You are on page 1of 21

Finance and Banking Journal, Vol. 15 No.

2 Desember 2013

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP


KINERJA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Susy Muchtar & Elsa Darari


Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti Jakarta

ABSTRACT PENDAHULUAN

S
The purpose of this research is to deter-
ituasi ekonomi yang berkembang saat
mine the effect of corporate governance on the
firm performance ofmanufacturing companies ini banyak memberikan perubahan
listedin the Indonesia Stock Exchange.The dalam perekonomian nasional terutama
sample examined in this research consist of 40 semakin ketatnya dunia persaingan bisnis,
manufacturing companies in Indonesia Stock hal ini dapat dilihat dari para pelaku
Exchange (BEI) from 2008 to 2012 using pur- ekonomi baik domestik maupun asing yang
pose sampling as its sample selection tech-
niques. Independent variables from this re-
tidak ragu-ragu untuk melakukan aktivitas
search are board structure, board committees, usahanya di Indonesia. Setiap perusahaan
board meetings, board size, executive direc- harus memiliki karakteristik tersendiri agar
tors and independent non-executive directors. dapat lebih maju dan berkembang di-
Dependent variables are return on assets banding perusahaan lainnya. Ada banyak
(ROA) and return on equity (ROE). The analy-
cara yang harus dilakukan oleh suatu
sis method use are the classical assumption
test, multiple regression, and the t test. the re- perusahaan untuk dapat berkembang dan
sult of the t test showed, board structure has mendapatkan keuntungan yang maksimal,
no effect on corporate performance as mea- salah satu diantaranya yaitu dengan
sured by return on assets (ROA), but a nega- memiliki tata kelola perusahaan yang baik
tive effect on company performance as mea- (Good Corporate Governance).
sured by return on equity (ROE), board com-
mittees positive effect on the firm performance,
Corporate governance mengacu pada
board meetings had no influence on the per- aturan, proses, dan hukum di mana peru-
formance of the company, board size has a sahaan dioperasikan, dikontrol, dan diatur.
positive effect on the firm performance, execu- Hal ini menjelaskan hak dan tanggung
tive directors do not have an influence on the jawab dari partisipan perusahaan seperti
company’s performance as measured by re-
pemegang saham, direksi, pejabat dan
turn on assets (ROA) and return on equity
(ROE), independent non-executive directors manajer, dan pemangku kepentingan
have a negative effect on corporate perfor- lainnya, serta aturan dan prosedur untuk
mance as measured by return on assets (ROA), membuat keputusan perusahaan. Struktur
but does not affect the company’s performance corporate governance yang terdefinisi
as measured by return on equity (ROE). dengan baik ini dimaksudkan untuk
Key words: Corporate governance, firm
menguntungkan semua pemangku ke-
performance, board structure, board pentingan perusahaan dengan memastikan
committee, board meeting, board size, bahwa perusahaan dijalankan dengan cara
executive directors, independent non yang sah dan etis, sesuai dengan best
executive directors, return on asset, practices, dan tunduk pada semua peraturan
return on equity.
perusahaan (Gitman dan Zutter, 2012).

ISSN 1410-8623 139


Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan ... (Susy Muchtar & Elsa Darari)

Corporate governance dipengaruhi perusahaan dan meningkatkan nilai peru-


oleh faktor internal seperti pemegang sahaan, dan apabila kepemilikan saham
saham, direksi, dan pejabat serta faktor manajemen semakin besar, maka kinerja
eksternal seperti klien, kreditor, pemasok, perusahaan pun akan semakin meningkat
pesaing, dan peraturan pemerintah. Secara (Jensen dan Meckling, 1976).
khusus, para pemegang saham memilih Monitoring serta akuntabilitas dapat
dewan direksi, yang pada gilirannya dilakukan dengan penerapan prinsip-
merekrut karyawan atau manajer untuk prinsipcorporate governance dan praktek-
mengoperasikan perusahaan dengan cara nya. Literatur yang ada tentang praktik
yang sejalan dengan tujuan, rencana, dan corporate governance telah menerapkan
kebijakan yang ditetapkan dan diawasi oleh ukuran berbasis kinerja, seperti return on
dewan atas nama pemegang saham equity (ROE) dan return on asset (ROA)
(Gitman dan Zutter, 2012). untuk kinerja perusahaan (Abdullah, 2004;
Corporate governance berkaitan Bhagat & Black, 2002; Harian dan Dalton,
dengan cara-cara di mana semua pihak 1993; Hermalin dan Weisbach, 1991; Lam
tertarik pada kesejahteraan organisasi, & Lee, 2008; Yarmack, 1996). Namun dalam
upaya untuk memastikan bahwa pimpinan studi ini, board structure, board committe,
dan orang dalam lainnya mengambil board meeting, dan board size, termasuk
tindakan atau mengadopsi mekanisme yang executive directors dan independent non-
melindungi kepentingan para pemangku executive directors digunakan sebagai
kepentingan. Corporate governance penentu corporate governance, sementara
mengacu pada seperangkat aturan dan return on equity (ROE) dan return on asset
insentif dimana manajemen perusahaan (ROA) digunakan sebagaiukuran kinerja
diarahkan dan dikendalikan (Velnampy, perusahaan (Velnampy, 2013).
2013). Setiap perusahaan harus memastikan Board structure yang terdapat dalam
bahwa asas corporate governance di- suatu perusahaan dimaksudkan agar
terapkan pada aspek bisnis dan di semua segenap dewan dapat menjalankan tugas-
jajaran perusahaan. Asas corporate govern- nya secara baik dan lebih teratur, serta tidak
ance yaitu transparansi, akuntabilitas, adanya konflik diantara para dewan karena
responsibilitas, independensi serta keseta- telah ditetapkan tugas dan tanggung jawab
raan dan kewajaran diperlukan untuk masing-masing. Dalam pelaksanaan tugas
mencapai kinerja yang berkesinambungan dan tanggung jawab tersebut dibentuknya
dengan tetap memperhatikan pemangku board meeting dalam suatu perusahaan
kepentingan (Zarkasyi, 2008). agar tercapainya nilai perusahaan dan
Kinerja perusahaan berkaitan dengan meningkatkan kinerja perusahaan. Board
struktur kepemilikan dan apabila kepemilik- meeting merupakan pertemuan formal
an saham diperbesar oleh manajemen, direksi dari sebuah organisasi dalam
maka akan dapat meningkatkan proporsi pertahun (Cheng dan Hou, 2012). Biasanya
saham yang dimiliki manajer sehingga akan diadakan pada interval tertentu untuk
menurunkan kecenderungan manajer untuk mempertimbangkanisu-isu kebijakan dan
melakukan tindakan yang berlebihan. masalah besar.
Manajer akan merasa ikut memiliki perusa- Untuk mencegah konflik yang akan
haan sehingga akan berusaha semaksimal muncul, maka perusahaan yang baik akan
mungkin melakukan tindakan-tindakan membentuk kelompok board committee
yang dapat memaksimalkan kemakmuran- agar tidak adanya konflik yang berlebihan.
nya, hal ini berdampak positif bagi kinerja The NZSC (2004) menyarankan agar

140 ISSN 1410-8623


Finance and Banking Journal, Vol. 15 No. 2 Desember 2013

perusahaan memiliki komite audit dan perusahaan.


komite remunerasi untuk mengawasi audit Manajer secara langsung bertanggung
atas laporan keuangan dan untuk mengatur jawab untuk operasi bisnis dan pemanfaatan
remunerasi bagi pejabat eksekutif dan aset perusahaan. Return on aseet (ROA)
direksi. Board committe penting untuk memungkinkan pengguna untuk menilai
memastikan bahwa prosedur keuangan seberapa baik mekanisme corporate
dilakukan dengan baik dan direksi diberi governance suatu perusahaan dalam
kompensasi yang sesuai, sehingga mengu- memotivasi manajemen perusahaan yang
rangi masalah agensi dan meningkatkan efisien (Epps & Cereola, 2008). Return on
kinerja perusahaan. equity (ROE) digunakan untuk mengukur
Salah satu variabel dari corporate kinerja manajemen perusahaan dalam
governance yang juga sama pentingnya mengelola modal yang tersedia untuk
dalam kaitannya seperti variabel lain adalah menghasilkan laba setelah pajak. Semakin
board size. Board size merupakan proporsi besar ROE, maka akan semakin besar pula
jumlah susunan direktur dalam jajaran tingkat keuntungan yang dicapai peru-
dewan dari suatu perusahaan (Yana, 2011). sahaan sehingga kemungkinan suatu
Ada perspektif tentang seberapa besar perusahaan dalam kondisi bermasalah
board size suatu perusahaan. Dilihat dari semakin kecil (Riyanto, 2011).
perspektif lembaga, bisa dikatakan bahwa Mengacu pada uraian diatas, maka
board size yang lebih besar lebih mungkin penelitian ini akan menganalisis pengaruh
untuk waspada dalam masalah keagenan corporate governance terhadap kinerja
hanya karena lebih banyak orang akan perusahaan manufaktur yang terdaftar di
meninjau tindakan manajemen. Bursa Efek Indonesia.
Menurut Velnampy (2013) board size
terdiri dari dua bagian yaitu executive Masalah dan tujuan Penelitian
directors dan independent non executive Masalah yang akan diteliti adalah:
directors. Executive directors merupakan Apakah terdapat pengaruh antara corporate
pimpinan dalam suatu perusahaan yang governance terhadap kinerja perusahaan
bertugas memberikan bimbingan melalui manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
saran, nasihat, pengarahan, bantuan, yang Indonesia?
berkenaan dengan pengurusan pengelolaan Penelitian ini bertujuan untuk menge-
suatu perusahaan dan meningkatkan kinerja tahui pengaruh corporate governance
perusahaan. Bagian berikutnya dari board terhadap kinerja perusahaan manufaktur
size yaitu independent non executive yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
directors . Independent non-executive
directors merupakan dewan dalam suatu TINJAUAN PUSTAKA
perusahaan yang tidak merangkap pada Corporate Governance
dua atau lebih jabatan sekaligus. Indepen- Kebutuhan Good Corporate Govern-
dent non-executive directors dapat ance (GCG) timbul berkaitan dengan
berfungsi sebagai keseimbangan untuk principal-agency theory , yaitu untuk
pertimbangan dalam mendukung kinerja menghindari konflik antara principal dan
perusahaan yang lebih baik. Rosenstein dan agent-nya. Selalu ada potensi konflik antara
Whatt (1997) menemukan bahwa inde- pemilik saham dan pimpinan perusahaan,
pendent non-executive directors menye- antara pemilik saham majoritas dan
babkan investor untuk memberikan respon minoritas, antara pekerja dan pimpinan
positif dan meningkatkan nilai pasar perusahaan, ada potensi mengenai pelang-

