You are on page 1of 17

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LUAS PENGUNGKAPAN SUKARELA

DAN IMPLIKASINYA TERHADAP ASIMETRI INFORMASI


(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2012-2014)

Oleh: Edi Saputra


Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji
Dhyz.right17@gmail.com

Abstract

The aim of this research is to analyze the factors that influence disclousure
extend and its implications to information asymetry. This study is divided
into two stage. The first stage is a multiple linear regression to test the
influence of the analyze the factors that affect toward extensive voluntary
disclosure. The second stage of analysis is a simple linear regression
analysis to test the influence of the extensive voluntary disclosure to
asymmetry information. The population of this study was the financial
reporting of manufacture company's listed on the Indonesia Stock Exchange
in 2012-2014. The sampling technique is purposive sampling method which
results for 38 samples in 2012-2014.
The results of this study indicated that in the first regression model showed
variable of proportion of independent board, leverage, profitability, scope
of business and auditors size has affect toward extensive voluntary
disclosure. Meanwhile, variable of age of firm, age listing of firm, liquidity,
and free cash flow do not affect toward extensive voluntary disclosure. For
the second stage of the research model, the extensive voluntary disclosure
variable does not affect the asymmetry information.

Keyword: Proportion of independent board, age of firm, age listing,


liquidity, leverage, profitability, free cash flow, scope of
business, auditors size, extensive voluntary disclosure,
asymmetry informastion

PENDAHULUAN Dalam kegiatan pencarian sumber dana


tersebut manajer pasti memiliki pengetahuan
Pasar modal telah menjadi sebuah
yang sangat mendalam tentang perusahaan
alternatif investasi bagi investor dan
yang dijalankannya. Manajer mengatur
pandangan bagi investor. Semua perusahaan
segala sesuatu yang berkaitan dengan
meminta untuk bergabung dalam pasar
perusahaan mereka. Laporan keuangan yang
modal ketika di buka dengan konsekuensi
disajikan oleh manajer merupakan salah satu
harus menyediakan semua informasi
bentuk informasi yang digunakan sebagai
perusahaan bagi investor. Kunci dari sebuah
pertimbangan bagi investor untuk
keberhasilan pasar modal tergantung dari
memberikan dana yang dimilikinya kepada
kualitas informasi yang ada dalam pasar
perusahaan tersebut atau malah
modal tersebut (Purwanti & Kurniawan,
memberikannya ke perusahaan lain.
2013).
Menurut Tanor L. A. (2009) pihak manajer Asimetri informasi sebenarnya memiliki
sebagai pihak yang mempunyai informasi kaitan erat dengan pengungkapan laporan
terkait kondisi perusahaan, tidak keuangan. Pengungkapan laporan keuangan
memberikan semua informasi yang perlu dilakukan karena hal ini merupakan
diketahuinya terkait perusahaan yang salah satu informasi yang didapatkan
bertujuan untuk menghindari resiko investor dalam mengawasi investasi yang
terlihatnya kelemahan dari perusahaan. telah dilakukannya. Manajemen dapat
Permasalahan ini seringkali memicu para meningkatkan nilai perusahaan melalui
manajer untuk memperoleh keuntungan pengungkapan informasi tambahan dalam
lebih dari perbedaan informasi yang ada laporan keuangan namun peningkatan
antara manajer dan pengguna informasi pengungkapan laporan keuangan akan
dalam hal ini adalah investor. Padahal disisi mengurangi asimetri informasi sehingga
lain prinsipan/investor memerlukan semua peluang manajemen untuk melakukan
informasi yang relevan tentang kondisi manajemen laba semakin kecil (Halim,
menyeluruh perusahaan namun mereka tidak Meiden, & Tobing, 2005). Laporan
memiliki akses internal perusahaan padahal keuangan adalah komunikasi yang
informasi tersebut sangat berguna dalam digunakan pimpinan manajemen ke
mengambil keputusan ekonomis. pengguna informasi di luar perusahaan.
Kualitas informasi yang dicapai tergantung
Permasalahan yang terjadi dalam
pada kualitas laporan keuangan (Purwanti &
pembahasan diatas disebut asimetri
Kurniawan, 2013).
informasi. Asimetri informasi merupakan
suatu keadaan dimana manajer memiliki Keberagaman luasnya pengungkapan dapat
akses informasi atas prospek perusahaan dipengaruhi oleh beberapa hal berkaitan
yang tidak dimiliki oleh pihak luar dengan karakteristik perusahaan yang
perusahaan (Rahmawati, Suparno, & diklasifikasikan menjadi 3 kategori, yaitu
Qomairah, 2006). berkaitan dengan aspek struktur perusahaan,
aspek kinerja perusahaan, dan aspek pasar
Terkadang informasi yang diberikan tidak
perusahaan (Benardi, Sutrisno, & Assih,
bisa diterima karena tidak sesuai dengan
2009). Hal yang berkaitan dengan
kondisi sebenarnya perusahaan. Kondisi ini
karakteristik tersebut dapat dikategorikan
dikenal sebagai asimetri informasi atau
sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi
informasi asimetri, salah satu kondisi
pengungkapan sukarela dapat berupa
dimana ada ketimpangan antara informasi
proporsi dewan komisaris independen, umur
manajemen yang diakuisisi sebagai pusat
perusahaan, umur listing, likuiditas,
informasi kepada shareholders dan
leverage, profitabilitas, arus kas bebas,
stakeholders pada umumnya sebagai
skope bisnis dan ukuran kantor akuntan
pengguna informasi (user).
publik. Faktor-faktor tersebut dapat
Teori agensi mengimplikasikan terjadinya diklasifikasikan dalam aspek struktur
asimetri informasi antara manajer sebagai perusahaan yang diwakili oleh proporsi
agen dengan pemilik yang dalam hal ini dewan komisaris independen, umur
merupakan pemegang saham/investor, perusahaan dan umur listing perusahaan,
dimana manajemen memiliki informasi aspek kinerja perusahaan yang diwakili oleh
lebih banyak dan akurat daripada pemegang pengukuran likuiditas, leverage,
saham akan cenderung ingin menyampaikan profitabilitas, dan arus kas bebas serta aspek
kondisi perusahaan yang baik, walaupun pasar perusahaan yang diwakili oleh skope
terkadang realitanya kurang mendukung. bisnis dan ukuran kantor akuntan publlik
yang mengaudit perusahaan.
https://www.youtube.com/watch?v=vNlQ6FQiuOY

