You are on page 1of 15

PENGARUH LEVERAGE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE,

DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP


MANAJEMEN LABA
(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014)

Oleh :
Zulfikri Roskha
Pembimbing : Zulbahridar dan Hariadi Yasni

Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia


Email : zulfikriroskha@gmail.com

Effect of Leverage, Good Corporate Governance, and Firm Size


to Earnings Management
(Studies in Manufacture Companies Listed in Indonesia Stock Exchange In
2012-2014)

ABSTRACT

The aim of this study is to investigate the influence of leverage, good


corporate governance, and firm size on earnings management. In the good
corporate governace is proxied into institutional ownership, manegerial
ownership, independent directors, audit quality, and commisioners. The
population of this study is the manufacturing comapanies which are listed in
Indonesia Stock Exchange in 2012 to 2014. The samples selection of this study is
performed by using purpose sampling methode, consisted of 21 companies have
been chosen based on selected according to the criteria of the sample from 141
populations. The methode analysis used in this study is multiple regression
analysis. The coefficient of determination is 30%, in term of adjuted R square.
This showed that dependent variable has low ability in explaining the variation of
variables. Partially, the result of the study reveal that leverage, institutional
ownership, manegerial ownership, audit quality, and firm size influence to the
earnings management. And the other side, independent commisioners and board
of commissioners aren’t influence to the earnings management. Simultaneously,
the result of the study reveal that leverage, institutional manegerial ownership,
independent commissioners, audit quality, board of commissioner, and firm size
influence to the earnings management.

Keyword : leverage, governance, size, and earning management

PENDAHULUAN menyampaikan informasi keuangan


Laporan keuangan merupakan mengenai pertanggung-jawaban pihak
ringkasan dari suatu proses manajemen terhadap pemenuhan
pencatatan transaksi-transaksi kebutuhan pihak-pihak eksternal.
keuangan yang terjadi selama satu Laporan keuangan perusahaan sangat
periode tertentu, dan menjadi media penting sebagai suatu alat informasi
bagi perusahaan untuk dari manajemen kepada para pihak

JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 221


yang mempunyai kepentingan kepemilikan manajerial berpengaruh
terhadap laporan keuangan yang akan terhadap manajemen laba? 4) Apakah
digunakan sebagai pertimbangan proporsi komisaris independen
dalam pengambilan keputusan berpengaruh terhadap manajemen
ekonomi. laba? 5) Apakah komite audit
Istilah earnings management berpengaruh terhadap manajemen
atau lebih dikenal dengan manajemen laba? 6) Apakah dewan komisaris
laba merupakan topik menarik berpengaruh terhadap manajemen
perhatian para peneliti, khususnya laba? 7) Apakah ukuran perusahaan
peneliti di bidang akuntansi. berpengaruh terhadap manajemen
Manajemen laba muncul sebagai laba?
dampak masalah keagenan yang Sesuai rumusan masalah,
terjadi karena adanya tujuan penelitian : 1) Untuk menguji
ketidakselarasan kepentingan antara pengaruh leverage terhadap praktik
pemegang saham (prinsipal) dan manajemen laba. 2) Untuk menguji
manajemen perusahaan (agen). Pihak pengaruh kepemilikan instirusional
prinsipal termotivasi mengadakan terhadap praktik manajemen laba. 3)
kontrak untuk mensejahterahkan Untuk menguji pengaruh kepemilikan
dirinya dengan profitabilitas yang manajerial terhadap praktik
selalu meningkat, sedangkan agen manajemen laba. 4) Untuk menguji
termotivasi untuk memaksimalkan pengaruh proporsi komisaris
pemenuhan kebutuhan ekonomi dan independen terhadap praktik
psikologisnya, antara lain dalam hal manajemen laba. 5) Untuk menguji
memperoleh investasi, pinjaman, pengaruh komite audit terhadap
maupun kontrak kompensasi (Salno praktik manajemen laba. 6) Untuk
dan Baridwan, 2000). menguji pengaruh dewan komisaris
Suranta dan Medistuti terhadap manajemen laba. 7) Untuk
(2004) mengatakan bahwa menguji pengaruh ukuran perusahaan
perusahaan yang memiliki nilai pasar terhadap praktik manajemen laba.
yang tinggi akan cenderung untuk
melakukan praktik manajemen laba, TELAAH PUSTAKA DAN
hal tersebut dikarenakan suatu PENGEMBANGAN HIPOTESIS
perusahaan akan cenderung menjaga
Leverage
konsistensi labanya agar nilai pasar Leverage merupakan alat
perusahaannya tetap tinggi sehingga untuk mengukur seberapa besar
dapat lebih menarik arus sumber perusahaan tergantung pada kreditur
daya kedalam perusahaannya. dalam membiayai aset perusahaan.
Beberapa pihak yang dirugikan Tingkat leverage setiap perusahaan
oleh praktik manajemen laba antara akan berbeda-beda. Dalam satu
lain calon investor, kreditur, perusahaan pun tingkat leverage antar
suplier, regulator, dan stakeholder periode satu dengan periode lainnya
lainnya. akan cenderung berbeda. Menurut
1) Adapun rumusan dalam penelitian Van Horne (2007), leverage adalah
ini antara lain : Apakah leverage penggunaan biaya tetap dalam usaha
berpengaruh terhadap manajemen untuk meningkatkan profitabilitas.
laba? 2) Apakah kepemilikan Leverage merupakan pedang bermata
institusional berpengaruh terhadap
dua yang mana jika laba perusahaan
manajemen laba? 3) Apakah
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 222
dapat diperbesar, dan sebaliknya. anggota dewan komisaris lainnya dan
Dengan kata lain, penggunaan pemegang saham pengendali, serta
leverage dalam perusahaan bisa saja bebas dari hubungan bisnis atau
meningkatkan laba perusahaan, tetapi hubungan lainnya. Komisaris
bila terjadi sesuatu yang tidak sesuai independen sangat diperlukan untuk
harapan, maka perusahaan dapat mengawasi kebijaksanaan direksi atau
mengalami kerugian. manajemen dalam mengelola
perusahaan (Putri dan Sofyan, 2013).
Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional Komite Audit
adalah persentase hak suara yang Komite audit merupakan salah
dimiliki institusi yang terdiri dari satu bentuk pengawasan yang
perusahaan asuransi, dana pensiun, dilakukan prinsipal terhadap agen
investment trust, reksa dana, dan (Zeptian dan Rohman, 2013).
kelompok manajemen investasi. Efektifitas komite audit dalam
Kepemilikan institusional memiliki mengevaluasi kinerja manajemen
arti penting dalam memonitor perusahaan dan internal auditor akan
manajemen, adanya kepemilikan oleh sangat berpengaruh terhadap tindakan
institusional akan mendorong manajemen laba, apabila komite audit
peningkatan pengawasan yang lebih secara terus menerus melakukan
optimal (Kumala, 2014). pemeriksaan maka pihak manajemen
tidak akan memiliki kesempatan
Kepemilikan Manajerial
untuk melakukan manajemen laba.
Kepemilikan manajerial
adalah situasi dimana manajer Dewan Komisaris
sekaligus sebagai pemegang saham Dewan komisaris bertugas
perusahaan. Dengan adanya untuk melakukan pengawasan dalam
kepemilikan saham oleh pihak suatu perusahaan, dipilih oleh
manajer, maka posisi antara manajer pemegang saham dalam Rapat Umum
dan pemegang saham akan sama Pemegang Saham (RUPS) yang
dalam kepentingan peningkatan mewakili kepentingan pemegang
kinerja perusahaan untuk saham tersebut. Sari (2013)
memaksimalkan nilai perusahaan. mengatakan bahwa peran komisaris
Kepemilikan manajerial dapat diukur sangat penting dan cukup menentukan
dengan proporsi kepemilikan saham bagi keberhasilan implementasi good
yang dimiliki manajer, direksi, corporate governance. Diperlukan
komisaris, maupun pihak lain yang komitmen penuh dari komisaris agar
secara aktif ikut dalam pengambilan implementasi good corporate
keputusan perusahaan. Kepemilikan governance dapat berjalan dengan
manajerial dapat dihitung dengan lancar sesuai harapan. Dalam
membagi saham yang dimiliki melaksanakan tugasnya, dewan
manajemen dengan seluruh jumlah komisaris harus memenuhi ketentuan
saham perusahaan (Wicaksono, peraturan perundang-undangan dan
2013). anggaran dasar.
Komisaris Independen Ukuran Perusahaan
Anggota komisaris Ukuran perusahaan adalah
independen adalah anggota komisaris suatu skala dimana dapat
yang tidak terafiliasi dengan direksi, diklasifikasikan besar dan kecilnya

JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 223


perusahaan dengan berbagai cara, Berdasarkan uraian diatas, maka
antara lain total aktiva, log size, dibuatlah hipotesis sebagai berikut :
nilai pasar saham (Azlina, 2010). H2 : Diduga kepemilikan institusional
Pada dasarnya ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Manajemen
terdiri dari perusahaan besar, Laba.
perusahaan menengah dan
Pengaruh Kepemilikan manajerial
perusahaan kecil. Perusahaan yang
terhadap Manajemen Laba
berukuran besar memiliki basis Hardiayawan (2015) menyata-
pemegang kepentingan yang lebih kan bahwa kepemilikan saham oleh
luas, sehingga berbagai kebijakan manajer akan mendorong penyatuan
perusahaan besar akan berdampak kepentingan antara prinsipal dan
lebih besar terhadap kepentingan agen sehingga manajer bertindak
publik dibandingkan dengan sesuai dengan keinginan pemegang
perusahaan kecil. saham dan dapat meningkatkan
Pengaruh Leverage terhadap kinerja perusahaan. Secara umum
Manajemen Laba dapat dikatakan bahwa persentase
Nastiti dan Gumanti (2011) kepemilikan saham oleh pihak
menyatakan bahwa perusahaan manajemen cenderung mempengaruhi
dengan tingkat Leverage yang tinggi tindakan manajemen laba (Boediono,
tidak lagi menggunakan pinjaman 2005). Berdasarkan uraian diatas,
sebagai sumber dananya dan akan maka dibuatlah hipotesis sebagai
beralih ke pendanaan ekuitas. berikut:
Leverage yang tinggi juga akan H3 : Diduga kepemilikan manajerial
meningkatkan perilaku oportunis berpengaruh terhadap Manajemen
manajemen seperti melakukan Laba.
manajemen laba untuk
Pengaruh Komisaris Independen
mempertahankan kinerjanya di mata
terhadap Manajemen Laba
pemegang saham dan publik. Dalam menjalankan
Berdasarkan uraian diatas, maka fungsinya, dewan komisaris
dibuatlah hipotesis sebagai berikut:
independen harus membebaskan diri
H1 : Diduga leverage berpengaruh dari kepentingan pihak-pihak lain
terhadap Manajemen Laba. yang berpotensi memunculkan
Pengaruh Kepemilikan Institusio- konflik kepentingan dan menjalankan
nal Terhadap Manajemen Laba fungsinya sesuai dengan kompetensi
Fachrony (2015) yang memadai. Ujiyantho dan
membuktikan bahwa tindakan Pramuka (2007) menyatakan bahwa
pengawasan yang dilakukan oleh perusahaan yang memiliki komisaris
perusahaan dan pihak investor independen, akan meningkatkan
institusional dapat membatasi pengawasan, sehingga akan
perilaku para manajer. Menurut mengurangi tindakan manajer dalam
Ujiyanto dan Pramuka (2007), melakukan manajemen laba.
kepemilikan institusional memiliki Berdasarkan uraian diatas, maka
kemampuan untuk mengendalikan dirumuskan hipotesis sebagai berikut
pihak manajemen melalui proses :
monitoring secara efektif sehingga H4 : Diduga komisaris independen
dapat mengurangi manajemen laba. berpengaruh terhadap Manajemen
Laba.
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 224
Pengaruh komite audit terhadap dengan pelaporan laba yang tinggi
Manajemen Laba maka calon investor maupun
Efektifitas komite audit dalam kreditur akan tertarik untuk
mengevaluasi kinerja manajemen menanamkan dananya (Agustia,
perusahaan dan internal auditor akan 2013). Berdasarkan uraian diatas,
sangat berpengaruh terhadap tindakan maka dibuatlah hipotesis sebagai
manajemen laba, apabila komite audit berikut :
secara terus menerus melakukan H7 : Diduga ukuran perusahaan
pemeriksaan maka pihak manajemen berpengaruh terhadap manajemen
tidak akan memiliki kesempatan laba.
untuk melakukan manajemen laba. Gambar 1
Berdasarkan uraian diatas, maka Model Penelitian
dibuatlah hipotesis sebagai berikut:
H5 : Diduga komite audit Leverage
(X1)
berpengaruh pada Manajemen Laba.
Pengaruh Dewan Komisaris
terhadap Manajemen Laba Kepemilikan
Dewan komisaris dapat Institusional
melakukan fungsi utamanya sebagai (X2)
pengawas dewan direksi dalam
menjalankan tata kelola perusahan. Kepemilikan
Manajerial
Semakin proporsionalnya dewan (X3)
komisaris dalam suatu perusahaan,
maka diharapkan dapat mengurangi
Komisaris Konservatisme
manajemen laba dengan cara Independen Akuntansi
melakukan pengawasan dan kontrol. (X4) (Y1)
Berdasarkan uraian diatas, maka
dibuatlah hipotesis sebagai berikut: Komite
H6 : Diduga dewan komisaris Audit
perusahaan berpengaruh pada (X5)
manajemen laba.
Dewan
Pengaruh Ukuran Perusahaan
Komisaris
terhadap Manajemen Laba (X6)
Ukuran perusahaan
merupakan salah satu faktor yang
dapat mempengaruh tingkat Ukuran
manajemen laba di perusahaan. Perusahaan
Perusahaan besar cenderung (X7)
memerlukan dana yang lebih besar.
Sumber : Data Olahan, 2016
Tambahan dana tersebut bias
diperoleh dari penerbitan saham
ataupun penambahan utnag. Motivasi METODE PENELITIAN
Populasi yang digunakan
untuk mendapatkan dana tersebut
didalam penelitian ini adalah seluruh
akan mendorong pihak manajemen
perusahaan Manufaktur yang terdapat
untuk melakukan praktik
di Indonesia dan terdaftar di Bursa
manajemen laba, berupa tindakan
penaikan laba perusahaan, sehingga Efek Indonesia (BEI) selama tahun

JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 225


2012-2014. Sedangkan metode 4. Hitung nilai DACCit, dengan
sampel yang akan digunakan didalam rumus:
penelitian ini adalah metode
purposive sampling yaitu merupakan DACCit=(TACCit/TAit-1)–NDACit
teknik penentuan sampel dengan
memilih sumber data berdasarkan Keterangan:
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. TACCit = Total akrual perusahaan i
Jenis penelitian adalah pada tahun t
kuantitatif yang dilakukan dengan NIit = Laba bersih kas dari
analisis yakni pengujian hipotesis aktivitas operasi
dengan melakukan pengujian perusahaan i pada periode
hipotesis terhadap semua variabel ke t
yang diteliti. Horizon waktu riset CFOit = Aliran kas dari aktivitas
bersifat cross-sectional karena data operasi perusahaan i pada
dikumpulkan sekali selama periode periode ke t
tahunan. Jenis data yang digunakan TA it-1 = Total aset perusahaan i
merupakan data sekunder yang pada akhir tahun t-1
didapat dari laporan keuangan ΔREVit = Perubahan pendapatan
tahunan. Data diperoleh dari Bursa perusahaan i pada tahun t
Efek Indonesia. ΔRECit = Perubahan piutang bersih
(net receivable)
Definisi Operasional Variabel dan perusahaan i pada tahun t
Pengukuran Variabel PPEit = Property, plant and
Variabel Dependen equipment perusahaan i
Manajemen Laba merupakan pada tahun t
tindakan manajer untuk meningkat- ROAit-1 = Return on assets
kan atau mengurangi laba yang perusahaan i pada akhir
dilaporkan. Untuk mengukur tahun t-1
Manajemen laba yaitu: NDACit = Nondiscretionary accrual
1. Menghitung Total Akrual digun- perusahaan i pada tahun t
akan rumus: DACCit = Discretionary accrual
perusahaan i pada tahun t
TACCit = NIit – CFOit e = Error
2. Setelah itu maka nilai tersebut Variabel Independen
dimasukkan ke dalam persamaan Kepemilikan Manajerial
regresi berikut: Rasio leverage (leverage
TACCit/TAit-1 = β1 (1/TAit-1 ) + ratios) mengukur sejauh mana aktiva
β2 ((Δ REVit-ΔRECit)/TAit-1 ) perusahaan yang telah dibiayai oleh
+β3(PPEit/TAit-1 ) + β4 (ROAit-1/ penggunaan utang. leverage dapat
TAit-1 )+ e dihitung dengan rumus :
3. Setelah nial β1, β2 dan β3 dipe-
roleh, kemudian hitung nilai
NDACCit dengan rumus: Kepemilikan Institusional
NDACit = β1(1/TAit-1) + Kepemilikan institusional
β2((ΔREVit-ΔRECit)/TAit-1) + merupakan kepemilikan saham
β3(PPEit/TAit-1) + β4(ROAit-1/ perusahaan oleh institusi keuangan
TAit-1)+ e seperti perusahaan asuransi, bank, dan

JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 226


investment banking. Kepemilikan Ukuran Perusahaan
Institusional diukur dengan rumus : Ukuran Perusahaan
menggambarkan besar kecilnya suatu
perusahaan yang ditunjukan oleh total
aktiva, jumlah penjualan dan
Kepemilikan Manajerial
kapitalisasi pasar (Azlina, 2010).
Kepemilikan manajerial
Dalam penelitian ini ukuran
merupakan persentase kepemilikan
perusahaan diukur dengan
saham yang dimiliki oleh manajemen.
menggunakan logaritma natural total
Untuk melihat persentase
aktiva perusahaan.
kepemilikan manajerial di suatu
perusahaan dapat dirumuskan sebagai UP = Ln Total asset
berikut: Metode Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Komisaris Independen Statistik deskriptif ini
Komisaris independen diukur memberikan gambaran mengenai
dengan menggunakan skala rasio suatu data berupa nilai rata-rata
melalui presentase anggota dewan (mean), standar deviasi, maksimum,
komisaris yang berasal dari luar minimum.
perusahaan dari seluruh ukuran
anggota dewan komisaris perusahaan 2. Uji Normalitas
(Isnanta 2008). Model regresi yang baik
adalah model regresi terdistribusi
secara normal Uji normalitas ini
dilakukan untuk mengetahui apakah
Komite Audit didalam model regresi, variabel
Komite audit adalah independen dan variabel dependen
komponen tambahan dalam sistem memiliki distribusi data yang normal
pengendalian manajemen perusahaan atau tidak. Uji yang dapat dilakukan
yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk menguji normalitas residual
untuk melaksanakan pengawasan adalah dengan melihat grafik normal
pengelolaan perusahaan. Komite audit P-P Plot of regression standardized
merupakan variable dummy, bila residual. Selain itu terdapat uji lain
perusahaan memiliki komite audit yang dapat dilakukan, yaitu uji
maka dinilai 1, jika tidak dinilai 0. statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S).
Dewan Komisaris 3. Uji Asumsi Klasik
Dewan komisaris adalah organ
perorangan yang bertugas melakukan Uji Multikolinearitas
pengawasan secara umum dan khusus Uji Multikolinieritas dapat
dengan anggaran dasar serta memberi dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan
nasihat kepada direksi. Dewan melihat VIF (Variance Inflation
komisaris diukur dengan jumlah Faktors) dan nilai tolerance yang
keberadaan dewan komisaris dalam dihasilkan oleh variable-variabel
perusahaan pada tahun tertentu. independen. Jika VIF > 10 dan nilai
tolerance < 0,10 maka terjadinya
DK = jumlah keberadaan dewan gejala multikolinieritas (Ghozali,
komisaris dalam perusahaan i 2011).
pada tahun t
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 227
Uji Autokorelasi KOMI : Komisaris Independen
Uji autokorelasi ini dilakukan KA : Komite Audit
untuk mengetahui apakah model DA : Dewan Komisaris
regresi memiliki korelasi antara UP : Ukuran Perusahaan
kesalahan pada saat ini (t) dengan ε : Error atau variabel di luar
kesalahan pada periode sebelumnya model
(t-1). Untuk mengetahui ada atau
tidaknya autokorelasi maka akan HASIL PENELITIAN DAN
digunakan uji Durbin-Watson. PEMBAHASAN
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Uji Heteroskedastisitas Tabel dibawah ini
Ghozali (2011) menyatakan menunjukkan dimana jumlah data
uji heterokedastisitas bertujuan untuk (Valid N) yang digunakan dalam
menguji apakah dalam model regresi penelitian ini adalah 48 sampel yang
terjadi ketidaksamaan variance dari berasal dari annual report dan
residual satu pengamatan ke satu laporan keuangan yang dipublikasi
pengamatan lain. Heteroskedastisitas oleh perusahaan sektor pertambangan
ditandai dengan adanya pola tertentu yang telah tercatat di Bursa Efek
pada grafik scatterplot. Indonesia (BEI) tahun 2012-2014.
Berikut ini adalah hasil uji staristik
4. Goodness of Fit deskriptif disajikan pada tabel 1
Goodness of fit digunakan untuk sebagai berikut :
menguji kelayakan model atau
Tabel 1
seberapa besar kemampuan variabel
Hasil Uji Statistik Deskriptif
bebas dalam menjelaskan varian
variabel terikatnya. Dalam hal ini, Std.
N Min Max Mean Deviation
Goodness of fit test diuji dengan EM 63 -.2404 .4328 .049243 .1275762
mengunakan koefisien determinan LEV 63 .2710 2.2414 .646601 .2870205
(R2) dan uji simultan (F). KI 63 .1342 .9838 .745687 .2440037
KM 63 .0141 .5058 .183365 .1778687
KOMI 63 .5000 .7071 .599276 .0427527