ISSN 1410-8623 141


Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan ... (Susy Muchtar & Elsa Darari)

garan lindungan lingkungan, potensi strategi perusahaan dan untuk memastikan


kerawanan dalam hubungan antara peru- bahwa kesalahan-kesalahan yang terjadi
sahaan dan masyarakat setempat, antara dapat diperbaiki dengan baik (Zarkasyi,
perusahaan dan pelanggan ataupun 2008).
pemasok, dan sebagainya. Bahkan besar- Corporate governance berkaitan de-
nya gaji para eksekutif dapat merupakan ngan hubungan antara mekanisme govern-
bahan kritikan. Konflik muncul karena ance internal perusahaan dan konsepsi
perbedaan kepentingan tersebut haruslah masyarakat tentang lingkup akuntabilitas
dikelola sehingga tidak menimbulkan perusahaan (Deakin dan Hughes, 1997). Hal
kerugian pada para pihak. Korporasi yang inijuga telah ditetapkan oleh Keaseyetal.,
dibentuk dan merupakan suatu entitas (1997) dalam Velnampy (2013) untuk
tersendiri yang terpisah merupakan subyek memasukkan struktur, proses, budaya dan
hukum, sehingga keberadaan korporasi dan sistem yang menimbulkan keberhasilan
para pihak yang berkepentingan (stake- operasi organisasi. Dari analisis di atas,
holders) tersebut haruslah dilindungi melalui mereka berpendapat bahwa corporate
penerapan Good Corporate Governance governance diwakili oleh struktur dan proses
(GCG). yang ditetapkan oleh entitas perusahaan
Menurut Gitman dan Zutter (2012), untuk meminimalkan tingkat agency
corporate governance mengacu pada problem sebagai akibat dari pemisahan
aturan, proses, dan hukumdi mana peru- antara kepemilikan dan kontrol.
sahaan dioperasikan, dikontrol, dan diatur. Shleifer dan Vishny (1997) mendefinisi-
Hal ini menjelaskan hak dan tanggung kan corporate governance sebagai cara di
jawab dari partisipan perusahaan seperti mana pemasok keuangan untuk peru-
pemegang saham, direksi, pejabatdan sahaan memastikan diri mendapatkan laba
manajer, dan pemangku kepentingan atas investasi mereka. Terlepas dari definisi
lainnya, sertaaturan dan proseduruntuk tertentu, pentingnya corporate governance
membuat keputusan perusahaan. Struk- muncul karena pemisahan antara mereka
turcorporate governanceyang terdefinisi yang mengontrol dan mereka yang memiliki
dengan baikini dimaksudkan untuk meng- klaimresidual (Epps & Cereola, 2008). Oleh
untungkansemua pemangku kepentingan karena itu, akan ada konflik kepentingan
perusahaan dengan memastikan bahwa antara manajer dan stakeholder(McCullers
perusahaan dijalankan dengan cara yang &Schroeder,1982).
sah dan etis, sesuai dengan best practices, Macus (2008) berpendapat bahwa
dan tunduk pada semua peraturan peru- masalah dasar dari perspektif lembaga
sahaan. adalah bagaimana untuk menghindari
Corporate governance merupakan perilaku oportunistik. Stakeholder merekrut
suatu sistem (input, proses, output) dan manajer untuk menerapkan investasi mereka
seperangkat peraturan yang mengatur dalam kegiatan perusahaan, sebuah
hubungan antara berbagai pihak yang asimetri informasi terjadi karena manajemen
berkepentingan (stakeholders) terutama memiliki keunggulan kompetitif informasi
dalam arti sempit hubungan antara peme- dalam perusahaan atas nama pemilik
gang saham, dewan komisaris, dan dewan (Zubaidah, 2009). Hal ini dapat memberikan
direksi demi tercapainya tujuan perusahaan. manajemen berkesempatan untuk meng-
Corporate governance dimaksudkan untuk ambil alih kekayaan perusahaan dalam
mengatur hubungan tersebut dan mencegah keuntungan mereka. Oleh karena itu, teori
terjadinya kesalahan yang signifikan dalam keagenan menunjukkan corporate govern-

142 ISSN 1410-8623


Finance and Banking Journal, Vol. 15 No. 2 Desember 2013

ance sebagai mekanisme untuk mengurangi secara benar, terukur, dan sesuai kepen-
konflik dengan memantau kinerja manajer tingan perusahaan dengan tetap mem-
dan menyelaraskan tujuan manajemen perhitungkan kepentingan pemegang
dengan orang-orang dari para pemangku saham dan pemangku kepentingan lainnya.
kepentingan(Brickley & James,1987).
Perhatian yang diberikan investor terhadap 3. Responsibilitas
corporate governance sama besarnya Prinsip dasar dalam responsibilitas
dengan perhatian terhadap kinerja peru- bahwa perusahaan harus mematuhi per-
sahaan seperti return on asset (ROA) dan aturan perundang-undangan serta melak-
return on equity (ROE). Para investor yakin sanakan tanggung jawab terhadap masya-
bahwa perusahaan yang menerapkan rakat dan lingkungan sehingga dapat
praktek corporate governance telah terpelihara kesinambungan usaha dalam
berupaya meminimalkan risiko keputusan jangka panjang dan mendapat pengakuan
yang akan menguntungkan diri sendiri, sebagai good corporate citizen.
sehingga meningkatkan kinerja perusahaan
yang pada akhirnya dapat memaksimalkan 4. Independensi
nilai perusahaan. Oleh sebab itu tujuan Prinsip dasar independensi adalah
corporate governance bukan hanya diterap- untuk melancarkan pelaksanaan asas
kannya praktek - praktek corporate corporate governance, perusahaan harus
governance tetapi juga meningkatkan nilai dikelola secara independen sehingga
perusahaan. masing-masing organ perusahaan tidak
Zarkasyi (2008) berpendapat bahwa saling mendominasi dan tidak dapat
corporate governance diperlukan untuk diintervensi oleh pihak lain.
mendorong terciptanya pasar yang efisien,
transparan, dan konsisten dengan peraturan 5. Kesetaraan dan kewajaran
perundang-undangan. Untuk mencapai Prinsip dasar kesetaraan dan kewajaran
kinerja yang berkesinambungan, setiap dalam melaksanakan kegiatannya, peru-
perusahaan harus memastikan bahwa asas sahaan harus senantiasa memperhatikan
corporate governance diterapkan pada kepentingan pemegang saham dan pe-
aspek bisnis dan di semua jajaran peru- mangku kepentingan lainnya berdasarkan
sahaan. Asas corporate governance asas kesetaraan dan kewajaran.
diantaranya:
Board Structure
1. Transparansi Board structure merupakan struktur
Prinsip dasar dalam transparansi adalah dewan didalam suatu perusahaan. Fungsi
untuk menjaga objektivitas dalam men- corporate governancedimaksudkan untuk
jalankan bisnis, perusahaan harus me- mengembangkan board structure dan
nyediakan informasi yang relevan dengan corporate governancestructure bagi peru-
cara yang mudah diakses dan dipahami sahaan untuk memastikan para manajer
oleh pemangku kepentingan. berperilaku etis dan membuat keputusan
yang menguntungkan pemegang saham
2. Akuntabilitas (Locke dan Fauzi, 2012).
Prinsip dasar dalam akuntabilitas bahwa Jensen dan Meckling (1976) meng-
perusahaan harus dapat mempertanggung- usulkan teori keagenan, yang menunjukkan
jawabkan kinerjanya secara transparan dan bahwa dalam banyak organisasi modern
wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola terdapat pemisahan antara kepemilikan

ISSN 1410-8623 143


Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan ... (Susy Muchtar & Elsa Darari)

