You are on page 1of 5

HUBUNGAN FAKTOR SIKAP DENGAN PELAKSANAAN PROGRAM

PELAYANAN KESEHATAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS)


Di SMP MUHAMMADIYAH 4 GADUNG SURABAYA

Dya Sustrami1 ), Ninik Ambar Sari 2 )

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya

Abstract

Health services in schools aim to improve skills and skills to take healthy living in
order to form a healthy life behavior, increase the immune system of learners against disease
and prevent disease, stop the disease process and prevention of disease complications.
Health Services UKS need to pay attention to several factors, including predisposing factors
that include attitude, knowledge. Behavior change is based on positive knowledge and
attitude that will cause long lasting behavior. The research was conducted in SMP
Muhammadiyah 4 Gadung Surabaya. Quantitative research with sample technique using
Probability Sampling technique with simple random sampling counted 155 respondents.
Instruments using questionnaires. Data were analyzed by spearman rank's and pearson's
correlation test. Independent variable is attitude factor, and dependent variable is health
service program implementation. The result of p = 0,000 (p value <0,05) hence concluded
there is relation between attitude factor with health service of UKS. The implications of this
study are the positive attitudes of pupils affecting the implementation of the health services of
the UKS so that the role of pupils and implementing teachers can advance the UKS health
care program.

