You are on page 1of 7

Widya Kumara Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Volume 1 Nomor 2 2020

ISSN 2721-5075

SOCIOCULTURAL-REVOLUTION ALA VYGOTSKY DALAM


KONTEKS PEMBELAJARAN

I Putu Suardipa
STAHN Mpu Kuturan Singaraja

Abstract
Vygotsky learning theory is one of the social learning theories so that it is
suitable for cooperative learning model because in cooperative learning model
occurs social interactive, namely interaction between students and students With
the teacher, in an effort to discover concepts and problem solving. During this
interaction process there is cognitive apprenticeship, which is the process by
which one who is learning step by step gaining expertise through interactions with
experts. Vygotsky's theory accommodates sociocultural-revolution, which assumes
that learning occurs when children work or learn to handle tasks that have not
been studied but those tasks are still within reach of their abilities, or Those tasks
are in zone of proximal development. Zone of proximal development is a slight
development of students ' capabilities over their own capabilities. Vygotsky
emphasizes scaffolding, which is to provide full assistance to the child in the early
stages of learning which is then gradually reduced and gives the child the
opportunity to take over the greater responsibility immediately After he can do it.
Keywords: Sociocultural-Revolution, Vygotsky theory, learning

Abstrak
Teori belajar Vygotsky merupakan salah satu teori belajar sosial sehingga
sangat sesuai dengan model pembelajaran kooperatif karena dalam model
pembelajaran kooperatif terjadi interaktif sosial yaitu interaksi antara siswa
dengan siswa dan antara siswa dengan guru, dalam usaha menemukan konsep-
konsep dan pemecahan masalah. Selama proses interaksi ini terjadi pemagangan
kognitif (cognitive apprenticeship), yaitu proses di mana seseorang yang sedang
belajar tahap demi tahap memperoleh keahlian melalui interaksinya dengan pakar.
Teori Vygotsky mengakomodasi sociocultural-revolutionyangberanggapan bahwa
pembelajaran terjadi apabila anak-anak bekerja atau belajar menangani tugas-
tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan
kemampuannya, atau tugas-tugas itu berada dalam zone of proximal development.
Zone of proximal development adalah perkembangan kemampuan siswa sedikit di
atas kemampuan yang sudah dimilikinya.Vygotsky lebih menekankan scaffolding,
yaitu memberikan bantuan penuh kepada anak dalam tahap-tahap awal
pembelajaran yang kemudian berangsur-angsur dikurangi dan memberikan
kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab semakin besar
segera setelah ia dapat melakukannya.
Kata Kunci:Sociocultural-Revolution, Teori Vygotsky , Pembelajaran.

48
I Putu Suardipa, Sociocultural-Revolution
Widya Kumara Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Volume 1 Nomor 2 2020

