You are on page 1of 16

FOKUS MANAJERIAL

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan


UNIVERSITAS Jurnal online: http://fokusmanajerial.org
SEBELAS MARET

Pengaruh Diversitas Dewan Komisaris dan Dewan Direksi


Terhadap Kinerja Perusahaan
The effect of Board of Commissioners and Board of Directors Diversity
on Firm Performance

Novandri Nur Amina & Sunarjantob

abFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret


*E-mail korespondensi: sunarjanto_fe@staff.uns.ac.id

Diterima (Received): 10 Februari 2016.


Diterima dalam bentuk revisi (Received in Revised Form): 12 Maret 2016.
Diterima untuk dipublikasikan (Accepted): 26 Maret 2016.

ABSTRACT

The aim of this research is to find out the effect of board of commisioners and board of directors diversity in Firm
Performance. ROA and PBV are applied to measure the Firm Performance, then the board diversity is measured
by the proportion of woman on board, proportion of young member on board, proportion board with economic
(management, business, finance) educational background, and board’s tenure. The samplings used in this
research were collected from 150 listed companies at Indonesian Stock Exchange over 2013 period selected
from certain criteria. This research uses multiple liniar regression method. The results of the research show that
the proportion of woman on board, proportion of young member on board, and board’s tenure do not influence
significantly to Firm Performance. However, the proportion of board of Comissioner with economic
(management, business, finance) educational background have a significant positive effect in firm perfomance.
Surprisingly, the proportion of board of Comissioner with economic (management, business, finance)
educational background have a singnificant negative effect in firm perfomance.

Keywords: board of commisioner diversity, board of directors diversity, firm perfomance

Dewan komisaris memiliki peran yang dengan dewan komisaris, dewan direksi juga
penting dalam menjalankan corporate mempunyai peran yang sangat penting didalam
governance yang baik. Dewan komisaris paling penerapan good corporate governance. Dewan
utama berperan sebagai pengawas kebijakan direksi bertanggung jawab penuh atas segala
yang dilakukan oleh dewan direksi dalam urusan yang berkaitan dengan jalannya sebuah
menjalankan perusahaan serta memberi perusahaan untuk kepentingan dan tujuan dari
nasihat kepada dewan direksi. Sama halnya perusahaan. Orang-orang yang duduk di posisi

51
ini, pada akhirnya akan membuat berbagai yang sangat tinggi, cenderung menghindari
keputusan strategis. Dari sini bisa dilihat risiko, dan lebih teliti dibandingkan pria. Sisi
seberapa efektif dewan direksi menjalankan inilah yang membuat wanita tidak terburu-buru
fungsinya. dalam mengambil keputusan. Adanya wanita
Komposisi anggota dewan merupakan isu dalam jajaran direksi dapat membantu
yang berkaitan dengan corporate governance. mengambil keputusan yang lebih tepat dan
Adanya persebaran atau diversitas pada berisiko lebih rendah. Carter et al. (2003)
anggota dewan dipercaya dapat mempengaruhi menemukan bahwa perusahaan yang memiliki
nilai perusahaan, baik dalam jangka pendek dua orang atau lebih wanita dalam anggota
maupun jangka panjang. Diversitas dewan dewan, memiliki nilai perusahaan (yang
sering disebut dapat meningkatkan keefektifan diproksikan dengan rasio Tobin’s Q) lebih tinggi
dewan dan monitoring, serta akan daripada perusahaan dengan jumlah wanita
meningkatkan kinerja perusahaan (Blake,1991) dalam anggota dewan kurang dari dua orang.
dalam Carter et al (2003). Keberagaman ini Penelitian ini bertujuan untuk menguji
mencakup keberagaman gender, usia, etnis, pengaruh gender, usia, latar belakang
latar belakang pendidikan maupun pengalaman pendidikan, masa jabatan Dewan Komisaris dan
profesional para anggota dewan. Didukung Dewan Direksi terhadap kinerja keuangan
dengan temuan kelompok peneliti behaviour perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun
mengatakan grup yang bervariasi, ketika di 2013.
kelola dengan baik akan menghasilkan
keputusan bisnis yang lebih inovatif daripada TELAAH PUSTAKA DAN
grup yang homogen. Persebaran dewan (board PENGEMBANGAN HIPOTESIS
diversity) diduga memberikan dampak yang
positif. Semakin besar persebaran dalam Corporate Governance
anggota dewan dapat menimbulkan semakin Corporate Governance (Tata Kelola
banyak konflik, namun persebaran tersebut Perusahaan) pada awalnya diperkenalkan oleh
dapat memberikan alternatif penyelesaian Cadbury Committee pada tahun 1992 pada
terhadap suatu masalah yang semakin beragam Cadbury Report. Corporate Govenance
daripada anggota dewan yang homogen. didefinisikan sebagai seperangkat peraturan
Keberagaman gender dalama tataran Top yang mengatur hubungan antara pemegang
Management menarik di pelajari karena di saham, pengelola perusahaan, pihak kreditur,
Indonesia masih ada anggapan bahwa laki-laki pemerintah, ataupun karyawan serta para
yang lebih pantas menduduki jabatan pemegang kepentingan.
kepemimpinan dalam perusahaan. Masih Corporate Governance yang baik pada
sedikitnya wanita yang ditempatkan di posisi perusahaan, seperti yang tertuang dalam
puncak mungkin disebabkan oleh adanya Pedoman Umum Good Corporate Governance,
pandangan yang berbeda tentang penyebab diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar
kesuksesan yang diraih pria dan wanita. yang efisien, transparan dan konsisten dengan
Kesuksesan pria dianggap karena kemampuan peraturan perundang-undangan. Oleh karena
yang tinggi (dalam hal talenta atau kecerdasan), itu penerapan GCG perlu didukung oleh tiga
sedangkan kesuksesan wanita dianggap lebih pilar yang saling berhubungan, yaitu negara dan
disebabkan oleh faktor keberuntungan (Deaux perangkatnya sebagai regulator, dunia usaha
dan Ernswiller dalam Crawford 2006). Hal ini sebagai pelaku pasar, dan masyarakat sebagai
menyebabkan proporsi wanita dalam jabatan pengguna produk dan jasa dunia usaha.
yang penting masih sedikit, karena dianggap Setiap perusahaan harus memastikan
kemampuan pria lebih tinggi daripada wanita. bahwa asas GCG diterapkan pada setiap aspek
Di satu sisi, wanita memiliki sikap kehati- hatian bisnis dan di semua jajaran perusahaan. Asas

