Professional Documents
Culture Documents
(Mantap) Slide Materi Bedah-2 Batch 3 2018
(Mantap) Slide Materi Bedah-2 Batch 3 2018
Contributor:
dr. Andreas W. Wicaksono dr. Anindya K. Zahra
dr. Rizky Atmagusta dr. Benedictus Anindita S.
dr. Alexey Fernanda N. dr. Mufid Arifin
dr. Galih Prasetya S dr. Regina Arumsari
ORTHOPAEDIC
SURGERY
Initial management for Trauma
Reassess Reassess
FRAKTUR
• Suatu kondisi DISKONTINUITAS STRUKTUR TULANG yang dapat bersifat
komplit / inkomplit.
• Fraktur terjadi akibat adanya gaya yang melebihi elastisitas tulang.
• Deskripsi Fraktur :
– Hubungan dengan jaringan sekitar (open/closed)
– Orientasi (transverse, oblique, spiral)
– Lokasi (dorsal, volar, metaphysis, diaphysis, epiphysis middle/shaft, dll)
– Nama tulang
LOOK (Inspection)
Symetricity right-left
Swelling, wound, deformity (angulation, rotation, shortening), abnormal
movement, discoloration (ecchymoses)
Bone exposure
Posture and colour of distal extremity
FEEL (Palpation)
Localized tenderness
Distal neurological status (S&M), pulsation
Aggravation of pain and muscle spasm during even the slightest passive movement
Feeling and listening the crepitus unnecessary -> Xray Diagnosis more
reliable
Move
Active movement ROM
Passive movement ROM
Imaging – X-ray
“Rule of Two”
Two views Different point of view.
Ex: Anteroposterior and lateral
Amount of Displacement
Orientasi Garis Patahan Tulang
Special Type Of Fracture
Fraktur Pediatrik
GREENSTICK
INKOMPLIT TORUS/BUCKLING
FRAKTUR
PEDIATRIK
KOMPLIT BOW
Greenstick Fracture
• Fracture yang terjadi karena adanya tekanan longitudinal yang melebihi kemampuan
tulang untuk rekoil ke posisi normal sehingga menyebabkan terjadinya lengkungan.
Fraktur Lempeng Epifisis
Salter-Harris Fracture
S A L T ER
Straight across Above Lower Two/Through ERasure/Crush
Fraktur Colles VS Fraktur Smith
CD-VS
Fraktur Colles
• Fraktur pada distal tulang radius yang berjarak ≤ 2,5
cm dari pergelangan tangan yang disertai dengan
pergeseran fragmen distal patahan ke arah DORSAL
• Deformitas = “Dinner fork deformity”
CD-VS
Figure of 8 - bandage
ORIF
Fraktur Terbuka
• Adanya hubungan antara tulang yang fraktur
dengan dunia luar melalui luka traumatik
– Luka besar tanpa tereksposnya tulang yang fraktur
≠ fraktur terbuka
• Kontaminasi dan risiko infeksi tinggi
Gustilo-Anderson Classification
• I luka kecil (< 1 cm), bersih, cedera jaringan lunak minimal tanpa crushing,
fraktur non-kominutif
• II luka 1-10 cm, tanpa hilangnya kulit penutup luka (skin flap), cedera jaringan
lunak tidak banyak, moderate crushing, moderate comminution
• III luka laserasi luas (> 10 cm), kerusakan kulit dan jaringan lunak luas, high
energy injury.
– IIIA laserasi luas, namun tulang yang fraktur masih dapat ditutup oleh jaringan lunak
– IIIB periosteal stripping ekstensif, fraktur tidak dapat ditutup tanpa flap jaringan
– IIIC terdapat cedera arteri yang memerlukan repair, dengan atau tanpa cedera jaringan lunak
Fraktur terbuka III termasuk farmyard injuries, fraktur dengan luka tembak, fraktur pada lingkungan yang
terkontaminasi
Manajemen Fraktur Terbuka
ATLS (initial trauma survey & resuscitation)
• Safe the life then safe the limb
Pencegahan infeksi
• Antibiotik profilaksis (IV, lokal), profilaksis tetanus, debridemen
luka
Stabilisasi fraktur
• Internal or external
•1st generation
•1st generation cephalosporin for gram positive
cephalosporin for 24 hours
coverage.
