You are on page 1of 14

Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan

https://jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP
Vol. 8, No.5, April 2022

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek “Project Based Learning”


Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X IPA SMA Negeri 35 Halmahera
Selatan Pada Konsep Gerak Lurus”

Susi Ismail

Dosen STKIP Kie Raha Ternate


Email: smailsusi2@gmail.com
Info Artikel Abstract:
Sejarah Artikel: This research is an experimental study that aims to determine whether
Diterima: 30 Maret 202 or not the use of a project based learning model has an effect on the
Direvisi: 4 April 2022 physics learning outcomes of class X students at SMA Negeri 35
Dipublikasikan: April 2022 Halmahera Selatan on the concept of straight motion and to find out
e-ISSN: 2089-5364 how much increase in physics learning outcomes the participants have.
p-ISSN: 2622-8327 students of class X science at SMA Negeri 35 Halmahera Selatan using
DOI: 10.5281/zenodo.6466594 a project-based learning model on the concept of straight motion in
the 2019-2020 school year which consists of one study room/classroom
totaling 26 students so that they are divided into two groups for
classes. experimental and control classes. This type of research is a
quasi-experimental research using a nonequivalent control group
design and the sampling technique used is a purposive sample. The
sample used was 13 students in the experimental class and 13 students
in the control class. The instrument used is a test instrument in the form
of a multiple choice objective test with 20 questions with a score of 0-
1. The results of this study were tested with statistics through the IBM
SPSS version 26 application program "t" test. based on the calculation
obtained the value of tcount = 3.713 while the value of ttable = 2.064.
In accordance with the acceptance criteria, the results showed that
tcount > ttable at a significant level of 0.05 for the posttest data. In
accordance with the hypothesis test, it can be concluded that there is
an influence and improvement of project-based learning models on
students' physics learning outcomes on the concept of straight motion.

Keywords: learning outcomes, project-based learning model

PENDAHULUAN interaksi yang terjadi didalamnya. Untuk


Fisika yaitu berasal dari kata mempelajari fenomena atau gejala alam,
“physic” yang artinya yaitu alam. Jadi fisika menggunakan proses dimulai dari
ilmu fisika yaitu sebuah ilmu pengamatan, pengukuran, analisis dan
pengetahuan dimana didalamnya menarik kesimpulan. Sehingga
mempelajari tentang sifat dan fenomena prosesnya lama dan berbuntut panjang,
alam atau gejala alam dan seluruh namun hasilnya bisa dipastikan akurat

256
karena fisika termasuk ilmu eksak yang pada guru, sehingga pembelajaran yang
kebenarannya terbukti. dilaksanakan cenderung membosankan,
Tujuan pembelajaran fisika secara langsung akan berakibat pada
sendiri adalah pemahaman terhadap rendahnya hasil belajar yang dilakukan
keilmuan fisika dan keterampilan peserta didik.
berkarya (proyek) untuk menghasilkan Salah satu yang mampu
suatu produk yang akan merefleksikan meningkatkan hasil belajar peserta didik
penguasaan kompetensi peserta didik yaitu dengan model pembelajaran
sebagai hasil belajarnya. Hasil belajar berbasis proyek (project based learning).
peserta didik sejalan dengan kurikulum Hal ini sesuai dengan standar proses
SMA (Permendikbud 69 Tahun 2013), pendidikan pada kurikulum 2013 (dalam
dimana salah satu kompetensi inti fisika Permendikbud 65 Tahun 2013) yang
SMA adalah dapat merencanakan, menyatakan bahwa : untuk mendorong
melaksanakan metode percobaan, kemampuan peserta didik menghasilkan
mengkomunikasikan hasil percobaan karya kontekstual, baik individual
dan hasil akhirnya menghasilkan produk maupun kelompok maka sangat
yang bernilai realistis. disarankan menggunakan pendekatan
Berdasarkan hasil wawancara pembelajaran yang menghasilkan karya
dengan guru fisika yang dilakukan di berbasis proyek (project based learning).
sekolah yang akan diteliti, diperoleh Pembelajaran berbasis proyek
informasi bahwa dalam proses (project based learning) adalah suatu
pembelajaran, metode pembelajaran model pembelajaran yang melibatkan
yang digunakan sudah bervariasi yakni suatu proyek dalam proses pembelajaran.
ceramah, dan diskusi. Namun Pelaksanaan proyek dilakukan secara
penggunaan kedua metode tersebut kolaboratif, inovatif, dan unik yang
terbilang belum cukup sukses dalam berfokus pada pemecahan masalah yang
pembelajaran, dimana metode ceramah berhubungan dengan kehidupan peserta
menyebabkan peserta didik kurang aktif didik, serta target utamanya adalah untuk
dalam proses pembelajaran sehingga menghasilkan produk yang nyata.
peserta didik hanya berperan sebagai Pembelajaran berbasis proyek (project
penerima informasi saja. Selama diskusi based learning), memiliki potensi yang
berlangsung hanya beberapa peserta besar untuk membuat pengalaman
didik yang dapat mengemukakan belajar lebih menarik dan bermakna bagi
pendapatnya sehingga peserta didik yang peserta didik SMA dalam membangun
lain hanya terpaku pada jawaban keterampilan kerja. Hal ini sejalan
temanya saja sehingga tidak bisa dengan penelitian yang dilakukan oleh
menemukan solusi atas persoalan yang Musyriatul Fikriyah, Indrawati dan Agus
terjadi di lingkungan sekitar. Abdul Gani dalam penelitianya
Pembelajaran fisika pada jenjang diperoleh bahwa, model pembelajaran
pendidikan dasar dan menengah selama berbasis proyek (project based learning)
ini, peserta didik jarang sekali diajak disertai media audio-visual berpengaruh
untuk belajar mengaplikasikan konsep terhadap hasil belajar fisika peserta
fisika yang dipelajari dalam membuat didik. Oleh karena itu, model
suatu proyek nyata. Padahal, konsep pembelajaran berbasis proyek (project
fisika yang dipelajarinya sangat berguna based learning) dianggap cocok
dan besar perannya dalam diterapkan dalam proses pembelajaran
mengembangkan berbagai produk. untuk meningkatkan hasil belajar fisika
Akhirnya, pembelajaran lebih berpusat peserta didik.