Telah banyak penelitian yang dilakukan prinsipal. Kesenjangan informasi


mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi mendorong manajer untuk berprilaku
luas pengungkapan sukarela (disclosure) oportunitis dalam mengungkapkan informasi
terhadap asimetri informasi. Beberapa mengenai perusahaan. Manajer hanya akan
diantaranya seperti Prayogi (2003), Brown mengungkapkan suatu informasi tertentu
& Hillegeist (2007), Sudarmadji & Sularto jika ada manfaat yang diperolehnya.
(2007), Bernadi K, Sutrisno, & Assih Upaya mempermainkan informasi ini tidak
(2009), Suta & Laksito (2012), Indriati selalu dilakukan manajer untuk membuat
(2013), dan Fitriana & Prastiwi (2014). informasi menjadi lebih bagus dibandingkan
Namun, hasil penelitian tersebut masih dengan informasi sesungguhnya. Ada
beragam. kalanya informasi justru diubah menjadi
lebih buruk dibandingkan informasi
Dengan adanya hasil penelitian yang
sesungguhnya. Hal ini tergantung dengan
bertentangan maka menunjukan adanya
motivasi yang mendasari manajemen
research gap didalam penelitian sejenis.
tersebut (Aryani, 2011).
Research gap adalah kesenjangan penelitian
yang perlu diteliti dan menjadi alasan bagi
peneliti untuk meneliti. Oleh karena itu, Asimetri Informasi
Asimetri informasi merupakan suatu
peneliti ingin menguji kembali faktor-faktor
keadaan dimana manajer memiliki akses
yang mempengaruhi luas pengungkapan
informasi atas prospek perusahaan yang
yang dapat terbagi kedalam 3 karakteristik
tidak dimiliki oleh pihak luar perusahaan
terhadap luas pengungkapan laporan
(Rahmawati, Suparno, & Qomairah, 2006).
keuangan perusahaan dan implikasinya
Terjadinya asimetri informasi karena tidak
terhadap asimetri informasi dengan
samanya perolehan informasi tentang
menjadikan perusahaan manufaktur yang
perusahaan yang diterima pihak pengguna
terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai
informasi yang dalam hal ini investor
objek penelitian skripsi ini dengan judul
dibandingkan pihak manajemen perusahaan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
yang setiap saatnya mengoperasikan usaha
Luas Pengungkapan Sukarela dan
dan berada di perusahaan (Indriani, 2013).
Implikasinya Terhadap Asimetri
Teori keagenan (agency teory) menjelaskan
Informasi (Studi pada Perusahaan
adanya konflik kepentingan antara pengguna
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
informasi dengan manajemen perusahaan
Efek Indonesia Periode 2012-2014).
mengakibatkan adanya ketimpangan
informasi. Penyampaian laporan keuangan
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA kepada stakeholder nantinya dapat
PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS meminimalkan asimetri informasi yang
terjadi antara pihak manajer dan stakeholder
Teori Agensi karena laporan keuangan merupakan sarana
Jensen & Meckling (1976) pengkomunikasian informasi keuangan
mendefinisikan teori keagenan adalah a kepada pihak-pihak di luar perusahaan
contract under which one or more persons (Rahmawati, Suparno, & Qomairah, 2006).
(the principal(s)) engage another person Adanya pemberian informasi yang
(the agent) to perform some service on their berkualitas maka investor akan memiliki
behalf which involves delegating some akses informasi atas prospek perusahaan
decision making authority to the agent. yang dimiliki oleh manajer (Apriliani,
Adanya hubungan keagenan ini 2012). Penyampaian informasi akuntansi
mengindikasikan bahwa adanya kesenjangan yang berkualitas telah melingkupi
kepemilikan informasi agen terhadap penyampaian informasi melalui
pengungkapan laporan keuangan yakni lingkungan hidup memegang peranan
pengungkapan informasi dari perusahaan penting dan bagi industri yang menganggap
terhadap pengguna laporan keuangan karyawan sebagai kelompok pengguna
sebagai dasar pertimbangan dalam laporan yang memegang peranan penting.
pengambilan keputusan baik pengungkapan Laporan tambahan tersebut di luar ruang
yang bersifat wajib maupun sukarela. lingkup Standar Akuntansi Keuangan.
Bagi investor sebagai pihak utama pengguna
Pengungkapan Laporan Kuangan informasi, laporan keuangan merupakan
Secara sederhana pengungkapan media analisis dalam melakukan keputusan
dapat diartikan sebagai pengeluaran investasi karena investasi merupakan
informasi yang disajikan dalam laporan kegiatan yang sangat berisiko dan penuh
keuangan. Agar laporan keuangan dapat ketidakpastian, maka pengungkapan
memberi manfaat yang seluas-luasnya maka sukarela laporan keuangan perusahaan
laporan keuangan harus mengungkapkan diharapkan mampu mengurangi keraguan
informasi secara memadai (Prayogi, 2003). dan ketakutan para investor dalam
Hal ini sejalan dengan standar pelaporan melakukan kegiatan investasi.
ketiga yang berbunyi Pengungkapan
informatif dalam laporan keuangan harus Pengembangan Hipotesis
dipandang memadai, kecuali dinyatakan
lain dalam laporan auditor. H1 : Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris
Menurut Dahlan (2003) terdapat dua jenis Independen Terhadap Luas
pengungkapan yaitu pengungkapan wajib Pengungkapan Sukarela
(mandatory disclosure) dan pengungkapan Komisaris independen merupakan posisi
sukarela (voluntary disclosure). terbaik untuk melaksanakan fungsi
Pengungkapan wajib (mandatory disclosure) monitoring agar tercipta perusahaan yang
adalah pengungkapan yang wajib dilakukan good corporate governance. Keberadaan
oleh perusahaan sesuai dengan peraturan komisaris independen dimaksudkan agar
pasar modal yang berlaku. Di Indonesia mekanisme pengawasan dapat berjalan
pengungkapan wajib telah diatur dalam secara efektif dan sesuai dengan peraturan
Ketua Bapepam Nomor: KEP-431/BL/2012 perundang-undangan (Nugrahani &
tentang penyampaian laporan tahunan Nugroho, 2010). Menurut Fitriana &
emiten atau perusahaan publik. Sedangkan Prastiwi (2014) semakin besar jumlah
pengungkapan sukarela (voluntary dewan komisaris independen terhadap total
disclosure) adalah pengungkapan informasi anggota komisaris yang ada di perusahaan,
yang tidak diwajibkan oleh badan regulator maka aktivitas pengawasan pelaksanaan
pasar modal (BAPEPAM). Voluntary prinsip tata kelola perusahaan yang berupa
disclosure ini ditentukan sesuai dengan transparansi informasi akan berjalan lebih
kebijakan perusahaan guna memberikan efektif sehingga manajemen akan terdorong
informasi yang lebih relevan serta untuk meningkatkan luas pengungkapan
meningkatkan kinerja perusahaan di bursa informasi keuangan perusahaan.
saham.
Pengungkapan sukarela dalam PSAK No.1 H2 : Pengaruh Umur Perusahaan
paragraf 12 (IAI, 2009) dijelaskan sebagai Terhadap Luas Pengungkapan Sukarela
berikut entitas dapat pula menyajikan,
terpisah dari laporan keuangan, laporan Menurut Sutomo (2004) umur perusahaan
mengenai lingkungan hidup dan laporan menunjukan perusahaan mampu eksis
nilai tambah (value added statement), (survive), mampu bersaing dan
khususnya bagi industri dimana faktor memanfaatkan peluang bisnis dalam suatu
perekonomian. Semakin panjang (besar)
Kerangka Berfikir

