Professional Documents
Culture Documents
2 Desember 2013
ABSTRACT PENDAHULUAN
S
The purpose of this research is to deter-
ituasi ekonomi yang berkembang saat
mine the effect of corporate governance on the
firm performance ofmanufacturing companies ini banyak memberikan perubahan
listedin the Indonesia Stock Exchange.The dalam perekonomian nasional terutama
sample examined in this research consist of 40 semakin ketatnya dunia persaingan bisnis,
manufacturing companies in Indonesia Stock hal ini dapat dilihat dari para pelaku
Exchange (BEI) from 2008 to 2012 using pur- ekonomi baik domestik maupun asing yang
pose sampling as its sample selection tech-
niques. Independent variables from this re-
tidak ragu-ragu untuk melakukan aktivitas
search are board structure, board committees, usahanya di Indonesia. Setiap perusahaan
board meetings, board size, executive direc- harus memiliki karakteristik tersendiri agar
tors and independent non-executive directors. dapat lebih maju dan berkembang di-
Dependent variables are return on assets banding perusahaan lainnya. Ada banyak
(ROA) and return on equity (ROE). The analy-
cara yang harus dilakukan oleh suatu
sis method use are the classical assumption
test, multiple regression, and the t test. the re- perusahaan untuk dapat berkembang dan
sult of the t test showed, board structure has mendapatkan keuntungan yang maksimal,
no effect on corporate performance as mea- salah satu diantaranya yaitu dengan
sured by return on assets (ROA), but a nega- memiliki tata kelola perusahaan yang baik
tive effect on company performance as mea- (Good Corporate Governance).
sured by return on equity (ROE), board com-
mittees positive effect on the firm performance,
Corporate governance mengacu pada
board meetings had no influence on the per- aturan, proses, dan hukum di mana peru-
formance of the company, board size has a sahaan dioperasikan, dikontrol, dan diatur.
positive effect on the firm performance, execu- Hal ini menjelaskan hak dan tanggung
tive directors do not have an influence on the jawab dari partisipan perusahaan seperti
company’s performance as measured by re-
pemegang saham, direksi, pejabat dan
turn on assets (ROA) and return on equity
(ROE), independent non-executive directors manajer, dan pemangku kepentingan
have a negative effect on corporate perfor- lainnya, serta aturan dan prosedur untuk
mance as measured by return on assets (ROA), membuat keputusan perusahaan. Struktur
but does not affect the company’s performance corporate governance yang terdefinisi
as measured by return on equity (ROE). dengan baik ini dimaksudkan untuk
Key words: Corporate governance, firm
menguntungkan semua pemangku ke-
performance, board structure, board pentingan perusahaan dengan memastikan
committee, board meeting, board size, bahwa perusahaan dijalankan dengan cara
executive directors, independent non yang sah dan etis, sesuai dengan best
executive directors, return on asset, practices, dan tunduk pada semua peraturan
return on equity.
perusahaan (Gitman dan Zutter, 2012).
ance sebagai mekanisme untuk mengurangi secara benar, terukur, dan sesuai kepen-
konflik dengan memantau kinerja manajer tingan perusahaan dengan tetap mem-
dan menyelaraskan tujuan manajemen perhitungkan kepentingan pemegang
dengan orang-orang dari para pemangku saham dan pemangku kepentingan lainnya.
kepentingan(Brickley & James,1987).
Perhatian yang diberikan investor terhadap 3. Responsibilitas
corporate governance sama besarnya Prinsip dasar dalam responsibilitas
dengan perhatian terhadap kinerja peru- bahwa perusahaan harus mematuhi per-
sahaan seperti return on asset (ROA) dan aturan perundang-undangan serta melak-
return on equity (ROE). Para investor yakin sanakan tanggung jawab terhadap masya-
bahwa perusahaan yang menerapkan rakat dan lingkungan sehingga dapat
praktek corporate governance telah terpelihara kesinambungan usaha dalam
berupaya meminimalkan risiko keputusan jangka panjang dan mendapat pengakuan
yang akan menguntungkan diri sendiri, sebagai good corporate citizen.