ISSN 2721-5075

Pendahuluan diingat dan diproses oleh anak. Meskipun


Perkembangan manusia adalah secara tegas bukan “stage theory” (teori
sesuatu yang tidak terpisahkan dari bahwa perkembangan berlangsung
kegiatan-kegiatan sosial dan budaya, yang melalui beberapa tahap), pandangan
merupakan suatu proses-proses Vygotsky mencakup konsep “periode
perkembangan mental seperti ingatan, usia” masa bayi, usia prasekolah dan
perhatian, dan penalaran yang melibatkan taman kanak-kanak, usia sekolah dasar
pembelajaran dengan menggunakan dan remaja, setiap masa berdasar pada
temuan-temuan masyarakat. masa sebelumnya dan setiap masa
Perkembangan kognitif sosial anak ditentukan oleh rangkaian pencapaian
merupakan hal penting untuk perkembangannya yang unik (Roopnarine,
diperhatikan, karena merupakan kawasan 2011:253)
yang membutuhkan pemrosesan yang Menurut Vygotsky (1962),
sangat serius dalam membentuk karakter keterampilan-keterampilan dalam
dalam rangka meningkatkan potensi keberfungsian mental berkembang melalui
ingatan dan penalaran yang lebih baik. interaksi sosial langsung. Informasi
Untuk memaksimalkan perkembangan, tentang alat-alat, keterampilan-
seharusnya anak bekerja dengan teman keterampilan dan hubungan-hubungan
yang lebih terampil (lebih dewasa) yang interpersonal kognitif dipancarkan melalui
dapat memimpin secara sistematis dalam interaksi langsung dengan manusia.
memecahkan masalah yang lebih Melalui pengorganisasian pengalaman-
kompleks. pengalaman interaksi sosial yang berada
di dalam suatu latar belakang kebudayaan
PEMBAHASAN ini, perkembangan mental anak-anak
2.1 Teori Perkembangan Kognitif menjadi matang.
Vygotsky Studi Vygotsky fokus pada
Perkembanagan kognitif terjadi pada hubungan antara manusia dan konteks
saat individu berhadapan dengan sosial budaya di mana mereka berperan
pengalaman baru dan menantang serta dan saling berinteraksi dalam berbagi
ketika mereka beruasaha untuk pengalaman atau pengetahuan. Oleh
memecahkan masalah yang dimunculkan.. karena itu, teori Vygotsky yang dikenal
Perkembangan kognitif dalam pandangan dengan teori perkembangan sosiokultural
Vygotsky diperoleh melalui dua jalur, menekankan pada interaksi sosial dan
yaitu proses dasar secara biologis dan budaya dalam kaitannya dengan
proses psikologi yang bersifat perkembangan kognitif. Perkembangan
sosiobudaya. pemikiran anak dipengaruhi oleh interaksi
Vygotsky percaya bahwa sosial dalam konteks budaya di mana ia
perkembangan anak mencakup perubahan dibesarkan (Danoebroto, 2015: 194).
kualitatif dan kuantitatif. Saat perubahan Menurut Slavin (2000:270).
kualitatif terjadi, seluruh sistem fungsi Interaksi sosial ini memacu terbentuknya
mental mengalami restrukturisasi besar, ide baru dan memperkaya perkembangan
yang berakibat pada munculnya bentuk intelektual siswa. Konsep ini oleh
kognitif dan sosial-emosional baru atau Vygotsky dinamakan pemagangan
pencapaian perkembangan. Demikian juga kognitif (cognitive apprenticeship).
dengan adanya periode dimana tidak ada Pemagangan kognitif mengacu pada
pembentukan baru yang terjadi, tapi anak- proses di mana seseorang yang sedang
anak masih mengembangkan kemampuan belajar tahap demi tahap memperoleh
mereka yang ada. Selama periode ini, keahlian melalui interaksinya dengan
pertumbuhan terjadi sebagai perubahan pakar. Pakar yang dimaksud di sini adalah
kuantitatif dalam jumlah hal yang bisa
53
I Putu Suardipa, Sociocultural-Revolution
Widya Kumara Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Volume 1 Nomor 2 2020