umur perusahaan akan memberikan Umur listing perusahaan merupakan


pengungkapan yang lebih luas dibandingkan seberapa lama perusahaan tersebut terdaftar
dengan perusahaan yang memiliki umur di Bursa Efek Indonesia sebagai perusahaan
yang lebih pendek. Hal ini berdasar pada go public. Perusahaan yang selayaknya telah
perusahaan yang lebih senior atau tua terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan
memiliki pengalaman lebih banyak dan telah kurun waktu yang lebih lama, seharusnya
meningkatkan praktek-praktek pelaporan mengungkapkan informasi keuangan
keuangan mereka dari waktu ke waktu, perusahaan lebih luas dibandingkan dengan
sehingga informasi yang diungkapkan akan perusahaan yang baru terdaftar di Bursa
lebih luas (Suta & Laksito, 2012). Efek Indonesia. Hal ini dikarenakan
perusahaan lebih berpengalaman dalam
H3 : Pengaruh Umur Listing Terhadap memenuhi kebutuhan informasi dari pihak
Luas pengungkapan sukarela eksternal
perusahaan. Kekuatan perusahaan yang ditunjukkan
dengan rasio likuiditas yang tinggi
H4 : Pengaruh Likuiditas Terhadap Luas berhubungan dengan tingkat luas
pengungkapan sukarela pengungkapan sukarela yang tinggi/lebih
Tingkat likuiditas mengacu pada komprehensif. Kuatnya kondisi keuangan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi suatu perusahaan cenderung melakukan
kewajiban jangka pendeknya yang keleluasan pengungkapan laporan keuangan
menggambarkan tingkat kesehatan dari yang lebih komprehensif dibandingkan pada
suatu perusahaan (Suta & Laksito, 2012).
perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang lebih lengkap dibandingkan dengan
yang lemah (Daniel, 2013) prinsipal dapat menyalahgunakan arus kas
bebas demi kepentingan pribadi.
H5 : Pengaruh Leverage Terhadap Luas
pengungkapan sukarela H8 : Pengaruh Skope Bisnis Terhadap
Tingkat leverage sendiri menggambarkan Luas pengungkapan sukarela
tingkat kemampuan bertahan hidup Benardi, Sutrisno, & Assih (2009)
perusahaan dilihat dari sisi jangka panjang. mengatakan bahwa perusahaan yang
Didalam penelitian yang dilakukan oleh memiliki lingkup bisnis yang luas akan
Daniel (2013), luas pengungkapan juga cenderung mengungkapkan informasi lebih
dapat dipengaruhi oleh tingkat leverage dari banyak dibanding dengan perusahaan
sebuah perusahaan. Semakin besar tingkat dengan lingkup bisnis yang kecil. Hal ini
leverage maka perusahaan akan semakin didasarkan bahwa perusahaan konglomerat
komprehensif dalam mengungkapkan akan memiliki tuntutan regulasi yang lebih
laporan keuangannya, itu dikarenakan banyak untuk menyampaikan informasi
timbul biaya pengawasan yang lebih tinggi kepada publik yang akan menyebabkan
pula perusahaan konglomerat melakukan
pengungkapan sukarela yang lebih luas
H6 : Pengaruh Profitabilitas Terhadap dibandingkan dengan perusahaan non
Luas pengungkapan sukarela konglomerat
Perusahaan dalam kondisi good news dapat
ditandai dengan perolehan profitabilitas H9 : Pengaruh Ukuran KAP Terhadap
tinggi. Namun jika profitabilitas Luas pengungkapan sukarela
dipertimbangkan dari kualitas investasi, Auditor memainkan peran yang
maka perusahaan dengan profit lebih rendah penting dalam meningkatkan strategi
juga terpacu untuk mengungkapkan pelaporan perusahaan secara keseluruhan
informasi secara lebih luas untuk (Benardi, Sutrisno, & Assih, 2009). Menurut
mengurangi risiko pandangan negatif pasar Fitriana & Prastiwi (2014) auditing dapat
terhadap kualitas investasi (Fitriana & mengurangi asimetri informasi dan
Prastiwi, 2014). Hal ini dikarenakan para meningkatkan kredibilitas voluntary
investor kebanyakan lebih menyukai information disclosure yang dikeluarkan
perusahaan dengan profitabilitas yang oleh perusahaan. Perusahaan audit meminta
tinggi, dengan harapan perusahaan mampu pengungkapan yang memadai kepada
memberikan pengembalian investasi yang manajemen untuk menyoroti kegiatan
tinggi pula (Benardi, Sutrisno, & Assih, tersembunyi manajer.
2009).
H10 : Pengaruh Luas Pengungkapan
H7 : Pengaruh Arus Kas Bebas Terhadap Sukarela Terhadap Asimetri Informasi
Luas pengungkapan sukarela Benardi, Sutrisno, & Assih (2009)
Arus kas bebas dapat menimbulkan menemukan bahwa laporan keuangan
perbedaan kepentingan antara prinsipal dan dan/atau laporan tahunan perusahaan erat
manajer. Prinsipal menginginkan sisa dana kaitannya dengan hubungan keagenan antara
tersebut (arus kas bebas) dibagikan untuk prinsipal (pemegang saham dan kreditur)
meningkatkan kesejahteraannya, sedangkan dengan manajemen (agen) perusahaan.
manajer berkeinginan arus kas bebas Hubungan keagenan yang muncul akibat
digunakan untuk memperbesar perusahaan dari konflik kepentingan dari pemilik dan
melebihi ukuran optimal (Kono & Yuyetta, manajer dapat menimbulkan asimetri
2013). Manajemen yang memiliki informasi informasi antara prinsipal dengan manajer di
https://www.youtube.com/watch?v=vNlQ6FQiuOY

dalam perusahaan. Didalam penelitiannya Laksito, 2012). Variabel umur perusahaan


juga menyimpulkan bahwa pelaporan diukur dengan menghitung selisih antara
keuangan yang komperhensif, transparan, tahun sampel dengan tahun berdirinya
dan lengkap akan mengurangi adanya perusahaan dalam satuan tahun. Variabel
asimetri informasi. umur listing perusahaan diukur dengan
menghitung selisih antara tahun sampel
METODELOGI PENELITIAN dengan tahun first issue di BEI dalam satuan
tahun (Suta & Laksito, 2012). Variabel
Operasional Variabel Dependen
likuditas diproksikan dengan current ratio.
1. Luas Pengungkapan Sukarela
Variabel rasio leverage diproksikan dengan
Luas pengungkapan yang maskudkan dalam
debt to equity ratio. Variabel profitabilitas
penelitian ini adalah pengungkapan sukarela
diproksikan dengan return on asset.
yang dilakukan oleh perusahaan melalui
Variabel Arus kas bebas diukur dengan
laporan keuangan perusahaan yang
menggunakan arus kas operasi dikurangi
dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia.
perubahaan modal kerja dikurangi
Untuk dapat mengukur luas pengungkapan
perubahaan aktiva tetap (Kono & Yuyetta,
sukarela digunakan indeks pengungkapan
2013). Dalam penelitian ini, skope bisnis
sukarela. Daftar item pengungkapan
merupakan variabel dikotomi yakni
sukarela didasarkan pada daftar
perusahaan yang termasuk dalam golongan
pengungkapan sukarela pada penelitian yang
perusahaan konglomerat yang memiliki
dilakukan oleh Irawan (2006) yang
lebih dari satu jenis usaha akan diberi kode
diperoleh atau bersumber dari penelitian
satu (1), sedangkan perusahaan yang tidak
yang dilakukan oleh Subyantoro (2006) dan
termasuk dalam golongan perusahaan
Suripto (1998) dengan jumlah item
konglomerat yang hanya memiliki satu jenis
sebanyak 96 indikator.
usaha akan diberi kode nol (0). Didalam
2. Asimetri Informasi
peneltian ini, ukuran KAP menggunakan
Pengukuran asimetri informasi dilakukan
variabel dummy, nilai 1 jika perusahaan
dengan menggunakan metode relative bid-
diaudit oleh KAP big four dan 0 untuk KAP
ask spread. Dalam menghitung besarnya
non big four.
bid-ask spread (sebagai proksi asimetri
informasi) dalam penelitian ini
menggunakan model yang dipakai Veronica Penentuan Sample
& Bachtiar (2004) yaitu: Populasi dalam penelitian ini adalah laporan
keuangan perusahaan manufaktur yang
SPREADi,t = (aski,t-bidi,t) / {(aski,t + bidi,t) / 2} x 100 terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
Keterangan : 2012-2014. Teknik pengambilan sampel
dengan metode purposive sampling yang
SPREADi,t = Relative bid-ask spread perusahaan i
pada periode t mengahasilkan 38 perusahaan dengan
Aski,t = Rata-rata harga ask saham perusahaan i periode pengamatan tahun 2012-2014.
yang terjadi pada periode t Adapun kriterianya sebagai berikut:
Bidi,t = Rata-rata harga bid saham perusahaan i
yang terjadi pada periode t 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.
Operasional Variabel Independen 2. Perusahaan manufaktur yang
mempublikasikan laporan keuangan
Variabel proporsi dewan komisaris berturut-turut sejak tahun 2012 sampai
independen diukur dengan menghitung 2014 di situs resmi Bursa Efek Indonesia
pembagian antara jumlah anggota komisaris (BEI).
independen dan total seluruh dewan
komisaris yang dimiliki perusahaan (Suta &
3. Perusahaan yang mempublikasikan nilai Kolmogrof-Smirnov adalah 0,067 dan
laporan keuangan perusahaan dalam mata signifikan pada 0,200. Hal ini berarti H0
uang rupiah pada tahun 2012 hingga gagal ditolak yang berarti residual
2014. terdistribusi secara normal. Untuk model
4. Perusahaan yang mempublikasikan penelitian kedua, menunjukkan besarnya
laporan keuangan perusahaan per 31 nilai Kolmogrof-Smirnov adalah 0,208 dan
Desember pada tahun 2012 hingga 2014. signifikan pada 0,000. Hal ini berarti H0
5. Perusahaan tidak mengalami kerugian ditolak yang berarti residual tidak
dalam periode penelitian. terdistribusi secara normal. Untuk
6. Perusahaan manufaktur yang memiliki mengobati terhadap pelanggaran asumsi
data transaksi harian lengkap seperti klasik ini, maka model regresi kita
harga bid dan harga ask saham yang tranformasi kedalam bentuk semi-log yaitu
tersedia di Bursa Efek Indonesia selama sebelah kanan persamaan yaitu variabel
12 bulan berakhir pada 31 Desember. dependen kita transformasi menjadi bentuk
7. Perusahaan manufaktur yang memiliki logaritma natural (Ln) dan sebelah kiri
data lengkap yang dibutukan oleh peneliti persamaan tetap. Hasilnya menunjukkan
besarnya nilai Kolmogrof-Smirnov adalah
0,070 dan Asymp Sig (2 tailed) sebesar
Metode Analisis
0,200. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
Pengolahan data pada penelitian ini akan masalah residual telah teratasi.
menggunakan dua tahap dan akan
menggunakan dua model regresi: Uji Multikolonieritas

