Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Evaluasi ini dapat pula diartikan sebagai proses pengumpulan informasi (data)
untuk mengetahui efektivitas (keterlaksanaan dan ketercapaian) kegiatan-kegiatan
yang telah dilaksanakan dalam upaya mengambil keputusan. Pengertian lain dari
evaluasi ini adalah suatu usaha mendapatkan berbagai informasi secara berkala,
berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari perkembangan sikap
dan perilaku, atau tugas-tugas perkembangan para siswa melalui program kegiatan
yang telah dilaksanakan.
1
langsung maupun tidak langsung berperan membantu siswa memperoleh perubahan
perilaku dan pribadi ke arah yang lebih baik.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini dibahas bagaimana evaluasi layanan bimbingan belajar dan
konseling? Serta apa pengertian stress? dan bagaimana pengembangan keterampilan
pengelolaannya?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Memahami mengenai evaluasi layanan bimbingan belajar dan konseling serta
memahami tingkat ke stressan
2. Tujuan Khusus
Membahas mengenai evaluasi bimbingan belajar dan konseling
Membahas mengenai pengertian stress dan pengembangan keterampilan
pengelolaannya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
menilai efesiensi dan efektifitas pelayanan bimbingan itu sendiri demi peningkatan
mutu program bimbingan. Adapun menurut Dewa Ketut Sukardi (1990:47), evaluasi
program bimbingan adalah segala upaya tindakan atau proses untuk menentukan
bimbingan dan konseling di sekolah dengan mengacu pada kriteria atau patokan-
patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan. Jadi, evaluasi
dan konseling.
keputusan. Pengertian lain evaluasi adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai
informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil
dari perkembangan sikap dan perilaku atau tugas-tugas perkembangan para siswa
3
a. Mengetahui kemajuan program bimbingan dan konseling atau subjek yang telah
bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu.
konseling.
c. Mengetahui jenis layanan yang sudah atau belum dilaksanakan dan/atau perlu
terhadap pencapaian tujuan pendidikan pada umumnya, TIK dan TIU pada
khususnya.
3. Fungsi Evaluasi
4
b. Memberikan informasi kepada semua pihak yang terkait untuk meningkatkan
4. Jenis-jenis evaluasi
Adapun jenis data yang dikumpulkan dari peserta didik dapat berupa : (1)
kemampuan sekolastik umum, (2) bakat, (3) minat, (4) kepribadian, (5) prestasi
belajar, (6) riwayat kependidikan, (7) riwayat hidup, (8) cita-cita pendidikan atau
jabatan, (9) hobi dan penggunaan waktu luang, (10) kebiasaan belajar, (11)
hubungan sosial, (12) keadaan fisik dan kesehatan, (13) kesulitan-kesuliitan yang
b. Evaluasi Program
layanan kepada peserta didik,(2) layanan kepada guru, (3) layanan kepada
c. Evaluasi Proses
5
2) Petugas pelaksana atau personel (tenaga professional dan non profesional).
sebagainya.
d. Anggaran biaya
sebagainya.
d. Evaluasi Hasil
kegiatan bimbingan dan melalui peninjauan terhadap kegiatan itu sendiri dari
6
dihasilkan sesuai dengan tujuan – tujuan bimbingan yang dikenal dengan nama
evaluasi produk atau evaluasi hasil. Jadi, untuk memperoleh gambaran tentang
bimbingan dan konseling di sekolah, maka harus dilihat dalam diri siswa yang
evaluasi terhadap hasil ditunjukan pada pencapaian tujuan program, baik dalam
Dalam melaksanakan evaluasi program, ada beberapa hal yang harus ditempuh,
a. Fase Persiapan
Pada fase persiapan ini terdiri dari kegiatan penyusunan kisi-kisi evaluasi. Dalam
dievaluasi meliputi:
a) Penentuan dan perumusan masalah yang hendak dipecahkan atau tujuan yang
hendak dicapai
7
e) Pengelolaah dan administrasi bimbingan
f) Pembiayaan
g) Partisipasi personel
h) Proses kegiatan
i) Akibat sampingan
a) Lingkunngan bimbingan
c) Situasi daerah
kegiatan yang hendak dievaluasi dengan kriteria pada bagian 2 diatas maka
a) Cek list
b) Observasi kegiatan
c) Tes situasi
d) Wawancara
e) Angket
kerja→konferensi kasus→lokakarya.
