You are on page 1of 20

Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 283 - 302

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TANAMAN HIDROPONIK DI DESA LOTTA,


KECAMATAN PINELENG, KABUPATEN MINAHASA

Stevanus G. Kaunang
Melsje Y. Memah
Ribka M. Kumaat

ABSTRACT

This study aimed to analyze and determine the public perception of hydroponic plant in the
village Lotta, Pineleng Districts, views of the variables to be studied in terms of knowledge and
personal characteristics and factors that, cultivation of hydroponic plants, seedlings, planting,
remove seeds, caring for plants, harvesting, cleaning pipes, control water for circulation, plant
nutrion, seed replacement, stimulus, personal factors, factors influence groups, cultural factors using
a likert scale analysis tool. This aims was conducted over four months from February to the month of
May 2016 from preparation to the arrangement of research reports. The location of research is
Sentrum Agraris Lotta in the village Lotta districts Pineleng. This research uses primary data and
secondary data. Primary data was obtained from 30 respondents using questionnaires, while
secondary data obtained from the office Lotta village. The sampling method in this study is using
purposive sampling method. The results of this study show that the public perception of plant
hydroponic in the village Lotta districts Pineleng to categorize understand/agree as seen from the
result obtained, that respondents will understand and know how to plant hydroponic and would like
hydroponic plants.

Keywords:public perception,hydroponic plants,Lotta Village, Minahasa

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui persepsi masyarakat terhadap
tanaman hidroponik di Desa Lotta Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa dilihat dari variabel
yang akan diteliti dari segi pengetahuan dan karakteristik faktor pribadi yaitu budidaya tanaman
hidroponik, bibit, penanaman, memindahkan bibit tanaman, merawat tanaman, panen, pembersihan
pipa, pengontrolan air untuk sirkulasi, pemberian nutrisi tanaman, pergantian bibit, stimulus, faktor
pribadi, faktor pengaruh kelompok, faktor kultural dengan menggunakan alat analisis skala likert.
Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan yaitu dari bulan februari sampai dengan bulan mei
tahun 2016, mulai dari persiapan sampai penyusunan laporan penelitian. Tempat penelitian adalah
Sentrum Agraris Lotta di Desa Lotta Kecamatan Pineleng. Penelitian ini menggunakan data primer
dan data sekunder. Data primer diperoleh dari 30 responden dengan menggunakan kuisioner.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari kantor Hukum Tua Desa Lotta. Metode pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa persepsi masyrakat terhadap tanaman hidroponik di Desa Lotta Kecamatan Pineleng
berkategorikan mengerti/setuju karena melihat dari hasil yang di dapat, bahwa responden mengerti
akan hidroponik serta mengetahui cara penanaman tanaman hidroponik dan menyukai akan tanaman
hidroponik.

Kata kunci: persepsi masyarakat, tanaman hidroponik, Desa Lotta, Kabupaten Minahasa

283
Persepsi Masyarakat terhadap Tanaman Hidroponik ............(Stevanus Kaunang, Melsje Memah, Ribka Kumaat)

PENDAHULUAN sedikit dari pada kebutuhan air pada budidaya


dengan tanah. Hidroponik menggunakan air
Latar Belakang yang lebih efisien, jadi cocok diterapkan pada
daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas.
Lahan pertanian semakin sempit akibat Desa Lotta adalah salah satu desa
beralihnya fungsi lahan pertanian menjadi pemekaran dari Desa Pineleng Kecamatan
daerah perindustrian, sehingga budidaya Pineleng. Desa Lotta merupakan desa yang
hidroponik dianggap tepat untuk memanfaatkan berpotensial, karena terdapat Perusahaan Air
lahan yang tersedia sebaik-baiknya. Minum (PAM) dalam Desa Lotta yang di
Prihmantoro dan indriani (1999) dalam Sibarani alirkan ke Manado, guna untuk memenuhi
(2005) mengatakan, dengan sistem hidroponik pasokan air untuk kebutuhan dan keperluan
di pakai berbagai media tanam, seperti arang sehari-hari. Adanya tempat pertanian di desa
sekam, sekam, pasir, zeolit, rockwoll, gambut Lotta yaitu Sentrum Agraris Lotta (SAL),
(peat mass), dan serbuk sabut kelapa. Novianti merupakan tempat usaha petani, dan juga guna
(2011) mengatakan, Ini sebuah peluang usaha untuk tempat pelatihan pertanian. Terdapat pula
yang bagus baik bagi kita sebagai calon-calon Wisma Lorenzo yang merupakan tempat untuk
pekebun, petani dan masyarakat tanaman rekoleksi, dan Taman Makam Pahlawan
hidroponik. Masih banyak pasar tanaman Makam Imam Bonjol, menjadi salah satu
hidroponik yang belum tergarap, masih butuh tempat pariwisata. Keadaan pertanian di Desa
banyak pekebun-pekebun baru untuk memenuhi Lotta, masih banyak lahan yang belum di olah
tanaman hidroponik ini. Hidroponik merupakan karena para petani di Desa Lotta sudah sedikit,
suatu metode bercocok tanam tanpa banyak yang beralih lebih memilih pekerjaan
menggunakan tanah seperti metode menjadi tukang bangunan, tukang ojek,
pertumbuhan pertanian. Dengan memanfaatkan wirausaha, pegawai kantoran, pegawai sipil,
air tanpa menggunakan tanah dengan menekan polisi, TNI. Hal ini berpengaruh karena adanya
pada pemenuhan kebutahan nutrisi bagi peralihan lahan-lahan pertanian menjadi daerah
tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih perumahan. Para pemilik tanah
memilih untuk menjual lahan-lahan ini, karena tidak semua masyarakat melihat
yang mereka miliki untuk mendapatkan uang langsung cara kerja serta keuntungan
secara cepat. Dan begitu cepat tanah yang hidroponik ini. Dalam penyuluhan tentang
terjual karna harga yang masih terjangkau dan hidroponik di Sentrum Agraris Lotta (SAL)
Desa Lotta merupakan tempat yang strategis yang di hadiri dengan tidak begitu banyak
karena memiliki akses jalan yang masyarakat yang datang, lebih dominan para
menyambungkan Kota Manado dan Kota anak muda. Dikatakan hidroponik sangatlah
Tomohon. Akibat dari penjualan tanah baik bagi kita karena menguntunggkan, baik
tersebut, petani yang biasanya mengolah lahan dalam segi materi setelah di panen, maupun
dari pemiliknya dan juga dari lahannya dalam segi kesehatan, karena hidroponik tidak
sendiri, harus mengganti pekerjaan petani menggunakan pestisida dan harga jual
menjadi tukang bangunan, maupun tukang hidroponik lebih besar dari tanaman yang di
ojek, wirausaha atau mencari lahan baru untuk tanaman secara konvensional.
di olahnya. Sentrum Agraris Lotta (SAL) terdapat
Pengalihan lahan menjadi daerah dua macam usaha baik itu dalam sektor
perumahan sangatlah susah bagi para petani pertanian maupun peternakan. Dalam sektor
untuk menanam, namun tanaman hidroponik peternakan terdapat usaha ternak Babi dan budi
mampu untuk mengatasi hal tersebut, karena daya air tawar. Dalam sektor pertanian terdapat
tanaman hidroponik bisa di tanam di daerah beberapa macam tanaman untuk ditanam dan
rumahan karena hidroponik tidak biasanya menggunakan tiga sistem cara
menggunakan tanah untuk menanam, hanya penanaman, baik penanaman secara sistem
membutuhkan tempat untuk alat penampungan Organik, Non Organik, maupun dengan cara
hidroponik. Dalam hal ini karakteristik yang
nutrisi guna untuk memaksimalkan
utama yaitu hidroponik. Namun hidroponik
pertumbuhan tanaman. Namun masih kurang
dalam masyarakat masih kurangnya
mengerti masyarakat, dari tanaman hidroponik