257
Berdasarkan hasil wawancara di untuk mengelola pembelajaran di kelas
SMA Negeri 35 Halmahera Selatan pada dengan melibatkan kerja proyek. Kerja
nilai rata-rata kognitif peserta didik di proyek sendiri memuat tugas-tugas yang
kelas X IPA masih banyak peserta didik kompleks berdasarkan kepada
yang mengalami kesulitan dalam proses pertanyaan dan permasaalahan yang
pembelajaran Gerak Lurus, terdapat 14 sangat menantang dan menuntut peserta
siswa dari 20 peserta didik memiliki nilai didik untuk merancang, memecahkan
di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum masalah, membuat keputusan,
(KKM) yaitu dengan rata- rata 60. Nilai melakukan investigasi, serta
tersebut masih kurang dari nilai KKM memberikan kesempatan kepada peserta
yang ditetapkan yaitu 75. didik untuk bekerja secara mandiri.
Konsep penelitian yang dipilih Dari beberapa penjelasan tentang
yaitu Gerak Lurus, karena materi konsep pembelajaran berbasis proyek dapat
gerak lurus merupakan salah satu dari disimpulkan bahwa pembelajaran
materi IPA atau sains. Konsep ini dapat berbasis proyek adalah pembelajaran
menghubungkan peserta didik dengan yang berpusat pada peserta didik agar
lingkungan sekitarnya di kehidupan peserta didik dapat memahami suatu
sehari-hari. Gerak lurus yang membahas konsep dan prinsip dengan melakukan
tentang gerak lurus beraturan (GLB) dan investigasi yang mendalam tentang suatu
gerak lurus berubah beraturan (GLBB). masalah dan mencari suatu solusi yang
Dimana proses pembelajaran tersebut relevan serta diimplementasikan dalam
dapat menggunakan model pembelajaran pengerjaan proyek.
berbasis proyek (project based learning) Pembelajaran berbasis proyek
karena dalam proses pembelajaran juga dikatakan sebagai model
peserta didik dapat berinteraksi langsung pembelajaran yang inovatif dan lebih
dengan objek pembelajaran yang selama menekankan pada pembelajaran
ini hanya diajarkan teori-teori saja tetapi kontekstual melalui kegiatan-kegiatan
tidak praktek langsung. yang kompleks. Dalam pembelajaran
berbasis proyek ini berfokus pada
TINJAUAN PUSTAKA
[[
pembelajaran yang terletak pada prinsip
Pengertian Pembelajaran Berbasis dan konsep inti dari suatu masalah dan
Proyek (Project Based Learning) kegiatan tugas-tugas yang bermakna
Bern dan Erickson (2000) lainnya, dan memberi kesempatan
menegaskan bahwa pembelajaran peserta didik bekerja secara otonom
berbasis proyek (project-based learning) dalam mengkonstruk pengetahuan
merupakan model pembelajaran yang mereka sendiri dan puncaknya untuk
memusat pada prinsip dan konsep utama menghasilkan produk nyata.
suatu disiplin, melibatkan peserta didik Pembelajaran berbasis proyek memiliki
dalam memecahkan masalah dan tugas potensi yang bebas untuk memberi
penuh makna lainnya, mendorong pengalaman belajar yang lebih menarik
peserta didik untuk bekerja mandiri dan bermakna bagi peserta didik.
membangun pembelajaran dan pada Karateristik Pembelajaran Berbasis
akhirnya menghasilkan karya nyata. Proyek
Thomas (1999) dalam buku Pembelajaran berbasis proyek
Made Wane, menyatakan bahwa adalah sebuah model pembeljaran yang
pembelajaran berbasis proyek inovatif, dan lebih menekankan pada
merupakan model pembelajaran yang belajar kontekstual melalui kegiatan-
memberikan kesempatan kepada guru kegiatan yang kompleks. Pembelajaran