52
GCG yaitu transparansi, akuntabilitas, Pedoman Umum Good Corporate
responsibilitas, independensi serta kewajaran Governance Indonesia (2006) mendefinisikan
dan kesetaraan diperlukan untuk mencapai Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan
kesinambungan usaha (sustainability) bertanggungjawab secara kolegial dalam
perusahaan dengan memperhatikan pemangku mengelola perusahaan. Masing-masing anggota
kepentingan (stakeholders). Direksi dapat melaksanakan tugas dan
mengambil keputusan sesuai dengan
Dewan Komisaris dan Direksi pembagian tugas dan wewenangnya. Namun,
pelaksanaan tugas oleh masing-masing anggota
Dewan Komisaris Direksi tetap merupakan tanggung jawab
Dewan Komisaris bertanggung jawab atas bersama. Kedudukan masing-masing anggota
pengawasan Perseroan sebagaimana yang Direksi termasuk Direktur Utama adalah setara.
dimaksud dalam Pasal 108 ayat (1) UUPT yaitu Tugas Direktur Utama sebagai primus inter
dalam hal melakukan pengawasan atas pares adalah mengkoordinasikan kegiatan
kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan Direksi..
pada umumnya, baik mengenai Perseroan
maupun usaha Perseroan, dan memberi Struktur Anggota Dewan Perusahaan
nasehat kepada Direksi. Setiap anggota Dewan Pada publikasi FCGI (2002) berkenaan
Komisaris wajib dengan itikad baik, kehati- dengan bentuk Dewan dalam sebuah
hatian, dan bertanggung jawab dalam perusahaan, terdapat dua sistem yang berbeda
menjalankan tugas pengawasan dan yang berasal dari dua sistem hukum yang
pemberikan nasehat kepada Direksi untuk berbeda, yaitu Anglo Saxon (One Tier System)
kepentingan Perseroan dan sesuai dengan dan dari Kontinental Eropa (Two Tier System).
maksud dan tujuan Perseroan Perusahaan-perusahaan di Indonesia pada
Menurut Pedoman Umum Good Corporate umumnya berbasis two- board system atau two-
Governance Indonesia (2006) Dewan Komisaris tier board system seperti kebanyakan
sebagai organ perusahaan bertugas dan perusahaan di Eropa (model Continental
bertanggungjawab secara kolektif untuk Europe). Hanya ada perbedaan dalam
melakukan pengawasan dan memberikan kedudukan dewan komisaris yang tidak
nasihat kepada Direksi serta memastikan langsung membawahi dewan direksi. Hal ini
bahwa Perusahaan melaksanakan GCG. Namun sesuai dengan aturan yang ada dalam Undang-
demikian, Dewan Komisaris tidak boleh turut Undang Perseroan Terbatas tahun 1995 yang
serta dalam mengambil keputusan operasional. menyatakan bahwa anggota dewan direksi
Kedudukan masing-masing anggota Dewan diangkat dan diberhentikan oleh RUPS (pasal 80
Komisaris termasuk Komisaris Utama adalah ayat 1 dan pasal 91 ayat 1), demikian juga
setara. Tugas Komisaris Utama sebagai primus anggota dewan komisaris diangkat dan
inter pares adalah mengkoordinasikan kegiatan diberhentikan oleh RUPS (pasal 95 ayat 1 dan
Dewan Komisaris. pasal 101 ayat 1). Dengan adanya struktur yang
demikian, maka baik dewan komisaris maupun
Dewan Direksi dewan direksi bertanggungjawab terhadap
Dewan direksi adalah Organ Perseroan yang RUPS (kedudukannya sejajar) (Arifin,2005).
berwenang dan bertanggung jawab penuh atas
kepengurusan Perseroan untu kepentingan Diversitas Anggota Dewan
Perseroan, baik di dalam maupun di luar Menurut KBBI diversitas adalah perbedaan,
pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran kelainan atau keragaman. (Allard (2004)
dasar sebagaimana yang tercantum pada UU PT mendefinisikan diversitas sebagai perbedaan
No.40 tahun 2007. sosial, kultural, fisik, dan lingkungan antar orang

53
yang mempengaruhi bagaimana mereka manajemen. Penilaian kinerja dilakukan untuk
berfikir dan berperilaku. mengetahui kinerja yang dicapai. Pengukuran
Carter et al (2007) mengemukakan saat ini kinerja keuangan berdasarkan akuntansi yang
banyak perusahaan yang menyadari bahwa cukup sering digunakan adalah dengan
diversitas karyawan dan manajemen puncak menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan
memberikan beberapa keuntungan untuk dapat membantu untuk mengidentifikasi
perusahaan. Antara lain: beberapa kelemahan dan kekuatan perusahaan.
a. Memperbesar kreativitas, karena Para manajer keuangan bisa menggunakan
diversitas karyawan dapat menstimulasi rasio keuangan untuk mengukur kinerja
pertimbangan alternatif yang kurang jelas. perusahaan dari waktu ke waktu.
b. Memperbaiki pengambilan keputusan, Banyak cara untuk mengukur kinerja
karena kelompok yang homogen akan keuangan perusahaan. Namun yang paling
cenderung membawa ke arah groupthink, sering digunakan adalah ROA dan ROE, Seperti
c. Memperbesar fleksibilitas sistem, karena penelitian yang dilakukan Carter et al (2007),
diversitas pada level yang berbeda Darmadi (2011), Ararat et al (2010). Namun
menghasilkan keterbukaan yang lebih karena pengukuran berbasis akuntansi tidak
terhadap ide baru secara umum dan sepenuhnya tepat, untuk memastikan beberapa
toleransi yang lebih besar dalam peneliti merekomendasikan mengukur kinerja
mengerjakan suatu hal dengan cara yang berdasarakan kinerja pasar. Beberapa cara
berbeda. untuk mengukur dengan kinerja pasar bisa
d. Adanya keputusan manajemen dengan menggunakan rasio Tobin’s Q, Price Earning
perspektif yang unik, kreativitas dan Ratio (PER) dan Market to Book Ratio/Price to
pendekatan inovatif lainnya. Book Value (PBV) .
e. Meningkatkan dalam pengawasan
manajemen. Kerangka Pemikiran
f. Menyediakan akses ke dalam konstitusi Komposisi dari anggota dewan merupakan
yang lebih dan sumber lingkungan isu yang berkaitan dengan corporate
eksternal lainnya. governance. Adanya persebaran atau diversitas
g. Menyediakan legitimasi untuk perusahaan pada anggota dewan dipercaya dapat
dengan konstitusi baik internal maupun mempengaruhi kinerja perusahaan, baik dalam
eksternal. jangka pendek maupun jangka panjang.
Selain manfaat, menurut Ferreira (2010) Diversitas anggota dewan baik itu dewan
diversitas pada manajemen puncak juga komisaris ataupun dewan direksi juga
mempunyai dampak negatif, antara lain: merupakan salah satu isu berkembang yang
a. Kurangnya kerjasama, dan komunikasi dapat dijadikan perhatian oleh investor dalam
tidak memadai. memilih anggota dewan. Terkait dengan
b. Terpilihnya direksi dengan sedikit kepercayaan investor terhadap independensi
pengalaman dan kualifikasi tidak memadai. manajemen, perlu dipelajari bagaimana
c. Terjadi konflik kepentingan. investor memilih manajemen dalam mengelola
perusahaan. Berdasarkan hal tersebut,
Kinerja Keuangan Perusahaan Penelitian ini akan meneliti faktor-faktor
Kinerja perusahaan merupakan indikator karakteristik yaitu gender, usia, latar belakang
tingkatan prestasi yang dapat dicapai dan pendidikan dan masa jabatan anggota dewan
mencerminkan keberhasilan jajaran komisaris dan direksi perusahaan.

