Professional Documents
Culture Documents
Joko Pramono
Mahasiswa Magister Akuntansi FE UNS, Staf Pengajar SMKN 6 Surakarta
Email: Joko_pramono1977@yahoo.com
ABSTRACT
The study aims to measure the performance of SMKN 6 Surakarta by Balanced Scorecard
approach. It is a quantitative study with descriptive design. The study was conducted by measuring the
level performance of SMKN 6 Surakarta on four aspects (perspectives) performance in the Balanced
Scorecard, namely: inancial perspective, customer perspective, internal business processes, and
learning and growth perspective. The primary data which is questionnaire was used to measure both
the performance of customer perspective and learning and growth perspective, while the secondary
data was used to measure both the inancial perspective performance and internal business process
perspective. The study used students and teachers and also staffs of SMKN 6 Surakarta as respondents.
The inal result of the study shows that the performance of SMKN 6 Surakarta is on the very good
level in general. The performance of inancial perspective shows good performance which qualiies the
requirement of economical, effective, and eficient, while the performance of customer perspective gains
good category. In addition, the performance of internal business processes shows very good level and
also the performance of learning and growth perspective shows good category. The results recommend
SMKN 6 Surakarta to (1) make effort to improve the school performance which has been at the good
level into very good category, (2) the staffs and the librarian should improve the service quality to
students, (3) the teachers should concern much more toward the problem of student’s learning, (4) the
school leader should be more accommodative and creative in dealing with any school problems, so that
the performance of SMKN 6 Surakarta will improve.
atas institusi pendidikan. Hal ini selaras dilakukan dalam pengukuran kinerja yang
dengan Visi Kemendiknas tahun 2014 yaitu dapat dijadikan sebagai rumusan masalah.
“Terwujudnya Penyelenggaraan Layanan Dalam penelitian ini, peneliti membatasi
Prima Pendidikan Nasional”. Layanan pokok permasalahan pada:
prima merupakan suatu layanan yang a. Bagaimana kinerja SMK Negeri
diharapkan oleh peng-guna jasa pendidikan 6 Surakarta jika diukur dari aspek
dengan tingkat kepuasan yang optimal, keuangan?
seperti kecepatan, akurat, transparansi, dan b. Bagaimana kinerja SMK Negeri
hasil layanan. 6 Surakarta jika diukur dari aspek
Penggunaan metode Balanced pelanggan?
Scorecard dalam pengukuran kinerja c. Bagaimana kinerja SMK Negeri 6
organisasi memungkinkan pelaksanaan Surakarta jika diukur dari aspek bisnis
pengukuran kinerja organisasi dari aspek internal?
keuangan, pelanggan, proses bisnis internal d. Bagaimana kinerja SMK Negeri
serta pembelajaran dan pertumbuhan 6 Surakarta jika diukur dari aspek
berdasarkan capaian sasaran yang telah pembelajaran dan pertumbuhan?
ditetapkan oleh organisasi dengan
mengacu pada tujuan, visi dan misi yang 3. Tujuan
telah dicanangkan. Pendekatan Balanced Sesuai dengan perumuasan masalah,
Scorecard dapat memperhitungkan entitas maka tujuan penelitian ini adalah :
sebagai fungsi yang menyeluruh dengan a. Mendeskripsikan kinerja SMK Negeri
mengaitkan visi, misi, strategi lembaga, dan 6 Surakarta apabila dilihat dari aspek
pengukuran kinerja yang komprehensif dan keuangan.
progresif. b. Mendeskripsikan kinerja SMK Negeri
SMK Negeri 6 Surakarta sebagai salah 6 Surakarta apabila dilihat dari aspek
satu lembaga pendidikan memiliki kontribusi pelanggan.
dalam peningkatan kualitas pendidikan c. Mendeskripsikan kinerja SMK Negeri 6
nasional. Sebagai lembaga pendidikan, Surakarta apabila dilihat dari aspek bisnis
SMKN 6 Surakarta merupakan organisasi internal.
publik yang fokus utamanya adalah memenuhi d. Mendeskripsikan kinerja SMK Negeri
kepuasan pemangku kepentingan, yaitu siswa, 6 Surakarta apabila dilihat dari aspek
orang tua siswa, tenaga kependidikan¸guru, pembelajaran dan pertumbuhan.