258
berbasis proyek memiliki karateristik penggunaan model pembelajaran
tersendiri yang dapat membedakan berbasis proyek (project based learning),
pembelajaran berbasis proyek dengan sedangkan kelompok kedua yang disebut
model pembelajaran yang lain, yaitu : kelompok kontrol mendapat perlakuan
a) Peserta didik membuat dengan menggunakan model direct
keputusan dan membuat intruction yang dilakukan oleh peserta
kerangka kerja. didik. Penelitian ini dilaksanakan di
b) Terdapat masalah yang SMA Negeri 35 Halmahera Selatan di
pemecahanya tidak ditemukan Kepulauan Obi Soligi yang berjumlah 26
sebelumnya. peserta didik pada kelas X IPA, namun
c) Peserta didik merancang proses dalam penelitian ini peneliti membagi
untuk mencapai hasil. kelas menjadi dua yang masing-masing
d) Peserta didik bertanggung jawab erjumlah 13 peserta didik, baik kelas
untuk mendapatkan dan control maupun kelas eksperimen.
mengelola informasi yang Waktu penelitian ini dilaksanakan pada
dikumpulkan. tanggal 1-31 Juli 2020.
e) Peserta didik melakukan evaluasi Quasi eksperimental design yang
secara kontinu. digunakan adalah jenis nonequivalent
f) Peserta didik secara teratur control group design pada desain ini
melihat kembali apa yang mereka terdapat pretest dan posttest untuk
kerjakan. kelompok eksperimen dan kontrol.
g) Hasil akhir berupa produk dan Desain penelitian dapat digambarkan
dievaluasi kualitasnya. sebagai berikut
Tabel 1.
Hipotesis Desain
Berdasarkan kajian pustaka dan Penelitian
kerangka piki yang telah dipaparkan, Kelas Preetest Perlakuan Postetst
maka dapat dideskripsikan hipotesis
Eksperimen O1 X1 O2
penelitian sebagai berikut : terdapat
pengaruh dan peningkatan hasil belajar Kontrol O1 X2 O2
dengan menggunakan model Keterangan :
pembelajaran berbasis proyek (project O1 : Tes awal (Pretest) yang diberikan
based learning) terhadap hasil belajar kepada kelas kontrol dan kelas
fisika peserta didik kelas X IPA SMA eksperimen
Negeri 35 Halmahera Selatan pada O2 : Tes akhir (Posttest) yang diberikan
konsep gerak lurus. kepada kelas kontrol dan kelas
eksperimen
METODE PENELITIAN X1 : Perlakuan terhadap kelas ekperimen
Penelitian ini adalah penelitian menggunakan model
quasi eksperimental design yaitu desain pembelajaran berbasisproyek
ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi (project based learning)
tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk X2 : Perlakuan terhadap kelas kontrol
mengontrol variabel-variabel luar yang menggunakan model
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. pembelajaran directinstruction
Penelitian ini terdapat dua kelompok,
Instrument Penelitian
pada kelompok pertama yang disebut
Instrument yang di gunakan
kelompok eksperimen, yaitu peserta
dalam penelitian ini diantaranya Lembar
didik akan mendapat perlakuan dengan
Kerja Peserta Didik, yang dibuat sesuai

259
standar dan materi yang diajarkan. dan 21 ) yang dikatagorikan cukup,
Intrumen yang berikutnya adalah soal tes deangn indeks tingkat kesukaran 0,30 –
di mana peneliti menyediakan soal tes 0,70.
sebanyak dua tipe yaitu pree tes dan poss Sedangkan daya pembeda dari
tes. Instrument yang terakhir berupa soal tes yang dibuat berada diantara 0,00
perangkat pembelajaran yaitu RPP yang - 0,20 berkategori jelek berjumlah 1 soal
dibuat sesuaidengan model pembelajaran (21), soal dengan daya beda 0,21 – 0,40
yang digunakan dalam penelitian ini berkategori cukup berjumlah 3 soal ( 11,
yaitu model pembelajaran Problem 18, dan 22 ), sedangkan soal dengan daya
Based Learning dan RPP dengan model beda 0,41- 0,70 berkategori baik
pembelajaran Direct Intruction. Setiap berjumlah 19 soal ( 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
instrument yang di gunakan terlebih 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 19, 20, 23 dan
dahulu di lakukan uji validitas, 24 ) dan dan soal dengan daya beda 0,71
reriabelitas dan tingkat kesukaran – 1.00 berkatagori baik sekali berjumlah
instrumen. Dengan hasil validitas 1 soal (17).
masing-masing instrument sebagai
berikut: Hipotesis Statistik
Berdasarkan hasil validitas uji Perumusan hipotesis statistik
instrument diatas yang telah diuji penelitian ini adalah sebagai berikut :
cobakan diperoleh 20 soal yang H0 : µ1 = µ2
tergolong valid dimana taraf signifikan α Ha : µ1 > µ2
= 0,05 dan untuk rtabel = 0,444. Maka Keterangan :
didpat 20 soal yang valid yaitu pada H0 = Hipotesis nihil atau hipotesis nol
nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, Ha = Hipotesis alternatif
14, 15, 16, 17, 19, 20, 23, dan 24, µ1 = Hasil belajar peserta didik
sedangkan soal yang tergolong tidak kelompok eksperimen
valid atau tidak digunakan yaitu soal 11, µ2 = Hasil belajar peserta didik
18, 21, dan 22. Dari hasil analisis kelompok kontrol
validitas ada 4 soal yang digolongkan
tidak valid karena nilai rhitung < rtabel HASIL DAN PEMBAHASAN
sedangkan butir soal dikatakan valid atau
dapat digunakan jika rhitung > rtabel. Data yang diperoleh dalam
Sedangkan perhitungan reliabilitas penelitian ini adalah data yang terkumpul
instrument yang diuji cobakan, diperoleh dari tes yang berupa hasil pretest dan
nilai reliabilitas hasil belajar peserta posttest. Gambaran data ini yang
didik sebesar 0,88. Hal ini menunjukan diperoleh meliputi nilai maksimum, nilai
bahwa instrument tersebut termasuk minimum, nilai rata-rata (mean), median,
dalam kategori “tinggi”, karena r11 > dan standar deviasi.
0,70. a). Hasil Pretest Kelompok
Selain menguji validasi dan Eksperimen dan Kelompok Kontrol
reriabelitas instrument, peneliti juga Berdasarkan hasil perhitungan
menguji tingkat kesukaran instrument dengan menggunakan aplikasi IBM
menunjukan bahwa tidak ada soal yang SPSS versi 26, maka didapat beberapa
sukar, sedangkan soal yang kategori nilai hasil belajar pretest kelompok
mudah ada 8 soal ( 8, 10, 16, 19, 20, 22, eksperimen dan kelompok kontrol yang
23, 24 ) dengan indeks kesukaran 0,71 ditunjikan pada tabel 4.1 dibawah ini :
sampai dengan 1.00 dan 16 soal ( 1, 2, 3, Tabel 3. Data Hasil Belajar Pretest
4, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, Kelompok Eksperimen dan Kontrol