284
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 283 - 302

pengetahuan tentang tanaman hidroponik Manfaat Penelitian


karena, kurang adanya penyuluhan tentang Sebagai bahan pengetahuan mengenai
hidroponik sehingga antusiasme dari masyarakat persepsi masyarakat terhadap tanaman
untuk hidroponik masih kurang. hidroponik, dan untuk membantu masyarakat
Masyarakat yang telah mengetahui mengetahui apa tanaman hidroponik itu, yang
tentang cara penanaman tanaman hidroponik berada di Desa Lotta.
tersebut, tidak mau ikut andil dalam
hidroponik untuk memberikan atau membagi
informasi serta keahlian berhidroponik. METODE PENELITIAN
Hidroponik sangatlah baik karena tanaman
tersebut memiliki hasil yang menguntungkan, Waktu Penelitian Dan Tempat
dengan harga jual yang lebih dari tanaman
biasanya, karena memiliki banyak keuntungan Penelitian ini berlangsung selama empat
yaitu, bebas pestisida, meminimalisir hama bulan sejak bulan Februari 2016 sampai Mei
dan penyakit, masa panen lebih cepat, tempat 2016. Tempat penelitian Di Desa Lotta.
penanaman bisa di daerah perkotaan, dan juga
memiliki hasil yang maksimal. Hidroponik Metode Pengempulan Data
pula bisa dikerjakan oleh siapa saja bukan
cuma petani, pegawai swasta, pegawai sipil, Adapun metode pengumpulan data di
maupun tukang bangunan juga bisa ambil yaitu :
berhidroponik, karena pengurusan tanaman 1. Data yang dikumpulkan dalam
hidroponik ini sangatlah mudah, karena hanya penelitian ini adalah dengan cara
menjaga kadar air, nutrisi dan pencayaan observasi melalui pengamatan langsung
matahari apakah sudah cukup atau tidak. terhadap tanaman hidroponik.
Keberadaan masyarakat dalam tanaman
2. Data primer merupakan data yang
hidroponik ini masih sangat kurang.
Permasalahan yang kerap di alami masyarakat,
diperoleh dari hasil wawancara
kurang begitu andil untuk hadir dalam suatu langsung dengan masyarakat/responden
penyuluhan untuk mengetahui tanaman melalui kuisioner yang telah disiapkan.
hidroponik ini karena sibuk dengan pekerjaan 3. Data sekunder, merupakan data yang
dan juga karna kurangnya penyuluhan. Sehingga diperoleh dari hukum tua di Desa Lotta.
masih banyak masyarakat yang belum Pengambilan data yang di ambil
mengetahui tanaman hidroponik. Oleh karena itu sebanyak 30 responden, yang ada di Desa
penting untuk mengetahui persepsi masyarakat Lotta.
terhadap hidroponik. Penelitian ini mencoba
menjawab bagaimana persepsi masyarakat Konsep Dan Pengukuran Variabel
terhadap tanaman hidroponik, dan untuk
mendukung pengelolahan dan manfaat Karakteristik Anggota Masyarakat
hidroponik itu sendiri, yang di laksanakan di Hidroponik Di Desa Lotta.
Desa Lotta.
a. Nama yaitu dari anggota masyarakat.
Perumusan Masalah
b. Umur yaitu usia dari masyarakat. Di
ukur dengan tahun.
Berdasarkan uraian diatas maka yang
c. Pendidikan yaitu yang ditetapkan
menjadi rumusan masalah yaitu begaimana
berdasarkan tingkat pendidikanya
persepsi masyarakat terhadap tanaman
mulai SD, SMP, SMA, hingga sarjana.
hidroponik di Desa Lotta.
d. Jenis kelamin yaitu Laki-
laki/Perempuan.
Tujuan Penelitian
e. Pekerjaan yaitu pekerjaan yang di
jalani oleh masyarakat.
Menganalisis dan mengetahui persepsi
masyarakat terhadap tanaman hidroponik di
Desa Lotta.

285
Persepsi Masyarakat terhadap Tanaman Hidroponik ............(Stevanus Kaunang, Melsje Memah, Ribka Kumaat)

Persepsi Dari Pengetahuan Dan Pengetahuan


Karakteristik Faktor Pribadi Pengetahuan, sampai dimana tingkat
pengetahuan masyarakat dalam menanam
Persepsi positif di ukur dari penjumlahan tanaman hidroponik di Desa Lotta.
antara pernyataan mengerti/setuju dan sangat Pengetahuan yang di ukur dalam
mengerti/sangat setuju, dan persepsi negative penelitian ini merupakan pengetahuan dasar
di ukur dari penjumlahan antara pernyataan dari masyarakat tentang cara menanam
tidak mengerti/tidak setuju dan sangat tidak tanaman hidroponik. Pengetahuan yang di
mengerti/sangat tidak setuju. ukur yaitu :

1) Budidaya tanamam hidroponik c. Tidak panen


a. Keuntungan
b. Lebih baik Karakteristik Faktor Pribadi
c. Di berbagai musim
2) Bibit Karakteristik dari faktor pribadi dan
a. Bibit dari luar sosial yang dapat mempengaruhi persepsi
b. Bibit dari toko seseorang menurut Thoha dalam Rachman
c. Bibit sendiri (2013). Karakteristik yang di ukur yaitu :
3) Penanaman 1). Stimulus (Rangsangan)
a. Tebar benih secara teratur a. Respon
b. Mengamburkan benih b.Kesadaran
c. Penyamaian 2). Faktor pribadi
4) Memindahkan bibit tanaman a. Kemauan
a. Wadah gelas b.Motivasi
b. Ke pipa 3). Faktor pengaruh kelompok
c. Busah a.Ikut serta
5) Merawat tanaman b.Bersama-sama
a. Setiap hari 4) Faktor kultural
b. Seminggu sekali a. Persetujuan masyarakat
c. Satu bulan sekali b. Adaptasi lingkungan
6) Panen
a. Perorangan Metode Pengambilan Sampel
b. Sewa pekerja Pemgambilan sampel dilakukan dengan cara
c. Menggunakan alat seadanya menggunakan metode purposive sampling
7) Pembersihan pipa pada responden masyarakat di Desa Lotta.
a. Setelah pemanenan
b. Dua minggu sekali Metode Analisis Data
c. Satu bulan sekali Dengan menggunakan analisis deskriptif
8) Pengontrolan pompa air untuk yaitu agar bisa melihat persepsi masyarakat
sirkulasi terhadap tanaman hidroponik dan dengan
a. Secara rutin menggunakan pengukuran pengskalaan likert
b. Kadang-kadang dengan table check list.
c. Tidak sama sekali Setiap jawaban di hubungkan dengan
9) Pemberian nutrisi tanaman bentuk pertanyaan dan dukungan yang di
a. Dua hari sekali ungkapkan dengan kata-kata pada persepsi
b. Dua minggu sekali pengetahuan yang di kategorikan sebagai
c. Satu bulan sekali berikut :
10) Pergantian Bibit a. Sangat mengerti skor : 5
a. Setelah panen b. Mengerti skor : 4
b. Sebelum panen c. Ragu-ragu skor : 3

286
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 283 - 302

Pada persepsi kerakteristik faktor pribadi di kategorikan sebagai berikut :

a. Sangat setuju skor : 5 d. Tidak setuju skor : 2


b. Setuju skor : 4 e. Sangat tidak setuju skor:1 :
c. Ragu-ragu skor : 3
Dengan cara perhitungan skor : Jumlah skor tiap kriterium = capaian skor x
jumlah responden untuk :
S5 = 5 x 30 = 150 S2 = 2 x 30 = 60
S4 = 4 x 30 = 120 S1 = 1 x 30 = 30
S3 = 3 x 30 = 90
terendah = 30 (sangat tidak setuju), dengan
Jumlah skor ideal untuk setiap pertanyaan skor interpretasi nilai :
tertinggi = 150 (sangat setuju) Jumlah skor
0 30 60 90 12 150

STM/STS TM/TS RG MG/ST SM/SS

Cara perhitungan skor keseluruhan untuk Jumlah Skor Seluruh Kriterium = Capaian
mengetahui persepsi masyarakat terhadap Jumlah Skor x Jumlah Responden x Jumlah
tanaman hidroponik : Pertanyaan Untuk :
S5 = 5 x 30 x 38 = 5700 Jumlah skor terendah = 1140
S4 = 4 x 30 x 38 = 4560 Analisis data yang di gunakan
S3 = 3 x 30 x 38 = 3420 merupakan analisis deskriptif yang di ukur
S2 = 2 x 30 x 38 = 2280 dengan skala likert dimana menurut Riduwan
S1 = 1 x 30 x 38 = 1140 (2008) adalah sebagai berikut:
Jumlah skor ideal untuk keseluruhan
pertanyaan tertinggi = 5700

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑚𝑝𝑢𝑙𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑡𝑎


Persepsi Masyarakat = 𝑋 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

0 20% 40% 60% 80%


100%

STM/STS TM/TS RG MG/ST SM/SS


Maret 2012 adalah hasil pemekaran dari Desa
Keterangan Kriteria inerpretasi Skor : Pineleng Dua dengan pejabat Hukum Tua /
Angka 0% - 20% = Sangat tidak mengerti Kepala Desa yang pertama adalah Bapak
/Sangat tidak setuju Daniel S.Wongkar. Asal usul penduduk
Angka 21% - 40% = Tidak mengerti/Tidak pribuminya adalah To’u Pa’Kinilowen (Orang
setuju Kinolow) dengan nama kampung Wanua Ure
Angka 41% - 60% = Ragu-ragu Kalih (Kampung Tua Kalih) wilayah Distrik
Angka 61% - 80% = Mengerti/Setuju Kakaskasen. Wanua Kalih kemudian lebih di
Angka 81% - 100% = Sangat mengerti/Sangat kenal dengan sebutan lotta. Pada tahun 1905
setuju Lotta mengalami wabah penyakit yang kala itu
belum ada obat untuk menyembuhkan
HASIL DAN PEMBAHASAN penyakit tersebut, dan di duga penyakit yang
dialami yaitu penyakit kolera, sehingga
Profil Desa banyak korban meninggal pada waktu itu,
Sejarah maka masyarakat mengungsi ke beberapa desa
Desa lotta Kecamatan Pineleng tetangga yaitu Desa Kali,
Kabupaten Minahasa, berdiri pada tanggal 8

