You are on page 1of 14

TINJAUAN SINGKAT KONSTITUSI TERTULIS

YANG PERNAH BERLAKU DI INDONESIA

Oleh :

Dewi Haryanti1

Abstract

The Constitution contains the main rules that guarantee the rights of citizens from arbitrary
actions rather than the ruler and the implementation of community interest. There is a
written Constitution and there are unwritten. Constitution is the constitution tertulis.Negara
Indonesia has three written constitution.
The written constitution of Indonesia, namely the Constitution of 1945 (UUD 1945) applies
padatanggal August 18, 1945 until December 27, 1949), which consists of 16 Chapters and
37 Articles, the Constitution of the Republic of Indonesia (RIS Constitution or the Constitution
of 1949) or The Constitution also called RIS dated December 27, 1949 - August 17, 1950
consists of 6 chapters and each chapter consists of several sections, Constitution while
1950 (Provisional Constitution / Constitution 1950) dated August 17, 1950 - July 5, 1959
consists of 6 chapters and each chapter consists of several sections.
On July 5, 1959 President Sukarno issued a decree that dissolved the constituent assembly
and declared void 1945. In May 1988, there were reforms that have an impact on the
changes (amendments) to the 1945 Constitution. The first amendment dated October 19,
1999, both dated August 18, 2000, the third of November 9, 2001, and the fourth date of
August 10, 2002. As the embodiment of the aspirations of the people who are less satisfied
with the amendments, the Assembly established a “Constitutional Commission” assigned to
conduct a comprehensive assessment of the 1945 changes.

Keywords: Review, Written Constitutions, in Indonesia

A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar (UUD) yang pada umumnya


Konstitusi memuat peraturan-peraturan pokok untuk mengatur mengenai pembentukkan, pembagian
mendirikan bangunan yang besar yang bernama wewenang, dan cara bekerja berbagai lembaga
negara. Konstitusi juga merupakan pencerminan kenegaraan serta perlindungan hak asazi manusia.2
kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai suatu Dari ketentuan di atas maka jelaslah bahwa undang-
kenyataan. Melalui konstitusi dapat menjamin hak-hak undang dasar merupakan konstitusi tertulis. Sejak
warga negaranya dari tindakan sewenang-wenang dari Indonesia merdeka sampai saat ini, telah memiliki dan
penguasanya dan terselenggaranya kepentingan memberlakukan beberapa konstitusi tertulis. Sehari
masyarakat. setelah merdeka, pada tanggal 18 Agustus 1945
Secara umum di dunia ini terdapat dua macam Indonesia telah memiliki Undang-undang Dasar yaitu
konstitusi yaitu : 1) konstitusi tertulis dan; 2) konstitusi Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945). Pada
tak tertulis. Dalam hal yang kedua ini hampir semua tanggal 17 Desember 1949 mulai berlaku Undang-
negara di dunia memiliki konstitusi tertulis atau Undang Dasar Republik Indonesia Serikat (UUD RIS

1
Dosen Luar Biasa Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji

212 JURNAL SELAT, OKTOBER 2014, VOL. 2 NO. 1


atau UUD 1949). UUD 1949 atau disebut juga Konstitusi Menurut Rukmana Amanwinata dalam buku Ellydar
RIS itu pun hanya berlaku sampai dengan tanggal 17 Chaidar, istilah konstitusi dalam bahasa Indonesia
Agustus 1950 dan sejak itu mulai berlaku Undang- antara lain berpadanan dengan kata “constitution”
Undang Dasar Sementara 1950 (UUDS/ UUD 1950). (bahasa Inggris), “cosntitutie” (bahasa Belanda),
Akhirnya UUD 1950 itu pun juga dinyatakan tidak “constitutionel” (bahasa Prancis), “verfassung” (bahasa
berlaku sejak dikeluarkannya Dekrit Presiden pada Jerman), “constitutio” (bahasa Latin), “fundamental
tanggal 5 Juli 1959. Dengan dekrit presiden itu, UUD laws” (Amerka Serikat).4
1945 dinyatakan mulai berlaku kembali sebagai hukum Konstitusi sebagai kaidah yang tertuang dalam suatu
dasar yang mengatur kehidupan bangsa Indonesia dokumen khusus dikenal dengan sebutan Undang-
dalam bernegara. Undang Dasar. Sekedar catatan perlu juga diutarakan
Pada bulan Mei 1998, terjadi reformasi yang sangat bahwa ada yang memandang UUD itu bukan kaidah
dahsyat yang berdampak juga pada perubahan hukum melainkan kumpulan pernyataan (manifesto),
terhadap UUD 1945. Amandemen UUD 1945 yang pernyataan tentang keyakinan, pernyataan cita-cita.5
pertama selesai dilakukan pada tanggal 19 Oktober Konstitusi dianggap sebagai sebuah hukum atau
1999, yang kedua pada tanggal 18 Agustus 2000, yang aturan dasar suatu negara, dalam bentuk tertulis atau
ketiga pada tanggal 9 November 2001, dan yang tidak tertulis yang membentuk karakteristik dan konsep-
keempat pada tanggal 10 Agustus 2002. Sebagai konsep pemerintahannya, berisi prinsip-prinsip asasi
perwujudan untuk menampung aspirasi masyarakat yang dipatuhi sebagai dasar kehidupan kenegaraan,
yang kurang puas terhadap hasil amandemen, maka pengendalian pemerintah, pengaturan, pembagian
MPR membentuk “Komisi Konstitusi” yang bertugas dan pembatasan fungsi-fungsi yang berbeda dari
melakukan pengkajian komprehensif terhadap departemen-departemen serta penjabaran secara luas
perubahan UUD 1945. urusan-urusan yang berkaitan dengan pengujian
kekuasaan kedaulatan. Jika disederhanakan, konstitusi
B. Perumusan Masalah adalah sebuah piagam pelimpahan wewenang dari
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat rakyat kepada pemerintah.6
dirumuskan beberapa pokok permasalahan antara lain Terkait dengan keberadaan konstitusi, maka pada
sebagai berikut : dasarnya secara tegas konstitusi adalah; Pertama,
1. Bagaimana perbedaan konstitusi tertulis yang public authority hanya dapat dilegitimasi menurut
pernah berlaku di Indonesia? ketentuan konstitusi; kedua, pelaksanaan kedaulatan
2. Bagaimana perkembangan UUD 1945 di rakyat (melalui perwakilan) harus dilakukan dengan
Indonesia? menggunakan prinsip universal and equal suffrage dan
3. Bagaimana perbandingan Komisi Konstitusi pengangkatan eksekutif harus melalui pemilihan yang
Indonesia dengan Thailand, Filipina, Afrika demokratis; ketiga, pemisahan atau pembagian
Selatan, Zambia, dan Prancis? kekuasaan serta pembatasan wewenang; keempat,
adaya kekuasaan kehakiman yang mandiri yang dapat
menegakkan hukum dan keadilan baik terhadap rakyat
C. Kerangka Teori maupun terhadap penguasa; kelima, adanya sistem
1. Tinjauan Umum Tentang Konstitusi kontrol terhadap militer dan kepolisian untuk
a. Istilah Konstitusi dan Pengertian menegakkan hukum dan menghormati hak-hak rakyat;
Konstitusi keenam, adanya jaminan perlindungan atas HAM.7
Perkataan konstitusi berasal dari bahasa Prancis
“constituer dan constitution”. Kata pertama berarti b. Fungsi dan Kedudukan Konstitusi
membentuk, mendirikan atau menyusun, dan arti Menurut Komisi Konstitusi MPR RI, kedudukan dan
kedua berarti susunan atau pranata (masyarakat).3 fungsi konstitusi adalah :8

2
Morissan, Hukum Tata Negara RI Era Reformasi, Ramdina Prakarsa, Jakarta, 2005, hlm.11
3
Winarsih Arifin dan Farida Soemargono, Kamus Prancis-Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1996.
4
Ellydar Chaidir, Hukum dan Teori Konstitusi, Kreasi Total Media Yogyakarta, Jogjakarta, 2007, hlm. 20-21.
5
Bagir Manan, Pertumbuhan dan Perkembangan Konstitusi Suatu Negara, Bandar Maju, Bandung, 1995, hlm. 7.
6
Ellydar Chaidir, Op. Cit, hlm. 35.
7
Moh. Mahfud, Demokrasi dan Konstitusi Di Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hlm..145
8
Ellydar Chaidir, Op. Cit., hlm.40 s/d 43.

