You are on page 1of 16

EVALUASI PEMBINAAN OLAHRAGA RENANG DI PROVINSI

KALIMANTAN SELATAN BANJARMASIN

Nurdiansyah

Jl. Taruna Praja Raya No 1 A Banjarbaru Kota Banjarbaru


E-mail: Nurdin45@gmail.com

Abstract: The purpose of this study are (1) assess the achievement of coaching
swimming program in South Kalimantan, (2) assessing the implementation of training
programs in South Kalimantan swimmer, (3) examine the role of the coach in improving
swimmer in South Kalimantan Province, (4) examine the role of regional board helps
to improve performance in sports in swimming in South Kalimantan, (5) assess the
facilities and infrastructure owned by the swimmer in South Kalimantan, (6) assessing the
community and government support to the provincial sports performance enhancement in
athletes swimming in South Kalimantan Province, (7) examines owned swimming
achievements by athletes in the province of South Kalimantan. This type of research is the
study of evaluation, using a survey method. Evaluation research model used is the model
CIPP (context, input, process, and product). Analysis data using the flow model methods.
The validity of data from the results of the evaluation carried out by testing the credibility
of the data, testing the data transferability, dependability test data, and test the data
confirmability.The results of the study with the CIPP model evaluation showed that (1)
Context, show support KONI, the Government and people still need to be increased
again. (2) Input, trainer resources, facilities, training programs still need improvement. (3)
process, needs improvement process select activities ranging from training to
implementation (4) Product, needs to increase more as a national achievement as an
indicator of the well has not been achieved. The conclusions of the research is the process
of coaching swimming in South Kalimantan in general is low, either from views of Context,
Input, Process and Product. Based on the 1-4 scale ratings were in the range of
2.8 Context of less categories, input is in the range 2.4 less category, process is in the range
2.6 less category, and the Product is in the range 2.1 less category.

Key words: Evaluation, developing, sports, swimming

Abstrak: Evaluasi Pembinaan Olahraga Renang Di Provinsi Kalimantan Selatan


Banjarmasin. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengkaji program pembinaan prestasi
renang di Kalimantan Selatan, (2) mengkaji pelaksanaan program latihan atlet renang di
Kalimantan Selatan, (3) mengkaji peran pelatih dalam meningkatkan atlet renang di
Provinsi Kalimantan Selatan, (4) mengkaji peran pengurus daerah dalam ikut
meningkatkan prestasi olahraga renang di Kalimantan Selatan, (5) mengkaji sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh atlet renang di Kalimantan Selatan, (6) mengkaji dukungan
masyarakat dan pemerintah provinsi terhadap peningkatan prestasi olahraga renang pada
atlet di Provinsi Kalimantan Selatan, (7) mengkaji prestasi renang yang dimiliki oleh atlet
di Provinsi Kalimantan Selatan. Jenis penelitian adalah penelitian evaluasi, dengan
menggunakan metode survey. Model penelitian evaluasi yang digunakan adalah model
CIPP (context, input, process, and product). Context meliputi aspek pemerintah, organisasi,
klub, dan masyarakat. Input meliputi aspek pelatih, atlet, sarana, program latihan dan
kepelatihan. Analisis data dengan menggunakan model metode alir. Keabsahan data
dari hasil evaluasi dilakukan dengan cara uji kredibilitas data, uji transferabilitas data, uji
depentabilitas data, dan uji konfirmabilitas data. Hasil penelitian dengan evaluasi model
CIPP menunjukkan bahwa (1) Context, menunjukkan dukungan KONI, Pemerintah dan
masyarakat masih perlu di tingkatkan lagi. (2) Input, sumber daya pelatih, sarana, program
latihan masih perlu peningkatan. (3) Process, perlu peningkatan proses kegiatan mulai dari
perseleksian sampai pelaksanaan pelatihan (4) Product, perlu peningkatan yang lebih
karena prestasi nasional sebagai indikator

150
151 Jurnal Multilateral, Volume 13, No. 2 Desember 2014 hlm.Nurdiansyah,
150-164 Evaluasi Pembinaan Olahraga … 151

belum tercapai dengan baik. Simpulan dari penelitian adalah proses pembinaan renang di
Kalimantan Selatan secara umum masih rendah, baik dilihat dari Context, Input, Process
dan Product. Berdasarkan penilaian skala 1-4 maka Context berada pada rentang 2,8
kategori kurang, Input berada pada rentang 2,4 kategori kurang, Process berada pada
rentang 2,6 kategori kurang, dan Product berada pada rentang 2,1 kategori kurang.

Kata Kunci: Evaluasi, pembinaan, olahraga, renang

PENDAHULUAN
Ada beberapa faktor yang ada jurusan yang mengembangkan ilmu
diperoleh peneliti sebagai survei awal keolahragaan, namun apa yang terjadi
yang dapat dijadikan pengembangan keberadaannya masih belum maksimal
dalam kajian evaluasi peneliti. Pertama untuk membantu pembinaan di cabang
pendekatan ilmiah berbasis Iptek yang olahraga renang di Kalsel.
berkembang pada saat ini tidak lepas Dari masalah-masalah yang
sebagai pengkajian dan penelitian, merupakan temuan dari peneliti, dapat
demikian juga untuk mencapai prestasi dijadikan acuan mengapa evaluasi
nasional di cabang olahraga renang,
sejauh ini dalam pembinaannya di pembinaan olahraga menjadi penting
Kalimantan Selatan (Kalsel) masih belum dilakukan di Kalsel. Diketahui bahwa
memanfaatkan hal tersebut. Kedua, untuk pembinaan atlet olahraga prestasi
pemassalan olahraga sejak dini yang ada khususnya olahraga renang, diperlukan
di Kalsel masih belum melibatkan dukungan dari semua pihak. Selain itu ada
berbagai potensi diri anak-anak. Ketiga, kajian lain yang disampaikan oleh Ketua
sarana di Kalsel terkait pengembangan PRSI Kalsel bahwa masa keemasan atlet
olahraga renang masih minim, padahal di renang dan loncat indah Kalsel harus kita
Kalsel dikenal sebagai kota seribu sungai, raih kembali, seiring makin bertambahnya
yang artinya masyarakat sudah hidup sarana-prasarana olahraga renang di
dengan air, terbiasa dengan air, otomatis daerah (KONI Kalsel, 2010). Dari
secara geografis alam sudah mendidik pernyataan Ketua PRSI Kalsel diambil
masyarakat untuk bisa berenang sejak suatu makna bahwa Kalsel pernah berjaya
dini, tetapi fakta justru berkata lain. di cabang olahraga renang, ingin bangkit
Maka seharusnya program pembinaan lagi, artinya ada pembinaan yang kurang
khusus yang ada di Kalsel tidak terlepas tepat sehingga kejayaan itu justru pernah
dari sorotan dan kajian evaluasi lepas dari Kalsel, ini peran strategis yang
pembinaan prestasi olahraga renang yang sangat fundamental perlunya evaluasi
sudah menyatu dengan masyarakat dan pembinaan olahraga renang di Kalimantan
kondisi geografisnya, sehingga wilayah Selatan.
tersebut merupakan bagian yang tidak Berdasarkan uraian di atas, maka
terlepaskan untuk dievaluasi. Keempat, di dapat dituliskan beberapa tujuan dalam
Kalsel ada universitas yang memiliki penelitian ini antara lain adalah utnuk:
potensi pengembangan olahraga, karena 1. Mengkaji program pembinaan prestasi
renang di Kalsel.
152 Jurnal Multilateral, Volume 13, No. 2 Desember 2014 hlm.Nurdiansyah,
150-164 Evaluasi Pembinaan Olahraga … 152