287
Persepsi Masyarakat terhadap Tanaman Hidroponik ............(Stevanus Kaunang, Melsje Memah, Ribka Kumaat)

Warembungan,Tinoor, Koka dan Pineleng Sebelah Timur : Desa Pineleng Satu Timur
yang artinya dipilih karena penduduk Lotta dan Kali
memilih tempat tinggal yang baru yaitu Desa Sebelah Selatan : Desa Tinoor Dua
Pineleng dimana didalamnya termasuk Desa Sebelah Barat : Desa Pineleng Dua
Pineleng dua. Kemudian suku, bahasa dan
budaya aslinya yakni TOMBULU tetapi lewat Desa Lotta memanjang dari utara ke
perkembangan pemukiman dan populasi selatan dengan luas 185 Ha,beriklim tropis
penduduk dari tahun ke tahun sampai pada dan berada pada ketinggian ± 150 meter diatas
pemekaran di tahun 1985 dari desa pineleng permukaan laut.
maka penduduk Desa Pineleng Dua telah
beragam suku, agama dan budaya, ini Kependudukan
disebabkan karena Pineleng pada umumnya a. Jumlah Penduduk : 1385 Jiwa
berbatasan langsung dengan Kota Manado Ibu Laki-laki : 720 Jiwa
Kota Provinsi Sulawesi Utara yang percepatan Perempuan : 665 Jiwa
pembangunan Kota Manado lebih memilih b. Jumlah Kepala Keluarga : 332 KK
pindah ke Lotta yang memang masih luas
arealnya serta jauh dari kebisingan Kota dan Karakteristik Responden
udara yang masih sejuk.
Kemudian dengan melihat Umur Responden
perkembangan penduduk cukup pesat serta Untuk mengetahui klasifikasi umur
keperluan pelayanan administrasi yang responden di Desa Lotta Kecamatan Pineleng
dirasakan masyarakat jaraknya cukup jauh dapat dilihat pada Tabel 1.
untuk ke kantor Desa , maka atas keinginan
bersama serta tokoh-tokoh masyarakat dengan
Pemerintah Desa Pineleng Dua berhasil di Tabel 1. Klasifikasi Responden Menurut
mekarkan Lotta menjadi satu Desa dengan Kelompok Umur
nama Desa Lotta. Latar belakang
penduduknya terdiri dari berbagai suku,
agama, dan budaya di berbagai daerah di Kelompok Persentase
No Jumlah
Indonesia. Namun walaupun kondisi Umur (%)
masyarakatnya yang sangat heterogen
beragam budaya dan latar belakang suku, ras
1 < 21 18 60%
dan golongan agama yang berbeda, tetapi
keberagaman inilah menjadi modal bagi
2 21 – 25 9 30%
masyarakat untuk saling menghormati satu
dengan yang lainnya dengan semboyan
3 > 25 3 10%
“Torang Samua Basudara” yang artinya kita
semua Bersaudara tetap terjalin dengan baik
dan juga Budaya Mapalus masih terus di Jumlah 30 100%
lestarikan sehingga keamanan dan Sumber : Data Hasil Olahan 2016
kenyamanan selalu dirasakan oleh masyarakat.
Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa presentase
Demografi tingkat umur yang tertinggi dari responden
yang tinggal di Desa Lotta Kecamatan
Letak Wilayah Dan Luas Wilayah Pineleng adalah klasifikasi responden yang
Desa Lotta adalah sebuah Desa yang berumur kurang dari 21 tahun dengan jumlah
terletak di Wilayah Kecamatan Pineleng 18 orang dengan presentase 60 % dan
Kabupaten Minahasa, Propinsi Sulawesi responden yang berumur 21-25 tahun
Utara. Terdiri dari 4 Jaga/Dusun dengan batas berjumlah 9 orang dengan presentase 30 %
wilayah : dan yang terendah adalah klasifikasi
Sebelah Utara : Desa Pineleng Satu
Timur

288
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 283 - 302

responden yang lebih dari 25 tahun dengan Pekerjaan


jumlah 3 orang dengan presentasi 10 %.
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa
Pendidikan Responden mahasiswa/pelajar lebih mendominasi yaitu
Untuk mengetahui klasifikasi sebanyak 14 orang dengan persentase 46.67%,
responden berdasarkan pendidikan, dapat tukang sebanyak 3 orang dengan presentase
dilihat pada Tabel 2. 10%, swasta sebanyak 11 orang dengan
persentase 36.67%, dan wiraswasta sebanyak
Tabel 2. Klasifikasi Responden 2 orang dengan persentase 6.66%.
Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 4. Klasifikasi Responden Berdasarkan
Jumlah Presentase
Pekerjaan
No Pendidikan
(Orang) (%)
1 SMP 5 16.66% Jumlah Persentase
No Pekerjaan
(Orang) (%)
2 SMA/SMK 23 76.67%
3 Perguruan Tinggi 2 6.67% 1 Pelajar/Mahasiswa 14 46.67%
Jumlah 30 100% 2 Tukang 3 10%
Sumber : Data Hasil Olahan 2016 3 Swasta 11 36.67%
4 Wiraswasta 2 6.66%
Pada table 2. Dapat dilihat bahwa
sebagian besar responden memiliki tingkat Jumlah 30 100%
pendidikan SMA/SMK dengan jumlah 23 Sumber : Data Hasil Olahan 2016
orang dengan presentase 76.67 % dan tingat
pendidikan SMP dengan jumlah 5 orang
dengan presentase 16.66 %. Dan yang Persepsi Masyarakat
terendah tingkat pendidikan responden
perguruan tinggi dengan jumlah 2 orang Persepsi Dari Pengetahuan
dengan presentase 6.67 %. Persepsi mayarakat terhadap tanaman
hidroponik dari segi pengetahuan dalam
Jenis Kelamin menanam tanaman hidroponik dapat di
Untuk mengetahui klasifikasi jelaskan dari sub variabel yang telah
responden berdasarkan jenis kelamin dapat disediakan sebagai berikut :
dilihat pada tabel 3. Budidaya Tanaman Hidroponik
Untuk melihat persepsi masyarakat di
Tabel 3. Klasifikasi Responden Desa Lotta Kecamatan Pineleng, mengenai
Berdasarkan Jenis Kelamin. persepsi masyarakat terhadap tanaman
hidroponik dengan Sub Variabel Keuntungan
Jenis Jumlah Presentase dapat di lihat pada tabel 5 (Tabel
No
Kelamin (Orang) (%) dilampirkan).
1 Laki-laki 27 90% Dari tabel 5. Dapat di lihat bahwa total
2 Perempuan 3 10% skor untuk sub variabel Budidaya tanaman
hidroponik di peroleh 282 skor dengan
Jumlah 30 100% kategori Mengerti. Hal ini menurut responden
Sumber : Data Hasil Olahan 2016 sebagian banyak mengetahui cara budidaya
Pada Tabel 3. Terlihat bahwa jumlah tanaman hidroponik dan juga sebagian tidak
responden berdasarkan jenis kelamin sebagian mengetahui. Diantara ketiga indikator di
besar adalah Laki-laki berjumlah 27 orang peroleh nilai skor yang tinggi yaitu 120
dengan presentase 90 %. Sedangkan dengan persentase 80 % pada indikator
perempuan berjumlah 3 orang dengan keuntungan dengan kategori Sangat mengerti.
presentase 10 %. Tingginya skor tersebut di sebabkan karena
masyarakat mengetahui akan keuntungan dari

289
Persepsi Masyarakat terhadap Tanaman Hidroponik ............(Stevanus Kaunang, Melsje Memah, Ribka Kumaat)

tanaman hidroponik untuk bididaya terhadap hidroponik, dan sebagian lagi kurang
tanaman hidroponik. Pada indikator lebih baik mengerti.
terdapat 22 skor dengan persentase 36.67 %
pada kategori Tidak mengert ini di sebabkan Bibit
karena masyarakat mengerti tidak bahwa Untuk melihat persepsi masyarakat di
tanaman hidrooponik lebih unggul dari Desa Lotta Kecamatan Pineleng. Mengenai
tanaman yang di tanaman secara persepsi masyarakat terhadap tanaman
konvensional, dan untuk indikator di berbagai hidroponik dengan sub variabel bibit dapat di
musim yaitu 28 skor dengan persentase 46,67 lihat pada tabel 6 (Tabel dilampirkan).
% pada kategori Tidak mengerti, tingginya Dari tabel 6 dapat dijelaskan bahwa
skor tersebut karena masyarakat tidak total skor yang diperoleh yaitu 322 skor
mengetahui bahwa tanaman hidroponik dengan kategori mengerti. Hal ini berarti
tentunya bisa di tanam di berbagai musim. bahwa menurut jawaban responden sebagian
Untuk mendapatkan gambaran yang besar lebih tahu bagaimana pengambilan bibit
jelas mengenai persepsi masyarakat terhadap yang tepat. Diantara ketiga indikator di
tanaman hidroponik dapat di lihat pada peroleh nilai skor yang sangat tinggi yaitu 76
gambar 1 dengan interpretasi nilai. skor dengan persentase 63.34 % pada
STM TM indikator bibit di ambil dari luar dengan
RG MG SM kategori mengerti. Hal ini disebabkan karena
kebanyakan bibit yang berkualitas unggul
0 90 180 270 lebih banyak dari luar. Sedangkan indikator
282 360 450 bibit di beli dari toko yaitu 64 skor dengan
Gambar 1. Skala Persepsi Masyarakat persentase 53.33 % pada kategori mengerti.
Terhadap Tanaman Hidroponik Dengan Sub Tinggi kategori tersebut di sebabkan karena
Variabel Budidaya Tanaman Hidroponik. pembelian bibit dari toko sangatlah mudah dan
Keterangan : SM = Sangat Mengerti cepat. Sedangkan indikator bibit di buat
MG = Mengerti sendiri yaitu 28 skor dangan persentase 46.67
RG = Ragu-ragu % kategori tidak mengerti. Tingginya skor
TM = Tidak Mengerti tersebut karena sukarnya pembuatan bibit
STM = Sangat Tidak sendiri, kecuali pengambilan hasil buah yang
Mengerti telah di tanam kemudian di jadikan bibit.
Dari Gambar 1. Dapat di jelaskan Untuk gambaran lebih jelas mengenai
bahwa total skor 282, untuk persepsi persepsi masyarakat terhadap tanaman
masyarakat terhadap tanaman hidroponik skor hidroponik dengan sub variabel bibit dapat
(270 – 360) dengan kategori mengerti. Hal ini dilihat pada gambar 2 dengan interpretasi nilai
menurut jawaban responden bahwa sebagian
besar mengetahui cara budidaya tanaman

STM TM RG MG SM

0 90 180 270 322 360 450


Gambar 2. Skala Persepsi Masyarakat Terhadap Tanaman Hidroponik Dengan Sub Variabel
Bibit.