(principal) dan manajemen (agen). Selekler laporan keuangandan untuk mengatur


et al., (2008) berpendapat board structure remunerasi bagi pejabat eksekutif dan
memiliki dampak yang signifikan terhadap direksi. Board committee ini penting untuk
kinerja perusahaan. Board structure yang memastikan bahwa prosedur keuangan
terdapat dalam suatu perusahaan dimak- dilakukan dengan baik dan direksi diberi
sudkan agar para segenap dewan dapat kompensasi yang sesuai, sehingga mengu-
menjalankan tugasnya secara baik dan rangi masalah agensi dan meningkatkan
lebih teratur, serta tidak adanya konflik kinerja perusahaan.
diantara para dewan karena telah ditetapkan
tugas dan tanggung jawab masing-masing. Board Meeting
Board meeting merupakan pertemuan
Board Committee formal direksi dari sebuah organisasi dalam
Board committee merupakan jumlah pertahun (Cheng dan Hou, 2012). Biasanya
dewan komite yang dibentuk oleh suatu diadakan pada interval tertentu untuk
perusahaan (NZSC, 2004). Perusahaan mempertimbangkan isu-isu kebijakan dan
membentuk board committee untuk bebe- masalah besar. Dalam suatu perusahaan,
rapa alasan. Sebagai contoh, beberapa dewan beroperasi secara rutin dalam
board committee yang dibentuk untuk menjalankan tugas dewan. Peran dewan
mengevaluasi dan memberikan apresiasi perusahaan menjadi semakin lebih penting
bagi manajemen puncak, misalnya seperti selama krisis, ketika kepentingan pemegang
komite remunerasi. Hal lain dalam rangka saham terlihat berada dalam bahaya.
untuk memberikan saran bagi CEO dalam Seperti penurunan kinerja, dewan cen-
keputusannya,misalnya seperti komite derung menjadi lebih aktif untuk mengatasi
keuangan dan investasi. Kelompok lain dari masalah ini. Secara khusus, direktur
board committee adalah untuk memastikan memiliki tanggung jawab hukum untuk
bahwa perusahaan telah memenuhi per- membuat keputusan yang tepat, seperti
aturan dan faktor eksternal, misalnya seperti yang diungkapkan dalam tugas mereka
komite audit dan lingkungan (Agrawal dan yaitu loyalitas dan melindungi kewajiban
Knoeber, 1999). mereka terhadap pemegang saham. Risiko
Berdasarkan kerangka dasar hukum di membuat keputusan yang buruk cenderung
Indonesia perusahaan-perusahaan publik mendominasi kekhawatiran direksi, meski-
diwajibkan untuk membentuk komite audit. pun direksi memiliki perlindungan parsial
Komite audit tersebut dibentuk oleh dewan dari aturan keputusan bisnis (Jensen, 1993).
komisaris. Oleh karena itu, semua perusa- Direksi yang memiliki lebih banyak
haan manufaktur publik merupakan perusa- waktu untuk berunding cenderung membuat
haan milik masyarakat luas. Bahkan, keputusan yang lebih baik dalam me-
perusahaan–perusahaan yang terlibat nanggapi krisis karena kendala waktu
dalam aktivitas sehari-hari di luar bursa efek dianggap menjadi penghalang utama untuk
juga berkewajiban untuk membentuk komite pemantauan lebih aktif oleh dewan direksi.
audit yang salah satu tugasnya berkaitan Hasil dari pemantauan lebih aktif, yang
dengan audit eksternal berhubungan ditunjukkan oleh peningkatan aktivitas
dengan audit internal dan pengendalian dewan, diharapkan akan dilaksanakan
internal (Zarkasyi, 2008). dalam perbaikan pasca - pertemuan dalam
The NZSC(2004) merekomendasikan kinerja (Vafeas, 1999).
bahwa perusahaan memiliki komiteaudit
dan komite remunerasi untuk mengawasi

144 ISSN 1410-8623


Finance and Banking Journal, Vol. 15 No. 2 Desember 2013

Board Size 1. Executive Directors


Board size merupakan proporsi jumlah Executive directors merupakan direksi
susunan direktur dalam jajaran dewan dari eksekutif dalam suatu perusahaan yang
suatu perusahaan (Yana, 2011). Dalam bertugas memberikan bimbingan melalui
kaitannya dengan hubungan antara board saran, nasihat, pengarahan, bantuan, yang
size dan kinerja perusahaan, ada dua berkenaan dengan pengurusan pengelolaan
pemikiran yang berbeda. Pemikiran pertama suatu perusahaan dan meningkatkan kinerja
berpendapat bahwa board size yang lebih perusahaan (Nowak dan McCabe, 2008).
kecilakan memberikan kontribusi lebih bagi Literatur mengidentifikasi beberapa strategi
keberhasilan perusahaan (Lipton dan Lorsch, kepemimpinan dapat digunakan seorang
1992;Jensen, 1993; Yarmack, 1996). Namun, executive directors yang akan mem-
pemikiran kedua menganggap bahwa board pengaruhi hubungan positif dengan men-
size yang lebih besar akan meningkatkan ciptakan kepercayaan, rasa hormat, dan
kinerja perusahaan (Pfeffer, 1972;Klein, 1998; penghargaan. Tindakan tidak diambil
Coles dan ctg, 2008). Studi ini menunjukkan dengan tujuan mempengaruhi hubungan,
bahwa board size yang lebih besar akan melainkan hal-hal yang merupakan kebijak-
mendukung dan menyarankan manajemen sanaan executive directors yang akan
perusahaan lebih efektif karena kompleks dilakukan untuk kepentingan efektivitas
lingkungan bisnis dan budaya organisasi organisasi (Kelly, 1964).
(Klein, 1998). Selain itu, board size yang lebih Upaya lebih eksekutif dibuat untuk
besar akan mengumpulkan lebih banyak mengembangkan dewan yang lebih kuat.
informasi. Akibatnya, board size tampaknya Kunci untuk hubungan sukses antara dewan
lebih baik bagi kinerja perusahaan (Dalton direksi dan executive directors adalah
dan ctg, 1999). pelayanan dengan mana executive directors
Keuntungan dari board size yang lebih membantu anggota dewan untukmenjadi
besar adalah memiliki informasi kolektif mitra yang baik. Dukungan untuk posisi ini
yang lebih besar dan karenanya dewan ditemukan di seluruh literatur dengan saran
yang lebih besar akan mengakibatkan bahwa executive directors tidak boleh arms-
kinerja yang lebih tinggi (Dalton etal., 1999). length (lengan panjang) dari anggota
Dewan direksi memiliki tanggung jawab mereka melainkan harus mengambil peran
untuk memantau, disiplin, dan menghapus yang lebih proaktif dalam mendukung
tim manajemen efektif, untuk memastikan mereka (Kelly, 1964).
bahwa manajer mengejar kepentingan
pemegang saham. Raheja (2005) berpen- 2. Independent Non-Executive
dapat bahwa insiders merupakan sumber Directors
informasi yang penting bagi perusahaan Independent non-executive directors
dan spesifik untuk dewan direksi,tetapi merupakan dewan dalam suatu perusahaan
mungkin memiliki tujuan yang menyimpang yang tidak merangkap pada dua atau lebih
karena manfaat pribadi dan kurangnya jabatan sekaligus. Kedudukan anggota
kemandirian dari CEO. Dibandingkan dewan khusus memiliki tugas mengawasi
dengan insiders, independent non exe- aktivitas seluruh dewan. Namun ketika
cutive directors menyediakan monitoring seorang manajer perusahaan juga ketua
yang lebih baik, tetapi kurangnya informasi dewan di perusahaan yang sama, maka
tentang kegiatan perusahaan. Menurut dewan tidak diasumsikan independent
Velnampy (2013) dan dalam penelitian ini, dalam memantau dan mengawasi kegiatan,
board size terdiri dari dua bagian: karena objektivitas dalam penilaian terha-

ISSN 1410-8623 145


Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan ... (Susy Muchtar & Elsa Darari)

