You are on page 1of 8

Jurnal Keperawatan Abdurrab Volume 3 No.

1 Juli 2019

PENGETAHUAN SISWA/I TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA


PADA KECELAKAAN SAAT BEROLAHRAGA
DI SMA OLAHRAGA RUMBAI PEKANBARU
PROVINSI RIAU 2019
Putri Wulandini 1), Ainil Fitri 2), Taty Komala Sari 3)

Program Studi DIII Keperawatan Universitas Abdurrab


Jl. Riau Ujung No. 73, Pekanbaru, Riau
putri.wulandini@univrab.ac.id
Program Studi DIII Keperawatan Universitas Abdurrab
Jl. Riau Ujung No. 73, Pekanbaru, Riau
ainil.fitri@univrab.ac.id
Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Universitas Abdurrab
Jl. Riau Ujung No. 73, Pekanbaru, Riau
taty.komala98@gmail.com

ABSTRACT
Knowledge is the result of human sensation, or the result of knowing someone towards an object through
their senses (eyes, nose, ears, etc.) First aid in an accident is a temporary relief and care effort for an
accident victim before being taken to the hospital. and sports (Kemenpora) regarding the study of
management of sportsman injuries in 2015 out of 133 respondents, there were mostly 92% of sports injury
events in athletes occurring during training.The aim of this study was to find out an overview of students'
knowledge about First Aid in Accidents while Exercising in High School Sports Rumbai Pekanbaru in
2019. The type of this research is descriptive.The population in this study is class XI students at
Pekanbaru Rumbai Sports High School, amounting to 80 students The sampling technique in this study is
tolal sampling which is taking all members of the population to be used as research samples Hasi l this
study states that as many as 69 people (86.25%), as many as 10 people (12.5%) have sufficient
knowledge, while those who have less knowledge are only 1 person (1.25%). This research can be used as
a guide to information and can be continued for further researchers by using different methodological
techniques and different regions with the same research title

Keywords: Knowledge, First Aid for Accidents while Exercising

ABSTRAK
Pengetahuan merupakan hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu Seseorang terhadap objek melalui
indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
adalah upaya pertolongan dan perawatan secara sementara pada korban kecelakaan sebelum dibawa ke
Rumah Sakit. Berdasarkan data kementrian pemuda dan olahraga (Kemenpora) mengenai kajian
penatalaksanaan cedera olahragawan tahun 2015 dari 133 responden terdapat sebagian besar 92%
kejadian cedera olahraga pada atlet terjadi pada saat latihan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
gambaran pengetahuan siswa/i tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan saat Berolahraga di SMA
Olahraga Rumbai Pekanbaru Tahun 2019. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi pada penelitian
ini adalah siswa/i kelas XI di SMA Olahraga Rumbai Pekanbaru yang berjumlah 80 siswa/i. Teknik
sampling dalam penelitian ini adalah tolal sampling yaitu mengambil semua anggota populasi untuk
dijadikan sampel penelitian. Hasil penelitian ini menyatakan sebanyak 69 orang (86.25%), sebanyak 10
orang (12.5%) yang memiliki pengetahuan cukup, sedangkan yang memiliki pengetahuan kurang hanya 1
orang (1.25%). Penelitian ini dapat dijadikan sebagai saranan informasi serta dapat dilanjutkan bagi

70
Jurnal Keperawatan Abdurrab Volume 3 No.1 Juli 2019

peneliti selanjutnya dengan menggunkan teknik metodologi yang berbeda dan wilayah yang berbeda
dengan judul penelitian yang sama.
Kata Kunci : Pengetahuan, P3K saat berolahraga