260
Pretest Kelas Pretest Kelas sebesar 7,69 %, sedangkan yang terletak
Eksperimen Kontrol pada interval antara 61-69 sebanyak 2
Valid 13 13
peserta didik atau sebesar 15,38 %.
N Missin
0 0
g Sedangkan pada kelompok
Mean 43.46 36.92 kontrol yang memperoleh nilai interval
Median 40.00 35.00 antara 20-28 sebanyak 3 orang peserta
Std. Deviation 12.972 12.672 didik atau sebesar 23,07 %, peserta didik
Variance 168.269 160.577
Minimum 25 20
yang memperoleh nilai interval antara
Maximum 65 60 29-37 yakni nilai yang paling banyak
diperoleh sebanyak 5 peserta didik atau
Berdasarkan tabel 3. output SPSS
sebesar 38,46 %, peserta didik yang
pada kelas Eksperimen menunjukan
memperoleh nilai interval antara 38-46
jumlah responden (N) yang valid yaitu
sebanyak 2 peserta didik atau sebesar
sebanyak 13 peserta didik, sedangkan
15,38 %, peserta didik yang memperoleh
jumlah responden (N) yang missing yaitu
nilai interval antara 47-55 sebanyak 2
0, mean atau rata-rata hasil belajar adalah
peserta didik atau sebesar 15,38 %,
43.46, nilai median atau nilai tengah
sedangkan yang terletak pada interval
sebesar 40.00, standar deviasi sebesar
56-64 yakni nilai yang paling sedikit
12.972, varias sebesar 168.269, nilai
diperoleh sebanyak 1 peserta didik atau
minimum sebesar 25 dan nilai
sebesar 7,69 %.
maksimum sebesar 65.
Sedangkan hasil pretest pada b). Hasil Posttest Kelompok
kelas kontrol menunjukan jumlah Eksperimen dan Kelompok Kontrol
responden (N) yang valid yaitu sebanyak Berdasarkan hasil perhitungan
13 peserta didik, sedangkan jumlah dengan menggunakan aplikasi IBM
responden (N) yang missing yaitu 0, SPSS versi 26, maka didapat beberapa
mean atau nilai rata-rata hasil belajar nilai hasil belajar posttest kelompok
adalah 36.92, nilai media atau nilai eksperimen dan kelompok kontrol yang
tengah sebesar 35.00, standar deviasi ditunjikan pada tabel 4.2 sebagai berikut:
sebesar 12.672, varian sebesar 160.577, Tabel 4 Data Hasil Belajar Posttest
niali minimum sebesar 20 dan nilai Kelompok Eksperimen dan Kontrol
maksimum sebesar 60. Posttest Posttest
Kelas Kelas
Adapun hasil pretest kelompok Eksperimen Kontrol
eksperimen dan kelompok dapat di N Val 13 13
deskripsikan sebagi berikut: pada id
kelompok eksperimen yang memperoleh Mis 0 0
nilai interval antara 25-33 sebanyak 3 sing
Mean 81.15 70.00
orang peserta didik atau sebesar 23,07 %,
Median 85.00 70.00
peserta didik yang memperoleh nilai
Std. 7.946 7.360
interval antara 34-42 yakni nilai yang Deviatio
paling banyak diperoleh sebanyak 4 n
peserta didik atau sebesar 30,76 %, Variance 63.141 54.167
peserta didik yang memperoleh nilai Minimu 65 55
interval antara 43-51 sebanyak 3 peserta m
didik atau sebesar 23,07 %, peserta didik Maximu 90 80
m
yang memperoleh nilai interval antara
52-60 yakni nilai yang paling sedikit Berdasarkan tabel 4. output SPSS
diperoleh sebanyak 1 peserta didik atau pada posttest kelas Eksperimen
menunjukan jumlah responden (N) yang

261
valid yaitu sebanyak 13 peserta didik, sebanyak 2 orang peserta didik atau
sedangkan jumlah responden (N) yang sebesar 15,38 %, peserta didik yang
missing yaitu 0, mean atau nilai rata-rata memperoleh nilai interval antara 71- 76
hasil belajar adalah 81.15, nilai median sebanyak 2 orang pesrta didik atau
atau nilai tengah sebesar 85.00, standar sebesar 15,38 %, peserta didik yang
deviasi sebesar 7.946, varias sebesar memperoleh nilai interval antara 77-82
63.141, nilai minimum sebesar 65 dan sebanyak 2 orang peserta didik atau
nilai maksimum sebesar 90. sebesar 15,38 %, peserta didik yang
Sedangkan hasil posttest pada memperoleh nilai interval antara 83-88
kelas kontrol menunjukan jumlah yakni nilai yang paling banyak diperoleh
responden (N) yang valid yaitu sebanyak sebanyak 4 peserta didik atau sebesar
13 peserta didik, sedangkan jumlah 30,76 %, sedangkan peserta didik yang
responden (N) yang missing yaitu 0, memperoleh nilai interval antara 89-94
mean atau nilai rata-rata hasil belajar sebanyak 3 orang peserta didik atau
adalah 70.00, nilai media atau nilai sebesar 23,07 %,
tengah sebesar 70.00, standar deviasi Sedangkan pada kelompok
sebesar 7.360, varian sebesar 54.167, kontrol yang memperoleh nilai interval
niali minimum sebesar 55 dan nilai antara 55-60 sebanyak 2 orang peserta
maksimum sebesar 80. didik atau sebesar 15,38 %, peserta didik
yang memperoleh nilai interval antara
Adapun hasil posttest kelompok
61-66 sebanyak 2 orang peserta didik
eksperimen dan kelompok kontrol dapat
atau sebesar 15,38 %, peserta didik yang
dilihat pada diagram batang berikut :
memperoleh nilai interval antara 67-72
yakni nilai yang paling banyak diperoleh
sebanyak 4 peserta didik atau sebesar
30,76 %, peserta didik yang
memperoleh nilai interval antara 73-78
sebanyak 3 orang peserta didik atau
sebesar 23,07 %, sedangkan peserta
didik yang memperoleh nilai interval
antara 79- 84 sebanyak 2 orang pesrta
didik atau sebesar 15,38 %.

