You are on page 1of 8

Pengaruh Perlakuan Varietas Berbeda Dan Konsentrasi Garam Terhadap

Viabilitas Dan Vigor Benih Padi Sawah (Oryzae sativa L.)

Effect Of Treatment Some Variety And Salt Concentration On Viability And Rice
Seed Vigor ( Oryzae Sativa L.)

Faisal
Email; icalkesha@yahoo.com

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of the concentration of salt


administration on the viability and vigor of the seeds of several varieties of lowland rice
seeds. This research was conducted at the Agroecotechnology laboratory of the Faculty
of Agriculture, Malikussaleh University, Lhokseumawe, which began in April to May
2015. This study used a factorial completely randomized design pattern. There are two
factors studied, namely : salt concentration (G): G0 = 0%, G1 = 10%, G2 = 20%, and
G3 = 30%. The second factor is Varieties namely: Ciherang (V1), Bimas Prima (V2)
and Merenggo (V3). The results showed that the concentration level of the provision of
salt can reduce the viability and vigor of rice paddy seeds. The higher the concentration
of giving salt, the lower the viability and vigor of the seeds of rice varieties, ciherang,
Bimas Prima and Merenggo. Each variety has a different level of resistance to the level
of concentration of salt. The Bimas Prima variety shows better tolerance to salt
administration to a concentration of 20%. There was an interaction between the
concentration of giving salt and the treatment of several varieties of rice seeds to the
seed vigor observed.
Keywords: concentration of salt, rice varieties, viability and vigor.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pemberian
garam dapur terhadap viabilitas dan vigor benih beberapa varietas benih padi sawah.
Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Malikussaleh Lhokseumawe yang dimulai pada bulan April sampai bulan
Mei 2015. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial.
Ada dua faktor yang diteliti yaitu konsentrasi garam (G) yaitu : G0=0%, G1=10%,
G2=20%, dan G3=30%. Faktor kedua yaitu Varietas yaitu masing-masing : Ciherang
(V1), Bimas Prima (V2) dan Merenggo (V3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Tingkat konsentrasi pemberian garam dapur dapat menekan viabilitas dan vigor benih
padi sawah. Semakin tinggi konsentrasi pemberian garam dapur maka semakin rendah
viabilitas dan vigor benih varietas padi, ciherang, Bimas Prima dan Merenggo. Masing-
masing varietas memiliki tingkat ketahanan yang berbeda terhadap tingkat konsentrasi
pemberian garam dapur. Varietas Bimas Prima memperlihatkan toleransi terbaik
terhadap pemberian garam sampai konsentrasi 20%. Terdapat interaksi antara

13
konsentrasi pemberian garam dapur dan perlakuan beberapa varietas benih padi
terhadap vigor benih yang diamati.

Kata kunci : Konsentrasi garam, varietas padi, viabilitas dan vigor benih.

