You are on page 1of 19

Management Analysis Journal 4 (1) (2019)

http://maj.unnes.ac.id

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA PERUSAHAAN TANPA KEPEMILIKAN


MANAJERIAL, DENGAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN
INSTITUSIONAL, DAN KEPEMILIKAN PUBLIK
Malinda Amelia Kusuma

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia

Article
Abstract
___________________________________________________________________
Information The company has the main goal, namely to improve company performance through increasing the
prosperity of shareholders. One of the factors that illustrates the good and bad performance of the
History of article: company is the company's ownership structure. The difference in ownership structure in the company
will cause different interests which will lead to agency problems (conflict agency). This study aims to
Accepted
determine whether there are differences in company performance in companies with managerial
Approved ownership, without managerial ownership, institutional ownership, and public ownership.
Published This research method uses a quantitative approach with the object of research of all companies
listed on the Indonesia Stock Exchange for the period 2009 - 2018. The sample selection uses the simple
____________
random sampling method. The sample used as many as 4300 units of observation data. The analytical
Keywords:
method used is descriptive analysis and non-parametric analysis of the Mann-Whitney Test and
Kinerja Perusahaan,
Wilcoxon Rank-Sum Test. The research analysis tool is SPSS (Statistical Product and Service
Kepemilikan Manajerial,
Solutions) version 23.
Tanpa Kepemilikan
The results showed that there was no median difference in company performance between
Manajerial, Kepemilikan
managerial ownership and without managerial ownership. This is because managerial ownership is still
Institusional, Kepemilikan
very low so that the application of managerial ownership is not effective. The results also show that
Publik
there is a difference in the median results of company performance between institutional ownership and
____________________
publicly owned companies. Public ownership is better than institutional ownership in reducing agency
problems, improving company performance, and identifying company performance. The dominant
institutional investor will cause supervision to be passive while the dominant public ownership will
increase the tighter operational supervision.
Suggestions for future researchers are to add other ownership variables to compare and examine
different objects with different conditions so that they can produce varied research based on the same
theory, namely agency theory. For investors, the results of this study can be used as a basis for
consideration in investing by identifying the company's performance in terms of the proportion of
ownership structure. The company is expected to pay attention to the proportion of ownership structure
because it can reduce agency problems and increase supervision of company management so that it can
affect company performance.

1
Nama mahasiswa / Management Analysis Journal 4 (1) (2015)

PENDAHULUAN
manajer mempunyai kewajiban untuk
Pada umumnya, perusahaan memaksimalkan kesejahteraan para
memiliki tujuan utama yaitu pemegang saham, namun manajer juga
meningkatkan kinerja perusahaan melalui mempunyai kepentingan untuk
peningkatan kemakmuran pemegang meningkatkan kesejahteraan mereka.
saham (Nuraeni, 2010). Salah satu faktor Berdasarkan teori agensi terdapat
yang dianggap mampu menggambarkan perbedaan kepentingan antara manajemen
baik buruknya kinerja perusahaan adalah dan kepentingan pemegang saham
struktur kepemilikan perusahaan perusahaan. Perbedaan kepentingan
(Johnson et al., 2000). Hal ini disebabkan tersebut seringkali menimbulkan masalah
karena adanyaa pengawasan (control) yang disebut dengan masalah keagenan
yang mereka miliki. (conflict agency). Tata kelola dan
Struktur kepemilikan perusahaan proporsi struktur kepemilikan yang tepat
adalah perbandingan antara jumlah dapat menjadi solusi untuk megurangi
saham yang dimiliki oleh pemiliki masalah keagenan dan dapat
perusahaan (insider) dengan jumlah meningkatkan kinerja perusahaan
saham yang dimiliki oleh investor. Salah (Mishra & Kapil, 2017).
satu isu yang kontroversial tentang tata Setiap perusahaan memiliki
kelola perusahaan adalah struktur struktur kepemilikan saham yang
kepemilikan saham yang berpengaruh berbeda-beda antara satu dengan yang
terhadap peningkatan kinerja perusahaan lain. Struktur kepemilikan terdiri dari
(Lestari & Juliarto, 2017). Indonesia kepemilikan manajerial, kepemilikan
mengalami krisis yang berkepanjangan institusional, dan kepemilikan publik.
sejak tahun 1998, banyak pihak Kepemilikan manajerial adalah
mengatakan lamanya proses perbaikan kepemilikan saham yang dimiliki oleh
setelah masa krisis disebabkan karena pihak manajemen pada suatu perusahaan.
lemahnya penerapan tata kelola pada Perusahaan yang memiliki kepemilikan
perusahaan di Indonesia (Monks & manajerial akan mengurangi
Minow, 2001). Munculnya isu mengenai kemungkinan terjadinya masalah
lemahnya kinerja dan tata kelola keagenan pada perusahaan dan
perusahaan disebabkan oleh terjadinya mempengaruhi kinerja perusahaan
pemisahan fungsi antara kepemilikan (Bathala et al., 1994); (Crutchley &
dengan pengelolaan perusahaan atau Hansen, 1999). Perusahaan dengan
biasa disebut dengan masalah keagenan kepemilikan manajerial akan menurunkan
(Johnson et al., 2000) (Bayrakdaroglu et kecenderungan manajer untuk melakukan
al., 2012). tindakan yang tidak sesuai dengan
Tata kelola perusahaan sangat erat perusahaan dan akan menyatukan
kaitannya dengan teori agensi. Menurut kepentingan antara manajer dengan
Jensen & Meckling (1976), teori pemegang saham. Sedangkan perusahaan
keagenan (agency theory) adalah teori yang tanpa kepemilikan manajerial akan
yang menjelaskan hubungan kontrak membuat manajer cenderung melakukan
antara principal/pemberi amanat kepada tindakan yang bertujuan untuk
agent yang bertindak sebagai perantara memaksimalkan kepentingan pribadinya
yang mewakili principal untuk memberi dan mengorbankan kepentingan pemilik
kewenangan dan membuat keputusan saham sehingga menimbulkan adanya
yang terbaik bagi prinsipal. Seorang konflik keagenan dan menyebabkan

