Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Forest in the area of IUPHHK (Timber Forest Product Utilization Permit) PT. Kalimantan
Satya Kencana is one of the forest where located in the Melawi district that has high enough of
flora diversity. The medicinal plants that is part of the biological germplasm. The purpose of
this study this to determine the diversity of medicinal plants in secondary forest (slash ex 2008)
at the area of IUPHHK PT. Kalimantan Satya Kencana Melawi District. This study used
quadrant method with multiple plots. Purposive sampling it has chosen by observation in
according to the local communities most numerous types of medical plants. There was 71
medicinal plants outside the plots founded in the observations. The dominance index (C) of the
tree level = 0.108. Tree level (C) of = 0.238. Saplings (C) of = 0.83. Plant Nursery and Lower
level (C) of = 0.042. Species Diversity Index (H) to the level of the tree = 1.017, for the level of
the pole (H) at = 0.629, sapling level (H) at = 1.084 and lower levels, and Plant Nursery (H) at
= 1.455. Wealth index type (d) at tree level of = 6.695. Pole at = 2.590 level. Of = 10,204
saplings, seedlings and undergrowth for 20,325. Abundance index type (e) at the tree level of =
0.937. Tree level index (e) of = 0.924. Saplings (e) = 0.968 for seedlings and understory plants
(e) of = 0.887. can be seen that the dominance index (C) which is highest at the Stake level, the
value of Species Diversity Index (H) Rate of Seedling and Understory Plants and Index
Property Type (d) which is highest at the level of the Seedling and Understory Plants, while the
highest for the Abundance Index type (e) find at tree level.
Keywords: Medicinal plants diversity, secondary forest, timber forest product utilization
348
sangat luas diseluruh dunia, dan aspek METODOLOGI PENELITIAN
ekonomi terkait dengan nilai tambah Sebelum penelitian, terlebih
yang mempunyai makna pada dahulu survey lapangan dengan cara
perekonomian masyarakat (Pribadi, pengamatan langsung di lapangan untuk
2009). menentukan lokasi yang paling baik.
Tumbuhan obat tradisional di Alat dan bahan yang digunakan
Indonesia mempunyai peran yang peta,GPS Tally sheet, Tali plastik,
sangat penting terutama bagi meteran, kamera, parang dan buku
masyarakat di daerah pedesaan yang identifikasi tumbuhan obat
fasilitas kesehatannya masih sangat (Noorcahyati, 2012) selama 2 minggu
terbatas. Nenek moyang kita mengenal dilapangan mulai tanggal 19 November
obat-obatan tradisional yang berasal sampai 4 Desember 2013.
dari tumbuhan di sekitar pekarangan Penelitian ini menggunakan
rumah maupun yang tumbuh liar di metode kuadrat dengan cara petak
semak belukar dan hutan-hutan. ganda yang diletakan secara purposive
Masyarakat sekitar kawasan hutan sampling dan dipilih berdasarkan
memanfaatkan tumbuhan obat yang ada pengamatan yang menurut masyarakat
sebagai bahan baku obat-obatan setempat paling banyak terdapat jenis
berdasarkan pengetahuan tentang tumbuhan obat. Jumlah petak
pemanfaatan tumbuhan obat yang pengamatan sebanyak 30 petak dg
diwariskan secara turun-temurun ukuran petak 20x20 m, sehingga total
(Hidayat dan Hardiansyah 2012 ). luas areal penelitian 1,2 Ha. Analisis
Ketersediaan tumbuhan obat yang data yang digunakan dalam penelitian
ada di hutan berdasarkan penelitian ini adalah Indeks Nilai Penting (INP),
Helprenti (2009) dengan judul Indeks Dominansi, Indeks
penelitian Keanekaragaman jenis dan Keanekaragaman Jenis, Indeks
pemanfaatan tumbuhan obat oleh Kekayaan Jenis, Indeks Kelimpahan
masyarakat di sekitar kawasan hutan Jenis.
alam bukit tunggal Kabupaten Kubu
Raya dari hasil wawancara masyarakat HASIL DAN PEMBAHASAN
diperoleh 66 jenis tumbuhan obat yang Jenis tumbuhan obat yang
dimanfaatkan oleh masyarakat, terdapat ditemukan didalam dan diluar petak
43 jenis tumbuhan obat yang terdapat pengamatan di lapangan dengan
didalam petak pengamatan. bantuan satu dari masyarakat yaitu
Penelitian ini bertujuan untuk pengenal tumbuhan obat dan satu dari
mengetahui keanekaragaman tumbuhan karyawan PT.KSK itu sendiri, diperoleh
obat yang terdapat dalam kawasan 71 jenis tumbuhan obat. Daftar
hutan sekunder (eks tebangan 2008) tumbuhan obat dalam petak pengamatan
diareal IUPHHK PT. Kalimantan Satya dapat dilihat pada Tabel 1
Kencana Kabupaten Melawi.