masyarakat, pemeritah, dan dunia usaha/
TINJAUAN PUSTAKA
dunia industri. Pengkuran kinerja dengan
1. Manajemen Berbasis Sekolah
balanced scorecard memungkinkan SMKN
6 memperoleh gambaran menyeluruh tentang Pendidikan merupakan faktor kunci
kinerjanya, termasuk kemampuan sekolah dalam pembangunan nasional di segala
dalam memenuhi kepuasan pemangku bidang, baik sosial, politik, ekonomi,
kepentingan pendidikan (stakeholders). budaya maupun moral (Pushpanadham,
2006). Peningkatan kualitas pendidikan
2. Perumusan Masalah akan memberikan multilier effect terha-
Berdasarkan latar belakang di atas, dap komponen pembangunan bangsa yang
terdapat banyak metode dan aspek yang dapat lain. Pendidikan yang berkualitas akan
c. adanya panduan kebijakan dari pusat g. Semakin baiknya iklim dan budaya kerja
yang berisi standar-standar kepada di sekolah yang akan meberikan dampak
sekolah; positif terhadap peningkatan kualitas
d. tingkat kepemimpinan yang kuat dan pendidikan selanjutnya.
dukungan politik serta dukungan
kemimpinan dari atas; 2. Pengukuran Kinerja Sekolah dengan
e. pembangunan kelembagaan sekolah Pendekatan Balanced Scorecard.
melalui pelatihan dan dukungan kepada Rivai (2004: 14) mengemukakan
kepala sekolah, guru, dan anggota dewan kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan
sekolah; seseorang secara keseluruhan selama periode
f. adanya keadilan dalam pendanaan atau tertentu di dalam melaksanakan tugas
pembiayaan pendidikan dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,
Danim (2008: 121) memaparkan seperti standar hasil kerja, target atau sasaran
ukuran keberhasilan dari implementasi MBS atau kriteria yang telah ditentukan terlebih
dapat dinilai dari delapan kriteria, yaitu: dahulu dan telah disepakati bersama. Gibson
a. Jumlah siswa yang mendapat pelayanan et.al. (1996: 118) mengatakan, kinerja adalah
pendidikan semakin meningkat. tingkat keberhasilan dalam melaksanakan
b. Kualitas layanan pendidikan menjadi tugas dan kemampuan untuk mencapai tujuan
lebih baik. Layanan yang berkualitas yang telah ditetapkan. Kinerja adalah hasil
menyebabkan prestasi siswa juga kerja yang dapat dicapai seseorang atau
meningkat dan secara bersama kualitas sekelompok orang dalam suatu organisasi
pendidikan juga meningkat. sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
c. Tingkat tinggal kelas menurun dan masing-masing dalam rangka mencapai
produktiitas sekolah meningkat. Jumlah tujuan organisasi.
calon siswa yang mendaftar meningkat Untuk mengetahui tingkat kinerja
dan tingkat tinggal kelas menurun karena seseorang maupun organisasi diperlukan
siswa bersemangat untuk datang ke sebuah pengukuran kinerja. Whittaker (dalam
sekolah. Tangkilisan, 2007: 171) mengemukakan
d. Karena program sekolah direncanakan pengukuran kinerja organisasi merupakan
bersama-sama dengan masyarakat suatu alat manajemen yang digunakan
maka relevansi penyelenggaraan, biak untuk meningkatkan kualitas pengambilan
kurikulum ataupun sarana prasarana keputusan dan akuntabilitas. Stout (dalam
disesuaikan dengan situasi dan tujuan. Tangkilisan, 2007: 174) mengemukakan
e. Terjadinya keadilan dalam pengukuran kinerja organisasi merupakan
penyelenggaraan pendidikan karena proses mencatat dan mengukur pencapaian
penentuan biaya pendidikan tidak pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian
dilakukan secara merata, tetapi misi melalui hasil-hasil yang ditampilkan
berdasarkan kemam-puan ekonomi berupa produk, jasa atau pun suatu proses.
masing-masing keluarga.
