You are on page 1of 8

JURNAL MANEKSI VOL 11, NO.

2, DESEMBER 2022

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN


PROPERTY DAN REAL ESTATE

Yohanna Thresia Nainggolan


Jurusan Akuntansi Universitas Borneo Tarakan
yohannathresia@borneo.ac.id

ABSTRACT
This study aims to examine and determine the impact of good corporate governance in terms of independent
commissioners, managerial ownership, institutional ownership, and audit committees on the financial
performance of property and real estate companies listed on the Indonesia Stock Exchange. This type of research
is quantitative. There are 49 property and real estate companies that are the population in this study. The sample
selection method is a purposive sampling method, and the samples obtained are from 24 companies. The data
used is secondary data, namely quantitative data obtained from the Indonesian stock exchange, and data
collection is carried out by downloading the financial statements of each property and real estate company listed
on the Indonesia Stock Exchange. Based on the partial test results, it shows that the independent board of
commissioners has an effect on financial performance. Meanwhile, managerial ownership, institutional
ownership, and the audit committee have no effect on financial performance. Based on the results of the
simultaneous test, it shows that the independent board of commissioners, managerial ownership, institutional
ownership, and audit committee have an effect on the dependent variable of financial performance.

Keywords: Financial Performance, Good Corporate Governance

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan mengkaji dampak Good Corporate Governance yang ditinjau dari
komisaris independen, kepemilikan manjerial, kepemilikan institusional dan komite audit terhadap kinerja
keuangan pada perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jenis Penelitian ini
yaitu kuantitatif. Terdapat 49 perusahaan Property dan Real Estate yang menjadi populasi dalam penelitian ini.
Metode pemilihan sampel adalah metode pusposive sampling dan sampel yang diperoleh sebanyak 24
perusahaan. Data yang dipakai ialah data sekunder, yaitu data kuantitatif yang diperoleh dari bursa efek
Indonesia dan pengambilan data dilaksanakan lewat mendownload laporan keuangan setiap perusahaan Property
dan Real Estate yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Bersumber pada hasil pengujian secara parsial
menunjukan bahwa dewan komisaris independen berpengaruh terhadap kinerja keuangan, sementara itu
kepemilikan managerial, kepemilikan institusional dan komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja
keuangan. Berdasarkan hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa dewan komisaris independen,
kepemilikan managerial, kepemilikan institusional dan komite audit berpengaruh terhadap variabel dependen
kinerja keuangan.

Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance

1. PENDAHULUAN pemegang saham. Ketika terdapat asimetri informasi


Meningkatkan kekayaan pemegang saham antara pemegang saham dan manajer maka akan
adalah tujuan utama perusahaan. Misalnya, kinerja menimbulkan konflik kepentingan. Menurut Jansen
keuangan perusahaan dapat ditingkatkan. Untuk dan Meckling (1976) dalam widyati (2013) konflik
peningkatan keuntungan, harga saham bisnis harus kepentingan itu akan mendorong manajer
naik, dan pendapat investor tentang perusahaan mengorbankan pemegang saham untuk
dapat diukur dengan pergerakan harga sahamnya di memaksimalkan utilitasnya.
bursa saham. Manajer harus mengambil keputusan Dalam mengatasi masalah itu bisa
untuk mengoptimalkan nilai jangka panjang dilaksanakan melalui pengimplementasian
perusahaan (termasuk nilai kepemilikan serta klaim mekanisme good corporate governance. Menurut
keuangan lainnya seperti waran, hutang, dan saham Indonesian Institute for Corporate Governance
preferen) (Jansen 1976) dalam Rawi dan Munawir (IICG) corporate governance proses dan struktur
(2010). yang diimplementasikan dalam penyelenggaraan
Kedua belah pihak memiliki kepentingan yang perusahaan dengan sasaran pokok meningkat
berbeda karena pemisahan ini, itulah sebabnya pemegang saham dalam jangka panjang dengan
investor mendelegasikan pengelolaan perusahaan selalu mendengarkan kebutuhan stakeholders
kepada spesialis pihak ketiga. Manajer memiliki lainnya. Weimer dan Pape (1999) dalam widyati
pemahaman yang lebih baik tentang masa depan (2013) corporate governance ialah prosedur yang
perusahaan dan pengetahuan internal daripada

