You are on page 1of 16

Jurnal Penelitian Hukum

De Jure Akreditasi LIPI: No:740/AU/P2MI-LIPI/04/2016

KEBERADAAN HAKIM KOMISARIS DAN TRANSPARANSI


DALAM PROSES PENYIDIKAN
(The Existence of Judge Commissioner
and The Transparency of The Process of Investigation)

Muhaimin
Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAMKementerian Hukum dan HAM RI
Jalan H.R Rasuna Said Kav. 4-5 Kuningan Jakarta Selatan 12920
Email :eminaltair@gmail.com
Tulisan diterima 9-5-2016, Revisi 9-6-2016, Disetujui diterbitkan 21-6-2016

ABSTRACT
Criminal Procedure Code in the document asserted that the defendant-formation-convict defendant as a “Seeker
of Justice”, then the suspect-defendant-convict get the attention and protection of the law by setting the portion
of his or her rights are quite large. Criminal Procedure Code can be considered as an oriented arrangement
of substance abusers. Over ± 30 years KUHAP rights owned by the perpetrator, especially during the last 10
years, little by little reduced by the law governing criminal procedure in the legislation spread outside the Penal
Code. The arrangement does not mean deprivation of the rights of the suspect-defendant-convict who had been
there before, but the reduction of quality in the implementation or fulfillment of their legal rights in such a way
that essentially contrary to the philosophy underlying the establishment of legal norms in the Code of Criminal
Procedure or the laws in the context of political conflict granting legal protection to suspects, accused-convict.
Therefore, there should be firmness in the draft Law on Criminal Procedure that the formation of the new Code
of Criminal Procedure did not reduce or remove the least the rights of suspects, defendants, and convicts who
have been published in the Code of Criminal Procedure, on the contrary the Draft Law on the Law of Criminal
Procedure in fact strengthen it with more concrete legal instruments and easy to apply.
Keywords: Judge Commisioner, Supervision, Inspection

ABSTRAK
Dokumen KUHAP menegaskan bahwa terdakwa-narapidana sebagai “Pencari Keadilan”, maka tersangka-
terdakwa-narapidana mendapatkan porsi perhatian dan perlindungan hukum dengan menetapkan bagian
hak yang cukup besar. KUHAP dapat dianggap sebagai suatu pengaturan untuk pelaku substansi. Selama
± 30 tahun hak KUHAP yang dimiliki oleh pelaku, terutama selama 10 tahun terakhir, sedikit demi sedikit
dikurangi dengan hukum yang mengatur acara pidana dalam perundang-undangan yang tersebar di luar
KUHP. Pengaturan ini tidaklah berarti perampasan hak-hak tersangka-terdakwa-narapidana yang sudah ada
sebelumnya, tapi pengurangan kualitas dalam penerapan atau pemenuhan hak-hak hukum mereka sedemikian
rupa yang pada dasarnya bertentangan dengan filosofi yang mendasari pembentukan norma hukum dalam
KUHAP atau hukum dalam konteks konflik politik pemberian perlindungan hukum untuk tersangka-terdakwa-
narapidana. Oleh karena itu, harus ada ketegasan dalam draft UU Acara Pidana bahwa pembentukan Kode
baru Acara Pidana tidak mengurangi atau menghapus setidaknya hak-hak tersangka, terdakwa, dan narapidana
yang telah diterbitkan dalam KUHAP, Sebaliknya, RUU tentang Hukum Acara Pidana, pada kenyataannya,
memperkuatnya dengan instrumen hukum yang lebih konkret dan mudah diterapkan.
Kata Kunci: Hakim Komisaris, Pengawasan, Pemeriksaan

Jurnal Penelitian Hukum DE JURE, ISSN 1410-5632 Vol. 16 No. 2, Juni 2016 : 215 - 230 215
Jurnal Penelitian Hukum

De Jure No:740/AU/P2MI-LIPI/04/2016

PENDAHULUAN an khusus dalam bidang ilmu pengetahuan dan


teknologi yang harus segera diantisipasi oleh
Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang bangsa Indonesia agar hukum acara pidana
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana tidak ketinggalan dengan perkembangan di era
(KUHAP) telah berusia lebih dari seperempat globalisasi.
abad (+ 35 tahun), sering disebut sebagai hasil Sejalan dengan hal tersebut perkembangan
karya “agung” bangsa Indonesia dibuat para hubungan kemasyarakatan di dunia internasional
pakar hukum acara pidana Indonesia yang juga sangat pesat, ditandai dengan berbagai
disertai dengan integritas dan semangat untuk konvensi internasional yang berkaitan dengan
mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan berbagai bidang kehidupan yang perlu diikuti
yang melindungi kepentingan warga negara sesuai oleh Indonesia sebagai bagian dari masyarakat
dengan Pembukaan UUD 1945. internasional. Konvensi-konvensi internasonal
Ketentuan hukum acara pidana (Pasal 50 - yang berkaitan dengan keberadaan KUHAP telah
Pasal 56 KUHAP) dimaksud­kan untuk melindungi banyak yang diratifikasi oleh Indonesia. Konvensi
tersangka dan terdakwa dari tindakan yang Internasional tentang International Crimininal
sewenang-­wenang aparat penegak hukum dan Court, United Nations Actions Against Corruption,
pengadilan. Pada sisi lain, hukum acara memberi International Convention Against, Torture dan
kewenangan kepada aparat penegak hukum untuk Internanational Covenant on Civil and Political
melakukan tindakan yang dapat mengurangi Rights (ICCPR), merupakan konvensi-konvensi
hak asasi warganya, akan tetapi sering terjadi yang berkaitan langsung dengan hukum acara
penggunaan kewenangan yang tidak benar oleh pidana yang lahir sesudah adanya KUHAP tahun
aparat penegak hukum. (Agus Raharjo, Angkasa 1981.(Andi Hamzah, 2009:4)
dan Hibnu Nugroho, 2012:2) Praktik peradilan Sebagai Negara yang telah meratifikasi
pidana yang mengedepankan kekerasan sehingga berbagai konvensi tersebut terhadap kewajiban
hak-hak asasi warga negara terampas merupakan untuk mengikuti ketentuan yang diatur dalam
bentuk kegagalan negara dalam mewujudkan konvensi. Sebagai contoh dapat dikemukakan
negara hukum.(ibid) dalam kovenan tentang hak-hak sipil dan politik
Polisi merupakan garda terdepan dalam (ICCPR) terdapat ketentuan yang berkaitan
Sistem Peradilan Pidana (SPP), yang diberi hak dengan hukum acara pidana, misalnya tentang
dan wewenang untuk melakukan penyelidikan, hak-hak tersangka dan ketentuan penahanan yang
penyidikan, penangkapan dan penahanan terhadap diperketat. Berhubungan dengan hal tersebut
seseorang yang dicurigai atau disangka melakukan ada Negara-negara yang membuat KUHAP baru
tindak pidana. Tidaklah berlebihan jika polisi untuk mengikuti konvensi Internasional, antara
dikatakan sebagai hukum pidana yang hidup, lain Italia, Rusia, Lithuania dan lain sebagainya.
(ibid,:3) yang menterjemahkan dan menafsirkan Ada pula Negara yang mengubah
law in the book menjadi law in action. KUHAPnya, agar selaras dengan ketentuan
Sistem Peradilan Pidana memiliki sifat konvensi tersebut misalnya Perancis. Pada tahun
kriminogen, (ibid) dan dalam tubuh kepolisian, sifat 2000, Perancis menyisipkan ketentuan baru dalam
kriminogen itu muncul dalam tahap penyidikan. hukum acara pidana mengenai hak asasi manusia,
Perilaku polisi yang sering mendapat kritikan seperti hukum acara pidana haruslah fair dan
adalah berkaitan dengan penggunaan kekerasan adversarial, dan menyeimbangkan hak-hak para
dalam pelaksanaan tugas. Indriyanto Seno Adji pihak, orang dalam situasi yang sama dan dituntut
mengemukakan bahwa perilaku sedemikian telah atas delik yang sama haruslah detail berdasarkan
membudaya, terutama dalam penyidikan untuk aturan yang sama.
mendapatkan pengakuan terdakwa. (Indriyanto Sedangkan Kitab Undang-undang Hukum
Seno Adji, 1998:4) Acara Pidana di Jepang diperkenalkan sistem baru,
Hukum Acara Pidana dibuat untuk yaitu sistem campuran, yang menggabungkan
menggantikan Herzein Inlands Reglement (HIR), antara hakim dan juri. Dengan sistem tersebut
ciptaan pemerintah kolonial Belanda. Dalam dicampur antara hakim karir dengan orang awam
perjalanannya KUHAP telah banyak perkembang­ (laymen) (Ubbe, 2009:71)

