You are on page 1of 21

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA SMK NEGERI 6 SURAKARTA

DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD

Joko Pramono
Mahasiswa Magister Akuntansi FE UNS, Staf Pengajar SMKN 6 Surakarta
Email: Joko_pramono1977@yahoo.com

ABSTRACT
The study aims to measure the performance of SMKN 6 Surakarta by Balanced Scorecard
approach. It is a quantitative study with descriptive design. The study was conducted by measuring the
level performance of SMKN 6 Surakarta on four aspects (perspectives) performance in the Balanced
Scorecard, namely: inancial perspective, customer perspective, internal business processes, and
learning and growth perspective. The primary data which is questionnaire was used to measure both
the performance of customer perspective and learning and growth perspective, while the secondary
data was used to measure both the inancial perspective performance and internal business process
perspective. The study used students and teachers and also staffs of SMKN 6 Surakarta as respondents.
The inal result of the study shows that the performance of SMKN 6 Surakarta is on the very good
level in general. The performance of inancial perspective shows good performance which qualiies the
requirement of economical, effective, and eficient, while the performance of customer perspective gains
good category. In addition, the performance of internal business processes shows very good level and
also the performance of learning and growth perspective shows good category. The results recommend
SMKN 6 Surakarta to (1) make effort to improve the school performance which has been at the good
level into very good category, (2) the staffs and the librarian should improve the service quality to
students, (3) the teachers should concern much more toward the problem of student’s learning, (4) the
school leader should be more accommodative and creative in dealing with any school problems, so that
the performance of SMKN 6 Surakarta will improve.

Keywords: performance measurement, Balanced Scorecard, inancial perspective, customer


perspective, process of internal business perspective, learning and growth perspective.

PENDAHULUAN tinggi dibanding dampak dari investasi isik.


1. Latar Belakang Sebagai perbandingan, investasi isik sebesar
Pendidikan merupakan salah satu pilar 10 persen dari PDB hanya menciptakan
kesejahteraan bangsa. Pendidikan merupakan pertumbuhan ekonomi tak lebih dari dua
cara mengubah potensi sumber daya manusia persen (Republika, Senin 5 Mei 2014).
menjadi human capital. Penelitian yang Secara umum kondisi pendidikan
dilakukan oleh Mankiw, Romer, dan Weil di Indonesia masih memprihatinkan bila
(1992) sebagaimana dikutip oleh Iman dibandingkan dengan negara lain. Menurut
Sugema (2014) menyajikan fakta bahwa Education For All Global Monitoring Report
setiap investasi dalam human capital sebesar 2012 yang dikeluarkan oleh UNESCO setiap
10 persen dari produk domestik bruto (PDB) tahunnya, pendidikan Indonesia berada di
akan menciptakan tambahan pertumbuhan peringkat ke-64 untuk pendidikan di seluruh
ekonomi sebesar 2,37 persen. Angka ini dunia dari 120 negara. Data Education
menunjukkan bahwa dampak pendidikan Development Index (EDI) Indonesia, pada
terhadap pertumbuhan ekonomi sedikit lebih 2011 Indonesia berada di peringkat ke - 69 dari

GEMA, Th. XXVI/48/Februari 2014 - Juli 2014 1335


ANALISIS PENGUKURAN KINERJA SMK NEGERI 6 SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN
BALANCED SCORECARD

127 negara (http://kampus.okezone.com). Terkait dengan pelaksanaan Majemen


Data lain rendahnya daya saing pendidikan di Berbasis Sekolah pemerintah telah
Indonesia dibandingkan dengan negara lain melakukan berbagai kebijakan terutama
disajikan oleh The Global Competitiveness. dalam hal supervisi dan pengawasan.
Pada tahun 2011, dari laporan The Global Pelaksanaan otonomi pendidikan menuntut
Competitiveness, Indonesia menempati perubahan dalam sistem supervisi yang
peringkat ke 46 dari 139 negara dan bukan saja mengemban fungsi pengawasan
turun dari peringkat 44 pada tahun 2010. tetapi juga fungsi pembinaan terhadap
Sementara negara jiran di ASEAN, misalnya menyelenggaraan pendidikan. Pengawasan
Malaysia meningkat dari peringkat 26 pada dan pembinaan pendidikan baik di tingkat
tahun 2010 menjadi peringkat 21 pada tahun lembaga pendidikan maupun birokrasi
2011, Singapura meningkat dari peringkat 3 pengelolaan. Pengawasan dan pembinaan
ke peringkat 2, dan Philipina dari peringkat sebagai bagian dari manajemen harus dapat
85 menjadi peringkat 75. Rendahnya daya berjalan seimbang dengan fungsi manajemen
saing pendidikan Indonesia ini menunjukkan lainnya agar dapat dicapai peningkatan kinerja
rendahnya kinerja institusi pendidikan, penyelenggara pendidikan secara optimal.
termasuk didalamnya sekolah. Pelaksanaan otonomi daerah mempunyai
Katuuk (2014) menyatakan bahwa implikasi terhadap tuntutan pelaksanaan
masalah rendahnya kinerja pendidikan dan proses evaluasi yang lebih profesional,
institusi pendidikan disebabkan oleh banyak obyektif, jujur, dan transparan sebagai
hal dan telah diteliti. Pertama, dampak dan rangkaian dari pengawasan dan pembinaan
efek globalisasi memaksa sekolah untuk sekolah dalam rangka peningkatan kualitas
menghasilkan good-quality dan lulusan pendidikan.
yang kompetitif. Kedua, perkem-bangan Pengukuran kinerja sekolah yang
demokratisasi dan permintaan perubahan/ selama ini sering dilakukan adalah hanya
pergeseran paradigma dari sentralisasi menggunakan perolehan nilai Ujian Nasional
menuju otonomi dan desentralisasi. Otonomi atau peringkat sekolah yang diukur dari
dan desentralisasi pendidikan memberikan rata-rata nilai Ujian Nasional, tingkat putus
ruang kewenangan kepada unit-unit sekolah, dan keuangan saja. Pengukuran pada
pendidikan dalam mengambil kebijakan aspek lain, misalnya pengukuran kepuasan
dan keputusan terkait pengembangan guru dan karyawan maupun stakeholder
sekolah. Ketiga, terkait dengan otonomi pendidikan yang lain belum menjadi prioritas
dan desentralisasi pengelolaan pendidikan, pengukuran kinerja. Kondisi ini menjadikan
reformasi managemen pengelolaan sekolah tidak mengetahui secara holistik
pendidikan mutlak diperlu-kan. Dalam hal tentang kinerja sekolah. Padahal setiap
ini, manajemen berbasis sekolah (MBS) organisasi, menurut Pyzdek dalam Rita
merupakan salah satu model manajemen yang (2011) termasuk sekolah, perlu mengevaluasi
dapat diaplikasikan sebagai bentuk reformasi kinerjanya dari sudut pandang yang lebih
manajemen pendidikan. Keempat, MBS komprehensif.
yang telah diimplementasikan di Indonesia Penilaian kinerja sekolah dengan
merupakan langkah strategis dalam rangka pendekatan Balanced Scorecard diharap-kan
meningkatkan kualitas pendidikan. dapat mengatasi kelemahan berbagai penilaia
kinerja yang selama ini telah dilakukan