Keywords: Attitude Factor, and UKS Health Services

PENDAHULUAN sekolah sehat (Trias UKS). Pelayanan


Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) kesehatan mempunyai tujuan untuk
adalah program yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan
meningkatkan kesehatan peserta didik keterampilan perilaku hidup sehat,
melalui program pendidikan kesehatam, mencegah terjadinya penyakit,
pelayana kesehatan, dan pembinaan menghentikan proses penyakit,
lingkungan sekolah sehat yang ditujukan meningkatkan daya tahan tubuh peserta
kepada masyarakat sekolah (Mubarak& didik dan pencegahan komplikasi akibat
Chayatin, 2011; Dermawan, 2012; penyakit (Imroatul, 2011).
Kemendikbud, 2012). Kegiatan utama Masa remaja merupakan masa
UKS meliputi pendidikan kesehatan, yang kritis yaitu saat untuk berjuang
pembinaan lingkungan sekolah atau melepas ketergantungan dan berusaha
madrasah sehat dan pelayanan kesehatan mencapai kemandirian sehingga dapat
yang dikelas dengan sebutan “Trias UKS” diterima dan diakui sebagai orang dewasa.
(Roisyah, 2016). Kemampuan hidup sehat Keberhasilan remaja melalu masa transisi
dan derajat kesehatan peserta didik dapat ini dipengaruhi oleh faktor biologis
ditingkatkan melalui upaya menanamkan maupun lingkungan. Faktor biologis yang
prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui sangat mempengaruhi tumbuh kembang
pendidikan kesehatan, pelayanan remaja adalah penyakit kronis. Kondisi
kesehatan dan pembinaan lingkungan penyakit kronis dapat mempengaruhi
perkembangan fisik, kognitif, sosial, dan diberikan secara komprehensif dengan
emosional pada remaja (Rusmil, 2015). mengutamakan kegiatan promotif (latihan
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan keterampilan teknis; Palang Merah
pada tanggal 19 Januari 2017, didapatkan Remaja, dokter kecil, kader kesehatan
hasil wawancara dengan Kepala remaja), kegiatan preventif (pemeliharaan
Kurikulum SMP Muhammadiyah 4 kesehatan, penjaringan bagi anak yang
Gadung, jumlah siswa kelas VII-IX adalah masuk sekolah, pemeriksaan kesehatan
254 siswa, UKS sudah berjalan selama 3 berkala tiap 6 bulan, konseling kesehatan
tahun, terdapat ekstrakurikuler Palang remaja melalui guru BP atau guru agama),
Merah Remaja (PMR) yang diikuti kelas dan kegiatan kuratif dan rehabilitatif
VII-IX yang berjumlah 20 siswa, sebagai (pengobatan ringan, pertolongan pertama
perwakilan setiap kelas terdapat 2-3 siswa pada kecelakaan), serta penyediaan sarana
yang mengikuti PMR. Dalam 1 bulan prasarana yang mendukung untuk
kunjungan UKS terbanyak pada kelas VII mendukung pelayanan kesehatan
dan VIII yang datang dengan keluhan (Widyanto, 2014).
pusing dan demam saja sebanyak 15 kali.
Setiap 3 bulan sekali siswa mendapat METODE
pemeriksaan kesehatan mata, pengukuran Desain penelitian menggunakan
tekanan darah, dan guru juga mendapat analitik kuantitatif dengan menggunakan
pelatihan P3K dari pihak Puskesmas pendekatan cross sectional. Teknik sampel
mengenai pelaksanaan UKS.UKS SMP menggunakan teknik probability Sampling
Muhammadiyah 4 Gadung Surabaya dengan simple random sampling.
mempunyai satu guru piket UKS yang Penelitian dilaksanakan di SMP
memberikan pelayanan jika terdapat Muhammadiyah 4 Gadung Surabaya pada
masalah kesehatan pada peserta didik- 17 – 24 Maret 2017 yang berjumlah 155
peserta didik SMP siswa kelas VII, VIII, IX. Instrumen
Pelaksanaan pelayanan kesehatan penelitian menggunakan kuesioner.
dipengaruhi beberapa faktor antara lain Variabel independen pada
pengetahuan, sikap perilaku petugas penelitian ini adalah faktor sikap. Variabel
kesehatan, lingkungan fisik, dan sarana dependen adalah pelaksanaan program
prasarana kesehatan (Mubarak, 2007). pelayanan kesehatan Usaha Kesehatan
Sikap adalah merupakan kesiapan atau Sekolah (UKS). Data dianalisa dengan uji
