You are on page 1of 9

Uji Sensitivitas Dan Spesifisitas Kriteria SIRS Terhadap Skor SOFA

Dalam Diagnosis Awal Sepsis Di Rumah Sakit Umum Bahteramas


Provinsi Sulawesi Tenggara

(Sensitivity And Specificity Test of SIRS Criteria on SOFA Scores


In Early Sepsis DiagnosisAt Bahteramas General Hospital
Southeast Sulawesi Province)

Nur Muhammad Ramadhan Usman1, Agussalim Ali2, Tety Yuniarty Sudiro3


1
Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Haluoleo, Kendari
2
Fakultas Kedokteran, Universitas Halu Oleo, Kendari
3
Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas, Provinsi Sulawesi Tenggara, Kendari

Email: muh.ramadhan3535@gmail.com

ABSTRACT
Background. Sepsis is one of the biggest problems that need attention, because sepsis is the leading
cause of death and critical illness worldwide so it needs to be diagnosed quickly to determine a fast and
appropriate management. Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) is one of the criteria that
can be used in early diagnosis of sepsis, but in 2016 it was no longer recommended to use the SIRS
criteria in early diagnosis of sepsis. This study aims to determine the sensitivity and specificity of the
SIRS criteria against SOFA scores in the initial diagnosis of sepsis at the Bahteramas General
Hospital, Southeast Sulawesi Province. Method. This study was an observational descriptive cross-
sectional design. The research location is in the Medical Record Room of the Bahteramas General
Hospital. A sample of 72 respondents was taken using purposive sampling technique using 2x2 table
data analysis. Results. The results obtained SIRS criteria with a sensitivity of 61.11% and a specificity
of 38.11% to the SOFA score in septic and non-septic patients at Bahteramas General Hospital,
Southeast Sulawesi Province. Conclusion. SIRS criteria cannot be used to early diagnose sepsis
patients at Bahteramas General Hospital, Southeast Sulawesi Province because it has low sensitivity
and specificity values.

Keywords. Septic, SIRS, SOFA, Sensitivity, Spesificity.