ISSN 2721-5075

orang yang menguasai permasalahan yang tinggi itu terserap ke dalam individu
dipelajari. tersebut.
2.2 Zona perkembangan proksimal Vygotsky menciptakan konsep Zone
(zone of proximal development) Proximal Development (ZPD) sebagai
Vygotsky juga mengemukakan cara psikolog untuk pendidik untuk
konsepnya tentang zona perkembangan memikirkan pengembangan anak-anak
proksimal (zone of proximal development) dan bagaimana mereka belajar dan
atau dapat diartikan sebagai daerah mengembangkan kemampuan pemecahan
perkembangan terdekat (DPT). masalah diperlukan untuk melaksanakan
Menurutnya, perkembangan kemampuan bidang tugas kaitannya dengan
seseorang dapat dibedakan ke dalam dua pengembangan. ZPD mengembangan
tingkat, yaitu tingkat perkembangan suatu hubungan perspektif psikologis
aktual dan tingkat perkembangan umum pada pengembangan anak dengan
potensial. Tingkat perkembangan aktual suatu perspektif bersifat pendidikan pada
tampak dari kemampuan seseorang untuk instruksi.
menyelesaikan tugas-tugas atau Zona perkembangan proksimal
memecahkan berbagai masalah secara diartikan sebagai fungsi-fungsi atau
mandiri. Ini disebut sebagai kemampuan kemmpuan-kemampuan yang belum
instrumental, sedangkan tingkat matang yang masih berada pada proses
perkembangan potensial tampak dari pematangan. Ibaratnya sebagai embrio,
kemampuan seseorang untuk kuncup atau bunga, yang belum menjadi
meyelesaikan tugas-tugas dan buah. Tunas-tunas perkembangan ini akan
memecahkan masalah ketika di bawah menjadi matang melalui interaksinya
bimingan orang dewasa atau ketika dengan orang dewasa atau kolaborasi
berkolaborasi dengan teman sebaya yang dengan teman sebaya yang lebih
lebih kompeten. Ini disebut sebagai kompeten. Untuk menafsirkan konsep
kemampuan intermental. Jarak antara zona perkembangan proksimal ini dengan
keduanya, yaitu tingkat perkembangan menggunakan scaffolding interpretation,
aktual dan tingkat perkembangan yaitu memandang zona perkembangan
potensial ini disebut zona perkembangan proksimal sebagai perancah, sejenis
proksimal (Budiningsih, 2003:44). wilayah penyanggah atau batu loncatan
Ide Vygotsky adalah peran penting untuk mencapai taraf perkembangan yang
guru dalam menyediakan bimbingan semakin tinggi.Gagasan Vygotsky tentang
kepada siswa, memberikan masukan dan zona perkembangan proksimal ini
saran serta menawarkan berbagai macam mendasari perkembangan teori belajar dan
strategi dalam memecahkan masalah pembelajaran untuk meningkatkan
Oakley (2004:41).Trianto (2011:39) juga kualitas dan mengoptimalkan
menambahkan bahwa menurut Vygotsky perkembangan kognitif anak. Beberapa
proses pembelajaran akan terjadi jika anak konsep kunci yang perlu dicatat adalah
bekerja atau menangani tugas-tugas yang bahwa perkembangan dan belajar bersifat
belum dipelajari, namun tugas-tugas independen atau saling terkait,
tersebut masih berada dalam jangkauan perkembangan seseorang bersifat context
mereka yang disebut dengan zone of dependent atau tidak dapat dipisahkan dari
proximal development, yakni daerah konteks sosial, dan sebagai bentuk
tingkat perkembangan sedikit di atas fundamental dalam belajar adalah
daerah perkembangan seseorang saat ini. partisipasi dalam kegiatan sosial
Vygotsky yakin bahwa fungsi mental (Budiningsih, 2003:44).
yang lebih tinggi pada umumnya muncul Berpijak pada konsep zona
dalam percakapan dan kerja sama antar perkembangan proksimal, maka sebelum
individu sebelum fungsi mental yang lebih terjadi internalisasi dalam diri anak, atau
54
I Putu Suardipa, Sociocultural-Revolution
Widya Kumara Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Volume 1 Nomor 2 2020

