasi dari LKPD berbasis Problem Based
Kualitas Bahan Ajar Learning yang telah dikembangkan. Pretest
Skor diberikan di awal pertemuan dan posttest
>4,20 – 5,00 Sangat Valid diberikan di akhir pertemuan. Analisa data
hasil tes menggunakan rumus skor gain
>3,40 – 4,20 Valid sebagai berikut.:

>2,60 – 3,40 Kurang Valid <%𝑆𝑓>−<%𝑆𝑖>


< 𝑔 >= (100−<%𝑆𝑖>)
>1,80 – 2,60 Tidak Valid (Hake, 1998)
Sangat Tidak Valid Keterangan :
1,00 – 1,80 g = rata-rata skor gain ternormalisasi
(Modifikasi Widoyoko, 2013) Sf = skor final (post-test)
Si = skor initial (pre-test)
Analisa data walkthrough 100 = skor maksimal
digunakan untuk mengetahui kepraktisan Tabel kriteria perolehan skor gain
LKPD hasil pengembangan yang dilakukan yang diperoleh siswa dapat diamati pada
pada tahap one-to-one dan small group. Tabel berikut.
Data yang diperoleh berupa komentar dan
saran peserta didik di analisis secara Tabel 3. Kriteria Perolehan Skor Gain
kualitatif untuk mengetahui tingkat Kriteria Kategori
kepraktisan dari LKPD. Komentar dan g ≥ 0,7 Skor gain tinggi
saran yang diberikan siswa akan dijadikan 0,3 ≤ g < 0,7 Skor gain sedang
untuk kebutuhan revisi, yang akan dianalisa g < 0,3 Skor gain rendah
berdasarkan rumus sebagai berikut : (Hake, 1998)

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛


Skor Praktikalitas =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 2. Klasifikasi Skor Praktikalitas Pada bagian ini akan diuraikan hasil
penelitian dan pembahasan tentang data
Skor Kualitas Bahan Ajar yang diperoleh selama proses penelitian:

>4,20 – 5,00 Sangat Praktis


32 JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA, VOLUME 3, NOMOR 1, MEI 2016

Tabel 4. Hasil Validasi Pedagogik,


Materi, Desain Tahap uji coba one-to-one dilakukan
Aspek Jumlah Jumlah Skor dengan tiga orang peserta didik dengan
No tingkat kemampuan yang berbeda yaitu
Validasi Butir yang didapat
1. Pedagogik 5 19 tinggi, sedang, dan rendah agar komentar
2. Materi 7 30 dan saran yang didapat dapat disesuaikan,
3. Desain 4 16 tiga orang peserta didik tersebut
Total Skor 16 65 menyatakan LKPD memenuhi kriteria
Rata-rata 4,06 praktis. Komentar dan saran dari ketiga
Tingkat peserta didik tersebut adalah perlunya
Valid kesesuaian antara gambar dan warna pada
Validasi
LKPD agar lebih jelas seperti warna yang
digunakan pada gambar harus lebih terang
Berdasarakan para ahli (expert
sehingga peserta didik dapat mengetahui
review), ahli pedagogik menyarankan agar
gambar tersebut. Setelah prototype I
RPP yang digunakan untuk diperbaiki lagi
dievaluasi dan direvisi, diperoleh prototype
yaitu dengan menyesuaikan indikator dan
II yang akan diuji cobakan pada tahap small
tujuan pembelajaran yang disamakan
group.
dengan yang tertera pada LKPD, ahli materi
menyarankan agar pertanyaan-pertanyaan
Tabel 6. Hasil Evaluasi Kelompok Besar
dalam LKPD lebih ditingkatkan yaitu
(Small Group)
dengan pertanyaan tingkat tinggi (kriteria
No. Peserta Skor yang didapat
C4-C6) yang membuat peserta didik
didik
berpikir kritis dalam menyelesaikan
1. RMW 33
masalah sehingga jawaban yang diharapkan
pada diskusi kelompok akan beragam 2. MYR 32
sesuai dengan hasil pemikiran masing- 3. MNP 33
masing kelompok, sedangkan ahli desain 4. SS 34
menyarankan untuk menyesuaikan bentuk 5. FY 31
kolom-kolom isian pada LKPD agar dibuat 6. AP 34
dalam bentuk yang sama, dan 7. RA 34
menambahkan program studi pendidikan 8. DN 33
kimia pada halaman sampul setelah 9. EF 33
dilakukan perbaikan LKPD layak untuk Total Skor 297
diuji cobakan. Draft LKPD yang telah Rata-rata 4,71
direvisi disebut dengan Prototype I. Tingkat Kepraktisan Sangat Praktis