1336 GEMA, Th. XXVI/48/Februari 2014 - Juli 2014


ANALISIS PENGUKURAN KINERJA SMK NEGERI 6 SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN
BALANCED SCORECARD

atas institusi pendidikan. Hal ini selaras dilakukan dalam pengukuran kinerja yang
dengan Visi Kemendiknas tahun 2014 yaitu dapat dijadikan sebagai rumusan masalah.
“Terwujudnya Penyelenggaraan Layanan Dalam penelitian ini, peneliti membatasi
Prima Pendidikan Nasional”. Layanan pokok permasalahan pada:
prima merupakan suatu layanan yang a. Bagaimana kinerja SMK Negeri
diharapkan oleh peng-guna jasa pendidikan 6 Surakarta jika diukur dari aspek
dengan tingkat kepuasan yang optimal, keuangan?
seperti kecepatan, akurat, transparansi, dan b. Bagaimana kinerja SMK Negeri
hasil layanan. 6 Surakarta jika diukur dari aspek
Penggunaan metode Balanced pelanggan?
Scorecard dalam pengukuran kinerja c. Bagaimana kinerja SMK Negeri 6
organisasi memungkinkan pelaksanaan Surakarta jika diukur dari aspek bisnis
pengukuran kinerja organisasi dari aspek internal?
keuangan, pelanggan, proses bisnis internal d. Bagaimana kinerja SMK Negeri
serta pembelajaran dan pertumbuhan 6 Surakarta jika diukur dari aspek
berdasarkan capaian sasaran yang telah pembelajaran dan pertumbuhan?
ditetapkan oleh organisasi dengan
mengacu pada tujuan, visi dan misi yang 3. Tujuan
telah dicanangkan. Pendekatan Balanced Sesuai dengan perumuasan masalah,
Scorecard dapat memperhitungkan entitas maka tujuan penelitian ini adalah :
sebagai fungsi yang menyeluruh dengan a. Mendeskripsikan kinerja SMK Negeri
mengaitkan visi, misi, strategi lembaga, dan 6 Surakarta apabila dilihat dari aspek
pengukuran kinerja yang komprehensif dan keuangan.
progresif. b. Mendeskripsikan kinerja SMK Negeri
SMK Negeri 6 Surakarta sebagai salah 6 Surakarta apabila dilihat dari aspek
satu lembaga pendidikan memiliki kontribusi pelanggan.
dalam peningkatan kualitas pendidikan c. Mendeskripsikan kinerja SMK Negeri 6
nasional. Sebagai lembaga pendidikan, Surakarta apabila dilihat dari aspek bisnis
SMKN 6 Surakarta merupakan organisasi internal.
publik yang fokus utamanya adalah memenuhi d. Mendeskripsikan kinerja SMK Negeri
kepuasan pemangku kepentingan, yaitu siswa, 6 Surakarta apabila dilihat dari aspek
orang tua siswa, tenaga kependidikan¸guru, pembelajaran dan pertumbuhan.
masyarakat, pemeritah, dan dunia usaha/
TINJAUAN PUSTAKA
dunia industri. Pengkuran kinerja dengan
1. Manajemen Berbasis Sekolah
balanced scorecard memungkinkan SMKN
6 memperoleh gambaran menyeluruh tentang Pendidikan merupakan faktor kunci
kinerjanya, termasuk kemampuan sekolah dalam pembangunan nasional di segala
dalam memenuhi kepuasan pemangku bidang, baik sosial, politik, ekonomi,
kepentingan pendidikan (stakeholders). budaya maupun moral (Pushpanadham,
2006). Peningkatan kualitas pendidikan
2. Perumusan Masalah akan memberikan multilier effect terha-
Berdasarkan latar belakang di atas, dap komponen pembangunan bangsa yang
terdapat banyak metode dan aspek yang dapat lain. Pendidikan yang berkualitas akan

GEMA, Th. XXVI/48/Februari 2014 - Juli 2014 1337


ANALISIS PENGUKURAN KINERJA SMK NEGERI 6 SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN
BALANCED SCORECARD

mendorong peningkatan kualitas sumber c. meningkatkan tanggung jawab sekolah


daya manusia yang menjadi subyek sekaligus kepada orang tua, sekolah dan pemerintah
obyek dari pembangunan itu sendiri. Dalam tentang mutu sekolah;
rangka meningkatkan kualitas pendidikan, d. meningkatkan kompetisi yang sehat
pemerintah melaksanakan Peningkatan Mutu antarsekolah untuk pencapaian mutu
Berbasis Sekolah (MPMBS) merupakan pendidikan yang diharapkan;
Manajemen berbasis Sekolah yang e. memberdayakan potensi sekolah yang
dilaksanakan di Indonesia. ada agar menghasilkan lulusan yang
Wohlstetter dan Mohrman sebagaimana berhasil guna dan berdaya guna.
dikutip Hasballah (2006: 67) menyatakan Model MBS yang diterapkan di Indonesia
bahwa Manajemen Berbasis Sekolah adalah diberi nama Manajemen Peningkatan Mutu
pendekatan politis untuk mendesain ulang Berbasis Sekolah (MPMBS). MPMBS dapat
organisasi sekolah dengan memberikan diartikan sebagai model manajemen yang
kewenangan dan kekuasaan kepada partisipan memberikan otonomi besar kepada sekolah,
sekolah pada tingkat lokal guna memajukan leksibilitas kepada sekolah, dan mendorong
sekolahnya. Partisipan lokal yang dimaksud pertisipasi secara langsung warga sekolah
adalah kepala sekolah, guru, pengawas, dan masyarakat untuk meningkatkan mutu
orang tua siswa, masyarakat sekitar, dan sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan
siswa sendiri. Mallen, Ogawa dan Krans nasional serta peraturan perundang-undangan
dalam Halim (2010) juga menjelaskan bahwa yang berlaku.
MBS merupakan konsep penyelenggaraan Otonomi sekolah adalah kewenangan
sekolah yang bersifat desentralisasi dengan sekolah untuk mengatur dan mengurus
mengidentiikasi sekolah itu sendiri sebagai kepentingan warga sekolah sesuai dengan
unit utama peningkatan serta bertumpu peraturan perundang-undangan pendidikan
pada redistribusi kewenangan pembuatan nasional yang berlaku. Sedangkan
keputusan. Imple-mentasi MBS ini paling pengambilan keputu-san partisipatif adalah
tidak didasarkan pada dua argumen yakni cara untuk mengambil keputusan melalui
1) MBS diharapkan mampu meningkatkan penciptaan lingkungan yang terbuka dan
kepastian manajemen sekolah dan governance demokratis dimana warga sekolah didorong
dan 2) MBS dapat memunculkan kondisi untuk terlibat secara langsung dalam
yang memungkinkan per-baikan pengajaran proses pengambilan keputusan yang dapat
dan pembelajaran. berkontribusi terhadap pencapaian tujuan
Dally (2010: 19) menjelaskan tujuan sekolah.
penerapan Manajemen Berbasis Sekolah Wohlstetter dalam Watson sebagaimana
adalah : dikutip oleh Nurkholis (2003:81-82)
a. meningkatkan mutu pendidikan melalui memberikan panduan yang komprehensif
kemandirian dan insiatif sekolah dalam sebagai elemen kunci reformasi MBS yang
mengelola dan memberdayakan sumber terdiri atas:
daya yang tersedia; a. menetapkan secara jelas visi dan hasil
b. meningkatkan kepedulian warga sekolah yang diharapkan;
dan masyarakat dalam penyelenggaraan b. menciptakan fokus tujuan nasional yang
pendidikan melalui pengemabilan memerlukan perbaikan;
keputusan bersama;