5. Uji Regresi Linier Berganda KA 63 .0000 1.0000 .904762 .2959013
Uji Regresi Liniar Berganda DK 63 1.4142 3.4641 1.999014 .4622600
UP 63 3.0220 3.9911 3.632316 .2315555
digunakan untuk melihat pengaruh Valid N 63
variabel independen terhadap
Sumber : Data Olahan, 2016
independen adalah persamaan regresi
linear berganda sebagai berikut: Variabel dependen pada
penelitian ini adalah Manajemen
EM = β0 + β1LEV + β2KI + β3KM + Laba. Hasil statistik deskriptif diatas
β4KOMI + β5KA + β6DK + memperlihatkan bahwa nilai tertinggi
β7UP + ε sebesar 0,4328 dan nilai terendahnya
sebesar -0,2404. Nilai rata-rata dari
Keterangan: variabel dependen ini adalah sebesar
EM : Manajemen Laba 0,0492. Nilai standar deviasi variabel
Β0 : Nilai intersep konstanta ini sebesar 0,1276. Hal ini berarti
β1-β6 : Koefisien regresi variabel bahwa sebesar 0,1276 data bervariasi
LEV :Leverage dari rata-rata.
KI : Kepemilikan Institusional Variabel Independen pertama
KM : Kepemilikan manajerial pada penelitian ini adalah Leverage.
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 228
Cara perhitungan rasio leverage yaitu tertinggi sebesar 0,7071 dan nilai
dengan cara membagi jumlah liabiliti terendah sebesar 0,5000. Nilai standar
dengan jumlah aset. Dari hasil deviasi adalah sebesar 0,0428.
statistik deskriptif diperoleh rata-rata Variabel Independen yang
dari rasio leverage sebesar 0,6467. kelima pada penelitian ini adalah
Nilai tertinggi yaitu sebesar 2,2414 komite audit. Cara perhitungan rasio
dan nilai terendah yaitu sebesar leverage yaitu total utang dibagi
0,2710 serta standar deviasi dari dengan total aset. Dari hasil statistik
kepemilikan manajerial sebesar deskriptif diperoleh rata-rata sebesar
0,2870. 0,6812. Nilai tertinggi dari leverage
Variabel Independen yang sebesar 0,9679 dan nilai terendah
kedua pada penelitian ini adalah sebesar 0,4221 serta nilai standar
kepemilikan institusional. Cara deviasi sebesar 0,1415.
perhitungan rasio kepemilikan Variabel Independen yang
institusional yaitu dengan cara keenam pada penelitian ini adalah
membagi jumlah saham yang dimiliki dewan komisaris. Cara perhitungan-
oleh institusional dengan jumlah total nya yaitu dengan jumlah keberadaan
saham yang beredar. Dari hasil dewan komisaris dalam perusahaan
statistik deskriptif diperoleh rata-rata pada tahun tertentu. Dari hasil
sebesar 0,7457. Nilai tertinggi dari statistik deskriptif diperoleh rata-rata
kepemilikan institusional sebesar sebesar 1,9990. Nilai tertinggi dari
0,9838 dan nilai terendah sebesar dewan komisaris sebesar 3,4641 dan
0,1342 serta nilai standar deviasi nilai terendah sebesar 1,4142 serta
kepemilikan institusional sebesar nilai standar deviasi sebesar 0,4623.
0,2440. Variabel Independen yang
Variabel Independen yang ketujuh pada penelitian ini adalah
ketiga pada penelitian ini adalah ukuran perusahaan. Cara
kepemilikan manajerial. Cara perhitungannya adalah dengan
perhitungan rasio kepemilikan menggunakan logaritma natural total
manajerial yaitu dengan cara aktiva perusahaan. Dari hasil statistik
membagi jumlah saham yang dimiliki deskriptif diperoleh rata-rata sebesar
manajer dengan total saham yang 3,6323. Nilai tertinggi dari ukuran
beredar. Dari hasil statistik deskriptif perusahaan sebesar 3,9911. Nilai
diperoleh rata-rata sebesar 0,1834. terendal sebesar 3,0220 serta nilai
Nilai tertinggi dari komisaris standar deviasi sebesar 0,2316.
independen sebesar 0,5058 dan nilai
terendah sebesar 0,0141 serta nilai 2. Hasil Uji Asumsi Klasik
standar deviasi sebesar 0,1779. Uji Normalitas
Variabel independen yang Sebuah model regresi yang
keempat pada penelitian ini adalah baik adalah yang memiliki distribusi
komisaris independen. Variabel ini data normal atau mendekati normal.
diukur dengan cara membagi jumlah Untuk menguji normalitas digunakan
anggota dewan komisaris dari luar dua cara, yaitu dengan analisis grafik
perusahaan dengan seluruh anggota dan analisis statistik.
dewan komisaris perusahaan. Hasil Analisis Grafik
dari statistik deskriptif komisaris Dalam hal ini, hasil pengujian
independen memperlihatkan nilai normalitas dapat dilihat pada gambar
rata-rata sebesar 0,5993 dengan nilai 2 sebagai berikut :
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 229
Gambar 2
Hasil Uji Normalitas - Grafik Uji Multikolinieritas
Normal Probability Plot Uji Multikolinieritas dapat
dilihat dari perhitungan nilai
tolerance serta Variance Inflation
