Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
This study aims to determine the achievement of four components of school supervisor activities that
Markus Ecin consist of: 1) supervision programming; 2) implementation of supervision program; 3) evaluation of
SMA Negeri 1 Belimbing the results of supervisory program implementation; 4) the final report on the results supervision, plus
the performance quality of principals and SMA teachers based on PKKS and PKG results conducted by
Komarudin school supervisors. This descriptive evaluative study uses a goal-oriented approach model,
Universitas Negeri Jakarta implemented from February to April 2017, with 2 supervisors, 23 principals, and 300 SMA teachers
in Melawi district. The instruments used are questionnares, document studies, and interviews. The
results showed: 1) the programming scored 84% (often), document completeness 83 (good); 2)
implementation of the program scored 79% (often) version of the supervisor, 75% (often) version of
principal, and 73% (often) teacher version, document completeness was 80 (good); 3) evaluation of
the results of the program implementation scored 82% (often), the completeness of the document is
worth 75 (enough); 4) The final report of the results of the supervison obtained a score of 82%
(often), the completeness of the document is worth 88 (good). For principals: 4% perform very well,
83% perform well, and 13% perform enough. For teachers: 3% performs very well, 71% performs
well, 17% performs adequately, and 6% performs less. Thus, SMA supervisors in Melawi district have
done their job well although in some aspects still need improvement and enhancement.
Keywords: Supervision Programs, Goal Oriented, School Supervisors
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pencapaian dari empat komponen kegiatan pengawas
sekolah yang terdiri dari: (1) penyusunan program pengawasan, (2) pelaksanaan program
pengawasan, (3) evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, dan (4) laporan akhir hasil
pengawasan, ditambah kualitas kinerja kepala sekolah dan guru SMA berdasarkan hasil PKKS
Alamat dan PKG yang dilakukan oleh pengawas sekolah. Penelitian deskriptif evaluatif ini menggunakan
Korespondensi model Goal Oriented Approach, dilaksanakan dari bulan Februari sampai April 2017, dengan
Jl. Padat Karya Gang responden 2 orang pengawas, 23 kepala sekolah, dan 300 guru SMA di Kabupaten Melawi.
Lintas Melawi Dusun Instrumen yang digunakan ialah kuesioner, studi dokumen, dan wawancara. Hasil penelitian
Belian Permai Desa Paal menunjukkan: (1) penyusunan program memperoleh skor 84% (sering), kelengkapan dokumen
RT/RW 001/001 Nanga bernilai 83 (baik); (2) pelaksanaan program memperoleh skor 79% (sering) versi pengawas,
Pinoh, 78672 75% (sering) versi kepala sekolah, dan 73% (sering) versi guru, kelengkapan dokumen bernilai
80 (baik); (3) evaluasi hasil pelaksanaan program memperoleh skor 82% (sering), kelengkapan
e-mail: dokumen bernilai 75 (cukup); (4) laporan akhir memperoleh skor 82% (sering), kelengkapan
markus.ecin@yahoo.com dokumen bernilai 88 (baik). Untuk kepala sekolah: 4% berkinerja sangat baik, 83% berkinerja
baik, dan 13% berkinerja cukup. Untuk guru: 3% berkinerja sangat baik, 71% berkinerja baik,
19% berkinerja cukup, dan 6% berkinerja kurang. Dengan demikian, pengawas SMA di
kabupaten Melawi telah melaksanakan tugasnya dengan baik walaupun pada beberapa aspek
masih perlu pembenahan dan peningkatan.
Kata Kunci: Program Pengawasan, Goal Oriented, Pengawas Sekolah
19
Markus Ecin Evaluasi Program Pengawasan Sekolah di Kabupaten
Komarudin Melawi Provinsi Kalimantan Barat
mengembangkan sekolah agar berkualitas demi sekolah. Sedangkan penelitian J. Syawal dan B.