2
Nama mahasiswa / Management Analysis Journal 4 (1) (2015)

kinerja perusahaan menjadi menurun. manajemen yang tidak sesuai dengan


Sedangkan, kepemilikan pemegang saham dan perusahaan
institusional adalah kepemilikan saham sehingga akan mengurangi masalah
oleh investor institusional seperti keagenan dan meningkatkan kinerja
perusahaan investasi, perusahaan perusahaan.
asuransi, dana pensiun, bank, dan lain- Tabel 1.1
lain. Perusahaan yang didominasi oleh Data Rata-Rata Kinerja Perusahaan
kepemilikan institusional mampu berdasarkan Struktur Kepemilikan
mengoptimalkan pengawasan kinerja Manajerial pada Perusahaan yang
manajemen dengan cara memonitor Terdaftar di BEI periode 2009-2018
setiap keputusan yang diambil oleh pihak
manajemen selaku pengelola perusahaan
sehingga keputusan tersebut sesuai
dengan kepentingan perusahaan yaitu
meningkatkan kesejahteraan pemegang
saham dan kinerja perusahaan (Wiranata
& Nugrahanti, 2013). Menurut Kumar
(2004), investor institusional memiliki
sensitifitas yang tinggi dalam menilai
kinerja perusahaan yaitu dengan
menganalisis laba yang dihasilkan
perusahaan dalam periode tertentu.
Wijayanti (2009) menyatakan
bahwa kepemilikan publik adalah
proporsi kepemilikan saham yang
Dari tabel 1.1 menunjukan
dimiliki oleh publik atau masyarakat
persentase rata-rata kinerja perusahan
umum yang tidak memiliki hubungan
berdasarkan struktur kepemilikan pada
istimewa dengan perusahaan atau pihak
perusahaan yang terdaftar di BEI selama
luar (outsider ownership). Tujuan
10 tahun. Dapat dilihat bahwa persentase
perusahaan yaitu meningkatkan kinerja
rata-rata kinerja perusahaan berdasarkan
perusahaan maka di perlukan pendanaan
struktur kepemilikan berbeda-beda setiap
yang diperoleh baik melalui pendanaan
tahunnya. Persentase ROA perusahaan
internal maupun pendanaan eksternal.
tanpa kepemilikan manajerial setiap
Salah satu sumber pendanaan eksternal
tahunnya mengalami penurunan,
diperoleh dari saham masyarakat
sedangkan persentase ROA perusahaan
(publik). Perusahaan yang dimiliki oleh
dengan kepemilikan manajerial setiap
publik cenderung lebih ketat dalam
tahun mengalami fluktuasi cenderung
pengawasan operasional karena investor
menunjukkan peningkatan tren.
publik menuntut pengembalian yang
Persentase kepemilikan manajerial pada
besar atas investasi mereka. Selain itu,
setiap tahunnya mengalami fluktuasi
semakin besar kepemilikan publik maka
cenderung menunjukkan penurunan tren.
akan semakin banyak informasi
Hal ini menunjukkan bahwa adanya
perusahaan yang diketahui oleh publik
ketidaksesuaian dengan Jensen dan
sehingga secara tidak langsung investor
Meckling (1976) mengenai teori agensi
publik dapat memonitor perilaku
yang menyatakan bahwa peningkatan
manajemen dalam mengelola perusahaan.
kepemilikan manajerial akan mengurangi
Hal tersebut akan menghalangi tindakan
masalah agensi dan menyatukan

3
Nama mahasiswa / Management Analysis Journal 4 (1) (2015)

kepentingan antara pemilik saham ketidaksesuaian dengan Jensen dan


dengan manajemen sehingga akan Meckling (1976) mengenai teori agensi
meningkatkan kinerja perusahaan. Dan yang menyatakan bahwa adanya struktur
sebaliknya, penurunan kepemilikan kepemilikan akan mengurangi masalah
manajerial akan menyebabkan kinerja agensi dan mengoptimalkan pengawasan
perusahaan juga menurun. sehingga akan meningkatkan kinerja
perusahaan.
Tabel 1.2 Peneliti tertarik melakukan
Data Rata-Rata Kinerja Perusahaan penelitian dengan judul “Analisis
berdasarkan Struktur Kepemilikan Perbedaan Kinerja Perusahaan Tanpa
Institusional Dan Publik pada Kepemilikan Manajerial dan Dengan
Perusahaan yang Terdaftar di BEI Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
periode 2009-2018 Institusional dan Kepemilikan Publik
(Studi pada Perusahaan yang Tercatat di
Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode
2009- 2018)”. Tujuan dalam penelitian
ini untuk mengetahui perbedaan kinerja
perusahaan pada perusahaan tanpa
kepemilikan manajerial dan perusahaan
dengan kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional dengan
kepemilikan publik pada perusahaan
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
(BEI) tahun 2009-2018.

Pengembangan Hipotesis
Jensen dan Meckling (1976)
menjelaskan hubungan agensi sebagai
suatu kontrak dibawah principal yang
melibatkan orang lain (agent) untuk
Persentase ROA perusahaan yang melakukan pengelolaan perusahaan
didominasi kepemilikan institusional dalam pengambilan keputusan. Manajer
setiap tahunnya mengalami penurunan, dalam menjalankan perusahaan
sedangkan persentase ROA perusahaan mempunyai kewajiban mengelola
yang didominasi kepemilikan publik perusahaan untuk meningkatkan
setiap tahun mengalami fluktuasi kesejahteraan pemegang saham melalui
cenderung menunjukkan peningkatan peningkatan kinerja perusahaan, sebagai
tren. Persentase ROA perusahaan yang imbalannya manajer akan mendapatkan
didominasi kepemilikan publik pada gaji, bonus, atau kompensasi lainnya.
tahun 2011-2015 mengalami kenaikan Manajemen selaku pengelola perusahaan
yang diikuti dengan kenaikan persentase mengetahui lebih banyak informasi
kepemilikan publik. Namun, kenaikan tentang perusahaan daripada pemegang
maupun penurunan persentase ROA saham, baik informasi internal maupun
perusahaan yang didominasi kepemilikan prospek perusahaan di masa yang akan
institusional tidak diikuti dengan datang. Oleh karena itu, manajer
meningkatnya atau menurunnya berkewajiban untuk menyampaikan
persentase kepemilikan institusional. Hal informasi kepada pemegang saham
ini menunjukkan bahwa adanya

4
Nama mahasiswa / Management Analysis Journal 4 (1) (2015)

mengenai kondisi perusahaan. Namun, perusahaan. Menurut Jensen & Meckling


informasi yang disampaikan terkadang (1976) bahwa ada hubungan positif
tidak sesuai dengan kondisi yang antara manajer dengan kinerja
sebenarnya (Richardson, 1998). Kondisi perusahaan. Kepemilikan manajerial
tersebut dikenal sebagai informasi tidak dapat mengurangi potensi perbedaan
simetris atau asimetri informasi. kepentingan antara pemegang saham
Kenyataannya dalam menjalankan diluar manajemen sehingga
kewajibannya, pihak manajemen permasalahan keagenan akan hilang
mempunyai tujuan lain yaitu apabila seorang manajer juga berperan
mementingkan kepentingan mereka sebagai seorang pemilik.
sendiri yaitu memperoleh keuntungan Menurut Jensen (1993), hipotesis
yang sebesar-besarnya untuk pemusatan kemungkinan (Convergence
meningkatkan kesejahteraan mereka of Interest Hypothesis) menyatakan
sehingga akan menimbulkan konflik bahwa kepemilikan saham manajerial
agensi. dapat membantu penyatuan kepentingan
Persektif teori agensi merupakan antara pemegang saham dan manajer.
dasar yang digunakan untuk memahami Perusahaan dengan kepemilikan
isu corporate governance. Corporate manajerial akan mensejajarkan
governance mengenai struktur kedudukan manajer dengan pemegang
kepemilikan dapat digunakan untuk saham sehingga manajer termotivasi
mengurangi permasalahan keagenan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
sebagai upaya monitoring dan penyatuan Oleh karena itu, kerugian perusahaan
kepentingan antara pemilik perusahaan bukan hanya menjadi tanggungan
dengan pengelola perusahaan yaitu pemilik utama tetapi juga menjadi
meningkatkan kesejahteraaan pemilik tanggungan manajer. Kepemilikan
perusahaan dan kinerja perusahaan. manajerial pada perusahaan akan
Pengelolaan mengenai struktur membuat manajemen cenderung lebih
kepemilikan perusahaan modern mementingkan kepentingan pemegang
biasanya bersifat menyebar atau semakin saham karena jika terdapat keputusan
dipisah-pisahkan. Hal tersebut dapat yang salah manajemen juga akan
dilihat dari proporsi kepemilikan saham menanggung resikonya. Dan sebaliknya,
dalam suatu perusahaan. Struktur apabila perusahaan tanpa kepemilikan
kepemilikan dapat dihitung berdasarkan manajerial akan membuat manajer
jumlah saham yang dimiliki pemegang cenderung melakukan tindakan yang
saham dibagi dengan seluruh jumlah bertujuan untuk memaksimalkan
saham yang ada. Komposisi kepemilikan kepentingan pribadinya bahkan
saham terdiri dari kepemilikan pihak mengorbankan kepentingan pemilik
dalam (insider) dan kepemilikan pihak saham dan perusahaan sehingga
luar (outsider). Insider sering disebut menimbulkan adanya konflik keagenan
dengan kepemilikan manajerial dan menyebabkan kinerja perusahaan
(manajer). Sedangkan outsider dapat menjadi menurun.
berupa institusi domestik, institusi asing, Kepemilikian institusional
pemerintah, individu domestik, dan (institutional ownership) adalah
individu asing. kepemilikan saham perusahaan yang
Kepemilikan saham manajerial dimiliki oleh institusi atau lembaga
adalah proporsi saham yang dimiliki oleh seperti perusahaan asuransi, bank,
pihak manajemen dan secara aktif perusahaan investasi, dan kepemilikan
terlibat dalam pengambilan keputusan institusi lain. Kepemilikan institusional

