You are on page 1of 9

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna

radiata L) PADA BERBAGAI KONSENTRASI HORMON GA3 DAN


DOSIS PUPUK NPK

The Response Growth Plant And Production Green Bean (Vigna radiata L) Concentration Of
Various Hormones Ga3 And Dosage NPK

T. Sarwanidas1*), Mita Setyowati2)


1
Dinas Pertanian Tanaman Pngan dan Hortikultura Kabupaten Aceh Barat
2
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar, Meulaboh 23615.
*email korespondensi: sarwanidas@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to determine the response of growth and production of green beans to various
concentrations of the hormone GA3 and the dosage of NPK fertilizer and the real or not the
interaction of both factors. The experimental experiments used in the study were Randomized Block
Design (RAK) 3 x 3 factorial pattern with 3 replications. The factors studied include the concentration
of gibberellin (G) consisting of 3 levels, namely: 50 ppm (0.05 ml / liter), 100 ppm (0.10 ml / liter)
and 150 ppm (0.15 ml / liter). The compound dose of NPK compound fertilizer consisted of 3 levels:
250 kg ha-1 (1.50 g / polybag), 300 kg ha-1 (1.80 g / polybag) and 350 kg ha-1 (2.19 g / polybags).
The experiment was conducted in Experimental Garden of West Aceh Food and West Aceh crops,
from October to January 2016. The results showed that gibberellin concentration significantly
affected the number of productive branches of 56 HST and no significant effect on plant height and
stem base diameter 18, 25, 32 and 39 HST, number of pods and dry seed weight aged 56, 59 and 63
HST and weight of 100 dry beans. The dosage of NPK fertilizer had significant effect on plant height
and stem diameter of 32 and 39 HST, dry seed weight and no significant effect on plant height and
stem diameter of 18 and 25 HST, number of productive branches 56 DAP, number of pods age 56,
59 and 63 DAP and weighing 100 dry seeds.

Keywords : hormone Giberelin GA3, NPK fertilizer, green bean plant

PENDAHULUAN semangat hidup, juga digunakan untuk


pengobatan (Atman, 2007).
Kacang hijau (Vigna radiata L.)
Kacang hijau (Vigna radiata,L.)
merupakan salah satu komoditas tanaman
merupakan salah satu tanaman leguminosae
kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi
yang cukup penting di Indonesia setelah
rakyat Indonesia, seperti: bubur kacang hijau
tanaman kedelai dan kacang tanah. Dalam
dan isi onde-onde. Kecambahnya dikenal
setiap 100 gram biji kacang hijau mengandung
sebagai tauge. Tanaman ini mengandung zat-
345 kal kalori, 22 gram protein, 1,2 g lemak,
zat gizi, antara lain: amylum, protein, besi,
62,9 g karbohidrat, 125 mg kalsium, 320 mg
belerang, kalsium, minyak lemak, mangan,
fosfor, 6,7 mg Besi, 157 mg Vitamin A, 0,64
magnesium, niasin, vitamin (B1, A, dan E).
mg Vitamin B1, 6 mg Vitamin C, dan 10 g Air