mewujudkan generasi muda yang cerdas, Kartowagiran menyatakan kendala yang dihadapi
berakhlak mulia dan mempunyai daya saing. oleh pengawas yaitu kurang menguasai TIK,
Pengawas sebagai salah satu tenaga kondisi geografis yang sulit, minimnya sarana
kependidikan memiliki tanggung jawab dalam prasarana pendukung yang diberikan pada
meningkatkan profesionalitas guru, kepala sekolah pengawas, dan ketidakjujuran kepala sekolah dan
maupun mutu pendidikan, dengan melakukan guru dalam menyampaikan informasi saat
pengawasan terhadap satuan pendidikan pengawasan berlangsung.
sebagaimana termaktub dalam PP Nomor 19 Karakter pengawas sebagaimana diungkapkan
Tahun 2005. Dalam Permenpan RB No. 21 tahun oleh Amniatul Khair mengakibatkan paradigma
2010 menyatakan tugas utama pengawas ialah kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan
melaksanakan supervisi akademik dan manajerial. lainnya terhadap profesi pengawas mengalami
Dalam melaksanakan supervisi akademik dan kekeliruan sampai sekarang. Pengawas sekolah
manajerial terdapat empat komponen kegiatan sering dianggap sebagai inspektor yang sering
pengawas sekolah, yakni: menyusun program melakukan inspeksi mendadak kepada sekolah
pengawasan, melaksanakan program pengawasan, guna menilai, mencari kesalahan, kelengahan, dan
mengevaluasi hasil pelaksanaan program kekurangan pihak sekolah, yang selanjutnya
pengawasan, dan membimbing dan melatih memberikan jastifikasi bahkan sanksi kepada
profesionalisme guru (Buku Kerja Pengawas kepala sekolah dan guru.
Sekolah Tahun 2014: 12). Namun dalam Atas dasar kenyataan tersebut, peneliti
penelitian ini komponen pembimbingan dan tertarik untuk melakukan penelitian evaluasi
pelatihan profesional guru diganti dengan khususnya terhadap program pengawasan SMA
menyusun laporan akhir hasil pengawasan. (kegiatan pengawas) di kabupaten Melawi provinsi
Keempat komponen tersebut merupakan Kalimantan Barat. Periode pelaksanaan kegiatan
rangkaian kegiatan pengawas sekolah yang wajib pengawasan satu tahun, maka penelitian yang
dilaksanakan setiap tahun secara berkelanjutan memungkinkan adalah penelitian terhadap
dan berkesinambungan. administrasi kegiatan tahun sebelumnya (telah
Berkenaan dengan hal tersebut telah dilaksanakan). Sehingga model yang cocok ialah
dilakukan berbagai penelitian dan kajian Goal oriented (objective) approach, karena salah
mendalam. Diantaranya penelitian Roky Ardinal satu syarat dalam model tersebut ialah program
(2011) menyatakan banyak program yang telah berakhir (Wirawan, 2016:125). Lewat
direncanakan oleh pengawas belum tercapai, dan model ini diharapkan memperoleh pembahasan
belum berjalan secara optimal. Penelitian mendalam, komprehensif, efektif, terfokus pada
Amniatul Khair (2008) mengenai faktor-faktor tujuan.
yang mempengaruhi supervisi pengajaran,
mengungkapkan masih ada yang beranggapan
2. Metode Penelitian
bahwa supervisi sama dengan inspeksi. Pengawas
cenderung otoriter, berpikir konvensional, Tujuan penelitian ialah untuk mengetahui
menjaga jarak dengan guru/kepala sekolah, dan pencapaian keempat komponen kegiatan
jika melakukan kunjungan ke sekolah pengawas sekolah, yakni menyusun program
menghendaki penghormatan berlebihan dan ingin pengawasan, melaksanakan program pengawasan,
dijamu secara istimewa. Hal-hal inilah antara lain mengevaluasi hasil pelaksanaan program
yang menghambat tugas supervisi pengawas pengawasan, dan menyusun laporan akhir hasil
pengawasan, ditambah kualitas kinerja kepala
Berdasarkan tabel 5 tersebut diketahui dalam kategori selalu. Akan tetapi setelah dirata-
bahwa dari sembilan aspek penyusunan program ratakan diperoleh angka 84%. Angka tersebut jika
pengawasan, sebanyak tujuh aspek yang masuk dikonsultasikan dengan tabel kriteria maka masuk
dalam kategori sering, dan dua aspek masuk dalam kategori sering. Artinya bahwa program-
program pengawasan telah disusun oleh provinsi Kalimantan Barat yang bertugas di
pengawas setiap tahunnya sebelum melakukan kabupaten Melawi dalam menyusun program
pengawasan pada sekolah binaan. pengawasan memperoleh nilai 83 dengan kualitas
Hasil analisis data studi dokumen penyusunan atau kategori baik. Perolehan skor komponen
program pengawasan secara keseluruhan penyusunan program pengawasan dapat dilihat
menunjukkan bahwa kinerja pengawas SMA pada tabel 6 di bawah ini.