5
Nama mahasiswa / Management Analysis Journal 4 (1) (2015)

memiliki arti penting dalam memonitor tidak sesuai dengan berusahaan dan
manajemen karena dengan adanya mengarah pada kepentingannya sendiri.
pemegang saham institusional dapat Hal tersebut akan menurunkan kinerja
mendorong peningkatan pengawasan perusahaan. Ketiga hipotesis tersebut
yang lebih optimal. Pengawasan tersebut menyatakan tidak konsisten hubungan
tentunya akan menjamin kemakmuran antara kepemilikan institusional dan
untuk pemegang saham dan kinerja perusahaan.
meningkatkan kinerja perusahaan Menurut Yunitasari (2014),
melalui semakin efisiennya pemanfaatan kepemilikan publik (public ownership)
aset perusahaan dan juga dapat adalah proporsi kepemilikan saham yang
mengontrol biaya agensi (Bathala, et al., dimiliki oleh publik atau masyarakat
1994). umum yang tidak memiliki hubungan
Jensen & Meckling (1976) istimewa dengan perusahaan atau pihak
menyatakan bahwa kepemilikan luar (outsider ownership). Penyertaan
institusional merupakan salah satu alat saham oleh masyarakat atau publik
yang dapat digunakan untuk mengurangi merupakan salah satu sumber pendanaan
konflik keagenan. Semakin tinggi eksternal bagi perusahaan. Keterlibatan
proporsi kepemilikan institusional maka masyarakat dalam struktur kepemilikan
semakin kuat tingkat pengendalian dan saham mendorong manajemen
pengawasan yang dilakukan oleh pihak perusahaan untuk dapat mewujudkan tata
eksternal terhadap perusahaan sehingga kelola perusahaan yang baik (good
konflik keagenan akan berkurang dan corporate governance).
meningkatkan kinerja perusahaan. Kepemilikan publik yang dominan
Pound (1998) mengemukakan tiga akan cenderung lebih ketat dalam
alternatif hipotesis antara kepemilikan pengawasan operasional karena investor
institusional dan kinerja perusahaan. The publik menuntut pengembalian yang
Efficient Monitoring Hypothesis besar atas investasi yang mereka
menyatakan bahwa investor individu lakukan. Hal ini dapat mendorong para
maupun insider dengan tingkat manajer untuk mengelola perusahaan
kepemilikan saham yang rendah dengan baik dan lebih mementingkan
(minoritas) memiliki kecenderungan kepentingan para pemegang sahamnya
menggunakan kekuatan voting yang yaitu meningkatkan kinerja perusahaan
dimiliki oleh investor institusional untuk (Purba, 2004). Kepemilikan publik yang
mengawasi kinerja manajemen. Hal ini dominan akan menjadikan manajemen
menyebabkan investor institusional akan perusahaan bersifat lebih transparan dan
berpihak pada kepentingan pemegang dapat mengurangi konflik keagenan.
saham minoritas karena memiliki Jensen (1976) menyatakan bahwa
kepentingan yang sama. Tindakan kepemilikan publik mempunyai peran
tersebut akan meningkatkan kinerja penting dalam menciptakan tata kelola
perusahaan. The Strategic Alignment yang baik karena mereka memiliki
Hypothesis dan The Conflict of Interest financial interest dan bertindak
Hypothesis menjelaskan bahwa investor independen dalam menilai manajemen.
institusional akan memiliki Semakin besar persentase saham yang
kecenderungan berpihak kepada dimiliki publik, maka semakin besar pula
manajemen dan mengabaikan informasi internal yang harus
kepentingan pemegang saham yang lain diungkapkan kepada publik sehingga
(minoritas) sehingga menyebabkan dapat mengurangi intensitas terjadinya
manajer sering mengambil tindakan yang manipulasi laba. Secara tidak langsung

6
Nama mahasiswa / Management Analysis Journal 4 (1) (2015)

investor publik dapat memonitor dan yang telah diterbitkan oleh Bursa Efek
mempengaruhi perilaku manajemen Indonesia periode 2008-2018. Selanjutnya
dalam mengelola perusahaan. data diinput di perangkat lunak Microsoft
Excel 2010 dan diuji menggunakan SPSS
Gambar 2.1 (Statistical Product and Service Solutions)
Kerangka Berpikir versi 23 sesuai dengan cara pengukuran
masing masing variabel.
Variabel Penelitian
Variabel Dependen (Y)
Kinerja Perusahaan
Variabel dependen dalam penelitian
ini adalah kinerja perusahaan. Kinerja
perusahaan adalah hasil dari kegiatan
operasional perusahaan. Kinerja
perusahaan dalam penelitian ini dilihat
Berdasarkan kajian teori, penelitian
dari profitabilitas perusahaan yang
terdahulu, dan kerangka berpikir maka
diproksikan dengan Return on Asset
hipotesis dalam penelitian ini yaitu :
(ROA). ROA merupakan salah satu
H01 : Tidak terdapat perbedaan median
bentuk dari rasio profitabilitas untuk
kinerja perusahaan pada perusahaan
mengukur kemampuan perusahaan atas
tanpa kepemilikan manajerial dan
modal yang diinvestasikan dalam
perusahaan dengan kepemilikan
keseluruhan aktiva yang dimiliki
manajerial.
perusahaan untuk menghasilkan laba.
Ha1 : Terdapat perbedaan median kinerja
ROA yang bernilai negatif disebabkan
perusahaan pada perusahaan tanpa
laba perusahaan dalam kondisi negatif
kepemilikan manajerial dan perusahaan
pula (rugi). Dan sebaliknya ROA yang
dengan kepemilikan manajerial.
bernilai positif disebabkan oleh laba
H02 : Tidak terdapat perbedaan median
perusahan dalam kondisi positif atau
kinerja perusahaan pada perusahaan
untung. Rumus yang digunakan untuk
kepemilikan institusional dan perusahaan
menghitung ROA adalah sebagai berikut
kepemilikan publik.
(Wulandari, 2013); (Wiranata, 2017) :
Ha2 : Terdapat perbedaan median kinerja
perusahaan pada perusahaan kepemilikan
institusional dan perusahaan kepemilikan
publik.
METODE PENELITIAN Keterangan :
Data yang digunakan dalam Earning After Tax (EAT) = laba bersih
penelitian ini menggunakan data setelah pajak
kuantitatif yang merupakan data Total Aset = total aktiva perusahaan
sekunder. Populasi dari penelitian ini
adalah seluruh perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2018
Variabel Independen (X)
yang berjumlah 6160 unit pengamatan.
Sampel yang digunakan pada penelitian Struktur Kepemilikan Manajerial
ini berjumlah 4300 unit pengamatan. Kepemilikan manajerial adalah
proporsi saham yang dimiliki oleh pihak
Data penelitian ini diambil dari
manajemen yang secara aktif terlibat
laporan tahunan (annual report) dan
dalam pengambilan keputusan
laporan keuangan (financial statement)