JURNAL SELAT, OKTOBER 2014, VOL. 2 NO. 1 213


1. Konstitusi berfungsi sebagai dokumen nasional suatu system ketatanegaraan yang pasti yang semula
(national document) yang mengandung perjanjian tidak jelas, menurut aturan positif dengan maksud di
luhur, berisi kesepakatan-kesepakatan tentang kemudian hari tidak dimungkinkan tindakan yang
politik, hukum, pendidikan, kebudayaan, ekonomi, sewenang-wenang dari penguasa, keinginan daripada
kesejahteraan, dan aspek fundamental yang pembentuk Negara baru untuk menjamin adanya cara
menjadi tujuan negara. penyelenggaraan ketatanegaraan yang pasti dan dapat
2. Konstitusi sebagai piagam kelahiran baru (a birth membahagiakan rakyatnya, keinginan untuk menjamin
certificate of new state). Hal ini juga merupakan bukti adanya kerjasama yang efektif dari beberapa negara
adanya pengakuan masyarakat internasional, yang pada mulanya berdiri sendiri yang nantinya
termasuk untuk menjadi anggota PBB, oleh karena menjadi Negara bagian dari negara federal di samping
itu, sikap kepatuhan suatu negara terhadap hukum dalam hal tidak diadakan dalam kerjasama tetap
internasional ditandai dengan adanya ratifikasi mempunyai hak dan kepentingan yang diurus sendiri.
terhadap perjanjian-perjanjian internasional. Sedangkan menurut Savornin Lohman, motif
3. Konstitusi sebagai sumber hukum tertinggi. timbulnya konstitusi adalah perwujudan perjanjian
4. Konstitusi sebagai identitas nasional dan lambang masyarakat, piagam jaminan hak-hak asasi manusia
persatuan. dan sekaligus menentukan batas-batas hak dan
5. Konstitusi sebagai alat untuk membatasi kewajiban warga Negara dan alat-alat pemerin-
kekuasaan. tahannya, dan gambaran struktur pemerintahan.
6. Konstitusi sebagai pelindung HAM dan kebebasan
warga negara. 2. Perubahan Konstitusi
7. Berfungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap Perubahan atau amandemen UUD mempunyai
kekuasaan negara ataupun kegiatan penyeleng- banyak arti. Amandemen tidak saja berarti “menjadi
garaan kekuasaan negara. lain isi serta bunyi” ketentuan dalam UUD tetapi juga
8. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari “mengandung sesuatu yang merupakan tambahan
sumber kekuasaan yang asli (yang dalam sistem pada ketentuan-ketentuan dalam UUD yang sebelum-
demokrasi adalah rakyat) kepada organ negara. nya tidak terdapat didalamnya”.9
9. Fungsi simbolik sebagai rujukan identitas dan Miriam Budiarjo mengemukakan adanya empat
keagungan kebangsaan (identity and caracteristic macam prosedur perubahan konstitusi yaitu :10
of nation). 1. Sidang badan legiltafis ditambah beberapa syarat
10. Fungsi simbolik sebagai pusat upacara (center of misalnya ketentuan kuorum dan jumlah minimum
ceremony). anggota badan legislatif untuk menerima
perubahan.
Selain ketentuan di atas, konstitusi berfungsi untuk 2. Referendum atau plebisit, contoh : Swiss dan
menjamin hak-hak dari pada warga negaranya dari Australia.
tindakan sewenang-wenang dari pada penguasanya 3. Negara-negara bagian dalam suatu negara federal
dan terselenggaranya kepentingan masyarakat dan harus menyetujui, contoh : Amerika Serikat.
untuk dijadikan landasan structural dalam penye- 4. Musyawarah khusus (special convention), contoh :
lenggaraan pemerintahan yang pasti. Amerika Latin.

c. Motif Timbulnya Konstitusi 3. Komisi Konstitusi


Menurut Lord Bryce, motif timbulnya konstitusi Komisi Konstitusi adalah anak kandung MPR RI
adalah keinginan daripada anggota warga negaranya hasil pemilu 1999 harus diakui bahwa proses
untuk menjamin hak-hak mereka sendiri pada waktu kelahirannya tidaklah terlalu mulus. Di MPR, banyak
hak itu terancam dan selanjutnya membatasi tindakan yang pro, tetapi tidak kurang yang kontra. Bukankah
dari penguasa di kemudian hari, keinginan dari pihak Undang-Undang Dasar 1945 telah empat kali diubah
yang diperintah/pihak yang memerintah untuk men- oleh MPR? Apa gunanya lagi dibentuk Komisi
jamin hak rakyat dengan jalan untuk menentukan Konstitusi. Demikian jalan pikiran mereka menentang.11

9
Sri Soemantri, Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, Alumni, Bandung, 1984, hlm.122
10
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta, 1984.
11
Krisna Harahap, Konstitusi Republik Indonesia, Sejak Proklamasi Hingga Reformasi, PT. Grafiti Budi Utami, Bandung, 2004, hlm. 152.

214 JURNAL SELAT, OKTOBER 2014, VOL. 2 NO. 1


Berdasarkan Pasal 1 Keputusan MPR RI No.4/ Keempat, otonomi daerah dan tugas pembantuan
MPR/2003 itu menetapkan bahwa tugas Komisi merupakan perubahan penting yang mencerminkan
Konstitusi adalah melakukan pengkajian secara perkembangan gagasan desentralisasi pemerintahan.
komprehensif terhadap UUD 1945 dalam waktu hanya Pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota
7 (tujuh) bulan. Dalam melakukan pengkajian itu, memiliki DPRD yang dipilih melalui pemilihan umum.
Komisi Konstitusi terikat kepada kesepakatan dasar Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-
Panitia Ad Hoc I MPR yang menyatakan : luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh
1. Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945. undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah
2. Tetap mempertahankan Negara Kesatuan pusat. Gubernur, bupati, dan walikota dipilih secara
Republik Indonesia. demokratis, yang mengandung semangat di masa
3. Mempertegas sistem pemerintahan presidensial. yang akan datang mereka harus dipilih rakyat secara
4. Penjelasan UUD 1945 ditiadakan serta hal-hal langsung sebagaimana pemilihan presiden dan wakil
normatif dalam penjelasan dimasukkan ke dalam presiden.
pasal-pasal. Kelima, anggaran pendapatan dan belanja negara
5. Perubahan dilakukan dengan cara “adendum”. yang dilaksanakan secara terbuka dan bertang-
Menurut Hadimulyo, telah terjadi perubahan gungjawab, pajak dan pungutan lain yang bersifat
mendasar yang penting yang perlu dicermati oleh memaksa untuk keperluan negara, mata uang,
Komisi Konstitusi yaitu :12 keberadaan bank sentral yang independen, dan hal-
Pertama, yang menyangkut hakekat kedaulatan hal lain yang mengenai keuangan negara diatur dan
rakyat. MPR tidak lagi sebagai lembaga tertinggi ditetapkan dengan undang-undang. Badan pemeriksa
negara. Susunan MPR terdiri dari anggota DPR dan keuangan yang bebas dan mandiri diadakan untuk
anggota DPD yang dipilih oleh rakyat baik melalui memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab ke-
partai-partai politik atau langsung perorangan dalam uangan negara, yang melaporkan hasil pemerik-
pemilihan umum. Tidak ada lagi anggota yang saannya kepada dan ditindaklanjuti oleh DPR dan
diangkat. DPRD dan/atau badan sesuai dengan kewenangannya
Kedua, adanya pembatasan masa jabatan presiden yang diatur sesuai dengan undang-undang.
selama dua kali, yang dipilih rakyat dalam pemilihan Keenam, mengenai hak asasi manusia, antara lain:
presiden (dan wakil presiden) secara langsung. Proses hak untuk hidup dan mempertahankan hidup dan
pencalonan pasangan presiden dan wakil presiden kehidupan, hak perlindungan, dari kekerasan dan
diusulkan partai politik atau gabungan partai politik. diskriminasi, hak atas pemenuhan kebutuhan dasar,
Untuk dapat menjadi presiden dan wakil presiden, hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
pasangan tersebut harus mendapatkan lebih dari lima kepastian hukum yang adil, hak untuk bekerja dan
puluh persen jumlah suara dalam pemilihan umum memperoleh imbalan dan perlakuan yang adil dan
dari sedikitnya dua puluh persen suara setiap provinsi layak, hak memperoleh kesempatan yang sama dalam
yang tersebar di lebih setengah jumlah provinsi di pemerintahan, dan hak atas status kewarganegaraan.
Indonesia. Begitu juga kebebasan untuk memeluk agama dan
Ketiga, yang menyangkut keberadaan, tugas, beribadah menurut agamanya, hak untuk memperoleh
wewenang, dan tanggung jawab lembaga-lembaga pendidikan dan pengajaran, hak untuk kebebasan
tinggi negara lainnya. Hak dan wewenang DPR berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat
menjadi makin besar, sehingga ada kesan “legislative dan pikiran dengan lisan maupun tulisan, hak untuk
heavy”. DPA dihapus, diganti dengan Dewan Pertim- berkomunikasi dan memperoleh informasi, hak untuk
bangan Kepresidenan. Dalam hal kekuasaan keha- memperoleh layanan kesehatan, hak atas jaminan
kiman, di samping Mahkamah Konstitusi yang antara sosial, hak untuk mendapatkan lingkungan hidup yang
lain memiliki wewenang judicial review undang- baik dan sehat, serta hak atas milik pribadi dan hak-
undang terhadap UUD, memutus sengketa kewe- hak yang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat,
nangan lembaga negara yang kewenangannya berbangsa, dan bernegara.
diberikan oleh UUD, memutus pembubaran partai Ketujuh, perbedaan fungsi dan tugas antara Tentara
politik, dan memutus perselisihan hasil pemilihan Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara
umum. Republik Indonesia (Polri). TNI adalah alat negara yang