1. Tahap pertama menggunakan analisis Coefficientsa


regresi berganda untuk menguji faktor- Collinearity Statistics
faktor yang mempengaruhi luas Model Tolerance VIF
pengungkapan terhadap luas 1 K-INDP ,766 1,306
pengungkapan sukarela. AGE ,606 1,651
LISTING ,648 1,543
0 + 1 K-INDPi,t + 2 AGEi,t + 3 CR ,617 1,621
Indeks ULi,t + 4 CRi,t + 5 DERi,t + 6 DER ,559 1,789
=
Pengungkapan i,t ROAi,t + 7 FCFi,t + 8 SBi,t + 9
ROA ,643 1,555
KAPi,t + i,t
FCF ,858 1,165
2. Tahap kedua, penelitian ini akan SB ,878 1,139
menggunakan regresi sederhana untuk KAP ,871 1,148
menguji pengaruh luas pengungkapan a. Dependent Variable: ILP
sukarela terhadap asimetri informasi. Dari uji tersebut diketahui bahwa untuk
0 + 1 Indeks Pengungungkapan model penelitian tahap pertama memiliki
Spreadi,t =
sukarela nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10,
maka dapat diartikan bahwa model
penelitian tahap pertama terbebas dari
HASIL PENELITIAN DAN masalah multikolinearitas.
PEMBAHASAN
Uji Asumsi Klasik Uji Heterokedastisitas
Model penelitian tahap pertama yang
Uji Normalitas digunakan terbebas dari masalah
Uji normalitas residual pada penelitian ini heteroskedastisitas, dimana dapat dilihat dari
menggunakan uji statistik non-parametrik nilai signifikansi untuk semua variabel
Kolmogrof-Smirnov (K-S). Untuk model dependen (proporsi dewan komisaris
penelitian pertama menunjukkan besarnya independen, umur perusahaan, umur listing
https://www.youtube.com/watch?v=vNlQ6FQiuOY

