You are on page 1of 16

4 Eksyar, Volume 5 No.

1 Juni 2018 : 41 -55

KONSTRUKSI SISTEM EKONOMI ISLAM PEMIKIRAN TOKOH


EKONOMI ISLAM KONTEMPORER

(ABU A’LA AL-MAUDUDI, BAQIR ASH-SADR, DAN ADIWARMAN A.


KARIM)

________________________
Muchamat.Amarodin
_____________________________
Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Tulungagung
Email : amarudin009@gmail.com

Abstract
In contemporary times, various Islamic economic ideas emerged like Abu
A'la Al-Maududi, Baqir Ash-Sadr, and Adiwarman Azwar Karim. The
emergence of Thought and School of Modern Islamic Economics. In the
modernist era, Islamic economics began to be knit back to be raised as a
concept of theoretical and applicative science. The division of the school
of thought of Islamic Economics appears in three schools. The School of
Baqir As Sadr, the Mainstrem and the Alternative Madzah, the
background of the division of these three schools is the disagreement on
the concept of what and how the Islamic economy. However, it is not yet
certain that the application of Islamic economic concepts and theories in
today's society is sufficiently shaded by the three schools. Efforts to re-
emergence of Islamic economics amid the world community with the
conceptual offer of science and economic system that seemed to only
begin to be pursued massively since the modernist century, especially as
has happened in Indonesia, Islamic economics has been massive since
the emergence of sharia banking activities in Indonesia pioneered by
Bank Muamalat Indonesia.

Keywords: Islamic Economics, Islamic Economic Leaders, Abu A'la Al-


Maududi, Baqir Ash-Sadr, and Adiwarman A. Karim

M.Amarodin - Konstruksi Sistem Ekonomi Islam.... 40


4 Eksyar, Volume 5 No. 1 Juni 2018 : 41 -55

Abstrak

Di zaman kontemporer, berbagai pemikiran ekonomi Islam bermunculan


seperti Abu A’la Al-Maududi, Baqir Ash-Sadr, dan Adiwarman Azwar
Karim. Kemunculan Pemikiran dan Mazhab Ekonomi Islam Modern.
Pada era modernis, ekonomi Islam mulai dianyam kembali untuk
dimunculkan sebagai sebuah konsep ilmu teoritis maupun aplikatif.
Pembagian mazhab alur pemikiran Ekonomi Islam muncul dalam tiga
mazhab. Mazhab Baqir As Sadr, Mazhab Mainstrem dan Madzah
Alternative, hal yang melatarbelakangi pembagian ketiga mazhab ini
adalah adanya perbedaan pendapat akan adanya konsep apa dan
bagaimana ekonomi Islam. Akan tetapi, belum secara pasti dapat
dibuktikan bahwa aplikasi teori dan konsep ekonomi Islam yang ada di
masyarakat untuk saat ini sudah cukup dinaungi oleh ketiga mazhab yang
ada tersebut. Usaha menampilkan kembali ekonomi Islam ditengah
masyarakat dunia dengan menawarkan sistem ekonomi dan konseptual
keilmuan yang seakan nampak baru mulai diupayakan secara masif
semenjak abad modernis ini, khususnya seperti halnya yang sudah terjadi
di Indonesia, ekonomi Islam telah terasa masif semenjak munculnya
kegiatan perbankan syariah di Indonesia yang dipelopori oleh Bank
Muamalat Indonesia.

Kata kunci : Ekonomi Islam, Tokoh Ekonomi Islam, Abu A’la Al-
Maududi, Baqir Ash-Sadr, dan Adiwarman A. Karim

A. Pendahuluan
Penjelasan tentang ekonomi Islam banyak dijadikan acuan para ekonom-
ekonom untuk mengambil kebijakan ekonomi karena kita semua tahu bahwa sistem-
sistem ekonomi yang lain sudah tidak dapat lagi bisa memberikan solusi yang solutif
untuk masalah-masalah ekonomi yang sedang berkembang sekarang. Tidak semua
teori ekonomi yang berkembang sesuai dan dapat digunakan pada jaman modern
seperti sekarang ini. Hal tersebut menjadi awal perkembangan pemikiran ekonomi
pada periode kontemporer.
Kemunculan Pemikiran dan Mazhab Ekonomi Islam Modern. Pada era
modernis ini, mulai dianyam kembali terkait ekonomi Islam untuk dimunculkan
sebagai sebuah konsep ilmu teoritis maupun aplikatif. Pembagian mazhab alur