dap kinerja perusahaan kemungkinan akan struktur kepemilikan. Jika kepemilikan


terganggu. Independent non-executive saham diperbesar oleh manajemen, maka
directors dapat berfungsi sebagai kese- akan dapat meningkatkan proporsi saham
imbangan untuk pertimbangan dalam yang dimiliki manajer sehingga akan
mendukung kinerja perusahaan yang lebih menurunkan kecenderungan manajer untuk
baik. Rosenstein dan Whatt (1997) mene- melakukan tindakan yang berlebihan. Oleh
mukan bahwa independent non-executive karena itu, manajer akan merasa ikut
directors menyebabkan investor untuk memiliki perusahaan sehingga akan ber-
memberikan respon positif dan mening- usaha semaksimal mungkin melakukan
katkan nilai pasar perusahaan. tindakan-tindakan yang dapat memak-
Banyak studi empiristelah menyepakati simalkan kemakmurannya. Hal ini ber-
pentingnya independent non-executive dampak positif bagi kinerja perusahaan dan
directors untuk keberhasilan perusahaan. meningkatkan nilai perusahaan. Sehingga,
Selain itu, ketika lingkungan bisnis mem- jika kepemilikan saham manajemen se-
buruk, perusahaan dengan banyak inde- makin besar, maka kinerja perusahaan pun
pendent non-executive directors memiliki akan semakin meningkat (Jensen dan
kemungkinan lebih rendah untuk meng- Meckling, 1976).
alami kebangkrutan, sebab independent Penelitian empiris tentang corporate
non-executive directors dapat berfungsi governance menggunakan langkah ber-
sebagai keseimbangan untuk pertimbangan basis pasar atau tindakan berbasis akun-
dalam mendukung kinerja perusahaan yang tansi untuk menilai kinerja perusahaan.
lebih baik (Harian etal., 2003 dalam Phan Velnampy (2013) menggunakan return on
dan Vo, 2013). asset (ROA) dan return on equity (ROE)
sebagai dua ukuran kinerja perusahaan.
Kinerja Perusahaan Manajer secara langsung bertanggung
Kinerja pada dasarnya merupakan jawab untuk operasi bisnis dan pemanfaatan
sesuatu yang dihasilkan atau hasil kerja aset perusahaan. Dengan demikian, ROA
yang dicapai dari suatu usaha (Purwa- memungkinkan pengguna untuk menilai
darminta, 2007 dalam Zarkasyi, 2008). seberapa baik mekanisme corporate
Kinerja perusahaan merupakan sesuatu governance suatu perusahaan dalam
yang dihasilkan oleh suatu organisasi dalam memotivasi manajemen perusahaan yang
periode tertentu dengan mengacu pada efisien.
standar yang ditetapkan. Kinerja perusa- Menurut Klapper dan Love (2002) ROA
haan hendaknya merupakan hasil yang adalah pendapatan bersih (net income)
dapat diukur dan menggambarkan kondisi dibagi dengan total asset untuk periode
empiris suatu perusahaan dari berbagai yang sama, sedangkan ROE menurut
ukuran yang disepakati (Zarkasyi, 2008). Brigham dan Houston (2010) adalah ukuran
Guna mengetahui tingkat kinerja suatu yang menunjukkan investor berapa banyak
perusahaan dilakukan serangkaian tindak- keuntungan perusahaan menghasilkan dari
an evaluasi yang pada intinya adalah uang yang diinvestasikan oleh para
penilaian atas hasil usaha yang dilakukan pemegang sahamnya.
selama periode waktu tertentu. Hasil usaha
tersebut dapat berupa barang atau jasa yang Return On Asset (ROA)
dapat menjadi atribut dari keberhasilan kerja Menurut Klapper dan Love (2002) ROA
organisasi (Zarkasyi, 2008). adalah pendapatan bersih (net income)
Kinerja perusahaan berkaitan dengan dibagi dengan total aset untuk periode yang

146 ISSN 1410-8623


Finance and Banking Journal, Vol. 15 No. 2 Desember 2013

sama. Return on assets (ROA) yang positif gang saham untuk periode yang sama.
menunjukkan bahwa dari total aktiva yang Dalam perhitungannya, rasio ini
digunakan untuk beroperasi mampu dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang
memberikan laba kepada perusahaan. perusahaan sehingga bila ROE perusahaan
Sebaliknya apabila return on assets yang bernilai cukup tinggi pembaca laporan
negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva keuangan perlu memperhatikan terlebih
yang digunakan, perusahaan mengalami dahulu nilai hutang perusahaan.
kerugian. Sehingga jika suatu perusahaan Return on equity digunakan untuk
mempunyai ROA yang tinggi yang positif mengukur kinerja manajemen perusahaan
maka perusahaan tersebut berpeluang dalam mengelola modal yang tersedia
besar dalam meningkatkan pertumbuhan untuk menghasilkan laba setelah pajak.
modal sendiri. Tetapi sebaliknya, jika total Semakin besar ROE, semakin besar pula
aktiva yang digunakan perusahaan tidak tingkat keuntungan yang dicapai peru-
menghasilkan laba maka akan meng- sahaan sehingga kemungkinan suatu
hambat pertumbuhan modal sendiri. perusahaan dalam kondisi bermasalah
Return on assets adalah salah satu semakin kecil. Para investor lebih tertarik
rasio profitabilitas yang mengukur efektivitas pada seberapa besar kemampuan peru-
perusahaan di dalam menghasilkan ke- sahaan memperoleh keuntungan terhadap
untungan dengan memanfaatkan aktiva modal yang ditanamkan. Alasannya adalah
yang dimiliki. Dengan mengetahui rasio ini rasio ini banyak diamati oleh para peme-
kita bisa menilai apakah perusahaan ini gang saham serta para investor di pasar
efisien dalam memanfaatkan aktivanya modal yang ingin membeli saham yang
dalam kegiatan operasional perusahaan. bersangkutan. Kenaikan dalam rasio ini
Rasio ini juga memberikan ukuran yang berarti terjadi kenaikan laba bersih dari
lebih baik atas profitabilitas perusahaan perusahaan yang bersangkutan (Riyanto,
karena menunjukkan efektivitas manajemen 2011).
dalam menggunakan aktiva untuk mem- Selanjutnya, kenaikan tersebut akan
peroleh pendapatan. Dalam perusahaan, menyebabkan kenaikan harga saham
keputusan investasi akan tercermin pada sisi perusahaan. Rasio ini menggunakan
aktiva perusahaan (Husnan, 2002). hubungan antara keuntungan setelah pajak
dengan modal sendiri yang digunakan
Return On Equity (ROE) perusahaan. Modal sendiri adalah saham
Return on equity (ROE) mengukur biasa, laba ditahan, saham preferen dan
tingkat pengembalian yang diterima pada cadangan-cadangan lain. Melihat hu-
investasi pemegang saham biasadi dalam bungan-hubungan itu, return on equity tidak
suatu perusahaan, sehingga dapat dikata- lain adalah rentabilitas ekonomi. Bagi
kan rasio ini menunjukkan seberapa besar perusahaan pada umumnya masalah
keuntungan yang menjadi hak stockholders rentabilitas adalah lebih penting daripada
(Gitman dan Zutter, 2012). Menurut Brigham masalah laba, karena laba yang besar saja
dan Houston (2010), ROE adalah ukuran belum tentu merupakan ukuran bahwa
yang menunjukkan investor berapa banyak perusahaan itu telah bekerja dengan efisien
perusahaan menghasilkan keuntungan dari (Riyanto, 2011). Semakin tinggi rasio ini
uang yang diinvestasikan oleh para menandakan kinerja perusahaan semakin
pemegang sahamnya. ROE didefinisikan baik atau efisien, nilai equity perusahaan
sebagai laba sebelum beban bunga untuk akan meningkat dengan peningkatan rasio
periode fiskal dibagi total ekuitas peme- ini.

ISSN 1410-8623 147


Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan ... (Susy Muchtar & Elsa Darari)

Rerangka Konseptual krisis, ketika kepentingan pemegang saham


Corporate governance berkaitan terlihat berada dalam bahaya. Seperti
dengan hubungan antara mekanisme penurunan kinerja, dewan cenderung
governance internal perusahaan dan menjadi lebih aktif untuk mengatasi masalah
konsepsi masyarakat tentang lingkup ini. Secara khusus, direktur memiliki
akuntabilitas perusahaan (Deakin dan tanggung jawab hukum untuk membuat
Hughes, 1997 dalam Velnampy, 2013). keputusan yang tepat, seperti yang
Inijuga telah ditetapkan oleh Keaseyetal., diungkapkan dalam tugas mereka yaitu
(1997) dalam Velnampy (2013) untuk loyalitas dan melindungi kewajiban mereka
memasukkan struktur, proses, budaya dan terhadap pemegang saham serta menjaga
sistem yangmenimbulkankeberhasilan kinerja perusahaan agar tetap baik (Jensen,
operasi dari organisasi. Dari analisis di atas, 1993).
mereka berpendapat bahwa corporate Board size merupakan proporsi jumlah
governance diwakili oleh struktur dan proses susunan direktur dalam jajaran dewan dari
yang ditetapkan oleh entitas perusahaan suatu perusahaan (Yana, 2011). Salah satu
untuk meminimalkan tingkat agency hubungan empiris yang paling konsisten
problem sebagai akibat dari pemisahan tentang dewan direksi adalah bahwa board
antara kepemilikan dan kontrol. size berpengaruh dengan kinerja perusa-
Board structure merupakan struktur haan (Hermalin danWeisbach, 2003). Ada
dewan di dalam suatu perusahaan. Fungsi berbagaiargumen tentang board size .
corporate governance dimaksudkan untuk Jensen (1993) mengemukakan bahwa
mengembangkan board structure dan mengawasi board size yang lebih kecil
corporate governance structure bagi dapat meningkatkan kinerja. Ketika board
perusahaan untuk memastikan para manajer size melampaui tujuh atau delapan orang,
berperilaku etis dan membuat keputusan mereka cenderung untuk berfungsi secara
yang menguntungkan pemegang saham efektif dan lebih mudah bagi CEO untuk
(Locke dan Fauzi, 2012). Selekler et al., mengontrol. Demikian pula Lipton dan
(2008) berpendapat board structure Lorsch (1992) menyatakan ketika executive
memiliki dampak yang signifikan terhadap directors memiliki lebih dari sepuluh
kinerja perusahaan seperti ROE dan ROA. anggota menjadi lebih sulit bagi mereka
The NZSC(2004) mengemukakan untuk mengekspresikan ide dan pendapat
bahwa board committee merupakan jumlah mereka. Colesetal. (2008) menemukan
dewan komite yang dibentuk oleh suatu bahwa perusahaan yang kompleks cen-
perusahaan. Board committeeini penting derung memiliki board size yang lebih
untuk memastikan bahwa prosedur ke- besar, dan kemungkinan meningkatkan
uangan dilakukan dengan baik dan direksi kinerja perusahaan.
diberi kompensasi yang sesuai, sehingga Baysinger dan Butler(1985) dalam
mengurangi masalah agensi dan mening- Velnampy (2013) menemukan bahwa
katkan kinerja perusahaan. perusahaan berperforma lebih baik jika
Board meeting merupakan pertemuan executive direcors memasukkan lebih
formal dewan direksi dari sebuah organisasi banyak independent non executive direc-
dalam pertahun (Cheng dn Hou, 2012). tors. Demikian pula, Rosensteindan Wyatt
Didalam sebuah perusahaan, dewan (1990) menemukan bahwa pengumuman
beroperasi secara rutin dalam menjalankan yang jelas diidentifikasi dari pengangkatan
tugas dewan. Peran dewan perusahaan seorang independent non executive
menjadi semakin lebih penting selama directors menyebabkan peningkatan