ABSTRAK
Latar Belakang. Sepsis menjadi salah satu masalah terbesar yang perlu diperhatikan, karena Sepsis
merupakan penyebab utama kematian dan penyakit kritis di seluruh dunia sehingga perlu didiagnosis
dengan cepat untuk menentukan penatalaksanaan yang cepat dan tepat. Systemic Inflammatory
Response Syndrome (SIRS) merupakan salah satu kriteria yang dapat digunakan dalam mendiagnosis
awal sepsis, namun pada tahun 2016 sudah tidak direkomendasikan lagi penggunaan kriteria SIRS
dalam mendiagnosis awal sepsis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sensitivitas dan spesifisitas
kriteria SIRS terhadap skor SOFA dalam diagnosis awal sepsis di Rumah Sakit Umum Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara. Metode. Penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif
rancangan cross-sectional. Lokasi penelitian di Ruang Rekam Medik Rumah Sakit Umum Bahteramas.
Sampel sebanyak 72 responden yang diambil menggunakan tehnik purposive sampling dengan
menggunakan analisis data tabel 2x2. Hasil. Hasil penelitian didapatkan kriteria SIRS dengan
sensitivitas 61,11% dan spesifisitas 38,11% terhadap skor SOFA pada pasien sepsis dan non sepsis di
RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara. Simpulan. Kriteria SIRS tidak dapat digunakan untuk
mendiagnosis awal pasien sepsis di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara karena memiliki nilai
sensitivitas dan spesifisitas yang rendah.
Kata Kunci. Sepsis, SIRS, SOFA, Sensitivitas, Spesifisitas.
PENDAHULUAN dengan gangguan sistem imun juga
Sepsis adalah disfungsi organ yang menunjukkan variasi respons tubuh
mengancam jiwa yang disebabkan oleh terhadap infeksi, tergantung pada proses
respon host yang tidak teratur terhadap kronis penyakit. Sehingga pada saat ini,
infeksi. Jika tidak dikenali secara dini dan kriteria SIRS sudah tidak
ditangani dengan segera, dapat direkomendasikan lagi dalam
menyebabkan syok septik, Multi Organ mendiagnosis awal sepsis karena dianggap
Failure (MOF), dan bahkan dapat sudah tidak spesifik (Sari, 2019).
menyebabkan kematian (WHO, 2017). Menurut penelitian yang telah
Prevalensi tingkat kejadian sepsis dilakukan oleh putra (2019), menyatakan
tergolong besar dan angka mortalitas yang bahwa terdapat keterbatasan dalam
cukup tinggi bagi pasien yang mengalami diagnosis awal sepsis jika menggunakan
perburukan kondisi menjadi sepsis berat kriteria SIRS. Kriteria SIRS tidak spesifik
atau syok sepsis (Mira, 2019). Angka dalam mendiagnosis awal sepsis karena
kejadian sepsis di dunia sangat sulit untuk seringkali ditemukan kriteria SIRS namun
dipastikan, namun pada tahun 2017 tidak ditemukan adanya pertumbuhan
terdapat 48,9 juta kasus dan 11 juta bakteri sebagai sumber infeksi pada
kematian terkait sepsis di seluruh dunia, pemeriksaan kultur darah yang merupakan
yang merupakan hampir 20% dari semua baku emas dalam diagnosis sepsis.
kematian dunia (WHO, 2020). Menurut penelitian kaukonen dkk
Jumlah pasien sepsis di Rumah (2015), juga mengatakan bahwa kriteria
Sakit Umum Bahteramas Provinsi SIRS memiliki spesifisitas yang rendah
Sulawesi Tenggara pada tahun 2018 untuk mendeteksi kejadian infeksi dalam
sebanyak 45 kasus dan mengalami waktu 24 jam setelah masuk ke ICU.
peningkatan pada tahun 2019 sebanyak 55 Selain itu, beberapa pasien seperti orang
kasus (Data sekunder, 2020). tua dan pasien yang mengonsumsi obat
Dulu, sepsis didefinisikan sebagai yang mempengaruhi detak jantung, laju
SIRS yang disertai infeksi yang terbukti pernapasan, serta suhu tubuh sulit untuk
atau dicurigai. Menurut the American bisa langsung dinilai menggunakan kriteria
College of Chest Physicians and Society of SIRS tersebut. Di Rumah Sakit
Critical Care Medicine (ACCP/SCCM) Bahteramas sendiri tidak menggunakan
pada tahun 1991, Kriteria SIRS dapat kriteria SIRS dalam mendiagnosis awal