M.Amarodin - Konstruksi Sistem Ekonomi Islam.... 41


4 Eksyar, Volume 5 No. 1 Juni 2018 : 41 -55

pemikiran Ekonomi Islam muncul dalam dua mazhab. Mazhab tersebut yaitu Mazhab
Baqir As Sadr dan Mazhab Abu A’la Al-Maududi. Latar belakang adanya pembagian
kedua mazhab ini adalah adanya perbedaan pendapat akan adanya konsep apa dan
bagaimana ekonomi Islam. Akan tetapi, belum secara pasti dapat dibuktikan bahwa
aplikasi teori dan konsep ekonomi Islam yang ada di masyarakat saat ini sudah cukup
dinaungi oleh kedua mazhab yang ada tersebut.
Fase perkembangan ekonomi Islam modernis terbagi dalam dua bagian, ini
sesuai dengan bahasan ekonomi Islam modern. Fase pertama (sebelum 1970-an), pada
fase ini kebanyakan sarjana ekonomi Islam yang lebih dicondongkan adalah
pewacanaan pendekatan normatif dan teknis kelembagaan. Fase kedua (1980) ini
yang lebih difokuskan oleh sarjana muslim adalah pada usaha merumuskan aspek
metodologi dan filosofis ekonomi Islam. Semenjak abad modernis upaya secara masif
dilakukan dalam pemunculan kembali ekonomi Islam ditengah masyarakat dunia
dengan tawaran konseptual keilmuan dan sistem ekonomi yang seolah nampak baru,
khususnya seperti halnya yang telah terjadi di Indonesia, semenjak munculnya
kegiatan perbankan syariah di Indonesia yang dipelopori oleh Bank Muamalat
Indonesia, ekonomi Islam telah terasa masif.
Masalah perbedaan pendapat yang berarti tidak dihadapi dalam
perkembangannya ekonom-ekonom muslim. Namun mulai muncullah perbedaaan
pendapat ketika mereka diminta untuk menjelaskan apa dan bagaimanakah konsep
ekonomi Islam itu. Zarqa membagi topic-topik kajian dari para ekonom di masa ini
menjadi tiga kelompok tema,yaitu:1
1. Perbandingan sistem ekonomi Islam dengan sstem ekonomi lainnya, khususnya
Kapitalisme dan Sosialisme.
2. Kritik terhadap sistem-sistem ekonomi konvensional, baik dalam tataran filosofi
maupun praktikal
3. Pembahasan yang mendalam tentang ekonomi Islam itu sendiri baik secara mikro
maupun makro.
B. Pembahasan
1. Abu A’la Al-Maududi
Salah satu figur penting dalam kebangkitan Islam pada dasawarsa terakhir
adalah Sayid abul a’la Maududi. Ia Lahir dalam keluarga syarif di Aurangabad,

1
Hendrie Anto, Pengantar Ekonomi Mikro Islami, (Yogyakarta: Ekonsia, 2003), hlm. 81

M.Amarodin - Konstruksi Sistem Ekonomi Islam.... 42


4 Eksyar, Volume 5 No. 1 Juni 2018 : 41 -55

India Selatan, tepatnya pada 25 September 1903 (3 Rajab 1321 H).2 Rasa dekat
keluarga ini dengan warisan pemerintahan Muslim India dan kebenciannnya
terhadap Inggris, memainkan peranan sentral dalam membentuk pandangan
Maududi di kemudian hari. Maududi masuk sekolah di Aurangabad pada usia 11
tahun. Pelajaran modern ia dapatkan di sekolan ini. Namun, lima tahun kemudian
setelah ayahnya sakit keras dan kemudian wafat, ia terpaksa meninggalkan sekolah
formalnya setelah. Pada tahun 1919 dia ke Jubalpur ntuk bekerja di mingguan
partai pro kongresyang bernama Taj. Kemudian dia kembali ke Delhi dan
berkenalan dengan Khilafah pentig seperti Muhammad Ali. Bersamanya, Maududi
menerbitkan surat kabar nasionalis, Hamdard. Runtuhnya khilafah pada 1924
membuat kehidupan Maududi memngalami perubahan besar. Sejak itulah Maududi
mengkonsentrasikan dirinya memimpin umat menuju keselamatan politik dan
agama. Sejak itu pula banyak karyanya yang terlahir di tengah-tengah umat. Karir
politik dan inteektual Mududi erat kaitannya dengan perkembangan jama’at, ia
membawa pandangan baru yang religious.
Konsep pemikiran Islam Maududi adalah sebagai berikut:3
a. Sistem ekonomi Islam
Sebuah sistem ekonomi sudah diterangkan dalam Islam. Akan tetapi
bukan berarti sistem ekonomi yang diterangkan adalah sebuah sistem yang
permanen dan lengkap dengan segala detil-detilnya. Sebenarnya Islam ingin
menunjukkan bahwa, landasan dasar atau peraturan dasar telah ditentukan Islam
yang bisa membuat kita menyusun sebuah rencana ekonomi yang sesuai disetiap
masa. Maka melalui hal yang global tersebut akan terlihat jelas tujuan dan
maksud dari Al-Quran dan Hadis yang mengatur segala aspek kehidupan
sebagaimana mestinya.
b. Tujuan berekonomi dalam Islam
1) Kebebasan individu
Memelihara kebebasan individu merupakan tujuan pertama dan utam dalam
Islam, karena Islam menganggap seseorang itu bertanggung jawab secara
individu kepada Allah.