Antibiotics after closure (ex: Cefazolin
•Aminoglycoside (such as gentamicin) for gram
“initiate as soon IV)
negative coverage in type III injuries
as possible” Clindamycin or Vancomycin
• the cephalosporin/aminoglycoside should
can also be used if allergies
be continued for 24-72 hours after the
exist
last debridement procedure
www.orthobullets.com/open fracture management
Manajemen Fraktur – “4R”
Neurovascular
compromised
Early
Infection
Compartement
syndrome
Fracture
complication
Delayed union
Non union
Late
Mal union
Avascular
Necrosis
KOMPLIKASI FRAKTUR - Early
Cedera Saraf Akibat Fraktur
• Fraktur collum chirurgicum
(surgical neck) nervus axillaris
Gambaran Klinis :
• Abduksi bahu terganggu
• Atrofi m. deltoideus → hilangnya
rounded contour bahu → bahu
tampak datar
• Hilangnya sensasi di lateral
bawah bahu
Cedera Nervus Radialis
Etiologi :
- fraktur shaft humerus
- fraktur distal humerus
- Penekanan Torniquet
Gambaran Klinis :
- Wrist drop/Drop Hand
- Tidak dapat ekstensi MCP
- Hilangnya sensasi pada aspek
lateral dorsum manus, disekitar
tabatiere anatomicum
Cedera Nervus Medianus
Etiologi :
- fraktur supracondylar
humerus, - fraktur antebrachii --
> AIN Injury
- dislokasi art. cubiti
Gambaran Klinis :
- Paralisis otot-otot fleksor
Anterior Interosseus (kecuali FCU dan FDP jari 4,5)
Nerve/AIN Injury
- The “pointing
sign”PREACHER's
HAND/POPE's BLESSING/HAND
OF BENEDICTION/PITCHER's
HAND/OBSTETRICAL HAND
Normal
“Okay sign”
Abnormal
“Pinch sign”
- Tidak dapat abduksi ibu jari
- Hilangnya sensasi pada aspek
lateral palmar
Cedera Nervus Ulnaris
Etiologi :
• Fraktur epicondylus medial,
• Fraktur/dislokasi pada siku
Gambaran Klinis :
• Paralisis otot-otot intrinsik
tangan (selain otot-otot
thenar), FCU, dan FDP jari 4,5
• CLAW HAND
• Hilangnya sensasi pada
aspek ulnar (medial) palmar
dan dorsum manus
Cedera Nervus Peroneus Communis
Etiologi :
- fraktur/dislokasi sekitar lutut,
- cedera ligamentum lateral,
traksi ketika lutut dipaksa ke
posisi varus
Gambaran Klinis:
- Common peroneal nerve
palsy “DROP FOOT”
- Gangguan eversi ankle
- high-stepping gait
Artery of Lower Limb
Compartment Syndrome
• 5P's of Compartment Syndrome :
- Pain → earliest indicator,
pain in passive stretching
- Pallor
- Pulseless
- Paresthesis
- Paralysis
• Lokasi tersering =
antebrachii dan cruris
• Manajemen : Fasciotomy
• Apabila compartment syndrome
disebabkan karena pemasangan
cast yang terlalu kuat
longgarkan atau ganti cast
KOMPLIKASI FRAKTUR - Late
Fracture Healing Disorders
Delayed Union Non Union Mal Union
Gejala Nyeri pada lokasi fraktur pseudoarthrosis (false Deformitas pada tulang
persisten dan memberat joint), nyeri berkurang yang pernah patah
apabila ada paparan stress
pada tulang
Px garis fraktur masih tampak garis fraktur masih tampak Alignment tulang buruk,
Penunjang dengan callus minimal. hyperthropic deformitas pada foto X-
(X-ray) Ujung-ujung tulang fragmen nonunion/athropic ray
fraktur TIDAK sklerosis atau nonunion
atrofi
Delayed Union
A. Ligamentum Teres
A. Profunda Femoris
DISLOCATION
(luxation)
Dislokasi Panggul (Hip Dislocation)
• Anterior Cruciate
Ligament (ACL)
Injury
• Posterior Cruciate
Ligament (PCL)
Injury
• Meniscus Injury
Knee Injury – Ruptur ACL & PCL
Anterior Cruciate Ligament Posterior Cruciate
(ACL) Ligament (PCL)
• Location :
• Medial tear
• Lateral tear
Medial > lateral tears
• Symptoms :
- Pain localizing to medial/lateral side
- Mechanical symptoms
(clicking/locking)
- Delayed or intermittent swelling
Pain/locking sensation :
positive test
Codman’s triangle
Extraosseous
mass
“ONION PEEL”
Osteoporosis
• Penyakit tulang metabolik dan sistemik
yang ditandai oleh penurunan massa
tulang dan kerusakan mikroarsitektur
dari jaringan tulang
• Kerapuhan tulang rentan
fraktur (fraktur patologis)
• Bone density : -2.5 SD or below
Osteoporosis
• OSTEOPOROSIS PRIMER
– Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen
(hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur
pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita.