dengan memberikan perasaan tenang


PENDAHULUAN yang diderita oleh seseorang yang
Pertolongan pertama pada mengalaminya, dan mencegah bahaya
kecelakaan (First Aid) adalah upaya maut atau mempertahankan hidup,
pertolongan dan perawatan sementara meringankan penderitaan korban
terhadap korban kecelakaan sebelum pada korban, mengurangi rasa takut,
mendapat pertolongan yang lebih gelisah dan bahaya yang lebih besar,
sempurna dari dokter atau paramedik, mencegah penurunan kondisi korban.
pertolongan tersebut bukan sebagai Cedera olahraga yang terjadi pada
pengobatan atau penanganan yang pemain selain menggangu kesehatan
sempurna, tetapi hanyalah berupa juga dapat mengurangi kesempatan
pertolongan sementara yang dilakukan pemain tersebut untuk berprestasi secara
oleh petugas pertolongan pertama pada maksimal (Arovah, 2014).
kecelakaan (petugas medik atau orang Dalam melakukan pertolongan dan
awam) yang pertama melihat korban penangan cedera olahraga terlebih
(Cecep, 2015) dahulu mengetahui bagian badan yang
Kecelakaan dapat menyebabkan terkena cedera dan beratnya cedera
luka ringan bahkan luka berat serta tersebut. Secara umum, pasien tidak
kematian dikarenakan tubuh korban diperkenankan melakukan kegiatan
berbenturan dengan benda keras yang olahraga seperti biasa sampai kelainan
disebut trauma fisik. Bagi seorang tersebut betul-betul membaik, dan dapat
olahragawan, cedera yang terjadi dapat menggerakkan tubuh dengan nyeri yang
menghambat dan atau menghentikan minimal (Sudijandoko, 2014)
langkahnya untuk beraktivitas dan Cedera pada saat melakukan
meraih prestasi yang lebih tinggi. kegiatan olahraga disebabkan oleh
Cedera yang terjadi harus mendapatkan kecelakaan, pelaksanaan latihan yang
pertolongan dan pengobatan sedini jelek, peralatan yang tidak baik, kurang
mungkin, agar para olahragawan tidak persiapan kondisi fisik, dan pemanasan
mengalami kesakitan yang lebih fatal dan peregangan yang tidak memadai.
dan dapat menimbulkan kecacatan, Cedera umumnya terjadi saat
sehingga ia segera dapat mengikuti berolahraga dikarenakan dalam
aktifitas fisik, berlatih dan bertanding berolahraga para pelaku dituntut untuk
kembali (Ulfah, AR 2013) melakukan aktivitas fisik yang tinggi.
Menurut Rohardjo 2013 Cedera pada olahraga sering terjadi pada
pertolongan pertama ditujukan untuk olahraga yang bersifat kontak fisik (body
memberikan perawatan darurat secara contact) seperti beladiri, sepak bola,
cepat sebelum pertolongan yang lebih bola basket, dan sebagainya. Pada
mantap dapat diberikan oleh dokter olahraga sepak bola cedera yang dapat
serta untuk meringankan beban sakit ditimbulkan bisa bervariasi seperti
keseleo, kram, lecet, memar, dibandingkan dengan materi
perdarahan, patah tulang, dan dislokasi. bulutangkis, cedera yang sering timbul
Cedera ini bisa diderita di hampir hanya sebatas cedera lutut, bahu, dan
seluruh tubuh karena efek benturan. Jika paha. (Manadji, 2013).