Keterangan : SM = Sangat Mengerti


MG = Mengerti
RG = Ragu-ragu
TM = Tidak Mengerti
STM = Sangat Tidak Mengerti

290
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 283 - 302

Dari Gambar 2. Dapat di jelaskan secara teratur dengan kategori sangat mengerti.
bahwa total skor 322, untuk persepsi Hal ini disebabkan karena masyarakat begitu
masyarakat terhadap tanaman hidroponik skor mengerti tentang cara tebar benih. Sedangkan
(270 – 360) dengan kategori mengerti. Hal ini indikator mengamburkan benih yaitu 64 skor
menurut jawaban responden bahwa paling dengan persentase 53.33 % pada kategori
banyak masyarakat mengetahui cara pembelian mengerti. Tinggi kategori tersebut di sebabkan
bibit yang bagus dan berkualitas untuk tanaman karena cara pengamburan benih merupakan
hidroponik. proses penanaman bibit yang dilakukan secara
Penanaman tidak teratur namun proses pertumbuhannya
Untuk melihat persepsi masyarakat di akan tetap sama dengan cara tabur benih secara
Desa Lotta Kecamatan Pineleng. Mengenai teratur. Sedangkan indikator penyamaian yaitu
persepsi masyarakat terhadap tanaman 55 skor dangan persentase 36.67 % kategori
hidroponik dengan sub variabel penanaman sangat mengerti. Tingginya skor tersebut karena
dapat di lihat pada tabel 7 (Tabel dilampirkan). pentingnya penyamaian pada proses
Dari tabel 7 dapat dijelaskan bahwa pertumbuhan untuk tanaman hidroponik dan
total skor yang diperoleh yaitu 375 skor dengan para responden memahami cara penyamaian
kategori mengerti. Hal ini berarti bahwa tersebut.
menurut jawaban responden masyarakat lebih Untuk gambaran lebih jelas mengenai
besar mengetahui cara penanaman benih. persepsi masyarakat terhadap tanaman
Diantara ketiga indikator di peroleh nilai skor hidroponik dengan sub variabel penanaman
yang sangat tinggi yaitu 95 skor dengan dapat dilihat pada gambar 3 dengan interpretasi
persentase 63.33 % pada indikator tebar benih nilai.

STM TM RG MG SM

0 90 180 270 360 375 450

Gambar 3. Skala Persepsi Masyarakat bibit tanaman dapat di lihat pada tabel 8
Terhadap Tanaman Hidroponik Dengan Sub (Tabel dilampirkan).
Variabel Penanaman.
Keterangan : SM = Sangat Mengerti Dari tabel 8 dapat dijelaskan bahwa
MG = Mengerti total skor yang diperoleh yaitu 345 skor
RG = Ragu-ragu dengan kategori mengerti. Hal ini berarti
TM = Tidak Mengerti bahwa menurut jawaban responden
STM = Sangat Tidak masyarakat lebih besar mengetahui cara
Mengerti memindahkan bibit tanaman. Diantara ketiga
Dari Gambar 3. Dapat di jelaskan indikator di peroleh nilai skor yang sangat
bahwa total skor 375, untuk persepsi tinggi yaitu 90 skor dengan persentase 60 %
masyarakat terhadap tanaman hidroponik skor pada indikator memerlukan wadah gelas untuk
(360 – 450) dengan kategori mengerti. Hal ini memindahkan bibit tanaman dengan kategori
menurut jawaban responden bahwa paling sangat mengerti. Hal ini disebabkan karena
banyak masyarakat mengetahui bagaimana wadah gelas merupakan salah satu bagian
penanaman baik secara teber benih secara penting dalam tanaman hidroponik karena
teratur, mengamburkan benih, dan setiap habis penyamaian tanaman akan di
penyamaian tanaman hidroponik. pindahkan pada wadah gelas. Sedangkan
Memindahkan Bibit Tanaman indikator menuju ke pipa untuk memindahkan
Untuk melihat persepsi masyarakat di bibit tanaman yaitu 25 skor dengan persentase
Desa Lotta Kecamatan Pineleng. Mengenai 16.67 % pada kategori sangat mengerti. Tinggi
persepsi masyarakat terhadap tanaman kategori tersebut di sebabkan karena langsung
hidroponik dengan sub variabel memindahkan menuju ke pipa untuk memindahkan bibit
tanaman merupakan preses penanaman secara

291
Persepsi Masyarakat terhadap Tanaman Hidroponik ............(Stevanus Kaunang, Melsje Memah, Ribka Kumaat)

hidroponik dimana proses pertumbuhan memindahkan tanaman dengan menggunakan


tanaman sampai bisa di panen di lakukan di busah tersebut.
pipa tersebut. Indikator menggunakan busah Untuk gambaran lebih jelas mengenai
untuk memindahkan bibit tanaman yaitu 64 persepsi masyarakat terhadap tanaman
skor dangan persentase 53.34 % kategori hidroponik dengan sub variabel memindahkan
mengerti. Tingginya skor tersebut karena bibit tanaman dapat dilihat pada gambar 4
merupakan salah satu cara untuk dengan interpretasi nilai.

STM TM RG MG SM

0 90 180 270 345 360 450


Gambar 4. Skala Persepsi Masyarakat masyarakat masih belum memahami merawat
Terhadap Tanaman Hidroponik Dengan Sub tanaman. Diantara ketiga indikator di peroleh
Variabel Memindahkan Bibit Tanaman. nilai skor yang sangat tinggi yaitu 125 skor
Keterangan : SM = Sangat Mengerti dengan persentase 83.33 % pada indikator
MG = Mengerti merawat tanaman hidroponik setiap hari
RG = Ragu-ragu kategori sangat mengerti. Hal ini disebabkan
TM = Tidak Mengerti karena agar supaya tanaman hidroponik bisa
STM = Sangat Tidak menghasilkan hasil yang maksimal. Indikator
Mengerti merawat tanaman hidroponik seminggu sekali
Dari Gambar 4. Dapat di jelaskan yaitu 28 skor dengan persentase 46.66 % pada
bahwa total skor 375, untuk persepsi kategori tidak mengerti. Tinggi kategori di
masyarakat terhadap tanaman hidroponik skor sebabkan karena perawatan seminggu sekali
(270 – 360) dengan kategori mengerti. Hal ini tentunya daya tumbuh
menurut jawaban responden bahwa paling tanaman tidak akan terkontrol karena jarak
banyak mengerti proses pemindahan bibit perawatan tanaman yang tidak sesuai.
tanaman baik secara dengan menggunakan Indikator merawat tanamn hidroponik satu
wadah gelas, langsung menuju ke pipa,dan bulan sekali yaitu 22 skor dangan persentase
juga dengan menggunakan busah untuk 36.67 % kategori tidak mengerti. Tingginya
memindahkan bibit tanaman. skor tersebut karena jarak perawatan tanaman
yang tidak begitu efisien bagi tanaman
Merawat Tanaman tersebut, dengan jarak merawat tanaman yang
Untuk melihat persepsi masyarakat di begitu jauh, akan menyebabkan tanaman
Desa Lotta Kecamatan Pineleng. Mengenai tersebut akan mengalami berbagai masalah
persepsi masyarakat terhadap tanaman tanaman, mulai dari tanaman akan layu,
hidroponik dengan sub variabel merawat terserang hama dan penyakit.
tanaman dapat di lihat pada tabel 9 (Tabel Untuk gambaran lebih jelas mengenai
dilampirkan) persepsi masyarakat terhadap tanaman
Dari tabel 9 dapat dijelaskan bahwa hidroponik dengan sub variabel merawat
total skor yang diperoleh yaitu 261 skor tanaman dapat dilihat pada gambar 5 dengan
dengan kategori ragu-ragu. Hal ini berarti interpretasi nilai.
bahwa menurut jawaban responden

STM TM RG MG SM

0 90 180 261 270 360 450


Gambar 5. Skala Persepsi Masyarakat MG = Mengerti
Terhadap Tanaman Hidroponik Dengan Sub RG = Ragu-ragu
Variabel Merawat Tanaman. TM = Tidak Mengerti
Keterangan : SM = Sangat Mengerti