c). Hasil N-Gain Kelompok Kontrol


dan Eksperimen
Untuk mengetahui hasil
penelitian yang dilakukan, maka perlu
diadakan perbandingan hasil pretest dan
posttest dari kedua kelompok serta
membandingkan normal gain dari kedua
kelompok tersebut. Adapun hasil
Gambar 1. Diagram Batang Distribusi
perhitungn menggunakan aplikasi IBM
Frekuensi Hasil Posttest Kelompok
SPSS versi 26 mean normal gain dapat
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
dilihat pada tabel berikut :
Dari gambar 1. diagram batang Tabel 5. Data Mean N-Gain Kelompok
terlihat bahwa sebagian peserta didik Eksperimen dan Kontrol
pada kelompok eksperimen yang
memperoleh nilai interval antara 65-70

262
Kelomp Juml Mea Kriter kelompok eksperimen dan kelompok
ok ah n N- ia N- kontrol
Peser Gain Gain Dari diagram batang diatas
ta terlihat bahwa peserta didik pada
Didik kelompok eksperimen dan dan kelompok
(n) kontrol yang memperoleh kategori N-
Eksperi 13 0,67 Sedan Gain rendah sebanding (sama dengan 0
men 56 g %), pada kategori N-Gain sedang peserta
Kontrol 13 0,52 Sedan didik pada kelompok eksperimen lebih
47 g sedikit yaitu 53,85 % dibandingkan
Dari tabel 5. terlihat bahwa pada dengan peserta didik pada kelompok
kelompok Eksperimen diperoleh mean kontrol sebesar 100 % dan pada kategori
N-Gain sebesar 0,6756 yang tergolong N-Gain tinggi peserta didik pada
sedang. Sedangkan pada kelompok kelompok eksperimen lebih banyak yaitu
kontrol diperoleh mean N-Gain sebesar 46,16 % dibandingkan dengan peserta
0.5247 yang juga tergolong sedang. didik pada kelompok kontrol yaitu 0 %
Adapun perbandingan hasil belajar Analisis Data
antara kelompok kontrol dan eksperimen Uji Persyaratan Analisis Data
yang tergolong rendah, sedang, dan Sebelum dilakukan pengujian
tinggi dapat dilihat pada tabel berikut : hipotesis, maka terlebih dahulu
Tabel 6 Kategori Nilai N-Gain dilakukan pengujian persyaratan analisis
Kelompok Eksperimen dan Kontrol berupa uji normalitas dan uji
Normalitas Gain homogenitas.
Kelompok Kelompok Uji Normalitas
Eksperimen Kontrol Pengujian uji normalitas
Kri Ju Pres Kri Ju Pers dilakukan terhadap dua kelompok yaitu
teri ml enta teri ml enta data pretest dan posttest kelompok
a ah se a ah se eksperimen dan kelompok kontrol.
Re 0 0 % Re 0 0% Dalam penelitian ini, uji normalitas
nda nda didapat dengan menggunakan uji
h h Shapiro-Wilk, karena uji Shapiro-wilk
Sed 7 53,8 Sed 13 100 pada umumnya dipakai untuk sampel
ang 4 % ang % yang jumlahnya kecil. Uji normalitas
Tin 6 46,1 Tin 0 0% digunakan untuk mengetahui apakah
ggi 5 % ggi data berdistribusi normal atau tidak,
Untuk lebih jelasnya dengan ketentuan bahwa data
perbandingan presentase nilai normal berdistribusi normal bila memenuhi
gain dapat dilihat pada diagram batang kriteria nilai sig > 0,05, sebaliknya jika
berikut ini : nilai sig < 0,05 maka data dikatakan
tidak berdistribusi normal.

Uji Normalitas Hasil Pretest


Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol
Uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan aplikasi IBM SPSS versi
Gambar 2. Diagram batang 26, dan hasilnya tampak pada tabel
perbandingan presentase normal gain berikut :