Pengukuran kinerja sekolah yang
f. Semakin meningkatnya keterlibatan
merupakan bagian dari organisasi sektor
orang tua dalam pengambilan keputu-
publik merupakan hal yang sangat penting.
san baik keputusan instruksional maupun
Bastian (2007: 275) menyebutkan beberapa
organisasi.
manfaat pengukuran kinerja baik untuk
perusahaan. BSC terdiri dari dua kata, tersebut tidak berarti harus berbeda degan
yaitu Balanced (Berimbang) dan Scorecard BSC yang diimplemen-tasikan pada sektor
(kartu skore). BSC merupakan suatu alat bisnis (Mahmudi, 2010: 142, Imelda, 2004).
yang mempunyai tiga elemen yaitu sistem Hal ini didasarkan pada perbedaan tujuan
pengukuran, sistem manajemen stratejik, antara organisasi publik dan organisasi
dan alat komunikasi (Niven, 2003: 15). BSC bisnis. Organisasi publik, termasuk sekolah,
menekankan pengukuran keuangan dan merupakan organisasi yang didirikan dengan
non keuangan, jangka pendek dan jangka tujuan memberikan pelayanan kepada
panjang, internal dan eksternal berjalan masyarakat bukan mendapatkan keuntung-an.
seimbang (Mulyadi, 2007: 3). BSC juga Sementara itu, organisasi bisnis merupakan
memberikan suatu kerangka kerja untuk organisasi yang secara nyata berorientasi
mengkomunikasikan misi dan strategi pada keuntungan. Meskipun organisasi
sekaligus menginformasikan kepada seluruh publik bukan bertujuan mencari keuntungan,
pekerja tentang apa yang menjadi determinan organisasi ini dapat mengukur efektivitas dan
sukses saat ini dan masa mendatang. BSC eisiensinya dalam memberikan pelayanan
dapat digunakan untuk mengartikulasi strategi kepada masyarakat.
bisnis, membantu menyatukan individu, dan Dally (2010: 79) memaparkan bahwa
antar departemen dalam organisasi untuk penerapan BSC pada organisasi publik
mencapai tujuan bersama. memerlukan beberapa penyesuaian atau
Penelitian empiris yang dilakukan modiikasi dengan beberapa alasan sebagai
oleh Ittner dan Larcker (2003), Evans berikut:
dan Jack (2003) dan yang serupa oleh a. Fokus utama sektor publik (termasuk
Davis dan Albright (2004) menemukan sekolah) adalah masyarakat (publik) dan
bahwa penggunaan BSC yang baik dapat kelompok-kelompok tertentu (interest
meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. group), sedangkan fokus utama sektor
Namun dalam perkembangannya BSC bisnis adalah pelanggan dan pemegang
dapat diterapkan pada organisasi publik dan saham.
organisasi non proit lainnya. Andersen dan b. Tujuan utama organisasi publik
Lawrie (2002) dan Szaryez (2004) telah adalah bukanlah maksimalisasi hasil-
menganalisis bagaimana BSC dapat diadopsi hasil inansial, tetapi keseimbangan
secara lebih efektif pada sektor publik. Yuksel pertanggungjawaban inansial (anggaran)
dan Caskun (2013) menyatakan bahwa melalui pelayanan kepada pihak-pihak
BSC tidak hanya baik dalam monitoring yang berkepentingan (stakeholder)
dan evaluasi kinerja institusi pendidikan sesuai dengan visi dan misi organisasi
tetapi juga sangat baik juga untuk mencapai publik (sekolah) tersebut.
peningkatan kinerja terbaik. Mac Stravic c. Mendiinisikan ukuran dan target dalam
(1999) dalam Yuksel dan Caskun (2013) perspektif pelanggan dan stakeholder
Implementasi BSC di institusi pendidikan membutuhkan pandangan dan kepedulian
dapat memberikan internal stakeholders yang tinggi, sebagai konsekuensi dari
seperti staf guru dan pekerja kebanggaan peran kepengurusan organisasi publik/
dengan apa yang dikerjakan. sekolah, dan membutuhkan deinisi yang
Penerapan BSC dalam organisasi publik jelas serta hasil strategis yang diinginkan.