1338 GEMA, Th. XXVI/48/Februari 2014 - Juli 2014


ANALISIS PENGUKURAN KINERJA SMK NEGERI 6 SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN
BALANCED SCORECARD

c. adanya panduan kebijakan dari pusat g. Semakin baiknya iklim dan budaya kerja
yang berisi standar-standar kepada di sekolah yang akan meberikan dampak
sekolah; positif terhadap peningkatan kualitas
d. tingkat kepemimpinan yang kuat dan pendidikan selanjutnya.
dukungan politik serta dukungan
kemimpinan dari atas; 2. Pengukuran Kinerja Sekolah dengan
e. pembangunan kelembagaan sekolah Pendekatan Balanced Scorecard.
melalui pelatihan dan dukungan kepada Rivai (2004: 14) mengemukakan
kepala sekolah, guru, dan anggota dewan kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan
sekolah; seseorang secara keseluruhan selama periode
f. adanya keadilan dalam pendanaan atau tertentu di dalam melaksanakan tugas
pembiayaan pendidikan dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,
Danim (2008: 121) memaparkan seperti standar hasil kerja, target atau sasaran
ukuran keberhasilan dari implementasi MBS atau kriteria yang telah ditentukan terlebih
dapat dinilai dari delapan kriteria, yaitu: dahulu dan telah disepakati bersama. Gibson
a. Jumlah siswa yang mendapat pelayanan et.al. (1996: 118) mengatakan, kinerja adalah
pendidikan semakin meningkat. tingkat keberhasilan dalam melaksanakan
b. Kualitas layanan pendidikan menjadi tugas dan kemampuan untuk mencapai tujuan
lebih baik. Layanan yang berkualitas yang telah ditetapkan. Kinerja adalah hasil
menyebabkan prestasi siswa juga kerja yang dapat dicapai seseorang atau
meningkat dan secara bersama kualitas sekelompok orang dalam suatu organisasi
pendidikan juga meningkat. sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
c. Tingkat tinggal kelas menurun dan masing-masing dalam rangka mencapai
produktiitas sekolah meningkat. Jumlah tujuan organisasi.
calon siswa yang mendaftar meningkat Untuk mengetahui tingkat kinerja
dan tingkat tinggal kelas menurun karena seseorang maupun organisasi diperlukan
siswa bersemangat untuk datang ke sebuah pengukuran kinerja. Whittaker (dalam
sekolah. Tangkilisan, 2007: 171) mengemukakan
d. Karena program sekolah direncanakan pengukuran kinerja organisasi merupakan
bersama-sama dengan masyarakat suatu alat manajemen yang digunakan
maka relevansi penyelenggaraan, biak untuk meningkatkan kualitas pengambilan
kurikulum ataupun sarana prasarana keputusan dan akuntabilitas. Stout (dalam
disesuaikan dengan situasi dan tujuan. Tangkilisan, 2007: 174) mengemukakan
e. Terjadinya keadilan dalam pengukuran kinerja organisasi merupakan
penyelenggaraan pendidikan karena proses mencatat dan mengukur pencapaian
penentuan biaya pendidikan tidak pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian
dilakukan secara merata, tetapi misi melalui hasil-hasil yang ditampilkan
berdasarkan kemam-puan ekonomi berupa produk, jasa atau pun suatu proses.
masing-masing keluarga.
Pengukuran kinerja sekolah yang
f. Semakin meningkatnya keterlibatan
merupakan bagian dari organisasi sektor
orang tua dalam pengambilan keputu-
publik merupakan hal yang sangat penting.
san baik keputusan instruksional maupun
Bastian (2007: 275) menyebutkan beberapa
organisasi.
manfaat pengukuran kinerja baik untuk

GEMA, Th. XXVI/48/Februari 2014 - Juli 2014 1339


ANALISIS PENGUKURAN KINERJA SMK NEGERI 6 SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN
BALANCED SCORECARD

internal maupun eksternal organisasi sektor sekolah.


publik, yaitu: c. Memberikan informasi tentang posisi
a. Memastikan pemahaman para pelaksana dan kedudukan sekolah dibandingkan
akan ukuran yang digunakan untuk sekolah lainnya.
pencapaian kinerja. d. Membantu mengidentiikasi masalah-
b. Memastikan terpaianya rencana kinerja masalah yang dihadapi sekolah, baik
yang telah disepakai. masalah internal maupun masalah
c. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan eksternal.
kinerja dan membandingkannya dengan Menurut Haryoto (2008) dalam menilai
rencana kerja serta melakukan tindakan kinerja organisasi harus dikembalikan
untuk memperbaiki kinerja. pada tujuan atau alasan dibentuknya suatu
d. Memberikan penghargaan dan hukuman organisasi. Sekolah adalah organisasi yang
yang obyektif atas prestasi pelaksana yang mempunyai tugas utama memberikan layanan
telah diukur dengan sistem pengukuran pendidikan bermutu kepada masyarakat.
kinerja yang telah disepakati. Terkait dengan layanan pendidikan tersebut,
e. Menjadi alat komunikasi antara bawahan pemerintah telah menetapkan Standar
dan pimpinan dalam upaya memperbaiki Pendidikan Nasional sebagai dasar rujukan
kinerja organisasi. untuk mengukur kinerja sekolah. Oleh karena
f. Mengidentiikasikan apakah kepuasan itu dengan memperhatikan berbagai pendapat
sudah terpenuhi. para ahli tentang dimensi pengukuran kinerja
g. Membantu memahami proses kegiatan organisasi, maka pengukuran kinerja sekolah
instansi pemerintah. dalam penelitian ini merujuk kepada Standar
h. Memastikan bahwa pengambilan Pendidikan Nasional, sebagaimana tertuang
keputusan dilakukan secara obyektif. dalam PP Nomor 19 Tahun 2005. Terdapat
i. Menunjukkan peningkatan perlu delapan Standar Pendidikan Nasional yang
dilakukan. dapat dijadikan rujukan untuk mengukur
j. Mengungkapkan permasalahan yang kinerja sekolah, sebagaimana tertuang dalam
terjadi. Pasal 2 Ayat (1), yaitu standar isi, standar
Secara lebih spesiik, Muhroji (2012) proses, standar kompetensi lulusan, standar
memberikan paparan tentang manfaat pendidik dan tenaga kependidikan, standar
pengukuran kinerja sekolah, yaitu: sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
a. Meningkatkan kualitas pelayanan standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan yang diselenggarakan pendidikan.
oleh sekolah. Oleh karen itu informasi Sekolah, sebagai organisasi diharapkan
pencapaian kinerja sekolah akan mem- selalu melakukan pengukuran kinerja secara
berikan masukan kepada sekolah berkala. Pengukuran kinerja yang menyeluruh
mengenai pelayanan pendidikan yang dapat dilakukan dengan pendekatan balanced
diinginkan oleh masyarakat. scorecard (BSC). Pada awalnya BSC
b. Guru dan karyawan akan mengukur dimunculkan sebagai terobosan pengukuran
sendiri aktivitasnya sehingga dapat kinerja pada sektor privat. BSC menurut
meningkatkan motivasi bekerja. Sekolah Kaplan dan Norton (2000: 71) adalah suatu
akan memperioritaskan program dan kerangka kerja baru untuk mengintegrasikan
aktivitas yang meningkatkan kinerja berbagai ukuran yang diturunkan dari strategi

1340 GEMA, Th. XXVI/48/Februari 2014 - Juli 2014


ANALISIS PENGUKURAN KINERJA SMK NEGERI 6 SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN
BALANCED SCORECARD

perusahaan. BSC terdiri dari dua kata, tersebut tidak berarti harus berbeda degan
yaitu Balanced (Berimbang) dan Scorecard BSC yang diimplemen-tasikan pada sektor
(kartu skore). BSC merupakan suatu alat bisnis (Mahmudi, 2010: 142, Imelda, 2004).
yang mempunyai tiga elemen yaitu sistem Hal ini didasarkan pada perbedaan tujuan
pengukuran, sistem manajemen stratejik, antara organisasi publik dan organisasi
dan alat komunikasi (Niven, 2003: 15). BSC bisnis. Organisasi publik, termasuk sekolah,
menekankan pengukuran keuangan dan merupakan organisasi yang didirikan dengan
non keuangan, jangka pendek dan jangka tujuan memberikan pelayanan kepada
panjang, internal dan eksternal berjalan masyarakat bukan mendapatkan keuntung-an.
seimbang (Mulyadi, 2007: 3). BSC juga Sementara itu, organisasi bisnis merupakan
memberikan suatu kerangka kerja untuk organisasi yang secara nyata berorientasi
mengkomunikasikan misi dan strategi pada keuntungan. Meskipun organisasi
sekaligus menginformasikan kepada seluruh publik bukan bertujuan mencari keuntungan,
pekerja tentang apa yang menjadi determinan organisasi ini dapat mengukur efektivitas dan
sukses saat ini dan masa mendatang. BSC eisiensinya dalam memberikan pelayanan
dapat digunakan untuk mengartikulasi strategi kepada masyarakat.
bisnis, membantu menyatukan individu, dan Dally (2010: 79) memaparkan bahwa
antar departemen dalam organisasi untuk penerapan BSC pada organisasi publik
mencapai tujuan bersama. memerlukan beberapa penyesuaian atau
Penelitian empiris yang dilakukan modiikasi dengan beberapa alasan sebagai
oleh Ittner dan Larcker (2003), Evans berikut:
dan Jack (2003) dan yang serupa oleh a. Fokus utama sektor publik (termasuk
Davis dan Albright (2004) menemukan sekolah) adalah masyarakat (publik) dan
bahwa penggunaan BSC yang baik dapat kelompok-kelompok tertentu (interest
meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. group), sedangkan fokus utama sektor
Namun dalam perkembangannya BSC bisnis adalah pelanggan dan pemegang
dapat diterapkan pada organisasi publik dan saham.
organisasi non proit lainnya. Andersen dan b. Tujuan utama organisasi publik
Lawrie (2002) dan Szaryez (2004) telah adalah bukanlah maksimalisasi hasil-
menganalisis bagaimana BSC dapat diadopsi hasil inansial, tetapi keseimbangan
secara lebih efektif pada sektor publik. Yuksel pertanggungjawaban inansial (anggaran)
dan Caskun (2013) menyatakan bahwa melalui pelayanan kepada pihak-pihak
BSC tidak hanya baik dalam monitoring yang berkepentingan (stakeholder)
dan evaluasi kinerja institusi pendidikan sesuai dengan visi dan misi organisasi
tetapi juga sangat baik juga untuk mencapai publik (sekolah) tersebut.
peningkatan kinerja terbaik. Mac Stravic c. Mendiinisikan ukuran dan target dalam
(1999) dalam Yuksel dan Caskun (2013) perspektif pelanggan dan stakeholder
Implementasi BSC di institusi pendidikan membutuhkan pandangan dan kepedulian
dapat memberikan internal stakeholders yang tinggi, sebagai konsekuensi dari
seperti staf guru dan pekerja kebanggaan peran kepengurusan organisasi publik/
dengan apa yang dikerjakan. sekolah, dan membutuhkan deinisi yang
Penerapan BSC dalam organisasi publik jelas serta hasil strategis yang diinginkan.
memerlukan modiikasi, namun modiikasi Misalnya, penentuan siapa yang menjadi