b) Kepala sekolah
8
c) Tim bimbingan dan konseling
d) Konselor
Dalam fase analisis hasil evaluasi atau pengolahan data hasil evaluasi ini
1) Abulasi data
Pada fase ini dilakukan kegiatan membandingkan hasil analisis data dengan
kode tertentu, untuk kemudian dilaporkan serta digunakan dalam rangka perbaikan dan
9
konselor perlu mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan hal-hal
yang akan dievaluasi. Pertanyaan-pertanyaan itu pada dasarnya terkait dengan dua
aspek pokok yang dievaluasi yaitu : (1) tingkat keterlaksanaan program (aspek
program, maka konselor perlu menyusun instrumen yang relevan dengan kedua
c. Mengumpulkan dan menganalisis data. Setelah data diperoleh maka data itu
dianalisis, yaitu menelaah tentang program apa saja yang telah dan belum
dilaksanakan, serta tujuan mana saja yang telah dan belum tercapai.
d. Melakukan tindak lanjut (Follow Up). Berdasarkan temuan yang diperoleh, maka
dapat dilakukan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan ini dapat meliputi dua kegiatan,
yaitu (1) memperbaiki hal-hal yang dipandang lemah, kurang tepat, atau kurang
relevan dengan tujuan yang ingin dicapai, dan (2) mengembangkan program,
dengan cara merubah atau menambah beberapa hal yang dipandang dapat
Konseling
a. Metode survei
10
b. Metode observasi
yang mencakup perilaku-perilaku siswa yang akan diamati, kapan akan diamati,
siapa yang akan diamati, akan direkam dengan cara bagaimana, dan akan diberi
pedoman atau kriteria dan keterlibatan lebih dari satu orang dalam observasi akan
c. Metode eksperimental
atau lebih yang menyyangkuut apakah tujuan layanan yang diharapkanitu dapat
tercapai atau belum, apakah layanan tersebut efektif dan efesien atau tidak. Studi
seorang siswa yang dijadiak studi kasus. Metode ini cukup banyak memakan
11
ini banyak manfaatnya bagi konselor dalam mengevaluasi efesiensi dan efektifitas
B. PENGERTIAN STRESS
Stres dalam arti secara umum adalah perasaan tertekan, cemas dan tegang.
Dalam bahasa sehari – hari stres di kenal sebagai stimulusatau respon yang menuntut
individu untuk melakukan penyesuaian.
Menurut Lazarus & Folkman (1986) stres adalah keadaan internal yang dapat
diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh atau kondisi lingkungan dan sosial yang
dinilai potensial membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu
untuk mengatasinya.
Stres juga adalah suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis
(Chapplin, 1999).
Stres juga diterangkan sebagai suatu istilah yang digunakan dalam ilmu
perilaku dan ilmu alam untuk mengindikasikan situasi atau kondisi fisik, biologis dan
psikologis organisme yang memberikan tekanan kepada organisme itu sehingga ia
berada diatas ambang batas kekuatan adaptifnya. (McGrath, dan Wedford dalam
Arend dkk, 1997).
Menurut Lazarus & Folkman (1986) stres memiliki memiliki tiga bentuk yaitu:
a. Stimulus, yaitu stres merupakan kondisi atau kejadian tertentu yang menimbulkan
stres atau disebut juga dengan stressor.
b. Respon, yaitu stres yang merupakan suatu respon atau reaksi individu yang muncul
karena adanya situasi tertentu yang menimbulkan stres. Respon yang muncul dapat
secara psikologis, seperti: jantung berdebar, gemetar, pusing, serta respon
psikologis seperti: takut, cemas, sulit berkonsentrasi, dan mudah tersinggung.
c. Proses, yaitu stres digambarkan sebagai suatu proses dimana individu secara aktif
dapat mempengaruhi dampak stres melalui strategi tingkah laku, kognisi maupun
afeksi.
Rice (2002) mengatakan bahwa stres adalah suatu kejadian atau stimulus
lingkungan yang menyebabkan individu merasa tegang. Atkinson (2000)
mengemukakan bahwa stres mengacu pada peristiwa yang dirasakan membahayakan
12
kesejahteraan fisik dan psikologis seseorang. Situasi ini disebut sebagai penyebab stres
dan reaksi individu terhadap situasi stres ini sebagai respon stres.