2
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran ekonomi Islam dari MasaKlasik hingga Kontemporer, (Jakarta:
Pustaka Asatrus, 2005), hlm. 233
3
Nur Chamid, Jejak Langkah Pemikiran Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2010), hlm.
312-318

M.Amarodin - Konstruksi Sistem Ekonomi Islam.... 43


4 Eksyar, Volume 5 No. 1 Juni 2018 : 41 -55

2) Keselarasan dalam perkembangan moral dan materi


Perkembangan moral manusia adalah kepentingan dasar bagi Islam. Jadi
penting bagi individu di dalam masyarakat untuk memiliki kesempatan untuk
memepraktekkan kebaikan secara sengaja. Jika pembentukan moral
mengalami kegagalan, maka masayarakat muslim harus menggunakan tekanan
yang kuat kepada individu untuk mrnjaga mereka kepada batasan yang
ditentukan.
3) Kerjasama keserasian, dan penegakan keadilan
Islam menjunjung tinggi persatuan manusia dan persaudaraan serta menentang
perselisihan dan konflik. Maka dari itu Islam tidak membagi masayarakat ke
dalam kelas sosial. 4
c. Prinsip-prinsip dasar sistem ekonomi Islam
1) Kepemilikan pribadi dan batasannya
Dalam hal ini Islam tidak membagi harta kepemilikan kepada produksi dan
konsumsi atau menghasilkan atau tidak menghasilkan. Tetapi dibedakan
kepada kriteria dan peroleh secara halal atau haram, dan dikeluarkan kepada
jalur yang halal atau haram.
2) Keadilan distribusi
Peraturan pentung dalam ekonomi Islam ialah membangun suatu sistem
distribusi yang adil daripada distribusi yang sama terhadap kekayaan.
Bahwasanya tidak ada di alam semesta ini dua hal yang sangat sama,
persamaan distribusi dalam ekonomi, tetapi memerintahkan keadilan distribusi
dan menentukan regulasi yang jelas untuk mmelihara keadilan.
3) Hak-hak sosial
Islam kemudian menghubungakan kembali hak sosial kepada kekayaan
individu dalam bebagai bentuk. Salah satunya yaitu, seseorang yang memiliki
harta lebih, mempunyai kewajiban untuk memberikan bantuan kepada
kerabatnya yang tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup.
4) Zakat
Zakat yaitu, pungutan yang ditarik melalui harta yang diakumulasikan
perdagangan, macam-macam bisnis, pertanian, produksi dan ternak.

4
Ibid, Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,…hlm. 237

M.Amarodin - Konstruksi Sistem Ekonomi Islam.... 44


4 Eksyar, Volume 5 No. 1 Juni 2018 : 41 -55

Tujuannya adalah menciptakan dana untuk membantu secara ekonomi kepada


golongan mustahiq.
5) Hukum waris
Islam juga membuat hukum waris yang intinya untuk mendistribusikan
kekayaan yang dimiliki oleh alamarhum.
6) Peranan tenaga kerja, modal, dan pengelolaan
Apabila terjadi ketidak adilan dalam transaksi kerjasama, hukum tidak hanya
boleh berintervensi, akan tetapi juga punya tugas untuk mengarahkan kepada
regulasi keadilan dalam distribusi profit di antara modal, tenaga kerja, dan
pengelola.
7) Zakat dan kesejahteraan sosial
Pendapatan dari zakat dan sodaqoh memang diperuntukkan untuk
kesejahteraan sosial. Tujuan dari dana zakat yang sebenarnya ialah untuk
menyediakan kebutuhan hidup seperti makanan, pakaian, rumah, bantuan
medis, pendidikan kepada setiap penduduk dan menyediakan kebutuhan
ekonomi kepada kelompok masyarakat yang tidak biasa memenuhi kebutuhan
hidupnya seperti, yatim, fakir miskin dan yang tidak mampu.
8) Ekonomi bebas riba
Riba telah diharamkan terhadap seluruh operasi pada sistem ekonomi.
Maududi telah menjelaskan bahwa tidak ada kesulitan yang berat untuk
mencapai tujuan ini. masalahnya jelas dan praktis, modal tidak punya hak
untuk mengatur bunga yang tetap, meskipun peminjam untung atau rugi.
Kreditur tidak punya urusan mengenai risiko yang dijalani oleh industri atau
yang lain mengenai untung dan rugi, dan tetapi menentukan bunga tetap dan
diambil tiap bulan atau tahun.5
9) Hubungan antar ekonomi, politik, dan aturan sosial
Hubungan diantara hal tersebut ialah sama bagian akar, batang, cabang, dan
daun dari suatu pohon. Hal itu merupakan satu sistem yang timbul dari iman
kepada Allah dan utusa-Nya. Sistem ibadah, akhlak, atau disebut aqidah,
kemudian sumber ekonomi, sosial, dan kemasyarakatan merupakan semua
sistem yang berada pada satu sumber. Sistem ini dapat dipisahkan dan
membentuk satu bentuk kesatuan. Sosial, ekonomi dan politik dalam Islam

5
Ibid, Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Isam,…hlm. 314-317

M.Amarodin - Konstruksi Sistem Ekonomi Islam.... 45


4 Eksyar, Volume 5 No. 1 Juni 2018 : 41 -55

tidak dipisahkan secara terang-terangan, tetapi merupakan satu kesatuan.