GEMA, Th. XXVI/48/Februari 2014 - Juli 2014 1341


ANALISIS PENGUKURAN KINERJA SMK NEGERI 6 SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN
BALANCED SCORECARD

stakeholders, pemerliharaan sumber dalam hal menjalankan tugas-tugas


daya, tujuan strategis, ukuran kinerja, dan pekerjaan yang diberikan.
target kinerja, dan program tindakan 3) Eksternal tersier (pasar kerja dan
membutuhkan deinisi yang jelas. masyarakat luas): para lulusan
Dalam konteks institusi pendidikan atau memiliki kompetensi dalam dunia
sekolah, pelanggan adalah yang menikmati kerja dan dalam pengembangan
pelayanan pendidikan. Kamisa (1997) dalam masyarakat sehingga mempengaruhi
Nurkholis (2003: 110) menjelaskan secara pada pertumbuhan ekonomi,
rinci pelanggan pendidikan terdiri dari kesejahteraan rakyat dan keadilan
dua macam, yaitu pelangggan internal dan sosial.
pelanggan eksternal. Pendidikan berkualitas Untuk mengukur kepuasan pelanggan
jika: dapat diukur dengan dua cara, yaitu
a. Pelanggan internal (kepala sekolah, guru seberapa jauh para siswa merasa puas atas
dan karyawan sekolah) berkembang layanan sekolah sehingga mendistribusikan
secara baik dalam aspek isik maupun perasaan puasnya kepada pihak lain sehingga
psikis. Secara isik antara lain peminatnya makin bertambah dan dengan
mendapatkan imbalan inansial yang mengukur value dari layanan sekolah.
memadai sesuai dengan kinerja masing- Kinerja keuangan pada sekolah
masing. Sedangkan secara psikis, terkait dengan bagaimana sekolah mening-
pelanggan internal memiliki kesempatan katkan pendapatan dan mengurangi biaya.
yang luas untuk terus belajar dan Masyarakat sebagai pembayar pajak sekaligus
mengembangkan kompetensi, bakat dan stakeholder pendidikan mengharapkan uang
kreatiitasnya. yang dibayarkan digunakan secara ekonomis,
b. Pelanggan Eksternal: eisien, dan efektif (value for money) serta
1) Eksternal Primer (Para Siswa): memenuhi prinsip akuntabilitas publik
menjadi pembelajar sepanjang hayat, (Mahmudi, 2010: 83). Hal ini selaras dengan
komunikator yang baik dalam bahsa Undang – undang No. 20 tahun 2003 pasal
nasional maupun internasional, 48 bahwa pengelolaan dana pendidikan
punya ketrampilan teknologi untuk berda-sarkan prinsip keadilan, eisiensi,
lapangan kerja dan kehidupan transparansi, dan akuntabilitas publik, disam-
sehari-hari, integritas pribadi, ping itu prinsip efektivitas harus ditekankan.
pemecah masalah, dan penciptaan
Perspektif bisnis internal sekolah
pengetahuan dan menjadi warga
adalah membangun keunggulan organi-sasi
negara yang bertanggung jawab.
melalui perbaikan proses internal sekolah
(Phillip Hallinger, 1998 dalam
secara berkelanjutan. Dalam perspektif bisnis
Nurkholis (2003: 71).
internal yang menjadi fokus sekolah adalah
2) Eksternal Sekunder (orang tua,
sekolah harus unggul dalam bidang apa?
para pemimpin pemerintahan,
Bagaimana sekolah membangun keunggulan
dan perusahaan/dunia usaha dan
tersebut? (Mahmudi, 2010: 144). Sesuai
industri); para lulusan sekolah
dengan konsep BSC terdapat tigal hal yang
dapat memenuhi harapan orang tua,
harus dijalankan sekolah yaitu inovation
para pemimpin pemerintahan, dan
process, operation process, dan postsale
perusahaan/dunia usaha dan industri

1342 GEMA, Th. XXVI/48/Februari 2014 - Juli 2014


ANALISIS PENGUKURAN KINERJA SMK NEGERI 6 SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN
BALANCED SCORECARD

process. Inovasi dalam konteks sekolah merupakan komponen utama, karena prinsip
merupakan upaya bagaimana menyajikan penting dalam perspektif pembelajaran dan
kurikulum yang unggul dan selaras dengan pertumbuhan adalah kemampuan guru dan
kebutuhan dunia usaha dan dunia industri. karyawan, kemampuan sistem informasi, dan
Aspek proses operasi adalah suatu proses tingkat motivasi/pemberdayaan. Kepuasan
dimana sekolah menyampaikan produknya guru dan karyawan sangat penting, hal ini
kepada siswa dalam proses pembelajaran karena jika guru dan karyawan memiliki
yang baik. Indikatornya adalah a) adanya kepuasan yang tinggi terhadap manajemen
efektivitas penggunaan waktu; b) proses sekolah akan memberikan dampak positif
pembelajaran yang berkualitas dengan bagi peningkatan kinerja sekolah. Untuk
melakukan inovasi dengan mengunakan mengetahui tingkat kepuasan guru dan
multisumber, multimetode dan multimedia, karyawan sebaiknya sekolah melakukan
c) meningkatkan kualiikasi pendidikan guru survey pengukuran kepuasan guru dan
(setara S1), d) mening-katkan sarana/prasarana karyawan secara berkala.
sekolah (perpustakaan, laboratorium, Faktor lain dari perspektif pembelajaran
komputer) dan e) meningkatkan nilai Kriteria dan pertumbuhan adalah imple-mentasi
Ketuntasan Minimal (KKM) setiap tahunnya. teknologi dalam organisasi. Pemanfaatan
Hal-hal tersebut diatur dalam Standar Nasional teknologi baik dalam manaje-men maupun
Pendidikan yang terkait dengan proses bisnis pembelajaran akan menjadikan sekolah dapat
sekolah adalah Standar Proses, Standar melaksanakan kegiatan secara efektif dan
Pendidik dan tenaga Kependidikan, Standar, eisien. Tidak disangsikan lagi kemajuan
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Sarana teknologi memberikan kemudahan bagi
dan Prasarana, Standar Pengelolaan, dan manusia maupun organisasi mencapai target-
Standar Penilaian Pendidikan. Aspek postsale target yang telah ditetapkan dengan efektif
process (layanan purna jual) merupakan dan eisien. Implementasi teknologi dapat
kesempatan rekruitmen, fasilitas bagi alumni diukur dari rasio jumlah komputer yang ada
dan pembuatan jaringan alumni. SMK N dengan jumlah siswa
6 Surakarta memiliki Bursa Kerja Khusus
Pendekatan BSC merupakan
yang menjadi media bagi sekolah untuk
sebuah sistem pengukuran kinerja yang
menyalurkan lulusan ke dunia usaha/industri.
komprehensif, yang mampu memanfaatkan
Peranan Bimbingan Konseling terkait
informasi multidimensional dalam empat
informasi pendidikan tinggi bagi siswa yang
perspektifnya dalam rangka proses
memilih untuk melanjutkan ke pendidikan
perumusan dan implementasi strategi.
yang lebih tinggi.
Bahkan dalam kenyataannya, menurut
Perspektif pembelajaran dan Dally (2010: 90), BSC tidak saja diguna-
pertumbuhan menurut Kaplan dan Norton kan sebagai sebuah sistem pengukuran
(1993: 134) menekankan pada “ Can we kinerja, namun saja digunakan sebagai
continue to improve and create value?”. sistem manajemen strategis yang melakukan
Perspektif ini menekankan pada upaya pendekatan proses-proses mana-jemen secara
menjaga dan membangun keunggulan intrgratif, sehingga mengedepankan secara
organisasi dalam jangka panjang. Pada simultan seluruh proses-proses manajemen
organisasi sekolah, seperti SMK Negeri 6 yang menyangkut planning, implementing,
Surakarta, keberadaan sumber daya manusia dan controlling. Hal tersebut juga relevan