– Osteoporosis senilis terjadi karena kekurangan kalsium yang
berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan di antara
kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru.
• OSTEOPOROSIS SEKUNDER
– Cushing's disease, hyperthyroidism, hyperparathyroidism,
hypogonadism, kelainan hepar, kegagalan ginjal kronis, kurang gerak,
kebiasaan minum alkohol, pemakai obat- obatan/corticosteroid,
kelebihan kafein, merokok
Insidensi Fraktur Patologis akibat
Osteoporosis
Vertebral
Fracture
Forearm
Fracture
Hip
Fracture
Spondylosis Spondylolysis Spondylolisthesis
Natural aging process Defect/fracture of pars Displacement of vertebra
of spine interarticularis
(degenerative) vertebra
Asymptomatic • Insidious onset of low • Insidious onset of low
to pain or back pain, worse with back pain, worse with
radiculopathy activities activities
• Radicular symptoms
• Sensory/motor deficit
Osteophyte, joint “scottie dog” appearance Anterior displacement
space narrowing
UROLOGIC
SURGERY
Benign Prostatic Hyperplasia
• Nephrolithiasis
• Ureterolithiasis
• Vesicolithiasis
• Urethrolithiasis
URETER Nyeri pinggang kolik (akibat peristaltik) dan menjalar (nyeri alih), tergantung
(Ureterolithias letak batu :
is) - Ureter proksimal pinggang setinggi pusar (T10)
- Ureter media medial paha, inguinal, skrotum (L1-3)
- Ureter distal ujung penis (S2-3), + disuria
• f
Radiologi
• BNO / KUB hanya untuk batu radioopak (kalsium, sistin, staghorn)
• IVP bisa untuk batu radiolusen / non-opak (asam urat)
• USG aman untuk ibu hamil dan pasien yang memiliki kontraindikasi IVP.
Dapat melihat semua batu (radioopak atau radiolusen pada BNO)
• Pyelografi antegrade/retrograde bila fungsi voiding terganggu (misal
pada obstructive uropathy)
• CT scan gold standard batu saluran kemih
BNO
USG
Tatalaksana Urolithiasis
Indikasi pengeluaran batu aktif
• Kasus batu dengan kemungkinan keluar spontan rendah
• Adanya obstruksi saluran kemih persisten
• Ukuran batu >15 mm
• Adanya infeksi
• Nyeri menetap atau berulang
• Disertai infeksi
• Batu metabolik yang tumbuh cepat
• Adanya gangguan fungsi ginjal
• Keadaan sosial pasien
Pelarutan
• Batu asam urat, hanya terjadi pada urin yang asam (pH 6,2) alkalinisasi urindengan
Natrium bikarbonat. Lakukan terapi untuk hiperurisemia
Lithotripsi
Pembedahan
• Batu kaliks adanya hidrokaliks, nefrolitiasis kompleks, ESWL gagal
• Batu pelvis adanya hidronefrosis, infeksi, nyeri hebat, staghorn calculi
• Batu ureter telah terjadi gangguan fungsi ginjal, nyeri hebat, impaksi ureter
• Batu buli-buli ukuran >3 cm
Pasien dengan batu
ginjal
≥5 mm <5 mm
Konservatif, observasi,
5-10 mm 10-20 mm >20 mm terapi ekspulsif
medikamentosa
ESWL atau
Ideal untukESWL?