sehingga meningkatkan kinerja perusahaan
yang pada akhirnya dapat memaksimalkan 4. Independensi
nilai perusahaan. Oleh sebab itu tujuan Prinsip dasar independensi adalah
corporate governance bukan hanya diterap- untuk melancarkan pelaksanaan asas
kannya praktek - praktek corporate corporate governance, perusahaan harus
governance tetapi juga meningkatkan nilai dikelola secara independen sehingga
perusahaan. masing-masing organ perusahaan tidak
Zarkasyi (2008) berpendapat bahwa saling mendominasi dan tidak dapat
corporate governance diperlukan untuk diintervensi oleh pihak lain.
mendorong terciptanya pasar yang efisien,
transparan, dan konsisten dengan peraturan 5. Kesetaraan dan kewajaran
perundang-undangan. Untuk mencapai Prinsip dasar kesetaraan dan kewajaran
kinerja yang berkesinambungan, setiap dalam melaksanakan kegiatannya, peru-
perusahaan harus memastikan bahwa asas sahaan harus senantiasa memperhatikan
corporate governance diterapkan pada kepentingan pemegang saham dan pe-
aspek bisnis dan di semua jajaran peru- mangku kepentingan lainnya berdasarkan
sahaan. Asas corporate governance asas kesetaraan dan kewajaran.
diantaranya:
Board Structure
1. Transparansi Board structure merupakan struktur
Prinsip dasar dalam transparansi adalah dewan didalam suatu perusahaan. Fungsi
untuk menjaga objektivitas dalam men- corporate governancedimaksudkan untuk
jalankan bisnis, perusahaan harus me- mengembangkan board structure dan
nyediakan informasi yang relevan dengan corporate governancestructure bagi peru-
cara yang mudah diakses dan dipahami sahaan untuk memastikan para manajer
oleh pemangku kepentingan. berperilaku etis dan membuat keputusan
yang menguntungkan pemegang saham
2. Akuntabilitas (Locke dan Fauzi, 2012).
Prinsip dasar dalam akuntabilitas bahwa Jensen dan Meckling (1976) meng-
perusahaan harus dapat mempertanggung- usulkan teori keagenan, yang menunjukkan
jawabkan kinerjanya secara transparan dan bahwa dalam banyak organisasi modern
wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola terdapat pemisahan antara kepemilikan
sama. Return on assets (ROA) yang positif gang saham untuk periode yang sama.
menunjukkan bahwa dari total aktiva yang Dalam perhitungannya, rasio ini
digunakan untuk beroperasi mampu dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang
memberikan laba kepada perusahaan. perusahaan sehingga bila ROE perusahaan
Sebaliknya apabila return on assets yang bernilai cukup tinggi pembaca laporan
negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva keuangan perlu memperhatikan terlebih
yang digunakan, perusahaan mengalami dahulu nilai hutang perusahaan.
kerugian. Sehingga jika suatu perusahaan Return on equity digunakan untuk
mempunyai ROA yang tinggi yang positif mengukur kinerja manajemen perusahaan
maka perusahaan tersebut berpeluang dalam mengelola modal yang tersedia
besar dalam meningkatkan pertumbuhan untuk menghasilkan laba setelah pajak.
modal sendiri. Tetapi sebaliknya, jika total Semakin besar ROE, semakin besar pula
aktiva yang digunakan perusahaan tidak tingkat keuntungan yang dicapai peru-
menghasilkan laba maka akan meng- sahaan sehingga kemungkinan suatu
hambat pertumbuhan modal sendiri. perusahaan dalam kondisi bermasalah
Return on assets adalah salah satu semakin kecil. Para investor lebih tertarik
rasio profitabilitas yang mengukur efektivitas pada seberapa besar kemampuan peru-
perusahaan di dalam menghasilkan ke- sahaan memperoleh keuntungan terhadap
untungan dengan memanfaatkan aktiva modal yang ditanamkan. Alasannya adalah
yang dimiliki. Dengan mengetahui rasio ini rasio ini banyak diamati oleh para peme-
kita bisa menilai apakah perusahaan ini gang saham serta para investor di pasar
efisien dalam memanfaatkan aktivanya modal yang ingin membeli saham yang
dalam kegiatan operasional perusahaan. bersangkutan. Kenaikan dalam rasio ini
Rasio ini juga memberikan ukuran yang berarti terjadi kenaikan laba bersih dari
lebih baik atas profitabilitas perusahaan perusahaan yang bersangkutan (Riyanto,
karena menunjukkan efektivitas manajemen 2011).