Siapapun yang pernah mempelajari Islam dan memiliki keyakinan yang tinggi
terhadap doktrinnya tidak akan bisa membayangkan untuk saat-saat sekalipun
bahwa kehidupan ekonomi atau apapun dari hidupnya untuk bisa dipisahkan
dari aturan agama, maka hal itu tidak bisa disebut Islami.6
d. Teori bunga
Al Maududi telah membawa secara khusus dan memberikan kritik secara rasional
terhadap teori bunga, serta membicarakan panjang lebar mengenai aspek-aspek
negative dan menunjukkan kejahatan-kejahatannya secara fundamental. 7
2. Baqir Ash-Sadr
Asy-Syahid Muhammad Baqir as-Sadr dilahirkan di Kadhimiyeh, Baghdad. Pada
25 dzul qa’dah 1353/1 Maret 1935. Muhammad Baqir berasal dari keluarga shite.
Selain itu dia juga menjadi salah seorang pemikir terkemuka yang melambangkan
kebangkitan intelektual di Najaf antara 1950 dan 1980. Kebangkitan ini sangat
berepengaruh dalam aspek politik di kawasan Najaf dan Timur Tengah pada
umumnya.8 Muhammad Baqir as-Sadr sebagai salah satu tokoh intelektualitas
muslim kontemporer hadir dengan gagasan original yang mencoba menawarkan
gagasan sistem ekonomi Islam yang digali dari landasan doctrinal Islam yakni Al
Qur’an dan al-Hadits. Sadr tidak sepakat bahwa ekonomi Islam adalah system
ekonomi yang sama dengan system ekonomi sebelumnya, seperti kapitalisme dan
Sosialisme.9
Menurut Bagi Baqr as-sadr, Islam tidak mengurusi hukum permintaan dan
penawaran dan tidak pula hubungan antara laba dan bunga dan tidak pula fenomena
diminishing return di dalam produksi, yang baginya merupakan ilmu ekonomi.
Sehingga ekonomi Islam merupakan doktrin karena aturan dasar dalam kehidupan
ekonomi yang dihubungkan dengan ideologinya mengenai keadilan(sosial) ia
bicarakan semua. Demikian pula sistem ekonomi Islam adalah sebuah doktrin,
karena menurut Sadr, sistem ekonomi Islam berhubungan denga pertanyaan apa
yang seharusnya berdasar pada kepercayaan, hukum, sentiment, konsep dan definisi
Islam yang diambil dari sumber-sumber Islam. Keadilan menempati posisi sentral

6
Taufik Adnan Amal, Islam dan Tantangan Modernitas, (Yogyakarta: Mizan, 1996),hlm. 93-96
7
Afzallurrahman, Doktrin Eknomi Islam, (Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 2002), hlm. 57
8
Baqr As Shadr, Buku Induk Ekonomi Islam Iqtishoduna, ( Jakarta: Ziyad, 2008), hal 286
9
Ibid, , Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Isam,…hlm. 320

M.Amarodin - Konstruksi Sistem Ekonomi Islam.... 46


4 Eksyar, Volume 5 No. 1 Juni 2018 : 41 -55

di dalam doktrin ekonominya. Keadilan merupakan penilaian moral dan tidak dapat
diuji. Sebaliknya, ia merupakan rujukan atau tolak ukur untuk melihat teori,kegiatan
dan keluaran ekonomi.
Sadr melihat sistem ekonomi Islam sebagai bagian dari sistem Islam secara
keseluruhan dan harus dipelajari sebagai keseluruhan interdisipliner, bersama
dengan seluruh anggota masyarakat yang merupakan agen-agen sistem Islam itu. Ia
menyarankan agar orang-orang memahami dan mempelajari pandangan dunia Islam
lebih dahulu jika ingin mendapatkan hasil yang memuaskan dalam menganalisis
sistem ekonomi Islam. Di dalam pendekatan yang bersifat holistik inilah Sadr
membahas doktrin ekonominya. Dilihatnya manusia mempunyai dua kepentingan
yang saling bertentangan secara potensial, yakni kepentingan pribadi dan sosial.
Sadr melihat bahwa solusinya pada agama, dan inilah peran yang dimainkan oleh
agama dalam sistem ekonomi Islam. Jadi menurut Sadr, ekonomi Islam adalah
sebuah doktrin, yang mana semua aturan dasar yang berada dalam kehidupan
ekonomi dihubungkan dengan ideologinya mengenai kesejahteraan dan keadilan
sosial. Keadilan menempati posisi sentral, karena keadilan merupakan penilaian
moral dan tidak dapat diuji. distribusi dalam sistem ekonomi memang sangat
penting. Distribusi pendapatan adalah suatu proses pembagian (sebagian hasil
penjualan produk total) kepada faktor-faktor yang ikut menentukan pendapatan.
Faktor-faktor tersebut diantaranya faktor tenaga kerja, tanah, modal, dan
managemen. Besaran distribusi pendapatan ditentukan oleh tingkat peranan masing-
masing faktor produksi. Sadr membagi distribusi menjadi dua bagian, yakni
distribusi sesudah produksi (post-production distribution) dan sebelum produksi
(pre-production distribution). Penjelasan Sadr mengenai hal ini didasarkan pada
ajaran atau hukum yang berhubungan dengan pemilikan dan distributive rights.
Pokok pemikiran ekonomi Baqir Ash-Sadr adalah:
a. Definisi Ekonomi Islam (proses pengalihan doktrin ekonomi Islam)
Dalam mendefinisikan ekonomi Islam, Baqir ash-Sadr memberikan sebuah
intrepretasi baru yang bisa dikatakan original. Pendefinisia tersebut di mulai
dari membangun kerangka dasar dengan membuat perbedaan yang signifikan
antara ilmu ekonomi dan doktrin ekonomi. Sadr menyimpulan bahwa ekonomi
Islam merupakan sebuah doktrin dan bukan merupakan suatu ilmu
pengetahuan, karena ia adalah cara yag direkomendasikan Islam dalam