71
Jurnal Keperawatan Abdurrab Volume 3 No.1 Juli 2019
kasus cedera/1000 orang atlet dan pada
saat latihan mencapai 4,0 kasus cedera
Mengetahui macam-macam jenis 1000 orang atlet (Hootman, dkk, 2016).
cedera juga merupakan salah satu hal Sebuah survei di Belanda mencatat
yang penting dalam penanganan faktor risiko cedera sendiri ada berbagai
pemberian pertolongan pertama dalam macam, diantaranya: umur, jenis
cedera olahraga. Karena dengan kelamin, karakter, pemanasan dan
mengetahui cedera yang dialami, kita peregangan, serta kelainan postur tubuh
bisa memberikan pertolongan pertama (Aminuddin Arifin, 2013 ). Cedera pada
yang paling tepat untuk cedera tersebut, olahraga futsal juga sering terjadi, dan
karena setiap cedera tidak selalu sama biasanya disebabkan oleh kondisi
dalam penanganan pertamanya. Cedera lapangan dan kurang siapnya fisik
yang pada umumnya terjadi saat pemain futsal sebelum bermain atau
berolahraga antara lain goresan, strain pertandingan (Wahyu, 2013).
dan sprain atau yang parah seperti patah
Berdasarkan data kementrian
tulang serta lainnya (Muttaqin, 2016).
pemuda dan olahraga (Kemenpora)
Prevalensi dari kejadian cedera
mengenai kajian penatalaksanaan
hamstring menurut American football
cedera olahragawan tahun 2015 dari
lebih dari 40%, sedangkan di Australia
133 responden terdapat sebagian besar
Rules Football menduduki urutan ketiga
92% kejadian cedera olahraga pada atlet
setelah cedera lutut dan ankel dengan
terjadi pada saat latihan. Cedera
presentase cedera hamstring 16%
olahraga diantaranya dapat disebabkan
(Rogan dkk, 2013).
oleh benturan pada saat latihan atau
Penyebab penurunan fleksibilitas
pertandingan, kelemahan otot, overuse
otot hamstring dapat diakibatkan oleh atau sarana dan pra sarana yang kurang
karena kelelahan dan memendeknya baik. Kegiatan yang dapat menyebabkan
otot hamstring. Sehingga dengan adanya
cedera olahraga adalah latihan 30%,
penurunan fleksibilitas otot hamstring kompetisi 35%, kelas Pendidikan
para olahrgawan khususnya pemain Jasmani dan Kesehatan (PENJASKES)
futsal atau sepakbola rawam terjadi 20% dan bermain informal 15%.
cedera otot hamstring. Dalam studi
Rumah Sakit Olahraga Nasional
penelitian pada Australia Football
(RSON) mendapatkan data bahwa di
League 2015 , ditemukan fakta bahwa
tahun 2018 Amerika Serikat
telah terjadi kasus cedera olahraga baru
menyebutkan tingginya angka kejadian
sejumlah rata-rata 39 kasus tiap klub
cedera olahraga baik pada orang dewasa
musimnya (22 pertandingan) dengan
dan anak-anak. Pada orang dewasa
kasus terbanyak adalah hamstring strain
mencapai angka 1,5 juta pertahun, dan
(seward H., 2015). Peneliti lain juga
setengahnya adalah cedera serius, pada
mengatakan bahwa total angka cedera
anak dan remaja angkanya lebih tinggi
olahraga saat permainan pada cabang
yaitu, 3 juta pertahun. Angka
cabang olahraga di United States of
kejadiannya sama antara pria dan
America (USA) (2015) mencapai 13,8
wanita, namun lebih tinggi dua kali lipat
pada olahraga kontak dibanding bola usia dini cedera pada leher 10,1%,
olahraga non kontak. Bagian tubuh yang bahu kanan 7,7%, bahu kiri 1,8%, bahu
sering cedera adalah lutut. kanan dan kiri 1,8%, siku kanan 3,6%,
Menururt Atay (2014) Angka siku kiri 3,0%, siku kanan dan kiri
kejadian cedera pada pemaian sepak