endourologi
ESWL Extracorporeal
Ya ESWL atau Shockwave Lithotripsy
endourologi RIRS Retrograde
Intrarenal Surgery
PNL Percutaneous
Tidak 1. Nephrolithotomy
Endourologi; 2. ESWL
Tumor Ganas Buli-buli
• Bentuk terbanyak transitional
cell carcinoma
• Faktor risiko laki-laki, merokok,
penggunaan zat pemanis buatan,
ISK, paparan zat kimia (substansi
amine aromatic di industri cat,
tekstil, karet)
• Klinis
– PAINLESS GROSS HEMATURIA
– Gejala iritatif frekuensi, urgensi,
disuria
– Penurunan berat badan, anoreksia
– Nyeri tulang, nyeri pada pelvis,
edema ekstremitas bawah, nyeri
pinggang
Ruptur Urethra - Anatomi
• Retrograde urethrography
Tipe
Cystography
Intraperitoneal Bladder
Rupture (20%)
Combined (10%)
• Translumination test /
diapanoscopy
• Positive : Hydrocele
• Negative : mass, hernia scrotalis,
hematocele
Spermatocele
Benign cyst accumulation of sperm
Arises from the head of the epididymis-on
superior aspect
Typically asymptomatic
Px exam :
Usually painless mobile swelling
posterosuperiorly
Smooth, soft, and well-circumscribed mass
Hipospadia & Epispadia
• Hipospadia defek
kongenital, ostium urethra
externum (OUE) terletak di
sisi ventral penis
– Tidak ditemukannya
preputium di sisi ventral.
Digantikan jaringan parut
yang menyebabkan
kontraktur ventral penis
(chordee)
• Epispadia defek
kongenital, ostium urethra
externum (OUE) terletak di
sisi dorsal penis
Tatalaksana Hipospadia
Anak dengan hipospadia sebaiknya jangan disirkumsisi
dahulu preputium dibutuhkan untuk rekonstruksi urethra
Tujuan utama
Terapi konservatif
• Perawatan preputium rutin
• Bila dapat diretraksikan parsial, lakukan retraksi rutin saat mandi dan
jaga kebershan glans penis
• Steroid topikal bisa digunakan selama 4-6 minggu untuk
meningkatkan retraktabilitas fimosis fisiologis
Sirkumsisi
• Fimosis fisiologis bukan indikasi sirkumsisi
• Indikasi sirkumsisi fimosis patologis, kegagalan terapi dengan
salep steroid, parafimosis, ISK berulang, balanoposthitis berat dan
berulang, fimosis fisiologis yang persisten hingga remaja
Parafimosis
• Preputium penis teretraksi di belakang glans
penis dan tidak dapat dikembalikan ke posisi
normalnya cincin konstriksi iskemia
• Kegawatan dalam urologi
• Bengkak dan nyeri penis Faktor Risiko
- Fimosis
- Prosedur
genitourinari
(kateter urin,
cystoscopy)
- Trauma penis
- Aktivitas seksual
Parafimosis - tatalaksana
Goal : mengurangi edem penis dan mengembalikan posisi
preputium.
Tatalaksana awal :
• Reduksi Manual : tekanan manual, ice pack secara intermiten, elastic dressing.
• farmakologi : injeksi hyaluronidase, granulated sugar
• Minimal-invasive : teknik “puncture”, aspirasi darah.
• Terapi bedah (jika sangat terkonstriksi) : emergency dorsal slit
• Menurut lokasi:
– Abdominal
– Inguinal
– Suprascrotal
• Skrotum tidak berkembang, rugae
sedikit, mungkin asimetris.
• Tidak ditemukan testis dalam
skrotum
• Infertilitas
• Hernia Inguinalis
Tatalaksana UDT
• Observasi hingga usia 6 bulan
• Apabila testis belum turun setelah
observasi 6 bulan, idealnya dilakukan
operasi (orchidopexy) saat usia 6-12
bulan, dengan batas maksimal 18 bulan.