349
Tabel 1. Daftar Tumbuhan Obat yang Ditemukan Dalam Petak Pengamatan Di Kawasan
Areal IUPHHK PT. Kalimantan Satya Kencana Kabupaten Melawi khususnya
di Eks Tebangan (2008) (List of Medicinal Plants Found In observation plots in
Zone area IUPHHK PT. Borneo Satya Kencana Melawi District especially in
Ex Cut (2008))
350
34 Nyatoh Palaquium sp Sapotaceae Pohon
35 Paku Kijang Diplaceaum esculentum Polypordiaceae Herba
36 Pulai Alstonia polyphyla Miq Apocynaceae Pohon
K. Heyne
37 Pinang Klandau Pinanga patula BL Arecaceae Perdu
38 Pakis Sarang Asplenium sp. Aspleniaceae Epifit
Burung
39 Pawas Litsea elliptica Lauraceae Liana
40 Pasak Bumi Eurycoma longifolia Simaraoubaceae Pohon
Jack
41 Pangkaribu A Anisophyllea distica Anisophylleaceae Perdu
42 Pangkaribu B Anisophyllea sp Anisophylleaceae Perdu
43 Rambutan Hutan Nephelimus mutabile Sapindaceae Pohon
44 Rotan Beruang Daemonorops sp Arecaceae Perdu
45 Rotan Ribau Daemonorops sp Arecaceae Perdu
46 Raruk - - Herba
47 Sintuk Cinnamomum sintuc Lauraceae Perdu
48 Sirih Hutan kecil Piper sp Piperraceae Liana
49 Sirih Hutan Besar Piper sp Piperraceae Liana
50 Sengkubak - - Perdu
51 Sindur Sindora parvifolia Fabaceae Pohon
Backer ex K.Heyne
52 Samurah - - Herba
351
Tabel 2. Daftar Jenis Tumbuhan Obat Yang Ditemukan Di luar Petak Pengamatan Di
Kawasan Areal IUPHHK PT. Kalimantan Satya Kencana Kabupaten Melawi
khususnya di Eks Tebangan (2008). (List of Medicinal Plants Found Beyond
observation plots in Zone area IUPHHK PT. Borneo Satya Kencana Melawi
District especially in Ex Cut (2008))
Adapun rekapitulasi bagian dari batang, kulit) dapat dilihat pada Gambar
tumbuhan obat (daun,akar, buah, getah, 1.
70
57.74
60
Persentase Jenis( %)
50
40
30
20 14.08
12.26
7.93 7.04
10
1.4
0
Daun Akar Buah Getah Batang Kulit
Bagian tumbuhan
Gambar 1. Grafik persentase bagian dari tumbuhan obat (The graph of the percentage of
medicinal plants)
352
jenis Kayu Lahodak Merah dengan nilai Berdasarkan hasil analisa data Indeks
KR =17,204. Berdasarkan hasil analisis Dominansi (C) tingkat pohon sebesar =
data nilai Frekuensi Relatif (FR), 0,108. Jenis tertinggi pada tingkat
tetinggi yang mendominansi tingkat pohon adalah jenis Rambutan Hutan
pohon adalah jenis Rambutan Hutan (Nephelimus mutabile) sebesar = 0,025,
(Nephelimus mutabile) dengan nilai FR tingkat tiang Indeks Dominansi (C)
= 18,182, tingkat tiang tertinggi adalah sebesar = 0,238, jenis tertinggi pada
Jenis Kumpang (Horsfieldia subglobosa tingkat tiang adalah jenis Kumpang
) dengan nilai FR = 33,333, Tingkat (Horsfieldia subglobosa) sebesar =
pancang tertinggi adalah jenis sintuk 0,105, tingkat pancang Indeks
(Cinnamomum sintuc) dengan nilai FR Dominansi (C) sebesar = 0,083, jenis
= 13,133, tingkat semai dan tumbuhan tertinggi pada tingkat pancang adalah
bawah tertinggi adalah jenis Kayu jenis Sintuk (Cinnamomum sintuc)
Lahodak Merah dengan nila FR = sebesar = 0,014, tingkat Semai dan
6,757. Tumbuhan bawah Indeks Dominansi
Berdasarkan analisis data nilai (C) sebesar = 0,042, jenis tertinggi pada
Dominansi Relatif (DR), tertinggi yang tingkat semai dan tumbuhan bawah
mendominansi pada tingkat pohon adalah jenis Kayu Lahodak Merah
adalah jenis Rambutan Hutan sebesar = 0,014. Indeks Nilai Penting
(Nephelimus mutabile) dengan nilai DR (INP) tertinggi disebabkan karena
= 11,020, tingkat tiang adalah Kumpang tumbuhan obat mampu bersaing dalam
(Horsfieldia subglobosa) dengan nilai suatu daerah tertentu, mempunyai
DR = 32,855, tingkat pancang tertinggi toleransi yang tinggi dan cocok dalam
adalah jenis Sintuk (Cinnamomum habitatnya dibandingkan dengan jenis
sintuc) dengan nilai DR = 8,412. Indeks lain. Menurut Indriyanto (2006)
Nilai Penting (INP) tertinggi disebabkan menyatakan bahwa dalam masyarakat
karena tumbuhan obat mampu bersaing hutan terjadi persaingan antar individu
dalam suatu daerah tertentu, dari suatu jenis atau berbagai jenis
mempunyai toleransi yang tinggi dan karena mempunyai kebutuhan yang
cocok dalam habitatnya dibandingkan sama misalnya dalam hal mendapatkan
dengan jenis lain. Mudah beradaptasi hara, mineral, air, cahaya dan ruang.