12
Hadimulyo, Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

JURNAL SELAT, OKTOBER 2014, VOL. 2 NO. 1 215


bertugas mempertahankan, melindungi, dan meme- D. Pembahasan
lihara keutuhan dan kedaulatan negara, sedangkan 1. Konstitusi Indonesia
Polri adalah alat negara yang menjaga keamanan dan Di Indonesia, perubahan konstitusi telah terjadi
ketertiban masyarakat yang bertugas melindungi, beberapa kali dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia
mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
hukum. Perubahan ini mengandung konsekuensi Sejak Proklamasi hingga sekarang telah berlaku tiga
perubahan undang-undang yang selama ini mengatur macam Undang-Undang Dasar yaitu :
TNI/Polri. a. UUD 1945 (18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949)
Kedelapan, perubahan yang menonjol yang Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945
berkaitan dengan pendidikan dan kebudayaan adalah telah melahirkan negara RI.Untuk melengkapi alat-alat
perlunya wajib belajar, yakni setiap warga negara wajib perlengkapan Negara sebagaimana lazimnya negara
mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib yang merdeka, maka PPKI segera mengadakan
membiayainya. Di samping itu, penyelenggaraan sidang. Dalam sidangnya pada tanggal 18 Agustus
sistem pendidikan nasional bertujuan untuk mening- 1945 itu, PPKI yang telah disempurnakan antara lain
katkan keimanan dan ketakwaan dan akhlak mulia telah mengesahkan undang-undang dasar negara yang
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. kini terkenal dengan sebutan UUD 1945.
Negara memprioritaskan anggaran pendidikan UUD 1945 yang telah disahkan oleh PPKI itu terdiri
sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran dari dua bagian, yakni bagian “Pembukaan” dan bagian
pendapatan dan belanja negara dan anggaran “Batang Tubuh UUD” yang berisi 37 Pasal, 1 Aturan
pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi Peralihan terdiri atas 4 pasal, 1 Aturan Tambahan terdiri
kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional dari 2 ayat.
merupakan amanah yang harus dipenuhi oleh Di dalam bagian “Pembukaan” yang terdiri atas
pengambil keputusan anggaran baik di jajaran empat alinea itu, di dalam alinea keempat tercantum
eksekutif maupun legislatif. Di samping itu, negara perumusan Pancasila yang berbunyi sebagai berikut :
memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah 1. Ketuhanan Yang MahaEsa
peradaban dunia dengan menjamin kebebasan 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
masyarakat untuk memelihara dan mengembangkan 3. Persatuan Indonesia
nilai-nilai budaya, termasuk bahasa daerah sebagai 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijak-
kekayaan budaya nasional. sanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan.
Kesembilan, yang berkaitan dengan perekonomian 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
nasional dan kesejahteraan sosial. Terdapat rumusan
tentang pentingnya demokrasi ekonomi sebagai dasar Rumusan dasar Negara Pancasila yang tercantum
dari penyelenggaraan ekonomi nasional, yang dalam Pembukaan UUD 1945 inilah yang sah dan
menekankan pada prinsip-prinsip: kebersamaan, benar karena di samping mempunyai kedudukan yang
efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan konstitusional, juga disahkan oleh suatu badan yang
lingkungan, kemandirian, serta keseimbangan antara mewakili seluruh bangsa Indonesia (PPKI) yang berarti
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. disepakati oleh seluruh bangsa Indonesia.

Adapun isi batang tubuh UUD 1945 tersebut adalah pasal, 1 ayat
sebagai berikut : Bab VII : DPR : terdiri dari 4
Bab I : Bentuk dan Kedaulatan : terdiri dari 1 pasal, 9 ayat
pasal, 2 ayat Bab VIII : Hal Keuangan : terdiri dari 1
Bab II : MPR : terdiri dari 2 pasal, 5 ayat
pasal, 4 ayat Bab IX : Kekuasaan Kehakiman : terdiri dari 2
Bab III : Kekuasaan : terdiri dari pasal, 3 ayat
Pemerintahan Negara 12 pasal, 16 ayat Bab X : Warga Negara : terdiri dari 3
Bab IV : DPA : terdiri dari 1 pasal, 5 ayat
pasal, 2 ayat Bab XI : Agama : terdiri dari 1
Bab V : Kementrian Negara : terdiri dari 1 pasal, 2 ayat
pasal, 3 ayat Bab XII : Pertahanan Negara : terdiri dari 1
Bab VI : Pemerintahan Daerah : terdiri dari 1 pasal, 2 ayat

216 JURNAL SELAT, OKTOBER 2014, VOL. 2 NO. 1


Bab XIII : Pendidikan : terdiri dari 2 Bab XV : Bendera dan Bahasa : terdiri dari 2
pasal, 3 ayat pasal, 2 ayat
Bab XIV: Kesejahteraan Sosial : terdiri dari 2 Bab XVI: Perubahan UUD : terdiri dari 1
pasal, 4 ayat pasal, 2 ayat

b. Konstitusi RIS/ UUD RIS/ UUD 1949 (27 Desember Dalam konperensi itu dihasilkan sejumlah persetujuan
1949 – 17 Agustus 1950) antara lain mendirikan Negara Republik Indonesia
Kemenangan Sekutu pada Perang Dunia kedua Serikat (Negara RIS). Rancangan Undang-Undang
mendorong Belanda untuk kembali berkuasa di Dasar untuk Negara RIS diterima kedua belah pihak
Indonesia. Dengan bantuan militer dari Inggris dan (Indonesia dan Belanda) dari mulai berlaku pada 27
Australia maka Belanda berkesempatan mengkon- Desember 1949. UUD 1945 yang semula berlaku
solidasikan kekuatan militer di Indonesia. Belanda untuk seluruh Indonesia maka mulai tanggal 27
mencoba mendirikan negara-negara bagian di wilayah Desember 1949 hanya berlaku dalam wilayah Negara
RI. Sejalan dengan usaha Belanda tersebut maka Bagian Republik Indonesia.
terjadilah konflik militer antara tentara Belanda dan KRIS/ UUD RIS berlaku berdasarkan Keputusan
pejuang RI yang dikenal dengan Agresi I pada tahun Presiden RIS Nomor 48 tanggal 31 Januari 1950
1947 dan Agresi II pada tahun 1948. tentang Mengumumkan Piagam Penandatanganan
Peristiwa agresi tersebut mendorong PBB untuk KRIS. Diumumkan di Jakarta pada tanggal 6 Februari
turut campur tangan dengan mengusulkan perun- 1950 oleh Menteri Kehakiman. KRIS terdiri dari
dingan yang disebut Konperensi Meja Bundar dari “Mukadimah” yang terdiri dari empat alineadanbagian
tanggal 23 Agustus 1949 sampai 2 November 1949. “BatangTubuh” yang terdiri dari 6 bab,197 Pasal.

