Professional Documents
Culture Documents
De Jure: Keberadaan Hakim Komisaris Dan Transparansi Dalam Proses Penyidikan
De Jure: Keberadaan Hakim Komisaris Dan Transparansi Dalam Proses Penyidikan
Muhaimin
Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAMKementerian Hukum dan HAM RI
Jalan H.R Rasuna Said Kav. 4-5 Kuningan Jakarta Selatan 12920
Email :eminaltair@gmail.com
Tulisan diterima 9-5-2016, Revisi 9-6-2016, Disetujui diterbitkan 21-6-2016
ABSTRACT
Criminal Procedure Code in the document asserted that the defendant-formation-convict defendant as a “Seeker
of Justice”, then the suspect-defendant-convict get the attention and protection of the law by setting the portion
of his or her rights are quite large. Criminal Procedure Code can be considered as an oriented arrangement
of substance abusers. Over ± 30 years KUHAP rights owned by the perpetrator, especially during the last 10
years, little by little reduced by the law governing criminal procedure in the legislation spread outside the Penal
Code. The arrangement does not mean deprivation of the rights of the suspect-defendant-convict who had been
there before, but the reduction of quality in the implementation or fulfillment of their legal rights in such a way
that essentially contrary to the philosophy underlying the establishment of legal norms in the Code of Criminal
Procedure or the laws in the context of political conflict granting legal protection to suspects, accused-convict.
Therefore, there should be firmness in the draft Law on Criminal Procedure that the formation of the new Code
of Criminal Procedure did not reduce or remove the least the rights of suspects, defendants, and convicts who
have been published in the Code of Criminal Procedure, on the contrary the Draft Law on the Law of Criminal
Procedure in fact strengthen it with more concrete legal instruments and easy to apply.
Keywords: Judge Commisioner, Supervision, Inspection
ABSTRAK
Dokumen KUHAP menegaskan bahwa terdakwa-narapidana sebagai “Pencari Keadilan”, maka tersangka-
terdakwa-narapidana mendapatkan porsi perhatian dan perlindungan hukum dengan menetapkan bagian
hak yang cukup besar. KUHAP dapat dianggap sebagai suatu pengaturan untuk pelaku substansi. Selama
± 30 tahun hak KUHAP yang dimiliki oleh pelaku, terutama selama 10 tahun terakhir, sedikit demi sedikit
dikurangi dengan hukum yang mengatur acara pidana dalam perundang-undangan yang tersebar di luar
KUHP. Pengaturan ini tidaklah berarti perampasan hak-hak tersangka-terdakwa-narapidana yang sudah ada
sebelumnya, tapi pengurangan kualitas dalam penerapan atau pemenuhan hak-hak hukum mereka sedemikian
rupa yang pada dasarnya bertentangan dengan filosofi yang mendasari pembentukan norma hukum dalam
KUHAP atau hukum dalam konteks konflik politik pemberian perlindungan hukum untuk tersangka-terdakwa-
narapidana. Oleh karena itu, harus ada ketegasan dalam draft UU Acara Pidana bahwa pembentukan Kode
baru Acara Pidana tidak mengurangi atau menghapus setidaknya hak-hak tersangka, terdakwa, dan narapidana
yang telah diterbitkan dalam KUHAP, Sebaliknya, RUU tentang Hukum Acara Pidana, pada kenyataannya,
memperkuatnya dengan instrumen hukum yang lebih konkret dan mudah diterapkan.
Kata Kunci: Hakim Komisaris, Pengawasan, Pemeriksaan
Jurnal Penelitian Hukum DE JURE, ISSN 1410-5632 Vol. 16 No. 2, Juni 2016 : 215 - 230 215
Jurnal Penelitian Hukum
De Jure No:740/AU/P2MI-LIPI/04/2016
Dari uraian di atas dapat ditarik suatu benang Tujuan hukum acara pidana ialah mencapai
merah bahwa KUHAP di Indonesia yang sudah obyektif truth dan melindungi hak asasi terdakwa
berusia lebih dari seperempat abad harus pula dan jangan sampai orang tidak bersalah dijatuhi
diperbaharui agar sesuai perkembangan ilmu pidana, diadakan pengecekan terhadap terdakwa,
pengetahuan dan teknologi serta perkembangan saksi dan bukti lain hakim komisaris diberi
masyarakat dan perkembangan ketentuan- wewenang untuk memberi perintah penahanan,
ketentuan internasional yang berkaitan dengan penggeledahan dan upaya paksa.
hukum acara pidana. Dengan telah diratifikasi Di Perancis sejak tahun 2001 wewenang
beberapa konvensi internasional khusus ICCPR tersebut diserahkan kepada hakim yang berwenang
yang terkait langsung dengan hukum acara pidana menahan dan memerdekakan orang dari tahanan
misalnya tentang penahanan yang dilakukan oleh (judge des liberte et de la detention) yang terdiri
penyidik harus sesingkat mungkin dan sesegera dari tiga orang yang diketahui oleh wakil ketua
mungkin adalah dua kali dua puluh empat jam. pengadilan. Jadi penahan semakin diperketat di
Di Eropa umumnya diartikan paling lama 5 (lima) Perancis. (Hamzah, 2009:7)
hari atau 1 (satu) hari penangkapan dan 4 (empat)
Sekarang ini Nederland asas oportunitas
hari penahanan. Sedangkan dalam KUHAP
telah lebih jauh diterapkan yang transaksi dapat
masa penahanan 20 hari dinilai terlalu lama dan
dilakukan terhadap perkara ringan yang ancaman
bertentangan dengan International Convention
pidananya enam tahun ke bawah dan jaksa dapat
Against Torture dan International Covenant
menekan denda administratif. Bandingkan dengan
on Civil and Political Rights (ICCPR), Against
Swedia, Norwegia dan Rusia pada uraian di muka.