54
Gambar 2. Kerangka Penelitian

Pengembangan Hipotesis kuat dalam Board of Director memiliki tata


kelola dan kinerja keuangan yang lebih baik.
Diversitas Gender Dewan Komisaris dan Dewan Hal ini dimungkinkan karena wanita
Direksi pada kinerja keuangan cenderung lebih ulet dan memiliki tingkat
Isu terkait kesetaraan gender sudah komitmen yang lebih tinggi, sehingga dapat
beberapa kali diangkat di Indonesia. Terlihat mengatur perusahaan lebih baik. Selain itu,
dengan keadaan yang terjadi saat ini di perempuan juga cenderung bersikap lebih
Indonesia, banyak wanita-wanita yang memiliki demokratik dalam memimpin dimana mereka
pendidikan yang tinggi dan memiliki jenjang melibatkan bawahan dalam pengambilan
karir yang baik.. keputusan. Hal ini dapat memicu terciptanya
Penelitian sebelumnya terkait keberagaman lingkungan kerja yang lebih nyaman sehingga
gender pada anggota dewan, terdapat beberapa kinerja setiap bidang semakin meningkat dan
perbedaan hasil yang ditemukan. Pada pada akhirnya akan meningkatkan kinerja
penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh perusahaan.
Darmadi (2011) ditemukan hubungan negatif Di dukung dengan temuan Carter et al.
signifikan antara diversitas gender pada (2007) bahwa terdapat hubungan positif antara
anggota dewan dengan kinerja perusahaan. persentase wanita dalam anggota dewan
Namun, dalam penelitiannya, Khrisnan dan dengan kinerja keuangan perusahaan. Dari
Parsons (2008) menemukan bahwa diversitas uraian diatas, penelitian ini memiliki hipotesis:
gender dalam top management dapat
meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. H1: Persentase wanita pada dewan komisaris
McKinsey (2007) menemukan bahwa berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan dimana kehadiran wanita yang perusahaan di Indonesia.

55
H2: Persentase wanita pada dewan direksi dunia bisnis untuk berpendidikan bisnis, akan
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan lebih baik jika anggota dewan memiliki latar
perusahaan di Indonesia. belakang pendidikan bisnis dan ekonomi.
Dengan memiliki pengetahuan bisnis dan
Diversitas Usia Dewan Komisais dan Dewan ekonomi yang ada, setidaknya anggota dewan
Direksi pada kinerja keuangan memiliki kemampuan lebih baik untuk
Penelitian yang dilakukan, Ararat et al. mengelola bisnis dan mengambil keputusan
(2010) menemukan bahwa usia memiliki bisnis daripada tidak memiliki pengetahuan
pengaruh positif signifikan terhadap ROE, bisnis dan ekonomi. Pada akhirnya hal ini akan
namun tidak pada tobin Q. Di dukung dengan mempengaruhi nilai perusahaan.
Darmadi (2011) menemukan pengaruh positif Gelar atau background pendidikan di bidang
signifikan pada Top Management yang memiliki keuangan anggota dewan juga otomatis akan
usia muda (<50 tahun) dengan Tobin Q, namun memberi banyak keuntungan bagi manajemen
negatif signifikan pada ROA. Namum Randoy et keuangan perusahaan.(Jeanjean dan
al (2006) pada penelitiannya di Denmark, Stolowy,2009). Berdasarkan pernyataan-
menemukan bahwa usia tidak berpengaruh pernyataan tersebut makan hipotesis ke tujuh
signifikan terhadap kinerja Pasar maupun ROA. dan ke delapan pada penelitian ini adalah:
Penelitian Darmadi (2011) mengatakan
anggota dewan yang berusia muda lebih H5: Persentase Dewan komisaris berlatar
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan belakang pendidikan ekonomi (bisnis,
perusahaan. Didukung dengan penelitian manajemen, dan keuangan) berpengaruh positif
Dagsson & Larsson (2011) pada masa modern terhadap kinerja keuangan perusahaan di
seperti saat ini kelompok generasi muda yang Indonesia
tumbuh dan berkembang dengan komputer H6: Persentase Dewan direksi berlatar belakang
dan internet,maka adanya generasi muda pada pendidikan ekonomi (bisnis, manajemen, dan
anggota dewan memungkinkan banyaknya keuangan) berpengaruh positif terhadap kinerja
informasi dan pengalaman yang lebih baik pada keuangan perusahaan di Indonesia.
bisnis perusahaan. Dan banyak anggapan-
anggapan pada usia muda seseorang lebih Masa jabatan Dewan Komisais dan Dewan
terbuka dengan sesuatu yang baru. Dengan Direksi pada kinerja keuangan
demikian pada penelitian ini hipotesis kedua Vafeas (2003) dalam penelitiannya
adalah: menyatakan bahwa masa jabatan yang lama
pada anggota dewan dapat memberikan
H3: Persentase usia muda pada dewan komisaris pengalaman, kompetensi, dan komitmen yang
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan lebih besar. Karena dengan masa jabatan yang
perusahaan di Indonesia. lama maka anggota dewan memiliki
H4: Persentase usia muda pada dewan direksi pengetahuan lebih banyak mengenai
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
perusahaan di Indonesia. Didukung dengan penelitian Burrest & Cook
(2011) yang menemukan bahwa ada pengaruh
Latar belakang pendidikan Dewan Komisais dan positif terhadap kinerja perusahaan yang diukur
Dewan Direksi pada kinerja keuangan dengan ROA dan ROE. Didukung dengan
Kusumastuti (2007) menyatakan latar temuan oleh Dagsson & Larsson (2011) yang
belakang pendidikan yang dimiliki oleh anggota menemukan hubungan yang berpengaruh
dewan berpengaruh terhadap pengetahuan positif signifikan terhdap ROA dan ROE dan
yang dimiliki. Meskipun bukan menjadi suatu temuan Raymond et al (2010) yang
keharusan bagi seseorang yang akan masuk menemukan bahwa rata-rata masa jabatan

56
anggota dewan memiliki hubungan yang dikeluarkan dari sampel untuk
berpengaruh positif signifikan terhdap ROA dan meminimalisir masalah dalam
positif tidak signifikan terhadap PBV. Dari penghitungan dan membandingkan
temuan-temuan tesebut dapat di tarik hipotesis: kinerja keuangan.