p-ISSN: 2302-9560/e-ISSN: 2597- 4599 390


JURNAL MANEKSI VOL 11, NO. 2, DESEMBER 2022

dipakai pada taraf perusahaan untuk menyelesaikan Teori keagenan menguraikan penyebab
masalah tata kelola perusahaan. timbulnya manajemen laba. Teori ini memaparkan
Menurut Linda dan Febriyanti (2010) dalam kaitan antara pemegang saham (investor) dan
widyati (2013) prosedur intern ialah bagian yang manajemen. Kepercayaan yang diperoleh
terus dibutuhkan di dalam perusahaan serta manajeman dari inverstor didalam pengelolaan
berfungsi dalam pengelolaan. Elemen-elemen perusahaan berdampak terhadap kepemilikan
corporate governance yang bersumber dari intern informasi. Manajemen tentunya memiliki informasi
perusahaan yakni dewan komisaris, pemegang yang lengkap jika dibandingakan dengan terbatasnya
saham, manajer, direksi, komite audit, sistem dan informasi yang dimilik oleh pemegang saham. Hal
karyawan (Ariyoto 2000). ini lah yang dapat menimbulkan konflik antar pihak
Berikut tabel kinerja keuangan yang diukur dan membuat mereka mencari celah untuk
dengan ROI (Return on Equity) di perusahaan memperoleh keuntungan masing-masing.
Property dan Real Estate yang tercatat pada BEI Jika prinsipal dan agen ialah manusia yang
periode 2016-2020. berusaha untuk mengoptimalkan utilitasnya, maka
diperoleh alasan yang cukup valid untuk
Tabel 1. Kinerja Keuangan Periode meyakinkan bahwa agen tak kerap berbuat yang
Desember 2016 - Desember 2020 Perusahaan terbaik untuk prinsipal (Jansen dan Meckling 1976).
Property dan Real Esatate (dalam persentase) Ada 3 problem dalam keagenan yakni (1) dominasi
pemegang saham untuk manajer, (2) biaya beserta
hubungan agensi, dan (3) menghindari juga
meminimalisir biaya agensi.
Menurut Eisenhardt (1989) teori keagenan
bertumpu pada beberapa postulat. Postulat itu dapat
dibagi menjadi tiga bentuk yakni postulat tentang
sifat manusia, postulat keorganisasian dan postulat
informasi. Besarnya imbalan yang didapat oleh agen
bergantung kepada keuntungan atau profit yang
diperoleh bergantung pada kesepakatan yang
disetujui oleh prinsipal atau pemilik sementara itu
informasi besarnya keuntungan dan profit dalam
laporan keuangan juga tidak terlepas dari kebijakan
pihak manajemen (Sunarto 2009).
Agency problems adalah problem yang muncul
Sumber: www.idx.com atas terdapat variasi keinginan diantara prinsipal dan
agen. Asimetri informasi adalah salah satu pemicu
Bersumber daftar tersebut bisa diketahui bahwa agency problems.
kinerja keuangan yang dinilai memakai Return on Menurut Widyaningdyah (2001) Asimetri
Equity pada perusahaan property dan real estate informasi ialah kesenjangan informasi yang dimiliki
berfluktuatif dari tahun ke tahun. Kondisi ini oleh agen dan prinsipal, saat agen memiliki
diakibatkan oleh banyaknya aspek yang informasi yang lebih luas perihal kapabilitas pribadi,
mempengaruhi kinerja keuangan perusahaaan, situasi kerja serta perusahaan secara keseluruhan
contohnya Good Corporate Governance (GCG), sebaliknya prinsipal tidak mempunyai informasi
Corporate Sosial Responsibility (CSR), dan yang penuh perihal kinerja agen.
Leverage. Terdapat dua tipe asimetri informasi menurut
Rumusan masalah di penelitian ini ialah apakah Scoot (dalam Widayanti 2011), yakni :
Good Corporate Governance yang ditinjau dari sisi 1. Adverse selection ialah manajer serta orang-
komisaris independen, kepemilikan manjerial, orang yang di dalamnya yang memahami
kepemilikan institusional dan komite audit beragam prospek serta keadaan perusahaan
berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada dibandingkan pihak luar atau pemegang saham.
perusahaan property dan real estate yang tercatat di Informasi yang memuat kebenaran yang dipakai
Bursa Efek Indonesia? pemegang saham ketika pengambilan keputusan
tidak dibagikan lengkap oleh manajer.
2. TINJAUAN PUSTAKA 2. Moral hazard ialah aktivitas yang dilaksanakan
Tinjauan Pustaka mengurai tentang prinsip- seorang manajer yang tidak semuanya kelihatan
prinsip utama dari konsep keilmuan atau batasan- oleh pemegang saham ataupun kreditur. Maka
batasan, norma-norma yang berhubungan dengan dari itu manajer mampu melancarkan aktivitas
analisis atau sintesis untuk pemecahan masalah diluar sepengetahuan pemegang saham yang
sehingga diperoleh hasil penelitian. mengabaikan kontrak serta menurut etika
sepatutnya tidak tepat dilaksanakan.
Teori Keagenan (Agency Theory)