Torture dan International Covenant on Civil and
Perancis ingin mengurangi peran hakim komisaris
Political Rights (ICCPR), yang telah diratifikasi
sedangkan Nederland ingin memperkuat.
oleh Indonesia.
Mula-mula di Perancis judge d’instruction
Selain kedua konvensi tersebut di atas masih
memiliki wewenang seperti jaksa Belanda yaitu
terdapat beberapa konvensi seperti konvensi
memimpin penyidikan akan tetapi karena terjadi
anti penyiksaan serta konvensi hak-hak asasi
skandal seks terhadap anak yang menimpa hakim
manusia yang belum diratifikasi oleh pemerintah
komisaris di sana, maka wewenangnya itu mulai
Indonesia, teori Herbert L. Packer tentang crime
dikurangi. Perancis membagi acara pidana atas
contol model dan due process model, dan teori
dua bagian yaitu pemeriksaan penyidikan, yang
integrated criminal justice system.
dilakukan oleh jaksa dan polisi dan pemeriksaan
Berbagai substansi dalam KUHAP yang sidang. Penahanan yang dilakukan oleh polisi
perlu diantisipasi antara lain penjelasan mengenai harus dapat menahan delapan hari yang semuanya
“asas legalitas” dalam KUHAP dengan KUHP, dipertanggung jawabkan oleh jaksa.
karena perbedaan antara asas legalitas dalam
Jaksa dapat memilih membiarkan polisi
hukum pidana lembaga peradilan karena sifatnya
terus melakukan penyidikan atau melakukan
pasif dengan sistem lain yang sifatnya lebih pro-
pemeriksaan pre-trial. Pemeriksaan pendahuluan
aktif sangat penting untuk ditindaklanjuti.
oleh hakim disebut informationjudiciaire. Dalam
Agar dapat mengatasi hal ini, maka hal pemeriksaan pendahuluan ditemukan delik
untuk dapat mengantisipasi adalah melakukan lain, maka hakim komisaris harus memberitahu
perubahan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 jaksa agar memperluas pemeriksaan. Hakim
dengan menambah peraturan mengenai Hakim komisaris yang memimpin pemeriksaan dapat
Komisaris. memberi perintah penyadapan dan penahanan.
Dengan dibentuknya profesi dan fungsi hakim Kodifikasi Hukum Acara Pidana Italia yang
komisaris maka dapat dicapai tujuan hukum acara mulai berlaku 24 Oktober 1989 membuang sistem
pidana due process of law atau behoorlijk process Perancis (yang diikuti Nederland dan Indonesia).
recht. Hakim komisaris dimulai di Perancis Dalam sistem Italia yang baru ini jaksa dikeluarkan
dengan Code d’instruction ditetapkan dan dengan dari kekuasaan kehakiman (magistrate) dan
undang-undang Strafvordering yang berlaku sejak berlaku system accusatoir murni atau adversary
tahun 1926 tetap ada hakim komisaris atau rechter system. Mula-mula pertentangan pada tahun
commissaris, begitu pula di Italia. 1990 sehingga diperkenalkan lagi beberapa
asas “inquisitori”. Kemudian system adversary
Jurnal Penelitian Hukum DE JURE, ISSN 1410-5632 Vol. 16 No. 2, Juni 2016 : 215 - 230 217
Jurnal Penelitian Hukum
De Jure No:740/AU/P2MI-LIPI/04/2016
diperkenalkan lagi sama seperti diatur di dalam guidice per le inddagibi preliminary di Italia mirip
KUHAP 1989. dengan tugas juge des liberte et de la detention di
Sistem KUHAP 1989 ini berdasarkan : Perancis. Jika hasil penyidikan diputuskan akan
diteruskan dengan penuntutan hakim pre trial
1. Pelepasan fungsi dari peradilan, dan
dapat mengeluarkan putusan dalam pemeriksaan
2. Pemisahan pre trial dan trial (praperadilan pendahuluan (preliminary examination) untuk
dan peradilan). menyaring penuntutan yang tergesa-gesa seperti
Akibat lebih jauh ialah penghapusan gludice di common law.
instructorre yang dulu ditiru dari Perancis dan Dengan undang-undang tahun 2003
diganti dengan lembaga baru yang tidak melakukan diperkenalkan juga plea bargaining dengan
penyidikan yaitu Giudice per le indagini persetujuan penuntut umum, terdakwa dapat
preliminary. Lembaga baru ini mirip dengan memohon untuk dipidana sampai lima tahun
system hakim komisaris dalam R-KUHAP. penjara. Bandingkan dengan sistem Rusia yang
Penghapusan Pretore magistrate yang telah disebut di muka. Pembuat undang-undang
yurisdiksinya delik ringan yang ancaman Italia meenolak diskresi penuntut (asas oportunitas)
pidananya maksimum empat tahun tanpa hadir karena pasal 112 UUD Italia menganut asas
jaksa. Pemisahan yang tajam antara penyidikan legalitas yang jaksa harus menuntut jika cukup
penuntutan dan peradilan untuk menjaga hakim bukti.