Adapun isi batang tubuh KRIS tersebut adalah Babakan 1 : Pembagian Penyelenggaraan
sebagai berikut : Pemerintahan (4 pasal, 10 ayat)
Bab I : Negara RIS Babakan 2 : Perhubungan Keuangan (7
Bagian 1 : Bentuk Negara dan Kedaulatan pasal, 17 ayat)
(1 pasal, 2 ayat) Babakan 3 : Hak-Hak Dan Kewajiban-
Bagian II : Daerah Negara (1 pasal, 1 ayat) Kewajiban (2 pasal, 2 ayat)
Bagian III : Lambang dan Bahasa Negara Bagian III : Daerah-Daerah Swapraja (4
(2 pasal, 4 ayat) pasal, 4 ayat)
Bagian IV : Kewarganegaraan dan Pendu- Bab III : Perlengkapan RIS (Ketentuan Umum)
duk Negara (2 pasal, 3 ayat) Bagian I : Pemerintah (12 pasal, 28 ayat)
Bagian V : Hak-Hak dan Kebebasan- Bagian II : Senat (18 pasal, 34 ayat)
Kebebasan Dasar Manusia (27 Bagian III : DPR (15 pasal, 21 ayat)
pasal, 45 ayat) Bagian IV : Mahkamah Agung (2 pasal, 5
Bagian VI : Asas-Asas Dasar (8 pasal, 13 ayat)
ayat) Bagian V : Dewan Pengawas Keuangan (2
Bab II : RIS dan Daerah-Daerah Bagian pasal, 5 ayat)
Bagian I : Daerah-Daerah Bagian Bab IV : Pemerintahan
Babakan 1 : Ketentuan Umum (4 pasal, 4 Bagian I : Ketentuan-Ketentuan Umum (10
ayat) pasal, 19 ayat)
Babakan 2 : Negara-Negara (3 pasal, 8 ayat) Bagian II : Perundang-Undangan (17
Babakan 3 : Satuan-Satuan Kenegaraan Yang pasal, 34 ayat)
Tegak Sendiri Yang Bukan Negara Bagian III : Pengadilan (20 pasal, 40 ayat)
(1 pasal, 1 ayat) Bagian IV : Keuangan
Babakan 4 : Daerah-Daerah Yang Bukan Babakan 1 : Hak Uang (2 pasal, 6 ayat)
Daerah Bagian Dan Distrik Babakan 2 : Pengurusan Keuangan Federal
Federal Jakarta (1 pasal, 2 ayat) – Anggaran – pertanggung-
Bagian II : Pembagian Penyelenggaraan jawaban – Gaji (8 pasal, 17 ayat)
Pemerintahan Antara RIS Dengan Bagian V : Perhubungan Luar Negeri (5
Daerah-Daerah Bagian pasal, 6 ayat)

JURNAL SELAT, OKTOBER 2014, VOL. 2 NO. 1 217


Bagian VI : Pertahanan Kebangsaan Dan Bagian I : Perubahan (2 pasal, 6 ayat)
Keamanan Umum (7 pasal, 13 ayat) Bagian II : Ketentuan-Ketentuan Peralihan
Bab V : Konstituante (4 pasal, 12 ayat) (4 pasal, 6 ayat)
Bab VI : Perubahan, Ketentuan-Ketentuan Peralihan, Bagian III : Ketentuan-Ketentuan Penutup
Dan Ketentuan-Ketentuan Penutup (2 pasal, 3 ayat)

c. UUDS (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959) dan 191 ayat (2) UUDRIS mengenai Perubahan UUD.
Negara RIS sebagai hasil Konperensi Meja Bundar Rancangan UUD yang sudah disusun kemudian
ternyata tidak bertahan lama. Hal ini dapat dibuktikan disahkan pada tanggal 12 Agustus 1950 oleh Badan
karena terjadi penggabungan dengan RI sehingga Pekerja Komite Nasional Pusat dan oleh DPR serta
akhirnya tinggal tiga negara bagian yaitu RI, Negara Senat RIS pada tanggal 14 Agustus 1950, dan
Indonesia Timur dan Negara Sumatera Timur. Pada berlakulah UUD baru itu pada tanggal 17 Agustus 1950.
tanggal 19 Mei 1950 ketiga negara tersebut sepakat UUDS berlaku berdasarkan Undang-Undang
untuk kembali mendirikan negara kesatuan. Nomor 7 Tahun 1950 Tentang Perubahan Konstitusi
Bagi negara kesatuan yang akan didirikan itu jelas Sementara Republik Indonesia Serikat Menjadi
perlu adanya suatu UUD yang baru. Dan untuk itu Undang-Undang Dasar Sementara Republik
dibentuklah suatu panitia bersama yang menyusun Indonesia yang terdiri dari Mukadimah dan batang
suatu Rancangan UUD berdasarkan Pasal 190, 127a, tubuh

Adapun isi batang tubuh UUDS tersebut adalah Bab III : Tugas Alat-Alat Perlengkapan Negara
sebagai berikut : Bagian I : Pemerintahan (7 pasal)
Bab I : Negara Republik Indonesia Bagian II : Perundang-Undangan (12
Bagian 1 : Bentuk Negara dan Kedaulatan pasal)
( 1 pasal) Bagian III : Pengadilan (8 pasal)
Bagian II : Daerah Negara (1 pasal) Bagian IV : Keuangan
Bagian III : Lambang dan Bahasa Babakan I : Hal Uang (2 Pasal)
Indonesia (2 pasal) Babakan II : Urusan Keuangan-Anggaran-
Bagian IV : Kewarganegaraan dan Pertanggungjawaban-Gaji (9
Penduduk Negara (2 pasal) Pasal)
Bagian V : Hak-Hak dan Kebebasan- Bagian V : Hubungan Luar Negeri (4 pasal)
Kebebasan Dasar Manusia (28 Bagian VI : Pertahanan Negara dan
pasal) Keamanan Umum (7 Pasal)
Bagian VI : Asas-Asas Dasar (9 pasal) Bab IV : Pemerintahan Daerah Dan Daerah-Daerah
Bab II : Alat-Alat Perlengkapan Negara (Ketentuan Swapraja (3 Pasal)
Umum) Bab V : Konstituante (6 pasal)
Bagian I : Pemerintah (11 Pasal) Bab VI : Perubahan, Ketentuan-Ketentuan Peralihan,
Bagian II : Dewan Perwakilan Rakyat (22 Dan Ketentuan Penutup
pasal) Bagian I : Perubahan (2 pasal)
Bagian III : Mahkamah Agung (2 pasal) Bagian II : Ketentuan-Ketentuan Peralihan
Bagian IV : Dewan Pengawas Keuangan (2 (3 pasal)
pasal) Bagian III : Ketentuan Penutup (2 pasal)

Panitia bersama yang menyusun UUD 1950 konstituante belum dapat menghasilkan suatu UUD
merasa dirinya kurang representatif dan menegaskan baru karena tidak pernah tercapai quorum 2/3 seperti
bahwa sifat UUD 1950 adalah sementara karenanya yang diharuskan.
dibentuk lembaga konstituante yang mana anggotanya Usul Presiden Soekarno agar konstituante kembali
dipilih rakyat. Pada bulan Desember 1955 dilaksana- saja kepada UUD 1945 pun tidak berhasil karena
kan pemilihan umum untuk memilih anggota konsti- kurang dari 2/3 jumlah suara yang diperlukan.
tuante. Dan sebagai hasilnya pada tanggal 10 Kemudian sebagian besar anggota konstituante
November 1956 di Bandung diresmikanlah konsti- menyatakan tidak akan menghadiri sidang lagi.
tuante. Namun setelah dua setengah tahun bersidang, Dengan demikian konstituante tidak mungkin lagi

218 JURNAL SELAT, OKTOBER 2014, VOL. 2 NO. 1


menyelesaikan tugas yang dipercayakan rakyat yang pada hakekatnya penyerahan kekuasaan dari
kepadanya. Presiden Soekarno kepada Soerharto. MPRS yang
Pada tanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno dibentuk Soekarno pada akhirnya mencabut ke-
mengeluarkan suatu dekrit yang membubarkan kuasaan pemerintahan negara dari tangan Soekarno
konstituante dan menyatakan berlaku lagi UUD 1945. dan mengangkat Jenderal Soeharto sebagai presiden.