p-ISSN: 2302-9560/e-ISSN: 2597- 4599 391


JURNAL MANEKSI VOL 11, NO. 2, DESEMBER 2022

Terjadinya adverse selection dan moral hazard 2. Untuk IPO (Initial Public Offering). Perusahaan
bisa menimbulkan beberapa keterkaitan yang cukup yang akan memasarkan sahamnya di pasar
genting bagi kapasitas dan keberlangsungan wajib dinilai dengan memakai evaluasi yang
perusahaan. Para manajer bisa mencurangi proporsional untuk diajukan bagi publik atau
stakeholder dan pemilik dalam hal pelaporan masyarakat.
keuangan perusahaan. Mereka dapat juga 3. Untuk kebutuhan usaha dan kebutuhan
mendostorsi penyajian informasi tentang prosepek restrukturisasi. Perusahaan yang problematis
perusahaan dan peluang investasi (Lako 2007). tidak jarang membutuhkan evaluasi untuk
Penyebab masalah keagenan ialah pembuatan pengaplikasian rencana perbaikan bisnis atau
keputusan aktivitas financial decision dan penataan kembali untuk melihat nilai
pembuatan keputusan bagaimana dana itu di likuiditasnya dan nilai perusahaan.
investasikan (Jensen dan Meckling 1976) 4. Untuk kebutuhan pelepasan sebagai saham
perusahaan dari kolega strategis.
Kinerja Keuangan Perusahaan 5. Untuk kebutuhan penggabungan dan akuisisi.
Kinerja ialah penetapan secara berkala Perusahaan yang akan mengadakan merger atau
efektifitas operasional sebuah organisasi dan akuisisi pasti membutuhkan aktivitas evaluasi
pekerjanya berlandaskan standar, tujuan dan kriteria untuk melihat berapa nilai ekuitas dan nilai
yang sudah ditentukan (Mulyadi 1997). Sementara perusahaan dari perusahaan yang di merger atau
itu bagi Helfert dalam Widyastuti (2006) kinerja diakuisisi.
keuangan ialah hasil dari beberapa ketetapan 6. Untuk mendapat anggapan wajar terhadap
individu yang diciptakan berkesinambungan oleh pelibatan dalam suatu perusahaan ataupun
manajemen. Pada dasarnya kinerja keuangan memperlihatkan bahwa perusahaan berkualitas
dibutuhkan menjadi tolak ukur kesehatan keuangan lebih dari yang terdapat didalam neraca.
perusahaan dan dipakai menjadi tolak ukur yang
menggambarkan efektifitas dari penggunaan aset Corporate Governance
perusahaan perusahaan pada saat menjalankan bisnis Corporate Governance ialah sebagai tata kelola
dan meningkatkan pendapatan. perusahaan yang menerangkan relasi diantara
Kinerja keuangan ialah sebuah kajian yang beragam partisipan di perusahaan yang bertujuan
dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana sebuah untuk memastikan cita-cita serta kinerja perusahaan
perusahaan dalam menggelar secara baik dan benar (Forum for Corporate Governance 2001). Menurut
kaidah-kaidah praktik keuangan (Fahmi 2013). Daily dan dalton (2004) Corporate Governance
Wetson dan Copeland (2007) menjelaskan 3 ialah suatu tata kelola perusahaan berdasarkan
kelompok ukuran kinerja yaitu: kepada teori keagenan. Menciptakan value-added
1. Rasio pertumbuhan untuk menilai kapasitas untuk semua stakeholder atau pihak yang
perusahaan dalam menjaga kondisi ekonominya berkepentingan adalah Tujuan Corporate
dalam perkembangan industri dan Governance.
perekonomian atau lokasi beraktivitasnya pasar Corporate Governance menjadi ketertarikan
produk. bagi investor terkhusus bagi pasar-pasar berkembang
2. Rasio profitabilitas untuk menilai efektifitas (Mc. Kinsey 2002). Apabila sebuah memiliki
manajemen bersumber pada hasil penjualan. Corporate Governance yang tidak baik maka hal ini
3. Tolak ukur evaluasi untuk menilai kapasitas akan cenderung dihindari oleh investor. Untuk
manajemen meraih nilai-nilai pasar yang menciptakan akuntabilitas, keadilas, transparansi
melampaui pengeluaran kas. dan independensi maka perusahaan harus
menerapkan Corporate Governance. Tujuan
Didalam penelitian ini rasio profitabilitas yang Corporate Governance adalah menciptakan nilai
dipakai yaitu ROA (Return On Asset). Alasan tambah bagi semua pihak berkepentingan
kenapa menggunakan ROA (Return On Asset) (stakeholders) (Nainggolan & Karunia, 2022).
karena rasio ini dianggap sangat cocok untuk Penelitian ini menggunakan empat aspek
menilai dan mengevaluasi kinerja perusahaan dalam corporate governance yaitu dewan komisaris
menghasilkan laba atau keuntungan ditinjau menurut independen, kepemilikan manajerial, kepemilikan
sisi penggunaan aset perusahaan dan modal sendiri. institusional, dan komite audit.
Untuk dapat memenuhi kewajibannya pihak
manajemen melakukan suatu cara kepada pemilik Dewan Komisaris Independen
perusahaan yang disebut dengan penilaian kinerja. Menurut Nainggoaln (2018) peran dewan
Darmawati (2004) dalam Putri (2006) komisaris ialah memonitor kebijakan setiap direksi
menyatakan ada beberapa tujuan penilaian kinerja perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
yaitu : Indonesia, yang diharapkan dapat meminimalisir
1. Untuk memdapatkan pembelanjaan mengenai permasalahan agensi yang muncul antara dewan
jumlah utang atau tambahan modal. direksi dan pemengang saham. Rumusnya ialah:

p-ISSN: 2302-9560/e-ISSN: 2597- 4599 392


JURNAL MANEKSI VOL 11, NO. 2, DESEMBER 2022

Teknik Analisis Data


x 100%
Teknik analisi data yang dipakai didalam
penelitian ini ialah:
Kepemilikan Manajerial 1. Uji Asumsi Klasik yang mencakup: Uji
Kepemilikan manajerial adalah persentase Normalitas, Uji Autokolerasi, Uji
kepemilikan saham perusahaan manufaktur oleh Heteroskedasitisitas, Uji Multikolinearitas.
managerial (Nainggolan, 2018). Rumusnya ialah : 2. Analisis Regresi Linier Berganda
x • Model Regresi Berganda
Analisis regresi linier berganda ialah suatu
100%
cara untuk melihat besarnya variabel
independen atas variabel dependen melalui
Kepemilikan Institusional
koefisien.
Kepemilikan institusional memiliki arti penting
• Uji F
dalam memonitor manajemen karena dengan adanya
Uji F dipakai guna mengetahui pengaruh
kepemilikan oleh institusional akan mendorong
variabel independen atas variabel dependen
peningkatan pengawasan yang lebih optimal
secara simultan.
(Nainggolan, 2018). Rumusnya ialah :
• Uji t atau uji Hipotesis
x 100% Uji statistik t dipakai guna mengetahui
pengaruh secara parsial variabel
independen atas variabel dependen.
Komite Audit
• atau Uji koefisien determinasi dipakai
Ikatan Komite Audit Indonesia mendefinisikan
untuk menilai bagaimana kapasitas model
komite audit sebagai suatu komite yang bekerja
menginterpretasikan variasi variable
secara profesional dan independen yang dibentuk
dependen.
oleh dewan komisaris, dengan demikian tugasnya
adalah membantu dan memperkuat fungsi dewan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan
Sampel di penelitian ini sebanyak 24
atas proses pelaporan keuangan, manajemen risiko,
perusahaan property dan real estate yang tercatat di
pelaksanaan audit, dan implementasi dari corporate
BEI (Bursa Efek Indonesia) pada kurun waktu 2016-
governance di perusahaan-perusahaan. Komite audit
2020 yang di peroleh dengan memanfaatkan metode
dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan
purposive sampling. Maka 120 data observasi yang
jumlah anggota komite audit yang ada di
ada.
perusahaan.
Tabel 2. Pengujian Normalitas
3. METODOLOGI Variabel N Sig Std
Desain Penelitian 120 0.933 > 0.05
Bentuk penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif. Unstandardized
Metode penelitian kuantitatif dipakai guna meriset Residual
populasi atau sampel tertentu, pengambilan data Sumber: Nainggolan, 2021
memakai alat penelitian, analisis bersifat
kuantitatif/statistik, dengan maksud untuk mengukur Tabel diatas memperlihatkan hasil pengujian
hipotesis yang telah ditentukan (Sugiyono 2013). normalitas. Nilai unstandardized residual
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis dampak mempunyai nilai sig 0.933 yakni > 0.05, jadi dapat
corporate governance terhadap kinerja keuangan. diinterpretasikan data dalam penelitian ini
Variabel-variabel dalam penelitian ini di terdistribusi normal.
deskripsikan dalam wujud bilangan-bilangan yang
berasaskan hasil telaah eksperimen, lalu dijadikan Tabel 3. Pengujian Autokorelasi
rujukan dalam merumuskan keadaan variabel- Variabel N Sig Std
variabel tersebut.
120 0.933 > 0.05
Metode Pengumpulan Data Unstandardized
Data didalam penelitian ini berbentuk data Residual
sekunder, ialah data kuantitatif yang didapatkan dari Sumber: Nainggolan, 2021
situs BEI (Bursa Efek Indonesia). Data itu berbentuk
laporan keuangan perusahaan property dan real Tabel diatas memperlihatkan hasil uji
estate yang terdaftar di Bursa Efek Indenesia periode autokorelasi. Nilai unstandardized residual
2016-2020 mempunyai nilai sig 0.354 yakni lebih besar dari
0.05 (> 0.05), jadi bisa disimpulkan tidak ditemukan
indikasi autokorelasi pada model regresi di
penelitian ini.