tidak memihak (impartial) sehingga dengan Dalam penerapan sistem baru ini tidak mulus,
inisiatif hakim dapat dicari bukti sendiri. karena KUHAP 1989 membatasi kebebasan
KUHAP Italia 1989 bermaksud agar sidang penuntut umum dengan menempatkan di bawah
dibuka dengan segar, yang jelas memisahkan control hakim dalam pemeriksaan pendahuluan
secara tajam investigation phase dan adjudication yang rumit (crucial). Akan tetapi dalam praktek
phase. Hasil penyidikan polisi dan jaksa dibuat jaksa sangat bebas dalam melakukan investigasi.
rangkap dua: (Hamzah, 2007:217)
1) Suatu berkas (file) yang berisi pemeriksaan Tidak kurang pentingnya di samping
penggeledahan dan penyitaan barang dan membicarakan lembaga baru hakim komisaris
juga masalah tentang pembuktian. Ada anjuran
penyadapan diserahkan kepada hakim,
dari pakar Amerika tersebut, bahwa sebaliknya
2) Berkas lain yang berisi seluruh hasil barang bukti yang mereka sebut real evidence
penyidikan seperti keterangan saksi dan atau physical evidence dimasukan sebagai alat
tersangka tetap berada di tangan para pihak bukti seperti KUHAP banyak Negara termasuk
(jaksa dan penasehat hukum) yang dapat Amerika. Namun karena Indonesia menganut
diadu dengan keterangan saksi atau terdakwa system pembuktian negatifwettelijk, artinya
yang tidak konsisten di sidang pengadilan. harus ada dua alat bukti menurut undang-undang
ditambah dengan keyakinan hakim baru terdakwa
Oleh karena hakim komisaris (giudice
dapat dijatuhi pidana, makabarang bukti seperti
instructorre) dihapus, maka penyidikan oleh jaksa
pistol yang dipakai menembak, pisau yang dipakai
dibawah kontrol oleh hakim, yang sama sekali
menusuk, fungsinya ialah untuk memperkuat
baru yang menghilangkan kewenangan untuk
keyakinan hakim.
mengumpulkan bukti seperti magistrate Amerika
atau Ermittlungsrichter di Jerman. Bahkan di Jerman dikenal saksi yang tidak
melihat tidak mendengar dan tidak mengalami
Fungsi pre trial judges yang baru dibatasi
terjadinya delik, namun hakim dapat memanggil
hanya dalam mengeluarkan surat perintah
seseorang sebagai saksi, yang mengerti benar
penahanan, persetujuan penyadapan, mengawasi
karakter terdakwa atau korban. Sebenarnya
penataan atas waktu yang boleh untuk penyidikan
ini cocok dengan system pembuktian negatif
dan pengumpulan bukti awal jika dikhawatirkan
wettelijk yang dianut di Indonesia (sama dengan di
akan dihilangkan. Hal ini mirip sekali dengan
Nederland) yang baru ada dua alat bukti ditambah
fungsi hakim komisaris versi R-KUHAP yang
dengan keyakinan hakim untuk menjatuhkan
istilahnya diambil dari Nederland Rechter
pidana.
Commissaris tetapi tugasnya tidak sama. Tugas
Hal baru dalam rancangan ialah barang bukti karena KUHAP menyebut alat bukti keterangan
yang lazim disebut di Negara lain real evidence saksi, maka ada yang berpendapat jika dua orang
atau materiel evidences yaitu bukti yang sungguh- saksi merupakan satu alat bukti saja, harus dicari
sungguh. Disebut surat-surat (jamak) maksudnya alat bukti lain, padahal sudah cukup.
ialah jika ada seratus surat, dihitung sama dengan Perlu pula ditinjau tentang upaya hukum
satu alat bukti. Sebaliknya disebut seorang ahli KUHAP 1981 tidak membolehkan banding
atau seorang saksi, maksudnya jika ada dua saksi terhadap putusan lepas dari segala tuntutan
maka memenuhi bukti minimum dua alat bukti. hukum, sehingga dalam praktek ditafsirkan
Ini sama dengan KUHAP Belanda yang menyebut oleh jaksa dan hakim boleh langsung dikasasi.
geschriftelijke bescheiden (surat-surat) dan Sebenarnya prinsip upaya hukum ialah tidak ada
verklaringen van een getuige (keterangan seorang kasasi tanpa pengadilan banding terlebih dahulu.
saksi). Bukti elektronik misalnya e-mail, SMS, Hal itu dimaksud agar jangan terlalu banyak
foto, film, fotocopy, faximilie, dan seterusnya. perkara masuk ke Mahkamah Agung.