292
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 283 - 302

STM = Sangat Tidak mengerti. Hal ini disebabkan karena tanaman


Mengerti hidroponik sangat mudah untuk di panen jadi
Dari Gambar 5. Dapat di jelaskan bisa dilakukan perorangan saat pemanenan
bahwa total skor 261, untuk persepsi dalam luas lahan yang kecil. Sedangkan
masyarakat terhadap tanaman hidroponik skor indikator pemanenan di lakukan oleh
(180 – 270) dengan kategori ragu-ragu. Hal ini menyewa pekerja yaitu 56 skor dengan
menurut jawaban responden bahwa masih persentase 46.67 % pada kategori mengerti.
kurangnya pengetahuan responden masyarakat Tinggi kategori di sebabkan karena jika luas
terhadap merawat tanaman sehingga kategori lahan tanaman hidroponik memiliki skala
yang di dapat ragu-ragu. yang besar tentunya bisa menyewa pekerja
Panen untuk kegiatan pemanenan tanaman
Untuk melihat persepsi masyarakat di hidroponik. Sedangkan indikator merawat
Desa Lotta Kecamatan Pineleng. Mengenai tanamn hidroponik satu bulan sekali yaitu 68
persepsi masyarakat terhadap tanaman skor dangan persentase 56.66 % kategori
hidroponik dengan sub variabel panen dapat di mengerti. Tingginya skor tersebut karena
lihat pada tabel 10 (Tabel dilampirkan). dalam melakukan pemanenan tanaman
Dari tabel 10 dapat dijelaskan bahwa hidroponik tidak perlu memakai alat-alat yang
total skor yang diperoleh yaitu 339 skor khusus cukup dengan alat seadanya dalam
dengan kategori mengerti. Hal ini berarti melakukan pemanenan.
bahwa menurut jawaban responden Untuk gambaran lebih jelas mengenai
masyarakat mengerti bahwa pemanenan bisa persepsi masyarakat terhadap tanaman
dilakukan perorangan ataupun menyewa hidroponik dengan sub variabel panen dapat
pekerja. Diantara ketiga indikator di peroleh dilihat pada gambar 6 dengan interpretasi
nilai skor yang sangat tinggi yaitu 84 skor nilai.
dengan persentase 70 % pada indikator
pemanenan di lakukan perorangan kategori

STM TM RG MG SM

0 90 180 270 339 360 450


Gambar 6. Skala Persepsi Masyarakat hidroponik dengan sub variabel pembersihan
Terhadap Tanaman Hidroponik Dengan Sub pipa dapat di lihat pada tabel 11 (Tabel
Variabel Panen. dilampirkan).
Keterangan : SM = Sangat Mengerti Dari tabel 11 dapat dijelaskan bahwa
MG = Mengerti total skor yang diperoleh yaitu 283 skor
RG = Ragu-ragu dengan kategori ragu-ragu. Hal ini berarti
TM = Tidak Mengerti bahwa menurut jawaban responden
STM = Sangat Tidak masyarakat masih belum tahu atau ragu-ragu
Mengerti dalam pembersihan pipa untuk tanaman
Dari Gambar 6. Dapat di jelaskan hidroponik. Diantara ketiga indikator di
bahwa total skor 339, untuk persepsi peroleh nilai skor yang sangat tinggi yaitu 105
masyarakat terhadap tanaman hidroponik skor skor dengan persentase 70 % pada indikator
(270 – 360) dengan kategori mengerti. Hal ini pembersihan pipa di lakukan setelah
menurut jawaban responden masyarakat pemanenen di kategori sangat mengerti. Hal
bahwa lebih banyak mengerti pemanenan ini disebabkan karena sehabis pemanenan pipa
untuk tanaman hidroponik. harus segera di bersihkan agar supaya pipa-
pipa tersebut bisa langsung di pakai kembali
Pembersihan Pipa untuk di isi tanaman. Indikator pembersihan
Untuk melihat persepsi masyarakat di pipa di lakukan dua minggu sekali yaitu 30
Desa Lotta Kecamatan Pineleng. Mengenai skor dengan persentase 33.34 % pada kategori
persepsi masyarakat terhadap tanaman ragu-ragu. Tinggi kategori di sebabkan karena

293
Persepsi Masyarakat terhadap Tanaman Hidroponik ............(Stevanus Kaunang, Melsje Memah, Ribka Kumaat)

jika pembersihan pipa di lakukan dua minggu pembersihan pipa satu bulan sekali tentunya
sekali setelah pemanenan maka akan sulit akan merugikan petani hidroponik karena rugi
untuk membersihkan pipa-pipa tersebut karena waktu karena terlalu lama jenjang waktu
jamur-jamur atau kotoran-kotoran yang ada dalam pembersihan pipa tersebut.
dalam pipa sulit untuk di bersihkan. Untuk gambaran lebih jelas mengenai
Sedangkan indikator pembersihan pipa di persepsi masyarakat terhadap tanaman
lakukan satu bulan sekali yaitu 24 skor dangan hidroponik dengan sub variabel pembersihan
persentase 40 % kategori tidak mengerti. pipa dapat dilihat pada gambar 7 dengan
Tingginya skor tersebut karena jika di lakukan interpretasi nilai.
STM TM RG MG SM

0 90 180 270 283 360 450


Gambar 7. Skala Persepsi Masyarakat Diantara ketiga indikator di peroleh nilai skor
Terhadap Tanaman Hidroponik Dengan Sub yang sangat tinggi yaitu 115 skor dengan
Variabel Pembersihan Pipa. persentase 76.67 % pada indikator mengontrol
Keterangan : SM = Sangat Mengerti secara rutin pompa air untuk sirkulasi di
MG = Mengerti kategori sangat mengerti. Hal ini disebabkan
RG = Ragu-ragu karena pengontrolan pompa sangat penting
TM = Tidak Mengerti untuk tanaman karna fungsi dari pompa guna
STM = Sangat Tidak untuk mengaliri air ke semua tanaman
Mengerti hidroponik lewat pipa-pipa yang ada..
Dari Gambar 7. Dapat di jelaskan Sedangkan indikator pengontrolan pompa air
bahwa total skor 283, untuk persepsi untuk sirkulasi di lakukan kadang-
masyarakat terhadap tanaman hidroponik skor kadang yaitu 36 skor dengan persentase 40 %
(270 – 360) dengan kategori ragu-ragu. Hal ini pada kategori ragu-ragu. Tinggi kategori di
menurut jawaban responden masyarakat sebabkan karena jika pengontrolan di lakukan
bahwa sebagian telah mengerti cara secaara tak menentu atau kadang-kadang
pembersihan pipa berapa lama, dan sebagian maka penurunan debit air otomatis tidak akan
lagi belum begitu mengerti karena kategori terkontrol juga, jika air mulai menipis maka
yang di dapatkan ragu-ragu. pertumbuhan tanaman tidak akan memiliki
hasil yang maksimal. Sedangkan indikator
Pengontrolan Pompa Air Untuk Sirkulasi pengontrolan pompa air untuk sirkulasi tidak
Untuk melihat persepsi masyarakat di perlu di lakukan yaitu 20 skor dangan
Desa Lotta Kecamatan Pineleng. Mengenai persentase 33.33 % kategori tidak mengerti.
persepsi masyarakat terhadap tanaman Tingginya skor tersebut karena jika tidak
hidroponik dengan sub variabel pengontrolan adanya pengontrolan terhadap pompa air maka
pompa air untuk sirkulasi dapat di lihat pada air untuk di aliri ke tanaman akan habis
tabel 12 (Tabel dilampirkan). akibatnya tanaman bisa mati.
Dari tabel 12 dapat dijelaskan bahwa Untuk gambaran lebih jelas mengenai
total skor yang diperoleh yaitu 278 skor persepsi masyarakat terhadap tanaman
dengan kategori ragu-ragu. Hal ini berarti hidroponik dengan sub variabel pengontrolan
bahwa menurut jawaban responden pompa air untuk sirkulasi dapat dilihat pada
masyarakat masih belum tahu sepenuhnya gambar 8 dengan interpretasi nilai.
pengontrolan pompa air untuk sirkulasi.