ISSN 2721-5075

sebelum kemampuan intermental pengembangan ilmu. Karena interes siswa


terbentuk, anak perlu dibantu dalam seperti itu justru berbeda, yaitu “ingin
proses belajarnya. Orang dewasa dan/atau lebih tahu lagi” (curiosity), yang bersifat
teman sebaya yang lebih kompeten perlu konsisten.
membantu dengan berbagai cara seperti 2.3 Scaffolding
memberikan contoh, memberikan Dimana pada konsep ini
feedback, menarik kesimpulan, dan menekankan dukungan tahap demi tahap
sebagainya dalam rangka perkembangan untuk belajar dan pemecahan masalah
kemampuannya (Budiningsih:45). sebagai suatu hal penting dalam pemikiran
Fenomena dari ZPD menekankan konstruktivitas modern (Mappalotteng,
pada peranan pokok dari pendidikan 2008:7). Menurut Horowitz (2005) yang
dalam perkembangan intelektual. Menurut dikutip oleh Santrok (2009:64),
Vigotsky dalam Agustiani (2006) yang scaffolding berhubungan erat dengan
dikutip oleh Katminingsih (2009: 97) ZDP. Scaffolding berarti mengubar tingkat
bahwa,“Pendidikan mempunyai pengaruh dukungan.
hanya bila berada di depan Bruner dalam Oakley (2004:42)
perkembangan”. Maksud dari pernyataan mengembangkan ide Vygotsky lebih jauh.
ini adalah, bagi anak-anak yang Ia menyarankan agar guru menggunakan
mempunyai kemampuan intelektual Scaffolding dalam pembelajaran. Menurut
istimewa (luar biasa) dan di dalam dirinya Ruseffendi (1992:34) Scaffolding adalah
ada ZPD, maka praktik pendidikan, bantuan atau support kepada seseorang
misalnya berbagai pengalaman belajar, anak dari seseorang yang lebih dewasa
stategi pembelajaran yang diterapkan, atau lebih kompeten dari anak yang
materi pembelajaran atau kurikulum yang bersangkutan.
diberikan harus satu tingkat di atas Selanjutnya Winataputra, dkk
perkembangan anak-anak normal. Dengan (2008:6.21) menanmbahkan bahwa
menerapkan konsep ZPD pada Scaffolding merupakan proses
pendidikan, maka pembelajaran akan memberikan tuntunan atau bimbingan
memajukan perkembangan anak, karena kepada siswa untuk mencapai apa yang
isi ZPD diubah, diperbaiki, harus dipahami dari apa yang sekarang
dikembangkan, dan ditempatkan pada sudah diketahui. Berdasarkan pemahaman
tahapan perkembangan sebenarnya yang guru terhadap kemampuan siswa, siswa
menyebabkan pemelajar bergerak maju ke didorong dan ditugaskan untuk
suatu tingkat perkembangan yang lebih mengerjakan tugas yang sedikit lebih sulit,
tinggi. dan selangkah lebih tinggi dari
Konsep Vygotsky perkembangan kemampuan yang saat ini dmiliki dengan
ZPD hanya dapat dilakukan dan berarti intensitas bimbingan yang semakin
jika pelaksanaan pendidikan satu tingkat berkurang.
berada di atas perkembangan. Dalam Dalam pendidikan usia dini,
bahasa yang lebih sederhana, scaffolding mengambil peran yang sangat
Katminingsih (2009: 97) mengingatkan penting dalam proses pembelajaran di
betapa penting untuk diperhatikan pada setiap aspek menuju pada pencapaian
sisi siswa berbakat (yang mempunyai tahap perkembangan anak (child
kecerdasan luar biasa) bahwa segumpalan development). Setiap kali seorang anak
konten pengetahuan yang diperolehnya mencapai tahap perkembangan yang
tanpa mampu mengolahnya untuk ditandai dengan terpenuhinya indikator
perkembangan lebih lanjut adalah dalam aspek tertentu, maka anak
pengetahuan sesaat yang manfaatnya membutuhkan scaffolding. Vygotsky
kurang dirasakan sebagai pengetahuan menuliskan bahwa scaffolding merupakan
yang siap diperlukan bagi setiap bentuk bantuan yang tepat waktu yang
55
I Putu Suardipa, Sociocultural-Revolution
Widya Kumara Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Volume 1 Nomor 2 2020