GEMA, Th. XXVI/48/Februari 2014 - Juli 2014 1343


ANALISIS PENGUKURAN KINERJA SMK NEGERI 6 SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN
BALANCED SCORECARD

apabila diaplikasikan dalam tahapan evaluasi Model pemberdayaan implementasi


dan pengendalian kinerja, sebagai bagian MBS dengan pendekatan manajemen
dari siklus manajemen strategis dalam rangka strategis dan BSC digambarkan di bawah ini:
pemberdayaan implementasi MBS.

Perspektif
Pelanggan

Perspektif Perspektif
Analisis Pembelajaran
Proses dan
Ekasternal dan
Produk Pertumbuhan

Perspektif
Keuangan

Implementasi Strategi Pengamatan


Program, Anggaran, dan PERENCANAAN Lingkungan
Prosedur STRATEGIS Eksternal, Internal

Pengamatan Strategi
Misi, Tujuan, Strategi
dan Kebijakan

Partisipasi
Kemandirian Masyarakat

Gambar 1. Model Pemberdayaan Implementasi MBS dengan Pendekatan Manajemen


Strategis dan Balanced Scorecard (Dally, 2010: 91)

METODE PENELITIAN 2. Jenis Data dan Variabel


1. Desain Penelitian Sumber data yang digunakan, yaitu:
Jenis penelitian yang digunakan adalah a. Data primer dengan melakukan
deskriptif kuantitif dengan pendekatan penyebaran kuesioner kepuasan kepada
studi kasus. Lokasi penelitian pada SMK pelanggan (siswa) dan pegawai (guru dan
Negeri 6 Surakarta yang terletak di Jalan LU karyawan),
Adisucipto No 38 Surakarta Jawa Tengah. b. Data sekunder seperti RKAS, hasil EDS,
data-data kepegawaian, dan data lain
yang diperlukan untuk penelitian.

1344 GEMA, Th. XXVI/48/Februari 2014 - Juli 2014


ANALISIS PENGUKURAN KINERJA SMK NEGERI 6 SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN
BALANCED SCORECARD

3. Teknik Pengumpulan Data Rasio Efektivitas diukur dengan


Teknik pengumpulan data dengan membandingkan realisasi pendapatan sekolah
observasi, kuesioner, wawancara dan dengan anggaran pendapatan sekolah yang
dokumentasi. Untuk kuesioner sebelum sudah ditetapkan. Rumus:
Realisasi Pendapatan Sekolah
digunakan terlebih dahulu dilakukan uji Efektif = X 100%
Anggaran Pendapatan Sekolah
validitas dan uji reliabilitas atas kuesioner
Rasio Eisiensi diukur dengan
tersebut.
membandingkan realisasi belanja operasional
4. Populasi dan sampel penelitian dengan realisasi pendapatan usaha sekolah.
Rumus:
Jumlah responden untuk siswa Realisasi Belanja Operasional
Eisiensi = X 100%
berjumlah 1391 siswa, sedangkan untuk Realisasi Pendapatan Usaha
guru dan karyawan berjumlah 120orang.
Pengambilan sampel menggunakan rumus 2. Pengukuran Kinerja Perspektif Pelanggan
Slovin dengan tingkat kealahan 10 persen Kinerja SMKN 6 Surakarta pada
sehingga menghasilkan sampel untuk siswa perspektif pelanggan diukur dengan
sebanyak 120 orang dan sampel untuk pengukuran tingkat kepuasan pelanggan yang
guru/karyawan sebanyak 55 orang. Teknik dilakukan dengan memyebarkan kuesioner.
sampling simple random sampling digunakan Kuesioner yang disebarkan menggunakan
untuk pengambilan sampel pelanggan, yaitu skala likert 5 poin, yaitu Sangat Tidak Puas,
para siswa, sedangkan teknik dispropotionate Tidak Puas, Cukup Puas, Puas, dan Sangat
stratiied random sampling digunakan Puas.
untuk pengambilan sampel guru dan tenaga
Tingkat kepuasan pelanggan diukur
kependidikan.
dengan rumus:
5. Teknik Analisis
a. Metode Analisis
3. Pengukuran Kinerja Perspektif Proses
Metode analisis data yang digunakan Bisnis Internal
menggunakan scoring dan kategorisasi yang
Pengukuran kinerja perspektif bisnis
sesuai dengan prinsip-prinsip balanced
internal memiliki tiga indikator, yaitu: inovasi,
scorecard untuk mengukur kinerja masinng-
proses dan layanan purna jual. Inovasi terkait
masing perspektif.
dengan kualitas produk yang disajikan,
1. Pengukuran Kinerja Perspektif Keuangan
dalam hal ini kurikulum sekolah yang unggul
Kinerja perspektif keuangan SMKN 6 yang tercermin dalam Evaluasi Diri Sekolah
Surakarta diukur dengan mengunakan metode atas Standar Isi. Proses merupakan indikator
value for money atau 3E (Mahsun, 2009, kemampuan sekolah dalam melakukan proses
Mardiasmo, 2009:4), yaitu rasio ekonomis, belajar mengajar yang berkualitas sesuai
rasio eisiensi, dan rasio efektivitas. dengan kebutuhan dan tuntutan pelanggan.
Rasio Ekonomis diperoleh dengan Adapun indikator yang digunakan untuk
membandingkan realisasi belanja operasional mengukur kinerja proses adalah hasil
dengan anggaran belanja operasional dengan Evaluasi Diri Sekolah tahun 2012/2013 pada
rumus: Standar Nasional Pendidikan yanng terkait
Realisasi Belanja Operasional proses bisnis internal sekolah, yaitu: Standar
Ekonomis = X 100%
Anggaran Belanja Operasional
Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar

GEMA, Th. XXVI/48/Februari 2014 - Juli 2014 1345


ANALISIS PENGUKURAN KINERJA SMK NEGERI 6 SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN
BALANCED SCORECARD

Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar (Sumber: Sugiyono, 2010: 93, diolah kembali,
Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, dan Kepmendagri No. 680.900-327 tahu
dan Standar Penilaian Pendidikan. 1996 terkait kriteria eisiensi dan efektivitas
Layanan purna jual merupakan kinerja keuangan)
kemampuan sekolah menjalin hubungan
dengan pihak alumni, pihak dunia usaha dan 2. Skala Pengukuran Kinerja Pelanggan
industri. Indikator yang digunakan adalah Tabel 2
website sekolah, organisasi alumni, dan Skala Pengukuran Perspektif Pelanggan
penelusuran alumni. Nilai
Skala Kategori
(Prosentase)
4. Pengukuran Kinerja Perspektif 84,01%-100% 5 Sangat Puas
Pertumbuhan dan Pembelajaran 68,01% – 84% 4 Puas
Pengukuran kinerja perspektif 52,01% – 68% 3 Cukup Puas
pertumbuhan dan pembelajaran dilakukan 36,01% – 52% 2 Tidak Puas
dengan mengukur tingkat kepuasan pegawai Sangat Tidak
20,00% – 36% 1
dan kemampuan sistem informasi. Puas
(Sumber : Sugiyono, 2010, diolah kembali)
b. Skala dan Instrumen Pengukuran 3. Skala Pengukuran Kinerja Proses Bisnis
1. Skala Pengukuran Kinerja Keuangan Internal
Tabel 1 Tabel 3
Skala Pengukuran Kinerja Keuangan Skala Pengukuran Perspektif Pelanggan
Prosentase Skala Kategori Nilai
Skala Kategori
EKONOMI (Prosentase)
< 90% 5 Sangat Ekonomis 84,01%-100% 5 Sangat Puas
90% - 95% 4 Ekonomis 68,01% – 84% 4 Puas
95% - 100% 3 Cukup Ekonomis 52,01% – 68% 3 Cukup Puas
100% - 105% 2 Tidak Ekonomis 36,01% – 52% 2 Tidak Puas
1 Sangat Tidak 20,00% – 36% 1 Sangat Tidak Puas
> 105%
Ekonomis (Sumber : Sugiyono, 2010, diolah kembali)
EFEKTIF
>100% 5 Sangat Efektif 4. Skala Pengukuran Kinerja Pertumbuhan
90%-100% 4 Efektif dan Pembelajaran
80%-90% 3 Cukup Efektif Tabel 4
60%-80% 2 Tidak Efektif Skala Pengukuran Bisnis Internal
1 Sangat Tidak Nilai Skala Kategori
<60%
Efektif 43 – 50 5 Sangat Baik
EFISIENSI 34 – 42 4 Baik
<60% 5 Sangat Eisien 26 – 33 3 Cukup Baik
60% - 79% 4 Eisien 18 – 25 2 Tidak Baik
80% - 99% 3 Cukup Eisien 10 – 17 1 Sangat Tidak Baik
100% - 120% 2 Tidak Eisien (Sumber: Sugiyono, 2010, diolah kembali)
1 Sangat Tidak
>120%
Eisien

1346 GEMA, Th. XXVI/48/Februari 2014 - Juli 2014


ANALISIS PENGUKURAN KINERJA SMK NEGERI 6 SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN
BALANCED SCORECARD

Tabel 5
Format Bobot Keseluruhan Balanced Scorecard
No Perspektif Dimensi Aspek Yang di Ukur Skor
(1-5)
I Keuangan Penyediaan Anggaran a. Ekonomis 5
Secara Rutin b. Eisien 5
c. Efektiitas 5
Skore Keseluruhan I 15
II Pelanggan Kepuasan Pelanggan 1. Tingkat Kualitas Layanan 5
2. Tingkat Kepuasan Pelanggan 5
Skore Keseluruhan II 10
III Proses Bisnis Inovasi 1. Penerapan Kurikulum 5
Internal Unggulan (Standar Isi)
Proses 2. Standar Proses 5
3. Standar Pendidik dan tenaga 5
Kependidikan
4. Standar Sarana dan 5
Prasarana
5. Standar Kompetensi 5
Lulusan
6. Standar Penilaian 5
Pendidikan
7. Standar Pengelolaan 5
Layanan Purna Jual 8. Website sekolah 5
9. Organisasi Alumni 5
10. Data Telusur Alumni 5
Skore Keseluruhan III 50
IV Pembelajaran Kepuasan Pegawai 1. Tingkat Kepuasan Kerja 5
dan Kemampuan Sistem 2. Tingkat Kemampuan 5
Pertumbuhan Informasi
Skore Keseluruhan IV 10
Total Skore 85
(Sumber : Dally, 2010: 104)
5. Skala Pengukuran Kinerja Balanced Tabel
Scorecard secara keseluruhan Nilai Kinerja Akhir Balanced Scorecard
Sebelum dilakukan pengukuran kinerja Nilai Skala
Kategori
secara keseluruhan dilakukan pembobotan (Skor)
untuk tiap komponen balanced scorecard 73 – 85 5 Sangat Baik
sebagai berikut: 59 – 72 4 Baik
Skor kinerja akhir SMK Negeri 6 Surakarta 45 – 58 3 Cukup Baik
dengan pendekatan balanced scorecard 31 – 44 2 Tidak Baik
dinilai dengan skala likert seperti tabel 17 – 30 1 Sangat Tidak Baik
berikut: (Sumber: Sugiyono, 2010 diolah kembali)

GEMA, Th. XXVI/48/Februari 2014 - Juli 2014 1347


ANALISIS PENGUKURAN KINERJA SMK NEGERI 6 SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN
BALANCED SCORECARD

HASIL PENELITIAN DAN Tabel 7


PEMBAHASAN Kinerja Perspektif Pelanggan
1. Perspektif Keuangan

Kategori
Tingkat

Scoring
Pengukuran kinerja keuangan pada Dimensi Kepuasan
organisasi publik, termasuk sekolah dilakukan (%)
dengan menggunakan metode value of money, Tangibelity 76,93% 4 Puas
yaitu mengukur tingkat ekonomis, eisiensi, Responsibility 74,29% 4 Puas
dan efektivitas pengelolaan keuangan Responsivenes 71,18% 4 Puas
sekolah. Assurance 77,91% 4 Puas
Dari hasil perhitungan pengukuran Emphaty 71,69% 4 Puas
kinerja keuangan diketahui hasil perhitungan Total 74,40% 4 Puas
sebagai berikut: Dengan demikian, karena kepuasan
Tabel 6 pelanggan diperoleh skor 4 maka secara
Kinerja Perspektif Keuangan otomatis kualitas layanan SMKN 6 Surakarta
Ukuran Prosentase Scoring Kategori juga memperoleh skor 4 (Puas).
Ekonomis 99,96% 3 Cukup Ekonomis
Eisiensi 99,18% 3 Cukup Eisien
Efektivitas 100,12% 5 Sangat Efektif 3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Sumber: Data sekunder yang diolah Dalam perspektif proses bisnis internal,
SMK Negeri 6 Surakarta dilihat dari proses
2. Perspektif Pelanggan/Siswa pelayanan kepada para siswa. Dalam hal ini
Misi utama SMKN 6 Surakarta adalah pengukuran kinerja proses bisnis internal
menyelenggarakan layanan pendidikan dibagi tiga aspek, yaitu inovasi, proses
yang berkualitas dan memberikan kepuasan internal, dan layanan purna jual. Apsek
kepada pelanggan utamanya, yaitu para inovasi merujuk pada kualitas kurikulum
siswa. Oleh karena itu perspektif pelanggan yang digunakan dan ketercapaian standar isi.
dianalisis dari kualitas layanan dan kepuasan Apek Proses Internal, merujuk pada capaian
pelanggan. Dalam hal ini peneliti mengukur SNP pada komponen Standar Proses, Standar
kepuasan pelanggan/siswa atas layanan Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik
SMKN 6 Surakarta, dengan asumsi bahwa dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana
kepuasan pelanggan secara otomatis dan Prasarana, Standar Pengelolaan, dan
menggambarkan kualitas layanan. Kepuasan Standar Penilaian Pendidikan. Perspektif
pelanggan menggunakan teori Zeithaml Pertumbuhan dan Pembelajaran. Sementara
yang memberikan lima aspek kepuasan itu aspek layanan purnal jual meliputi
yaitu tangibelity, reliability, responsivenes, kualitas website sekolah, oganisasi alumni
assurance, dan emphaty. dan penelusuran alumni .
Hasil perhitungan pengukuran kinerja
proses bisnis internal tampak sebagai berikut:

1348 GEMA, Th. XXVI/48/Februari 2014 - Juli 2014


ANALISIS PENGUKURAN KINERJA SMK NEGERI 6 SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN
BALANCED SCORECARD

Tabel 8
Nilai kinerja Proses Bisnis Internal
Aspek
Prosentase
Pengukuran
Komponen Capaian Skor Kategori
Proses Bisnis
(EDS)
Internal
Inovasi 1. Standar Isi 90% 5 Sangat baik
Proses Internal 2. Standar Proses 92,50% 5 Sangat Baik
3. Standar Kompetensi Lulusan 91,67% 5 Sangat Baik
4. Pendidik dan Tenaga 95,80% 5 Sangat Baik
kependidikan
5. Sarana-prasarana 95,00% 5 Sangat Baik
6. Pengelolaan 96,15% 5 Sangat Baik
7. Peniliaian 93,75% 5 Sangat Baik
Layanan Purna 8. Organisi Alumni 4 Baik
Jual 9. Website Skeolah 4 Baik
10. Data telusur Alumni 74,65% 4 Baik
Jumlah 47 Sangat Baik
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2014)
4. Perspektif Pertumbuhan dan kepuasan kerja pegawai dan sistem informasi
Pembelajaran yang dimiliki sekolah. Untuk perputaran
Pengukuran kinerja perspektif pegawai dan pendapatan tidak diukur karena
pembelajaran dan pertumbuhan mengguna- guru/pegawai SMK Negeri 6 Surakarta
kan 4 (empat) parameter, yaitu tingkat sebanyak 75% adalah PNS sehingga memiliki
kepuasan pegawai, tingkat perputaran pendapatan standar serta tingkat perputaran
pegawai, tingkat pendapatan, dan kemampuan pegawai yang relatif stabil.
sistem informasi sekolah. Pada penelitian Hasil perhitungan pengukuran kinerja
ini penulis hanya akan mengukur tingkat perspektif pertumbuhan dan pembelajaran
tampak pada tabel berikut:
Tabel 9 Nilai Kinerja Pembelajaran dan Pertumbuhan SMK N 6 Surakarta
Aspek Jumlah Total Skor Nilai Skor Kinerja Kategori
Tingkat Kepuasan Kerja 4.033 5.500 73,33% 4 Puas
Sistem Informasi Sekolah 802 1.100 72,91% 4 Puas
Jumlah 8 Puas
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2014)

GEMA, Th. XXVI/48/Februari 2014 - Juli 2014 1349


ANALISIS PENGUKURAN KINERJA SMK NEGERI 6 SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN
BALANCED SCORECARD

5. Kinerja SMKN 6 Surakarta dengan


pendekatan Balanced Scorecard secara
keseluruhan
Tabel 10
Nilai Kinerja SMKN 6 Secara Keseluruhan
Aspek Yang diukur Kategori Skor
Pengukuran (1-5)
II Perspektif Keuangan
1. Ekonomis Cukup Ekonomis 3
2. Efektif Sangat Efektif 5
3. Eisien Cukup Eisien 3
Skor Keseluruhan Aspek I 11
III Perpektif Pelanggan
1. Tingkat Kualitas Layanan Puas 4
2. Tingkat Kepuasan Pelanggan Puas 4
Skor Keseluruhan Aspek II 8
Perspektif Bisnis Internal
A. Inovasi
1. Inovasi Kurikulum (Standar Isi) Baik 4
B. Proses
1. Standar Proses Sangat Baik 5
2. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Sangat Baik 5
3. Standar Sarana dan Prasarana Sangat Baik 5
4. Standar Kompetensi Lulusan Sangat Baik 5
5. Standar Penilaian Pendidikan Sangat Baik 5
6. Standar Pengelolaaan Sangat Baik 5
C. Layanan Purna Jual
1. Web Site Sekolah Baik 4
2. Organisasi Alumni Baik 4
3. Data Telusur Alumni Sangat baik 4
Skor Keseluruhan Aspek III 46
IIV Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
A. Kepuasan Kerja Puas 4
B. Kemampuan Sistem Informasi Sangat Puas 5
Skor Keseluruhan Aspek IV 9
Skor Keseluruhan aspek BSC 74

1350 GEMA, Th. XXVI/48/Februari 2014 - Juli 2014


ANALISIS PENGUKURAN KINERJA SMK NEGERI 6 SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN
BALANCED SCORECARD

Gambar 2. Graik Skor Kinerja SMK Negeri 6 Surakarta dengan Pendekatan Balanced
Scorecard

Dari tabel dan graik di atas dapat diketahui Kinerja secara keseluruhan dari empat
bahwa : perspektif diperoleh total skor 74 atau 87,05
a. Hasil pengukuran kinerja perspektif persen dari skor maksimal 85. Skor tersebut
keuangan SMK Negeri 6 Surakarta berada pada skala 73-85 dengan kategori
dengan menggunakan konsep value sangat baik. Dengan demikian kinerja SMK
for money memperoleh skor sebesar 11 negeri 6 Surakarta secara keseluruhan
(73,33%) dan berada pada kategori baik. termasuk dalam kategori sangat baik.
Dari aspek efektif, kinerja keuangan
sangat efektif, dan aspek eisien diperoleh SIMPULAN & SARAN
kinerja cukup eisien. Sementara dari 1. Simpulan
aspek ekonomis, kinerja keuangan SMK Berdasarkan hasil penelitian dan
Negeri 6 Surakarta termasuk kategori pembahasan yang telah dilakukan maka dapat
cukup ekonomis. disimpulkan bahwa:
b. Hasil pengukuran kinerja perspektif a. Hasil pengukuran analisis kinerja
pelanggan SMK Negeri 6 Surakarta Balanced Scorecard pada aspek
diperoleh skor 8 (80%) dan berada pada keuangan di SMK N 6 Surakarta pada
kategori baik. tahun pelajaran 2012/2013 menunjukkan
c. Hasil pengukuran kinerja perspektif kinerja baik. Kinerja perpektif keuangan
proses bisnis interal diperoleh skor 46 menujukkan cukup ekonomis, cukup
(92%) dari 50 skor maksimal. Skor eisien, dan sangat efektif.
ini menunjukkan kinerja proses bisnis b. Hasil pengukuran analisis kinerja
internal yang termasuk kategori sangat Balanced Scorecard pada aspek
baik. pelanggan di SMK N 6 Surakarta
d. Hasil pengukuran kinerja perspektif menunjukkan kinerja baik. Hal ini
pembelajaran dan pertumbuhan diperoleh menunjukkan pelanggan merasa puas
skor 9 (90%) dan berada pada ketegori terhadap pelayanan yang diberikan SMK
sangat baik atau sangat memuaskan. N 6 Surakarta.
GEMA, Th. XXVI/48/Februari 2014 - Juli 2014 1351
ANALISIS PENGUKURAN KINERJA SMK NEGERI 6 SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN
BALANCED SCORECARD