216 Keberadaan Hakim Komisaris... (Muhaimin)


Jurnal Penelitian Hukum

De Jure Akreditasi LIPI: No:740/AU/P2MI-LIPI/04/2016

Dari uraian di atas dapat ditarik suatu benang Tujuan hukum acara pidana ialah mencapai
merah bahwa KUHAP di Indonesia yang sudah obyektif truth dan melindungi hak asasi terdakwa
berusia lebih dari seperempat abad harus pula dan jangan sampai orang tidak bersalah dijatuhi
diperbaharui agar sesuai perkembangan ilmu pidana, diadakan pengecekan terhadap terdakwa,
pengetahuan dan teknologi serta perkembangan saksi dan bukti lain hakim komisaris diberi
masyarakat dan perkembangan ketentuan- wewenang untuk memberi perintah penahanan,
ketentuan internasional yang berkaitan dengan penggeledahan dan upaya paksa.
hukum acara pidana. Dengan telah diratifikasi Di Perancis sejak tahun 2001 wewenang
beberapa konvensi internasional khusus ICCPR tersebut diserahkan kepada hakim yang berwenang
yang terkait langsung dengan hukum acara pidana menahan dan memerdekakan orang dari tahanan
misalnya tentang penahanan yang dilakukan oleh (judge des liberte et de la detention) yang terdiri
penyidik harus sesingkat mungkin dan sesegera dari tiga orang yang diketahui oleh wakil ketua
mungkin adalah dua kali dua puluh empat jam. pengadilan. Jadi penahan semakin diperketat di
Di Eropa umumnya diartikan paling lama 5 (lima) Perancis. (Hamzah, 2009:7)
hari atau 1 (satu) hari penangkapan dan 4 (empat)
Sekarang ini Nederland asas oportunitas
hari penahanan. Sedangkan dalam KUHAP
telah lebih jauh diterapkan yang transaksi dapat
masa penahanan 20 hari dinilai terlalu lama dan
dilakukan terhadap perkara ringan yang ancaman
bertentangan dengan International Convention
pidananya enam tahun ke bawah dan jaksa dapat
Against Torture dan International Covenant
menekan denda administratif. Bandingkan dengan
on Civil and Political Rights (ICCPR), Against
Swedia, Norwegia dan Rusia pada uraian di muka.
Torture dan International Covenant on Civil and
Perancis ingin mengurangi peran hakim komisaris
Political Rights (ICCPR), yang telah diratifikasi
sedangkan Nederland ingin memperkuat.
oleh Indonesia.
Mula-mula di Perancis judge d’instruction
Selain kedua konvensi tersebut di atas masih
memiliki wewenang seperti jaksa Belanda yaitu
terdapat beberapa konvensi seperti konvensi
memimpin penyidikan akan tetapi karena terjadi
anti penyiksaan serta konvensi hak-hak asasi
skandal seks terhadap anak yang menimpa hakim
manusia yang belum diratifikasi oleh pemerintah
komisaris di sana, maka wewenangnya itu mulai
Indonesia, teori Herbert L. Packer tentang crime
dikurangi. Perancis membagi acara pidana atas
contol model dan due process model, dan teori
dua bagian yaitu pemeriksaan penyidikan, yang
integrated criminal justice system.
dilakukan oleh jaksa dan polisi dan pemeriksaan
Berbagai substansi dalam KUHAP yang sidang. Penahanan yang dilakukan oleh polisi
perlu diantisipasi antara lain penjelasan mengenai harus dapat menahan delapan hari yang semuanya
“asas legalitas” dalam KUHAP dengan KUHP, dipertanggung jawabkan oleh jaksa.
karena perbedaan antara asas legalitas dalam
Jaksa dapat memilih membiarkan polisi
hukum pidana lembaga peradilan karena sifatnya
terus melakukan penyidikan atau melakukan
pasif dengan sistem lain yang sifatnya lebih pro-
pemeriksaan pre-trial. Pemeriksaan pendahuluan
aktif sangat penting untuk ditindaklanjuti.
oleh hakim disebut informationjudiciaire. Dalam
Agar dapat mengatasi hal ini, maka hal pemeriksaan pendahuluan ditemukan delik
untuk dapat mengantisipasi adalah melakukan lain, maka hakim komisaris harus memberitahu
perubahan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 jaksa agar memperluas pemeriksaan. Hakim
dengan menambah peraturan mengenai Hakim komisaris yang memimpin pemeriksaan dapat
Komisaris. memberi perintah penyadapan dan penahanan.
Dengan dibentuknya profesi dan fungsi hakim Kodifikasi Hukum Acara Pidana Italia yang
komisaris maka dapat dicapai tujuan hukum acara mulai berlaku 24 Oktober 1989 membuang sistem
pidana due process of law atau behoorlijk process Perancis (yang diikuti Nederland dan Indonesia).
recht. Hakim komisaris dimulai di Perancis Dalam sistem Italia yang baru ini jaksa dikeluarkan
dengan Code d’instruction ditetapkan dan dengan dari kekuasaan kehakiman (magistrate) dan
undang-undang Strafvordering yang berlaku sejak berlaku system accusatoir murni atau adversary
tahun 1926 tetap ada hakim komisaris atau rechter system. Mula-mula pertentangan pada tahun
commissaris, begitu pula di Italia. 1990 sehingga diperkenalkan lagi beberapa
asas “inquisitori”. Kemudian system adversary

Jurnal Penelitian Hukum DE JURE, ISSN 1410-5632 Vol. 16 No. 2, Juni 2016 : 215 - 230 217
Jurnal Penelitian Hukum

De Jure No:740/AU/P2MI-LIPI/04/2016

diperkenalkan lagi sama seperti diatur di dalam guidice per le inddagibi preliminary di Italia mirip
KUHAP 1989. dengan tugas juge des liberte et de la detention di
Sistem KUHAP 1989 ini berdasarkan : Perancis. Jika hasil penyidikan diputuskan akan
diteruskan dengan penuntutan hakim pre trial
1. Pelepasan fungsi dari peradilan, dan
dapat mengeluarkan putusan dalam pemeriksaan
2. Pemisahan pre trial dan trial (praperadilan pendahuluan (preliminary examination) untuk
dan peradilan). menyaring penuntutan yang tergesa-gesa seperti
Akibat lebih jauh ialah penghapusan gludice di common law.
instructorre yang dulu ditiru dari Perancis dan Dengan undang-undang tahun 2003
diganti dengan lembaga baru yang tidak melakukan diperkenalkan juga plea bargaining dengan
penyidikan yaitu Giudice per le indagini persetujuan penuntut umum, terdakwa dapat
preliminary. Lembaga baru ini mirip dengan memohon untuk dipidana sampai lima tahun
system hakim komisaris dalam R-KUHAP. penjara. Bandingkan dengan sistem Rusia yang
Penghapusan Pretore magistrate yang telah disebut di muka. Pembuat undang-undang
yurisdiksinya delik ringan yang ancaman Italia meenolak diskresi penuntut (asas oportunitas)
pidananya maksimum empat tahun tanpa hadir karena pasal 112 UUD Italia menganut asas
jaksa. Pemisahan yang tajam antara penyidikan legalitas yang jaksa harus menuntut jika cukup
penuntutan dan peradilan untuk menjaga hakim bukti.
tidak memihak (impartial) sehingga dengan Dalam penerapan sistem baru ini tidak mulus,
inisiatif hakim dapat dicari bukti sendiri. karena KUHAP 1989 membatasi kebebasan
KUHAP Italia 1989 bermaksud agar sidang penuntut umum dengan menempatkan di bawah
dibuka dengan segar, yang jelas memisahkan control hakim dalam pemeriksaan pendahuluan
secara tajam investigation phase dan adjudication yang rumit (crucial). Akan tetapi dalam praktek
phase. Hasil penyidikan polisi dan jaksa dibuat jaksa sangat bebas dalam melakukan investigasi.
rangkap dua: (Hamzah, 2007:217)
1) Suatu berkas (file) yang berisi pemeriksaan Tidak kurang pentingnya di samping
penggeledahan dan penyitaan barang dan membicarakan lembaga baru hakim komisaris
juga masalah tentang pembuktian. Ada anjuran
penyadapan diserahkan kepada hakim,
dari pakar Amerika tersebut, bahwa sebaliknya
2) Berkas lain yang berisi seluruh hasil barang bukti yang mereka sebut real evidence
penyidikan seperti keterangan saksi dan atau physical evidence dimasukan sebagai alat
tersangka tetap berada di tangan para pihak bukti seperti KUHAP banyak Negara termasuk
(jaksa dan penasehat hukum) yang dapat Amerika. Namun karena Indonesia menganut
diadu dengan keterangan saksi atau terdakwa system pembuktian negatifwettelijk, artinya
yang tidak konsisten di sidang pengadilan. harus ada dua alat bukti menurut undang-undang
ditambah dengan keyakinan hakim baru terdakwa
Oleh karena hakim komisaris (giudice
dapat dijatuhi pidana, makabarang bukti seperti
instructorre) dihapus, maka penyidikan oleh jaksa
pistol yang dipakai menembak, pisau yang dipakai
dibawah kontrol oleh hakim, yang sama sekali
menusuk, fungsinya ialah untuk memperkuat
baru yang menghilangkan kewenangan untuk
keyakinan hakim.
mengumpulkan bukti seperti magistrate Amerika
atau Ermittlungsrichter di Jerman. Bahkan di Jerman dikenal saksi yang tidak
melihat tidak mendengar dan tidak mengalami
Fungsi pre trial judges yang baru dibatasi
terjadinya delik, namun hakim dapat memanggil
hanya dalam mengeluarkan surat perintah
seseorang sebagai saksi, yang mengerti benar
penahanan, persetujuan penyadapan, mengawasi
karakter terdakwa atau korban. Sebenarnya
penataan atas waktu yang boleh untuk penyidikan
ini cocok dengan system pembuktian negatif
dan pengumpulan bukti awal jika dikhawatirkan
wettelijk yang dianut di Indonesia (sama dengan di
akan dihilangkan. Hal ini mirip sekali dengan
Nederland) yang baru ada dua alat bukti ditambah
fungsi hakim komisaris versi R-KUHAP yang
dengan keyakinan hakim untuk menjatuhkan
istilahnya diambil dari Nederland Rechter
pidana.
Commissaris tetapi tugasnya tidak sama. Tugas