dengan keberadaan individu lain, dan 2. Indeks Dominansi (C), Indeks
juga jenis tersebut lebih mudah untuk Keanekaragaman Jenis (H),
mampu bertahan dalam tekanan biologis Indeks Kekayaan Jenis (d) Indeks
dari tumbuhan lain. Kelimpahan Jenis (e)
Menurut Indriyanto (2006) Berdasarkan hasil analisa data
menyatakan bahwa dalam masyarakat Indeks Dominansi (C) tingkat pohon
hutan terjadi persaingan antar individu sebesar = 0,108. Jenis tertinggi pada
dari suatu jenis atau berbagai jenis tingkat pohon adalah jenis Rambutan
karena mempunyai kebutuhan yang Hutan (Nephelimus mutabile) sebesar =
sama misalnya dalam hal mendapatkan 0,025, Tingkat tiang Indeks Dominansi
hara, mineral, air, cahaya dan ruang. (C) sebesar = 0,238, jenis tertinggi pada
353
tingkat tiang adalah jenis Kumpang Odum (1993), semakin banyak jenis
(Horsfieldia subglobosa) sebesar = yang ditemukan maka semakin besar
0,105, Tingkat pancang Indeks pula nilai Kekayaan Jenisnya (d).
Dominansi (C) sebesar = 0,083. Jenis Berdasarkan hasil analisa data Indeks
tertinggi pada tingkat pancang adalah Kelimpahan Jenis (e) tingkat pohon
jenis Sintuk (Cinnamomum sintuc) sebesar = 0,937. Tingkat tiang Indeks
sebesar = 0,014, Tingkat Semai dan Kelimpahan Jenis (e) sebesar = 0,924.
Tumbuhan bawah Indeks Dominansi Tingkat pancang Indeks Kelimpahan
(C) sebesar = 0,042. Jenis tertinggi pada Jenis (e) sebesar = 0,968. Tingkat semai
tingkat semai dan tumbuhan bawah dan tumbuhan bawah Indeks
adalah jenis Kayu Lahodak Merah Kelimpahan Jenis (e) adalah sebesar =
sebesar = 0,014. Secara keseluruhan 0,887. Indeks Kelimpahan Jenis (e)
nilai C masih jauh dari nilai Indeks pada semua tingkat pertumbuhan
Dominansi tertinggi yaitu (C = 1), hal hampir merata ini ditunjukan dengan
ini menunjukan bahwa tidak terdapat nilai e hampir mendekati 1.
spesies yang mendominansi spesies
lainnya, dimana komunitas tersebut KESIMPULAN DAN SARAN
tidak hanya dikuasai oleh satu jenis saja Kesimpulan
tetapi masih terdapat beberapa jenis 1. Terdapat 71 tumbuhan obat yang
lainnya. terdapat didalam dan diluar petak
Hasil analisa Indeks pengamatan.
Keanekaragaman Jenis (H) untuk 2. Jenis tumbuhan obat yang dominan
tingkat pohon sebesar = 1,017. Tingkat pada tingkat pohon adalah jenis
tiang Indeks Keanekaragaman Jenis (H) Rambutan Hutan (Nephelimus
sebesar = 0,629. Tingkat pancang mutabile) dengan INP = 47,38,
Indeks Keanekaragaman Jenis (H) Tingkat tiang yang mendominansi
sebesar = 1,084. Indeks jenis Kumpang (Horsfielsia
Keanekaragaman Jenis (H) untuk subglobosa) dengan INP =97,617,
tingkat semai dan tumbuhan bawah Tingkat pancang yang mendominansi
sebesar = 1,445. Semua tingkat jenis Sintuk (Cinnamomum sintuc)
pertumbuhan memiliki dengan INP =35,078 dan untuk
Keanekaragaman Jenis yang sedang tingkat Semai dan Tumbuhan bawah
melimpah. Indeks Kekayaan Jenis (d) yang mendominansi adalah jenis
pada tingkat pohon sebesar = 6,695. Kayu lahodak merah dengan INP =
Tingkat tiang sebesar = 2,590. Tingkat 23,961.