72
Jurnal Keperawatan Abdurrab Volume 3 No.1 Juli 2019
dilakukan di SMA Olahraga Rumbai
Pekanbaru bahwa hasil wawancara
1,2%, pergelangan tanagan kanan 8,9%, terdapat 10 siswa/siswi yang kurang
pergelangan tanagan kiri 5,4%, punggug mengetahui tentang Pertolongan
4,8%, pinganag 4,2%, panggul 1,8%, Pertama Kecelakaan Pada saat
lutut 11,8%, sendi dan engkel Berolahraga. Tujuan penelitian ini
21,0%.Menurut Riset Kesehatan Dasar adalah untuk mengetahui pengetahuan
(RISKESDAS, 2013) angka kejadian siswa/i kelas XI tentang pertolongan
cedera pada olahraga diwilayah jawa pertama pada kecelakaan saat
timur mencapai angka 3,5 %. berolahraga
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan Sari (2014) pengetahuan dan
ketrampilan siswa yang dilakukan di
SMAN 2 Sleman Yogyakarta METODE PENELITIAN
menunujukkan 43,3% kurang Penelitian ini menggunakan jenis
pengetahuan P3K. Selain itu penelitian penelitian kuantitatif dengan desain
ditingkat SMA di Jawa Tengah deskriptif. Penelitian ini dilakukan di SMA
sebelumnya menunjukan bahwa Olahraga Rumbai Pekanbaru Provinsi Riau.
pengetahuan bantuan hidup dasar siswa Sample pada penelitian ini adalah
SMA YPH menunjukan 62,7% tingkat siswa/siswi SMA Olahraga Rumbai kelas
pengetahuan kategori kurang, 4,5% kelas XI sebanyak 80 siswa/i.. Teknik
tingkat pengetahuan kategori buruk Hal sample yang digunakan adalah total
ini menunjukkan masih kurangnya sampling. Instrument penelitian yang
pengetahuan dan tindakan P3K digunakan pada penelitian ini adalah
dikalangan siswa SMA (Zulfa, 2014), kuesioner yang terdiri dari 20 pertanyaan/
adapun hasil penelitian yang dilakukan pernyataan. Pengolahan data merupakan
kharisma pada tanggal 30 Oktober 2015 bagian dalam rangkaiaan kegiatan yang
di SMA N 1 Binangun didapati bahwa dilakukan setelah pengumpulan data.
30 anggota Palang Merah Remaja Pengolahan data dilakukan dengan system
(PMR) belum pernah mendapatkan komputerisasi. Langkah – langkah
pengetahuan Pertolongan Pertama Pada pengolahan data meliputi editing, coding,
Kecelakaan saat ekstrakulikuler, hasil processing, cleaning, dan tabulating. Analisa
wawancara beberapa siswa anggota data dilakukan secata univariat.
PMR mengatakan bahwa pengetahuan
P3K yang dimiliki adalah pengetahuan Hasil penelitian yang dilakukan
dasar, dari sejarah PMR hingga teori pada tanggal 29 April 2019 dengan
tentang cara penanganan pingsan, sakit jumlah responden 80 orang dengan
perut hingga sesak nafas, namun mereka menggunakan kuesioner di SMA
belum pernah mendapatkan penyuluhan Olahraga Rumbai Pekanbaru untuk
terkait pelatihan penanganan fraktur. mengetahui tingkat pengetahuan siswa/i
Berdasarkan survey awal yang SMA Olahraga Rumbai Pekanbaru kelas
XI tentang Pertolongan Pertama Pada dilihat pada tabel dibawah ini :
Kecelakaan saat berolahraga di SMA Data Umum
Olahraga Rumbai Pekanbaru dapat

Tabel 1
Distribusi Frekuensi Siswa/i Berdasarkan Umur di SMA Olahraga
Rumbai Pekanbaru 2019

73
Jurnal Keperawatan Abdurrab Volume 3 No.1 Juli 2019
No Klasifikasi Umur FrekuensiPersentase (%)
(f)
1 16 Tahun 12 15 2 17 Tahun 52 65 3 18 Tahun 16 20
Jumlah 80 100%
dan yang paling sedikit berumur 16
Dari tabel 1 mayoritas responden berumur 17
tahun yaitu 52 orang (65%), Tabel 2 tahun yaitu 12 orang (15%)