2. Perkembangan UUD 1945 Di Indonesia13 b. Era Orde Baru


Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 Istilah orde baru ini adalah untuk membedakan
maka berlakulah kembali UUD 1945. Perkembangan MPRS masa orde lama yang dianggap kurang
UUD 1945 dapat kita lihat dari beberapa periode mencerminkan pelaksanaan UUD 1945 secara murni
sebagai berikut : dan konsekwen.14
a. Era Orde Lama Selama 32 tahun pemerintah orde baru berkuasa,
Istilah orde lama dikemukakan pertama kali oleh UUD 1945 telah berubah menjadi semacam kitab suci
pemerintahan baru Presiden Soeharto untuk membe- yang sakral yang tidak boleh disentuh perubahan,
dakannnya dengan pemerintahan lama yang dipimpin padahal Pasal 37 UUD 1945 sendiri telah secara jelas
Presiden Soekarno. Orde lama adalah periode dimana menyatakan membuka diri untuk dapat dilakukan
pemerintahan Presiden Soekarno kembali ke UUD perubahan dengan syarat 2/3 dari anggota MPR harus
1945. Orde lama dikonotasikan dengan masa yang hadir, dan 2/3 dari yang hadir itu harus menyetujui
memiliki banyak penyimpangan dalam pelaksanaan perubahan tersebut. Namun pasal tersebut berubah
UUD 1945. dengan dikeluarkannya TAP MPR No.IV/MPR/1983
Dengan pemberlakuan kembali UUD 1945, serta tentang Referendum yang kemudian ditindaklanjuti
mengingat bahwa lembaga-lembaga negara seba- dengan pembentukan UU No.5 tahun 1985 tentang
gaimana digariskan oleh UUD 1945 belum lengkap, Referendum. Akibatnya untuk mengadakan perubahan
maka pemerintah Presiden Soekarno melakukan terhadap UUD 1945 menjadi semakin sulit untuk
langkah-langkah sebagai berikut : dilakukan karena apabila MPR berkehendak untuk
1). Pembaharuan susunan DPR melalui Penetapan mengubah UUD 1945, terlebih dahulu harus meminta
Presiden No.3 tahun 1960. pendapat rakyat melalui referendum.
2). Penyusunan DPR Gotong Royong (DPRGR) Dalam UU No.5 tahun 1985 diatur bahwa untuk
dengan Penetapan Presiden No.4 tahun 1960 yang mengubah UUD 1945, referendum tersebut harus
menentukan bahwa anggota-anggota DPR disetujui oleh minimal 90% dari penduduk Indonesia
diberhentikan dengan hormat dari jabatannya dan referendum tersebut harus disetujui oleh minimal
terhitung mulai tanggal pelantikan DPRGR oleh 90% dari peserta referendum. Ketentuan mengenai
presiden. referendum tersebut bahkan ditimpali dengan
3). Presiden mengeluarkan Penetapan Presiden No.2 pernyataan tambahan bahwa “MPR berketetapan untuk
tahun 1959 tentang MPR Sementara (MPRS) untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak dan
melaksanakan dekrit presiden; dan dilanjutkan tidak akan melakukan perubahannya serta akan
dengan melaksanakannya secara murni dan konsekuen”.
4). Penyusunan MPRS dengan Penetapan Presiden Ketentuan ini dimuat dalam Pasal 104 Ketetapan MPR
No.12 tahun 1960 No.I/MPR/1983 dan Pasal 1 Ketetapan MPR No.IV/
5). Dikeluarkan Penetapan Presiden No.3 tahun 1959 MPR/1983.
tentang DPA Sementara. Pada hari Kamis tanggal 21 Mei 1998 sekitar pukul
10 pagi di ruang upacara Istana Merdeka, disaksikan
Peristiwa G30S PKI menjadi akhir perjalanan politik pimpinan DPR/MPR dan Ketua Mahkamah Agung,
Presiden Soekarno. Peristiwa tersebut menyebabkan Presiden Soeharto menyampaikan pidato pernyataan
jatuhnya legitimasi Presiden Soekarno dalam meme- berhenti sebagai Presiden RI dan pada kesempatan
gang kekuasaan negara ditandai dengan dikeluar- itu sekaligus dilantik B.J. Habibie sebagai presiden
kannya Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) baru menggantikan Soeharto.

13
Morissan, Op.Cit., hlm. 21-84.
14
Moh. Kusnardi, Harmaily Ibrahim, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, FH UI, Jakarta, 1983, hlm. 96.

JURNAL SELAT, OKTOBER 2014, VOL. 2 NO. 1 219


c. Era Presiden Habibie yang biasanya sudah diatur dalam konstitusi negara
Pada era ini, dikeluarkan Ketetapan No.VIII/MPR/ itu.
1998 tentang Pencabutan Ketetapan MPR No.IV/MPR/ Di Indonesia sebagaimana ketentuan Pasal 37
1983. Dengan demikian, ketentuan yang berlaku bagi UUD 1945 lembaga yang diberi wewenang untuk
prosedur perubahan UUD 1945 adalah kembali pada melakukan amandemen adalah MPR. Jika dilihat dari
Pasal 37 UUD 1945. Hal ini juga ditegaskan dalam teori amandemen yang hingga sekarang tetap dianut
Ketetapan MPR No.VII/MPR/1998 tentang Perubahan khususnya di negara Anglo Saxon, perubahan
danTambahan atas Ketetapan MPR No.I/MPR/1983 konstitusi dilakukan dengan menggunakan paradigma
tentang Peraturan Tata Tertib MPR. Pasal 1 angka 13 sebagai berikut :
TAP MPR No.VII/MPR/1999 menyatakan bahwa 1. Perubahan hanya dilakukan pada batang tubuh
perubahan UUD dilaksanakan sesuai dengan keten- tidak pada pembukaan;
tuan Pasal 37 UUD 1945. 2. Perubahan dilakukan pada pasal-pasal tertentu
yang dinilai tidak sesuai lagi dengan perkembangan
d. Amandemen UUD 1945 dan tuntutan bernegara;
MPR hasil pemilu 1999 berupaya mengakomodir 3. Bahwa pasal-pasal yang diamandemen masih
dan melaksanakan kehendak reformasi yaitu mela- merupakan bagian dari UUD aslinya.
kukan amandemen terhadap UUD 1945. Ada beberapa
argumen yang disampaikan oleh para pihak terhadap Dalam melaksanakan amandemen UUD 1945,
hal ini. Sebagian pihak menginginkan agar dibuat terdapat kesepakatan di antara para fraksi di MPR
suatu konstitusi baru yang akan menggantikan UUD mengenai beberapa hal yaitu :16
1945 secara keseluruhan. Argumen utama kelompok 1. Tidak mengubah pembukaan UUD 1945. Sebab
ini adalah karena UUD 1945 dipandang perlu dirombak Pembukaan UUD 1945 memuat pernyataan
secara total sehingga perubahan haruslah dalam kemerdekaan Indonesia, dasar negara dan tujuan
bentuk penggantian UUD 1945 dengan konstitusi baru. berdirinya negara.
Sebagian pihak lainnya memandang bahwa UUD 1945 2. Tetap mempertahankan Negara Kesatuan
masih perlu dipertahankan mengingat adanya Pem- Republik Indonesia.
bukaan UUD 1945. Berdasarkan pertimbangan Untuk memperkuat ikatan negara kesatuan
pengalaman sejarah di konstituante dan pertimbangan dibentuk Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sebagai
praktis bahwa mengubah Pembukaan UUD 1945 pilar penyalur aspirasi daerah, melengkapi DPR
berarti juga mengubah konsensus politik tertinggi. dalam sistem perwakilan Indonesia. DPD dengan
Pihak lainnya yang berpandangan sama menyatakan kedudukannya yang khas dibanding DPR dan
bahwa apabila Pembukaan UUD 1945 diubah, maka kewenangannya yang spesifik untuk kepentingan
Negara Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal daerah merupakan titik temu dari pergumulan
17 Agustus 1945 telah dibubarkan. pemikiran dan cara pandang maka pihak yang
Dengan pandangan-pandangan di atas, maka menghendaki sistem unicameral dan bicameral
langkah yang dianggap palihg bijaksana adalah selama proses perubahan UUD 1945 berlang-
dengan melakukan perubahan model amandemen sung.17
seperti yang dilakukan di Amerika Serikat. Amandemen 3. Tetap mempertahankan sistem pemerintahan
berarti perubahan, kata ini berasal dari kata dasar “to presidensil yang bertujuan untuk mempertegas dan
amend” yaitu merubah. Amandemen dilaksanakan memperkokoh sistem pemerintahan yang dianut
dengan tujuan untuk memperkuat fungsi dan posisi oleh negara RI.
suatu UUD dengan cara menampung (mengako- 4. Bagian Penjelasan di dalam UUD 1945 yang
modir) aspirasi politik yang berkembang guna memuat hal-hal normatif dimasukkan ke dalam
mencapai tujuan negara sebagaimana yang biasanya batang tubuh. Contohnya mengenai kekuasaan
dirumuskan oleh konstitusi itu sendiri.15 Cara melaku- kehakiman. Hal-hal prinsip mengenai kekuasaan
kan amandemen setiap konstitusi dan praktek imple- kehakiman justru berada dalam penjelasan UUD
mentasinya pada setiap negara bisa berbeda-beda 1945. Oleh karena itu, dalam amandemen apa yang