218 Keberadaan Hakim Komisaris... (Muhaimin)


Jurnal Penelitian Hukum

De Jure Akreditasi LIPI: No:740/AU/P2MI-LIPI/04/2016

Hal baru dalam rancangan ialah barang bukti karena KUHAP menyebut alat bukti keterangan
yang lazim disebut di Negara lain real evidence saksi, maka ada yang berpendapat jika dua orang
atau materiel evidences yaitu bukti yang sungguh- saksi merupakan satu alat bukti saja, harus dicari
sungguh. Disebut surat-surat (jamak) maksudnya alat bukti lain, padahal sudah cukup.
ialah jika ada seratus surat, dihitung sama dengan Perlu pula ditinjau tentang upaya hukum
satu alat bukti. Sebaliknya disebut seorang ahli KUHAP 1981 tidak membolehkan banding
atau seorang saksi, maksudnya jika ada dua saksi terhadap putusan lepas dari segala tuntutan
maka memenuhi bukti minimum dua alat bukti. hukum, sehingga dalam praktek ditafsirkan
Ini sama dengan KUHAP Belanda yang menyebut oleh jaksa dan hakim boleh langsung dikasasi.
geschriftelijke bescheiden (surat-surat) dan Sebenarnya prinsip upaya hukum ialah tidak ada
verklaringen van een getuige (keterangan seorang kasasi tanpa pengadilan banding terlebih dahulu.
saksi). Bukti elektronik misalnya e-mail, SMS, Hal itu dimaksud agar jangan terlalu banyak
foto, film, fotocopy, faximilie, dan seterusnya. perkara masuk ke Mahkamah Agung.
(Hamzah, 2007:7)
Upaya hukum luar biasa berupa peninjauan
Sengaja keterangan saksi ditempatkan kembali yang harusnya bersifat luar biasa karena
bukan pada urutan satu (sama dengan KUHAP seharusnya jarang sekali tiga tingkat pengadilan
Belanda) agar jangan dikira jika tidak ada yang terdiri dari sembilan orang hakim (3 di
sanksi tidak ada alat bukti. Keterangan terdakwa pengadilan negeri, 3 di pengadilan tinggi dan 3
berbeda dengan pengakuan terdakwa. Alat bukti di Mahkamah Agung), semuanya keliru, sehingga
petunjuk yang berasal dari KUHAP Belanda tidak melihat putusan yang saling bertentangan,
tahun 1838 yang sudah lama diganti dengan eigen salah menerapkan hukum dan kurang teliti
waarneming va de rechter (pengamatan hakim sehingga kemudian timbul novum. Misalnya
sendiri) berupa kesimpulan yang ditarik dari terdakwa dipidana karena saksi yang memberatkan
alat bukti lain berdasarkan hasil pemeriksaan di bersumpah palsu. Ada KUHAP yang tidak
sidang pengadilan. Di Amerika Serikat disebut mencantumkan upaya hukum peninjauan kembali
judicialnotice. Tidak ada KUHAP di dunia yang misalnya KUHAP Thailand. Yang ada dalam
menyebut petunjuk (Belanda: aanwijzing, Inggris KUHAP Thailand ialah pengampunan (pardon)
: indication) sebagai alat bukti kecuali kodifikasi dan pengurangan pidana oleh raja.
Belanda tahun (1838); HIR dan KUHAP (1981).
Putusan saling bertentangan, misalnya dua
Dalam requisitoir-nya penuntut umum dapat orang yang didakwa melakukan delik ikut serta
menguraikan dan menjelaskan hal-hal yang terjadi (medeplegen) yang perkaranya dipisah, yang satu
di sidang pengadilan dan memberi kesimpulan dijatuhi pidana karena terbukti melakukan delik
dari semua alat bukti yang telah dikemukakan, ikut serta dengan yang lain, sedangkan yang lain
untuk memancing opini hakim yang menjurus itu diputus bebas atau lepas dari segala tuntutan
kepada adanya bukti berupa pengamatan hakim hukum. Contoh S. Tjandra diputuskan lepas dari
sendiri. segala tuntutan hukum karena perbuatannya
Alat bukti keterangan saksi sebenarnya dalam itu (cessie) adalah perbuatan perdata bukan
rumusan Belanda disebut verklaringen van een pidana. Kemudian Pande Lubis dijatuhi pidana
getuige (keterangan seorang saksi) yang berarti jika karena terbukti melakukan perbuatan korupsi
ada dua saksi maka sudah cukup dan merupakan (medeplegen) dengan Djoko S. Tjandra. (Kaligis,
dua alat bukti (bukti minimum). Sebaliknya 2006:338)
untuk surat dipakai istilah jamak (geschriffen) Dalam rancangan disebut juga Jaksa Agung
yang berarti walaupun ada sepuluh surat dihitung dapat memohon peninjauan kembali, bukan untuk
sebagai satu alat bukti saja. Kesulitan di Indonesia orang yang diputus bebas, tetapi mereka yang
dalam menyusun rumusan undang-undang pidana dijatuhi pidana, kemudian ternyata ada novum atau
ialah karena bahasa Indonesia tidak mengenal putusan saling bertentangan. Hal ini sama dengan
singular dan plural. Misalnya dalam rumusan ketentuan dalam KUHAP (Sv) Nederland. Di
Pasal 338 KUHP dikatakan merampas nyawa sini jaksa agung mewakili masyarakat, misalnya
orang lain, padahal bahasa Belanda “een ander” terpidana itu telah meninggal dunia dan tidak
(satu orang lain). Jadi jika 102 orang dibunuh ada ahli warisnya yang mengajukan peninjauan
seperti bom Bali, maka 102 kali 340 KUHP. Oleh

Jurnal Penelitian Hukum DE JURE, ISSN 1410-5632 Vol. 16 No. 2, Juni 2016 : 215 - 230 219
Jurnal Penelitian Hukum