dalam menggunakan aktiva untuk mem- Selanjutnya, kenaikan tersebut akan
peroleh pendapatan. Dalam perusahaan, menyebabkan kenaikan harga saham
keputusan investasi akan tercermin pada sisi perusahaan. Rasio ini menggunakan
aktiva perusahaan (Husnan, 2002). hubungan antara keuntungan setelah pajak
dengan modal sendiri yang digunakan
Return On Equity (ROE) perusahaan. Modal sendiri adalah saham
Return on equity (ROE) mengukur biasa, laba ditahan, saham preferen dan
tingkat pengembalian yang diterima pada cadangan-cadangan lain. Melihat hu-
investasi pemegang saham biasadi dalam bungan-hubungan itu, return on equity tidak
suatu perusahaan, sehingga dapat dikata- lain adalah rentabilitas ekonomi. Bagi
kan rasio ini menunjukkan seberapa besar perusahaan pada umumnya masalah
keuntungan yang menjadi hak stockholders rentabilitas adalah lebih penting daripada
(Gitman dan Zutter, 2012). Menurut Brigham masalah laba, karena laba yang besar saja
dan Houston (2010), ROE adalah ukuran belum tentu merupakan ukuran bahwa
yang menunjukkan investor berapa banyak perusahaan itu telah bekerja dengan efisien
perusahaan menghasilkan keuntungan dari (Riyanto, 2011). Semakin tinggi rasio ini
uang yang diinvestasikan oleh para menandakan kinerja perusahaan semakin
pemegang sahamnya. ROE didefinisikan baik atau efisien, nilai equity perusahaan
sebagai laba sebelum beban bunga untuk akan meningkat dengan peningkatan rasio
periode fiskal dibagi total ekuitas peme- ini.
kekayaan pemegang saham. Velnampy dan hadap ROA dan ROE dalam suatu peru-
Pratheepkanth (2012) mengidentifikasi sahaan.
adanya pengaruh corporate governance ter-
Atas dasar penelitian ini, hipotesis penelitian kemungkinan bahwa board size yang lebih
terbentuk sebagai berikut: besar bisa kurang efektif daripada board
size yang lebih kecil. Baysinger dan Butler
H 2: Board committee berpengaruh (1985) dalam Velnampy (2013) menemukan
terhadap kinerja perusahaan bahwa perusahaan berperforma lebih baik
Board meeting merupakan pertemuan dalam ukuran kinerja perusahaan jika
formal dewan direksi dari sebuah organisasi executive directors memasukkan lebih
dalam per-tahun (Cheng dan Hou, 2012). banyak independent non executive direc-
Vafeas (1999) menemukan hasil bahwa tors. Demikian pula, Rosenstein dan Whatt
dewan yang sering mengadakan pertemuan (1990) menemukan bahwa pengumuman
akan mengalami peningkatan kinerja yang yang jelas diidentifikasi dari pengangkatan
signifikan. Direksi yang memiliki lebih seorang independent non executive
banyak waktu untuk berunding cenderung directors menyebabkan peningkatan
membuat keputusan yang lebih baik dalam kekayaan pemegang saham. Weisbach
menanggapi krisis karena kendala waktu (1988) dalam Velnampy (2013) mengung-
dianggap menjadi penghalang utama untuk kapkan umumnya corporate governance
pemantauan lebih aktif oleh dewan direksi. yang efektif meningkatkan kinerja perusaha-
Hasil dari pemantauan lebih aktif, yang an. Velnampy dan Pratheepkanth (2012)
ditunjukkan oleh peningkatan aktivitas mengidentifikasi adanya pengaruh corpo-
dewan, diharapkan akan dilaksanakan rate governance terhadap kinerja peru-
dalam perbaikan pasca - pertemuan dalam sahaan. Atas dasar penelitian ini, hipotesis
kinerja (Vafeas, 1999). Atas dasarpenelitian penelitian terbentuk sebagai berikut:
ini,hipotesis penelitianterbentuksebagai H4a: Board size berpengaruh terhadap
berikut: kinerja perusahaan
H 4b: Executive directors berpengaruh
H3 : Board meeting berpengaruh terhadap kinerja perusahaan
terhadap kinerja perusahaan H4c: Independent non executive directors
Pada saat board size melampaui tujuh berpengaruh terhadap kinerja