Tabel 8 tersebut merupakan rekapitulasi hasil hasil penilaian kinerja guru; (5) evaluasi hasil
analisis data studi dokumen pelaksanaan program penilaian kinerja kepala sekolah; dan (6) evaluasi
pengawasan secara keseluruhan. Dari tabel hasil pelaksanaan program pengawasan di tingkat
tersebut, pelaksanaan program pengawasan kabupaten/kota/provinsi. Hasil analisis data
berada pada kategori baik dengan perolehan skor evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan
80. Artinya bahwa secara administratif (dokumen dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
yang ada) pelaksanaan program pengawasan telah
memiliki kualitas yang baik.
3) Evaluasi Hasil Pelaksanaan Program
Pengawasan
Pada komponen evaluasi hasil pelaksanaan
program pengawasan akan dilihat beberapa aspek
yang terdiri dari: (1) evaluasi hasil pembinaan
guru; (2) evaluasi hasil pembinaan kepala sekolah;
(3) evaluasi hasil pemantauan 8 SNP; (4) evaluasi
Tabel 10. Evaluasi Hasil Pelaksanaan Program Pengawasan Instrumen Studi Dokumen
Skor
Komponen No Aspek Bobot NK NA
Item
1 Mengevaluasi hasil pembinaan guru 75 6,0 3 18
2 Mengevaluasi hasil pembinaan kepala sekolah 75 6,0 3 18
Evaluasi hasil 3 Mengevaluasi hasil pemantauan SNP 75 6,0 3 18
pelaksanaan Mengevaluasi pelaksanaan penilaian kinerja
4 75 6,0 3 18
program guru/kepala sekolah
pengawasan Mengevaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan
5 75 6,0 3 18
di tingkat provinsi
TOTAL 30,0 90
Skor tertinggi/
= Bobot x 4 120
skor ideal
NAK = ∑NA : Skor Ideal x 100 75
Prestasi kerja = Cukup
Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian
Berdasarkan tabel 12 diketahui bahwa aspek dari pelaksanaan program pengawasan secara
penyusunan laporan akhir hasil pengawasan keseluruhan.
mencapai nilai sebesar 85,71%, dan aspek Diagram 4.1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Kinerja
memiliki dokumentasi kegiatan pengawasan Kepala Sekolah
mencapai 75,00%. Setelah dihitung menggunakan
bobot maka diperoleh angka final 88. Angka
tersebut selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel
kriteria dan masuk dalam kategori baik.
Hasil penilaian kinerja guru dan kepala
sekolah diketahui setelah melakukan wawancara
langsung terhadap pengawas dan memeriksa
laporan akhir hasil pelaksanaan program
pengawasaan. Hasil penilaian kinerja
menggambarkan sejauhmana efektivitas Berdasarkan diagram 4.1 tersebut, untuk
pelaksanaan program pengawasan dalam tahun 2016 terdapat 13% kepala sekolah memiliki
membantu meningkatkan profesionalitas guru kinerja cukup, 83% berkinerja baik, dan 4%
maupun kepala sekolah. Meningkatnya kinerja berkinerja baik sekali.
guru dan kepala sekolah merupakan goal (hasil)
Diagram 4.2. Rekapitulasi Hasil Penilaian Kinerja pengawasan tahun sebelumnya, sehingga saling
Guru berkesinambungan dan berkelanjutan, namun
bersifat fleksibel karena dapat disesuaikan dengan
situasi dan kondisi yang ada. Dengan demikian,
tujuan dari komponen penyusunan program telah
tercapai, semua program sudah dibuat oleh
pengawas. Prestasi tersebut hendaknya
dipertahankan dan ditingkatkan sambil
membenahi atau memperbaiki beberapa aspek
yang masih berada pada kategori jarang dan
kurang baik.