Distribusi Frekuensi Siswa/i Berdasarkan Jenis Kelamin


di SMA Olahraga Rumbai Pekanbaru 2019
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
(F)
1 Laki-laki 49 61,2
2 Perempuan 31 38,7 Jumlah 80 100%
orang (61,2%) dan yang berjenis
Dari tabel 2 mayoritas responden (38,7%).
berjenis kelamin laki-laki yaitu 49 Tabel 3
kelamin perempuan sebanyak 31 orang
Distribusi Frekuensi Siswa/i yang Memperoleh Informasi tentang Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan saat Berolahraga di SMA Olahraga Rumbai
Pekanbaru 2019
No Memperoleh Informasi Persentase (%)
Frekuensi (f)
1 Pernah 80 100 2 Tidak - - Jumlah 80 100%
siswa/i (100%)
Dari tabel 3 semua responden
pernah mendapatkan informasi tentang
pertolongan pertama pada kecelakaan Tabel 4
saat berolahraga yaitu sebanyak 80
Distribusi Frekuensi Siswa/i Berdasarkaan Sumber Informasi tentang
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan saat Berolahraga di SMA Olahraga
Rumbai Pekanbaru 2019
No Sumber Informasi Frekuensi Persentase (%)
(f)
1 Guru 6 7,5 2 Tenaga Kesehatan 33 41,25 3 Koran/Majalah 2 2,5
4 Televisi 18 2,.5

74
Jurnal Keperawatan Abdurrab Volume 3 No.1 Juli 2019
5 Media Online 6 7,5 6 Penyuluhan 5 6,25 7 Materi Pelajaran 7
8,75 8 Sebutkan Lainnya (Pelatih) 3 3,75 Jumlah 80 100%
orang (41.25%).
Berdasarkan tabel 4, mayoritas
Data Khusus
responden memperoleh informasi
tentang pertolongan pertama pada
kecelakaan saat berolahraga, yaitu dari Tabel 5
tenaga kesehatan dengan jumlah 33
Distribusi Frekuensi Siswa/i Berdasarkan Pengetahuan Tentang Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan Saat Berolahraga di SMA Olahraga Rumbai
Pekanbaru 2019
No Kategori Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Baik 69 86,25 2 Cukup 10 12,5 3 Kurang 1 1,25 Jumlah 80
100%
Berdasarkan tabel 4.5 mayoritas kita ketahui bahwa mayoritas
Responden memiliki pengetahuan Pengetahuan Siswa/i tentang
tentang Pertolongan Pertama Pada Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Kecelakaan saat Berolahraga yaitu Saat Berolahraga berada pada kategori
sebanyak 69 orang (86.25%), sebanyak baik. Pengetahuan adalah hasil
10 orang (12.5%) yang memiliki pengindraan manusia atau hasil tahu
pengetahuan cukup, sedangkan yang seseorang terhadap obyek melalui indra
yang dimilikinya (mata, hidung, telinga,
memiliki pengetahuan kurang hanya 1
dan sebagainya) (Notoadmojo 2012).
orang (1.25%).
Hal yang dimaksud tahu disini bahwa
semakin sering individu ataupun
Pembahasan
seseorang mendapatkan informasi maka
Dari hasil penelitian yang
semakin tinggi pula pengetahuan yang
dilakukan pada tanggl 29 april 2019 di
di dapat. Hal ini sejalan dengan
SMA Olahraga Pekanbaru yang
penelitian yang di lakukan di SMA
berjudul “Gambaran Pengetahuan
Olahraga mayoritas siswa/i sudah
Siswa/i tentang Pertolongan Pertama
mendapat informasi tentang Pertolongan
Pada Kecelakaan saat Berolahraga di
Pertama pada Kecelakaan saat
SMA Olahraga Rumbai Pekanbaru
Berolahraga.
Provinsi Riau tahun 2019” yaitu
Menurut peneliti tingginya tingkat
sebanyak 69 orang (86.25%) memiliki
pengetahuan baik, 10 orang (12.5%) pengetahuan siswa/i tentang
memiliki pengetahuan cukup, hanya 1 Pertolongan Pertama pada Kecelakaan
orang (1.25%) yang memiliki saat Berolahraga dapat dipengaruhi oleh
pengetahuan kurang. beberapa faktor yaitu faktor usia,
Dari hasil penelitian diatas dapat pendidikan, dan sumber informasi.