STM TM RG MG SM

0 90 180 270 278 360 450


Gambar 8. Skala Persepsi Masyarakat Keterangan : SM = Sangat Mengerti
Terhadap Tanaman Hidroponik Dengan Sub MG = Mengerti
Variabel Pengontrolan Pompa Air Untuk RG = Ragu-ragu
Sirkulasi TM = Tidak Mengerti

294
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 283 - 302

STM = Sangat Tidak 63.33% pada indikator pemberian nutrisi dua


Mengerti hari sekali di kategori sangat mengerti. Hal ini
Dari Gambar 8. Dapat di jelaskan disebabkan karena pemberian nutrisi tanaman
bahwa total skor 278, untuk persepsi sangatlah penting dan harus tepat waktu
masyarakat terhadap tanaman hidroponik skor karena nutrisi tanman sangatlah berdampak
(270 – 360) dengan kategori ragu-ragu. Hal ini besar pada tumbuh kembangnya tanaman
menurut jawaban responden masyarakat sehingga bisa mengahasilkan tanaman
bahwa pengontrolan pompa air itu begitu hidroponik dengan maksimal. Indikator
penting, namun hanya sebagian yang pemberian nutrisi tanaman dua minggu sekali
mengetahui pengontrolan pompa air dan yaitu 48 skor dengan persentase 40 % pada
sebagian lagi masih belum mengerti. kategori mengerti. Tinggi kategori di sebabkan
karena jika pemberian nutrisi selama dua
Pemberian Nutrisi Tanaman minggu sekali akan menyebabkan
Untuk melihat persepsi masyarakat di keterlambatan pertumbuhan pada tanaman.
Desa Lotta Kecamatan Pineleng. Mengenai Indikator pemberian nutrisi satu bulan sekali
persepsi masyarakat terhadap tanaman yaitu 18 skor dangan persentase 30 % kategori
hidroponik dengan sub variabel pemberian tidak mengeri. Tingginya skor tersebut karena
nutrisi tanaman dapat di lihat pada tabel 13 keterlambatan pemberian nutrisi selama satu
(Tabel dilampirkan). bulan maka akan menimbulkan dampak dari
Dari tabel 13 dapat dijelaskan bahwa ketidak seimbagan tanaman yang akan
total skor yang diperoleh yaitu 285 skor bertumbuh hasil yang tidak maksimal sampai
dengan kategori ragu-ragu. Hal ini berarti pada kematian tanaman itu sendiri.
bahwa menurut jawaban responden Untuk gambaran lebih jelas mengenai
masyarakat bahwa sebagian telah mengetahui persepsi masyarakat terhadap tanaman
rutinitas pemberian nutrisi tanaman. Diantara hidroponik dengan sub variabel pemberian
ketiga indikator di peroleh nilai skor yang nutrisi tanaman dapat dilihat pada gambar 9
sangat tinggi yaitu 95 skor dengan persentase dengan interpretasi nilai.

STM TM RG MG SM

0 90 180 270 285 360 450


Gambar 9. Skala Persepsi Masyarakat persepsi masyarakat terhadap tanaman
Terhadap Tanaman Hidroponik Dengan Sub hidroponik dengan sub variabel pergantian
Variabel Pemberian Nutrisi Tanaman bibit dapat di lihat pada tabel 14 (Tabel
Keterangan : SM = Sangat Mengerti dilampirkan)
MG = Mengerti Dari tabel 14 dapat dijelaskan bahwa
RG = Ragu-ragu total skor yang diperoleh yaitu 270 skor
TM = Tidak Mengerti dengan kategori ragu-ragu. Hal ini berarti
STM = Sangat Tidak bahwa menurut jawaban responden
Mengerti masyarakat bahwa masih ada ketidaktahuan
Dari Gambar 9. Dapat di jelaskan msyarakat dalam pergantian bibit. Diantara
bahwa total skor 285, untuk persepsi ketiga indikator di peroleh nilai skor yang
masyarakat terhadap tanaman hidroponik skor sangat tinggi yaitu 110 skor dengan persentase
(270 – 360) dengan kategori ragu-ragu. Hal ini 73.33% pada indikator pergantian bibit
menurut jawaban responden masyarakat masih tanaman setelah panen di kategori sangat
kurangnya ketidak tahuan masyarakat dalam mengerti. Hal ini disebabkan karena
pemberian nutrisi tanaman, namun sebagian responden mengerti pergantian bibit tanaman
juga mengetahui cara pemberian nutrisi pada setelah panen itu penting agar proses
tanaman. pemanenan akan terus menerus ada dan juga
Pergantian Bibit supaya masa panen tidak memiliki jenjang
Untuk melihat persepsi masyarakat di waktu yang lama. Indikator pergantian bibit
Desa Lotta Kecamatan Pineleng. Mengenai tanaman sebelum panen yaitu 40 skor dengan

295
Persepsi Masyarakat terhadap Tanaman Hidroponik ............(Stevanus Kaunang, Melsje Memah, Ribka Kumaat)

persentase 66.66 % pada kategori tidak skor tersebut karena jika tidak ada pergantian
mengerti. Tinggi kategori di sebabkan karena bibit tanaman maka otomatis akan terhenti
pergantian media yang akan di gunakan tidak budidaya tanaman secara hidroponik.
akan sanggup memuat bibit baru yang akan di Untuk gambaran lebih jelas mengenai
pindahkan karena masih adanya tanaman yang persepsi masyarakat terhadap tanaman
lama yang belum di panen. Sedangkan hidroponik dengan sub variabel pergantian
indikator tidak terjadi pergantian bibit bibit dapat dilihat pada gambar 10 dengan
tanaman yaitu 34 skor dangan persentase interpretasi nilai.
56.67% kategori tidak mengerti. Tingginya

STM TM RG MG SM

0 90 180 270 360 450


Gambar 10. Skala Persepsi dengan kategori setuju. Hal ini menyatakan
Masyarakat Terhadap Tanaman Hidroponik bahwa tanaman hidroponik memiliki stimulus
Dengan Sub Variabel Pergantian Bibit yang baik karena bisa membuat masyarakat
Keterangan : SM = Sangat Mengerti begitu antusias untuk berhidroponik. Diantara
MG = Mengerti kedua indikator di peroleh nilai skor yang
RG = Ragu-ragu sangat tinggi yaitu 76 skor dengan persentase
TM = Tidak Mengerti 63.34% pada indikator respon di kategori
STM = Sangat Tidak setuju. Hal ini di sebabkan karena tanaman
Mengerti hidroponik memiliki perbedaan cara
Dari Gambar 10. Dapat di jelaskan penanaman dibandingkan dengan cara yang
bahwa total skor 285, untuk persepsi konvensional yang menggunakan
masyarakat terhadap tanaman hidroponik skor tanah sebagai media untuk pertumbuhan
(180 – 360) dengan kategori ragu-ragu. Hal ini tanaman sehingga memiliki respon yang baik
menurut jawaban responden masyarakat dari masyarakat untuk berhidroponik.
bahwa sebagian mengetahui pergantian bibit, Indikator kesadaran yaitu 64 skor dengan
dan sebagiannya lagi masih belum mengerti persentase 53.33% pada kategori setuju.
pergantian bibit tanaman hidroponik. Tinggi kategori di sebabkan karena
pemanfaatan tanaman hidroponik ini begitu
Persepsi Dari Karakteristik Faktor Pribadi. sehat karena tidak ada penggunaan pestisida
Persepsi masyarakat terhadap tanaman dan bahan kimia yang berbahaya lainnya,
hidroponik dari segi karakteristik faktor sehingga menimbulkan kesadaran bagi
pribadi, dapat di jelaskan sebagai berikut : masyarakat untuk berhidroponik dan juga agar
Stimulus bisa membantu kebutuhan pangan yang ad di
Untuk melihat persepsi masyarakat di Desa Lotta.
Desa Lotta Kecamatan Pineleng. Mengenai Untuk gambaran lebih jelas mengenai
persepsi masyarakat terhadap tanaman persepsi masyarakat terhadap tanaman
hidroponik dengan sub variabel stimulus dapat hidroponik dengan sub variabel stimulus dapat
di lihat pada tabel 15 (Tabel dilampirkan). dilihat pada gambar 11 dengan interpretasi
Dari tabel 15 dapat dijelaskan bahwa nilai.
total skor yang diperoleh yaitu 251 skor

STS TS RG ST SS

0 60 120 180 240 251 300


Gambar 11. Skala Persepsi Keterangan : SS = Sangat Setuju
Masyarakat Terhadap Tanaman Hidroponik ST = Setuju
Dengan Sub Variabel Stimulus RG = Ragu-ragu

296
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 283 - 302

TS = Tidak Setuju kemampuan untuk menanam tanaman


STS = Sangat Tidak Setuju hidroponik . Diantara kedua indikator di
Dari Gambar 11. Dapat di jelaskan peroleh nilai skor yang sangat tinggi yaitu 56
bahwa total skor 251, untuk persepsi skor dengan persentase 46.67% pada indikator
masyarakat terhadap tanaman hidroponik skor kemauan di kategori setuju. Hal ini di
(240 – 300) dengan kategori setuju. Hal ini sebabkan karena tanaman hidroponik memiliki
menurut jawaban responden bahwa dengan banyak keuntungan sehingga timbulnya
bercocok tanam dengan cara hidroponik kemauan dari masyarakat untuk
sangatlah tidak sulit, di bandingkan dengan berhidroponik. Sedangkan indikator motivasi
cara yang konvensional. yaitu 75 skor dengan persentase 50% pada
kategori sangat setuju. Tinggi kategori di
Faktor Pribadi sebabkan karena selain tanaman hidroponik
Untuk melihat persepsi masyarakat di bisa ditanam di daerah perkotaan tanaman
Desa Lotta Kecamatan Pineleng. Mengenai hidroponik ini juga memiliki keuntungan yaitu
persepsi masyarakat terhadap tanaman tanaman ini bisa di tanam di segala musim,
hidroponik dengan sub variabel factor pribadi sehingga timbulnya motivasi dari responden
dapat di lihat pada tabel 16 (Tabel untuk berhidroponik.
dilampirkan). Untuk gambaran lebih jelas mengenai
Dari tabel 16 dapat dijelaskan bahwa persepsi masyarakat terhadap tanaman
total skor yang diperoleh yaitu 251 skor hidroponik dengan sub variabel faktor pribadi
dengan kategori setuju .Hal ini menyatakan dapat dilihat pada gambar 12 dengan
bahwa dengan kelebihan-kelebihan tanaman interpretasi nilai.
hidroponik responden bisa kemauan dan