148 ISSN 1410-8623


Finance and Banking Journal, Vol. 15 No. 2 Desember 2013

kekayaan pemegang saham. Velnampy dan hadap ROA dan ROE dalam suatu peru-
Pratheepkanth (2012) mengidentifikasi sahaan.
adanya pengaruh corporate governance ter-

Skema Rerangka Konseptual

Pengembangan Hipotesis secara positif berkaitan dengan sebagian


Corporate governance dimaksudkan kecil direksi yang melayani dalam komite
untuk mengembangkan board structure keuangan dan investasi karena board
dancorporate governance structure bagi committee ini penting untuk memastikan
perusahaan untuk memastikan para manajer bahwa prosedur keuangan dilakukan
berperilaku etisdan membuat keputusan dengan baik dan direksi diberi kompensasi
yang menguntungkan pemegang saham yang sesuai, sehingga mengurangi masalah
(Locke dan Fauzi, 2012). Jensen dan agensi dan meningkatkan kinerja perusa-
Meckling (1976) mengusulkan teori keagen- haan. Perusahaan membentuk board com-
an, yang menunjukkan bahwa dalam banyak mittee untukbeberapa alasan. Sebagai
organisasi modern terdapat pemisahan contoh, beberapa board com-mittee yang
antara kepemilikan (principal) dan mana- dibentuk untuk mengevaluasi dan mem-
jemen (agen). Board structure yang terdapat berikan apresiasi bagi manajemen puncak,
dalam suatu perusahaan dimaksudkan agar misalnya seperti komite remunerasi. Hal lain
para segenap dewan dapat menjalankan dalam rangka untuk memberikan saran bagi
tugasnya secara baik dan lebih teratur, serta CEO dalam keputusannya, misalnya seperti
tidak adanya konflik diantara para dewan komite keuangan dan investasi. Kelompok
karena telah ditetapkan tugas dan tanggung lain dari board committee adalah untuk
jawab masing-masing. Selekler et al., (2008) memastikan bahwa perusahaan telah
berpendapat board structure memiliki memenuhi peraturan dan faktor eksternal,
dampak yang signifikan terhadap kinerja misalnya seperti komite audit dan ling-
perusahaan. Atas dasar penelitian ini, hipo- kungan (Agrawal dan Knoeber, 1999). The
tesis penelitianterbentuksebagai berikut: NZSC (2004) merekomendasikan bahwa
perusahaan memiliki komite audit dan
H 1: Board structure berpengaruh komite remunerasi untuk mengawasi
terhadap kinerja perusahaan laporan keuangan dan untuk mengatur
Dalam sebuah studiterkait, Klein(1998) remunerasi bagi pejabat eksekutifdan
menguji hubungan antara board committee direksi. Hal ini akan mempengaruhi kinerja
dan kinerja perusahaan. Dalam penelitian- perusahaan dengan dibentuknya kelompok
nya ditemukan bahwa kinerja perusahaan board committee dalam suatu perusahaan.

ISSN 1410-8623 149


Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan ... (Susy Muchtar & Elsa Darari)

Atas dasar penelitian ini, hipotesis penelitian kemungkinan bahwa board size yang lebih
terbentuk sebagai berikut: besar bisa kurang efektif daripada board
size yang lebih kecil. Baysinger dan Butler
H 2: Board committee berpengaruh (1985) dalam Velnampy (2013) menemukan
terhadap kinerja perusahaan bahwa perusahaan berperforma lebih baik
Board meeting merupakan pertemuan dalam ukuran kinerja perusahaan jika
formal dewan direksi dari sebuah organisasi executive directors memasukkan lebih
dalam per-tahun (Cheng dan Hou, 2012). banyak independent non executive direc-
Vafeas (1999) menemukan hasil bahwa tors. Demikian pula, Rosenstein dan Whatt
dewan yang sering mengadakan pertemuan (1990) menemukan bahwa pengumuman
akan mengalami peningkatan kinerja yang yang jelas diidentifikasi dari pengangkatan
signifikan. Direksi yang memiliki lebih seorang independent non executive
banyak waktu untuk berunding cenderung directors menyebabkan peningkatan
membuat keputusan yang lebih baik dalam kekayaan pemegang saham. Weisbach
menanggapi krisis karena kendala waktu (1988) dalam Velnampy (2013) mengung-
dianggap menjadi penghalang utama untuk kapkan umumnya corporate governance
pemantauan lebih aktif oleh dewan direksi. yang efektif meningkatkan kinerja perusaha-
Hasil dari pemantauan lebih aktif, yang an. Velnampy dan Pratheepkanth (2012)
ditunjukkan oleh peningkatan aktivitas mengidentifikasi adanya pengaruh corpo-
dewan, diharapkan akan dilaksanakan rate governance terhadap kinerja peru-
dalam perbaikan pasca - pertemuan dalam sahaan. Atas dasar penelitian ini, hipotesis
kinerja (Vafeas, 1999). Atas dasarpenelitian penelitian terbentuk sebagai berikut:
ini,hipotesis penelitianterbentuksebagai H4a: Board size berpengaruh terhadap
berikut: kinerja perusahaan
H 4b: Executive directors berpengaruh
H3 : Board meeting berpengaruh terhadap kinerja perusahaan
terhadap kinerja perusahaan H4c: Independent non executive directors
Pada saat board size melampaui tujuh berpengaruh terhadap kinerja
atau delapan orang, mereka cenderung perusahaan
berfungsi secara efektif dan lebih mudah
bagi CEO untuk mengontrol. Demikian pula METODOLOGI PENELITIAN
Lipton dan Lorsch (1992) menyatakan Rancangan Penelitian
ketika executive directors memiliki lebih dari Rancangan penelitian yang digunakan
sepuluh anggota menjadi lebih sulit bagi adalah uji hipotesis dengan tujuan untuk
mereka semua untuk mengekspresikan ide menjelaskan pengaruh antara variabel
dan pendapat mereka. Lipton dan Lorsch independen yaitu corporate governance
(1992) merekomendasikan bahwa board yang terdiri dari board structure, board
size harus dibatasi sampai tujuh atau committee, board meeting, dan board size
delapan anggota karena akan mempenga- yang mencakup executive directors dan
ruhi kinerja perusahaan. independent non executive directors
Jensen(1993) berpendapat bahwa terhadap variabel dependen yaitu kinerja
preferensi untuk board sizeyang lebih kecil perusahaan yang terdiri dari return on asset
berasal dari perubahan teknologi dan (ROA) dan return on equity (ROE).
organisasi yang akhirnya mengarah pada
pemotongan biaya dan perampingan. Variabel dan Pengukuran
Hermalin dan Weisbach (2003) berpendapat 1. Variabel Dependen (Variabel terikat)

150 ISSN 1410-8623


Finance and Banking Journal, Vol. 15 No. 2 Desember 2013

Variabel dependen dalam penelitian ini Metode Pengambilan Sampel


adalah kinerja perusahaan yang diukur Pengambilan sampel yang di gunakan
dengan return on assets dan return on yaitu dengan menggunakan metode
equity (Gitman dan Zutter, 2012) yang purposive sampling karena dalam peng-
terdiri dari: ambilan sampling memiliki tujuan yaitu
a. Return On Asset (ROA) mengambil sampel yang memiliki kriteria
Variabel dependen pertama dalam sebagai berikut:
penelitian ini adalah return on asset 1. Perusahaan yang dijadikan sampel
(ROA), yang dihitung dengan adalah industri manufaktur yang sudah
menggunakan rumus: terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Manufaktur terdaftar di Bursa Efek
ROA = Net Income/Total Asset Indonesia selama periode pengamatan
dari tahun 2008 - 2012 dan tidak dalam
b. Return On Equity (ROE) proses delisting pada periode tersebut.
Variabel dependen yang kedua 3. Mempunyai laporan keuangan yang
dalam penelitian ini adalah return lengkap sesuai dengan kebutuhan
on equity (ROE), yang dihitung variabel dalam penelitian.
dengan menggunakan rumus:
Uji Instrumen Penelitian
ROE = Net Income/Total Equity Sebelum melakukan analisis terhadap
data terlebih dahulu dilakukan pengujian
2. Variabel Independen (Variabel bebas) dengan menggunakan uji normalitas,
Variabel independen dalam penelitian Multikolinearitas, Heteroskedastisitas dan uji
ini adalah corporate governance Autokorelasi. Uji normalitas data bertujuan
(Annual Report perusahaan yang untuk menguji apakah dalam model regresi
terdaftar di BEI) yang terdiri dari: antara variabel dependen dengan variabel
a. Board Structure independen mempunyai distribusi normal
Struktur dewan dalam suatu peru- atau tidak. Proses uji normalitas data
sahaan dilakukan dengan uji statistikdan mem-
b. Board Committee perhatikan penyebaran data (titik) pada
Jumlah dewan komite dalam suatu normal p-plot of regression standardized
perusahaan residual dari variabel dependen, dimana jika
c. Board Meeting data menyebar disekitar garis diagonal dan
Jumlah dewan mengadakan per- mengikuti arah garis diagonal maka model
temuan per-tahun regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika
d. Board Size data menyebar jauh dari garis diagonal dan
Jumlah dewan direksi dalam suatu atau tidak mengikuti arah garis diagonal
perusahaan maka model regresi tidak memenuhi asumsi
e. Executive Directors normalitas. Dari uji normalitas, kedua model
Jumlah direksi eksekutif dalam regresi yang digunakan diketahui bahwa
suatu perusahaan data menyebar di daerah sekitar garis
f. Independent Non Executive Di- diagonal dan mengikuti arah garis diago-
rectors nalnya, maka dapat disimpulkan bahwa
Jumlah direksi luar yang indepen- kedua model regresi memenuhi asumsi
dent/jumlah direksi normalitas sehingga model layak untuk
digunakan.Uji Multikolinearitas bertujuan