(Hamzah, 2007:7)
Upaya hukum luar biasa berupa peninjauan
Sengaja keterangan saksi ditempatkan kembali yang harusnya bersifat luar biasa karena
bukan pada urutan satu (sama dengan KUHAP seharusnya jarang sekali tiga tingkat pengadilan
Belanda) agar jangan dikira jika tidak ada yang terdiri dari sembilan orang hakim (3 di
sanksi tidak ada alat bukti. Keterangan terdakwa pengadilan negeri, 3 di pengadilan tinggi dan 3
berbeda dengan pengakuan terdakwa. Alat bukti di Mahkamah Agung), semuanya keliru, sehingga
petunjuk yang berasal dari KUHAP Belanda tidak melihat putusan yang saling bertentangan,
tahun 1838 yang sudah lama diganti dengan eigen salah menerapkan hukum dan kurang teliti
waarneming va de rechter (pengamatan hakim sehingga kemudian timbul novum. Misalnya
sendiri) berupa kesimpulan yang ditarik dari terdakwa dipidana karena saksi yang memberatkan
alat bukti lain berdasarkan hasil pemeriksaan di bersumpah palsu. Ada KUHAP yang tidak
sidang pengadilan. Di Amerika Serikat disebut mencantumkan upaya hukum peninjauan kembali
judicialnotice. Tidak ada KUHAP di dunia yang misalnya KUHAP Thailand. Yang ada dalam
menyebut petunjuk (Belanda: aanwijzing, Inggris KUHAP Thailand ialah pengampunan (pardon)
: indication) sebagai alat bukti kecuali kodifikasi dan pengurangan pidana oleh raja.
Belanda tahun (1838); HIR dan KUHAP (1981).
Putusan saling bertentangan, misalnya dua
Dalam requisitoir-nya penuntut umum dapat orang yang didakwa melakukan delik ikut serta
menguraikan dan menjelaskan hal-hal yang terjadi (medeplegen) yang perkaranya dipisah, yang satu
di sidang pengadilan dan memberi kesimpulan dijatuhi pidana karena terbukti melakukan delik
dari semua alat bukti yang telah dikemukakan, ikut serta dengan yang lain, sedangkan yang lain
untuk memancing opini hakim yang menjurus itu diputus bebas atau lepas dari segala tuntutan
kepada adanya bukti berupa pengamatan hakim hukum. Contoh S. Tjandra diputuskan lepas dari
sendiri. segala tuntutan hukum karena perbuatannya
Alat bukti keterangan saksi sebenarnya dalam itu (cessie) adalah perbuatan perdata bukan
rumusan Belanda disebut verklaringen van een pidana. Kemudian Pande Lubis dijatuhi pidana
getuige (keterangan seorang saksi) yang berarti jika karena terbukti melakukan perbuatan korupsi
ada dua saksi maka sudah cukup dan merupakan (medeplegen) dengan Djoko S. Tjandra. (Kaligis,
dua alat bukti (bukti minimum). Sebaliknya 2006:338)
untuk surat dipakai istilah jamak (geschriffen) Dalam rancangan disebut juga Jaksa Agung
yang berarti walaupun ada sepuluh surat dihitung dapat memohon peninjauan kembali, bukan untuk
sebagai satu alat bukti saja. Kesulitan di Indonesia orang yang diputus bebas, tetapi mereka yang
dalam menyusun rumusan undang-undang pidana dijatuhi pidana, kemudian ternyata ada novum atau
ialah karena bahasa Indonesia tidak mengenal putusan saling bertentangan. Hal ini sama dengan
singular dan plural. Misalnya dalam rumusan ketentuan dalam KUHAP (Sv) Nederland. Di
Pasal 338 KUHP dikatakan merampas nyawa sini jaksa agung mewakili masyarakat, misalnya
orang lain, padahal bahasa Belanda “een ander” terpidana itu telah meninggal dunia dan tidak
(satu orang lain). Jadi jika 102 orang dibunuh ada ahli warisnya yang mengajukan peninjauan
seperti bom Bali, maka 102 kali 340 KUHP. Oleh
Jurnal Penelitian Hukum DE JURE, ISSN 1410-5632 Vol. 16 No. 2, Juni 2016 : 215 - 230 219
Jurnal Penelitian Hukum
De Jure No:740/AU/P2MI-LIPI/04/2016
Jurnal Penelitian Hukum DE JURE, ISSN 1410-5632 Vol. 16 No. 2, Juni 2016 : 215 - 230 221
Jurnal Penelitian Hukum
De Jure No:740/AU/P2MI-LIPI/04/2016
prakteknya sudah melaksanakan sendi berupa output dari tujuan diadakannya peradilan
hukum yang bersifat universal walaupun pidana guna mencapai cita-cita social civilization
asas universal tersebut tidak jelas-jelas dan unwelfare.
terumuskan dalam suatu Pasal KUHAP? Namun banyak pengamat sosial yang
(2) Menjamin berlakunya deklarasi maupun memperingatkan bahwa apa yang dinamakan the
konvensi internasional tentang The Universal integrated criminal juctice system masih dianggap
Declaration of Human Right (tanggal 10 mengidap (laten) masalah “distributing issue on
social problem” dari karakter peradilan pidana,
Desember 1948), dan The International
dan kurangnya perhatian terhadap integrasi yang
Covenant on Civil and Political Right (16
mencakup koordinasi (vide uraian 2 (3) tersebut
Desember 1966). Pertanyaannya adalah
diatas) karena fragmentaris dan instansi sentris.
apakah dasar hukum tidak tertulis itu sudah
Konsepsi integrasi-integrasi mengandung
direalisasikan setiap bagian penyelenggaraan
pengertian the achievement of unification through
hukum acara pidana dalam KUHAP?