ISSN 2721-5075

juga harus ditarik tepat waktu ketika merencanakan, membimbing, dan


interaksi belajar sedang terjadi saat anak- membantu perilaku mereka. Penggunaan
anak mengerjakan puzzle, membangun bahasa untuk pengaturan diri (self-
miniature bangunan, mencocokkan regulation) ini dinamakan private speech.
gambar dan tugastugas pelajaran lainnya. Sebagai contoh, anak-anak kecil berbicara
Saat interaksi belajar berlangsung, keras-keras kepada diri mereka sendiri
scaffolding kadang dibutuhkan secara mengenai hal-hal seperti mainan mereka
bersamaan dan terintegrasi dalam aspek dan tugas-tugasyang sedang berusaha
fisik, intelektual, seni dan emosional mereka selesaikan. Jadi, ketika mereka
(Abidin, :4). mengerjakan sebuah puzzle, seorang anak
Dialog adalah sebuah alat mungkinb erkata, “potongan ini tidak
scaffolding yang penting dalam zona cocok; mungkin aku akan mencoba yang
perkembangan proksimal. Dalam itu”. Beberapa menit kemudian ia
pandangan Vygotssky, anak-anak megatakan, “ini sulit”. Bagi Piaget,
memiliki konsep-konsep yang kaya, tetapi private speech adalah egosentris dan tidak
tidak sistematis, tidak terorganisasi, da dewasa, tetapi bagi Vygotsky, hal ini
spontan. Dalam sebuah dialog, konsep merupakan sebuah alat penting dari
tersebut bertemu dengan konsep pemikiran selama tahun-tahun pada masa
pembimbing yang lebih sistematis, logis, kanak-kanak awal. Ketika anak-anak
dan rasional. Hasilnya, konsep anak berbicara kepada diri sendiri, mereka
menjadi lebih sistematis, logis, dan menggunaka bahasa untuk mengatur
rasional. Sebagai contoh, sebuah dialog perilaku mereka dan membimbing diri
mungkin berlangsung antara guru dan sendiri. Vygotsky mengatakan bahwa
anak ketika guru menggunakan bahasa dan pemikiran pada awalnya
scaffolding untuk membantu anak berkembang secara independen satu sama
memahami sebuah konsep seperti lain dan kemudian bergabung. Ia
“transportasi”. Mengajukan pertanyaan- menekankan bahwa semua fungsi mental
pertanyaan yang mendalam adalah sebuah memiliki asal-usul eksternal atau sosial.
cara yang sangat baik untuk menunjang Anak-anak harus menggunakan bahasa
pembelajaran siswa dan membantu ereka untuk berkomunikasi dengan orang lain
mengembangkan keterampilan berfikir sebelum mereka dapat berfokus pada
yang lebih rumit.sseorang guru dapat pemikirann-pemikiran mereka sendiri
mengajukan pertanyaan kepada siswa (Santrok, 2009: 65).
seperti “Apakah contoh hal tersenbut?” Vygotsky mengemukakan bahwa
“Mengapa kamu berpikir demikian?” dan bahasa berperan penting dalam proses
“Bagaimana kamu menghubungakan hal- perkembangan kognitif anak. Menurutnya
hal itu?” Seiring waktu , siswa harus pula, ada hubungan yang jelas antara
mulai menginternalisasi penyelidikan perkembangan bahasa dan perkembangan
semacam ini dan lebih membantu kerja kognitif. Ia menyatakan bahwa ada tiga
mereka sendiri (Santrok, 2009: 64). tahap perkembangan bahasa. Selanjutnya,
2.4 Bahasa dan Pikiran Vygotsky menurut Oakley (2004:40)
Penggunanan dialog sebgai alat menentukan perbedaan antara fungsi
scaffolding hanyalah satu contoh dari mental dasar dan fungsi mental lebih
peran penting bahasa dalam tinggi. Fungsi mental dasar adalah alami
perkembangan anak. Menurut Vygotsky, dan tidak dipelajari, sedangkan fungsi
anak-anak menggunakan percakapan tidak mental lebih tinggi dipengaruhi dan
hanya untuk komunikasi sosial, tetapi juga berkembang melalui belajar, seperti
untuk membantu mereka memecahkan bahasa dan memori, pemikiran, pemusatan
tugas. Vygotsky lebih percaya bahwa perhatian dan lain-lain. Seseorang
anak-anak menggunakan bahasa untuk membutuhkan inner speech dan budaya
56
I Putu Suardipa, Sociocultural-Revolution
Widya Kumara Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Volume 1 Nomor 2 2020