H7: Masa jabatan Dewan Komisaris berpengaruh Data Penelitian


positif terhadap kinerja keuangan perusahaan di Metode yang digunakan untuk
Indonesia. mengumpulkan data yang dibutuhkan adalah
H8: Masa jabatan Dewan Direksi berpengaruh dengan metode sekunder. Metode sekunder
positif terhadap kinerja keuangan perusahaan di disini maksudnya adalah data penelitian yang
Indonesia. diperoleh peneliti secara tidak langsung dengan
sumber-sumber yang sudah ada. Metode
METODE PENELITIAN pengumpulan data sekunder diambil dari data-
data yang telah tersedia di Bursa Efek Indonesia
Populasi dan sampel (BEI). Data yang diperlukan merupakan data
Populasi pada penelitian ini adalah historis yang dapat dilihat melalui laporan
perusahaan di Indonesia yang terdaftar di BEI tahunan perusahaan. Data berupa annual report
pada tahun 2013, menggunakan tahun 2013 dapat diperoleh melalui www.idx.co.id dan juga
karena merupakan laporan keuangan terbaru di website resmi perusahaan bersangkutan.
yang tersedia dikarenakan untuk laporan tahun
2014 masih belum tersedia. Menggunakan data Definisi Operasional Variabel
pada tahun terbaru agar hasil penelitian lebih
relevan dengan kondisi saat ini. Variabel Independen
Untuk pengambilan sampel, menggunakan Variabel independen merupakan variabel
teknik Probability Sampling, yaitu teknik yang menjadi sebab terjadinya atau berubahnya
pengambilan sampel dengan tidak memberikan variabel dependen, sehingga variabel
peluang yang sama pada semua bagian independen dapat dikatankan sebagai variabel
populasi. Lalu untuk mendapatkan perusahaan yang mempengaruhi. Pada penelitian ini,
yang dijadikan sampel, digunakan teknik variabel independen pada penelitian ini adalah
purposive sampling, untuk mendapatkan diversitas Dewan komisaris dan Direksi dengan
sampel yang sesuai dengan kriteria yang 4 faktor yaitu: gender, usia, latar belakang
diinginkan. Kriteria untuk sampel yang pendidikan dan masa jabatan. Pada penelitian
digunakan adalah sebagai berikut: ini, struktur dewan mengacu pada struktur two
1. Perusahaan yang mempublikasikan tier system seperti yang berlaku di Indonesia
laporan tahunan (annual report) dan dimana angota dewan terpisah antara dewan
terdaftar di BEI pada tahun 2013 komisaris dan dewan direksi.
2. Memiliki informasi mengenai profil dewan Variabel diversitas gender anggota dewan
komisaris, dan dewan direksi pada annual diukur dengan menghitung persentase anggota
report atau website resmi perusahaan. dewan komisaris dan direksi wanita di
3. Memiliki data atau informasi yang perusahaan.
dibutuhkan pada laporan keuangan Variabel diversitas usia Board of Director
perusahaan terkait dengan variabel- diukur dengan menhitung persentase anggota
variabel yang digunakan dalam penelitian. dewan komisaris dan direksi yang berusia
4. Bukan merupakan perusahaan yang dibawah 50 tahun.
termasuk pada sektor keuangan. Karena Variabel latar belakang pendidikan Board of
industri keuangan biasanya memiliki nilai Director diukur dengan menghitung persentase
aset yang sangat besar, sehingga anggota dewan komisaris dan direksi yang

57
memiliki background pendidikan pada bidang komisaris dan anggota dewan direksi wanita,
ekonomi (bisnis, manajemen, dan keuangan). BoCage dan BoDage: persentase anggota dewan
Variabel masa jabatan menggunakan komisaris dan anggota dewan direksi muda
pengukuran dengan merata-rata kan lamanya (<50tahun), BoCtenure dan BoDtenure: Rata-
masa jabatan anggota dewan komisaris dan rata masa jabatab anggota dewan komisaris dan
direksi. anggota dewan direksi, BoCedu dan BoDedu:
persentase anggota dewan komisaris dan
Variabel dependen anggota dewan direksi yang memiliki
Variabel dependen yang digunakan dalam background pendidikan ekonomi (bisnis,
penelitian ini adalah Kinerja Perusahaan (Firm manajemen, dan keuangan), SIZE: variabel
Performance). Kinerja perusahaan dihitung kontrol yaitu ukuran perusahaan yang diukur
berdasarkan market based information yaitu denga logaritma natural total aset, BSIZE:
menggunakan Price to Book value. Selain itu, variabel kontrol yaitu kuran dewan yang diukur
untuk mengukur kinerja perusahaan dengan logaritma natural jumlah anggota
berdasarkan financial accounting information, dewan komisaris dan logaritma natural jumlah
maka pengukuran ini juga menggunakan anggota dewan direksi.
Return on Asset (ROA).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Variabel kontrol
Pada penelitian ini menggunakan 2 variabel Analisis Deskriptif
kontrol. Yaitu ukuran perusahaan (firm size),dan Data yang digunakan dalam penlitian ini
ukuran dewan atau jumlah dewan komisaris merupakan data sekunder berupa annual
dan direksi (board size). report perusahaan pada tahun 2013 yang
diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia
Metode Analisis (www.idx.co.id) dan website resmi perusahaan.
Analisis statistic penelitian ini Jumlah perusahaan di BEI pada tahun 2013
menggunakan analisis regresi dengan model adalah 484 perusahaan. Dari 484 perusahaan
penelitian sebagai berikut: tersebut, terdapat 75 perusahaan sektor
keuangan yang dikeluarkan dari sampel, 3
PERFOMANCE = βₒ + β₁BoCgender perusahaan tidak menerbitkan annual report
+ β₂BoDgender + β3BoCage + β4BoDage nya, baik pada website BEI maupun website
+ β5BoCtenure + β6BoDtenure + β7Bo Cedu resmi perusahaan bersangkutan, lalu 238
+ β8BoDedu + β9SIZE + β10BSIZE + ε perusahaan tidak memenuhi kriteria penelitian
dan 18 perusahaan dikeluarkan karena
Keterangan: merupakan nilai ekstrim yang membuat data
PERFOMACE: kinerja perusahaan yang diukur tidak terdistribusi dengan normal. Deskripsi
dengan ROA dan PBV, BoCgender dan dari hasil seleksi sampel bisa dilihat pada tabel 1.
BoDgender: persentase anggota dewan

Tabel 1. Hasil Seleksi Sampel


Populasi 484 Perusahaan
Perusahaan Sektor Keuangan ( 75 Perusahaan )
Perusahaan tidak menerbitkan laporan ( 3 Perusahaan )
Tidak memiliki data yang diperlukan 238 Perusahaan
Sampel awal 168 Perusahaan
Data bernilai ekstrim (22 Perusahaan)
Sampel akhir 146 Perusahaan
Sumber: Hasil pengolahan data

58
Pada tabel 2 menyajikan gambaran umum jumlah wanita dalam perusahaan sampel
mengenai data yang akan digunakan untuk memiliki kecenderungan berbeda atau
menguji hipotesis yang diajukan dalam sebarannya heterogen dari jumlah mean.
penelitian ini. data yang di sajikan meliputi nilai Bisa dilihat dari jumlah maksimum dan
MIN (minimum), MAX (maksimum), Mean minimumnya, di level komisaris terdapat
(rata-rata), dan Std. Deviation (standar deviasi). perusahaan yang sama sekali tidak memiliki
Dari tabel 2 bisa dilihat bahwa komisaris dan wanita dalam jajaran komisarisnya atau 0%,
direksi wanita memiliki mean masing-masing namun ada perusahaan yang jajaran
hanya sebesar 13,77% dan 10,5%. Ini komisarisnya 100% adalah wanita. Begitu juga
menunjukkan bahwa porsi wanita pada level pada level direksi terdapat perusahaan yang
Top Management di perusahaan di Indonesia sama sekali memiliki wanita pada jajaran
masih sangat kecil atau minoritas. Nilai standar direksinya namun ada yang memiliki lebih dari
deviasi terlihat lebih besar dari mean baik pada setengahnya yaitu 67% adalah direksi wanita.
komisaris ataupun direksi menunjukkan bahwa