shared norm and value yang harus tampak dalam
Mengapa sebagian masyarakat luas menuntut
penyelenggaraan dan penyelenggara peradilan
perlakukan berdasarkan Hak Asasi Manusia pidana. Sehubungan dengan karakter peradilan
dan Komnas HAM Indonesia telah berapa pidana dan upaya sistem peradilan pidana yang
kali memberikan sorotan tajam mengenai hal demikian itu perlu pemahaman lebih lanjut untuk
ini? menumbuhkan sikronisasi dari struktur hukum,
(3) Pertama kalinya di Indonesia diperkenalkan substansi hukum dan budaya hukum.
secara resmi tentang The Integrated of criminal Pemahaman tentang sistem peradilan pidana
system melalui S.K. Menteri Kehakiman seperti uraian tersebut diatas yang perlu ditonjolkan
1982 yang adaptasi dari kepustakaan adalah menumbuhkan upaya sinkronisasi struktur
hukum. Apakah memahami sistem peradilan hukum/aparat sebagai subsistem peradilan pidana
pidana terpadu itu dan melaksanakan yang dalam hal ini merupakan “the integrated
secara konsekuen? Mengapa sering terjadi administration of criminal justice system”, baik
kewenangan dan interpretasi yang bersifat menunjukkan kerjasama keseluruhan aparat
instansi sentries dan fragmatisme, sehingga dalam arti psysical system maupun kebersamaan
mewujudkan konsep-konsep baru yang tersusun
timbul masalah yang tidak terkoordinasi
secara teratur dari berbagai solusi masalah dalam
secara terpadu? Apa sebabnya suatu masalah
arti abstract system. Apabila pokok pikiran yang
yang pada kesempatan diskusi panel ini
terakhir ini dapat dipahami, maka instrument
masih muncul permasalahan lama? sistem lain yang berupa substansi hukum dan
(4) Dalam S.K. Menteri Kehakiman 1982 budaya hukum secara relative lebih mudah untuk
diasumsikan bahwa Hukum Acara Pidana menyesuaikan dengan jaringan sistem peradilan
Baru (KUHAP) akan diuji kebenarannya pidana.
atas sebutan sebagai karya agung, dan pada Peninjauan kembali bersifat penyempurnaan
hakekatnya KUHAP baru merupakan bentuk isi peraturan KUHAP dari kesebalasan masalah
formal yang disertai oleh sikap formalisme itu perlu terobosan dalam menumbuhkan
belaka diri segenap anggota masyarakat dan kemanfaatan sistem peradilan pidana beserta
segenap penegak hukum untuk merubah dengan doktrin kepustakaan hukumnya. Salah
wajah hukum masyarakat Indonesia menjadi satu terobosan yang telah dilakukan dengan
lebih berperikemanusiaan! wewenang Surat Edaran/Fatwa Mahkamah Agung
dan dalam hal tertentu wewenang Mahkejapol
Eksistensi dan penyelenggaraan the akan bermanfaat daripada menunggu perubahan
integrated criminal justice system diartikan dengan amandemen/suplemen Undang-Undang
proses management (perilaku yang mempunyai baru, kecuali bagi aliran legisme.
tujuan tertentu) dari raw-input, instrumental input,
Mengenai masalah Gugatan Pihak Ketiga
environment input sebagai bagian komponen
dalam perkara pidana khusus dan masalah
sistem proses untuk saling berhubungan dalam
penekalan keterlibatan Terdakwa/Tersangka
interrelasi dan interaksi mewujudkan suatu hasil
dalam kejahatan internasional atau transnasional,
Jurnal Penelitian Hukum DE JURE, ISSN 1410-5632 Vol. 16 No. 2, Juni 2016 : 215 - 230 223
Jurnal Penelitian Hukum
De Jure No:740/AU/P2MI-LIPI/04/2016
berpengalaman, berani dan mempunyai hati 5) Setiap orang yang telah menjadi korban
nurani untuk kepentingan nusa dan bangsa. penangkapan atau penahanan secara
Alasan: Jika wewenang memperpanjang sewenang-wenang harus berhak atas
penahanan yang tersangka harus dibawa secara kompensasi yang dapat diberlakukan.
fisik ke hakim untuk dilakukan penahanan, International Covenant on Civil and
sesuai dengan ketentuan Pasal 9 dari ICCPR Political Rights yang sudah diratifikasi dan telah
yang telah diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia diundangkan oleh Indonesia dengan Undang-
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 undang Nomor 12 Tahun 2005, dilakukan oleh
menyatakan sebagai berikut : hakim (praperadilan) di Pengadilan Negeri), maka
1) Setiap orang berhak atas kebebasan betapa sibuknya hakim di Pengadilan Negeri
dan keamanan pribadi. Tak seorangpun menerima dan memeriksa secara fisik tersangka,
boleh dikenai penangkapan atau saksi, yang dihadiri oleh polisi, jaksa dan
penahanan secara sewenang-wenang. penasihat hukum setiap hari. Dapat dibayangkan
Tak seorangpun boleh dirampas yang sekarang rata-rata 30 orang tahanan baru
dimasukkan ke lembaga Salemba oleh Jaksa. Jika
kebebasannya kecuali berdasarkan
perpanjangan penahanan dengan surat saja tanpa
dan sejalan dengan prosedur yang
dilihat secara fisik tersangka dan tanpa Tanya
ditetapkan hukum
jawab seperti perpanjangan penahanan sekarang
2) Setiap orang yang ditangkap harus yang dilakukan oleh jaksa tanpa melihat secara
diberitahu, pada saat penangkapan, fisik dan duduk perkara secara mendetail, memang
mengenai alasan-alasan penangkapan tidka perlu dibentuk hakim khusus.