2. Mengkaji pelaksanaan program untuk persyaratan awal pembinaan


latihan atlet renang di Kalsel.. prestasi pelatih atlet renang sehingga
3. Mengkaji peran pelatih dalam sangat diperlukan input yang memenuhi
meningkatkan atlet renang di Kalsel kriteria calon pelatih renang. Sedang input
4. Mengkaji peran pengurus daerah dalam atlet juga sangat menentukan
ikut meningkatkan prestasi olahraga pengembangan program pembinaan
renang di Kalsel. renang. Komponen input yang lain
5. Mengkaji sarana dan prasarana yang berkaitan dengan pelatihan pelatih untuk
dimiliki oleh atlet renang di Kalsel. menunjang pencapaian kompetensi pelatih
6. Mengkaji dukungan masyarakat dan dan prestasi atlet renang profesional.
pemerintah Provinsi terhadap Komponen process menganalisis
peningkatan prestasi olahraga renang berbagai hasil yang diperoleh dari input
pada atlet di Kalsel. dengan menggunakan instrumen yang
7. Mengidentifikasi prestasi renang yang dikembangkan dengan didasari kajian dan
dimiliki oleh atlet di Kalsel. validasi ahli.
Komponen product merupakan
METODE efektivitas hasil pengolahan komponen
Penelitian ini menerapkan context, input dan process. Product juga
rancangan penelitian evaluasi yang sebagai gambaran dari kualitas
dilakukan dengan menggunakan metode penyelenggaraan program latihan pelatih
survei. Model atau disain evaluasi yang dan pelatihan atlet.
dipilih adalah model Context, Input, Penelitian dilakukan di Provinsi
Process dan Product (CIPP) (Slamet, Kalimantan Selatan yang meliputi 13
1999, Arikunto, Cepi 2004, Wirawan, Kabupaten dan Kota, yaitu: Banjarmasin,
2009, Sufflebeam, 1983). Fenomena yang Martapura/Banjar, Banjarbaru, Rantau/
diamati ditafsirkan dan diberi makna. Tapin, HSS/Kandangan, HSU/Amuntai
Desain ini dipilih karena model CIPP HST/Barabai, Tala/Plaihari, Balangan,
merupakan model evaluasi program yang Tanah Bumbu, Tanjung/Tabalong,
mencakup seluruh komponen sistem Marabahan/Batola, dan Kotabaru.
pengelolaan pelatihan (Setiono, 2005), Penelitian ini dimaksudkan untuk
termasuk renang, sehingga hasil evaluasi memperoleh informasi mengenai kinerja
dapat menyajikan informasi tentang pelatih dan program pembinaan atlet
kekurangan dan keunggulan setiap renang yang menjadi sasaran penelitian.
komponen sistem yang ada. Informasi mengenai kinerja pelatih ini
Komponen context sangat dimanfaatkan sebagai starting point
menentukan proses pembinaan atlet, dalam melakukan evaluasi terhadap
sebab prestasi atlet tidak terbatas sebagai sistem pelatihan atlet renang baik
suatu prestasi individu tetapi sebagai menyangkut CIPP.
prestasi daerah dengan melihat potensi Penentuan responden atau sumber
masyarakat, klub, pengurus dan data seperti dalam penelitian ini mengacu
pemerintah. Komponen input calon pendapat Arikunto (2004) disebut dengan
pelatih dan calon atlet sangat mutlak
153 Jurnal Multilateral, Volume 13, No. 2 Desember 2014 hlm.Nurdiansyah,
150-164 Evaluasi Pembinaan Olahraga … 153