kesediaan untuk bertindak, dan bukan spearman rank’s dan pearson’s
merupakan pelaksanaan motif tertentu. correlationdengan tingkat kemaknaan p <
Dalam kata lain fungsi sikap belum 0,05.
merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau
aktivitas, akan tetapi merupakan TUJUAN
predisposisi perilaku (tindakan), atau Tujuan penelitian ini adalah untuk
reaksi tertutup. Apabila perubahan mengetahui hubungan antara faktor sikap
perilaku didasari dengan pengetahuan dan dengan pelaksanaan program pelayanan
sikap yang positif maka akan kesehatan sekolah (UKS) di SMP
menyebabkan langgengnya perilaku (long Muhammadiyah 4 Gadung Surabaya.
lasting)(Notoatmodjo, 2010).
Dalam rangka meningkatkan HASIL
perilaku kesehatan meliputi promotif dan Berdasarkan hasil univariat
preventif, dinas kesehatan kota surabaya responden sudah memiliki sikap yang baik
melakukan screening kesehatan peserta terhadap pelaksanaan program pelayanan
didik dari siswa SD, SMP, dan SMA di 58 kesehatan UKS yaitu sebanyak 97 siswa
wilayah Puskesmas se-Surabaya secara (62,6%), sedangkan responden yang
bertahap. Pelayanan kesehatan dapat memiliki sikap buruk sebanyak 58 siswa
(37,4%). Berdasarkan hasil uji dibuktikan dengan pemahaman responden
silangmenunjukkan nilai p = 0,000 (p mengenai sikap yang positif bahwa
value < 0,05) maka disimpulkan ada responden tidak setuju jika pembina UKS
hubungan antara faktor sikap dengan tidak bertanggung jawab menjelaskan
pelayanan kesehatan UKS. tujuan dan manfaat UKS kepada siswa.
Sikap adalah kecenderungan, Siswa juga mengikuti ekstrakulikuler
pandangan, pendapat atau pendirian Palang Merah Remaja (PMR) sebanyak 25
seseorang untuk menilai suatu objek atau siswa sehingga sudah memiliki sikap
persoalan dan bertindak sesuai dengan positif untuk membantu guru pelaksana
penilaiannya dengan menyadari perasaan UKS meningkatkan derajat kesehatan.
positif dan negatif dalam menghadapi Siswa juga selalu dibiasakan berpakain
suatu objek (Azwar, 2010). Sikap bersih, rapi, kuku selalu pendek, rambut
merupakan predisposisi evaluatif yang dipotong rapi, selalu mencuci tangan
banyak menentukan bagaimana individu sebelum makan. Responden juga setuju
bertindak. Akan tetapi sikap dan tindakan bahwa pemeriksaan berkala sebaiknya
nyata seringkali jauh berbeda. Hal ini dilakukan setiap 6 bulan sekali seperti
dikarenakan tindakan nyata tidak hanya pemeriksaan ketajaman mata,
ditentukan oleh sikap semata, akan tetapi pendengaran, pengukuran tinggi dan berat
oleh berbagai faktor eksternal lainnnya. badan. Responden menyatakan bahwa
Pada dasarnya, sikap memang lebih guru pelaksana UKS dan guru Bimbingan
bersifat pribadi sedangkan tindakan atau Konseling (BK) juga turut mengamati
kelakuan lebih bersifat umum atau sosial, pertumbuhan dan perubahan pada
karena itu tindakan lebih peka terhadap siswanya. Sehingga siswa dapat
tekanan-tekan sosial (Singgih, 2008). berkonsultasi mengenai keseahatan dan
Apabila perubahan perilaku masalah yang sedang dihadapi terkaita
didasari dengan pengetahuan dan sikap kesehatan. Sikap siswa dan guru pelaksana
yang positif maka akan menyebabkan UKS yang baik dapat menjalankan
langgengnya perilaku (long lasting). Teori program pelayanan kesehatan UKS dengan
tersebut mengandung makna apabila baik pula. Jika pelayanan kesehatan UKS
perilaku seseorang tidak didasari dengan berjalan sesuai dengan programnya maka
pengetahuan dan kesadaran, maka derajat kesehatan peserta didik serta
kemungkinan bisa mendorong terciptanya masyarakat sekolah meningkat sehingga
perilaku yang tidak berlangsung lama dapat menurunkan angka kesakitan dan
(Notoatmodjo, 2007). prestasi siswa menjadi baik pula (Tim
Berdasarkan data hasil pengamatan Pembina UKS Pusat, 2007).
peneliti tentang sikap, responden telah
mempunyai sikap yang baik. Hal ini