Manfaat lain dari tanaman ini adalah dapat
(Andrianto dan Indarto, 2004).
melancarkan buang air besar dan menambah
Jurnal Agrotek Lestari Vol 4. No. 2, Oktober 2017 62
Tanaman kacang hijau masih kurang Menurut Usman (1999) zat pengatur
mendapat perhatian petani, meskipun hasil tumbuh GA3 dalam proses pertumbuhan
tanaman ini mempunyai nilai gizi yang tinggi tanaman antara lain dapat mendorong
dan harga yang baik. Dibanding dengan perkembangan sel serta pemanjangan pada
tanaman kacang-kacangan yang lain, kacang bagian apikal tanaman.
hijau memiliki kelebihan ditinjau dari segi Pemberian GA3 pada tanaman kacang
agronomi maupun ekonomis, seperti: lebih hijau dapat diimbangi dengan pemberian
tahan kekeringan, serangan hama penyakit pupuk NPK untuk mendukung pertumbuhan
lebih sedikit, dapat dipanen pada umur 55 – 60 tanaman kacang hijau dalam pot. Menurut
hari, dapat ditanam pada tanah yang kurang Adams et al. (1993) tanaman yang ditanam
subur, dan cara budidaya yang mudah. Dengan dalam pot memiliki perakaran yang terbatas
demikian kacang hijau mempunyai potensi sehingga menyebabkan kebutuhan kritis
yang tinggi untuk dikembangkan (Sunantara, tanaman terhadap udara, air, dannutrisi.
2000). Penambahan nutrisi pada tanaman dalam pot
Masalah yang dihadapi dalam yang memiliki volume kecil dapat
pengembangan kacang hijau adalah masih mengakibatkan penumpukan garam mineral
rendahnya produksi yang dicapai petani. karena itu diperlukan pemupukan yang tepat
Rendahnya hasil disebabkan oleh budidaya untuk mendukung pertumbuhan tanaman
yang kurang baik (Rukmana, 1997) dalam pot.
Salah satu cara mengoptimalkan Pemberian pupuk NPK merupakan
pertumbuhan dan produksi kacang hijau adalah salah satu usaha dalam memenuhi kebutuhan
pengaplikasian hormon Giberellin Asetic Acid hara bagi tanaman dan pemberian pupuk NPK
(GA3). Pemberian Giberelin diketahui dapat yang efisien untuk meningkatkan pertumbuhan
memacu pertumbuhan vegetatif dan generatif dan hasil tanaman. Dosis anjuran pupuk NPK
pada tanaman. GA3 merupakan hormon untuk tanaman kacang hijau adalah 100 kg ha-
1
tumbuhan dalam kelompok giberelin. (Novizan, 2004). Sedangkan menurut hasil
Giberelin yang biasa digunakan untuk penelitian Rahman (2013) menunjukkan
penelitian fisiologi tumbuhan adalah asam bahwa pemberian pupuk NPK majemuk pada
giberelat (GA3). Pada GA3, GA4 dan GA9 tanaman kacang hijau dengan dosis 300 kg/ha
terdapat jembatan lakton sehingga golongan berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman
giberelin ini memiliki aktivitas biologis yang dan jumlah tangkai pada umur 30 HST dan 57
lebih besar dibandingkan dengan yang lain, HST, serta berpengaruh nyata terhadap jumlah
selain itu asam giberelat (GA3) juga banyak polong setiap tangkai, jumlah biji per polong,
tersedia di pasaran (Gardner et al, 1991). panjang polong dan total produksi.