ISSN 2721-5075

yang ditransmisikan melalui bahasa dan


bantuan orang lain yang lebih ahli untuk 2.6 Perbandingan teori Piaget dengan
mengubah fungsi mental dasar menjadi Vygotsky
fungsi mental yang lebih tinggi. Meskipun kedua teori merupakan
Vygotsky dalam Dahar (2011:153) teori konstruktivis, teori Vygotsky
menyarankan bahwa interaksi sosial merupakan pendekatan konstruktivis
merupakan hal yang penting bagi siswa sosial (social constructivist approach),
dalam menginternalisasi pemahaman- yang menekankan konteks sosial
pemahaman yang sulit, masalah-masalah pembelajaran dan kontruksi pengetahuan
dan proses. Selanjutnya, proses melalui interaksi sosial. Peralihan
internalisasi melibatkan rekonstruksi konseptula dari Piaget ke Vygotsky adalah
aktivitas psikologis dengan dasar dari individual menjadi kolaborasi,
penggunaan bahasa. Dengan demikian, interaksi sosial, dan aktivitas
terlihat jelas bahwa penggunaan bahasa sosiokultural. Bagi Piaget, anak-anak
secara aktif yang didasarkan pemikiran mengkonstruksi pengetahuan dengan
merupakan sarana bagi siswa untuk melakuakan transformasi, mengorganisasi,
menegosiasi kebermaknaan pengalaman- dan melakukan reorganisai terhadap
pengalaman mereka. pengetahuan sebelumnya. Bagi Vygotsky,
anak-anak mengkonstruksi pengetahuan
2.5 Implikasi Teori Vygotsky Proses melalui interaksi sosial. Implikasi teori
Pembelajaran Piaget dalam pengajaran adalah bahwa
Implikasi teori Vygotsky dalam anak-anak membutuhkan dukunagn untuk
pembelajaran menurut Oakley (2004:48- mengeksplorasi dunia mereka dan
50) yaitu sebagai berikut: mendapatkan pengetahuan. Implikasi
1. Proses pembelajaran yang utama teori Vygotsky dalam pengajaran
diberikan oleh guru harus sesuai adalah bahwa para siswa membutuhkan
dengan tingkat perkembangan banyak kesempatan untuk belajar dengan
potensial siswa. Siswa seharusnya guru dan teman sebaya yang lebih
diberikan tugas yang dapat terampil (Santrok, 2009: 66).
membantu mereka untuk mencapai
tingkat perkembangan III. PENUTUP
potensialnya. Teori belajar Vygotsky merupakan
2. Vygotsky mempromosikan salah satu teori belajar sosial sehingga
penggunaan pembelajaran sangat sesuai dengan model pembelajaran
kolaboratif dan kooperatif, dimana kooperatif karena dalam model
siswa dapat saling berinteraksi dan pembelajaran kooperatif terjadi interaktif
saling memunculkan strategi- sosial yaitu interaksi antara siswa dengan
strategi pemecahan masalah yang siswa dan antara siswa dengan guru,
efektif dalam masing-masing ZPD dalam usaha menemukan konsep-konsep
mereka. dan pemecahan masalah. Selama proses
Menurut Ruseffendi (1992:34) interaksi ini terjadi pemagangan kognitif
menjelaskan implikasi teori Vygotsky (cognitive apprenticeship), yaitu proses di
dalam pembelajaran diantaranya adalah mana seseorang yang sedang belajar tahap
guru bertugas menyediakan atau mengatur demi tahap memperoleh keahlian melalui
lingkungan belajar siswa dan mengatur interaksinya dengan pakar. Vygotsky
tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa, lebih menekankan scaffolding, yaitu
serta memberikan dukungan dinamis, memberikan bantuan penuh kepada anak
sedemikian hingga setiap siswa bisa dalam tahap-tahap awal pembelajaran
berkembang secara maksimal dalam zona yang kemudian berangsur-angsur
perkembangan proksimal. dikurangi dan memberikan kesempatan
57
I Putu Suardipa, Sociocultural-Revolution
Widya Kumara Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Volume 1 Nomor 2 2020