perusahaan, likuiditas, tingkat leverage, nilai f hitung sebesar 4,326 dengan


profitabilitas, arus kas bebas, skope bisnis probabilitas 0,000 pada tingkat signifikansi
dan ukuran KAP) lebih tinggi dari nilai yang digunakan peneliti 0,05 (5%). Karena
=0,05. Sedangkan untuk hasil pengujian nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05
heteroskedastisitas model penelitian tahap mengindikasikan bahwa model penelitian
kedua menunjukan bahwa model penelitian tahap pertama dengan variabel independen
tahap kedua yang digunakan terbebas dari secara bersama-sama mempengaruhi luas
masalah heteroskedastisitas dengan nilai pengungkapan sukarela. Dengan nilai
signifikan lebih tinggi dari nilai =0,05. adjusted R2 dari variabel independen
terhadap variabel dependen pada Tabel
Uji Autokorelasi diperoleh sebesar 0,209. Hal ini bermakna
Hasil uji autokorelasi model penelitian tahap hanya 20,9% variabel independen mampu
pertama menggunakan uji Run test menjelaskan variabel dependennya yaitu
menghasilkan nilai test adalah 0,00214 luas pengungkapan laporan sukarela
dengan nilai asymp. sig. (2-tailed) sebesar
0,452 lebih tinggi dari nilai =0,05 ANOVAa
Runs Test Model F Sig.
1 Regression 4,326 ,000b
Unstandardized Residual
Residual
Test Valuea ,00214
Cases < Test Value 57 Total
Cases >= Test Value 57
Total Cases 114 a. Dependent Variable: ILP
Number of Runs 54 b. Predictors: (Constant), KAP, SB, CR, FCF,
Z -,753 LISTING, K-INDP, ROA, AGE, DER
Asymp. Sig. (2-tailed) ,452 Sedaangkan Hasil statistik f pada model
a. Median penelitian tahap kedua pada Tabel 4.17.
Hasil uji autokorelasi model penelitian tahap menyajikan bahwa nilai f hitung sebesar
kedua menggunakan uji Run test 0,938 dengan probabilitas 0,335 pada
menghasilkan nilai test adalah -0,03031 tingkat signifikansi yang digunakan peneliti
dengan nilai asymp. sig. (2-tailed) sebesar 0,05 (5%). Karena probabilitas lebih besar
0,452 lebih tinggi dari nilai =0,05, daripada 0,05 mengindikasikan bahwa
sehingga dapat disimpulkan bahwa model model penelitian tahap kedua dengan
penelitian pertama dan kedua bersifat variabel independen luas pengungkapan
random (acak) atau tidak terjadi autokorelasi sukarela tidak memberikan pengaruh
antar nilai residual pada model penelitian terhadap variabel dependen yakni asimetri
tahap kedua ini informasi.
Runs Test ANOVAa
Unstandardized Residual Model F Sig.
Test Valuea -,03031 1 Regression ,938 ,335b
Cases < Test Value 57 Residual
Cases >= Test Value 57
Total
Total Cases 114
Number of Runs 54 a. Dependent Variable: Ln_Spread
Z -,753 b. Predictors: (Constant), ILP
Asymp. Sig. (2-tailed) ,452 .
a. Median
Uji Hipotesis Penelitian
Uji regresi linear berganda pada tahap
Analisis Model Regresi dan Koefisien pertama akan menguji pengaruh variabel
Determinasi independen proporsi dewan komisaris
Hasil statistik f pada model penelitian tahap independen, umur perusahaan, umur listing
pertama pada Tabel 4.16. menyajikan bahwa perusahaan, likuiditas, tingkat leverage,
profitabilitas, arus kas bebas, skope bisnis dilakukan oleh Fitriana & Prastiwi (2014)
dan ukuran KAP dan luas pengungkapan yang memperoleh hasil bahwa proporsi
sukarela sebagai variabel dependen. Berikut dewan komisaris independen berpengaruh
ini adalah hasil dari pengujian hipotesis terhadap luas pengungkapan informasi
model regresi linear berganda pada tahap keuangan perusahaan.
pertama:
Coefficientsa 2. Hipotesis kedua
Unstandardized adalah umur perusahaan berpengaruh
Coefficients
terhadap luas pengungkapan sukarela pada
Std.
Model B Error t Sig. perusahaan manufaktur yang terdaftar di
1 (Constant) ,571 ,037 15,386 ,000 BEI periode 2012-2014. Hasil pengujian
K-INDP -,100 ,048 -2,088 ,039 tampak pada Tabel 4.20. menunjukkan
AGE -,001 ,001 -1,030 ,305 bahwa hipotesis kedua tidak dapat diterima.
LISTING ,000 ,001 -,458 ,648 Keputusan ini didasarkan pada hasil t hitung
CR ,012 ,006 1,917 ,058 sebesar -1,030 lebih kecil dari t tabel yaitu
DER ,039 ,015 2,537 ,013
1.98304 dan nilai signifikansi 0,305 lebih
ROA ,186 ,087 2,146 ,034
besar dibanding tingkat signifikansi yang
FCF -2,680E-6 ,000 -1,036 ,303
SB ,055 ,013 4,168 ,000
digunakan peneliti =0,05. Hal ini
KAP ,035 ,012 2,873 ,005 membuktikan hasil penelitian peneliti bahwa
a. Dependent Variable: ILP umur perusahaan tidak berpengaruh
1. Hipotesis pertama terhadap luas pengungkapan laporan
adalah proporsi dewan komisaris keuangan perusahaan. Dengan demikian,
independen berpengaruh terhadap luas hipotesis kedua ditolak.
pengungkapan sukarela pada perusahaan Adapun alasan yang mendasari ditolaknya
manufaktur yang terdaftar di BEI periode hipotosis ini adalah baik perusahaan yang
2012-2014. Hasil pengujian tampak pada sudah lama beroperasi maupun perusahaan
Tabel 4.20. menunjukkan bahwa hipotesis yang baru beroperasi (belia) telah
pertama dapat diterima. Keputusan ini memanfaatkan perkembangan teknologi
didasarkan pada hasil t hitung sebesar -2,088 dalam penyusunan laporan keuangan
lebih besar dari t tabel yaitu 1.98304 dan sehingga perusahaan pengungkapan
nilai signifikansi 0,039 lebih kecil dibanding informasi keuangan melalui laporan
tingkat signifikansi yang digunakan peneliti keuangan perusahaan telah mengalami
=0,05. Hal ini membuktikan hasil perkembangan. Hasil peneltian ini
penelitian peneliti bahwa proporsi dewan mendukung penelitian yang dilakukan oleh
komisaris independen berpengaruh terhadap Suta & Laksito (2012), Fitriana & Prastiwi
luas pengungkapan sukarela perusahaan. (2014) dan Ratri & Mariani (2015)
Dengan demikian, hipotesis pertama
diterima. 3. Hipotesis ketiga
Hal ini dapat maknai bahwa semakin besar adalah umur listing perusahaan berpengaruh
jumlah dewan komisaris independen terhadap luas pengungkapan sukarela pada
terhadap total anggota komisaris yang ada di perusahaan manufaktur yang terdaftar di
perusahaan, maka aktivitas pengawasan BEI periode 2012-2014. Hasil pengujian
pelaksanaan prinsip tata kelola perusahaan tampak pada Tabel 4.20. menunjukkan
yang berupa transparansi informasi akan bahwa hipotesis ketiga tidak dapat diterima.
berjalan lebih efektif sehingga manajemen Keputusan ini didasarkan pada hasil t hitung
akan terdorong untuk meningkatkan luas sebesar -0,458 lebih kecil dari t tabel yaitu
pengungkapan sukarela. Hasil penelitian ini 1.98304 dan nilai signifikansi 0,648 lebih
mendukung penelitian sebelumnya yang besar dibanding tingkat signifikansi yang
https://www.youtube.com/watch?v=vNlQ6FQiuOY