ISSN 1410-8623 151


Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan ... (Susy Muchtar & Elsa Darari)

untuk menguji apakah model regresi den. Kriteria pengambilan keputusan, Jika
ditemukan adanya korelasi antar variabel sig t < 0,05 maka Ho ditolak, menunjukkan
bebas (independen). Model regresi yang adanya heteroskedasitas, Jika sig t > 0,05
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di maka Ho diterima, menunjukkan tidak
antara variabel independen (Ghozali, 2009). adanya heteroskedasitas. Berdasarkan
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya tabel hasil uji heterokedasitas, diketahui
multikolinieritas di dalam model regresi bahwa variabel board structure, board
adalahnilai R2 yang dihasilkan oleh suatu committee, board meeting, board size yang
estimasi model regresi empiris sangat mencakup executive directors dan inde-
tinggi, tetapi secara individual variabel- pendent non executive directors memiliki
variabel independen banyak yang tidak probabilitas lebih besar dari 0,05 sehingga
signifikan mempengaruhi variabel depen- Ho diterima, maka tidak terdapat hetero-
den. Menganalisis matriks korelasi variabel kedasitas pada model persamaan regresi
independen. Jika antar variabel ada korelasi yang digunakan sehingga model layak
yang cukup tinggi (>0.90) maka hal digunakan. Uji Autokorelasi bertujuan untuk
tersebut merupakan indikasi adanya menguji apakah dalam model regresi linear
multikolinieritas.Dilihat dari nilai tolerance ada korelasi antara kesalahan pengganggu
dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). ( problem autokorelasi) pada periode t
Tolerance mengukur variabilitas variabel dengan kesalahan pengganggu pada
independen yang terpilih yang tidak periode t-1 (sebelumnya). Model regresi
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. yang baik adalah regresi yang bebas dari
Jadi nilai tolerance yang rendah sama autokorelasi. Untuk mendeteksi ada
dengan nilai VIF yang tinggi. Nilai yang tidaknya autokorelasi yaitu dengan meng-
umum digunakan adalah nilai tolerance < gunakan uji durbin watson. Uji durbin
0.10 atau sama dengan nilai VIF >10 watson ini hanya digunakan untuk auto-
(Ghozali, 2009).Dari hasil pengujian, korelasi tingkat satu ( first order auto-
diketahui bahwa seluruh variabel inde- correlation ) dan mensyaratkan adanya
penden memiliki VIF < 10 sehingga Ho intersep dalam model regresi dan tidak ada
diterima yang berarti tidak ada multi- variabel lagi diantara variabel penjelas.
kolinearitas (tidak ada hubungan yang Hipotesis yang diuji adalah: Ho tidak ada
sangat kuat antara variabel independen) gejala autokorelasi positif pada model (r
sehingga model ini layak untuk diguna- = 0), Ha ada gejala autokorelasi positif
kan.Uji heteroskedastisitas bertujuan pada model (r ‘“ 0). Dari hasil pengujian
menguji apakah dalam model regresi terjadi autokorelasi model 1 yang diteliti memiliki
ketidaksamaan variance dari residual suatu 200 jumlah observasi dengan 6 variabel
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika bebas. Maka didapat nilai batas bawah (dl)
variance dari residual satu pengamatan ke sebesar 1,7071 dan nilai batas atas (du)
pengamatan lain tetap, maka disebut sebesar 1,8306. Hasil uji durbin watson
homokedastisitas dan jika berbeda disebut statistik sebesar 2,114 yang menunjukkan
heteroskedastisitas. Model regresi yang du < dw < 4-du sehingga diperoleh bahwa
baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak ada autokorelasi. Maka dapat
tidak ada heteroskedastisitas.Pengujian disimpulkan bahwa model layak untuk
dilakukan menggunakan uji spearman. digunakan. Dari hasil pengujian autokorelasi
Uji Spearman dilakukan dengan cara model 2 yang diteliti memiliki 200 jumlah
mengkorelasikan nilai absolut residual observasi dengan 6 variabel bebas. Maka
dengan masing-masing variabel indepen- didapat nilai batas bawah (dl) sebesar

152 ISSN 1410-8623


Finance and Banking Journal, Vol. 15 No. 2 Desember 2013

1,7071 dan nilai batas atas (du) sebesar dilakukan untuk menguji koefisien regresi
1,8306. Hasil uji durbin watson statistik dengan melihat signifikansi dari pengaruh
sebesar 2,026 yang menunjukkan du < dw masing-masing variabel independen terha-
< 4-du sehingga diperoleh bahwa tidak ada dap variabel dependen dengan meng-
autokorelasi. Maka dapat disimpulkan asumsikan variabel lain adalah konstan.
bahwa model layak untuk digunakan. Dasar pengambilan keputusan untuk
pengujian secara parsial ini adalah sebagai
HASIL DAN PEMBAHASAN berikut :
Analisis Data. Pengujian parsial (Uji t)

Model 1
ROA = 0,11 – 0,001 (BS) + 0,12 (BC) + 0,000 (BM) + 0,008 (BOSZ) + 0,019 (ED) -
0,085 (INED)
Hasil Uji t Model 1

Sumber: data diolah

Hasil pengujian regresi menunjukkan signifikansi (0,000 < 0,05) dengan nilai
bahwa variabel board structure memiliki koefisien sebesar 0,008 sehingga dapat
signifikansi sebesar (0,271 > 0,05) dengan disimpulkan terdapat pengaruh positif yang
nilai koefisien -0,001. Hal ini menunjukkan signifikan terhadap return on asset (ROA).
bahwa tidak terdapat pengaruh antara Variabel executive directors memiliki
board structure terhadap return on asset signifikansi sebesar (0,057 > 0,05) dengan
(ROA). Variabel board committee memiliki nilai koefisien sebesar 0,019 sehingga dapat
signifikansi sebesar (0,017 < 0,05) dengan disimpulkan tidak terdapat pengaruh
nilai koefisien 0,12. Hal ini menunjukkan terhadap return on asset (ROA). Variabel
bahwa terdapat pengaruh positif antara independent non executive directors
board committee terhadap return on asset memiliki tingkat signifikansi sebesar (0,045
(ROA). Variabel board meeting memiliki < 0,05) dengan nilai koefisien sebesar -
signifikansi sebesar (0,550> 0,05) dengan 0,085 sehingga dapat disimpulkan bahwa
nilai koefisien 0,000. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh negatif antara inde-
bahwa tidak terdapat pengaruh antara pendent non executive directors terhadap
board meeting terhadap return on asset return on asset (ROA).
(ROA). Variabel board size memilikitingkat

ISSN 1410-8623 153


Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan ... (Susy Muchtar & Elsa Darari)

Model 2
ROE = 0,066 – 0,003 (BS) + 0,024 (BC) – 0,005 (BM) + 0,012 (BOSZ) + 0,013 (ED) –
0,083 (INED)

Hasil Uji t Model 2

Sumber: data diolah

Hasil pengujian regresi menunjukkan directors memiliki tingkat signifikansi


bahwa board structure mempunyai nilai sebesar (0,199 > 0,05) dengan nilai
signifikansi sebesar (0,010 < 0,05) dengan koefisien sebesar -0,083 sehingga dapat
nilai koefisien -0,003. Hal ini menunjukkan disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh
bahwa terdapat pengaruh negatif antara antara independent non executive directors
board structure terhadap return on equity terhadap return on equity (ROE).
(ROE). Variabel board committee memiliki
signifikansi sebesar (0,003 < 0,05) dengan H 1: Board structure berpengaruh
nilai koefisien 0,024. Hal ini menunjukkan terhadap kinerja perusahaan
bahwa terdapat pengaruh positif antara Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
board committee terhadap return on equity board structure tidak memiliki pengaruh
(ROE). Variabel board meeting memiliki terhadap kinerja perusahaan yang terdapat
signifikansi sebesar (0,909> 0,05) dengan pada model 1 (ROA). Namun berpengaruh
nilai koefisien -0,005. Hal ini menunjukkan negatif pada model 2 (ROE). Hasil ini
bahwa tidak terdapat pengaruh antara relevan dengan penelitian sebelumnya yang
board meeting terhadap return on equity dilakukan oleh Bukhori (2012) bahwa
(ROE). Variabel board size memiliki rendahnya board structure menyebabkan
signifikansi sebesar (0,000 < 0,05) dengan hubungan investor yang lemah, kurangnya
nilai koefisien sebesar 0,012 sehingga dapat tingkat transparansi, dan ketidak efisienan
disimpulkan terdapat pengaruh positif yang dalam laporan keuangan. Akumulasi
signifikan terhadap return on equity (ROE). permasalahan yang terjadi ini menye-
Variabel executive directors memiliki tingkat babkan timbulnya perhatian yang besar
signifikansi (0,382 > 0,05) dengan nilai terhadap kebutuhan untuk meningkatkan
koefisien sebesar 0,013 sehingga dapat kepedulian terhadap standar pengelolaan
disimpulkanexecutive directorstidak ber- dan kinerja perusahaan, meningkatkan
pengaruh terhadap return on equity (ROE). transparansi dan memperbaiki hubungan
Variabel independent non executive investor.