model “Tiga P” yaitu: Person (orang), Banjarmasin (Pelatih Senior Renang dan
Paper (sumber tertulis) dan Place Sekretaris PRSI Kalimantan Selatan).
(tempat). Adapun subjek penelitian adalah Dengan tujuan untuk memvalidasi setiap
sebagai berikut: butir instrumen yang ada dan untuk
Subjek penelitian ini ditetapkan lembaran validasi oleh para ahli terlampir.
atas dasar tujuan penelitian (purposive). Peneliti mengambil data pada
Sumber data penelitian diperoleh dari subjek penelitian melalui angket. Setiap
seluruh aspek yang terkait dengan kelompok subjek penelitian mengisi
penyelenggaraan komponen sistem angket untuk memberikan penilaian
pelatih dan atlet renang di Provinsi tentang kualitas program pelatihan pelatih
Kalimantan Selatan. dan atlet renang. Dalam tahap ini
a) Ada empat jenis instrumen yang penilaian didasarkan pada pendapat
digunakan dalam penelitian ini yaitu: subjek penelitian tentang kualitas
Angket, digunakan untuk mengungkap pelatihan yang mencakup: (a) kondisi
data (kepengurusannya, pelatih, dan context pelatihan; (b) kondisi input
atlet) dalam pembinaan olahraga pelatihan; (c) kualitas process, terutama
renang di Provinsi Kalimantan Selatan. proses pelatihan yang diselenggarakan di
b) Observasi, digunakan untuk Pelatihan pelatih renang. (d). Kualitas
mengungkap data yang lebih rinci output dilihat dari kompetensi pasca
terkait dengan kondisi sarana prasarana pelatihan.
dan proses pembinaan atlet renang. Teknik pengisian angket pada
c) Dokumentasi, sebagai data sekunder tahap survei dilakukan dengan cara
diperoleh melalui arsip data yang serempak (bersama-sama) untuk seluruh
dimiliki KONI PRSI Kalimantan subjek penelitian. Teknik pengisian secara
Selatan. bersama-sama dan dipandu langsung oleh
d) Wawancara cara pengumpulan data peneliti, dimaksudkan untuk mengurangi
atau informasi dengan cara langsung kesalahan persepsi terhadap substansi
bertatap muka dengan informan. angket dan meniadakan pengisian
Angket dan lembar observasi yang yang tidak benar, sehingga akan
mencakup aspek, pengurus/ pembina, diperoleh kebenaran data.
pelatih, atlet dan program Sasaran angket adalah angket
pengurus/pembina, pelatih, atlet dan untuk para pelatih, kemudian angket
program latihan renang untuk atlet. untuk para atlet dan angket untuk
Ada 160 butir pertanyaan yang ada pengurus renang yang ada di setiap
dilakukan penyeleksian pertanyaan yang kabupaten di Provinsi Kalimantan
melibatkan beberapa pelatih renang yang Selatan. Data yang diperoleh dari angket
ada di Kalimantan Selatan, kemudian untuk para pelatih adalah data diri berupa
dilanjutkan dengan melakukan validasi profil pelatih, sertfikasi pelatih,
ahli pada beberapa pakar. Beberapa pakar kompetensi pelatih, pengetahuan yang
tersebut antara lain Dr. Sugeng Purwanto dimiliki pelatih Data untuk atlet yang
dari FIK UNY Yogyakarta dan Drs. Athar diperoleh meliputi identitas atlet, data
Zawawi, M.Kes dari FKIP UNLAM
154 Jurnal Multilateral, Volume 13, No. 2 Desember 2014 hlm.Nurdiansyah,
150-164 Evaluasi Pembinaan Olahraga … 154

persiapan atlet, data berupa proses kegiatan mengerjakan data, menatanya,


pelatihan atlet. Tahap Observasi membagi menjadi satuan-satuan yang
Pada tahap ini, peneliti melakukan dapat dikelola, mencari pola, menemukan
penelusuran kelengkapan data melalui apa yang akan dilaporkan. Analisis data
observasi. Observasi dalam menggunakan dapat dilakukan setiap saat pengumpulan
instrumen check list untuk mencatat hasil data di lapangan secara
amatan. Observasi dilakukan oleh berkesinambungan.
penelili, dengan dibantu oleh observer Diawali dengan proses klarifikasi
pembantu dua orang. Observer pembantu data agar tercapai konsistensi, dilanjutkan
adalah tenaga akademisi dari program dengan langkah abstraksi teoretis terhadap
studi pendidikan olahraga minimal informasi lapangan, dengan melihat hasil
berkualifikasi pendidikan S-2. pernyataan-pernyataan yang sangat
Untuk observasi diperoleh beberapa data memungkinkan dianggap mendasar dan
meliputi kondisi sarana selama pelatihan universal.
yang digunakan atlet, kegiatan pelatihan
yang dilakukan pelatih, dan program PEMBAHASAN
latihan yang dirancang pelatih, serta profil Berdasarkan analisis data yang
pengelola di setiap kabupaten yang ada di diperoleh secara umum digambarkan
Provinsi Kalimantan selatan yang bahwa kondisi pembinaan olahraga
mengacu pada pedoman observasi. renang yang ada di Kalimantan Selatan
Dokumen merupakan catatan pada umumnya masih kurang, baik dari
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen sisi Context, Input, Process maupun
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau Product.
karya-karya monumental dari seseorang. Grafik, Gambaran Umum Evaluasi
Adapun data yang diperoleh dari tahap Pembinaan Olahraga Renang di Kalsel
dokumentasi berbentuk tulisan misalnya
4
catatan harian pelatih dan pengelola,
3

sejarah kehidupan (life histories) pelatih 2 Baik


dan atlet, kriteria seleksi atlet oleh pelatih, 1
0 Cukup
biografi pelatih, peraturan selama
Kurang
pelatihan untuk atlet, serta kebijakan yang
dikeluarkan oleh pengelola atau pengurus.
Dokumen yang berbentuk gambar,
misalnya foto kegiatan pelatihan, gambar 1. Contexts
hidup berupa video pelatihan. Studi Berdasarkan hasil pada temuan
dokumen merupakan pelengkap dari maka kalau diambil rata-rata dalam 4
penggunaan metode observasi dan dimensi, Contexts dapat diambil suatu garis
wawancara dalam penelitian kualitatif besar, pertama bahwa klub yang ada di
dengan menggunakan alat berupa daftar Kalsel mempunyai potensi yang besar
checklist. untuk dapat dikembangkan secara lebih
Analisis data menggungakan luas, dan dapat ditingkatkan dengan cara
model Alir (Purwanto, 2011), meliputi
155 Jurnal Multilateral, Volume 13, No. 2 Desember 2014 hlm.Nurdiansyah,
150-164 Evaluasi Pembinaan Olahraga … 155