263
Tabel.7. Uji Normalitas Hasil Pretest Tabel.8. Uji Normalitas Hasil Posttest
Pada Kelompok Eksperimen dan Pada Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol Menggunakan Kelompok Kontrol Menggunakan
aplikasi IBM SPSS versi 26 aplikasi IBM SPSS versi 26
Kolmogorov- Kolmogorov-
Shapiro-Wilk Shapiro-Wilk
Smirnova Smirnova
Kelas Kelas
Stat Statis Statisti D Statist
Df Sig. Df Sig. Sig. Df Sig.
istic tic c f ic
Pretest_Eks .14 .200 Posttest
13 * .941 13 .465 Hasi .224 13 .073 .905 13 .158
Hasil_ perimen 4 Eksperimen
l_Be
Belajar Pretest_Kon .17 .200 Posttest
13 * .949 13 .582 lajar .192 13 .200* .940 13 .455
trol 6 Kontrol
Berdasarkan tabel output diatas, Dari output diatas tersebut
diketahui nilai df (derajat kebebasan ) diketahui nilai Sig untuk kelompok
untuk kelompok eksperimen adalah 13 eksperimen sebesar 0,158 dan nilai Sig
dan kelompok kontrol adalah 13. Maka untuk kelompok kontrol sebesar 0,455.
itu artinya jumlah sampel data untuk Karena nilai Sig untuk kedua kelompok
masing-masing kelompok kurang dari tersebut > 0,05 maka sebagaimana dasar
50. Sehingga penggunaan teknik Shapiro pengambilan keputusan dalam uji
wilk untuk mendeteksi kenormalan data normalitas Shapiro Wilk di atas, dapat
dalam penelitian ini bisa dikatakan sudah disimpulkan bahwa data pretest hasil
tepat. belajar peserta didik untuk kelompok
Kemudian dari output tersebut eksperimen dan kelompok kontrol
diketahui nilai Sig untuk kelompok adalah berdistribusi normal.
eksperimen sebesar 0,465 dan nilai Sig Uji Homogenitas
untuk kelompok kontrol sebesar 0,582. Uji homogenitas ini di lakukan
Karena nilai Sig untuk kedua kelompok dengan menggunakan aplikasi IBM
tersebut > 0,05 maka sebagaimana dasar SPSS versi 26. Uji homogenitas
pengambilan keputusan dalam uji bertujuan untuk mengetahui apakah data
normalitas Shapiro Wilk di atas, dapat dalam penelitian ini memiliki varians
disimpulkan bahwa data pretest hasil yang sama atau homogen. Kriteria uji
belajar peserta didik untuk kelompok homogenitas adalah jika nilai
eksperimen dan kelompok kontrol Signifikansi (sig) Based on Mean lebih
adalah berdistribusi normal. dari 0,5 maka distribusi data homogen,
Uji Normalitas Hasil Posttest dan sebaliknya jika nilai Signifikansi
Kelompok Eksperimen dan Kelompok (sig) Based on Mean kurang dari 0,5
Kontrol maka distribusi data tidak homogen.
Uji normalitas dilakukan dengan Uji Homogenitas Hasil Pretest
menggunakan aplikasi IBM SPSS versi Kelompok Eksperimen dan Kontrol
[[[[

26, dan hasilnya tampak pada tabel Hasil pengujian homogenitas


berikut : hasil pretest tampak pada tabel berikut
ini:

264
Tabel 9.. Uji Homogenitas Hasil Pretest varians data hasil belajar posttest pada
Pada Kelompok Eksperimen dan kelompok eksperimen dan kelompok
Kelompok Kontrol Menggunakan kontrol adalah homogen.
Aplikasi IBM SPSS Versi 26
Levene df Si
Pengujian Hipotesis
df2 Setelah dilakukan persyaratan
Statistic 1 g.
Hasil_Bel .8 analisis, ternyata data yang diperoleh
Based on Mean .047 1 24
ajar 30 memenuhi persyaratan, yaitu datanya
Based on .8 berdistribusi normal baik pada kelompok
.060 1 24
Median 09
kontrol maupun kelompok eksperimen,
Based on
Median and with .060 1
24. .8 kemudian homogenitasnya juga
000 09 terpenuhi Karena kedua sampel tersebut
adjusted df
Based on .8 berdasarkan perhitungan ternyata
.057 1 24
trimmed mean 13 temasuk pada kriteria sampel homogen.
Berdasarkan tabel 9. output Dengan demikian maka
tersebut, diketahui nilai sig Based on pengujian hipotesis dengan
Mean untuk variable hasil belajar adalah menggunakan rumus yang ditetapkan
sebesar 0,830, karena nilai Sig 0,830 > yaitu uji independents sample t test bisa
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa di lanjutka. Uji independents sample t
varians data hasil belajar pretest pada test dilakukan untuk melihat ada
kelompok eksperimen dan kelompok tidaknya perbedaan pretest peserta didik
kontrol adalah homogen. dari kelompok eksperimen dan pretest
peserta didik dari kelompok kontrol dan
Uji Homogenitas Hasil Posttest
perbedaan dari posttest peserta didik dari
Kelompok Eksperimen dan Kontrol
[[[[

kelompok eksperimen dan posttest


Hasil pengujian homogenitas peserta didik dari kelompok kontrol.
hasil posttest tampak pada tabel berikut Dengan kriteria :
ini : H0 ditolak jika thitung > ttabel
Tabel 10. Uji Homogenitas Hasil H0 diterima jika thitung < ttabel
Posttest Pada Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol Menggunakan Uji Hipotesis Hasil Pretest Kelompok
Aplikasi IBM SPSS Versi 26 Eksperimen dan Kontrol
Levene Tabel 11. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata
df1 df2 Sig.
Statistic
Hasil Pretest Kelompok Eksperimen
Hasil_Bel Based on
.361 1 24 .553 dan Kelompok Kontrol
ajar Mean
Based on Independent Samples Test
.126 1 24 .725 Leve
Median
Based on ne's
Median and 22.5 Test
.126 1 .726 for
with adjusted 60 t-test for Equality of Means
df Equal
Based on ity of
trimmed .300 1 24 .589 Varia
mean nces
Si 95%
Me
Berdasarkan tabel 10. output g. Std. Confiden
an
tersebut, diketahui nilai sig Based on (2 Error ce
Si Dif
F T Df - Diffe Interval
Mean untuk variable hasil belajar adalah g.
tai
fer
renc of the
sebesar 0,553, karena nilai Sig 0,553 > enc
le e Differen
e
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa d) ce