154 ISSN 1410-8623


Finance and Banking Journal, Vol. 15 No. 2 Desember 2013

H 2: Board committee berpengaruh H3 : Board meeting berpengaruh


terhadap kinerja perusahaan terhadap kinerja perusahaan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
board committee berpengaruh positif board meting tidak berpengaruh pada
terhadap kinerja perusahaan yang terdapat kinerja perusahaan yang terdapat pada
pada model 1 dan model 2. Hasil ini relevan model 1 dan model 2. Hasil ini relevan pada
dengan penelitian sebelumnya yang dila- penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
kukan oleh Klein(1998) dalam Hayes et al., Harvard Business School Press (2008) bahwa
(2004) yang menguji hubungan antara board perusahaan dalam mengadakan rapat untuk
committee dankinerja perusahaan. Dalam memecahkan sebuah masalah atau mem-
penelitiannya ditemukan bahwa kinerja buat keputusan sebaiknya mengundang
perusahaan secara positif berkaitan dengan tidak lebih dari delapan orang. Lebih dari
sebagian kecil direksi yang melayani dalam delapan orang dalam suatu rapat selalu
komitekeuangan dan investasi. karena board menyebabkan lebih banyak masalah
committee ini penting untuk memastikan daripada yang diselesaikan. Alasan lain
bahwa prosedur keuangan dilakukan dengan bahwa board meeting yang dilakukan
baik dan direksi diberi kompensasi yang secara rutin atau mengadakan pertemuan
sesuai, sehingga mengurangi masalah dalam waktu yang banyak dan lama belum
agensi dan meningkatkan kinerja perusa- tentu menghasilkan keputusan yang baik
haan. Perusahaan membentuk board com- yang efektif dan efisien.
mittee untuk beberapa alasan. Sebagai Pendapat lain dijelaskan oleh Vafeas
contoh, beberapa board committee yang (1999) bahwa dewan yang sering meng-
dibentuk untuk mengevaluasi dan mem- adakan pertemuan akan mengalami pening-
berikan apresiasi bagi manajemen puncak, katan kinerja yang signifikan. Direksi yang
misalnya seperti komite remunerasi. Hal lain memiliki lebih banyak waktu untuk berun-
dalam rangka untuk memberikan saran bagi ding cenderung membuat keputusan yang
CEO dalam keputusannya,misalnya seperti lebih baik dalam menanggapi krisis karena
komite keuangan dan investasi. Kelompok kendala waktu dianggap menjadi peng-
lain dari board committee adalah untuk halang utama untuk pemantauan lebih aktif
memastikan bahwa perusahaan telah oleh dewan direksi.
memenuhi peraturan dan faktor eksternal,
misalnya seperti komite audit dan ling- H4a: Board size berpengaruh terhadap
kungan (Agrawal dan Knoeber, 1999). The kinerja perusahaan
NZSC (2004) merekomendasikan bahwa H4b: Executive directors berpengaruh
perusahaan memiliki komite audit dan terhadap kinerja perusahaan
komite remunerasi untuk mengawasi laporan H4c: Independent non executive directors
keuangan dan untuk mengatur remunerasi berpengaruh terhadap kinerja
bagi pejabat eksekutif dan direksi. Hal ini perusahaan
akan mempengaruhi kinerja perusahaan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
dengan dibentuknya kelompok board board size memilki pengaruh positif
committee dalam suatu perusahaan. terhadap kinerja perusahaan yang terdapat
Board committee ini penting untuk pada model 1 dan model 2. Hasil ini relevan
memastikan bahwa prosedur keuangan dengan penelitian sebelumnya bahwaboard
dilakukan dengan baik dandireksidiberi size yang lebih besarakan mendukung dan
kompensasi yang sesuai, sehingga mengu- menyarankan manajemen perusahaan lebih
rangi masalahagensi (TheNZSC, 2004). efektif karena kompleks lingkungan bisnis

ISSN 1410-8623 155


Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan ... (Susy Muchtar & Elsa Darari)

dan budaya organisasi (Klein, 1998). Selain dan tidak memiliki pengaruh pada model
itu, board size yang lebih besar akan 2. Independent non executive directors
mengumpulkan lebih banyak informasi. atau direktur luar adalah anggota dewan
Akibatnya, board size tampaknya lebih baik direksi dari sebuah perusahaan yang tidak
bagi kinerja perusahaan (Dalton dan ctg, membentuk bagian dari tim manajemen
1999). eksekutif. Mereka bukan karyawan perusa-
Cakupan yang termasuk dalam varia- haan dan dibedakan dari dalam direksi.
bel board size ini adalah executive directors Seorang independent non executive
dan independent non executive directors, director biasanya tidak terlibat dalam
bahwa hasil penelitian ini menunjukkan manajemen organisasi sehari-hari, oleh
executive directors tidak memiliki pengaruh sebab itu independent non executive
terhadap kinerja perusahaan yang terdapat director tidak berfungsi dalam mening-
pada model 1 dan model 2. Independent katkan kinerja perusahaan. Hal ini dapat
non executive director berpengaruh negatif disimpulkan bahwa independent non
pada model 1 dan tidak memiliki pengaruh executive director tidak memiliki pengaruh
pada model 2. besar terhadap kinerja perusahaan.
Hasil executive directors yang tidak Penelitian yang lain mengatakan bahwa
memiliki pengaruh mempunyai alasan independent non-executive directors dapat
bahwa dalam suatu perusahaan semua berfungsi sebagai keseimbangan untuk
pihak yang bersangkutan dalam perusahaan pertimbangan dalam mendukung kinerja
itu sama pentingnya untuk meningkatkan perusahaan yang lebih baik. Rosenstein dan
kinerja perusahaan, tidak hanya executive Whatt (1997) mengemukakan bahwa
directors. Hal lain menunjukkan bahwa independent non-executive directors
dalam melakukan tugas dan tanggung menyebabkan investor untuk memberikan
jawabnya, executive directors seringkali respon positif dan meningkatkan nilai pasar
melakukan tindakan fraud (kecurangan) perusahaan. Perusahaan dengan banyak
atas biaya yang dikeluarkan dalam men- independent non-executive directors
jalankan tugasnya. Hal tersebut akan memiliki kemungkinan lebih rendah untuk
berdampak buruk bagi kinerja perusahaan. mengalami kebangkrutan sebab indepen-
Penelitian sebelumnya mengidentifikasi hal dent non-executive directors dapat
lain bahwa beberapa strategi kepemimpinan berfungsi sebagai keseimbangan untuk
dapat digunakan seorang executive pertimbangan dalam mendukung kinerja
directors yang akan mempengaruhi hu- perusahaan yang lebih baik (Harian etal.,
bungan positif dengan menciptakan 2003 dalam Phan dan Vo, 2013).
kepercayaan, rasa hormat, dan peng-
hargaan. Tindakan tidak diambil dengan SIMPULAN
tujuan mempengaruhi hubungan, melainkan Penelitian ini bertujuan mengetahui
hal-hal yang merupakan kebijaksanaan pengaruh corporate governance terhadap
executive directors yang akan dilakukan kinerja perusahaan pada perusahaan
untuk kepentingan efektivitas organisasi manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
(Kelly, 1964). Indonesia pada periode 2008 - 2012.
Hasil lain datang dari independent non Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan
executive director, bahwa dalam penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
ini independent non executive director kesimpulan sebagai berikut: (1) Board
berpengaruh negatif terhadap kinerja structure tidak memiliki pengaruh terhadap
perusahaan yang terdapat pada model 1 kinerja perusahaan yang diukur dengan