STS TS RG ST SS

0 60 120 180 240 251 300


Gambar 12. Skala Persepsi persepsi masyarakat terhadap tanaman
Masyarakat Terhadap Tanaman Hidroponik hidroponik dengan sub variabel faktor
Dengan Sub Variabel Faktor Pribadi pengaruh kelompok dapat di lihat pada tabel
Keterangan : SS = Sangat Setuju 17 (Tabel dilampirkan).
ST = Setuju Dari tabel 17 dapat dijelaskan bahwa
RG = Ragu-ragu total skor yang diperoleh yaitu 273 skor
TS = Tidak Setuju dengan kategori sangat setuju. Hal ini
STS = Sangat Tidak Setuju menyatakan bahwa dengan pengaruh
Dari Gambar 12. Dapat di jelaskan kelompok menyebabkan banyaknya ke ikut
bahwa total skor 251, untuk persepsi sertaan masrayakat untuk berhidroponik lebih
masyarakat terhadap tanaman hidroponik skor besar, karena pengaruh kelompok yaitu
(240 – 300) dengan kategori setuju. Hal ini memanggil para masyarakat untuk ikut
menurut jawaban responden bahwa dengan berhidroponik dengan mengsosialisasikan
setiap keuntungan yang ada membuat tanaman keuntungan tanaman hidroponik. Diantara
hidroponik lebih unggul dari tanaman yang di kedua indikator di peroleh nilai skor yang
tanam secara konvensional, sehingga bisa sangat tinggi yaitu 105 skor dengan persentase
merubah faktor pribadi responden dari yang 70% pada indikator ikut serta di kategori
tidak suka menanam hidroponik menjadi suka sangat setuju. Hal ini di sebabkan karena ke
karena termotivasi akan keuntungan dari ikut sertaan masyarakat dalam kelompok
tanaman hidroponik. untuk berhidroponik membuat kedekatan satu
dengan lainnya lebih terjaga. Sedangkan
Faktor Pengaruh Kelompok indikator bersama-sama yaitu 75 skor dengan
Untuk melihat persepsi masyarakat di persentase 50% pada kategori sangat setuju.
Desa Lotta Kecamatan Pineleng. Mengenai Tinggi kategori di sebabkan karena dengan

297
Persepsi Masyarakat terhadap Tanaman Hidroponik ............(Stevanus Kaunang, Melsje Memah, Ribka Kumaat)

bersama-sama membudidayakan tanaman Untuk gambaran lebih jelas mengenai


hidroponik bisa menghasilkan tanaman persepsi masyarakat terhadap tanaman
hidroponik dengan kualitas yang maksimal hidroponik dengan sub variabel faktor
untuk dikonsumsi atau pun untuk di jual dan pengaruh kelomok dapat dilihat pada gambar
tentunya memiliki harga jual yang tinggi. 13 dengan interpretasi nilai.

STS TS RG ST SS

0 60 120 180 240 273 300


Gambar 13. Skala Persepsi Dari tabel 18 dapat dijelaskan bahwa
Masyarakat Terhadap Tanaman Hidroponik total skor yang diperoleh yaitu 260 skor
Dengan Sub Variabel Faktor Pengaruh dengan kategori setuju. Hal ini menyatakan
Kelompok bahwa responden lebih menyukai bahwa ada
Keterangan : SS = Sangat Setuju cara bercocok tanam secara hidroponik di
ST = Setuju Desa Lotta. Diantara kedua indikator di
RG = Ragu-ragu peroleh nilai skor yang sangat tinggi yaitu 100
TS = Tidak Setuju skor dengan persentase 66.67% pada
STS = Sangat Tidak Setuju indikator persetujuan masyarakat di kategori
Dari Gambar 13. Dapat di jelaskan sangat setuju. Hal ini di sebabkan karena
bahwa total skor 273, untuk persepsi masyarakat setuju dengan adanya tanaman
masyarakat terhadap tanaman hidroponik skor hidroponik di Desa Lotta, masyarakat
(240 – 300) dengan kategori sangat setuju. Hal menginginkan agar pemanfaatan tanaman
ini menurut jawaban responden bahwa dengan hidroponik lebih di kembangakan lagi.
pengaruh kelompok membuat ke ikut sertaan Sedangkan indikator adaptasi lingkungan yaitu
masyarakat lebih bertambah dan juga 72 skor dengan persentase 60% pada kategori
membuat kerja sama kelompok lebih setuju. Tinggi kategori di sebabkan karena
maksimal untuk mengoah tanaman tanaman hidroponik tidak mencemari
hidroponik. lingkungan, dan masyarakat bisa menerima
Faktor Kultural tanaman hidroponik bisa masuk di Desa Lotta
Untuk melihat persepsi masyarakat di Untuk gambaran lebih jelas mengenai
Desa Lotta Kecamatan Pineleng. Mengenai persepsi masyarakat terhadap tanaman
persepsi masyarakat terhadap tanaman hidroponik dengan sub variabel faktor kultural
hidroponik dengan sub variabel faktor kultural dapat dilihat pada gambar 14 dengan
dapat di lihat pada tabel 18 (Tabel interpretasi nilai.
dilampirkan).
STS TS RG ST SS

0 60 120 180 240 260 300


Gambar 14. Skala Persepsi menurut jawaban responden bahwa responden
Masyarakat Terhadap Tanaman Hidroponik menerima adanya tanaman hidroponik dan
Dengan Sub Variabel Faktor Kultural dengan adanya tanaman hidroponik
memberikan efek yang baik bagi masyarakat
Keterangan : SS = Sangat Setuju karena memiliki hasil yang menguntungkan.
ST = Setuju
RG = Ragu-ragu Total Persepsi Secara Keseluruhan
TS = Tidak Setuju Penilaian pengetahuan masyarakat di
STS = Sangat Tidak Setuju Desa Lotta Kecamatan Pineleng terhadap
Dari Gambar 14. Dapat di jelaskan persepsi secara keseluruhan daapat di lihat
bahwa total skor 260, untuk persepsi pada tabel 19.
masyarakat terhadap tanaman hidroponik skor
(240 – 300) dengan kategori setuju. Hal ini

298
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 283 - 302

Tabel 19. Hasil Rekapitulasi Penilaian Pengetahuan Masyarakat Terhadap Persepsi Di Desa Lotta
Kecamatan Pineleng.

No Variabel Sub Variabel Nilai Keterangan

Budidaya Tanaman Hidroponik 282 Mengerti

Bibit 322 Mengerti


Penanaman 375 Mengerti

Memindahkan Bibit Tanaman 345 Mengerti

Merawat Tanaman 261 Ragu-ragu


1. Pengetahuan
Panen 339 Mengerti

Pembersihan Pipa 283 Ragu-ragu

Pengontrolan Pompa Air Untuk


278 Ragu-ragu
Sirkulasi

Pemberian Nutrisi Tanaman 285 Ragu-ragu

Pergantian Bibit 270 Ragu-ragu


Jumlah 3.040 Mengerti

No Variabel Sub Variabel Nilai Keterangan

Stimulus 251 Setuju

Karakteristik Faktor Faktor Pribadi 251 Setuju


2.
Pribadi
Faktor Pengaruh Kelompok 273 Sangat Setuju

Faktor Kultural 260 Setuju


Jumlah 1.035 Setuju
Total 4075 Mengerti/Setuju

tebar benih secara teratur, mengamburkan


Berdasarkan tabel 20 dapat di lihat bahwa hasil benih, penyamaian dengan bobot 375,
penilaian responden terhadap persepsi secara memindahkan bibit tanaman dengan indikator
keseluruhan adalah mengerti/setuju dengan total memerlukan wadah gelas, langsung menuju
bobot 4075. Penilaian dari variabel pengetahuan pipa untuk memindahkan bibit tanaman, dan
dengan sub variabel meliputi budidaya tanaman menggunakan bsah untuk bibit tanaman dengan
hidroponik dengan indikator keuntungan, lebih bobot 345, merawat tanaman dengan indikator
baik, di berbagai musim dengan bobot 282, merawat tanaman setiap hari, merawat tanaman
bibit dengan indikator bibit di ambil dari luar, seminggu sekali, merawat tanaman sebulan
bibit di ambil dari toko, bibit di buat sendiri sekali dengan bobot 261, panen dengan
dengan bobot 322, Penanaman dengan indikator indikator penen di lakukan perorangan, panen di