265
Lo
Up Tabel 12. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata
we
per Hasil Posttest Kelompok Eksperimen
r
dan Kelompok Kontrol
Has Equal
Independent Samples Test
il_ varian .0 .8 1. -
.2 6.5 5.02 16. Leven
Bel ces 4 3 30 24 3.8
06 38 9 919 e's
ajar assum 7 0 0 42
ed Test
for
Equal t-test for Equality of Means
Equali
varian
1. 23. - ty of
ces .2 6.5 5.02 16.
30 98 3.8 Varian
not 06 38 9 919
0 7 42 ces
assum
ed 95%
Confiden
Berdasarkan tabel output Mea ce
Sig. Std.
“Independent Sample Test” pada bagian Si D (2-
n
Error
Interval
F t Diff of the
Equal variance assumed” di ketahui nilai g. f tail
eren
Differ
Differenc
Sig (2-tailed) sebesar 0,206 > 0,05, maka ed) ence
ce e
sebagaimana dasar pengambilan Lo Up
keputusan dalam uji independents wer per
sample t test dapat disimpulkan bahwa Has Equal
il_ varianc
H0 diterima dan Ha ditolak pada tingkat .3 .5 3.7 2 .00 11.1 4.9 17.
Bel es 3.004
kepercayaan 95%. Dengan demikian 61 53 13 4 1 54 54 354
ajar assume
dapat disimpulkan bahwa tadak terdapat d
perbedaan yang signifikan antara rata- Equal 2
rata nilai pretest kelompok eksperimen varianc 3.
3.7 .00 11.1 4.9 17.
dan kelompok kontrol. es not 8 3.004
13 1 54 52 356
assume 6
Sedangkan untuk d 0
membandingkan thitung dengan ttabel
dalam uji independent sample t test ini Berdasarkan tabel output
dapat berpedoman pada dasar keputusan “Independent Sample Test” pada bagian
yang telah di tetapkan, maka diketahui Equal variance assumed” di ketahui nilai
nilai thitung sebesar 1,300 < ttabel 2,064, Sig (2-tailed) sebesar 0,001 < 0,05, maka
maka dapat disimpulkan bahwa H0 sebagaimana dasar pengambilan
diterima dan Ha ditolak, yang berarti keputusan dalam uji independents
tidak ada perbedaan rata-rata hasil sample t test dapat disimpulkan bahwa
belajar peserta didik antara pretest H0 ditolak dan Ha diterima pada tingkat
kelompok eksperimen dan kelompok kepercayaan 95%. Dengan demikian
kontrol. dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
yang signifikan antara rata-rata hasil
Uji Hipotesis Hasil Posttest Kelompok belajar peserta didik antara model
Eksperimen dan Kontrol pembelajaran berbasis project based
learning dengan model direct itruction
pada nilai posttest kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.
Sedangkan untuk
membandingkan thitung dengan ttabel
dalam uji independent sample t test ini
dapat berpedoman pada dasar keputusan
yang telah di tetapkan, maka diketahui

266
nilai thitung sebesar 3,713 > ttabel 2,064, Pengujian hipotesis dilakukan
maka dapat disimpulkan bahwa H0 dengan menggunakn uji independents
ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada sample t test, pada taraf kepercayaan 95
perbedaan rata-rata hasil belajar peserta %. Berdasarkan hasil uji kesamaan dua
didik antara penggunaan model berbasis rata-rata pretest dilakukan untuk
project based learning dengan model mengetahui apakah terdapat perbedaan
direct instruction pada hasil posttest yang signifikan antara skor pretest
kelompok eksperimen dan kelompok kelompok eksperimen dan skor pretest
kontrol. kelompok kontrol, diperoleh nilai Sig >
0,005 dan thitung < ttabel dengan demikian
PEMBAHASAN H0 diterima dan Ha ditolak pada taraf
Berdasarkan hasil pretest dan kepercayaan 95 % hal ini menunjukan
posttest yang di berikan pada kelompok bahwa tidak terdapat perbedaan yang
eksperimen dan kelompok kontrol di signifikan antara rata-rata skor pretest
ketahui selisih nilai rata-rata (mean) kelompok eksperimen dengan rata-rata
pretest dan posttest pada kelompok pretest kelompok kontrol. Sedangkan
kontrol sebesar 33,08 dan selisih nilai berdasarkan hasil uji kesamaan dua rata-
rata-rat (mean) pretest dan posttest pada rata posttest dilakukan untuk mengetahui
kelompok eksperimen sebesar 37,69. apakah skor posttest kelompok
Dengan demikian skor rata-rata yang eksperimen yang menggunakan model
diperoleh antara kedua kelompok tidak pembelajaran berbasis proyek (project
berbedah jauh, akan tetapi kelompok based learning) lebih besar
eksperimen yang dalam pembelajaran dibandingkan dengan skor posttest yang
menggunakan model berbasis proyek menggunakan pembelajaran direct
(project based learning) memiliki hasil instruction, diperoleh Sig < 0,005 dan
belajar yang tinggi dibanding dengan thitung > ttabel, dengan demikian H0 ditolak
kelompok kontrol yang dalam danHa diterima pada taraf kepercayaan
pembelajaran menggunakan 95% hal ini menunjukan bahwa terdapat
pembelajaran Direct Itruction. Dari hasil perbedaan yang signifikan antara rata-
analisis tampak pengaruh model rata skor posttest kelompok eksperimen
pembelajaran berbasis proyek (project dengan rata-rata skor posttest kelompok
based learning) terhadap hasil belajar kontrol. Berdasarkan hasil uji normal
fisika peserta didik pada konsep gerak gain diketahui bahwa nilai rata-rata
lurus. normal gain dari dari hasil belajar fisika
Kelompok eksperimen dan peserta didik kelompok eksperimen
kelompok kontrol ini keduanya berada sebesar 0,6756 dan kelompok kontrol
pada distribusi normal, baik hasil uji sebesar 0,5247.
pretest dan posttestnya, hal tersebut Hal ini sejalan dengan yang
terbukti pada hasil uji persyaratan dilakukan oleh Putri Rahmawati. Bahwa
analisis menggunakan perhitungan peningkatan penguasaan konsep peserta
aplikasi IBM SPSS versi 20 yang didik setelah pembelajaran, pada kelas
menyatakan bahwa Sig > 0,005. Selain yang menggunakan model pembelajaran
itu kedua kelompok ini juga bersifat berbasis proyek lebih baik dari kelas
homogen, terbukti berdasarkan hasil uji yang menggunakan model pembelajaran
pretest dan posttest pada persyaratan direct itruction.
analisis menggunakan perhitungan
Penggunaan metode proyek
aplikasi IBM SPSS versi 26 yang
merupakan keterampilan dalam
menyatakan bahwa nilai Sig > 0,005.
memecahkan masalah. Dalam