atau delapan orang, mereka cenderung perusahaan
berfungsi secara efektif dan lebih mudah
bagi CEO untuk mengontrol. Demikian pula METODOLOGI PENELITIAN
Lipton dan Lorsch (1992) menyatakan Rancangan Penelitian
ketika executive directors memiliki lebih dari Rancangan penelitian yang digunakan
sepuluh anggota menjadi lebih sulit bagi adalah uji hipotesis dengan tujuan untuk
mereka semua untuk mengekspresikan ide menjelaskan pengaruh antara variabel
dan pendapat mereka. Lipton dan Lorsch independen yaitu corporate governance
(1992) merekomendasikan bahwa board yang terdiri dari board structure, board
size harus dibatasi sampai tujuh atau committee, board meeting, dan board size
delapan anggota karena akan mempenga- yang mencakup executive directors dan
ruhi kinerja perusahaan. independent non executive directors
Jensen(1993) berpendapat bahwa terhadap variabel dependen yaitu kinerja
preferensi untuk board sizeyang lebih kecil perusahaan yang terdiri dari return on asset
berasal dari perubahan teknologi dan (ROA) dan return on equity (ROE).
organisasi yang akhirnya mengarah pada
pemotongan biaya dan perampingan. Variabel dan Pengukuran
Hermalin dan Weisbach (2003) berpendapat 1. Variabel Dependen (Variabel terikat)
untuk menguji apakah model regresi den. Kriteria pengambilan keputusan, Jika
ditemukan adanya korelasi antar variabel sig t < 0,05 maka Ho ditolak, menunjukkan
bebas (independen). Model regresi yang adanya heteroskedasitas, Jika sig t > 0,05
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di maka Ho diterima, menunjukkan tidak
antara variabel independen (Ghozali, 2009). adanya heteroskedasitas. Berdasarkan
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya tabel hasil uji heterokedasitas, diketahui
multikolinieritas di dalam model regresi bahwa variabel board structure, board
adalahnilai R2 yang dihasilkan oleh suatu committee, board meeting, board size yang
estimasi model regresi empiris sangat mencakup executive directors dan inde-
tinggi, tetapi secara individual variabel- pendent non executive directors memiliki
variabel independen banyak yang tidak probabilitas lebih besar dari 0,05 sehingga
signifikan mempengaruhi variabel depen- Ho diterima, maka tidak terdapat hetero-
den. Menganalisis matriks korelasi variabel kedasitas pada model persamaan regresi
independen. Jika antar variabel ada korelasi yang digunakan sehingga model layak
yang cukup tinggi (>0.90) maka hal digunakan. Uji Autokorelasi bertujuan untuk
tersebut merupakan indikasi adanya menguji apakah dalam model regresi linear
multikolinieritas.Dilihat dari nilai tolerance ada korelasi antara kesalahan pengganggu
dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). ( problem autokorelasi) pada periode t
Tolerance mengukur variabilitas variabel dengan kesalahan pengganggu pada
independen yang terpilih yang tidak periode t-1 (sebelumnya). Model regresi
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. yang baik adalah regresi yang bebas dari
Jadi nilai tolerance yang rendah sama autokorelasi. Untuk mendeteksi ada
dengan nilai VIF yang tinggi. Nilai yang tidaknya autokorelasi yaitu dengan meng-
umum digunakan adalah nilai tolerance < gunakan uji durbin watson. Uji durbin
0.10 atau sama dengan nilai VIF >10 watson ini hanya digunakan untuk auto-
(Ghozali, 2009).Dari hasil pengujian, korelasi tingkat satu ( first order auto-
diketahui bahwa seluruh variabel inde- correlation ) dan mensyaratkan adanya
penden memiliki VIF < 10 sehingga Ho intersep dalam model regresi dan tidak ada
diterima yang berarti tidak ada multi- variabel lagi diantara variabel penjelas.