Factor (VIF). Hasil pengujian
multikolinieritas dapat dilihat pada
tabel 3 berikut ini:
Tabel 3
Hasil Uji Multikolinieritas
Collinearity Statistiks
Sumber : Data Olahan, 2016
Model Tolerance VIF
1 LEV .941 1.063
Gambar 2 diatas menunjukkan KI .828 1.208
titik-titik menyebar disekitar garis KM .810 1.234
diagonal dan penyebarannya KOMI .825 1.213
mengikuti arah garis diagonal secara KA .865 1.156
merata, maka disimpulkan bahwa DK .788 1.269
model regresi dalam penelitian ini UP .781 1.281
telah memenuhi asumsi normalitas.
Sumber : Data Olahan, 2016
Analisis Statistik
Untuk melihat hasil pengujian Berdasarkan pada tabel 3
normalitas dengan uji Kolmogorov- diatas menunjukkan bahwa semua
Smirnov (K-S) dapat dilihat pada variabel independen memiliki nilai
tabel 2 adalah : tolerance lebih besar dari 0,10 dan
Tabel 2 nilai Variance Inflation Factor (VIF)
Hasil Uji Normalitas – Tabel lebih kecil dari 10 yang berarti tidak
Kolmogorov-Smirnov (K-S) ada korelasi antar variabel
Unstandardized independen.
Residual
N 63 Uji Autokorelasi
Normal Mean .0000000
Parameters
Hasil dari uji Durbin-Watson
Std.
Deviation
. 10053106 dapat dilihat pada tabel 4 sebagai
Most Extreme Absolute . 133
berikut:
Differences Positive . 133 Tabel 4
Negative -.080 Hasil Uji Autokorelasi
R Adjusted Std. Error of Durbin-
Kolmogorov-Smirnov Z . 133 Model R
Square R Square the Estimate Watson
Asymp. Sig. (2-tailed) . 067c 1 .616a .379 .300 .1067369 2.134
Sumber : Data Olahan, 2016 Sumber : Data Olahan, 2016
Tabel 2 diatas menunjukkan Berdasarkan dari hasil tabel 4,
nilai 0,133 dengan signifikansinya diketahui nilai Durbin-Watson
sebesar hasil pengujian normalitas sebesar 2,134 dan nilai du yang
data 0,067, hal ini menunjukkan diperoleh dari tabel distribusi Durbin-
bahwa model regresi memenuhi Watson α= 5% dengan n= 63 dan k=
asumsi normalitas karena tingkat 7, maka diperoleh nilai du sebesar
signifikansinya melebihi 0,05. 1,8472. Berikutnya nilai 4-du (4 –
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 230
1,8472) sebesar 2,1543. Dengan Dari tabel 5 menunjukkan
demikian disimpulkan bahwa tidak bahwa adjusted R2 sebesar 0,300
terjadi autikorelasi karena du(1,8472) yang menjelaskan bahwa variabel-
< d (2,134) < 4-du (2,1543). variabel independen pada penelitian
ini dapat menjelaskan 30% variabel
Uji Heteroskedastisitas dependen, yaitu Manajemen Laba.
Untuk mendeteksi terjadi Artinya variabel dependen memiliki
heteroskedastisitas menggunakan kemampuan yang rendah dalam
grafik scatterplot yang disajikan pada menjelaskan variasi variabel
gambar 3 berikut ini: independen, sedangkan sisanya yaitu
sebesar 70% dijelaskan oleh variabel
Gambar 3 lain yang tidak diteliti dalam
Hasil Uji Heteroskedastisitas: penelitian ini.
Grafik Scatterplot Kemudian tahap selanjutnya,
melakukan pengujian dengan regresi
simultan (F). Hasil uji signifikansi
simultan dapat disajikan pada tabel 6:
Tabel 6
Hasil Uji Simultan (Uji Statistik F)
Mean
Model Square F Sig.
1 Regression . 055 4.796 .000b
Sumber : Data Olahan, 2016 Residual .011
Total
Gambar 3 diatas menunjukkan Sumber : Data Olahan, 2016
bahwa data sampel tersebar secara
acak dan tidak membentuk suatu pola Berdasarkan pada table 6,
tertentu. Data tersebar baik diatas nilai F hitung sebesar 4,796 dengan
maupun dibawah angka 0 pada sumbu nilai signifikansi sebesar 0,000 dan
Y. Kemudian, dapat disimpulkan lebih kecil daripada tingkat
bahwa dalam model regresi tidak signifikansi yang digunakan yaitu
terjadi masalah heteroskedastisitas. 0,05 (5%), maka disimpulkan
leverage, kepemilikan institusional,
3. Goodness of Fit Test kepemilikan manajerial, komisaris
Untuk menguji seberapa besar independen, komite audit, dewan
pengaruh variabel independen komisaris dan ukuran perusahaan
terhadap variabel dependen secara simultan berpengaruh terhadap
digunakan koefisien determinasi (R2) manajemen laba.
dan regresi simultan (F). Hasil uji
koefisien determinan disajikan pada 4. Uji Regresi Linier Berganda
tabel 5 sebagai berikut: Uji Statistik t (t-test)
Metode analisis yang
Tabel 5 digunakan dalam penelitian ini adalah
Hasil Uji Koefisien Determinan regresi berganda dengan
R Adjusted menggunakan aplikasi SPSS. Hasil
Model R
Square R Square analisis regresi berupa koefisiensi
a
1 .616 .379 .300 untuk masing-masing variabel
Sumber : Data Olahan, 2016 independen. Adapun analisis data

JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 231


yang digunakan untuk menguji 2,711, dengan tingkat nilai
hipotesis dengan menggunakan hasil signifikansi sebesar 0,009 diperoleh
uji T dapat disajikan pada table 7 thitung > ttabel yaitu 2,711> 1,998 dan
sebagai berikut : nilai signifikansi sebesar 0,009 < α
(0,05), maka disimpulkan bahwa
Tabel 7 kepemilikan institusional berpengaruh
Hasil Uji Statistik T(T-Test) terhadap manajemen laba. Hasil
penelitian ini selaras dengan
Standar penelitian yang dilakukan oleh
dized
Unstandardized Coeffici
Indriani (2010) yang menyimpulkan
Coefficients ents t Sig. bahwa kepemilikan institusional
Std. berpengaruh terhadap manajemen
Model B Error Beta
laba.
(Consta
-.440 .286 -1.538 .130 Hasil statistik uji t diatas
nt)
menunjukan bahwa variabel
LEV .125 .049 .282 2.574 .013
kepemilikan manajerial sebesar 0,
KI -.166 .061 -.317 -2.711 .009
2,748, dengan tingkat nilai
KM .233 .085 .324 2.748 .008
signifikansi sebesar 0,233 diperoleh
KOMI .087 .349 .029 .249 .804
thitung > ttabel yaitu 2,748 > 1,998 dan
KA -.121 .049 -.280 -2.454 .017
nilai signifikansi sebesar 0,008 < α
DK -.010 .033 -.036 -.303 .763
(0,05), maka disimpukan bahwa
UP .156 .066 .283 2.355 .022
kepemilikan manajerial berpengaruh
Sumber : Data Olahan, 2016 terhadap manajemen laba.. Hasil
penelitian ini sesuai dengan yang
Dari table 7 diatas, didapat membuktikan bahwa kepemilikan
persamaan regresi sebagai berikut : manajerial berpengaruh terhadap
manajemen laba.
DA = -0,440 + (0,125) LEV + (-0,166) KI +
Hasil statistik uji t diatas
(0,233) KM + (0.087) KOMI + (-0,121)
KA + (-0,010) DK + (0,156) UP + 0 menunjukan bahwa variabel
komisaris independen sebesar 0,249,
Hasil statistik uji t diatas dengan tingkat nilai signifikansi
menunjukan bahwa variabel leverage sebesar 0,804 diperoleh thitung < ttabel
sebesar 2,574, dengan tingkat nilai yaitu 0,249 < 1,998 dan nilai
signifikansi sebesar 0,013 diperoleh signifikansi sebesar 0,804 > α (0,05),
thitung > ttabel yaitu 2,574 > 1,998 dan maka disimpulkan bahwa komisaris
nilai signifikansi sebesar 0,013 < α independen berpengaruh terhadap
(0,05), maka disimpulkan bahwa manajemen laba. Hasil penelitian
leverage berpengaruh terhadap ini juga didukung oleh penelitian
manajemen laba. Penelitian ini Guna dan Herawaty (2010) yang
sejalan dengan penelitian yang menyatakan bahwa komisaris
dilakukan oleh Welvin dan Arleen independen tidak berpengaruh
(2010) yang menyimpulkan bahwa terhadap Manajemen Laba.
leverage berpengaruh terhadap Hasil statistik uji t diatas
manajemen laba. menunjukan bahwa variabel komite
Hasil statistik uji t diatas audit memiliki koefisien beta -0,121
menunjukan bahwa variabel dengan tingkat nilai signifikansi
kepemilikan institusional sebesar - sebesar 0,017 diperoleh thitung > ttabel
yaitu 2,587 > 1,998 dan nilai
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 232
signifikansi sebesar 0,017 < α (0,05), sehingga para investor akan
maka disimpulkan bahwa komite meminta keuntungan yang lebih
audit berpengaruh manajemen laba. besar, hal tersebut memotivasi
Hasil penelitian ini sejalan dengan manajer untuk melakukan
penelitian Wedari (2004) dan manajemen laba.
Nasution dan Setyawan (2007) yang 2) Kepemilikan Institusional
menunjukkan komite audit berpengaruh terhadap manajemen
berpengaruh terhadap manajemen laba. Tindakan pengawasan yang
laba. dilakukan pemegang saham
Hasil statistik uji t diatas institusional dapat mengurangi
menunjukan bahwa variabel dewan tindakan oportunistik manajemen
komisaris memiliki koefisien beta dan membuat manajemen lebih
-0,303, dan nilai signifikansi sebesar fokus meningkatkan kinerja
0,763 diperoleh thitung < ttabel yaitu perusahaan
0,303 < 1,998 dan nilai signifikansi 3) Kepemilikan Manajerial