Tabel 2. Statistik Deskriptif


Variabel Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Asset 8.66395E6 1.556027E7 5.341E4 1.280E8
LnAsset 1.49017E1 1.570391 10.886 18.667
BoC 4.32 1.777 2 11
BoD 4.82 1.784 2 9
LnBoC 1.38278 .403137 .693 2.398
LnBoD 1.50165 .388936 .693 2.197
PBV 1.49219 1.047012 .140 5.560
ROA 5.00075 6.749847 -16.270 27.330
BoCgender 13.7706 21.81036 .00 100.00
BoCage 24.7858 26.03491 .00 100.00
BoCtenure 5.2005 4.23331 1.00 26.00
BoCedu 56.7574 30.18605 .00 100.00
BoDgender 10.5042 16.01100 .00 66.67
BoDage 48.3562 28.33440 .00 100.00
BoDtenure 5.1993 4.71507 1.00 27.25
BoDedu 61.3008 25.00038 .00 100.00
Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasarkan usia, persentase komisaris muda yaitu dibawah 50 tahun. Ini menunjukkan
muda hanya sebesar 24,78, ini menunjukkan bahwa perusahaan mulai mempertimbangkan
bahwa anggota komisaris pada perusahaan menempatkan orang yang lebih muda sebagai
sampel mayoritas berumur diatas 50 tahun, ini direksi untuk memimpin perusahaan.
mungkin karena banyaknya perusahaan yang Pada variabel masa jabatan, bisa kita lihat
dimiliki oleh pengusaha senior yang menjabat baik pada komisaris dan direksi di perusahaan
sebagai komisaris di bberapa perusahaannya. Indonesia memiliki rata-rata masa jabatan lebih
Namun untuk direksi, hampir 50% dari direksi dari 5 tahun. Ini dikarenakan perusahaan di
pada perusahaan sampel yaitu 48,36 berusia Indonesia pada umumnya masa jabatan

59
anggota komisaris dan direksi adalah 5 tahun, Pengujian Hipotesis
terutama BUMN. Namun karena pada sampel Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai
banyak juga yang termasuk perusahaan koefisien determinasi (R2) variabel dependen
keluarga, biasanya anggota komisaris dan ROA sebesar 0,087. Hasil ini menunjukkan
direksi menjabat sampai batas waktu yang tidak bahwa besarnya informasi yang dapat
ditentukan. diperoleh dari variabel independen dan variabel
Yang terakhir pada variabel latar belakang kontrol dalam penelitian ini untuk memprediksi
pendidikan, baik komisaris maupun direksi variasi nilai ROA dalam sampel perusahaan
memiliki persentase mean diatas 50 %. Ini hanya sebesar 8,7%. Sedangkan sisanya 91,3%
menunjukkan bahwa pada perusahaan sampel, dapat diperoleh dari faktor lain yang tidak
mayoritas memiliki bacground pendidikan diteliti penelitian ini. Untuk variabel dependen
bidang ekonomi (bisnis, manajemen, dan PBV, dapat dilihat bahwa nilai koefisien
keuangan). Dan sisanya adalah memiliki latar determinasi (R2) sebesar 0,081. Hasil ini
belakang pendidikan yang dibutuhkan sesuai menunjukkan bahwa besarnya informasi yang
dengan sektor usaha perusahaan bersangkutan. dapat diperoleh dari variabel independen dan
Untuk variabel kinerja keuangan, bisa dilihat variabel kontrol dalam penelitian ini untuk
pada ROA dan PBV. Untuk ROA perusahaan memprediksi variasi nilai PBV dalam sampel
memiliki rata-rata sebesar 5%, maksudnya rata- perusahaan hanya sebesar 8,1%. Sedangkan
rata perusahaan sampel hanya mampu sisanya 91,9% dapat diperoleh dari faktor lain
menghasilkan laba bersih sebesar 5% dari yang tidak diteliti penelitian ini.
setiap Rp. 1 asset yang dimiliki oleh perusahaan. Uji t ini digunakan untuk mengetahi
dengan ROA paling kecil adalah -16,27% dan pengaruh masing-masing variabel independe
paling besar adalah 27,33% dengan standar terhadap variabel dependen. Untuk hasil uji t
deviasi sebesar 8,27. variabel dependen ROA dapat dilihat pada tabel
Untuk PBV, pada sampel penelitian memiliki 3 dan variabel dependen PBV dapat dilihat pada
rata-rata 1,49. Dengan nilai minimal adalah 0,14 tabel 3 Berdasarkan pengujian, untuk variabel
dan nilai maksimal adalah 5,56. PBV yang kecil kontrol yaitu SIZE atau ukuran perusahaan yang
belum tentu karena memiliki kinerja pasar yang diukur dengan Log Natural dari total aset
buruk, karena harus dibandingkan dengan perusahaan mempunyai nilai signifikansi
perusahaan dengan sektor industri sejenis, masing-masing 0,704 bila diukur dengan ROA
namun apabila nilai PBV kecil dikarenakan nilai dan 0,038 dengan PBV, yang berarti variabel
buku (BV) yang kecil atau bahkan negatif, maka SIZE tidak berpengaruh signifikan terhadap
bisa disimpulkan bahwa kinerja perusahaan kinerja perusahaan yang diukur dengan ROA
yang buruk. namun berpengaruh apabila digunakan
Ukuran perusahaan yang diukur dengan Log pengukuran dengan PBV.
Natural (Ln) jumlah aset perusahaan memiliki Untuk variabel BSIZE atau ukuran dewan
nilai minimum 10,89 dan maksimum 18,67 yang diukur dengan Log Natural dari jumlah
dengan rata-rata sebesar 1,49 dan standar anggota komisaris dan Log Natural dari jumlah
deviasi sebesar 1,57. Sedangkan Ukuran dewan anggota direksi perusahaan mempunyai nilai
yang diukur dengan Log Natural dari jumlah signifikansi masing-masing 0,899 dan 0,598 bila
Komisaris dan Direksi perusahtaaan memiliki diuji dengan variabel dependen ROA, lalu 0,308
nilai minimum yang sama yaitu 0,693 dan dan 0,278 bila diuji dengan variabel dependen
maksimum hampir sama yaitu masing-masing PBV, yang berarti diatas tingkat signifikansi 1%,
2,40 dan 2,20. Denga rata-rata masing-masing 5%, ataupun 10%, sehingga dengan kata lain
adalag 1,38 dan 1,49 dan standar deviasi 0,40 variabel SIZE tidak berpengaruh signifikan
dan 0,38. terhadap kinerja perusahaan yang diukur
dengan ROA ataupun PBV.