De Jure No:740/AU/P2MI-LIPI/04/2016

kembali. Di Belgia menteri kehakiman yang dapat 2. Alasan Yuridis


memohonkan peninjauan kembali. UUD 1945 terutama Pasal 20 (tentang
Salah satu hal yang paling sering legislasi), Pasal 21 (hak DPR mengajukan
disalahgunakan ialah saksi mahkota. Ada yang RUU), Pasal 22 (hak Presiden untuk
mengartikan saksi mahkota ialah jika para mengajukan Perpu), Pasal 22A (tata cara
terdakwa bergantian menjadi saksi atau kawan pembentukan undang-undang), Pasal
berbuatnya. Justru hal itu dilarang karena berarti 24 (kekuasaan kehakiman), Pasal 24A
selfincrimination. Sebagai saksi dia disumpah, (wewenang Mahkamah Agung), Pasal 24C
jadi jika dia berdusta dia bersumpah palsu, (wewenang Mahkamah Konstitusi), Pasal
padahal dia juga terdakwa dalam kasus itu yang 28A sampai dengan Pasal 28J (hak asasi
jika dia berdusta tidak diancam dengan pidana. manusia).
Saksi mahkota hanya ada dalam buku teks dan Pasal 27 UUD 1945 berbunyi “Segala
yurisprudensi, tidak tercantum di dalam undang- warga negara bersamaan kedudukannya di
undang. Saksi mahkota ialah salah seorang dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
terdakwa/tersangka yang paling ringan perannya
menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dalam delik terorganisasikan yang bersedia
dengan tidak ada kecualinya”. Dengan
mengungkap delik itu, dan untuk jasanya, dia
demikian pemerintah harus membuat
di keluarkan dari daftar tersangka/terdakwa dan
dijadikan saksi. Jika tidak ada peserta (tersangka/ ketentuan yang mengatur bahwa kedudukan
terdakwa) yang ringan perannya dan tidak dapat hukum setiap warga negara sama/sederajat.
dimaafkan begitu saja, tetap diambil yang paling KUHAP merupakan salah satu ketentuan
ringan perannya dan dijadikan saksi kemudian peraturan perundang-undangan yang
menjadi tersangka/terdakwa dengan janji oleh mengatur mengenai hal tersebut.
penuntut umum akan menuntut pidana yang lebih 3. Alasan Sosiologis
ringan dari kawan berbuatnya yang lain. Demikian Masyarakat khususnya para pencari
ketentuan undang-undang Italia tentang “saksi keadilan sering mengeluhkan berbagai hal
mahkota”. Jadi ketentuan tentang saksi mahkota yang berkaitan dengan proses acara pidana
yang dituangkan di dalam pasal 198 Rancangan yang cenderung lama dan berbelit-belit,
sesuai dengan asas oportunitas juga yang dianut sehingga sangat merugikan para pencari
di Indonesia. Tentu hal ini harus disampaikan keadilan, baik ditinjau dari sisi waktu, tenaga
oleh penuntut umum kepada hakim. Penuntut maupun biaya.
umumlah yang menentukan terdakwa dijadikan
saksi mahkota. 4. Alasan Efisiensi dan Efektifitas
Adapun dasar pemikiran amandemen Hukum acara akan berkaitan dengan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 dengan hak konstitusional warganegara dan juga
menambah keberadaan Hakim Komisaris sebagai sumber daya yang dimiliki Negara, apabila
upaya perlindungan terhadap HAM dari terdakwa, tahap-tahap yang ditentukan oleh hukum
baik dalam proses penyidikan dan penuntutan, acara pidana dapat efisisen dan efektif, maka
didasarkan pada beberapa pemikiran sebagai akan menguntungkan bukan hanya waraga
berikut : Negara yang berurusan dengan masalah
pidana tetapi juga Negara.
1. Alasan Filosofis
5. Dasar Ekonomis
Landasan filosofis merupakan landasan
yang bersifat ideal, yang dapat memotivasi Seluruh pasal didalam KUHAP
aparat penegak hukum mengejar dan mengacu pada system peradilan cepat (speedy
mengarahkan semangat dan dedikasi trial, contante justitie) sederhana dan biaya
pengabdian penegakan hukum, berusaha ringan. Perkenalan system peradilan cepat
mewujudkan keluhuran makna dan hakekat dituangkan antara lain dalam pengajuan
yang terkandung dalam jiwa landasan perkara melalui jalur khusus penyelesaian
filosofis tersebut diluar acara (afdoening buiten process)
dalam upaya hukum semua perkara harus
lewat Pengadilan Tinggi baru dapat diajukan

220 Keberadaan Hakim Komisaris... (Muhaimin)


Jurnal Penelitian Hukum

De Jure Akreditasi LIPI: No:740/AU/P2MI-LIPI/04/2016

permohonan kasasi ke Mahkamah Agung sepenuhnya melakukan pengawasan dalam


untuk mengurangi beban mahkamah agung. proses pemeriksaan terhadap tersangka,
Pada pendahuluan telah dikemukakan terdakwa, dan terpidana? dan Bagaimana
akan dibentuknya hakim komisaris yang Keberadaan Hakim Komisaris dan
akan mengganti peran praperadilan yang Perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia
tidak efektif. Hakim komisaris ini tidak dalam Proses Pemeriksaan Terhadap
persis sama dengan yang ada di Eropa. Tersangka dan Terdakwa?
Seperti Rechter Commissaris di Netherland,
Metode Penelitian
juge d’instruction di Perancis, Giudice
instructore di Italia. Oleh karena itu di Adapun metode penelitian yang digunakan,
Eropa dan Amerika dibentuk investigating yaitu: metode penelitian hukum normatif (studi
magistrate. Maksudnya ialah mengimbangi kepustakaan), yaitu: suatu penelitian yang
jaksa yang sangat dominant sebagai master dilakukan atau didasarkan pada ketentuan-
of procedure atau dominus litis. Maksudnya ketentuan yang seharusnya atau teori yang
ialah menyaring perkara-perkara besar dan ditentukan dari bahan-bahan yang terdiri dari:
menarik perhatian masyarakat yang akan 1. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan-bahan
diajukan oleh jaksa ke pengadilan. penelitian yang berupa ketentuan-ketentuan
Dengan adanya lembaga penyaring yang utama. Bahan penelitian ini, bahan
di samping hakim (trial judge) maka dapat primer yang digunakan oleh penulis antara
dihindari penuntutan yang sewenang- lain: Kitab Undang-Undang Hukum Pidana;
wenang yaitu karena alasan pribadi atau Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946
balas dendam, atau yang khusus Indonesia tentang Peraturan Hukum Pidana, Undang-
penuntut umum ingin dikatakan berhasil Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
dengan system target. Penuntutan menurut Hukum Acara Pidana, Undang-Undang
cara itu disebut malice prosecution atau Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian
penyalahgunaan penuntutan (abuse of Republik Indonesia,Undang-Undang Nomor
prosecution) yang tidak dapat dibenarkan
16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik
oleh hakim.
Indonesia, Undang-Undang Nomor 3 Tahun
Bahwa pada jaman Hindia Belanda 2009 tentang Mahkamah Agung, Undang-
ada Hakim Komisaris yang dinamakan Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
“landraad” yang mempunyai tugas
Kekuasaan Kehakiman
mengawali pemeriksaan perkara-perkara
yang terhambat maupun perkara-perkara 2. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan hukum
gabungan Hukum Belanda dan hukum Hindia yang erat kaitannya dengan bahan hukum
Belanda. Tapi landraad menjelang Perang primer dan dapat membantu menganalisis
Dunia ke 2 menjadi tidak berfungsi hal ini bahan hukum primer. Bahan-bahan hukum
dikarenakan adanya intervensi menyangkut sekunder yang penulis gunakan terdiri dari
keadaan darurat. Infasi/penyerbuan Jepang buku-buku, dan bahan-bahan hukum lainnya
pada perang dunia ke-2, jadi landraad yang berkaitan dengan penulisan ini
muncul kemudian tenggelam; karena 3. Bahan Hukum Tertier, yaitu bahan-bahan
pemerintah Hindia Belanda dipindahkan
yang memberi petunjuk, penjelasan
ke Australia. Setelah Jepang menyerah ada
dan pemahaman terhadap bahan hukum
gagasan “lit landraad “ diganti dengan
primer dan sekunder, seperti: Black’s Law
Hakim Komisaris, sesuai / sinkron dengan
induk negara Belanda di Eropa. Jadi dengan Dictionary, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
demikian timbul tenggelamnya ide lembaga dan Kamus Lengkap Inggris – Indonesia,
Hakim Komisaris itu sejak lama, namun tidak dan Indonesia Inggris (dengan Ejaan yang
terlaksana. Kegagalan tertunda-tundanya Disempurnakan (Soekanto, 1986: 52-53)
menjadi perhatian untuk bahan penulisan
ini, jadi dengan demikian fakta itu menjadi
bahan masalah Mengapa peradilan tidak

Jurnal Penelitian Hukum DE JURE, ISSN 1410-5632 Vol. 16 No. 2, Juni 2016 : 215 - 230 221
Jurnal Penelitian Hukum

