Professional Documents
Culture Documents
net/publication/352214025
CITATIONS READS
0 229
4 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
1. Multilocation trials of bacterial consortium of N2O reducing bacteria and methanotrophs as biofertilizer and methane and N2O emissions reducers in paddy fields
View project
All content following this page was uploaded by Fatur Rahman on 11 July 2021.
PERAN BAKTERI
PROBIOTIK
BAGI FUNGSI FISIOLOGIS
SISTEM PENCERNAAN
ABALON TROPIS
FATURRAHMAN
ANJA MERYANDINI
IMAN RUSMANA
MUHAMMAD ZAIRIN JUNIOR
FATURRAHMAN
ANJA MERYANDINI
IMAN RUSMANA
MUHAMMAD ZAIRIN JUNIOR
Lay Out:
Tim LPPM Unram Press
Disain Cover:
Ishak
Editor:
Fariq Azhar, S.Pi., M.Si
Penerbit:
LPPM Unram Press
Alamat Penerbit :
Jln. Pendidikan No. 37 Mataram-NTB 83125
Telp. (0370) 641552, 638265
Fax.(0370) 638265,
e-mail: sentra-hki@unram.ac.id
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN CETAK ii
ABSTRACT iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
PENDAHULUAN 1
MENGENAL ABALON TROPIS 5
A. Klasifikasi dan Distribusi Abalon Tropis 5
B. Sistem Pencernaan pada Abalon 7
C. Nutrisi untuk Pertumbuhan Abalon 12
MANFAAT BAKTERI BAGI HEWAN AIR 17
A. Probiotik Akuakultur 17
B. Bakteri Sebagai Pemacu Pertumbuhan 20
C. Penelitian Probiotik Untuk Moluska 22
BERBURU BAKTERI AGAROLITIK 27
A. Bakteri Pendegradasi Agar 27
B. Berburu Bakteri Agarolitik 30
DUA PENGUJIAN PENTING SEBELUM UJI IN VIVO 37
A. Degradasi Makromolekul Komponen Pakan 38
B. Kemampuan Kolonisasi 43
PERTUMBUHAN ABALON YANG DIBERI BAKTERI 48
AGAROLITIK
MENGUKUR PERAN BAKTERI AGAROLITIK BAGI FUNGSI 57
FISIOLOGIS SISTEM PENCERNAAN ABALON
A. Analisis Kadar Agar pada Pakan dan Feses 57
B. Aktivitas Agarase In Situ dan Total Bakteri 57
DISKUSI UMUM 61
KESIMPULAN 79
DAFTAR PUSTAKA 80
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Studi enzim-enzim pencernaan pada abalon 11
Tabel 2. Penelitian probiotik pada moluska laut 24
Tabel 3. Data lokasi, bahan sumber isolat, jumlah sampel, 32
jumlah isolat dan kode isolat bakteri agarolitik
Tabel 4. Aktivitas agarolitik berdasarkan ukuran diameter 34
zona bening (mm) yang terbentuk pada media agar
setelah dituangi Lugol’s iodine
Tabel 5. Total bakteri Alg3.1-RfR, Abn1.2-RfR, kombinasi dan 45
kontrol (log10 cfu/ml) pada saluran pencernaan
abalon selama 24-72 jam pengamatan
Tabel 6. Rata-rata pertumbuhan relatif (PR), pertumbuhan 49
biomasa (PB) dan pertambahan panjang cangkang
harian (mm) abalon selama 60 hari pemeliharaan
Tabel 7. Rata-rata efisiensi pakan (EP) dan konversi pakan 53
(KP) abalon selama 60 hari pemeliharaan
Tabel 8. Kadar agar-agar dan gross energy pada pakan dan 59
feses abalon
66
Tabel 9. Jumlah total bakteri dan bakteri agarolitik pada
saluran pencernaan abalon dan air bak
pemeliharaan
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Contoh tipe habitat abalon tropis (Haliotis asinina) 6
di perairan Kuta, Lombok Tengah bagian Selatan, NTB
(Ikhwan, 2014).
Gambar 2. Abalon Haliotis asinina dan representasi saluran 8
pencernaan
Gambar 3. Kurva pertumbuhan abalon Lombok yang 14
dipelihara secara indoor dan diberi pakan Gracilaria
sp. selama 13 bulan pengamatan. Pertumbuhan
diukur berdasarkan panjang cangkang (Sofyan et al.
2005)
Gambar 4. Posisi pemotongan agarosa oleh enzim α-agarase 28
dan β-agarase (Eckborg 2005)
Gambar 5. Koloni bakteri agarolitik menyebar tipis pada 33
permukaan medium A dengan 1.8% agar (A), zona
bening yang terbentuk dari supernatan yang
diproduksi pada kultur cair MB umur 24 jam (B),
pembentukan kawah atau pendangkalan agar setelah
3-5 hari inkubasi (C), dan pencairan agar separuh
atau seluruhnya setelah 15 hari inkubasi (D).