memerlukan modiikasi, namun modiikasi Misalnya, penentuan siapa yang menjadi
process. Inovasi dalam konteks sekolah merupakan komponen utama, karena prinsip
merupakan upaya bagaimana menyajikan penting dalam perspektif pembelajaran dan
kurikulum yang unggul dan selaras dengan pertumbuhan adalah kemampuan guru dan
kebutuhan dunia usaha dan dunia industri. karyawan, kemampuan sistem informasi, dan
Aspek proses operasi adalah suatu proses tingkat motivasi/pemberdayaan. Kepuasan
dimana sekolah menyampaikan produknya guru dan karyawan sangat penting, hal ini
kepada siswa dalam proses pembelajaran karena jika guru dan karyawan memiliki
yang baik. Indikatornya adalah a) adanya kepuasan yang tinggi terhadap manajemen
efektivitas penggunaan waktu; b) proses sekolah akan memberikan dampak positif
pembelajaran yang berkualitas dengan bagi peningkatan kinerja sekolah. Untuk
melakukan inovasi dengan mengunakan mengetahui tingkat kepuasan guru dan
multisumber, multimetode dan multimedia, karyawan sebaiknya sekolah melakukan
c) meningkatkan kualiikasi pendidikan guru survey pengukuran kepuasan guru dan
(setara S1), d) mening-katkan sarana/prasarana karyawan secara berkala.
sekolah (perpustakaan, laboratorium, Faktor lain dari perspektif pembelajaran
komputer) dan e) meningkatkan nilai Kriteria dan pertumbuhan adalah imple-mentasi
Ketuntasan Minimal (KKM) setiap tahunnya. teknologi dalam organisasi. Pemanfaatan
Hal-hal tersebut diatur dalam Standar Nasional teknologi baik dalam manaje-men maupun
Pendidikan yang terkait dengan proses bisnis pembelajaran akan menjadikan sekolah dapat
sekolah adalah Standar Proses, Standar melaksanakan kegiatan secara efektif dan
Pendidik dan tenaga Kependidikan, Standar, eisien. Tidak disangsikan lagi kemajuan
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Sarana teknologi memberikan kemudahan bagi
dan Prasarana, Standar Pengelolaan, dan manusia maupun organisasi mencapai target-
Standar Penilaian Pendidikan. Aspek postsale target yang telah ditetapkan dengan efektif
process (layanan purna jual) merupakan dan eisien. Implementasi teknologi dapat
kesempatan rekruitmen, fasilitas bagi alumni diukur dari rasio jumlah komputer yang ada
dan pembuatan jaringan alumni. SMK N dengan jumlah siswa
6 Surakarta memiliki Bursa Kerja Khusus
Pendekatan BSC merupakan
yang menjadi media bagi sekolah untuk
sebuah sistem pengukuran kinerja yang
menyalurkan lulusan ke dunia usaha/industri.
komprehensif, yang mampu memanfaatkan
Peranan Bimbingan Konseling terkait
informasi multidimensional dalam empat
informasi pendidikan tinggi bagi siswa yang
perspektifnya dalam rangka proses
memilih untuk melanjutkan ke pendidikan
perumusan dan implementasi strategi.
yang lebih tinggi.