terhadapnya dan harus segera Untuk memperpanjang penahanan oleh
diberitahu mengenai segala tuduhan hakim sesuai dengan Covenant, maka tersangka
yang dikenakan padanya. harus dibawa (secara fisik) segera (promptly)
3) Setiap orang yang ditangkap atau ke hakim untuk dilakukan penahanan. Untuk
ditahan atas suatu tuduhan kejahatan itu, di Perancis dibentuk hakim khusus yang
harus segera dibawa ke muka seorang namanya juge des liberte et de la detention
hakim atau pejabat lain yang dibenarkan (hakim pembebasan dan penahanan). Hakim
ini duduk setiap hari kerja menunggu tersangka
oleh hukum untuk menjalankan
dibawa kepadanya oleh polisi dan jaksa. Sebelum
kewenangan yudisial dan harus berhak
menandatangani surat perintah penahanan hakim
untuk diadili dalam kurun waktu yang
itu menanyakan beberapa hal mengenai duduk
wajar atau untuk dibebaskan. Menurut perkara. Ruang hakim ini tidak lebih dari empat
aturan umum, tidak diperbolehkan meter persegi dengan perabotan ala kadarnya.
menahan orang-orang yang menunggu Penasihat hukum boleh hadir dan memohon
untuk diadili, namun pembebasan harus dengan alasan agar tersangka tidak ditahan.
berdasarkan jaminan untuk muncul Lamanya penahanan 400 hari sampai sidang
dalam sidang pengadilan, pada setiap pengadilan hingga ke Mahkamah Agung selesai.
tahap acara yudisial yang lain, dan, Di Nederland yang memperpanjang penahanan
bila masanya tiba, pada saat keputusan tetap rechter-commisaris yang juga tersangka
hakim djijatuhkan. dibawa secara fisik. Perbedaan dengan Prancis,
4) Setiap orang yang dirampas sidang penahanan di Nederland tertutup dengan
semua pintu terkunci secara elektronik sedangkan
kebebasannya melalui penangkapan
di Prancis terbuka untuk umum. Pemeriksaan
atau penahanan harus berhak untuk
sebelum penandatanganan surat perintah
mengajukan perkara ke muka pengadilan, penahanan oleh rechter-commisaris bahkan dapat
agar pengadilan dapat memutuskan mendengar keterangan saksi termasuk saksi di
tanpa penundaan waktu mengenai luar negeri melalui tanya-jawab teleconference
keabsahan penahanan terhadapnya (ruangan sidang penahanan di Nederland penuh
dan perintah pembebasannya apabila dengan peralatan elektronik). Lamanya penahanan
penangkapan itu tidak syah. oleh rechter-commisaris hanya 14 haris yang dapat
Jurnal Penelitian Hukum DE JURE, ISSN 1410-5632 Vol. 16 No. 2, Juni 2016 : 215 - 230 225
Jurnal Penelitian Hukum
De Jure No:740/AU/P2MI-LIPI/04/2016
diperpanjang oleh hakim majelis selama 3 kali 30 Hal ini tidak berarti kepolisian tidak dapat lagi
hari. Penahanan oleh penyidik (polisi) hanya enam melakukan “penyelidikan”. Hal itu diatur dalam
jam kecuali perkara serius seperti pembunuhan undang-undang Kepolisian bukan dalam KUHAP.
dan terorisme selama 3 kali 24 jam. Di Prancis Penyelidikan itu tidak mesti berdasarkan undang-
penahanan oleh penyidik (polisi) hanya enam undang menurut asas legalitas. Asas legalitas
jam kecuali perkara serius seperti pembunuhan berlaku pada hukum acara pidana, yaitu “hukum
dan terorisme selama 3 kali 24 jam. Di Prancis acara pidana dijalankan hanya berdasarkan tata
penahanan oleh penyidik (polisi) hanya satu kali cara yang diatur dengan undang-undang”. Intelijen
24 jam yang dapat diperpanjang jaksa selama satu tidak tunduk pada aturan ketat undang-undang.
kali 24 jam sebelum dibawa secara fisik ke hakim Asal saja tidak melanggar ketentuan undang-
pembebasan dan penahanan. undang. Kejaksaan pun tetap dapat melakukan
Penahanan yang dilakukan penyidik kegiatan penyelidikan yang dilakukan oleh JAM
berdasarkan Rancangan ialah lima kali 24 jam. Intelijen. Yang tidak mengatur adanya wewenang
Jangka waktu paling Iama bagi negara yang penyelidikan ialah penyidik pegawai negeri (sipil)
menandatangani covenant. Penahanan yang jika tidak diatur dalam undang-undang sektoral
dilakukan oleh polisi Malaysia hanya satu kali mereka, kecuali jawatan pajak yang sudah ada
24 jam, yang selanjutnya harus dibawa ke hakim. bagian intelijen pajak.