156 ISSN 1410-8623


Finance and Banking Journal, Vol. 15 No. 2 Desember 2013

return on asset (ROA), namun berpengaruh penerapan corporate governance


negatif terhadap kinerja perusahaan yang dalam analisis kelayakan dan kepu-
diukur dengan return on equity (ROE), (2) tusan investasinya.
Board committee berpengaruh positif
terhadap kinerja perusahaan, (3) Board Keterbatasan Penelitian
meeting tidak memiliki pengaruh terhadap Penelitian ini memiliki beberapa
kinerja perusahaan, (4) Board size memiliki keterbatasan, antara lain: Terbatasnya
pengaruh positif terhadap kinerja peru- jumlah sampel yang digunakan yaitu hanya
sahaan, (5) Executive directors tidak 40 perusahaan manufaktur, corporate
memiliki pengaruh terhadap kinerja peru- governance hanya dilihat dari board
sahaan, (6) Independent non executive structure, board committee, board meeting,
directors memiliki pengaruh negatif terha- board size, executive directors dan inde-
dap kinerja perusahaan yang diukur dengan pendent non executive directors dan kinerja
return on asset (ROA), namun tidak perusahaan yang hanya diukur dengan ROA
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dan ROE.
yang diukur dengan return on equity (ROE).
Saran
Implikasi Manajerial Berdasarkan hasil dan keterbatasan
1. Bagi Manajer Keuangan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka
Penelitian ini diharapkan dapat mem- dapat memberikan saran sebagai berikut:
berikan masukan bagi manajer ke- Menambah jumlah sampel penelitian sektor
uangan dalam mengelola corporate lain pada perusahaan non manufaktur agar
governance , dengan lebih mem- memperoleh hasil yang lebih signifikan,
perhatikan pengaruh board structure menambahkan variabel lain agar dapat
terhadap return on equity, pengaruh menyempurnakan variabel-variabel yang
board committee, board size terhadap telah digunakan sebelumnya. Seperti
return on asset dan return on equity dan menambahkan variabel female board
pengaruh independent non executive members, duality , board’s educational
directors terhadap return on asset, agar level, board’s working experience, outside
para manajer dapat lebih meningkatkan directors, board’s compentation, board
kinerja perusahaan, sehingga kese- ownership , dan blockholders dalam
jahteraan pemegang saham semakin komponen variabel corporate governance
meningkat. terhadap kinerja perusahaan dan menam-
2. Bagi Investor bahkan variabel kinerja seperti debt ratio
Penelitian ini diharapkan dapat mem- dan market ratio (Phan dan Vo, 2013).
berikan masukan bagi investor tentang
manfaat penerapan corporate gover- DAFTAR PUSTAKA
nance yang dapat dilihat dari variabel Abdullah.S.N. (2004). Board composition,
board structure pada model return on CEO Duality and Performance Among
equity, board committee dan board size Malaysian
terhadap return on asset dan return on Listed Companies Corporate Governance,
equity, dan independent non executive vol 4. No 4, pp.47-61.
directors terhadap return on asset yang Agrawal, Anup and Charles R. Knoeber.
akan mempengaruhi investasinya di (1999). Outside directors, politics, and
perusahaan sehingga para investor firm performance, working paper,
senantiasa menyertakan penilaian University of Alabama.

ISSN 1410-8623 157


Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan ... (Susy Muchtar & Elsa Darari)

Bhagat,s & Black . B. (2002). The Non – company’s operating performance?


Correlation Between Board Indepen- Critical Perspectives on Accounting
dence and Lone Term Firm Perfor- 19:1135–1148.
mance, Journal of Corporate Law, vol Fitriya Fauzi and Stuart Locke. (2012).
27, No.2, pp.231-274. Board Structure, Ownership Structure
Brickley J.A. & James C.M. (1987). The And Firm Performance: A Study of New
Takeover Market, Corporate Board Zealand Listed-Firms. Asian Academy
Composition and Ownership Structure: of Management Journal of Accounting
The Case of Banking, Journal of Law and Finance. Vol. 8, No. 2, 43–67.
and Economics 30(3):161-180. Fivos V. Bekiris. (2011). Ownership Structure
Brigham and Houston. (2010). Dasar dasar and Board Structure: Are Corporate
Manajemen Keuangan . Jakarta : Governance Mechanisms Interrelated?.
Salemba Empat. Ghozali, Imam. (2009). Aplikasi Analisis
Coles, J., L., Daniel, N., D. and Naveen, L. Multivariate Dengan Program SPSS,
(2008). “Boards: Does one size fit all?”. Edisi Keempat, Penerbit Universitas
Journal of Financial Economics, 87(2), Diponegoro.
329-356. Gitman J. Lawrence and Chad J. Zutter.
Coles, J. L.,M. Lemmon, and Y. A.Wang. (2012). Principle of managerial Finance,
(2008). The joint determinants of 13th Edition. England: Pearson.
managerial ownership, board indepen- Hermalin.B.E & Weisbach.M.S. (2003). The
dence, and firm performance. Working effects of board composition and direct
Paper. Tempe: Arizona State University. incentives on firm performance; finance
Daily.C.M & Dalton.D. (1993). Board of management, vol.20, no 4, pp.101-112.
directors leadership and structure, http://idx.co.id/Annualreport (21.30 WIB).
control and performance implication, http://wikimediafoundation.org/wiki/
Entrepreneurship theory and practices, Board_meeting/harvardbusiness-
vol.17, spring, pp-65-81. schoolpress_2008(21:30 WIB).
Dalton, D., Daily, C., Johnson, J. and Husnan, S. (2002). Dasar-Dasar Teori
Ellstrand, A. (1999). Number of directors Portofolio, Analisis Sekuritas di Pasar
and financial performance: A meta- Modal, Edisi Revisi. BPFE:Yogyakarta.
analysis, Academy of Management Iqbal Bukhori. (2012). Pengaruh Good
Journal, 42, 674-686. Corporate Governance dan Ukuran
Dalton, D., R. et al., (1999). “Number of Perusahaan Terhadap Kinerja Peru-
Directors and Financial Performance: sahaan.
A Meta-Analysis”. The Academy of Jensen, M., C. (1993). “The Modern
Management Journal, 42(6), 674-686. Industrial Revolution, Exit, and The
Davis .J.H, Schoorman.F.D & Donaldson.L. Failure of Internal Control Systems”.
(1997). Towards a stewardship theory The Journal of Finance, 48(3), 831-880.
of management , Academy of mana- Jensen, M. C and Meckling, W.H. (1976).
gement review, Vol .22, pp-20-47. Theory of The Firm : Managerial
Duc Vo & Thuy Phan. (2013).Corporate Behavior, Agency Costs and Ownership
Governance and Firm Performance: Structure.
Empirical Evidence From Vietnam. Kelly Sloan. (1964). The Board and
Epps R. W. & Cereola S. J. (2008). Do Executive Director: Developing and
institutional shareholder services (ISS) Nurturing an Effective Relationship.
corporate governance ratings reflect a Klapper, L.F. & Love, I. (2002). Corporate

158 ISSN 1410-8623


Finance and Banking Journal, Vol. 15 No. 2 Desember 2013

Governance, Investor Protection, and corporate boards, Journal of Financial


Performance in Emerging Markets. and Quantitative Analysis, 40, 283-306.
Klein, A. (1998). “Firm Performance and Riyanto, B. (2011). Dasar-Dasar Pembel-
Board Committee Structure”. Journal anjaan Perusahaan. GajahMada Uni-
of Law and Economics, 41(1), 275-303. versity Press:Yogyakarta.
Lam.T.Y and Lee.S.K. (2008). CEO duality Rosenstein S., and J.Whatt. (1997). Inside
and firm performance; Evidence from directors, board effectiveness and
Hong Kong, Corporate governance, shareholder wealth. Journal of Financial
Vol.8, no.3, pp.229-316. Economics 44 (2): 229–50.
Lipton, M. and Lorsch, J., W. (1992). “A Selekler-Goksen, N., and A. Karatas. (2008).
modest proposal for improved cor- Board structure and performance in an
porate governance”. Business Lawyer, emerging economy: Turkey. Interna-
48(1), 59-77. tional Journal of Businessand Ethics 4
Macus M. (2008). Board Capability: An (2): 132–147.
Interactions Perspective on Boards of Shin Rong Shiah Hou and Chin Wei Cheng.
Directors and Firm Performance. Int. (2012). Outside Director Experience,
Studies of Mgt. & Org 38(3): 98-116. Compentation, and Performance.
Margaret McCabe and Margaret Nowak. Shleifer A., Vishny R. (1997). A survey of
(2008). The independent director on the corporate governance. Journal of
board of company directors. Mana- Finance 52:737–775.
gerial Auditing Journal, Vol. 23 No. 6, T.Velnampy. (2013). Corporate Governance
pp. 545-566. and Firm Performance: A Study of
McCullers L. D & Schroeder R.G. (1982). SriLankan Manufacturing Companies,
Accounting Theory: text and reading. Journal of Economics and Sustainable
2th ed. United States: John Wiley. Development, Vol 4, No 3.
New Zealand Securities Commission. Velnampy.T & Pratheepkanth.P. (2012).
(2004). Corporate governance in New Corporate Governance and Firm
Zealand principles and guidelines: A Performance: A Study of Selected
handbook for directors, executives, and Listed Companies in Sri Lanka, Inter-
advisers. Wellington: New Zealand national journal of accounting research
Securities Commission. U.S.A.
Nikos Vafeas. (1999). Board meeting Yarmack.D. (1996). Higher market value of
frequency and firm Performance. companies with a small board of
Journal of Financial Economics 53, directors, Journal of finance econo-
113-142. mics, vol.40, pp.185-212.
Novy Yana. (2011). Pengaruh Corporate Zarkasyi. (2008). Good Corporate Gover-
Governance Scoring, Board Size dan nance Pada Badan Usaha Manufaktur,
Independent Commissioner Terhadap Perbankan, dan Jasa Keuangan Lain-
Earnings Quality. nya. Penerbit: Alfabeta. Cetakan Kesatu.
Pfeffer, J. (1972). “Size and Composition of Zubaidah Z.A., Nurmala M.K. & Kama-
Corporate Boards of Directors: The ruzaman J. (2009). Board structure and
Organization and its Environment”. corporate performance in Malaysia.
Administrative Science Quarterly, 17(2), International Journal of Economic and
218-228. Finance 1(1): 150-164.
Raheja, C. G. (2005). Determinants of board
size and composition: A theory of ***

ISSN 1410-8623 159

You might also like