Bahkan dalam kenyataannya, menurut
Perspektif pembelajaran dan Dally (2010: 90), BSC tidak saja diguna-
pertumbuhan menurut Kaplan dan Norton kan sebagai sebuah sistem pengukuran
(1993: 134) menekankan pada “ Can we kinerja, namun saja digunakan sebagai
continue to improve and create value?”. sistem manajemen strategis yang melakukan
Perspektif ini menekankan pada upaya pendekatan proses-proses mana-jemen secara
menjaga dan membangun keunggulan intrgratif, sehingga mengedepankan secara
organisasi dalam jangka panjang. Pada simultan seluruh proses-proses manajemen
organisasi sekolah, seperti SMK Negeri 6 yang menyangkut planning, implementing,
Surakarta, keberadaan sumber daya manusia dan controlling. Hal tersebut juga relevan
Perspektif
Pelanggan
Perspektif Perspektif
Analisis Pembelajaran
Proses dan
Ekasternal dan
Produk Pertumbuhan
Perspektif
Keuangan
Pengamatan Strategi
Misi, Tujuan, Strategi
dan Kebijakan
Partisipasi
Kemandirian Masyarakat
Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar (Sumber: Sugiyono, 2010: 93, diolah kembali,
Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, dan Kepmendagri No. 680.900-327 tahu
dan Standar Penilaian Pendidikan. 1996 terkait kriteria eisiensi dan efektivitas
Layanan purna jual merupakan kinerja keuangan)
kemampuan sekolah menjalin hubungan
dengan pihak alumni, pihak dunia usaha dan 2. Skala Pengukuran Kinerja Pelanggan
industri. Indikator yang digunakan adalah Tabel 2
website sekolah, organisasi alumni, dan Skala Pengukuran Perspektif Pelanggan
penelusuran alumni. Nilai
Skala Kategori
(Prosentase)
4. Pengukuran Kinerja Perspektif 84,01%-100% 5 Sangat Puas
Pertumbuhan dan Pembelajaran 68,01% – 84% 4 Puas
Pengukuran kinerja perspektif 52,01% – 68% 3 Cukup Puas
pertumbuhan dan pembelajaran dilakukan 36,01% – 52% 2 Tidak Puas
dengan mengukur tingkat kepuasan pegawai Sangat Tidak
20,00% – 36% 1
dan kemampuan sistem informasi. Puas
(Sumber : Sugiyono, 2010, diolah kembali)
b. Skala dan Instrumen Pengukuran 3. Skala Pengukuran Kinerja Proses Bisnis
1. Skala Pengukuran Kinerja Keuangan Internal
Tabel 1 Tabel 3
Skala Pengukuran Kinerja Keuangan Skala Pengukuran Perspektif Pelanggan
Prosentase Skala Kategori Nilai
Skala Kategori
EKONOMI (Prosentase)
< 90% 5 Sangat Ekonomis 84,01%-100% 5 Sangat Puas
90% - 95% 4 Ekonomis 68,01% – 84% 4 Puas
95% - 100% 3 Cukup Ekonomis 52,01% – 68% 3 Cukup Puas
100% - 105% 2 Tidak Ekonomis 36,01% – 52% 2 Tidak Puas
1 Sangat Tidak 20,00% – 36% 1 Sangat Tidak Puas
> 105%
Ekonomis (Sumber : Sugiyono, 2010, diolah kembali)
EFEKTIF
>100% 5 Sangat Efektif 4. Skala Pengukuran Kinerja Pertumbuhan
90%-100% 4 Efektif dan Pembelajaran
80%-90% 3 Cukup Efektif Tabel 4
60%-80% 2 Tidak Efektif Skala Pengukuran Bisnis Internal
1 Sangat Tidak Nilai Skala Kategori
<60%
Efektif 43 – 50 5 Sangat Baik
EFISIENSI 34 – 42 4 Baik
<60% 5 Sangat Eisien 26 – 33 3 Cukup Baik
60% - 79% 4 Eisien 18 – 25 2 Tidak Baik
80% - 99% 3 Cukup Eisien 10 – 17 1 Sangat Tidak Baik
100% - 120% 2 Tidak Eisien (Sumber: Sugiyono, 2010, diolah kembali)
1 Sangat Tidak
>120%
Eisien
Tabel 5
Format Bobot Keseluruhan Balanced Scorecard
No Perspektif Dimensi Aspek Yang di Ukur Skor
(1-5)
I Keuangan Penyediaan Anggaran a. Ekonomis 5
Secara Rutin b. Eisien 5
c. Efektiitas 5
Skore Keseluruhan I 15
II Pelanggan Kepuasan Pelanggan 1. Tingkat Kualitas Layanan 5
2. Tingkat Kepuasan Pelanggan 5
Skore Keseluruhan II 10