Tabel 5. Hasil Evaluasi Kelompok Kecil Prototype II diuji cobakan dengan


(One-to-one) sembilan orang peserta didik, yaitu peserta
No. Peserta didik Jumlah skor yang didik yang memiliki tingkat kemampuan
didapat tinggi, sedang, dan rendah yang diwakili
1. MFS 25 oleh masing-masing tiga peserta didik.
2. MM 24 Ketiga peserta didik menyatakan LKPD
3. MAM 25 memenuhi kriteria sangat praktis. Komentar
Total Skor 74
dan saran yang diberikan peserta didik
Rata-rata 3,52
tersebut diantaranya gambar pada materi
Tingkat Kepraktisan Sangat Praktis
Pengembangan Lembar Kerja, Berly D., Sanjaya, A. Rachman Ibrahim. 33

sebaiknya dibuat terpisah, dan warna yang validasi pedagogik sebesar 3.80 (valid),
digunakan pada kolom isian sebaiknya validasi materi sebesar 4.28 (sangat valid),
disamakan agar tidak terlalu banyak dan validasi desain sebesar 4.00 (valid).
penggunaan warna. Dengan demikian LKPD ini sudah layak
untuk digunakan sebagai bahan ajar pada
Tabel 7. Rata-rata Nilai Hasil Belajar materi Reaksi Redoks.
Peserta Didik Lembar Kerja Peserta Didik
Rata-rata (LKPD) Reaksi Redoks Berbasis Masalah
Rata-rata
nilai post- N-Gain diuji kepraktisannya dengan walkthrough
nilai pre-test
test pada tahap one-to-one dan small group.
Nilai yang diperoleh adalah pada tahap one-
30,17 88,81 0,83
to-one sebesar 3.52 (praktis) dan pada tahap
small group diperoleh 4.71 (sangat praktis)
Dari data nilai peserta didik pada saat sehingga LKPD ini sudah memenuhi
pretest dan posttest, diperoleh hasil N-gain kriteria praktis untuk digunakan peserta
score sebesar 0,83 yang termasuk dalam didik.
klasifikasi tinggi. Nilai pretest yang Lembar Kerja Peserta Didik
diperoleh peserta didik tergolong rendah (LKPD) Reaksi Redoks Berbasis Masalah
karena kemampuan peserta didik masih diuji keefektifannya artinya LKPD dapat
kurang pada materi reaksi redoks, terlihat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
hanya empat orang peserta didik yang Hasil uji coba field-test diperoleh nilai N-
memperoleh nilai diatas 70. Sedangkan gain score sebesai 0.83 yang memenuhi
nilai yang diperoleh pada posttest kriteria tinggi, berdasarkan nilai tersebut
merupakan nilai yang tergolong tinggi Lembar Kerja Peserta Didik berbasis
karena peserta didik telah mempelajari Masalah telah memenuhi kriteria efektif.
reaksi redoks dengan menggunakan LKPD
berbasis Masalah, dengan terlihat hanya DAFTAR PUSTAKA
tiga orang yang belum mencapai nilai 70. Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem
Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Pembelajaran dalam Konteks
Hidayat (2011) yang menyatakan bahwa Kurikulum 2013. Bandung : PT Refika
hasil belajar siswa yang diajarkan dengan Aditama.
model Problem Based Learning akan
Akker, Jan van den, Brenda Bannan, Anthony
memperoleh hasil lebih tinggi karena model E. Kelly, Nienke Nieveen, Tjeerd
PBL memberikan pengaruh signifikan Plomp. 2010. An Introduction to
terhadap hasil belajar kimia siswa, juga Educational Design Research.
penelitian oleh Madiya (2012) yang Netherland: Netzodruk, Enschede.
menyatakan bahwa dalam menerapkan PBL
Amir, M. Taufiq. 2009. Inovasi Pendidikan
siswa dihadapkan pada masalah-masalah
Melalui Problem Based Learning.
riil, selanjutnya mengidentifikasi masalah,
Jakarta : Prenada Media.
mencari solusi pemecahan masalah.
Fahrucah dan Sugiarto. 2012. Pengembangan
SIMPULAN Lembar Kerja Siswa pada
Lembar Kerja Peserta Didik Pembelajaran Kimia SMA Kelas XI
Pokok Bahasan Faktor-faktor yang
(LKPD) Reaksi Redoks Berbasis Masalah
Mempengaruhi Laju Reaksi Melalui
divalidasi untuk mendapatkan kevalidan
modul. Hasil validasi yang didapatkan dari
34 JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA, VOLUME 3, NOMOR 1, MEI 2016

Pendekatan Scaffolding. Unesa Journal


of Chemical Education, 1(1): 93.

Hake, Richard R. 1998. Interactive-Engagement


Versus Traditional Methods : A Six
Thousand-Student Survey of Mechanic
Test Data For Introductory Physic
Cources. American Journal Physics,
66(1): 64─74.

Hidayat, Soni. 2011. Pengaruh Model Problem


Based Learning Terhadap Hasil
Belajar Kimia siswa Pada Konsep
Termokimia: Eksperimen di SMA
Negeri 3 Tengerang Selatan.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/han
dle/123456789/2648. Diakses 02
September 2014.

Madiya, I Wayan. 2012. Pengaruh Model


Pembelajaran Berbasis Masalah
Terhadap Prestasi Belajar Kimia Dan
Konsep Diri Siswa Sma Ditinjau Dari
Gaya Kognitif. Jurnal Pendidikan IPA,
2(2): 14.

Widoyoko, E.P. 2013. Teknik Penyusunan


Instrumen Penelitian. Yogyakarta :
Pustaka Belajar.

You might also like