Di Thailand, ada hakim piket 24 jam selama 1. Hubungan RUU tentang KUHP dengan RUU
seminggu untuk menandatangani surat perintah tetang KUHAP
penahanan. Hukum acara pidana sebagai hukum pidana
2. Perbedaan wewenang yang lain antara hakim formil bukanlah hukum yang berdiri melainkan
praperadilan dan hakim komisaris versi terkait dan bergantung kepada materiil, yakni
Rancangan ialah hakim praperadilan hanya hukum yang hendak ditegakkan melalui hukum
menunggu adanya tuntutan dari pihak yang acara pidana. Tidak ada maknanya, jika hukum
berkepentingan sedangkan hakim komisaris acara pidananya bagus dan sempurna, tetapi
dapat proaktif menentukan suatu penghentian dalam pembentukan normanya tidak mengacu
penyidikan misalnya, tidak sah. Saling atau mendasarkan kepada norma hukum pidana
menuntut ke praperadilan antara penyidik materiil. Oleh sebab itu, membaca Naskah
Akademik RUU tetang HAP pikiran penulis
dan penuntut umum ditiadakan, karena
selalu menghubungkan dengan norma hukum
dipandang antara penyidik dan penuntut
pidana materiil dalam KUHP dan hukum pidana
umum merupakan satu pihak berhadapan
materiil dimuat dalam undang-undang di luar
dengan tersangka / penasihat hukum di pihak KUHP sebagai hukum pidana materiil positif,
lain. serta RUU tentang KUHP sebagai hukum pidana
3. Hakim Komisaris juga berwenang memutus materiil yang hendak dibentuk.
suatu perkara layak atau tidak layak 2. Pencari Keadilan dalam hukum pidana
diajukan ke pengadilan, suatu hal yang sejak
KUHAP dalam dokumen pembentukannya
lama diperjuangkan oleh Adnan Buyung menegaskan bahwa tersangka–terdakwa-terdakwa
Nasution. sebagai “pencari keadilan”, maka tersangka-
4. Kantor Hakim Komisaris di atau dekat terdakwa-terpidana memperoleh perhatian dan
Rutan agar tahanan langsung dimasukkan ke perlindungan hukum dengan porsi pengaturan
tahanan tanpa dibawa lagi pulang. hak-haknya yang cukup besar (bahkan ada yang
mengatakan ‘kecolongan’, karena menimbulkan
Menurut Andi Hamzah masalah lain mengapa
beban yang memberatkan kepada aparat penegak
“penyelidikan tidak ada dalam RUU KUHAP?
hukum). KUHAP dapat dikatakan sebagai suatu
Memang semula ada “Penyelidikan” dalam
hukum yang substansi pengaturannya berorientasi
Racangan. Namun atas usul dari anggota Tim
kepada pelaku. Selama ± 30 tahun KUHAP
Dr. Luhut Pangaribuan, maka hal itu ditiadakan.
hak-hak yang dimiliki oleh pelaku, terutama
Memang kami belum menemukan KUHAP
selama 10 tahun terakhir ini, sedikit demi
negara lain yang mengatur “penyelidikan”
sedikit dikurangi melalui undang-undang yang
atau “reserse” atau “intelijen” dalam KUHAP.
mengatur hukum acara pidana tersebar dalam
undang-undang di luar KUHAP. Pengurangan dan penyidik yang professional, sebaliknya hakim
tersebut tidak berarti pencabutan terhadap hak- yang tidak professional cenderu’ng menutupi
hak tersangka-terdakwa-terpidana yang telah ada kekurangan atau kelemahan jaksa penuntut umum,
sebelumnya, melainkan pengurangan kualitas akan menghidup suburkan penuntut umum dan
dalam pelaksanaan atau pemenuhan hak-hak penyidik yang tidak profesional.
hukumnya (atau ‘digerogoti’) sedemikian rupa 5. Pembatasan masa tahanan
yang esensinya bertentangan dengan filsafat yang
Persoalan penahanan perlu dipertegas
mendasari pembentukan norma hukum dalam
mengenai beberapa hal, yaitu kapan dan dalam hal
KUHAP atau bertentangan politik hukum dalam
apa penyidik dan penuntut umum boleh menahan,
rangka pemberian perlindungan hukum terhadap
ukuran objektif penggunaan wewenang penahan,
tersangka-terdakwa-terpidana.
dan alat kontrol penggunaan wewenang untuk
3. Perlindungan terhadap saksi dan korban penahanan agar penggunaan wewenang menahan
Perlu dibedakan antara saksi dan korban. benar-benar selektif.