Jurnal Agrotek Lestari Vol 4. No. 2, Oktober 2017 2


63
Dengan memperhatikan dari berbagai c. Pupuk
masalah diatas, maka perlu diketahui Pupuk yang digunakan dalam
pemupukan yang tepat, sehingga dapat penelitian ini adalah pupuk NPK Yaramila 16
mendukung pertumbuhan vegetatif - 16 - 16 yang diperoleh dari toko Tani Gobtan,
dangeneratif tanaman. Serta bagaimana respon Meulaboh Aceh Barat.
pertumbuhan dan produksi tanaman kacang d. Tanah
hijau terhadap berbagai kosentrasi hormon Tanah yang digunakan dalam
GA3 (giberelin) dan dosis pupuk NPK. penelitian ini adalah tanah aluvial yang
Penelitian ini bertujuan untuk bertekstur liat berlempung, banyak
mengetahui respon pertumbuhan dan produksi mengandung bahan organik dan berstruktur
tanaman kacang hijau terhadap berbagai gembur.
konsentrasi hormon GA3 dan dosis pupuk e. Polybag
NPK serta nyata tidaknya interaksi kedua Polibag yang digunakan berukuran 35
faktor. x 40 cm untuk media tanam.
f. Pestisida
METODE PENELITIAN Pestisida yang digunakan dalam
Tempat dan Waktu penelitian ini adalah Decis 25 EC.
Penelitian dilaksanakan di Kebun
2. Alat
Percobaan Dinas Pertanian tanaman pangan
Sedangkan alat - alat yang digunakan
dan horikultura Aceh Barat, dari bulan Oktober
adalah Cangkul, garu, parang, gelas ukur,
s / d Januari 2016.
gembor, timbangan analitik, timbangan,
Bahan dan Alat ember, sprayer, penggaris, meteran, label
1. Bahan nama, pisau, ember, kamera digital dan alat
Bahan - bahan yang digunakan dalam tulis menulis.
penelitian ini adalah sebagai berikut: Rancangan Percobaan
a. Benih Rangcangan percobaan yang
Benih kacang hijau yang digunakan digunakan dalam penelitian adalah Rancangan
adalah Varietas Perkutut diperoleh dari Balai Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 3 x 3
Penelitian Tanaman Aneka kacang dan Umbi dengan 3 kali ulangan. Faktor yang diteliti
(BALITKABI) Malang meliputi konsentrasi giberelin (G) terdiri dari 3
b. Hormon Giberelin taraf, yaitu : 50 ppm ( 0,05 ml/ liter ), 100
Hormon giberelin (GA3) yang ppm (0,10 ml/ liter ) dan 150 ppm
digunakan dalam penelitian ini adalah (0,15 ml/ liter ). Faktor dosis pupuk NPK
giberelin dengan merek Progib. majemuk yang terdiri dari 3 taraf yaitu : 250 kg
Jurnal Agrotek Lestari Vol 4. No. 2, Oktober 2017 64
3
ha-1 (1,50 g/polibag), 300 kg ha-1 (1,80 Penanaman
g/polibag) dan 350 kg ha-1 (2,19 g/polibag). Penanaman dilakukan dengan cara
Dengan demikian terdapat 9 kombinasi membuat lubang tanam pada bagian tengah
perlakuan. Masing - masing perlakuan diulang polybag.Selanjutnya benih dimasukkan
sebanyak 3 kali, maka terdapat 27 unit kelubang tanam dan setiap lubang tanam diisi
percobaan. dua biji benih per polibag. Kedalaman
penanaman benih yaitu minimal 2 cm kedalam
Pelaksanaan penelitian
tanah. Kemudian tanah diratakan kembali
Persiapan Media Tanam
dengan tangan.
Persiapan media tanam yang dilakukan
Aplikasi Giberelin (GA3)
dengan cara tanah yang padat digemburkan
Aplikasi giberelin diberikan dengan
kemudian bersihkan dari sisa - sisa
cara menyemprotkan ke bagian daun tanaman
rerumputan. Setelah media dibersihkan secara
pada masing – masing unit perlakuan dengan
merata kemudian media dimasukkan ke dalam
menggunakan sprayer sesuai dengan
polibag dengan ukuran media 35 x 40 cm ( 12
konsentrasi yang telah ditentukan.
kg tanah/polybag ) sebanyak 81 buah.
Pengaplikasian giberelin (GA3) dilakukan
Perlakuan Benih
sebanyak 3 kali, pada umur 15, 22, 29, dan 36
Benih yang digunakan dalam penelitian
HST hingga munculnya primordial (bunga).
ini adalah benih kacang hijau varietas Perkutut.
Pada saat pengaplikasian giberelin pada daun
Kriteria benih kacang hijau yang disiapkan
tanaman diberi sungkup plastik supaya tidak
dalam penelitian ini adalah benih kacang hijau
mengenai tanaman lain, dikarenakan masing -
yang sudah dilakukan pemilihan yang relatif
masing unit perlakuan berbeda kosentrasinya.
sama ukurannya, seragam dan tidak terserang
Pemeliharaan
dari hama dan penyakit. Kemudian benih
Pemeliharaan tanaman meliputi :
rendam dalam air hangat selama 10 menit.
penyulaman, penyiraman, pengendalian
gulma, pengendalian hama dan penyakit.
Pemupukan
Penyulaman
Pupuk NPK diberikan 2 kali sesuai
Penyulaman dilakukan sesuai dengan
dengan perlakuan yaitu pada 2 hari sebelum
perlakuan masing - masing pada unit
tanam dan 21 hari sesudah tanam. Pemupukan
percobaan yang tidak mampu tumbuh setelah
diberikan sesuai dengan perlakuan yaitu
satu minggu penanaman.
dengan cara ditabur disekeliling batang
Pengendalian Gulma
tanaman sekitar 5 cm, dalam polybag yang
Pengendalian gulma dilakukan secara
sudah disiapkan.
manual dengan mencabut gulma yang tumbuh