7
Nama mahasiswa / Management Analysis Journal 4 (1) (2015)

perusahaan. Kepemilikan saham saham mendorong manajemen perusahaan


manajerial dapat membantu penyatuan untuk dapat mewujudkan tata kelola
kepentingan antara pemegang saham dan perusahaan yang baik (good corporate
manajer (Jensen, 1993). Variabel ini governance) (Wulandari, 2013). Dengan
digunakan untuk mengetahui manfaat tata kelola perusahaan yang baik maka
kepemilikan manajerial dalam dapat meningkatkan kinerja perusahaan
mekanisme pengurangan konflik dan kemakmuran para pemegang saham.
keagenan dan peningkatan kinerja Menurut Nopikasari (2018), kepemilikan
perusahaan. Pengukuran kepemilikan publik dapat diukur sebagai berikut :
manajerial menggunakan variabel
dummy, dengan ketentuan jika
perusahaan dengan kepemilikan
manajerial maka bernilai 1 dan jika Metode Analisis
perusahaan tanpa kepemilikan manajerial Menurut Ghozali (2016), analisis
maka bernilai 0. statistik deskriptif merupakan teknik
deskriptif yang memberikan informasi
Struktur Kepemilikan Institusional mengenai data yang dimiliki melalui nilai
Kepemilikan institusional rata-rata (mean), median, standar deviasi,
merupakan proporsi saham beredar yang varian, maksimum, minimun, sum, range,
dimiliki oleh institusi atau badan. Insitusi kurtosis, skewness, dan lain sebagainya.
yang dimaksud dalam hal ini diantaranya Uji prasyarat data ini dilakukan untuk
yaitu badan usaha lain baik dalam negeri mengetahui kelayakan penggunaan model
maupun luar negeri, lembaga keuangan, dalam penelitian ini melalui uji
yayasan, serta pemerintah. Semakin normalitas dan uji outlier. Uji ini
tinggi proporsi kepemilikan institusional digunakan untuk mengetahui data
maka semakin tinggi kesempatan investor tersebut berdistribusi normal atau tidak
institusi untuk mengawasi tindakan dan untuk menentukan diuji secara
manajemen (Nurcahyo, 2014). Dengan parametrik atau non parametrik. Analisis
demikian manajemen akan bertindak hati data ini menggunakan uji beda.
– hati dalam mengambil keputusan dan
berupaya meningkatkan kinerja
perusahaan. Dari uraian di atas, menurut
Wiranata (2017), kepemilikan
institusional dapat dihitung dengan : Apabila data berdistribusi normal
maka menggunakan uji parametrik yaitu
Paired Sample T-Test (Uji Sampel
Berpasangan). Apabila data tidak
berdistribusi normal maka menggunakan
uji non parametrik yaitu Uji Mann
Whitney Test dan Uji Wilcoxon Signed
Struktur Kepemilikan Publik Rank Test
Kepemilikan publik merupakan
sumber pendaan eksternal perusahaan HASIL DAN PEMBAHASAN
yang diperoleh dari penyertaan saham Statistik Deskriptif
oleh masyarakat umum yang tidak Tabel 4.1
memiliki hubungan istimewa dengan Statistik Deskriptif
perusahaan (pihak luar). Keterlibatan Perusahaan Tanpa Kepemilikan
masyarakat dalam struktur kepemilikan Manajerial dan Perusahaan Dengan
Kepemilikan Manajerial

8
Nama mahasiswa / Management Analysis Journal 4 (1) (2015)

Nilai maksimum ROA perusahaan


tanpa kepemilikan manajerial sebesar
974,3% yang dimiliki oleh PT Mitra
International Resources Tbk pada tahun
2011. Sedangkan nilai maksimum ROA
perusahaan dengan kepemilikan
manajerial sebesar 1547,84% yang
dimiliki oleh PT Hanson International
Tbk pada tahun 2009.

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan


jumlah observasi sebanyak 2394 unit
pengamatan perusahaan tanpa
kepemilikan manajerial dan 1906 unit
pengamatan perusahaan dengan
kepemilikan manajerial. Median adalah
nilai tengah dari sekelompok data. Nilai Tabel 4.2
median Return on Asset (ROA) Statistik Deskriptif
perusahaan tanpa kepemilikan manajerial
pada periode 2009-2018 sebesar 2,8%
dengan nilai standar deviasi sebesar
39,55. Nilai median Return on Asset
(ROA) perusahaan dengan kepemilikan
manajerial pada periode 2009-2018
sebesar 3,175% dengan nilai standar
deviasi sebesar 36,899. Standar deviasi
digunakan untuk ukuran perbandingan
variasi atau persebaran sekelompok data.
Maka dapat disimpulkan bahwa
kelompok pertama (ROA tanpa
kepemilikan manajerial) memiliki data
yang lebih variasi daripada kelompok
kedua (ROA dengan kepemilikan
manajerial).
ROA yang bernilai negatif
menunjukkan perusahaan sedang dalam
kondisi rugi dan sebaliknya, ROA yang
bernilai positif menunjukkan perusahaan
sedang dalam kondisi untung atau laba.
Nilai minimum ROA perusahaan tanpa
kepemilikan manajerial sebesar
-1074,43% yang dimiliki oleh PT
Trikomsel Oke Tbk pada tahun 2015.
Nilai minimum ROA perusahaan dengan
kepemilikan manajerial sebesar -146,58%
yang dimiliki oleh PT Leyand
International Tbk pada tahun 2018.