M.Amarodin - Konstruksi Sistem Ekonomi Islam.... 47


4 Eksyar, Volume 5 No. 1 Juni 2018 : 41 -55

mengejar kehidupan ekonomi,bukan merupakan suatu penafsiran yang


dengannya Islam menjelaskan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam
kehidupan ekonomi dan hukum-hukum yang berlaku di dalamnya.10
b. Karakteristik Ekonomi Islam
1) Konsep kepemilikan multi jenis (multitype ownership)
Dalam pandangan Sadr, ekonomi Islam memiliki konsep kepemilikan
yang dikatakan sebagai kepemilikan multi jenis. Bentuk kepemilikan
tersebut dirumuskan dalam 2 kelompok yakni bentuk kepemilikan swasta
(private) dan kepemilikan bersama yang terbagi menjadi dua bentuk
kepemilikan yakni kepemilikan public dan kepemilikan Negara.11
2) Pengambilan keputusan, alokasi sumber, dan kesejahteraan public
Dalam hal ini fungsi pokok pemerintah dalam bidang ekonomi antara
lain:12
a) Mengatur system distribusi kekayaan berdasarkan pada kemauan dan
kapasitas kerja masing-masing individu dalam masyarakat
b) Mengintegrasikan aturan Hukum Islam dalam setiap penggunaan dan
pengelolaan sumber daya alam
c) Membangun sistem kesejahteraan masyarakat melalui terjaminnya
keseimbangan social dan masyarakat.13
3) Larangan Riba dan Pengimplementasian zakat
Sadr juga berpendapat bahwa riba adalah suatu yang harus dijauhkan dari
interaksi ekonomi masyarakat. Sedangkan zakat merupakan instrument
strategis yang dapat membantu merealisasikan kesejahteraan masyarakat.
c. Pandangan Islam tentang masalah Ekonomi
Menurut Sadr, masalah-masalah ekonomi lahir bukan disebabkan oleh
kelangkaan sumber-sumber material ataupun terbatasnya kekayaan alam. Ia
berpendapat bahwa permasalahan ekonomi muncul karena disebabkan dua
factor yang mendasar. Pertama karena perilaku manusia yang melakukan
kezaliman, kedua karena mengingkari nikmat Allah SWT. 14
d. Teori Produksi
10
Ibid, Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Isam,…hlm. 323
11
Ibid, Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,…hlm. 255
12
Ibid, Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Isam,…hlm. 324
13
Ibid,…hlm. 325
14
Ibid, Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,…hlm. 256

M.Amarodin - Konstruksi Sistem Ekonomi Islam.... 48


4 Eksyar, Volume 5 No. 1 Juni 2018 : 41 -55

Dalam aktifitas produksi Sadr, mengklarifikasi dua aspek yang mendasari


terjadinya aktifitas produksi. Pertama, aspek objektif atau aspek ilmiah yang
berhubungan dengan dengan sisi teknis dan ekonomis yang terdiri atas sarana-
sarana yang digunakan, kekayaan alam yang diolah, dan kerja yang dicurahkan
dalam aktifitas produksi. Kedua, aspek subjektif, yaitu aspek yang terdiri dari
motif psikologis, tujuan yang hendak dicapai yang lewat aktivitas produksi,
dan evaluasi aktivitas produksi menurut berbagai konsepsi keadian yang
dianut.15 Menurt Sadr, sumber asli produksi terdiri dari alam, modal,dan kerja.
Sadr juga menawarkan dua strategi produksi, yaitu:
1) Strategi Doctrinal/Intelektual
Strategi ini bertolak pada asumsi bahwa manusia termotivasi untuk bekerja
keras dipandang ibadah jika dilaksanakan dengan pemahaman dan niat
seperti yang dinyatakan dalam al Qur’an.
2) Strategi Legislative/Hukum
Beberapa strategi Legislative yang ditawarkan Sadr, antara lain:16
a) Tanah yang menganggur dapat disita oleh Negara dan
meredistribusikannya kepada orang lain yang mampu menggarapnya.
b) Larangan terhadap hima yakni memiliki tanah dengan jalan paksa
c) Larangan kegiatan transaksi yang tidak produktif
d) Pelarangan riba, ikhtikar, pemusatan transaksi kekayaan dan mubadzir.
e) Melakukan regulasi pasar dan mengkontrol situasi pasar
e. Distribusi Kekayaan
Distribusi kekayaan berjalan pada dua tingkatan, yang pertama adalah
distribusi sumber-sumber produksi dan yang kedua adalah distribusi kekayaan
produktif.
f. Tanggung Jawab Pemerintah dalam Bidang Ekonomi
Fungsi pemerintah dalam bidang ekonomi memiliki beberapa tanggung
jawab,17 antara lain:
1) Jaminan social di tengah kehidupan masyarakat
2) Mewujudkan keseimbangan social.