kolinearitas (tidak ada hubungan yang Hipotesis yang diuji adalah: Ho tidak ada
sangat kuat antara variabel independen) gejala autokorelasi positif pada model (r
sehingga model ini layak untuk diguna- = 0), Ha ada gejala autokorelasi positif
kan.Uji heteroskedastisitas bertujuan pada model (r ‘“ 0). Dari hasil pengujian
menguji apakah dalam model regresi terjadi autokorelasi model 1 yang diteliti memiliki
ketidaksamaan variance dari residual suatu 200 jumlah observasi dengan 6 variabel
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika bebas. Maka didapat nilai batas bawah (dl)
variance dari residual satu pengamatan ke sebesar 1,7071 dan nilai batas atas (du)
pengamatan lain tetap, maka disebut sebesar 1,8306. Hasil uji durbin watson
homokedastisitas dan jika berbeda disebut statistik sebesar 2,114 yang menunjukkan
heteroskedastisitas. Model regresi yang du < dw < 4-du sehingga diperoleh bahwa
baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak ada autokorelasi. Maka dapat
tidak ada heteroskedastisitas.Pengujian disimpulkan bahwa model layak untuk
dilakukan menggunakan uji spearman. digunakan. Dari hasil pengujian autokorelasi
Uji Spearman dilakukan dengan cara model 2 yang diteliti memiliki 200 jumlah
mengkorelasikan nilai absolut residual observasi dengan 6 variabel bebas. Maka
dengan masing-masing variabel indepen- didapat nilai batas bawah (dl) sebesar
1,7071 dan nilai batas atas (du) sebesar dilakukan untuk menguji koefisien regresi
1,8306. Hasil uji durbin watson statistik dengan melihat signifikansi dari pengaruh
sebesar 2,026 yang menunjukkan du < dw masing-masing variabel independen terha-
< 4-du sehingga diperoleh bahwa tidak ada dap variabel dependen dengan meng-
autokorelasi. Maka dapat disimpulkan asumsikan variabel lain adalah konstan.
bahwa model layak untuk digunakan. Dasar pengambilan keputusan untuk
pengujian secara parsial ini adalah sebagai
HASIL DAN PEMBAHASAN berikut :
Analisis Data. Pengujian parsial (Uji t)
Model 1
ROA = 0,11 – 0,001 (BS) + 0,12 (BC) + 0,000 (BM) + 0,008 (BOSZ) + 0,019 (ED) -
0,085 (INED)
Hasil Uji t Model 1
Hasil pengujian regresi menunjukkan signifikansi (0,000 < 0,05) dengan nilai
bahwa variabel board structure memiliki koefisien sebesar 0,008 sehingga dapat
signifikansi sebesar (0,271 > 0,05) dengan disimpulkan terdapat pengaruh positif yang
nilai koefisien -0,001. Hal ini menunjukkan signifikan terhadap return on asset (ROA).
bahwa tidak terdapat pengaruh antara Variabel executive directors memiliki
board structure terhadap return on asset signifikansi sebesar (0,057 > 0,05) dengan
(ROA). Variabel board committee memiliki nilai koefisien sebesar 0,019 sehingga dapat
signifikansi sebesar (0,017 < 0,05) dengan disimpulkan tidak terdapat pengaruh
nilai koefisien 0,12. Hal ini menunjukkan terhadap return on asset (ROA). Variabel
bahwa terdapat pengaruh positif antara independent non executive directors
board committee terhadap return on asset memiliki tingkat signifikansi sebesar (0,045
(ROA). Variabel board meeting memiliki < 0,05) dengan nilai koefisien sebesar -
signifikansi sebesar (0,550> 0,05) dengan 0,085 sehingga dapat disimpulkan bahwa
nilai koefisien 0,000. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh negatif antara inde-
bahwa tidak terdapat pengaruh antara pendent non executive directors terhadap
board meeting terhadap return on asset return on asset (ROA).