9
Nama mahasiswa / Management Analysis Journal 4 (1) (2015)

Perusahaan Kepemilikan Institusional


dan Perusahaan Kepemilikan Publik

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan


jumlah observasi sebanyak 3761 unit
pengamatan perusahaan yang didominasi
kepemilikan institusional dan 536 unit
pengamatan perusahaan yang didominasi
kepemilikan publik. Nilai median Return
on Asset (ROA) perusahaan kepemilikan
institusional pada periode 2009-2018
sebesar 3,18% dengan nilai standar
deviasi sebesar 27,072. Nilai median
Return on Asset (ROA) perusahaan
kepemilikan publik pada periode 2009-
2018 sebesar 1,7% dengan nilai standar
deviasi sebesar 81,887. Maka dapat
disimpulkan bahwa kelompok kedua
(ROA kepemilikan publik) memiliki data
yang lebih variasi daripada kelompok
pertama yaitu (ROA kepemilikan
institusional).
Nilai minimum ROA perusahaan
dengan kepemilikan institusional sebesar
-1074,43% yang dimiliki oleh PT
Trikomsel Oke Tbk pada tahun 2015.
Nilai minimum ROA perusahaan dengan
kepemilikan publik sebesar -208,4% yang
dimiliki oleh Bakrie Telecom Tbk pada
tahun 2017.
Nilai maksimum ROA perusahaan
kepemilikan institusional sebesar
219,21% yang dimiliki oleh PT Steady
Safe Tbk pada tahun 2016. Sedangkan
nilai maksimum ROA perusahaan
kepemilikan publik sebesar 1547,84%
yang dimiliki oleh PT Hanson
International Tbk pada tahun 2009.
Uji Normalitas
Tabel 4.3
Uji Normalitas

10
Nama mahasiswa / Management Analysis Journal 4 (1) (2015)

ROA Perusahaan Tanpa Kepemilikan dikarenakan adanya data outlier atau data
Manajerial dan ROA Perusahaan memiliki nilai ekstrim.
Dengan Kepemilikan Manajerial Pada penelitian ini, seluruh
kelompok data memiliki data outlier (data
pencilan). Data outlier pada penelitian ini
tidak dihilangkan dari pengamatan karena
dapat memberikan informasi data yang
asli dan fenomena sesungguhnya. Selain
itu, apabila data outlier dihilangkan maka
jumlah sampel akan berkurang. Apabila
sudah dilakukan berbagai cara untuk
Berdasarkan uji normalitas pada Tabel membuat data tersebut normal, namun
4.3, nilai Asymp.Sig.(2tailed) ROA data tersebut masih juga tidak
perusahaan tanpa kepemilikan manajerial terdistribusi normal maka dapat
dan ROA perusahaan dengan kepemilikan menggunakan uji statistik nonparametrik.
manajerial sebesar 0,000 yang artinya Analisis Data (Uji Beda)
bahwa kedua data tersebut tidak Tabel 4.5 Hasil Uji Mann-Whitney
terdistribusi normal. Kedua data yang ROA Perusahaan Tanpa Kepemilikan
tidak normal tersebut dikarenakan adanya Manajerial dan ROA Perusahaan
data outlier atau data memiliki nilai Dengan Kepemilikan Manajerial
ekstrim.

Tabel 4.4
Uji Normalitas
ROA Perusahaan Kepemilikan
Institusional dan ROA Perusahaan
Kepemilikan Publik

Tabel 4.6 Hasil Wilcoxon Signed Rank


Test
ROA Perusahaan Tanpa Kepemilikan
Manajerial dan ROA Perusahaan
Dengan Kepemilikan Manajerial

Berdasarkan uji normalitas pada Berdasarkan hasil uji nonparametrik


Tabel 4.4, nilai Asymp.Sig.(2tailed) ROA pada tabel 4.5 Uji Mann Whitney dan
perusahaan yang dominan kepemilikan table 4.6 Wilcoxon Signed Ranks Test
institusional dan ROA perusahaan yang menunjukan nilai Asymp.Sig.(2-tailed)
dominan kepemilikan publik sebesar sebesar 0,083 dan sebesar 0,374. Artinya
0,000 yang artinya bahwa kedua data bahwa tingkat signifikansi > 0,05
tersebut tidak terdistribusi normal. Kedua sehingga H0 diterima, tidak terdapat
data yang tidak normal tersebut perbedaan median kinerja perusahaan

11
Nama mahasiswa / Management Analysis Journal 4 (1) (2015)

pada perusahaan tanpa kepemilikan


manajerial dan perusahaan dengan saham serta menyatukan kepentingan
kepemilikan manajerial. sehingga manajer temotivasi untuk
Tabel 4.7 menyejahterakan pemegang saham
Hasil Wilcoxon Signed Rank Test melalui peningkatan kinerja perusahaan
ROA Perusahaan Kepemilikan dan akan mengurangi adanya potensi
Institusional dan ROA Perusahaan perbedaan kepentingan. Perusahaan
Kepemilikan Publik dengan kepemilikan manajerial akan
menurunkan kecenderungan manajer
untuk melakukan tindakan yang tidak
sesuai dengan perusahaan karena manajer
merasa ikut memiliki perusahaan melalui
kepemilikan saham tersebut. Manajer
yang memiliki saham pada perusahaan
akan lebih berhati-hati dalam melakukan
pengelolaan perusahaan karena apabila
keputusan yang diambil tidak sesuai
Berdasarkan hasil uji nonparametrik maka manajer juga ikut menanggung
pada tabel 4.7 bahwa nilai Asymp.Sig.(2- resikonya. Sedangkan perusahaan yang
tailed) sebesar 0,000 < 0,05 sehingga Ha tanpa kepemilikan manajerial akan
diterima. Artinya terdapat perbedaan membuat manajer cenderung melakukan
median kinerja perusahaan pada tindakan yang bertujuan untuk
perusahaan kepemilikan institusional dan memaksimalkan kepentingan pribadinya
perusahaan kepemilikan publik. dan mengorbankan kepentingan pemilik
Pembahasan saham sehingga menimbulkan adanya
konflik keagenan dan menyebabkan
Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja perusahaan menjadi menurun.
tidak terdapat perbedaan median kinerja
perusahaan pada perusahaan dengan Perusahaan dengan kepemilikan
kepemilikan manajerial dan perusahaan manajerial akan memiliki kinerja
tanpa kepemilikan manajerial. Artinya perusahaan yang lebih baik dan maksimal
tidak ada pengaruh kepemilikan daripada perusahaan tanpa kinerja
manajerial terhadap kinerja perusahaan. perusahaan. Namun, berbeda pada kondisi
Kepemilikan manajerial adalah proporsi perusahaan di Indonesia, proporsi
saham yang dimiliki oleh pihak kepemilikan manajerial masih sangat
manajemen dalam perusahaan. Jensen & rendah. Rendahnya kepemilikan
Meckling (1976) salah satu cara untuk manajerial menyebabkan penerapan
mengurangi biaya agensi dan kepemilikan manajerial untuk membantu
meningkatkan kinerja perusahaan adalah penyatuan kepentingan antara principal
dengan adanya kepemilikan saham dan manajer agar pihak manajemen
manajerial dalam perusahaan. Hipotesis melakukan tindakan yang sesuai dengan
pemusatan kemungkinan (Convergence tujuan perusahaan yaitu meningkatkan
of Interest Hypothesis) menjelaskan kinerja perusahaan tidak berjalan dengan
bahwa kepemilikan saham manajerial efektif. Hasil ini sesuai dengan penelitian
dapat membantu penyatuan kepentingan Nuraeni (2010), Rachman (2014),
antara pemegang saham dan manajer. Aprianingsih & Yushita (2016), dan
Perusahaan dengan kepemilikan Herman (2016) yang menemukan bahwa
manajerial akan mensejajarkan kepemilikan manajerial tidak memiliki
kedudukan manajer dengan pemegang pengaruh terhadap kinerja perusahaan.