60
Variabel BoCgender dan BoDgender yang masa jabatan anggota direksi di perusahaan
diukur dengan presentase jumlah anggota mempunyai nilai signifikansi masing-masing
komisaris wanita dan presentase anggota 0,544 dan 0,096 bila diuji dengan variabel
direksi wanita di perusahaan mempunyai nilai dependen ROA, lalu 0,141 dan 0,707 bila diuji
signifikansi masing-masing 0,448 dan 0,020 bila dengan variabel dependen PBV, yang berarti
diuji dengan variabel dependen ROA, dan 0,743 BoCtenure signifikan pada tingkat 10% apabila
dan 0,063 bila diuji dengan variabel dependen menggunakan variabel dependen yang diukur
PBV. Ini berarti Variabel BoDgender signifikan dengan ROA , sehingga dengan kata lain variabel
berpengaruh bila diukur dengan ROA dan PBV, BoCtenure berpengaruh terhadap kinerja
sehingga dengan kata lain variabel BoCgender keunagan yang diukur dengan ROA dan tidak
tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja berpengaruh terhadap kinerja keunagan yang
perusahaan yang diukur dengan ROA ataupun diukur dengan PBV, sedangkan BoDtenure
PBV. Sedangkan variabel BoDgender tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
berpengaruh signifikan pada ROA maupun PBV. perusahaan yang diukur dengan ROA ataupun
Untuk variabel BoCage dan BoDage yang PBV.
diukur dengan presentase jumlah anggota Untuk variabel BoCedu dan BoDedu yang
komisaris muda dibawah 50 tahun dan diukur dengan persentase jumlah anggota
presentase anggota direksi muda dibawah 50 komisaris yang memiliki latar belakang
tahun mempunyai nilai signifikansi masing- pendidikan ekonomi (bisnis, manajemen, dan
masing 0,154 dan 0,790 bila diuji dengan keuangan) dan persentase jumlah anggota
variabel dependen ROA, lalu 0,974 dan 0,973 direksi yang memiliki latar belakang pendidikan
bila diuji dengan variabel dependen PBV, yang ekonomi (bisnis, manajemen, dan keuangan) di
berarti diatas tingkat signifikansi 0,05 ataupun perusahaan mempunyai nilai signifikansi
0,10, sehingga dengan kata lain variabel BoCage masing-masing 0,082 dan 0,016 bila diuji
dan BoDage tidak berpengaruh signifikan dengan variabel dependen ROA, lalu 0,165 dan
terhadap kinerja perusahaan yang diukur 0,473 bila diuji dengan variabel dependen PBV,
dengan ROA ataupun PBV. yang berarti variabel BoCedu dan BoDedu tidak
Untuk variabel BoCtenure dan BoDtenure berpengaruh signifikan apabila diukur dengan
yang diukur dengan rata-rata lama masa PBV dan memiliki pengaruh yang signifikan bila
jabatan anggota komisaris dan rata-rata lama diukur dengan ROA.

Tabel 3. Hasil Regresi


Variabel dependen=ROA Variabel dependen=PBV
Variabel
independen Prediksi B t Sig Prediksi B t Sig
LNAsset signifikan (+) 0,200 0,380 0,704 signifikan (+) 0,171 2,093 0,038**
LnBoC signifikan (+) 0,234 0,127 0,899 signifikan (+) -0,293 -1,023 0,308
LnBoD signifikan (+) 0,970 0,529 0,598 signifikan (+) 0,311 1,088 0,278
BoCgender signifikan (+) -0,021 -0,760 0,448 signifikan (+) -0,001 -0,329 0,743
BoCage signifikan (+) -0,035 -1,434 0,154 signifikan (+) 0,000 0,003 0,974
BoCtenure signifikan (+) -0,115 -0,608 0,544 signifikan (+) -0,043 -1,481 0,141
BoCedu signifikan (+) 0,034 1,751 0,082* signifikan (+) 0,004 1,395 0,165
BoDgender signifikan (+) 0,086 2,362 0,020** signifikan (+) 0,011 1,877 0,063*
BoDage signifikan (+) -0,006 -0,266 0,790 signifikan (+) 0,000 -0,034 0,973
BoDtenure signifikan (+) 0,290 1,677 0,096* signifikan (+) -0,010 -0,377 0,707
BoDedu signifikan (+) -0,057 -2,431 0,016** signifikan (+) -0,003 -0,720 0,473
Adj R2 .081 0,087
F 2,251 0,015** 2,162 0,020**
*Signifikan pada 10%, ** Signifikan pada 5%, ***Signifikan pada 1%
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS diolah kembali

61
Pada nilai statistik F yang ditampilkan pada Hasil yang tidak signifikan dewan komisaris
tabel 3 bisa kita lihat, bahwa signifikansi model dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
regresi dengan variabel dependen ROA sebesar dalam konteks perusahaan publik di Indonesia,
0,015 sehingga secara simultan variabel keberadaan wanita dalam anggota komisaris
independen mempunyai pengaruh signifikan tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen ROA. Begitupun pada kinerja keuangan perusahaan maupun
dengan variabel dependen PBV, memiliki nilai kinerja pasar perusahaan, didukung dengan
signifikansi 0,020. sehingga secara simultan penelitian yang dilakukan Kusumastuti et al
variabel independen mempunyai pengaruh (2007) yang dilakukan di Indonesia, yang
signifikan terhadap variabel dependen PBV. menemukan adanya wanita di dalam jajaran
anggota dewan komisaris tidak berpengaruh
Pembahasan secara signifikan. Selain itu, keberadaan wanita
pada anggota dewan komisaris masih sangat
Keberadaan wanita dalam dewan komisaris dan sedikit pada perusahaan sampel, dan mayoritas
dewan direksi wanita dalam keanggotaan dewan komisaris
Dari hasil pengujian yang sudah dilakukan adalah kerabat dekat daripada pemilik
dalam penelitian ini dan sudah dijabarkan perusahaan, yang belum tentu memiliki kualitas
sebelumnya, keberadaan wanita di dalam yang diharapkan. sehingga belum bisa
anggota dewan komisaris tidak memiliki ditemukan pengaruhnya pada kinerja
pengaruh yang signifikan baik diukur dengan perusahaan baik diukur dengan ROA maupun
ROA maupun PBV namun dewan direksi PBV
memiliki pengaruh yang signifikan bila diukur
dengan ROA maupun PBV. Sehingga hipotesis 1 Keberadaan anggota komisaris dan direksi muda
yang dikemukakan dalam penelitian ini ditolak dengan kinerja keuangan
namun hipotesis 2 diterima. Persentase usia muda (<50tahun) dalam
Penelitian ini sejalan dengan penelitian anggota dewan komisaris maupun dewan
sebelumnya yang dilakukan oleh McKinsey direksi tidak memiliki pengaruh yang signifikan,
(2007) yang menemukan bahwa perusahaan baik diukur dengan ROA maupun PBV. Sehingga
dimana kehadiran wanita yang kuat dalam hipotesis 3 dan hipotesis 4 yang dikemukakan
Board of Director memiliki tata kelola dan dalam penelitian ini ditolak.
kinerja keuangan yang lebih baik dan Carter et Hasil pengujian ini tidak mendukung apa
al. (2007) bahwa terdapat hubungan antara yang ditemukan oleh Darmadi (2011), yang
persentase wanita dalam anggota dewan menemukan bahwa komisaris dan direksi
dengan kinerja keuangan perusahaan. berusia lebih muda unggul dalam
Pengaruh positif signifikan juga terjadi apabila meningkatkan kinerja pasar dan Dagsson &
diukur dengan PBV. Dimana karena jarangnya Larsson (2011) yang menyatakan adanya
wanita dalam jajaran direksi, dianggap wanita generasi muda pada anggota dewan
tersebut memiliki kemampuan dan kualitas memungkinkan banyaknya informasi dan
yang mumpuni dan luar biasa, sehingga dapat pengalaman yang lebih baik pada bisnis
mencapai level Top Management. Contoh nyata perusahaan.
adalah direktur utama perusahaan Pengaruh yang tidak signifikan antara usia
PERTAMINA yang pernah di duduki oleh komisaris dan direksi dengan kinerja
wanita, dimana selama kepemimpinannya, perusahaan yang diukur dengan ROA dan PBV
pertamina dalam posisi kinerja yang baik dan menunjukkan bahwa perbedaan karakter
banyak di apresiasi oleh banyak kalangan. komisaris dan direksi yang berusia tua maupun
muda seperti perbedaan dalam pengambilan