• Pada UDT unilateral orchidopexy
merupakan pilihan
• Pada UDT bilateral coba dengan terapi
hormonal 1 bulan belum turun
operasi
Priapismus
Keadaan dimana penis terus
dalam posisi ereksi, dan tak
berhubungan dengan stimulasi
seksual (lebih dari 4 jam)
Etiologi
Klasifikasi
Ischemic/Low-flow Non-Ischemic/High-flow
Etiologi
• Obstruksi lumen appendix oleh hiperplasia limfoid, fecalith, corpus
alienum, neoplasma, striktur paska inflamasi
• Infeksi (biasanya bersifat hematogen)
Patofisiologi
• Obstruksi lumen sekresi mukus terus berlanjut dan kolonisasi bakteri
tekanan intraluminal naik pembuluh limfe dan vena terjepit
edema dan transudasi tekanan intraluminal semakin naik
arteri terjepit iskemia dan nekrosis perforasi
Appendicitis Akut - Gejala Klinis
Obturator sign
Diagnosis & Tatalaksana
• Preoperatif
observasi TTV, resusitasi
cairan, tirah baring, puasa,
antibiotik IV spektrum luas
• Operatif
1. Open Appendectomy =
insisi transversal (Davis-
Rockey) atau insisi oblique
(McArthur-McBurney) pada
kuadran kanan bawah
2. Laparoscopic
appendectomy
0-3 : dapat dipulangkan tanpa imaging
4-6 : evaluasi dengan pemeriksaan penunjang
≥7 : konsul bedah
Penunjang Radiologi :
- USG : pilihan awal pada anak, dewasa muda, ibu hamil. Efisien, aksesibel, non radiasi
- CT Scan : Akurat (highly sensitive & specific), “invasive” karena efek penggunaan radiasi
- MRI : sensitif dan spesifik, namun kurang aksesibel
- Foto polos abdomen : mengidentifikasi free gas di cavum abdomen (app perforasi)
Peritonitis
• Inflamasi peritoneum, jaringan yang melapisi
permukaan dalam dinding abdomen dan viscera
abdomen
• Klasifikasi :
– Peritonitis primer
• Infeksi peritoneum yang tidak berhubungan langsung dengan
kelainan intrabdominal (spontaneous bacterial peritonitis)
• Biasanya berhubungan dengan ascites
– Peritonitis sekunder
• Infeksi peritoneum karena kelainan intrabdominal (misal perforasi
hollow viscous isi gastrointestinal masuk ke cavum peritoneum
menyebabkan peritonitis)
– Peritonitis tersier
• Tahap akhir peritonitis. Tanda dan gejala klinis peritonitis dan
sepsis tetap ada walaupun peritonitis sekunder sudah diterapi
Peritonitis Sekunder – Etiologi
Tanda dan Gejala Peritonitis
Gejala Tanda
Herring bone appearance Coiled spring Multiple air fluid level – step ladder appearance
Tatalaksana Ileus
Tatalaksana:
– Nil per os
(NPO)/dipuasakan
– Resusitasi cairan
& monitor Urin
output
– Pemasangan NGT
dekompresi,
mencegah aspirasi
– Serial abdominal
exam
• Hemorrhoid interna
– Pelebaran plexus hemorrhoidalis
interna (dibentuk oleh vena rectalis
superior et media)
• Hemorrhoid externa
– Pelebaran plexus hemorrhoidalis
externa (dibentuk oleh vena
rectalis inferior)
Hemorrhoid - Klasifikasi
• Laboratorium
– Hb, fecal occult blood Filling
testing (FOBT) defect
– CEA (Carcinoembryonic
Antigen. Kadar normal <
2,5 n/mL)
• Colon In Loop (CIL)
Apple core
barium enema appearanc
– Filling defect, apple core e
appearance
• Colonoscopy + Biopsi
Hernia Abdominalis
• 75% hernia abdominal
hernia inguinal
• Hernia inguinal dibagi
menjadi
– Hernia inguinalis
lateralis (HIL) / hernia
inguinalis indirek
2/3 kasus
– Hernia inguinalis
medialis (HIM) /
hernia inguinalis direk
1/3 kasus
Hernia Inguinalis Lateralis
• Lokus minoris resisten = anulus
inguinalis internus / profundus /
lateral
• Isi hernia masuk melalui anulus
inguinalis internus memasuki
canalis inguinalis keluar
melalui anulus inguinalis
externus memasuki funiculus
spermaticus dan DAPAT TURUN
HINGGA SCROTUM (HERNIA