c. Hasil pengukuran analisis kinerja baik. Namun sekolah perlu melakukan


Balanced Scorecard pada aspek proses pengkajian lebih mendalam untuk
bisnis internal di SMK N 6 Surakarta meningkatkan penghematan sehingga
menunjukkan kinerja sangat baik. diperoleh nilai ekonomis dan eisensi
d. Hasil pengukuran analisis kinerja yang lebih baik.
Balanced Scorecard pada aspek pembela- c. Pencapaian kinerja pelanggan berada
jaran dan pertumbuhan di SMK N 6 pada tingkat baik atau memuaskan,
Surakarta menunjukkan kinerja baik. namun perlu peningkatan pada aspek
tangibility untuk penataan tempat parkir,
2. Keterbatasan pada aspek reliability perlu ditingkatkan
Alhamdulillah, penelitian ini telah implementasi lima S (senyum, salam,
mengungkap kinerja SMK N 6 Surakarta sapa, sopan, santuan) pada tenaga
dengan pendekatan Balanced Scorecard, kependidikan (tata usaha) dalam
namun penelitian ini masih memiliki melayani para siswa, juga pelayanan dari
keterbatasan, yaitu: petugas perpustakaan perlu ditingkatkan,
a. Pada perspektif pelanggan baru pada aspek responsiveness tingkat
memfokuskan kepada pelanggan primer, kecepatan dan ketanggapan guru terhadap
yaitu para siswa, namun pelanggan permasalahan siswa perlu ditingkatkan,
sekunder seperti orang tua, institusi pada aspek assurance sekolah perlu
pasangan dalam praktik kerja industri meningkatkan kerja sama dengan dunia
dan dunia usaha dan dunia industri usaha dan dunia industri agar terdapat
sebagai pemakai lulusan SMKN 6 link dan match yang baik.
Surakarta belum diukur, sehingga d. Pencapaian kinerja proses bisnis internal
peneliti berikutnya diharapkan mampu secara umum sudah berada pada tingkat
menyempurnakannya dengan mengukur sangat baik. Namun demikian, sekolah
kepuasan pelanggan secara keseluruhan. tetap perlu melakukan sinkronisasi
b. Pada saat penelitian ini sedang terjadi kurikulum dengan dunia usaha dan
transisi kurikulum dari kurikulum tingkat industri setiap setahun sekali agar
satuan pendidikan (KTSP) menuju kompetensi yang diajarkan sesuai
kurikulum 2013 sehingga pengukuran dengan kebutuhan dunia usaha dan
terhadap implementasi kurikulum 2013 dunia industri. Pemenuhan kebutuhan
belum tajam dan diharapkkan peneliti buku pelajaran untuk siswa yang
berikutnya dapat menyempurnakannya. sesuai kurikulum terbaru hendaknya
ditingkatkan, khususnya buku-buku
3. Saran yang terkait dengan mata pelajaran
Berdasarkan pada pembahasan hasil produktif. Perlu diadakan pelatihan
penelitian, maka perlu disarankan beberapa penyusunan RPP kurikulum 2013 agar
hal berikut: para guru dapat menyusun RPP dengan
a. SMK N 6 Surakarta diharapkan sedapat benar dan tepat waktu. Disamping itu,
mungkin menjadikan hasil penelitian ini karena lokasi sekolah berada ditepi
sebagai rujukan untuk mengukur tingkat jalan raya (Jl. LU Adi Sucipto No. 38
kinerja organisasinya. Surakarta) sehingga tingkat kebisingan
b. Pencapaian kinerja keuangan secara cukup tinggi, khususnya ruangan yang
umum telah menunjukkan kinerja cukup dekat jalan raya (bagian depan) perlu

1352 GEMA, Th. XXVI/48/Februari 2014 - Juli 2014


ANALISIS PENGUKURAN KINERJA SMK NEGERI 6 SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN
BALANCED SCORECARD

dilakukan upaya pengurangan tingkat guru dan pegawai semakin meningkat


kebisingan agar tidak mengganggu sekolah perlu meningkatkan kebebasan
pelajaran. Pelayanan informasi melalui untuk meng-gunakan penilaian atau
website perlu ditingkatkan lagi agar saran kepada organisasi sekolah dan
semakin memenuhi harapan pengguna kesempatan melakukan sesuatu yang
dan pengunjung. baru dari waktu ke waktu. Masalah lain
e. Pencapaian kinerja pembelajaran dan yang perlu diperhatikan dan diperbaiki
pertumbuhan menunjukkan kinerja adalah cara pimpinan menangani setiap
yang baik. Guru dan pegawai SMK N 6 masalah di sekolah dan imbalan yang
Surakarta merasa puas dengan pekerjaan diterima agar disesuaikan dengan beban
mereka dan terhadap sistem informasi kerja yang diberikan kepada guru dan
sekolah. Namun demikian agar kepuasan pegawai.

DAFTAR PUSTAKA

Andersen, H. dan Lawrie, G. 2001. Balanced Scorecard Implementation in SMEs: relection on


literature and practice. Laporan SME 2001, Aalborg University. Aalborg

Anonim. 2013. Astaga RI Peringkat ke 64 untuk Pendidikan. http://kampus. okezone.com/


read/2013/06/01/373/816065/astaga-ri-peringkat-ke-64–untuk - pendidikan diunduh 10
Maret 2014

Bastian, Indra. 2007. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. Yogyakarta: BPFE.

Dally. Dadang. 2010. Balanced Scorecard Suatu Pendekatan dalam Implementasi MBS. Cet.
Kedua. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Danim, Sudarwan. 2008. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara

Evans, J dan Jack, E. 2003. Validating Key results Linkages in the Baldrige Performance
Excellence Model. Quality Management Journal, 10 (2), 7-24.

Gibson, James L., John M. Ivancevich dan James H. Donnelly, Jr. 1996. Organisasi, Perilaku,
Struktur, Proses. (Alih Bahasa Nunuk Adiarni), Jakarta: Penerbit Binarupa Aksara.

Hasballah. 2010. Otonomi Pendidikan: Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya Terhadap
Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Raja Graindo Persada

Halim, Abdul. 2010. Analisis Hubungan Manajemen Berbasis Sekolah Model Trilogy Juran
dengan Hasil Ujian Nasional Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Di Kota Padang.
Program Pasca Sarjana Universitas Andalas

Haryoto. 2008. Kinerja Organisasi. [Online] Tersedia: http://lawu96. multiply.com/journal/


item/8. diunduh 26 April 2014.

Imelda, R.H.N. 2004. Implementasi Balanced Scorecard pada Organisasi Publik. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan, Vol 6 No. 2 November 2004: 106-122. Diunduh 30 Mei 2014
dari http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting/.

GEMA, Th. XXVI/48/Februari 2014 - Juli 2014 1353


ANALISIS PENGUKURAN KINERJA SMK NEGERI 6 SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN
BALANCED SCORECARD

Ittner, C.D. dan Larcker, D.F. 2003. Coming up short on noninancial performance measurement.
Harvard Business Review, (November), 88-95.

Kaplan, Robert S.1993. “Putting the Balance Scorecard to Work”. Harvard Business Review,
September-Oktober

Kaplan, R.S. & Norton, David P. 2000. Balanced Scorecard: Menetapkan Strategi Menjadi
Aksi. Terjemahan, Peter R Yosi Pasla. Jakarta: Erlangga

Katuuk, Deitje Adlien. 2014. Evaluation on School Based Management Implementation in


Elementary School at Tomohon City, North Sulawesi. Journal of Education and Practice.
Vol 5, No. 7:102-109

Mahmudi. 2010. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : STIE YKPN

Mahsun, Muhammad. 2009. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: STIE YKPN

Mahsun, Muhammad. 2011. Konsep Dasar Pengukuran Kinerja. http://moh mahsun.blogspot.


com/2011/04/konsep-dasar-pengukuran-kinerja.html di unduh 10 Maret 2014

Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit ANDI

Muhroji. 2012. Anggaran dan Pengukuran Kinerja Sekolah (SMU). Jurnal Pendidikan Ilmu
Sosial, Vol. 22, No. 1, Juni 2012: 50-60

Mulyadi. 2007. “Sistem Manajemen Strategik Berbasis Balanced Scorecard”. Cetakan Kedua,
April. Yogyakarta:UPP AMP YKPN

Nurkholis. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah, Teori, Model, dan Aplikasi. Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.

Permendiknas No. 12 Tahun 2007 tentang Standar Tenaga Pendidik dan Kependidikan.

Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualiikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.

Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Permendiknas No. 22 Tahun 2007 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.

Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah.

Permendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah.

Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.

Permendiknas No. 63 Tahun 2009 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan

1354 GEMA, Th. XXVI/48/Februari 2014 - Juli 2014


ANALISIS PENGUKURAN KINERJA SMK NEGERI 6 SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN
BALANCED SCORECARD

Pushpanadham, Karanan. 2006. Educational Leadership for School Based Management. ABAC
Journal Vol. 26 No 1 (January-April, 2006, pp.41-48)

Rita Indriati. 2011. Analisis Pengukuran Kinerja Manajemen Berbasis Sekolah dengan
Pendekatan Balanced Scorecard di SMPN 1 Manggar Belitung Timur. Tesis. Jakarta:
Universitas Indoensia

Rivai, Veithzal, (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, Jakarta: PT.
Raja Graindo Persada.

Sugema, Iman. 2014. Human Capital. Republika, Senin, 5 Mei 2014 hal 1

Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2007. Manajemen Publik. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana


Indonesia.

Yuksel Harun dan Coskun Ali. 2013. Strategy focused schools: an implementation of balanced
scorecard in provision of educational services. Jurnal Procedia-Social and Behavioral
Science 106 (2013) p. 2450-2459

Ziethaml, Valerie A. 1996 Delivering Quality Service: Balancing Customer Perception and
Expectation. New York: The Free Pers.

GEMA, Th. XXVI/48/Februari 2014 - Juli 2014 1355

You might also like