p-ISSN: 2302-9560/e-ISSN: 2597- 4599 393


JURNAL MANEKSI VOL 11, NO. 2, DESEMBER 2022

Tabel 4. Pengujian Multikolinearitas Sumber: Nainggolan, 2021


Variabel Tolerance Std VIF Std
Berlandaskan hasil analisis regresi linier berganda,
0.884 >0.01 1.128 <10
jadipersamaan regresinya adalah sebagai berikut :
0.943 >0.01 1.057 <10
0.978 >0.01 1.020 <10
0.927 >0.01 1.077 <10
Keterangan:
Sumber: Nainggolan, 2021
: Kinerja keuangan
: Komisaris independen
Tabel diatas memperlihatkan pengujian
: Kepemilikan manajerial
multikolinearitas. Dari tabel tersebut bisa
: Kepemilikan institusional
diperhatikan bahwa nilai tolerance variabel dewan
komisaris independen > 0.01 yaitu 0.884 dan Nilai : Komite audit
VIF variabel dewan komisaris independen kurang
dari 10 yaitu 1.128. Nilai tolerance variabel  Nilai 0,093 adalah nilai konstanta (a). Nilai ini
kepemilikan manajerial > 0.01 yaitu 0.943 dan Nilai memperlihatkan bahwa tingkat profitabilitas
VIF variabel kepemilikan manajerial kurang dari 10 sebesar 0.093, jika semua variabel independen
yaitu 1.057. Nilai tolerance variabel kepemilikan memiliki nilai 0.
institusional > 0.01 yaitu 0.978 dan Nilai VIF  Nilai koefisien regresi dari variabel Dewan
variabel kepemilikan institusional < 10 yaitu 1.020. Komisaris Independen ialah -0.063. Nilai ini
Nilai tolerance variabel komite audit > 0.01 yaitu memperlihatkan bahwa jika variabel Dewan
0.928 dan Nilai VIF variabel komite audit kurang Komisaris Independen bertambah sebanyak 1%
dari 10 yaitu 1.077. dengan anggapan bahwa variabel lain konstan,
Maka disimpulkan bahwa Dewan Komisaris serta dibarengi penurunan kinerja keuangan
Independen, Kepemilikan Managerial, Kepemilikan sebanyak 6.3% (0.063).
institusional dan Komite Audit (variabel  Nilai koefisien regresi dari variabel
independen) di penelitian ini tidak didapati indikasi Kepemilikan Manajerial ialah 0,001. Nilai ini
multikolinearitas. memperlihatkan bahwa jika variabel
Kepemilikan Manajerial bertambah sebanyak
Tabel 5. Pengujian Heteroskedastisitas 1% dengan anggapan bahwa variabel lain
Variabel Sig Std konstan, serta dibarengi peningkatan kinerja
keuangan sebanyak 0.1% (0.001).
0.134 >0.05
0.805 >0.05  Nilai koefisien regresi dari variabel
Kepemilikan Institusional ialah -0.018. Nilai ini
0.063 >0.05 memperlihatkan bahwa jika variabel
0.608 > 0.05 Kepemilikan Institusional bertambah sebanyak
Sumber: Nainggolan, 2021 1% dengan anggapan bahwa variabel lain
konstan, serta dibarengi penurunan kinerja
Tabel diatas memperlihatkan hasil uji keuangan sebanyak 1.8% (0.018).
heteroskedastisitas. Dari tabel tersebut bisa  Nilai koefisien regresi dari variabel Komite
diperhatikan bahwa nilai signifikansi variabel dewan Audit ialah 0.007. Nilai ini memperlihatkan
komisaris independen > 0.05 yaitu 0.134. Nilai bahwa jika variabel Komite Audit bertambah
signifikansi variabel kepemilikan manajerial > 0.05 sebanyak 1% dengan anggapan bahwa variabel
yakni 0,805. Nilai signifikansi variabel kepemilikan lain konstan, serta dibarengi peningkatan kinerja
Institusional > 0.05 yakni 0.063. Nilai signifikansi keuangan sebanyak 0.7% (0.007).
variabel komite audit > 0.05 yakni 0.608.
Maka disimpulkan bahwa dewan komisaris Tabel 7. Tabel Hasil Uji F
independen, kepemilikan mangerial, kepemilikan Model Fhitung Ftabel Sig Std
institusional dan komite audit tidak didapati indikasi
1 3.299 2.29 0.012 < 0.05
heteroskedastisitas.
Sumber: Nainggolan, 2021
Tabel 6. Pengujian Regresi Linear Berganda
Tabel diatas memperlihatkan hasil uji F. Dari
Variabel B tabel tersebut bisa diperhatikan bahwa nilai Fhitung
Konstanta 0.093 3.299 dan nilai signifikansi 0.012. Maka nilai Fhitung
> Ftabel (3.299 > 2.29) serta nilai signifikansi < 0.05
-0.063
(0.012 < 0.05). Jadi bisa ditarik kesimpulan Ho
0.001 ditolak dan Ha diterima, bahwa secara bersama-sama
-0.018
variabel dewan komisaris independen, kepemilikan
0.007
managerial, kepemilikan institusional dan komite