sebesar 0,763 > α (0,05), maka berpengaruh terhadap manajemen
disimpulkan bahwa dewan komisaris laba. Kepemilikan saham oleh
tidak berpengaruh terhadap manajemen dapat menyetarakan
manajemen laba. Hasil penelitian ini kepentingan pemegang saham
sama dengan penelitian dilakukan sehingga konflik kepentingan
Veronica dan Utama (2005) yang dapat dikurangi.
menyatakan jumlah dewan komisaris 4) Komisaris Independen tidak
tidak berpengaruh terhadap berpengaruh terhadap manajemen
manajemen laba. laba. komisaris independen yang
Hasil statistik uji t diatas banyak tidak menjadi jaminan
menunjukkan bahwa variable ukuran untuk dapat mengurangi tindakan
perusahaan sebesar 2,355, dengan manjemen laba di perusahaan.
tingkat nilai signifikansi sebesar 0,22 5) Komite Audit berpengaruh
diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,355 > terhadap manajemen laba. Dengan
1,998 dan nilai signifikansi sebesar adanya komite audit akan
0,22 > α (0,05), maka disimpulkan menghambat manajer dalam
bahwa ukuran perusahaan mamnipulasi laporan keuangan
berpengaruh terhadap manajemen sehingga dapat menekan
laba. Penelitian ini selaras dengan manajemen laba.
penelitian yang dilakukan oleh Halim 6) Dewan Komisaris tidak
(2005) dan Muliati (2011) yang berpengaruh terhadap manajemen
menyatakan ukuran perusahaan laba. Besar kecilnya dewan
berpengaruh terhadap manajemen komisaris tidak menjadi faktor
laba. penentu efektifitas pengawasan
terhadap manajemen perusahaan.
SIMPULAN DAN SARAN 7) Ukuran Perusahaan berpengaruh
Simpulan terhadap manajemen laba.
Dari hasil penelitian ini dapat Perusahaan-perusahaan yang lebih
disimpulkan bahwa : besar memiliki dorongan yang
1) Leverage berpengaruh terhadap lebih besar untuk melakukan
manajemen laba.. Leverage yang manajemen laba dibandingkan
tinggi menunjukkan risiko yang dengan perusahaan kecil.
dihadapi investor semakin tinggi
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 233
Saran Pengaruh Mekanisme
Dari hasil penelitin ini dapat Corporate Governance dan
diberi saran kepada peneliti Dampak Manajemen Laba
selanjutnya bahwa : dengan Menggunakan
1) Periode waktu pengamatan yang Analisis Jalur. Artikel yang
dilakukan dalam penelitian ini Dipresentasikan pada
adalah 3 tahun (2012, 2013, dan Simposium Nasional
2014). Untuk penelitian Akuntansi 8 Solo Tanggal
selanjutnya dapat menambahkan 15–16 September 2005.
periode tersebut agar terlihat lebih
konsistensi dari variabel-variabel Fachrony. 2015. Pengaruh
penelitian yang digunakan. Mekanisme Good Corporate
2) Penelitian ini menggunakan Governance Dan
perusahaan manufaktur sebagai Independensi Auditor
sampel. Untuk penelitian Terhadap Manajemen Laba.
selanjutnya dapat menggunakan
sampel jenis perusahaan lain,
sehingga dapat menjadi bahan Ghozali, Imam, 2011. Aplikasi
pertimbangan dari penelitian Analisis Multivariate Dengan
sebelumnya. Program SPSS. Edisi
3) Penelitian ini menggunakan proksi Ketujuh. Badan Penerbit
dari good corporate governance Universitas Diponegoro,
(kepemilikan institusional, Semarang.
kepemilikan manajerial, komisaris
independen, komite audit, dewan Hardiyawan, Aditya Tri. 2015.
komisaris) sebagai variabel Analisis Pengaruh Corporate
independennya. Untuk penelitian Governance dan Leverage
selanjutnya dapat menggunakan Terhadap Profitabilitas
proksi lain dari good corporate Perusahaan dengan Variabel
governance atau dapat Kontrol Firm Size.
menambahkan variabel independen
baru untuk menyempurnakan Kumala, Roshella Evi. 2014. Analisis
penelitian ini. Pengaruh Mekanisme Good
Corporate Governance
DAFTAR PUSTAKA Terhadap Manajemen Laba
Agustia, Dian. 2013. “Pengaruh (Studi Empiris pada
Faktor Good Corporate Perusahaan Jasa Non
Governance, Free Cash Flow, keuangan yang Terdaftar di
dan Leverage Terhadap Bursa Efek Indonesia tahun
Manajemen Laba”. 2010-2012).