memperluas jangkauan kepada Dari penjelasan tentang Contexts,


masyarakat untuk berolahraga khususnya maka dapat diambil suatu ringkasan
olahraga renang bahwa perlu peningkatan peran
Kedua dukungan masyarakat pemerintah, masyarakat, klub dan
dalam olahraga renang, ada harapan untuk pengurus untuk menggalakkan renang di
bisa dijadikan kebanggaan, Kalsel dapat Kalimantan Selatan sehingga masyarakat
dijadikan pusat unggulan pengembangan makin kenal renang dan berujung pada
prestasi renang nasional. Tingkat partisipasi masyrakat yang tinggi yakni
kesadaran masyarakat terus ditingkatkan datangnya calon atlet yang berkualitas
sampai menjadi bagian dari kehidupan tinggi.
masyarakat yang bangga dengan olahraga
renang dan prestasi renang. Input
Ketiga dukungan pemerintah daerah yang Hasil evaluasi pada komponen
terus menggelorakan olahraga renang input juga rendah, hal tersebut tidak lepas
menjadi hal yang menarik, apalagi ada dari empat komponen utama yakni atlet,
program dari Gubernur Kalsel untuk pelatih, sarana dan program. Pertama
seluruh masyarakat di Kalsel untuk bebas adalah komponen pelatih, kalau melihat
berenang seluruh kolam renang yang ada pemaparan data yang ada menunjukkan
tanpa biaya atau gratis dua bulan untuk beberapa pelatih renang yang tersebar di
pelajar. Secara konteks baik dari beberapa Kabupaten di Kalsel, ada 25
masyarakat, pemerintah, dan georafis pelatih renang yang tersebar di Kalsel,
yang ada sangat mendukung, potensi itu dan hanya ada 22 yang berlisensi, dan
apalagi Kalsel pernah meraih kejayaan di hanya satu orang saja yang berlisensi B,
olahraga renang. Maka evaluasi dari sedangkan lainnya berlisensi C. Untuk
konteks memang masih rendah, namun ukuran kabupaten maka lisensi C setidak-
masih dapat ditingkatkan dan tidaknya harus berapa orang agar bisa
dikembangkan dengan berbagai strategi. membantu pembibitan calon atlet renang
Keempat dukungan pengurus yang bisa bertaraf nasional dan
dalam hal PRSI masih perlu dikuatkan internasional. Sementara itu dari 22
lagi, dengan kondisi klub yang ada pelatih tersebut yang memiliki pelatih
menunjukkan bahwa peran PRSI harus berlisensi B hanya 1 orang, pertanyaan
lebih kuat lagi untuk banyak melahirkan yang muncul adalah apakah di satu provinsi
klub yang baik, membina dengan proses apakah cukup hanya 1 pelatih yang
yang tepat dan standarisasi yang tepat, berlisensi nasional untuk mendukung
termasuk klub lama yang perlu disegarkan terbentuknya atlet berpotensi nasional.
lagi dengan sentuhan dari PRSI, jika Setidak-tidaknya dari PRSI atau Menpora
empat peran penting dalam input yakni atau KONI di skala nasional memiliki
klub, pemerintah, masyarakat, pengurus target per kabupaten/kota atau provinsi
bersinergi maka secara konteks akan seharusnya ada berapa pelatih yang ideal
mampu memberikan kontribusi besar untuk level B dan C. Jika memang ada
untuk melahirkan input yang baik dan target ideal maka agar mencapai target
profesional. ideal tersebut diperlukan
156 Jurnal Multilateral, Volume 13, No. 2 Desember 2014 hlm.Nurdiansyah,
150-164 Evaluasi Pembinaan Olahraga … 156

pelatihan serfikasi pelatih yang konsisten, Untuk 1 Provinsi hanya memiliki


salah satu dimensi kepelatihan adalah 9 atlet dan mampu menorehkan prestasi
kemampuan olahraga (Shafiei and dengan hasil yang memadai hanya 1
Goodarzi, 2009), dibuktikan dengan orang, maka dari sudut input masih
sertifikat, hal tersebut terbuka bagi semua kurang dalam hal pembinaan olahraga
pelatih baik provinsi maupun kabupaten renang di Kalsel, kalau mengkaji
kota. pembinaan olahraga nasional di Indonesia
Kalau merujuk pada Kriteria 1 sampai 7 dilakukan melalui beberapa jalur, yaitu:
yang ada di pembinaan olahraga renang (1) mulai Sekolah Dasar sampai dengan
di NCCP Swimming Canada (CSCTA Perguruan Tinggi, (2) induk organisasi
(Canadian Swimming Coaches and cabang-cabang olahraga, (3) organisasi
Teachers Association, 2011)., maka olahraga profesional dan (4) organisasi
kriteria 1 adalah fokus pada kompetensi olahraga yang ada di masyarakat.
pelatih, dengan demikian pelatih yang ada Program pembinaan olahraga
di Kalsel masih perlu ditingkatkan dengan renang di Kalsel difokuskan kepada usia
peningkatan level sertifikat pelatih atau dini melalui sekolah-sekolah, sejauh mana
penyegaran konsep-konsep kepelatihan hal tersebut berhasil? Dengan jumlah
yang baru di renang. pelatih yang ada dan jumlah atlet yang
Kedua adalah komponen atlet, terseleksi untuk ikut nasional
program pembinaan cabang olahraga menunjukkan bahwa pembinaan atlet
renang di Kalsel sesuai program kerja PB walaupun ada di level SD sampai PT
PRSI, yang telah dijabarkan kepada masih sangat kurang.
Pengurus Provinsi, Pengurus kabupaten Olahraga pretasi dilaksanakan
dan kota se-Kalsel yang diintegrasikan melalui proses pembinaan dan
dengan program pembinaan masing- pengembangan secara terencana,
masing. Adapun kegiatan sistem berjenjang, dan berkelanjutan dengan
pembinaan secara berurutan ditampilkan dukungan ilmu pengetahuan dan
sebagai berikut: (1) pemassalan, (2) teknologi keolahragaan, oleh karena itu
pembibitan, (3) pemanduan bakat, dengan untuk memajukan olahraga prestasi
memperhatikan kelompik umur perenang khususnya untuk mendapatkan input atlet
(Pedro, dkk, (4) pembinaan dan (5) sistem yang baik maka perlu peran pemerintah,
latihan. pemerintah daerah, dan atau masyarakat
Sistem pembinaan olahraga renang dengan cara mengembangkan: (1)
mempunyai sistem pembinaan olahraga perkumpulan olahraga; (2) pusat
berdasarkan piramida olahraga. Sistem penelitian dan pengembangan ilmu
pembinaan berdasarkan piramida adalah pengetahuan dan teknologi keolahragaan;
suatu pembinaan yang berjenjang dari (3) sentra pembinaan olahraga prestasi;
lapisan bawah (pemassalan), kemudian (4) pendidikan dan pelatihan tenaga
dilanjutkan secara berkesinambungan ke keolahragaan; (5) prasarana dan sarana
lapisan tengah (pembibitan terus olahraga prestasi; (6) sistem pemanduan
berjenjang ke atas ke puncak piramida dan pengembangan bakat olahraga; (7)
(pembinaan prestasi) (Bompa, 1994). sistem informasi keolahragaan; dan (8)
157 Jurnal Multilateral, Volume 13, No. 2 Desember 2014 hlm.Nurdiansyah,
150-164 Evaluasi Pembinaan Olahraga … 157