III Proses Bisnis Inovasi 1. Penerapan Kurikulum 5
Internal Unggulan (Standar Isi)
Proses 2. Standar Proses 5
3. Standar Pendidik dan tenaga 5
Kependidikan
4. Standar Sarana dan 5
Prasarana
5. Standar Kompetensi 5
Lulusan
6. Standar Penilaian 5
Pendidikan
7. Standar Pengelolaan 5
Layanan Purna Jual 8. Website sekolah 5
9. Organisasi Alumni 5
10. Data Telusur Alumni 5
Skore Keseluruhan III 50
IV Pembelajaran Kepuasan Pegawai 1. Tingkat Kepuasan Kerja 5
dan Kemampuan Sistem 2. Tingkat Kemampuan 5
Pertumbuhan Informasi
Skore Keseluruhan IV 10
Total Skore 85
(Sumber : Dally, 2010: 104)
5. Skala Pengukuran Kinerja Balanced Tabel
Scorecard secara keseluruhan Nilai Kinerja Akhir Balanced Scorecard
Sebelum dilakukan pengukuran kinerja Nilai Skala
Kategori
secara keseluruhan dilakukan pembobotan (Skor)
untuk tiap komponen balanced scorecard 73 – 85 5 Sangat Baik
sebagai berikut: 59 – 72 4 Baik
Skor kinerja akhir SMK Negeri 6 Surakarta 45 – 58 3 Cukup Baik
dengan pendekatan balanced scorecard 31 – 44 2 Tidak Baik
dinilai dengan skala likert seperti tabel 17 – 30 1 Sangat Tidak Baik
berikut: (Sumber: Sugiyono, 2010 diolah kembali)
Kategori
Tingkat
Scoring
Pengukuran kinerja keuangan pada Dimensi Kepuasan
organisasi publik, termasuk sekolah dilakukan (%)
dengan menggunakan metode value of money, Tangibelity 76,93% 4 Puas
yaitu mengukur tingkat ekonomis, eisiensi, Responsibility 74,29% 4 Puas
dan efektivitas pengelolaan keuangan Responsivenes 71,18% 4 Puas
sekolah. Assurance 77,91% 4 Puas
Dari hasil perhitungan pengukuran Emphaty 71,69% 4 Puas
kinerja keuangan diketahui hasil perhitungan Total 74,40% 4 Puas
sebagai berikut: Dengan demikian, karena kepuasan
Tabel 6 pelanggan diperoleh skor 4 maka secara
Kinerja Perspektif Keuangan otomatis kualitas layanan SMKN 6 Surakarta
Ukuran Prosentase Scoring Kategori juga memperoleh skor 4 (Puas).
Ekonomis 99,96% 3 Cukup Ekonomis
Eisiensi 99,18% 3 Cukup Eisien
Efektivitas 100,12% 5 Sangat Efektif 3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Sumber: Data sekunder yang diolah Dalam perspektif proses bisnis internal,
SMK Negeri 6 Surakarta dilihat dari proses
2. Perspektif Pelanggan/Siswa pelayanan kepada para siswa. Dalam hal ini
Misi utama SMKN 6 Surakarta adalah pengukuran kinerja proses bisnis internal
menyelenggarakan layanan pendidikan dibagi tiga aspek, yaitu inovasi, proses
yang berkualitas dan memberikan kepuasan internal, dan layanan purna jual. Apsek
kepada pelanggan utamanya, yaitu para inovasi merujuk pada kualitas kurikulum
siswa. Oleh karena itu perspektif pelanggan yang digunakan dan ketercapaian standar isi.
dianalisis dari kualitas layanan dan kepuasan Apek Proses Internal, merujuk pada capaian
pelanggan. Dalam hal ini peneliti mengukur SNP pada komponen Standar Proses, Standar
kepuasan pelanggan/siswa atas layanan Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik
SMKN 6 Surakarta, dengan asumsi bahwa dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana
kepuasan pelanggan secara otomatis dan Prasarana, Standar Pengelolaan, dan
menggambarkan kualitas layanan. Kepuasan Standar Penilaian Pendidikan. Perspektif
pelanggan menggunakan teori Zeithaml Pertumbuhan dan Pembelajaran. Sementara
yang memberikan lima aspek kepuasan itu aspek layanan purnal jual meliputi
yaitu tangibelity, reliability, responsivenes, kualitas website sekolah, oganisasi alumni
assurance, dan emphaty. dan penelusuran alumni .