15
Muhammad Hambali, Pemikiran Ekonomi Muhammad Baqir ash-Sadr, (Jakarta: Gaya Media Tama,
2009), hlm. 28
16
Ibid, Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,…hlm. 258
17
Ibid,…hlm. 256

M.Amarodin - Konstruksi Sistem Ekonomi Islam.... 49


4 Eksyar, Volume 5 No. 1 Juni 2018 : 41 -55

3. Adiwarman Azwar Karim


Nama lengkap dan gelarnya adalah Ir. H. Adiwarman Azwar Karim, S.E., M.B.A.,
M.A.E.P., Beliau lahir pada 29 Juni 1963 di Jakarta. Adiwarman merupakan
cerminan sosok pemuda yang mempunyai hobi belajar. Pendidikan S1 ia tempuh di
IPB dan UI. Tidak hanya itu gelar insinyur ia peroleh pada tahun 1986 di IPB.
Konsistensinya pada bidang ekonomi dan juga modal akademis yang
dimiliki mengantarkannya untuk meniti berbagai karir prestisius. Pada tahun 1922
Adiwarman masuk menjadi salah satu pegawai Bank Muamalat Indonesia, setelah
sebelumnya sempat bekerja di Bappenas. Enam tahun kemudian ia dipercaya
sebagai pemimin BMI cabang Jawa Barat. Setelah memegang Jabatannya tersebut
sampai tahun 2006, ia memutuskan untuk keluar. Pada tahun 2001 ia mendirikan
perusahaan konsultan yang diberi nama Karim Bussiness Consulting dengan modal
40 juta rupiah. Kontribusi Adiwarman tidak hanya sebagai praktisi tapi juga sebagai
intelektual dan akademisi. Beliau juga merupakan wakil ketua Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN/MUI). 18
a. Fundamentalis-Intelektual-Profesional
Fundamentalis disini didefinisikan dalam konteks pola-pola pemikiran,ide,
dan gagasan dalam memperjuangkan Syariat Islam. Di Indonesia,
fundamentalis yang memperjuangkan tegaknya ekonomi Islam dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok profesional dan kempok intelektual.
Kelompok fundamentalis professional berorientasi pada praktik sedangkan
kelompok fundamentalis intelektual berorientasi pada teori. 19
b. Pendekatan dan Metode
Membaca tulisan Adiwarman, pendekatan yang ia gunakan dapat dibedakan
menjadi pendekatan sejarah,pendekatan fiqh dan ekonomi. Pendekatan sejarah
sangat kental dalam berbagai tulisan Adiwarman. Adiwarman selalu berupaya
menjelaskan fenomena ekonomi kontemporer dengan merujuk pada sejarah
Islam Klasik, terutama pada masa Rosulullah. Selain itu pemikiran-pemikiran
sarjana besar muslim klasik juga dikolaborasikan dan mencoba
merefleksikannya dalam konteks kekinian, tentu saja menurut perspetif
ekonomi. Adiwarman juga menggunakan pendekatan fiqh. Dalam

18
Adiwarman Karim, Bank Islam, Analisis Fikih dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2004), hlm. 4
19
Ibid, Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,..hlm. 394

M.Amarodin - Konstruksi Sistem Ekonomi Islam.... 50


4 Eksyar, Volume 5 No. 1 Juni 2018 : 41 -55

pandagannya, fiqih tidah hanya mncakup urusan ubudiyah semata. Fiqh jga
berbicara aspek social masyarakat yang lebih luas, terutama ketika dibingkai
dalam fiqh realitas. Pendekatan Fikih yang digunakan Adiwarman tidak berdiri
sendiri. Untuk dapat merespon fenomena ekonomi, prinsip-prinsip fiqh yang
diformulasikan ulama masa lalu ditarik pada perspektif ekonomi.20
c. Pokok-pokok Pikiran
1) Redefinisi dan Rancang Bangun Ilmu Ekonomi Islam
Selama ini pembahasan tentang definisi ekonomi Islam, yang sering
ditemukan adalah ekonomi yang berasaskan al Qur’an dan as-Sunnah.
Seringkali definisi tersebut tidak disertai dengan penjelasan yang tuntas,
sehingga terkesan ekonomi Islam adalah ekonomi apa saja yang
dibungkus dengan argument-argumen dari ayat-ayat atau hadits-hadits
tertentu. Sadar akan hal itu, pengertian ekonomi Islam sebagai ekonomi
yang dibangun di atas universal Islam, inilah yang ditawarkan oleh
Adiwarman. Nilai-nilai yang ia maksud adalah tauhid (keesaan), khilafah
(pemerintahan), Ma’ad (return), ‘adl (keadilan) dan nubuwwah
(kenabian). Untuk menjelaskan bangunan teori yang dirancang oleh
Adiwarman di atas dapat disederhanakan dalam ilustrasi berikut ini:21
Akhlak
Multiple Ownship
Tauhid, ‘Adl, Nubuwwah, Klilafah, Ma’ad
Freedom to act
Social Justice
Norma Economi Islam
Prinsip-Prinsip ekonomi Islam
Teori ekonomi Islam
2) Integrasi Intelektual dan Harakah; Kampus-Pemerintah-Praktisi
Dalam pandangan Adiwarman, Ekonomi Islam tidak akan dapat
berkembang apabila hanya mengandalkan aspek pngembangan, teoritis
atau praktis. Keduanya harus berjalan bersamaan, serentak. Gerakan
tersebut disebutnya dengan harakah al-iqtisodiyahi a-islamiyah al-