digunakan peneliti =0,05. Hal ini ingin menunjukkan bahwa perusahaan


membuktikan hasil penelitian peneliti bahwa tersebut kredibel. Namun perusahaan
umur listing perusahaan tidak berpengaruh dengan likuiditas rendah akan melakukan
terhadap luas pengungkapan sukarela. pengungkapan yang lebih luas sebagai
Dengan demikian, hipotesis ketiga ditolak. upaya untuk menjelaskan lemahnya kinerja
Alasan yang mampu mendasari hasil manajemen. Apabila kelemahan kinerja
penelitian ini adalah semua perusahaan manajemen perusahaan dapat terdeteksi
manufaktur baik sudah lama ataupun maka manajemen perusahaan dapat
tergolong baru terdaftar di Bursa Efek membuat keputusan untuk melakukan
Indonesia memiliki motivasi yang sama perbaikan agar kinerja manajemen dapat
untuk menarik perhatian investor (publik) ditingkatkan sehingga likuiditas dapat naik
dengan mengungkapkan informasi sukarela. dan perusahaan terlihat lebih likuid.
Alasan lain yang juga dimungkinkan karena Penelitian ini mendukung penelitian yang
perkembangan teknologi dan informasi yang dilakukan Sutomo (2004), Benardi, Sutrisno,
tidak menutup kemungkinan bahwa & Assih (2009) serta penelitian Wardani
kemajuan tersebut mempengaruhi sistem (2012).
informasi yang digunakan oleh perusahaan
baik yang sudah lama maupun yang 5. Hipotesis kelima
tergolong baru terdaftar di Bursa Efek adalah tingkat leverage perusahaan
Indonesia guna mempermudah dalam berpengaruh terhadap luas pengungkapan
menggolongkan kinerja dalam pengolahan sukarela pada perusahaan manufaktur yang
informasi-informasi terkait perusahaan terdaftar di BEI periode 2012-2014. Hasil
tersebut. Hasil dari pengujian ini pengujian tampak pada Tabel 4.20.
mendukung penelitian yang dilakukan oleh menunjukkan bahwa hipotesis kelima dapat
Sutomo (2004), Indriani (2013) dan Pratama diterima. Keputusan ini didasarkan pada
(2015) hasil t hitung sebesar 2,537 lebih besar dari t
tabel yaitu 1.98304 dan nilai signifikansi
4. Hipotesis keempat 0,013 lebih kecil dibanding tingkat
adalah likuiditas berpengaruh terhadap luas signifikansi yang digunakan peneliti =0,05.
pengungkapan sukarela pada perusahaan Hal ini membuktikan hasil penelitian
manufaktur yang terdaftar di BEI periode peneliti bahwa tingkat leverage perusahaan
2012-2014. Hasil pengujian tampak pada berpengaruh terhadap luas pengungkapan
Tabel 4.20. menunjukkan bahwa hipotesis sukarela. Dengan demikian, hipotesis
keempat tidak dapat diterima. Keputusan ini kelima diterima.
didasarkan pada hasil t hitung sebesar 1,917 Alasan yang mendasari diterimanya
lebih kecil dari t tabel yaitu 1.98304 dan hipotesis ini adalah terkait dengan teori
nilai signifikansi 0,058 lebih besar agensi yakni biaya yang ditimbulkan karena
dibanding tingkat signifikansi yang adanya hubungan keagenan salah satunya
digunakan peneliti =0,05. Hal ini biaya penyebaran informasi. Perusahaan
membuktikan hasil penelitian peneliti bahwa dengan tingkat leverage yang tinggi akan
likuiditas tidak berpengaruh terhadap luas mengeluarkan tambahan biaya untuk
pengungkapan sukarela. Dengan demikian, mengungkapkan informasi tersebut sehingga
hipotesis keempat ditolak. perusahaan lebih cenderung untuk
Menurut Daniel (2013) tingkat likuiditas melakukan pengungkapan sukarela untuk
yang tinggi menunjukkan kuatnya kondisi menekan biaya-biaya yang dikeluarkan
keuangan perusahaan sehingga cendrung untuk mengungkapkan informasi tersebut
untuk melakukan pengungkapan informasi
yang lebih luas kepada pihak luar karena 6. Hipotesis keenam
adalah profitabilitas berpengaruh terhadap dibandingkan perusahaan lainnya karena
luas pengungkapan sukarela pada perusahaan tersebut dapat memperoleh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di keuntungan atas berbagai kesempatan yang
BEI periode 2012-2014. Hasil pengujian mungkin tidak dapat diperoleh perusahaan
tampak pada Tabel 4.20. menunjukkan lain. Maka dari itu, perusahaan yang
bahwa hipotesis keenam dapat diterima. memiliki arus kas bebas akan
Keputusan ini didasarkan pada hasil t hitung mengungkapkan informasi keuangan secara
sebesar 2,146 lebih besar dari t tabel yaitu lebih luas kepada pihak luar karena ingin
1.98304 dan nilai signifikansi 0,034 lebih menunjukan bahwa perusahaan tersebut
besar dibanding tingkat signifikansi yang memiliki cukup kas untuk pertumbuhan,
digunakan peneliti =0,05. Hal ini pembayaran hutang dan deviden. Hal ini
membuktikan hasil penelitian peneliti bahwa juga dapat diartikan bahwa semakin kecil
profitabilitas berpengaruh terhadap luas nilai arus kas bebas yang dimiliki
pengungkapan sukarela. Dengan demikian, perusahaan, maka perusahaan tersebut bisa
hipotesis keenam diterima. dikategorikan semakin tidak sehat.
Perusahaan dalam kondisi good news dapat Manajemen perusahaan memiliki motivasi
ditandai dengan perolehan profitabilitas untuk menghindari pelanggaran kontrak
tinggi. Hal ini dikarenakan para investor terhadap investor serta kreditor. Sehingga
kebanyakan lebih menyukai perusahaan untuk menghindari pelanggaran kontrak dan
dengan profitabilitas yang tinggi, dengan menjaga hubungan kepercayaan yang
harapan perusahaan mampu memberikan diberikan pihak prinsipal, pihak manajemen
pengembalian investasi yang tinggi pula akan memberikan pengungkapan secara luas
(Benardi, Sutrisno, & Assih, 2009). untuk menjelaskan terkait kelemahan kinerja
Penelitian ini konsisten dengan penelitian perusahaan guna meminimalisir pandangan
yang dilakukan oleh Wardani (2012), negatif dari prinsipal.
Fitriana & Prastiwi (2014) dan Pratama
(2015). 8. Hipotesis kedelapan
adalah skope bisnis berpengaruh terhadap
7. Hipotesis ketujuh luas pengungkapan sukarela pada
adalah arus kas bebas berpengaruh terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di
luas pengungkapan sukarela pada BEI periode 2012-2014. Hasil pengujian
perusahaan manufaktur yang terdaftar di tampak pada Tabel 4.20. menunjukkan
BEI periode 2012-2014. Hasil pengujian bahwa hipotesis kedelapan dapat diterima.
tampak pada Tabel 4.20. menunjukkan Keputusan ini didasarkan pada hasil t hitung
bahwa hipotesis ketujuh tidak dapat sebesar 4,168 lebih besar dari t tabel yaitu
diterima. Keputusan ini didasarkan pada 1.98304 dan nilai signifikansi 0,000 lebih
hasil t hitung sebesar -1,036 lebih kecil dari kecil dibanding tingkat signifikansi yang
t tabel yaitu 1.98304 dan nilai signifikansi digunakan peneliti =0,05. Hal ini
0,303 lebih besar dibanding tingkat membuktikan hasil penelitian peneliti bahwa
signifikansi yang digunakan peneliti =0,05. skope bisnis berpengaruh terhadap luas
Hal ini membuktikan hasil penelitian pengungkapan laporan sukarela. Dengan
peneliti bahwa arus kas bebas tidak demikian, hipotesis kedelapan diterima.
berpengaruh terhadap luas pengungkapan Hal ini konsisten terhadap penelitan
sukarela. Dengan demikian, hipotesis Benardi, Sutrisno, & Assih (2009) dan Adhi
ketujuh ditolak. (2012).
Hal ini berarti bahwa perusahaan dengan Skope bisnis menunjukan aspek luasnya
aliran kas bebas tinggi menunjukkan pasar perusahaan dalam kegiatan bisnisnya
memiliki kinerja yang lebih baik di Indoensia. Sehingga perusahaan dengan
https://www.youtube.com/watch?v=vNlQ6FQiuOY