p-ISSN: 2302-9560/e-ISSN: 2597- 4599 394


JURNAL MANEKSI VOL 11, NO. 2, DESEMBER 2022

audit (independen) berpengaruh positif atas kinerja sebanyak 17%, sementara itu selisihnya 83%
keuangan. dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Tabel 8. Tabel Hasil Uji t PEMBAHASAN


Variabel thitung ttabel Sig Std
-2.469 -1.676 0.017 < 0.05 Kinerja Keuangan ditinjau dari Dewan
-0.155 -1.676 0.877 > 0.05 Komisaris Independen pada Perusahaan
-0.069 -1.676 0.945 > 0.05 Property dan Real Estate
Secara parsial Dewan Komisaris Independen
-1.460 -1.676 0.151 > 0.05
berpengaruh atas kinerja keuangan. Tindak atau
Sumber: Nainggolan, 2021
perilaku manajemen perusahaan yang tidak
transparan dan tidak bersih dapat diminimalisir
Tabel 8 memperlihatkan hasil uji t (hasil
dengan keberadaan dewan komisaris independen di
pengujian secara parsial). Melalui tabel diatas bisa
dalam perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan
diperhatikan bahwa :
dengan hasil Penelitian Muhammad Benny
Alexandri, (2013) dan Roza Mulyadi, (2016) yang
H1 : Nilai thitung variabel Dewan Komisaris Independen
mengatakan bahwa dewan komisaris independen
-2.469 dan nilai signifikansi sebesar 0.017. Maka
berpengaruh atas kinerja keuangan.
thitung > ttabel (-2.469 > -1.676) dan nilai signifikansi
Hal ini memperlihatkan bahwa proporsi dewan
< 0.05 (0.017<0.05). Jadi dapat ditarik kesimpulan
komisaris independen yang ada di dalam perusahaan
Ho ditolak dan H1 diterima, bahwa variabel Dewan
sudah dapat menjalankan supervisi sehingga
Komisaris Independen berpengaruh terhadap
menstimulasi manajer untuk tetap memperlihatkan
Kinerja Keuangan.
prestasi yang bagus dalam meningkatkan kinerja
H2 : Nilai thitung variabel Kepemilikan Managerial -
keuangan perusahaan.
0.155 dan nilai signifikansi sebesar 0.877. Maka
thitung < ttabel (-0.155 < -1.676) dan nilai signifikansi
Kinerja Keuangan ditinjau dari Kepemilikan
> 0.05 (0.877>0.05). Jadi dapat ditarik kesimpulan
Manajerial pada Perusahaan Property dan Real
Ho diterima dan H2 ditolak, bahwa variabel
Estate
Kepemilikan Managerial tidak berpengaruh
Secara umum kepemilikan manajerial akan
terhadap Kinerja Keuangan.
memunculkan situasi yang terbuka dan tidak ada
H3 : Nilai thitung variabel Kepemilikan Institusional -
kecurangan keuangan serta mengurangi agency cost.
0.069 dan nilai signifikansi sebesar 0.945. Maka
Diasumsikan bahwa agency problems akan tidak ada
thitung < ttabel (-0.069 < -1.676) dan nilai signifikansi
jika seorang manajer sekaligus berperan sebagai
> 0.05 (0.945>0.05). Maka bisa diambil
pemilik perusahaan dengan demikian diharapkan
kesimpulan Ho diterima dan H3 ditolak, bahwa
akan mengoptimalkan kinerja perusahaan.
variabel Kepemilikan Institusional tidak
Tetapi dalam penelitian ini kepemilikan
berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan.
manajerial tidak berpengaruh atas kinerja keuangan.
H4 : Nilai thitung variabel Komite Audit -1.460 dan nilai
Kepemilikan manajerial dapat tidak berpengaruh
signifikansi sebanyak 0.151. Maka t hitung < ttabel (-
atas kinerja perusahaan karena jumlah kepemilikan
1.460 < -1.676) dan nilai signifikansi > 0.05
saham oleh manajer masih sedikit maka dari itu
(0.151>0.05). Jadi dapat ditarik kesimpulan Ho
barangkali manajer belum menikmati keuntungan
diterima dan H4 ditolak, bahwa variabel Komite
dari kepemilikan manajerial tersebut. Menurut teori,
Audit tidak berpengaruh terhadap Kinerja
jika kepemilikan manajerial rendah, maka peluang
Keuangan.
timbulnya perbuatan mengambil keuntungan untuk
diri sendiri (oportunistik) juga bertambah. Hasil
Tabel 9. Hasil Uji Koefisien Determinasi penelitian ini sependapat dengan penelitian Widyanti
Model Adjusted r square Penjelasan (2013) yang menemukan bahwa tidak ada pengaruh
1 0.171 Variabel dependen kepemilikan manajerial atas kinerja keuangan
dapat dijelaskan perusahaan.
oleh variabel
independen Kinerja Keuangan ditinjau dari Kepemilikan
Institusional pada Perusahaan Property dan Real
Sumber: Nainggolan, 2021 Estate
Secara umum kinerja manajemen akan dapat
Tabel diatas memperlihatkan Hasil atau Uji diawasi dan segala tindakan curang yang dilakukan
Koefisien Determinasi. Melalui Tabel diatas bisa oleh pihak manajeman dengan adanya kepemilikan
diperhatikan bahwa nilai adjusted r square 0.171. institusional maka dari itu bisa menaikkan kinerja
Maka bisa diambil kesimpulan variabel dependen keuangan perusahaan. Disamping itu kepemilikan
mampu diterangkan oleh variabel independen institusional yang berbentuk institusi yang dimilki
oleh pihak luar perusahaan, dipandang kelompok