20
Ibid,..hlm. 399-400
21
Ibid,..hlm. 402

M.Amarodin - Konstruksi Sistem Ekonomi Islam.... 51


4 Eksyar, Volume 5 No. 1 Juni 2018 : 41 -55

indonesiyah (gerakan Ekonomi Islam Indonesia). Menurutnya harakah


iqtisadiyah dapat dilakukan melalui tiga tahap:22
1) Pertama, mengupayakan wacana ekonomi Islam masuk ke dalam
kampus
2) Kedua, pengembangan system
3) Pengembangan ekonomi umat.
4. Mahzhab-mazhab Pemikiran Ekonomi Islam Kontemporer
Dari sisi karakter dasar pemikiran ekonomi Islam pada saat ini, secara garis
besar terbagi atas tiga mahzab (corak pemikiran) utama yatu:23
a. Mahzab Baqir Ash Sadr
Ide dasar yang pertama dari mazhab Baqis Ash Sadr adalah bahwa terdapat
perbedaan yang mendasar antara islam dengan ilmu ekonomi, keduanya
merupakan sesuatu yang berbeda. Islam adalah islam sedangkan ilmu ekonomi
adalah ilmu ekonomi, tidak ada yang disebut ekonomi islam. Menurut mahzab
ini dalam Islam tidak mengenal konsep sumber daya ekonomi yang terbatas,
alam semesta ini maha luas. Jika manusia bisa memanfaatkannya niscaya tidak
akan pernah habis. Untuk itu mazhab ini menawarkan istilah iqtishad sebagai
pengganti ekonomi yang berarti setara, seimbang, dan selaras sebagai pengganti
ekonomi. Implikasi lebih lanjut mereka menyusun teori ekonomi yang baru.
Teori ini didasarkan pada Al Qur’an dan Hadits sebagai sumber hukum islam
tertinggi. Meskipun perombakan mendasar dalam ilmu ekonomi dianggap
sangat perlu, ini bukan berarti tidak perlu sama sekali untuk mempelajari ilmu
ekonomi.
b. Mazhab Mainstream
Mazhab ini beranggapan bahwa perbedaan utama antara ilmu ekonomi Islam
dengan ekonomi konvensional adalah dalam hal cara mencapai tujuan. Mereka
sepakat tentang pandangan konvensional bahwa masalah ekonomi muncul
karena adanya keterbatasan sumber daya ekonomi. Keterbatasan ini tidak bisa
untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Mahzab mainstream
memfokuskan pada cara mengelola sumber daya yang terbatas dan keinginan
manusia yang tidak terbatas dengan tetap memberikan pandangan kritis

22
Ibid,.. hlm. 403
23
Ibid, Hendrie Anto, Pengantar Ekonomika Mikr Islami,…hlm. 89

M.Amarodin - Konstruksi Sistem Ekonomi Islam.... 52


4 Eksyar, Volume 5 No. 1 Juni 2018 : 41 -55

terhadap aspek – aspek normative dalam ilmu ekonomi. Sesuai dengan


namanya, maka khasanah pemikiran ekonomi Islam di seluruh dunia memang
didominasi oleh mazhab mainstream. Beberapa hal yang mempengaruhi
meluasnya mahzab ini yaitu:
a) Secara umum pemikiran mereka lebih moderat
b) Ide – ide mereka banyak ditampilkan dengan cara – cara ekonomi
konvensional sehingga lebih mudah diterima masyarakat.
c) Selain itu kebanyakan tokoh merupakan staf, peneliti, penasehat, atau
setidaknya memiliki jaringan erat dengan lembaga – lembaga regional dan
internasional yang telah mapan sehingga dapat mensosialisasikan gagasan
ekonomi dengan baik.
c. Mazhab Alternative
Mahzhab alternative mengajak umat islam untuk bersikap kritis terhadap
ekonomi islam yang saat ini berkembang, tidak saja pada kapitalisme dan
sosialisme. Mazhab Alternatif mengkritik terhadap pemikiran Baqir As sadr
bahwa langkah mereka justru tidak konstruktif dan esensial. Ini karena mereka
berusaha menemukan sesuatu yang baru yang seringkali sebenarnya sudah
ditemukan oleh orang lain, membangun teori baru kemudian menghancurkan
teori lama. Demikian pula mazhab mainstream, menurut mereka ia tidak lebih
dari pada pemikiran neoklasik dengan beberapa modifikasi, seperti
menghilangkan riba, menambahkan zakat serta memperbaiki niat.
Pemikiran ekonomi islam telah berkembang dengan pesat, hal ini memang
sejalan dengan upaya untuk implementasinya. Konstribusi pemikiran ekonomi
islam yang berkembang saat ini telah diklasifikasikan oleh Zarqa kedalam 4
kategori yaitu :
1) Mereka yang banyak menyumbang pemikiran dalam aspek normative
sistem ekonomi Islam, mampu menjawab pertanyaan – pertanyaan modern
mengenai sistem tersebut atau menemukan prinsip-prinsip baru dalam
sistem tersebut.
2) Menemukan asumsi – asumsi dan pernyataan – pernyataan positif dalam Al
Qur’an dan As sunnah yang relevan bagi ilmu ekonomi
3) Terdapatnya para pemikir ekonomi Islam yang membuat pernyataan
ekonomi positif.