267
pemecahan masalah diperlukan aktivitas pembelajaran yang lain, memiliki nilai
daya pikir atau kemampuan berpikir dan tinggi dalam peningkatan kualitas belajar
bernalar, dengan menggunakan model peserta didik.
pembelajaran yang menggunakan Penggunaan model pembelajaran
masalah sebagai langkah awal dalam berbasis proyek mengajak peserta didik
mengumpulkan dan mengintegrasikan untuk bekerja sama dalam kelompok,
pengetahuan baru berdasarkan seperti yang diungkapkan oleh
pengalaman peserta didik dalam Stavroulam Kaldi dalam penelitiannya
beraktifitas secara nyata. yang berjudul “The Effectiveness of
Model pembelajaran berbasis Project-Based Learning Primary School
proyek adalah pembelajaran yang Mainstream Classes” menyatakan
menitikberatkan pada aktivitas peserta pembelajaran berbasis proyek dapat
didik untuk dapat memahami suatu meningkatkan hasil belajar peserta didik
konsep dan prinsip dengan melakukan serta kemampuan bekerja sama peserta
investigasi yang mendalam tentang suatu didik, karena peserta didik diberikan
masalah dan mencari suatu solusi yang kesempatan untuk mengembangkan ide
relevan serta diimplementasikan dalam dan belajar untuk mencari solusi dari
pengerjaan proyek, sehingga peserta maslah nyata.
didik mengalami proses pembelajaran
yang bermakna dengan pengetahuan KESIMPULAN
sendiri. Berdasarkan hasil penelitian dan
Hasil penelitian model berbasis pembahasan pada BAB sebelumnya
proyek pada kelompok eksperimen ini mengenai Pengaruh Penggunaan Model
menunjukan bahwa pembelajaran Pembelajaran Berbasis Proyek (Project
berbasis proyek (project based learning) Based Learning) Terhadap Hasil Belajar
dalam konsep gerak lurus pada Fisika Peserta Didik Pada Konsep Gerak
kelompok eksperimen pada taraf Lurus, menunjukan pencapaian yang
kepercayaan 95% (=0,05) berpengaruh baik. Kesimpulan yang dapat diambil
terhadap hasil belajar fisika dari penelitian ini adalah sebagai berikut
dibandingkan dengan kelompok kontrol 1. Peningkatan penguasaan hasil
yang dalam pembelajran menggunakan belajar peserta didik setelah
pendekatan model direct instruction. pembelajaran, pada kelas yang
Model Pembelajaran Berbasis menggunakan model pembelajaran
Proyek adalah penggerak yang unggul berbasis proyek lebih baik dari kelas
untuk membantu peserta didik belajar yang menggunakan pembelajaran
melakukan tugas-tugas otentik dan Direct Itruction.
multidisipliner, mengelola, 2. Pembelajaran berbasis proyek
menggunakan sumber-sumber yang memberikan pengaruh yang positif
terbatas secara evektif, dan bekerja terhadap hasil belajar fisika peserta
dengan orang lain. Ada bukti langsung didik, yaitu peningkatan hasil
maupun tidak langsung, baik dari guru belajar, keterampilan dalam berkarya
maupun peserta didik, bahwa dan keaktifan peserta didik dalam
pembelajaran pberbasis proyek proses belajar mengajar.
menguntungkan dan efektif sebagai
metode pembelajaran. Yang lebih DAFTAR PUSTAKA
penting, ada beberapa bukti bahwa A.Yusuf Muri. 2015 Asesmen dan
pembelajaran berbasis proyek, Evalusai Pendidikan. PT Fajar
dibandingkan dengan metode Interpratama Mandiri

268
Frederick, Eugene Hecht. Fisika
Universitas Edisi Kesepuluh.
Jakarta: Erlangga, 2006
Permendikbud 65 Tahun 2013, Standar
Kurikulum Proses Pendidikan
Permendikbud No. 69 Tahun 2013
tentang Kurikulum Fisika SMA
2017.
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. “Model
Pembelajaran Berbasis Proyek
(Project Based Learnig)”,
Jakarta: Lintas Media, 2014
Agus Sampurno. Penerapan Metode
Belajar Aktif dan Pembelajaran
Berbasis Proyek. Jakarta: PT
Rinieka Cipta, 2000
Anas Sudjiono. Pengantar Statistik
Pendidikan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2014
Rostina Sundayana. Statistik Penelitian
Pendidikan. Bandung : Alfabeta,
2014.
Ruseffendi. Statistik Dasar untuk
Penelitian Pendidikan. Bandung:
CV Andira,1998
Kadir M.Pd, Statistika Terapan “Konsep,
Contoh dan Analisis Data
dengan Program SPSS/Lisrel
dalam Penelitian” Depok :
Rajawali Pers 2017.

269

You might also like