Berdasarkan berbagai penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa stres
merupakan suatu keadaan yang menekan diri individu. Stres merupakan mekanisme
yang kompleks dan menghasilkanrespon yang saling terkait baik fisiologis, psikologis,
maupun perilaku pada individu yang mengalaminya, dimana mekanisme tersebut
bersifat individual yang sifatnya berbeda antara individu yang satu dengan individu
yang lain.
Penyebab Stres atau Stressor
Stressoradalah faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan
terjadinya respon stres.Stressordapat berasal dari berbagai sumber, baik dari kondisi
fisik, psikologis, maupun sosial dan juga muncul pada situasi kerja, dirumah, dalam
kehidupan sosial, dan lingkungan luar lainnya.
13
1. Kerekayasaan Organisasi
Melalui analisis kerja dan kerekayasaan metode dapat dirancang pola
pekerjaan baru bagi pekerjaan yang dirasakan memiliki beban berlebihan. Secara
kuantitatif, banyaknya kegiatan dapat dikurangi, misalnya dengan penambahan
tenaga kerja , sedangkan secara kualitatif dapat dikurangi derajat kemajemukan
keterampilan yang diperlukandan dapat dikurangi tanggung jawabnya juga.
Sebaliknya bagi pekerjaan dengan beban terlalu sedikit dapat dilakukan
perluasaan pekerjaan (job enlargement) dan pemerkayaan pekerjaan (job
enrichment). Dapat pula dilakukan strategi yang diajukan oleh Everly dan
Girdano yaitu sasaran berdasarkan kerja (work by-Objectives) danmanajemen
waktu (timemanegement) yang khususberlaku untuk para manajer menengah
keatas.
Sasaran berdasarkan Kerja (SbK) ini merupakan salah satu teknik yang
termasuk dalam jenis manajemen berdasarkan sasaran (Manajement by
Objectives). SbK terdiri dari 4 langkah yaitu:
a. Menetapkan sasaran realistik bagi satuan kerjanya, yang dapat dicapai dalam
waktu yang dimiliki.
b. Merancang perangkat perencanaan, tindakan atau metode untuk dapat
mencapai sasaran.
c. Menciptakan strategi untuk dapat mengukur keberhasilannya mencapai
sasaran-sasaran pada akhir suatu periode tertentu.
d. Pada akhir waktu yang sudah ditentukan mengukur keberhasilan mencapai
sasaran-sasarannya.Manajemen waktu (MW) memiliki tiga tahap, yaitu:
1) Analisis waktu
Analisis waktu mencakup penaksiran, penyususan prioritas, dan
penjadwalan waktu dalam kaitan dengan tuntutan waktu terhadap
pekerjaan. Berdasarkan rencana kerja yang dibuat pada SbK dihitung
waktu yang diperlukan untuk melaksanakan rencana kerja tersebut. Waktu
yang diperlukan kemudian disesuaikan dengan waktu yang tersedia,
sedemikian rupa sehingga tugas - tugas dapat diselesaikan sesuai dengan
urutan kepentingannya dalam waktu yang tersedia.
2) Strategi untuk mengorganisasi
Tahap kedua ialah pelaksanaan strategi untuk mengatur beban kerja.
Manajer membagi tugas, mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab.
14
3) Strategi untuk follow up
Follow up mencakup penaksiran teratur tentang efisiensi dari analisis
waktu dan tahap - tahap pengaturan berikutnya. Dengan follow up
diperoleh peluang untuk menyesuaikan strategi - strategi yang cocok
anatara kepribadian manajer dengan pekerjaannya. SbK dan MW
khususnya dapat dilakukan untuk pekerjaan - pekerjaan yang dirasakan
memeiliki beban berlebihan.
2. Kerekayasaan Kepribadian
Strategi yang digunakan dalam kerekayasaan kepribadian ialah upaya untuk
menimbulkan perubahan - perubahan dalam kepribadian individu agar dapat dicegah
timbulnya stres dan agar ambang stres dapat ditingkatkan. Perubahan - perubahan
yang dituju ialah perubahan dalam hal pengetahuan, kecakapan, keterampilan dan
nilai-nilai yang mempengaruhi persepsi dan sikap tenaga kerja terhadap
pekerjaannya.