SKROTALIS)
• HIL kongenital akibat
processus vaginalis persisten
• HIL akuisita adanya
Keyword isi hernia DAPAT masuk peningkatan tekanan
hingga skrotum intraabdominal kronis
terbukanya anulus inguinalis
internus
Hernia Inguinalis Medialis
• Lokus minoris resisten
= Trigonum Hasselbach
• Hernia melalui dinding
inguinal yang disebut
trigonum Hasselbach
• Selalu didapat ketika
dewasa akibat
Keyword isi hernia TIDAK DAPAT
peningkatan tekanan
masuk hingga skrotum intraabdominal kronis
dan kelemahan relatif
Trigonum Hasselbach = Dibentuk tepi musculus
rectus abdominis, arteri epigastrica inferior,
dinding inguinal
ligamentum inguinalis posterior
Membedakan HIL dan HIM
• Finger Examination
Test
– Minta pasien berdiri
lalu masukkan jari
melalui skrotum
ikuti funiculus
spermaticus hingga
mencapai anulus
inguinalis externus
– Minta pasien mengejan
• Massa menyentuh
UJUNG JARI Hernia
inguinalis lateralis
• Massa menyentuh SISI
JARI Hernia
inguinalis medialis
Hernia reponibilis (reducible)
• Isi hernia MASIH DAPAT KELUARMASUK
• Protrusi isi hernia biasanya terjadi saat peningkatan tekanan intrabdomen (bersin, batuk, mengejan,
menangis, tertawa)dan posisi berdiri
• Protrusi isi hernia biasanya menghilang saat posisiberbaring
Hernia ireponibilis (irreducible)
• Isi hernia TIDAK DAPAT DIKEMBALIKAN ke ronggaasalnya
Hernia inkarserata
• Isi hernia TIDAK DAPAT DIKEMBALIKAN DAN TERJEPIT OLEH CINCIN HERNIA.
•GANGGUAN PASASE USUS (+). GEJALA ILEUS mual, muntah, distensi abdomen, nyeri abdomen
kolik (hilang timbul)
Hernia strangulata
• Isi hernia TIDAK DAPAT DIKEMBALIKAN DAN TERJEPIT OLEH CINCIN HERNIA disertai gangguan aliran
arteri
• Adanya gangguan vaskularisasi akibat jepitan. Gejala NYERI ISKEMIK MENETAP, takikardia,
leukositosis, edema dan eritem pada kulit yang melapisi hernia, pasien tampak toxic, dehidrasi dan
demam
Tatalaksana Hernia Inguinalis
Non Bedah
• Mencari dan memperbaiki faktor risiko yang menyebabkan
hernia (misal BPH, batuk kronis)
• Analgetik bila nyeri
Lap belt marks -> Correlate with hollow and solid organ trauma
Trauma Organ Solid - Lien
Gambaran Klinis
– Jejas pada abdomen kiri atas
– Tanda syok hemorrhagik
– Nyeri abdomen pada
kuadran kiri atas
– Ruang Traube perkusi dull
– Tanda peritonitis
– Kehr’s sign
• Nyeri bahu kiri akibat iritasi pada
peritoneum yang melapisi
permukaan bawah diafragma kiri
Trauma Organ Solid - Liver
Gambaran Klinis
– Jejas pada abdomen kanan atas
– Tanda syok hemorrhagik
– Nyeri abdomen pada kuadran kanan atas
– Boa’s Sign : Nyeri yang menjalar hingga ke bahu kanan
Pemeriksaan Penunjang Abdominal Trauma
X.Ray
• Pneumoperitonium, hemothorax and pneumothorax
• Tidak diindikasikan untuk pasien dengan hemodinamik tidak stabil
FAST (Focused Assessment Sonography in Trauma)
• Dapat menemukan : hemoperitonium
• Rapid, noninvasive, accurate and inexpensive
Diagnostic Peritoneal Lavage
• Dapat menemukan : Hemoperitoneum dan cedera organ berongga
• Dilakukan jika tidak ada USG dan CT
CT abdomen
• Pasien dengan hemodynamic stabil
FAST
Perforasi visceral abdomen Pneumoperitoneum
Plain Abdomen AP & Semierect : Subdiaphragmatic Air
Plain Abdomen LLD (Left Lateral Decubitus) :
Subdiaphragmatic Air (udara bebas)
Indications for a Laparotomy
Blunt abdominal trauma with hypotension with a
positive FAST or clinical evidence of
intraperitoneal bleeding
Blunt or penetrating abdominal trauma with a
positive DPL (diagnostic peritoneal lavage)
Hypotension with a penetrating abdominal wound