Jurnal Agrotek Lestari Vol 4. No. 2, Oktober 2017 65


4
di dalam dan di luar polibag. Penyiangan Diameter pangkal batang diukur
gulma dilakukan setiap 3 hari sekali. dengan menggunakan jangka sorong pada
Penyiraman umur 18, 25, 32, dan 39 HST.
Penyiraman dilakukan pada pagi hari Jumlah Cabang Produktif (buah)
dan kemudian disesuaikan dengan tingkat Pengamatan jumlah cabang produktif
kelembaban pada media. dihitung pada saat panen pertama dengan
Pengendalian haman dan penyakit menghitung jumlah cabang yang
Pengendalian hama dan penyakit menghasilkan polong.
dilakukan dengan cara manual dengan cara Jumlah Polong Per tanaman
mencabut daun yang terkena serangan Jumlah polong yang dihitung adalah
penyakit dan Pengendalian secara kimiawi, pada polong hasil tanaman kacang hijau yang
yaitu dengan menggunakan pestisida secara telah dipanen per tanaman pada saat panen 57,
selektif berdasarkan hasil pemantauan, analisis 59, dan 63 HST dengan menjumlahkan ke tiga
ekosistem dan pengambilan keputusan yang kali panen.
dinamis berdasarkan ambang kendali atau Berat Biji Kering Per Tanaman (g)
ambang ekonomi. Penimbangan berat biji kering per
Panen tanaman dilakukan pada saat panen 56, 59, dan
Panen kacang hijau dilakukan saat 63 HST dengan menjumlahkan berat biji
polong berwarna kecoklatan dan hitam, kering seluruh hasil panen menggunakan
kemudian 95% polong kacang hijau sudah timbangan analitik.
keras, daunnya sudah 75% menguning dan Bobot 100 Biji Kering (g)
rontok, panen dengan cara dipetik. Panen Pengamatan untuk mengetahui bobot
dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada umur 57, biji kering dapat dilakuakan dengan
59 dan 62 HST. menimbang 100 biji kacang hijau yang telah
terlebih dahulu dilakukan pengeringan di
Pengamatan
bawah sinar matahari selama 2 hari dari
Adapun peubah yang diamati dalam
masing – masing perlakuan.
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tinggi Tanaman (cm)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran dilakukan dengan
menggukur tinggi tanaman mulai dari pangkal Pengaruh Konsentrasi Giberelin (GA3)
batang sampai titik tumbuh tertinggi. Hasil uji F pada analisis ragam
Pengamatan dilakukan pada umur 18, 25, 32 (lampiran bernomor genap 2 sampai 32)
dan 39 HST. menunjukkan bahwa konsentrasi giberelin
Diameter Pangkal Batang (mm) berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang
Jurnal Agrotek Lestari Vol 4. No. 2, Oktober 2017 66
5
produktif umur 56 HST dan tidak berpengaruh Pertumbuhan dan produksi tanaman
nyata terhadap tinggi tanaman dan diameter kacang hijau
pangkal batang umur 18, 25, 32 dan 39 HST, Rata - rata tinggi tanaman dan diameter
jumlah polong dan berat biji kering umur 56, kacang hijau pada berbagai konsentrasi
59 dan 63 HST dan berat 100 biji kering. giberelin umur 18, 25, 32 dan 39 HST, jumlah
cabang produktif, jumlah polong per tanaman,
berat biji kering pertanaman dan bobot 100 biji
kering disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Rata - rata tinggi tanaman dan diameter kacang hijau pada berbagai konsentrasi giberelin
umur 18, 25, 32 dan 39 HST, jumlah cabang produktif, jumlah polong per tanaman, berat
biji kering pertanaman dan bobot 100 biji kering
Konsentrasi
Tinggi Tanaman (cm) Diamter Pangkal Batang (mm)
Giberelin
Simbol Ppm 18 HST 25 HST 32 HST 39 HST 18 HST 25 HST 32 HST 39 HST
G1 50 10.78 13,71 16,65 20,25 2,06 2,75 4,15 5,50
G2 100 10.97 13,63 16,60 19,88 1,87 2,76 4,01 5,35
G3 150 10.20 12,73 15,93 20,17 2,25 2,70 3,99 5,98
Konsentrasi Giberelin BNT
Variabel
50 100 150 0,05
Jumlah Cabang Produktif (buah) 7.79 a 7,89 a 9.66 b 1,60
Jumlah polong Per Tanaman 23.08 22.19 22.35 -
Berat Biji Kering Pertanaman (gram) 16.78 16.89 18.16 -
Bobot 100 Biji Kering (gram) 6,66 6,50 6,54 -
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom sama berbeda tidak nyata pada taraf 5% (uji BNT).