De Jure No:740/AU/P2MI-LIPI/04/2016

PEMBAHASAN hukum di dunia adalah kasus Jean Calas, kasus


Captain Dreyfuse, kasus Van Der Lubbe, kasus
A. Peradilan Tidak Sepenuhnya karena tidak Miranda, dan lain-lainnya.
ada Pengawasan Gerakan Internasional yang memperbaiki
Pada masa lalu sebelum abad 18 banyak negara dan kehandalan para penegak hukum di peradilan
yang menyelenggarakan pemerintahan absolute masa kini dan masa depan mulai dicetuskan
dalam arti penguasa mendominasi kedaulatan tahun 1870 di London dengan membentuk
bagi kepentingan kekuasaan absolute, berlanjut “International Committee Penal and Penitentiary”
pada penetapan hukum dan penerapan hukum (ICPP) dan setelah 80 tahun berubah menjadi
pun sejajar dengan pengertian penguasa absolute komisi internasional “The Prevention of Crime,
sehingga Pengadilan juga menganut absolutism. and the Treatment of Offender” (PCTO) kurang
Pengadilan sebagai pemegang kekuasaan hukum lebih tahun 1956 dibawah naungan Perserikatan
menyelenggarakan peradilan tidak berbeda Bangsa-Bangsa. Kemudian disusul berbagai
jauh dengan penguasa absolute. Kenyataan di sub-organisasi lainnya, dan yang paling ekstrim
sebagian besar negara dalam praktek Pengadilan adalah perkumpulan internasional “Gerakan
menjalangkan kekuasaan penguasa negara, Abolusionis Terhadap Sistem Peradilan Pidana”
walaupun sudah menggunakan dalil “Freedom of untuk membuka mata peradilan yang lemah.
justice” yang bernafaskan faham Rousseau dan Perkembangan peraturan hukum acara
Montesqiuw. Logika hukum tersumbat, keadilan pidana di Indonesia tampak sudah cukup luas
tampak memihak dan banyak Putusan Pengadilan meliputi bidang hukum acara pidana umum dan
mengorbankan pihak rakyat dan menghindar jika hukum acara pidana khusus. Peraturan hukum
menghadapi alat-alat Penguasa yang melanggar acara pidana umum termuat didalam KUHAP dan
hukum. peraturan perundangan bermuatan struktur, fungsi
Dalil yang konvensional tentang penegakan dan beracara perkara pidana umum. Sedangkan
hukum di Pengadilan sudah harus menjadi peraturan hukum acara pidana khusus termuat
pengetahuan umum bukan sekedar petugas didalam perundang-undangan diluar KUHAP yang
penegak hukum tetapi sudah menjadi konsep bermuatan peraturan eksepsional struktur, fungsi
masyarakat bahwa penegakan hukum terutama di dan beracara perkara pidana khusus sebagaimana
Pengadilan harus berdasarkan (1) kepastian hukum tercermin pada pasal 284 (2) KUHAP.
(rechtssicherkeit), keadilan (gerechtigkeit) dan Perkembangan substansi hukum acara pidana
kemanfaatan (zweckmassigkeit), walaupun secara umum diharapkan terutama dari KUHAP dalam
proporsional sulit untuk diseimbangkan antara Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
ketiga unsur tersebut, namun faktor kemampuan Hukum Acara Pidana yang diundangkan pada
“knowledge, skill, norm-value” ataupun faktor tanggal 31 Desember 1981. Keberlakuan KUHAP
bobot perkaranya harus menjadi tantangan dihandalkan sebagai kodifikasi pembahruan
pembaharuan hukum dan peradilan. hukum acara pidana akan tetapi kenyataannya
Dalil konvensional ini semakin rapuh jika segera setelah berlaku terlihat kekurangan yang
bobot keputusan pengadilan semakin rendah, menjadikan awal kesulitan untuk penerapannya
dan sudah selayaknya perlu direnovasi menjadi dan ditambah dengan rumusan pasal yang
Pengadilan masa kini yang solid dan mengikuti berpeluang untuk terjadinya berbagai interpretasi
perkembangan zaman serta kemajuan masyarakat. dari suatu kepentingan hukum.
Walaupun konsep demokrasi hamper sepenuhnya Di bidang umum permasalahan KUHP harus
bersumber dari benua Eropa dan Amerika, karena menyesuaikan dengan konsep hukum acara pidana
di benua Asia dan Australia yang menjadi lahan berdasarkan:
penjajahan maka kehidpan demokrasi tersumbat
(1) Pencerminan sendi-sendi hukum acara
oleh sistem pemerintahan model penjajah. Namun
pidana yang bersifat universal, antara lain
di Eropa dan Amerika itu ternyata terdapat kasus
menyangkut tindakan aparatur negara yang
ketidakadilan dan kesesatan hukum di Pengadilan
menjadi terkenal di dunia. Kasus ketidakadilan dapat dipertanggugnjawabkan secara hukum
dan kesesatan hukum yang menjadi praktek buruk apabila melanggar Hak Asasi Manusia.
di Pengadilan, dan menjadi catatan kelemahan Pertanyaannya adalah apakah dalam

222 Keberadaan Hakim Komisaris... (Muhaimin)


Jurnal Penelitian Hukum

De Jure Akreditasi LIPI: No:740/AU/P2MI-LIPI/04/2016

prakteknya sudah melaksanakan sendi berupa output dari tujuan diadakannya peradilan
hukum yang bersifat universal walaupun pidana guna mencapai cita-cita social civilization
asas universal tersebut tidak jelas-jelas dan unwelfare.
terumuskan dalam suatu Pasal KUHAP? Namun banyak pengamat sosial yang
(2) Menjamin berlakunya deklarasi maupun memperingatkan bahwa apa yang dinamakan the
konvensi internasional tentang The Universal integrated criminal juctice system masih dianggap
Declaration of Human Right (tanggal 10 mengidap (laten) masalah “distributing issue on
social problem” dari karakter peradilan pidana,
Desember 1948), dan The International
dan kurangnya perhatian terhadap integrasi yang
Covenant on Civil and Political Right (16
mencakup koordinasi (vide uraian 2 (3) tersebut
Desember 1966). Pertanyaannya adalah
diatas) karena fragmentaris dan instansi sentris.
apakah dasar hukum tidak tertulis itu sudah
Konsepsi integrasi-integrasi mengandung
direalisasikan setiap bagian penyelenggaraan
pengertian the achievement of unification through
hukum acara pidana dalam KUHAP?
shared norm and value yang harus tampak dalam
Mengapa sebagian masyarakat luas menuntut
penyelenggaraan dan penyelenggara peradilan
perlakukan berdasarkan Hak Asasi Manusia pidana. Sehubungan dengan karakter peradilan
dan Komnas HAM Indonesia telah berapa pidana dan upaya sistem peradilan pidana yang
kali memberikan sorotan tajam mengenai hal demikian itu perlu pemahaman lebih lanjut untuk
ini? menumbuhkan sikronisasi dari struktur hukum,
(3) Pertama kalinya di Indonesia diperkenalkan substansi hukum dan budaya hukum.
secara resmi tentang The Integrated of criminal Pemahaman tentang sistem peradilan pidana
system melalui S.K. Menteri Kehakiman seperti uraian tersebut diatas yang perlu ditonjolkan
1982 yang adaptasi dari kepustakaan adalah menumbuhkan upaya sinkronisasi struktur
hukum. Apakah memahami sistem peradilan hukum/aparat sebagai subsistem peradilan pidana
pidana terpadu itu dan melaksanakan yang dalam hal ini merupakan “the integrated
secara konsekuen? Mengapa sering terjadi administration of criminal justice system”, baik
kewenangan dan interpretasi yang bersifat menunjukkan kerjasama keseluruhan aparat
instansi sentries dan fragmatisme, sehingga dalam arti psysical system maupun kebersamaan
mewujudkan konsep-konsep baru yang tersusun
timbul masalah yang tidak terkoordinasi
secara teratur dari berbagai solusi masalah dalam
secara terpadu? Apa sebabnya suatu masalah
arti abstract system. Apabila pokok pikiran yang
yang pada kesempatan diskusi panel ini
terakhir ini dapat dipahami, maka instrument
masih muncul permasalahan lama? sistem lain yang berupa substansi hukum dan
(4) Dalam S.K. Menteri Kehakiman 1982 budaya hukum secara relative lebih mudah untuk
diasumsikan bahwa Hukum Acara Pidana menyesuaikan dengan jaringan sistem peradilan
Baru (KUHAP) akan diuji kebenarannya pidana.
atas sebutan sebagai karya agung, dan pada Peninjauan kembali bersifat penyempurnaan
hakekatnya KUHAP baru merupakan bentuk isi peraturan KUHAP dari kesebalasan masalah
formal yang disertai oleh sikap formalisme itu perlu terobosan dalam menumbuhkan
belaka diri segenap anggota masyarakat dan kemanfaatan sistem peradilan pidana beserta
segenap penegak hukum untuk merubah dengan doktrin kepustakaan hukumnya. Salah
wajah hukum masyarakat Indonesia menjadi satu terobosan yang telah dilakukan dengan
lebih berperikemanusiaan! wewenang Surat Edaran/Fatwa Mahkamah Agung
dan dalam hal tertentu wewenang Mahkejapol
Eksistensi dan penyelenggaraan the akan bermanfaat daripada menunggu perubahan
integrated criminal justice system diartikan dengan amandemen/suplemen Undang-Undang
proses management (perilaku yang mempunyai baru, kecuali bagi aliran legisme.
tujuan tertentu) dari raw-input, instrumental input,
Mengenai masalah Gugatan Pihak Ketiga
environment input sebagai bagian komponen
dalam perkara pidana khusus dan masalah
sistem proses untuk saling berhubungan dalam
penekalan keterlibatan Terdakwa/Tersangka
interrelasi dan interaksi mewujudkan suatu hasil
dalam kejahatan internasional atau transnasional,

Jurnal Penelitian Hukum DE JURE, ISSN 1410-5632 Vol. 16 No. 2, Juni 2016 : 215 - 230 223
Jurnal Penelitian Hukum

De Jure No:740/AU/P2MI-LIPI/04/2016

memerlukan pertimbangan dasar Hak Asasi the culmination of protrected investigatory,