62
risiko, pengalaman dan faktor lainnya tidak memiliki nilai signifikansi masing-masing
berpengaruh terhadap perusahaan yang sebesar 0,165 dan 0,473.
dijadikan sampel pada penelitian ini. Hasil tersebut, menunjukkan bahwa tidak
Tidak berpengaruhnya usia pada kinerja ada hubungan yang signifikan antara latar
perusahaan sangat dimungkinkan disebabkan belakang pendidikan anggota komisaris dan
banyak hal. Direksi berusia muda yang dianggap direksi dengan kinerja keuangan yang diukur
lebih dinamis dalam berfikir, terbuka dengan dengan PBV. Namun, terjadi hubungan positif
sesuatu yang baru dan lebih berani dalam signifikan antara latar belakang pendidikan
mengambil risiko, belum tentu memberikan komisaris dengan kinerja keuangan perusahaan
efek yang positif pada kinerja perusahaan. dengan nilai koefisien 0,034. Dan hubungan
Keunggulan yang dimiliki anggota komisaris negatif signifikan antara latar belakang
dan direksi muda tersebut tidak mutlak dapat pendidikan dewan direksi dengan kinerja
mendorong kinerja perusahaan yang lebih baik, keuangan perusahaan dengan nilai koefisien
bisa jadi malah menjadi bumerang terhadap sebesar -0,057. Sehingga bisa ditarik
perusahaan apabila hal tersebut tidak dibarengi kesimpulan bahwa hipotesis 7 diterima namun
dengan perhitungan yang matang dan kontrol hipotesis 8 ditolak, karena terjadi hubungan
emosi atau keegoisan dalam berfikir yang stabil. yang negatif antara latar belakang pendidikan
Begitu juga anggota komisaris dan direksi anggota direksi dengan kinerja keuangan
yang berusia lebih tua (>50), yang dianggap perusahaan.
memiliki pengalaman lebih dalam banyak Pengaruh tidak signifikannya latar belakang
dalam menghadapi suatu masalah yang terjadi pendidikan dengan kinerja pasar yang diukur
dan tingkat emosi yang lebih stabil, namun dengan PBV, dikarenakan menurut temuan
belum tentu dapat membawa pengaruh yang Jeanjean dan Stolowy (2009) pasar sangat
signifikan terhadap kinerja perusahaan. mengapresiasi apabila didalam jajaran dewan
Dikarenakan Berkaitan dengan tidak adanya terdapat anggota dewan yang memiliki
pengaruh usia terhadap nilai perusahaan background pendidikan tinggi di bidang
diduga semakin tua seseorang, semakin banyak keuangan, namun pada penelitian ini variabel
masalah kesehatan yang dihadapi, yang pada latar belakang pendidikan tidak hanya diukur
akhirnya akan menyebabkan penurunan dengan latar belakang pendidikan keuangan,
kemampuan intelektualnya (Siegler&Costa namun juga manajemen dan bisnis, perbedaan
dalam Kusumastuti et al, 2007). Sehingga hasil tejadi karena perbedaan alat ukur yang
bedasarkan hasil temuan dalam penelitian ini, digunakan dalam penelitian.
usia anggota komisaris dan anggota direksi Hasil positif signifikan yang terjadi pada latar
tidak berpengaruh terhadap kinerja belakang pendidikan dewan komisaris ini tidak
perusahaan. sejalan dengan penelitian yang yang dilakukan
Kusumastuti et al (2007) yang tidak
Latar Belakang Pendidikan Anggota dewan menemukan hubungan signifikan antara latar
komisaris dan direksi belakang pendidikan dewan komisaris dan
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, dewan direksi dengan kinerja keuangan
untuk variabel latar belakang pendidikan perusahaan. Pada perusahaan sampel terbukti
dengan kinerja keuangan yang diukur dengan bahwa Latar belakang pendidikan yang dimiliki
ROA, dewan komisaris dan dewan direksi oleh anggota dewan berpengaruh terhadap
memiliki nilai signifikansi masing-masing pengetahuan yang dimiliki. Meskipun bukan
sbesar 0,082 dan 0,016. Variabel masa jabatan menjadi suatu keharusan bagi seseorang yang
dengan kinerja keuangan yang diukur dengan akan masuk dunia bisnis untuk berpendidikan
PBV, dewan komisaris dan dewan direksi bisnis, akan lebih baik jika anggota dewan

63
memiliki latar belakang pendidikan bisnis dan Penelitian ini mendukung dari penelitian
ekonomi. sebelumnya yang dilakukan oleh Burrest &
Dengan memiliki pengetahuan bisnis dan Cook (2011) dan Raymond et al (2010) yang
ekonomi yang ada, setidaknya anggota dewan menemukan hubungan yang positif sinifikan
memiliki kemampuan lebih baik untuk antara masa jabatan terhadap kinerja keuangan
mengelola bisnis dan memberikan arahan serta perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa
pengawasan bisnis daripada tidak memiliki masa jabatan yang lama pada anggota dewan
pengetahuan bisnis dan ekonomi. Pada direksi dapat memberikan pengalaman,
akhirnya hal ini akan mempengaruhi kinerja kompetensi, dan komitmen yang lebih besar
perusahaan. Vafeas (2003), dengan masa jabatan yang lama
Hubungan negatif yang terjadi pada hasil ini, anggota direksi dianggap sudah mengetahui
pengujian hepotesis 8, sejalan dengan penelitian kekuatan dan kelemahan dari perusahaan
yang dilakukan Darmadi (2011) hubungan maupun pesaing utama dari perusahaan,
negatif ini terjadi mungkin karena untuk jajaran sehingga bisa memanfaatkan pengetahuannya
direksi, lebih dibutuhkannya latar belakang tersebut dengan menelurkannya kedalam
pendidikan atau disiplin lmu yang sesuai bidang sebuah strategi perusahaan yang baik.
atau sektor perusahaan yang bersangkutan Untuk komisaris, tidak terjadi hubungan
untuk mengambil keputusan-keputusan yang signifikan terhadap lamanya anggota
penting, sehingga dengan makin tingginya komisaris menjabat dengan kineja keuangan
presentase jajaran direksi yang mmiliki latar perusahaan baik diukur dengan ROA maupun
belakang pendidikan ekonomi (bisnis, PBV. Hal ini dimungkinkan bahwa terdapat
manajemen, keuangan) otomatis jajaran direksi fenomena di Indonesia, di mana pemberian
yang memiliki latar belakang disiplin ilmu yang jabatan komisaris kepada seseorang bukan
sesuai dengan perusahaan bersangkutan berdasarkan kompetensi dan profesionalisme,
semakin kecil persentasenya, yang akan namun sebagai penghormatan atau
berdampak pula pada kinerja perusahaan. penghargaan. Sehingga dapat dikatakan
pemilihan komisaris di Indonesia kurang
Masa Jabatan dewan komisaris dan direksi mempertimbangkan integritas serta
dengan kinerja keuangan perusahaan kompetensi. Sehingga bisa jadi seseorang sudah
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, lama menjabat di perusahaan tetapi tidak
untuk variabel Masa jabatan dengan kinerja memberikan kontribusi yang berarti bagi
keuangan yang diukur dengan ROA, dewan kemajuan perusahaan karena tidak memiliki
komisaris dan dewan direksi memiliki nilai faktor tersebut.
signifikansi masing-masing 0,544 dan 0,096.
Dan variabel Masa jabatan dengan kinerja
keuangan yang diukur dengan PBV, dewan SIMPULAN
komisaris dan dewan direksi memiliki nilai
signifikansi masing-masing 0,141 dan 0,707. Berdasar penelitian yang telah dilakukan,
Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada beberapa hal yang menjadi simpulan dari
hubungan yang signifikan antara masa jabatan peneltian ini adalah:
anggota komisaris dan direksi dengan kinerja 1. Keberadaan wanita didalam keanggotaan
keuangan yang diukur dengan PBV. Namun dewan komisaris tidak berpengaruh
terjadi hubungan yang positif signifikan pada signifikan terhadap keinerja keuangan
masa jabatan direksi dengan kinerja keungan perusahaan namun persentase dewan
perusahaan yang diukur dengan ROA namun direksi wanita berpengaruh positif
tidak bila diukur dengan PBV. Sehingga terhadap kinerja perusahaan baik diukur
hipotesis 7 ditolak dan hipotesis 8 diterima. dengan ROA maupun PBV. Sehingga