skope bisnis yang luas atau dalam hal ini Hasil pengujian hipotesis kesepuluh
perusahaan konglomerat dituntut untuk diperoleh dari pengujian terpisah, yaitu
melakukan pengungkapan yang lebih luas regresi sederhana yang menganalisis
dibandingkan dengan perusahaan non pengaruh luas pengungkapan laporan
konglomerat. Selain dari tuntutan terhadap keuangan terhadap asimetri informasi.
pengungkapan informasi keuangan, Hipotesis kesepuluh yang diajukan adalah
perusahaan konglomerat yang memiliki luas pengungkapan sukarela berpengaruh
lebih dari satu jenis usaha tentunya memiliki terhadap asimetri informasi pada perusahaan
lingkup bisnis yang luas yang menyebabkan manufaktur yang terdaftar di BEI periode
tanggungjawab perusahaan yang harus 2012-2014. Hasil pengujian tampak pada
mengungkapkan informasi lebih rinci Tabel 4.21. menunjukkan bahwa hipotesis
dibandingkan dengan perusahaan non kesepuluh tidak dapat diterima. Keputusan
konglomerat ini didasarkan pada hasil t hitung sebesar -
0,068 lebih kecil dari t tabel yaitu 1.98137
9. Hipotesis kesembilan dan nilai signifikansi 0,335 lebih besar
adalah tingkat ukuran KAP berpengaruh dibanding tingkat signifikansi satu arah yang
terhadap luas pengungkapan sukarela pada digunakan peneliti =0,05. Hal ini
perusahaan manufaktur yang terdaftar di membuktikan bahwa luas pengungkapan
BEI periode 2012-2014. Hasil pengujian sukarela tidak berpengaruh terhadap
tampak pada Tabel 4.20. menunjukkan asimetri informasi. Dengan demikian,
bahwa hipotesis kesembilan dapat diterima. hipotesis kesepuluh ditolak.
Keputusan ini didasarkan pada hasil t hitung Asimetri informasi dan konflik kepentingan
sebesar 2,873 lebih besar dari t tabel yaitu yang terjadi antara prinsipal dan agen
1.98304 dan nilai signifikansi 0,005 lebih mendorong agen untuk menyajikan
kecil dibanding tingkat signifikansi yang informasi yang tidak sebenarnya kepada
digunakan peneliti =0,05. Hal ini prinsipal, terutama jika informasi tersebut
membuktikan hasil penelitian peneliti bahwa berkaitan dengan pengukuran kinerja agen.
ukuran KAP berpengaruh terhadap luas Hal ini memacu agen untuk memikirkan
pengungkapan sukarela. Dengan demikian, bagaimana angka akuntansi tersebut dapat
hipotesis kesembilan diterima. digunakan sebagai sarana untuk
Alasan yang mendasar diterimanya hipotesis memaksimalkan kepentingannya. Salah satu
ini adalah respon dari pihak pengguna bentuk tindakan agen tersebut adalah yang
informasi keuangan yang lebih percaya disebut sebagai earnings management
bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP (Richardson, 1998). Hal ini sejalan dengan
Big Four akan mengungkapkan informasi penelitian Putri (2011) yang menyatakan
keuangan secara lebih komperhensif bahwa luas pengungkapan sukarela tidak
dibandingkan dengan perusahaan yang tidak mempunyai pengaruh terhadap praktik
diaudit oleh KAP Big Four. Penelitian ini manajemen laba yang dilakukan oleh
konsisten terhadap penelitian Benardi, perusahaan. Manajemen laba terjadi pada
Sutrisno, & Assih (2009) dan Adhi (2012). saat manajer menggunakan pertimbangan
(judgment) dalam pelaporan keuangan dan
10. Hipotesis Kesepuluh penyusunan transaksi untuk merubah
Coefficientsa laporan keuangan dengan tujuan untuk
Unstandardized memanipulasi laba kepada stakeholder
Coefficients
tentang kinerja ekonomi perusahaan. Maka
Model B Std. Error t Sig.
(Constant) ,888 ,604 1,471 ,144
dari itu informasi yang diungkapkan oleh
ILP -,917 ,947 -,968 ,335 perusahaan tidak sepenuhnya
a. Dependent Variable: Ln_Spread menggambarkan keadaan sesungguhnya
perusahaan sehingga meskipun perusahaan (JENIUS), Vol. 1, No. 2 Mei 2011,
telah menggungkapkan informasi Hal: 200-220.
perusahaan secara luas namun tidak dapat Benardi, M., Sutrisno, & Assih, P. (2009).
mempengaruhi tingkat ketimpangan Faktor-faktor yang Mempengaruhi
informasi (asimetri informasi) antara Luas Pengungkapan dan
investor dan juga manajemen perusahaan. Implikasinya Terhadap Asimetri
Hasil dari penelitian ini mendukung Informasi (Studi Pada Perusahaan-
penelitian yang dilakukan oleh Nuryanto, Perusahaan Sektor Manufaktur
Nazir & Rahmayanti (2007) yang Yang Go Public Di Bursa Efek
menunjukan bahwa luas pengungkapan Indonesia). Jurnal Simposium
sukarela tidak ada pengaruh terhadap Nasional Akuntansi (SNA) XII
asimetri informasi. Tahun 2009. Palembang.
Brown, S., & Hillegeist, S. A. (2007). How
SIMPULAN disclosure quality affects the level
Hasil penelitian mengindikasikan bahwa of information asymmetry. Rev Acc
untuk tahap pertama variabel proporsi Stud , 12(DOI 10.1007/s11142-
dewan komisaris independen, tingkat 007-9032-5), Hal: 443477 .
leverage, profitabilitas, skope bisnis dan Bukit, R. B., & Nasution, F. N. (2015).
ukuran KAP berpengaruh terhadap luas Employee Diff, Free Cash Flow,
pengungkapan sukarela. Sedangkan untuk Corporate Governance and
variabel umur perusahaan, umur listing Earnings Management. 2nd Global
perusahaan, likuiditas dan arus kas bebas Conference on Business and Social
tidak memberikan pengaruh terhadap luas Science-2015, GCBSS-2015,
pengungkapan sukarela yang dilakukan oleh September 17-18.
perusahaan. Untuk penelitian tahap kedua, Dahlan, A. (2003). Disclosure dan
luas pengungkapan sukarela yang dilakukan Corporate Governance: Suatu
oleh perusahaan tidak memberikan pengaruh Tunjauan Teoritis. TEMA. Volume
terhadap asimetri informasi pada perusahaan IV. Nomor 1, Maret 2003, Hal: 48-
62.
REFERENSI Daniel, N. U. (2013). Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Leverage, dan
Adhi, N. (2012). Pengaruh Karakteristik Likuiditas Terhadap Luas
Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan.
Pengungkapan Sukarela dan Artikel Penelitian: Universitas
Implikasinya Terhadap Asimetri Negeri Padang
Informasi (Studi pada Perusahaan Eisenhardt, K. M. (1989). Agency Theory:
Manufaktur yang Terdaftar di An Assessment and Review. The
Bursa Efek Indonesia Tahun 2009). Academy of Management Review,
Semarang: Universitas Diponegoro. Vol. 14, No.1 (Jan., 1989), pp. 57-
Apriliani, A. N. (2012). Kajian Kualitas 74.
Pelaporan Second Order Terhadap Fitriana, N. L., & Prastiwi, A. (2014).
Asimetri Informasi. Accounting Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Analysis Journal, Vol. 1 No.1, Hal: Luas Pengungkapan Sukarela
20-26. Dalam Annual Report. Diponegoro
Aryani, D. S. (2011). Manajemen Laba Journal Of Accounting Volume 3
Pada Perusahaan Manufaktur di Nomor 3, Tahun 2014, ISSN
Bursa Efek Indonesia. Jurnal (Online): 2337-3806.
Ekonomi dan Informasi Akuntansi
https://www.youtube.com/watch?v=vNlQ6FQiuOY