299
Persepsi Masyarakat terhadap Tanaman Hidroponik ............(Stevanus Kaunang, Melsje Memah, Ribka Kumaat)

lakukan menyewa pekerja, pemanenan dengan pribadi dengan indikator kemauan, motivasi
alat seadanya dengan bobot 339, pembersihan dengan bobot 251, pengaruh faktor kelompok
pipa dengan indikator dilakukan setelah panen, dengan indikator ikut serta, bersama-sama
di lakukan dua minggu sekali, di lakukan satu dengan bobot 273, faktor kultural dengan
bulan sekali dengan bobot 283, pengontrolan indikator persutujuan masyarakat, adaptasi
pompa air sirkulasi dengan indicator lingkungan dengan bobot 260. Dengan jumlah
mengontrol secara rutin, mengontrol kadang- pada variabel karakteristik faktor pribadi yaitu
kadang, tidak perlu di kontrol dengan bobot 1.035 yang berkategorikan setuju.
278, pemberian nutrisi tanaman dengan Cara perhitungan skor keseluruhan
indikator pemberian nutrisi dua hari, pemberian untuk mengetahui tingkat persepsi masyarakat
terhadap tanaman hidroponik :
nutrisi dua minggu, pemberian nutrisi satu Jumlah Skor Seluruh Kriterium = Capaian
bulan sekali dengan bobot 285. Pergantian bibit Jumlah Skor x Jumlah Responden x Jumlah
dengan indikator bibit di ganti setelah panen, Pertanyaan
pergantian bibit sebelum panen, tidak ada Jumlah skor ideal untuk keseluruhan pertanyaan
pergantian bibit tanaman dengan bobot 270. = 5700 (Sangat Mengerti/Sangat Setuju),
Dengan jumlah pada variabel pengetahuan yaitu sedangkan jumlah skor terendah adalah 1140
3.040 yang berkategorikan mengerti. Penilaian (Sangat Tidak Mengerti/Sangat Tidak Setuju)
pada variabel kerakteristik fakor pribadi dengan berdasarkan data yang telah di olah, maka
sub fariabel meliputi Stimulus dengan indikator diperoleh total skor 4075. Untuk mendapatkan
respon, kesadaran dengan bobot 251, faktor gambaran yang jelas mengenai
S5 = 5 x 30 = 150 x 38 = 5700
S4 = 4 x 30 = 120 x 38 = 4560
S3 = 3 x 30 = 30 x 38 = 3420
S2 = 2 x 30 = 60 x 38 = 2280
S1 = 1 x 30 = 30 x 38 = 1140

persepsi secara keseluruhan dapat di lihat pada


gambar 15 dengan interpretasi nilai.
STM/STS TM/TS RG MG/ST SM/SS

0 1140 2280 3420 4075 4560 5700


Gambar 15. Skala Persepsi Masyarakat Terhadap Tanaman Hidroponik Secara Keseluruhan
Keterangan : SM/SS = Sangat Mengerti/Sangat Setuju
MG/ST = Mengerti/Setuju

RG = Ragu-ragu
TM/TS = Tidak Mengerti/Tidak Setuju
STM/STS = Sangat Tidak Mengerti/Sangat Tidak Setuju
Pada gambar 15, dapat di lihat jumlah skor sebanyak 4075 untuk persepsi masyarakat secara
keseluruhan skor (3420 – 5700) termasuk kategori mengerti/setuju. Hal ini menyatakan bahwa
responden mengetahui pengetahuan dan mengerti cara penanaman tentang tanaman hidroponik serta
karakteristik dari responden yang menyatakan bahwa tanaman hidroponik sangat menguntungkan
sehingga masyarakat sangat menyukai bercocok tanam secara hidroponik dan memberikan efek
positif di Desa Lotta karna melihat persepsi responden yang berkategorikan mengerti/setuju.
Analisis yang digunakan merupakan analisis deskriptif yang dianalisis dengan menggunakan
skala likert menurut, Riduwan (2008) dalam buku rumus dan data analisis statistika sebagai berikut :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑆𝑘𝑜𝑟𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑚𝑝𝑢𝑙𝑎𝑛𝐷𝑎𝑡𝑎
Persepsi Masyarakat = 𝑋 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑆𝑘𝑜𝑟𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 (𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖)

300
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 283 - 302

4075
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑝𝑠𝑖 𝑀𝑎𝑠𝑎𝑦𝑟𝑎𝑘𝑎𝑡 = 𝑋 100% = 71 %
5700
71%
0 20% 40% 60% 80% 100%

STM/STS TM/TS RG MG/ST SM/SS


Gambar 16. Skala Persepsi Masyarakat Terhadap Tanaman Hidroponik Secara Keseluruhan
Persentase.

Berdasarkan hasil analisis menggunakan skala Saran


likert, maka dapat diketahui bahwa angka Tanaman hidroponik bisa lebih di
indeks persepsi masyarakat terhadap tanaman kembangkan agar di kenal, dengan cara
hidroponik di Desa Lotta Kecamatan Pineleng mengadakan sosialisasi atau penyuluhan
adalah sebesar 71% dan tergolong dalam tentang tanaman hidroponik agar supaya lebih
kategori mengerti/setuju. banyak lagi msyarakat yang mengembangkan
Hasil wawancara pada responden di cara becocok tanaman dengan cara
Desa Lotta menunjukan faktor yang hidroponik, karena memiliki banyak
menyebabkan persepsi masyarakat di kategori keuntungan dan kelebihan dari tanaman yang
baik kepada tanaman hidroponik. Responden di tanam secara konvensional.
mengerti tentang tanaman hidroponik dan
bertanggapan persepsi lewat pengetahuaan
tanaman hidroponik bahwa responden DAFTAR PUSTAKA
mengerti penanaman hidroponik serta
keuntungan dan kelebihan dari pemanfaatan Arifin, Z. (2008). Beberapa Unsur Mineral
tanaman tersebut karena keuntungan dan Esensial Mikro Dalam Sistem
kelebihannya yaitu harga jual yang lebih Biologi Dan Metode Analisisnya.
tinggi di bandingkan tanaman yang di tanam Balai Besar Penelitian Bogor.
secara konvensional, tidak menggunakan Jurnal
pestisida, masa pertumbuhan lebih cepat, hasil Andhika, P. (2009). Analisis Kelayakan Dan
lebih maksimal, bisa di tanam di musim apa Optimasi Usaha Budidaya Bayam
pun, bisa ditanam di daerah perkotaan, cara Merah Dan Kangkung Hidroponik
pengurusan tanaman yang mudah hanya Dengan Sistem (NFT) Di PT.Joy
menjaga kestabilitas air serta penambahan Farm Depok. Institut Pertanian
nutrisi secara teratur. Dan menurut responden Bogor. Jurnal
diera yang sudah seperti sekarang, harus di Hendra, A.H. & Andoko, A. (2014). Bertanam
kembangkan tanaman hidroponik agar Sayuran Hidroponik Ala Pak Tani
masyarakat juga bisa ikut menanam tanaman The Farmer Hydrofarm. PT
hidroponik dan agar kebutuhan pangan untuk Agromedia Pustaka
masyarakat bisa lebih bertambah. Ken Suratiyah. (2015). Ilmu Usaha Tani.
Penebar Swadaya. Jakarta
Notohadiprawiro, T. (2006). Tanah Dan
KESIMPULAN DAN SARAN Lingkungan Ilmu Tanah
Universitas Gadjah Mada. Jurnal
Kesimpulan Nitisusastro, M.H. (2013). Perilaku Konsumen
Hasil penelitian persepsi masyarakat Dalam Perspektif Kewirausahaan.
terhadap tanaman hidroponik di Desa Lotta ALVABETA, CV.
Kecamatan Pineleng berkategorikan Novianti, S. (2011). Analisis Resiko Produksi
mengerti/setuju bahwa karena melihat dari Bayam Dan Kangkung Hidroponik
hasil yang di dapat, bahwa responden Pada Parung Farm Kabupaten
menggerti akan hidroponik serta mengerti cara Bogor Provinsi Jawa Barat. Institut
penanaman tanaman hidroponik dan menyukai Pertanian Bogor Universitas. Jurnal
akan tanaman hidroponik.

301
Persepsi Masyarakat terhadap Tanaman Hidroponik ............(Stevanus Kaunang, Melsje Memah, Ribka Kumaat)

Perwatasari, B. (2012). Pengaruh Media Tanam Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis
Dan Nutrisi Terhadap Pertumbuhan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
Dan Hasil Tanaman Pakchoi. Dan R&D). Bandung : Alfabeta.
Fakultas Pertanian Universitas Setiawati, A. (2010). Identifikasi Faktor-
Trunojoyo Madura. Jurnal Faktor Yang Mempengaruhi
Rachman, M. (2013). Persepsi Masyarakat Persepsi Masyarakat Dalam
Terhadap Keberadaan Peternak Babi Pemilihan Partai Politik Di Daerah
Kampung Katimbang Kelurahan Rawan Konflik Melalui Model
Paccerakkang Kecamatan Persamaan Struktural (MPS).
Biringkanaya, Makassar. Universitas Institut Pertanian Bogor.Skripsi
Hasanuddin Makassar. Skripsi
Yusri, A. (1999). Faktor-Faktor Yang
Riduwan, (2008). Rumus Dan Data Dalam
Mempengaruhi Persepsi Petani
Analisis Statistik. Penerbit Alfabeta.
Bandung Terhadap Kredibilitas Penyuluhan
Sibarani, S. M. (2005). Analisis Sistem Irigasi Pertanian. Institut Pertanian Bogor
Hidroponik (NFT) pada Budidaya Universitas. Skripsi
Tananman Selada. Fakultas Pertanian Yustika, A.E. (2015). Konsep Ekonomi
Universitas Sumatera Utara. Jurnal. Kelembagaan. Empat Dua. Malang,
Jatim

302

You might also like