pancang sebesar = 10,204. Tingkat 3. Indeks Dominansi (C) tingkat pohon
semai dan tumbuhan bawah sebesar = sebesar = 0,108. Jenis tertinggi pada
20,325. Kekayaan Jenis (d) tertinggi tingkat pohon adalah jenis Rambutan
menunjukan bahwa pada daerah Hutan (Nephelimus mutabile) sebesar
tersebut jumlah jenis penyusun = 0,025, tingkat tiang Indeks
vegetasinya paling banyak dibanding Dominansi (C) sebesar = 0,238. Jenis
dengan petak pengamatan lain. Menurut tertinggi pada tingkat tiang adalah
354
jenis Kumpang (Horsfieldia 2. Diperlukan dokumentasi secara
subglobosa) sebesar = 0,105, tingkat tertulis tentang jenis-jenis tumbuhan
pancang Indeks Dominansi (C) obat secara meluas untuk
sebesar = 0,83. Jenis tertinggi pada menghindari hilangnya pengetahuan
tingkat pancang adalah jenis Sintuk mengenai tumbuhan obat.
(Cinnamomum sintuc) sebesar = 3. Supaya tumbuhan obat mudah
0,014, tingkat Semai dan Tumbuhan didapat, maka perlu dilakukan
Bawah Indeks Dominansi (C) pembudidayaan tumbuhan obat
sebesar = 0,042. Jenis tertinggi pada dikebun serta dipekarangan rumah.
tingkat semai dan tumbuhan bawah
adalah jenis Kayu lahodak merah DAFTAR PUSTAKA
sebesar = 0,014.
4. Indeks Keanekaragaman Jenis (H) Hidayat D dan Hardiansyah G. 2012.
Studi Keanekaragaman Jenis
untuk tingkat pohon sebesar = 1,017,
Tumbuhan Obat di Kawasan
untuk tingkat tiang Indeks IUPHHK PT. Sari Bumi
Keanekaragaman Jenis (H) sebesar = Kusuma Camp Tontang
0,629, tingkat pancang Indeks Kabupaten Sintang vol 8 No 2:
Keanekaragaman Jenis (H) sebesar = 62.
1,084 dan tingkat Semai dan
Tumbuhan bawah Indeks Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Bumi
Aksara. Jakarta.
Keanekaragaman Jenis (H) sebesar =
1,455. Indeks Kekayaan Jenis (d) Noorcahyati. 2012. Tumbuhan
pada tingkat pohon sebesar = 6,695. Berkhasiat Obat Etnis Asli
Tingkat tiang sebesar = 2,590. Kalimantan. Balai Penelitian
Tingkat pancang sebesar = 10,204, Teknologi Konservasi Sumber
untuk tingkat semai dan tumbuhan Daya Alam, Samboja.
bawah sebesar 20,325. Indeks
Odum E.P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi.
Kelimpahan Jenis (e) pada tingkat
Terjemahan T.Samingan Edisi
pohon sebesar = 0,937. Tingkat tiang Ketiga Pengantar Ekologi. CV.
Indeks Kelimpahan Jenis (e) sebesar Remaja Karya, Bandung.
= 0,924. Tingkat pancang Indeks
Kelimpahan Jenis (e) sebesar = 0,968 Pribadi ER. 2009. Pasokan Dan
untuk tingkat semai dan tumbuhan Permintaan Tanaman Obat
Indonesia Serta Arah Dan
bawah Indeks Keanekaragaman Jenis
Pengembangannya. Balai
(e) sebesar = 0,887. Penelitian Dan Tanaman Obat
Saran Dan Aromatik. Vol 8 No. 1 : 53.
1. Perlu adanya pembelajaran manfaat
dari tumbuhan obat sejak dini Panjaitan H. 2009. Keanekaragaman
khususnya masyarakat yang berada Jenis Dan Pemanfaatan
di sekitar kawasan hutan yang Tumbuhan Obat Oleh
Masyarakat Di Sekitar Kawasan
memanfaatkan tumbuhan obat
Hutan Alam Bungkit Tunggal
sebagai obat tradisional. Kabupaten Kubu Raya. (Skripsi)
355
Pontianak : Fakultas Kehutanan
Universitas Tanjungpura
356