p-ISSN: 2302-9560/e-ISSN: 2597- 4599 395


JURNAL MANEKSI VOL 11, NO. 2, DESEMBER 2022

yang independen maka diharapkan bisa menekan


tindak manipulasi yang dilaksanakan oleh
manajemen kemudian bisa mengurangi biaya DAFTAR PUSTAKA
keagenan.
Akan tetapi di dalam penelitian ini kepemilikan Arif, Sugiono dan Edy, Untung., 2008, Panduan
institusional tidak berpengaruh atas kinerja Praktis dan Dasar Analisis Laporan
keuangan. Kepemilikan institusional tidak Keuangan, grasindo., Jakarta.
berpengaruh atas kinerja perusahaan karena
Boediono, G. S., 2005, Kualitas Laba: Studi
kemungkinan pemilik saham mayoritas institusi
turut serta di dalam pengawasan perusahaan Pengaruh Mekanisme Corporate
sehingga condong berbuat untuk keinginan mereka Governance dan Dampak Manajemen Laba
sendiri dengan mempertaruhkan keinginan pemilik Dengan Menggunakan Analisis Jalur.,
minoritas. Adanya hal itu akan memicu terciptanya Jurnal Akuntansi-Simposium Nasional
kesenjangan di dalam penetapan orientasi strategi Akuntansi VIII Solo.
dalam perusahaan, sehingga akibatnya pemangku
Brigham, Eugene F dan Houston., 2006,
saham mayoritas saja yang diuntungkan.
Fundamental of FinancialManagement:
Kinerja Keuangan ditinjau dari Komite Audit Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi
pada Perusahaan Property dan Real Estate 10., Jakarta: Salemba Empat.
Secara teori komite audit ialah suatu komite Daily, C., & Dalton, R., 2004, Bankruptcy and
yang dibuat oleh dewan komisaris yang bertugas Corporate Governance: The Impact of
secara independen serta kompeten. Maka tugas Board Composition and Structure., The
komite audit ialah menguatkan dan mendukung
Academy of Management Journal
peran dewan komisaris dalam menunaikan peran
pengawasan terhadap prosedur pelaporan keuangan, December Vol. 37 (6), 1603-1617.
pelaksanaan audit, manajemen risiko, dan penerapan Eisenhardt, Kathleem., 1989, Agency Theory: An
dari corporate governance di perusahaan. Assesment and Review., Academy of
Namun didalam penelitian ini komite audit tidak Management Review, 14. Hal 57-74.
mampu mempengaruhi kinerja keuangan Fahmi, Irham., 2013, Analisis Laporan Keuangan.,
perusahaan. Komite audit tidak berpengaruh atas Bandung: Alfabeta.
kinerja perusahaan disebabkan kurang efektifnya
Forum for Corporate Governance in Indonesia.,
keberadaan komite audit dalam perusahaan. Jumlah
komite audit di dalam perusahaan belum mampu 2001, Peranan Dewan Komisaris dan
mengoptimalkan tugas dan perannya dalam Komite Audit dalam Pelaksanaan
penerapan akuntansi. Hal ini sependapat dengan Corporate Governance (Tata Kelola
analisis Roza Mulyadi (2016) yang mengungkapkan Perusahaan) Jilid II, Jakarta.
bahwa Komite Audit tidak atas terhadap kinerja Jensen, M. C., & Meckling, W. H., 1976, Theory of
keuangan. the firm: Managerial Behavior, Agency
Costs and Ownership Structure., Journal of
5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan Financial Economics 3. Q North- Holland
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa Publishing Company , 305-313.
dewan komisaris independen berpengaruh atas J.Fred Weston & Thomas E. Copeland., 2007,
kinerja keuangan, sedangkan kepemilikan Manajemen Keuangan jilid 1 dan 2, Jakarta
managerial, kepemilikan institusional dan komite : Binarupa Askara.
audit tidak berpengaruh atas kinerja keuangan. Dan Lako, A. (2007). Laporan Keuangan dan Konflik
hasil pengujian secara simultan memperlihatkan Kepentingan Edisi Kedua. Yogyakarta:
bahwa dewan komisaris independen, kepemilikan Amara Books.
managerial, kepemilikan institusional dan komite Linda dan Febriyanti, L. M., 2010, Kinerja
audit berpengaruh atas kinerja keuangan perusahaan dalam perspektif agency theori
dan signaling theori., Jurnal Ekonomi dan
5.2. Saran Bisnis, Vol. 9 No. 2, Agustus 2010: 190-
Saran kepada peneliti selanjutnya adalah dalam 202.
penelitian ini perusahaan yang diteliti sekedar Mc, K., 2002, The Value-Relevance of Board
sampai pada perusahaan property dan real estate Composition within Corporate Governance.
yang tercatat di BEI atau Bursa Efek Indonesia, New Jersey: Prentice Hall.
hendaknya juga dilaksanakan pada semua Mulyadi., 1997, Akuntansi Manajemen: Konsep,
perusahaan yang tercatat di BEI atau Bursa Efek Manfaat dan Rekayasa. Edisi 8., STIE-
Indonesia begitu juga untuk variabelnya diharapkan YKPN. Yogyakarta.
menambah variabel lain.