Diagram 4.2 merupakan hasil analisis data Komponen berikutnya ialah pelaksanaan
penilaian kinerja guru SMA di kabupaten Melawi program pengawasan. Hasil penelitian
yang diperoleh dari pengawas sekolah. Hasil menunjukkan, secara keseluruhan pengawas telah
analisis menunjukkan bahwa terdapat 6% guru melaksanakan program pengawasan dengan baik.
memiliki kinerja kurang, 19% berkinerja cukup, Intensitas pembinaan guru, kepala sekolah,
71% berkinerja baik, dan 3% berkinerja sangat pemantauan 8 SNP, penilaian kinerja guru, dan
baik. penilaian kinerja kepala sekolah sudah masuk
kategori sering. Sedangkan kualitas pembinaan
b. Pembahasan masuk kategori baik.
Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, Melaksanakan pembinaan guru merupakan
salah satu tugas pokok seorang pengawas adalah salah satu tugas pokok pengawas sekolah dalam
menyusun program pengawasan. Program bidang akademik. Pembinaan guru bertujuan
pengawasan yang wajib dibuat oleh seorang untuk meningkatkan kompetensi guru, baik
pengawas terdiri dari program pengawasan pedagogik, profesional, kepribadian, maupun
tahunan, program pengawasan semester, sosial. Dengan kata lain, pembinaan guru
program pembinaan guru, program pembinaan dimaksudkan untuk membantu guru dalam
kepala sekolah, program pemantauan 8 SNP, menghadapi dan memecahkan berbagai persoalan
program penilaian kinerja guru, program penilaian yang berkaitan dengan tugas, serta memupuk
kinerja kepala sekolah, rencana pengawasan semangat dan moral para pendidik (Basri &
akademik (RPA), dan rencana pengawasan Tatang, 2015: 191).
manajerial (RPM). Beberapa hal yang dilakukan pengawas ketika
Hasil penelitian sebagaimana tabel 5 & 6 melaksanakan pembinaan guru terdiri dari
menunjukkan secara kuantitas maupun kualitas memberitahukan jadwal pembinaan guru,
komponen penyusunan program telah dipenuhi menunjukkan surat tugas dari kepala dinas
oleh pengawas. Dari hasil wawancara terhadap pendidikan, meminta guru mengisi daftar hadir,
kedua pengawas mengungapkan pengawas membina guru dalam menyusun perencanaan
mampu menyusun program pengawasan salah pembelajaran, membina guru dalam membuat
satunya karena sering diadakan rapat koordinasi penilaian pembelajaran, membina guru dalam
(rakor) di tingkat provinsi. Lewat rakor tersebut menyusun RPP, membina guru dalam kegiatan
selain untuk meningkatkan kompetensi pengawas pembelajaran, mengisi instrumen pembinaan,
juga untuk penyeragaman dari instrumen menganalisis data hasil pembinaan, meminta surat
penilaian baik untuk pembinaan, pemantauan keterangan pembinaan guru, mengisi matriks
maupun penilaian kinerja guru dan kepala sekolah. laporan pembinaan guru, membuat kesimpulan
Penyusunan program pengawasan didasarkan hasil pembinaan, dan memberikan rekomendasi
pada hasil evaluasi pelaksanaan program atas hasil pembinaan, memberikan materi tentang
tersebut masuk dalam kategori sering. Terdapat diharapkan kualitas lulusan maupun sekolah juga
lima aspek masuk dalam kategori sering dan satu baik. Itu semua merupakan bagian dari upaya
aspek masuk dalam kategori selalu, yaitu untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas
mengevaluasi hasil pelaksanaan program secara berkelanjutan.