15
Morissan, Hukum...,Op.Cit., hlm.32
16
Agustin Terang Narang, Reformasi Hukum; Pertanggungjawaban Seorang Wakil Rakyat, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 2003, hlm. 14.
17
Lukman Hakim Saifuddin (anggota F-PPP DPR), Negara RI atau Pemahaman Kita Yang Bukan-Bukan?, artikel Kompas, 28 Agustus 2003.

220 JURNAL SELAT, OKTOBER 2014, VOL. 2 NO. 1


tertera di dalam penjelasan kemudian dimasukkan tentang DPA.
ke dalam batang tubuh (pasal-pasal) seperti tertera 4. memindahkan rumusan pasal ke dalam rumusan
pada Pasal 24 yang baru. ayat atau sebaliknya memindahkan rumusan ayat
5. Perubahan UUD 1945 dilakukan dengan cara ke dalam rumusan pasal. Contoh : Pasal 34 dalam
addendum. Maksudnya, UUD 1945 yang belum UUD 1945 yang asli tidak memiliki ayat, namun
diubah dan dengan adanya empat perubahan UUD setelah diamandemen pasal ini memiliki empat
1945 tersebut merupakan satu kesatuan karena ayat.
yang diinginkan adalah tidak terpisahnya antara
UUD 1945 yang asli dengan hasil amandemen e. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
pertama, kedua, ketiga dan keempat. Semuanya Dalam Satu Naskah
itu diistilahkan dalam satu tarikan nafas. UUD hasil amandemen ini terdiri dari :
Pembukaan (tidak mengubah bunyi pembukaan
Proses perubahan UUD 1945 harus dimulai dari UUD 1945 yang disahkan tanggal 18 Agustus 1945);
pemikiran konseptual bahwa di dalam UUD 1945 Batang Tubuh dengan uraian sebagai berikut :
terkandung antara lain; ideologi konstitusi dan intrumen
untuk menegakkan ideologi konstitusi itu. Ideologi Bab I : Bentuk dan Kedaulatan (Pasal 1, tiga ayat)
konstitusi yang terkandung dalam UUD 1945 antara Bab II : Majelis Permusyawaratan Rakyat (Pasal 2
lain :18 &3, enam ayat)
1. Dasar negara Pancasila; Bab III : Kekuasaan Pemerintahan Negara (Pasal
2. Negara Indonesia adalah negara kesatuan; 4,5,6,6A,7,7A-C,8,9-16, 37 ayat)
3. Kedaulatan adalah di tangan rakyat; Bab IV : Dewan Pertimbangan Agung (Dihapus)
4. Negara Indonesia adalah negara hukum; Bab V : Kementrian Negara (Pasal 17, empat ayat)
5. Negara menjamin dan menghormati hak azasi Bab VI : Pemerintah Daerah (Pasal 18, 18A,18B,
manusia; sebelas ayat)
6. Negara menciptakan kesejahteraan sosial bagi Bab VII : Dewan Perwakilan Rakyat (Pasal 19,20,20A,
rakyatnya. 21,22,22A,22B, delapan belas ayat)
Ada empat cara atau metode yang diterapkan Bab VIIA : Dewan Perwakilan Daerah (Pasal 22C dan
dalam melakukan perubahan UUD 1945 yaitu :19 22D, delapan ayat)
1. merubah rumusan yang telah ada. Contoh : Pasal Bab VIIB : Pemilihan Umum (Pasal 22E, enam ayat)
2 ayat (1) sebelum diubah berbunyi “MPR terdiri Bab VIII : Hak Keuangan (Pasal 23, 23A-D, tujuh ayat)
atas anggota DPR ditambah utusan dari daerah- Bab IX : Kekuasaan Kehakiman (Pasal 24, 24A-C,25,
daerah dan golongan-golongan menurut aturan sembilan belas ayat)
yang ditetapkan dengan undang-undang”. Setelah Bab IXA : Wilayah Negara (Pasal 25A, satu ayat)
diubah menjadi “MPR terdiri atas anggota DPR dan Bab X : Wilayah Negara dan Penduduk (Pasal 26-
anggota DPD yang dipilih melalui pemilihan umum 28, tujuh ayat)
yang diatur lebih lanjut dengan undang-undang”. Bab XA : Hak Asasi Manusia (Pasal 28A-J, dua puluh
Dengan perubahan ini berarti disini telah terjadi enam ayat)
perubahan struktur ketatanegaraan. Dengan Bab XI : Agama (Pasal 29, dua ayat)
demikian amandemen telah mengubah total Bab XII : Pertahanan dan Keamanan Negara (Pasal
rumusanyang telah ada sebelumnya. 30, lima ayat)
2. membuat rumusan yang baru sama sekali. Contoh: Bab XIII : Pendidikan dan Kebudayaan (Pasal 31 & 32,
Pasal 6A ayat (1) yang berbunyi “Presiden dan Wakil tujuh ayat)
Presiden dipilih dalam satu pasangan secara Bab XIV : Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan
langsung oleh rakyat”. Dengan demikian, yang Sosial (Pasal 33 & 34, sembilan ayat)
memilih presiden dan wakil presiden bukan lagi Bab XV : Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara,
MPR tetapi dipilih secara langsung oleh rakyat. serta Lagu Kebangsaan (Pasal 35, 36, 36A-
3. menghapus atau menghilangkan rumuan yang C, lima ayat)
ada. Contoh : ketentuan dalam Bab IV UUD 1945 Bab XVI : Perubahan UUD (Pasal 37, lima ayat)

18
Permandangan Umum Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pada Sidang Tahunan MPR Tahun 2002.
19
Agustin Teras Nerang, Op. Cit

JURNAL SELAT, OKTOBER 2014, VOL. 2 NO. 1 221


Tiga pasal Aturan Peralihan dan dua pasal 5) prosedur perubahan yang dilaksanakan
Aturan Tambahan. oleh MPR meliputi usul perubahan, pem-
bahasan, dan penetapan.