p-ISSN: 2302-9560/e-ISSN: 2597- 4599 396


JURNAL MANEKSI VOL 11, NO. 2, DESEMBER 2022

Munawir, S., 2010, Analisis laporan Keuangan Edisi Harga Saham, Empirika, Vol 19. No.1,Juni
keempat. Cetakan Kelima Belas., 2006 : hal. 64 -80.
Yogyakarta: Liberty
Nainggolan, Y. T. (2018). Pengaruh Leverage,
Corporate Governance dan Profitabilitas
terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Nainggolan, Y. T., & Karunia, E. 2022. Leverage,
corporate governance dan profitabilitas
sebagai determinan earnings management.
AKUNTABEL, 19(2).
Nasution, M., & Setiawan, D., 2007, Pengaruh
Corporate Governance Terhadap
Manajemen Laba Di Industri Perbankan
Indonesia., Jurnal Akuntansi-Simposium
Nasional Akuntansi X Makasar.
Rahmawati, A., & Triatmoko, H., 2007, Analisis
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Kulaitas Laba dan Nilai Perusahaan.,
Jurnal Akuntansi-Simposium Nasional
Akuntansi X Makasar.
Shleifer, A., & Vishny, R., 1997, A Survey of
Corporate Governance., Journal of Finance
52, 737-783.
Sugiyono., 2013, Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D., Bandung: Alfabeta.
Susanto, 2009, Pendekatan Strategi Management
dalam CSR., Jakarta: Esensi.
Weimer, David L dan Vining, Aidan R., 1999,
Policy Analysis: Concept and Practice,
third edition, Prectice Hall. New Jersey.
Widyaningdyah, A., 2001, Analisis Faktor-Faktor
Yang Berpengaruh Terhadap Earning
Management Pada Perusahaan Go Public
Di Indonesia., Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Vol. 3 No. 2, 89-101.
Widyastuti N, Tjokrokusumo D., 2006, Peranan
beberapa Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)
tanaman pada kultur in vitro., Jurnal Sains
dan Teknologi BPPT 3 (5): 55-63.
Widyati, Fransisca., 2013, Pengaruh Dewan Direksi,
Komisaris Independen, Komite Audit,
Kepemilikan manajerial dan Kepemilikan
Institusional terhadap Kinerja Keuangan.,
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 1 Nomor
1 Januari: Universitas Negeri Surabaya.
Wijayanti, Tri., 2011, Pengaruh Corporate Social
Responsibility terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan., Simposium Nasional
Akuntansi XIV Aceh 2011: Universitas
Syiah Kuala Banda Aceh.
Wulandari, 2006, Pengaruh Economic Value Added
dan Rasio – rasio Profitabilitas terhadap

p-ISSN: 2302-9560/e-ISSN: 2597- 4599 397

You might also like