Gambar 7. Derajat hidrolisis karbohidrat Gracilaria sp. (% ) 41
oleh isolat bakteri agarolitik pada jumlah inokulum
yang berbeda selama periode 24 dan 48 jam
pengamatan
Gambar 8. Kemampuan kolonisasi isolat bakteri Alg3.1-RfR, 46
Abn1.2-RfR, campuran dan kontrol dalam saluran
pencernaan abalon selama 72 jam pengamatan
Gambar 9. Aplikasi pakan puding probiotik strain bakteri 56
agarolitik pada abalon tropis
Gambar 10. Aktivitas agarase dan amilase pada saluran 62
pencernaan abalon. Gnotobiotik, pakan+antibiotik;
Gnotoplus, pakan+probiotik; Normalplus,
pakan+probiotik; Normal, pakan normal. Huruf yang
berbeda menunjukkan adanya perbedaan antar
perlakuan (ANOVA dan Tukey, p<0.05)
1
PENDAHULUAN
4.5
4
panjang cagkang (cm)
3.5
3
2.5
Panjang
2
Cangkang
1.5 (cm)
1
0.5
0
0 2 4 6 8 10 12 14
waktu (bulan)
A. Probiotik Akuakultur
activity
Riquelme et Vibrio sp. C33 Enhancement of A. purpuratus
al.2001 survival rate
Pseudomonas s. 11
Bacillus sp. B2
Longeon et al. Pseudoalteromonas Enhancement of P. maximus
2004 sp. survival rate
Prado (2006)* Phaeobacter Enhancement of Ostrea
gallaeciensis survival rate edulis
Macey dan Coyne Vibrio midae Improved gut H. midae
2005, 2006 microbial
Enhancement of
growth rate
Doeschate & Pseudoalteromonas Enhancement of H. midae
Coyne 2008 sp. C4 growth rate
Iehata et al. 2009 Lactobacillus sp. a3 Capasity H. gigantea
colonisation
Iehata et al. 2010 Pediococcus sp.Ab1 Enzymes activity H. gigantea
and VFA
production
*dikutip dari Prado et al. 2010
Baru-baru ini dilaporkan bahwa suatu
Pseudoalteromonas sp.galur C4 yang disolasi dari saluran
pencernaan H. midae telah digunakan sebagai probiotik
untuk meningkatkan laju pertumbuhan abalon tersebut.
Hasilnya menunjukkan bahwa Pseudoalteromonas sp
strain C4 dapat memperbaiki status nutrisi, daya cerna pakan
alami dan meningkatkan laju pertumbuhan juvenil H. midae
(Doeschate dan Coyne 2008).
Suplementasi bakteri probiotik (dalam hal ini bakteri
agarolitik) dipandang sebagai strategi yang tepat dalam
memperbaiki pertumbuhan H. asinina, yaitu dengan
membantu sistem pencernaan inang dalam mendegradasi
26
5A 5B
5D 5D
13 Alg5.2 31.33 36
14 Alg5.3 21.67 20.5
15 Alg6.3 23.33 22
110
90
Hidrolisis substrat (%)
70
50
30
10
70.00
Hidrolisis KH Gracilaria (%)
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
24 jam 48 jam 24 jam 48 jam 24 jam 48 jam
B. Kemampuan Kolonisasi
Percobaan kolonisasi dilakukan untuk mengukur
kapasitas suatu galur bakteri untuk hidup, tumbuh dan
berkolonisasi dalam saluran pencernaan inangnya. Suatu
probiotik dapat memberikan manfaat dalam penyediaan
nutrisi esensial dan kontribusi enzimatik bagi inangnya
apabila probiotik tersebut mampu berkolonisasi dengan baik
pada saluran pencernaan inangnya.
Isolat bakteri agarolitik yang digunakan dalam
pengujian kolonisasi adalah mutan isolat Alg3.1 - Abn1.2
yang bersifat resisten terhadap antibiotik rifampisin atau
disingkat Alg3.1-RfR dan Abn1.2-RfR. Hal ini penting untuk
dilakukan karena pengujian bakteri probiotik secara in vivo
pada lingkungan yang tidak bebas bakteri menyulitkan
dalam evaluasi maupun reisolasi bakteri uji. Salah satu
strategi yang dapat digunakan adalah membuat bakteri
probiotik mutan. Penanda yang umum digunakan untuk
mutasi spontan adalah resistensi antibiotik. Dalam penelitian
44
Pertambahan
Pertumbuhan Pertumbuhan panjang cangkang
relatif (%) biomasa (g) (mm)
MENGUKUR PERAN
BAKTERI AGAROLITIK
BAGI FUNGSI FISIOLOGIS
SISTEM PENCERNAAN ABALON
1.4
1.2
a
aktivitas enzim (nkat/ml)
ab ab
1
b
0.8
ab a
0.6 bc
b
0.4
0.2
120.00
Rasio agaroliti/total bakteri (%)
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
Gnoto Gnotoplus Normplus Normal
DISKUSI UMUM
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
PROFIL PENULIS