(ROA). Variabel board size memilikitingkat
Model 2
ROE = 0,066 – 0,003 (BS) + 0,024 (BC) – 0,005 (BM) + 0,012 (BOSZ) + 0,013 (ED) –
0,083 (INED)
dan budaya organisasi (Klein, 1998). Selain dan tidak memiliki pengaruh pada model
itu, board size yang lebih besar akan 2. Independent non executive directors
mengumpulkan lebih banyak informasi. atau direktur luar adalah anggota dewan
Akibatnya, board size tampaknya lebih baik direksi dari sebuah perusahaan yang tidak
bagi kinerja perusahaan (Dalton dan ctg, membentuk bagian dari tim manajemen
1999). eksekutif. Mereka bukan karyawan perusa-
Cakupan yang termasuk dalam varia- haan dan dibedakan dari dalam direksi.
bel board size ini adalah executive directors Seorang independent non executive
dan independent non executive directors, director biasanya tidak terlibat dalam
bahwa hasil penelitian ini menunjukkan manajemen organisasi sehari-hari, oleh
executive directors tidak memiliki pengaruh sebab itu independent non executive
terhadap kinerja perusahaan yang terdapat director tidak berfungsi dalam mening-
pada model 1 dan model 2. Independent katkan kinerja perusahaan. Hal ini dapat
non executive director berpengaruh negatif disimpulkan bahwa independent non
pada model 1 dan tidak memiliki pengaruh executive director tidak memiliki pengaruh
pada model 2. besar terhadap kinerja perusahaan.
Hasil executive directors yang tidak Penelitian yang lain mengatakan bahwa
memiliki pengaruh mempunyai alasan independent non-executive directors dapat
bahwa dalam suatu perusahaan semua berfungsi sebagai keseimbangan untuk
pihak yang bersangkutan dalam perusahaan pertimbangan dalam mendukung kinerja
itu sama pentingnya untuk meningkatkan perusahaan yang lebih baik. Rosenstein dan
kinerja perusahaan, tidak hanya executive Whatt (1997) mengemukakan bahwa
directors. Hal lain menunjukkan bahwa independent non-executive directors
dalam melakukan tugas dan tanggung menyebabkan investor untuk memberikan
jawabnya, executive directors seringkali respon positif dan meningkatkan nilai pasar
melakukan tindakan fraud (kecurangan) perusahaan. Perusahaan dengan banyak
atas biaya yang dikeluarkan dalam men- independent non-executive directors
jalankan tugasnya. Hal tersebut akan memiliki kemungkinan lebih rendah untuk
berdampak buruk bagi kinerja perusahaan. mengalami kebangkrutan sebab indepen-
Penelitian sebelumnya mengidentifikasi hal dent non-executive directors dapat
lain bahwa beberapa strategi kepemimpinan berfungsi sebagai keseimbangan untuk
dapat digunakan seorang executive pertimbangan dalam mendukung kinerja
directors yang akan mempengaruhi hu- perusahaan yang lebih baik (Harian etal.,
bungan positif dengan menciptakan 2003 dalam Phan dan Vo, 2013).
kepercayaan, rasa hormat, dan peng-
hargaan. Tindakan tidak diambil dengan SIMPULAN
tujuan mempengaruhi hubungan, melainkan Penelitian ini bertujuan mengetahui
hal-hal yang merupakan kebijaksanaan pengaruh corporate governance terhadap
executive directors yang akan dilakukan kinerja perusahaan pada perusahaan
untuk kepentingan efektivitas organisasi manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
(Kelly, 1964). Indonesia pada periode 2008 - 2012.
Hasil lain datang dari independent non Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan
executive director, bahwa dalam penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
ini independent non executive director kesimpulan sebagai berikut: (1) Board
berpengaruh negatif terhadap kinerja structure tidak memiliki pengaruh terhadap
perusahaan yang terdapat pada model 1 kinerja perusahaan yang diukur dengan