12
Nama mahasiswa / Management Analysis Journal 4 (1) (2015)

Hasil penelitian menunjukan bahwa menyatakan bahwa kepemilikan


terdapat perbedaan median kinerja institusional memiliki peranan yang
perusahaan pada perusahaan yang penting dalam meminimalisasi konflik
dominan kepemilikan intitusional dan keagenan yang terjadi diantara pemegang
perusahaan yang dominan kepemilikan saham dengan manajer. Perusahaan yang
publik. Artinya ada pengaruh struktur memiliki investor institusional dianggap
kepemilikan saham terhadap kinerja mampu mengoptimalkan pengawasan
perusahaan sehingga struktur kepemilikan kinerja manajemen dengan memonitor
(kepemilikan institusional dan setiap keputusan yang diambil oleh pihak
kepemilikan publik) dapat dijadikan manajemen selaku pengelola perusahaan.
acuan dalam mengidentifikasi kinerja Kepemilikan institusional akan
perusahaan. Struktur kepemilikan menyebabkan investor institusional
dipercaya mampu mempengaruhi melakukan pengawasan yang lebih ketat
pengelolaan dan kinerja perusahaan. sehingga dapat menghalangi perilaku
Struktur kepemilikan menciptakan adanya manajer yang tidak sesuai dengan tujuan
kontrol terhadap manajemen dalam perusahaan sehingga dapat mengurangi
menetapkan kebijakan dan perencanaan masalah keagenan dan meningkatkan
strategi perusahaan sehingga dapat kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini
mempengaruhi kinerja perusahaan. Ada sesuai dengan Candradewi & Sedana
dua aspek untuk mengukur struktur (2016), Lestari & Juliarto (2017), dan
kepemilikan, yaitu kepemilikan oleh Nilayanti & Suaryana (2019) yang
pihak luar (outsider ownership) dan menunjukkan bahwa kepemilikan
kepemilikan pihak dalam (insider institusional berpengaruh terhadap kinerja
ownership). Outsider ownership terdiri keuangan perusahaan.
dari pemerintah, institusi, maupun
individu, sedangkan insider ownership Kepemilikan publik adalah proporsi
terdiri dari manajer. Perbedaan saham yang dimiliki oleh masyarakat
kepemilikan dapat menimbulkan konflik umum (tidak memiliki hubungan
kepentingan. Konflik kepentingan ini istimewa dengan perusahaan). Pemegang
menyebabkan pentingnya suatu saham publik merupakan pemegang
mekanisme yang diterapkan berguna saham minoritas yang juga memiliki
untuk melindungi kepentingan pemegang kepentingan terhadap perusahaan.
saham (Jensen and Meckling, 1976). Perusahaan yang memiliki kepemilikan
Dengan adanya permasalahan tersebut, publik lebih dominan akan cenderung
maka dimunculkan struktur kepemilikan lebih ketat dalam pengawasan operasional
guna menyatukan kepentingan antara karena investor publik menuntut
pengelola perusahaan dan pemegang pengembalian yang besar atas investasi
saham yaitu meningkatkan kinerja yang mereka lakukan. Hal ini dapat
perusahan. Struktur kepemilikan yang mendorong para manajer untuk lebih
tepat akan meningkatkan kemampuan mementingkan kepentingan para
untuk mengawasi pengelolaan perusahaan pemegang saham sehingga konflik
agar sesuai dengan tujuan. keagenan menurun dan kinerja
Kepemilikan institusional adalah perusahaan menjadi meningkat. Selain itu
proporsi saham yang dimiliki oleh juga, kepemilikan publik memiliki
institusi, seperti badan usaha baik dalam kekuatan berupa komentar dan kritikan
negeri maupun luar negeri, lembaga melalui media masa yang dapat
keuangan, yayasan, pemerintah, dan lain- mempengaruhi suatu perusahaan.
lain. Jensen and Meckling (1976) Semakin besar kepemilikan publik maka

13
Nama mahasiswa / Management Analysis Journal 4 (1) (2015)

akan semakin banyak informasi manajemen perusahaan lebih transparan


perusahaan yang diketahui oleh publik. dan ada keinginan untuk melakukan
Hal tersebut akan menghalangi tindakan penyebaran kepemilikan sehingga
manajemen yang tidak sesuai dengan perusahaan tidak hanya dikendalikan oleh
pemegang saham dan perusahaan. kalangan tertentu saja (Arbi, 2010).
Kepemilikan saham publik secara tidak
langsung dapat memonitor perilaku SIMPULAN
manajemen dalam mengelola perusahaan.
Proporsi kepemilikan saham publik yang Hasil dari penelitian ini
besar akan meningkatkan kinerja menunjukkan bahwa tidak terdapat
perusahaan karena adanya pengawasan perbedaan median kinerja perusahaan
manajemen agar menerapkan pengelolaan pada perusahaan tanpa kepemilikan
perusahaan yang baik. Hasil ini sesuai manajerial dan perusahaan dengan
dengan penelitian Rahmawati & kepemilikan manajerial. Hasil penelitian
Handayani (2017), Wati (2017), dan Ali ini tidak sesuai dengan teori yang sudah
(2019) yang menemukan bahwa dikembangkan, yaitu terdapat perbedaan
kepemilikan publik memiliki pengaruh kinerja perusahaan pada perusahaan tanpa
terhadap kinerja perusahaan. kepemilikan manajerial dan perusahaan
dengan kepemilikan manajerial. Hal
Kepemilikan publik yang dominan tersebut dikarenakan masih sangat rendah
pada perusahaan lebih baik daripada kepemilikan manajerial dalam perusahaan
kepemilikan institusional yang dominan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia
pada perusahaan. Kepemilikan tahun 2009-2018 sehingga menyebabkan
institusional yang semakin dominan akan penerapan kepemilikan manajerial tidak
meningkatkan pengawasan kepada berjalan efektif dalam membantu
manajemen. Namun, tindakan monitoring penyatuan kepentingan antara principal
aktif akan berubah menjadi pasif dan dan manajer agar manajemen melakukan
oportunistik karena investor institusional tindakan yang sesuai dengan tujuan
memiliki kekuatan voting yang besar perusahaan yaitu meningkatkan kinerja
untuk mengambil keputusan sesuai perusahaan.
dengan kepentingannya dan mengabaikan
tujuan meningkatkan kinerja perusahaan. Penelitian ini juga menunjukkan
Seperti yang dijelaskan pada The bahwa terdapat perbedaan median kinerja
Strategic Alignment Hypothesis dan The perusahaan pada perusahaan kepemilikan
Conflict of Interest Hypothesis yang institusional dan perusahaan kepemilikan
menyatakan bahwa investor institusional publik. Struktur kepemilikan dapat
memiliki kecenderungan berpihak pada mempengaruhi masalah keagenan dan
manajemen dan mengabaikan kinerja perusahaan karena terdapat
kepentingan pemegang saham minoritas perbedaan hasil median kinerja
untuk mengurangi konflik. Semakin perusahaan kepemilikan institusional dan
berkurang proporsi kepemilikan perusahaan kepemilikan publik.
institusional serta meningkatnya proporsi Kepemilikan publik lebih baik daripada
kepemilikan publik akan berpengaruh kepemilikan institusional dalam
terhadap naiknya kinerja perusahaan. Hal mengurangi masalah agensi,
ini menunjukkan bahwa perusahaan di meningkatkan kinerja perusahaan, serta
Indonesia perlu memperbesar struktur mengidentifikasikan kinerja perusahaan.
kepemilikan publik agar pihak The Strategic Alignment Hypothesis dan
The Conflict of Interest Hypothesis yang

14
Nama mahasiswa / Management Analysis Journal 4 (1) (2015)

Review , 36(11) : 1137-1166.