mendiagnosis sepsis jika didapatkan sepsis, mereka menggunakan kriteria
sekurangnya dua dari empat kriteria SIRS terbaru.
dan distertai fokal infeksi yang harus Sehingga pada tahun 2016, definisi
terpenuhi (Purwanto dkk, 2018). baru untuk sepsis telah direkomendasikan
Beberapa studi melaporkan oleh SCCM/ESICM dalam konsensus
kontroversi tentang penggunaan kriteria internasional ke-3. Sepsis didefinisikan
SIRS dalam mengidentifikasi sepsis. sebagai disfungsi organ yang mengancam
Karena beberapa kondisi noninfeksi jiwa, disebabkan oleh ketidakmampuan
seperti trauma, luka bakar, pankreatitis dan respon pejamu terhadap infeksi. Disfungsi
cedera iskemik merupakan kondisi yang organ ini dapat diidentifikasi sebagai
juga dapat menyebabkan SIRS. Pasien perubahan akut sebagai konsekuensi
infeksi yang dirumuskan dalam skor RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi
sequential (sepsis-related) organ failure Tenggara. Populasi pada penelitian ini
assessment (SOFA) (Purwanto dkk, 2018). adalah semua pasien infeksi baik sepsis
Namun, fakta di lapangan dan non sepsis yang di rawat inap di
menunjukkan satu tahun setelah Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi
pengenalan definisi baru sepsis, masih Sulawesi Tenggara pada tahun 2018-2020.
banyak rumah sakit yang menggunakan Sampel pada penelitian ini
kriteria SIRS untuk mengidentifikasi menggunakan purposive sampling, dimana
sepsis dan sepsis berat (Sari, 2019). Di setiap pasien yang memenuhi kriteria
Rumah Sakit Bahteramas sendiri tidak inklusi dan eksklusi akan dianalisis.
menggunakan kriteria SIRS dalam Sampel pada penelitian ini sebanyak 72
mendiagnosis awal sepsis, akan tetapi pasien.
mereka menggunakan kriteria SOFA Jenis data yang digunakan dalam
dalam mendiagnosis sepsis dengan skor penelitian ini adalah data sekunder yang
total SOFA (Sequential (Sepsis-related) diperoleh dari data rekam medik subjek
Organ Failure Assessment) ≥2 sebagai penelitian. Untuk menentukan kriteria
konsekuensi dari adanya infeksi. SOFA data yang dibutuhkan dari rekam
Berdasarkan uraian diatas maka medik adalah rasio PaO2/FIO2, jumlah
peneliti tertarik melakukan penelitian ini platelet, kadar bilirubin, MAP, tingkat
untuk mengetahui sensitivitas dan kesadaran (GCS), jumlah kreatinin dan
spesifisitas kriteria SIRS terhadap skor urin output. Sedangkan, untuk kriteria
SOFA dalam diagnosis awal sepsis di SIRS data yang dibutuhkan dari rekam
Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi medik adalah suhu tubuh, frekuensi nadi,
Sulawesi Tenggara. frekuensi pernapasan, dan jumlah leukosit.
Rumusan masalah dalam penelitian Pengolahan data dilakukan secara
ini adalah bagaimanakah gambaran uji elektronik dengan menggunakan perangkat
sensitivitas dan spesifisitas kriteria SIRS lunak komputer program Microsoft Excel
terhadap skor SOFA dalam diagnosis awal 2007 dan pada uji diagnostik dapat dibuat
sepsis di Rumah Sakit Umum Bahteramas tabel 2x2. Penelitian ini juga telah
Provinsi Sulawesi Tenggara. Tujuan dalam mendapat kelaikan etik (Ethical
penelitian ini adalah untuk mengetahui Clearance) dari Komisi Etik Penelitian
gambaran uji sensitivitas dan spesifisitas Kesehatan Fakultas Kedokteran
kriteria SIRS terhadap skor SOFA dalam Universitas Halu Oleo.
diagnosis awal sepsis di Rumah Sakit
Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi HASIL
Tenggara. Berdasarkan tabel 5, skor SIRS
dengan nilai 4 pada pasien yang
METODE PENELITIAN didiagnosis sepsis tidak ada dan pada
Desain penelitian ini adalah pasien non sepsis juga tidak ada.
penelitian Observasional Deskriptif Sedangkan skor SIRS dengan nilai 3 pada
dengan pendekatan Cross Sectional. pasien yang didiagnosis sepsis sebanyak 5
Penelitian ini telah dilaksanakan pada orang dan pada pasien non sepsis sebanyak