I. PENDAHULUAN produksi. Oleh karena itu usaha


peningkatan produksi harus diarahkan
Padi (Oryza sativa L.) pada ekstensifikasi. Ekstensifikasi
merupakan tanaman pangan pertanian selalu terhalang oleh semakin sulitnya
yang sampai saat sekarang menjadi mendapatkan lahan yang sesuai untuk
salah satu tanaman utama di dunia. pertanaman (Sipayung, 2003).
Sebagai makanan pokok, padi padi telah
lama dikenal orang. Sampai saat ini Untuk meningkatkan kapasitas
sebagian besar penduduk dunia produksi pangan nasional tersebut.
menggantungkan hidupnya pada padi. Indonesia masih memiliki potensi lahan
Padi termasuk genus Oriza yang untuk perluasan usaha tani. Dari luas
meliputi lebih kurang 25 spesies, lahan yang sesuai untuk usaha pertanian
tersebar luas di daerah tropik seperti di sebesar 100,8 juta hektar, telah
Asia, Afrika, Amerika dan Australia. dimanfaatkan 68.8 juta hektar, sehingga
Padi merupakan bahan makanan yang lahan yang belum dimanfaatkan sekitar
menghasilkan beras. Bahan makanan ini 32 juta hektar. Selain itu, terdapat
merupakan bahan makanan pokok potensi lahan untuk usaha pertanian
sebagian besar penduduk Indonesia. berupa lahan terlantar 11.5 juta hektar
Meskipun Indonesia pernah serta perkarangan 5,4 juta hektar dan
swasembada beras, akan tetapi produksi belum termasuk lahan gambut dan lebak
beras dari tahun ketahun perlu terus yang potensinya cukup besar (Syafa'at
ditingkatkan dan dilestarikan guna dan Simatupang, 2006).
mengimbangi pertambahan penduduk
yang terus meningkat (Anonymous, Daerah pasang surut dengan
2007). tanah salin tersebar di berbagai tempat,
yaitu sepanjang pantai timur Sumatera,
Usaha peningkatan produksi pantai selatan dan barat Kalimantan,
pertanian, selain didekati dengan sebagian kecil pantai utara Jawa bagian
intensifikasi secara tepat, juga harus timur, pantai selatan Irian Jaya dan
dipecahkan dengan usaha ekstensifikasi. berbagai tempat di pantai Sulawesi.
Intensifikasi telah dilalui dengan Daerah pasang surut yang luas itu
penerapan berbagai paket teknologi, dan merupakan potensi yang cukup besar
telah berhasil meningkatkan produksi untuk dijadikan sebagai lahan pertanian,
pertanian termasuk di dalamnya tetapi masalah salinitas yang tinggi
penggunaan berbagai varietas padi sering menjadi faktor pembatas
unggul yang memiliki produksi yang (Syafa'at dan Simatupang, 2006).
tinggi. Namun usaha itu bukanlah satu-
satunya jalan menuju usaha peningkatan Lahan pasang surut dan lahan
produksi, karena selain disebabkan oleh sulfat masam, terutama yang mengalami
pemilikan lahan yang sempit, reklamasi umumnya mengandung kadar
pertambahan penduduk yang cukup garam yang tinggi sebagai akibat dari
besar, dan yang terpenting sudah luapan pasang secara langsung atau
tercapai titik kejenuhan pertumbuhan resapan penysupan air laut. Lahan sulfat

14
masam yang terletak dekat dengan 2.2. Bahan dan Alat
muara laut atau pesisir pantai umumnya
mengadung salinitas tinggi. Kelarutan Tanah yang digunakan dalam
sulfat yang dihasilkan dari oksidasi pirit penelitian ini adalah tanah yang berasal
pada lahan yang telah direklamasi akan dari persawahan petani di Desa Reuleut
diikuti oleh peningkatan salinitas (Noor, Timu Kecamatan Muara Batu
2004). Kabupaten Aceh Utara. Sebagai
sumber garam yang dipakai yaitu garam
Faktor salinitas pada media dapur, sedangkan varietas padi yang
tanam dapat mempengaruhi proses diuji adalah varietas Ciherang, Bimas
perkecambahan benih. Hal ini Prima dan Merenggo. Sedangkan alat-
disebabkan karena faktor salinitas dapat alat yang digunakan dalam penelitian
menurunkan potensial air pada media ini yaitu: Electro Condutivity, pH
tanam sehingga menghambat meter, ember plastik, timbangan analitik
penyerapan air oleh kecambah (Rini et dan alat lain yang dibutuhkan dalam
al, 2005). penelitian ini.

Usaha peningkatan produksi 2.3. Rancangan Percobaan


padi melalui pemberian input tertentu
dan pengujian varietas pada lahan Penelitian ini menggunakan
bermasalah telah banyak dilakukan. rancangan acak lengkap (RAL) pola
Usaha itu baru terbatas pada penelitian- faktorial. Ada dua faktor yang diteliti
penelitian lahan kering seperti tanam yaitu konsentrasi garam (G) yaitu
masam. Informasi varietas padi yang dengan konsentrasi garam: G0=0%,
toleran pada tanah pasang surut yang G1=10%, G2=20%, dan G3=30%. Faktor
berkadar garam bebas tingi masih kedua yaitu Varietas yaitu masing-
sedikit (Siregar, 1981). masing : Ciherang (V1), Bimas Prima
(V2) dan Merenggo (V3).
Berdasarkan kenyataan di atas,
maka pengujian beberapa varietas padi Apabila terdapat perbedaan yang
pada tingkat konsentrasi garam yang signifikan pada uji F, maka data
menyerupai kondisi tingkat salinitas dianalisis lanjut dengan menggunakan
yang berbeda diharapkan dapat Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD)
memberikan informasi yang berguna pada taraf 0,05 %.
untuk pengembangan pertanian
khususnya tanaman padi di masa 2.4. Pelaksanaan Percobaan
datang. 2.4.1. Persiapan Media Tanam