Sebaiknya pengaturannya dipisahkan secara tegas Menurut penulis, setiap bentuk perampasan
antara pengertian saksi dan pengertian korban. kemerdekaan (penahanan) adalah dilarang,
Pengaturannya juga dalam bab atau bagian yang kecuali atas putusan atau persetujuan pengadilan/
terpisah, sehingga akan tampak jelas hak-hak hakim. Jadi penyidik dan penuntut umum tidak
hukumnya sebagai saksi dan hak-hak hukumnya boleh melakukan penahanan terhadap tersangka
sebagai korban, saksi tidak mesti menjadi atau terdakwa, kecuali berdasarkan putusan atau
korban dan korban (hidup) adalah saksi. Dengan persetujuan pengadilan/hakim. RUU tentang HAP
memuat dalam bab atau bagian· tersendiri akan harus berani mengubah bahwa perampasan hak
memudahkan usaha untuk mengimplementasikan orang dalam bentuk penahanan tidak diperbolehkan
kebijakan hukum acara yang berorientasi kepada kecuali atas putusan atau ijin pengadilan/hakim.
pelanggar dan korban kejahatan (kebijakan
6. Intersepsi
yang seimbang). Mengenai pengaturan korban
kejahatan, lihat uraian sebelumnya dalam uraian Intersepsi tidak diperbolehkan, karena dalam
nomor 2 (pencari keadilan dalam hukum pidana). era teknologi informasi sekarang ini termasuk
bentuk pelanggaran hak dasar manusia. Oleh sebab
4. Hubungan penyidik dan penuntut umum
itu, untuk melindungi hak seseorang, intersepsi
Persoalan bukan terletakpada hubungan hanya boleh dilakukan atas dasar putusan atau
antara penyidik dan penuntut umum, hal yang ijin/persetujan pengadilan/hakim.
lebih penting menurut penulis adalah kebijakan
Intersepsi hanya dibolehkan apabila untuk
penyusunan hukum acara berbasis bertumpu pada
kepentingan pengumpulan alat bukti setelah ada
tiga tahapan, yaitu tahap pra-adjukasi, ajudikasi,
dugaan terjadinya pelanggaran hukum pidana,
dan tahap pascaajudikasi yang berkaitan dengan
bukan untuk menelusuri atau mencari-cari (siapa
dua pilar kekuasaan. Tahap praajudikasi masuk
tahu ada) suatu pelanggaran hukum pidana.
wilayah kompetensi eksekutif, ajudikadi menjadi
Prinsip berdasarkan putusan pengadilan atau
kompetensi yudikatif, dan pasca-ajudikasi menjadi
ijin pengadilan/hakim, jika menghadapi suatu
kompetensi eksekutif. Atas dasar pertimbangan
keadaan tertentu dapat dilakukan dengan cara
tersebut berkaitan dengan kompetensi kesekutif,
lain, prinsipnya ada dugaan terjadinya perbuatan
sebaiknya tidak perlu ada pemisahan secara
pidana dan keputusan intersepsi diputus secara
tegas kewenangan penyidikan dan penuntutan,
objektif oleh tim disertai dokumen putusannya
karena keduanya dibawah kekuasaan eksekutif.
disertai dengan bukti permulaan yang cukup
Sebaliknya, perlu ada pemisahan yang tegas
untuk menyangka seseorang). Dokumen putusan
antara wilayah kekuasaan eksekutif dan yudikatif,
tersebut penting dapat diuji jika ada dugaan
yaitu antara penyidikan dan penuntutan serta
terjadinya penyalahgunaan wewenang dalam
pelaksanaan pidana di satu pihak dengan
melakukan intersepsi oleh lembaga yang diberi
pemeriksaan sidang pengadilan oleh hakim di lain
wewenang untuk itu.
pihak. Hakim sebaiknya dijauhkan dari bayang-
bayang penuntut umum, meskipun keduanya digaji 7. Hakim komisaris
dengan uang Negara. Hakim yang independen dan Prinsip hukum yang mendasar bahwa
professional akan mepengaruhi penuntut umum perampasan hak orang tidak boleh dilakukan
Jurnal Penelitian Hukum DE JURE, ISSN 1410-5632 Vol. 16 No. 2, Juni 2016 : 215 - 230 227
Jurnal Penelitian Hukum
De Jure No:740/AU/P2MI-LIPI/04/2016
KESIMPULAN
Bahwa kehadiran Hakim Komisaris
dalam proses pidana adalah upaya untuk dapat
memberikan perlindungan seseorang dari jerat
hukum yang selalu berdampak pada hak-hak
selaku terdakwa.
Untuk mencegah terjadinya politisasi
terhadap substansi hukum dan menjaga
keotonoman dari hukum termasuk lembaganya,
kewenangan yang terkait dengan pembentukan,
pelaksanaan, dan penyelesaian sengketa atau
penyimpangan harus dipisahkan secara tegas
agar tidak saling mengintervensi oleh yang satu
terhadap yang lainnya.
SARAN
Ketentuan Internasional mengenai hak-
hak masyarakat Internasional harus dapat
diimplementasikan baik dengan melalui ratifikasi,
maupun secara diam-diam pemerintah
Perlunya norma hukum yang diatur
berdasarkan nilai dasar tertentu
Jurnal Penelitian Hukum DE JURE, ISSN 1410-5632 Vol. 16 No. 2, Juni 2016 : 215 - 230 229
Jurnal Penelitian Hukum
De Jure No:740/AU/P2MI-LIPI/04/2016
B. Peraturan Perundang-undangan
Indonesia, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946
tentang Peraturan Hukum Pidana
________, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Hukum Acara Pidana
________, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002
tentang Kepolisian Republik Indonesia
________,Undang-Undang Nomor 16 Tahun
2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia
________,Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009
tentang Mahkamah Agung
________,Undang-Undang Nomor 48 Tahun
2009 tentang Kekuasaan Kehakiman