pengawasan di tingkat kabupaten/kota/provinsi. c. Kesimpulan dan Rekomendasi
Artinya pelaksanaan evaluasi pengawas secara Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
keseluruhan telah sering dilakukan meskipun keempat komponen pengawasan dapat diperoleh
secara kualitas evaluasi baru mencapai nilai 75 kesimpulan sebagai berikut:
(cukup). 1) Penyusunan Program Pengawasan
Laporan akhir merupakan gabungan dari Penyusunan program pengawasan telah
laporan hasil pelaksanaan program pengawasan sering dilakukan oleh pengawas SMA di
dan laporan evaluasi hasil pelaksanaan program kabupaten Melawi dengan baik. Secara kuantitas
pengawasan secara keseluruhan. Komponen ini dan kualitas komponen ini telah tercapai
terdiri atas dua aspek yaitu penyusunan laporan meskipun masih perlu peningkatan dan
akhir hasil pengawasan dan dokumentasi kegiatan pembenahan.
pengawasan. 2) Pelaksanaan Program Pengawasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa laporan Pelaksanaan program pengawasan telah
akhir pengawasan memperoleh angka 82%, sering dilakukan oleh pengawas SMA di
berada dalam kategori sering. Dari lima indikator kabupaten Melawi dengan baik meskipun masih
(item pernyataan), hanya satu item yang berada terjadi perbedaan persepsi antara pengawas,
pada ketegori jarang (60%), yaitu publikasi hasil kepala sekolah maupun guru. Namun secara
pengawasan, ide maupun gagasan pengawas baik kuantitas maupun kualitas komponen ini telah
lewat media catak maupun elektronik. Hasil studi tercapai meskipun masih perlu peningkatan dan
dokumen menunjukkan laporan akhir hasil pembenahan.
pengawasan memperoleh nilai 83. Setelah 3) Evaluasi Hasil Pelaksanaan Program
dikonsultasikan dengan tabel kriteria Pengawasan
memperoleh predikat baik. Artinya, dari kualitas Hasil penelitian menyatakan bahwa evaluasi
laporan pengawas sudah baik. hasil pelaksanaan program pengawasan (hasil
Tujuan akhir (goal) dari program pengawasan evaluasi pengawas) secara keseluruhan telah
adalah meningkatnya kinerja guru maupun kepala dilakukan dengan perolehan angka sebesar 82%
sekolah, atau paling tidak setiap guru atau kepala (sering) disertai kelengkapan bukti 75% (cukup).
sekolah memiliki kinerja baik. Hasil penelitian Maka secara kuantitas dan kualitas komponen
menunjukkan bahwa sebagian besar kepala evaluasi hasil pekaksanaan program pengawasan
sekolah telah memiliki kinerja yang baik maupun telah tercapai meskipun masih perlu peningkatan
baik sekali. Begitu juga guru, sebagian besar telah dan pembenahan.
memiliki kinerja baik maupun baik sekali. 4) Laporan Akhir Hasil Pengawasan
Terlepas dari apakah pencapaian kinerja itu Laporan akhir hasil pengawasan memperoleh
merupakan hasil (goal) dari pembinaan pengawas persentase sebesar 82% termasuk kategori
atau tidak, yang pasti pengawas telah membuat sering. Secara kualitas laporan akhir hasil
program, melaksanakan program dan pengawasan memperoleh nilai 88 termasuk dalam
mengevaluasi hasil pelaksanaan pengawasan yang kategori baik. Dengan demikian, laporan akhir
semuanya itu sebagai upaya dalam membantu hasil pengawasan telah sering dibuat oleh
guru atau kepala sekolah untuk meningkatkan pengawas dengan kualitas yang baik.