ISSN 2721-5075

kepada anak untuk mengambil alih Mappalotteng, Abdul Muis. 2008.


tanggung jawab semakin besar segera Sumbangan Vygotsky’s Terhadap
setelah ia dapat melakukannya. Pemahaman Pemagangan Kognitif
Pada penerapan pembelajaran Sebagai Suatu Proses
dengan teori belajar sosiokultur, guru Pengembangan Pendidikan Vokasi
berfungsi sebagai motivator yang Orang Dewasa Di Era Global.
memberikan rangsangan agar siswa aktif Seminar Nasional Pendidikan
dan memiliki gairah untuk berfikir, tanggal 26 Januari. Lampung: FKIP
fasilitator, yang membantu menunjukkan UNILA.
solusi bila siswa menemukan hambatan Roopnarine, L. Jaipaul, dan James E.
dalam proses berfikir, menejer yang Johnson. 2011. Pendidikan Anak Usia
mengelola sumber belajar, serta sebagai Dini Dalam Berbagai Pendekatan.
rewarder yang memberikan penghargaan Jakarta: Kencana Prenada Media. hlm
pada prestasi yang dicapai siswa, sehingga 251-252.
mampu meningkatkan motivasi yang lebih Rusefendi, dkk. 1992. Materi Pokok
tinggi dari dalam diri siswa. Pada intinya, Pendidikan Matematika 3. Jakarta:
siswa lah yang dapat menyelesaikan Debdikbud.
permasalahannya sendiri untuk Salkind, N.J. 2004. An Introduction to
membangun ilmu pengetahuan. Theories of Hunan Development.
London: Sage Publications, Inc.
DAFTAR PUSTAKA Santrok, Jhon W. 2009. Psikologi
Abidin, A Rahmania. Peranan ZDP dan Pendidikan. Jakarta: Selemba
Scaffolding Vygotsky dalam Humanika.
Pendidikan Anak Usia Dini. Slavin, R.E., 2000, Educational
Makalah. Ambon. Psychology: Theory and Practice,
Budiningsih, C. Asri. 2003. Edisi 6, Boston: Allyn and Bacon.
Perkembangan Teori Belajar dan Taylor, L., 1993. Vygotskian influences in
Pembelajaran Menuju Revolusi- mathematics education, with particular
Sosiokultural Vygotsky. Jurnal: reference to attitude development.
Dinamika Pendidikan No 01: 37-48. Jurnal: Focus on Learning Problems
Dahar, R.W. 2011. Teori-teori Belajar in Mathematics, Vol. 15: 3–17.
dan Pembelajaran. Jakarta : Trianto. 2011. Mendesain Model
Erlangga. Pembelajaran Inovatif Progresif:
Danoebroto, Sri Wulandari, 2015. Teori Konsep, Landasan, dan
Belajar Konstruktivis Piaget dan Implementasinya pada Kurikulum
Vygotsky. Jurnal: Indonesian Digital Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Journal of Mathematics and Jakarta: Bumi Aksara.
Education Vol 2 No 3: 191-198. Winataputra, U.S, dkk. 2008. Teori
Jones, G.A. & Thornton, C.A., 1993, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta :
“Vygotsky Revisited: Nurturing Universitas Terbuka.
Young Children’s Understanding of Yohanes, Rudi Santoso. 2015. Teori
Number”, Focus on Learning Vygotsky dan implikasinya Terhadap
Problems in Mathematics, Vol. 15, Pembelajaran Matematika. Jurnal:
Pages 18–28. Widya Warta No 2: 127-135.
Katminingsih, Yuni. 2009. Vygotsky dan
Teorinya dalam Mempengaruhi
Desain Pembelajaran Matematika.
Jurnal: Cakrawala Pendidikan Vol
11 No 1: 93-105.

58
I Putu Suardipa, Sociocultural-Revolution

You might also like