menjelaskan bahwa investor institusional
yang dominan akan menyebabkan Ang, R. (1997). Buku Pintar Pasar
pengawasan menjadi pasif serta memiliki Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft
kecenderungan berpihak pada manajemen Indonesia.
dan mengabaikan kepentingan pemegang
saham minoritas untuk mengurangi Anggraini, N. (2015). Pengaruh
konflik. Semakin berkurang proporsi Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
kepemilikan institusional serta Institusional, Kebijakan Deviden, dan
meningkatnya proporsi kepemilikan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan
publik akan berpengaruh terhadap naiknya Hutang. Universitas Pandanaran
kinerja perusahaan. Kepemilikan publik Semarang .
yang dominan akan meningkatkan Aprianingsih, A., & Yushita, A. N.
pengawasan operasional yang lebih ketat (2016). Pengaruh Penerapan Good
serta menjadikan manajemen perusahaan Corporate Governance, Struktur
lebih transparan terhadap informasi Kepemilikan, dan Ukuran Perusahaan
perusahaan. terhadap Kinerja Keuangan Perbankan.
Universitas Negeri Yogyakarta .
Berdasarkan kesimpulan maka
penulis memberikan beberapa saran, Arbi, F. H. (2010). Pengaruh Struktur
antara lain penelitian selanjutnya Kepemilikan Institusional dan
diharapkan dapat menambah variabel, Kepemilikan Publik terhadap Nilai
baik variabel struktur kepemilikan Perusahaan (Studi pada Perusahaan yang
maupun kinerja perusahaan. Variabel terdaftar di Bursa Efek Indonesia).
struktur kepemilikan bisa ditambahkan Universitas Sebelas Maret .
dengan proksi kepemilikan pemerintah,
kepemilikan asing, dll. Dan untuk kinerja Arifulsyah, H. (2016). Pengaruh Proporsi
perusahaan bisa ditambahkan proksi yang Kepemilikan Publik terhadap Kinerja
lebih kompleks, seperti net profit margin Keuangan Perusahaan, dengan CSR
(NPM), return on equity (ROE), dll. Disclosure sebagai Variabel Moderating.
Peneliti seanjutnya juga dapat meneliti Jurnal Politeknik Caltex Riau , 9 : 58-67.
dengan objek berbeda dengan kondisi
yang berbeda dengan teori yang sama Arthur, J. K. (2004). Prinsip-Prinsip dan
yaitu teori agensi agar hasil penelitian Aplikasi Manajemen Keuangan. Jakarta:
lebih bervariasi dan berkembang. Penerbit Indeks.
Bathala, C., Moon, K., & Rao, R.
REFERENCES
(1994). . 1994. Managerial Ownership,
Agustina, H., & Soelistya, D. (2018).
Debt Policy, and the Impact of
Analisis Struktur Kepemilikan
Institusional Holdings: An Agency
Perusahaan Terhadap Profitabilitas
Perspective. Financial Management , 23
Perusahaan Makanan dan Minuman yang
(3).
Terdaftar di BEI. Business anda Finance
Journal , 3(2). Bayrakdaroglu, A. (2012). Is There a
Relationship Between Corporate
Alipour, M. (2013). An Investigation of
Governance and Value-Based Financial
The Association Between Ownership
Performance Measures? A Study of
Structure and Corporate Performance
Turkey as an Emerging Market. Asia-
Empirical Evidence From Tehran Stock
Pasific Journal of Financial Studies , 41 :
Exchange (TSE). Management Reseacrh

15
Nama mahasiswa / Management Analysis Journal 4 (1) (2015)

224-239. 9(1) : 18 -31.


Berle, A. d. (1932). The Modern Eisenhardt, K. (1989). Agency Theory :
Corporation and Private Property. New An Assesment and Review. Academy of
York: Macmillan. Management Review , 14 : 57-74.
Brigham, F. E. (2010). Dasar-Dasar Epi, Y. (2017). Pengaruh Ukuran
Manajemen Keuangan. Jakarta: Penerbit Perusahaan, Struktur Kepemilikan
Salemba Empat. Manajerial, dan Manajemen Laba
terhadap Kinerja Perusahaan Property
Candradewi, I., & Sedana, I. (2016). dan Real Estate yang Terdaftar pada
Candradewi, Intan & Sedana, I.B.P. Bursa Efek Indonesia. Owner Riset &
Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Jurnal Akuntansi , 1 (1).
Kepemilikan Institusional, dan Dewan
Komisaris Independen terhadap Return Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis
on Asset. E-Jurnal Manajemen Unud , Multivariate dengan Program IBM SPSS
5(5) : 3163-3190. 23 (Edisi 8). Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Christiawan, Y. J., & Tarigan, J. (2007).
Kepemilikan Manajerial : Kebijakan Hakim, R. (2006). Perbandingan Kinerja
Hutang, Kinerja, dan Nilai Perusahaan. Keuangan Perusahaan dengan Metode
Jurnal Ekonomi Akuntansi dan EVA, ROA, dan Pengaruhnya terhadap
Keuangan Universitas Kristen Petra , 9 Return Saham pada Perusahaan yang
(1) : 1-8. Tergabung dalam Indeks LQ 45 di Bursa
Efek Jakarta. Fakultas Ekonomi UII .
Crutchley, C., & Hansen, R. S. (1989). A
Test the Agency Theory of Managerial Hardiyanti. (2019). Pengaruh Koneksi
Ownership, Corporate Leverage, and Politik, Kepemilikan Publik, Ukuran
Corporate Dividends. Financial Perusahaan, dan Financial Leverage
Management Association International , terhadap Kinerja Perusahaan. STIE
18(4) : 36-46. Perbanas Surabaya .
Crutchley, C., Jensen, M., Jahera, J., & Herman, N. W. (2016). Analisis
Raymond, J. J. (1999). Agency Problems Pengaruh Kepemilikan Manajerial,
and the Simultaneity Decision Making Kepemilikan Institusional, Leverage, dan
the Role of Institutional Ownership. Intellectual Capital terhadap Kinerja
International Review of Financial Perusahaan (Studi Kasus pada
Analysis , 8 (2). Perusahaan yang Masuk ke Dalam Indeks
LQ 45 pada Tahun 2011-2014).
Dempsey, S., & Label, G. (1992). Effects Universitas Negeri Semarang .
of Agency and Transaction Costs on
Divident Payout Transaction Cost Indra. (2018). Pengaruh Struktur
Hypothesis. Journal of Financial Kepemilikan Terhadap Kinerja
Reseach , 15(4) : 317-321. Perusahaan Komunikasi Asean Tahun
2016-2017. Universitas Lampung .
Eforis, C. (2017). Pengaruh Kepemilikan
Negara dan Kepemilikan Publik terhadap Itturiaga, F., & Sanz, J. (2000). . 2000.
Kinerja Keuangan BUMN (Studi pada Ownership Structure, Corporate Value,
Perusahaan BUMN yang Go Public pada and Firm Investment : A Spanish Firms
Tahun 2012-2015). Ultima Accounting , Simultaneous Equation Analysis.

16
Nama mahasiswa / Management Analysis Journal 4 (1) (2015)

Working Paper Universidad de Finance , 48 : 831-880.