Manusia dan konvensi internasional. Kasus prosecutorial, defense, administrative, and fact-
gugatan pihak ketiga dalam perkara pidana khusus finding effort (Konecni and Ebbesen, 1982).
menjadi bagian dari hukum acara pidana khusus Standar profesi dari putusan Pengadilan seharusnya
eksepsional tidak dapat dimasukkan dalam aturan untuk setiap penerapan hukum dan sanksi hukum
hukum acara pidana umum, karena memang yang berdasarkan ilmu pengetahuan hukum yang
mengandung doktrin penyimpangan hukum. telah berkembang maju (penal law reform) dari
Sedangkan dalam hal larangan orang untuk segala perubahan dalam sistem hukum yang
melakukan perjalanan keluar negeri terutama terbuka terhadap hasil perkembangan ilmu-ilmu
berstatus orang asing juga perlu pertimbangan pengetahuan yang relevan.
dari konvensi internasional dan deklarasi Hak
Asasi Manusia. B. Hakim Komisaris dan Perlindungan
Hak Asasi Manusia Terhadap Rekayasa
Oleh karena itu, penyelenggaraan panel
diskusi antara aparat (the administration of Kasus
criminal justice system) bersama akademisi, akan Pembahasan mengenai Hakim Komisaris
dapat membantu pemecahan masalah hukum dalam RUU KUHP dari Kementerian Hukum
untuk memperlancar fungsi positif dari hakekat dan HAM RI dikatakan bahwa, wewenang
sistem peradilan pidana. hakim komisaris versi Rancangan sama dengan
Perkembangan ilmu pengetahuan tumbuh praperadilan sekarang, ditambah dengan
kecenderungan berpikir maju yang antara lain wewenang memperpanjang penahanan dan pre
telah membedakan dengan tajam antara institusi trial yang memutuskan layak tidaknya suatu
peradilan pidana dan institusi peradilan pidana perkara diajukan ke pengadilan atas permintaan
dan institusi pengadilan yang akan memutus jaksa. Mengapa tidak dipakai istilah praperadilan,
perkara pidana. karena peradilan pidana itu dimulai dari
penyidikan sampai terpidana keluar dari penjara.
Proses perkara pidana terdapat kecenderungan Jadi, tidak mungkin ada hakim pra penyidikan.
dapat diputus dan berakhir pada tingkat peradilan Istilah lain yang dapat dipakai ialah hakim pra
pidana hanya sampai tahap penyelesaian di sidang (pre trial). Istilah hakim komisaris dipilih
kepolisian atau di kejaksaan, apabila perkembangan oleh Menteri Hukum dan HAM Hamid Awaludin,
penegakan hukumnya telah mengikuti fungsi dengan alasan istilah itu “baik”. Walaupun sudah
kontrol negatif bagi perkara tertentu, berdaarkan diterangkan bahwa hakim komisaris tidak sama
pertimbangan “utility” untuk pemanfaatan hukum dengan rechter-commisaris di Nederland, tetap
yang efektif, praktis dan rational. ada pihak yang alergi terhadap istilah yang
Penegakan hukum dengan control negatif berbau Belanda. Mereka kurang perhatikan,
dianggap sebagai jalan keluar dari masalah ketentuan dalam KUHAP justru ditiru secara
Pengadilan menyebut “The wedding cake model” utuh dari KUHAP (strafvordering) Nederland,
yaitu suatu kenyataan diperadilan pidana akan seperti upaya hukum termasuk peninjauan
terdapat disparatis yang besar bagi perkara oleh kembali (herziening) yang 99% ditiru dari aturan
Hakim yang berbeda dan sering tidak konsisten herziening di Nederland, seperti putusan bebas
putusanya.(Poernomo, 2010:48) dan lepas dari segala tuntutan hukum tidak boleh
Keputusan yang mengandung disparatis dan diajukan PK, yang sudah beberapa kali dilanggar
sering tidak konsisten itu akan dapat mengundang oleh Mahkamah Agung.
sorotan dari ilmu filsafat yang mengamati Perbedaan lain antara praperadilan dan
masalah keadilan relatif, dari ilmu sosial yang hakim komisaris versi KUHAP adalah :
mengamati masalah utilitas, dan dari psikologi
1. Hakim komisaris dilepaskan dari organisasi
yang mengamati masalah “behavioural and
pengadilan negeri dan berdiri sendiri dan
human relation”.
independen di luar struktur pengadilan
Keputusan Pengadilan untuk setiap perkara
negeri, walaupun hakimnya direkrut secara
pidana (control positif) masih menjadi pendapat
ketat dari hakim pengadilan negeri melalui
umum bahwa “Sentecing is almost universally
seleksi PANSEL di Pengadilan Tinggi,
viewed as the apex of the criminal justice process,
karena dibutuhkan hakim yang jujur,

224 Keberadaan Hakim Komisaris... (Muhaimin)


Jurnal Penelitian Hukum

De Jure Akreditasi LIPI: No:740/AU/P2MI-LIPI/04/2016

berpengalaman, berani dan mempunyai hati 5) Setiap orang yang telah menjadi korban
nurani untuk kepentingan nusa dan bangsa. penangkapan atau penahanan secara
Alasan: Jika wewenang memperpanjang sewenang-wenang harus berhak atas
penahanan yang tersangka harus dibawa secara kompensasi yang dapat diberlakukan.
fisik ke hakim untuk dilakukan penahanan, International Covenant on Civil and
sesuai dengan ketentuan Pasal 9 dari ICCPR Political Rights yang sudah diratifikasi dan telah
yang telah diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia diundangkan oleh Indonesia dengan Undang­-
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 undang Nomor 12 Tahun 2005, dilakukan oleh
menyatakan sebagai berikut : hakim (praperadilan) di Pengadilan Negeri), maka
1) Setiap orang berhak atas kebebasan betapa sibuknya hakim di Pengadilan Negeri
dan keamanan pribadi. Tak seorangpun menerima dan memeriksa secara fisik tersangka,
boleh dikenai penangkapan atau saksi, yang dihadiri oleh polisi, jaksa dan
penahanan secara sewenang-wenang. penasihat hukum setiap hari. Dapat dibayangkan
Tak seorangpun boleh dirampas yang sekarang rata-rata 30 orang tahanan baru
dimasukkan ke lembaga Salemba oleh Jaksa. Jika
kebebasannya kecuali berdasarkan
perpanjangan penahanan dengan surat saja tanpa
dan sejalan dengan prosedur yang
dilihat secara fisik tersangka dan tanpa Tanya
ditetapkan hukum
jawab seperti perpanjangan penahanan sekarang
2) Setiap orang yang ditangkap harus yang dilakukan oleh jaksa tanpa melihat secara
diberitahu, pada saat penangkapan, fisik dan duduk perkara secara mendetail, memang
mengenai alasan-alasan penangkapan tidka perlu dibentuk hakim khusus.
terhadapnya dan harus segera Untuk memperpanjang penahanan oleh
diberitahu mengenai segala tuduhan hakim sesuai dengan Covenant, maka tersangka
yang dikenakan padanya. harus dibawa (secara fisik) segera (promptly)
3) Setiap orang yang ditangkap atau ke hakim untuk dilakukan penahanan. Untuk
ditahan atas suatu tuduhan kejahatan itu, di Perancis dibentuk hakim khusus yang
harus segera dibawa ke muka seorang namanya juge des liberte et de la detention
hakim atau pejabat lain yang dibenarkan (hakim pembebasan dan penahanan). Hakim
ini duduk setiap hari kerja menunggu tersangka
oleh hukum untuk menjalankan
dibawa kepadanya oleh polisi dan jaksa. Sebelum
kewenangan yudisial dan harus berhak
menandatangani surat perintah penahanan hakim
untuk diadili dalam kurun waktu yang
itu menanyakan beberapa hal mengenai duduk
wajar atau untuk dibebaskan. Menurut perkara. Ruang hakim ini tidak lebih dari empat
aturan umum, tidak diperbolehkan meter persegi dengan perabotan ala kadarnya.
menahan orang-orang yang menunggu Penasihat hukum boleh hadir dan memohon
untuk diadili, namun pembebasan harus dengan alasan agar tersangka tidak ditahan.
berdasarkan jaminan untuk muncul Lamanya penahanan 400 hari sampai sidang
dalam sidang pengadilan, pada setiap pengadilan hingga ke Mahkamah Agung selesai.
tahap acara yudisial yang lain, dan, Di Nederland yang memperpanjang penahanan
bila masanya tiba, pada saat keputusan tetap rechter-commisaris yang juga tersangka
hakim djijatuhkan. dibawa secara fisik. Perbedaan dengan Prancis,
4) Setiap orang yang dirampas sidang penahanan di Nederland tertutup dengan
semua pintu terkunci secara elektronik sedangkan
kebebasannya melalui penangkapan
di Prancis terbuka untuk umum. Pemeriksaan
atau penahanan harus berhak untuk
sebelum penandatanganan surat perintah
mengajukan perkara ke muka pengadilan, penahanan oleh rechter-commisaris bahkan dapat
agar pengadilan dapat memutuskan mendengar keterangan saksi termasuk saksi di
tanpa penundaan waktu mengenai luar negeri melalui tanya-jawab teleconference
keabsahan penahanan terhadapnya (ruangan sidang penahanan di Nederland penuh
dan perintah pembebasannya apabila dengan peralatan elektronik). Lamanya penahanan
penangkapan itu tidak syah. oleh rechter-commisaris hanya 14 haris yang dapat

Jurnal Penelitian Hukum DE JURE, ISSN 1410-5632 Vol. 16 No. 2, Juni 2016 : 215 - 230 225
Jurnal Penelitian Hukum