II. BAHAN DAN METODE Tanah yang dipakai diambil


2.1. Tempat dan Waktu Penelitian pada kedalaman 0-20 cm, lalu tanah di
bersihkan dari kotoran, batuan dan sisa-
Penelitian ini dilaksanakan di sisa tanaman. Tanah diisi ke dalam
laboratorium Ilmu-Ilmu Pertanian talam plastik masing-masing 5 kg.
Fakultas Pertanian Universitas Perlakuan pencampuran tanah dengan
Malikussaleh Lhokseumawe yang air yang mengandung garam dilakukan
dimulai pada bulan April sampai dengan mengaduk tanah dengan air
dengan bulan Mei 2015. yang telah dicampur dengan garam
sesuai dengan perlakuan sampai
keadaan seperti penyemaian di sawah

15
yaitu sampai tanah macak-macak, Berkecambah benih (%). Sedangkan
sehingga benih siap untuk disemaikan. Vigor benih adalah kemampuan benih
untuk tumbuh secara normal pada
2.4.2. Persiapan dan Penyemaian kondisi yang sub-optimum, vigor benih
Benih yang diamati adalah : Indeks Vigor
benih (%), Kecepatan Tumbuh benih
Benih padi diperoleh dari toko (%) dan Keserempakan Tumbuh benih
pertanian di Kota Lhokseumawe. Benih (%).
dibersihkan dari kotoran fisik,
selanjutnya dipisahkan antara yang III. HASIL DAN PEMBAHASAN
bernas dan yang kosong dengan cara
merendam benih dalam air selama 10 3.1. Pengaruh Konsentrasi Garam
menit. Benih yang tenggelam dianggap Dapur
bernas selanjutnya digunakan untuk
Hasil analisis ragam pada uji F
penelitian. Benih dikecambahkan
menunjukkan bahwa konsentrasi
kedalam media semai yang telah
pemberian garam dapur berpengaruh
disiapkan dengan menyemai 25 butir
sangat nyata terhadap potensi tumbuh,
benih per perlakukan.
daya berkecambah, indeks vigor, dan
2.5. Pengamatan dan Analisis Data kecepatan tumbuh benih padi sawah.
Akan tetapi tidak berpengaruh nyata
Pengamatan dilakukan terhadap terhadap keserempakan tumbuh benih
tolok ukur viabilitas dan vigor benih. padi yang diamati. Rata-rata potensi
Viabilitas benih adalah kemampuan tumbuh dan daya berkecambah benih
benih untuk tumbuh secara normal pada akibat konsentrasi pemberian garam
kondisi yang optimum, viabilitas benih dapur yang berbeda setelah uji UJBD
dapat diamati meliputi : Potensi taraf 0,05 di sajikan pada Tabel 1.
Tumbuh Maksimum ( %) dan Daya

Tabel 1. Rata-rata potensi tumbuh, daya berkecambah, indeks vigor, kecepatan tumbuh
dan keserempakan tumbuh benih akibat konsentrasi garam dapur yang berbeda.
Konsentrasi Potensi Daya Indeks Kecepatan Keserempakan
Garam Dapur Tumbuh Berkecambah Vigor Tumbuh Tumbuh
(G) (%) (%) (%) (%) (%)
G0 89,33 a 84,00 a 22,11 a 32,30 a 46,31 a
G1 79,56 ab 72,88 b 21,44 a 27,55 b 38,73 b
G2 79,33 b 72,44 b 18,77 a 30,66 b 40,78 b
G3 68,45 c 62,22 c 16,00 a 4,44 c 19,88 c
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda
tidak nyata menurut UJBD taraf 0,05.

Tabel 1 menunjukkan bahwa konsentrasi pemberian garam dapur


potensi tumbuh dan daya berkecambah dapat menekan tingkat viabilitas benih
benih terbaik dijumpai pada perlakuan padi yang dicobakan, dimana semakin
kontrol (G0) yang menunjukkan hasil tinggi konsentrasi pemberian garam
yang lebih tinggi dibandingkan dengan dapur semakin rendah pula potensi
perlakuan lainnya. Tabel 2 juga tumbuh dan daya berkecambah benih
menunjukkan bahwa peningkatan padi.