melakukan uji coba kemampuan prestasi Komponen ke empat adalah


olahragawan pada tingkat daerah, program latihan, atlet dan pelatih dengan
nasional, dan internasional sesuai dengan dukungan sarana yang memadai akan
kebutuhan (UU SKN pasal 20 ayat 3-5). maksimal dengan program latihan yang
Atlet renang yang berprestasi di baik, namun program latihan yang baik
tingkat nasional, ada 9 atlet yang tanpa didukung sarana yang memadai
mengikuti kejuaran nasional namun hanya akan sulit, maka atas dasar itulah perlunya
1 orang yang berhasil meraih medali pengembangan sarana yang memadai untuk
dalam kejuaraan nasional. Dari jumlah mendukung penjaringan atlet.
pelatih dan jumlah atlet berprestasi tidak Dari pemaparan tentang input
sebanding dengan prestasi yang diraih, maka dapat diambil suatu ringkasan
maka pembinaan atlet secara berjenjang, bahwa peran pelatih begitu besar untuk
kompetensi pelatih terus harus melahirkan atlet yang berkualitas melalui
dikembangkan di Kalsel agar bisa program latihan yang memadai dengan
mengubah prestasi atlet menjadi lebih dukungan sarana prasarana yang cukup.
baik lagi. Sehingga perlu ada peningkatan pelatih,
Dari kondisi prestasi atlet tersebut pengembangan sarana dan kualitas
maka seharusnya seorang pelatih bisa program latihan sehingga diperoleh atlet
mengantarkan 2 atau 3 atlet untuk bisa yang bagus, dengan pembinaan yang
mencapai prestasi nasional, apabila ada 25 bagus pula.
pelatih minimal ada 50-60 atlet yang bisa Proses.
bergabung di ajang nasional. Melihat Proses dari hasil evaluasi dinilai
kondisi atlet kalau merujuk pada kriteria rendah, ada empat komponen yakni,
yang dikembangkan dalam pembinaan pertama system seleksi atlet, kalau
olahraga renang NCCP yakni National merujuk pada hasil analisis tentu ada
Certification Coach Program masuk penyebabnya, proses dinilai rendah bisa
dalam kriteria 6 yakni mendeteksi dan dilihat dari hasil berupa perolehan medali
memperbaiki kesalahan keterampilan dalam berbagai ajang kompetisi nasional
dasar. Atas dasar itulah maka peran dan kondisi pelatih, dari dua hal tersebut
pelatih begitu penting untuk prestasi atlet. sudah dapat dijadikan indikasi betapa
Ketiga adalah komponen sarana masih perlunya proses pembinaan yang
prasarana, dari data yang diperoleh bagus.
terlihat di setiap kabupaten hanya ada 1 Kalau mengkaji penjelasan UU-
kolam renang, dan ada 1 kabupaten yang SKN sistem pembinaan dan
tidak ada kolam renang sama sekali, pengembangan keolahragaan nasional
dengan jumlah penduduk, dan sarana ditata sebagai suatu bangunan sistem
yang ada tentu untuk melahirkan atlet keolahragaan yang pada intinya dilakukan
sangat sulit penyeleksiannya, dan hanya pembinaan dan pengembangan olahraga
merangkul beberapa klub saja. Atas dasar yang diawali dengan tahapan pengenalan
itulah maka komponen sarana harus olahraga, pemantauaan dan pemanduan,
ditambah dan diperbanyak. serta pengembangan bakat dan
peningkatan prestasi. Pentahapan tersebut
158 Jurnal Multilateral, Volume 13, No. 2 Desember 2014 hlm.Nurdiansyah,
150-164 Evaluasi Pembinaan Olahraga … 158

diarahkan untuk pemassalan dan fasilitas dan kemampuan atlet, termasuk


pembudayaan olahraga, pembibitan, dan program latihan.
peningkatan prestasi olahraga pada Ketiga adalah komponen
tingkat daerah, nasional dan internasional. keterlaksanaan program, di dalam klub
Jadi dari konsep tersebut untuk seleksi olahraga dan pengurus olahraga renang
atlet diawali dari proses yang cukup (PRSI) terdapat proses kegiatan
panjang tidak asal seleksi, namun melalui pembinaan olahraga yang menjadi dasar
tahapan pengenalan, pemantauan, dan serta melandasi pembinaan pada tingkat
pemanduan serta pengembangan. organisasi yang lebih besar. Pembinaan
Kedua adalah komponen pembuatan olahraga yang ada pada klub olahraga
program, mencermati lebih jauh mengenai antara lain: a) penerimaan anggota baru
program pembinaan olahraga renang di berupa atlet junior yang berperan sebagai
Kalimantan Selatan sebenarnya kader penerus kelangsungan peningkatan
menjanjikan. Namun sayangnya hal itu prestasi olahraga, b) tempat pembinaan
baru berhenti pada tataran kuantitas, latihan mulai tingkat pengenalan teknik
belum secara signifikan mengarah pada gerak dasar sampai latihan olahraga untuk
wilayah kualitas. Bagaimana tidak? Data menuju prestasi, c) klub olahraga tempat
yang berhasil dihimpun menunjukkan wadah penelitian dan pengembangan ilmu
minimal ada 10 kabupaten/kota yang olahraga, d) klub olahraga wadah para
sampai saat ini aktif melakukan kegiatan pelatih dan ilmuwan olahraga untuk
pembinaan. Dengan hitungan kasar setiap mengaplikasikan ilmu yang dimiliki, e)
tahun akan ada berapa atlet potensial yang klub olahraga merupakan unsur dan unit
akan terlahir di Kalsel. Sekali lagi organisasi pembinaan olahraga yang
sayangnya potensi secara kwantitas yang terkecil untuk membina pembinaan dan
ada belum mampu diaktualisasikan manajer olahraga yang akhirnya
menjadi potensi dalam artian kualitas. dikembangkan dan ditingkatkan pada
Hampir bisa dikatakan justru ditengah strata pembina dan manajer yang bertaraf
begitu besarnya potensi sumber daya yang nasional maupun internasional.
ada, prestasi yang dicapai oleh PRSI Program adalah rancangan
Kalsel senatiasa belum memberikan hasil mengenal asas-asas (dasar cita-cita) serta
yang menggembirakan. usaha-usaha yang akan dijalankan.
Program latihan sudah disusun Program latihan adalah seperangkat
dengan menggunakan prinsip-prinsip kegiatan dalam berlatih yang diatur
latihan, Hasil langsung dari sistem dan sedemikian rupa sehingga dapat
program latihan yang berkualitas tinggi dilaksanakan oleh atlet, baik mengenai
dapat meningkatkan prestasi menjadi jumlah beban latihan maupun intensitas
lebih tinggi (Bompa, 1994). Kualitas latihannya. Latihan adalah proses yang
latihan tidak tergantung pada pelatih saja sistematis dan berlatih yang dilakukan
melainkan oleh banyak faktor. Oleh secara berulang-ulang dengan kian hari
karena itu, semua faktor dapat kian menambah jumlah beban latihan
meningkatkan kualitas latihan lebih serta intensitas latihannya. Usaha untuk
efektif dan secara tetap diperbaiki, seperti mencapai prestasi optimal di pengaruhi
159 Jurnal Multilateral, Volume 13, No. 2 Desember 2014 hlm.Nurdiansyah,
150-164 Evaluasi Pembinaan Olahraga … 159