Gernon, H., & Meek, G. K. (2007). Kajian Akuntansi, Vol. 1 No.1


Akuntansi: Prespektif Februari 2009, Hal: 29 - 47
Internasional. Yogyakarta: ANDI. Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-
Halim, J., Meiden, C., & Tobing, R. L. 431/BL/2012 Tentang
(2005). Pengaruh Manajemen Laba Penyampaian Laporan Tahunan
Pada Tingkat Pengungkapan Emiten Atau Perusahaan Publik.
Laporan Keuangan Perusahaan Kementerian Keuangan Republik
Manufaktur. pp. 117-135. Indonesia Badan Pengawas Pasar
Harahap, S. S. (2012). Teori Akuntansi Edisi Modal Dan Lembaga Keuangan
Revisi 2011. Jakarta: Rajawali Pers. Kono, F. D., & Yuyetta, E. N. (2013).
Hery. (2015). Analisis Laporan Keuangan. Pengaruh Arus Kas Bebas, Ukuran
Yogyakarta: Center For Academic KAP, Spesialisasi Industri KAP,
Publishing Service (CAPS). Audit Tenur dan Independensi
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). (2009). Auditor terhadap Manajemen
Pernyataan Standar Akuntansi Laba. Diponegoro Journal Of
Indonesia. Tahunan. Accounting, Volume 2 Nomor 3,
Indriani, E. W. (2013). Faktor-faktor Yang Hal: 1-9
Memperngaruhi Luas Nugrahani, T. S., & Nugroho, F. A. (2010).
Pengungkaoan Sukarela dan Pengaruh Komisaris Independen
Implikasinya Terhadap Asimetri dan Pengungkapan Sukarela
Informasi. Universitas Negeri terhadap Kinerja Perusahaan.
Semarang Accounting Analysis Karisma, Vol. 04(No. 02), Hal:
Journal 2 (2) ISSN 2252-6765, Hal 132-141
208-2017. Nuryanto, M. Nazir, N & Rahmayanti, M.
Irawan, B. (2006). Faktor-Faktor Yang (2007). Hubungan Antara
Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan, Informasi Asimetri
Pengungkapan Laporan Keuangan Dan Biaya Modal. Jurnal
Pada Perusahaan Manufaktur Informasi, Perpajaka, Akuntansi
Yang Terdaftar di Bursa Efek dan Keuangan Publik. Vol.2 No.1,
Jakarta. Yogyakarta: Universitas Januari 2007 Hal: 09-26
Islam Indonesia. Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006
Jensen, M. C. (1986). Agency Costs of Free Tentang Pelaksanaan Good
Cash Flow, Corporate Finance, Corporate Governance Bagi Bank
and Takeovers. American Umum
Economic Review, Vol. 76 (No. 2) Pratama, A. (2015). Analisis Faktor-faktor
May 1986, pp. 323-329. yang Mempengaruhi Luas
--------- & Meckling, W. H. (1976). Theory Pengungkapan Sukarela dalam
of the Firm: Managerial Behavior, Pelaporan Tahunan Perusahaan
Agency Costs and Ownership Manufaktur di Bursa Efek
Structure. Journal of Financial Indonesia. Jom Fekon, Vol. 2 No.1
Economics, October, 1976, V. 3, Februari 2015
No. 4, , pp. 305-360. Prayogi. (2003). Pengaruh Karakteristik
Kartika, A. (2009). Faktor-faktor yang Perusahaan Terhadap Luas
Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Sukarela Laporan
Pengungkapan Laporan Keuangan Keuangan Tahunan Perusahaan
pada Perusahaan Manufaktur yang Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Indonesia. Malang: Program Studi
Magister Akuntansi Universitas Setyaningrum, D. P., & Zulaikha. (2013).
Diponegoro Pengaruh Karakteristik
Priyatno, D. (2010). Paham Analisis Perusahaan Terhadap Luas
Statistik Data Dengan SPSS. Pengungkapan Sukarela dan
Yogyakarta: MediaKom Implikasinya Terhadap Biaya
Purwanti, M., & Kurniawan, A. (2013). The Modal Ekuitas. Diponegoro Journal
Effect Of Earnings Management of Accounting, Volume 2 Nomor 2,
And Disclosure On Information Hal: 1-14.
Asymetry. Internatinal Journal Of Siregar, S. (2013). Statisti Parametrik Untuk
Scientific And Technology Penelitian Kuantitatif. (F. Hutari,
Research, Volume 2 Issue 8, pp. Penyunt.) Jakarta: PT Bumi
98-107. Aksara.
Putri, Wulandari Utami. Pengaruh Subramanyam, K., & Wild, J. J. (2009).
Karakteristik Perusahaan Dan Financial Statement Analysis Tenth
Pengungkapan Sukarela Terhadap Edition. New York , Amerika:
Manajemen Laba Pada McGraw-Hill/Irwin, a business unit
Perusahaan Real Estate Dan of The McGraw-Hill Companies,
Property Di Indonesia. Skripsi. Inc.
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sudarmadji, A. M., & Sularto, L. (2007).
Perbanas Surabata Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Rahmawati, Suparno, Y., & Qomairah, N. Profitabillitas, Leverage dan Tipe
(2006). Pengaruh Asimetri Kepemilikan Perusahaan Terhadap
Informasi Terhadap Praktik Luas Voluntary Disclosure
Manajemen Laba Pada Laporan Keuangan Tahunan.
Perusahaan Perbankan Publik. Proceeding PESAT (Psikologi,
Simposium Nasional Akuntansi 9 Ekonomi, Sastra, Arsitek dan Sipil)
Ratri, R. A., & Mariani, S. (2015). Faktor- Vol. 2.
faktor yang Mempengaruhi Suta, A. Y., & Laksito, H. (2012). Analisis
Pengungkapan Laporan Keuangan Faktor-Faktor Yang
dan Implikasinyab Terhadap Mempengaruhi Luas
Asimetri Informasi. Prosiding Pengungkapan Informasi Sukarela
PESAT (Psikologi, Ekonomi, Laporan Tahunan. Diponegoro
Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Journal Of Accounting, Vol. 1 No.
Universitas Gunadarma, Vol. 6, 1, Hal: 1-15.
Oktober 2015, E538-E545. Sutedja. (2004). Pengungkapan (Disclosure)
Richardson, Vernon J. (1998). Information Laporan Keuangan Sebagai Upaya
Asymmetry And Earnings Mengatasi Asimetri Informasi.
Management: Some Evidence. TEMA, Volume 5 Nomor 1 Maret
Working Paper, University of 2004.
Kansas. http://papers.ssrn.com Sutomo, I. (2004). Pengaruh Rasio
Sari, Neti Luvita., Darmanto dan MG. Wi Likuiditas, Solvabilitas,
Endang. (2014). Manajemen Modal Karakteristik Perusahaan
Kerja Untuk Meningkatkan Terhadap Luas Pengungkapan
Likuiditas dan Profitabilitas Sukarela pada Laporan Tahunan
Perusahaan (Studi Pada PTPN Perusahaan (Studi Empiris pada
(Persero) Pabrik Gula Lestari Perusahaan Go Publik di BEJ).
Nganjuk). Jurnal Administrasi Malang: Program Studi Magister
Bisnis (JAB). Vol. 11 No. 1 Juni. Akuntansi Universitas Diponegoro.
https://www.youtube.com/watch?v=vNlQ6FQiuOY

Suwito, E. (2005). Analisis Pengaruh 9818 Print ISSN: 2014-3214 , pp.


Karakteristik Perusahaan 1080-1112.
Terhadap Tindakan Perataan Laba Veronica, Sylvia & Bachtiar, Yanivi S.
Yanga Dilakukan Oleh Perusahaan (2004). Good Corporate
Yang Terdaftar di Bursa Efek Governance, Information
Jakarta. SNA VIII Solo, 15 16 Asymmetry, and Earnings
September 2005, Hal: 136-146. Managemen. SNA VII Denpasar
Tanor, L. A. (2009). Pentingnya Bali, 2-3 Desember 2004
Pengungkapan (Disclosure) Wardani, R. P. (2012). Faktor-Faktor yang
Laporan Keuangan Dalam Mempengaruhi Luas
Meminimalisasi Asimetri Informasi. Pengungkapan Sukarela. Jurnal
Jurnal FORMAS Vo. 2, No. 4 Juni Akuntansi dan Keuangan, Vol.14
2009, ISSN: 1978-8452, Hal: 287- No. 1, pp 1-15.
294. Wibisono, H. (2004). Pengaruh Manajemen
Uyar, A., Kilic, M., & Bayyurt, N. (2013). Laba Terhadap Kinerja Perusahaan
Association between firm Di Seputar Seaasoned Equity (Studi
characteristics and corporate Empiris di Bursa Efek Jakarta).
voluntary disclosure: Evidence Malang: Program Studi Magister Sains
from Turkish listed companies. Akuntansi Universitas Diponegoro.
Intangible capital, IC, 2013 9(4):
1080-1112 Online ISSN: 1697-

You might also like