16
Tabel 1 juga menunjukkan perlakuan varietas benih padi
bahwa indeks vigor, kecepatan tumbuh berpengaruh sangat nyata terhadap
dan keserempakan tumbuh terbaik potensi tumbuh, daya berkecambah,
dijumpai pada perlakukan kontrol (G0). benih kecepatan tumbuh dan
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa keserempakan tumbuh benih padi
peningkatan konsentrasi pemberian sawah yang dimati. Akan tetapi tidak
garam dapur dapat menekan tingkat berpengaruh nyata terhadap indeks
vigor benih padi yang dicobakan, vigor benih padi sawah yang dimati.
dimana semakin tinggi konsentrasi Akan tetapi tidak berpengaruh nyata
pemberian garam dapur semakin rendah terhadap indeks vigor benih. Rata-rata
pula indeks vigor, kecepatan tumbuh potensi tumbuh, daya berkecambah,
dan keserempakan tumbuh benih padi. indeks vigor, kecepatan tumbuh dan
keserempakan tumbuh benih padi akibat
3.2. Pengaruh Perlakuan Varietas perlakuan beberapa varietas benih padi
setelah uji UJBD taraf 0,05 di sajikan
Berdasarkan hasil analisis ragam pada Tabel 2
pada uji F menunjukkan bahwa

Tabel 2. Rata-rata potensi tumbuh dan daya berkecambah benih padi akibat perlakuan
beberapa varietas yang berbeda.
Perlakuan Potensi Daya Indeks Kecepatan Keserempakan
Varietas Tumbuh Berkecambah Vigor Tumbuh Tumbuh
Padi (V) (%) (%) (%) (%) (%)
V1 77,17 b 70,66 b 16,58 b 23,33 a 34,90 b
V2 88,33 a 83,33 a 25,50 a 27,66 a 42,03 a
V3 72,33 b 64,66 b 16,66 b 20,66 a 32,34 b
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata
menurut UJBD taraf 0,05.

Berdasarkan Tabel 2 Bimas Prima (V2) yang memiliki


menunjukkan bahwa perlakuan masing- tingkat vigor benih yang lebih tinggi
masing varietas benih padi memilki dibandingkan varietas Ciherang dan
tingkat viabilitas benih yang berbeda. Merenggo.
Varietas Bimas Prima (V2)
menunjukkan potensi tumbuh dan daya 3.3. Interaksi Perlakuan
berkecambah benih yang lebih tinggi
dibandingkan dengan varietas Ciherang Berdasarkan hasil analisis ragam
dan Merenggo. pada uji F menunjukkan bahwa tidak
dijumpai interaksi yang nyata antara
Tabel 2 juga menunjukkan perlakuan konsentrasi pemberian garam
bahwa masing-masing varietas benih dapur dan perlakuan beberapa varietas
padi memiliki tingkat vigor benih yang benih padi terhadap viabilitas dan vigor
berbeda hal ini ditunjukkan oleh indeks benih yang diamati, kecuali terhadap
vigor, kecepatan tumbuh dan kecepatan tumbuh dan keserempakan
keserempakan tumbuh benih yang tumbuh benih. Rata-rata kecepatan
berbeda. Indeks vigor, kecepatan tumbuh dan keserempakan tumbuh
tumbuh dan keserempakan tumbuh benih akibat pengaruh interaksi
benih terbaik dijumpai pada varietas perlakuan antara konsentrasi pemberian

17
garam dapur dan varietas benih padi pada Tabel 3.
setelah uji UJBD taraf 0,05 di sajikan

Tabel 3. Rata-rata kecepatan tumbuh dan keserempakan tumbuh benih padi akibat
interaksi antara konsentrasi pemberian garam dapur dan varietas benih padi
yang berbeda.
Konsentrasi garam Dapur Perlakuan Beberapa Varietas (V)
(G) V1 V2 V3
Kecepatan Tumbuh Benih (%)
G0 33,33 b 33,33 b 32,00 b
G1 26,67 c 30,67 b 25,33 c
G2 20,00 d 46,67 a 25,33 c
G3 13,33 e 0,00 f 0,00 f
Keserempakan Tumbuh Benih (%)
G0 43,73 b 48,66 b 46,55 b
G1 31,76 d 44,03 b 34,40 c
G2 30,47 d 56,29 a 35,61 c
G3 27,66 de 19,18 e 12,83 f
Keterangan :Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada baris yang sama dan pada kolom
yang sama berbeda tidak nyata menurut UJBD taraf 0,05.