Azlina, Nur. 2010. Analisa Faktor Putri, Intania Destiani, dan Syuhada
Yang Mempengaruhi Sofyan. 2013. Analisis
Manajemen Laba. Pengaruh Struktur Dan
Mekanisme Good Corporate
Governance, Ukuran
Boediono, Gideon SB., 2005.
Kualitas Laba: Studi
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 234
Perusahaan Dan leverage Sebagai Variabel Pemoderasi
Terhadap Manajemen Laba. (Studi Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar
Salno, H.M. dan Baridwan. 2000. Tahun 2009 – 2011 Di BEI ).
Analisis Perataan Skipsi S-1. Universitas
Penghasilan (income Diponegoro.
smoothing): Faktor-faktor
yang Mempengaruhi dan Zeptian, Andra dan Abdul Rohman.
Kaitannya dengan Kinerja 2013. Analisis Pengaruh
Saham Perusahaan Publik Penerapan Corporate
Indonesia. Jurnal Riset Governance, Struktur
Akuntansi Indonesia. Kepemilikan, dan Ukuran
Perusahaan Terhadap
Sari, Septiana Ratna, dan Nur Fadjrih Manajemen Laba.
Asyik. 2013. Pengaruh
Leverage dan Mekasinme
Good Corporate Governance
Terhadap Manajemen Laba.

Suranta, Eddy dan Pratana Puspita


Merdistusi. 2004. Income
Smoothing, Tobin’s Q, Agency
Problems dan Kinerja
Perusahaan. Simposium
Nasional Akuntansi VII. Bali,
2 – 3 Desember.

Ujiyantho. M. Arief dan Pramuka. B.


Agus. 2007. Mekanisme
Corporate Governance,
Manajemen Laba dan Kinerja
Perusahaan. Simposium
nasional Akuntansi X.,
Makasar.

Van Horne, James C & John M.


(2007). Prinsip-Prinsip
Manajemen Keuangan. Edisi
12. Buku 2. Jakarta: Salemba
Empat.

Wicaksono, Annas Budi. 2013.


Pengaruh Kecakapan
Manajerial Terhadap Praktik
Manajemen Laba Dengan
Corporate Governance
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 235

You might also like