64
hipotesis 1 tidak terbukti atau di tolak dan DAFTAR PUSTAKA
hipotesis 2 diterima.
2. Usia anggota dewan komisaris dan direksi Ararat, M., Aksu, M., and Cetin, A.T. 2010, Impact
perusahaan ditemukan tidak berpengaruh of board diversity on boards monitoring
signifikan terhadap kinerja keuangan intensity and firm perfomance: evidence
perusahaan. Anggapan bahwa yang muda from the Instanbul Stock Exchange. Paper
lebih dinamis dan berani mengambil risiko Presented At The 17th Annual Confernce Of
yang membawa kinerja perusahaan ke arah The Multinational Finance Society, 27-30
yang lebih baik, tidak terbukti pada june, Barcelona.
perusahaan Indonesia yang dijadikan Arifin. 2005, Peran akuntan dalam menegakkan
sampel pada penelitian ini. Sehingga prinsip good corporate governance (tinjau
hipotesis 3 dan hipotesis 4 tidak terbukti perspektif agency theory). Pidato
atau di tolak. Pengukuhan Guru Besar, Fakultas Ekonomi
3. Dewan komisaris dan dewan direksi Universitas Diponegoro.
perusahaan yang berlatang belakang Burress, Molly J., and Cook, Michael L. 2011.
pendidikan Ekonomi (bisnis, manajemen, Director Development and Board-CEO
keuangan) ditemukan memiliki hubungan Relations: Do Recommendations from
yang signifikan terhadap kinerja keuangan Corporate Governance Apply to the
perusahaan. Dewan komisaris dengan latar Agribusiness Cooperative?. Annual World
belakang pendidikan bidang ekonomi Symposium
berhubungan positif dengan kinerja Carter, D.A., Simkins, B.J.,Simpson., W.G. 2003,
perusahaan karena dianggap lebih baik Corporate Governance, Board Diversity, and
dalam mengelola ataupun memberi arahan Firm Value, The Financial Review, Vol. 38 (1),
dalam setiap keputusan bisnis yang akan p. 33-53.
diambil. Namun direksi berlatar belakang Carter, D.A., Simkins, B.J., and Simpson, W.G.
ekonomi, memiliki hubugan yang negatif 2007. The diversity of corporate board
terhadap kinerja perusahaan, dikarenakan committes and firm financial perfomance.
untuk jajaran direksi, lebih dibutuhkannya SSRN
latar belakang pendidikan atau disiplin ilmu Crawford, Mary, 2006. Tranformation: Women,
yang sesuai bidang industri perusahaan Gender, and Psychology, New York: Mc Graw
yang bersangkutan. Sehingga hipotesis 5 Hill.
terbukti atau diterima, namun tidak terbukti Dagsson, S., Larson, Emil. 2011. How age
atau di tolak untuk hipotesis 6. diversity on the Board of Directors affects
4. Masa jabatan anggota komisaris Firm Perfomance. Thesis. Business
perusahaan ditemukan tidak memiliki Administratin Blekinge Institute of
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja Technology School of Management.
keuangan perusahaan Indonesia yang Darmadi, Salim. 2011. Board diversity and firm
dijadikan sampel penelitian namun perfomance: the Indonesian evidance.
ditemukan hubungan positif signifikan Forthcoming in the Journal Corporate
antara masa jabatan direksi dengan kinerja Ownership and Control, Volume 8
keuangan perusahaan. Sehingga hipotesis 7 Darmadi, Salim. 2011. Board Member’s
tidak terbukti atau di tolak dan hipotesis 8 Education and Firm Perfomance: Evidence
diterima. from a Developing Economy. SSRN.

65
Ferreira, Daniel. 2010. Board diversity chapter Kusumastuti, S., Supatmi, dan Sastra, P. 2007.
12 in corporate governance: A Synthesis of Pengaruh Board Diversity Terhadap Nilai
theory. Research, and practice,Anderson, R, Perusahaan Dalam Perspektif Corporate
and H.K. Baker (eds), John Wiley & Sons, p. Governance. Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
225-242. vol. 9 (2), p.88-98.
http://www.hukumperseroanterbatas.com/2 McKinsey & Company. 2007. Women matter:
012/01/03/tanggung-jawab-direksi-dan- gender diversity, a corporate perfomance
dewan-komisaris-dalam-perseroan- driver.
terbatas/ 29 januari 20.50. Randøy, T., Oxelheim, L., and Thomsen, S. 2006.
Jeanjean, T. and Stolowy, H. 2009. Determinants A Nordic perspective on corporate board
of board members’ financial expertise – diversity. working paper, Nordic Innovation
empirical evidence from France. The Centre, Oslo.
International Journal of Accounting, Vol. 44 Raymond K., Paul M., and Jaeyoung Kang. 2010.
(4), p. 378-402. Board of Director: Composition and Financial
Komite Nasional Kebijakan Governance Perfomance In A Sarbanes-Oxley World.
(KNKG). 2006. Pedoman Umum Good Academy of Business and Economics Journal,
Corporate Governance Indonesia. Jakarta. vol. 10 (5), p. 5-74.
Krishnan, G.P. and Parsons, L.M. 2008, Going to Vafeas, N. 2003. Lenght of board tenure and
the bottom line: an exploration of gender and outside director independence. Journal of
earnings quality. Journal of Business Ethics, Business Finance & Accounting, Vol.30 (7/8),
vol. 78 (1-2), p. 65-76. p. 1043-1046.

66

You might also like