Professional Documents
Culture Documents
Masterplan Drainase Kota Sintang: Bayu Saputro, Umar A. Ghani, Eko Yulianto
Masterplan Drainase Kota Sintang: Bayu Saputro, Umar A. Ghani, Eko Yulianto
ABSTRACT
Drainage infrastructure is a system consisting of many components, then drainage infrastructure
planning should consider the interconnection between components, along with their impacts. Planning of
drainage infrastructure is a process with high complexity, multi discipline, multi sector and multi user. The best
planning is based on a global approach but still concentrating specifically (sectorally) on the key issues to be
solved. Sintang City often experienced floods that resulted in disruption of community activities and the
destruction of infrastructure such as roads, bridges and settlements. Sintang City bypassed by the confluence of
two major rivers namely the Kapuas River and the Melawi River that divides the city into three parts. Sintang
City also there are many small rivers which is the part of Kapuas and Melawi River. This will result in a
decrease in the conductivity of the flow so that it is troubled to flooding. The purpose and objectives to be
achieved in this research is as to study the topography and hydrotopography characteristics of Sintang City in
relation to the drainage of the region, to examine the characteristics of the Sintang flood which includes the
source of flood water, the flood type, the puddle area, etc., to examine the macro drainage system which is right
for Sintang City.
Research methodology used by writer in this case is with ex facto method which is comparative and
associative. Data analysis also uses descriptive analytical method which is adjusted with the research flow
diagram. Secondary and primary data inventory as well as pre-arranged drainage masterplan planning through
existing regulations in order to become a reference in conducting studies and analysis, planning urban drainage
network system including determining its priority scale and stages of handling. Data analysis is also done with
some software as a tools in modeling the frequency distribution of rainfall, drainage flow modeling, and spatial
approach to the condition in a city area, especially the global contour in this case is Sintang City.
The result of the research with the data analysis showed that from the hydrology analysis of the
maximum daily rainfall frequency distribution used the value is relatively the same for one region, where the
value of the maximum flood discharge that occurs rapidly due because rainfall intensity factor that occurs quite
swift with a short duration of this can be seen in each hydrograph flooding each river. Furthermore, there are
floods of shipment that occur from upstream in 2 major rivers, namely Kapuas River and Melawi River which
high water level (HWL) becomes a reference in determining river border and become boundary conditions
measurement in hydrometry analysis and also related to river flow modeling, viewed through a spatial approach
related to the global contours that the Sintang City region especially in the River/Drainage Primary there are
basins with elevation of existing hydrotopography as well as zonation of loading from the existing catchment
area has a variety of different land use designs so that the surface runoff becomes large and that affect the
existing flow coefficient. Some of these factors are the cause of the problem of floods/puddles that periods often
occur in the Sintang City area. Therefore, it is necessary to determine the priority scale, the matrix of problems
and the appropriate treatment alternatives in the context of flood control seen from the method and time of
handling especially on the primary rivers according to the typology of Sintang City area so as to produce
technical recommendations related to flood prevention.
2
2. METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Umum & Diagram Alir Penelitian
Menurut (Sugiyono, 2001), Metodologi ini diagram alir yang memuat langkah-langkah
adalah suatu cara yang tersusun secara penyusunan seperti pada gambar di bawah ini.
terstruktur dan teratur dalam melakukan
penelitian terhadap suatu objek. Untuk skripsi
Analisa Data & Pemodelan integrasi software
Dalam tahapan olahan analisa data dari
kebutuhan data baik sekunder dan primer untuk
selanjutnya dilakukan analisa dari segi Hidrologi,
Hidrometri, Hidrotopografi, dan Hidrolika perlu
diintegrasikan dengan pemodelan. Untuk
Pemodelan sendiri peneliti menggunakan
beberapa software yang terdiri dari:
Pemodelan curah hujan harian maksimum
dengan software SMADA (Strom Water
Management & Desaign Aid) versi 6.43 for
Windows. Pemodelan pendekatan data spasial
dengan software Google Earth – SAS Planet –
Global Mapper v.18 – dan ArcGIS 10.3
Pemodelan aliran dengan software HEC-RAS
(Hydrologic Engineering Center - River Gambar 2. Diagram Alir Penelitian
Analysis System)
4
Kemudian dilakukan Uji Smirnov- lainnya untuk menghindari presentase error
Kolmogorov dengan maksud dan tujuan dari yang terdistribusi secara acak dan stokastik
penentuan metode analisa distribusi frekuensi lebih besar nilainya (tidak masuk akal untuk
curah hujan yang paling sesuai (uji kecocokan) besaran nilainya dalam analisa selanjutnya)
dimana untuk menentukan metode analisa apa atau dengan kata lain mengambil asumsi
yang paling cocok digunakan dalam presentase error terkecil.