M.Amarodin - Konstruksi Sistem Ekonomi Islam.... 53


4 Eksyar, Volume 5 No. 1 Juni 2018 : 41 -55

4) Analisis konsekuensi pernyataan positif ekonomi islam mengenai


kehidupan ekonomi dan analisis ekonomi dalam bagian system ekonomi
islam.
Sementara itu pemikiran mazhab Bakir As Sadr dipandang oleh mazhab
alternative yang dimotori oleh Prof. Timur Kuran berusaha menemukan dan
menggali paradigma ekonomi islam yang baru dan meninggalkan paradigma
ekonomi konvensional. Akan tetapi pemikiran mazhab ini banyak
kelemahannya. Berbeda dengan mazhab mainstream, mereka menampilkan
wajah baru dari pandangan Neo-klasik dengan menambah zakat dan
menghilangkan unsur bunga. Selanjutnya mazhab alternative menawarkan suatu
konstribusi dengan memberikan analisis kritis tentang ilmu ekonomi bukan
hanya pada pandangan kapitalisme dan sosialisme (yang merupakan
representrasi wajah ekonomi konvensional, melainkan juga melakukan kritik
terhadap perkembangan wacana ekonomi Islam.24
E. Kesimpulan
Pada kenyataannya, tidak ada perbedaan antara para pemikir ekonomi Islam bahwa
sumber ekonomi Islam adalah Al-Quran dan Sunnah Rasul serta apa saja yang
ditunjukkan dari keduanya sebagai sumber hukum, seperti ijma’ dan qiyas. Sedangkan
prinsip ekonimi Islam telah disepakati pula antara lain adalah tauhid atau keimanan,
kesejahteraan, keadilan sosial dan juga persaudaraan. Sekalipun terdapat beberapa
kesamaan, namun terdapat perbedaan pandangan antara para tokoh ekonomi Islam dari
sisi metode dan teknis penerapan sistem ekonomi Islam. Dari perbedaan pandangan
tersebut, maka konstruksi sistem ekonomi Islam dari masing-masing tokoh juga
berbeda. Sekalipun demikian, setidaknya konstruksi sistem ekonomi Islam tersebut
setidaknya tidak jauh berbeda, yaitu mendasarkan ekonomi Islam pada tauhid, sumber
hukumnya Al-Quran dan Sunnah serta yang ditunjuk dari keduanya, misal Ijma’ dan
Qiyas.
Akhirnya, konstruksi sistem ekonomi Islam yang mampu mengantarkan pada
kesejahteraan dan keadilan sosial harus dibangun atas dasar aqidah dan dijabarkan
dengan sangat detail dalam konsep-konsep kepemilikan, peran negara, dan distribusi,
termasuk di dalamnya produksi dan konsumsi. Sekalipun penyaluran pendapatan di
masyarakat menjadi hal yang paling utama dalam membangun sistem ekonomi Islam,

24
Ibid, Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,…hlm. 408-412

M.Amarodin - Konstruksi Sistem Ekonomi Islam.... 54


4 Eksyar, Volume 5 No. 1 Juni 2018 : 41 -55

namun semua itu tetap terkait dengan unsur-unsur yang lain. Oleh karena itu konstruksi
sistem ekonomi Islam tidak bisa berdiri sendiri, namun harus terkoneksi dengan unsur
lain dan terintregasi.

F. Daftar Pustaka
Afzallurrahman, Doktrin Eknomi Islam, (Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 2002)
Amal, Taufik Adnan, Islam dan Tantangan Modernitas, (Yogyakarta: Mizan, 1996)
Amalia,Euis, Sejarah Pemikiran ekonomi Islam dari MasaKlasik hingga Kontemporer,
(Jakarta: Pustaka Asatrus, 2005)
Anto, Hendrie, Pengantar Ekonomi Mikro Islami, (Yogyakarta: Ekonsia, 2003)
Baqr As Shadr, Buku Induk Ekonomi Islam Iqtishoduna, ( Jakarta: Ziyad, 2008)
Chamid,Nur, Jejak Langkah Pemikiran Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar,2010)
Hambali, Muhammad, Pemikiran Ekonomi Muhammad Baqir ash-Sadr, (Jakarta: Gaya
Media Tama, 2009)
Karim, Adiwarman A, Bank Islam, Analisis Fikih dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2004)

M.Amarodin - Konstruksi Sistem Ekonomi Islam.... 55

You might also like