Gunshot wounds traversing the peritoneal cavity or
visceral/vascular retroperitoneum
Evisceration
Bleeding from the stomach, rectum, or
genitourinary tract from penetrating trauma
Peritonitis
Free air, retroperitoneal air, or rupture of the
hemidiaphragm
Contrast-enhanced CT that demonstrates ruptured
gastrointestinal tract, intraperitoneal bladder
injury, renal pedicle injury, or severe visceral
parenchymal injury after blunt or penetrating
trauma
ONCOLOGY
SURGERY
Breast Swelling Pregnancy,
Lactation
Bilateral
Drug-induced
Whole Breast
Pubertal
Unilateral
Newborn
Breast Swelling Mastitis /
Abscess
Fibrocystic
Cystic
Localized Galactocele
Fibroadenoma
Solid lump
Malignancy
Diagnosis Banding Benjolan Payudara
Benigna Maligna
• Kenyal • Keras
• Nyeri +/- • Tidak nyeri
• Reguler, halus • Ireguler
• Mobile, tidak terfiksasi • Terfiksasi ke kulit/dinding
• Tidak ada skin dimpling dada
• Discharge lebih ke arah • Skin dimpling
kuning/hijau • Discharge bloody
• Tidak ada retraksi puting • Retraksi puting
• Ulkus
Diagnosis Banding Benjolan Payudara
Fibroadenoma Mammae (FAM)
• Usia muda (15-25 tahun)
• Benjolan soliter/multiple, bulat, ukuran 1-3 cm, batas tegas, kenyal, mobile, tidak
nyeri (non tender)
Tumor Phyllodes
• Usia 40-50an tahun
• Secara klinis tumor jinak, mirip FAM
• Massa payudara yang berukuran besar, ukuran dapat mencapai 20-30 cm
• Pertumbuhan tumor cepat dan menyebabkan regangan kulit kulit payudara
tampak mengkilap. Histopatologis “LEAF-LIKE PATTERN”
Benjolan Payudara
Phyllodes tumor
Mastitis
• Pada wanita menyusui, paling sering disebabkan S. Aureus
• Tanda inflamasi lokal aktif (eritema, edema, nyeri, teraba hangat pada
payudara) dan Gejala sistemik (demam, malaise, sakit kepala, nyeri otot)
Abses Mammae
• Komplikasi mastitis
• Benjolan FLUKTUATIF, nyeri, eritema, edema, hangat. Gejala sistemik (+)
MASTITIS ABCESS MAMMAE GALACTOKELE
Tatalaksana : Tatalaksana: Tatalaksana:
• Antibiotik (10-14 hari) • Insisi dan DRAINAGE • Aspirated
• Kompres hangat dan/atau • Antibiotik sistemik • Ice packs and good
dingin (tergantung (antibiotic tanpa drainage mechanical support
kenyamanan pasien) tidak bermanfaat) (well- fitting brassiere)
• Masase Punggung
• Analgetik
• Lanjutkan menyusui dan
perbaiki teknik menyusui
(sangat membantu pada
mastitis ringan dan
Ca Mammae
• Tumor ganas pada payudara.
• Adenokarsinoma : jenis paling banyak
• Karsinoma invasif = sel tumor menembus
membrana basalis dan menyebar ke jaringan
sekitar
– Karsinoma duktal invasif (70%)
– Karsinoma lobular invasif
• Karsinoma in situ (Paget’s disease)
• Faktor risiko riwayat kanker payudara pada ibu
atau saudara kandung perempuan, riwayat
kanker payudara sebelumnya, menarche terlalu
awal, menopause terlambat, penggunaan KB
hormonal, hormonal replacement therapy
Ca Mammae
Peau d’orange
Imaging In Breast Lump
Ultrasonografi
• Cocok untuk pemeriksaan pada
wanita muda, dimana jaringan
glandular payudaranya masih
padat
• Dapat membedakan kista (fluid-
filled) dan tumor solid
• Sangat baik dalam mendeteksi
kista
• Tidak dapat mendeteksi
mikrokalsifikasi (tanda awal lesi
ganas)
Imaging In Breast Lump
Mammografi
• Tidak begitu cocok pada
wanita muda, dimana
jaringan glandular
payudaranya masih
padat.
• Seiring bertambah tua, jaringan glandular
akan atrofi dan digantikan oleh lemak
• Lemak lusen,
jaringan glandular dan
kanker opak. Sulit
membedakan jaringan
kanker dari jaringan
glandular normal
payudara pada Sand-like
mammografi microcalcification Spiculated
Kista Ganglion & Kista Baker