menentukan hujan periode ulang tertentu 2, 5, Dari hasil uji analisa smirnov-
10, 25, 50 dan 100 tahun ( R2, R5, R10, R25, R50 kolmogorov diatas, bahwa nilai Dmax untuk
dan R100 ) dimana berbagai metode yang metode Log Pearson Tipe III yang diambil
dimaksud adalah metode yang tercakup dalam dikarenakan analisa distribusi metode Log
distribusi kontinu. Pearson Tipe III banyak digunakan dalam
Menurut teori yang ada secara hitungan analisa hidrologi terutama dalam analisa data
manual dengan menggunakan persamaan- maksimum (banjir) dan minimum (debit
persamaan serta tabel yang sudah ada pada minimum) dengan nilai ekstrem (Soewarno:
tiap-tiap metode dimana dicari presentase error 1995; 141) atau dengan kata lain dapat
terkecil daripada metode lainnya dan jika dari dijadikan acuan penentuan debit banjir pada
berbagai metode diatas didapat hasil ruas sungai rencana penelitian pada skripsi ini
”diterima” semua, maka analisa selanjutnya serta debit minimumnya dan atau tanpa
yang digunakan metode normal dikarenakan pengaruh baik daripada debit banjir kiriman 2
metode normal adalah dasar dari semua sungai besar (Kapuas & Melawi) yang
pengujian (atau induk/basic). berfluktuatif, kondisi normal ruas sungai (surut
Dalam analisa uji ini, hasil yang terendah/tidak ada pengaruh fluktuasi muka air
diperoleh tergantung pada kualitas dan panjang sungai besar), serta kondisi curah hujan di
data. Makin pendek data yang tersedia, makin lokasi.
besar penyimpangan yang terjadi. Sehubungan Dari hasil analisa distribusi frekuensi
dengan jumlah data (n) yang dianalisa hanya curah hujan berbagai metode diatas dan
10 Tahun terakhir (minimal) pada uji smirnov- kesimpulan sementara terkait hasil uji tadi,
kolmogorov diatas, maka peneliti maka peneliti selanjutnya menggunakan
menyimpulkan: Metode Log Pearson Tipe III.
Untuk analisa selanjutnya data yang diambil
adalah nilai Dmax terkecil dari Dmax metode
5
Tabel 3. Hasil Rekap Debit Maksimum DPS
Keriung Berbagai Periode Ulang
Tabel 5 Hasil Rekap Debit Maksimum DPS
Sawak Berbagai Periode Ulang
Catatan:
Gambar 6. Hidrograf Debit DPS Sawak Bahwa Luasan DAS & Panjang Sungai didapat dari
Berbagai Periode Ulang data sekunder.
Sungai Lingkar Hutan Wisata masuk dalam sistem
Sungai Keriung, Sawak, dan Sena.
6
3.3. Analisa Hidrometri
3.3.1.Analisa Hidrotopografi
7
Pada gambar sketsa di atas menjelaskan
bahwa pola & arah aliran yang terjadi untuk
Sistem Sungai (S. Keriung – S. Sena –
S.Sawak – Sungai Lingkar Hutan Wisata)
sebagian telah sesuai dengan sistem gravitasi
yang ada mengikuti bentuk dan nilai elevasi
kontur hingga mengalir ke arah Hilir dan
Muara sungai masing-masing, sebagian lagi
bervariatif dalam artian terdapat pola & arah
aliran yang berlawanan dengan hierarki
saluran, mengalir dan mengarah balik ke
segmen Hulu dikarenakan terdapat spot
cekungan sehingga aliran yang ada menjadi
aliran yang terkekang (faktor banjir/genangan).