Valladolid , 1-32.
Maftukhah, I. (2013). Kepemilikan
Jensen, M., & Meckling, W. (1976). Manajerial, Kepemilikan Institusional,
Theory of the Firm: Managerial dan Kinerja Perusahaan sebagai Penentu
Behavior, Agency Costs and Ownership Struktur Modal Perusahaan. Jurnal
structure. Journal of Financial Dinamika Manajemen , 4(1) : 69-81.
Economics , 13 : 305-360.
Mishra, R. K. (2017). Effect of
Johnson, S., Boone, P., Breach, A., & Ownership Structure and Board Structure
Friedman, E. (2000). Corporate on Firm Value: Evidence from India. The
Governance in Asian Financial Crisis. International Journal of Business in
Journal of Financial Economics , 58 : Society , 17 (4).
141-186.
Monks, R. A., & Minow, N. (2003).
Khamis, R., Hamdan, A. M., & Elali, W. Corporate Governance 3rd Edition.
(2015). The Relationship between Blackwell Publishing.
Ownership Structure Dimensions and
Corporate Performance : Evidence from Nilayanti, M., & Suaryana, I. A. (2019).
Bahrain. Australasian Accounting, Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan
Business, and Finance Journal , 9(4) : Kepemilikan Institusional terhadap
38-56. Kinerja Keuangan Perusahaan dengan
Kebijakan Deviden sebagai Pemoderasi.
Kholis, N. (2014). Analisis Struktur E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Kepemilikan dan Perannya Terhadap , 26 : 906-936.
Praktik Manajemen Laba Perusahaan.
Addin Journal , 8 (1). Nopikasari, L. (2018). Pengaruh Struktur
Kepemilikan terhadap Kinerja
Kumar, K., Subramaian, R., & Perusahaan (Studi Kasus pada
Strandholm, K. (2004). Competitive Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di
Strategy, Environmental Scanning and Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016).
Performance : a Context Specific Universitas Pasir Pengaraian Rokan
Analysis of Their Relationship. Journal Hulu .
Accounting Compilation , 11 (1).
Nugrahanti, Y. W., & Novia, S. (2012).
Lestari, N. P., & Juliarto, A. (2017). Pengaruh Struktur Kepemilikan sebagai
Pengaruh Dimensi Struktur Kepemilikan Mekanisme Corporate Governance
Terhadap Kinerja Perusahaan terhadap Kinerja Perbankan. Jurnal
Manufaktur. Diponegoro Journal of Manajemen Maranatha , 11(2) : 151-170.
Accounting , 6(3) : 1-10.
Nugrahawati, S. (2019). Pengaruh
Lin, Y., & Fu, X. (2017). Does Struktur Kepemilikan dan Ukuran
International Ownership Influenze Firm Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan
Performance? Evidence From China. (ROA) (Studi Empiris pada Perusahaan
International Review of Economics and Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Finance , 49 : 17-157. Indonesia Tahun 2014-2016). Universitas
Muhammadiyah Surakarta .
M.C, J. (1993). The Modern Industrial
Revolution, Exit, and the Failure of Nuraeni, D. (2010). Pengaruh Struktur
Internal Control System. Journal of Kepemilikan Saham Terhadap Kinerja

17
Nama mahasiswa / Management Analysis Journal 4 (1) (2015)

Perusahaan (Studi Kasus pada Some Evidence. University of Kansas .


Perusahaan Manufaktur yang Listing di
Bursa Efek Indonesia). Universitas Rosma, T. (2007). Pengaruh Struktur
Diponegoro Semarang . Corporate Governance terhadap Nilai
Perusahaan dan Kinerja Perusahaan serta
Nurcahyo, D. I. (2014). Pengaruh Abnormal Return Saham pada
Struktur Kepemilikan Saham dan Ukuran Perusahaan Publik di BEI. Universitas
Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan Diponegoro Semarang .
(Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun Safriani, D. (2011). Perbedaan Kebijakan
2010-2013). Universitas Diponegoro Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan
Semarang . antara Perusahaan Dengan Kepemilikan
Manajerial dan Perusahaan Tanpa
Pound, J. (1998). Proxy Contents and The Kepemilikan Manajerial di BEI.
Efficiency of Shareholder Oversight. The Universitas Muhammadiyah
Journal of Financial Economics , 20 : Purwokerto .
237-265.
Scott, W. (1997). Financial Accounting
Purba, J. H. (2004). Pengaruh Proporsi Theory, International Edition. New
Saham Publik terhadap Kinerja Jersey: Prentice-Hall Inc.
Perusahaan (Studi pada Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Ilmiah Ranggagading , 4 : 109-116. Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: CV Alfabet.
Puspito. (2011). Pengaruh Struktur
Kepemilikan pada Kinerja Perusahaan Talab, R. H., Manaf, K., Abdul, &
dengan Struktur Modal sebagai Malak, S. (2018). Ownership Structure,
Pemoderasi (Studi pada Perusahaan External Audit, and Firm Performance in
Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Irac. Social Science and Humanities
BEI). Riset Manajemen & Akuntansi , 2 Journal , 2(2) : 343-352.
(3).
Wati, E. K. (2017). Pengaruh Corporate
Rachman, R. A. (2014). Pengaruh Governance terhadap Kinerja Perusahaan
Kepemilikan Manajerial dan (Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan
Kepemilikan Institusional terhadap Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek
Kinerja Keuangan pada Perusahaan Indonesia Tahun 2011-2015). Universitas
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Muhammadiyah Surakarta .
Indonesia (BEI). STIE Perbanas
Wijayanti, N. (2009). Pengaruh
Surabaya .
Profitabilitas, Umur Perusahaan, dan
Rahmawati, N. B., & Handayani, R. S. Kepemilikan Publik Terhadap Ketepatan
(2017). Analisis Pengaruh Karakteristik Waktu Pelaporan. Universitas Sebelas
Corporate Governance terhadap Kinerja Maret .
Perusahaan (Studi Empiris pada
Winata, G. Y. (2012). Pengaruh Struktur
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Kepemilikan Terhadap Kinerja
Bursa Efek Indonesia Periode 2010-
Perusahaan Perbankan (Studi Empiris
2014). Diponegoro Journal .
Terhadap Perusahaan Perbankan yang
Richardson, V. (1998). Information Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Asymmetry and Earning Management : Periode 2007-2010). Universitas Sebelas

18
Nama mahasiswa / Management Analysis Journal 4 (1) (2015)

Maret . Wulandari, T. (2013). Analisis Pengaruh


Political Connection dan Struktur
Wiranata, A. (2017). Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Kinerja
Kepemilikan, Struktur Modal, dan Perusahaan. Diponegoro Journal of
Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Accounting , 2(1) : 1-12.
Perusahaan (Studi pada Perusahaan
Properti dan Real Estate yang Terdaftar Yunitasari, D. (2014). Pengaruh
di Bursa Efek Indonesia Periode 2011- Kepemilikan Institusional, Kepemilikan
2015). Jurnal Online Mahasiswa Manajerial, dan Agency Cost terhadap
Fakultas Ekonomi Universitas Riau , 4 Kebijakan Hutang pada Sektor Otomotif
(2). yang Listing di Bursa Efek Indonesia
Periode 2008-2012. Universitas
Wiranata, Y. A., & Nugrahanti, Y. W. Widyatama .
(2013). Pengaruh Struktur Kepemilikan
Terhadap Profitabilitas Perusahaan

correspondence information:
Institutional address:
Manufaktur di Indonesia. Jurnal E-mail:
Akuntansi dan Keuangan , 15(1) : 15-26.

19

You might also like