oleh kualitas latihan, sedangkan kualitas kurun waktu beberapa minggu atau
latihan ditentukan oleh berbagai faktor beberapa bulan.
pendukung antara lain: (1) kemampuan Komponen keempat adalah
dan kepribadian pelatih; (2) fasilitas dan analisis program, olahraga renang termasuk
peralatan; (3) hasil-hasil penelitian; (4) jenis olahraga air yang menuntut kekuatan
kompetisi; dan (5) kemampuan atlet yang fisik, ketangkasan, koordinasi gerakan kaki
meliputi bakat dan motivasi, serta dan tangan serta pengambilan nafas juga
pemenuhan gizi dan gaya hidup atlet. dituntut kepercayaan diri bagi anggotanya.
Program latihan olahraga renang Hal ini harus disadari benar oleh para
di Kalsel umumnya berbasis pada pelatih.
keberadaan Pelatprov Sentralisasi Dalam analisis banyak difokuskan
“Wasaka” Kalsel. Menjawab pada teknik gerak dan analisis gerak,
permasalahan prestasi renang di kesalahan teknik gerak dan upaya
Kalimantan Selatan yang cenderung meningkatkannya demikian salah satu
menurun hal tersebut terjadi salah satunya cara menganalisis melihat dari beberapa
karena kurangnya fasilitas sarana dan kriteria versi NCCP.
prasarana. Fenomena kontradiktif sekali Terdapat banyak dimensi dalam
lagi muncul dalam bidang ini. Ketika unsur kepelatihan olahraga renang antara
pengurus ditanya mengenai program, lain tantangan dalam persaingan, dimensi
renstra, serta beberapa kelengkapan peningkatan diri, peningkatan
orientasi organisasi yang lain, ternyata kemampuan, menjaga dan memelihara
dikatakan belum sempat disusun. Hal ini kewibawaan, terampil berkomunikasi,
agak aneh kiranya bahwasannya sebuah cermat mengambil keputusan, dan masih
organisasi yang relatif sudah mapan banyak lagi dimensi pendukung yang
secara formal, ternyata belum mempunyai kesemuaanya bermuara pada upaya untuk
rencana program pembinaan yang bisa sukses dalam tugas sebagai pelatih.
dikatakan jelas. Selama ini, program Pelatih harus memahami bahwa latihan
pelatihan dilakukan secara mandiri di yang sistematis merupakan konsep yang
kabupaten/kota dibawah koordinasi komplek.
pengurus masing-masing. Pihak PRSI Lingkungan latihan dan melatih
Kalimantan Selatan hampir bisa dikatakan adalah suatu konsep dan pekerjaan yang
tidak mempunyai data yang relatif valid sangat komplek. Mulai dari bagaimana
tentang kondisi, program, serta merancang latihan, mengorganisasikan
keberadaan potensi dan situasi yang latihan, melaksanakan latihan, yang
berlangsung di masing-masing semuanya harus dilaksanakan dalam
kabupaten/kota. sebuah tatanan yang metodis dan
Dari penjelasan tersebut menjadi sistematis. Proses kerja ini harus
makin yakin bahwa dalam konteks proses dilakukan dan senantiasa ditingkatkan
memang masih kurang, program latihan secara bertahap dan progresif.
yang dikembangkan dalam NCCP Hubungan antar pelatih dan atlet
merujuk pada kriteria 7 dengan serta pola latihan yang tidak cocok telah
mengembangkan program latihan dalam menyebabkan prestasi renang menurun.
160 Jurnal Multilateral, Volume 13, No. 2 Desember 2014 hlm.Nurdiansyah,
150-164 Evaluasi Pembinaan Olahraga … 160

Semestinya satu dengan yang lain saling BIMP EAGA dan sebagainya, atlet-atlet
mendukung tetapi justru saling Provinsi Kalimantan Selatan selalu
menyalahkan dan mencari menang mendapat medali, dan itu memenuhi
sendiri. Kondisi ini sempat diketahui oleh syarat untuk ikut serta di PON.
atlet, sehingga atlet merasa tidak nyaman Dalam kontek pembinaan
berada pada suasana pelatih yang kurang olahraga, semestinya pembinaan
kondusif. menitikberatkan pada prestasi. Artinya
Jadi dapat diambil suatu ringkasan ketika memilih atlet dan pelatih juga
bahwa dari sisi proses mulai dari harus yang berprestasi. Ada baiknya perlu
komponen seleksi, pembuatan program, dicari SDM yang berprestasi. Dan itu
keterlaksanaan program, sampai analisis yang menjadi masalah di pembinaan
program belum berjalan dan belum dibuat renang di Kalimantan Selatan,
sampai pada tahap analisis, atas dasar kepentingan pribadinya sangat kental.
itulah maka penguatan konsep dan skill Personal dengan riwayat prestasi yang
pelatih menjadi penting untuk dilakukan. baik perlu diberi kesempatan baik sebagai
atlet maupun sebagai pelatih. SDM yang
Product berprestasi hendaknya sesuai dengan
Ada tiga komponen terkait product bidangnya.
yakni prestasi pelatih, prestasi atlet dan Disamping itu, KONI Provinsi
ketercapaian target. Perihal menurunnya Kalimantan Selatan juga memfasilitasi
prestasi renang di even nasional atlet renang dalam even PON, tetapi
khususnya di PON beberapa temuan KONI juga mengharapkan permasalahan
penting tentang pembinaan renang di renang PRSI Kalimantan Selatan harus
Provinsi Kalimantan Selatan. Temuan dapat diselesaikan secara internal, apabila
penting tersebut adalah komunikasi antara tidak berakhir damai maka tidak akan
kabupaten/kota dan objektivitas diikutsertakan di Pra-PON.
pembinaan. Komunikasi antar Untuk menjadi pelatih renang
kabupaten/kota selama ini sudah jarang tidak sekedar memiliki track record yang
dilakukan. Padahal komunikasi itu sangat baik selama di renang tetapi juga harus
penting dalam istilah banjar, pandai memotivasi atletnya baik saat
silaturrahmi/musyawarah dan dengan latihan apalagi saat bertanding.
komunikasi dapat diketahui keperluan apa Perkembangan renang di Indonesia
yang dinginkan oleh PRSI di tiap metode kepelatihannya hamper sama,
kabupaten/kota. perbedaannya tinggal bagaimana caranya
Pertama adalah prestasi pelatih, pelatih memotivasi atlet. Tetapi
dari dimensi pelatih sangat dipengaruhi sebaliknya jika yang melatih yang tidak
oleh unsur subjektivitas masing-masing memiliki riwayat sebagai atlet maka tidak
personal. Padahal sebenarnya prestasi itu akan bisa maksimal dalam memberi
tentu akan baik hasilnya dengan cara motivasi.
berlatih yang berkelanjutan. Sebagai Kedua komponen prestasi atlet,
pijakan dari beberapa Kejurnas seperti dalam kurun waktu 10-15 tahun belakang
Kejurnas renang KU, KRAPSI, Kejuaraan ini prestasi atlet renang Kalimantan
161 Jurnal Multilateral, Volume 13, No. 2 Desember 2014 hlm.Nurdiansyah,
150-164 Evaluasi Pembinaan Olahraga … 161