kompetensinya agar menjadi lebih profesional. Tujuan akhir (goal) dari program pengawasan
Sehingga setelah guru dan kepala sekolah dapat dilihat dari hasil penilaian kinerja guru
memiliki kompetensi dan kinerja yang baik maupun kepala sekolah. Untuk kepala sekolah,
4% berkinerja sangat baik, 83% berkinerja baik, Pemerintah provinsi lewat Dinas Pendidikan
dan 13% berkinerja cukup. Untuk guru, 3% guru dan Kebudayaan provinsi Kalimantan Barat
berkinerja sangat baik, 71% berkinerja baik, 19% hendaknya memberikan tunjangan yang layak bagi
berkinerja cukup, dan 6% berkinerja kurang. pengawas sebagai penghargaan atas pengabdian
Dengan demikian, program pengawasan baik bagi karena pengawas merupakan salah satu
kepala sekolah maupun guru telah berhasil dan komponen penting dalam peningkatan kualitas
efektif meskipun masih perlu pembenahan dan pendidikan. Saat ini pengawas mengeluhkan
peningkatan. kecilnya tunjangan yang tidak sebanding dengan
Pengawas SMA di kabupaten Melawi beban tugas dan risiko yang dihadapi. Bahkan
hendaknya terus meningkatkan kinerjanya baik untuk pembelian ATK pun tidak ada bantuan dari
dalam menyusun program pengawasan, dinas. Kehidupan pengawas yang layak akan
melaksanakan program pengawasan, mengevaluasi berdampak pada performa kerja yang baik dalam
hasil pelaksanaan program pengawasan, maupun membantu menciptakan sumber daya manusia
menyusun laporan akhir hasil pengawasn. Selain provinsi Kalimantan Barat yang berkualitas di
itu, kunjungan pengawas ke sekolah binaan masa yang akan datang.
hendaknya terus ditingkatkan dan dilakukan
secara merata pada setiap sekolah tanpa Daftar Pustaka
memandang jarak tempuh dan keadaan sekolah. Agus, Iskandar & Yufridawati. Pengembangan Pola
Demikian pula hasil pengawasan, ide, dan gagasan Kerja Harmonis dan Sinergis antara Guru,
di bidang pendidikan hendaknya dipublikasikan Kepala Sekolah dan Pengawas. Jakarta:
baik lewat media cetak maupun elektronik supaya Bestari Buana Murni. 2013.
dapat dibaca dan diketahui oleh kepala sekolah, Ardinal, Roky. Evaluasi Program Pengawas
guru, pengawas lainnya, maupun oleh masyarakat Pendidikan Agama Islam Tingkat
secara umum, demi perbaikan dan peningkatan Tsanawiyah di Kabupaten Tanah Datar
kualitas pendidikan. Sumatera Barat. Tesis, UNJ, 2011.
Kepala sekolah hendaknya menjalin Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi
kerjasama dan komunikasi yang baik dengan Pendidikan (Edisi Revisi). Yogyakarta: Bumi
pengawas pembina selain guru dan warga sekolah. Aksara, 2008.
Dengan kerjasama dan komunikasi yang baik Basri, Hasan & Tatang. Kepemimpinan Pendidikan.
diharapkan akan memudahkan kepala sekolah Bandung: Pustaka Setia, 2015.
untuk berkonsultasi apabila mengalami Khair, Aminatur. "Faktor Yang Mempengaruhi
kesulitan/kendala dalam menjalankan tugas, Pelaksanaan Supervisi Pengajaran,” Jurnal
mendapatkan informasi, dan membuat keputusan Guru UNJ, Nomor 5 (2), (Desember
di sekolah yang dia pimpin. 2008): 139.
Guru hendaknya selalu mengasah dan Stuflebeam, Daniel L. & Chris L. S. Coryn,
meningkatkan kompetensinya sambil memupuk Evaluation Theory, Models, & Applications.
komitmen akan profesi gurunya. Menjadi guru New Jersey: Jossey-Bass, 2014.
merupakan panggilan jiwa yang sangat mulia. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan
Untuk itu, guru hendaknya menjalankan tugasnya Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
dengan baik, dengan rajin masuk sekolah Syahwal, Julkarnain & Kartowagiran Badrun.
(mengajar) dan membuat perangkat Evaluasi Kinerja Pengawas Sekolah dalam
pembelajaran. Dengan demikian, tidak ada lagi Melakukan Supervisi Penyelenggaraan
keluhan pengawas tentang adanya guru yang Pendidikan SD di Kota Tidore Kepulauan.
membandel karena tidak mau membuat Jurnal Evaluasi Pendidikan Vol 1 No. 2
perangkat pembelajaran. Tahun 2013: 2018.