75
Jurnal Keperawatan Abdurrab Volume 3 No.1 Juli 2019
pengetahuan masyarakat tentang
informasi baru, seperti televisi, radio,
Menurut Ariani 2014 pada sumber surat kabar, majalah, penyuluhan dan
informasi kemajuan teknologi lain-lain. Dari penelitian ini diketahui
menyediakan bermacam-macam media dari 80 responden sumber informasi
masa yang dapat mempengaruhi yang di peroleh siswa/i di SMA
Olahraga Rumbai Pekanbaru yang P3K. Penelitian serupa juga yang
paling banyak yaitu dari tenaga dilakukan Zulfa, 2014 tingkat SMA di
kesehatan sebanyak 33 orang siswa/i Jawa Tengah bahwa pengetahuan
(41.25%). Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Usia merupakan rentang waktu pada siswa SMA YPH menunjukan
seseorang yang dimulai sejak dia 62,7% tingkat pengetahuan kategori
dilahirkan hingga berulang tahun. Jika kurang, 4,5% tingkat pengetahuan
seseorang itu memiliki usia yang cukup kategori buruk.
maka akan memiliki pola pikir yang
matang. Usia sangat berpengaruh
terhadap daya tangkap sehingga KESIMPULAN
pengetahuan diperolehnya akan Hasil penelitian yang dilakukan
semakin baik. Selain faktor usia, faktor di SMA Olahraga Rumbai Pekanbaru
pendidikan juga mempengaruhi Provinsi Riau tentang Gambaran
pengetahuan siswa/i untuk Pengetahuan siswa/i tentang Pertolongan
mengembangakan kepribadian dan Pertama pada Kecelakaan saat
kemampuan didalam dan diluar sekolah Berolahraga, secara keseluruhan
yang berlangsung seumur hidup. mayoritas pengetahuan siswa/i berada
Pendidikan mempengaruhi proses pada kategori baik yaitu 69 siswa/i
belajar , semakin tinggi pendidikan (86.25%) dimana responden banyak
seseorang maka semakin mudah orang mendapat sumber informasi dari tenaga
tersebut untuk menerima informasi. kesehatan.
Didapatkan hasil penelitian yang
sama oleh peneliti bahwa pengetahuan REFERENSI
dari pemahaman siswa/i SMA tentang
Cecep (2015). Pertolongan Pertama.
pertolongan pertama dalam cedera
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
olahraga dengan hasil perhitungan
Kep) Volume: 1. Jakarta. Universitas
terdapat 16 siswa/i yang dapat
Muhammadiyah Jakarta.
menjawab semua pertanyaan 7 soal
Muttaqin, (2016). Faktor Timbulnya Cedpera
dengan benar, 7 siswa/i dapat menjawab
6 soal dengan benar, 1 siswa/i Olahraga. Jurnal Media Ilmu
menjawab 5 soal dengan benar dan 1 Keolahragaan
orang menjawab 4 soal dengan benar,
Notoatmodjo, S. (2013). Metodologi
bahwa pengetahuan siswa/i tentang
pertolongan pertama pada kecelakaan Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
dikategorikan baik. Cipta.
Hal ini sedikit berbeda dari Rahardjo, Budi. (2014) Pencegahan Cedera
penelitian yang dilakukan Sari (2014) dan Pertolongan Pertama Pada
bahwa pengetahuan dan keterampilan Kecelakaan, Depdikbus,
siswa yang dilakukan di SMAN 2 Rogan dkk (2013) . Pertolongan
Sleman Yogyakarta menunujukkan Pertama..PT Gramedia. Jakarta
43,3% kurang tentang pengetahuan

76
Jurnal Keperawatan Abdurrab Volume 3 No.1 Juli 2019

Rogan, dkk. (2013). Manusia dan Olahraga.


Bandung: ITB dan FPOK IKIPpp M.
Taylor, Paul dan K. Taylor, Dippane.
2002. Mencegah dan Mengaptasi
Cedera Olahraga. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada
Seward H . (2015). Tindakan Para Medis
Terhadap Kegiatan dan Pertolongan
Pertama. Buku Kedokteran EGC.
Jakarta
Sumosadjuno, Sadoso. (2015). Sehat &
Bugar, Petunjuk Praktis Berolahraga
yang Benar. Jakarta:p PT. Gramedia
Pustaka Utama

Swasanti, dkk (2014.). Pepdoman Praktis


Pertolongan Pertapma Pada
Kedaruratan. Yogyakartap :

You might also like