bulan Desember 2020 – Januari 2021 di 3 orang. Skor SIRS dengan nilai 2 pada
pasien yang didiagnosis sepsis sebanyak
17 orang dan pada pasien non sepsis test positif pada orang-orang yang sakit
sebanyak 20 orang. Skor SIRS dengan atau semakin sedikit jumlah negatif palsu
nilai 1 pada pasien yang didiagnosis sepsis yang timbul. Nilai spesifisitas 36,11%
sebanyak 13 orang dan pada pasien non yang berarti kurang baik dalam
sepsis sebanyak 10 orang. Skor SIRS mendiagnosis suatu penyakit (Waspadji,
dengan nilai 0 pada pasien yang 2003). Spesifisitas menunjukkan
didiagnosis sepsis sebanyak 1 orang dan kemampuan suatu test untuk menyatakan
pada pasien non sepsis sebanyak 3 orang. negatif orang-orang yang benar-benar
Berdasarkan data yang telah tidak sakit. Semakin tinggi spesifisitas
diperlihatkan pada tabel 6, menunjukkan suatu test maka semakin banyak
dari total sampel pasien infeksi sebanyak mendapatkan hasil test negatif pada orang-
72 pasien, 36 pasien yang didiagnosis orang yang tidak sakit atau semakin sedikit
secara klinis menderita sepsis terdapat 22 jumlah positif palsu.
pasien yang positif pada skor SIRS dan 14 Hasil penelitian ini lebih rendah
pasien dengan hasil negatif pada skor jika dibandingkan dengan penelitian yang
SIRS. Sedangkan sisanya sebanyak 36 dilakukan oleh Fernando dkk yang
pasien infeksi yang tidak terdiagnosis melibatkan 1.708 pasien dengan sangkaan
klinis sepsis terdapat 23 pasien yang infeksi atau mengalami perburukan akut di
positif pada skor SIRS dan 13 pasien ICU dan menunjukkan angka sensitivitas
dengan hasil negatif pada skor SIRS. dari kriteria SIRS dalam mendiagnosis
Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan awal sepsis mencapai 91,2% yang dapat
distribusi penyakit penyebab sepsis menunjukkan proporsi subyek yang sakit
terbanyak di RSU Bahteramas berdasarkan dengan skor kriteria SIRS positif. Namun
diagnosis klinis yaitu pneumonia sebanyak dalam penelitian tersebut juga
30 pasien dengan persentase 83.3%, menunjukkan angka spesifisitas dari
Tuberculosis sebanyak 5 pasien dengan kriteria SIRS yang sangat rendah yaitu
persentase 13.9% dan SSTI sebanyak 1 23,6% yang berarti proporsi subyek sehat
pasien dengan persentase 2.8%. dan memberikan hasil skor Kriteria SIRS
negatif.
PEMBAHASAN Menurut penelitian studi
Dari penelitian ini didapatkan retrospektif yang dilakukan oleh Muller
pasien dengan hasil positif pada kriteria dkk yang melibatkan 527 pasien
SIRS sebanyak 45 orang dengan nilai pneumonia di unit gawat darurat
sensitivitas 61,11%, spesifisitas 36,11%, menunjukkan hasil tes skor kriteria SIRS
nilai duga positif 48,89%, nilai duga dengan sensitivitas yaitu 97% dan
negatif 51,85%, dan akurasi 48,61%. Nilai spesifisitas yaitu 15,7%. Menurut
sensitivitas 61,11% yang berarti cukup penelitian studi kohort oleh Churpek dkk
baik dalam mendiagnosis suatu penyakit yang melibatkan 30.677 pasien dengan
(Waspadji, 2003). Sensitifitas infeksi di ruang non-ICU juga
menunjukkan kemampuan suatu test untuk menunjukkan bahwa kriteria SIRS
menyatakan positif orang-orang yang memiliki sensitivitas dan spesifisitas
sakit. Semakin tinggi sensitifitas suatu test masing-masing 93,8% dan 12,3%.
maka semakin banyak mendapatkan hasil
Hasil penelitian berbeda karena menit), takipnea (frekuensi pernafasan >20
beberapa hal yaitu yang pertama /menit), demam atau hipotermia (suhu
perbedaan jumlah populasi dan juga tubuh ≥38,3 °C atau 12,000 sel/μL atau <
perbedaan jumlah sampel dari penelitian 4000/μL).
yang dilakukan dan yang kedua perbedaan Didapatkan hasil skor 3 pada
lokasi penelitian yaitu masing masing di kriteria SIRS tetapi tidak terdiagnosis
Switzerland dan Amerika Serikat, sepsis, yaitu pada 1 orang pasien dengan
sedangkan penelitian ini dilakukan di penyakit Pneumonia dan 2 orang pasien
Indonesia tepatnya di Kendari. Namun, dengan penyakit Tuberculosis. Hal ini