De Jure No:740/AU/P2MI-LIPI/04/2016

diperpanjang oleh hakim majelis selama 3 kali 30 Hal ini tidak berarti kepolisian tidak dapat lagi
hari. Penahanan oleh penyidik (polisi) hanya enam melakukan “penyelidikan”. Hal itu diatur dalam
jam kecuali perkara serius seperti pembunuhan undang-undang Kepolisian bukan dalam KUHAP.
dan terorisme selama 3 kali 24 jam. Di Prancis Penyelidikan itu tidak mesti berdasarkan undang-
penahanan oleh penyidik (polisi) hanya enam undang menurut asas legalitas. Asas legalitas
jam kecuali perkara serius seperti pembunuhan berlaku pada hukum acara pidana, yaitu “hukum
dan terorisme selama 3 kali 24 jam. Di Prancis acara pidana dijalankan hanya berdasarkan tata
penahanan oleh penyidik (polisi) hanya satu kali cara yang diatur dengan undang-undang”. Intelijen
24 jam yang dapat diperpanjang jaksa selama satu tidak tunduk pada aturan ketat undang-undang.
kali 24 jam sebelum dibawa secara fisik ke hakim Asal saja tidak melanggar ketentuan undang-
pembebasan dan penahanan. undang. Kejaksaan pun tetap dapat melakukan
Penahanan yang dilakukan penyidik kegiatan penyelidikan yang dilakukan oleh JAM
berdasarkan Rancangan ialah lima kali 24 jam. Intelijen. Yang tidak mengatur adanya wewenang
Jangka waktu paling Iama bagi negara yang penyelidikan ialah penyidik pegawai negeri (sipil)
menandatangani covenant. Penahanan yang jika tidak diatur dalam undang-undang sektoral
dilakukan oleh polisi Malaysia hanya satu kali mereka, kecuali jawatan pajak yang sudah ada
24 jam, yang selanjutnya harus dibawa ke hakim. bagian intelijen pajak.
Di Thailand, ada hakim piket 24 jam selama 1. Hubungan RUU tentang KUHP dengan RUU
seminggu untuk menandatangani surat perintah tetang KUHAP
penahanan. Hukum acara pidana sebagai hukum pidana
2. Perbedaan wewenang yang lain antara hakim formil bukanlah hukum yang berdiri melainkan
praperadilan dan hakim komisaris versi terkait dan bergantung kepada materiil, yakni
Rancangan ialah hakim praperadilan hanya hukum yang hendak ditegakkan melalui hukum
menunggu adanya tuntutan dari pihak yang acara pidana. Tidak ada maknanya, jika hukum
berkepentingan sedangkan hakim komisaris acara pidananya bagus dan sempurna, tetapi
dapat proaktif menentukan suatu penghentian dalam pembentukan normanya tidak mengacu
penyidikan misalnya, tidak sah. Saling atau mendasarkan kepada norma hukum pidana
menuntut ke praperadilan antara penyidik materiil. Oleh sebab itu, membaca Naskah
Akademik RUU tetang HAP pikiran penulis
dan penuntut umum ditiadakan, karena
selalu menghubungkan dengan norma hukum
dipandang antara penyidik dan penuntut
pidana materiil dalam KUHP dan hukum pidana
umum merupakan satu pihak berhadapan
materiil dimuat dalam undang-undang di luar
dengan tersangka / penasihat hukum di pihak KUHP sebagai hukum pidana materiil positif,
lain. serta RUU tentang KUHP sebagai hukum pidana
3. Hakim Komisaris juga berwenang memutus materiil yang hendak dibentuk.
suatu perkara layak atau tidak layak 2. Pencari Keadilan dalam hukum pidana
diajukan ke pengadilan, suatu hal yang sejak
KUHAP dalam dokumen pembentukannya
lama diperjuangkan oleh Adnan Buyung menegaskan bahwa tersangka–terdakwa-terdakwa
Nasution. sebagai “pencari keadilan”, maka tersangka-
4. Kantor Hakim Komisaris di atau dekat terdakwa-terpidana memperoleh perhatian dan
Rutan agar tahanan langsung dimasukkan ke perlindungan hukum dengan porsi pengaturan
tahanan tanpa dibawa lagi pulang. hak-haknya yang cukup besar (bahkan ada yang
mengatakan ‘kecolongan’, karena menimbulkan
Menurut Andi Hamzah masalah lain mengapa
beban yang memberatkan kepada aparat penegak
“penyelidikan tidak ada dalam RUU KUHAP?
hukum). KUHAP dapat dikatakan sebagai suatu
Memang semula ada “Penyelidikan” dalam
hukum yang substansi pengaturannya berorientasi
Racangan. Namun atas usul dari anggota Tim
kepada pelaku. Selama ± 30 tahun KUHAP
Dr. Luhut Pangaribuan, maka hal itu ditiadakan.
hak-hak yang dimiliki oleh pelaku, terutama
Memang kami belum menemukan KUHAP
selama 10 tahun terakhir ini, sedikit demi
negara lain yang mengatur “penyelidikan”
sedikit dikurangi melalui undang-­undang yang
atau “reserse” atau “intelijen” dalam KUHAP.
mengatur hukum acara pidana tersebar dalam

226 Keberadaan Hakim Komisaris... (Muhaimin)


Jurnal Penelitian Hukum

De Jure Akreditasi LIPI: No:740/AU/P2MI-LIPI/04/2016

undang­-undang di luar KUHAP. Pengurangan dan penyidik yang professional, sebaliknya hakim
tersebut tidak berarti pencabutan terhadap hak- yang tidak professional cenderu’ng menutupi
hak tersangka-terdakwa-terpidana yang telah ada kekurangan atau kelemahan jaksa penuntut umum,
sebelumnya, melainkan pengurangan kualitas akan menghidup suburkan penuntut umum dan
dalam pelaksanaan atau pemenuhan hak-hak penyidik yang tidak profesional.
hukumnya (atau ‘digerogoti’) sedemikian rupa 5. Pembatasan masa tahanan
yang esensinya bertentangan dengan filsafat yang
Persoalan penahanan perlu dipertegas
mendasari pembentukan norma hukum dalam
mengenai beberapa hal, yaitu kapan dan dalam hal
KUHAP atau bertentangan politik hukum dalam
apa penyidik dan penuntut umum boleh menahan,
rangka pemberian perlindungan hukum terhadap
ukuran objektif penggunaan wewenang penahan,
tersangka-terdakwa-terpidana.
dan alat kontrol penggunaan wewenang untuk
3. Perlindungan terhadap saksi dan korban penahanan agar penggunaan wewenang menahan
Perlu dibedakan antara saksi dan korban. benar-benar selektif.
Sebaiknya pengaturannya dipisahkan secara tegas Menurut penulis, setiap bentuk perampasan
antara pengertian saksi dan pengertian korban. kemerdekaan (penahanan) adalah dilarang,
Pengaturannya juga dalam bab atau bagian yang kecuali atas putusan atau persetujuan pengadilan/
terpisah, sehingga akan tampak jelas hak-hak hakim. Jadi penyidik dan penuntut umum tidak
hukumnya sebagai saksi dan hak-hak hukumnya boleh melakukan penahanan terhadap tersangka
sebagai korban, saksi tidak mesti menjadi atau terdakwa, kecuali berdasarkan putusan atau
korban dan korban (hidup) adalah saksi. Dengan persetujuan pengadilan/hakim. RUU tentang HAP
memuat dalam bab atau bagian· tersendiri akan harus berani mengubah bahwa perampasan hak
memudahkan usaha untuk mengimplementasikan orang dalam bentuk penahanan tidak diperbolehkan
kebijakan hukum acara yang berorientasi kepada kecuali atas putusan atau ijin pengadilan/hakim.
pelanggar dan korban kejahatan (kebijakan
6. Intersepsi
yang seimbang). Mengenai pengaturan korban
kejahatan, lihat uraian sebelumnya dalam uraian Intersepsi tidak diperbolehkan, karena dalam
nomor 2 (pencari keadilan dalam hukum pidana). era teknologi informasi sekarang ini termasuk
bentuk pelanggaran hak dasar manusia. Oleh sebab
4. Hubungan penyidik dan penuntut umum
itu, untuk melindungi hak seseorang, intersepsi
Persoalan bukan terletakpada hubungan hanya boleh dilakukan atas dasar putusan atau
antara penyidik dan penuntut umum, hal yang ijin/persetujan pengadilan/hakim.
lebih penting menurut penulis adalah kebijakan
Intersepsi hanya dibolehkan apabila untuk
penyusunan hukum acara berbasis bertumpu pada
kepentingan pengumpulan alat bukti setelah ada
tiga tahapan, yaitu tahap pra-adjukasi, ajudikasi,
dugaan terjadinya pelanggaran hukum pidana,
dan tahap pasca­ajudikasi yang berkaitan dengan
bukan untuk menelusuri atau mencari-cari (siapa
dua pilar kekuasaan. Tahap pra­ajudikasi masuk
tahu ada) suatu pelanggaran hukum pidana.
wilayah kompetensi eksekutif, ajudikadi menjadi
Prinsip berdasarkan putusan pengadilan atau
kompetensi yudikatif, dan pasca-ajudikasi menjadi
ijin pengadilan/hakim, jika menghadapi suatu
kompetensi eksekutif. Atas dasar pertimbangan
keadaan tertentu dapat dilakukan dengan cara
tersebut berkaitan dengan kompetensi kesekutif,
lain, prinsipnya ada dugaan terjadinya perbuatan
sebaiknya tidak perlu ada pemisahan secara
pidana dan keputusan intersepsi diputus secara
tegas kewenangan penyidikan dan penuntutan,
objektif oleh tim disertai dokumen putusannya
karena keduanya dibawah kekuasaan eksekutif.
disertai dengan bukti permulaan yang cukup
Sebaliknya, perlu ada pemisahan yang tegas
untuk menyangka seseorang). Dokumen putusan
antara wilayah kekuasaan eksekutif dan yudikatif,
tersebut penting dapat diuji jika ada dugaan
yaitu antara penyidikan dan penuntutan serta
terjadinya penyalahgunaan wewenang dalam
pelaksanaan pidana di satu pihak dengan
melakukan intersepsi oleh lembaga yang diberi
pemeriksaan sidang pengadilan oleh hakim di lain
wewenang untuk itu.
pihak. Hakim sebaiknya dijauhkan dari bayang-
bayang penuntut umum, meskipun keduanya digaji 7. Hakim komisaris
dengan uang Negara. Hakim yang independen dan Prinsip hukum yang mendasar bahwa
professional akan mepengaruhi penuntut umum perampasan hak orang tidak boleh dilakukan