3. Perbandingan Komisi Konstitusi Indonesia iii. Metode Pengkajian


dengan Beberapa Negara Metode pengkajian yang dilakukan oleh Komisi
a. Pelaksanaan Kewenangan Komisi Konstitusi Konstitusi adalah metode komprehensif dalam
Indonesia 20 arti pengkajian menyeluruh, terpadu, dengan
i. Maksud dan Tujuan memperhatikan hubungan satu sama lain, baik
Pengkajian secara komprehensif terhadap antar bab, antar pasal, dan antar ayat.
perubahan UUD 1945 mengandung maksud
dan tujuan sebagai berikut : iv. Pendekatan
1) agar perubahan UUD dilakukan melalui Dalam melakukan pengkajian komprehensif
pembahasan yang mendalam, cermat dan terhadap perubahan UUD 1945 ini digunakan
menyeluruh; pendekatan filosofis, historis, sosiologis, politis,
2) agar perubahan UUD didasarkan pada yuridis, dan komparatif.
kajian teoritis mengenai eksistensi pem-
bentukan dan perubahan UUD (yang meli- v. Tahapan Pengkajian
puti kedudukan, sifat, fungsi, materi muatan 1) mempelajari teori-teori mengenai konstitusi
dan prosedur perubahan UUD); dan melakukan studi perbandingan
3) secara analitis mencermati berbagai mengenai perubahan konstitusi yang dite-
ketentuan yang dihasilkan oleh MPR, dan tapkan dalam konstitusi berbagai negara;
menilai apakah metode dan prosedur 2) melakukan penyerapan aspirasi masyarakat
perubahan yang dilakukan memenuhi untuk mengetahui bagaimana pendapat
penilaian berdasarkan teori dan konsep masyarakat tentang hasil perubahan UUD
ketatanegaraan yang dianut; 1945 serta substansi yang diusulkan;
4) kajian komprehensif ini diharapkan dapat 3) berdasarkan kajian teoritis dan aspirasi
menyempurnakan hasil-hasil perubahan masyarakat tersebut dilakukan penyem-
UUD 1945 yang dilakukan MPR; purnaan terhadap hasil perubahan UUD
5) menstransformasikan aspirasi masyarakat 1945.
untuk menyempurnakan perubahan UUD
1945. vi. Mekanisme Kerja Komisi Konstitusi
1) Pandangan Umum. Seluruh anggota Ko-
ii. Ruang Lingkup Kajian misi Konstitusi mengajukan pandangan
Kajian komprehensif terhadap perubahan UUD umum dalam pleno Komisi Konstitusi
1945 meliputi beberapa hal: terhadap hasil perubahan yang dilakukan
1) kajian terhadap teori-teori konstitusi ter- oleh MPR. Dari pandangan umum tersebut
masuk teori-teori tentang perubahan diperoleh benang merah yang dapat diambil
konstitusi; sebagai kerangka acuan bersama dalam
2) kajian terhadap konsep dan prinsip-prinsip melakukan pengkajian secara kom-
dasar yang dianut dalam kehidupan berne- prehensif.
gara secara umum dan khusus yang dianut 2) Penyerapan Aspirasi Masyarakat. Penye-
oleh negara Indonesia yang harus tercermin rapan aspirasi masyarakat dilakukan de-
dalam UUD seperti konstitusionalisme, ngan mengundang dan membuka kesem-
negara hukum, dan demokrasi; patan bagi organisasi sosial, keagamaan,
3) aspek-aspek ketatanegaraan yang harus dan LSM untuk menyampaikan pemi-
ditetapkan dalam UUD; kirannya di depan anggota komisi konstitusi.
4) substansi yang ditetapkan dalam pasal- Di samping itu komisi konstitusi mengada-
pasal hasil perubahan UUD 1945; kan seminar di beberapa tempat seperti di

20
Krisna Harahap, Op. Cit., hlm. 165-167.

222 JURNAL SELAT, OKTOBER 2014, VOL. 2 NO. 1


Jakarta, Yogyakarta, Sumatera Barat, dan yang melibatkan berbagai kalangan. Ran-
Makasar. cangan konstitusi yang disusun 99 orang
3) Pembentukan Sub Komisi. Komisi konstitusi anggota majelis tersebut diuji melalui serang-
membentuk Sub Komisi A dan Sub Komisi kaian debat publik. Pada tanggal 4-10 Septem-
B. Sub Komisi A bertugas menyiapkan kajian ber 1997, rancangan diajukan kepada majelis
teoritis tentang konstitusi dn prinsip-prinsip nasional untuk diperdebatkan. Pada tanggal 27
dasar yang harus ditetapkan dalam kons- September 1997, majelis nasional menyetujui
titusi. Sub Komisi B bertugas melakukan rancangan konstitusi tersebut dengan 578
kajian terhadap pasal-pasal hasil perubahan suara mendukung, 16 suara menentang, dan
UUD 1945 dan mengusulkan perubahan, 17 abstain. Konstitusi itu diundangkan pada
disertai dengan argumentasinya. tanggal 11 Oktober 1997.
4) Membentuk Tim Perumus dan Tim Penye-
laras. Tim perumus bekerja merumuskan ii. Model Filipina
hasil kerja Sub Komisi A dan Sub Komisi B. Di Filipina, ketika people power menang pada
Hasil dari tim perumus disampaikan dalam tahun 1985-1986, presiden baru, Corazon
rapat pleno komisi konstitusi, dan kemudian Aquino membentuk The Constitutional Com-
dibentuk tim penyelaras. mision Of 1986 untuk merumuskan konstitusi
5) Uji Sahih Kajian Komisi Konstitusi. Hasil baru. Komisi yang beranggotakan sekitar 50
kajian komisi konstitusi disampaikan lagi ke orang dari berbagai kalangan masyarakat
masyarakat untuk memperoleh tanggapan. tersebut berhasil mengadopsi suatu Constitution
6) Perumusan Akhir Naskah Kajian Akademik of the Republic of the Philippines yang baru.
Komprehensif dan perubahan pasal-pasal Pengesahan dan penandatanganan konstitusi
UUD 1945 yang diusulkan oleh Komisi baru tersebut kemudian dilakukan sendiri oleh
Konstitusi. para anggota komisi. Alhasil, nama-nama itu
meliputi : 1 orang presiden, 1 orang Vice
b. Komisi Konstitusi di Negara Lain21 President, 1 orang Floor Leader, 42 anggota,
i. Model Thailand dan 1 orang Secretary General. Walaupun
Di Thailand, komisi konstitusi diberi nama ditetapkan oleh komisi konstitusi, namun
Majelis Penyusun UUD. Majelis penyusun ini kewenangan untuk mengubah atau merevisi
dibentuk untuk ketiga kalinya pada saat (amandements of revisions) konstitusi tersebut
terjadinya krisis politik pada tahun 1996-1997. bukan dilakukan oleh lembaga yang mem-
Anggota-anggota majelis dipilih secara tidak bentuknya, melainkan dengan melalui kongres
langsung untuk mewakili semua unsur masya- atau melalui konvensi konstitusi.
rakat, dan bukannya ditunjuk dan diangkat oleh Aquino menetapkan kriteria yang sederhana
pemerintah yang berkuasa. Majelis tersebut untuk menjadi anggota komisi konstitusi, antara
mempunyai mandat khusus mereformasi lain ketulusan hati, nasionalisme, patriotisme,
politik, dan bukannya sekedar membagi ke- dan tidak memihak, sebelum konstitusi tetap
kuasaan antar-elite. Majelis dituntut mengguna- terbentuk, Aquino mencanangkan konstitusi
kan pendekatan peran serta masyarakat dalam sementara yang disebut konstitusi kemer-
penyusunan UUD tersebut. Majelis dituntut dekaan menggantikan konstitusi 1973 buatan
menggunakan pendekatan peran serta rakyat Marcos.
untuk menjamin diperolehnya berbagai ma- Dengan konstitusi sementara Aquino mem-
sukan dari masyarakat dalam penyusunan UUD bubarkan parlemen yang dikuasai partai
tersebut. Majelis mempunyai beberapa patokan Marcos. Selain itu Aquino mengganti pejabat
khusus yang harus dicapai dalam waktu 240 negara, dengan itu memberi dirinya kekuasaan
hari, untuk menjamin bahwa UUD baru diran- membentuk konstitusi hingga terbentuknya
cang secara efisien. Melibatkan masyarakat, konstitusi baru. Konstitusi baru sendiri
dan cepat, setelah melalui proses penyusunan pengesahannya dilakukan melalui plebisit.