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa


kecepatan dan keserempakan tumbuh Hal ini terlihat dari semakin
benih akibat interaksi antara perlakuan tinggi konsentrasi pemberian garam
konsentrasi pemberian garam dapur dan dapur yang diberikan pada media
varietas benih padi tertinggi dijumpai perkecambahan benih padi semakin
pada varietas perlakuan pemberian rendah tingkat viabilitas dan vigor benih
garam dapur dengan konsentrasi 30 % padi yang ditunjukkan oleh masing-
dan perlakuan varietas Bimas Prima masing varietas. Sehubungan dengan
(G2V2) menunjukkan interaksi terbaik. data tersebut (Soepardi, 1983 dalam
Basri, 2002) menjelaskan batas toleransi
3.4. Pembahasan tanaman terhadap kadar salinitas
berkisar antara 3-7 Mikromhos/cm.
Hasil analisa salinitas media
pengecambahan benih memperlihatkan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa konsentrasi pemberian garam bahwa semua rata-rata viabilitas dan
dapur yang bebeda berpengaruh vigor benih yang tumbuh pada media
terhadap salinitas tanah, dimana salin lebih rendah dibandingkan pada
semakin tinggi konsentrasi pemberian media yang tidak salin (kontrol).
garam dapur yang diberikan semakin Kenyataan ini menunjukkan bahwa
tinggi tingkat salinitas tanah media. salinitas tanah dapat mempengaruhi
Kadar salinitas media perkecambahan viabilitas dan vigor benih varietas padi
masing-masing perlakuan adalah yang dicobakan. Salinitas dapat
G0=1,6 mS; G1=4,32 mS; G2=4,64 mS menghambat seluruh proses
dan G3=5,4 mS. Kadar salinitas pertumbuhan tanaman. Salinitas dapat
tersebut sudah mulai mempengaruhi menghambat pertumbuhan tanaman
viabilitas dan vigor benih yang melalui dua cara yaitu (1) Dengan
dicobakan. merusak sel-sel yang sedang tumbuh
sehingga pertumbuhan sel tidak
berlangsung. (2). Dengan membatasi

18
suplai hasil-hasil metabolisme esensial tanah akan menyebabkan struktur tanah
bagi sel (Maas dan Nieman, 1978). rusak karena konsentrasi Na menjenuhi
komplek jerapan hara tanaman,
Selanjutnya Kulieva et al., sehingga proses serapan hara oleh
(1975) dalam Maas dan Nieman (1978) tanaman menjadi terganggu.
memperlihatkan bahwa diperlukan
konsentrasi NaCl (0,26 M) yang Ketahanan tanaman terhadap
mematikan (lethal) untuk mencegah stres garam juga dipengaruhi oleh
pembelahan sel pada kultur jaringan jumlah pupuk posfat dan nitrogen yang
Crevis capillaris, Dengan 0.17 M diberikan melalui tanah. Peningkatan
NaCl, sel masih melengkapi satu ronde jumlah pupuk posfat dan nitrogen dapat
pembelahan tetapi gagal memulai menambah ketahanan tanaman terhadap
pembelahan berikutnya. Hal ini stres garam. Toleransi tanaman pada
menunjukkan bahwa garam mencegah keadaan salin ditentukan oleh
inisiasi pembelahan tetapi tidak segera kemampuan tanaman untuk
menghentikan pembelahan sel yang menyesuaikan tekanan osmotik sel
sedang berlangsung. Konsentrasi NaCl dengan tekanan osmotik air tanah dan
yang lebih rendah (0,068) membiarkan kemampuan untuk mengisolasi garam
diulangnya beberapa ronde pembelahan jaringan tanaman (Pasternak, et. al.
sel, tetapi mengurangi jumlah sel yang 1979).
berperan serta dalam setiap ronde. Hal
ini juga berlaku bagi tanaman yang Tanaman yang kurang atau
mengalami stress garam. tidak toleran terhadap salinitas
mengalami perubahan ultra struktur sel,
Hasil penelitian juga yaitu pembengkakan mitokhondria dan
menunjukkan bahwa varietas Bimas badan golgi, peningkatan jumlah
Prima memberikan viabilitas dan vigor reticulum endoplasmic dan kerusakan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan kloroplast. Disamping itu tanaman akan
varietas lainnya pada berbagai tingkat mengalami perubahan aktivitas
salinitas tanah yang dicobakan. metabolisme, meliputi penurunan laju
Kenyataan ini diduga berkaitan dengan fotosintesis, peningkatan laju respirasi,
sifat genetik tanaman yang memiliki perubahan susunan asam amino, serta
kemampuan tumbuh, serta kemampuan penurunan kadar gula dan pati di dalam
adaptasi terhadap tanah yang salin, jaringan tanaman. Selanjutnya Cerda,
sehingga viabilitas dan vigor benih yang Caro dan Fernandez (1982 dalam Basri,
cukup tinggi. Hasil budidaya suatu 2002) Salinitas tanah menghambat
varietas pasti berbeda-beda pada lahan seluruh parameter pertumbuhan
dan musim yang berbeda. Selain itu tanaman yang diamati. Keadaan ini
masing-masing varietas memiliki daya dapat menyebabkan hasil tanaman
tanggap terhadap jenis tanah dan iklim menjadi rendah.
yang berbeda Van de Fliert dan Braun
(2002).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Menurut Greenway dan Munns
(1980) konsentrasi garam terlarut yang 4.1. Kesimpulan
tinggi menyebabkan menurunnya
potensial larutan tanah, sehingga a. Tingkat konsentrasi pemberian
tanaman kekurangan air. Di samping itu garam dapur dapat menekan
kandungan Na yang tinggi di dalam air viabilitas dan vigor benih padi