Jurnal Penelitian Hukum DE JURE, ISSN 1410-5632 Vol. 16 No. 2, Juni 2016 : 215 - 230 227
Jurnal Penelitian Hukum

De Jure No:740/AU/P2MI-LIPI/04/2016

kecuali memiliki wewenang untuk merampas


(menahan) dan wewenang tersebut dipergunakan
atas putusan pengadilan atau ijin pengadilan/
hakim. Demikian juga penetapan seseorang
yang menjadi tersangka juga atas dasar putusan
pengadilan atau ijin/persetujuan pengadilanjhakim
setelah memeriksa berkas pemeriksaan oleh
penyidik.
8. Pembatasan upaya hukum kasasi ke MA
Kasasi adalah bentuk upaya hukum oleh
pencari kedadilan untuk mencari keadilan yang
belum diperoleh melalui pengadilan sebelumnya,
yaitu pengadilan negeri dan pengadilan tinggi.
Mahkamah Agung merupakan benteng terakhir
bagi pencari keadilan untuk menemukan keadilan
dalam penegakan hukum pidana. Pertanyaan
yang fundamental adalah apakah upaya hukum
bagi pencari keadilan untuk menemukan keadilan
harus dibatasi?
Sebaiknya juga diperlukan staf ahli hukum
yang professional Mahkamah Agung sebagai
alternatif jika tidak menyertujui rekrutimen calon
hakim Agung yang bersumber dari non-hakim
karier.

KESIMPULAN
Bahwa kehadiran Hakim Komisaris
dalam proses pidana adalah upaya untuk dapat
memberikan perlindungan seseorang dari jerat
hukum yang selalu berdampak pada hak-hak
selaku terdakwa.
Untuk mencegah terjadinya politisasi
terhadap substansi hukum dan menjaga
keotonoman dari hukum termasuk lembaganya,
kewenangan yang terkait dengan pembentukan,
pelaksanaan, dan penyelesaian sengketa atau
penyimpangan harus dipisahkan secara tegas
agar tidak saling mengintervensi oleh yang satu
terhadap yang lainnya.

SARAN
Ketentuan Internasional mengenai hak-
hak masyarakat Internasional harus dapat
diimplementasikan baik dengan melalui ratifikasi,
maupun secara diam-diam pemerintah
Perlunya norma hukum yang diatur
berdasarkan nilai dasar tertentu

228 Keberadaan Hakim Komisaris... (Muhaimin)


Jurnal Penelitian Hukum

De Jure Akreditasi LIPI: No:740/AU/P2MI-LIPI/04/2016

DAFTAR KEPUSTAKAAN Kehakiman dan HAM di Jakarta 22 Juli


2002.
A. Buku KG Widjaja. Asas Praduga Tak Bersalah dan
Andi Hamzah, Delik-delik di Luar KUHP, Jakarta: Perspektif Pembangunan Teori-teori Hukum
Sinar Grafika, 1978. (Pidana) di Indonesia. Makalah pada Seminar
Program Pascasarjana UI tanggal 17 Januari
Andi Hamzah dan Bambang Waluyo. Delik-
1995.
delik terhadap Penyelenggara Peradilan
(Contempt of Court), Cetakan I. Jakarta: Sinar Loebby Loqman. Praperadilan di Indonesia.
Grafika, 1989. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990., hal. 54.
Diambil dari Gregory Churchill. Habeas
Ahmad Ubbe, KUHAP dan Kemajuan Teknologi.
Corpus: Peranan Upaya Habeas Corpus
Jakarta: BPHN.2009
Dalam Pengawasan Pelaksanaan Hukum
Amrullah M. Arief, Kejahatan Korporasi. Malang: Acara Pidana di Amerika Serikat. Seminar
Bayumedia Publishing. 2006 Praperadilan, PERADIN. Jakarta, 1982.
______________, Politik Hukum Pidana. Malang: Luhut MP Pangaribuan. Advokat dan Contempot
Bayumedia Publishing. 2003 of Court: Suatu Proses di Depan Dewa
Ancel, Marc, Social Defence, A Modern Approach Kehormatan Profesi. Cetakan I. Jakarta:
to Criminal to Criminal Problem. London: Djambatan, 1996.
Routledge & Paul Kegan. 1965 Mardjono Reksodiputro (a) Kriminologi dan
Andrea, Fockema, Kamus Istilah Hukum: Belanda Sistem Peradilan Pidana Buku II. Cetakan
– Indonesia. Bandung: Bina Cipta. 1983 I. Jakarta: Pusat Pelayanan dan Keadilan
Anwar, Yesmil dan Adang, Pemburuan Hukum dan Pengabdian Hukum (d/h Lembaga
Pidana: Reformasi Hukum Pidana. Jakarta: Kriminologi) UI, 1994.
Grasindo. 2008 ______________, Hak Asasi Manusia dalam
Assidiqie, Jimly, Format Kelembagaan Negara Sistem Peradilan Pidana Buku I Cetakan
dan Pergeseran Kekuasaan Dalam UUD I. Jakarta: Pusat Pelayanan dan Keadilan
1945. Yogyakarta: FH-UII Press. 2004 dan Pengabdian Hukum (d/h Lembaga
______________, Pembaruan Hukum Pidana Kriminologi) UI, 1994.
Indonesia. Bandung: Angkasa. 1995 Muladi, Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana,
Arief Barda Nawawi, Masalah Pemidanaan Semarang: Badan Penerbit universitas
Sehubungan Dengan Perkembangan Diponegoro, 2002.
Kriminalitas dan Perkembangan Delik-delik M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahn
Khusus Dalam Masyarakat Modern. Jakarta: dan Penerapan KUHAP Pemeriksaan
BPHN Departemen Kehakiman. 1980 Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan
______________, Masalah-masalah Hukum, Peninjauan Kembali. Jakarta: sinar Grafika,
Nomor 16. Semarang: FH UNDIP. 1974 2001.
______________, Bunga Rampai, Kebijakan Neil C. Chamelin, et.al. Introduction to Criminal
Hukum Pidana. Bandung: PT. Citra Aditya Justice, New Jersey: Prentice-Hall, 1975.
Bhakti. 2002 UNAFEI. Criminal Justice System: The Quest for
______________,Kapita Selekta Hukum Pidana. an Integrated Approach. UNIAFEI, 1982.
Bandung: PT. Citra Aditya Bhakti. 2003 Oemar Senoadji. Peradilan Bebas Negara Hukum.
Indrayanto Seno Adji. Praperadilan ataukah Hakim Jakarta: Erlangga, 1980.
Komisaris: Ide ke Arah Perluasan Wewenang. O.C. Kaligis, Tugas dan Fungsi Jaksa Dalam
Makalah disampaikan dalam Sosialisasi RUU Melakukan Penyidikan Perkara Pidana,
KUHAP yang diselenggarakan oleh Ditjen Bandung: Alumni, 2001.
Peraturan Perundang-undangan Departemen

Jurnal Penelitian Hukum DE JURE, ISSN 1410-5632 Vol. 16 No. 2, Juni 2016 : 215 - 230 229
Jurnal Penelitian Hukum

De Jure No:740/AU/P2MI-LIPI/04/2016

B. Peraturan Perundang-undangan
Indonesia, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946
tentang Peraturan Hukum Pidana
________, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Hukum Acara Pidana
________, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002
tentang Kepolisian Republik Indonesia
________,Undang-Undang Nomor 16 Tahun
2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia
________,Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009
tentang Mahkamah Agung
________,Undang-Undang Nomor 48 Tahun
2009 tentang Kekuasaan Kehakiman

230 Keberadaan Hakim Komisaris... (Muhaimin)

You might also like