Hasil perhitungan pengukuran kinerja
proses bisnis internal tampak sebagai berikut:
Tabel 8
Nilai kinerja Proses Bisnis Internal
Aspek
Prosentase
Pengukuran
Komponen Capaian Skor Kategori
Proses Bisnis
(EDS)
Internal
Inovasi 1. Standar Isi 90% 5 Sangat baik
Proses Internal 2. Standar Proses 92,50% 5 Sangat Baik
3. Standar Kompetensi Lulusan 91,67% 5 Sangat Baik
4. Pendidik dan Tenaga 95,80% 5 Sangat Baik
kependidikan
5. Sarana-prasarana 95,00% 5 Sangat Baik
6. Pengelolaan 96,15% 5 Sangat Baik
7. Peniliaian 93,75% 5 Sangat Baik
Layanan Purna 8. Organisi Alumni 4 Baik
Jual 9. Website Skeolah 4 Baik
10. Data telusur Alumni 74,65% 4 Baik
Jumlah 47 Sangat Baik
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2014)
4. Perspektif Pertumbuhan dan kepuasan kerja pegawai dan sistem informasi
Pembelajaran yang dimiliki sekolah. Untuk perputaran
Pengukuran kinerja perspektif pegawai dan pendapatan tidak diukur karena
pembelajaran dan pertumbuhan mengguna- guru/pegawai SMK Negeri 6 Surakarta
kan 4 (empat) parameter, yaitu tingkat sebanyak 75% adalah PNS sehingga memiliki
kepuasan pegawai, tingkat perputaran pendapatan standar serta tingkat perputaran
pegawai, tingkat pendapatan, dan kemampuan pegawai yang relatif stabil.
sistem informasi sekolah. Pada penelitian Hasil perhitungan pengukuran kinerja
ini penulis hanya akan mengukur tingkat perspektif pertumbuhan dan pembelajaran
tampak pada tabel berikut:
Tabel 9 Nilai Kinerja Pembelajaran dan Pertumbuhan SMK N 6 Surakarta
Aspek Jumlah Total Skor Nilai Skor Kinerja Kategori
Tingkat Kepuasan Kerja 4.033 5.500 73,33% 4 Puas
Sistem Informasi Sekolah 802 1.100 72,91% 4 Puas
Jumlah 8 Puas
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2014)
Gambar 2. Graik Skor Kinerja SMK Negeri 6 Surakarta dengan Pendekatan Balanced
Scorecard
Dari tabel dan graik di atas dapat diketahui Kinerja secara keseluruhan dari empat
bahwa : perspektif diperoleh total skor 74 atau 87,05
a. Hasil pengukuran kinerja perspektif persen dari skor maksimal 85. Skor tersebut
keuangan SMK Negeri 6 Surakarta berada pada skala 73-85 dengan kategori
dengan menggunakan konsep value sangat baik. Dengan demikian kinerja SMK
for money memperoleh skor sebesar 11 negeri 6 Surakarta secara keseluruhan
(73,33%) dan berada pada kategori baik. termasuk dalam kategori sangat baik.
Dari aspek efektif, kinerja keuangan
sangat efektif, dan aspek eisien diperoleh SIMPULAN & SARAN
kinerja cukup eisien. Sementara dari 1. Simpulan
aspek ekonomis, kinerja keuangan SMK Berdasarkan hasil penelitian dan
Negeri 6 Surakarta termasuk kategori pembahasan yang telah dilakukan maka dapat
cukup ekonomis. disimpulkan bahwa:
b. Hasil pengukuran kinerja perspektif a. Hasil pengukuran analisis kinerja
pelanggan SMK Negeri 6 Surakarta Balanced Scorecard pada aspek
diperoleh skor 8 (80%) dan berada pada keuangan di SMK N 6 Surakarta pada
kategori baik. tahun pelajaran 2012/2013 menunjukkan
c. Hasil pengukuran kinerja perspektif kinerja baik. Kinerja perpektif keuangan
proses bisnis interal diperoleh skor 46 menujukkan cukup ekonomis, cukup
(92%) dari 50 skor maksimal. Skor eisien, dan sangat efektif.
ini menunjukkan kinerja proses bisnis b. Hasil pengukuran analisis kinerja
internal yang termasuk kategori sangat Balanced Scorecard pada aspek
baik. pelanggan di SMK N 6 Surakarta
d. Hasil pengukuran kinerja perspektif menunjukkan kinerja baik. Hal ini
pembelajaran dan pertumbuhan diperoleh menunjukkan pelanggan merasa puas
skor 9 (90%) dan berada pada ketegori terhadap pelayanan yang diberikan SMK
sangat baik atau sangat memuaskan. N 6 Surakarta.