19
sawah. Semakin tinggi tingkat (Glycine max L. Merr). Thesis.
konsentrasi pemberian garam Institut Pertanian Bogor. Bogor.
dapur maka semakin rendah
viabilitas dan vigor benih Noor, M., 2004. Lahan Rawa, Sifat dan
varietas padi, ciherang, Bimas pengelolaan Tanah
Prima dan Merenggo. bermasalahSulfat Masam. Raja
b. Masing-masing varietas Grafindo Persada, Jakarta.
memiliki tingkat ketahanan yang
berbeda terhadap tingkat Rini, D.S., Mustikuwe dan Surtiningsih,
konsentrasi pemberian garam 2005. Respon Perkecambahan
dapur. Varietas Bimas Prima Benih Sorgum (Sorgum bicolor
memperlihatkan toleransi yang (L) Moerch) terhadap Perlakuan
terbaik terhadap pemberian Osmoconditioning dalam
garam sampai konsentrasi 20%. Mengatasi Masalah Salinitas.
c. Terdapat interaksi antara Jurnal biologi 7(6); 307-313.
konsentrasi pemberian garam
dapur dan perlakuan beberapa Sipayung, R., 2003. Strees Garam dan
varietas benih padi terhadap Mekanisme Toleransi Tanaman.
indeks vigor dan kecepatan Fakultas Pertanian. Jurusan
tumbuh benih. Budidaya Pertanian.
UniveMedan.rsitas Sumatera
4.2. Saran Utara. http:/library.usu..ac.id [28
Juli 2007].
Disarankan penelitian lanjutan
yang lebih luas dengan menggunakan Siregar, H. 1981. Budidaya Tanaman
varietas yang lebih beragam dan Padi di Indonesia. Sastra Hudaya,
varietas toleran salin untuk memperoleh Jakarta
informasi yang lebih jelas mengenai
ketahanan beberapa varietas benih padi Supardi, D., 2000. Kajian Skreening
sawah terhadap tingkat salinitas tanah. Padi Tahan Kekeringan.
http://www.indobiogen.or.id/ter
DAFTAR PUSTAKA bitan/agrobio/abstrac/agrobio_v
ol3_no2_2000_Didi.php [28 Juli
Anonymous, 1994. Bercocok Tanam 2007].
Padi. Sekretariat Pembina
Harian Bimas Provinsi Daerah Syafa’at, N dan P. Simatupang,
Istimewa Aceh. Banda Aceh. 2006.Kebijakan Pemantapan
Ketahanan Pangan Nasional ke
Basri, H., 2002. Pengaruh Salinitas Depan. Majalah Pangan 15 (47):
Tanah terhadap Pertumbuhan 24-43.
dan Hasil Tanaman Kedelai

20

You might also like