hasil penelitian ini sejalan dengan terjadi karena kedua penyakit tersebut
penelitian studi retrospektif yang merupakan penyakit infeksi yang
dilakukan oleh Woude dkk dan melibatkan merupakan salah satu faktor resiko
198 pasien yang dicurigai mengalami terjadinya SIRS dan dapat dideteksi
infeksi di unit gawat darurat menunjukkan menggunakan kriteria SIRS, namun tidak
sensitivitas dan spesifisitas dari hasil tes terdiagnosis klinis sepsis oleh dokter yang
skor kriteria SIRS yaitu 61,9% dan 56,9%. artinya belum didapatkan adanya disfungsi
Dari beberapa penelitian yang telah organ yang mengancam jiwa. Dari hasil
dilakukan diatas kita dapat melihat bahwa penelitian ini juga didapatkan hasil skor 0
kriteria SIRS memiliki sensitivitas yang pada kriteria SIRS tetapi terdiagnosis
cukup tinggi dalam mendiagnosis awal sepsis, yaitu pada pasien sepsis dengan
sepsis, namun memiliki spesifisitas yang penyakit penyebab nya Pneumonia. Hal ini
rendah dan dapat menimbulkan hasil disebabkan karena telah terjadinya
positif palsu yang sangat tinggi. Hal ini disfungsi organ yang mengancam jiwa
sejalan dengan hasil penelitian yang dengan skor SOFA ≥ 2, yaitu gangguan
penulis dapatkan, sehingga dengan pada organ ginjal dan mengakibatkan
demikian kriteria SIRS tidak kreatinin pasien meningkat.
direkomendasikan dalam mendiagnosis Berdasarkan hasil distribusi
awal sepsis di RSU Bahteramas Provinsi penyakit penyebab sepsis terbanyak pada
Sulawesi Tenggara. tabel 5 yaitu pneumonia dengan jumlah 30
Nilai kriteria SIRS dapat orang (83,3%). Pneumonia adalah
berpengaruh dengan mortalitas pasien peradangan yang mengenai parenkim paru,
sepsis. Semakin tinggi skor dari kriteria distal dari bronkiolus terminalis yang
SIRS maka semakin tinggi pula mencakup bronkiolus respiratorius, dan
mortalitasnya. Systemic Inflammatory alveoli serta menimbulkan konsolidasi
Response Syndrome (SIRS) merupakan jaringan paru dan gangguan pertukaran gas
respons peradangan atau inflamasi tubuh setempat. Etiologi pneumonia berbeda-
yang bersifat kompleks dan nonspesifik beda pada berbagai tipe dari pneumonia,
terhadap keadaan yang berbahaya bagi misalnya Pneumonia Komunitas yang
tubuh (Hedi dkk, 2017). Kriteria SIRS sering disebabkan oleh Streptococcus
mendefinisikan sepsis sebagai kombinasi pneumoniae, H. Influenza serta oleh
SIRS (≥2) yang disertai atau dicurigai Staphylococcus aures, sedangkan pada
infeksi. Komponen kriteria SIRS, yaitu: Pneumonia Nosokomial yang disebabkan
takikardia (denyut jantung >90 kali/ oleh bakteri Staphylococcus aureus,
Pseudomonas aeruginosa serta peningkatan biaya dan resiko infeksi
Accinobacter spp dan hal ini berdampak nosokomial.
pada pengobatan yang akan diberikan,
namun mikroorgnaisme penyebab SIMPULAN
tersering yaitu bakteri. Cara terjadinya
penularan berkaitan pula dengan jenis
kuman, misalnya infeksi melalui droplet Berdasarkan penelitian ini
sering disebabkan oleh Streptococcus didapatkan pasien dengan skor kriteria
pneumoniae, menlalui selang infus oleh SIRS positif pada 45 pasien. Nilai
Staphylococcus aureus sedangkan infeksi sensitivitas dan spesifisitas skor SIRS
pemakaian ventilator oleh P. Aeruginosa terhadap skor SOFA dalam diagnosis awal
dan Enterobacter (Setiati dkk, 2014). sepsis yaitu masing-masing 61,11%
Hal ini disebabkan kuman (cukup baik) dan 36,11% (kurang baik) di
Streptococcus pneumoniae mudah masuk Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi
ke dalam tubuh melalui inhalasi atau Sulawesi Tenggara.
aspirasi ke segmen paru-paru/lobus paru-
paru. Infeksi pneumonia dapat terjadi SARAN
sebelum masuk rumah sakit, saat Hasil penelitian ini belum
mendapatkan penanganan medis, atau saat sepenuhnya sempurna karena keterbatasan
menjalankan proses perawatan di ICU. Hal peneliti, sebagai referensi untuk