Selatan terus saja menurun. Belum lagi meningkatkan prestasi bagi pelatih dan
ditambah dengan pengelolaan organisasi atlet.
yang belum ditata secara baik. Ini
mengakibatkan kelemahan yang terdapat Hasil Kajian Di Lapangan Dengan
pada pembinaan renang di Kalimantan Temuan Penelitian Terkini.
Selatan. Berdasarkan hasil temuan di
Salah satu faktor yang mempengaruhi lapangan oleh peneliti, maka ada banyak
prestasi para perenang Kalimantan kelemahan-kelemahan, apalagi apabila
Selatan adalah sarana dan prasarana merujuk pada beberapa hasil penelitian
latihan. Seorang pelatih akan mengalami olahraga renang yang terkait teknologi,
kesulitan dalam memberikan bentuk selama ini teknologi renang menggunakan
latihan jika tidak didukung oleh sarana alat berupa stop watch untuk menilai
dan prasarana yang memadai. Sarana dan performa perenang, dalam dekade terakhir
prasarana merupakan faktor pendukung penilaian performa renang dengan video
keberhasilan pembinaan olahraga, yang yang disinkronisasikan dengan komputer
harus tersedia bagi setiap upaya (analog to digital conversion). Dengan
peningkatan prestasi sebagai tujuan utama pendekatan teknologi yang baru tentu
pembinaan olahraga. akan mengubah pola pembinaan, program
Di Provinsi Kalimantan Selatan latihan, peningkatan kapasitas pelatih dan
terdapat 12 kabupaten/kota yang masih juga sarana pendukung. Evaluasi akan
aktif membina perenang antara lain ada membantu bagian mana yang dapat
Banjarmasin, Banjarbaru, Kabupaten diubah apabila di Kalimantan Selatan
Banjar, Rantau/Tapin, Kandangan, menggunakan teknologi tersebut, kenapa
Plaihari, Balangan, Tanah Bumbu, tidak?
Tanjung/Tabalong, Marabahan, Kotabaru, Banyak manfaat bagi pelatih
Hulu Sungai Utara/Amuntai. Dengan kata dengan teknologi tersebut, untuk
lain banyak pembinaan renang membantu klarifikasi data sehingga pelatih mudah
proses pembinaan menjadi lebih dinamis. menginstruksikan kepada perenang,
Komponen ketiga adalah sedang manfaat bagi perenang, data
ketercapaian target, sampai saat ini kuantitatif mudah diidentifikasikan oleh
berdasarkan data dan fakta yang ditemui atlet.
dari penjelasan di Bab IV dan BabV maka Kompetensi pelatih. Pada saat ini
target masih jauh dari harapan, untuk adalah era tehnologi/era digital, maka
mencapai target tersebut maka diperlukan seharusnya para pelatih renang dalam
beberapa peningkatan baik sisi pelatih, menilai kemampuan atletnya,
atlet dan sarana serta pendukung lainnya. menggunakan pendekatan IPTEK /digital,
Dari penjelasan komponen salah satunya menurut penelitian Rod
product, maka dapat diambil suatu Havrlluk, (2011) dalam menilai
ringkasan bahwa prestasi pelatih harus kemampuan renang atlet dengan cara
ditingkatkan, prestasi atlet juga analog digital conversion yaitu rekaman
ditingkatkan, sehingga target bisa video atlet yang sedang latihan/bertanding
tercapai. Tentu banyak cara untuk dapat ditransfer ke komputer dalam
162 Jurnal Multilateral, Volume 13, No. 2 Desember 2014 hlm.Nurdiansyah,
150-164 Evaluasi Pembinaan Olahraga … 162