21
Mexsasai Indra, Komisi Konstitusi Indonesia (Perbandingannya Dengan Beberapa Negara), Jurnal Konstitusi, ISSN 1829-8095, Volume 1
Nomor 1, Media Komunikasi Ilmu Hukum dan HAM, Pekanbaru, Januari 2007, hlm.88-94.

JURNAL SELAT, OKTOBER 2014, VOL. 2 NO. 1 223


Komisi konstitusi ini diberi waktu 90 hari agar dibentuknya komisi Mwanakatwe untuk kembali
dalam satu tahun ke depan sudah bisa dise- merubah konstitusi. Komisi ini, sebagiannya
lenggarakan pemilihan-pemilihan untuk ang- memberikan beberapa rekomendasi yang
gota parlemen karena parlemen inilah yang cukup menarik untuk mendorong perwujudan
menyatakan Marcos sebagai pemenang pemilu proses demokrasi. Tapi lagi-lagi penguasa baru
7 Februari 1986, padahal para pengamat luar bekerjasama dengan legislatif menolak
negeri (election watch) menyaksikan betapa rekomendasi itu. Jadi, Konstitusi Zambia tahun
manipulasi besar-besaran dalam sejarah pemilu 1991, diduga keras tidak merefleksikan aspirasi
telah dilakukan Marcos. Marcos melakukan hal dari rakyat Zambia.
ini untuk melanggengkan kekuasaannya.
Komisi konstitusi Filipina yang berang- iv. Model Prancis
gotakan 50 orang dengan ketua komisi Cecilia Di Paris terdapat “Dewan Konstitusi” (Conseil
Munos Palma. Dia adalah mantan Ketua Constitutionnel) yang sebelumnya bernama
Mahkamah Agung wanita pertama dan anggota “Komisi Konstitusi” (Comite Constitutionnel).
parlemen. Saat mensahkan kerja komisi Adapun wewenangnya adalah melakukan
konstitusi, 2 Juni 1986, Presiden Aquino dalam judicial review terhadap rancangan undang-
pidatonya berjanji tidak akan mencampuri kerja undang yang baru disahkan menjadi undang-
komisi. Tetapi sebaliknya ia meminta anggota undang. Sebelum diundangkan, UU yang baru
komisi tidak terlalu memihak kepada ideologi disahkan tersebut harus direview terlebih dahulu
kelompok politik masing-masing, sebab komisi oleh Dewan Konstitusi (DK). Apabila UU baru
ini anggotanya sangat plural. Komisi bekerja tersebut menurut DK tidak melanggar konstitusi,
hingga 25 Oktober 1986. maka UU baru tersebut boleh diundangkan. Jika
Pada tanggal 3 Februari 1987, dilakukan terdapat pasal-pasal yang bertentangan dengan
plebisit nasional dimana 26 juta rakyat Filipina konstitusi, harus diamandemen atau dihapus
harus menentukan apakah menerima (“ya”) terlebih dahulu dan baru boleh diundangkan.
atau (“tidak”) rancangan konstitusi baru hasil Keanggotaan Dewan Konstitusi Prancis ini
kerja komisi konstitusi . Akhirnya setelah terdiri dari 9 anggota.22
dihitung, hasilnya rakyat lebih memilih konstitusi
baru. E. Penutup
Berdasarkan uraian tersebut dari bab-bab sebelum-
iii. Model Zambia nya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
Pengalaman dari Zambia menunjukkan, 1. Indonesia memiliki tiga konstitusi yaitu UUD 1945
kekuasaan membentuk komisi konstitusi yang yang disahkan tanggal 18 Agustus 1945, Konstusi
independennya diragukan. The rulling party di RIS atau UUD RIS atau UUD 1949, UUDS atau
Zambia, selalu saja melakukan proses “mani- UUD 1950. UUD 1945 berlaku kembali sejak
pulasi” dalam pembentukan komisi konstitusi, dikeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
walaupun sebelum menjadi penguasa mereka 2. Dengan terjadinya reformasi maka UUD 1945
selalu berjanji untuk membentuk konstitusi yang mengalami amandemen yang pertama selesai
lebih demokratis. Konstitusi Zambia tahun 1972 tanggal 19 Oktober 1999, kedua tanggal 18 Agustus
dibuat oleh Chona Commision bersifat otori- 2000, ketiga tanggal 9 November 2001, dan
tarian digulingkan oleh gerakan dari Multy Party keempat tanggal 10 Agustus 2002.
Democracy (MMD). 3. Untuk istilah komisi kontitusi ada beberapa istilah
Pada tahun 1973, penguasa baru MMD yang digunakan oleh beberapa negara, seperti
membentuk komisi konstitusi yang berang- Thailand menggunakan nama “Majelis Penyusun
gotakan 7 orang yang dikoordinasi di bawah UUD”, Filipina “The Constituional Commision”,
jaksa agung yang sangat pro penguasa. Peng- Zambia, “Komisi Mwanakatwe”, di Prancis “Dewan
gantian kekuasaan di Zambia mendorong Konstitusi (Conseil Constitutionnel).

22
RM. Surachman, Overview Terhadap Perubahan UUD 1945, Makalah Overview anggota Komisi Konstitusi (10 s/d 12 Oktober 2003), hlm.2.

224 JURNAL SELAT, OKTOBER 2014, VOL. 2 NO. 1


Daftar Pustaka

A. Buku-Buku : Ramdina Prakarsa, Jakarta, 2005.


Budiardjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Narang, Agustin Terang, Reformasi Hukum : Pertang-
Gramedia, Jakarta, 1984. gungjawaban Seorang Wakil Rakyat, Pustaka
Chaidir, Ellydar, Hukum dan Teori Konstitusi, Sinar Harapan, Jakarta, 2003.
Kreasi Total Media Yogyakarta, Jogjakarta, 2007. Saifuddin, Lukman Hakim, Negara RI atau Pemahaman
Hadimulyo, Perubahan Undang-Undang Dasar Kita Yang Bukan-Bukan ?, Artikel Kompas, 2003,
Negara Republik Indonesia 1945. Soemantri, Sri, Prosedur dan Sistem Perubahan
Harahap, Krisna, Konstitusi Republik Indonesia Konstitusi, Alumni, Bandung, 1984.
Sejak Proklamasi Hingga Reformasi, PT. Grafiti Surachman, RM, Overview Terhadap Perubahan
Budi Utami, Bandung, 2004. UUD 1945, Makalah Overview Anggota Komisi
Indra, Mexsasai, Komisi Konstitusi Indonesia Konstitusi, 2003.
(Perbandingannya Dengan Beberapa Negara),
Jurnal Konstitusi, ISSN 1829-8095, Volume 1
Nomor 1, Media Komunikasi Ilmu Hukum dan B. Perundangan-Undangan :
HAM, Pekanbaru, 2007. Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 dan
Kusnardy, Moh., dan Harmaily Ibrahim, Pengantar Tata Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2003
Hukum Negara Indonesia, FH. UI, Jakarta, 1983, Tentang Mahkamah Konstitusi, Sekretariat
Mahfud, Mohd, Demokrasi dan Konstitusi Di Indonesia, Jenderal, Jakarta, 2003.
Rineka Cipta, Jakarta, 2000, UUD 1945 (dalam Lintasan Amandemen) dan UUD
Manan, Bagir, Pertumbuhan dan Perkembangan (yang pernah berlaku) Di Indonesia (Sejak
Konstitusi Suatu Negara, Bandar Maju, Tahun 1945), Lima Adi Sekawan, Jakarta, 2007.
Bandung, 2000. Undang-Undang Dasar 1945, Pustaka Yustisia,
Morissan, Hukum Tata Negara RI Era Reformasi, Yogyakarta, Cetakan II, 2008.

JURNAL SELAT, OKTOBER 2014, VOL. 2 NO. 1 225

You might also like