ini sejalan dengan penelitian yang melanjutkan penelitian selanjutnya dengan
dilakukan oleh Juniarty dkk, yaitu dari 126 menggunakan kriteria penilaian lain yang
pasien sepsis dan syok septik ditemukan berbeda pada penelitian ini. Dan bagi
sumber utama sepsis dan syok septik ialah institusi, hasil penelitian ini diharapkan
pneumonia sebanyak 42%. Hal ini juga dapat bermanfaat dan menjadi
sesuai dengan penelitian Suwondo dkk pertimbangan bahwa penggunaan kriteria
yang dilakukan di ICU Dr. Kariadi yang SIRS tidak relevan dalam mendiagnosis
menunjukkan bahwa penyakit komorbid awal sepsis di Rumah Sakit Umum
yang terbanyak menyebabkan sepsis yaitu Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.
Pneumonia sebanyak 19,5%.
Menurut WHO, pengobatan dalam DAFTAR PUSTAKA
penatalaksanaan sepsis tidak boleh
terlambat karena akan memperburuk
keadaan dan dapat menyebabkan
kematian. Tetapi gambaran klinik yang Churpek MM, Snyder A, Han X, Sokol S,
tidak spesifik juga dapat memicu Pettit N, Howell MD, Edelson
DP. 2016. qSOFA, SIRS, And
penanganan yang berlebihan sehingga Early Warning Scores For Detecting
terjadi penggunaan antibiotik spektrum Clinical Deterioration In Infected
luas berlebihan pula yang berdampak Patients Outside The ICU.
buruk mengingat pola resistensi dan American Journal of Respiratory
toksisitasnya di kemudian hari. Selain itu, and Critical Care Medicine.
195(7):906–911.
waktu perawatan di Rumah sakit akan
Hedi, B., Fitri, EY., Hikayati. 2017.
memanjang yang berdampak pada Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Kejadian Systemic Memprediksi Mortalitasnya :
Inflammatory Response Review Artikel. Majalah
Syndrome di Ruang ICU RSUD Kesehatan 6(4) : 277-285.
Lahat. Jurnal Keperawatan
Sriwijaya 4 (1) : 1-13 Setiati, S., Sudoyo, AW., Simadibrata, M.,
Kaukonen, KM., Bailey, M., Pilcher, D., Setyohadi, B., Syam, AF.,
Cooper, DJ., Bellomo, R. 2015. Mansjoer, A., dkk. 2014. Buku
Systemic Inflammatory Response Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed.4.
Syndrome Criteria in Defining Cetakan Ketiga. Internal
Severe Sepsis. The New England Publishing. Jakarta.
Journal of Medicine 372 (17) :
Suwondo VN, Jatmiko HD,
1629-1638.
Hendrianingtyas M. 2015.
Muller M, Guignard V, Schefold JC, Karakteristik Dasar Pasien Sepsis
Leichtle AB, Exadaktylos AK, Yang Meninggal Di Icu Rsup
Pfotmueller CA. 2017. Utility of Dr.Kariadi Semarang Periode 1
quick sepsis-related organ failure Januari – 31 Desember 2014.
assessment (qSOFA) to predict Media Medika Muda. 4(4):1586-
outcome in patients with 1596.
pneumonia. Plos One. 12(2):1-13.
Woude SWvd, Doormaal FFv, Hutten BA,
Purwanto, DS. dan Astrawinata, DAW. Nellen FJ, Holleman F. 2018.
2018. Mekanisme kompleks sepsis Classifying Sepsis Patients in the
dan syok septik. Jurnal Biomedik Emergency Department Using
10 (3) : 143-151. SIRS, qSOFA or MEWS. The
Netherlands Journal of Medicine.
Putra, IAS. 2019. Update Tatalaksana 76 (4):158-66.
Sepsis. CDK-280 46 (11) : 681- World Health Organization. 2017. Sepsis.
685.
World Health Organization. WHO Report
Sari, EK. 2019. Perbandingan qSOFA dan on the burden of endemic health
SIRS dalam Mengidentifikasi care-associated infection
Pasien dengan Sepsis dan worldwide. 2020.
Tabel 1. Nilai skor SIRS pada pasien sepsis dan non sepsis
Skor SIRS Sepsis Non Sepsis

4 0 0
3 5 3
2 17 20
1 13 10
0 1 3

Total 36 36

Sumber : Data Sekunder Rekam Medik RSU Bahteramas 2018-2020

Tabel 2. Analisis Hasil Data berdasarkan Skor SIRS

Sepsis Non Sepsis Total

SIRS (+) 22 23 45
SIRS (-) 14 13 27

Total 36 36 72

Sumber : Data Sekunder Rekam Medik RSU Bahteramas 2018-2020

Tabel 3. Distribusi Penyakit Penyebab Sepsis

Penyakit N %

Pneumonia 30 83.3
Tuberculosis 5 13.9
SSTI 1 2.8

n Total 36 100.0

Sumber : Data Sekunder Rekam Medik RSU Bahteramas 2018-2020

You might also like