GEMA, Th. XXVI/48/Februari 2014 - Juli 2014 1351
ANALISIS PENGUKURAN KINERJA SMK NEGERI 6 SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN
BALANCED SCORECARD
DAFTAR PUSTAKA
Dally. Dadang. 2010. Balanced Scorecard Suatu Pendekatan dalam Implementasi MBS. Cet.
Kedua. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Danim, Sudarwan. 2008. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
Evans, J dan Jack, E. 2003. Validating Key results Linkages in the Baldrige Performance
Excellence Model. Quality Management Journal, 10 (2), 7-24.
Gibson, James L., John M. Ivancevich dan James H. Donnelly, Jr. 1996. Organisasi, Perilaku,
Struktur, Proses. (Alih Bahasa Nunuk Adiarni), Jakarta: Penerbit Binarupa Aksara.
Hasballah. 2010. Otonomi Pendidikan: Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya Terhadap
Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Raja Graindo Persada
Halim, Abdul. 2010. Analisis Hubungan Manajemen Berbasis Sekolah Model Trilogy Juran
dengan Hasil Ujian Nasional Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Di Kota Padang.
Program Pasca Sarjana Universitas Andalas
Imelda, R.H.N. 2004. Implementasi Balanced Scorecard pada Organisasi Publik. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan, Vol 6 No. 2 November 2004: 106-122. Diunduh 30 Mei 2014
dari http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting/.
Ittner, C.D. dan Larcker, D.F. 2003. Coming up short on noninancial performance measurement.
Harvard Business Review, (November), 88-95.
Kaplan, Robert S.1993. “Putting the Balance Scorecard to Work”. Harvard Business Review,
September-Oktober
Kaplan, R.S. & Norton, David P. 2000. Balanced Scorecard: Menetapkan Strategi Menjadi
Aksi. Terjemahan, Peter R Yosi Pasla. Jakarta: Erlangga
Mahsun, Muhammad. 2009. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: STIE YKPN
Muhroji. 2012. Anggaran dan Pengukuran Kinerja Sekolah (SMU). Jurnal Pendidikan Ilmu
Sosial, Vol. 22, No. 1, Juni 2012: 50-60
Mulyadi. 2007. “Sistem Manajemen Strategik Berbasis Balanced Scorecard”. Cetakan Kedua,
April. Yogyakarta:UPP AMP YKPN
Nurkholis. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah, Teori, Model, dan Aplikasi. Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Permendiknas No. 12 Tahun 2007 tentang Standar Tenaga Pendidik dan Kependidikan.
Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualiikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendiknas No. 22 Tahun 2007 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah.
Permendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah.
Pushpanadham, Karanan. 2006. Educational Leadership for School Based Management. ABAC
Journal Vol. 26 No 1 (January-April, 2006, pp.41-48)
Rita Indriati. 2011. Analisis Pengukuran Kinerja Manajemen Berbasis Sekolah dengan
Pendekatan Balanced Scorecard di SMPN 1 Manggar Belitung Timur. Tesis. Jakarta:
Universitas Indoensia
Rivai, Veithzal, (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, Jakarta: PT.
Raja Graindo Persada.
Sugema, Iman. 2014. Human Capital. Republika, Senin, 5 Mei 2014 hal 1
Yuksel Harun dan Coskun Ali. 2013. Strategy focused schools: an implementation of balanced
scorecard in provision of educational services. Jurnal Procedia-Social and Behavioral
Science 106 (2013) p. 2450-2459
Ziethaml, Valerie A. 1996 Delivering Quality Service: Balancing Customer Perception and
Expectation. New York: The Free Pers.