Tabel 1 menunjukkan bahwa tinggi berbagai konsentrasi belum mampu


tanaman kacang hijau umur 18, 25, 32 dan 39 berinteraksi terhadap hormon endogen
HST, jumlah polong per tanaman, berat biji tanaman.
kering pertanaman dan bobot 100 biji kering Salah satu faktor yang mempengaruhi
pada berbagai perlakuan konsentrasi giberelin respon tanaman terhadap hormon eksogen
tidak menunjukkan perbedaan. Jumlah cabang adalah interaksi dengan hormon endogen
produktif tertinggi umur 56 HST terdapat pada tanaman. Lakitan (1995) dalam Hidayat
konsentrasi giberelin 150 ppm (9.66 buah) (2010) menyatakan bahwa, pertumbuhan dan
yang berbeda nyata dengan perlakuan 50 ppm diferensiasi jaringan tanaman dikendalikan
dan 100 pp. Hal ini menunjukkan bahwa oleh bahan kimia endogen (fitohormon),
konsentrasi Giberelin yang diberikan belum sehingga zat pengatur tumbuh yang
mampu untuk merangsang pertumbuhan diaplikasikan (GA3) akan berinteraksi dengan
maupun produksi tanaman. Hal tersebut bisa hormon - hormon endogen dalam proses
disebabkan oleh hormon eksogen (GA3) dalam metabolisme tanaman.
Jurnal Agrotek Lestari Vol 4. No. 2, Oktober 2017 67
6
Kompatibilitas (penyesuian) hormon dan diameter pangkal batang umur 32 dan 39
endogen dengan hormon eksogen merupakan HST, berat biji kering dan tidak berpengaruh
faktor yang menentukan keberhasilan induksi. nyata terhadap tinggi tanaman dan diameter
Pitoyo (2009) menyatakan bahwa hormon pangkal batang umur 18 dan 25 HST, jumlah
dalam kelompok hormon yang sama akan cabang produktif umur 56 HST, jumlah polong
bersifat sinergis dan menguatkan sehingga umur 56, 59 dan 63 HST serta berat 100 biji
hormon giberelin dapat menunjang kering.
pembungaan dan pembuahan dan menunjang Pertumbuhan dan produksi tanaman
pembelahan sel akar dan tunas sehingga kacang hijau
menginisiasi pertumbuhan jumlah cabang Rata-rata tinggi tanaman dan
produktif pada tanaman kacang hijau. diameter kacang hijau pada berbagai dosis
pupuk NPK umur 18, 25, 32 dan 39 HST,
Pengaruh Dosis Pupuk NPK Jumlah Cabang Produktif, Jumlah polong Per
Hasil uji F pada analisis ragam Tanaman, Berat Biji Kering Pertanaman dan
menunjukkan bahwa dosis pupuk NPK Bobot 100 Biji Kering disajikan pada Tabel 2.
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman
Tabel 2. Rata-rata tinggi tanaman dan diameter kacang hijau pada berbagai dosis pupuk NPK umur
18, 25, 32 dan 39 HST, jumlah cabang produktif, jumlah polong per tanaman, berat biji
kering pertanaman dan bobot 100 biji kering
Dosis pupuk
Tinggi Tanaman (cm) Diamter Pangkal Batang (mm)
NPK
Simbol Ppm 18 HST 25 HST 32 HST 39 HST 18 HST 25 HST 32 HST 39 HST
N1 250 10,23 12,84 15,89 a 19,40 a 1,94 2,62 3,82 a 5,15 a
N2 300 10,39 13,05 15,77 a 19,31 a 1,95 2,67 3,88 a 5,59 ab
N3 350 11,34 14,17 17,53 b 21,59 b 2,29 2,92 4,49 b 6,16 b
BNT 0,05 - - 1,48 1,75 - - 0,58 0,79
Dosis pupuk NPK BNT
Variabel
250 300 350 0,05
Jumlah Cabang Produktif (buah) 9.09 8,10 8,04 -
Jumlah polong Per Tanaman 20.68 21.93 25.00 -
Berat Biji Kering Pertanaman (gram) 14.62 a 16.26 a 20.95 b 3.68
Bobot 100 Biji Kering (gram) 6,48 6,66 6,57 -
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom sama berbeda tidak nyata pada taraf 5% (uji BNT).