Program pelatihan keterampilan merupakan salah satu strategi untuk
meningkatkan keterampilan tenaga kerja sehingga timbul rasa percaya diri akan
kemampuannya untuk melaksanakan pekerjaannya.Jika tenaga kerja telah mengalami
stres, sertastres berakibat teganggunya kesehatan mentalnya, maka psikoterapi dapat
diberikan agar ia dapat berfungsi optimal kembali.
3. Teknik Penenangan pikiran
Tujuan teknik - teknik penenangan pikiran ialah untuk mengurangi kegiatan
pikiran,yaitu proses berpikir dalam bentuk merencana, mengingat, berkhayal,
menalar yang secara bersinambung kita lakukan dalam keadaan bangun, dalam
keadaan sadar. Jika berhasil mengurangi kegiatan pikiran, rasa cemas dan khawatir
akan berkurang, kesigapan umum (general arousal) untuk beraksi akan berkurang,
sehingga pikiran menjadi tenang, stres berkurang.
Teknik-teknik penenang pikiran meliputi: meditasi, pelatihan relaksasi
autogenik, dan pelatihan relaksasi neuromuscular.
a. Meditasi
Meditasi dapat dianggap sebagai teknik, dapat pula dianggap sebagai
suatu keadaan pikiran (mind), keadaan mental. Berbagai teknik seperti yoga,
berfikir, relaksasi progresif, dapat menuju tercapainya keadaan mental
tersebut.konsentrasi merupakan aspek utama dari teknik - teknik meditasi.
15
Penelitian menunjukan bahwa selma meditasi aktivitas dari kebanyakan
sistem fisik berkurang. Meditasi menyebabkan adanya relaksasi fisik. Pada saat
yang sama meditator mengendalikan secara penuh penghayatannya dan
mengendalikan emosi, perasaan dan ingatan. Pikiran menjadi tenang, badan
berada dalam keseimbangan.
b. Pelatihan Relaksasi Autogenik
Relaksasi autogenik adalah relaksasi yang ditimbulkan sendiri (auto-
genis = ditimbulkan sendiri). Teknik ini berpusat pada gambaran - gambaran
berperasaan tertentu yang dihayati bersama dengan terjadinya peristiwa
tertentu yang kemudian terkait kuat dalam ingatan, sehingga timbulnya
kenangan tentang peristiwa akan menimbulkan pula penghayatan dari
gambaran perasaan yang sama.
Pelatihan relaksasi autogenik berusaha mengaitkan penghayatan yang
menenangkan dengan peristiwa yang menimbulkan ketegangan, sehingga
badan kita terkondisi untuk memberikan penghayatan yang tetap menenangkan
meskipun menghadapi peristiwa yang sebelumnya menimbulkan ketegangan.
c. Pelatihan Relaksasi Neuromuscular
Pelatihan relaksasi neuromuscular adalah satu program yang terdiri dari
latihan - latihan sistematis yang melatih otot dan komponen - komponen sistem
saraf yang mengendalikan aktivitas otot. Sasarannya ialah mengurangi
ketegangan dalam otot. Karena otot merupakan bagian yang begitu besar dari
badan kita, maka pengurangan ketegangan pada otot berarti pengurangan
ketegangan yang nyata dari seluruh badan kita.
Individu diajari untuk secara sadar mampu merelakskan otot sesuai
dengan kemauannya setiap saat.
d. Teknik Penenangan Melalui Aktivitas Fisik
Tujuan utama penggunaan teknik penenangan melalui aktivitas fisik ialah
untuk menghamburkan atau untuk menggunakan sampai habis hasil – hasil
stres yang diproduksi oleh ketakutan dan ancaman, atau yang mengubah sistem
hormon dan saraf kita kedalam sikap mempertahannkan. Kita dapat melakukan
aktivitas fisik sebelum dan sesudah stres. Kita semua merasakan bahwa, dalam
menghadapi situasi yang kita rasakan sebagai penuh Stres , timbul satu
kesigapan umum untuk melakukan sesuatu, timbul tambahan tenaga (untuk
16
‘melarikan diri’ atau untuk ‘melawan’) yang timbul sebagai akibat perubahan -
perubahan dalam sistem hormon dan sistem saraf kita.