9
Catatan: Pada kondisi seperti gambar di atas
menjelaskan bahwa terjadi
pendangkalan/perubahan dasar sungai di salah
satu segmen yang berakibat pada timbulnya
efek kontraksi/ekspansi, sehingga muka air di
Hulu naik, padahal muara pasang (back water
effect). Ini dikarenakan disekitar Sta. ini sudah
banyak Perumahan sehingga mempersempit
penampang sungai.
Permasalahan
10
4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Intensitas curah hujan harian maksimum waktu yang diperlukan hingga mencapai debit
yang terjadi di Kota Sintang (bersifat lokal) banjir maksimum di setiap DPS masing-
cukup besar nilainya dengan masing yang tersebar di Kota Sintang secara
waktu/durasi/lamanya kejadian hujan yang umum adalah sama dan berlangusng relatif
relatif singkat atau dengan kata lain, bahwa cepat yaitu jika hujan terjadi secara merata
hujan yang terjadi lebat/deras dengan waktu (hujan lokal) dengan nilai intensitas hujan
singkat saja sudah menyebabkan beberapa tertentu (misalnya untuk Kota Kecil dengan
kawasan mengalami banjir/genangan. Hal ini periode ulang 2-5 Tahun) tidak membutuhkan
didukung dengan bentuk daripada Hidrograf waktu yang lama untuk mencapai debit banjir
Debit yang memang diperuntukkan untuk maksimum tiap-tiap DPS (waktu singkat)
suatu kawasan kota. Dalam Hidrograf tersebut terlebih kondisi kontur global & topografi
tampak pada jam-jam awal jika terjadi hujan kawasan terkait hidrotopografi sehingga hal ini
kemudian dengan cepat langsung dapat yang menyebabkan kondisi banjir/genangan
mencapai nilai debit banjir (Qmax) dengan secara berkala khususnya di kawasan-kawasan
akumulasi kejadian hujan pada 1 jam pertama prioritas (pemukiman dan pusat pemerintah)
– 1 jam kedua dst. (total 4 jam-an) sampai yang berada pada elevasi/ketinggian lahan
dengan nilainya turun (hujan reda) dan pada yang cekung dan terlebih ditambah dengan
akhirnya berhenti hujan. Hal ini berlaku untuk banjir kiriman dari hulu yang terjadi pada 2
berbagai periode ulang kejadian hujan. sungai besar utama yaitu Sungai Kapuas &
Penjelasan lain yang juga dapat mewakili Sungai Melawi.
karateristik banjir dimana rata-rata untuk
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Peraturan Pemerintah Nomor Halim Asmar, A. 2012. Drainase Perkotaan,
37 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Cetakan Kedua. UII Pres Yogyakarta
DAS. Jakarta (Anggota IKAPI)
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sintang. Hydrologic Engineering Center. 2010. HEC-
2017. Kabupaten Sintang Dalam RAS River Analysis System,
Angka. CV. RIZ’Q, Sintang Applications Guide, Hydraulic
Reference Manual, System, User’s
Danial, Mochammad Meddy. 2010. Bidang Manual, Version 4.1, January 2010.
Studi Hidrolika Untuk Pola Ilmiah U.S. Army Cormps of Engineers,
Pokok Lahan Gambut/Lahan Basah. Davis, CA
Laporan Magang I – MHERE
Subcomponent B.1 Batch IV IBRD Maryono, Agus; Muth W.; dan Eisenhauer N.
Loan No. 4789 – IND & ida Loan No. 2001. Hidrolika Terapan. PT Pradnya
4077 – IND. Departemen Pendidikan Paramita, Jakarta
Nasional Fakultas Teknik Jurusan
Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun
Pontianak 2011 Tentang Sungai
11
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 28/PRT/2015 Tentang
Penetapan Garis Sempadan Sungai
dan Garis Sempadan Danau
12