Berdasarkan hasil pengamatan, dosis pada penelitian ini merespon pemberian pupuk
pupuk NPK mulai memberikan pengaruh pada fase tertentu, yaitu tinggi tanaman dan
terhadap tinggi tanaman, diameter pangkal diameter pangkal batang pada fase vegetatif,
batang pada umur 32 dan 39 HST, dan berat serta berat biji kering pada fase generatif.
biji pertanaman (Tabel 2). Hal ini Kebutuhan unsur hara pada tanaman selain
mengindikasikan bahwa tanaman kacang hijau berkaitan dengan macam unsur hara, juga
Jurnal Agrotek Lestari Vol 4. No. 2, Oktober 2017 68
63
sangat berkaitan dengan jumlah unsur hara HST dan tidak berpengaruh nyata terhadap
yang dibutuhkan. tinggi tanaman dan diameter pangkal batang
Jumlah unsur hara yang dibutuhkan umur 18, 25, 32 dan 39 HST, jumlah polong
tanaman dapat dilihat dari umur tanaman, dan berat biji kering umur 56, 59 dan 63 HST
seperti pendapat Tisdale et al (1985) dalam dan berat 100 biji kering.
Suwandi (2009) yang menyatakan bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa
konsumsi hara oleh tanaman berbeda dosis pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap
bergantung pada umur fisiologis tanaman tinggi tanaman dan diameter pangkal batang
tersebut. umur 32 dan 39 HST, berat biji kering dan
Setiap unsur hara yang diberikan juga tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi
mempunyai peran yang berbeda – beda bagi tanaman dan diameter pangkal batang umur 18
tanaman. Unsur nitrogen pada fase vegetatif dan 25 HST, jumlah cabang produktif umur 56
berperan menambah tinggi tanaman, HST, jumlah polong umur 56, 59 dan 63 HST
mempertinggi kandungan protein (asam serta berat 100 biji kering.
amino) dan meningkatkan kualitas tanaman
Saran
penghasil daun.Unsur fosfor berfungsi sebagai
Perlu dilakukan peneltian lebih lanjut
pembentuk inti sel, pembelahan dan
tentang pemberian Giberalin Ga3 dan pupuk
perbanyakan sel, dan pembentukan lemak dan
NPK untuk meningkatkan pertumbuhan dan
albumin. Unsur K berfungsi dalam
hasil tanaman kacang hijau dan tanaman
pembentukan lapisan kutikula yang sangat
pangan lainnya.
penting untuk pertahanan tanaman terhadap
serangan hama dan penyakit dan pemasakan
buah (jumin, 2008). Pada fase generatif, DAFTAR PUSTAKA
Ahadiyat Yugiet al (2012) menyebutkan
Adam, R.D., & Victor, M., (1993). Principles
bahwa unsur P mampu merangsang bunga, of neurology, 5th ed. New York: Mc
Graw Hill.
buah dan biji bahkan mampu mempercepat
Ahadiyat, Yugi, R., Harjoso Tri. 2012.
pemasakan buah dan membuat biji menjadi Karakter Hasil Biji Kacang Hijau pada
lebih bernas. Kondisi Pemupukan P dan Intensitas
Penyiangan Berbeda. Jurnal Agrivigor
11(2). Program Studi Agroteknologi.
KESIMPULAN DAN SARAN Fakultas Pertanian, Universitas Jendral
Sudirman.
Kesimpulan
Andrianto, T.T. dan N. Indarto, 2004.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Budidaya dan Analisis Usaha Tani
konsentrasi giberelin berpengaruh nyata Kedelai, Kacang Hijau, Kacang
Panjang, Absolut, Yogyakarta.
terhadap jumlah cabang produktif umur 56

Jurnal Agrotek Lestari Vol 4. No. 2, Oktober 2017 629


Atman, 2007. Teknologi Budidaya Kacang Jumin, H.S. 2008. Dasar - Dasar Agonomi. PT.
Hijau (Vigna radiata L.) Di Lahan Raja Grafido Persada. Jakarta.
Sawah. Peneliti Balai Pengkajian Rukmana, R., 1997. Kacang Hijau Budidaya
Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera dan Pasca Panen.
Barat, Sumatera Barat Kanisius,Yogyakarta.
Gardner FP, Pearce RB, and Mitchell RL. Sunantara, I.M.M., 2000. Teknik Produksi
1991. Physiology of Crop Plants. Benih Kacang Hijau. Pusat Penelitian
Diterjemahkan oleh H Susilo. Jakarta. Dan Pengambangan Tanaman Pangan
Universitas Indonesia Press. (Teknologi Produksi Benih Kacang
Hijau ) Denpasar, Bali.

Jurnal Agrotek Lestari Vol 4. No. 2, Oktober 2017 3


70

You might also like