Aktivitas yang sesuai dalam hal ini ialah latihan keseluruhan badan,
seperti berenang, lari, menari, bersepedaatau olahraga lain selama kurang lebih
satu jam.
Menurut Everly dan Girdano latihan fisik dapat paling baik manfaatnya
jika dilakukan dalam beberapa jam setelah timbulnya stres, tetapi setiap saat
dalam 24 jam masih akan tetap dapat menolong.
Aktivitas fisik dapat juga dilakukan sebelum stres timbul. Aktivitas fisik
memiliki sifat preventif (penghindaran). Selama melakukan aktivitas fisik
seluruh sistem badan dirangsang untuk beraksi, bergerak. Setelah kegiatan,
sistem - sistemnya memantul dengan cara makin melambat (by slowing down),
dengan demikian mendorong ke relaksasi dan ketenangan. Kurang lebih 90
menit setelah latihan fisik yang baik, timbul rasa dari relaksasi yang mendalam.
Relaksasi setelah latihan fisik membawa serta sesuatu rasa ‘dingin - tenang-‘
(imperturbabilty), satu reaktivitas terhadap lingkungan yang lebih rendah yang
membantu orang, yang secara kronis melakukan latihan - latihan fisik, untuk
bereaksi lebih sesuai terhadap rangsangan. Keadaan ini membuat orang
melangkah lebih ringan, bersikap lebih positif dan lebih sulit untuk menjadi
jengkel.
17
perancangan ulang pekerjaan, peningkatan keterlibatan karyawan, perbaikan
komunikasi organisasi dan penegakan program kesejahteraan korporasi.
Sedangkan menurut Yusuf (2004) pengelolaan stres disebut juga dengan istilah
coping. Coping adalah proses mengelola tuntutan (internal atau eksternal) yang ditaksir
sebagai beban karena diluar kemampuan diri individu. Coping terdiri atas upaya - upaya
yang berorientasi kegiatan dan intrapsikis untuk mengelola tuntutan internal atau eksternal
dan konflik.
Faktor - faktor yang mempengaruhi coping sebagai upaya mereduksi atau
mengatasi stres adalah dukungan sosial dan kepribadian. Karena dukungan sosial dapat
diartikan sebagai pemberian bantuan atau pertolongan terhadap seseorang yang mengalami
stres dari orang lain yang memiliki hubungan dekat. Sedangkan kepribadian seseorang
tersebut juga sangat berpengaruh dalam upaya coping ini. Karena setiap individu
mempunyai tipe dan karakteristik berbeda - beda.
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Stres merupakan suatu keadaan yang menekan diri individu. Stres merupakan
mekanisme yang kompleks dan menghasilkanrespon yang saling terkait baik fisiologis,
psikologis, maupun perilaku pada individu yang mengalaminya, dimana mekanisme
tersebut bersifat individual yang sifatnya berbeda antara individu yang satu dengan
individu yang lain.
Istilah manajemen stres merujuk pada identifikasi dan analisis terhadap
permasalahan yang terkait dengan stres dan aplikasi berbagai alat teraupetik untuk
mengubah sumber stres atau pengalaman stres (Cotton dalam Intan 2012).Berbeda
dengan Cotton, Smith (dalam Riskha 2012) mendefinisikan manajemen stres
sebagaisuatu keterampilan yang memungkinkan seseorang untuk mengantisipasi,
mencegah, mengelola dan memulihkan diri dari stresyang dirasakan karena adanya
ancaman dan ketidakmampuan dalam coping yang dilakukan.
B. SARAN
Profesi tenaga kesehatan adalah sebuah profesi yang tidak lepas dari berbagai
macam masalah dan dapat menimbulkan stress. Untuk itu disarankan agar setiap
individu memahami dan mampu melaksanakan manejemen pengelolaan stress.
19
DAFTAR PUSTAKA
Dewa Ketut Sukardi.2008. Proses Bimbingan dan Konseling di sekolah. Jakarta: Rineka
Cipta
Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling.
Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Pustaka Setia. Hlm: 220
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/02/03/evaluasi-program-bimbingan-dan-
konseling-di-sekolah/
http://sumut.kemenag.go.id/
http://pikremajakawat50.blogspot.co.id/2012/03/keterampilan-mengatasi-stress-
copyng.html
http://digilib.uinsby.ac.id/276/5/Bab%202.pdf
20