bentuk data-data kuantitatif yang akan program latihan yang memadai dengan
sangat berguna bagi pelatih dan atlet itu dukungan sarana prasarana yang cukup.
sendiri. Sehingga perlu ada peningkatan pelatih,
Dengan teknologi tersebut maka pengembangan sarana dan kualitas
peran Menpora, PB PRSI Pusat dan program latihan sehingga diperoleh atlet
Daerah dapat menggunakan teknologi yang berprestasi, dengan pembinaan yang
tersebut untuk peningkatan prestasi baik pula.
renang, tentu hal tersebut perlu transfer
IPTEK dalam bentuk diklat dan pelatihan Proses
kepada para tenaga terampil yang direkrut Dari sisi proses mulai dari
secara khusus. komponen seleksi, pembuatan program,
Apabila hal tersebut dapat diwujudkan keterlaksanaan program, sampai analisis
merupakan suatu lompatan pembinaan program belum berjalan dan belum dibuat
dan pengembangan olahraga prestasi sampai pada tahap analisis, atas dasar itulah
renang yang berbasis IPTEK, sehingga maka penguatan konsep dan skill pelatih
berpeluang sejajarnya prstasi olahraga menjadi penting untuk dilakukan.
renang di Kalimantan Selatan dengan
provinsi lain. Apalagi struktur geografis Produk
Kalimantan Selatan sangat mendukung, Prestasi pelatih harus ditingkatkan,
dukungan sarana dan prasrana, peran prestasi atlet juga ditingkatkan, sehingga
universitas khususnya program studi target bisa tercapai. Tentu banyak cara
Pendidikan Olahraga yang ada di untuk meningkatkan prestasi bagi pelatih
Banjarmasin sangat mendukung dan atlet.
tersedianya tehnologi tersebut, maka
dukungan dan kerjasama selama KESIMPULAN
stakeholder yang terkait dengan prestasi Berdasarkan masalah, tujuan
renang menjadi sebuah keharusan. penelitian, hasil dan analisis data maka
dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
Temuan dari Masing-Masing 1. Proses pembinaan renang di
Komponen Evaluasi Kalimantan Selatan secara umum
Konteks masih rendah, baik dari dilihat dari
Perlunya peningkatan peran Context, Input, Process dan Product.
pemerintah, masyarakat, klub dan Berdasarkan penilaian skala 1-4 maka
pengurus untuk menggalakkan renang di Context berada pada rentang 2,8
Kalimantan Selatan sehingga masyarakat kategori kurang, Input berada pada
makin kenal renang dan berujung pada rentang 2,4 kategori kurang, Proses
partisipasi masyarakat yang tinggi yakni berada pada rentang 2,6 kategori kurang,
munculnya calon atlet yang berkualitas dan Product berada pada rentang 2,1
tinggi. kategori kurang.
Input 2. Pelaksanaan program pelatihan
Peran pelatih begitu besar untuk olahraga renang secara umum di
melahirkan atlet yang berkualitas melalui Kalimantan Selatan berada pada
163 Jurnal Multilateral, Volume 13, No. 2 Desember 2014 hlm.Nurdiansyah,
150-164 Evaluasi Pembinaan Olahraga … 163

kategori kurang, dilihat dari komponen komponen Product, Artinya prestasi


Proses yang berada pada rentang 2,6. atlet, prestasi pelatih harus
Artinya perlunya perubahan desain ditingkatkan lagi, dengan menerapkan
program latihan yang lebih baik, mulai target yang lebih realistis sesuai
dari perencanaan program yang dengan kondisi dan pendukung
berkualitas, melaksanakan program lainnya.
secara sungguh-sungguh dan
menganalisisnya dengan pendekatan DAFTAR PUSTAKA
yang ilmiah. Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin
3. Peran pelatih secara umum dalam Aj. 2004. Evaluasi Program
pembinaan olahraga renang di Pendidikan; Pedoman Teoritis Bagi
Kalimantan Selatan berada pada Praktisi Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara.
kategori kurang yakni 2,4 pada
KONI. 2010. Program Kerja Bidang
komponen Input. Artinya kualitas Pembinaan Prestasi. Provinsi
pelatih masih jauh dari harapan, Kalimantan Selatan: KONI.
peningkatan dan pengembangan M. Shafiei And M. Goodarzi, 2009,
kualitas pelatih dengan memperbanyak Determining National Coaches
Selection Criteria In Swimming,
pelatih dan mengembangkan kualitas
Diving And Water Polo By
pelatih dengan sertifikasi. Coaches' Viewpoints World Journal
4. Peran pengurus secara umum masuk Of Sport Sciences 2 (4): 241-247.
dalam Context, dan peran ini berada Pedro Morouço*, José Sacadura, Nuno
pada rentang 2,8 artinya mendekati Amaro And Rui Matos, 2010,
Evaluation Of Age Group
baik walaupun masih dalam kategori Swimmers: A In Field Proposal,
kurang. Artinya masih perlu perbaikan The Open Sports Sciences Journal,
dalam hal sinergisitas antara pengurus 3, Halaman 38-40.
dengan kompenen lainnya yang terkait Purwanto. 2011. Pembinaan Cabang
yakni pemerintah, masyarakat, dan Olahraga Karate di Daerah
Istimewa Yogyakarta. Disertasi
klub.
tidak dipublikasikan.
5. Sarana dan prasatana berada dalam Rod Havrlluk, Ph.D, 2011, Journal of the
Proses, yang berada pada rentangan International Society of Swimming
kurang yakni 2,6. Artinya masih perlu Coaching.
ada peningkatan yang signifikan pada Shafiei, Goodarzi, 2009, Determining
kebutuhan sarana prasarana olahraga National Coaches selection Criteria
in Swimming, Diving, and Water
renang dan yang terkait lainnya.
Polo by Coaches’ Viewpoints,
6. Dukungan pemerintah dan masyarakat World Journal of Sport Sciences
dalam kategori kurang namun Vol. 2. No. 4 Halaman 241-247.
mendekati baik yakni 2,8 pada Setiono, Hari, 2005. Disertasi, Evaluasi
komponen Context. Artinya peran dan Proses Pembelajaran dan Pelatihan
Sekolah Menengah Khusus
dukungan pemerintah serta masyarakat
Olahragawan. Pasca Sarjana
masih perlu dikuatkan lagi. UNESA, Surabaya.
7. Prestasi olahraga renang berada pada
rentangan terendah yakni 2,1 di
164 Jurnal Multilateral, Volume 13, No. 2 Desember 2014 hlm.Nurdiansyah,
150-164 Evaluasi Pembinaan Olahraga … 164

Slamet, 1999. Evaluasi Program. Undang-Undang RI No. 3, 2005. Tentang


Makalah. Training of Trainer Sistem Keolahragaan Nasional.
Widyaiswara. 18 s/d 31 Agustus Jakarta.
Yogyakarta: TPTK IKIP Undang-Undang Sistem Keolahragaan
Yogyakarta. Nasional. 2005. IPTEK

Stufflebeam, D.L., Scriven M.S., Madaus, Keolahragaan. Kemenegpora.


G.F., Nijhoff, K. 1983. Evaluation Jakarta.
Models, Viewpoints on Educational Wiriawan Oce. 2009. Evaluasi Kinerja
and Human Services Evaluation, Pelatih dan Pelatihan Atlet di Pusat
Publishing, Boston The Hague Pendidikan dan Pelatihan Bulu
Dordrecht Lancaster. Tangkis di Jawa Timur. Disertasi
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian tidak dipublikasikan.
Kombinasi (Mixed Methods).
Bandung, Alfabeta.

You might also like