Tabel 1 Hubungan Faktor Sikap dengan Pelaksanaan Program Pelayanan Kesehatan UKS di
SMP Muhammadiyah 4 Gadung Surabaya Maret 2017 (n = 155)
Pelayanan Kesehatan UKS
P value
Baik Buruk Total
Faktor Sikap
(f) % (f) % (f) %
Baik 59 60,8 38 39,2 97 100 0,000
Buruk 18 31,0 40 69,0 58 100
Total 77 49,7 78 50,3 155 100
KESIMPULAN dari berbagai faktor. Selain itu
Berdasarkan hasil uraian penelitian diharapkan adanya penelitian lanjutan
yang telah dijelaskan pada bab dengan metode yang berbeda dan
sebelumnya, maka dapat ditarik tambahan variabel faktor-faktor lain
kesimpulan sebagai hasil dari keseluruhan yang belum ada di penelitian ini.
temua sebagai berikut:
1. Gambaran pelaksanaan program REFERENSI
pelayanan kesehatan UKS di SMP
Muhammadiyah 4 Gadung Surabaya Dermawan, D. (2012). Buku Ajar
masuk dalam kategori yang baik. Keperawatan Komunitas.
2. Gambaran sikap siswa terhadap Yogyakarta: Gosyen Publishing.
pelaksanaan program pelayanan Imroatul, A. (2011). Sosialisasi Formulir
kesehatan UKS di SMP Screening (Penjaringan) Anak
Muhammadiyah 4 Gadung Surabaya Sekolah Di Kota SurabayaJaring
masuk dalam kategori yang baik. Kesehatan Mental Emosional
Hasil uji statistik ada hubungan yang Siswa-Siswi.
signifikan antara sikap dengan http://dinkes.surabaya.go.id/portal/
pelaksanaan program pelayanan berita/jaring-kesehatan-mental-
kesehatan UKS. emosional-siswa-siswi/. Diunduh
tanggal 24 November 2016 jam
SARAN 10.45 WIB.
1. Bagi Institusi Pendidikan Atau Sekolah Kemendikbud, (2012). Pedoman
Menengah Pertama Pembinaan Dan Pengembangan
Diharapkan ada peran aktif dari pihak Usaha Kesehatan Sekolah.
sekolah yaitu Kepala Sekolah, guru, http://pendidikan.ners.unair.ac.id/i
staf serta seluruh masyarakat sekolah mages/Download/Pedoman-
dalam pelaksanaan program pelayanan Pembinaan-UKS-Kemdikbud-
kesehatan UKS secara optimal. 2012.pdf. Diunduh pada 17
Kerjasama yang baik antar pihak Desember 2016 jam 13.30 WIB.
sekolah dengan pelayanan kesehatan Lubis, W. N. (2016). Faktor-Faktor Yang
atau puskesmas terkait peningkatan Berhubungan Dengan Pelaksanaan
pengetahuan mengenai pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
UKS seperti pendidikan kesehatan Ditingkat Sekolah Dasar Wilayah
sangat diperlukan agar program Kerja Puskesmas Pamulang Kota
pelayanan kesehatan UKS berjalan Tangerang Selatan. Program Studi
sesuai program. Guru pelaksana UKS Ilmu Keperawatan Universitas
perlu ditambahkan agar bisa selalu Islam Negeri Syarif Hidayatullah
berada diruang UKS. Sarana prasana Jakarta.
perlu dilengkapi agar masuk dalam Mahardhani, R. (2016). Keterlaksanaan
kategori sarana prasarana yang ideal. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Di SMP Muhammadiyah 8
2. Bagi Peneliti Berikutnya Yogyakarta. Prodi Pendidikan
Diharapkan peneliti selanjutnya Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi
melakukan penelitian tentang Jurusan Pendidikan Olahraga
“hubungan sarana prasarana, Fakultas Ilmu Keolahragaan
pengetahuan petugas kesehatan, sikap Universitas Negeri Yogyakarta.
petugas kesehatan dengan pelaksanaan Mubarak, W. I., dkk. (2007). Promosi
program pelayanan kesehatan” dengan Kesehatan: Sebuah Pengatar
melibatkan lebih banyak pihak untuk Proses Belajar Mengajar dalam
menjadi responden agar lebih terkaji
Pendidikan. Yogyakarta: Graha Uks Di Smp Negeri Se-Kecamatan
Ilmu. Mlati Sleman. Jurnal Hanata
Mubarak, W. I., & Chayatin, N. (2011). Widya, Vol.5 No. 8
Ilmu Keperawatan Komunitas 1. Tim Pembina UKS Pusat. (2007).
Jakarta: Salemba Medika. Pedoman Pembinaan Dan
Rusmil, K. (2015). Kualitas Hidup Remaja Pengembangan Usaha Kesehatan
Dengan Kondisi Penyakit Kronis. Sekolah. Pusat Promosi Kesehatan
IDAI.http://www.idai.or.id/artikel/s Departemen Kesehatan RI: Pusat
eputar-kesehatan-anak/kualitas- Pengembangan Kualitas Jasmani
hidup-remaja-dengan-kondisi- Depdiknas.
penyakit-kronis Widyanto, F. C. (2014). Keperawatan
Roisyah, S. R. (2016). Kepuasan Siswa Komunitas dengan Pendekatan
Terhadap Pelayanan Kesehatan Praktis. Yogyakarta: Nuha Medik

You might also like